ANALISIS STRATEGI PROGRAMMING “DISOSOR” DI 97,5 FM MOTION RADIO (STUDI PADA INTERAKSI PENDENGAR DI TWITTER SAAT ON AIR)
Regyana Refanya, Wira Respati, S.S., M.Si PT Radio Safari Bina Budaya (97,5 Motion Radio) Jl. Kebahagiaan 4 – 14, Gedung Perintis Kompas Gramedia lt. 5, Jakarta 11140 Telp: +62 21 633 7783, +62 21 634 06 41
[email protected]
Abstract The PURPOSE of this research is to understand the strategies of “DISOSOR” Programming on 97,5 FM Motion Radio in its attempt to increase the number of listeners with interactions on Twitter while this program is On Air. This research analyses the strategies used by “DISOSOR” Program on 97,5 FM Motion Radio. The METHOD of this research is a qualitative method which covers deep interview with some relevant source speakers and field observation. The results of this research, which includes both the analysis result and the interview result are presented descriptively. The ACHIEVED RESULT is the researcher understands the strategies used by “DISOSOR” Programming on 97,5 FM Motion Radio and its interactions with its listeners on Twitter that resulted in the increase of the number of listeners. The CONCLUSION of this research is “DISOSOR” Program is a broadcast program that aims to accompany and entertain its listeners that are on their way home or that are stuck in the traffic. This is achieved by its On Air programs that offer informations on recent topics that are presented in a relaxed and interesting manner but still informative and with social media (Twitter) so that its listeners are amused and they can enjoy “DISOSOR” Program on 97,5 FM Motion Radio. Keywords: Analysis, Programming’s Strategy, Social Media, Twitter
Abstrak
TUJUAN PENELITIAN ialah untuk mengetahui strategi programming “DISOSOR” di 97,5 FM Motion Radio dalam meningkatkan jumlah pendengar melalui interaksi yang terjadi di Twitter saat On Air. Penelitian ini menganalisa apa saja strategi program yang digunakan program “DISOSOR” di 97,5 FM Motion Radio. METODE PENELITIAN yang digunakan ialah metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada sejumlah narasumber yang relevan dengan penelitian ini dan melakukan observasi ke lapangan. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif dengan hasil analisis peneliti dan hasil wawancara dengan narasumber. HASIL YANG DICAPAI adalah peneliti mengetahui strategi programming “DISOSOR” di 97,5 FM Motion Radio dan interaksi pendengar di Twitter yang menghasilkan pertambahan jumlah pendengar. SIMPULAN dari penelitian ini ialah program “DISOSOR” adalah program siaran yang bertujuan untuk menemani dan menghibur pendengar yang sedang di perjalanan pulang dan terjebak di kemacetan Ibukota dengan menyuguhkan informasi-informasi serta topik terkini yang dikemas dengan menarik dan santai namun tetap informatif secara on air dan melalui social media Twitter sehingga pendengar dapat menikmati dan terhibur dengan adanya program “DISOSOR” di 97,5 FM Motion Radio Kata Kunci: Analisis, Strategi Programming, Social Media, Twitter
PENDAHULUAN
Kehadiran media penyiaran yaitu televisi dan radio sangat menolong masyarakat untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan karena media ini diperlengkapi oleh audio dan visualisasi yang dapat menolong masyarakat supaya lebih mudah mengerti informasi yang disampaikan. Namun untuk menghasilkan sebuah program siaran yang berkualitas diperlukan adanya strategi pembuatan program. Sebuah program siaran yang berkualitas dapat dilihat dari sisi bagaimana cara pengemasan pesan yang akan disampaikan, pemilihan informasi yang sesuai dengan target audience, dan strategi untuk menarik audience baru supaya mereka menyaksikan atau mendengarkan program tersebut. Perkembangan dunia media tidak berhenti sampai pada media penyiaran saja. Kemajuan teknologi yang bergerak cepat menghasilkan pergerakan media ke arah yang lebih digital yang ditandai dengan munculnya media online atau media yang berbasis internet. Tidak hanya sebagai wadah untuk mencari informasi saja, namun melalui media baru ini masyarakat dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama. Pemanfaatan media yang berbasis internet ini semakin diminati masyarakat karena khususnya di Ibukota Jakarta, hampir semua lapisan masyarakat sudah menggunakan media online dalam kehidupan sehari-hari. Melihat keadaan dimana banyak orang telah menggunakan media online, media penyiaran juga mulai memanfaatkan media online sebagai salah satu strategi untuk membantunya dalam menyajikan informasi kepada masyarakat. Begitu juga yang dilakukan oleh radio dalam menyajikan informasi yang hanya melalui audio saja. Untuk membantu keberhasilan dari sebuah program siaran, radio mulai memanfaatkan media yang berbasis internet untuk mendukung program siaran tersebut. Hal ini juga diterapkan di program DISOSOR yang mengudara di 97,5 FM Motion Radio Jakarta dimana radio pada umumnya bersifat personal menyadari perlu adanya interaksi dengan pendengar. Program yang mengudara setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 16.00 hingga 20.00 malam hari dan disiarkan oleh Genda Achmad dan Uli Herdinansyah memilih untuk menggunakan salah satu social media yang sudah dikenal banyak orang yaitu Twitter sebagai
sarana untuk berinteraksi dengan pendengarnya yang disebut motioners dengan memberikan informasi dan topik untuk dibahas. Melihat keadaan Ibukota di sore hari, selama empat jam program yang termasuk program sequence ini berusaha menghibur pendengarnya yang masih berada di kemacetan lalu lintas dengan mengemas setiap informasi dan topik yang dibahas tersebut menjadi lebih menarik, santai dan ringan untuk dibicarakan sehingga dapat menciptakan sebuah interaksi dengan pendengarnya. Namun sebuah interaksi tidak akan terjadi jika program siaran tersebut tidak dikenal oleh masyarakat. Program DISOSOR juga memiliki tantangan lain yaitu bagaimana ia dapat merebut perhatian pendengarnya pada jam siar yang telah ditentukan tersebut supaya mereka memilih untuk tetap mendengarkan program DISOSOR melihat tidak sedikit kompetitor-kompetitor dari program siaran lain di jam siar yang sama yaitu seperti Gen48 yang mengudara di 98,7 Gen FM, Joki 3 in 1 di 101,0 JakFM, Drive ‘N Jive di 87,6 Hard Rock FM dan INDIKA SORE – SO Relax di 91,6 Indika FM.Namun pertanyaannya adalah bagaimana masyarakat bisa mengenal program DISOSOR? Untuk itu program yang termasuk ke dalam salah satu jam prime time di 97,5 FM Motion Radio ini memerlukan beberapa strategi supaya program ini dikenal dan semakin banyak orang yang mendengarkan program DISOSOR. Salah satu strategi yang dilakukan program DISOSOR supaya semakin dikenal oleh masyarakat adalah interaksi yang dilakukan oleh kedua penyiar tidak hanya pada saat on air, melainkan juga melalui Twitter dengan menyajikan informasi dan membahas topik yang sama ketika on air dengan alasan bahwa saat ini, pengguna Twitter di Jakarta tidak sedikit. Menurut perusahaan analisis data yang berpusat di Paris yaitu Semiocast,
Jakarta menduduki peringkat pertama yang
memiliki data jumlah user atau pengguna Twitter dan jumlah posting terbanyak di dunia dan diikuti Tokyo yang berada di peringkat kedua. Data ini juga diperkuat oleh data yang dimiliki PT Bakrie Telecom bulan November tahun 2013 bahwa di Indonesia memiliki 19,5 juta pengguna Twitter dari total 500 juta pengguna global. Karena itu Twitter dipilih sebagai salah satu social media yang digunakan oleh program DISOSOR di 97,5 FM Motion Radio sebagai media untuk menyebarkan informasi ke khalayak luas serta untuk berinteraksi dengan pendengarnya yang
bertujuan supaya masyarakat dapat mengenal program DISOSOR yang mengudara di 97,5 FM Motion Radio. Melalui Twitter, penyiar juga dapat melihat apakah topik yang diangkat mendapat perhatian dari pendengarnya atau tidak dari respon pendengar ketika turut andil dalam membahas topik yang diangkat. Selain itu, dengan menggunakan Twitter penyiar dapat mengetahui bagaimana sifat dari pendengarnya, apa yang mereka sukai, apa yang sedang mereka alami serta apa yang mereka perlukan. Pertanyaanpertanyaan tersebut dapat membantu penyiar dan segenap tim program DISOSOR ketika mengemas program tersebut supaya dapat menjadi program yang semakin dikenal masyarakat dan tepat untuk target pendengar yang telah ditentukan.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah yang timbul dari subjek penelitian ini dan menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling dengan menggunakan konsep-konsep, alatalat pengumpul data dan metode pengumpulan data yang disesuaikan dengan perkembangan penelitian (Gunawan, 2013: 84-85). Selain itu metode penelitian kualitatif digunakan di penelitian ini karena penelitian kualitatif lebih ditujukan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi atau peristiwa khusus. Peneliti juga menggunakan tipe atau jenis penelitian deskriptif yang hanya memaparkan situsi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rakhmat, 2004: 24). Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam pembuatan penelitian ini, peneliti membutuhkan dua data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (Ardial, 2014: 359). Untuk mendapatkan data primer yang diperlukan, peneliti melakukan wawancara yaitu wawancara mendalam dengan informan yang telah ditentukan. Wawancara mendalam atau in – depth interview adalah sama seperti metode wawancara lainnya hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan, dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya yaitu dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian. Dalam wawancara mendalam, peran informan tetap menjadi sentral, walaupun kadang informan berganti-ganti. Tugas pewawancara adalah untuk menjaga agar peran informan selalu dapat berfungsi sebagaimana perannya dalam proses sosial yang sebenarnya. Wawancara yang dilakukan dengan tiga orang informan yang telah ditentukan yaitu produser yang juga sebagai penyiar program ”DISOSOR”, program director dari 97,5 FM Motion Radio dan music director 97,5 FM Motion Radio. Teknik pemilihan informan yang digunakan yaitu teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 85). Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri sampel yang ditetapkan. Informan yang diwawancarai juga sesuai dengan bidangnya. Peneliti juga melakukan observasi atau pengamatan dengan terlibat langsung di dalam program yang
diteliti. Kemudian, data sekunder yang diperoleh peneliti adalah melalui akun Twitter dari 97,5 Motion Radio. Sesuai dengan judul dari penelitian yang telah dibuat, untuk menganalisa objek penelitian yang telah ditentukan peneliti menggunakan 3 teknik analisis data yaitu Open Coding yang memiliki arti yaitu proses merinci, menguji, membandingkan, konseptualisasi, dan melakukan kategorisasi data. Teknik atau proses analisis yang kedua adalah Axial Coding yaitu suatu perangkat prosedur dimana data dikumpulkan kembali bersama dengan cara baru setelah open coding, dengan membuat kaitan antara kategori-kategori. Ini dilakukan dengan memanfaatkan landasan berpikir (paradigma) coding yang meliputi kondisi-kondisi,
konteks-konteks,
aksi strategi-strategi
interaksi dan
konsekuensi-
konsekuensi. Dan langkah yang terakhir adalah Selective Coding yaitu proses seleksi kategori inti, menghubungkan secara sistematis ke kategori-kategori lain, melakukan validasi hubungan-hubungan tersebut, dan dimasukkan ke dalam kategori-kategori yang diperlukan lebih lanjut untuk perbaikan dan pengembangan. Setelah menganalisa dari data yang telah diperoleh, peneliti menggunakan teknik triangulasi sebagai keabsahan dari data-data tersebut. Teknik triangulasi adalah dimana menganalisa jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya yang tersedia) (Kriyanto,2009:70). Pada penelitian ini, untuk menguji kredibilitas data mengenai strategi program DISOSOR di 97,5 FM Motion Radio dan penggunaan Twitter sebagai media yang dapat meningkatkan jumlah pendengar, peneliti menggunakan triangulasi sumber dengan melakukan wawancara mendalam kepada tiga informan yang terkait dengan penelitian ini dan triangulasi teknik yang dimana setelah melakukan wawancara mendalam, peneliti juga melakukan observasi sebagai keterlibatan aktif.
HASIL DAN BAHASAN
Program DISOSOR hadir setiap sore hari dengan tujuan untuk menghibur para pendengar atau yang disebut motioners dengan informasi-informasi terkini serta mengangkat topik bahasan yang dikemas dengan menarik dan santai namun tetap informatif supaya dapat menghibur dan memperbaiki psikologi pendengar yang sedang berada di perjalanan pulang dan yang sedang terjebak di kemacetan Ibukota. Dalam setiap proses siaran, program DISOSOR menggunakan social media dalam mencari topik siaran dan menggunakan Twitter sebagai media untuk berinteraksi dengan motioners ketika sedang on air. Penggunaan Twitter di dalam program ini sangat memberikan keuntungan bagi kedua pihak yaitu bagi program DISOSOR itu sendiri dan bagi pendengarnya karena melalui Twitter pendengar dapat mendapatkan berbagai informasi yang disajikan oleh program ini seperti kuis berhadiah dan lainnya. Begitu juga bagi program DISOSOR yang dapat menggunakan Twitter sebagai media promosi yang mudah dan gratis dan media yang digunakan oleh penyiar untuk berinteraksi dengan motioners yang dapat menghasilkan peningkatan jumlah pendengar melalui Twitter. Menurut Eastman dan Ferguson (2009: 24), untuk menciptakan sebuah program siaran diperlukan empat tahapan proses yaitu Selection, Scheduling, Promotion, dan Evaluation yang menjadi dasar dari terbentuknya program ”DISOSOR”. Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan beberapa informan yang telah ditentukan dan juga observasi oleh peneliti, dalam tahap Selection peneliti mengambil kesimpulan yaitu sebuah program siaran harus memiliki nama yang unik yang dapat menarik perhatian target pendengarnya. Karena itu, program siaran ini dinamakan “DISOSOR” yang memiliki arti Dengerin Nih Sore – sore. Melihat banyaknya program radio siaran yang menjadi kompetitor program “DISOSOR”, program yang memiliki jam siar pada waktu prime time ini harus memiliki karakteristik yang menjadi pembeda dari para kompetitornya. Ada beberapa fitur-fitur yang hanya dimiliki program “DISOSOR” yaitu Tebak Suara dan Tanye Kite. Salah satu kunci keberhasilan dari sebuah program siaran radio yaitu seorang penyiar. Siapakah penyiarnya dan bagaimana ia membawakan sebuah program siaran. Dalam hal ini, program ”DISOSOR” menentukanseorang penyiar yang adalah seorang public figure yaitu Uli Herdinansyah karena dipercaya dapat menarik perhatian pendengar dan
pendengar-pendengar baru. Tidak cukup hanya itu, pentingnya seseorang yang memiliki karakter yang kuat untuk membawakan program siaran tersebut. Para penyiar program “DISOSOR” juga memiliki gaya siaran yang menjadi identitas dari program siaran tersebut. Gaya siaran yang juga dapat dikatakan sebagai keunikan dari program ini. Untuk menarik perhatian pendengarnya supaya terjadinya interaksi antara penyiar dengan pendengar, pemilihan topik memiliki andil yang cukup penting. Karena itu pemilihan topik siaran harus memiliki unsur kedekatan atau yang biasa dialami oleh pendengarnya dengan tujuan mereka akan tertarik untuk berbagi cerita dan pengalamannya masing-masing. Namun untuk memilih topik siaran yang tepat, produser perlu mengetahui bagaimana kebiasaan dan sifat dari pendengarnya. Apa yang mereka sukai, apa yang sedang hangat terjadi di lingkungan pendengarnya serta apa yang dibutuhkan oleh mereka. Program “DISOSOR” dapat menjadi alat pemenuh kebutuhan pendengarnya melalui informasi dan topik yang disajikan. Pada tahap proses pembentukan sebuah program siaran yaitu Scheduling dimana program “DISOSOR” telah menentukan jam siar yang sesuai dengan kondisi dimana kebanyakan masyarakat di Jakarta telah selesai beraktifitas dan sedang ditengah kemacetan diperjalanan pulang yang memiliki kebutuhan untuk dihibur dengan sajian topik yang ringan untuk diperbincangkan dan juga memutarkan lagu-lagu yang tepat dan dapat dinikmati pada jam tersebut. Hal tersebut dilakukan supaya setiap informasi dan lagu-lagu yang diputarkan tepat sasaran dalam artian para pendengar dapat menerima dan mengerti setiap sajian yang diberikan oleh program ”DISOSOR”. Tahap selanjutnya adalah Promotion dimana program ”DISOSOR” perlu dikenal masyarakat untuk meningkatkan jumlah pendengar melalui on air dan melalui social media. Salah satu social media yang digunakan adalah Twitter. Melalui Twitter, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Twitter yang sudah dikenal oleh masyarakat di Jakarta sehingga setiap topik siaran yang dibahas di social media ini dapat dengan cepat tersebar dan dapat menarik pendengar untuk turut merespon dalam bentuk berbagi cerita sesuai dengan topik yang ditentukan. Melalui Twitter, penyiar dapat melihat dan berinteraksi dengan pendengarnya sehingga penyiar dapat mengetahui apa yang sedang hangat terjadi di kalangan pendengarnya, apa yang mereka sukai dan apa yang dibutuhkan oleh pendengarnya. Selain itu, pendengar juga dapat menerima informasi dari berita hingga info kuis berhadiah yang dapat menarik kenaikan jumlah pendengar.
Setiap program siaran perlu melakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan suatu program siaran. Adakah hambatan yang menjadi masalah ataupun kemajuan yang dihasilkan dari program tersebut. Begitu juga yang dilakukan program ”DISOSOR” yang mengadakan evaluasi bulanan untuk mengatasi masalah teknis yaitu yang berhubungan dengan alat siaran dan juga masalah non teknis yaitu yang biasanya dilakukan oleh penyiar. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan supaya program ”DISOSOR” untuk kedepannya dapat menjadi program yang berhasil yang dapat meningkatkan jumlah pendengar.
SIMPULAN DAN SARAN
1.
Peneliti mengetahui strategi programming yang digunakan program DISOSOR di 97,5 FM Motion Radio untuk meningkatkan jumlah pendengar
2.
Adanya pertambahan angka jumlah pendengar program DISOSOR di 97,5 FM Motion Radio yang bermula dari interaksi yang terjadi di Twittersehingga menghasilkan pendengar-pendengar baru.
Saran 1.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapat, peneliti mengharapkan program DISOSORsegera memiliki penyiar yang tetap untuk mendampingi penyiar yang sebelumnya. Karena dengan konsistensi penyiar, program DISOSOR juga akanlebih konsisten, lebih hidup dan memiliki rencanarencana kedepan yang lebih pasti
2.
Penggunaan social media Twitter lebih sering digunakan ketika sedang on air karena dapat menjangkau banyak orang untuk mendengarkan siaran program DISOSOR yang dapat meningkatkan angka jumlah pendengar.
3.
Gaya siaran program DISOSOR diharapan lebih menarik lagi dari sebelumnya karena melihat kondisi pendengar yang sedang terjebak dikemacetan Ibukota pasti yang mereka inginkan hanya ingin dihibur. Karena itu ketika penyiar DISOSOR lebih menarik lagi dan lebih menggunakan bahasa sehari-hari yang dimengerti oleh pendengardan memberikan topiktopik yang memiliki kedekatan, mereka tidak akan hanya pasif mendengarkan namun akan aktif merespon juga.
4.
Adanya pertambahan fitur-fitur program DISOSOR yang dapat mendukung program DISOSOR supaya memiliki ciri khas yang melekat dibenak pendengar.
REFERENSI
BUKU
Aditya, Adrianus dkk. (2013). Social Media Nation. Jakarta: Prasetya Mulya Publishing.
Ardial, H. (2014). Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara Ardianto, E dan L. Komala. (2012). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Bachtiar, Saiful. 2006. Cara Gampang Jadi Penyiar. Yogyakarta: Indonesia Cerdas. Basuki, Heru. (2006). Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Kemanusiaan dan Budaya. Jakarta: Gunadarma Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Djamal, H dan A. Fachruddin. (2013). Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi. Jakarta: Kencana Eastman, S. T., & Ferguson, D. A. (2009). Media Programming : Strategies and Practices. Belmont, CA: Wadsworth. Gunawan, Iman. (2013). Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara Jenkins, Henry. (2006). Where old and new media collide. NYU Press, New York J.B Wahyudi. (2012). Dasar-dasar manajemen penyiaran. Jakarta: Gramedia Kriyantono, Rachmat. (2006) . Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Morissan. (2013). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana Nurudin.( 2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers Olii, Helena. (2007) . Berita & Informasi Jurnalistik Radio. Jakarta: PT. Indeks Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA Riswandi. (2009). Ilmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2011). Metode Penelitian dan R&D. Bandung: Alfabeta Tabroni, Roni. (2012). Komunikasi Politik Pada Era Multimedia. Bandung: SimbiosaRekatama Media. Tamburaka, Apriadi. (2013). Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa. Jakarta: PT. Rajagraindo Persada Triartanto, A. Ius. (2010). Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher West, R dan L. Turner. (2008). Introducing Communication Theory: Analysis And Application, 3rd ed. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
JURNAL ONLINE Terazono,Emiko. (2006). Commercial Radio Plans Survival Strategy. London 1st Edition, 24. Ferguson, Douglas A. dan C. Greer. (2011). Local Radio and Microblogging: How
Radio Stations in the U.S. are Using Twitter.
SUMBER DARI WEBSITE: www.motionradiofm.com www.twitter.com/MOTION975FM http://e-resources.pnri.go.id www.tribunnews.com http://kominfo.go.id
RIWAYAT PENULIS Regyana Refanya lahir di Jakarta pada tanggal 2 Maret 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Marketing Communication peminatan Broadcasting pada bulan juli tahun 2014. Penulis juga pernah melakukan kerja praktek di 97,5 Motion Radio sebagai social media admission.