ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA PENGGUNA ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SESy)
Oleh SAOMI RIZQIYANTO NIM : 105046101570
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1431 H
ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA PENGGUNA ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SESy) Oleh Saomi Rizqiyanto NIM: 105046101570
Di Bawah Bimbingan Pembimbing
Dr. Umar AlHaddad, MA NIP: 196809041994011001 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1431 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salAh satu syarat memperoleh gelar srata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saua atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Mei 2010
Saomi Rizqiyanto
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur saya panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala, karena berkat rahmat dan keridhaan-Nya, karya tulis skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik. Latar belakang dari pada penulisan karya tulis ilmiah/skripsi ini adalah berdasarkan pada prasyarat untuk meraih Gelar Sarjana Ekonomi Syariah di Program Studi Muamalat Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses penyusunan karya tulis ini sendiri, baik riset maupun penulisan telah memakan waktu kurang lebih satu semester, sehingga tatkala skripsi ini telah selesai, peneliti terkadang masih kurang percaya sembari berujar dalam hati “unbelievable”. Tentunya penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak orang, baik yang telah memberikan bantuan langsung maupun tidak langsung, entah itu dorongan, semangat maupun motivasi, materi maupun non materi yang tidak terhingga, hal ini membuat peneliti merasa perlu untuk mencantumkan rasa terima kasih kepada orangorang berikut ini: 1. Prof. Dr. HM Amin Suma, SH, MA, MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pengajarannya mencerahkan. 2. Dr. Euis Amalia, MAg dan Ah. Azharuddin Lathif, MHum, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat/Ekonomi Islam, bantuan mereka sangat berharga.
3. Dr. Umar AlHaddad, MA selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini, kebaikannya luar biasa. 4. Ibunda dan Ayahanda tersayang, Khalisah Amar dan Sholihin Sardah, yang selalu mencurahkan doa, dan amal perbuatannya setiap waktu. Semoga penyelesaian skripsi ini menjadi amal bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya, walaupun nilainya kecil dan tidak seberapa dengan perjuanganmu. Tidak lupa untuk adikku, Inez, jangan tiru yang buruk, teladani yang terbaik. 5. Ungkapan terima kasih penulis juga haturkan kepada Bu Lik saya, Khusnul Khatimah Amar, perananmu begitu besar dalam kehidupan keluarga kami. Euro dan Ihdi, dua adik kecil menggemaskan. Untuk Bu Lik Afrida, ditunggu kelahiran anak pertamanya. 6. Untuk sahabat-sahabat karib saya, Abdul Ghaffar Al Ayyubi, kebaikanmu sangat berarti, Nanang Syahroni, Ibrahim Putra, Devi Frildawati, Irawati Kurniawan, Syarah Syafira, Nurismalatri, Ghita Prima Lestari dan Niken Febria Larasati, semuanya adalah teman kelas dan rekan kerja yang baik. Tidak lupa tim futsal PSA05, Ahmad Ridho CP, Rizky Armis Maulana, Chabibie Asyaba, Rachmat Fawzi, Muhammad Luthfi, M Dadi Sutisna dan M Irfan Hardiansyah. 7. Rekan-rekan di Divisi Pemberitaan Berita UIN/UINNEWS/AkhbarJamiah HUMAS UIN, yang telah mengisi waktu luang ketika diri ini bosan dan jenuh dengan penyusunan skripsi, Rekan-rekan di P3M FSH terutama bagian
website, berkat menjadi admin, peneliti berhasil menghimpun banyak data untuk penelitian ini. 8. Penelitian ini berhutang budi pada M Zaini Firdaus, Arifin, Elda Widiana dan Yasinta Ista Devi, yang telah turut menyebarkan angket ini, berkat pertolongan mereka skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. 9. The last but not at least, for LOVE, which makes everything can happen, yang banyak melahirkan orang-orang berhati malaikat seperti yang telah penulis paparkan di atas. Kebaikan mereka tulus dan tanpa intensi yang buruk.
Rasanya tidak mungkin peneliti menuliskan satu persatu semuanya. Tidak ada yang bisa peneliti berikan selain ucapan terima kasih dan doa serta pengharapan terbaik atas segala kebaikan yang diberikan. Semoga Allah, memberikan rahmat dan ridha Nya kepada mereka. Amin. With Very Best Wish
Jakarta, 24 Mei 2010
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Asia Top 10 Internet Countries Gambar 1.2 Model Penelitian Technology Acceptance Model Gambar 2.1 Model Technology Acceptance Model Fred Davis Gambar 2.2 Model Technology Acceptance Model Fred Davis modifikasi Arif Wibowo Gambar 2.3 Model Theory of Reasoned Action Ajzen Gambar 2.4 Model Theory of Planned Action Ajzen Gambar 3.1 Struktur Organisasi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.1 Jenis Kelamin Responden Gambar 4.2 Usia Responden Gambar 4.3 Latar Belakang Pendidikan Responden Gambar 4.4 Studi Keagamaan Formal Responden Gambar 4.5 Perilaku Menabung Responden Gambar 4.6 Keikutsertaan Asuransi Responden Gambar 4.7 Penggunaan Jasa Keuangan Syariah Responden
Gambar 4.8 Minat Penggunaan Jasa Keuangan Syariah Responden Gambar 4.9 Kepemilikan Ponsel Berfitur GPRS Gambar 4.10 Kepemilikan Ponsel Berfitur 3G Gambar 4.11 Penggunaan SMS Banking Gambar 4.12 Rutinitas Penggunaan SMS Banking Gambar 4.13 Rutinitas Penggunaan Internet Gambar 4.14 Akses Internet Gambar 4.15 Transaksi Ekonomi Melalui Internet Gambar 4.16 Aspek Pengetahuan Layanan E Banking dalam Transaksi Ekonomi Internet Gambar 4.17 Interaksi pengguna e banking ketika bertransaksi di internet Gambar 4.18 Produk E Banking yang sering digunakan
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Variabel dan Indikator Pertanyaan Tabel 4.1 Kaidah Reliabilitas Guilford Tabel 4.11 Correlation Kendall’s tau_b dan Spearman’s rho Uji Hipotesa 1 Tabel 4.12 Correlation Kendall’s tau_b dan Spearman’s rho Uji Hipotesa 2
DAFTAR ISI Kata Pengantar
i
Daftar Gambar
iv
Daftar Tabel
v
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah
1
B.
Identifikasi Masalah
9
C.
Batasan Masalah
10
D.
Rumusan Masalah
10
E.
Tujuan Penelitian
11
F.
Manfaat Penelitian
11
G.
Review Studi Terdahulu
12
H.
Hipotesis
15
I.
Metode Penelitian
17
J.
Sistematika Penulisan
22
BAB II LANDASAN TEORI A.
Teori Technology Acceptance Model (TAM) 1. Pengertian TAM
24
2. Model TAM
26
3. Pengembangan TAM
30
Kajian Electronic Banking
35
1. Layanan Electronic Banking
37
2. Manfaat Electronic Banking
42
C.
Perbankan
44
D.
Internet
46
B.
BAB III
GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN JAKARTA A.
Sejarah Singkat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
51
B.
Visi dan Misi dan Tujuan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
52
C.
Program Pendidikan
54
1. Program Studi Ahwal Syahsyiyah
55
2. Program Studi Jinayah Siyasah
56
3. Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum
57
4. Program Studi Muamalat
58
D.
Jumlah Dosen, Pegawai dan Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum
60
E.
Organisasi dan Struktur Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum
60
BAB IV ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA PENGGUNA ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN FSH UIN JAKARTA A.
Sebaran Data Faktor Sosial Ekonomi Pengguna Electronic Banking FSH 63
B.
Sebaran Data Pengguna Electronic Banking
68
1. Data Pengguna SMS
68
2. Data Pengguna Internet
73
Analisis TAM dalam Pengguna Electronic Baking di FSH
79
1. Uji Hipotesa Korelasi Rank Spearman
79
Hambatan Penetrasi Penggunaan Electronic Banking
84
C.
D.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
89
B. Saran
91
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Globalisasi memang telah mengubah wajah dunia. Thomas L Friedman menyebutnya globalisasi dengan teknologi informasi1, selain mengeliminir sekatsekat yang membatasi ruang gerak manusia, globalisasi juga tengah memasuki ruang gaya hidup. Secara naratif bisa digambarkan sebagai berikut. Di bidang politik, pada era sebelumnya, kebebasan berpendapat dan menyuarakan kepentingan golongan terasa sangat sulit. Orang harus punya media, organisasi maupun partai politik untuk menyuarakan aspirasinya. Kini, dengan hadirnya Internet, semua orang merasa berhak dan mampu untuk menyuarakan aspirasinya. Hadirnya blog maupun jejaring sosial membuka keran politik yang tadinya mampet menjadi terbuka lebar. Dalam bidang kehidupan yang lain, orang kini lebih mudah bersosialisasi. Melalui jaringan sosial semisal facebook dan twitter, orang-orang bebas mengomunikasikan apapun dan mendapat respon yang cepat dari temantemannya di berbagai belahan dunia. Menurut Mike Germano, presiden dari Carrot Creative menyatakan tahun 2000 internet merupakan brosur raksasa, di 1
Thomas L Friedman. Understanding Globalization; Lexus and Olive Tree. New York: McGraw Hill 1998
1
2
tahun 2009 internet merupakan tempat reuni sekolah, kelas memasak, studio rekaman, pertemuan politik hingga showroom mobil. Social media represents a fundamental shift in the way we communicate2. Media Sosial (internet) menghadirkan pergeseran mendasar dalam cara kita berkomunikasi. Pendapat di atas mengindikasikan bahwa, globalisasi dengan teknologi informasi juga mengubah gaya hidup. Secara spesifik, masyarakat saat ini sebagai generasi pertama yang dikepung komputer dan internet (media digital)3, merasa tidak perlu bersusah payah berkomunikasi dengan sanak kerabat yang terpisah jarak ribuan mil. Hanya bermodalkan sambungan internet, komputer berikut headset dan webcam, orang bisa melepas rasa kangen yang terpendam puluhan tahun, tanpa harus bertemu di suatu tempat. Salah satu gaya hidup yang turut berubah adalah cara manusia dalam memenuhi kebutuhan ekonomisnya, berkat globalisasi yang ditandai oleh adanya teknologi informasi, orang-orang kini dengan mudah bertransaksi di dunia maya. Orang bebas membeli, menjual ataupun melelang barang-barangnya melalui internet. Transaksi antara penjual maupun pembeli, produsen maupun konsumen bisa
terjadi
secara
seketika,
tanpa
membutuhkan
dokumen-dokumen
konvensional semacam nota, formulir, maupun lainnya
2
Mike Germano. “Word of Mouse, How To Utilize Social Networking As Real Medium Of Growth”. Dokumen diakses pada Desember 2009 dari http://start.io/carrotcreative 3
Tapscott, Don. “Growing Up Digital”. Dalam Mukhlis Fuadi, Cybereducation dalam Dunia Pendidikan Kita. Jogjakarta; Majalah Sinar Juni. 2004
3
Mengantisipasi tren perubahan ini, teknologi informasi itu tentu menjadi satu-satunya
solusi
bagaimana
perusahaan
mampu
mengkomunikasikan
keinginan pelanggan dengan produk yang ditawarkan perusahaan. Ketika bisnis komoditas dot com meledak pada era 90 an yang menandai era electronic commerce. Perusahaan-perusahaan besar segera saja membuat aplikasi yang memungkinkan suatu produk bisa diterima sedemikan mudah oleh konsumen. Namun kenyataan berbicara lain, hanya berselang satu dekade setelah internet dikomersialkan di awal tahun 1990, justru 80% perusahaan yang bermain dalam area dot com terancam bangkrut4. Penerapan electronic commerce bermula di awal tahun 1970 an, dengan adanya inovasi semacam electronic fund transfer (EFT). Saat itu tingkat aplikasinya masih terbatas pada perusahaan-perusahaan besar, lembaga keuangan dan segelintir perusahaan kecil yang nekat. Lalu muncullah Electronic Data Interchange yang berkembang dari transaksi keuangan ke pemrosesan transaksi lain. Sehingga demikian, hal ini memicu meledaknya jumlah pelanggan potensial. Tahun 2002 Pusat Riset E Commerce di Texas University mencatat perusahaan internet yang paling cepat tumbuh adalah sektor e commerce. Pertumbuhannya mencapai 72%, dengan pendapatan yang dihasilkan melebihi satu triliun US Dollar5
4
M Suyanto. Strategi Periklanan pada E Commerce Perusahaan Top Dunia. 2003. Jogjakarta: Penerbit Andi, h. 10 5
ibid
4
Kecenderungan di atas yang menyatakan bahwa sekitar 80% perusahaan yang bermain di area dot com terancam bangkrut atau boleh dikatakan tidak mampu mengantisipasi pertumbuhan konsumen dengan beragam selera dan keinginan, hingga akhirnya ditinggalkan pelanggan dan mengalami kebangkrutan memiliki banyak penyebab. Salah satu penyebabnya adalah karena teknologi yang digunakan cenderung satu arah, tidak mengakomodir secara sepenuhnya keinginan konsumen sehingga tingkat penerimaan konsumen terhadap aplikasi e commerce menjadi rendah. Arif Wibowo dalam skripsinya yang berjudul Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model
menyebutkan kekurangan dari electronic commerce itu
sebagai berikut: “Kecenderungan terjadinya End User Computing telah menimbulkan reaksi yang berbeda-beda dalam sikap dan perilaku pengguna sistem informasi. Perasaan menerima atau menolak muncul menjadi dimensi sikap terhadap penggunaan sistem informasi”6
Kesimpulan dari Arif Wibowo adalah sukses atau tidaknya penggunaan aplikasi e commerce bisa diukur melalui tingkat penerimaan aplikasi tersebut dari sisi pengguna dalam hal ini konsumen maupun pelanggan. Electronic banking
sebagai salah satu bentuk aplikasi perdagangan
elektronik e commerce atau e service merupakan salah satu channel perbankan 6
Wibowo, Arief. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model. Skripsi S1 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jakarta, 2008. h. 8
5
dalam melayani nasabah, meningkatkan efisiensi hingga menarik calon pengguna produk perbankan sebagai salah satu nilai tambah. Melalui electronic banking , perbankan dituntut untuk menghadirkan layanan apa saja, di mana saja, kapan saja dan siapa saja dalam arti kata customer oriented7. Salah satu fungsi utama daripada electronic banking
adalah untuk
meningkatkan efisiensi layanan perbankan. Dengan hadirnya electronic banking diharapkan para nasabah tidak perlu lagi mengantri untuk melakukan transaksi transfer uang, cek saldo, pembayaran rekening listrik maupun tagihan internet dan telephone. Diharapkan juga mampu mengurangi jumlah transaksi manual maupun ATM yang selama ini identik dengan tradisi antri dan memakan banyak waktu. Alasan yang mendasari perbankan menghadirkan layanan electronic banking dua diantaranya adalah tingginya penetrasi penggunaan internet di Indonesia dan banyaknya
pengguna
ponsel
di
Indonesia.
Berdasarkan
data
dari
www.internetworldstats.com per Juni 2008, Indonesia menempati urutan 5 besar Negara Asia yang warganya menggunakan internet. Data menyebutkan sekitar 25.000.000 orang, dari 237.512.355, penduduk Indonesia mengakses internet dengan tingkat pertumbuhan pengguna (user growth) 900% dan tingkat penetrasi
7
Bambang Wahyunugroho. Strategi Pengembangan TI pada Perbankan Modern. Bahan Presentasi STTI-BI.
6
penduduk 10%8. Begitu juga dengan pengguna ponsel di Indonesia, Asia Market Intellegence yang bekerja sama dengan Siemens Mobile menempatkan Indonesia sebagai negara urutan pertama yang penduduknya menggunakan ponsel di Asia Tenggara dengan persentase 92,9 % mengalahkan Filipina 91% dan Malaysia 89%. Dengan tingginya tingkat pengguna internet yang diikuti pertumbuhan yang begitu mengagumkan dan besarnya pengguna ponsel di Indonesia, maka prospek perkembangan electronic banking di Indonesia selayaknya semakin positif. Gambar 1.1 Asia Top 10 Internet Countries
8
“Asia Top 10 Internet Countries” dokumen diakses pada 15 September 2009 dari http://www.internetworldstats.com/stats3.htm
7
Prospek pertumbuhan pengguna internet dan ponsel yang besar ternyata tidak dibarengi dengan peningkatan penggunaan electronic banking , berdasarkan riset Yahoo Indonesia dan TNS (Taylor Nielsen Safros), hanya sekitar 5% saja dari total pengguna internet di Indonesia yang melakukan aktivitas internet banking9. Begitu juga dengan pengguna ponsel, penduduk Indonesia yang merupakan pengguna ponsel terbesar di Asia Tenggara ini ternyata tidak diiringi dengan banyaknya pengguna SMS banking dan mobile banking yang penetrasi keduanya hanya sekitar 6% saja10. Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwasannya layanan electronic banking belum begitu diterima di kalangan pengguna internet dan ponsel. Kenapa bisa terjadi hal yang sedemikian itu, penulis menduga aplikasi electronic banking masih belum bisa diterima oleh kebanyakan nasabah perbankan di Indonesia. Isu yang berkembang adalah karena keamanan bertransaksi masih diragukan hingga kecanggihan teknologi yang justru menyulitkan pengguna electronic banking sendiri. Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai institusi pendidikan milik pemerintah yang terletak di kawasan Tangerang Selatan tepatnya di kota Ciputat tentunya memiliki potensi pengguna electronic banking yang besar. Alasan ini didasari fakta bahwa, selain letaknya di kawasan sub urban Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah merupakan pangsa pasar 9
“Internet, Kita dan Masa Depan” Artikel diakses pada tanggal 15 September 2009 dari http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/27/03024518/internet.kita..dan.masa.depan 10
“Penetrasi dan Profil Pengguna E-Channel Baru” Artikel diakses pada 21 September 2009 dari http://ikatanbankir.com/ibi/article.php?id=35
8
yang besar. Dengan jumlah mahasiswa lebih dari 20.000 orang, dan jumlah dosen tetap lebih 586 orang, ditambah jumlah alumni yang lebih dari 35.000 orang, tentunya prospek pengguna electronic banking menjadi besar, namun inilah yang perlu diteliti lebih lanjut11. Oleh karena itu menarik untuk diteliti mengenai tingkat akseptansi atau penerimaan pengguna electronic banking di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah terhadap aplikasi electronic banking. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan sampel pengguna electronic banking di Fakultas Syariah dan Hukum. Alasan menggunakan sampel pengguna electronic banking FSH UIN Jakarta karena dosen dan mahasiswa FSH merupakan domain peneliti, dengan profesi dosen dan mahasiswa FSH UIN yang juga berkecimpung di dunia hukum politik dan ekonomi (perbankan) sejatinya menjadi model yang signifikan untuk diteliti. Dengan menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model penulis ingin mewujudkan penelitian ini menjadi karya tulis ilmiah berupa skripsi dengan judul, Analisis Technology Acceptance Model Pada Pengguna Electronic Banking Di Lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11
Tim Penyusun. Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2008
9
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan data dari www.internetworldstats.com per Juni 2008, akses internet penduduk Indonesia mengalami lonjakan pertumbuhan pengguna (user growth) hingga 900% dan tingkat penetrasi penduduk 10%12. Data dari Asia Market Intelegence juga menyebutkan penduduk Indonesia merupakan pengguna ponsel terbesar di Asia Tenggara dengan persentase 92,9%. Dengan besarnya tingkat pengguna internet dan ponsel yang diiringi pertumbuhan yang begitu mengagumkan, maka prospek perkembangan electronic banking di Indonesia semakin positif. Namun yang menjadi masalah adalah, berdasarkan riset Yahoo Indonesia dan TNS (Taylor Nielsen Safros), hanya sekitar 5 persen saja dari total pengguna internet di Indonesia yang melakukan aktivitas electronic banking13, begitupun dengan aktifitas pengguna ponsel, penetrasi penggunaannya dalam bidang electronic banking hanya sekitar 6% saja. Dari sini bisa ditarik suatu identifikasi masalah apakah penerapan aplikasi electronic banking belum begitu populer di kalangan pengguna internet dan ponsel, atau tingkat akseptasi atau penerimaan masyarakat pada aplikasi electronic banking memang rendah.
12
“Asia Top 10 Internet Countries” dokumen diakses pada 15 September 2009 dari http://www.internetworldstats.com/stats3.htm 13
“Internet, Kita dan Masa Depan” Artikel diakses pada tanggal 15 September 2009 dari http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/27/03024518/internet.kita..dan.masa.depan
10
C. Batasan Masalah Berdasarkan
identifikasi
masalah
diatas,
peneliti
perlu
membatasi
permasalahan. Hal ini dimaksudkan agar masalah tidak menjadi bias, sehingga diperoleh pemahaman yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Berikut pembatasan penelitian yang dimaksud: 1. Faktor penerimaan (factor of acceptance) yang dijadikan variabel independen (x) adalah Perceived of Usefulness (PU) dan Perceived Ease of Use (PEU) dengan tidak mengabaikan faktor eksternal seperti kemampuan ekonomi dan faktor adopsi tren. Sedangkan variabel dependen (y) dalam penelitian ini adalah Actual Usage (AU) 2. Layanan electronic banking yang dimaksud adalah layanan SMS banking, mobile banking dan internet banking. 3. Objek penelitian ini adalah pengguna electronic banking di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah melakukan transaksi perbankan melalui e banking, penggunanya meliputi dosen dan mahasiswa.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi maupun batasan masalah yang tengah dikemukakan sebelumnya, fokus pada penelitian ini adalah ingin merumuskan
11
1. Bagaimanakah hubungan persepsi manfaat (perceived of usefulness) dan persepsi kemudahan operasional (perceived ease of use) dengan penerimaan layanan electronic banking? 2. Diantara faktor persepsi manfaat dan persepsi kemudahan, faktor manakah yang membuat dosen dan mahasiswa FSH UIN Syarif Hidayatullah menggunakan electronic banking?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi maupun batasan masalah yang tengah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan daripada penyusunan karya tulis skripsi ini adalah 1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dengan penggunaan electronic banking di lingkungan FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Untuk mengetahui diantara dua varibel, variabel mana yang memiliki hubungan paling kuat terhadap aksi penggunaan electronic banking di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
F. Manfaat Penelitian Penyusunan karya tulis ini setidaknya ingin memberi manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, termasuk peneliti sendiri, pihak akademik, pihak perbankan penyedia layanan e banking sekaligus masyarakat umum.
12
1. Bagi peneliti, manfaat yang dirasakan adalah peneliti memperoleh bukti faktual mengenai operasional electronic banking. Termasuk didalamnya sistem operasional, security system dan lain sebagainya. Disisi lain juga memperoleh wawasan yang mendalam mengenai Technologi Acceptance Model yang dilihat melalui faktor-faktor penerimaan electronic banking dosen FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bagi akademik, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam khazanah ekonomi Islam khususnya serta memperkaya literature perpustakaan mengenai aplikasi electronic banking dan technology acceptance model. 3. Bagi Fakultas Syariah dan Hukum, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan kemampuan ekonomi para dosen, terutama pada penggunaan electronic banking. 4. Bagi masyarakat umum, semoga hasil penelitian ini mampu meningkatkan wawasan yang berarti mengenai electronic banking. Serta bagaimana meningkatkan animo masyarakat dalam bertransaksi perbankan melalui e banking.
G. Review Studi Terdahulu 1. Sri Maharsi, 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka
13
Technology Acceptance Model (TAM). Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Penelitian ini yang menggunakan model analisis TAM ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat menggunakan internet banking oleh penggunanya dan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen bank untuk mengevaluasi penggunaan internet banking. Kuesioner dibatasi pada pengguna internet banking di 8 bank yang berada di Surabaya yang menyediakan layanan internet banking. Penelitian ini membuktikan bahwa faktor yang mempengaruhi minat menggunakan internet banking adalah Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan Perceived Credibility. Faktor Computer Self Efficacy juga berpengaruh pada minat menggunakan internet banking secara tidak langsung melalui Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan Perceived Credibility. 2. Dwi Apri Mujayanti, 2006. Analisis kepuasan pelanggan terhadap layanan internet banking klik BCA. Pascasarjana Universitas Gunadarma Jakarta. Suatu lembaga/perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi maupun jasa ditentukan oleh konsep kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan nasabah BCA sebagai pengguna KlikBCA atas program pelayanan internet banking KlikBCA, kemudian mengetahui kesesuaian antara harapan dan persepsi pengguna internet banking KlikBCA, dan menentukan strategi berdasarkan hasil penelitian guna meningkatkan kualitas pelayanan pada layanan internet banking KlikBCA. Penelitian menggunakan metode survei. Penelitian ini juga menggunakan tes hipotesis yang diperoleh
14
berdasarkan hasil perhitungan statistik dari kuesioner yang terdiri dari 27 pertanyan dengan menggunakan bantuan software SPSS 12.00. Jumlah total responden yang diteliti adalah 410 nasabah BCA yang menggunakan KlikBCA. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus dan September 2006. Hasil penelitian menunjukan bahwa empat dimensi kualitas layanan yaitu wujud, kehandalan, daya tanggap, dan empati terdapat adanya perbedaan antara harapan dan persepsi pengguna KlikBCA, sedangkan dimensi jaminan diperoleh hasil antara persepsi dan harapan responden tidak terdapat kesenjangan pelayanan. Kemudian hasil penelitian juga menunjukan bahwa pelayanan
jasa
perbankan
KlikBCA
memenuhi
71,2%
kebutuhan
konsumen/nasabah BCA, dan ada 6 faktor/item yang mempengaruhi kepuasan pemakai KlikBCA yang perlu mendapatkan perhatian dari BCA. 3. Arif Wibowo, 2008. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model. Universitas Budi Luhur Jakarta. Kecenderungan terjadinya End User Computing telah menimbulkan reaksi yang berbeda-beda dalam sikap dan perilaku pengguna sistem informasi. Perasaan menerima atau menolak muncul menjadi dimensi sikap terhadap penggunaan sistem informasi. Selain sikap, diketahui ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku user terhadap penggunaan sistem informasi. Penelitian ini mengkaji perilaku pengguna sistem informasi di sebuah institusi pendidikan tinggi berdasarkan faktorfaktor yang mempengaruhinya dengan pendekatan Technology Acceptance
15
Model (TAM). Uji statistik dilakukan dengan Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan Software Lisrel v8.30. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model TAM yang diperkenalkan oleh Davis dapat digunakan dalam penelitian ini, mengingat sistem informasi berbasis web adalah bagian dari teknologi khususnya teknologi informasi.
H. Hipotesis Hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini merujuk pada model penelitian berikut Gambar 1.2 Model Penelitian
Seperti yang diuraikan oleh peneliti diatas, bahwa penelitian ini menggunakan model Technology Acceptance Model dengan modifikasi pada bagian variabel eksternal. Model penelitian bisa dilihat pada gambar 1.2. Model ini berfokus pada tiga variabel utama yakni PU, PEU dan AU. Penelitian ini memang menyertakan dua variabel eksternal sebagai pendukung, hanya saja kedua variabel eksternal tersebut tidak diuji hipotesis karena penelitian ini
16
memang berfokus pada hubungan ketiga variabel utama, dengan demikian hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut;
Hipotesis Variabel Persepsi Manfaat Berdasarkan teori TAM, persepsi manfaat atau perceived of usefulness diduga memiliki korelasi signifikan terhadap sikap penggunaan electronic banking. Oleh karenanya hipotesis yang menguji pengaruh Persepsi Manfaat terhadap Penggunaan berbunyi Ho:b1≠ 0 :
Variabel Persepsi Manfaat (PU) tidak memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking
Ha: b1=0 :
Variabel Persepsi Manfaat (PU) memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking
Hipotesis Variabel Persepsi Kemudahan Berdasarkan teori TAM, persepsi kemudahan atau perceived of ease of use diduga memiliki korelasi positif signifikan dengan Sikap Penggunaan electronic banking. Oleh karenanya hipotesis yang menguji korelasi hubungan Kemudahan dengan Sikap Penggunaan berbunyi
17
Ho:b2≠ 0 :
Variabel Persepsi Kemudahan (PEU) tidak memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking
Ha: b2=0 :
Variabel Persepsi Kemudahan (PEU) memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking
I.
Metode Penelitian 1. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang menggambarkan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari lapangan. Dari hasil data dan angka yang diperoleh, dibuatlah hipotesis-hipotesis dan dilakukan serangkaian pengujian terhadap hipotesis tersebut. Apabila telah dilakukan serangkaian pengujian bisa didapat kesimpulan dan saran-saran yang sangat bermanfaat14. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survei Lapangan (field research) dengan instrumen penelitian berupa kuisioner. Survei Lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai
14
„Model-model penelitian” dokumen diakses pada 8 www.isekolah.org/file/h_1090893369.doc
Desember
2009 dari
18
analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan15. Sedangkan kuisioner atau angket bermakna suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan yang dijawab secara tertulis. Penggunaan angket dipilih karena secara kuantitatif peneliti dapat memperoleh data yang cukup banyak yang tersebar secara merata dalam wilayah atau area yang diselidiki.
2. Objek Penelitian Objek penelitian kali ini adalah pengguna electronic banking di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah sampel penelitian sebanyak 45 orang. Pemilihan responden menggunakan accidental sampling karena kesulitan memperoleh kerangka sampling yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan daftar pengguna
electronic
banking
sangat
sulit
diperoleh dari pihak bank. Instumen pengumpulan data
yang digunakan
berupa kuisoner
penelitian yang
yang
diadaptasi
dari
beberapa
menggunakan technology acceptance model, yang lebih dikhususkan pada 3 variabel utama yaitu persepsi manfaat, persepsi kemudahan dan sikap penggunaan. Pengukuran variabel PEOU, dan PU menggunakan Likert Summated Rating dengan 5 kisaran skala mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
15
1993
Gorys Keraf. Komposisi, Sebuah Kemahiran Berbahasa. Jakarta; Penerbit Nusa Indah.
19
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena ini telah ditetapkan secara spesisifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian16. Jumlah butir pertanyaannya adalah PEOU sebanyak 5 butir, PU sebanyak 5 butir, dan AU sebanyak 5 butir. Rincian butir pertanyaan tersebut selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Varibel dan Indikator Pertanyaan
Dependent Variabel (y)
Independent Variabel (x)
Indikator
1. Manfaat terhadap pekerjaan Persepsi Manfaat 2. Manfaat terhadap waktu (Perceived 3. Manfaat terhadap biaya Usefulness) 4. Manfaat terhadap energy 5. Manfaat terhadap transaksi 1. Kemudahan Registrasi Persepsi Kemudahan 2. Kemudahan Akses (24/7) Penerimaan (Perceived Ease of 3. Kemudahan Transaksi pengguna Use) 4. Kemudahan Customer Service terhadap 5. Kemudahan User Friendly layanan internet 1. Pendapatan banking Faktor Ekonomi 2. Aktivitas Ekonomi (Actual Usage) 3. Perilaku Menabung 4. Keikutsertaan Asuransi 5. Perilaku Investasi 1. Kepemilikan Ponsel Faktor Teknologi 2. Aktivitas Internet 3. Aktivitas Ekonomi di Internet 4. Penggunaan Electronic Banking
16
Suharsimi Arikunto,. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung; Rineka Cipta. 2006 h. 168-189
20
3. Teknik Penulisan Teknik penulisan laporan dalam penelitian ini akan merujuk pada “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
4. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif yang bersumber dari data primer yang diperoleh dari kuisioner yang disebar pada beberapa responden yang kemudian diolah dengan menggunakan piranti lunak SPSS 13.
5. Teknik Analisa Data Mendasarkan
pada
jenis
penelitian
deskriptif
kuantitatif
dengan
permasalahan sosiatif yakni penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk hubungannya yang bersifat kausal, sebab akibat, Maka analisis data yang digunakan adalah Korelasi Rank Spearman. Adapun rumus atau penghitungan untuk pengujian hipotesis rank spearman adalah
21
Dimana
ρ = Koefisien Korelasi Rank Spearmen n = Jumlah Sampel
J.
Sistematika Penelitian Untuk mempermudah penyusunan, penulis membagi skripsi ini menjadi beberapa bab dan setiap bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori, dan sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini akan diuraikan tentang pengertian dari teori technology acceptance model, berikut model-model yang digunakan termasuk di dalamnya perceived ease of use dan perceived of usefulness. Tak luput penulis juga mengikutsertakan definisi, sejarah sampai dengan kemanfaatan internet banking itu sendiri.
22
BAB III. GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Bab ini terdiri dari sejarah singkat Fakultas Syariah dan Hukum, visi dan misi Fakultas Syariah dan Hukum, struktur organisasi, program studi fakultas dan perkembangan kinerja fakultas. BAB IV. ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DI KALANGAN PENGGUNA ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN FSH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Bab ini menyuguhkan beberapa data berikut analisa jumlah pengguna electronic banking pada FSH UIN Jakarta, serta alasan-alasan yang mendasari pengguna electronic banking FSH mengadopsi layanan electronic banking . BAB V. PENUTUP Pada bab ini penulis mencoba membuat kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Technology Acceptance Model 1. Pengertian TAM Dalam mengadopsi suatu teknologi baru, setiap individu memiliki respon yang berbeda. Ada individu yang dengan mudahnya mengoperasikan suatu teknologi baru namun ada juga yang sulit untuk menerima. Contoh paling mutakhir adalah hadirnya SMS banking. Secara teknis, setiap orang setidaknya mampu mengoperasikan handphone terutama dalam layanan short message service, namun dalam banyak kasus ditemui ada banyak orang yang enggan menggunakan layanan ini karena, bisa jadi belum tahu atau takut akan resiko keamanan. Tindakan menerima atau menolak hadirnya suatu teknologi baru telah menjadi kajian penting dalam dunia sistem informasi. Kajian ini penting dalam mengukur sukses tidaknya teknologi tersebut di dalam masyarakat. Oleh karenanya banyak ilmuwan yang merumuskan beragam teori berikut variable-variabel nya dalam menganalisis behaviorial ini. Salah satu teori yang paling mutakhir dan paling banyak digunakan adalah teori Technology Acceptance Model rumusan Fred Davis.
24
25
Menurut Davis1, definisi Technology Acceptance Model yang disarikan dalam bukunya yang berjudul “Measurement Scales for Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use” adalah: The Technology Acceptance Model (TAM) is an information systems theory that models how users come to accept and use a technology. The model suggests that when users are presented with a new technology, a number of factors influence their decision about how and when they will use it, notably:
Perceived usefulness (PU) - This was defined by Fred Davis as "the degree to which a person believes that using a particular system would enhance his or her job performance". Perceived ease-of-use (PEOU) - Davis defined this as "the degree to which a person believes that using a particular system would be free from effort" Gambar 2.1 Model TAM Fred Davis
Secara garis besar diartikan sebagai berikut, Technology Acceptance Model adalah teori dalam sistem informasi yang menggambarkan perilaku pengguna dalam menerima dan menggunakan teknologi baru. Perilaku
1
Davis, Fred D., 1989, “Measurement Scales for Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use”, http: // wings. buffalo. Edu / mgmt / courses / mgtsand /success/davis.html, diakses pada tanggal 8 Desember 2009.
26
pengguna dalam menerima dan menggunakan teknologi baru dipengaruhi oleh dua faktor yakni
Perceived Usefulness yang didefinisikan sebagai tingkat dimana pengguna percaya bahwa menggunakan teknologi baru akan mengingkatkan performa kinerja pengguna.
Perceived Ease of Use yang didefinisikan sebagai tingkat dimana pengguna percaya bahwa menggunakan teknologi baru akan bebas dari resiko atau kesulitan.
Kedua faktor/variabel ini dapat menjelaskan aspek keperilakuan pengguna. Kesimpulannya adalah model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi
pengguna
akan
menentukan
sikapnya
dalam
kemanfaatan
penggunaan TI. Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan TI dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use).
2. Model TAM Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arif Wibowo dalam Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi
Dengan Pendekatan
Technology Acceptance Model (TAM) menggunakan 5 (lima) konstruk yang telah dimodifikasi dari model penelitian TAM Fred Davis yaitu: Persepsi tentang kemudahan penggunaan (Perceived Ease Of Use), persepsi terhadap
27
kemanfaatan (Perceived Usefulness), sikap penggunaan (Attitude Toward Using), perilaku untuk tetap menggunakan (Behavioral Intention To Use), dan kondisi nyata penggunaan sistem (Actual SystemUsage)2.
Figure 2.2 Model TAM Fred Davis hasil modifikasi Arif Wibowo
a.
Perceived Ease of Use (PEOU) Persepsi
tentang
kemudahan
penggunaan
sebuah
teknologi
didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan Beberapa indikator kemudahan penggunaan teknologi informasi, meliputi: Komputer sangat mudah dipelajari
2
Wibowo, Arief. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model. Skripsi S1 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jakarta, 2008. h. 25
28
Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna Komputer sangat mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna Komputer sangat mudah untuk dioperasikan b. Perceived Usefulness (PU) Persepsi terhadap kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Dimensi tentang kemanfaatan teknologi informasi meliputi:
Kegunaan, meliputi dimensi: menjadikan pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, menambah produktivitas
Efektivitas,
meliputi
dimensi:
mempertinggi
efektivitas,
mengembangkan kinerja pekerjaan c. Attitude Toward Using (ATU) Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya.
29
Peneliti lain menyatakan bahwa faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif (affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral components) d. Behavioral Intention to Use (ITU) Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya
terhadap
teknologi
tersebut,
misalnya
keinginanan
menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Peneliti selanjutnya menyatakan bahwa sikap perhatian untuk menggunakan adalah prediksi yang baik untuk mengetahui Actual Usage e. Actual System Usage (ASU) Actual System Usage adalah kondisi nyata penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi. Seseorang akan puas menggunakan system jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
30
2. Pengembangan TAM Model-model penerimaan penggunaan (acceptance of use) telah banyak dikembangkan oleh para ahli, selain TAM (technology acceptance model) telah dikembangkan model awal berupa RTA (theory of reasoned action) yang dikembangkan oleh Fishbein dan model paling terkini berupa TPB (theory of planned behaviour) yang dikemukakan oleh Ajzen3. 2.1 Theory Of Reasoned Action Theory Reasoned Action pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980. Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Teori ini menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tersebut. Lebih lanjut teori ini mengemukakan bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang lain berhubungan dengan pengaruh social atau norma subjective (subjective norms).
3
York University. “Theories Used in IS Technology; Theory of Reasoned Action”. Dokumen diakses pada 8 Januari 2010 dari_________________________________________________ http://www.istheory.yorku.ca/theoryofreasonedaction.htm
31
Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjentif terhadap niat untuk dilakukann atau tidak dilakukannya suatu perilaku, Ajzen melengkapi
teori
ini
dengan variable keyakinan (beliefs).
Dikemukakan bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral beliefs) sedangkan norma subjektif berasal dari keyakinan normative (normative beliefs)4. Secara skematik, TRA digambarkan sebagai berikut:
Figure 2.3 Model Theory of Reasoned Action Ajzen
2.2 Theory of Planned Behaviour Theory of Planned Behaviour merupakan teori pengembangan lebih lanjut dari TAM. Ajzen menambahkan konstruk yang belum ada dalam TRA, yaitu kontrol perilaku yang dipersepsi (perceived behavioral control).
4
York University. “Theories Used in IS Technology; Theory of Reasoned Action”. Dokumen diakses pada 8 Januari 2010 dari__________________________________ http://www.istheory.yorku.ca/theoryofreasonedaction.htm
32
Konstruk ini ditambahkan dalam upaya memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka melakukan perilaku tertentu. Dengan kata lain dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap dan norma subjektif semata tapi juga dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap kontrol yang dapat dilakukannya bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol tersebut (control beliefs)5 Figure 2.4 Model Theory of Planned Action Ajzen
Model teoritik dari Teori Planned Behaviour (Perilaku yang direncanakan) mengandung berbagai variable yaitu
5
York University. “Theories Used in IS Technology; Theory of Reasoned Action”. Dokumen diakses pada 8 Januari 2010 dari__________________________________ http://www.istheory.yorku.ca/theoryofplannedbehavior.htm
33
1. Latar Belakang (background factors) seperti usia, jenis kelamin, suku status social ekonomi, suasana hati, sifat kepribadian, dan pengetahuan) mempengaruhi sikap dan perilaku individu terhadap suatu hal. Dalam kategori ini, Ajzen memasukkan tiga faktor latar belakang yakni personal, sosial dan informasi. Faktor personal adalah sikap umum seseorang terhadap sesuatu, sifat kepribadian (personality straits), nilai hidup (values), emosi, dan kecerdasan yang dimilikinya. Faktor social antara lain adalah usia, jenis kelamin (gender), etnis, pendidikan, penghasilan
dan
agama.
Fakor
informasi
adalah
pengalaman,
pengetahuan dan ekspose pada media. 2. Keyakinan perilaku (behavioral belief) yaitu hal-hal yang diyakini oleh individu mengenai sebuah perilaku dari segi positif dan negatif, sikap terhadap perilaku dan kecenderungan untuk bereaksi secara efektif terhadap suatu perilaku dalam bentuk suka atau tidak suka pada perilaku tersebut. 3. Keyakinan Normatif (normative beliefs) yang berkaitan langsung dengan pengaruh lingkungan yang secara tegas dikemukakan oleh Lewin dalam Field Theory. Pendapat Lewin ini digaris bawahi juga oleh Ajzen melalui PBT. Menurut Ajzen faktor lingkungan sosial khususnya orang-orang yang berpengaruh bagi kehidupan individu (significant others) dapat mempengaruhi keputusan individu.
34
4. Norma Subjektif (subjective norm) adalah sejauh mana seseorang memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap perilaku yang akan dilakukannya (normative beliefs). Kalau individu merasa itu adalah hak pribadinya untuk menentukan apa yang akan dia lakukan, bukan ditentukan oleh orang lain disekitarnya maka dia akan mengabaikan
pandangan
orang
tentang
perilaku
yang
akan
dilakukannya. Fishbein dan Ajzen. Menggunakan istilah motivation to comply untuk menggambarkan fenomena ini yaitu apakah individu itu mematuhi padangan orang lain yang berpengaruh terhadap hidupnya atau tidak. 5. Keyakinan bahwa suatu perilaku dapat dilaksanakan (control beliefs) diperoleh dari berbagai hal, pertama adalah pengalaman melakukan perilaku yang sama sebelumnya atau pengalaman yang diperoleh karena melihat orang lain (teman, keluarga, mitra) melaksanakan perilaku itu sehingga ia memiliki keyakinan bahwa ia pun akan dapat melaksanakannya. Selain pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman, keyakinan individu mengenai suatu perilaku akan dapat dilaksanakan ditentukan juga oleh tersedianya waktu, dan fasilitas untuk melakukannya serta kemampuan untuk mengatasi setiap kesulitan yang menghambat pelaksanaan perilaku.
35
6. Persepsi kemampuan mengontrol (perceived behavioral control) yaitu keyakinan (beliefs) bahwa individu pernah melaksanakan atau tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas dan waktu untuk melakukan perilaku itu, kemudian individu melakukan estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia punya kemampuan atau tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku itu. Ajzen menamakan kondisi ini dengan "persepsi kemampuan mengontrol" (perceived behaviorial control)
Niat untuk melakukan perilaku (intention) adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku tertentu, dan sejauh mana kalau dia memilih untuk melakukan perilaku tertentu itu dia mendapat dukungan dari orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya.
B. Kajian Electronic Banking Bank menyediakan layanan Electronic banking atau E-Banking untuk memenuhi kebutuhan Customer akan alternative media untuk melakukan transaksi perbankan, selain yang tersedia di kantor cabang dan ATM. Dengan Electronic banking,
36
Customer tidak perlu lagi membuang waktu untuk antri di kantor-kantor bank atau ATM, karena saat ini banyak transaksi pebankan dapat dilakukan dimanapun, dan kapanpun dengan mudah dan praktis melalui jaringan elektronik, seperti internet, handphone, dan telepon6. Tidak berbeda jauh dengan definisi dari Bank Indonesia, Ensiklopedia Britannica mendefiniskan E Banking sebagai berikut, Penggunaan Komputer dan Alat Telekomunikasi yang memungkinkan adanya transaksi perbankan melalui jaringan telephone dan internet. Penggunaannya mulai dari transfer dana electronic untuk pembelian barang dan jasa, hingga pembayaran otomatis untuk tagihan dan deposito. Beberapa bank malah menawarkan layanan home banking, dimana seseorang dengan computer dan jaringan internet bisa melakukan transaksi baik melalui koneksi langsung ke situs bank maupun mengakses beberapa layanan online. Penggunaan electronic banking, masih menurut Britannica, mereduksi sebagian besar transaksitransaksi yang masih mengandalkan dokumen-dokumen konvensional maupun uang kertas dari satu tempat ketempat lain, dari satu orang ke orang lain7. Sementara John Willey and Son, mendefiniskan Electronic banking sebagai bentuk transaksi perbankan dimana dana-dana bisa berpindah secara electronis antar lembaga keuangan yang menggantikan uang kas, cek ataupun instrument lain yang
6
Bank Indonesia “Mengenal Electronic Banking dalam Implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia”. Dokumen diakses pada 6 Oktober 2009 dari_____________________________ http://www.bi.go.id/mengenal.electronic.banking.pdf. 7
“Electronic Banking”. Dokumen diakses pada 10 Januari 2010 dari___________________ http://www.britannica.com/EBchecked/topic/684199/electronic-funds-transfer
37
berpindah secara fisik. Kepemilikan dana maupun perpindahan dana antar lembaga keuangan terekam dengan baik melalui sistem computer berbasis internet maupun alat telekomunikasi. Nasabah Bank bisa mengakses akun bank dengan menggunakan kata sandi maupun PIN8. 1. Layanan Electronic Banking Bank Indonesia membagi layanan electronic banking menjadi empat macam layanan. Layanan-layanan ini didasarkan pada dua devices / alat transaksi, yakni personal computer dan mobile phone. Layanan berbasis personal computer adalah internet banking yang terkoneksi dengan jaringan internet, sedangkan layanan berbasis teknologi mobile phones adalah SMS banking, phone banking dan mobile banking9. Dalam studi pustaka kali ini hanya tiga layanan yang akan dibahas, yakni SMS banking, mobile banking dan internet banking. Phone banking tidak termasuk karena bukan merupakan teknologi berbasis finger technology.
a. SMS Banking SMS Banking adalah layanan teknologi yang ditawarkan perbankan ke pihak customer, yang memungkinkan customer untuk mengoperasikan sejumlah transaksi yang dipilih melalui ponsel dengan SMS messaging. Layanan SMS Banking
8 9
Ibid
Bank Indonesia “Mengenal Electronic Banking dalam Implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia”. Dokumen diakses pada 6 Oktober 2009 dari____________________________ http://www.bi.go.id/mengenal.electronic.banking.pdf.
38
dijalankan dengan menggunakan pesan push dan pesan pull. Pesan Push adalah bank mengirim pesan pendek ke ponsel customer tanpa inisiatif permintaan informasi dari customer. Pesan push bisa saja sebuah pemberitahuan mengenai event kegiatan bank di tempat tertentu10. Bisa dikatakan pesan push adalah mobile marketing dari pihak bank. Sedangkan pesan pull adalah bank mengirim pesan pendek ke ponsel customer yang didahului dengan inisiatif dari pihak customer. Contoh dari transaksi ini adalah cek saldo, cek mutasi rekening. Berdasarkan layanan pesan pull dan pesan push, bank memberikan beberapa layanan transaksi perbankan yang bisa dijalankan dengan ponsel. Tipe layanan yang bisa dijalankan melalui pesan push diantaranya: 1. Laporan Saldo Periodik (bulanan, triwulan ataupun tahunan) 2. Laporan jumlah gaji maupun pendapatan lain. 3. Sukses atau gagalnya sebuah transaksi 4. Informasi pemindahlan sejumlah besar uang 5. Informasi pembayaran tagihan 6. Sedangkan jenis transaksi yang bisa dilakukan dengan pesan pull diantaranya 7. Cek Saldo 8. Cek Mutasi Rekening 9. Permintaan Transfer Uang dari satu akun ke akun lain, baik dari satu bank maupun bank lain 10
Wikipedia. SMS Messaging, Push and Pull Services. Dokumen diakses pada 13 Januari 2010 dari http://en.wikipedia.org/wiki/SMS_%28messaging%29
39
10. Permintaan menghentikan pembayaran cek 11. Permintaan penghentian sementara penggunaan kartu kredit/debit 12. Penggantian PIN
b. Mobile Banking Mobile Banking adalah terma yang digunakan uantuk menggambarkan transaksi semisal cek saldo, transfer dana dan pembayaran tagihan maupun lainnya melalui telepon seluler. Dewasa ini, mobile banking paling sering digunakan dengan melalui teknologi telephone, internet, maupun aplikasi yang di install di ponsel. Dalam suatu kajian akademis, mobile banking merujuk pada penyediaan dan ketersediaan bank dalam menghadirkan jasa keuangan melalui bantuan teknologi mobile atau seluler. Layanan mobile banking meliputi fasilitas managemen transaksi bank dan pasar modal, termasuk administrasi akun dan informasi nasabah11. Transaksi-transaski yang tercover dalam layanan mobile banking diantaranya: 1. Cek Saldo/Cek Mutasi Rekening 2. Monitor Jumlah Deposito 3. Mengakses jumlah kredit 4. Mengatur Kebijakan Asuransi 5. Mengatur Rencana Pensiun
11
Wikipedia. Mobile Banking. Dokumen diakses pada 13 januari 2010 dari http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Mobile_banking&action=edit§ion=1
40
6. Transfer Dana national maupun internastional 7. Pembayaran Tagihan 8. Layanan Portofolio Saham. dll
c. Internet Banking Dunia Perbankan tidak berbeda dengan industri lainnya dimana teknologi Internet mulai menjadi merasuk dan bahkan sebagian sudah menjadi standar de facto. Internet Banking mulai muncul sebagai salah satu servis dari Bank. Servis ini mulai menjadi tuntutan dari sebagian nasabah bank, sama halnya dengan servis ATM dan phone banking. Akan aneh jika sebuah bank tidak memiliki ATM. Demikian pula tidak lama lagi akan aneh jika sebuah bank tidak memiliki Internet Banking meskipun jumlah pengguna Internet di Indonesia masih sedikit. Tuntutan ini datangnya dari nasabah yang menginginkan servis cepat, tersedia setiap saat (24 jam/hari, 7 hari/minggu), nyaman, dan murah. Hal ini dapat diberikan oleh layanan Internet Banking. Internet banking didefinisikan oleh Karen Furst adalah sebagai berikut: Internet banking is the use of internet as remote delivery channel for banking service, including traditional services, such as opening a deposit account or transferring funds among different account, as wel as new banking
41
services, such as electronic bill presentment and payment, which allow customers to receive and pay bill over bank’s website12.
Dari pengertian itu, dapat didefinisikan secara sederhana bahwa internet banking merupakan suatu bentuk pemanfaatan media internet oleh bank untuk mempromosikan dan sekaligus melakukan transaksi secara online, baik dari produk yang sifatnya konvensional maupun baru. Pada dasarnya internet banking memiliki tiga tahap pelayanan yang ditawarkan kepada nasabahnya, yaitu: a.
Layanan informasi (informational), dimana bank hanya menyediakan informasi jasa keuangan dalam websitenya;
b. Layanan komunikasi (communicational), dimana dalam website tersebut juga memungkinkan nasabah dapat berkomunikasi dengan bank; c.
Layanan
transaksi
(transactional/advance)
dimana
sudah
memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi-transaksi keuangan virtual seperti, transfer dana, pengecekan saldo ataupun berbagai jenis pembayaran. Dewasa ini ketiga jenis layanan tersebut telah ditawarkan
12
Karen Frust, William Lang, and Nolle Daniel. Internet Banking: Development and Prospects. Washington DC: Office of the Comptroller of the Currency, Economic and Policy Analysis, 2000.
42
oleh perbankan Indonesia. Dari data yang ada saat ini di Indonesia sudah terdapat enam bank yang telah menyelenggarakan internet banking pada tahap transaksi, sedangkan pada tahap informasi dan komunikasi terdapat sekitar 40 bank yang memiliki website. Dengan disediakannya fasilitas layanan internet banking, nasabah mendapat keuntungan berupa fleksibilitas untuk melakukan kegiatan setiap saat, nasabah juga dapat mengakses layanan internet melalui personal computer, ponsel atau media wireless lainnya
2.
Manfaat Electronic Banking Apabila sebuah bank tidak menyediakan layanan electronic banking, maka dia
mengambil resiko untuk tidak berpartisipasi. Electronic banking memberikan beberapa keuntungan yang lebih besar dibandingkan resikonya. Adapun keuntungan tersebut antara lain a. Business Expansion. Dahulu sebuah bank harus memiliki sebuah kantor cabang untuk beroperasi di tempat tertentu. Usaha ini memerlukan biaya yang tidak kecil. Kemudian hal ini dipermudah dengan hanya meletakkan mesin ATM sehingga dia dapat hadir di tempat tersebut. Kemudian ada phone banking yang mulai menghilangkan batas fisik dimana nasabah dapat
43
menggunakan telepon untuk melakukan aktivitas perbankannya. Sekarang ada
Internet
Banking
yang
lebih
mempermudah
lagi
karena
menghilangkan batas ruang dan waktu. Layanan perbankan sebuah bank kecil dapat diakses dari mana saja di seluruh Indonesia, dan bahkan dari seluruh dunia. b.
Customer Loyality. Nasabah, khususnya yang sering bergerak (mobile), akan merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka account di bank yang berbeda-beda di berbagai tempat. Dia dapat menggunakan satu bank saja.
c.
Revenue and cost improvement. Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui Internet Banking dapat lebih murah daripada membuka kantor cabang.
d.
Competitive Advantage. Bank yang tidak memiliki mesin ATM akan sukar berkompetisi dengan bank yang memiliki banyak mesin ATM. Maukah anda membuka account di bank yang tidak memiliki mesin ATM? Demikian pula bank yang memiliki Internet Banking akan memiliki keuntungan dibandingkan dengan bank yang tidak memiliki Electronic banking. Dalam waktu
44
dekat, orang tidak ingin membuka account di bank yang tidak memiliki fasilitas Electronic banking.. e. New Business Model. Electronic banking memungkinan adanya bisnis model yang baru. Layanan perbankan baru dapat diluncurkan melalui web dengan cepat.
C. Perbankan Menurut UU Perbankan No 21 Tahun 2008 yang dimaksud bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan jenisnya bank dapat dibedakan sebagai berikut : a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariat yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariat yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Pasal 5 UU Perbankan). Selanjutnya fungsi bank secara lengkap adalah sebagai berikut :
45
a. Agent of Trust, bahwa kegiatan utama bank adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Dasar utama kegiatan bank tersebut adalah trust atau kepercayaan. Jadi masyarakat atas dasar kepercayaan menyimpan dananya ke bank, demikian juga bank atas dasar kepercayaan meminjamkan dana tersebut kepada masyarakat. Dengan kata lain bank berfungsi
sebagai
lembaga
financial
intermediary
dengan
dasar
kepercayaan. (Pasal 3 UU Perbankan). b. Agent of Development, bahwa tujuan perbankan adalah menunjang pelaksanaan
pembangunan
nasional
dalam
rangka
meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak (Pasal 4 UU Perbankan). Jadi dana yang dihimpun oleh bank dari masyarakat dalam bentuk simpanan, kemudian dipinjamkan lagi ke masyarakat diharapkan digunakan untuk kegiatan usaha yang produktif, dan menyerap tenaga kerja banyak, serta menghasilkan barang/jasa yang punya nilai lebih. Dengan demikian kegiatan utama bank tersebut adalah kegiatan untuk pembangunan perekonomian masyarakat. c.
Agent of services, selain melakukan kegiatan utama menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa bank itu antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa
46
pemberian jaminan, dan jasa penyelesaian tagihan (lihat Pasal 6 dan 13 UU Perbankan). Sedangkan pengertian internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.
D. Internet 1. Pengertian Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet (huruf 'I' besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol). Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking13.
2. Sejarah Internet
13
2007
Eko Purwanto. Pengantar World Wide Web. Jakarta: Jaringan Informasi IPTEK JIPP.
47
Sejarah internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan. Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @ juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan "at" atau "pada". Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex. Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di
48
ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link. Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan internet. Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET. Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat menjadi 10.000 lebih. Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan.
49
Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web. Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.014.
3. Manfaat Internet Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke internet. Berikut ini sebagian dari apa yang tersedia di internet: a. Informasi
untuk
kehidupan
pribadi:
pengembangan pribadi, rohani, sosial.
14
ibid
kesehatan,
rekreasi,
hobi,
50
b. Informasi
untuk
kehidupan
profesional/pekerja
:sains,
teknologi,
perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum komunikasi. Satu hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan waktu.
BAB III GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Sejarah Singkat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sebelumnya bernama IAIN, dan Fakultas Syariah dan Hukum juga mulanya Fakultas Syariah saja, adalah salah satu Fakultas dari sembilan fakultas yang ada di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini. Fakultas ini memiliki sejarah yang cukup panjang sejak didirikan pada tahun 1966 lalu. Sejarah berdirinya Fakultas Syariah dan Hukum ini tidak terlepas dari sejarah panjang IAIN Jakarta, yang berawal dari Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA). ADIA didirikan pada tanggal 1 Juni tahun 1957, dan untuk pertama kalinya mempunyai dua jurusan, yaitu jurusan Syariah dan Jurusan Bahasa Arab. Dalam perkembangan berikutnya, sesuai dengan fungsinya sebagai akademi dinas, dimana mahasiswanya hanya terbatas pada mereka-mereka yang mendapat tugas belajar (pegawai/guru agama) dari lingkungan Departeman Agama dari seluruh daerah di Indonesia. Jurusannya kemudian berkembang menjadi tiga, yaitu: Pendidikan Agama Islam, Bahasa Arab dan Jurusan Khusus Imam Tentara.
15
15
Pada tanggal 24 Agustus 1960, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.11 tahun 1960 ADIA kemudian berkembang menjadi tiga Jurusan, yaitu : Pendidikan Agama Islam, Bahasa Arab dan Jurusan Khusus Imam Tentara. Karena sarana dan prasarananya belum siap dan belum memadai, maka Fakultas Syariah Jakarta baru menerima mahasiswa mulai pada tahun ajaran 1968. Untuk tahap awal pimpinan Fakultas dirangkap oleh Rektor/Prof.Drs Sunardjo dan pelaksana hariannya diserahkan kepada Drs.H.Peunoh Daly, merangkap sebagai Ketua Jurusan Ilmu Agama di Fakultas Tarbiyah. Kemudian baru Rektor mengangkat KHM Syukri Ghazali sebagai pimpinan Fakultas Syariah pertama. Semenjak itu resmilah Fakultas Syariah Jakarta sebagai salah satu Fakultas di lingkungan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan SK Menteri Agama nomor : 159 tahun 19671.
B. VISI, MISI DAN TUJUAN 1. Visi Unggul, handal, dan terdepan (excellence, expertise, advance dalam bidang ilmu syariah, ilmu hukum dan ilmu ekonomi Islam
1
“Sejarah Singkat Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”Dokumen diakses pada 3 Maret 2010 dari http://www.fsh-uinjkt.net
15
2. Misi a. Melaksanakan pengajaran dan pendidikan yang integrative dalam ilmu Syariah, ilmu hukum dan ilmu ekonomi Islam baik yang bersifat teroritis maupun praktis. b. Mengembangkan dan menerapkan ilmu Syariah, ilmu hukum dan ilmu ekonomi Islam yang berbasis penelitian (research based university). c. Memberikan landasan ahklak dan moral terhadap pengembangan dan praktek ilmu syariah, ilmu hukum dan ilmu ekonomi Islam di masyarakat. d. Mengembangkan dan membina kehidupan civitas akademika yang menjunjung tinggi kebenaran, keterbukaan, kritis, kreatif, dan inovatif serta tanggap terhadap perubahan-perubahan social, baik dalam skala nasional maupun global. e. Menyelenggarakan manajemen modern perguruan tinggi yang berorientasi pada mutu, profesionalisme, dan keterbukaan serta memiliki daya saing yang tinggi dan kuat. f. Memupuk dan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, perguruan tinggi, industri dan lain-lain, baik dalam maupun luar negeri.
15
g. Memberikan
perhatian
yang
sungguh-sungguh
terhadap
upaya
implementasi Syariah Islam dalam konteks keindonesiaan sekaligus kemodernan2.
3. Tujuan Tujuan pendidikan program sarjana bidang ilmu Syariah dan Hukum adalah menyiapkan peserta didik atau mahasiswa menjadi Sarjana Hukum Islam dan atau Sarjana Hukum yang memiliki kompetensi sebagai berikut: a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional dibidang ilmu syariah, ilmu hukum dan ilmu ekonomi Islam. b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu syariah, ilmu hukum dan ekonomi
Islam, serta mampu
mengupayakannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
C. Program Pendidikan Program pendidikan yang diselenggarakan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ada 2 jenis yaitu; program reguler dan program non reguler (ekstensi). Baik program regular maupun program non reguler adalah
2
ibid
11
program pendidikan akademik S1 dengan sistem kredit semester (SKS), yang mewajibkan mahasiswa untuk menempuh beban sks sebesar 160 sks. Sejalan dengan perkembangan masalah-masalah dan spesialisasi dalam keahlian hukum Islam, maka Fakultas Syariah dan Hukum menawarkan berbagai Program Studi yang siap mengantisipasi kebutuhan masyarakat akan berbagai profesi baru yang terkait dengan hukum Islam, seperti ahli perbankan syariah dan asuransi syariah. Di tahun ajaran 2009/2010, fakultas syariah dan hukum telah memiliki 4 (empat) program studi utama, yakni Program Studi Ahwal Syakhsyiyah (SAS), Prodi Jinayah Siyasah (SJS), Prodi Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH) dan Prodi Muamalat/Ekonomi Islam.
1. Program Studi Ahwal Syakhsiyyah (SAS) Program studi ini bertujuan menghasilkan calon hakim dan keperdataan Islam yang ahli dalam bidang hukum keluarga Islam. Prodi SAS memiliki konsentrasi sebagai berikut a. Konsentrasi Peradilan Agama Bertujuan menciptakan saraja muslim yang mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang peradilan agama, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah dalam bidang hukum Islam, memiliki pemahaman dan kemampuan professional sebagai hakim, panitera dan pegawai pencatatan nikah (PPN) di lembaga Syariah dan Hukum, memiliki kemampuan penelitian dalam bidang peradilan agama.
15
b. Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam Bertujuan menciptakan sarjana muslim, yang mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang administrasi keperdataan Islam, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah dalam bidang administrasi perkawinan, kantor agama Islam dan lembaga hukum Islam, memiliki pemahaman dan kemampuan analisis dan pemahaman masalah keperdataan hukum Islam dan memiliki kemampuan peneltian dalam bidang keperdataan Islam.
2. Program Studi Jinayah Siyasah (SJS Program Studi ini bertujuan menghasilkan calon pakar hukum yang ahli dalam bidang kepidanaan dan ketatanegaraan Islam. Prodi SJS memiliki konsentrasi sebagai berikut a. Konsentrasi Kepidanaan Islam Bertujuan menciptakan calon pakar hukum kepidanaan Islam yang mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang kepidanaan Islam, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah dalam profesi pidana Islam, memiliki pemahaman dan kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah lembaga peradilan, perkembangan lembaga peradilan, kemampuan penelitian hukum Islam dan hukum positif.
15
b. Konsentrasi Ketatanegaraan Islam Bertujuan menciptakan calon pakar ketatanegaraan hukum Islam dan politik. Mampu menguasai materi, metodologi, dan wawasan luas dalam bidang ketatanegaraan Islam. Memiliki kompetensi akademik, kemampuan penelitian dan analisis ketatanegaraan serta professional dan amanah di profesi ketatanegaraan Islam.
3.
Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum Program Studi ini bertujuan menghasilkan calon pakar hukum yang ahli dalam bidang perbandingan mazhab fiqih, perbandingan mazhab hukum dan perbandingan mazhab khusus Islam. Program studi ini memiliki tiga konsentrasi sebagai berikut: a. Konsentrasi Perbandingan Mazhab Fiqih Bertujuan menciptakan calon pakar perbandingan mazhab fiqih yang mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang perbandingan mazhab fiqih, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah dalam bidang perbandingan mazhab fiqih, memiliki pemahaman dan kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah perbandingan mazhab fiqih (Mazhab Arbain), kemampuan penelitian perbandingan mazhab fiqih. b. Konsentrasi Perbandingan Mazhab Hukum Bertujuan menciptakan calon pakar perbandingan mazhab hukum yang mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang
15
perbandingan mazhab hukum, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah dalam bidang perbandingan mazhab hukum, memiliki pemahaman dan kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah perbandingan mazhab hukum Islam (Mazhab Arbain), kemampuan penelitian perbandingan mazhab hukum. c. Konsentrasi Perbandingan Mazhab Khusus Islam Bertujuan menciptakan calon pakar perbandingan mazhab khusus Islam yang mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang perbandingan mazhab khusus Islam, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah dalam bidang perbandingan khusus Islam, memiliki pemahaman dan kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah perbandingan mazhab khusus Islam (Mazhab Arbain), kemampuan penelitian dalam bidang perbandingan mazhab khusus Islam.
4. Program Studi Muamalat / Ekonomi Islam Program Studi ini bertujuan menghasilkan calon pakar ekonomi Islam yang ahli baik dalam bidang perbankan syariah, asuransi syariah, dan zakat wakaf. Program studi ini memiliki tiga konsentrasi sebagai berikut: a. Konsentrasi Perbankan Syariah Bertujuan menciptakan calon pakar perbankan syariah yang mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang perbankan syariah, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah
15
dalam bidang kajian perbankan syariah, memiliki pemahaman dan kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah perbankan syariah, dan kemampuan penelitian dalam bidang perbankan syariah b. Konsentrasi Asuransi Syariah. Bertujuan menciptakan calon pakar asuransi syariah yang mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang asuransi syariah, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah dalam bidang kajian asuransi syariah, memiliki pemahaman dan kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah asuransi syariah, dan kemampuan penelitian dalam bidang asuransi syariah c. Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf Bertujuan menciptakan calon pakar manajemen zakat dan wakaf yang mampu menguasai materi dan metodologi serta wawasan luas dalam bidang manajemen zakat dan wakaf, memiliki kompetensi akademik, prefesional dan amanah dalam bidang kajian manajemen zakat dan wakaf, memiliki pemahaman dan kemampuan analisis teori dan pemahaman masalah manajemen zakat dan wakaf, dan kemampuan penelitian dalam bidang manajemen zakat dan wakaf.
56
D. JUMLAH DOSEN DAN MAHASISWA 1. Jumlah Dosen dan Pegawai Data per april 2007 menyebutkan Fakultas Syariah dan Hukum memiliki jumlah dosen tetap sebanyak 99 orang, sementara jumlah pegawai, baik tetap maupun honorer, Fakultas Syariah dan Hukum memiliki jumlah sebanyak 35 pegawai. 2. Jumlah Mahasiswa Data per april 2007 menyebutkan Fakultas Syariah dan Hukum memiliki jumlah mahasiswa baik regular maupun non regular sebanyak 2255 mahasiswa, dengan tambahan mahasiswa baru tahun ajaran 2007/2008 sebanyak 507 mahasiswa, sehingga secara keseluruhan mahasiswa aktif Fakultas Syariah dan Hukum sebanyak 2762 mahasiswa.
E. ORGANISASI DAN STRUKTUR PIMPINAN 1. Struktur Organisasi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2010-2015
55
2. Susunan Organisasi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2010-2015 Dekan : Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM Pembantu Dekan Bidang Akademik: Dr. H. Ahmad Mukri Adji, MA Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum: Dr. Jaenal Aripin, MA Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni: Dr. Phil JM Muslimin, MA Kabag Tata Usaha: Drs. H. Burhanuddin Yusuf, MM. Kasubag Akademik: Elviza Fauziah, SH, MH. Kasubag Umum: Saini, S,Ag Kasubag Kep & Keu: Mohammad Noor, SPd, MM Program Studi Ahwal Syakhshiyah (SAS) Ketua
:Drs.H. Basiq Djalil, SH, MA
Sekretaris :Kamarusdiana, S.Ag, MH
55
Program Studi Jinayah dan Siyasah (SJS) Ketua
: Dr. Asmawi, M.Ag
Sekretaris : Sri Hidayati, M.Ag Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum(PMH) Ketua
: Dr.H.Ahmad Mukri Aji, MA
Sekretaris : Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag Program Studi Mu’amalat Ketua
: Dr. Euis Amalia, M.Ag
Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH Program Studi Ilmu Hukum Ketua
: Prof. Dr. H. Thahir Azhari, SH
Sekretaris : Euis Nurlaelawati, MA, Ph.D
BAB IV ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA PENGGUNA ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
A. Sebaran Data Faktor Sosial Ekonomi Pengguna Electronic banking Peneliti telah menyebar angket sebanyak 80 angket, dengan proporsi 30 responden dosen dan 50 responden mahasiswa, namun hanya sekitar 45 saja angket yang benar-benar dinyatakan sah dengan komposisi 12 Dosen dan 38 Mahasiswa. Angket-angket lain dinyatakan tidak sah, karena tidak memenuhi kriteria sebanyak 30 angket dan tidak dikembalikan sebanyak 5 angket. Dari 45 angket yang dinyatakan sah, didapati data-data karakteristik responden sebagai berikut: Data profil responden menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin wanita/perempuan sebanyak 24 (53,3%) sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21 (46,6%). Gambar 4.1 ; Jenis Kelamin Responden
47% 53%
Laki-laki Perempuan
63
64
Gambar 4.2; Usia Responden 29% 20-30 30-40
71%
Dilihat dari sisi usia, berdasarkan data profil responden, sebagian besar berusia 20 s.d 30 tahun dengan persentase 32 orang (71,1%) selebihnya berusia 30-40 tahun sebanyak 13 orang atau 28,8 %. Hal ini mengindikasikan bahwa usia sampel yang diperoleh dalam penelitian ini hampir semuanya (100%) merupakan responden dengan usia produktif yang masih muda dan memiliki aware yang tinggi dalam bidang teknologi. Jikalau dilihat dari sisi latar belakang pendidikan sebanyak 32 orang (71%) merupakan lulusan SMU, 8 orang atau 17% merupakan lulusan S2 dan selebihnya sebanyak 5 orang atau 11% nya merupakan lulusan S3. Sedangkan mengenai studi keagamaan formal, sebagian besar responden sebanyak 38 responden menjawab pernah menempuh studi keagamaan formal (MTS/MA), persentasenya sebesar 84%, sisanya yang menjawab tidak pernah sebanyak 7 orang atau sebesar 16%.
65
Gambar 4.3; Background Pendidikan Responden 11% 17%
SMU Strata 2 Strata 3 71%
Gambar 4.4; Studi Keagamaan Responden 16%
Pernah Tidak Pernah
84%
Sementara itu jika ditinjau dari sudut ekonomi, utamanya dari segi kemampuan saving dan keikutsertaannya dalam premi asuransi, disparitasnya cukup kecil utamanya dalam kaitan dengan kemampuan para responden untuk menyisihkan disposable income nya dalam bentuk tabungan. Sebanyak 24 responden atau sekitar 53% menjawab mereka menabung setiap bulannya sedangkan sisanya, sebesar 47% atau sebanyak 21 responden menjawab mereka tidak menabung. Rupanya faktor status mahasiswa dan dosen tidak berpengaruh dalam kebiasaan para responden menabung.
66
Hal itu juga berlaku pada perilaku responden dalam mengikuti premi asuransi, sebagain besar dari responden menjawab tidak mengikuti premi asuransi, responden yang menjawab poin ini ada sebanyak 27 responden atau sekitar 62%. Sebaliknya sekitar 18 responden atau sekitar 37% menjawab kalau mereka setidaknya mengikuti satu premi asuransi, Dari para peserta asuransi ini juga bisa diambil data bahwa premi asuransi kesehatan dan jiwa merupakan yang terbanyak atau sekitar 13 orang atau sekitar 77% diikuti asuransi kendaraan 3 responden atau 17% dan asuransi pendidikan 1 responden atau sekitar 6%. Gambar 4.5; Perilaku Menabung
47%
Ya
53%
Tidak
Figure 4.6 ; Perilaku Asuransi
40% Ya 60%
Tidak
Dalam penelitian ini juga mencoba mengungkap adanya polarisasi pengguna layanan jasa keuangan syariah. Sebagai fakultas yang memiliki label
67
syariah, tentunya memiliki kesadaran menggunakan jasa keuangan syariah. Data dalam penelitian ini mengungkap jikalau sebanyak 29 responden atau sebesar 64% menjawab jikalau mereka merupakan pengguna layanan jasa keuangan syariah, termasuk bank, asuransi dan bmt. Sebaliknya sekitar 16 responden atau sebesar 36% mereka tidak menggunakan layanan jasa keuangan syariah. Data juga mengungkap bahwa dari 36% tersebut sebanyak 13 responden diantaranya (81%) berminat menggunakan layanan jasa keuangan syariah, sementara 3 responden (18%) lainnya menyatakan tidak berminat. Gambar 4.7; Pengguna Jasa Keuangan Syariah
36% Pengguna Bukan Pengguna 64%
Gambar 4.8 ; Minat Penggunaan Jasa Keuangan Syariah 18%
Berminat Tidak Berminat 81%
68
B. Sebaran Data Pengguna Electronic banking Berkenaan dengan maksud dan tujuan daripada penelitian ini yakni analisis technology acceptance model kaitannya dengan penerimaan penggunaan electronic banking, maka peneliti berkepentingan juga untuk mengetahui datadata mengenai karakteristik perilaku pengguna e banking terutama pada pengguna celluler phone dan pengguna internet. Data-data yang disertakan dalam hal ini meliputi jumlah pengguna ponsel, intensitas penggunaan layanan short message service, jumlah pengguna cellphone yang didukung teknologi GPRS, jumlah pengguna ponsel yang didukung teknologi 3G, aspek pengetahuan mereka mengenai layanan sms banking, penggunaan fitur sms banking oleh responden
dan intensitas
penggunaan sms banking. Aspek ini juga berlaku untuk penggunaan internet banking. 1. Data Pengguna SMS Banking Dimulai dari aspek yang pertama, hasil survey membuktikan bahwa sebanyak 45 reponden atau seluruh responden (100%) yang mewakili civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai ponsel. Angka ini juga berlaku pada intensitas penggunaan fitur short message service. Keseluruhan responden (45 responden) mengaku sering menggunakan layanan ini.
69
Data ini bisa merepresentasikan bahwa 100% civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki ponsel dan pengguna aktif layanan short message service. Hanya saja data ini tidak berbanding lurus dengan kemampuan teknologi ponsel yang mereka miliki. Ketika disuguhkan pertanyaan apakah ponsel yang mereka miliki didukung atau memiliki support terhadap teknologi GPRS dan 3G, jawabannya beragam. Dalam kaitannya dengan support GPRS, sebagian besar responden sebanyak 39 responden menyatakan ponsel mereka didukung dengan fitur layanan GPRS sementara 6 responden lainnya menyatakan ponsel mereka tidak mendukung layanan ini. Data ini bisa menyatakan bahwa sebesar 86% civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum memiliki ponsel yang mendukung layanan GPRS sementara sisanya 14% civitas akademika FSH UIN Jakarta belum memiliki atau memiliki ponsel yang tidak didukung fitur layanan GPRS. Sementara itu kaitannya dengan 3G, disparitasnya atau kesenjangannya tidak begitu besar. Hanya sekitar 18 Resonden saja yang mempunyai ponsel dengan fitur 3G sementara lainnya sebayak 27 Responden tidak mempunyai ponsel dengan fitur 3G.
70
Berasarkan data diatas, bisa diinterpretasikan bahwa sekitar 40% civitas akademika memiliki handphone dengan teknologi 3G sementara sebagian besar, atau sebanyak 70% tidak memiliki ponsel dengan teknologi 3G. Gambar 4.9 Ponsel berfitur GPRS 14% Memiliki Tidak Memiliki 86%
Gambar 4.10 Ponsel dengan fitur 3G
40% Memiliki 70%
Tidak memiliki
Penerimaan penggunaan secara teori berkaitan erat dengan aspek pengetahuan (knowledge) oleh karenanya menjadi penting dalam penelitian ini, utamanya yang berhubungan dengan ponsel, menguji pengetahuan responden mengenai mengetahui atau tidaknya layanan sms ataupun mobile banking di perbankan. Data-data selama penelitian menunjukkan semua responden mengetahui adanya layanan sms dan mobile banking di perbankan.
71
Aspek pengetahuan secara teori memang tidak secara spesifik menyebutkan berpengaruh atau tidaknya terhadap kemauan user terhadap penggunaan electronic banking . Namun dalam penelitian ini, sejauh data yang diperoleh peneliti menyebutkan, semua responden yang memiliki ponsel dan mengetahui adanya layanan sms banking menyebutkan pernah menggunakan sms banking. Namun dalam hal ini peneliti tidak berani menggeneralisir bahwa semua civitas akademika FSH UIN Jakarta pernah menggunakan layanan sms banking, karena sepanjang penelitian ini, penulis juga mendapati banyak civitas baik dosen dan mahasiswa yang tidak pernah menggunakan layanan sms banking. Jika penelitian ini menyertakan angket-angket yang telah dinyatakan tidak sah karena bukan pengguna layanan electronic banking, maka data menyebutkan sebanyak 45 responden pernah menggunakan sms banking sementara 35 responden lainnya tidak pernah menggunakan layanan sms banking. Kalau kasusnya seperti ini peneliti berani membuat kesimpulan bahwa sekitar 56% civitas akademika pernah menggunakan sms banking sementara sisanya atau sekitar 44% civitas akademika FSH UIN menggunakan sms banking.
Jakarta belum pernah
72
Gambar 4.11 Penggunaan SMS Banking
44%
Pernah 56%
Tidak Pernah
Gambar 4.12 Penggunaan Secara Rutin 27% Tidak Rutin Rutin 73%
Sementara itu jika ditinjau dari rutinitas atau intensitas penggunaan sms banking dikalangan pengguna di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum, datadata menyebutkan sebanyak 12 responden menggunakan sms banking secara rutin sedangkan sisanya atau sebanyak 33 responden menggunakan sms banking tidak rutin. Data ini bisa menyimpulkan bahwa sebanyak 73% pengguna electronic banking di Fakultas Syariah dan Hukum menggunakan sms banking secara tidak rutin. Sementara sisanya atau sebanyak 27% pengguna sms banking di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum menggunakan sms banking secara rutin.
73
2. Data Pengguna Internet Seperti yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini memang mencoba menyertakan data-data pengguna ponsel dan internet. Hal ini dilakukan karena produk electronic banking memang sangat lekat dengan kedua teknologi diatas, 3 dari 4 produk elektronic banking yakni sms banking, phone banking dan mobile banking hanya bisa diakses oleh pengguna ponsel sementara internet banking bisa diakses oleh mereka yang lekat dengan teknologi internet. Oleh karenanya menjadi urgen dalam penelitian ini untuk mengungkap perilaku pengguna internet. Data yang diungkap dalam penelitian ini memiliki kemiripan dengan perilaku pengguna ponsel, seperti intensitas penggunaan internet, kepemilikan layanan surat elektronik, dan kegiatan transaksi, hanya saja ada tambahan variabel yakni aktifitas akses internet. Dimulai dari yang pertama, data-data selama penelitian ini dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar reponden, atau sebanyak 23 responden menjawab jikalau mereka mengakses internet setiap hari dalam waktu tertentu. Sementara itu sebanyak 14 responden menjawab mengakses internet dalam waktu tidak menentu, sisanya sebanyak 4 responden mengakses internet setiap hari perjam, 2 responden menjawab jikalau mereka mengakses internet 1-3 hari sepekan dan di ukuran paling buncit, 1 responden menjawab jikalau mereka mengakses internet 3-6 hari sepekan.
74
Gambar 4.13 Rutinitas Penggunaan Internet
9%
Setiap hari dalam Waktu tertentu
4% 2%
Dalam waktu tidak menentu Setiap hari perjam 51% 31%
1-3 hari sepekan 3-6 hari sepekan
Hal ini bisa diinterpretasikan bahwa sebagian besar atau sebanyak 58% pengguna electronic banking
di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta mengakses internet menggunakan ponsel yang mereka miliki. Sementara di urutan kedua terbanyak atau sekitar 16% pengguna electronic banking
di FSH UIN
Jakarta mendapatkan akses internet dari
jaringan internet cable di rumah masing-masing. Di urutan ke 3,4, 5 dan 6 masing masing sebanyak 9% bagi mereka yang mendapatkan akses internet dari LAN di tempat mereka bekerja, 7% bagi mereka yang mengakses internet melalui modem portabel atau ISP Prepaid, 7% bagi mereka yang mengakses melalui wireless dan 4% bagi mereka yang menggunakan jasa warung internet untuk mendapatkan layanan internet.
75
Gambar 4.14 Akses Internet 7%
4%
7%
Ponsel
9%
Internet Kabel
Jaringan di Kantor 58%
Modem Prepaid Wireless
16%
Warnet
Dari data diatas, segera saja bisa disimpulkan bahwa semua responden atau para pengguna electronic banking di Fakultas Syariah dan Hukum tidak memiliki keterbatasan dalam mengakses internet. Kesimpulan ini sebanding dengan variabel berikutnya, bahwa keseluruhan responden memiliki akun layanan surat elektronik atau email. 100% pengguna electronic banking di FSH memiliki akun email. Kesimpulan diatas juga berbanding lurus dengan keikutsertaan para pengguna electronic banking dalam akun jejaring social. Nilai 100% ternyata tidak hanya berlaku dalam kepemilikan akun email baik di Yahoo, Gmail maupun AOL, tetapi juga berlaku bagi kepemilikan akun jejaring social di Friendster, Facebook, maupun MySpace. Hanya saja data-data menggembirakan ini tidak diikuti dengan aktifitas ekonomi mereka melalui dunia maya. Sebanyak 30 responden menjawab jikalau
76
mereka tidak pernah melakukan transaksi ekonomi, sebaliknya 15 responden sisanya pernah melakukan transaksi ekonomi melalui internet. Data ini bisa disimpulkan bahwa sebanyak 67% pengguna electronic banking di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum tidak pernah bertransaksi melalui internet, dan sisanya sebanyak 34% pengguna e banking di FSH UIN Jakarta setidaknya pernah melakukan transaksi ekonomi melalui internet. Gambar 4. 15 Transaksi Ekonomi melalui Internet
34% Pernah Tidak Pernah 67%
3. Aspek Electronic Banking Aspek Electronic banking sengaja ditanyakan dalam penelitian ini karena penulis merasa perlu untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan interaksi kalangan pengguna dengan produk-produk electronic banking terutama jika dikaitkan dengan kegiatan transaksi ekonomi. Transaksi ekonomi yang dimaksud bukan merupakan transaksi perbankan, melainkan transaksi di luar perbankan seperti jual beli produk, pembayaran
77
tagihan, dan uang sewa. Aspek ini secara khusus menguji pengetahuan pengguna akan adanya jasa perbankan dalam transaksi di internet, kemudian interaksi pengguna dalam menggunakan electronic banking, dan yang terakhir, jasa teknologi perbankan mana yang biasanya dipakai. Menguji aspek pengetahuan pengguna mengenai jasa electronic banking dalam transaksi di internet, sebagian besar responden yakni sebanyak 38 menjawab mereka mengetahui adanya jasa layanan electronic banking dalam memenuhi kebutuhan transaksi di dunia maya, sementara sisanya yakni sebanayak 7 responden menjawab tidak tahu. Data ini mensinyalir bahwa sebanyak 84% pengguna electronic banking di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengetahu adanya jasa e banking dalam transaksi di dunia maya, sementara sebagian kecilnya yakni sebanyak 16% pengguna e banking di FSH tidak mengetahui jasa-jasa yang terkait dengan transaksi ekonomi di dunia maya. (Gambar 4.16) Gambar 4.16 Aspek Pengetahuan mengenai Layanan E Banking dalam Transaksi Ekonomi di Internet 16%
Tahu Tidak Tahu
84%
78
Gambar 4.17 Interaksi Pengguna dalam Penggunaan E banking ketika Bertransaksi Ekonomi melalui Internet 47%
Pernah
Belum Pernah
53%
Lagi-lagi, aspek pengetahuan tidak berbanding lurus dengan interaksi pengguna dengan e banking. Hal ini terjadi jika dikaitkan dengan aspek transaksi ekonomi di internet. Data-data hasil riset menunjukkan sebagian responden, yakni sebanyak 24, pernah melakukan transaksi ekonomi melalui e banking sementara sebagian yang lain, sebanyak 21, tidak pernah melakukannya. Data hasil riset tersebut bisa ditafsirkan bahwa sebanyak 53% pengguna electronic banking di lingkungan FSH UIN Jakarta pernah melakukan transaksi ekonomi melalui e banking sementara sisanya sebanyak 47% pengguna e banking di lingkungan FSH UIN Jakarta belum pernah melakukannya. (Gambar 4.17) Sementara dari aspek penggunaan e banking sendiri, terutama jikalau dikaitkan dengan produk e banking (SMS Bbanking, Mobile banking dan Internet banking). Sebagian besar responden, yakni sebanyak 37, menggunakan
79
sms banking sementara 7 responden menggunakan internet banking dan seorang responden menggunakan mobile banking. Data ini bisa ditafsirkan jikalau sebanyak 82% pengguna electronic banking menggunakan sms banking, 15% sisanya merupakan pengguna internet banking sedangkan di urutan paling buncit, ada 2% pengguna mobile banking. (Gambar 4.18) Gambar 4.18 Produk E Banking Yang Digunakan
16% 2% SMS Banking Mobile Banking Internet Banking 82%
C. Uji Hipotesis Korelasi Rank Spearman Pada bab terdahulu dapat ditemui bahwa pada penelitian ini, penulis mengajukan dua hipotesis yang akan diuji. Hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini merujuk pada model penelitian berikut
80
Seperti yang diuraikan oleh peneliti diatas, bahwa penelitian ini menggunakan model Technology Acceptance Model dengan modifikasi pada bagian variabel eksternal. Model penelitian bisa dilihat pada gambar 1.2. Model ini berfokus pada variabel utama PU dan PEU. Sedangkan variabel bebas sengaja tidak dibuat hipotesis karena bukan variabel utama dari model ini. Atas gambar model tersebut diuraikan beberapa hipotesis sebagai berikut;
1. Hipotesis Variabel Persepsi Manfaat Berdasarkan teori TAM, persepsi manfaat atau perceived of usefulness diduga memiliki korelasi signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking. Oleh karenanya hipotesis yang menguji pengaruh Persepsi Manfaat dengan Penggunaan berbunyi Ho:b1≠ 0 :
Variabel Persepsi Manfaat (PU) tidak memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking
Ha: b1=0 :
Variabel Persepsi Manfaat (PU) memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking
2. Hipotesis Variabel Persepsi Kemudahan Berdasarkan teori TAM, persepsi kemudahan atau perceived of ease of use diduga memiliki korelasi positif signifikan dengan Sikap Penggunaan electronic
81
banking. Oleh karenanya hipotesis yang menguji pengaruh Persepsi Kemudahan dengan Sikap Penggunaan berbunyi Ho:b2≠ 0 :
Variabel Persepsi Kemudahan (PEU) tidak memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking
Ha: b2=0 :
Variabel Persepsi Kemudahan (PEU) memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking
Untuk menguji kedua hipotesis tersebut, peneliti menggunakan uji korelasi rank / berjenjang yang dikembangkan oleh Spearman. Untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak, metode rank spearman memiliki pedoman sebagai berikut, jika angka korelasi diatas 0.05 (r>0.05) menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan jika dibawah 0.05 (r<0.05) menunjukkan korelasi lemah. Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda korelasi negatif menunjukkan bahwa adanya arah berlawanan sementara tanda positif menunjukkan arah yang sama1.
1
Santoso, Singgih. SPSS Versi 10, Mengolah Data Statistik Secara Profesional cet. ke 2. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2002
82
3. Uji Hipotesis Variabel Persepsi Manfaat dengan Sikap Penggunaan Nilai spearman’s rho yang didapat dari hasil penghitungan SPSS menunjukkan nilai sebesar 0.352 yang berarti bahwa adanya korelasi yang cukup kuat antara persepsi manfaat dengan sikap penggunaan. Tanda positif menunjukkan bahwa, secara statistic semakin tinggi persepsi manfaat yang diterima oleh pengguna akan semakin tinggi intensitas penggunaan electronic banking oleh si pengguna. Dengan demikian keputusan uji hipotesis menyatakan, karena nilai spearman’s rho lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 maka Ho, yang menyatakan tidak ada korelasi antara persepsi manfaat dengan sikap penggunaan ditolak dan Ha yang menyatakan ada korelasi antara persepsi manfaat dengan sikap penggunaan diterima.
83
Nonparametric Correlations Correlati ons Kendall's tau_b
Manf aat
Kemudahan
Penggunaan
Spearman's rho
Manf aat
Kemudahan
Penggunaan
Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N
Manf aat Kemudahan Penggunaan 1.000 .463** .282* . .000 .014 45 45 45 .463** 1.000 .344** .000 . .002 45 45 45 .282* .344** 1.000 .014 .002 . 45 45 45 1.000 .560** .352* . .000 .018 45 45 45 .560** 1.000 .444** .000 . .002 45 45 45 .352* .444** 1.000 .018 .002 . 45 45 45
**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed). *. Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-t ailed).
4. Uji Hipotesis Variabel Persepsi Kemudahan dengan Sikap Penggunaan Nilai spearman’s rho yang didapat dari hasil penghitungan SPSS menunjukkan nilai sebesar 0.444 yang berarti bahwa adanya korelasi yang cukup kuat antara persepsi kemudahan dengan sikap penggunaan. Tanda positif menunjukkan bahwa, secara statistic semakin tinggi persepsi kemudahan yang diterima oleh pengguna akan semakin tinggi intensitas penggunaan electronic banking oleh si pengguna. Dengan demikian keputusan uji hipotesis menyatakan, karena nilai spearman’s rho lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 maka Ho, yang
84
menyatakan tidak ada korelasi antara persepsi kemudahan dengan sikap penggunaan ditolak dan Ha yang menyatakan ada korelasi antara persepsi kemudahan dengan sikap penggunaan diterima.
Nonparametric Correlations Correlati ons Kendall's tau_b
Manf aat
Kemudahan
Penggunaan
Spearman's rho
Manf aat
Kemudahan
Penggunaan
Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N
Manf aat Kemudahan Penggunaan 1.000 .463** .282* . .000 .014 45 45 45 .463** 1.000 .344** .000 . .002 45 45 45 .282* .344** 1.000 .014 .002 . 45 45 45 1.000 .560** .352* . .000 .018 45 45 45 .560** 1.000 .444** .000 . .002 45 45 45 .352* .444** 1.000 .018 .002 . 45 45 45
**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed). *. Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-t ailed).
D. Hambatan Penetrasi Penggunaan Electronic Banking Selama periode penelitian, baik ketika studi pustaka maupun riset lapangan, peneliti telah menemukan fakta bahwasanya pengguna electronic banking masih sangat minim. Dari bab-bab terdahulu disebutkan bahwa penetrasi pengguna electronic banking tidak sejalan dengan pesatnya growth atau pertumbuhan pangsa
85
pasar internet dan ponsel. Data di lapangan juga menyebut bahwa tingkat kesadaran civitas akademika mengenai produk electronic banking sangat tinggi, sekitar 99.99 % kalau tidak mau dikatakan 100%, pun dengan kepemilikan ponsel dan penggunaan internet, keduanya mengacu pada kisaran 90%, tetapi mengapa hanya 56% saja dari civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum yang menggunakan electronic banking, sisanya 44% yang belum menggunakan electronic banking. Itupun dengan sebaran kuitioner yang sedikit, bagaimana jika kuisioner itu diujicobakan dalam lapangan yang lebih luas, bukan hal yang mustahil jika persentase itu terbalik. Ketika persoalan ini mengemuka, peneliti telah berupaya mendapatkan jawaban atas permasalahan ini. Peneliti menemukan beberapa persoalan yang menghambat penetrasi electronic banking diantaranya 1. Alasan yang paling mengemuka adalah factor security atau keamanan dari layanan electronic banking itu sendiri. Beberapa responden yang sempat peneliti tanyakan mengenai keengganan menggunakan electronic banking menjawab kalau mereka takut menggunakan electronic banking. Dengan modus-modus pencurian terkini, para civitas merasa takut jikalau uang mereka dicuri dari bank. Apalagi ketika angket ini disebar, di fakultas sedang terjadi kehebohan modus penipuan sms “seminar di bali” yang mengatasnamakan petinggi di universitas ini dan sempat memakan korban dengan hilangnya jutaan rupiah di atm korban. 2. Faktor ekonomi ternyata bukan faktor dominan dalam penggunaan electronic banking. Beberapa responden yang nyata-nyata memiliki disposable income
86
yang besar, dilihat dari penggunaan kendaraan mewah dan ponsel mode terkini, menjawab jikalau mereka tidak menggunakan sms banking, respondenresponden yang secara nyata memiliki disposable income yang kecil malah justru menggunakan electronic banking. Hambatan paling nyata justru dikarenakan faktor adopsi tren, yakni kemauan mengadopsi teknologi baru. Besaran 44% diantara civitas yang belum menggunakan electronic banking bisa jadi dikarenakan reponden-responden ini belum merasakan manfaat dan kemudahan menggunakan electronic banking 3. Lainnya adalah dikalangan civitas akademika belum merasakan manfaat yang signifikan dari penggunaan electronic banking. Transaksi perbankan yang biasa di lakukan oleh pengguna electronic banking di civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta sebagian besar adalah cek saldo dan cek mutasi rekening. Sementara transaksi lainya, terutama jika dikaitkan dengan transaksi ekonomi di dunia maya, sebagian besar belum melakukan transaksi ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini secara khusus meringkas semua aspek, baik dari segi urgensi penggunaan electronic banking, manfaat, kemudahan hingga sikap penggunaan electronic banking itu sendiri di kalangan pengguna di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
A. Kesimpulan 1.
Sikap penggunaan nasabah terhadap produk electronic banking, merunut teori Technology Acceptance Model yang dikembangkan Fred Davis, dipengaruhi oleh dua variable utama yaitu persepsi manfaat atau perceived of usefulness dan persepsi kemudahan atau perceived of ease of use. Secara teori apabila nasabah telah mendapatkan manfaat dan kemudahan dari penggunaan electronic banking akan memiliki efek terhadap sikap penggunaan (actual usage).
2.
Dari hasil penelitian di lapangan, sebanyak 56% civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pernah menggunakan electronic
banking
sedangkan
sisanya
sebesar
44%
belum
pernah
menggunakan electronic banking. Dari hasil penelitian ini juga diungkap bahwa dari tiga jenis layanan electronic banking yang diteliti yakni, sms
89
90
banking, mobile banking dan internet banking, yang paling banyak penggunaannya adalah produk sms banking yakni sebesar 82%. Penggunaan internet banking sendiri hanya sebesar 16% dan yang paling sedikit, yakni mobile banking, nilainya sebesar 2%. 3.
Hasil pengujian dua hipotesa tentang persepsi manfaat dan persepsi kemudahan terhadap sikap penggunaan dengan menggunakan metode berjenjang / rank yang dikembangkan Spearman menunjukkan Ha yang menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat dan persepsi kemudahan terhadap sikap penggunaan electronic banking diterima. Hipotesa ini menunjukkan bahwa semakin banyak manfaat dan semakin mudah penggunaan electronic banking akan membuat banyak nasabah menggunakan electronic banking.
4.
Faktor yang memiliki hubungan paling kuat yang bisa mendorong pengguna e banking di lingkungan fakultas syariah dan hukum menggunakan e banking adalah persepsi kemudahan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Spearman’s Rho 0.444 yang lebih besar dibanding nilai Spaerman Rho persepsi manfaat yang hanya sebesar 0.352
91
B. Saran Kesimpulan atas hasil penelitian kali ini memberikan ide pada peneliti untuk memberikan saran-saran penting nan bermanfaat, baik bagi pihak bank yang memiliki produk electronic banking maupun bagi pihak fakultas. 1. Bagi pihak bank, pemanfaatan yang lebih besar pada produk electronic banking yang dilakukan dengan memperbanyak fitur layanan di produk electronic banking akan membuat banyak nasabah beralih menggunakan electronic banking. Fitur-fitur tambahan seperti pembayaran uang semester, selain fasilitas autodebt, akan banyak membuat pengguna electronic banking terutama kalangan mahasiswa memanfaatkan layanan ini. Sementara penambahan fitur seperti pembayaran PPh otomatis, atas setiap honor atau fee yang masuk rekening akan banyak membuat kalangan lain menggunakan fasilitas ini. 2. Selain itu, bank juga diharapkan membuat teknologi electronic banking ini menjadi lebih human technology, artinya lebih bisa dipahami oleh banyak orang terutama kalangan awam. Kode-kode enkripsi diharapkan agar lebih bisa diingat, tampilan interface pada layar internet diharapkan lebih simple dan lebih mudah dipahami. 3. Agar tidak luput dari saran penelitian kali ini, rendahnya tingkat kesadaran penggunaan electronic banking setidaknya bisa mendorong bank untuk lebih
92
banyak mengedukasi customer mengenai produk electronic banking, baik dari sisi manfaat dan kemudahan penggunaannya. 4. Bagi Fakultas, penelitian ini menghasilkan banyak data dan fakta yang tentunya bisa menjadi bahan pijakan pihak fakultas ketika menerapkan suatu aturan atau kebijakan. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya korelasi positif antara persepsi manfaat dan persepsi kemudahan terhadap sikap penggunaan bisa menjadi landscape bagi fakultas untuk menciptakan layanan berbasis teknologi. Misalnya membuat aplikasi pendaftaran online untuk ujian komprehensif maupun munaqosah, yang tentunya memiliki efek pada berkurangnya aplikasi berbasis kertas. 5. Pihak Fakultas dan Bank bisa bekerja sama untuk mengembangkan aplikasi perbankan
yang
memudahkan
civitas
akademika
untuk
melakukan
pembayaran online via sms atau internet, maupun pembayaran zakat secara otomatis dari penerimaan pendapatan. 6. Penelitian lanjutan yang bisa dilakukan adalah melakukan penelitian serupa dengan objek penelitian yang lebih diperluas, misalnya keseluruhan civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Atau bisa juga mengembangkan model penelitian ini dengan menambahkan variabel-variabel lain, tentunya juga harus melakukan metode analisis factor dan atau structural equation module dengan bantuan aplikasi Lisrel.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER-SUMBER CETAK Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik cet. ke 13. Bandung: Rineka Cipta. 2006 Friedman, Thomas L. Understanding Globalization; Lexus and Olive Tree. New York; McGraw Hill. 1998 Germano, Mike. Word of Mouse, How Utilize Social Network as Real Medium of Growth. New York; Carrot Creative. 2009 Karen Frust, William Lang, and Nolle Daniel. Internet Banking: Development and Prospects. Washington DC: Office of the Comptroller of the Currency, Economic and Policy Analysis, 2000. Keraf, Gorys. Komposisi, Sebuah Kemahiran Berbahasa. Jakarta; Penerbit Nusa Indah. 1993 Mauludi, Ali. Statistika 1 Penelitian Ekonomi Islam dan Sosial. Ciputat: PT Prima Heza Lestari. 2006 Santoso, Singgih. SPSS Versi 10, Mengolah Data Statistik Secara Profesional cet. ke 2. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2002 Suyanto, Muhammad. Strategi Periklanan pada E Commerce Perusahaan Top Dunia. Jogjakarta: Penerbit Andi. 2003 Tapscott, Don. Growing Up Digital. Dalam Mukhlis Fuadi, Cybereducation dalam Dunia Pendidikan Kita. Jogjakarta; Majalah Sinar Juni. 2004. Tim Penyusun. Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2008 Wahyunugroho, Bambang. Strategi Pengembangan TI pada Perbankan Modern. Jakarta: STTI-BI. 2008
Wibowo, Arief. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model. Skripsi S1 Universitas Budi Luhur Jakarta
SIMBER-SUMBER DIGITAL Davis, Fred D, “Measurement Scales for Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use”. Dokumen diakses pada 23 Desember 2009 dari http: // wings. buffalo. Edu / mgmt / courses / mgtsand /success/davis.html. “Asia Top 10 Internet Countries” dokumen diakses pada 15 September 2009 dari http://www.internetworldstats.com/stats3.htm “Internet, Kita dan Masa Depan” Artikel diakses pada tanggal 15 September 2009 dari http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/03/27/03024518/internet.kita..dan.mas a.depan “Penetrasi dan Profil Pengguna E-Channel Baru” Artikel diakses pada 21 September 2009 dari http://ikatanbankir.com/ibi/article.php?id=35 Bank Indonesia “Mengenal Electronic Banking dalam Implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia”. Dokumen diakses pada 6 Oktober 2009 dari http://www.bi.go.id/mengenal.electronic.banking.pdf. „Model-model penelitian” dokumen diakses pada 8 Desember 2009 dari www.isekolah.org/file/h_1090893369.doc “Sejarah Singkat Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” Dokumen diakses pada 3 Maret 2010 dari http://www.fsh-uinjkt.net York University. “Theories Used in IS Technology; Theory of Reasoned Action”. Dokumen diakses pada 8 Januari 2010 dari http://www.istheory.yorku.ca/theoryofreasonedaction.htm York University. “Theories Used in IS Technology; Theory of Reasoned Action”. Dokumen diakses pada 8 Januari 2010 dari http://www.istheory.yorku.ca/theoryofplannedbehavior.htm “Electronic Banking”. Dokumen diakses pada 10 Januari 2010 dari http://www.britannica.com/EBchecked/topic/684199/electronic-funds-transfer
Wikipedia. SMS Messaging, Push and Pull Services. Dokumen diakses pada 13 Januari 2010 dari http://en.wikipedia.org/wiki/SMS_%28messaging%29 Wikipedia. Mobile Banking. Dokumen diakses pada 13 januari 2010 dari http://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Mobile_banking&action=edit§io n=1