ANNUAL REPORT 2015 pt. bank antardaerah
Halaman sengaja dikosongkan
w w w.ba nk- a nta rda era h.com
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 3
DAFTAR ISI
04 05 06 07 08 11 14 16 18 19 Halaman sengaja dikosongkan
Pencapaian 2015 Pertumbuhan 2010 - 2015 Profil Bank Antardaerah Struktur Organisasi Kegiatan 2014 Visi - Misi Sambutan Presiden Komisaris Sambutan Presiden Direktur Profil Dewan Komisaris Profil Dewan Direksi
21 39
Laporan Manajemen Sasaran, Strategi & Kebijakan Manajemen
59 63 78 95 101 105
Satuan Kerja Audit Intern Manajemen Risiko
Tata Kelola Perusahaan Produk dan Layanan Jaringan Kantor Lampiran - lampiran
4 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 5
Pencapaian 2015
Pertumbuhan 2010 - 2015
16,55 %
72,43 %
Rasio Kecukupan Modal Minimum
Loan to Deposit Ratio (LDR)
0,47 %
1,34 %
Imbal Hasil Aset
Rasio Kredit Bermasalah
3,36 %
95,86 %
Hasil Ekuitas
patan Operasional
Capital Adequacy Ratio (CAR) /
Return On Asset (ROA)/ Rasio
Return Of Equity / Rasio Imbal
4,52 %
Net Interest Margin (NIM)/ Pendapatan Bunga Bersih
PERTUMBUHAN ASET
PERTUMBUHAN DPK
Non Performing Loan (NPL) /
BOPO (Biaya Operasional Penda-
PERTUMBUHAN KREDIT
PERTUMBUHAN LABA SEBELUM PAJAK
6 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 7
Pencapaian 2014
Profil Perusahaan Pada awalnya, nama PT. Bank Antardaerah adalah PT. Bank Republik yang didirikan di Surabaya berdasarkan akte notaris Anwar Mahayudin, SH nomor 17 tanggal 5 Maret 1958 yang anggaran dasarnya disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui surat keputusan nomor J.A5/113/7 tanggal 23 November 1958 dan telah diumumkan dalam lembaran tambahan nomor 643. Perubahan nama dari PT. Bank Republik menjadi Bank Antardaerah disahkan berdasarkan akte perubahan no. 41 tanggal 11 Juli 1958 yang dibuat dihadapan Meester Liem Hie Thaij dan telah diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 Oktober 1960 nomor 83, tambahan nomor 643/1960.
Perseroan Terbatas, sebagaimana termuat dalam Akta tanggal 5 Januari 2009, Nomor 03, yang dibuat dihadapan Imam Sudjono Hermanto, Sarjana Hukum, Notaris di Surabaya. Setelah lebih dari 50 tahun melayani Nasabah, pada akhir tahun 2009 dilakukan penambahan modal disetor dan ditempatkan sebesar Rp. 5.000.000.000,- sehingga total Pada tanggal 16 Oktober 1992, modal disetor menjadi Rp 100.250.000.000,berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia termuat dalam Akta peryataan keputusan no. 25/74/KEP/DIR secara resmi status rapat nomor 36 tanggal 21 Desember 2009. Bank Antardaerah meningkat menjadi Bank Perubahan dimaksud telah dilaporkan Devisa. kepada Bank Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan dan Pemberitahuan Perubahan Menyusul perubahan anggaran Anggaran Dasar PT. Bank Antardaerah dasar mengenai peningkatan modal dasar yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan perseroan dari Rp. 120.000.000.000,- menjadi Hak Asasi Manuasia Republik Indonesia Rp 200.000.000.000,- dan penyesuaian Direktorat Jenderal Administrasi Hukum anggaran dasar menurut ketentuan Undang- Umum tertanggal 25 Januari 2010, Nomor Undang Republik Indonesia No. 1 tahun AHU-AH.01.10-01966. Sehingga, Bank 1995 tentang Perseroan Terbatas, termuat Antardaerah dapat dipastikan telah memenuhi dalam akta tanggal 25 Januari 2002, No. 37, ketentuan permodalan yang telah diatur dibuat dihadapan Imam Sudjono Hermanto, dalam Peraturan Bank Indonesia No. 7/15/ Sarjana Hukum, Notaris di Surabaya, dan PBI/2005 sebagaimana diubah oleh PBI telah mendapat pengesahan dari Menteri No. 9/16/PBI/2007 perihal Jumlah Modal Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Inti Minimum Bank Umum. Surat Keputusan No. C-3259 HT.01.04. TH.2002 tanggal 27 Pebruari 2002, serta Sampai dengan akhir tahun 2014 telah diumumkan dalam Berita Negara Bank Antardaerah telah mempunyai 30 Republik Indonesia, tertanggal 18 Juli 2003 jaringan kantor yang terdiri dari 8 kantor nomor 57 tambahan nomor 5632 / 2003. cabang, 17 kantor cabang pembantu dan 5 kantor kas yang tersebar di Jawa, Bali Selanjutnya Anggaran dasar diubah dan Lombok. seluruhnya dan disesuaikan dengan UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
8 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 9
Kegiatan 2015 UNDIAN TABUNGAN ANDA BERHADIAH
Pencapaian 2014 Literasi Edukasi
Yang diselenggarakan oleh Kantor Cabang Denpasar dengan sasaran siswa siswi Sekolah Dasar
Undian yang diundi setiap 6 bulan sekali dengan hadiah yang beragam
Literasi Edukasi
Yang diselenggarakan oleh Kantor Cabang Denpasar dengan sasaran siswa siswi Sekolah Dasar
Sosialisasi EWS (Early Warning System)
Yang diselenggarakan di Kantor Pusat Operasional
Kegiatan Bedah Buku
Dilaksanakan oleh Kantor Cabang Mataram
Adalah salah satu program pelatihan yang dilaksanakan untuk semua Kepala Bagian di Bank Antardaerah
Rapat Pimpinan
Yang merupakan salah satu agenda rutin yang dilakukan oleh para pejabat eksekutif Bank Antardaerah
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 1
Visi Menjadikan Bank Antardaerah sebagai bank yang sehat, solid, dapat dipercaya serta lebih mampu berperan dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Misi Mengoptimalkan peranan Bank Antardaerah sebagai lembaga intermediasi dan memfokuskan diri sebagai retail banking dengan memberikan layanan terbaik kepada nasabah serta memaksimalkan keuntungan perusahaan untuk kepentingan seluruh karyawan dan pemegang saham.
Halaman sengaja dikosongkan
1 2 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 3
Struktur Kepemilikan
Susunan Dewan Komisaris
Untuk memenuhi peraturan Bank Indonesia no. 71/15/PBI/2005 mengenai ketentuan permodalan, secara bertahap telah dilakukan penambahan setoran modal, yakni pada tahun 2006 sebesar Rp 5 milyar, tahun 2007 sebesar Rp 12 milyar, pada tahun 2008 sebesar Rp 5 milyar dan pada tahun 2009 ada penambahan setoran modal sebesar Rp 5 milyar. Dengan demikian sampai dengan akhir tahun 2009 jumlah modal disetor sebesar Rp 100.250.000.000,-. Adapun komposisi kepemilikan saham PT. Bank Antardaerah saat ini sebagai berikut :
Presiden Komisaris
Ahadiat Wargana
RINCIAN KEPEMILIKAN SAHAM
Komisaris
Yudo Sutanto
Komisaris Independen
Edy Prayitno
Komisaris Independen
Imbang Setiamihardja (*)
(Modal Disetor dalam jutaan Rupiah)
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Modal Disetor
Persentase
Ahadiat Wargana
801.654
80.165,4
50,00
Yudo Sutanto
320.662
32.066,2
20,00
Indrawati
290.575
29.057,5
18,12
Hendra Setiawan
190.417
19.041,7
11,88
1.603.308
160.330,8
100,00
TOTAL
Dewan Komisaris
*) Efektif mengundurkan diri per Tanggal 01 Juli 2015
Susunan Dewan Direksi Direksi Presiden Direktur
Bujung R. Hanani
Direktur
Tang Amir
Direktur
Rachmat Otojo
Direktur
Argo Budi Tjahjono
1 4 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Sambutan Presiden Komisaris
© ramonespelt - Fotolia.com #71967345
Selama tahun 2015 ini, Dewan Komisaris menyadari bahwa perjalanan kegiatan bisnis Bank Antardaerah diwarnai beragam tantangan yang tidak mudah, tidak hanya dari sisi eksternal tetapi juga dari internal. Indikator-indikator tersebut mempengaruhi kinerja perbankan pada umumnya, termasuk memberikan tekanan bagi kinerja Bank Antardaerah.
et ent ercimi squas olorro odi
es Beberapa diantara indikator eksternal dimaksud antara lain dimulai dari kondisi Amerika Serikat dimana bunga acuan negara tersebut yang kenaikannya didengungkan sejak akhir 2013, namun baru terealisasi pada bulan Desember 2015, perekonomian Cina melambat menjadi 6,9% pada kuartal ketiga yang merupakan tingkat pertumbuhan terendah semenjak krisis keuangan global, dari sisi domestik antara lain realisasi vit, sin conessi nctemporum quatur sima volorio As doloriant, sero dolo dolor rem ilibus, belanja modal pemerintah lebih rendah, impor barang modal turun utamanya jenis alat angkutan dan mesin. Secara kuartalan, ekspor barang juga menurun sebesar 5,98% akibat turunnya harga komoditas, serta melambatnya perekonomian negara-negara mitra dagang utama. Sedangkan dari sisi internal dalam rangka memenuhi action plan agar Bank Antardaerah tetap di buku II, per bulan © ramonespelt - Fotolia.com #72352378 juni 2015 Bank Antardaerah melakukan jual beli bersyarat dengan Bank Windu Kentjana Internasional. Proses tersebut sampai saat ini masih berlangsung sesuai jadwal yang telah disepakati sampai nantinya dilakukan merger. Diharapkan ke depan dengan terjadinya proses merger tersebut akan membawa dampak yang sangat positif terhadap kelangsungan Bank Antardaerah.
.com 9845
aut olupta
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 5
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karuniaNya, Bank Antardaerah dalam kondisi yang sulit secara umum mampu menunjukan kinerja yang cukup baik pada periode tahun 2015. Dewan Komisaris memberikan apresiasi kepada Direksi dan Ugias aceprovit, sin conessi nctemporum quatur sima volorio seluruh karyawan, mengingat beberapa indikator kinerja yang sudah ditargetkan masih bisa tercapai, walaupun tantangan yang dihadapi tidak mudah. Di antaranya bisa dilihat pada kinerja pertumbuhan total aset per 31 Desember 2015 meningkat dibanding tahun 2014 yaitu menjadi Rp1,923 triliun, sementara itu laba bersih mencapai Rp 6,7 miliar. Indikator keuangan tahun 2015, pinjaman Falcon Eyes - Fotolia.com menjadi sebesar Rp 1,119©triliun, Dana Pihak Ketiga menjadi sebesar Rp 1,545 triliun. Untuk Rasio #65402914 keuangan utama Bank seperti CAR yang mencapai 16,55%, Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 72,43% dan NPL gross sebesar 1,34%, dari sisi rentabiliatas yaitu ROA 0,47%, ROE 3,36% dan Rasio NIM sebesar 4,48% meskipun muncul tren yang kompetitif bagi suku bunga pinjaman dan dana di sektor perbankan. Selama tahun 2015 secara terus menerus menerapkan praktek Good Corporate Governance (GCG) di semua unit dan kerangka kerja Manajemen Risiko yang kuat demi memenuhi Aceprovit, sin conessi nctemporum quatur sima volorio standar praktek terbaik di industri perbankan. Praktek-praktek GCG di tingkat Dewan Komisaris dan Komite-Komite (Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi) menjunjung tinggi transparansi perusahaan.
Selama tahun 2015, terdapat perubahan dalam komposisi Dewan Komisaris Independen yaitu Bapak Imbang Setiamihardja yang mengundurkan diri karena alasan kesehatan, sedangkan untuk Direksi tidak ada perubahan. Dalam hal Manajemen Risiko, Bank Antardaerah menerapkan tata kelola risiko pada tahun 2015 sebagai bagian dari struktur tata kelola perusahaan, dan akan terus meningkatkan pelaksanaan sistem dan budaya manajemen risiko serta untuk memenuhi persyaratan Basel II, Basel III maupun praktek-praktek manajemen risiko internasional yang terbaik lainnya. Sebagai bagian dari pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, kami senantiasa melakukan penilaian kinerja di jajaran perangkat Dewan Komisaris sebagai perbaikan dan upaya peningkatan kinerjanya. Penilaian tersebut dilakukan baik terhadap rekomendasi yang diajukan maupun terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Dewan Komisaris. Berdasarkan hasil evaluasi dimaksud, Dewan Komisaris menilai seluruh perangkat yang meliputi Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi telah menjalankan tugas dengan baik walaupun sampai akhir tahun 2015 pengunduran diri Bapak Imbang Setiamihardja belum ada penggantinya di karenakan masih adanya proses akuisisi oleh Bank Windu Kentjana Internasional. Masing-masing komite telah memberikan masukan dan rekomendasi yang berkualitas dengan penjelasan latar belakang permasalahan dan argumentasi yang relevan untuk setiap permasalahan yang dibahas. Untuk menjaga kesinambungan kinerja yang baik, Dewan Komisaris mengamanatkan kepada seluruh anggota komite di bawah Dewan Komisaris untuk senantiasa meningkatkan kompetensi serta konsisten dalam pelaksanaan tugas dengan dedikasi dan integritas yang tinggi, mengingat tantangan di tahun 2016 akan semakin besar, terutama mengingat organisasi bisnisnya yang semakin kompetitip. Hubungan yang terjalin baik dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, intansi terkait serta stakeholder lainnya merupakan hal yang penting. Kami sangat berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang telah berikan kepada Bank Antardaerah. Dukungan tersebut akan mempertahankan keberhasilan dan pertumbuhan Bank Antardaerah di masa yang akan datang. Surabaya, 31 Desember 2015
Ahadiat Wargana Presiden Komisaris
1 6 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Sambutan Presiden Direktur Pertumbuhan, adalah keinginan pribadi yang menggeluti usahanya dengan serius, dan sejujurnya pertumbuhan akan dicapai oleh pribadi yang focus dalam mengelola usahanya. Demikian juga Bank Antardaerah yang punya visi pertumbuhan bukan hanya untuk keperluan kami, namun lebih dari itu adalah untuk kepentingan seluruh stake holder termasuk di dalamnya adalah para nasabah yang telah dengan setia mendukung kami. Apa daya jika di beberapa tahun terakhir, perekonomian secara nasional mengalami tekanan yang cukup kuat dari dunia internasional, walau demikian, kami masih bersyukur dengan kebijakan pemerintah yang mendorong penguatan daya beli masyarakat melalui belanja pemerintah maupun pembangunan infrastruktur di segala lini maupun wilayah yang terlihat jauh lebih merata di Indonesia. Dengan lebih mementingkan menjaga pengelolaan bank yang lebih prudent untuk menghadapi perekonomian yang cukup berat, Bank Antardaerah memilih untuk melakukan pengelolaan likuiditas yang hati-hati dengan menjaga cadangan dana cukup besar dan sekaligus mengelolanya dengan bijak agar Bank Antardaerah tetap bisa menjaga dan mendukung nasabah kami tercinta. Kami lebih memilih dengan terus menekan suku bunga kredit di level yang tidak membebani nasabah kredit dan memberi suku bunga dana yang kompetitif walaupun dengan demikian kami harus mengorbankan Net Interest Margin yang berakibat melemahnya pertumbuhan laba usaha. Walaupun demikian, sebagai terima kasih kami kepada jajaran Sumber Daya Manusia Bank Antardaerah yg bukan hanya sebagai Human Capital namun lebih sebagai partner dalam menjalani kehidupan usaha dan sekaligus menghadapi tantangan perekonomian, kami terus berusaha meningkatkan kapabilitas dan kesejahteraan hidup pada jajaran para partner kami. Demikian juga kepada para nasabah yang bisa dikatakan adalah The Real Capital dari usaha perbankan, bukan hanya memperhatikan dari sisi pricing, kami juga terus berusaha untuk memberikan rasa aman dan kemudahan dengan menjaga kesehatan usaha dengan terus menekan Non Performing Loan, juga kami tidak berhenti dalam menjaga pengamanan dana yang dititipkan pada kami melalui sarana prasarana hingga technology yang baik dan prima seperti Debit Card Bank Antardaerah yang sudah siap dengan CHIP. Akhir kata, atas nama Direksi, saya menyampaikan penghargaan setinggi tingginya kepada para pemegang saham yang telah mendukung dan mendorong kami dengan lebih professional dalam mengelola bank, begitu terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada staf dan karyawan karena tanpa mereka kami tak akan mungkin terus menjaga komitmen dalam melayani para nasabah. Terima kasih kami juga kepada para nasabah kami yang setia, yang telah mempercayai Bank Antardaerah serta terus mendorong kami untuk senantiasa berupaya meningkatkan kinerja dan menjadi semakin lebih baik.
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 7
Terima kasih kepada Dewan Komisaris yang telah memberikan arahan dan koordinasi yang baik, dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan sungguh tak ternilai dalam upaya menuju bank berkinerja baik. Saya juga berterima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia atas bimbingan, arahan dan dukungan yang telah diberikan, sehingga Bank Antardaerah tetap menjadi bank yang bertumbuh dan sehat. Yang terakhir saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya atas dukungan, kerja sama dan team work yang kuat kepada rekan-rekan Direksi yang dengan bahu-membahu menjaga dan terus meningkatkan kinerja Bank Antardaerah. Kiranya Tuhan senantiasa memberikan perlindungan dan rahmat-Nya kepada kita semua untuk menyongsong hari depan yang lebih baik. Surabaya, 31 Desember 2015
Bujung R Hanani Presiden Direktur
1 8 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Profil Dewan Komisaris
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 9
Profil Dewan Direksi
Ahadiat Wargana Presiden Komisaris
Lahir di Bandung, Jawa Barat. Memulai karir di Bank Antardaerah dengan menjadi Komisaris sejak tahun 1990. Berbekal pengalaman bisnis dan hbungan baik dengan berbagai kalangan merupakan kunci penting dalam memberikan acuan yang positif dalam langkah perkembangan Bank Antardaerah.
Yudo Sutanto Komisaris
Lahir di Malang, Jawa Timur. Memulai karir sebagai Direktur Bank Antardaerah sejak tahun 1982. Kemudian pada tahun 1990 sebagai Presiden Direktur, tahun 1999 sebagai Ketua Dewan Audit Bank Antardaerah. Mulai Maret 1999 menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris.
Edy Prayitno Komisaris
Lahir di Cilacap tahun 1960. Merintis karir di dunia perbankan saat bergabung bersama Bank Majapahit Jaya tahun 1980. Selanjutnya mengembangkan karirnya bersama Prima Master Bank hingga tahun 2012 dengan menjabat berbagai posisi penting. Pendalaman terhadap ilmu perbankan ditempuhnya dengan berkarir di STIE Perbanas Surabaya sejak tahun 2005. Beliau bergabung sebagai anggota Dewan Komisaris Bank Antardaerah mulai Januari 2013.
Rachmat Otojo
Direktur Operasional
Lahir di Surabaya, Jawa Timur. Memulai karirnya di Bank International Indonesia mulai 1986 hingga 1995 sebagai Senior Manager. Di tahun 1996, beliau bergabung dengan Bank Putra Surya Perkasa sebagai Pemimpin Cabang di Kantor Cabang Utama Surabaya dan selanjutnya menjabat sebagai Kordinator Wilayah Jawa Timur. Tahun 1999, beliau bergabung dengan Bank IndoMonex sebagai Pemimpin Cabang Surabaya, dan kemudian dipercaya menjabat sebagai Direktur Operasional periode 2001 - 2005 dan sebagai Direktur Marketing hingga tahun 2007. Pada tahun 2007 dipercaya sebagai Komisaris Independen di Bank Prima Master sampai September 2011, dan sejak Nopember 2011 bergabung bersama di Bank Antardaerah sebagai Direktur.
Bujung R. Hanani Presiden Direktur
Lahir di Surakarta, Jawa Tengah. Menyelesaikan pendidikannya di jurusan Ekonomi Manajemen di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Karir terakhir dijalani bersama Royal Bank pada tahun 2004, saat beliau dipercaya untuk menduduki jabatan Direktur hingga akhirnya menjabat Presiden Direktur. Dengan melihat pencapaiannya, maka Bank Antardaerah tidak ragu untuk mempercayakan posisi Presiden
Tang Amir
Direktur Bisnis
Lahir di Rantau Prapat, Sumatra Utara. Karirnya diawali sebagai Kabid. Keuangan di PT. Sumber Sejahtera Indonusa, Medan. Selanjutnya menekuni dunia perbankan di Bank SBU pada tahun 1989 hingga menduduki posisi Pemimpin Cabang. Berbekal pengalaman dalam bisnis perbankan, pada tahun 1999 bergabung dengan Bank Antardaerah sebagai Pemimpin Kantor Cabang Mataram, hingga diangkat menjadi Direktur Operasional sejak Juni 2005. Kemudian, terhitung sejak tahun 2010 beliau diangkat menjadi Direksi Marketing.
Argo Budi T.
Direktur Kepatuhan
Lahir di Trenggalek, Jawa Timur pada tahun 1960. Menyelesaikan S-1 di Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya, Malang. Beliau memperoleh gelar Magister Akuntansi dari Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya pada tahun 2008. Beliau juga aktif mengikuti berbagai kursus dan pelatihan di bidang perbankan, audit keuangan, dan juga manajemen risiko. Sejak Mei 2009 dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Operasional di Bank Antardaerah. Kemudian beliau diangkat menjadi Direksi Kepatuhan sejak tahun 2011.
2 0 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Profil Pejabat Eksekutif Robert Adrianto
Kepala Divisi Operasional
Lahir 24 September 1969 di Surakarta, Jawa Tengah. Tahun 2002 beliau menjalani karir pertama kali menjadi seorang bankir sebagai karyawan pelaksana IT di Kantor Pusat Operasional Bank Antardaerah Surabaya. Kemudian beliau juga menjabat sebagai Kepala Bagian IT dan Kepala Urusan IT pada tahun 2002 dan 2006, selain memiliki basic dibidang IT dan aktif dalam kegiatan pelatihan maupun seminar perbankan yang diadakan oleh perusahaan maupun diluar perusahaan, beliau juga terbilang sangat memahami sistem operasional dengan baik, sehingga pada tahun 2010 beliau kembali mendapat kepercayaan menduduki Kepala Divisi Operasional di Kantor Pusat Operasional Bank Antardaerah.
Endang Yuniati
Kepala Divisi Treasury
Lahir di Mojokerto, Jawa Timur 04 Juni 1968, Lulus pendidikan S1 di Unika Widya Mandala Surabaya tahun 1992, Berkarir di Bank Antardaerah sejak tahun 1992. Sebagai Karyawan Pelaksana Teller Valuta Asing dan tahun 2007 menjabat sebagai Kepala Urusan Treasury dimana sebelumnya juga sempat menjadi Karyawan Pelaksana di Bagian Export - Import. Aktif di berbagai macam kegiatan pelatihan dan seminar telah membuat pengalaman serta karir beliau terus menanjak, sejak tahun 2013 beliau dipercaya sebagai Kepala Divisi Treasury di Bank Antardaerah.
Jos Tjahjono
Kepala Divisi Bisnis
Lahir 11 April 1965 di Malang, Jawa Timur. Menyelesaikan program study S1 di Universitas Surabaya tahun 1989 dan S2 di Stie Perbanas tahun 2009. Berkarir didunia perbankan dimulai sejak tahun 1990 hingga 1995 di bank International Indonesia dengan jabatan terakhir sebagai Pemimpin Capem. Berbekal pengalaman di Bank International Indonesia selama lima tahun kemudian beliau mengembangkan karirnya bersama Bank Antardaerah sebagai Pemimpin Cabang Malang, Pucang Anom dan Semarang. Saat ini beliau dipercaya sebagai Kepala Divisi Pengembangan Bisnis di Kantor Pusat Operasional Bank Antardaerah Surabaya.
Fauzi
Kepala Satuan Kerja Audit Intern
lahir di Medan 24 Oktober 1958. Mengawali karir sebagai Dept. Head Int Banking di Bank Niaga Medan dan Ujung Pandang antara tahun 1989 hingga 1990, selanjutnya beliau menjabat sebagai Div Head Int. Banking di Bank Niaga Surabaya ditahun 1993. Beliau bergabung dengan Bank Antardaerah sejak tahun 1998 sebagai Kepala Urusan Exim di Kantor Pusat Bank Antardaerah Surabaya, jabatan terakhir beliau sebelum menjabat sebagai Kepala Divisi adalah Pimpinan Kantor Cabang Bongkaran
Andik Yulianto
Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko
Lahir di Surabaya tahun 1981. Memulai karir sebagai pengajar di Universitas Airlangga Surabaya di tahun 2004 yang juga tempat beliau menyelesaikan program pendidikan S1 nya. Beliau mulai terjun di dunia perbankan di tahun 2005 sampai dengan tahun 2006 di Bank Halim Indonesia dengan posisi terakhir sebagai SKMR. Beliau bergabung dengan Bank Antardaerah sejak tahun 2009 sebagai Satuan Kerja Manajemen Risiko. Berbagai kegiatan pelatihan dan seminar di bidang Manajemen Risiko dan Perbankan yang diikuti semakin memperkaya pengalaman beliau dalam bidang Manajemen Risiko Perbankan. Sehingga mulai tahun 2013 beliau dipercaya sebagai Kepala Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) di Kantor Pusat Operasional Bank Antardaerah Surabaya. Disamping itu beliau juga aktif dalam kegiatan pelatihan / seminar dunia perbankan yang diadakan didalam maupun luar kota.
Laporan Manajemen
2 2 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 2 3
Laporan Manajemen
Gejolak perekonomian di Indonesia nampaknya masih dibayang-bayangi oleh ketidakpastian perekonomian global, berdasarkan laporan semester II Bank Indonesia, setidaknya ada 3 hal yang menjadi sumber ketidakpastian global yang dapat memberikan kejutan terhadap kondisi sistem keuangan Indonesia, yaitu: - Realisasi pertumbuhan Amerika Serikat yang belum sesuai dengan ekpekstasi banyak pihak yang menyebabkan kebijakan normalisasi suku bunga yang tidak fixed, disamping itu, kebijakan ekonomi di Eropa dan Jepang yang mengarah kepada kebijakan suku bunga negatif ( negative interest rate ) turut menambah likuiditas global yang memiliki dampak semakin liarnya lalu lintas dana global. - Penguatan mata uang USD terhadap hampir seluruh mata uang dunia. Membaiknya fundamental ekonomi Amerika Serikat disaat yang sama terjadi pelemahan ekonomi Tiongkok, memicu ekspektasi positif investor yang mencari risk adjusted return yang lebih tinggi. - Pelemahan harga komoditas internasional disebabkan perlambatan ekonomi global, ditunjang lagi oleh penguatan USD melalui mahalnya harga impor.
Sejalan dengan perlambatan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat di 2015. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,8%, lebih rendah dari 5,0% pada tahun 2014. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh ekspor yang menurun seiring lemahnya permintaan global dan penurunan harga komoditas. Hal ini terkonfirmasi dari sisi regional yang menunjukkan perlambatan ekonomi terutama dialami daerah yang berbasis sumber daya alam. Sejalan dengan ekspor yang masih lemah, pertumbuhan investasi relatif terbatas. Investasi bangunan tumbuh meningkat ditopang realisasi proyek-proyek infrastruktur pemerintah, sementara investasi nonbangunan masih terbatas. Namun, pertumbuhan ekonomi masih dapat ditopang oleh konsumsi yang masih cukup kuat, baik rumah tangga maupun pemerintah. Tingkat inflasi pada tahun 2015 cukup rendah yaitu berada di bawah 3%. Inflasi yang rendah tersebut didukung oleh inflasi volatile food yang rendah, administered prices yang mengalami deflasi, dan inflasi inti yang terkendali. Inflasi kelompok volatile food tercatat cukup rendah, didukung oleh kecukupan pasokan bahan pangan. Sementara itu,administered prices diperkirakan mengalami deflasi, seiring dengan menurunnya harga energi dunia di tengah reformasi subsidi. Di sisi lain, inflasi inti tetap terkendali, didukung oleh ekspektasi yang terjaga, dampak passthrough pelemahan nilai tukar yang terbatas dan tekanan permintaan yang relatif lemah. Hal ini tidak terlepas dari peran kebijakan Bank Indonesia dalam mengelola permintaan domestik, menjaga stabilitas nilai tukar, dan mengarahkan ekspektasi inflasi, serta semakin baiknya koordinasi kebijakan pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah.
Ketidakpastian kondisi global tersebut, sayangnya disertai oleh pelemahan kinerja perekonomian Indonesia sehingga tekanan di pasar keuangan turut meningkat. Indikasi tekanan pada ekonomi Indonesia tercermin pada beberapa variabel ekonomi, diantaranya penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 7.1%, meningkatnya Surat Berharga Negara 10 tahun menjadi 8.26%, perlambatan intermediasi perbankan tercermin dari menurunnya Loan to Deposit Ratio dari 89.30% pada semester II 2014 menjadi 88.62% pada semester I 2015 yang dipicu oleh meningkatnya resiko perbankan, tercermin dari resiko kredit, pasar, dan likuiditas, kenaikan kredit macet perbankan (NPL) menjadi 2.56% pada semester I 2015 dari 2.16% di semester I 2014, termasuk pada sektor usaha kecil menengah, tekanan pada sektor rumah tangga meningkat ditandai dengan rasio hutang terhadap pendapatan di atas 30%, nilai tukar Rupiah melemah 9.8% antara Desember 2014 hingga Desember 2015, BI rate masih bertengger di tingkat 7.5% per Desember 2015 atau turun 25 basis poin dibanding Desember 2014, cadangan devisa menurun sebesar 10.4% per Desember 2015, dibanding Desember 2014, tekanan inflasi menurun drastis menjadi 4.89% per November 2015 dibanding Desember 2014, sebesar 8.36% Kondisi stabilitas sistem keuangan yang tetap solid, ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya kinerja pasar keuangan. Ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko-risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga. Dari sisi fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 10,4% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya, sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi (prosiklikalitas). Sementara itu, pertumbuhan DPK pada Oktober 2015 tercatat sebesar 9,0% (yoy). Ke depan, sejalan dengan me-
ningkatnya aktivitas ekonomi dan dampak pelonggaran kebijakan makroprudensial, serta penurunan GWM Primer oleh Bank Indonesia, pertumbuhan kredit diperkirakan akan terus meningkat menjadi 12-14% pada 2016. Peran serta Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan langkah langkah antisipatif yang terus mengedepankan prudential banking untuk memperkuat industri perbankan. Proses penyesuaian ekonomi 2016 masih berlangsung ke arah yang lebih sehat dan disertai dengan stabilitas makro ekonomi yang tetap terjaga.
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 2 5
2 4 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Rasio Keuangan Dihadapkan pada tantangan perkembangan kondisi makro ekonomi, meningkatnya persaingan perbankan dan penurunan margin, Bank Antardaerah terus berinovasi untuk memastikan kelangsungan operasional Bank yang lebih efisien. Tantangan yang dihadapi Bank dalam kondisi penurunan pertumbuhan ekonomi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, seiring dengan melemahnya pertumbuhan kredit serta penurunan margin bank yang disebabkan oleh naiknya NPL secara nasional, memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kinerja Bank Dampak melemahnya pertumbuhan ekonomi pada level makro tampak pada posisi kredit kredit Bank Antardaerah yang turun sebesar 6,8% di tahun 2015. Tengara terhadap ketidakpastian pasar juga tampak pada meningkatnya rasio NPL dari 0,35% di posisi Desember 2014 menjadi 1,61% di akhir tahun 2015, dengan kontribusi terbesar berasal dari sektor perdagangan besar dan eceran. Di sisi lain, masuknya aliran dana pihak ketiga di tahun 2015 sebesar 1,6% cukup membebani usaha mempertahankan tingkat rentabilitas Bank. Dengan kondisi seperti ini, maka menurunnya pendapatan bunga bersih sebesar 7,35% akibat tergerusnya margin bunga tidak dapat dihindari. Upaya untuk menekan penurunan margin bunga tersebut secara bertahap telah dilakukan, antara lain dengan menga-
Tabel Rasio Keuangan tur komposisi portofolio pendanaan yang tampak pada perbaikan rasio CaSa, yaitu dari 32% di tahun 2014 menjadi 34% di tahun 2015. Menurunnya tingkat pendapatan bunga bersih yang merupakan sumber utama pendapatan Bank berdampak cukup signifikan terhadap keseluruhan kinerja bank. Langkah-langkah strategis juga telah diupayakan untuk mengimbangi penurunan tersebut antara lain dengan efisiensi biaya overhead. Upaya tersebut mampu memberikan hasil dengan menurunnya biaya overhead di tahun 2015, namun kontribusinya masih kurang signifikan terhadap laju peningkatan rasio BoPo yang terjadi. Sehingga perolehan Laba Sebelum Pajak pada akhir tahun 2105 menjadi sebesar 8,6 milyar atau mengalami penurunan sebesar 42,85% dari tahun sebelumnya. Untuk menjaga tingkat kepercayaan nasabah terhadap menurunnya tingkat rentabilitas bank, pada tahun 2015 para pemegang saham sepakat untuk meng-konversi Saldo Laba Tahun Lalu sebesar 60 milyar menjadi Modal Disetor. Sehingga di akhir tahun 2015 jumlah Modal Disetor Bank menjadi 160,3 milyar atau bertambah sebesar 60% dibanding tahun sebelumnya. Upaya tersebut diharapkan dapat memberi kepastian kepada nasabah akan komitmen Bank dalam menjalankan usahanya di tengah ketidakpastian ekonomi makro.
RASIO - RASIO
DESEMBER 2014
DESEMBER 2015
I. Rasio Kinerja 1. KPMM
13,30 %
16,55%
2. Aset produktif & non produktif bermasalah terhadap total aset produktif & aset non produktif
0,26 %
1,10%
3. Aset produktif bermasalah thdp total aset produktif
0,26 %
1,10%
4. CKPN aset keuangan terhdp aset produktif
0,64 %
0,61 %
5. NPL gross
0,35 %
1,61 %
6. NPL net
0,29 %
1,47 %
7. Return on Asset (ROA)
0,86 %
0,45 %
8. Return on Equity (ROE)
7,71 %
3,19 %
9. Net Interest Margin
5,35 %
4,48 %
10. Biaya Operasional thd Pendapatan Operasional
92,82 %
96,01 %
11. Loan to Deposit Ratio (LDR)
77,95 %
72,48 %
a.1. Pihak terkait
-
-
a.2. Pihak tidak terkait
-
-
b.1. Pihak terkait
-
-
b.2. Pihak tidak terkait
-
-
2. G W M utama Rupiah
8,82 %
7,92 %
3. Posisi Devisa Netto
0,81 %
0,24 %
II. Kepatuhan (Compliance) 1.a. Persentase Pelanggaran BMPK
1.b. Persentase Pelampauan BMPK
2 6 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 2 7
Tabel Pertumbuhan Pos - pos Laba Rugi Periode 2014 - 2015
Tabel Pertumbuhan Neraca Periode 2014 - 2015 URAIAN 31-Des-13 AKTIVA Pinjaman Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Giro Pada Bank Lain Penempatan pada BI dan Bank Lain Efek - efek Obligasi Pemerintah TOTAL AKT PROD. Kas & Giro BI Aktiva Tetap ( Netto ) Harta Eks Jaminan Aktiva Lain-lain TOTAL AKTIVA PASIVA Giro Tabungan Deposito TOTAL DANA PIHAK III TSL & KLBI Pasiva lain-lain Modal Disetor Keuntungan / Kerugian Komprehensif Selisih penilaian kembali aset tetap Saldo R/L s/d Tahun lalu R/L Tahun Berjalan TOTAL PASIVA
PERTUMBUHAN NERACA
NERACA (ter-Audit) 31-Des-14
TAHUN 2014 31-Des-15
NOMINAL
%
TAHUN 2015 NOMINAL
KETERANGAN
31-Des-13
%
1.081.408 (9.428) 43.382 76.988 229.913
1.201.451 (10.205) 27.883 238.162 78.909
1.119.380 (10.137) 35.289 385.223 96.052
120.043 (777) (15.499) 161.174 (151.004)
11,10% 8,24% -35,73% 209,35% -65,68%
(82.071) 68 7.406 147.061 17.143
-6,83% -0,67% 26,56% 61,75% 21,73%
90.196
46.341
14.475
(43.855)
-48,62%
(31.866)
-68,76%
1.512.459
1.582.541
1.640.282
70.082
4,63%
57.741
3,65%
170.253 90.818 26.540
182.823 89.558 22.861
153.980 92.568 22.980
12.570 (1.260) (3.679)
7,38% -1,39% 0,00% -13,86%
(28.843) 3.010 119
-15,78% 3,36% 0,00% 0,52%
1.800.070
1.877.783
1.909.810
77.713
4,32%
32.027
1,71%
277.913 316.078 976.426
199.093 328.233 1.112.498
217.852 355.839 1.092.798
(78.820) 12.155 136.072
-28,36% 3,85% 13,94%
18.759 27.606 (19.700)
9,42% 8,41% -1,77%
1.570.417
1.639.824
1.666.489
69.407
4,42%
26.665
1,63%
24.337 100.250 (4.077) 61.179 31.326 16.638
22.911 100.250 (6.353) 60.376 49.505 11.270
20.640 160.331 (5.143) 59.574 1.497 6.422
(1.426) (2.276) (803) 18.179 (5.368)
0,00% -5,86% 0,00% 55,83% -1,31% 58,03% -32,26%
(2.271) 60.081 1.210 (802) (48.008) (4.848)
0,00% -9,91% 59,93% -19,05% -1,33% -96,98% -43,02%
1.800.070
1.877.783
1.909.810
77.713
4,32%
32.027
1,71%
PERTUMBUHAN
POS - POS LABA RUGI 31-Des-14
2014
31-Des-15
NOMINAL
2015 % TASE
NOMINAL
% TASE
Pendapatan Operasional Pendapatan Bunga Pendapatan Provisi Jumlah Pendapatan Bunga Beban bunga
160.453 9.475 169.928 (75.244)
193.987 9.576 203.563 (110.032)
198.282 9.084 207.366 (120.714)
33.534 101 33.635 (34.788)
20,90% 1,07% 19,79% 46,23%
4.295 (492) 3.803 (10.682)
2,21% -5,14% 1,87% 9,71%
Pendapatan Bunga Bersih
94.684
93.531
86.652
(1.153)
-1,22%
(6.879)
-7,35%
4.537
5.374
5.187
837
18,45%
(187)
-3,48%
99.221
98.905
91.839
(316)
-0,32%
(7.066)
-7,14%
Beban Operasional Lain Beban Pencadangan Kerugian Beban Tenaga Kerja Beban Umum dan Administrasi
(42.383) (34.947)
(45.688) (38.277)
(43.174) (40.194)
(3.305) (3.330)
0,00% 7,80% 9,53%
2.514 (1.917)
0,00% -5,50% 5,01%
Jumlah Beban Operasional
(77.330)
(83.965)
(83.368)
(6.635)
8,58%
597
-0,71%
21.891
14.940
8.471
(6.951)
-31,75%
(6.469)
-43,30%
1.394 (904)
928 (658)
591 (369)
(466) 246
-33,43% -27,21%
(337) 289
-36,31% -43,92%
Laba sebelum pajak
22.381
15.210
8.693
(7.171)
-32,04%
(6.517)
-42,85%
Pajak penghasilan
(5.743)
(3.940)
(2.271)
1.803
-31,39%
1.669
-42,36%
Laba setelah pajak
16.638
11.270
6.422
(5.368)
-32,26%
(4.848)
-43,02%
Pendapatan Operasional Lain Jumlah Pendapatan Operasional
Laba/rugi ops Pendptn/(Beban) non Ops Lain Pend non ops Beban non ops
2 8 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Kinerja Pendanaan
Tahun 2015 pemulihan ekonomi dunia belum membaik dimana Pemulihan ekonomi berjalan lambat dipengaruhi oleh ketidakpastian FFR AS dan penurunan harga komoditas dunia. Sedangkan dari sisi domestik masih lemahnya pertumbuhan investasi dan konsumsi pemerintah yang berakibat ekonomi indonesia belum sepenuhnya bangkit. Menghadapi situasi perekonomian yang belum pulih pada tahun 2015 tersebut, kinerja pendanaan Bank Antardaerah tetap mengalami pertumbuhan pada periode 2015 dengan total dana pihak ketiga menjadi sebesar Rp. 1.666.489 juta atau meningkat sebesar Rp. 26.665 juta (1.63%) jika dibandingkan dengan total dana pihak ketiga di tahun 2014. Peningkatan dana pihak ketiga tersebut sebagian besar berasal dari peningkatan dana murah, dimana posisi dana murah periode 2015 sebesar Rp. 573.691 juta meningkat sebesar Rp. 46.365 juta atau 8.79% jika dibandingkan dengan total dana murah periode 2014. sedangkan dana mahal mengalami penurunan sebesar 19.699 Juta atau 1.77% jika dibandingkan dengan total dana mahal periode 2014. Bank Antardaerah terus berupaya untuk mempertahankan pertumbuhan dana pihak ketiga khususnya dana murah melalui produk Tabungan ANDA Berhadiah yang diundi 2 (dua) kali dalam satu tahun dengan hadiah yang lebih menarik dan Tabunagn prestise yang memberikan bunga bersaing untuk saldo pengendapan tertentu.
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 2 9
Kinerja Perkreditan Sedangkan didalam kualitas kredit langkah langkah yang diambil adalah penerapan proses kredit secara terintegrasi yang meliputi proses identifikasi sektor kredit yang potensial, proses underwriting yang akurat dan ketat, proses monitoring kredit secara kontinu, portofolio management yang komperhensif dan penyelesaian kredit bermasalah secara disiplin. Dari sisi perkreditan, posisi kredit di tahun 2015 sebesar Rp. 1.119.380 Juta, sedikit mengalami penurunan bila dibandingkan dengan posisi kredit di tahun 2014 sebesar 6.83% Berdasarkan kategori debitur, penyaluran pinjaman kepada sektor UMKM tetap menjadi fokus dalam melakukan penyaluran kredit, hingga akhir tahun 2015 komposisi kredit pada sektor UMKM mencapai 60.50% dari total pinjaman yang ada. Penyaluran kredit menurut golongan debitur selama ini sebagian besar tersalurkan pada kredit perorangan yang mencapai prosentase sebesar 82,95% dari total kredit yang diberikan. Sisanya sebesar 17,05% disalurkan kepada Badan Usaha Milik Swasta. Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit yang diberikan terbesar pada sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai 41.01%, kemudian kredit pada sektor pengolahan sebesar 14.22%, sektor konstruksi sebesar 9.59%, sedangkan sisanya 35.18% tersebar pada sektor – sektor lainnya. Manajemen menyadari kondisi perekonomian yang menurun secara global di 2015 mempengaruhi hampir di seluruh sektor perekonomian di Indonesia. Hal tersebut membawa dampak
pada meningkatnya potensi kredit bermasalah / Non Performing Loan (NPL) bank pada umumnya. Pada periode 2015 NPL (gross) Bank Antardaerah per Desember 2015 sebesar 1.34% atau meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2014. Posisi NPL 2015 masih relatif kecil jika dibandingkan dengan standard NPL yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5%. Manjemen berusaha keras untuk mengatasi menurunnya kualitas kredit meliputi berbagai upaya spt misal restructuring, rekondisi dan legal action Adapun rincian komposisi kredit menurut sektor ekonomi, jenis penggunaan, dan lokasi usahanya per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
3 0 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 3 1
Kinerja Treasury Sepanjang tahun 2015 dana kelolaan Treasury Bank Antardaerah yang rata-rata sebesar ±Rp.478,55 milyar atau ± 29,06% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) difokuskan pada penempatan di Bank Indonesia dengan porsi terbesar berada pada Deposit Facility (DF) yaitu sebesar 58,82%. Perhatian Bank Antardaerah sepanjang tahun 2015 adalah tetap mempertahankan likuiditas bank pada posisi yang aman dengan menjaga Giro Wajib Minimum, baik dalam mata uang Rupiah maupun dalam Valuta Asing sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Ditahun 2015, PDN Bank Antardaerah rata-rata di posisi 0,84% dari modal, kondisi ini menunjukkan bahwa Bank dapat menyeimbangkan antara sumber dana dan penggunaan dana valuta asing secara hati-hati (prudent) dan tidak spekulatif. Pendapatan yang diperoleh Treasury di tahun 2015 mencapai Rp.27,888 milyar yang memberikan kontribusi 13,08% dari total pendapatan Bank. Kinerja Treasury tersebut didukung oleh aktifitas dealing room yang meliputi transaksi pada departemen Foreign Exchange, Money Market dan Fixed Income.
3 2 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 3 3
Kinerja Teknologi Informasi
Kinerja Electronic Banking System
Seiring dengan rencana arsitektur teknologi informasi bank, manajemen akan mengoptimalkan teknologi informasi yaitu memfokuskan pembenahan dan pengamanan dalam penggunaan layanan teknologi informasi, hal ini dilakukan mengingat perkembangan perbankan ke depan tidak dapat terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan adanya tuntutan para nasabah di dalam hal keamanan, kemudahan, kenyamanan, dan fleksibel di dalam melakukan transaksi perbankan.
si/perusahaan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menganalisis masalah-masalah yang dihadapinya serta dalam pengambilan keputusan. Dari sisi keamanan dalam bertransaksi Bank Antardaerah juga sudah mengimplementasikan dan mengganti HSM menjadi seri 9000 dan siap untuk implementasi kartu berbasis Chip dengan mengikuti spesifikasi standar yang ditetapkan di Indonesia untuk kartu ATM/Debet yakni NSICCS (National Standart Implementation Chip Card Specification).
Pada tahun 2015, Bank Antardaerah sudah mengimplementasikan Business Intelligence yang merupakan salah satu bentuk implementasi yang mampu menjawab kebutuhan dari organisa-
Pada tahun ini juga dalam hal sistem Pembayaran, sesuai dengan PBI dan SE dari Bank Indonesia, Bank Antardaerah sudah mengimplementasikan Real Time Gross Settlement Generation II (RTGS Gen 2) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Next Generation (SKNBI NG) Kredit dan Debet yang merupakan pembaruan dari versi sebelumnya antara yang lain bisa menyediakan layanan semakin beragam, lebih cepat dalam setelmen dan menyediakan informasi yang lebih akurat.
Electronic Banking System (EBS) merupakan salah satu entitas perbankan yang dimiliki oleh PT.Bank Antardaerah yang dibentuk pada tahun 2010, sampai saat ini EBS telah memiliki beberapa produk perbankan diantaranya ATM, EDC, Internet Banking dan SMS Banking.
Selain itu, secara umum produk Internet Banking selama kurun waktu 2014 juga terus mengalami peningkatan transaksi yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya semenjak pertama kali produk ini diluncurkan tepatnya pada 21 Oktober 2012, jumlah nasabah yang memiliki fasilitas Internet Banking sampai bulan Desember 2014 sebanyak 1009,
Jumlah mesin ATM yang dimiliki oleh Bank Antardaerah hingga kini telah berjumlah 16 unit setelah pada tahun 2014 terjadi penambahan 1 unit mesin ATM di Melinda-Bandung. Lokasi mesin ATM tersebar di beberapa kota yang memiliki kantor cabang Bank Antardaerah diantaranya Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Malang, Surabaya, Sidoarjo, Denpasar dan Mataram.
Sedangkan untuk produk SMS Banking, total nasabah pemilik fasilitas ini adalah sebanyak 497.
Mengenai pertumbuhan jumlah kartu ATM yang telah diproduksi sampai dengan Desember 2014 adalah sebanyak 21.071 atau mengalami pertumbuhan sebesar 3.553 buah kartu dari tahun sebelumnya yang mencapai 17.518 kartu ATM . Sementara itu Jumlah transaksi yang dilakukan melalui mesin EDC sepanjang tahun 2014 juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berhasil membukukan total transakai JENIS TRANSAKSI
31.839 transaksi, selain memberikan layanan kemudahan dalam bertransaksi non bank, penambahan beberapa fitur baru pada mesin EDC juga turut mendorong tingkat transaksi. Sedangkan sejauh ini transaksi yang dapat dilakukan antara lain pembelian dan pembayaran baik Pulsa, PLN, Tiket KAI & Airlines, Asuransi, Telkom, PDAM hingga TV berlangganan.
ISSUER
ACQUIRER
ON US
INFO SALDO
37.207
4.980
38.602
TARIK TUNAI
109.240
16.111
53.089
TRANSFER MASUK
29.847
-
-
TRANSFER KELUAR
50.139
-
-
TRANSAKSI DEBIT
5.384
-
-
TRANSAKSI VOID
-
-
-
PEMINDAHBUKUAN
-
-
7.831
GANTI PIN
-
-
2.309
3 4 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 3 5
Kinerja Export - Import
Kinerja Sumber Daya Manusia
Perkembangan transaksi ekspor, impor, remittance, pembayaran pajak impor, penerbitan SKBDN maupun penerimaan SKBDN di Bank Antardaerah dalam kurun waktu tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Pengelolaan sumber daya manusia pada tahun 2015 dititikberatkan pada pengembangan kapabilitas sejalan dengan visi misi perusahaan serta peningkatan kompetensi dan integritas sumber daya manusia dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki kompetensi yang memadai sesuai kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu pada tahun 2015 Bank melakukan suatu inisiasi strategis pengelolaan sumber daya manusia yang difokuskan pada kapasitas, kompetensi, integritas dan kapabilitas sumber daya manusia tersebut.
Transaksi Ekspor Impor Realisasi transaksi ekspor tahun 2012 sebesar US$ 1.747.550,56, tahun 2013 US$ 1.812.239,28, tahun 2014 meningkat 83% menjadi US$ 3,316,631.99 dan tahun 2015 menurun menjadi US$ 849,982.81. Sedangkan untuk transaksi impor dengan L/C tahun 2012 adalah sebesar US$ 18.986.758,43 , tahun 2013 mengalami penurunan menjadi sebesar US$ 7.512.856,71, tahun 2014 juga mengalami penurunan menjadi sebesar US$ 3,980,700.70 dan EUR 52,200.00 dan tahun 2015 menurun menjadi US$ 16,070.00
tance untuk Yen mengalami peningkatan.
Remittance Adapun perkembangan transaksi remittance ini terdiri dari beberapa mata uang antara lain US$, HK$, JPY, SG$, EUR, dan CNY, dalam tiga tahun terakhir ini transaksi remittance adalah sebagai berikut : Tahun 2012 inward remittance sebesar US$ 15.345.172,45 dan outward remittance sebesar US$ 39.004.996,64, tahun 2013 inward remittance sebesar US$ 16.216.615,19, SG$ 27.157,83 dan EUR 65.128,50, sedangkan outward remittance US$ 20.476.558,09 , SG$ 4.281.646,40, HKD 20.760.107,45, JPY 103.935.420,00 EUR 2.527.168,11 , tahun 2014 inward remittance mengalami peningkatan menjadi sebesar US$ 23,686,340.71 SG$ 213,992.00 HK$ 944,738.00 EUR 129,807.10 sedangkan outward remittance US$ 21,088,527.92 SG$ 3,540,804.37 HK$ 12,665,763.72 JPY 67,489,230.00 dan EUR 2,008,842.25, dan tahun 2015 inward remittance mengalami penurunan menjadi sebesar US$ 8,494,430.09 JPY 1,554,856.00 dan EUR 189,028.50 sedangkan outward remittance juga mengalami penurunan sebagai berikut US$ 8,900,951.18 SG$ 2,371,142.85 HK$ 3,365,623.76 JPY 175,181,631.00 dan EUR 1,803,224.89, secara keseluruhan transaksi remittance tahun 2015 ini mengalami penurunan kecuali outward remit-
SKBDN Tahun 2012 penerimaan SKBDN sebesar Rp 8.229.510.811,- di tahun 2013 penerbitan SKBDN sebesar Rp 1.392.260.476,- sedangkan penerimaan SKBDN sebesar Rp 6.289.918.699,dan US$ 1,318,250,-. tahun 2014 penerbitan SKBDN sebesar Rp 107.359.200,- dan penerimaan SKBDN sebesar Rp 7.797.183.000,- dan tahun 2015 penerbitan Rp 182.537.400,- dan penerimaan SKBDN Rp 9.538.532.000,- Transaksi SKBDN diharapkan tahun 2016 bisa lebih meningkat lagi.
Pembayaran pajak impor Dalam kurun waktu tiga tahun, proses transaksi pembayaran pajak impor mulai berkembang dengan baik dan terus mengalami peningkatan dengan data sebagai berikut : Tahun 2012 sejumlah 1.118 items, tahun 2013 sebanyak 1.190 item, tahun 2014 sebanyak 1.001 item dan tahun 2015 menurun menjadi 960 items. Diharapkan tahun 2016 itemnya terus meningkat sehingga fee based income dari sektor ini juga meningkat.
Fee Based Income fee based income dari sektor ekspor-impor, remittance, pembayaran pajak impor dan SKBDN juga mengalami penurunan menjadi sekitar Rp. 400 jutaan pertahun, oleh karena itu perhatian di sektor ini akan terus dimaksimalkan sehingga diharapkan nilai fee based income ini akan terus meningkat ditahun-tahun berikutnya.
Adapun kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas, kompetensi, integritas dan kapabilitas sumber daya manusia selama tahun 2015 adalah sebagai berikut :
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI DAN INTEGRITAS PT. BANK ANTARDAERAH TAHUN 2015 1 2
PROGRAM TRAINING MOTIVASI KARYAWAN BEDAH BUKU
3
TRAINING SISTEM REMUNERASI DAN NOMINASI
4
SOSIALISASI SKN - BI GEN II
5
PROGRAM PEMELIHARAAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO LEVEL 1-5
6
UJIAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO LEVEL 1
7
UJIAN SERTIFIKASI AUDIT LEVEL AUDITOR
8
WORKSHOP SKNBI & RTGS GEN II
9
TRAINING PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN DAN PENGAWASAN INTERNAL UNTUK MENCEGAH KEJAHATAN PERBANKAN
10
INDUSTRIAL TEST SKN-BI
11
TRAINING REMUNERATION ANALYST
12
TRAINING REVIEW DAN UPDATING PERAN DAN FUNGSI INTERNAL AUDIT MENUJU KEUANGAN YANG SEHAT
13
AUDIT METHODOLOGY RBA PLANNING DAN REVIEW INTERNAL
14
PELATIHAN PROFIL RISIKO KANTOR CABANG
15
UJIAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO LEVEL 2
16
SIMULATION TEST RTGS GEN II
17
TEST RTGS GEN II & SKNBI DEBET
18
UJIAN SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO LEVEL 1
19
WORKSHOP KERTAS KERJA AUDIT
20
SOSIALISASI PENGISIAN LHPK SKNBI
21
WORKSHOP UJI COBA DRP SITE
22
SOSIALISASI PROGRAM APU & PPT
3 6 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 3 7
Kegiatan Bedah Buku Training yang dilakukan untuk Kepala Bagian Bank Antardaerah yang dilaksanakan di semua Kantor Cabang
MASA KERJA 39 176
JENIS KELAMIN 76 198
33
219
93
Kegiatan Bedah Buku Training yang dilakukan untuk Kepala Bagian Bank Antardaerah yang dilaksanakan di semua Kantor Cabang
Masa Kerja (Tahun) ≥0≤2
Masa Kerja (Tahun) ≥3≤5
Masa Kerja (Tahun) ≥6≤10
Masa Kerja (Tahun) ≥11≤20
Masa Kerja (Tahun) >20
Jenis Kelamin L
Jenis Kelamin P
Pelatihan SKN - BI
TOTAL
Training yang dilakukan di Kantor Pusat Bank Antardae-
7
rah dan Kantor Cabang Bank Antardaerah
Pelatihan SKN - BI
410
Training yang dilakukan di Kantor Pusat Bank Antardaerah dan Kantor Cabang Bank Antardaerah
Status Pegawai TETAP
Status Pegawai HONORER
Pelatihan RBBR Cabang
RANGE USIA 33
2
23
Pelatihan Kertas Kerja Manajemen Risiko berbasis RBBR yang dilaksanakan di Kantor Pusat
58
98
37 24
≥20≤24
≥25≤29
≥30≤34
Sosialisasi APU & PPT
49
93
≥35≤39
≥40≤44
≥45≤49
≥50≤54
≥55≤59
≥60
Sosialisasi dan Workshop Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme yang dilakukan di Kantor Pusat
Strategi, Sasaran & Kebijakan Manajemen
Halaman sengaja dikosongkan
4 0 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 4 1
Perekonomian Target Pasar Tantangan yang dihadapi ekonomi Indonesia selama 2015 tidak terlepas dari dinamika perkembangan ekonomi dan keuangan global, yaitu pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat, harga komoditas yang menurun, dan pasar keuangan yang masih bergejolak. Pertumbuhan ekonomi dunia melambat dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi negara maju yang belum solid dan pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang cenderung menurun. Ekonomi AS tumbuh moderat ditopang pemerintah dan paket stabilisasi nilai tukar yang oleh konsumsi dan membaiknya sektor peruma- dikeluarkan oleh Bank Indonesia. han, sementara ekspansi manufaktur dan ekspor masih tertahan. Pemulihan ekonomi Eropa teru- Pertumbuhan kredit pada tahun 2015 tama didorong oleh perbaikan permintaan do- melambat seiring dengan melambatnya pertummestik, meskipun belum mampu meningkat- buhan ekonomi, perlambatan ini sejalan dengan kan inflasi yang masih rendah. Sementara itu, melambatanya pertumbuhan ekonomi (prosikperekonomian Tiongkok terus melemah sejalan likalitas). Selain itu dengan meningkatnya risiko dengan rebalancing ekonominya dari investment kredit di beberapa sektor membuat Bank lebih driven menjadi consumption driven. Ke depan, selektif didalam penyaluran kredit baru. Dari di tengah prospek pemulihan ekonomi global sisi pendanaan, suku bunga deposito menurun yang membaik, sejumlah risiko eksternal ma- di sepanjang tahun 2015, namun disisi lain suku sih perlu diwaspadai, khususnya perlambatan bunga kredit tertahan seiring dengan meningkatekonomi Tiongkok dan kondisi pasar keuangan nya risiko kredit. Pertumbuhan kredit yang lebih global pasca kenaikan Fed Fund Rate (FFR). rendah dibandingkan pertumbuhan DPK membuat kondisi likuiditas perbankan secara funda Tekanan nilai tukar mengalami peningka- mental melonggar sehingga mendorong penutan pada 2015, dipicu oleh ketidakpastian kenai- runan suku bunga deposito secara signifikan. kan FFR dan depresiasi Yuan. Hingga November 2015, Rupiah secara rata-rata melemah 11,05% Dengan kondisi perekonomian global ke level Rp13.351/USD. Pelemahan tersebut di- yang tak menentu serta perlambatan ekonomi dopengaruhi sejumlah faktor eksternal, antara lain, mestik sepanjang tahun 2015 yang mencatatkan ketidakpastian timing dan besaran kenaikan suku pertumbuhan ekonomi sebesar 4.8% menurun bunga AS, kekhawatiran negosiasi fiskal Yunani, dibandingkan tahun sebelumnya, yang berimserta Yuan yang terus terdepresiasi di tengah bas kepada pertumbuhan penyaluran kredit disperekonomian Tiongkok yang masih lemah. Se- ertai peningkatan risiko kredit, Bank Antardaementara itu, dari sisi domestik, tekanan terhadap rah mengalami penurunan kinerja dibandingkan rupiah terkait dengan meningkatnya permintaan tahun sebelumnya, hal ini selain pengaruh dari valas untuk pembayaran utang dan deviden se- kondisi ekternal tersebut diatas yang meningkatcara musiman, serta kekhawatiran terhadap kan rasio kredit bermasalah (NPL) dibandingkan melambatnya ekonomi domestik. Namun, pada tahun sebelumnya, juga strategi manajemen unbulan Oktober dan November 2015 pergerakan tuk melakukan penguatan disisi likuiditas Bank rupiah cenderung menguat dan lebih stabil, seir- yang terkait dengan rencana akuisisi oleh Bank ing dengan sentimen positif terhadap EM akibat Windu Kentjana yang masih dalam proses sehasil FOMC yang sempat dovish dan membai- hingga manajemen lebih memfokuskan diri pada knya optimisme terhadap prospek ekonomi Indo- upaya-upaya konsolidasi didalam rencana akuinesia sejalan dengan rangkaian paket kebijakan sisi dan merger kedua Bank selain hal juga im-
bas dari perubahan kebijakan penempatan dana oleh Treasury di tahun 2015, yang hanya menempatkan secondary reserve pada Surat Berharga berisiko rendah dan berjangka pendek yang merupakan upaya didalam menjaga tingkat likuiditas yang mempengaruhi turunnya laba bunga bersih bank dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pandangan Perekonomian tahun 2015 Ketidakpastian pasar keuangan global semakin mereda dengan kemungkinan kenaikan suku bunga AS yang lebih bertahap, serta kebijakan suku bunga negatif di Jepang dan Uni Eropa. Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2016 dan 2017 diperkirakan lebih lambat dari perkiraaan sebelumnya, dengan pemulihan ekonomi yang belum kuat di sejumlah negara maju dan perlambatan ekonomi di negara berkembang. Masih lemahnya prospek perekonomian dan rendahnya inflasi di Eropa dan Jepang, mendorong Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Jepang (BoJ) terus melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter, baik melalui injeksi likuiditas maupun kebijakan suku bunga negatif. Bank Sentral Tiongkok (PBoC) menurunkan rasio giro wajib minimum untuk tetap mendorong perekonomiannya yang terus melambat. Sementara itu, Bank Sentral AS (Fed) mempertahankan target suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebesar 0.250.50%, sejalan dengan konsumsi yang tumbuh moderat, laju inflasi yang masih di bawah target, serta prospek ekonomi dan keuangan global yang masih berisiko. Suku bunga FFR diperkirakan baru akan meningkat di semester II 2016 dengan besaran kenaikan yang lebih rendah. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Maret 2016 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6,75%, dengan suku bunga Deposit Facility menjadi sebesar 4,75% dan Lending
Facility menjadi sebesar 7,25%, mulai berlaku 18 Maret 2016. Keputusan ini sejalan dengan pernyataan Bank Indonesia sebelumnya bahwa ruang pelonggaran kebijakan moneter semakin terbuka dengan terjaganya stabilitas makroekonomi, serta mempertimbangkan pula meredanya ketidakpastian pasar keuangan global pascakenaikan Fed Fund Rate (FFR). Penurunan BI Rate secara terukur diharapkan dapat memperkuat pelonggaran kebijakan makroprudensial dan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) yang telah dilakukan sebelumnya. Pelonggaran lebih lanjut akan dilakukan setelah dilakukan asesmen menyeluruh terhadap perekonomian domestik dan global dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi, penguatan stimulus pertumbuhan, dan reformasi struktural, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ketidakpastian di pasar keuangan global mereda setelah kenaikan FFR, sementara pemulihan ekonomi global diperkirakan masih terbatas. Kenaikan FFR pada 17 Desember 2015 yang telah diantisipasi pasar serta pernyataan the Fed bahwa normalisasi akan dilakukan secara gradual dan terbatas tidak menimbulkan gejolak di pasar keuangan global. Sementara itu, harga komoditas global masih terus menurun, termasuk harga minyak dunia. Perbaikan ekonomi AS masih tertahan, sejalan dengan masih lemahnya indikator penjualan eceran dan personal expenditure, serta masih terkontraksinya sektor manufaktur. Pemulihan ekonomi Eropa terus berlanjut didorong oleh perbaikan permintaan domestik, meskipun belum mampu meningkatkan inflasi yang masih rendah. Ekonomi Jepang diperkirakan masih lemah seiring dengan konsumsi yang melemah. Di sisi lain, perekonomian Tiongkok diperkirakan masih melambat, di tengah berbagai upaya stimulus, baik melalui kebijakan moneter dan fiskal, serta reformasi di sisi
4 2 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
penawaran. Reaksi pasar terhadap perlambatan ekonomi dan konsistensi dalam upaya liberalisasi pasar keuangan di Tiongkok menimbulkan tekanan di pasar sahamnya. Ke depan, risiko terkait perlambatan ekonomi Tiongkok dan terus menurunnya harga komoditas global perlu dicermati. Pertumbuhan ekonomi domestik pada tahun 2016 berpotensi terus membaik, terutama didukung oleh akselerasi stimulus fiskal. Pertumbuhan ekonomi pada 2016 diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya, terutama ditopang oleh konsumsi dan investasi pemerintah. Meningkatnya investasi pemerintah didorong oleh akselerasi belanja modal pemerintah yang terlihat cepat pada triwulan pertama tahun 2016, sementara investasi swasta diperkirakan baru akan meningkat pada periode-periode yang akan datang. Konsumsi rumah tangga diperkirakan masih cukup kuat, tercermin dari daya beli yang terjaga, penjualan eceran yang meningkat, dan kepercayaan konsumen yang cukup baik. Sementara itu, kinerja ekspor diperkirakan masih tertekan, seiring dengan masih lambatnya pemulihan ekonomi global dan masih menurunnya harga komoditas. Untuk keseluruhan 2016, pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih akan tumbuh pada kisaran 5,2-5,6% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun sebelumnya. Bank Antardaerah memandang 2016 sebagai tahun peluang pada sisi sektoral (lapangan usaha), perbaikan ekonomi diperkirakan terjadi pada hampir semua sektor ekonomi, khususnya sektor konstruksi serta sektor transportasi dan komunikasi. Peluang dan keputusan investasi tersebut bergantung pada perubahan kondisi ekonomi global yang masih bergejolak, namun moderasi permintaan domestik diperkirakan berlanjut semen-
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 4 3
tara kinerja ekspor diperkirakan masih tertekan, seiring dengan masih lambatnya pemulihan ekonomi global dan masih menurunnya harga komoditas. Volume perdagangan dunia diperkirakan menurun, sejalan dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi global yang masih lemah, terutama negara emerging markets. Sementara itu, harga komoditas turun lebih dalam sejalan dengan menurunnya harga minyak. Pelonggaran kebijakan moneter juga mendorong berlanjutnya penurunan suku bunga deposito, sementara suku bunga kredit masih tertahan dan baru akan menurun pada bulanbulan berikutnya. Pada Januari 2016, tren penurunan suku bunga deposito berlanjut, didorong oleh stance pelonggaran kebijakan moneter melalui penurunan BI Rate. Penurunan suku bunga deposito juga dipengaruhi oleh kondisi likuditas perbankan yang membaik pada awal 2016 seiring dengan kembali masuknya uang kartal ke perbankan dan pola January effect pada kredit. Pada Januari 2016, rata-rata tertimbang suku bunga deposito kembali turun sebesar -6 bps menjadi 7,88%. Di sisi lain, rata-rata tertimbang suku bunga kredit tertahan pada level 12,83% Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut diatas, Bank telah menargetkan beberapa hal sebagai berikut: - Pertumbuhan kredit ditargetkan sejalan dengan target tingkat rasio permodalan yang ada serta diimbangi dengan per tumbuhan penghimpunan dana dan di barengi dengan kualitas aset yang sehat. Pertumbuhan tetap difokuskan pada seg men-segmen yang merupakan target pasar Bank pada segmentasi bisnis Re tail. - Berupaya meningkatkan dan menjaga komposisi dana murah dan mengkom binasikannya dengan pertumbuhan de posito untuk mempertahankan kondisi
-
likuiditas yang kuat dan stabil. Berusaha untuk selalu menin gkatkan efisiensi melalui upayaupaya pengelolaan neraca, efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas. Menjaga kes inambungan pengelolaan opera sional yang efisien dan cost to income ratio untuk mempertah ankan tingkat biaya operasional yang wajar.
Strategi & pengembangan di tahun 2016 Dalam rencana merger pada kedua Bank yang akan berlangsung maka untuk kelancaran proses tersebut akan dilakukan perencanaan secara menyeluruh pada semua bidang didalam upaya mendukung proses merger tersebut, selain rencana merger tersebut berbagai upaya Bank ditahun 2016 untuk menghadapi beberapa tantangan selain dari proses konsolidasi internal yang tengah berlangsung namun juga akan menghadapi tantangan persaingan perbankan yang ada, untuk itu terus diupayakan peningkatan daya kompetisi Bank yang sejalan dengan strategi didalam upaya meningkatan efisiensi operasional perbankan serta efektivitas pelayanan nasabah. Bank Antardaerah mengambil inisiatif didalam perencanaan optimalisasi sumber daya manusia dan infrastruktur dari resource yang telah ada kedalam format simplikasi proses. sentralisasi back office. restruktur organisasi untuk meningkatkan produktivitas kerja. Beberapa inisiatif yang akan dilakukan dibidang operasional tahun 2016 adalah sebagai berikut: • Melanjutkan rencana implemen tasi berbagai proyek yang berkai
• • •
tan dengan perubahan regulasi pemer intah seperti MPN pajak online yang saat ini dalam proses UAT ( User Acceptance Test ) un tuk mendapatkan sertifikasi MPN G2 terhadap Sistem Penerimaaan Negara yang saat ini ten gah berlangsung. Melanjutkan rencana implementasi kartu ATM berbasiskan chip NSICCS sesuai dengan regu lasi Bank Indonesia yang telah mendapatkan sertifikasi NSICCS dari CBI, yang saat ini me masuki tahap proses pencetakan kartu dan dis tribusi serta pengantian kartu kepada seluruh nasabah pemegang kartu ATM Mengembangkan proses multiple transaction (Bulk Payment) pada SKNBI Penguatan pada sisi Sumber Daya Manusia dengan terus melakukan sosialisasi serta evalu asi yang berkaitan dengan adanya perubahan pada sistem regulasi perbankan yang ada.
4 4 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Sasaran Manajemen Sasaran dan strategi yang telah ditetapkan manajemen pada tahun 2015 telah dapat dicapai sesuai dengan penjelasan penjelasan pada bab sebelumnya. Manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai untuk periode 2016 adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 7. 8. 9. 10.
Mempertahankan adanya pertumbuhan usaha Peningkatan nasabah dan jumlah kredit yang difokuskan pada sektor retail Optimalisasi tingkat likuiditas sejalan dengan pertumbuhan kredit. Pengoptimalan Tekhnologi Informasi Peningkatan kinerja dan produktifitas pegawai yang berkelanjutan. Menurunkan tingkat kredit bermasalah (NPL) Peningkatan internal control dengan lebih mengefektifkan fungsi pengawasan pada unitunit terkait. Mempertahankan profil risiko dan meningkatkan Good Corporate Governance Mendukung tujuan dari pemegang dalam hal kelancaran proses akuisisi bank.
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 4 5
Bidang Pendanaan & Pengembangan Bisnis Tahun 2015 akan menjadi tahun penuh tantangan sekaligus peluang bagi Bank Antardaerah. Untuk menjamin pencapaian target bisnis yang optimal, maka Bank akan konsisten melakukan langkah penyempurnaan strategis yang bertujuan meningkatkan kinerja usaha dan kepuasan nasabah. Rangkaian langkah strategis itu adalah sebagai berikut: 1.
Di Bidang Pendanaan dan Pengem bangan Produk
Untuk meningkatkan sumber pendanaan, Bank akan memaksimalkan fungsi marketing agar dapat menarik nasabah baik yang sudah ada maupun nasabah baru untuk dapat menyimpan dananya di Bank Antardaerah. Bank Antardaerah juga menawarkan tingkat suku bunga simpanan yang kompetitif dengan tetap memperhatikan batas tingkat maksimum suku bunga yang wajar oleh Lembaga Penjamin Simpanan dan arahan dari OJK. Bank Antardaerah juga memiliki strategi di dalam aspek pendanaan melalui strategi yakni : • • •
Memperkuat Likuiditas dengan menjaga LDR di kisaran + 75 % dengan memaksimalkan fungsi ALCO yang selalu memantau kondisi pasar baik pasar money market maupun pesaing Meningkatkan Dana Pihak Ketiga sebesar dengan prioritas pengum pulan pada dana murah melalui pro gram program yang berkelanjutan Tetap melanjutkan program insentif dan reward terhadap karyawan yang dapat mencapai prestasi dalam pen
danaan atau dalam mendapatkan NOA. • Menyempurnakan fitur Biller di ATM, EDC, IB dan SMS Banking • Untuk membangun Brand Image mengadakan program Gathering dengan nasabah melalui program Undian Tabungan ANDA Berhadiah yang dilakukan bergilir di Kantor Cabang Bank Antardaerah.
4 6 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 4 7
Bidang Perkreditan
Bidang Treasury
1. Strategi di Bidang Pertumbuhan Kredit Bank akan terus berupaya dalam meningkatkan kinerjanya melalui implementasi Rencana Bisnis Bank 2015 secara berkelanjutan agar dapat memenuhi semua target bisnis dengan baik dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Bank Antardaerah serta mendorong pertumbuhan Bank di masa mendatang. Strategi di bidang pertumbuhan perkreditan akan tetap dipertahankan pada sektor ekonomi berisiko rendah dan tetap fokus pada sektor ekonomi perdagangan yang telah dipahami bank dimana sektor ekonomi perdagangan memiliki persentase terbesar dalam penyaluran kredit. Sektor usaha retail / UMKM juga akan tetap menjadi fokus dari penyaluran kredit sesuai dengan misi Bank Antardaerah dan sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Langkah Strategic untuk mempertahankan pertumbuhan dan pencapaian di bidang perkreditan adalah sebagai berikut : • upaya optimalisasi pemakaian kredit akan lebih ditingkatkan khususnya pemakaian fasilitas kredit modal kerja. Pinjaman rek ening koran dan pinjaman ang suran. • Ekspansi kredit akan lebih difokuskan pada pinjaman ang suran dan pinjaman rekening kor an. • Meningkatkan kualitas proposal kredit dengan meningkatkan ke mampuan account officer melalui pelatihan – pelatihan.
•
Pertumbuhan kredit lebih diarahkan pada sek tor UMKM yang secara yang secara umum mempunyai risiko rendah dan adanya keseim bangan antara UMKM dan non UMKM sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Strategi Untuk Mengantisipasi NPL Untuk mengantisipasi lebih meningkatnya NPL dimasa yang akan datang Bank selalu akan lebih berhati – hati lagi dengan melakukan : • Penanganan lebih dini yang dilakukan oleh Account Officer untuk semua debitur yang mulai menunggak secara harian. Dengan demikian diharapkan agar tidak terjadi penu runan kualitas kredit. • Untuk pinjaman dengan kolektibilitas 3 – 5 harus segera diselesaikan oleh Kantor Cabang dengan melakukan hal – hal sebagai berikut : • Pembentukan team penagihan di Kantor Ca bang yang berkoordinasi dengan Kantor Pusat dengan selalu membuat relaas debitur yang di laporkan setiap minggu • Melakukan pendekatan secara kekeluargaan melalui Account Officer dan memberikan konsultasi atau advis agar bidang usaha debi tur bisa berjalan dengan baik. • Melakukan restructure bagi debitur yang kesu litan untuk memenuhi kewajibannya dengan melakukan perpanjangan jangka waktu, me nambah fasilitas kredit dan atau menurunkan suku bunga • Apabila semua usaha penyelamatan sudah di lakukan, tetapi debitur masih tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap bank, maka akan dilakukan eksekusi jaminan / legal action melalui penyerahan kewajiban kepada penga cara.
Bank Antardaerah mengelola likuiditasnya secara hati-hati / prudent dengan menjaga LDR rupiah pada kisaran 70% dan LDR USD pada kisaran 35%, disamping itu Divisi Treasury dalam mengatur likuiditas Bank dengan mengalokasikan penempatan dana pada instrument yang likuid dan ber-risiko rendah yaitu pada instrument-instrument yang diterbitkan oleh pemerintah ataupun pada Bank Indonesia Strategi Treasury di tahun 2015, adalah tetap fokus menjaga likuiditas dengan menyelaraskan penghimpunan dana masyarakat dan penggunaan kredit yaitu setiap penyaluran kredit selalu diimbangi dengan penambahan DPK yang memadai, sehingga kondisi likuiditas Bank secara keseluruhan dapat terjaga dengan baik dan aman dalam kondisi normal maupun dalam situasi luar biasa. Disamping itu Treasury juga tetap menjalin hubungan kerjasama Antar-Bank untuk mendapatkan line Interbank Call Money dan Interbank repo IDR untuk mengantisipasi penarikan dana oleh nasabah.
4 8 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 4 9
Bidang Operasional Didalam mendukung kelancaran proses merger di kedua Bank didalam kaitan rencana akuisisi Bank Antardaerah oleh Bank Windu Kentjana, maka untuk kelancaran proses merger tersebut khususnya di bidang operasional merger, telah dibentuk tim pada masing-masing Bank yang memiliki fungsi dan tanggung jawab secara bersama didalam operasional merger yang meliputi pada berbagai bidang agar didalam proses transisi tersebut tidak mempengaruhi kelancaran operasional perbankan di kedua sisi Bank yang memiliki potensi yang dapat menimbulkan efek terganggunya pelayanan nasabah dikedua Bank, baik pada saat pararel operasional maupun paska merger. Selain hal tersebut diatas, upaya dibidang operasional akan terus diupayakan didalam mendukung pencapaian sasaran Bank, oleh karena itu kontinuitas akan terus berlanjut khususnya didalam pengendalian biaya yang lebih efektif, pelayanan operasional perbankan yang konsisten dan efisien serta efektifitas pengendalian resiko diberbagai sektor akan tetap berlanjut. Bank Antardaerah akan terus melanjutkan kontinuitas efisiensi proses dan produktivitas, kualitas sumber daya manusia, serta keamanan TI dan data/informasi, dengan adanya proses yang efisien yang ditunjang produktivitas tinggi yang berkesinambungan didalam pengelolaan operasional yang efisien dan cost to income ratio yang memiliki tujuan untuk mempertahankan tingkat biaya operasional yang wajar dengan sasaran menurunkan rasio BOPO Bank. Manajemen Bank mempunyai pandangan bahwa penyempurnaan sistem operasional merupakan salah aspek yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dari waktu
ke waktu. Dengan demikian. seluruh produk dan layanan perbankan yang diberikan untuk nasabah dapat terselenggara dengan baik serta kepuasan dan kepercayaan nasabah dapat terus terjaga. Sistem operasional ini juga harus selalu disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan nasabah. kemajuan teknologi dan tingkat risiko yang semakin hari semakin meningkat. Karenanya. Bank Antardaerah mempunyai komitmen untuk memastikan terselenggaranya sebuah sistem operasional yang memenuhi kebutuhan nasabah yang praktis, aman, handal serta efisien. Strategi & pengembangan di tahun 2016 Dalam rencana merger pada kedua Bank yang akan berlangsung maka untuk kelancaran proses tersebut akan dilakukan perencanaan secara menyeluruh pada semua bidang didalam upaya mendukung proses merger tersebut, selain rencana merger tersebut berbagai upaya Bank ditahun 2016 untuk mengahadapi beberapa tantangan selain dari proses konsolidasi internal yang tengah berlangsung namun juga akan menghadapi tantangan persaingan perbankan yang ada, untuk itu terus diupayakan peningkatan daya kompetisi Bank yang sejalan dengan strategi didalam upaya meningkatan efisiensi operasional perbankan serta efektivitas pelayanan nasabah. Bank Antardaerah mengambil inisiatif didalam perencanaan optimalisasi sumber daya manusia dan infrastruktur dari resource yang telah ada kedalam format simplikasi proses. sentralisasi back office. restruktur organisasi untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Beberapa inisiatif yang akan dilakukan dibidang operasional tahun 2016 adalah sebagai berikut: • Melanjutkan rencana implementasi berbagai proyek yang berkaitan dengan perubahan reg ulasi pemerintah seperti MPN pajak online yang saat ini dalam proses UAT ( User Accep tance Test ) untuk mendapatkan sertifikasi MPN G2 terhadap Sistem Penerimaaan Negara yang saat ini tengah berlangsung. • Melanjutkan rencana implementasi kartu ATM berbasiskan chip NSICCS sesuai dengan regulasi Bank Indonesia yang telah mendapatkan sertifikasi NSICCS dari CBI, yang saat ini memasuki tahap proses pencetakan kartu dan distribusi serta pengantian kartu kepada seluruh nasabah pemegang kartu ATM • Mengembangkan proses multiple transaction (Bulk Payment) pada SKNBI • Penguatan pada sisi Sumber Daya Manusia dengan terus melakukan sosialisasi serta evalu asi yang berkaitan dengan adanya perubahan pada sistem regulasi perbankan yang ada.
5 0 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Bidang Export - Import Pertumbuhan fee-based income yang berasal dari meningkatnya jumlah transaksi ekspor, impor, remittance, pembayaran pajak impor, penerbitan SKBDN maupun penerimaan SKBDN dalam kurun tiga tahun terakhir adalah hasil usaha dan perhatian dari manajemen yang menyadari pentingnya mengelola sektor ini sebagai pendukung laba organik perusahaan. Beberapa tahun yang lalu fee-based income dari sektor ekspor-impor, remittance, pembayaran pajak impor dan SKBDN memang kurang mendapatkan perhatian. Akan tetapi setelah dilakukan pengembangan produk-produk devisa dan penerapan strategi bisnis yang tepat, pendapatan dalam tiga tahun terakhir dari sektor ini cukup menjanjikan yaitu sekitar 600 jutaan per tahun dari tahun 2013 sampai tahun 2015. Pengelolaan yang lebih baik di sektor ini diharapkan dapat terus meningkatkan fee-based income di tahun-tahun mendatang. Dan perlu dicatat bahwa fee based income ini adalah pendapatan riil, karena merupakan provisi dan komisi dari jasa transaksi ekspor-impor, remmitance, dan SKBDN sehingga tidak memerlukan modal untuk mendapatkannya. Oleh karena itu ke depan pendapatan dari sektor ini harus diusahakan agar selalu meningkat setiap tahunnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam usaha peningkatan pendapatan di sektor ini adalah sebagai berikut: 1. Mengadakan sosialisasi kepada nasabah mau pun calon nasabah importir untuk memperkenal kan system pembayaran pajak yang baru dengan menggunakan MPN-G2 yang saat ini sudah ham pir selesai penggarapannya 2. Berlakunya MPN-G2 ini kami harapkan bisa mendongkrak transaksi pembayaran pajak 3. 4.
Bersama marketing melakukan kunjungan ke beberapa nasabah maupun calon nasabah dalam rangka untuk maintain maupun untuk mencari nasabah baru Memonitor dan membantu cabang yang membutuhkan bantuan advisor untuk transaksi ekspor impor dan remittance
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 5 1
Bidang Teknologi Informasi & Jaringan Teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat salah satu kemajuannya adalah dalam hal sistem keamanan dalam bertransaksi yang menjadi perhatian utama agar nasabah makin percaya diri dan merasa aman dalam menggunakan layanan dari Bank Antardaerah. Dalam hal ini Bank Antardaerah akan melakukan pilot implementasi kartu berbasis Chip dengan mengikuti spesifikasi standar yang ditetapkan di Indonesia untuk kartu ATM/Debet yakni NSICCS (National Standart Implementation Chip Card Specification). Demikian juga dalam hal sistem Pembayaran, sesuai dengan PBI dan SE dari Bank Indonesia, Bank akan mengimplementasikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Next Generation (SKNBI NG) Phase II yang antara lain bisa menyediakan layanan semakin beragam, lebih cepat dalam setelmen dan menyediakan informasi yang lebih akurat.
5 2 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 5 3
Bidang Sumber Daya Manusia Bank Antardaerah terus melakukan transformasi di bidang sumber daya manusia melalui peningkatan kompetensi dan pengembangan strategi serta kebijakan yang mendukung hal tersebut. Di tahun 2015 pengelolaan sumber daya manusia masih melanjutkan program pada tahun 2014 yakni di fokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk mendorong peningkatan kinerja Bank Antardaerah dari waktu ke waktu. Disadari bahwa untuk mewujudkan Visi dan Misi Bank Antardaerah tidak cukup hanya dengan memperkuat aspek finansial saja tetapi juga dari aspek non-finansial melalui pengelolaan kapabilitas sumber daya manusia yang dimiliki. Strategi pengelolaan sumber daya manusia dilaksanakan dengan selalu memperhatikan prinsip kehati-hatian, penerapan manajemen risiko dan GCG serta selaras dengan Visi dan Misi Bank Antardaerah. Strategi di bidang sumber daya manusia telah diselaraskan dengan strategi bisnis Bank Antardaerah, yang difokuskan pada seluruh aspek pengelolaan sumber daya manusia. Tahapan dalam siklus karyawan ( employee lifecycle ) dimulai dari pengembangan organisasi, pemenuhan sumber daya manusia, pengembangan sumber daya manusia, pengelolaan hubungan kepegawaian, pengelolaan kinerja dan sistem imbalan sampai dengan pengelolaan talent dan suksesi. Pada setiap tahapan dalam siklus karyawan dimaksud dibangun 2 (dua) hal untuk meyakini penerapan yang berkesinambungan yaitu : 1. 2.
Membangun budaya dan kepemimpinan yang menunjang transformasi, termasuk perubahan mindset, struktur organisasi dan perilaku serta peningkatan peran leaders dalam proses pen gelolaan sumber daya manusia (culture & leadership) Membangun strategi dan taktik penerapan termasuk kebijakan, proses, kemampuan pegawai dan teknologi pendukung
Di dalam tahapan siklus karyawan diatas, terdapat juga beberapa fungsi-fungsi utama yang termasuk juga dalam tahapan dimaksud adalah sebagai berikut : a. Pengembangan organisasi yang efisien, efektif dan bersaing b. Pemenuhan sumber daya manusia yang handal baik yang bersumber dari internal maupun eksternal c. Pengembangan & pembelajaran sumber daya manusia untuk mendukung kebutuhan bisnis d. Membangun engagement dan hubungan industrial yang harmonis e. Pengelolaan kinerja yang prima dan sistem imbalan yang kompetitif
Pengembangan Organisasi dan Karir Dalam rangka mendukung transformasi bisnis Bank Antardaerah, maka diperlukan organisasi yang efisien, efektif dan mampu bersaing. Untuk itu, didalam tahun 2015 dilakukan perubahan pada Struktur Organisasi Bank khususnya di Kantor Pusat Operasional yang difokuskan kepada organization review dengan melakukan kajian terhadap produktivitas dan efektifitas struktur organisasi serta menyiapkan job grading. Pengelolaan Tenaga Alih Daya Pemenuhan kebutuhan pegawai khususnya untuk jenis pekerjaan yang sifatnya penunjang melalui penggunaan tenaga alih daya dari waktu ke waktu selalu dilakukan review secara berkala agar selaras dan comply dengan peraturan regulator.
Peristiwa Terjadi Setelah Tanggal Neraca
Halaman sengaja dikosongkan
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 5 7
Peristiwa Terjadi Setelah Tanggal Neraca Pada bulan Maret 2016 Bank Antardaerah telah melakukan revaluasi terhadap aset tetap (tanah dan bangunan) setelah mendapatkan persetujuan Dirjen Pajak melalui surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak no. KEP-4715/WPJ.11/2015. Nilai aset tetap (tanah dan bangunan) telah dilakukan penilaian kembali oleh appraisal independen KJPP SIH WIRYADI & Rekan dengan total nilai Rp. 151.473.444.750,- , berdasarkan nilai buku per Februari 2016 sebesar Rp. 84.506.465.855,- Sesuai ketentuan akuntansi, peningkatan nilai aset tetap tersebut telah dibukukan pada pos selisih lebih revaluasi yang juga menjadi bagian dari komponen permodalan bank.
Satuan Kerja Audit Intern
Halaman sengaja dikosongkan
6 0 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 6 1
Satuan Kerja Audit Intern Pelaksanaan Fungsi Audit Intern dan Ekstern Pada tahun 2015, pemeriksaan intern SKAI dilaksanakan terhadap seluruh kantor yang ada, meliputi 8 (delapan) kantor cabang, 17 (tujuh belas) kantor cabang pembantu, serta 5 (lima) kantor kas dan unit kerja pada kantor pusat, antara lain unit kerja SDM, EBS, Accounting, Exim, IT dan Treasury. Pelaksanaan audit dan pemantauan juga tetap dijalankan oleh Resident Auditor (RA) yang ditempatkan di kantor cabang. Dalam hal tanggung jawab dan kewenangan, Kepala SKAI bertanggung jawab langsung kepada Presiden Direktur dan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit, serta memiliki kewenangan sesuai Internal Audit Charter (Piagam Audit Internal). Di tahun 2015 terdapat perubahan dan pergantian kepemimpinan terhadap struktur organisasi SKAI, dimana Kepala SKAI membawahi 2 (dua) bidang, yaitu bidang Pengawasan dan bidang Pemeriksaan, yang bertujuan semakin memperkuat Sumber Daya Manusia pada audit intern. Secara total, SDM pada organisasi SKAI dan RA berjumlah 13 (tiga belas) orang, meliputi 5 (lima) personil SKAI dan 8 (delapan) personil RA. Perencanaan dan realisasi pemeriksaan serta cakupan audit internal periode 2015 meliputi seluruh aspek serta unsur kegiatan Bank dan dilakukan secara efektif dan efisien, dimana hasil pemeriksaan ditindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan dan penyelesaian yang berkelanjutan. Dalam pelaksanaannya, SKAI juga meningkatkan frekuensi surprise audit sebagai bentuk kewaspadaan terhadap adanya potensi fraud pada kegiatan operasional Bank. Pelaksanaan fungsi pengawasan serta pemantauan tetap disinergiskan bersama Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) dan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) melalui tools 3D Early Warning System (EWS) yang semakin disempurnakan, sehingga selama tahun 2015 tidak terdapat keterlambatan kewajiban penyampaian laporan terhadap pihak eksternal. Dalam rangka peningkatan kompetensi, maka personil SKAI dan Resident Auditor telah memiliki sertifikasi manajemen risiko dan mengikuti pelatihan mengenai sosialisasi kertas kerja audit (KKA), sebagai sarana pelaksanaan tugas rutin harian dengan tujuan dapat mendeteksi penyimpangan secara dini, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan dengan segera. Sosialisasi terhadap KKA ini terus-menerus dilakukan, agar seluruh tenaga auditor dapat memahaminya secara menyeluruh dan berkesinambungan, serta dilakukan updating/ review sesuai perkembangan kondisi dan ruang lingkup pemeriksaan, diselaraskan dengan adanya kebijakan/peraturan baru baik dari pihak regulator maupun kebijakan intern. Peningkatan pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (skill) internal auditor juga dilakukan dengan mengirimkan Kepala SKAI pada pelatihan/seminar mengenai materi audit terkini yang relevan.
Pelaksanaan fungsi audit ekstern dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Gani Mulyadi & Handayani (Grant Thornton), yaitu pemeriksaan terhadap Bank atas Laporan Keuangan Tahun Buku 2015, dimana pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan kepatuhan Bank terhadap ketentuan mengenai hubungan antara Bank, Akuntan Publik dan Bank Indonesia telah sesuai ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank. Informasi Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan dan Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Berelasi) dan Large Exposure Untuk tahun 2015, transaksi pada Bank yang mengandung unsur benturan kepentingan telah dilaporkan dan dilaksanakan sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku. Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP Gani Mulyadi & Handayani, jumlah penyediaan dana kepada pihak berelasi, yaitu sebesar Rp 2,380 miliar; per posisi 31 Desember 2015, atau sebesar 0.14% dari total aset Bank. Penyediaan dana kepada pihak berelasi ini telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku. Sedangkan penyediaan dana large exposure adalah sejumlah Rp 26,193 miliar (2.34%) dari outstanding kredit posisi 31 Desember 2015, yaitu sebesar Rp 1.119 miliar atau sebesar 1.37% dari total aset Bank. Large exposure dimaksud berdasarkan kebijakan Bank yaitu debitur yang memiliki pinjaman ≥Rp 20.000.000.000,- (dua puluh miliar rupiah). Penyediaan dana large exposure telah dilaksanakan sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku. Jumlah Penyimpangan Internal Selama kurun waktu periode 2015, berkaitan dengan penyimpangan internal (internal fraud), berdasarkan pemantauan SKAI terhadap pelaksanaan kebijakan anti fraud, tidak terdapat penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan, yang dampak penyimpangannya melebihi dari Rp 100.000.000,(seratus juta rupiah). Permasalahan Hukum Pada tahun 2015, Bank menghadapi 2 (dua) permasalahan hukum, terkait dengan bidang perdata, dimana prosesnya masih berjalan dan tetap diupayakan penyelesaiannya hingga saat ini.
Satuan Kerja Manajemen Risiko
Halaman sengaja dikosongkan
6 4 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 6 5
Satuan Kerja Manajemen Risiko 4. Pengungkapan Permodalan serta Pen gungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Bank a.
Pengungkapan Permodalan
1)
Pengungkapan kualitatif, yang antara lain memuat informasi tentang:
a) Struktur permodalan Bank Antardaerah termasuk dalam kriteria Bank yang tidak diwajibkan menyediakan modal untuk Risiko Pasar sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Sehingga Struktur permodalan Bank Antardaerah pada posisi 31 Desember 2015 terdiri dari Modal Inti (Tier 1) dan Modal Pelengkap (Tier 2). Sebagian besar (74,03%) komponen Modal Inti Bank didominasi oleh Modal disetor dan sisanya berasal dari penumpukan laba serta saldo surplus revaluasi aset tetap. Komponen Modal Bank tidak ada yang bersumber dari Modal Inovatif. Sedangkan komponen Model Pelengkap bersumber dari pembentukan cadangan umum PPA atas aset produktif yang wajib dibentuk b) Kecukupan permodalan Pendekatan yang digunakan Bank dalam menilai kecukupan modal untuk mendukung aktivitas yang dilakukan, baik saat ini maupun yang akan datang adalah menggunakan pendekatan penilaian kecukupan modal secara internal atau yang lebih dikenal dengan istilah ICAAP (Internal Capital Adequacy Assessment Process). Pendekatan dalam menilai kecukupan modal dengan ICAAP dilakukan Bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai Profil Risiko serta Pedoman ICAAP yang disetujui oleh Direksi. Berdasarkan proses ICAAP yang dilakukan oleh
Bank pada posisi 31 Desember 2015, dapat diketahui KPMM sesuai Profil Risiko adalah 9,64% dari ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko). Dengan Rasio KPMM Bank Antardaerah pada posisi 31 Desember 2015 sebesar 16,55% maka dalam hal ini Bank Antardaerah telah memenuhi persyaratan Rasio KPMM sesuai Profil Risiko (PK-2). Sehingga dengan total Modal Bank per posisi 31 Desember 2015 sebesar Rp. 226.225 juta dan Modal Minimum sesuai Profil Risiko yang wajib dipenuhi adalah sebesar Rp. 131.770 juta (masih lebih kecil dari modal Bank). Dapat disimpulkan bahwa Bank Antardaerah masih memiliki ekses modal sebesar Rp. 94.455 juta. 2)
Pengungkapan kuantitatif mengenai struktur permodalan Bank
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 1.a.
b.
Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko
1)
Pengungkapan mengenai penerapan Manajemen Risiko Bank secara umum, yang mencakup informasi mengenai:
a)
Pengawasan aktif Dewan Komis aris dan Direksi
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi tercemin dari tanggung jawab atas efektivitas penerapan Manajemen Risiko di Bank. Dalam hal ini Dewan Komisaris dan Direksi telah memahami Risiko-Risiko yang dihadapi Bank dan memberikan arahan yang jelas, melakukan pengawasan secara aktif serta mengembangkan budaya Manajemen Risiko di Bank baik melalui mekanisme rapat maupun dalam bentuk rekomendasi/evaluasi penerapan manajemen risiko. Disamping itu Dewan Komisaris dan Direksi juga memastikan struktur organisasi yang memadai, menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas pada masing-masing unit, serta memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas SDM untuk
mendukung penerapan Manajemen Risiko secara efektif. Pelaksanaan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi juga tercermin dari : (1) Wewenang dan tanggung jawab De wan Komisaris sebagaimana dijelaskan pada Pedoman Umum Manajemen Risiko (2) Wewenang dan tanggung jawab Direksi sebagaimana dijelaskan pada Pedoman Umum Manajemen Risiko (3) Direksi telah menetapkan kualifikasi SDM yang jelas untuk setiap jenjang ja batan yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko (4) Direksi telah menetapkan struktur or ganisasi dalam rangka penerapan Mana jemen Risiko yang efektif b)
Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
Penerapan Manajemen Risiko didukung dengan kerangka yang mencakup kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan secara jelas sejalan dengan visi, misi, dan strategi bisnis Bank. Penyusunan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko tersebut dilakukan dengan memperhatikan antara lain jenis, kompleksitas kegiatan usaha, profil Risiko, dan tingkat Risiko yang akan diambil Bank serta peraturan yang ditetapkan otoritas dan/atau praktek perbankan yang sehat. kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko secara umum dijelaskan pada Pedoman Umum Manajemen Risiko, sedangkan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko serta limit Risiko yang ditetapkan untuk masingmasing risiko terdapat pada Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dan Standard Operating Procedure (SOP) pada masing-masing satuan kerja operasional/bisnis. Selain itu, penerapan kebijakan dan prosedur Manajemen Risiko yang dimiliki didukung oleh kecukupan permodalan dan kualitas SDM yang memadai. Dalam rangka pengendalian Risiko secara efektif, kebijakan dan prosedur didasarkan pada strategi
Manajemen Risiko dan dilengkapi dengan toleransi Risiko dan limit Risiko. Penetapan toleransi Risiko dan limit Risiko dilakukan dengan memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil dan strategi Bank secara keseluruhan. c)
Kecukupan proses identifikasi, penguku ran, pemantauan, dan pengendalian risiko, serta Sistem Informasi Manaje men Risiko
Identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko merupakan bagian utama dari proses penerapan Manajemen Risiko. Identifikasi Risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis Bank dan dilakukan dalam rangka menganalisa sumber dan kemungkinan timbulnya Risiko serta dampaknya. Selanjutnya, Bank melakukan pengukuran Risiko sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha. Dalam pemantauan terhadap hasil pengukuran Risiko, Bank menetapkan satuan kerja yang independen (SKMR) dari satuan kerja yang melakukan transaksi untuk memantau tingkat dan tren serta menganalisis arah Risiko. Selain itu, efektivitas penerapan Manajemen Risiko didukung oleh pengendalian Risiko dengan mempertimbangkan hasil pengukuran dan pemantauan Risiko. Dalam rangka mendukung proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko, Bank menggunakan sistem informasi manajemen risiko yang disesuaikan dengan karakteristik, kegiatan dan kompleksitas kegiatan usaha Bank. d) Sistem pengendalian intern yang meny eluruh Proses penerapan Manajemen Risiko dilengkapi dengan sistem pengendalian intern yang memadai. Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif membantu Pengurus Bank menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap
6 6 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi Risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Penerapan sistem pengendalian intern Bank yang efektif dan memadai menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja operasional dan satuan kerja pendukung dan secara khusus dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dengan cara melakukan pemeriksaan/audit berbasis risiko (Risk Based Audit). Disamping itu untuk keperluan Sistem Pengendalian Intern yang independen dari Risk Taking Unit, Bank telah menempatkan Resident Auditor sebagai pelaksana harian fungsi SKAI di setiap Kantor Cabang. Pada tahun 2015, pemeriksaan intern SKAI dilaksanakan terhadap seluruh kantor yang ada, meliputi 8 (delapan) kantor cabang, 17 (tujuh belas) kantor cabang pembantu, serta 5 (lima) kantor kas dan unit kerja pada kantor pusat, antara lain unit kerja SDM, EBS, Accounting, Exim, IT dan Treasury, guna memastikan fungsi dan kegiatan operasional pada unit dimaksud telah berjalan sesuai kebijakan dan prosedur internal yang berlaku. Selama kurun waktu 2015, SKAI telah melakukan fungsi audit intern terhadap kantor cabang Bank, khususnya pemeriksaan terkait aktivitas administrasi perkreditan. Selain itu, SKAI telah melakukan pemeriksaan khusus terhadap Divisi Treasury, untuk memastikan bahwa pelaksanaan aktivitas treasury dan investasi telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan juga dilakukan pada unit EDP (Teknologi Informasi), guna memastikan fungsi dan kegiatan operasional pada unit dimaksud telah berjalan sesuai kebijakan dan prosedur internal.
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 6 7
berjalan efektif dan hasil pemeriksaan juga telah ditindaklanjuti dengan perbaikan-perbaikan dan penyelesaian yang berkesinambungan. 2)
Pengungkapan mengenai eksposur risiko dan penerapan Manajemen Risiko Bank secara khusus, yang terdiri dari:
a) Risiko Kredit, Non Performing Loan (NPL) masih lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata industri yang mencapai ±2,7%, dimana pada akhir tahun 2015 NPL Bank tercatat sebesar 1,34%. Pencapaian ini tidak terlepas dari penerapan dan pelaksanaan Manajemen Risiko Kredit yang ekstra ketat serta hati – hati sejak dari permohonan, proses kredit, evaluasi oleh Komite Kredit (sesuai KMK), pencairan kredit hingga pemantauan setelah proses pencairan kredit dengan melakukan Call Report sampai dengan kredit lunas. (1) Pengungkapan umum, yang ter diri dari: (a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain: i. informasi mengenai penerapan manaje men risiko untuk risiko kredit, termasuk: 1. organisasi manajemen risiko kredit Dalam rangka penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Kredit, terdapat be berapa unit terkait sebagai berikut : (i) unit bisnis yang melaksanakan aktivitas pemberian kredit atau penyediaan dana; (ii) unit pemulihan kredit yang melakukan penanganan kredit bermasalah. (iii) unit Manajemen Risiko, khusus nya yang menilai dan memantau Risiko Kredit.
Pemeriksaan intern SKAI dilaksanakan sesuai rencana kerja yang disusun dan cakupan Disamping itu, juga dibentuk Komite audit intern telah meliputi seluruh aspek serta Kredit yang bertanggung jawab khususnya untuk unsur kegiatan Bank, sehingga pelaksanaannya memutuskan pemberian kredit dalam jumlah ter-
tentu sesuai kebijakan Bank.
transaksi serta persyaratan dalam perjanjian kredit seperti tingkat bunga, jangka waktu kredit 2. strategi manajemen risiko kredit untuk dikaitkan dengan perubahan potensial yang ter aktivitas yang memiliki eksposur risiko jadi di pasar, aspek jaminan, agunan, dan/atau kredit yang signifikan garansi serta potensi terjadinya gagal bayar, baik berdasarkan hasil penilaian pendekatan standar Strategi Manajemen Risiko untuk maupun hasil penilaian pendekatan yang mengRisiko Kredit mencakup strategi untuk seluruh gunakan proses analisa kredit yang dilakukan seaktivitas yang memiliki eksposur Risiko Kredit cara intern. yang signifikan. Strategi tersebut memuat secara jelas arah penyediaan dana yang akan di- Pengendalian Risiko Kredit dapat lakukan, antara lain berdasarkan jenis kredit, dilakukan melalui beberapa cara, antara lain lapangan usaha, wilayah geografis, mata uang, mitigasi Risiko, pengelolaan posisi dan Risiko jangka waktu, dan sasaran pasar. Strategi Mana- portofolio secara aktif, penetapan target bajemen Risiko untuk Risiko Kredit sejalan dengan tasan Risiko konsentrasi dalam rencana tahunan tujuan Bank untuk menjaga kualitas kredit, laba, Bank dan penetapan tingkat kewenangan dalam dan pertumbuhan usaha. Untuk mengantisipasi proses persetujuan penyediaan dana. Dalam hal terjadinya kredit bermasalah maka pinjaman di- ini, Cabang diberikan Kuasa Memutus Kredit ( berikan kepada debitur atau calon debitur yang KMK ) sesuai dengan kapabilitas dan keahlian memiliki past performance baik, usaha yang me- didalam melakukan pengambilan keputusan pemiliki prospek dan jaminan yang marketable ser- nyaluran kredit. Bagi Cabang yang dipandang ta selalu mengedepankan aspek hukum didalam belum memenuhi kriteria dan kemampuan yang pelaksanaannya. digariskan, manajemen tidak akan memberikan wewenang sampai kondisi tersebut dapat di3. kebijakan pengelolaan risiko konsentrasi penuhi oleh cabang. Apabila wewenang terse Kredit but terlampaui, maka harus diajukan ke Komite Kredit Kantor Pusat. Wewenang Komite Kredit Dalam mengelola risiko konsentrasi Kantor Pusat pun masih terbagi – bagi sesuai kredit, Bank telah menetapkan target batasan dengan kewenangan yang telah diberikan oleh Risiko konsentrasi dalam rencana tahunan Bank, Direksi. Dengan penyaringan yang berlapis khususnya dalam kebijakan manajemen risiko tersebut, maka hasil yang dicapai benar – benar kredit yang dievaluasi secara berkala paling dapat memenuhi harapan seluruh stakeholder kurang 1 (satu) kali dalam setahun. Dalam hal mulai dari nasabah /deposan, karyawan hingga eksposur kredit di sektor dominan sudah melebi- pemegang saham Bank. hi batasan konsentrasi kredit yang ditetapkan, maka Penyaluran kredit pada Sektor ekonomi Proses pemberian kredit secara prudent dominan harus dilakukan dengan lebih selektif. ini masih akan dipertahankan pada tahun 2016, dan akan disempurnakan agar kondisi kualitas 4. mekanisme pengukuran dan Pengendal kredit tetap baik. Sedangkan didalam memper ian Risiko Kredit tahankan kualitas kredit langkah langkah yang diambil adalah penerapan proses kredit secara Sistem pengukuran Risiko Kredit yang terintegrasi yang meliputi proses identifikasi digunakan Bank mempertimbangkan karakteris- sektor kredit yang potensial, proses underwriting tik setiap jenis transaksi yang terekspos Risiko yang akurat dan ketat, proses monitoring kredit Kredit, kondisi keuangan debitur/pihak lawan secara kontinu, portofolio management yang
6 8 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
komprehensif dan penyelesaian kredit bermasalah secara disiplin, disamping terus menjalin kerjasama yang baik dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko sehingga hasil yang dicapai akan menjadi lebih baik ditahun - tahun mendatang. ii. definisi tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengala mi penurunan nilai/impairment iii. penjelasan mengenai pendekatan yang digunakan untuk pemben tukan Cadangan Kerugian Penu runan Nilai (CKPN) individual dan kolektif, serta metode statis tik yang digunakan dalam perhi tungan CKPN Cadangan kerugian penurunan nilai kredit adalah penyisihan yang dibentuk apabila nilai tercatat kredit setelah penurunan nilai kurang dari nilai tercatat awal. Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) secara Individual dilakukan dengan metode Discounted Cash Flow, Kredit yang telah mengalami penurunan nilai dicatat berdasarkan jumlah yang didiskonto (discounted value) dan bukan berdasarkan nilai buku. Jumlah yang didiskonto (discounted value) diperoleh dengan mengestimasi arus kas masa datang (mencakup pembayaran pokok dan bunga) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari kredit. Sedangkan Evaluasi penurunan nilai terhadap kelompok kredit secara Kolektif dilakukan berdasarkan estimasi arus kas kontraktual masa datang dan tingkat kerugian historis (historical loss rate atau historical net charge-off rate) dari kelompok kredit. Berdasarkan data kerugian historis dari suatu kelompok kredit setelah memperhitungkan tingkat pengembalian (recovery rate), Bank melakukan estimasi arus kas masa datang dan tingkat kerugian kelompok kredit pada saat ini.
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 6 9
Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) secara Kolektif dilakukan dengan Metode Statistik (Statistical Model Analysis). Metode statistik yang digunakan dalam perhitungan CKPN adalah Probability of Default, yaitu tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajiban, yang diukur berdasarkan pendekatan Migration Analysis. Migration Analysis menggunakan internal loan grading system (rating system) dan bukan berdasarkan pengalaman kerugian sebagaimana halnya pendekatan Historical Loss Rate. Pendekatan ini dilakukan dengan menganalisa tingkat migrasi outstanding kredit dari grade tertinggi (kolektibilitas 1/lancar) ke grade terendah (kolektibilitas 5/macet). (b)
Pengungkapan kuantitatif, yang mencak up antara lain:
i. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.1.a
ii. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.2.a iii.
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.3.a
iv. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Wilayah
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.4.a
v. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan berdasarkan Sektor Ekonomi
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.5.a vi. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 2.6.a
(2) Pengungkapan Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar, yang terdiri dari: (a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain:
pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia sesuai ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai lembaga pemering kat dan peringkat yang diakui Bank Indonesia. Dalam satu ke lompok usaha, peringkat suatu perusahaan tidak dapat digunakan untuk menetapkan bobot risiko dari perusahaan lain dalam ke lompok tersebut. ii. kategori portofolio yang menggu nakan peringkat
Kategori portofolio yang diwajib i. informasi mengenai kebijakan kan bank untuk menggunakan penggunaan peringkat dalam peringkat dalam perhitungan perhitungan Aset Tertimbang Aset Tertimbang Menurut Risiko Menurut Risiko (ATMR) untuk (ATMR) risiko kredit sampai den risiko kredit gan saat ini masih terbatas pada portofolio Surat Berharga. Pene Kebijakan penggunaan pering tapan bobot risiko atas portofolio kat dalam perhitungan Aset Ter Surat Berharga didasarkan pada timbang Menurut Risiko (ATMR) peringkat dari surat berharga di untuk risiko kredit mengacu maksud (issue rating). Dalam hal pada Peraturan Bank Indone surat berharga tidak memiliki per sia Nomor 14/ 15 /PBI/2012 Ten ingkat maka penetapan bobot tang Penilaian Kualitas Aset Bank risiko didasarkan pada bobot Umum dan Surat Edaran Bank In risiko donesia Nomor 13/6/DPNP tang gal 18 Februari 2011 perihal Pe dari portofolio Surat Berharga doman Perhitungan Aset Tertim tanpa peringkat (Unrated). bang Menurut Risiko Untuk Risiko Kredit dengan Menggu iii. lembaga pemeringkat yang digu nakan Pendekatan Standar se nakan bagaimana telah diubah oleh POJK No. 11/POJK.03/2015 ser\ Bank hanya menggunakan lemba ta Surat Edaran Bank Indonesia ga pemeringkat dan peringkat ter No.13/31/DPNP tanggal 22 De kini yang diakui Bank Indone sember 2011 perihal Lembaga sia sebagaimana dipublikasikan Pemeringkat dan Peringkat Yang melalui website Bank Indonesia Diakui Bank Indonesia. Sehing pada http://www.bi.go.id/id/per ga Peringkat yang digunakan oleh bankan/lembaga-pemeringkat/ Bank adalah peringkat terkini Contents/Default.aspx berdasar yang dikeluarkan oleh lembaga kan Surat Edaran Bank Indone sia No. 13/31/DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga
7 0 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 7 1
Pemeringkat dan Peringkat yang bijakan Bank untuk jenis Diakui Bank Indonesia. Sehingga agunan utama yang diteri Lembaga pemeringkat yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: ma
a. Fitch Ratings b. Moody’s Investor Service c. Standard and Poor’s d. PT. Fitch Ratings Indonesia e. PT. ICRA Indonesia f. PT. Pemeringkat Efek Indone sia (PEFINDO)
Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan dan Kebi jaksanaan Perkreditan yang dimiliki Bank, Jenis Agunan Utama yang diterima oleh Bank, antara lain:
1. Deposito/tabungan dan sertifikat deposito yang iv. pengungkapan risiko kredit pihak lawan (counterparty credit risk), diterbitkan oleh Bank An termasuk jenis instrumen mitigasi tardaerah yang lazim diterima/diserahkan 2. Emas yang disimpan pada oleh Bank Bank Antardaerah (b) Pengungkapan kuantitatif, yang mencak 3. Tanah dan Bangunan, up: yang memenuhi per syaratan yang ditetapkan i. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio oleh Bank Antardaerah dan Skala Peringkat 4. Kendaraan, yang memenuhi persyaratan Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 3.1.a yang ditetapkan oleh Bank Antardaerah ii. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak La wan (Counterparty Credit Risk) 5. Kapal, yang memenuhi persyaratan yang ditetap Bank tidak memiliki ekposur Risiko kan oleh Bank Antardae kredit akibat kegagalan pihak lawan, khususnya yang timbul dari transaksi de rah rivative. Sedangkan Jenis agunan utama yang diperhitungkan Bank dalam Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 3.2.b.1 Teknik MRK - Agunan pada Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 3.2.c.1 Pendekatan Standar adalah seb agai berikut: (3) Pengungkapan Mitigasi Risiko Kredit dengan menggunakan Pendekatan Stan 1. Deposito/tabungan dan dar, yang terdiri dari: sertifikat deposito yang diterbitkan oleh Bank An (a) Pengungkapan kualitatif, yang tardaerah mencakup: i. informasi mengenai ke
2. Emas yang disimpan pada Bank Antardaerah ii. kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai dan mengelola agu nan Bank menggunakan nilai agunan sebesar nilai taksasi yang dilaksanakan dengan memperhitungkan ”margin of safety”. margin of safety di perlukan oleh Bank dalam melaksanakan penjualan/likuidasi dari Agunan yang diberikan dengan mempertimbangkan beberapa faktor tertentu. Penilaian agunan dilakukan berdasar kan permintaan Account Officer yang telah mendapatkan persetujuan dari Pimpinan Cabang atau Pejabat yang di tunjuk oleh Direksi. Setiap penilaian ob jek agunan harus dilihat secara fisik. Pe nilaian kembali terhadap nilai wajar atau nilai pasar agunan (retaksasi agunan) wa jib dilakukan paling kurang 1 (satu) tahun sekali.
imbulkan dari penggunaan teknik miti gasi risiko kredit.
Pengungkapan tingkat konsen trasi yang ditimbulkan setelah memperhi tungkan dampak dan teknik mitigasi risiko kredit dimuat dalam Tabel 4.1.a dan Tabel 4.2.a. (b) Pengungkapan kuantitatif, yang mencakup: i.
Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Miti gasi Risiko Kredit
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 4.1.a
ii. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 4.2.a
(4) Pengungkapan Sekuritisasi Aset Agunan berupa fixed asset wajib diasur Bank tidak memiliki ekposur sekuritisasi ansikan pada perusahaan asuransi dengan asset. Banker’s Clause Bank Antardaerah se lambat-lambatnya pada hari perjanjian (5) Pengungkapan kuantitatif Perhitungan kredit ditandatangani. ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar
iii.
pihak-pihak utama pemberi jaminan/ garansi dan kelayakan kredit (creditwor thiness) dari pihak-pihak tersebut
Penerbit jaminan/garansi yang diakui dalam perhitungan teknik miti gasi risiko kredit secara umum adalah bank koresponden yang memenuhi per syaratan sebagai prime bank ataupun ber status Badan Usaha Milik Negara. Peng gunaan garansi sebagai salah satu bentuk teknik mitigasi risiko masih terbatas pada transaksi Trade Finance. iv.
informasi tingkat konsentrasi yang dit
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.1 Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.2 Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.3 Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.4
Bank tidak memiliki ekposur sekuritisasi asset.
Bank tidak memiliki ekposur di Unit Us aha Syariah.
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 6.1.
b)
Risiko Pasar,
7 2 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Mengingat Bank tidak memiliki eksposur pada Trading Book, maka sumber Risiko Pasar hanya berasal dari transaksi pada Banking Book, khususnya Interest Rate in Banking Book (IRRBB) dan Posisi De visa Neto (PDN). Pada tahun 2015, PDN Bank Antardaerah rata-rata di posisi 0,84% dari modal.
(1)
Perhitungan risiko pasar dengan menggunakan Metode Standar, yang antara lain terdiri atas:
(a) Pengungkapan kualitatif, yang mencakup antara lain: i. informasi mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko pasar, termasuk: 1.
organisasi manajemen risiko pasar
Penetapan struktur organisasi, perangkat dan kelengkapan unit/fungsi yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Pasar disesuaikan dengan karakteristik dan kompleksitas kegiatan usaha Bank. Dalam rangka melengkapi Komite Manajemen Risiko khususnya terkait pengelolaan Risiko Pasar, Bank membentuk Komite Manajemen Aset dan Kewajiban atau Assets and Liabilities Management Committee (ALCO). 2.
pengelolaan portofolio trading book dan banking book serta metodologi valuasi yang digunakan
Bank tidak mempunyai eksposur yang tergolong dalam trading book, namun demikian untuk pengelolaan portofolio dalam banking book dikelola oleh Divisi Treasury di Kantor Pusat. Metodologi valuasi yang digunakan untuk portofolio banking book dilakukan sesuai dengan ketentuan PAPI (revisi 2008), yakni dengan
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 7 3
menggunakan nilai wajar (fair value) yang diperlakukan sesuai dengan kategorinya. 3. mekanisme pengukuran risiko pasar un tuk keperluan pemantauan risiko secara periodik maupun untuk perhitungan ke cukupan modal, baik pada banking book maupun trading book Bank tidak mempunyai eksposur yang tergolong dalam trading book, namun demikian mekanisme pengukuran risiko pasar untuk keperluan pemantauan risiko secara periodik dilakukan oleh satuan kerja yang independen (SKMR) dari satuan kerja yang mengelola risiko pasar pada banking book dengan menggunakan metode Risk Based Bank Rating (RBBR). Sedangkan untuk menghitung kecukupan modal minimum untuk risiko pasar dilakukan sesuai dengan Pedoman Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP) yang mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai Profil Risiko. ii.
cakupan portofolio (trading dan banking book) yang diperhitung kan dalam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
Berdasarkan Peraturan Bank In donesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 ten tang Kewajiban Penyediaan Mod al Minimum Bank Umum, Bank tidak termasuk dalam krite ria Bank yang diwajibkan untuk menghitung KPMM Risiko Pasar.
iii.
langkah-langkah dan rencana dalam mengantisipasi risiko pasar atas transaksi mata uang asing baik karena perubahan kurs mau pun fluktuasi suku bunga, terma suk penjelasan mengenai semua penyediaan dana dan ikatan tanpa
proteksi atau lindung nilai, serta utang yang suku bunganya berf luktuasi atau yang tidak ditentu kan terlebih dahulu.
Dalam mengantisipasi risiko pasar atas transaksi mata uang asing karena perubahan kurs dilakukan dengan menjaga agar net open position (NOP) berada pada posisi square. Sedangkan untuk mengantisipasi risiko pasar akibat perubahan suku bunga, maka Bank menerapkan kebijakan floating rate baik dari sisi Aktiva dan Pasiva. Disamping itu, repricing suku bunga juga selalu dilakukan secara bersamaan pada dua sisi, Aset dan Kewajiban melalui mekanisme ALCO meeting. (b)
Pengungkapan kuantitatif yang paling kurang mencakup pengungkapan risiko pasar menggunakan metode standar
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bank tidak termasuk dalam kriteria Bank yang diwajibkan untuk menghitung KPMM Risiko Pasar. (2)
Perhitungan risiko pasar dengan menggu nakan Modal Internal
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bank tidak termasuk dalam kriteria Bank yang diwajibkan untuk menghitung KPMM Risiko Pasar dengan menggunakan Model Internal. c)
Risiko Operasional, yang mencakup:
(1)
Pengungkapan kualitatif, yang antara lain mencakup informasi mengenai penera pan manajemen risiko untuk risiko opera sional, termasuk:
(a) organisasi manajemen risiko op erasional Dalam organisasi manajemen risiko operasional, Manajemen unit bisnis atau unit pendukung merupakan risk owner yang bertanggung jawab terhadap proses Manajemen Risiko untuk Risiko Operasional sehari-hari serta melaporkan permasalahan dan Risiko Operasional secara spesifik dalam unitnya sesuai jenjang pelaporan yang berlaku. Untuk memfasilitasi proses Manajemen Risiko untuk Risiko Operasional dalam unit bisnis atau unit pendukung dan memastikan konsistensi penerapan kebijakan Manajemen Risiko untuk Risiko Operasional, ditunjuk dedicated operational risk officer yang memiliki jalur pelaporan ganda yaitu secara langsung kepada pimpinan unit bisnis atau pendukung serta kepada Satuan Kerja Manajemen Risiko. (b)
mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan men gukur risiko operasional
Metode yang digunakan Bank untuk melakukan identifikasi dan pengukuran Risiko Operasional adalah Key Risk Indicators (KRI) serta metodologi kuantitatif dan metodologi kualitatif sesuai dengan mekanisme Risk Based Bank Rating (RBBR). Disamping itu, sumber informasi Risiko Operasional juga diambil dari hasil temuan Audit Internal dan Eksternal yang terkait dengan Risiko Operasional untuk melakukan identifikasi dan pengukuran Risiko Operasional. (c) mekanisme untuk memitigasi risiko operasional Dalam penerapan pengendalian Risiko Operasional, Bank mengembangkan program untuk memitigasi Risiko Operasional, antara lain pengamanan proses teknologi informasi, asuransi, dan alih daya pada sebagian kegiatan op-
7 4 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
erasional Bank. Disamping itu Bank juga telah mempunyai Busssiness Continuity Plan (BCP) untuk memitigasi risiko operasional dalam hal terjadi disaster. (2) Pengungkapan kuantitatif menge nai risiko operasional Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 8.1.a d)
Risiko Likuiditas, yang mencakup:
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 7 5
si Risiko Likuiditas. Indikator peringatan dini dimaksud meliputi indikator internal dan indikator eksternal. Indikator internal antara lain meliputi kualitas aset yang memburuk, peningkatan konsentrasi pada beberapa aset dan sumber pendanaan tertentu, peningkatan currency mismatches, pengulangan terjadinya pelampauan limit, peningkatan biaya dana secara keseluruhan, dan/atau posisi arus kas yang semakin buruk sebagai akibat maturity mismatch yang besar terutama pada skala waktu jangka pendek. Indikator eksternal antara lain meliputi informasi publik yang negatif terhadap Bank, penurunan fasilitas credit line yang diberikan oleh Bank koresponden, peningkatan penarikan deposito sebelum jatuh tempo, dan/atau keterbatasan akses untuk memperoleh pendanaan jangka panjang.
Bank Antardaerah mengelola likuiditasnya secara hati-hati / prudent dengan menjaga LDR rupiah pada kisaran 70% dan LDR USD pada kisaran 35%, disamping itu Divisi Treasury dalam mengatur likuiditas Bank dengan mengalokasikan penempatan dana pada instrument yang likuid dan ber-risiko rendah yaitu pada instrument-instrument yang diterbitkan oleh (c) pemerintah ataupun pada Bank Indonesia. (1)
Pengungkapan kualitatif, yang antara lain mencakup informasi mengenai penera pan manajemen risiko untuk risiko likui ditas, termasuk:
(a)
organisasi manajemen risiko likuiditas
mekanisme pengukuran dan pengendal ian risiko likuiditas
Metode pengukuran Risiko Likuiditas dan stress testing Risiko Likuiditas disesuaikan dengan strategi pengelolaan dana Bank sehingga dapat menggambarkan dengan baik profil Risiko Likuiditas Bank. Dalam melakukan pengukuran Risiko Likuiditas, Bank menggunakan alat pengukuran yang dapat mengkuantifikasi Risiko Likuiditas secara tepat waktu dan komprehensif. Alat pengukuran juga digunakan untuk mengukur eksposur Risiko inheren, antara lain komposisi aset, kewajiban, dan transaksi rekening administratif, konsentrasi aset dan kewajiban, serta kerentanan pada kebutuhan pendanaan. Alat pengukuran dimaksud meliputi rasio likuiditas, profil maturitas, proyeksi arus kas dan stress testing.
Dalam organisasi manajemen risiko likuiditas, Bank telah membentuk Divisi Treasury yang bertanggung jawab untuk melakukan pengelolaan likuiditas Bank. Selain menjaga dan mempertahankan Primary Reserves, Divisi Treasury juga menjaga dan mempertahankan Secondary Reserves untuk memastikan likuiditas berada pada level yang aman serta bertugas mengalokasikan penempatan dana pada instrument yang ber-risiko rendah dan sesuai dengan kebijakan serta limit yang ditetapkan Pengendalian Risiko Likuiditas dilakukan melalui strategi pendanaan, pengelolaan (b) indikator peringatan dini permasalahan posisi likuiditas dan Risiko Likuiditas harian, likuiditas pengelolaan aset likuid yang berkualitas tinggi, dan rencana pendanaan darurat (Contigency Penetapan indikator peringatan dini un- Funding Plan). tuk Risiko Likuiditas digunakan sebagai alat identifikasi permasalahan dan penentuan mitiga- (2) Pengungkapan kuantitatif mengenai
risiko likuiditas, yang paling kurang men f) cakup: (a) Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah
Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 9.1.a
(b)
Pengungkapan Profil Maturitas Valas Lampiran SE 14/35/DPNP Tabel 9.2.a
e)
Risiko Hukum, yang berisi pengungka pan kualitatif mengenai penerapan mana jemen risiko untuk risiko hukum yang an tara lain mencakup:
(1)
organisasi manajemen risiko hukum
Dalam organisasi manajemen risiko hukum, Bank memiliki Legal Corporate dari SDM yang kompeten dalam bidang hukum untuk mendukung proses manajemen risiko hukum. Dalam menjalankan fungsinya Legal Corporate membantu mengembangkan dan mengevaluasi strategi, kebijakan, dan prosedur Manajemen Risiko untuk Risiko Hukum serta memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Keterlibatan Legal Corporate yang berkompeten di bidang hukum juga sangat penting dalam setiap aktivitas bisnis Bank yang terekspos Risiko Hukum termasuk diantaranya dalam hal Bank akan mengeluarkan aktivitas dan produk baru. Legal Corporate dan Satuan Kerja Manajemen Risiko bekerjasama dalam menilai dampak perubahan ketentuan atau peraturan tertentu terhadap eksposur Risiko Hukum. (2)
mekanisme pengendalian risiko hukum
Dalam mengendalikan risiko hukum, Legal Corporate melakukan review secara berkala terhadap kontrak dan perjanjian antara Bank dengan pihak lain, antara lain dengan cara melakukan penilaian kembali terhadap efektivitas proses enforceability guna mengecek validitas hak dalam kontrak dan perjanjian tersebut.
Risiko Stratejik, yang berisi pengungka pan kualitatif mengenai penerapan mana jemen risiko untuk risiko stratejik yang antara lain mencakup:
(1) organisasi manajemen risiko stratejik Dalam organisasi manajemen risiko stratejik, Seluruh unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab membantu Direksi menyusun perencanaan stratejik, dan mengimplementasikan strategi secara efektif. Direksi memimpin program perubahan yang diperlukan dalam rangka implementasi strategi yang telah ditetapkan. Unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab memastikan bahwa praktek Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik dan pengendalian di unit bisnis telah konsisten dengan kerangka Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik secara keseluruhan. Selain itu, Satuan Kerja Manajemen Risiko juga bertanggung jawab dalam proses Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik khususnya pada aspek pemantauan dan evaluasi perkembangan implementasi rencana stratejik, serta memberikan masukan mengenai peluang dan pilihan yang tersedia untuk pengembangan dan perbaikan strategi secara berkelanjutan. (2)
kebijakan yang memungkinkan Bank un tuk dapat mengidentifikasi dan merespon perubahan lingkungan bisnis, baik ekster nal maupun internal
Untuk mengidentifikasi dan merespon perubahan lingkungan bisnis, baik eksternal maupun internal, Dokumen Corporate Plan yang disusun 5 (lima) tahun sekali, sedangkan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) direview setiap tahun untuk disesuaikan dengan perubahan lingkungan yang ada. Namun, apabila terjadi perubahan lingkungan yang signifikan kebijakan dimaksud dapat direview dalam waktu yang lebih pendek. Hasil review tersebut selanjutnya digunakan oleh Bank sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam merespon perubahan lingkungan bisnis.
7 6 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
(3) mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan Dalam mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan, mekanisme untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari rencana bisnis yang ditetapkan dilakukan dengan membandingkan target dengan realisasi bisnis Bank dalam periode bulanan, triwulanan, semester dan tahunan. g)
Risiko Kepatuhan, yang berisi pengung kapan kualitatif mengenai penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan yang antara lain mencakup:
(1)
organisasi manajemen risiko kepatuhan
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 7 7
pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem, maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) mekanisme pemantauan dan pengendal ian risiko kepatuhan Satuan/Unit Kerja yang melaksanakan fungsi Manajemen Risiko untuk Risiko Kepatuhan memantau dan melaporkan Risiko Kepatuhan yang terjadi kepada Direksi Bank baik sewaktuwaktu pada saat terjadinya Risiko Kepatuhan maupun secara berkala dan memastikan bahwa Bank memiliki tingkat kepatuhan yang memadai terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mengendalikan Risiko Kepatuhan, terutama terkait dengan ketepatan pelaporan kepada pihak eksternal, termasuk pelaporan kepada Bank Indonesia serta pemantauan terhadap ketepatan pemenuhan komitmen Bank Indonesia, Bank telah mempunyai Program Early Warning System (EWS) yang dapat memberikan peringatan kepada user apabila tanggal pelaporan sudah mendekati jatuh tempo.
Dalam organisasi manajemen risiko kepatuhan, Bank telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) yang independen dari satuan kerja bisnis/operasional dan memiliki tugas, kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang h) Risiko Reputasi, yang berisi pengungka Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. pan kualitatif mengenai penerapan mana jemen risiko untuk risiko reputasi yang (2) strategi manajemen risiko dan efektivi antara lain mencakup: tas penerapan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan, terutama dalam rangka (1) organisasi manajemen risiko reputasi, memastikan penyusunan kebijakan dan termasuk pelaksanaan manajemen risiko prosedur telah sesuai dengan standar untuk risiko reputasi oleh unit-unit terkait yang berlaku secara umum, ketentuan, (Corporate Secretary, Humas, dan unit dan/atau peraturan perundangundangan bisnis terkait) yang berlaku Dalam organisasi manajemen risiko repu Untuk memastikan efektivitas penera- tasi, Seluruh pegawai termasuk manajemen pan manajemen risiko untuk risiko kepatuhan, unit bisnis dan aktivitas pendukung menjadi baterutama dalam rangka memastikan penyusunan gian dari struktur pelaksana Manajemen Risiko kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan stan- untuk Risiko Reputasi, mengingat reputasi merudar yang berlaku secara umum, ketentuan, dan/ pakan hasil dari seluruh aktivitas bisnis Bank. atau peraturan perundangundangan yang ber- Peran Manajemen Unit Bisnis adalah mengilaku, secara periodik Satuan Kerja Kepatuhan dentifikasi Risiko Reputasi yang terjadi pada melakukan review dan/atau merekomendasikan bisnis atau aktivitas unit tersebut dan sebagai
front liner dalam membangun dan mencegah Risiko Reputasi, khususnya terkait hubungan dengan nasabah. Sedangkan Satuan kerja yang melaksanakan Manajemen Risiko untuk Risiko Reputasi seperti Corporate Secretary, Investor Relation, antara lain bertanggung jawab untuk menjalankan fungsi kehumasan dan merespons pemberitaan negatif atau kejadian lainnya yang mempengaruhi reputasi Bank dan dapat menyebabkan kerugian Bank serta mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan pemangku kepentingan. (2)
(3) pengelolaan risiko reputasi pada saat kri sis Dalam mengelola risiko reputasi pada saat krisis, menggunakan protokol khusus untuk pengelolaan reputasi pada saat krisis sehingga dapat dengan cepat mengantisipasi peningkatan Risiko Reputasi di saat krisis dengan melaksanakan kebijakan komunikasi yang tepat dalam kebijakan dan mekanisme dalam rangka rangka menghadapi berita/publikasi yang bersimeningkatkan kualitas pelayanan kepa fat negatif atau mencegah informasi yang cenda nasabah dan pemangku kepentingan derung kontraproduktif, antara lain dengan cara lainnya (stakeholders) untuk mengendal menerapkan strategi penggunaan media yang ikan risiko reputasi efektif untuk menghadapi berita negatif.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah dan pemangku kepentingan lainnya (stakeholders) untuk mengendalikan risiko reputasi, Bank mengembangkan mekanisme yang handal dalam melakukan tindakan pengendalian Risiko Reputasi yang efektif. Secara umum, pengendalian Risiko Reputasi dilakukan melalui 2 (dua) hal : (a) Pencegahan terjadinya kejadian yang me nimbulkan Risiko Reputasi, yang secara umum dilakukan melalui serangkaian ak tivitas tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), yang merupakan serangkaian aktivitas yang di lakukan Bank untuk pemberdayaan ma syarakat dalam bentuk kegiatan ekonomi/ sosial yang diharapkan dapat memban gun reputasi positif dari pemangku ke pentingan terhadap Bank serta komu nikasi/edukasi secara rutin kepada pe mangku kepentingan dalam rangka mem bentuk reputasi positif dari pemangku ke pentingan. (b)
Reputasi, yaitu segala respons Bank untuk memulihkan reputasi dan mence gah terjadinya pemburukan reputasi Bank.
Pemulihan reputasi Bank setelah terjadi kejadian yang menimbulkan Risiko
Tata Kelola Perusahaan
74
Halaman sengaja dikosongkan
8 0 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 8 1
Tata Kelola Perusahaan I.
Pendahuluan
Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, maka pelaksanaan Good Corporate Governance pada Bank harus senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar. Pertama, transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan pengambilan keputusan. Kedua, akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Keempat, independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar tersebut di atas, Bank telah berpedoman pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang terkait dengan pelaksanaan Good Corporate Governance. Sebagai bentuk perwujudan pelaksanaan peraturan diatas maka Bank menyusun Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada para Stakeholder dan sebagai salah satu bentuk penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance ini, dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu Bagian pertama membahas mengenai Tranparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance dan bagian kedua membahas mengenai Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance pada periode penilaian 31 Desember 2015. Disamping itu, dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan GCG, Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance pada periode penilaian 31 Desember 2015 juga ditambahkan Action plan dan pelaksanaannya berikut waktu penyelesaian dan kendala/hambatan penyelesaiannya. II.
Jumlah anggota Dewan Komisaris pada Tahun 2015 sampai dengan bulan Juni adalah 4 (empat) orang dengan 50% (lima puluh persen) dari anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. Namun mulai bulan Juli sampai dengan Desember 2015, jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi 3 (tiga) orang karena 1 (satu) orang Komisaris Independen mengundurkan diri efektif per 1 Juli 2015. Sehingga komposisi Dewan Komisaris Tahun 2015 menjadi sebagai berikut :
Semua anggota Dewan Komisaris berdomisili di Indonesia dan telah memenuhi persyaratan dan lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). Kriteria Independen anggota Komisaris secara keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga, baik dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank telah dipenuhi sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Jumlah anggota Direksi pada Tahun 2015 adalah berjumlah 4 (empat) orang dengan susunan anggota Direksi sebagai berikut :
Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance
Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance akan mengungkap seluruh aspek pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (2) dan (3) Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum disusun dengan sistematika / penyajian sebagai berikut : 1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi. i. Jumlah, komposisi, kriteria dan independensi anggota Dewan Komisaris dan Di reksi
Semua anggota Direksi berdomisili di Indonesia yang telah memenuhi persyaratan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). Kriteria Independen secara keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Pemegang Saham Pengendali Bank sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/ PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum telah dipenuhi oleh anggota Direksi. ii.
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Dewan Komisaris telah memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi dan melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi secara berkala maupun sewak-
8 2 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
tu-waktu serta telah memberikan nasihat kepada Direksi. Dewan Komisaris dapat dipastikan tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank dan telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen. Dewan Komisaris juga telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal dan hasil pengawasan Bank Indonesia yang dituangkan dalam Laporan Evaluasi Kinerja. Dewan Komisaris juga telah membentuk Komite-komite yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara lengkap, antara lain :
Komite Audit Komite Pemantau Risiko Komite Remunerasi dan Nominasi
Dewan Komisaris juga telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat serta telah menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya secara optimal. Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta tidak pernah memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi. Dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance Direksi juga telah membentuk, antara lain :
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) Komite Manajemen Risiko (KMR) Satuan Kerja Kepatuhan (SKK)
Direksi juga telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain melalui Laporan hasil tindak lanjut maupun komitmen (exit meeting). Dalam menjalankan tugasnya Direksi tidak menggunakan penasehat perorangan dan/atau jasa profesional sebagai konsultan dan Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi dapat diimplementasikan dan sesuai dengan kebijakan, pedoman serta tata tertib kerja yang berlaku. Direksi telah menetapkan kebijakan dan keputusan strategis melalui mekanisme rapat Direksi. Frekwensi rapat Direksi selama Tahun 2015 telah diselenggarakan sekurang-kurangnya sebanyak 17 (tujuh belas) kali dengan rincian sebagaimana tercantum dalam tabel berikut :
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 8 3
8 4 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Berdasarkan data Notulen Rapat Direksi selama Tahun 2015 maka dapat diketahui bahwa pengambilan keputusan pada Rapat Direksi diambil berdasarkan musyawarah mufakat. Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi dapat diimplementasikan dan sesuai dengan kebijakan, pedoman serta tata tertib kerja yang berlaku. iii.
Rekomendasi Dewan Komisaris
Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi dan/atau nasihat kepada Direksi, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan porsinya dan ketentuan Good Corporate Governance sebagaimana tertuang dalam Risalah rapat kerja maupun dalam Laporan Hasil Evaluasi/Pengawasan oleh Dewan Komisaris. 2.
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite-Komite.
i.
Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite Dewan Komisaris telah membentuk Komite-komite secara lengkap yang terdiri dari :
Komite Audit Komite Pemantau Risiko Komite Remunerasi dan Nominasi
Masing-masing Komite yang dibentuk diketuai oleh Komisaris Independen. Semua anggota Komite yang ada dapat dipastikan telah memenuhi Kriteria Independen secara keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank. Struktur anggota Komite serta syarat keahlian yang harus dimiliki oleh masing-masing anggota Komite dapat dipastikan telah memenuhi persyaratan sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/ PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 8 5
ii.
Tugas dan tanggung jawab Komite
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Audit telah melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. ii. Tugas dan tanggung jawab Komite Komite Pemantau Risiko telah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris menDalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Audit telah melakukan pemantaugenai evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kean dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut bijakan tersebut serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang dilakukan melalui Rapat Komite Pemantau pelaporan keuangan, guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Risiko. Komite Pemantau Risiko telah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan evaluasi terhadap kebijakan Remutersebut serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satnerasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan Remunerauan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang dilakukan melalui Rapat Komite Pemantau Risiko. si dan Nominasi dengan mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain : Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan evaluasi terhadap kebijakan Remunerasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan Remunerasi dan Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan Nominasi dengan mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain : Prestasi dan kemampuan kerja individual Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan Kewajaran dengan peer group Prestasi dan kemampuan kerja individual Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank Kewajaran dengan peer group Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank Hasil rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi dituangkan dalam risalah rapat Hasil rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi dituangkan dalam risalah rapat komite. komite. iii. Frekuensi Rapat Komite Rapat kerja Komite telah diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan Bank sebanyak 15 (lima iii. Frekuensi Rapat Komite belas) kali dalam periode satu tahun yang dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen dan Pihak Indepen Rapat kerja Komite telah diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan Bank sebanyak 15 den dan/atau Pejabat Eksekutif Bank. (lima belas) kali dalam periode satu tahun yang dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen dan Pihak Independen dan/atau Pejabat Eksekutif Bank.
8 6 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 8 7
i.
Fungsi Kepatuhan
Dalam penerapan Fungsi Kepatuhan, Direktur Kepatuhan telah menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian, memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan serta memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau lembaga otoritas yang berwenang sebagaimana dituangkan dalam Laporan Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Kepatuhan. Bank juga telah menunjuk Direktur Kepatuhan yang telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bank juga telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan yang dapat dipastikan Independen terhadap satuan kerja operasional dan bertanggung jawab terhadap ketersediaan dan kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur seluruh Satuan Kerja dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, di seluruh jenjang organisasi dengan cara menguji Sistem dan Prosedur tersebut sebelum diimplementasikan. ii.
Fungsi Audit Intern
Dalam penerapan Fungsi Audit Intern, Direksi dapat dipastikan telah menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan cakupannya dan selalu berupaya untuk menindaklanjuti temuan audit intern Bank sesuai dengan kebijakan dan arahan Dewan Komisaris. Laporan pelaksanaan hasil audit intern Bank juga disampaikan secara berkala kepada Direksi dan Komisaris. Pelaksanaan fungsi audit intern ini juga diwujudkan secara konkret dengan telah dibentuknya SKAI (Satuan Kerja Audit Intern) dengan Sumber Daya Manusia yang disesuaikan dengan kebutuhan Bank dan dapat bekerja secara independen terhadap Satuan Kerja Operasional sehingga dapat melaksanakan seluruh tugas-tugasnya yang meliputi Pemeriksaan, Pelaporan, dan Pemantauan perkembangan tindaklanjut perbaikan yang dilakukan auditee. Semua pekerjaan yang dilakukan SKAI telah didukung oleh pedoman kerja yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan hasil Audit Intern yang dilaksanakan pada Tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat temuan yang secara signifikan dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank. Temuan yang ada lebih banyak bersifat administratif dan temuan hasil audit intern telah ditindaklanjuti. Untuk mengoptimalkan agar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank dapat berjalan secara efektif dan mempertimbangkan faktor Risiko, SKAI telah melakukan pengkinian terhadap Pedoman Risk Based Audit pada Tahun 2015, khususnya untuk pemeriksaan pada Aktivitas Treasury dan penentuan skala prioritas pelaksaanaan Risk Based Audit pada Kantor Cabang. iii.
Keputusan rapat diambil berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat dan telah dituangkan dalam risalah rapat serta didokumentasikan dengan baik. iv.
Program kerja Komite dan realisasinya
Komite memiliki Program Kerja yang efektif beserta evaluasi realisasinya sebagaimana telah dituangkan dalam Laporan Evaluasi Kinerja Tahunan yang disampaikan kepada Dewan Komisaris. 3.
Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern.
Fungsi Audit Ekstern
Untuk Penerapan Audit Ekstern, Bank telah menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Grant Thornton – Gani Sigiro & Handayani yang terdaftar di Bank Indonesia. Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) telah memenuhi aspek-aspek yang telah dipersyaratkan dan telah memperoleh persetujuan RUPS serta telah mempertimbangkan Rekomendasi dari Komite Audit melalui Dewan Komisaris. Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk telah menyampaikan hasil audit dan management letter kepada bank dengan tepat waktu dan mampu bekerja secara independen, memenuhi standard profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan. Menurut pendapat Auditor Independen, Laporan Keuangan Bank telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Bank Antardaerah tanggal 31 Desember 2015, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. 4. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern. Dalam menerapkan Manajemen Risiko sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 perihal Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, maka Bank telah membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang independen terhadap Satuan Kerja Operasional baik secara struktural maupun operasional (Risk Taking Unit) sebagai sarana untuk mendukung kelancaran dalam Penerapan Manajemen Risiko pada Bank. Direksi juga telah menyusun Pedoman Umum Manajemen Risiko yang telah dievaluasi dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Bank juga telah memiliki kebijakan dan prosedur dalam penetapan limit risiko yang secara periodik dikaji
8 8 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
oleh Direksi dan dievaluasi oleh Dewan Komisaris. Untuk meningkatkan kualitas Penerapan Manajemen dan Sistem Pengendalian Risiko pada setiap lini bisnis dan kantor cabang, maka Bank telah menyusun Pedoman Manajemen Risiko untuk setiap lini bisnis dan kantor cabang yang telah dikinikan dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Bank juga telah melakukan proses manajemen risiko mulai dari identifikasi risiko sampai dengan pemantauan dan pelaporan Profil Risiko kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk menunjang proses manajemen risiko yang handal, Bank telah berupaya untuk menjaga kualitas Sumber Daya Manusia dengan cara memberikan pelatihan baik intern maupun yang diselenggarakan oleh pihak eksternal serta mengikutkan Pengurus dan Pejabat Bank dalam Sertifikasi Manajemen Risiko sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bank juga telah memiliki Sistem Informasi Profil Risiko untuk menghasilkan Profil Risiko sebagai sarana untuk memantau eksposur risiko yang cukup akurat dan tepat waktu yang terdiri dari 2 (dua) jenis Laporan, antara lain :
Laporan Profil Risiko Triwulanan Laporan Profil Risiko Bulanan
Dalam rangka menyesuaikan ketentuan pada Peraturan Bank Indonesia nomor 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia nomor 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, maka pada Triwulan IV tahun 2011 Bank telah melakukan Revisi pada Pedoman Standar Manajemen Risiko dan mulai menerapkan penyusunan Laporan Profil Risiko berdasarkan Risk Based Bank Rating mulai Triwulan IV tahun 2011. 5.
Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure).
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui jumlah total dana yang disediakan oleh Bank baik kepada Pihak Terkait maupun Penyediaan Dana Besar. Dalam memberikan Penyediaan Dana baik pada Pihak Terkait maupun Debitur Inti dapat dipastikan bahwa limit penyediaan dana kepada masing-masing Individu maupun group tersebut tidak ada yang melanggar/melampaui batas/limit penyediaan dana sebagaimana dijelaskan dalam ketentuan mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank (BMPK). Dalam hal ini Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis dan jelas untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar. Bank telah melakukan kaji ulang terhadap kebijakan penyediaan dana besar (large exposure) sesuai dengan ketentuan dan perundang undangan yang berlaku serta disesuaikan kompleksitas usaha Bank. Pada Tahun 2015 kebijakan penyediaan dana besar (large exposure) ditetapkan ≥ Rp. 20 milyar. Bank dalam pelaksanaan penyediaan dana kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar juga berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank (BMPK) dan telah memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang undangan yang berlaku. Hal ini dapat terbukti dari laporan secara berkala kepada Bank Indonesia dan/atau Otoritas berwenang perihal dimaksud dapat menunjukkan bahwa tidak pernah terjadi pelanggaran maupun pelampauan penyediaan dana baik pada Pihak Terkait maupun Pihak Tidak Terkait selama periode Laporan Tahun 2015.
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 8 9
6.
Rencana strategis Bank, baik Rencana Jangka Pendek (Business Plan) maupun Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan).
i.
Rencana Korporasi (Corporate Plan)
Bank telah memiliki Rencana Strategis yang telah disusun dalam bentuk Rencana Korporasi (Corporate Plan) sesuai dengan visi dan misi Bank. Rencana Korporasi (Corporate Plan) secara periodik disusun oleh Direksi dan mendapat persetujuan oleh Komisaris. Rencana Korporasi (Corporate Plan) yang terkini disusun pada tahun 2011 untuk perencanaan jangka panjang dalam periode 7 (tujuh) tahun mendatang yang dituangkan dalam Corporate Plan 2012–2018. Inti perencanaan jangka panjang yang dituangkan dalam Corporate Plan 2012–2018 Bank Antardaerah (Bank Antardaerah) adalah menjadi Bank yang mempunyai kontribusi besar pada Stakeholder dengan landasan SDM yang berkualitas dan pemanfaatan Teknologi Informasi pada Produk dan Jasa Bank secara tepat. Direksi juga telah melaksanakan dan mengkomunikasikan Rencana Korporasi (Corporate Plan) kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank. Dalam menyusun Rencana Korporasi (Corporate Plan), Bank telah memperhatikan seluruh faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat. ii. Rencana Bisnis (Business Plan) Bank telah memiliki Rencana Strategis dalam bentuk Rencana Bisnis (Business Plan) yang telah disusun secara periodik yang sesuai dengan visi dan misi Bank. Rencana Bisnis Bank (Business Plan) telah disusun secara realistis, komprehensif, terukur (achieable), serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan cukup responsif terhadap perubahan internal dan eksternal. Direksi juga selalu mengkomunikasikan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke jenjang organisasi pada Bank dan berupaya untuk melaksanakan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) secara efektif. Dalam menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis Bank (Business Plan), Bank selalu Berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Rencana Bisnis Bank Umum. Penyusunan Rencana Bisnis Bank business plan) periode 2016-2018 yang disusun pada tahun 2015 juga telah memperhatikan Faktor Risiko dengan mempertimbangkan Kebijakan Risiko dalam melaksanakan Rencana Bisnis Bank. Dalam hal ini Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (Business Plan) secara periodik. 7. Transparansi kondisi keuangan dan termasuk non keuangan Bank yang belum di ungkap dalam laporan lain 4. Penerapan manajemen risiko sistem pengendalian intern. nya. Dalam menerapkan Manajemen Risiko sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia nomor 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank In Bank telah menerapkan transparansi keuangan stakeholders dan Risiko pihak terkait donesia nomor 11/25/PBI/2009 tanggalkondisi 1 Juli 2009 perihalkepada Penerapan Manajemen Bagi lainnya dengan menyampaikan laporan laporan keuangan audited dan(KMR) laporan terkait lainnya Bank Umum, maka Bank telahpublikasi, membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerjasesuai dengan tata cara, Risiko jenis dan cakupan dalam ketentuan Bank Indonesia Manajemen (SKMR) yangsebagaimana independen diatur terhadap Satuan Kerja Operasional baikdan/atau secara Peraturanstruktural Otoritas Jasa Keuangan (POJK) tentang Bank secara tepat waktu. maupun operasional (Risk TakingTransparansi Unit) sebagaiKondisi saranaKeuangan untuk mendukung kelancaran Selaindalam itu Bank juga telah memiliki homepage dapat diakses oleh menyusun publik untuk mengetahui produk, Penerapan Manajemen Risiko padayang Bank. Direksi juga telah Pedoman Umum jasa dan informasiRisiko lainnyayang tentang Bank dan jugadisetujui telah melaksanakan transparansi informasi mengenai Manajemen telahBank. dievaluasi oleh Dewan Komisaris. Bank juga telah produkmemiliki Bank dengan caradan mencetak beberapa brosur untuk informasi produk Bankperiodik secara singkat dan jelas kebijakan prosedur dalam penetapan limit risiko yang secara dikaji oleh dengan berpedoman pada persyaratan tata caraUntuk sebagaimana diaturkualitas dalam ketentuan Indonesia Direksi dan dievaluasi oleh Dewandan Komisaris. meningkatkan PenerapanBank Manajedan/atau Otoritas Jasa Keuangan (POJK) tentang Transparansi Informasi Banktelah dan PengmenPeraturan dan Sistem Pengendalian Risiko pada setiap lini bisnis dan kantor cabang,Produk maka Bank gunaan Data Pribadi Nasabah. Bank jugaRisiko telah untuk mengungkapkan kondisidan keuangan dan nonyang keuangan menyusun Pedoman Manajemen setiap lini bisnis kantor cabang telah Bank yang belum diungkap dalam laporan lainnya pada Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance dikinikan dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Bank juga telah melakukan proses manajemen ini, sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 30 Januari 2006 keyang disrisiko mulai dari identifikasi risiko sampai dengan pemantauan dan tanggal pelaporan Profil Risiko empurnakan denganJasa PBI Keuangan No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporaterisiko Governance bagi Bank pada Otoritas (OJK). Untuk menunjang proses manajemen yang handal, Umum. Bank telah berupaya untuk menjaga kualitas Sumber Daya Manusia dengan cara memberikan pelatihan baik intern maupun yang diselenggarakan oleh pihak eksternal serta mengikutkan 8. Informasidan lainPejabat yang terkait GCG Bank. Pengurus Bankdengan dalam Sertifikasi Manajemen Risiko sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bank juga telah memiliki Sistem Informasi Profil Risiko untuk menghasilkan Profil Risiko Bank selalu berusaha untuk menerapkan pinsip-prinsip Good Corporate sebagai sarana untuk memantau eksposur risiko yang cukup akurat dan tepatGovernance waktu yang sesuai terdiri dengan ketentuan yang diatur dalamantara Peraturan dari 2 (dua) jenis Laporan, lain : Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan PBI Triwulanan No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Laporan dengan Profil Risiko
9 0 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
bagi Bank Umum. Sehingga dari hasil penilaian sendiri (Self Assessment) selama periode 2015 tidak ditemukan intervensi pemilik, perselisihan internal, atau permasalahan yang timbul sebagai dampak kebijakan remunerasi pada Bank. Pada tahun 2015 Bank melakukan Aksi Korporasi melalui pencarian investor strategis (Akuisisi oleh Bank Windu). Tahapan proses Akuisisi Bank oleh Investor Strategis sampai dengan posisi 31 Desember 2015 sudah sampai pada proses menunggu diperolehnya Izin Akuisisi dan hasil Fit and Proper Test dari OJK dan penandatanganan Akta Akuisisi antara Bank Windu dengan Para Penjual dan Penyelesaian Akuisisi Bank Antardaerah oleh Bank Windu. b)
Hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan Bank terhadap Daftar Pihak Terkait Bank (termasuk didalamnya adalah Pemegang Saham Pengendali) posisi Desember Tahun 2015 dapat dipastikan bahwa diantara masing-masing Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank tidak saling mempunyai hubungan keuangan maupun hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Sehingga hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi Bank dalam melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. c)
Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi Dewan Komisaris dan Direksi.
Tabel Paket/kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain serta Pengelompokkan dalam kisaran Tingkat Penghasilan Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima Paket Remunerasi dalam satu tahun diatas disajikan oleh Bank dalam nilai sebagaimana yang ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham untuk memenuhi salah satu aspek transparansi yang harus diungkap kepada publik dalam rangka melaksanakan ketentuan Good Corporate Governance.
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 9 1
d) Shares Laporan Option Profil yang Risiko dimiliki Bulanan Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif. Dalam rangka menyesuaikan ketentuan pada Peraturan Bank Indonesia nomor 11/25/PBI/2009 tanggal Sampai 1 Juli dengan 2009 dan akhirSurat Tahun Edaran 2015, Bank baik Rapat Indonesia Umum nomor Pemegang 13/23/DPNP Saham tanggal dan/atau 25 Oktober Anggaran Dasar Bank 2011 masih perihal belum Penerapan memutuskan Manajemen adanya opsi Risiko untuk bagi membeli Bank Umum, saham oleh makaanggota pada Triwulan Dewan Komisaris, IV tahun Direksi dan2011 Pejabat Bank Eksekutif telah melakukan yang dilakukan Revisi melalui pada Pedoman penawaran Standar saham Manajemen atau penawaran Risiko dan opsimulai saham menerdalam rangka pemberian apkan penyusunan kompensasiLaporan yang diberikan Profil Risiko kepada berdasarkan anggota Dewan Risk Based Komisaris, Bank Rating Direksi mulai dan Pejabat TriwulanEksekutif Bank. IV tahun 2011. 5. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large e) exposure). Rasio gaji tertinggi dan terendah. No. Penyediaan Dana Jumlah Total Debitur Untuk memenuhi salah Nominal satu aspek Transparansi dalam melaksanakan Good Corporate Governance (Jutaan Rupiah) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, berikut ini akan diungkapkan mengenai rasio Gaji tertinggi dan terendah, 1. dalam Kepada skalaPihak perbandingan Terkait 16 dalam2.380 table di bawah ini : 2. Kepada Debitur Inti : a. individu 0 0 b. group 1 26.162 Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui jumlah total dana yang disediakan oleh Bank baik kepada Pihak Terkait maupun Penyediaan Dana Besar. Dalam memberikan Penyediaan Dana baik pada Pihak Terkait maupun Debitur Inti dapat dipastikan bahwa limit penyediaan dana kepada masing-masing Individu maupun group tersebut tidak ada yang melanggar/melampaui batas/ penyediaan dana sebagaimana mengenai Maksimum limitGaji yang diperbandingkan dalam dijelaskan Rasio Gaji dalam di atas ketentuan adalah imbalan yang Batas diterima oleh anggota DeBank hal inidengan Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prose- adalah wanPemberian Komisaris,Kredit Direksi dan(BMPK). PegawaiDalam per bulan, ketentuan bahwa Pegawai yang dimaksud dur yang tertulis jelas untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana Pegawai Tetap Bankdan sampai batas Pelaksana. besar. Bank telah melakukan kaji ulang terhadap kebijakan penyediaan dana besar (large exsesuaiRapat dengan ketentuan dan perundang undangan yang berlaku serta disesuaikan f) posure) Frekwensi Dewan Komisaris. kompleksitas usaha Bank. Pada Tahun 2015 kebijakan penyediaan dana besar (large exposure) ≥ Rp. 20 milyar. Bank dalam pelaksanaan penyediaan kepada pihaksebanyak terkait dan/ ditetapkan Frekwensi Rapat Dewan Komisaris selama Tahun 2015 telahdana diselenggarakan 4 (empat) penyediaan berpedoman ketentuan Bank Indonesia tentang Batas kali atau dalam setahun. 2dana (dua)besar dari 4juga (empat) kali Rapatpada Dewan Komisaris yang diselenggarakan telah dihadiri Maksimum Pemberian Kredit Bank (BMPK) dan telah memperhatikan prinsip kehati-hatian mausecara fisik oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. pun perundang undangan yang berlaku. Hal ini dapat terbukti dari laporan secara berkala kepada Bank Indonesia dan/atau Otoritas berwenang perihal dimaksud dapat menunjukkan bahwa tidak pernah terjadi pelanggaran maupun pelampauan penyediaan dana baik pada Pihak Terkait maupun Pihak Tidak Terkait selama periode Laporan Tahun 2015. 6. Rencana strategis Bank, baik Rencana Jangka Pendek (Business Plan) maupun Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan). i. Rencana Korporasi (Corporate Plan) Bank telah memiliki Rencana Strategis yang telah disusun dalam bentuk Rencana Korporasi (Corporate Plan) sesuai dengan visi dan misi Bank. Rencana Korporasi (Corporate Plan) secara periodik disusun oleh Direksi dan mendapat persetujuan oleh Komisaris. Rencana Korporasi (Corporate Plan) yang terkini disusun pada tahun 2011 untuk perencanaan jangka panjang dalam periode 7 (tujuh) tahun mendatang yang dituangkan dalam Corporate Plan 2012–2018. Inti perencanaan jangka panjang yang dituangkan dalam Corporate Plan 2012–2018 Bank Antardaerah (Bank Antardaerah) adalah menjadi Bank yang mempunyai kontribusi besar pada Stakeholder dengan landasan SDM yang berkualitas dan pemanfaatan Teknologi Informasi pada Produk dan Jasa Bank secara tepat. Direksi juga telah melaksanakan dan mengkomunikasikan Rencana Korporasi (Corporate Plan) kepada Pemegang Saham Pengendali dan ke seluruh jenjang organisasi yang ada pada Bank. Dalam menyusun Rencana Korporasi (Corporate Plan), Bank telah memperhatikan seluruh faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat. Meskipun hanya diselenggarakan selama 4 (empat) kali dalam setahun, namun Rapat tersebut berlangsung secara efektif dan telah sesuai dengan kebutuhan Bank dalam melakukan evaluasi/penetapan
9 2 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
kebijakan strategis dan evaluasi realisasi rencana bisnis Bank. Berdasarkan Notulen Rapat Dewan Komisaris selama Tahun 2015 maka dapat diketahui bahwa pengambilan keputusan pada Rapat Dewan Komisaris selalu diambil berdasarkan musyawarah mufakat. Hasil rapat Dewan Komisaris juga telah dituangkan dalam Notulen Rapat dan didokumentasikan dengan baik. Dokumen hasil Rapat Dewan Komisaris juga selalu dibagikan kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan pihak yang terkait. g)
i)
Transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
Jumlah penyimpangan internal (internal fraud).
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan Bank dan telah dituangkan dalam Tabel diatas dapat diketahui bahwa selama periode Laporan Tahun 2015 jumlah penyimpangan internal (internal fraud) yang terjadi pada Bank adalah nihil atau dapat diartikan bahwa penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional Bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan tidak pernah terjadi dalam periode Tahun 2015. Prestasi ini dapat diraih karena Bank selalu berusaha untuk memberikan kesejahteraan yang cukup kepada seluruh tingkatan karyawan dan selalu menjaga kualitasnya melalui pelatihan, baik secara intern maupun yang diselenggarakan oleh pihak eksternal. Disamping hal tersebut, Kebijakan, Sistem dan Prosedur serta penetapan limit sampai dengan Sistem Pengendalian Intern diupayakan untuk selalu dievaluasi secara periodik untuk menghindari timbulnya potensi fraud. Strategi Anti Fraud juga mulai diterapkan mulai tahun 2012 yang disesuaikan dengan lingkungan internal dan eksternal, kompleksitas kegiatan usaha, potensi, jenis, dan risiko Fraud yang mengacu pada Surat Edaran Bank Indonesia No.13/28/ DPNP tanggal 9 Desember 2011 perihal Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum. h)
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 9 3
Permasalahan hukum.
Berdasarkan hasil evaluasi Bank, pada Tahun 2015 terdapat 5 (lima) jenis transaksi yang berpotensi mengandung benturan kepentingan. Dalam hal ini, transaksi yang berpotensi terjadi benturan kepentingan dimaksud telah diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sehingga keputusan yang diambil dapat dipastikan tidak merugikan atau mengurangi keuntungan Bank dan telah diadministrasikan dan terdokumentasi dengan baik sesuai dengan ketentuan Good Corporate Governance. Disamping itu, sebagai bentuk rencana tindak yang merupakan penyempurnaan terhadap penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance maka semua keputusan yang berpotensi benturan kepentingan berupa pemberian fasilitas kredit dan pemberian suku bunga deposito di atas counter rate (bunga wajar) kepada pihak terkait juga sudah diungkap sebagaimana dalam tabel diatas. j)
Buy back shares dan buy back obligasi Bank.
Mengingat Bank tidak menerbitkan Shares Option maka Buy back shares dan buy back obligasi Bank secara otomatis juga tidak ada. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan Bank sebagaimana dapat dilihat pada Tabel diatas, Jumlah total permasalahan hukum yang dihadapi oleh Bank selama periode laporan Tahun 2015 adalah 2 (dua) kasus perdata yang terdiri dari 2 (dua) kasus perdata yang sedang dalam proses penyelesaian. 2 (dua) kasus perdata yang sedang dalam proses penyelesaian terdiri dari 1 (satu) kasus perdata dimana Bank menjadi turut tergugat pada kasus Nasabah dan 1 (satu) kasus perdata dalam bentuk gugatan yang diajukan oleh pihak lain kepada Bank. Untuk 1 (satu) kasus perdata dalam bentuk gugatan yang diajukan oleh pihak lain kepada Bank, pada bulan Januari 2016 telah mendapatkan putusan tetap dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menyatakan menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya dan menghukum Penggugat untuk membayar ongkos perkara dalam perkara dimaksud. Mulai sejak diputuskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai dengan bulan Maret 2016 Penggugat tidak mengajukan banding, sehingga dapat disimpulkan permasalahan hukum dimaksud statusnya telah selesai pada Tahun 2016.
k)
Pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik selama periode pelaporan.
Sebagai wujud kepedulian Bank terhadap lingkungan sekitar dan dalam rangka menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR), terakhir pada tahun 2013 Bank telah melakukan aktivitas kegiatan sosial terutama bagi masyarakat umum yang kurang mampu di sekitar wilayah kantor Bank melalui acara pembagian daging hewan kurban yang bertepatan dengan peringatan hari Idul Adha 1434 H. Sedangkan untuk Tahun 2015 Bank belum memanfaatkan dana Program CSR yang tersedia. Namun untuk periode selanjutnya Bank akan berusaha untuk mengoptimalkan dana CSR untuk Program Corporate Social Responsibility (CSR) yang ada.
9 4 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
III.
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance
1.
Peringkat Faktor GCG dan Definisi Peringkat
2.
Analisis faktor GCG :
Berdasarkan uraian mengenai kesimpulan atas penilaian pelaksanaan GCG Bank dengan mempertimbangkan faktor-faktor penilaian GCG secara komprehensif dan terstruktur, mencakup baik governance structure, governance process dan governance outcome Bank menetapkan Peringkat Faktor GCG dengan mengacu pada Matriks Peringkat Faktor GCG sebagaimana dimaksud pada Lampiran III SE BI No. 15/15/ DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum untuk posisi 31 Desember 2015 adalah Peringkat 2. Penetapan peringkat ini didasarkan pada hasil penilaian pada 11 Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG dan kesimpulan umum yang menunjukkan bahwa masih banyak Faktorfaktor positif dari aspek governance structure dan governance process yang dapat mendukung tercapainya governance outcome Bank yang baik pada aspek kualitatif dan kuantitatif seperti kemampuan Bank dalam mempertahankan kinerja dan menjaga risiko dalam kondisi perekonomian yang masih belum stabil. Meskipun masih terdapat faktor negatif pada penilaian governance structure Bank, namun demikian tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan kepada governance outcome Bank, mengingat Bank sudah melakukan langkah-langkah perbaikan (corrective action) dan kelemahan yang ada dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen Bank serta pencapaian ekspektasi pemangku kepentingan (stakeholders) masih dapat dicapai secara memadai. IV.
Penutup
Demikian Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Antardaerah Tahun 2015 untuk periode penilaian 31 Desember 2015 disusun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang disempurnakan dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, yang telah mengungkapkan Aspek Tranparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance sesuai dengan periode penilaian 31 Desember 2015. Sehingga dengan disusunnya Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih jelas kepada Stakeholder sebagai bentuk pelaksanaan prinsip transparansi, akuntabilitas, independensi, pertangungjawaban dan kewajaran Bank.
P T. B a n k A n t a r d a e r a h |
9 6 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 9 7
PRODUK PENDANAAN TABUNGAN ANDA PRESTISE Produk Tabungan yang menawarkan suku bunga Progresif sesuai dengan Saldo ratarata yang ditempatkan. GIRO ANDA Produk Giro untuk mendukung kegiatan bisnis nasabah Perorangan maupun Badan Hukum dengan fitur AutoSave. DEPOSITO ANDA Produk Simpanan berjangka yang dapat digunakan sebagai sarana berinvestasi dengan Suku Bunga Fleksibel.
PRODUK ELEKTRONIK BANKING ATM ANDA
PRODUK PINJAMAN KREDIT MODAL KERJA
Merupakan Saluran Distribusi e-chanel yang dapat diakses di hampir 50.000 mesin ATM yang berlogo Prima menjadikan ANDA lebih flexible di dalam kebutuhan transaksi ATM ANDA. INTERNET BANKING
Produk Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan modal usaha dengan pola pengembalian pokok pinjaman yang fleksibel.
Untuk mendekatkan diri dan melayani lebih baik, kini Bank Antardaerah hadir dengan produk perbankan elektronik internet banking. Sebuah layanan transaksi berbasis teknologi informasi terkini yang tidak mengenal batasan waktu dan tempat.
KREDTI INVESTASI
SMS BANKING
Produk Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai Investasi dengan pola pembayaran Angsuran Misal : Pembelian ruko atau Rumah.
SMS Banking Bank Antardaerah adalah layanan perbankan elektronik dari Bank Antardaerah untuk mengakses informasi rekening nasabah dan melakukan transaksi dengan menggunakan handphone.
KREDIT KONSUMER Produk Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai beberapa keperluan konsumtif dengan pola pembayaran angsuran.
EDC ANDA Menawarkan kerjasama dalam bentuk pembukaan outlet yang melayani berbagai macam transaksi, seperti pembayaran Listrik, pembayaran telepon, pembayaran pulsa pascabayar, dan prabayar secara online.
9 8 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 9 9
IMPORT dengan LETTER of CREDIT Bank Antardaerah bertindak sebagai Issuing bank yaitu bank yang menerbitkan L/ C atas permintaan nasabah / importir untuk menjamin pemasukkan barang dari luar negeri ke Indonesia. SIGHT L/C Pembayaran akan dilakukan secara sight pada saat menerima dokumen sesuai dengan L/C USANCE L/C : Pembayaran akan dilakukan pada jangka waktu tertentu sesuai yang ditentukan dalam L/C, misalnya 30, 45, 60, 90, 120, 180 hari dari tanggal shipment barang. Kredit Impor ALC ( advance under L/C ) Pinjaman yang diberikan khusus kepada importir untuk melunasi pembayaran L/C ke luar negeri negeri pada saat dokumen datang. Trust Receipt ( Pinjaman atas dasar kepercayaan) Trust receipt (T/R) adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank Antardaerah untuk melunasi pembayaran L/C Sight yang dibuka atas nama applicant untuk pembelian barang impor. 105 STANDBY LETTER OF CREDIT Jaminan yang diterbitkan oleh Bank Antardaerah yang bertindak sebagai issuing bank dalam rangka untuk menjamin beneficiary apabila applicant gagal memenuhi kewajibannya sesuai yang tercantum dalam underlying contract yang telah disepakati bersama . BANK GARANSI Bank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan oleh Bank Antardaerah kepada pihak penerima jaminan (bisa perorangan atau perusahaan), apabila pihak yang dijamin ( nasabahnya) tidak dapat memenuhi kewajiban atau cidera janji. - Bank Garansi untuk Tender (Bid Bond/Tender Bond) - Bank Garansi untuk Penerimaan Uang Muka Kerja (Advance Payment Bond) - Bank Garansi untuk Pelaksanaan Pekerjaan (Perfor mance Bond) - Bank Garansi untuk Pemeliharaan (Retention Bond) - Bank Garansi kepada Maskapai Pelayaran (Shipping Guarantee) - Bank Garansi untuk Penangguhan Bea Masuk
DOCUMENTARY COLLECTION Eksportir menyerahkan pengiriman dan penagihan dokumen ekspor kepada Bank Antardaerah untuk selanjutnya dikirimkan dan ditagihkan kepada importir melalui banknya importir, dan dalam hal ini bank tidak terlibat untuk menjamin pembayaran. - Documents Against Payment Penyerahan dokumen kepada importir dilakukan apabila importir sudah membayar. - Document Against Acceptance Penyerahan dokumen kepada importir dilakukan apabila importir sudah melakukan akspetasi drafts Inward Collection Services Bank Antardaerah bertindak sebagai collecting atau presenting bank yang menerima instruksi dari remitting bank untuk menagih dan menyerahkan dokumen kepada importir apabila importir sudah membayar atau melakukan akseptasi drafts. Outward Collection Services Bank Antardaerah bertindak sebagai remitting bank yang mengirimkan dokumen dan meng-instruksikan collecting bank untuk menyerahkan dokumen kepada importir apabila importir sudah membayar atau mengakseptasi drafts. EKSPOR dengan Letter of Credit Bank Antardaerah bertindak sebagai negotiating bank dan menerima L/C dari issuing bank untuk kepentingan nasabah / eksportir sebagai jaminan atas pengiriman barang ke luar negeri. Jenis L/C yang bisa dilakukan negosiasi di Bank Antardaerah SIGHT L/C Pembayaran akan dilakukan secara sight pada saat menerima dokumen sesuai dengan L/C USANCE L/C Pembayaran akan dilakukan pada jangka waktu tertentu sesuai yang ditentukan dalam L/C PRE SHIPMENT FINANCING Kredit Ekspor Fasilitas Kredit Ekspor adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank Antardaerah berdasarkan kebutuhan eksportir dalam rangka untuk mempersiapkan barang yang akan di ekspor. POST SHIPMENT FINANCING: NWE ( Negosiasi Wesel Ekspor) Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank Antardaerah dengan cara melakukan pengambilalihan wesel unjuk ( Sight drafts) / tagihan ekspor dengan hak regres (with recourse), kemudian menagihkan ke issuing bank dan hasilnya adalah untuk melunasi NWE nya. Diskonto Wesel Ekspor Berjangka Adalah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank Antardaerah dengan cara melakukan pengambil alihan wesel berjangka (usance drafts) / tagihan ekspor berjangka dengan hak regres (with recourse), kemudian menagihkan ke issuing bank dan pada saat jatuh tempo akan mendapatkan pembayaran dan untuk melunasi diskonto NWE nya.
1 0 0 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
REMMITANCE Adalah fasilitas pengiriman uang dalam valuta asing ke negara mana pun di seluruh dunia secara cepat dan aman. Transfer Valuta Asing Bank Antardaerah bisa mengirimkan / mentransfer uang nasabah secara elektronik ke seluruh penjuru dunia. Melayani Transfer Berbagai Jenis Valuta Asing Transfer dapat dilakukan untuk berbagai mata uang antara lain : US Dollar, EURO, Singapore Dollar, Yen, Hongkong Dollar, China Yuan, dll. Kurs jual / beli cukup bersaing Sebagai bank devisa yang sudah cukup lama , Bank Antardaerah dapat memberikan kurs valuta asing yang cukup kompetitif. Jaringan cukup luas Seluruh cabang Bank Antardaerah siap melayani transfer valas ke seluruh penjuru dunia , hubungi Bank Antardaerah cabang terdekat. Didukung Teknologi Canggih Menggunakan fasilitas melalui SWIFT, transfer valas dapat dilaksanakan secara elektronik dengan cepat dan aman. Dan saat ini Bank Antardaerah bisa menjalankan transaksi Kliring Lokal dalam mata uang US$ yaitu melalui program USD Direct Settlement yang bekerja sama dengan BCA dan Bank Mandiri. Adapaun kelebihan program ini adalah cepat , aman dan murah, artinya : - Beneficiary bisa menerima uang pada hari yang sama - Biaya murah CLEAN COLLECTION / INKASO Customer yang mempunyai tagihan berupa surat berharga seperti TC, wesel / drafts, check yang tertariknya adalah bank di luar negeri, apabila minta kepada Bank Antardaerah untuk melakukan penagihan dengan menyerahkan surat surat berharga tersebut kepada Bank Antardaerah untuk ditagihkan. Dalam hal ini Bank Antardaerah bertindak sebagai remitting bank, melakukan penagihan dengan cara mengirimkan surat surat berharga tersebut kepada bank tertarik di luar negeri untuk mendapatkan pembayaran, dan dalam transaksi ini Bank Antardaerah tidak menjamin pembayaran (tetapi pembayaran tergantung bank tertarik di luar negeri). Jenis mata uang yang bisa di inkaso • US Dollar • Singapore Dollar • Hongkong Dollar JASA PEMBAYARAN PAJAK IMPOR Dalam kurun waktu empat tahun ini transaksi pembayaran pajak impor juga berkembang dengan baik , dan terus mengalami peningkatan dengan data sebagai berikut : tahun 2009 bagian ekspor impor memproses transaksi sebanyak 829 items, dan 905 items di tahun 2010, dan 1074 items tahun 2011 serta sejumlah 1.118 items di tahun 2012. Diperkirakan tahun 2013 dan tahun tahun mendatang akan semakin meningkat SKBDN Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri atau lokal L/C adalah suatu jaminan yang diberikan oleh Bank Antardaerah kepada nasabahnya (applicant) dalam rangka untuk membiayai pembelian barang atau bisa untuk membiayai pembelian bahan baku dalam rangka kegiatan ekspor barang.
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 0 1
Jaringan Kantor SURABAYA & SIDOARJO Kantor Cabang : • Jl. Bongkaran No. 28-30, Telp. (031) 3540909 (Hunting) Fax. (031) 3542030 • Jl. Pucang Anom Timur No. 19, Telp. (031) 50253325025335 Fax. (031) 5025334 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Tanjung Anom I No. 17, Telp. (031) 5468090-94-95, Fax. (031) 5341954 • Jl. Pasar Kembang No. 35, Telp. (031) 532601582-86, Fax. (031) 5326014 • Komplek Pertokoan Surya Inti C1-C2, Jl. HR. Muhammad, Telp. (031) 7345683, Fax. (031) 7345685 • Komplek Pertokoan Rungkut Megah D2-D3, Jl. Raya Rungkut No. 5, Telp. (031) 8709277- 526, Fax. (031) 8709277 • Jl. A. Yani No. 40 D, Telp. (031) 8924415-17, Fax. (031) 8921561
BANDUNG Kantor Cabang : • Jl. Braga No. 104 - Bandung, Telp. (022) 4239677 (Hunting), Fax. (022) 4239650 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Lengkong Kecil No. 45, Telp. (022) 4224545 (Hunting), Fax. (022) 4221325 • Ruko ITC Kosambi A6-A7, Jl. Baranangsiang No. 8, Telp. (022) 4215858 (Hunting), Fax. (022) 4215757 Kantor Kas : • Melinda Hospital, Jl. Padjajaran No. 46 - Bandung, Telp / Fax. 022-4266482
MALANG & LAWANG Kantor cabang : • Jl. Jend. Basuki Rahmat No. 16, Telp. (0341) 327891 (Hunting), Fax. (0341) 328130 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Ahmad Yani No. 20 J Blimbing, Telp. (0341) 471081-82 Fax. (0341) 471081 • Jl. M.H. Thamrin No. 19 C Lawang, Telp. (0341) 426715-16 Fax. (0341) 426715 Kantor Kas : • Pert. Malang Plaza Lt. 1B/142-143, Jl. K.H. Agus Salim 26-28, Telp. (0341) 327092
DENPASAR, KLUNGKUNG, TABANAN Kantor Cabang : • Jl. Thamrin No. 43, Telp. (0361) 427611 (Hunting), Fax. (0361) 426659 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Nakula No. 14 Semarapura (Klungkung), Telp. (0366) 21330, Fax. (0366) 21330 • Jl. Gajah Mada No. 84 Tabanan, Telp. (0361) 814817811574
JAKARTA Kantor Cabang : • Jl. Hayam Wuruk No. 106 B-C, Jakarta, Telp. (021) 2601333 (Hunting), Fax. (021) 2601314 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. Raya Barat Boulevard LC 6 Kav.65 Kelapa Gading, Telp. (021) 4533677-78, Fax. (021) 4524592 • Ruko Merdeka, Jl. Merdeka No. 21 Tangerang, Telp. (021) 5524398-5581484, Fax. (021) 5581078 Kantor Kas : • Jl. Siliwangi no 8, Ruko Ogie Plaza, Pamulang Blok C no. 9, Tangerang - Telp. (021) 7493740
SEMARANG Kantor Cabang : • Jl. Depok 26 C-D, Telp. (024) 3554676-79, Fax. (024) 3517481 Kantor Kas : • Sultan Agung no. 63 Kav. 2, Telp. (024) 8502161, Fax. (024) 8506542
MATARAM, PRAYA, BERTAIS, AMPENAN Kantor Cabang : • Jl. Pejanggik No. 109 Cakranegara, Telp. (0370) 621666 (Hunting), Fax. (0370) 622110 Kantor Cabang Pembantu : • Jl. AA. Gde Ngurah Rai No. 7 Cakranegara, Telp. (0370) 632514-634685 • Pertokoan Baru Pasar Induk Bertais Blok A No. 12, Telp. (0370) 671272-671242-672272 • Jl. Yos Sudarso No. 60 Ampenan, Telp. (0370) 624855624666-624660 • Jl. Airlangga (Kompleks Airlangga Square B 1), Telp. (0370) 649159-161 Kantor Kas : • Jl. Panglima Sudirman No. 87 Praya Mataram, Telp. (0370) 654592-654597- 654638
| P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Lampiran Pengungkapan Sesuai S.E. Bank Indonesia Nomor 14/35/DPNP 2012 & Laporan Auditor Independent Periode Tahun 2015
Halaman sengaja dikosongkan
1 0 4 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 0 5
1 0 6 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 0 7
1 0 8 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 0 9
1 1 0 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 1 1
1 1 2 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 1 3
1 1 4 | P T. B a n k A n t a r d a e r a h
P T. B a n k A n t a r d a e r a h | 1 1 5
| P T. B a n k A n t a r d a e r a h
Head Office
Halaman sengaja dikosongkan
Jl. Bongkaran 28 - 30 Surabaya Telp : 031 - 3540909 www.bank-antardaerah.com