STRATEGI KOMUNIKASI MARKETING RADIO DAKTA 107 FM DALAM MENINGKATKAN EKSISTENSI DI KALANGAN PENDENGAR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Arini Rosdiana NIM: 107051002369
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memenuhi gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari bahwa karya ini bukan asli karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Juni 2011 Penulis
ABSTRAK Arini Rosdiana 107051002369 Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta 107 FM Dalam Meningkatkan Eksistensi Dikalangan Pendengar Di era informasi sekarang ini yang semakin canggih sudah banyak media elektronik yang semakin maju berkembang. Sekarang untuk mendapatkan berita, hiburan bahkan berdakwah atau ilmu agama pun dapat dengan mudah di terima melalui televisi, radio dan internet. Radio merupakan media yang sekarang ini mulai di khawatirkan sebagai sebuah industri, acara utama radio yaitu musik kini telah bisa kita nikmati di televisi dan bentuk perangkat media yang lain. Namun selain musik radio pun dapat digunakan sebagai media dakwah seperti radio Dakta. Namun lagi-lagi radio Dakta pun harus mempunyai strategi yang baik untuk tetap eksis di kalangan pendengarnya sebagai radio dakwah, dan tidak tersingkir atau bahkan sampai menghilang di antara radio-radio swasta lain yang lebih menawarkan hiburanhiburan semata. Berdasarkan hal tersebut, skripsi ini membahas tentang bagaimana strategi komunikasi marketing radio Dakta 107 FM dalam meningkatkan eksistensi dikalangan pendengar sesuai dengan tugas masing-masing. Dan penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut ini. Pertama, bagaimana strategi komunikasi marketing yang dilakukan radio Dakta untuk meningkatkan eksistensinya dikalangan pendengar? Kedua, bagaimana bentuk komunikasi yang diterapkan para marketing untuk meningkatkan ratting pendengar? Metode yang digunakan penulis untuk mencari data yang diperlukan adalah metode deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif, yaitu dengan cara melalui observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi di radio Dakta secara langsung. Kesimpulan yang dapat dijelaskan bahwa strategi komunikasi marketing radio Dakta adalah pertama dengan membuat strategi, kedua penerapan strategi dan evaluasi strategi. Bentuk komunikasi yang digunakannya adalah Komunikasi Interpersonal (komunikasi antar pribadi), Komunikasi Kelompok, Komunikasi Organisasi. Serta dukungan dari performa komunikasi yang baik dapat meningkatkan eksistensi radio Dakta di kalangan pendengar.
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin... Tidak ada kata selain puji serta syukur penulis kepada Allah swt yang telah memberikan nikmat dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Meskipun banyak kendala-kendala di tengah jalan yang terkadang menjadi beban penulis dan penghambat proses, tapi semua ini penulis jadikan pembelajaran dan pengalaman yang sangat berjarga. Dengan usaha dan kerja keras akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta 107 FM Dalam Meningkatkan Eksistensi di Kalangan Pendengar”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, Pembantu Dekan I Bidang Akademik , Bapak Drs. Wahidin Saputra,MA, Pembantu Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak Drs. Mahmud Jalal,MA, serta Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Study Rizal, L.K, MA. 2. Ayahanda (Drs.H. Abdullah Arsyad) yang tak pernah bosan “menyuruh” penulis untuk terus membaca dan mencintai buku, bundaku sayang si nyonya “besar” (Hj.Duroriah) yang tak pernah lelah menyusupkan doanya di setiap tetesan air matanya untuk penulis, ayu ku yang bawel (Amrina Rosyada) yang “gak pernah” bosen untuk memberikan semangat buat ii
penulis, adik-adik (Astriah Roscasari) dan (Almirshad Romza) yang terkadang
membuat
penulis
kesal
namun
tetap
memakluminya.
Terimakasih untuk semua bantuan moril dan materil selama ini. 3. Bapak Wahidin Saputra selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, memberikan pengarahan dan kesempurnaan pada penulissan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Jumroni,M.Si selaku Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Umi Musyarofah,MA selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 5. Seluruh crew radio Dakta 107 FM, bu Suryanti dan mba Anti. Terimakasih untuk penulis ucapkan atas waktu dan bantuannya yang telah membantu dalam pengumpulan data. 6. Seluruh dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi 7. Pak Gun Gun Heryanto, M. Si. terimakasi untuk sarannya di detik-detik terakhir yang sangat bermanfaat bagi penulis. 8. Dan...semua teman-teman penulis baik di dalam FIDKOM maupun diluar. Terimakasih untuk semua dukungannya. 9. Terimakasi buat anak-anak KPI C 2007, yang udah rela dan tahan menghadapi semua lika-liku sikap penulis yang sedik “aneh” hehehe...Fitri dan
Hany
(kalian
masih
inget
mimpi
kita
pake
toga
bareng?yeeyy..akhirnya tercapai juga)hehehe..Fardun, Wati, Zizi, Epong (thanks buat saran-sarannya), bang Adien, Ucup, Bombom, Rifat, Poyon,
ii
(makasih yah buat semua tawa-tawa nya). Sorry yang belum kesebut jangan marah yah...semuaaanyaa makasiii :D 10. Terimakasih buat Era canggih sekarang ini. Karena kecanggihannya yang memunculkan ide pertama kali untuk skripsi ini. Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan sehingga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. 11. Anak-anak KKS SLOOW ( Syifak, Matin, Anday, Lugina, Abie, Sibli, Reval, Avien, Aden, Mujib, Aang, Fitri, Hany, Farida, Sa’adah) tetep sloow dan sukses guys. 12. Buat pak agus, makasih yah udh sering dikasih diskon foto coppy dan prinan buat penulis.
Jakarta 31 Mei 2011 Arini Rosdiana
ii
DAFTAR ISI ABSTRAK......................................................................................................................................i KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii DAFTAR ISI..................................................................................................................................v DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................vi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................................3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.........................................................................4 D. Metodologi Penelitian.......................................................................................5 E. Teknik Analisis Data .......................................................................................6 F. Tinjauan Pustaka...............................................................................................7 G. Sistematika Penulisan........................................................................................8
BAB II
LANDASAN TEORITIS A. Strategi Komunikasi........................................................................................10 B. Marketing........................................................................................................17 C. Radio...............................................................................................................18 D. Eksistensi.........................................................................................................20 E. Teori Performa Komunikatif............................................................................21
BAB III
GAMBARAN UMUM RADIO DAKTA 107 FM A. Sejarah Berdirinya Dakta.................................................................................26 B. Visi dan Misi Dakta.........................................................................................27 C. Struktur Manajemen Dakta..............................................................................28
D. Program Siaran.................................................................................................29 E. Program Acara..................................................................................................30 F. Profil Pendengar...............................................................................................32 G. Sistem Marketing Radio Dakta........................................................................33 BAB IV
ANALISIS DATA & TEMUAN PENELITIAN A. Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta.................................................34 1. Pembuatan Strategi.......................................................................................35 2. Penerapan Strategi........................................................................................39 3. Evaluasi Strategi...........................................................................................40 B. Manfaat Strategi Komunikasi Marketing........................................................41 C. Bentuk Komunikasi Marketing Radio Dakta..................................................42 D. Tingkat Keberhasilan Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta.....................................................................................................45
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan.....................................................................................................53 B. Saran...............................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Informasi dan transformasi seperti sekarang ini tidak ada yang tidak mungkin untuk di dapatkan. Hal itu terjadi karena perkembangan teknologi yang kian hari kian cepat. Kejadian disekitar kita bisa dengan mudah di dapatkan, bahkan dibelahan negara lainpun bisa di terima pada saat itu pula. Kemajuan teknologi komunikasi tersebut bisa memberikan dampak bagi para penggunanya terlepas dari positif atau negatif. Radio adalah sebuah media audio yang lebih sering kita gunakan untuk hiburan semata. Namun, seperti yang diketahui bahwa radio tidak hanya menjadi media hiburan saja, melainkan radio sebagai media pemberi informasi. Dewasa ini internet kini menyajikan beberapa media online seperti detik.com, kompas.com, okezone.com, kapanlagi.com, dan lain sebagainya yang dapat memberikan informasi secara cepat dan mudah di akses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Kemampuan radio menjangkau konsumen sebelumnya sangatlah baik, tetapi perannya kini berkurang.1 Radio telah menjadi medium massa yang ada di mana-mana, tersedia di semua tempat, di sepanjang waktu. Tetapi, sebagai sebuah
1
John E. Kennedy& R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication, Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer,2009,cet-3,hal.95
1
2
industri, ada tanda-tanda yang menggelisahkan. Acara utama radio, yakni musik, telah tersedia dalam bentuk perangkat lain, dan banyak yang tanpa iklan.2 Radio selain sebagai media hiburan dan informasi juga dapat digunakan sebagai media untuk berdakwah atau informasi yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat kita. Seperti kita ketahui bahwa di era canggih seperti ini yang teknologi semakin maju sehingga memudahkan kita untuk mendapatkan semua informasi dengan cepat, begitu juga dengan dakwah. Kini berdakwah tidak hanya kita dapati di dalam masjid atau pengajian-pengajian pada umumnya. Kini dengan mendengarkan radio pun kita dapat mendengarkan ceramah-ceramah ataupun ilmu agama dengan mudah. Pada dasarnya, manusia membutuhkan hiburan, dan salah satu hiburan itu adalah radio. Namun radio Dakta berbeda, karena tidak hanya hiburan semata yang di tampilkan tapi juga ada dakwah di setiap isi acara-acaranya. Musik di radio Dakta pun lebih sering menampilkan musik-musik islami, seperti nasyid atau lagu-lagu yang berisikan pesan-pesan agama selain memutarkan musikmusik pop juga. Radio Dakta pun tidak mengganti visi misi nya sebagai radio informasi yang cerdas dan bijak, meski kini banyak radio swasta yang bermunculan dan lebih banyak menawarkan hiburan saja. Radio Dakta lebih mempertahankan ideologi dan prinsip awal saat pertama kalinya mengudara, yaitu sampaikan lah walaupun satu ayat maksudnya sampaikanlah informasi yang bermanfaat didunia dan akhirat. Radio Dakta pun harus mempunyai startegi yang baik untuk 2
hal.192
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008,
3
meningkatkan eksistensinya dikalangan pendengar sebagai radio dakwah ditengah banyaknya radio-radio swasta yang lainnya. Radio Dakta pun setiap harinya harus memikirkan program-program apa saja yang dapat menarik perhatian pendengar dan tidak di tinggalkan oleh pendengarnya. Strategi dalam segala hal digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah diciptakan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak lepas dari strategi. Strategi marketing communication yang tepat dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian akibat kegiatan promosi yang tidak efektif dan efisien. Dalam kajian pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukkan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix).3 Dengan semakin majunya teknologi informasi sekarang ini tentulah radio Dakta perlu memiliki strategi komunikasi marketing kuhusus untuk meningkatkan eksistensinya dikalangan para pendengarnya. Dari fenomena inilah penulis memilih judul penelitian “strategi komunikasi marketing radio Dakta 107 FM dalam meningkatkan eksistensi di kalangan pendengar”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
3
John E. Kennedy& R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication, Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer,2009,cet-3, hal.1
4
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis membatasi masalah pada “Strategi komunikasi marketing radio Dakta selama kurung waktu 1 tahun ini dalam meningkatkan eksistensi dikalangan pendengar”. Dengan melihat pembatasan masalah tersebut, masalah yang di rumuskan adalah: 1. Bagaimana strategi komunikasi marketing yang dilakukan radio Dakta untuk meningkatkan eksistensinya dikalangan pendengar? 2. Bagaimana bentuk komunikasi yang diterapkan para marketing untuk meningkatkan ratting pendengar?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Dapat mengetahui strategi marketing seperti apa yang dilakukan radio Dakta untuk meningkatkan eksistensinya dikalangan pendengar. 2. Dapat mengetahui bentuk komunikasi yang diterapkan para marketing untuk meningkatkan ratting pendengar. Manfaat Penelitian yang di harapkan dalam penelitian ini adalah: a. Manfaat Akademis
5
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan wacana keilmuan komunikasi khususnya dalam ilmu public relation. b. Manfaat Praktis Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan dan saran untuk radio Dakta untuk membuat acara yang lebih baik dan menarik dari sebelumnya, sehingga tidak di tinggalkan oleh para pendengarnya.
D. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan taylor metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.4 Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti penggunaan instrumen wawancara mendalam dan pengamatan.5 Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif yang berfokus pada
4
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004), hlm.4 5 Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta: Gintanyali,2004), hlm.2
6
penelitian nonhipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.6 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan di lakukan di kantor radio Dakta di Jalan KH Agus Salim Nomor 77 Bekasi Timur. 2. Informan Informan yang di pilih adalah ibu Suryanti, SE selaku General Manager Radio Dakta 107 Fm. 3. Instrumen Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara adalah melakukan kegiatan tanya-jawab secara langsung dengan general manager radio Dakta. Teknik yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam. Hal ini dilakukan untuk memberikan kebebasan kepada penulis untuk bertanya, namun tetap pada alur arah masalah penelitian yang diangkat. Wawancara dilakukan pada taggal 26 April 2011, dari jam 10.0012.00 wib. b. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang berupa buku6
Suharismi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta, PT. Bina Aksara,1989), hlm.194
7
buku, majalah, artikel, dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi seperti foto dan dokumentasi seperti struktur dan grafik diambil pada tanggal 26 April dan 24 Mei 2011. c. Observasi Observasi yaitu mengamati langsung ke lokasi penelitian dengan mengamati dan melihat kegiatan penyiar dan pekerja di bagian marketing. Dilakukan pada tanggal 26, 30 April dan
24 Mei.
Penulis tidak setiap hari datang ke lokasi karena penulis datang hanya sesuai waktu yang ditentukan oleh pihak radio agar tidak mengganggu kestabilan pekerjaan.
E. Teknik Analisis Data Analisis data menurut Patton adalah sebuah proses untuk mengatur uraian data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar.7 Kemudian data yang terkumpul dari wawancara mendalam dan dokumendokumen yang di dapat, diklasifikasikan kedalam kategori-kategori tertentu.8 Dan dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu teknik yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Teknik ini tidak
hlm. 103
7
Lexy, J. Moleong, Metodologi Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2007),
8
Rahmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 193
8
mencari atau menjelaskan suatu hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.9 Tujuan dari analisis deskriptif ini adalah untuk: 1. Mengumpulkan informasi yang aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau menjelaskan kondisi dan praktekpraktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi.10
F. Tinjauan Pustaka Banyak sekali skripsi tentang marketing yang diangkat oleh mahasiswa dakwah dan komunikasi, sehingga penulis kesulitan untuk menyebutkan judul skripsinya satu-persatu. Namun, dari banyak nya judul skripsi tersebut, hampir semuanya hanya menganalisa strategi pemasaran untuk televisi ataupun website, sehingga seakan-akan skripsi tentang radio tidak terlalu penting untuk jurusan komunikasi penyiaran islam.
Misalnya saja skripsi karya Yudithia Ahmad, mahasiswa lulusan tahun 2009, yang mengangkat tentang Strategi Komunikasi Marketing Public Relation Trans TV (PT. Televisi Transformasi Indonesia) Dalam Meningkatkan Rating Program Extravaganza. Selain itu ada pula skripsi karya Dwi Hardityanto, lulus 9
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet-13, hlm. 24-25 10 Ibid
9
tahun 2010, dengan judul Strategi Pemaasaran Voice Of Human Rights (VHR) Media Pada Website VHRmedia.com. Hal ini yang menarik penulis untuk kembali menulis skripsi tentang marketing, tetapi dikemas dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dengan melihat bagaimana strategi marketing yang dilakukan oleh radio untuk meningkatkan eksistensi dikalangan pendengar agar tidak ditinggalkan, apa saja yang akan dilakukan devisi marketing di radio untuk mendapatkan kepercayaan kepada klien untuk menaruh iklan di radio Dakta tersebut, karena iklan merupakan suatu strategi meningkatkan eksistensi radio dan di hubungkan dengan perkembangan radio sekarang ini, yaitu bagaimana strategi radio swasta sekarang ini khususnya radio informasi yang dapat mencerdaskan masyarakat untuk meningkatkan eksistensinya di era canggih sekarang ini. Sehingga eksistensinya tetap ada meski banyak media yang semakin canggih sekarang ini dan banyak bermunculnya radio-radio swasta lainnya yang lebih menonjolkan hiburan semata.
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan memahami pembahasan yang ada di skripsi ini, maka penulis mengklasifikasikan permasalahan ke dalam lima bab. Pada masingmasing bab terdiri dari beberapa sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
10
Pada bagian ini terdapat abstraksi keseluruhan bahasan. Bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian serta sistematika penulisan penelitian ini. BAB II LANDASAN TEORITIS Pada bab ini membahas tentang tinjauan teoritis dan konseptual yang memuat tentang: Strategi, komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, tahap-tahap strategi, manfaat manajement strategi, marketing, radio, kelemahan & kelebihan radio, eksistensi dan teori performa komunikatif. BAB III GAMBARAN UMUM Pada bab ini terdapat penjabaran secara umum profil dari radio Dakta, yang meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, struk manajemen Dakta, logo, jingle, penyiar, program dan kegiatan Daktafm. BAB IV ANALISA DATA DAN TEMUAN Pada bab ini menjelaskan tentang strategi komunikasi marketing radio Dakta untuk meningkatkan eksistensi dikalangan pendengar. Bentuk komunikasi yang digunakan radio Dakta. Bagaimana strategi radio Dakta mendapatkan iklan untuk masuk ke radio, serta cara devisi marketing untuk mempromosikan radio Dakta kemasyarakat banyak. BAB V PENUTUP
11
Bagian ini berusaha menarik kesimpulan dari seluruh masalah yang telah dibahas pada penulisan skripsi ini, selain itu juga di sampaikan saran-saran yang diperlukan.
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Strategi komunikasi 1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategos” (stratus yakni militer atau memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang, konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering di warnai perang dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang.1 Sedangkan dalam manejemen suatu organisasi, strategi diartikan sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi manejemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi. 2 Manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang.3 Menurut Lawrence R. Jauch strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan
1
Handrawan Supratikno, Advanced Strategic management; Back to Basic Approach, (jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003), hlm.19. 2 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan Ilustrasi Di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2000), hlm.147. 3 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik; Pengantar Proses Berpikir Strategik, (Binarupa Aksara, 1996),hlm.15
10
11
tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.4 Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai tuntutan perubahan lingkungan.5 Menurut Onong Uchyana Efendi, strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana teknik operasionalnya.6
2. Pengertian Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis)paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.7
4
Lawrence R. Jauch & William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: PT. Erlangga, 1988), cet.ke-3, hlm.12 5 Sondang Siagian, Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet.ke-2, hlm.17 6 Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1992), cet.ke-4, hlm.32 7 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2007),cet.Ke-9 (edisi revisi),hlm.46
12
Beberapa definisi komunikasi menurut para ahli :8 Harold Lasswell : Komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan Who Says What In Which Chanel To whom With What Effect ? Atau “Siapa”, “Mengatakan Apa”, “Dengan Saluran Apa”, “Kepada Siapa”, “Dengan Pengaruh Bagaimana” Carl I. Hovland: Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan). Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante: Komunikasi adalah transmisi informasi dengan tujuan mempengaruhi khalayak. Everett M. Roger : Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. William Albiq: Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti diantara individu-individu. 9 William Al Big: Komunikasi sebagai “the process of transmitting meaningful symbols between individuals”. Devinisi itu mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, di mana salah seorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu pada orang lain. Komunikasi terjadi jika kedua pihak sama-sama dapat mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Simbol itu dapat disebut sebagai 8 9
Ibid,hlm.68-69 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2007),hlm.20
13
pesan, di mana proses penyampaiannya dilakukan dengan media, dan terjadi perubahan atau respon terhadap pesan yang disampaikan.10
Bentuk-bentuk Komunikasi 1. Komunikasi Personal Bentuk komunikasi personal terdiri dari dua bentuk, yaitu komunikasi antarpersonal dan komunikasi interpersonal. Komunikasi antarpersonal (komunikasi intrapribadi) adalah komunikasi dengan diri sendiri. Contohnya saja seperti berfikir.11 Komunikasi interpersonal
(komunikasi
antarpribadi) adalah
komunikasi
yang
berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face), bisa juga melalui sebuah medium telepon.12 2. Komunikasi Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang 10
John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication,(Jakarta, PT. Buana Ilmu Populer, 2009), cet.ke-3, hlm.2 11 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet.ke-9 (edisi revisi), hlm.80 12 Roudhona, Ilmu Komunikasi,(Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm.106
14
mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda.13 Onong mengartikan komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.14
3. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih luas dari pada komunikasi kelompok.15 Komunikasi organisasi adalah sebagai petunjuk dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarki antara yang satu dengan yang lain dan berfungsi dalam satu lingkungan.16 4. Komunikasi Massa
13
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet.ke-9 (edisi revisi), hlm.82 14 Roudhona, Ilmu Komunikasi,(Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm.124 15 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet.ke-9 (edisi revisi), hlm.83 16 Don F. Faules, R. Wayne pace, editor Mulyana, Dedy, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2001), cet ke.3,hlm. 31
15
Menurut Bittner dalam bukunya Mass Communication: An Introduction (1980), Komunikasi Massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Sedangkan menurut Defleur dan Dennis, dalam bukunya Understanding Mass Communication (1985), Komunikasi Massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.17 5. Komunikasi Persuasif Persuasif dalam bahasa Indonesia mempunyai arti membujuk, merayu. Bettinghous mengartikan komunikasi persuasif adalah komunikasi manusia yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka.18 Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan
komunikasi
(communication
planning)
dengan
manajemen
komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach)bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.19
17
Roudhona, Ilmu Komunikasi,(Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 136-137 Ibid, hlm.154-155 19 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1992), hlm.32 18
16
3. Tahap-Tahap Strategi20 a. Pembuatan Strategi Yang termasuk dalam perumusan strategi adalah mengembangkan misi dan tujuan jangka panjang, pengidentifikasian peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan perusahaan, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk di adopsi. b. Penerapan Strategi Yang termasuk dalam penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan perusahaan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah di tetapkan dapat diimplementasikan.
c. Evaluasi Startegi Yang termasuk dalam evaluasi strategi adalah mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan perusahaan serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
20
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, (PT. Binarupa Aksara, 1996), hlm.15-16
17
4.
Manfaat Manajement Strategi
Ada beberapa manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan Manajemen Strategik, yaitu:21 1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju. 2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi. 3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif. 4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko. 5. Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah dimasa datang. 6. Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya. 7. Aktivitas yang tumpah tindih akan dikurangi. 8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
B. Marketing
21
Ibid,hlm.19
18
Marketing adalah fungsi manajemen yang meidentifikasikan kebutuhan dan keinginan manusia, menawarkan produk dan jasa untuk memuaskan permintaan dan menyebabkan terjadinya transaksi diaman pemberian produk atau jasa itu akan ditukar dengan sesuatu yang berharga. Marketing public relation ini dipelopori oleh Thomas L.Harris (1991), memulai bukunya berjudul “The Market’s Guide to Public Relation”. Pemasaran itu sendiri adalah sebuah konsep komunikasi, dan komunikasi dapat dikatakan sebagai induk pemasaran. Usaha untuk membalikkan kedudukan pemasaran di atas komunikasi justru memberikan kesan yang tidak tepat. Tidak ada sebuah perusahaan yang berhasil menawarkan produk tanpa menetapkan strategi komunikasi produk yang terbaik kepada konsumen. Kita dapat pula mengatakan bahwa, hakekat dari pemasaran adalah komunikasi. Tanpa adanya komunikasi yang efektif, maka kegiatan bisnis tidak berjalan dengan baik.22 Kotler mendefinisikan pemasaran sebagai: “A sociental process by which individual and groups obtains what they need and want through creating offering, and freely exchanging product and service of value with others.” ( Kotler, 2008:8). Boleh dikatakan bahwa proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau kelompok dalam menyampaikan produk, yaitu barang dan jasa, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas.23
22
John E. Kennedy& R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication, (Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer,2009),cet-3,hlm. xvii 23 Ibid,hal.3
19
C. Radio 1. Pengertian Radio Radio adalah sebuah media utama informasi, hiburan, dan pendidikan massal yang sangat populer.24 Secara umum radio atau radio siaran merupakan salah satu jenis media massa, sarana atau saluran komunikasi massa seperti halnya surat kabar, majalah atau televisi.25 2. Karakteristik Khusus Radio Radio tidak hanya berbeda dari media lainnya, tetapi juga memiliki keunggulan dan ciri khas tertentu. Karakteristik khusus dari radio, yaitu:26 a. Radio mengandalkan suara manusia untuk mendekatkan diri dengan khalayaknya. Oleh karena itu, kualitas suara penyiar mutlak penting. Orang-orang hanya mau mendengarkan siaran radio apabila suara penyiarnya menarik, meskipun mereka tidak mengenal siapa orangnya. b. Materi program radio dapat diproduksi secara cepat dan murah, bahkan hanya dengan memasang pesawat telepon saja suatu acara bisa dilangsungkan. Suatu pengumuman juga bisa disiarkan secara seketika begitu materi pengumuman tersebut diserahkan, tanpa harus menunggu sedikitpun.
24
Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan (serta aplikasinya di Indonesia), (Jakarta: Bumi Aksara,2005), hlm. 146 25 Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism: Panduan Menjadi Penyiar, Reporter & Script Writer, (Bandung: Nuansa, 2004), hlm.19 26 Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan (serta aplikasinya di Indonesia), (Jakarta: Bumi Aksara,2005), hlm.147
20
c. Penemuan transistor dan teknik redifusi membuat radio begitu populer sehingga dinikmati oleh jutaan orang, termasuk yang buta huruf di negara-negara berkembang. d. Karena
kesederhanaan
operasinya,
suatu
stasiun
radio
bisa
memancarkan siarannya dalam berbagai bahasa. Ini sangat ideal bagi negara-negara yang memiliki banyak kelompok etnik dan bahasa daerah. 3. Kelebihan dan Kelemahan Radio Secara teknologis dan sosiologis, radio dengan suara sebagai modal utamanya memiliki sejumlah kelebihan dan sekaligus kelemahan, diantaranya:27 Kelebihan a. Sarana tercepat penyebar informasi dan hiburan. b. Dapat diterima di daerah yang belum memiliki sambungan listrik. Produksi siarannya singkat dan berbiaya murah. c. Merakyat. Buta huruf bukan kendala. Harga pesawat murah, mudah dibawa ke mana saja. Kelemahan a. Hanya bunyi, tidak ada visualisasi yang tampak nyata.
27
hlm.16
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004),
21
b. Tergantung pada kondisi dan stabilitas udara di suatu lokasi. Tidak bisa mengirim pesan dan informasi secara mendetail. c. Terdengar selintas, sulit diingat, dan tidak bisa diulangi. Hanya bisa di dengar, tidak bisa didokumentasikan.
D. Eksistensi Eksistensi bisa kita kenal juga dengan satu kata yaitu keberadaan. Dimana keberadaan yang di maksud adalah adanya pengaruh atas ada atau tidak adanya kita. Eksistensi ini perlu “diberikan” orang lain kepada kita, karena dengan adanya respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan kita diakui. Tentu akan terasa sangat tidak nyaman ketika kita ada namun tidak satupun orang menganggap kita ada, oleh karena itu pembuktian akan keberadaan kita dapat dinilai dari berapa orang yang menanyakan kita atau setidaknya merasa sangat membutuhkan kita jika kita tidak ada. Masalah keperluan akan nilai eksistensi ini sangat penting, karena ini merupakan pembuktian akan hasil kerja kita (performa) kita di dalam suatu lingkungan. Perkuliahan misalnya, dosen akan lebih mengenal dan mengetahui keberadaan kita setelah dosen tahu performa kita baik (dengan nilai yang bagus, aktif, dan komunikatif) dan cenderung sedikit memperhatikan orang-orang yang pasif.
22
Dalam suatu keorganisasian eksistensi hanya perlu dilakukan dengan sebuah apresiasi terhadap kerja seseorang. apresiasi yang sangat sederhana, yaitu ucapan terima kasih. Hanya itu, hanya sebuah ucapan terima kasih yang mampu membuat seseorang yang merasakan keberadaannya, merasakan eksistensinya. Namun kadang, ketika semua sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing kita lupa akan masalah kecil ini. Ucapan terima kasih. Tapi sesungguhnya hanya Allah yang mampu menilai semua hati manusia. dan Pasti Dia akan membalas semua kebaikan yang telah dilakukan oleh hambahamba-Nya.28
E. Teori Performa Komunikatif 29 Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan performa komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik. Performa (Performence) adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi. Performa organisasi sering kali memiliki unsur teatrikal, dimana baik supervisor maupun karyaawan memilih untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka. Para teoretikus menjabarkan lima performa: ritual, hasrat, sosial, politik, dan enkulturasi. Performa ini pun dapat dilaksanakan oleh anggota manapun dalam organisasi.
28 29
http://nadzzsukakamu.wordpress.com/2010/07/29/eksistensi/ (28 maret 2011)17.20 wib
Richard West&Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis&Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), hlm.325-328
23
Performa Ritual
Persentasi yang teratur dan berulang di tempat kerja. Perilaku organisasi yang ditujukan untuk
Performa Sosial
mendemonstrasikan
kerja
sama
dan
kesopanan denagan orang lain. Performa Politis
Perilaku
organisasi
mendemonstrasikan
yang
kekuasaan
atau
kontrol. Perilaku organisasi yang membantu para Performa Enkulturasi
karyawan dalam menemukan apa makna dari menjadi anggota suatu organisasi.
1. Performa Ritual Semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang disebut performa ritual (ritual performance). Ritual terdiri dari atas empat jenis: personal, tugas, sosial, dan organisasi. Ritual personal (personal ritual) mencakup semua hal yang Anda lakukan secara rutin, ditempat kerja. Misalnya, banyak anggota organisasi ssecara teratur mengecek pesan suara atau email mereka ketika mereka bekerja tiap hari. Ritual tugas (task ritual) adalah perilaku rutin yang dikaitkan dengan pekerjaan seseorang. Ritual tugas membantu menyelesaikan pekerjaan. Misalnya, ritual tugas seorang karyawan di Departemen Kendaraan Bermotor termasuk mengeluarkan ujian mata dan tertulis, mengambil foto dari
24
calon pengemudi, melaksanakan ujian mengemudi, memverifikasi asuransi mobil dan menerima pembayaran. Ritual sosial (social ritual) adalah rutinitas verbal dan nonverbal yang biasanya mempertimbangkan interaksi dengan orang lain. Misalnya, beberapa anggota organisasi berkumpul bersama untuk menghabiskan waktu bersama di bar pada hari Jum’at, untuk merayakan akhir pekan. Ritual sosial juga dapat mencakup perilaku nonverbal di dalam organisasi, di dalam organisasi, termasuk Jum’at kasual dan penghargaan karyawan terbaik bulan ini. Yang terakhir, yaitu ritual organisasi (organizational ritual) adalah kegiatan perusahaan yang sering dilakukan seperti rapat devisi, rapat fakultas, dan bahkan piknik perusahaan seperti yang diikuti oleh Fran Callahan.
2. Performa Sosial Performa sosial (social performance) merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk mendorong kerja sama diantara anggota organisasi. Pepatah yang mengatakan “hal kecil memulai hal yang besar” berhubungan langsung dengan performa ini. Baik dengan senyuman atau sapaan “selamat pagi”, menciptakan suatu rasa kekeluargaan sering kali merupakan bagian dari budaya organisasi. Akan tetapi, sering kali sangat sulit untuk bersikap sopan. Ketika suasana sedang tegang, sungguh merupakan hal yang sulit dan terkadang menjadi tidak tulus untuk tersenyum dan mengucapkan “selamat pagi” pada orang lain.
25
Kebanyakan organisasi mengiginkan untuk mempertahankan perilaku yang professional, bahkan di masa yang sulit, dan performa sosial membantu tercapainya hal ini.
3. Performa Politis Ketika budaya organisasi mengomunikasikan Performa politis (political performace), budaya ini sedang menjalankan kekuasaan atau kontrol. Mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan dan kontrol merupakan cirri dari kehidupan korporat di Amerika Serikat. Walaupun demikian, karena kebanyak organisasi bersifat hierarki, harus ada seseorang dengan kekuasaan untuk mencapai segala sesuatu dan memiliki cukup control untuk mempertahankan dasar-dasar yang ada. Ketika anggota organisasi terlibat dalam performa politis, mereka mengomunikasikan keinginan untuk memengaruhi orang lain. Hal ini bukanlah selalu merupakan hal yang buruk. Misalnya, pengalaman sekelompok perawat di Rumah Sakit Spring Valley. Selama bertahun-tahun, para perawat cukup puas dengan status kelas dua mereka bila dibandingkan dengan para dokter. Baru-baru ini, para perawat memutuskan untuk menyuarakan perlakuan ini. Mereka berbicara pada para dokter, kepada staf medis lainnya dan kepada pasien. Dalam hal ini, mereka sedang menjalankan lebih banyak kekuasaan terhadap pekerjaan mereka. Performa politis budaya mereka berpusat pada pengakuan akan kompetensi mereka sebagai tenaga medis professional dan untuk komitmen
26
mereka terhadap misi dari rumah sakit tersebut. Tujuan mereka adalah untuk dilegitimasi di rumah sakit oleh para dokter, rekan sekerja, dan para pasien. Performa mereka, tak diragukan lagi, sangat penting dalam membangun budaya organisasi yang berbeda.
4. Performa Enkulturasi Performa enkulturasi
(enculturation performance) merujuk pada
bagaimana anggota mendapatkan pengetahuan dan keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi yang mampu berkontrubusi. Performa-performa ini dapat berupa
Sesuatu
mendemonstrasikan
yang
berani
maupun
kompetensi
seorang
hati-hati,dan anggota
performa dalam
ini
sebuah
organisasi.Misalnya,beberapa performa akan dilakukan untuk mengenkulturasi Fran ke dalam posisinya yang baru .Ia akan mengamati dan mendengarkan kolega-koleganya menampilkan pemikiran dan perasaan mereka terhadap beberapa isu : diantaranya jam kerja, diskon karyawan ,dan newsletter perusahaan, singkatnya,Fran akan mulai untuk mengetahui budaya organisasi tersebut. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, performa-performa ini dapat saling tumpah tindih. Sangat mungkin, karenanya, untuk menganggap performa sosial sebagai performa ritual. Misalnya, memberikan salam “Selamat Pagi” kepada seorang rekan sekerja atau membuatkan kopi untuk seorang yang lain di hari berikutnya. Dalam contoh ini, tindakan kesopanan dianggap personal (dan bahkan tugas ritual). Oleh karenanya, performa tersebut dapat menjadi sosial
27
maupun ritual. Selain itu, performa dapat muncul dari keputusan yang dibuat secara sadar untuk melakukan apa yang dipikirkan atau dirasakan mengenai suatu isu, seperti dalam contoh kita mengenai para perawat di Rumah Sakit Spring Valley. Atau performa ini dapat menjadi lebih intuitif, seperti di dalam contoh kita mengenai Fran Callahan. Jelaslah bahwa Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo yakin bahwa performa komunikatif sangat penting bagi budaya suatu organisasi.
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO DAKTA 107 FM A. Sejarah Berdirinya Eksistensi Radio Dakta berawal dari keinginan Bapak H. Iman Loebis, sebagai pemilik PT Java Motors yang bercita-cita untuk membangun sebuah radio, sebagai sarana menyebarkan informasi dan dakwah ditengah masyarakat. Pada awal tahun 1991 beliau membeli izin Radio Famor yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Setelah melalui berbagai proses administrasi dan persiapan teknis maka dipindahkanlah izin penyiarannya ke wilayah Bekasi dengan tujuan agar daya pancarnya bisa menjangkau wilayah Jabodetabek. Dibawah PT Radio Nada Komunikasiutama, pada 27 Maret 1992 mengudaralah Radio Dakta dengan format radio informasi digelombang FM 92,15 yang dipancarkan dari Jalan KH Agus Salim Nomor 77 Bekasi Timur. Menyusul adanya penataan frekwensi siaran radio yang dilakukan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika, maka sejak 1 Agustus 2004 Radio Dakta pindah gelombang di jalur FM 107. Dalam perjalanannya Radio Dakta menglami beberapa kali perubahan format, yaitu beralih ke format radio wanita, radio keluarga hingga akhirnya memantapkan kembali formatnya menjadi radio informasi bernuansa Islami sejak 1 Februari 2005 hingga sekarang. Sejak awal bersiaran Radio Dakta memang dikenal masyarakat sebagai radio yang telah memberikan kontribusi dan melayani masyarakat luas, khususnya 26
27
di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi dengan menyajikan format interaktif, edukatif dan solutif. Kini radio Dakta dengan motto “ Bijak dan Cerdas” berkomitmen untuk memberikan sajian yang mencerdaskan dan mencerahkan bagi pendengar. Kami juga terus membangun kesadaran masyarakat tentang citizen journalism yang memungkinkan bagi pendengar untuk memberikan informasi secara langsung, menyampaikan saran dan keluhan tentang fasilitas dan pelayanan publik serta memberikan tanggapan dan opini mengenai berbagai isuisu aktual yang sedang menjadi perhatian masyarakat. Ditengah semakin ketatnya persaingan industri penyiaran, Radio Dakta hingga kini masih tetap eksis melayani pendengarnya dengan beragam program acara yang mengedepankan konten informasi, pendidikan dan dakwah dengan warna yang unik dan berbeda dibandingkan radio-radio lainnya di Jabodetabek. Radio Dakta senantiasa konsisten untuk membangun komunitas pendengar yang produktif, kreatif dan mandiri dengan terus meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan professional serta memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. B. Visi dan Misi Radio 1 1. Visi Menjadi media informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia yang bernafaskan Islam sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. 2. Misi a. Membangun image sebagai radio pemersatu umat Islam 1
www.dakta.com diakses tgl 26 April 2011,20.24 wib
28
b. Radio yang memberi referensi ke-Islam-an yang lengkap dan baik c. Mengantarkan kepada kemaslahatan umat C. Struktur Organisasi
29
D. Program Siaran Program siaran radio Dakta ini pun selalu dikemas dengan informasiinformasi terbaru setiap harinya, yang dilakukan oleh devisi program. Devisi program bertanggung jawab untuk membuat program yang bermanfaat dan mencerdaskan pendengar, namun tetap dibuat semenarik mungkin agar pendengar tidak jenuh atau pun bosan. Format siaran radio Dakta adalah dialog dan informasi ini guna untuk lebih mencedaskan masyarakat yang mendengarkannya. Jenis siarannya terdiri dari 60% info berita, 30% religi dan 10% hiburan. Dari persentase jenis siaran pun membuktikan bahwa radio Dakta adalah Radio Informasi yang bertujuan mencerdasakan pendengar. E. Profil Pendengar Pendengar Dakta mulai dari usia 25 tahun, dimana diusia ini sudah mulai usia matang dan sudah dapat mengambil keputusan sendiri. Diusia ini banyak yang membutuhkan informasi yang lebih bermanfaat daripada hiburan semata, apalagi informasi yang bernafaskan Islam. Pendengar Dakta lebih dominan laki-laki terlihat dari persentase data radio Dakta, pendengar laki-laki 53% dan wanita sebanyak 47%. Dan dilihat dari jenis pekerjaan kebanyakan pendengar Dakta terdiri dari karyawan swasta sebanyak 43%, wirausaha 19%, ibu rumah tangga 16%, PNS 14%, mahasiswa 7% dan yang
30
lainnya 1%. Dari persentase itulah terlihat jelas bahwa pendengar usia matang jauh lebih banyak yang mendengarkan radio Dakta.
F. Sistem Marketing Radio Dakta Radio Dakta mempunyai beberapa cara untuk mempromosikan Radio Dakta kepada para pendengarnya ataupun calon pendengarnya, yaitu: 1. Melalui Program Acara Dalam hal ini devisi program disetiap harinya harus memberikan siaran yang lebih baik dalam arti dapat memenuhi kebutruhan rekan-rekan. Untuk memberikan itu semua devisi program juga harus selalu mengupdate terus informasi yang terbaru. Selain itu seorang penyiar juga harus mempunyai suara yang baik agar setiap informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik pula oleh pendengar. Setelah program sudah diuopdate, penyiar juga sudah Ok maka teknispun harus diperhatikan dengan baik, agar dalam setiap informasi yang diberikan oleh penyiar tidak ada gangguan. Sehingga programpun dapat tersiar secara baik. 2. Melakukan Event (off air) Selain melalui program strategi marketing untuk meningkatkan eksistensi radio Dakta adalah melakukan event-event off air yang dapat melibatkan pendengar secara langsung. Seperti acara “Safari Jum’at”, “ Pengajian Mingguan”, “Taklim Bulanan”, “Dakta Peduli”, Roadshow, seminar-seminar dan lain-lain yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antara crew radio
31
Dakta dan pendengar. Selain itu kegiatan-kegiatan tersebut berguna sekali untuk mempromokan radio Dakta kepada masyarakat Bekasi yang memang belum mendengarkan radio Dakta.
3. Dakta Card Sebagai salah satu bentuk aktualisasi dari visi dan misi Dakta, maka dirasa perlu untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih nyata dan bermanfaat bagi pendengar Dakta. Atas dasar tersebut, maka dibuatlah suatu produk yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih nyata dan bermanfaat bagi pendengar Dakta sebagaimana yang diharapkan. Produk tersebut adalah Dakta Card. Dakta Card adalah sebuah kartu yang dikeluarkan oleh Radio Dakta dan mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu: a. Sebagai Kartu Anggota Komunitas Radio Dakta b. Sebagai Kartu Diskon c. Sebagai kartu ATM Bank Syariah Mandiri Dakta Card pun mempunyai beberapa manfaat, diantaranya: 1. Sebagai Kartu Anggota Komunitas Dakta
32
a.) Memperoleh kesempatan mendapatkan berbagai kejutan hadiah pada program Dakta Card Surprise dan Top Saldo berupa umroh, sepeda motor, tv, handphone dan hadiah menarik lainnya. b.) Dapat mengajukan permohonan pinjaman lunak untuk usaha mikro, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Pinjaman seperti inilah yang sangat banyak dimanfaatkan oleh para pendengar radio Dakta.
2. Sebagai Kartu Diskon a.) Mendapat diskon diberbagai tempat belanja ( rumah makan/ restoran, toko busana, lembaga pendidikan, rumah sakit, klinik pengobatan, apotik, bengkel sepeda motor/mobil, tempat hiburan, toko kue dan lain-lain) yang telah bekerja sama dengan Dakta. b.) Mendapatkan diskon khusus pada kegiatan off air di radio Dakta. 3. Sebagai Kartu ATM a.) Dakta Card juga berfungsi sebagai kartu ATM, dimana transaksi uang dapat dilakukan di ATM Bank Syariah Mandiri/
33
ATM Bersama/ ATM Bankcard, sehingga memudahkan pemegang Dakta Card melakukan transaksi uang (penarikan tunai, transfer, pembayaran, dan lain-lain). b.) Dakta Card juga dapat dipergunakan sebagai kartu debet di tempat-tempat yang berlogo Debeet Mandiri. Dan bagi pendengar yang belum memiliki ATM Syariah, maka Dakta Card dapat menjadi sarana menabung syariah. Dengan cara ini pun ternyata banyak yang tertarik untuk membuat Dakta Card. Tujuan Dakta Card adalah dengan adanya program Dakta Card juga dapat meningkatkan pendengar radio Dakta itu sendiri. Dengan memiliki Dakta Card, berarti para pendengar telah ikut berpartisipasi bersama radio Dakta dalam membebaskan
ummat
golongan
ekonomi
lemah
dari
meningkatkan kesejahteraan ummat golongan ekonomi lemah.
jeratan
rentenir,
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta Setiap perusahaan yang ada sekarang ini pastilah mempunyai target kesuksesan tersendiri di setiap perusahaan. Kesuksesan merupakan hasil dari upaya yang telah dilakukan oleh seorang atau kelompok dalam melakukan
kegiatan.
Untuk
mendapatkan
kesuksesan
pastilah
membutuhkan strategi yang baik. Strategi dalam segala hal digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah diciptakan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak lepas dari strategi.
Strategi
marketing
communication
yang
tepat
dapat
menghindarkan perusahaan dari kerugian akibat kegiatan promosi yang tidak efektif dan efisien.1 Untuk kelancaran dan kesuksesan radio Dakta, maka devisi marketing melakukan tahapan-tahapan strategi, diantaranya:
1
John E. Kennedy& R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication, Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer,2009,cet-3, hal.1
33
34
1. Pembuatan Strategi Untuk mecapai kesuksesan yang maksimal devisi marketing radio Dakta pastilah membutuhkan strategi yang baik. Di bagian devisi marketing selalu membuat atau merancang suatu strategi untuk meningkatkan eksistensi radio agar lebih dikenal oleh masyarakat luas baik dengan cara on-air ataupun off-air. Strategi yang digunakan devisi marketing radio Dakta untuk mempromosikan program-programnya serta event-event nya melalui dua cara, yaitu menggunakan media seperti brosur, poster, baleho dan website, dan yang kedua dengan cara Barter Promo . a. Membuat kegiatan off air untuk mempromosikan radio Dakta. Program off air adalah kegiatan yang biasanya dilakukan diluar ruang siaran (out door) untuk menarik minat pendengar lebih banyak lagi. Kegiatan ini lebih sering dilakukan dengan melibatkan langsung pendengar, sehingga pendengar dapat langsung berinteraksi dengan penyiar. Dalam pelaksanaan kegiatan off air terdapat kelebihan dan kelemahan secara internal. Bentuk kelebihannya adalah adanya team work yang solid diantara anggota
devisi
marketing,
dimana
setiap
anggota
dapat
langsung
mengkomunikasikan ide-ide dimana saja tidak hanya saat meeting berlangsung tetapi komunikasi dapat terjadi pada saat perjalanan menuju lokasi atau saat acara
35
berlangsung. Team work juga tidak hanya terjadi diantara anggota team marketing saja, tapi juga sering terjadi team work yang cukup solid antara devisi program dan devisi on air. Ada kelebih berarti juga ada kelemahan. Kelemahannya adalah seringnya keterlambatan waktu dari seorang nara sumber, sehingga membuat acara pun menjadi terundur dari waktu yang sudah direncanakan. Radio Dakta pun mempunyai beberapa kegiatan off air yang dilakukan untuk meningkatkan pendengarnya, diantaranya:
1. Kegiatan Safari Jum’at. Kegiatan ini diadakan seminggu sekali, dan fungsi marketing disini bukan untuk mencari uang melainkan untuk mencari pendengar. Cara marketing melakukan Safari Jum’at adalah mendatangi mesjid untuk melakukan negosiasi kepada pihak mesjid untuk meminta izin menyiarkan isi khotbahnya, agar yang bisa mendengarkan khotbah Jum’at bukan hanya jamaah sholat Jum’at saja tetapi pendengar yang dirumah pun bisa mendengarkan. Disini marketing menawarkan kepada pihak mesjid, jika diizinkan isi khotbahnya disiarkan maka pihak radio akan mempromosikan mesjid tersebut. Pihak mesjidpun memberi informasi kepada masyarakat sekitar bahwa isi khotbah Jum’atnya akan disiarkan oleh radio Dakta, sehingga masyarakat mengetahui radio Dakta dan mulai mendengarkan radio Dakta.
36
2. Pengajian Mingguan Pengajian mingguan ini dilakukan langsung dihalaman depan radio Dakta. Pengajian ini berguna untuk memperkuat ukhuwa islamiyah, menambah ilmu tentang keagamaan serta memperkenalkan radio Dakta kepada masyarakat Bekasi sebagai radio informasi yang bijak dan cerdas. Pengajian ini biasanya dilaksanakan setiap hari selasa mulai dari jam 10.00-12.00 wib. Peserta pengajian ini adalah kaum wanita.
3. Taklim Bulanan Kegiatan taklim bulanan ini tidak jauh berbeda dengan pengajian mingguan. Yang membedakannya adalah peserta pengajiannya, di taklim bulanan ini peserta jauh lebih banyak dan dihadiri laki-laki dan perempuan. Kegiatan taklim seperti ini pun bertujuan untuk menambah saudara dan mempererat tali silaturahmi antar pendengar. Taklim seperti ini pun salah satu strategi devisi marketing untuk memperkenalkan radio Dakta kepada masyarakat khususnya di Bekasi.
4. Seminar – Seminar Di radio Dakta pun sering sekali melakukan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan pendengar. Biasanya seminar yang dilakukan oleh radio Dakta selalu bekerja sama dengan lembaga atau instansi yang
37
berhubungan langsung dengan tema atau nara sumber yang dapat dipercaya. Seminar tersebut juga sering berbentuk talk show interaktif. Maksudnya, dimana talk show tersebut tidak hanya dilakukan hanya satu arah tetapi akan dilakukan dengan sesi tanya jawab dengan pendengar. Dimana pendengar pun dapat ikut serta di dalam kegiatan talk show tersebut.
b. Cepat Tanggap Terhadap Lingkungan Devisi marketing pun harus pandai melihat situasi yang ada disekitar lingkungan. Karena dengan begitu devisi marketing bisa menggunakan itu semua untuk mempromosikan radio Dakta ke masyarakat Bekasi yang belum mengenal radio Dakta. Devisi marketing harus lebih “pekak” melihat peluang untuk mempromosikan radio lebih dari devisi manapun. Setelah dapat melihat peluang untuk mempromosikan radio Dakta, devisi marketing bisa menggunakan media brosur, spanduk dan yang lainnya untuk mengenalkan dakta.
c. Selalu Memberikan Program Siaran Yang Menarik Radio Dakta selalu memberikan program-program informasi yang bermanfaat demi memenuhi kebutuhan pendengar. Selain itu radio Dakta
38
pun mengemas acara semenarik mungkin sehingga pendengar pun tidak jenuh mendengarkan informasinya dan mudah diterima oleh pendengar.
d. Adanya pembuatan Dakta Card Dakta Card adalah sebuah kartu yang dikeluarkan oleh Radio Dakta dan mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu: a. Sebagai Kartu Anggota Komunitas Radio Dakta b. Sebagai Kartu Diskon c. Sebagai kartu ATM Bank Syariah Mandiri
Fungsi dari Dakta Card sangatlah bermanfaat, karena dengan mempunyai Dakta Card dan menjadi “Komunitas Dakta” para pendengar akan mendapatkan banyak keuntungan dan bantuan dari Radio Dakta. Bentuk keuntungan dan bantuan Dakta Card, yaitu: 1. Sebagai Kartu Anggota Komunitas Dakta pendengar dapat memperoleh kesempatan mendapatkan berbagai kejutan hadiah pada program Dakta Card Surprise dan Top Saldo berupa umroh, sepeda motor, tv, handphone dan hadiah menarik lainnya. Selain hadiah pendengar pun dapat mengajukan permohonan pinjaman lunak untuk usaha mikro, pendidikan, kesehatan dan lainnya.
39
Pinjaman seperti inilah yang sangat banyak dimanfaatkan oleh para pendengar radio Dakta. 2. Sebagai Kartu Diskon pendengar bisa mendapat diskon diberbagai tempat belanja ( rumah makan/ restoran, toko busana, lembaga pendidikan, rumah sakit, klinik pengobatan, apotik, bengkel sepeda motor/mobil, tempat hiburan, toko kue dan lain-lain) yang telah bekerja sama dengan Dakta dan mendapatkan diskon khusus apabila dilaksanakannya kegiatan off air di radio Dakta. 3. Sebagai Kartu ATM, Dakta Card juga berfungsi sebagai kartu ATM, dimana transaksi uang dapat dilakukan di ATM Bank Syariah Mandiri/ ATM Bersama/ ATM Bankcard, sehingga memudahkan pemegang Dakta Card melakukan transaksi uang (penarikan tunai, transfer, pembayaran, dan lain-lain). Dakta Card juga dapat dipergunakan sebagai kartu debet di tempat-tempat yang berlogo Debeet Mandiri. Dan bagi pendengar yang belum memiliki ATM Syariah, maka Dakta Card dapat menjadi sarana menabung syariah. Dengan cara ini pun ternyata banyak yang tertarik untuk membuat Dakta Card. Dakta Card ini dibuat sebagai salah satu bentuk aktualisasi dari visi dan misi Dakta, maka dirasa perlu untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih nyata dan bermanfaat bagi pendengar Dakta. Dengan promo Dakta card inilah yang menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan tingkat pendengar radio Dakta.
40
2. Penerapan Strategi Setelah membuat rumusan strategi yang di dalamnya telah ditetapkan latar belakang acara, konsep acara, tempat dan waktu, serta planning yang matang, devisi marketing radio Dakta berkomitmen puntuk saling bekerja sama antar anggota untuk selalu bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan strategi yang sudah direncanakan atau diformulasikan. Semua strategi yang dilakukan oleh devisi marketing selalu berhubungan dengan masyarakat langsung. Penerapan strategi yang dilakukan oleh radio Dakta selain untuk meningkatkan jumlah pendengar disetiap bulannya serta mendapatkan iklan untuk tetap eksis sekarang ini, tujuan utama radio Dakta adalah untuk tetap mempertahankan visi dan misi radio Dakta itu sendiri. Strategi marketing untuk mendapatkan iklan pun langsung dilakukan dengan cara meyakinkan klien dengan cara memberitahukan informasi tentang Dakta, frekuensi, program-program yang ada, lokasi kantor, jumlah pendengar sehingga klien yang ingin memasang iklan pun dapat tertarik dan percaya pada radio Dakta. Radio dakta juga menggunakan website untuk mempromosikan program-program radio kepada para pendengar guna meningkatkan jumlah pendengar
lebih
banyak
lagi.
Dengan
adanya
website
Dakta
(www.dakta.com), masyarakat luas dapat melihat program-program apa saja yang ada di radio Dakta baik on-air ataupun off-air beserta sinopsois
41
dari program tersebut. Di website Dakta ini juga dimuat informasiinformasi terbaru dari radio Dakta. Selanjutnya radio Dakta menggunakan Barter Promo sebagai salah satu strategi marketingnya. Barter Promo ini maksudnya adalah melakukan kerja sama baik dengan media cetak lokal maupun nasional, majalah Nur, Majalah Sarring. Radio Dakta juga melakukan promo dengan kegiatan-kegiatan off-air seperti “Safari Jum’at”, “Pengajian Mingguan” dan “Taklim Bulanan” seperti yang telah dijelaskan diatas.
3. Evaluasi Strategi Tahap terakhir dari strategi adalah evaluasi dari pelaksanaan strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi untuk tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang telah dinyatakan telah dicapai.2 Setiap sebulan sekali devisi marketing radio Dakta pastilah melakukan evaluasi. Seperti, menghitung kembali jumlah iklan yang sudah masuk disetiap bulannya apakah sudah mencapai target atau belum. Jika memang belum mencapai target devisi marketing akan melihat kembali tahapan-tahapan yang sebelumnya sudah dibuat, jika memang ada
2
Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta : Prenhalindo, 2002), hlm. 03
42
kekurangan maka seluruh anggota devisi marketing tersebut akan melakukan perbaikan disetiap tahapan yang dirasa kurang. Sama seperti dalam hal program, dalam sebulan sekali akan dilakukan evaluasi apakah suatu program mengalami penurunan atau peninngkatan dalam ratting. Jika mengalami penurunan maka akan mendengarkan
kembali
rekaman
siaran
program,
mencari
letak
kekurangan dan mencoba memperbaikinya di hari berikutnya. Pengevaluasian yang dilakukan Radio Dakta adalah untuk memecahkan masalah, mencari letak kekurangan dan mencoba mencari jalan keluaran dengan cara berdiskusi setiap sebulan sekali dengan masing-masing devisi. Itu semua dilakukan untuk terus mempertahankan bahkan meningkatkan eksistensi Radio Dakta terhadap para pendengarnya.
B. Manfaat Strategi Komunikasi Marketing di Radio Dakta Setelah melihat tahap-tahap strategi yang digunakan oleh devisi marketing radio Dakta, maka dapat dilihat manfaat dari strategi tersebut, yaitu: 1. Dapat memeberikan gambaran rencana jangka panjang yang akan dituju oleh radio Dakta nantinya. Contohnya, memberikan ide program-program yang baru untuk mendatang. 2. Dapat membantu radio Dakta beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi pada pendengar. Contohnya, dengan adanya taklim
43
mingguan dapat melihat apa saja yang sekarang ini dibutuhkan oleh para pendengar. 3. Membuat radio Dakta menjadi lebih efektif, tidak menjadi radio yang tidak mencerdaskan pendengar. Contohnya, seperti memperbanyak program-program informasi baik umum ataupun religi. 4. Dapat mengidentifikasi keunggulan radio Dakta dalam persaingan yang semakin ketat sekarang ini antar radio swasta. 5. Adanya aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan radio Dakta itu sendiri unrtuk mencegah munculnya masalah dimasa yang akan datang. 6. Keterlibatan antar devisi dalam pembuatan strategi akan lebih meningkatkan kinerja kerja mereka dan dapat meningkatkan kualitas radio Dakta itu sendiri. 7. Komunitas Radio Dakta kini terhitung sudah kurang lebih berjumlah 5.340 orang yang tersebar di Kota Bekasi dan Jakarta, dengan dominan laki-laki dan berusia sekitar antara 25-40 tahun.
C. Bentuk Komunikasi Marketing Radio Dakta Dalam mengerjakan pekerjaannya mempromosikan radio Dakta, devisi marketing menggunakan beberapa bentuk komunikasi, yaitu:
44
1. Komunikasi Interpersonal (komunikasi antar pribadi) Komunikasi Interpersonal (komunikasi antar pribadi) adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face), bisa juga melalui sebuah medium telepon.3 Komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh devisi marketing radio Dakta adalah berusaha untuk dapat saling memahami karakteristik pribadi rekan kerja satu team, dapat memahami persepsi satu sama lain, meningkatkan toleransi dan solidaritas serta menghindari konflik. Komunikasi lisan antar pribadi merupakan metode atau cara yang cukup efektif, percakapan yang dilakukan antar partner kerja dan dengan atasan merupakan cara yang paling cepat dan ekonomis tentang hal-hal yang seharusnya memang dikomunikasikan dengan baik. Komunikasi lisan yang dilakukan oleh devisi marketing, tidak hanya terjadiu disaat yang formal saja seperti saat rapat berlangsung tetapi berdiskusi, bertukar ide, memberi masukan dapat dilakukan diwaktu senggang seperti jam istirahat makan siang, itu pun dapat memberikan ide-ide segar untuk kemajuan radio Dakta selanjutnya.
2. Komunikasi Kelompok 3
Roudhona, Ilmu Komunikasi,(Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm.106
45
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama (adanya saling kebergantungan), mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda.4 Komunikasi kelompok adalah proses komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.5 Dalam bentuk komunikasi ini biasanya devisi marketing radio Dakta lebih sering berkomunikasi dengan devisi program untuk merencanakan strategi yang tepat agar meningkatkan eksistensi radio terhadap pendengar. Karena bagus tidaknya program yang ada di radio Dakta mempengaruhi minat dari pendengar.
3. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah sebagai petunjuk dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirarki antara yang satu dengan yang lain dan berfungsi dalam satu lingkungan.6
4
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet.ke-9 (edisi revisi), hlm.82 5 Roudhona, Ilmu Komunikasi,(Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm.124 66 Don F. Faules, R. Wayne pace, editor Mulyana, Dedy, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2001), cet ke.3,hlm. 31
46
Bentuk komunikasi ini biasanya dilakukan oleh devisi marketing radio Dakta untuk mendapatkan iklan. Biasanya marketing melakukan negosiasi
terhadap
organisasi
tertentu
untuk
meyakinkan
perusahaannya agar memasang iklan di radio Dakta.
D. Tingkat Keberhasilan Strategi komunikasi marketing radio dakta dalam meningkatkan eksistensi dikalangan pendengar Dengan menggunakan strategi komunikasi marketing seperti yang telah dijelaskan tadi, radio Dakta kini telah cukup berhasil untuk meningkatkan eksistensinya dikalangan pendengar. Ini ditandai dengan beberapa keunggulan yang telah dimiliki oleh radio Dakta, diantaranya: 1. Radio Dakta merupakan satu-satunya radio informasi yang bukan hanya menyampaikan informasi umum saja melainkan informasi yang nafaskan religi. Karena radio Dakta ingin menyampaikan informasi yang tidak hanya baik untuk dunia tetapi untuk akhirat juaga. 2. Radio Dakta mempunyai letak tempat yang sangat strategis, tidak ditengah-tengah pelosok. Sehingga jangkauan pendengar tidak hanya
47
masyarakat Bekasi saja tetapi kekota Jakarta bahkan sampai Tangerang. 3. Radio Dakta mempunyai tim yang sangat solid, tidak hanya antar anggota tiap devisi saja tetapi keseluruh anggota devisi lain. 4. Radio Dakta kini telah mempunyai hubungan yang sangat baik dengan instansi pemerintah, instansi swasta, wali kota, bupati dan yang pastinya dengan para pendengar.
E. Teori Performa Komunikatif Performa (performance) adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik dari pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi. Performance biasanya lebih dikenal dengan penampilan. Setiap organisasi atau perusahaan membutuhkan performa komunikasi tertentu untuk meningkatkan keuntungan bagi organisasi atau perusahaannya. Begitu pula dengan radio Dakta, selain harus mempunyai strategi marketing yang baik radio Dakta pun membutuhkan performa komunikasi yang baik pula untuk bisa lebih meningkatkan eksistensinya dikalangan pendengar dan juga dapat berkomunikasi dengan baik oleh pendengar dan masyarakat khususnya masyarakat Bekasi. Performa yang digunakan radio Dakta untuk meningkatkan eksistensi dikalangan pendengar, diantaranya adalah:
48
1. Performa Ritual (Ritual Performance) Performa Ritual (ritual performance) adalah performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan selalu berulang-ulang dilakukannya. Performa ini adalah yang lebih sering digunakan oleh para crew radio Dakta disetiap masing-masing devisi, ini dikarenakan performa ritual adalah performa yang lebih sering dikerjakan dan berulang-ulang sehingga dapat membantu pekerjaan lebih cepat. Performa Ritual dibagi menjadi empat poin, yaitu: personal, tugas, soaial dan organisasi. a. Ritual Personal (personal ritual) Ritual Personal (personal ritual) adalah rutinitas yang dilakukan di tempat kerja setiap harinya. Maksudnya adalah mencakup semua hal yang dilakukan oleh para anggota di masing-masing devisi secara rutin setiap harinya di radio Dakta. Ritual ini pun berguna untuk melancarkan kegiatan kerja setiap harinya. Misalnya, yang dilakukan oleh mba Anti selaku sekretaris redaksi di radio Dakta, setiap harinya harus mengurus rekap absen crew siaran dan narasumber program religi, selain itu juga mba Anti juga harus melakukan rekap laporan reporter (raport reporter) sebelum masuk kemeja siaran. Sekretaris redaksi pun tiap harinya mengurusi konfirmasi kehadiran dan materi untuk jadi bahan siaran. Kegiatankegiatan tersebut dilakukan setiap hari dan menjadi rutinitas dikantor. Ritual personal yang dilakukan seperti mba Anti adalah salah satu
49
contoh dari masing-masing personal crew radio Dakta untuk memajukan dan meningkatkan pendengar disetiap harinya. b. Ritual Tugas (task ritual) Ritual Tugas (task ritual) adalah perilaku rutin yang dikaitkan dengan pekerjaan seseorang. Ritual tugas ini biasanya membantu menyelesaikan pekerjaan. Di radio Dakta ritual seperti ini dilakukan hampir dietiap masing-masing devisi, karena setiap anggota masingmasing devisi bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya di radio. Misalnya saja, devisi marketing yang bertugas untuk mencari dan meyakinkan sponsor agar bisa diajak kerja sama. Biasanya devisi marketing ini akan meyakinkan klien agar menaruh iklannya di radio Dakta dengan cara mempersentasikan dulu semua tentang radio Dakta, visi misi serta keunggulan apa saja yang ada di radio Dakta, berapa jumlah pendengar, tujuannya adalah agar klien tertarik dan percaya untuk memasukkan produknya sebagai iklan di radio Dakta. Seperti itulah salah satu ritual tugas devisi marketing radio Dakta yang dikerja setiap harinya, yang bertujuan meningkatkan eksistensi radio Dakta. c. Ritual Sosial (social ritual) Ritual Sosial (social ritual) adalah adalah sebuah rutinitas yang melibatkan hubungan dengan orang lain ditempat kerja. Biasanya di radio Dakta rutinitas seperti ini dilakukan oleh semua crew disana
50
bertujuan untuk menambah tali persaudaraan antar crew dan agar lebih memahami karakter satu sama lainnya sehingga dalam hal kerjasama dalam pekerjaan pun dapat berjalan dengan baik. Misalnya saja, disaat jam istirahat para crew di radio Dakta melakukan makan siang bersama. Biasanya makan siang itu digunakan juga untuk berbincang-bincang tentang pekerjaan yang tadi sudah dilakukan selama seharian. Pembicaraan santai seperti itu dapat membuat rasa lelah yang tadi melanda dapat hilang begitu saja, bahkan seringkali karena mengobrol santai saat makan siang itu dapat menambah ide-ide baru yang segar untuk pekerjaan. Ritual sosial yang seperti ini lah yang lebih digunakan oleh anggota devisi marketing dan anggota devisi program membicaran atau mendiskusikan kegiatan atau acara apa saja yang akan dibuat selanjutnya untuk membuat pendengar lebih bersemangat mendengarkan radio Dakta dan tidak pernah bosan. Ritual makan bersama tidak hanya dilakukan oleh anggota devisi marketing dan devisi program saja tetapi antar anggota devisi yang lain pun sering dilakukan untuk memberikan saran-saran yang membangun atau bahkan kritikan. Pertemuan santai seperti ini pun tidak hanya dilingkungan kantor saja, tetapi terkadang saat jalanjalan akhir pekan bersama dengan salah satu kawan ke pusat perbelanjaan atau mall pun sering terjadi. Dengan ritual sosial seperti ini anggota setiap devisi dapat mendapatkan ide-ide cemerlang untuk memajukan radio Dakta pun sering terjadi diluar ruang meetting sekalipun.
51
d. Ritual Organisasi (organizational ritual) Ritual Organisasi (organizational ritual) adalah sebuah rutinitas yang berkaitan dengan organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Maksudnya adalah kegiatan perusahaan yang sering dilakukan untuk meningkatkan eksistensinya. Misalnya saja rapat evaluasi yang dilakukan radio Dakta sebulan sekali, yang bertujuan untuk mengevaluasi seluruh kinerja dari semua devisi. Kegiatan rapat evaluasi ini bertujuan untuk sama-sama mengetahui apa ssaja kekurangan dari masing-masing devisi selama satu bulan penuh dan membuat planning untuk bulan depan yang jauh lebih baik dari bulan ini. Membuat rencana kerja jangka pendek pun dilakukan dirapat evaluasi tersebut. Ritual organisasi ini diperlukan dan wajib diadakan sebulan sekali, karena penting untuk kemajuan dari radio Dakta ini sendiri.
2. Performa Sosial (social performance) Performa sosial (social performance) adalah perilaku organisasi atau perusahaan yang ditujukan untuk mendemonstrasikan kerja sama dan kesopanan dengan orang lain. Performa sosial ini merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk mendorong kerja sama diantara anggota antar devisi di dalam lingkungan radio Dakta. Performa sosial pun begitu penting bagi kelancaran kerjasama yang akan dibangun oleh radio Dakta
52
dengan sesama crew, narasumber maupun suatu perusahaan baru yang akan bekerjasama dengan radio Dakta. Misalnya, performa sosial seperti memberi salam atau senyum kepada crew yang lain akan membangun kerja sama yang baik secara psikologis. Jika sudah terbentuk komunikasi yang baik antar sesama maka itu akan membuat kerja team (team work) menjadi jauh lebih baik dan dapat menghasilkan karya yang jauh lebih baik pula. Contoh lainnya adalah, anggota devisi marketing yang bertugas untuk menjual program radio harus lah pandai mempersentasikan isi program radio Dakta secara jelas agar calon penaruh iklan tertarik dan percaya maka devisi marketing harus mempunyai teknik personality yang baik, tidak sombong, mudah senyum dan selalu ramah. Dengan performa sosial yang baik, maka akan terjalin hubungan komunikasi yang baik pula baik itu sesama anggota devisi atau pun diluar devisi tertentu. Kerja sama yang baik dapat menciptakan karya dan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1.
Strategi Komunikasi Marketing yang dilakukan radio Dakta adalah: a. Membuat kegiatan off air utuk mempromosikan radio Dakta Program off air adalah kegiatan yang biasanya dilakukan diluar ruang siaran (out door) untuk menarik minat pendengar lebih banyak lagi. Kegiatan off air yang dilakukan radio Dakta yaitu, Kegiatan Safari Jum’at, Pengajian Mingguan, Taklim Bulanan b. Seminar – Seminar Dengan adanya seminar-seminar yang dilakukan oleh radio Dakta masyarakat luas akan jauh mengenal radio Dakta sebagai radio informasi yang bermanfaat bagi pendengar. c. Adanya pembuatan Dakta Card Dakta Card ini dibuat sebagai salah satu bentuk aktualisasi dari visi dan misi Dakta, maka dirasa perlu untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih nyata dan bermanfaat bagi pendengar Dakta. Dengan promo Dakta card inilah yang menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan tingkat pendengar radio Dakta.
51
52
d. Selalu memberikan program siaran yang menarik Devisi program setiap harinya harus memiliki kegiatan program yang jauh lebih baik disetiap harinya. Program yang menarik dan informative yang harus ditonjilkan. 2. Bentuk Komunikasi yang dilakukan oleh radio Dakta adalah: a. Komunikasi Interpersonal (komunikasi antar pribadi) adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. b. Komunikasi Kelompok adalah proses komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok. c. Komunikasi Organisasi adalah sebagai petunjuk dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Dengan strategi komunikasi marketing dan bentuk komunikasi yang sangat baik tersebut radio Dakta kini telah mempunyai banyak pendengar baik di kota Bekasi atu diluar itu. Itu terbukti dengan semakin lebarnya jangkauan pendengar yang ada sekarang. Radio Dakta membuat image sebagai radio
53
informasi yang bijak dan cerdas. Sehingga visi misi radio dapat tertular kepada pendengarnya.
3. Performa Komunikatif Adanya performa komunikatif yang dilakukan oleh seluruh crew radio Dakta akan membantu membuat citra yang baik bagi radio Dakta dikalangan pendengar, selain itu hasil kerja crew akan bertambah baik dan maju. Performa yang lebih sering digunakan oleh crew radio Dakta adalah performa ritual dan performa sosial.
B. Saran Yntuk Radio Dakta: Radio Dakta kini sudah menjadi satu-satunya radio informasi yang menekankan pada unsur religi, saran penulis adalah untuk devisi program teruslah bekerja dengan keras dan solid untuk membuat program-program ataupun event-event yang jauh lebih bermanfaat dan menarik dari yang sudah-sudah. Untuk devisi marketing teruslah melakukan pekerjaan dengan menggunakan tahap-tahapan marketing yang sudah dikerjakan selama ini.
54
Untuk Crew Dakta: untuk seluruh crew radio Dakta, tetaplah menggunakan bentuk komunikasi yang solid seperti sekarang ini, tetap menggunakan team work untuk melakukan pekerjaan. Untuk Pendengar: tetaplah mendengar radio Dakta karena banyak sekali informasi yang sangat berguna baik umum maupun religi.
DAFTAR PUSTAKA Arikonto, Suharismi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti. Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989. Anggoro, Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan (Serta Aplikasinya di Indonesia). Jakarta : Bumi Aksara, 2005. Birowo, Antonius. Metode Penelitian Komunikasi. Yogyakarta: Gintanyali, 2004. R. David, Fred. Manajemen Strategi Konse. Jakarta: Prenhalindo, 2002. Jefkins, Frank. Public Relation. Jakarta : PT. Erlangga. Edisi ke-5, 2003. E Kennedy,John. & Soemanagara, R. Dermaawan. Marketing Communication. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer. Cet-3, 2009. Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004. Moleong, Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Mulyana, Dedy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet-9 (edisi revisi), 2007. Nawawi,
Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2000.
R. Jauch, Laurence & F. Glueck, William. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta : PT. Erlangga, Cet-3, 1988. Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Ciputat : UIN Jakarta Press, 2007. Ruslan, Rosady. Manajemen Humas dan Komunikasi Konssepsi dan Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Edisi Revisi, 2002. Siagian, Sondang. Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Ortganisasi. Jakarta: PT. Gunung Agung. Cet-2, 1986. Wahyudi, Agustinus Sri. Manajemen Strategik; Pengantar Proses Berfikir Strategik. Binarupa Aksara, 1996. Supratikno, Handrawan. Advanced Strategic Manajement; Back to Basic Approach. Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003. Syamsul M. Romli, Asep. Broadcast Jurnalism: Paaanduan Menjaadi Penyiar, Reporter, dan Script Writer. Bandung : Nuansa, 2004.
56
57
Uchyana, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Cet-4, 1992. Vivian, John. Tteori Komunikasi Massa. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008. West,Richard,
dan
Lynn
H.
Turner.
Pengantar
Teori
Komunikasi
Analisis&Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika, 2008. 1970 Expenditures for Corporate and Association Advertising, “Public Relation Journal” 27, no. 11 November 1971. Dikutip dari skripsi Yudhitia Ahmad, Strategi Komunikasi Marketing PR Trans TV Dalam Meningkatkan Rating Program Ekstravaganza, 2009 Website: http://pramsky.blogspot.com/2009/12/definisi-periklanan.html (22 maret 2011) jam 13.42 www.dakta.com (diakses tgl 26 April 2011,20.24 wib)
LAMPIRAN
Jadwal Acara, Crew Siar, dan Narasumber
Tarif Iklan
LOGO
PROFIL PENDENGAR
RADIO PARTNER
JANGKAUAN SIARAN
HASIL WAWANCARA Judul Skripsi : Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta 107 FM Dalam Meningkatkan Eksistensi Di Kalangan Pendengar. Nara Sumber : Suyanti, SE Jabatan
: General Manager
Tempat
: Kantor radio Dakta, Jln. KH. Agus Salim No. 77 Bekasi.
Waktu
: Selasa, 26 April 2011/ 10.00 Wib- selesai.
1. (T)Bagaimana sejarah berdirinya radio Dakta? (J)Adik bisa lihat di website kita di www.dakta.com untuk lebih jelasnya. 2. (T)Siapa saja segmentasi radio Dakta? (J)Segmentasi usia dari 24-45 tahun, usia yang sudah cukup matang dan usia yang sudah dapat mengambil sebuah keputusan. 3. (T)Bagaimana peran devisi marketing untuk memajukan radio Dakta? (J)Karena radio Dakta juga sama seperti perusahaan (PT) maka terdapat macam-macam devisi, seperti devisi off air, on air, devisi program, devisi marketing dan lain-lain. Devisi marketing yang bertugas menjual program radio. Program radio tersebut yang lalu kemudian dijual kepada pendengar. Percuma aja dong kita siaran dari pagi sampai malam tapi gak ada yang dengerin. Siapa pun pemasang iklan kita sampaikan “iniloh” radio dakta, frekuensinya sekian, jumlah pendengarnya sekian, program kita apa saja dan sampai mereka akan tertarik. Peran marketing disini memang lebih
untuk menjual. Seperti kamu (penulis) melakukan observasi, maka kamu akan mendengarkan dakta, kamu cek program-programnya, penyiarnya menyiarkan dengan baik atau tidak, suara tekniknya enak di dengar, lalu ada iklan-iklan yang masuk dan terlihat hasil yang baik maka akan ada pembicaraan tentang dakta antar orang-orang. Jadi, secara tidak langsung akan mengetahui radio Dakta. Tapi ada juga tugas yang benar-benar mempromokan dakta keluar itu bagian marketing devisi off air (identik dengan EO) mempublish/ mengeluarkan dakta dari posisi Dakta. Maksudnya ke mall, hotel, dan dimana saja yang disana ada kerumunan. Misalnya kita punya program “Safari Jum’at” yang diadakan seminggu sekali, di situ fungsi marketing tidak untuk mencari uang tetapi untuk mencari pendengar, karena tanpa diminta pasti akan banyak orang yang sholat jum’at. Dan disana marketing akan melakukan negosiasi. Untuk meminta izin untuk khutbahnya di siarkan oleh radio Dakta, dan sebelumnya mewawancarai penceramah tentang kegiatannya. Disamping untuk mempromosikan mesjid maka radio Dakta akan banyak di dengar oleh jamaah karena seminggu sebelumnya akan disampaikan oleh pengurus masjid bahwa khotbah jum’at tidak hanya di dengar oleh jamaah sholat jumat saja tapi juga di siarkan di seluruh Indonesia. 4. (T)Strategi apa yang digunakan Dakta dalam memasarkan programprogramnya agar pendengar tertarik?
(J)Pertama dakta dibantu oleh website Dakta. Dengan adanya website Dakta maka akan dapat mengetahui dengan mudah kegiatankegiatan Dakta, informasi-informasi baru, program-program Dakta serta sinopsisnya. Kedua, Dakta melakukan kerjasama dengan nama “Barter Promo”, maksudnya adalah kerjasama dengan media cetak lokal/nasional, majalah Nur, Majalah Sharring. Melakukan promo media cetak, promo website kemudia promo kegiatan-kegiatan offair. Seperti kami mempromokan kegiatan off-air “Safari Jum’at”. Selain itupun kami menyebarkan brosur sehingga mereka dapat mengetahui program-programnya. 5. (T)Apakah sudah maksimal penggunaan strategi yang telah dipakai sekarang? (J)Belum optimal. Karena optimal itu tidak ada ukurannya. Kalau seperti gelas itu jelas ada ukurannya, jadi kalau optimal akan sepenuh gelas itu. Jadi, kami melihat inovasi teknologi dan juga perkembangan dari kependudukan juga yah, makin berkembangnya orang, makin banyak lulusan bermacam-macam fakultas, jadi akan banyak persaingan-persaingan yang ada sehingga harus selalu melakukan inovasi agar radio Dakta tetap eksis. 6. (T)Apa target dari radio Dakta dan sudakah mencapai target tersebut? (J)Menambah jumlah pendengar, dengan cara di dalam devisi program setidaknya sebulan sekali harus mempunyai program off-air
hasil dari kreatif sendiri dan selama ini tercapai bahkan bisa sampai tiga kali. 7. (T)Strategi apa yang digunakan untuk meningkatkan pendengar radio Dakta? (J)Cepat tanggap terhadap lingkungan, baik perubahan maupun halhal yang baru. Contohnya, jika kita sering jalan lewat Ahmad Yani, kita harus jeli dengan jalan disebelah kanan-kiri. Jika kemarin kita jalan tidak ada spanduk, tapi hari ini ada spanduk yang bertuliskan “Hadirilah Pameran Buku di Senayan” dari tanggal1-5 April, nah...dari situ kita harus cepat tanggap. Seorang radio melihat spanduk seperti itu dapat banyak hal yang diambil. Pertama, oh... ada kegiatan, gw harus dateng nen! Dalam hal siaran kita dapat meliput dan mendapatkan berita. Kedua, dari segi marketing: oh...ada kegiatan, gw harus telpon panitianya minta dia pasang iklan di radio kita, bisa kita promoin kegiatan-kegiatannya supaya masyarakat Bekasi bisa datang kesan, kan gitu! Dan yang ketiga, di bagian marketing devisi off-air: oh...disana ada kegiatan! Kita ajak kerja bareng deh, logo kita dimasukin disana, kita boleh pasang stand gak disana?nanti kegiatan kalian kita live report deh samapai kita dapat tempat. Jadi, strateginya adalah cepat tanggap. Apapun yang kita lihat harus bisa kita “kriyet”, bisa kita jadikan uang bisa, kita jadikan network juga bisa, buat penambahan ilmu kita juga bisa dan yang pasti bisa menambah pendengar kita. 8. (T)Bagaimana alternatif yang dilakukan jika target belum tercapai?
(J)Jika belum tercapai kita harus melihat kekurangan kita sebelumnya seperti apa. Step-step yang ada sudah kita lakukan semua belum. Rekamannya kita dengarkan dan melihat kekurangan nya. Misalnya marketing target 50 juta tiap bulannya. Karena pakai sistem probabilitas maka marketing harus menawarkan kepada 50 klien agar ada yang tercapai karena perbandingannya 1:10, tapi jika marketing hanya menawarkan kepada 5 klien saja pastilah tidak akan tercapai targetnya. Marketing lebih mempromokan program radio bukan menjual. Marketing di Dakta membentuk brand image saja di dalam suatu produk. 9. (T)Bagaimana penerapan 4 p pemasaran, produk, price, promosi, place (distribusi)? (J)Itu harus berkesinambungan. Produk: kita harus mengetahui produknya seperti apa& fungsinya untuk apa, itu yang harus kita kuasai. Price: haraga pun kita melihat kepada siapa yang meminta. Misalnya kita berikan diskon 30% ke kamu (penulis) itu bisa, karena kamu mengerti iklan radio. Promosi: menjaga eksistensi radio ini sebagai radio informasi di Bekasi ini yang paling the best. Sebenarnya lebih kepada teman-teman penyiar agar pendengar tidak mengganti ke radio lain. Distribusi: program-program agar pendengar tertarik adalah program harus dikemas secara bagus, penyiarnya harus bagus, omongannya tidak muter-muter agar pendengar paham. 10. (T)Apa saja yang menjadi kekuatan radio Dakta?
(J)pertama, radio Dakta merupakan satu-satunya radio informasi, banyak radio yang hanya menyiarkan hiburan saja. Sedangkan informasi kita berbeda karena disitu ada unsur religi yang kuat. Kedua, posisinya strategis, kita tidak di dalam plosok. Ketiga, kami mempunyai tim yang solid. Dan kami mempunyai hubungan yang baik dengan instansi pemerintah, instansi swasta, wali kota dan bupati. 11. (T)Apa saja yang menjadi kelemahan dari radio Dakta? (J)Kelemahan di radio Dakta terdapat pada tenaga kerjanya, karena sekarang ini banyak tenaga kerja yang hanya sebatas kerja saja untuk menggugurkan kewajiban saja bukan untuk kreatifitas. 12. (T)Acara/ program apa saja yang lebih di minati oleh pendengar? (J)Yang acaranya bersifat interaktif. Contohnya program “Kajian Malam” pukul 20.00 – 22.00 wib dan program “Dakta pagi” pukul 06.00 – 09.00 wib. 13. (T)Bagaimana strategi Dakta memepertahankan pendengarnya agar tidak mengganti saluran radio lain? (J)Berusaha memberikan yang lebih baik, dalam arti memenuhi kebutuhan rekan-rekan. Seperti penyiar harus konsisten, on time, dan tidak sering bolos karena itu dapat mengacaukan program. Dan teknisnyapun berpengaruh, jangan sampai “kresk-kresek” salurannya dan selanjutnya pengemasan program. Misalnya dalam “Dakta Pagi”, penyiar harus menyampaikan headline koran dan membuka internet, agar tidak bosan dakta menghadirkan bintang tamu, jika
tidak bisa dapat dilakukan by phone, dan yang disampaikan bermanfaat bagi pendengar. 14. (T)Apa ke unggulan radio Dakta dibandingkan dengan radio dakwah lainnya? Contohnya? (J)Kalau dibilang radio dakwah, Dakta bukanlah radio dakwah namun radio informasi yang mempunyai prinsip “sampaikanlah walau 1 ayat”. Tapi karena yang menonjol program tausiyah/ religi maka masyarakat menganggap radio Dakta adalah radio dakwah. Sebenarnya kita lebih kearah mencerdaskan masyarakat dengan berbagai informasi. 15. (T)Bagaimana bentuk komunikasi yang di gunakan oleh devisi marketing di radio Dakta? (J)Jadi memang menggunakan komunikasi yang bebas tidak terikat. Di devinisi ini ada 6 orang, dan seminggu sekali kita melakukan pertemuan untuk saling sharring. Dalam bekerja devisi marketing melakukannya secara sendiri-sendiri dengan bagiannya masingmasing dan selalu dibebaskan memilih bagian-bagiannya. Namun hunting tetap bersama-sama karena kendaraan perusahaan terbatas dan agar tidak mubazir. Jadi mereka bekerja sendiri-sendiri tapi tetap saling berkomunikasi.
Nara Sumber
Suyanti, SE (General Manager)