FAKTOR-FAKTOR EFEKTIVITAS PROGRAM “SAKINAH, MAWADDAH, WA RAHMAH (SAMARA)” DALAM PEMBINAAN KELUARGA ISLAMI DI RADIO DAKTA 107 FM BEKASI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh Diah Anggraini NIM: 107051002626
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu penyataan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Maret 2011
Diah Anggraini
ABSTRAK Diah Anggraini Faktor-Faktor Efektivitas Program “ Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA)” dalam Pembinaan Keluarga Islami di Radio Dakta 107 FM Bekasi Keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA) merupakan keluarga yang dibangun berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah. Yakni keluarga yang didalamnya terdapat keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan secara materi (bersifat kebendaan) dan kebutuhan secara non materi (kasih sayang dan cinta). Dalam hal ini, Radio Dakta memiliki tujuan untuk membina masyarakat Bekasi untuk membina keluarganya menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah wa Rahmah, dengan bantuan narasumber yang ahli dibidang keluarga. Keefektifannya dalam menyampaikan pesan-pesan keluarga sakinah yang dikemasnya sesuai dengan kebutuhan pendengar mampu memberikan kontribusinya dalam menyelesaikan problematika keluarga dan mampu memasangkan ± 20 pasangan. Adapun pembahasan lebih rinci terumuskan dalam pertanyaan: (1) apa faktor pendukung efektivitas format siaran program Samara?, (2) apa faktor pendukung pesan yang dikemas tim produksi?, (3) apa faktor pendukung efektivitas kerja tim produksi?, dan (4) bagaimana keseimbangan program Samara on air dan off air? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif –analisis, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor efektivitas program Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA) dalam pembinaan keluarga Islami di Bekasi. Melalui observasi partisipan, wawancara, Focus Group Disscution (FGD) pada pendengar Samara, dan dokumentasi berupa rekaman program Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA) yang disiarkan secara on air dan foto-foto kegiatan Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA) secara off air. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) format yang digunakan adalah format Prolog Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Materi dengan Dua Arah, dan Tanya Jawab Multimedia,dengan faktor pendukung yang berorientasi pada narasumber, 2) faktor pendukung pesan yang terdiri dari: (a)urutan pesan deduktif, (b) gagasan menarik selanjutnya menerima pesan, (c) imbauan rasional, imbauan motivasi, dan imbauan emosional sebagai faktor pendukung, (d) abstraksi pesan, dan (e) pesan nonverbal, 3) faktor pendukung seorang komunikator yang terdiri dari: (a) kredibiilitas prior ethos, (b) atraksi narasumber, dan (c) kekuasaan tim produksi, dan 4) faktor pendukung keseimbangan program Samara on air dan off air adalah (a) kerjasama tim produksi dan keaktifan narasumber dalam menyeimbangkan pra-produksi sampai produksi bahkan sampai pasca produksi, (b) profesi radio sebagai Radio Islam, Radio Dakwah, (c) faktor nonverbal (pesan paralinguistik), dan (d) faktor komunikator yang menunjukkan kredibilitasnya. Berdasarkan temuan dan simpulan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung yang menonjol dalam efektivitas program Samara dipengaruhi oleh orientasi narasumber dalam kegiatan on air maupun off air.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, karena dengan rahmat, hidayah-Nya, serta shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. Skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dukungan serta kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ayahanda tercinta Pitoyo dan Ibunda tercinta Warih Septiarti serta Kakak ku Teguh Indrianto beserta Istrinya, Nurmalia Susanti dan Ricky Restianto yang selalu memberikan semangat dan pembelajaran yang tiada hentinya. 2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, serta
Seketaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4. DR. Armawati Arbi, M. Si yang telah menyempatkan waktu untuk memberikan bimbingannya hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini berdasarkan cara penulisannya, tujuannya, dan manfaat bagi masyarakat akademik. 5. Seluruh dosen atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan, dan pengalaman yang mendorong penulis selama menempuh studi, serta seluruh staff akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Pimpinan dan segenap staff Radio DAKTA 107 FM, yang telah bekerjasama dalam kelancaran penelitian skripsi ini serta motivasinya. 7. Ust. Anwar Anshari Mahdum Spd. yang telah bekerjasama dalam memenuhi data-data penelitian serta motivasinya untuk menyelesaikan penelitian. 8. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah . 9. Semua sahabat – sahabat ku seperjuangan KPI 2007, yang telah bersama-sama berjuang dan saling memberikan pengalaman dan motivasi. 10. Semua sahabat – sahabatku di Dewan Alumni SMAN (DASMAN) 3 Bekasi, teman-teman Dewan Kepengurusan Masjid (Rohis) SMAN 3 Bekasi dan sahabat – sahabatku di Bekasi. Semoga Allah memudahkan langkah kita. 11. Semua sahabat – sahabatku di UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid, dan Komisariat Dakwah Ushuludin dan Dakwah (KOMDA USWAH), terima kasih atas doanya. Allah selalu bersama kita. Akhirnya penulis menyadari dengan wawasan keilmuan penulis yang masih sedikit, referensi dan rujukan-rujukan lain yang belum terbaca, menjadikan penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Namun, penulis telah berupaya menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik yang membangun dari pembaca sebagai bahan perbaikan penulisan ini. Penulis berharap semoga Allah swt, memberikan balasan yang lebih dari semua pihak pada umumnya. Bekasi, Maret 2011
Diah Anggraini
DAFTAR ISI
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Permasalahan
1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
5
D. Tinjauan Pustaka
6
E. Kerangka Konsep
8
F. Metodologi Penelitian
11
G. Teknis Penulisan
13
H. Sistematika Penulisan
13
BAB II. KAJIAN TEORI
15
A. Format Program Radio
15
B. Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Pesan
28
C. Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Seorang Komunikator
37
BAB III. GAMBARAN UMUM PROGRAM SAMARA DAN RADIO DAKTA 107 FM BEKASI
BAB
43
A. Sejarah Radio Dakta 107 FM Bekasi
43
B. Profil Program Samara Dakta On air
47
C. Profil Program Samara Dakta Off air
51
IV.
FAKTOR-FAKTOR
PENDUKUNG
EFEKTIVITAS
PROGRAM SAMARA RADIO DAKTA 107 FM BEKASI
54
A. Faktor Pendukung Format Program Samara
54
B. Faktor Pendukung Pesan Program Samara
60
C. Karakter Komunikator Program Samara
80
D. Keseimbangan Program Samara On air dan Off air
89
BAB V. PENUTUP
93
A. Kesimpulan
93
B. Saran
94
DAFTAR PUSTAKA
96
LAMPIRAN
98
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi yang efektif apabila pesan yang disampaikan komunikator dapat dipahami oleh komunikannya, baik komunikasi secara langsung atau melalui chanel. Makna pesan yang disampaikan komunikator haruslah sama saat pesan itu sampai pada komunikan. Sehingga komunikator dapat mempengaruhi sikap komunikan. Efektivitas dalam memaknai pesan timbul adanya sikap komunikan dalam melaksanakan pesan yang diterimanya. Misalnya saja seorang anak kepada orang tuanya. Jika si anak melakukan perintah orang tuanya sesuai dengan keinginan orang tuanya, maka komunikasi yang terjalin efektif. Kemudian keefektifan komunikasi terlihat dari kenyamanan dan kesenangan komunikan saat menjalin interaksi dengan komunikator.
Kesenangan
ini
yang
akan
mengembangkan
suasana
komunikasi. Pesan yang disampaikan akan seragam sampai akhirnya komunikator dan komunikan menimbulkan sikap saling percaya. Efektivitas bermula dari komunikator dan pesannya. Komunikan atau pendengar tidak hanya mendengarkan apa yang komunikator sampaikan akan tetapi juga melihat siapa dia. Bukan hanya apa yang disampaikan tetapi siapa yang menyampaikan. Maka, dalam karakter komunikator, Aristoteles menyebutnya sebagai ethos. Ethos atau faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikator terdiri dari kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan. Akan tetapi, komunikator tidak lepas dari pesannya. Efektivitas pesan itu sendiri
dilihat dari urutan pesannya, struktur pesannya, bahasa verbal dan nonverbalnya, imbauan pesan dan ada/tidaknya abstraksi dalam pesan.1 Karakter efektivitas komunikasi tersebut tidak hanya dilakukan saat komunikasi secara face to face (pertemuan langsung), tetapi juga melalui media massa. Pesan yang disampaikan terurut dan terstruktur sehingga komunikan yang membaca atau yang mendengarnya paham dengan maksud komunikatornya. Seperti halnya penyampaian pesan melalui media massa elektronik, Radio. Radio memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh luas. Radio memiliki posisi yang stragtegis
dan
banyak kelebihan, diantaranya
radio
memiliki
kesederhanaan probability dan kemampuan menjangkau setiap pendengarnya yang sedang melakukan kegiatan-kegiatan lain sekalipun, atau bahkan sedang menikmati media massa lainnya. Hal ini dikarenakan radio tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Suatu pesan yang disampaikan oleh penyiar dan pada saat itu juga dapat diterima oleh masyarakat, walaupun sasaran yang dituju sangat jauh.2 Kelebihan-kelebihan yang dimiliki radio membuat komunikator untuk mengemas pesannya sehingga komunikan paham dengan apa yang didengarnya dan menyikapi apa yang telah didengarnya. Seperti radio Dakta yang dapat menyampaikan visi-misinya melalui pesan-pesan yang dikemas dalam program-programnya. Radio Dakta adalah radio komersial yang memiliki karakter sebagai radio informasi. Memberikan informasi secara 1
Jalaluddin Rakhmat, M. Sc. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2008), h. 256-294 2 Onong Uchajan Effendy. Dinamika Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2000). Cet. Ke-4, h.108
umum dengan realitas yang ada dan memberikan informasi tentang keislaman. Walaupun sebagai radio informatif, Radio Dakta hanya memberikan informasi-informasi yang bermanfaat bagi pendengarnya. Terutama informasi keislaman, yang dikemas dalam program-program unggulan. Salah satu progam yang memberikan informasi tentang keislaman adalah program Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah (SAMARA) keluarga
Islami
di
masyarakat
Bekasi.
Dakta dalam pembinaan
Untuk
selanjutnya
penulis
mengangkatnya dengan nama “Samara”. Program
Samara
merupakan
program
yang
pesannya
membina
masyarakat, khususnya di Bekasi untuk menerapkan keluarga Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah. Program ini terbentuk dari banyaknya pertanyaan yang masuk dalam program antatas alwanah religi (anda bertanya kami menjawab) mengenai problematika keluarga dan belum juga bertemu dengan jodohnya, sehingga membentuk program Samara. Adapun faktor lainnya, adalah kurangnya pemahaman masyarakat dalam mengelola keluarga sesuai dengan syariat Islam. Seperti yang dijelaskan dalam surat ar-Ruum ayat 21.
Artinya: “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
Program Samara telah menyumbangkan paradigmanya tentang keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah dalam kehidupan masyarakat di Bekasi. Banyak yang antusias dengan program tersebut dengan mengikuti kegiatan program Samara baik on air maupun off airnya. Pada program Samara on air yang secara live disiarkan pendengar dapat bertanya langsung pada narasumber. Narasumber memberikan paradigma kajian ilmiah mengenai keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah. Sehingga membuat pendengar memahami syariat Islam baik dalam mengelola keluarga maupun dalam meraih pasangan hidup kedepannya. Sedangkan program Samara off air merupakan program Samara turunan yang bersifat konsultasi yang tidak dibatasi dengan waktu dan berinteraksi langsung dengan narasumbernya dalam bentuk kajian/ta’lim dan pembentukkan kelompok (halaqah). Dalam Program Samara dengan narasumber memberikan pengalaman dan pemahamannya dalam mengelola keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah dengan pesan-pesan yang dikemas sesuai dengan karakter pendengarnya. Sehingga masyarakat khususnya keluarga di Bekasi, mampu memahami dan melaksanakan makna pesan dari narasumbernya. Mampu mengatasi permasalahan rumah tangga dan mampu mengatasi kegelisahan karena belum mendapat pendamping hidup sebanyak 20 pasang sampai saat ini.3 Tidak hanya itu, pendengar juga ikut mensukseskan kajian Samara off air sehingga menjadi anggota Samara.
3
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program Samara. (Bekasi: 25 Desember 2010)
Berangkat dari pemikiran di atas penulis tertarik untuk mengangkat judul penelitian
“FAKTOR-FAKTOR
EFEKTIVITAS
PROGRAM
“SAKINAH, MAWADDAH, WA RAHMAH (SAMARA)” DALAM PEMBINAAN KELUARGA ISLAMI DI RADIO DAKTA 107 FM BEKASI”. Yakni menganalisis lebih dalam faktor-faktor efektivitas program Samara di Radio Dakta 107 FM. B. Pembatasan Masalah dan Perumusan MasalaH 1. Pembatasan Masalah Penelitian ini berfokus pada tim produksi, pesan dan channel efektivitas yaitu format program Samara di Radio Dakta 107 FM Bekasi, baik program Samara on air maupun off air. 2. Perumusan Masalah Untuk itu, permasalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi faktor-faktor efektivitas yang meliputi sebagai berikut: a. Apa faktor-faktor pendukung efektivitas format siaran yang disiarkan program Samara di Radio Dakta? b. Apa faktor-faktor pendukung efektivitas pesan yang dikemas oleh tim produksi? c. Faktor-faktor pendukung efektivitas kerja tim produksi program Samara di Radio? d. Apakah program on air dan program off air saling mendukung efektivitas program Samara di Radio Dakta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung efektivitas format siaran terhadap siaran langsung program Samara di Radio Dakta,
b.
Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung efektivitas pesan yang dikemas dalam program Samara di Radio Dakta,
c.
Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung efektivitas kerja tim produksi dalam program Samara di Radio Dakta,
d.
Untuk mengetahui program Samara on air dan off air saling mendukung efektivitas program.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dari pembahasan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Secara akademis: menambah dan memperkaya wawasan pengetahuan konsep efektivitas dalam produksi program. b. Secara praktisi: memberikan gambaran pada media massa lainnya yang menjadi sarana dakwah untuk memakai metode dan format yang sesuai dengan kebutuhan objek dakwah. D. Tinjauan Pustaka Ulfatun Ni’mah menulis skripsi dengan judul “ Studi terhadap Konseling Keluarga pada Program Samara di Radio Dakta 107 FM”.4 Kesamaan
4
Ulfatun Ni’mah. Studi Terhadap Konseling Keluargga Pada Program Samara Di Radio Dakta 107 FM. Skripsi Bimbingan Penyuluhan Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah. 2010
penelitian tersebut dengan penelitian penulis adalah pada objek penelitiannya yaitu program Samara di Radio Dakta 107 FM. Juga subjeknya yang mengarah pada pendengar Radio Dakta 107 FM dalam konteks keluarga. Juga metodologinya dengan pendekatan kualitatif, analisis-deskriptif. Perbedaannya penelitian penulis terhadap penelitian sebelumnya adalah pada permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfatun Ni’mah mengenai studi konseling program Samara, sedangkan penelitian penulis mengenai faktor-faktor efektivitas program Samara dalam mengemas pesan keluarga yang Islami. Gita Desie Permanasari menulis skripsi dengan judul “ Efektivitas Program Iklan TV Produk Minuman Okky Jelly Drink terhadap Mahasiswa Fisip UI”.5 Perbedaan dengan penelitian ini adalah fokus penelitiannya pada efektivitas iklan terhadap mahasiswa UI. Objek dan subjeknya pun berbeda, objeknya terhadap efek mahasiswa UI, subjeknya pada program iklan minuman Okky Jelly Drink dengan metode survei. Sedangkan penelitian ini fokus penelitiannya pada faktor-faktor efektivitas program Samara, maka objek penelitian ini adalah program Samara, sedangkan subjeknya adalah tim produksi dan pendengar program Samara. Silma Mausuli menulis skripsi dengan judul “Efektivitas Dakwah Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi DKI Jakarta melalui Program Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tahun 2009”6.
5
Gita Desie Permanasari. Efektivitas Program Iklan TV Produk Minuman Okky Jelly Drink terhadap Mahasiswa Fisip UI. Skripsi Komunikasi. Fakultas Fisip. Universitas Indonesia. 2006 6 Silma Mausuli. Efektivitas Dakwah Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi DKI Jakarta melalui Program Musahabah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tahun 2009. Skripsi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. 2010.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah fokus penelitiannya pada efektivitas dakwah pada lembaga. Subjek dan objeknya berbeda, subjeknya terhadap Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an, sedangkan objeknya terhadap program Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). Metode yang digunakan adalah survei lapangan. Sedangkan penelitian ini fokus peneliannya pada faktorfaktor efektivitas program Samara, maka objek penelitian ini adalah program Samara, sedangkan subjeknya adalah tim produksi dan pendengar program Samara. E. Kerangka Konsep Faktor-faktor Pendukung Efektivitas Komunikasi
Efektivitas Komunikator
Faktor Pendukung Pengemasan program keluarga Sakinah
Efektivitas Pesan
-
Kredibilitas
-
Urutan pesan
-
Atraksi
-
Sturktur pesan
-
Kekuasaan
-
Imbauan pesan
-
Abstraksi
-
Non-verbal
Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (1974:9-14), komunikasi yang efektif menimbulkan tanda-tanda pengertian, kesenangan, mempengaruhi sikap, hubungan sosial yang baik dan tindakan. Pengertian yang dimaksud disini adalah penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud
oleh komunikator. Apa yang dimaksud komunikator dipahami oleh komunikan. Kesenangan bukanlah mencari informasi. Akan tetapi, komunikasi yang dilakukan untuk menimbulkan kehangatan, akrab dan menyenangkan. Mempengaruhi sikap, merupakan komunikasi yang dilakukan memiliki tujuan dan maksud tertentu. Sedangkan hubungan sosial yang baik akan melahirkan tindakan dalam masyarakat7. Seperti Lott dan Lott (1966) menemukan bahwa murid-murid belajar bahasa Spanyol lebih cepat bekerja sama dengan orangorang yang mereka senangi. Efektivitas komunikator dipengaruhi oleh faktor kredibilitas, atraksi dan kekuasaan. Kredibilitas merupakan persepsi komunikan terhadap komunikator. Tingkat kepercayaan yang ditimbulkan komunikan terhadap komunikator. Atraksi merupakan komunikasi yang
dilakukan komunikator terhadap
komunikan dikarenakan adanya kesamaan dan daya tarik fisik. Akan tetapi, atraksi lebih banyak terjadi jika ada kesamaan satu sama lain. Sedangkan kekuasaan, kekuatan komunikator dalam komunikasi. Komunikator memiliki kekuatan untuk melakukan apapun terhadap komunikas. Hal ini, tidak lain merupakan hasil dari kredibilitas dan atraksi komunikator terhadap komunikan.8 Aristoteles, dalam buku klasik tentang komunikasi De Arte Rhetorika, menerangkan peranan taxis dalam memperkuat efek pesan persuasif. Yang dimaksud taxis ialah pembagian atau rangkaian penyusunan pesan. Penyusunan pesan ditujukan untuk mudah dingat dan dapat melahirkan perubahan sikap. Pesan yang tersusun akan mudah dipahami oleh komunikannya. Setelah pesan 7
Jalaluddin Rakhmat, M. Sc. Psikologi Komunikasi. (PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2008), h. 13-15 8 Ibid, h. 256-267
itu tersusun, pesan juga terstruktur. Struktur pesan menunujukkan konsisten pesan oleh komunikator sehingga dapat mempengaruhi komunikan, baik dari sikap
maupun
cara
berpikirnya.
Imbauan
pesan
bermaksud
untuk
mempengaruhi orang lain dengan menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong perilaku komunikate. Kemudian, pesan yang terstruktur dilihat kembali supaya mengurangi bahasa-bahasa yang abstrak. Pesan verbal dan non-verbal pun termasuk dalam efektivitas pesan. Karena pesan itu dikatakan efektif apabila komunikator memberikan keyakinan pada komunikannya. Salah satu pemberian keyakinan itu dilihat dari penampilannya dan expresinya.9 Komunikator memiliki tujuan dalam menyampaikan pesan terhadap komunikan. Tujuan dari komunikator dalam program Samara adalah pesan yang terkandungan dalam Surat ar-Rum ayat 21. Kata litaskunu ilaiha, yang artinya bahwa Tuhan menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tentram terhadap yang lain. Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Jadi keluarga sakinah adalah kondisi yang sangat ideal dalam kehidupan keluarga, dan yang ideal biasanya jarang terjadi, oleh karena itu ia tidak terjadi mendadak, tetapi ditopang oleh pilar-pilar yang kokoh, yang memerlukan perjuangan serta butuh waktu serta pengorbanan terlebih dahulu.10 F. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian 9
Jalaluddin Rakhmat, M. Sc. Psikologi Komunikasi. (PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2008), h. 282-302 10 Ahmad Mubarok. Psikologi Keluarga. (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara, 2005).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif-analisis kualitatif dan paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme, dimana tiap individu akan memberikan pengaruh terhadap masyarakatnya, dengan catatan tindakan sosial dilakukan oleh individu harus berhubungan dengan rasionalitas dan tindakan sosial harus dipelajari melalui penafsiran serta pemahaman (interpretive understanding).11 Dalam hal ini pendengar dan tim produksi program Samara di Radio Dakta 107 FM Bekasi yang menjadi subjek penelitian.
Adapun untuk
menggambarkan realitas objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan informasi-informasi yang tampak. Dalam penelitian kualitatif ini penulis menggunakan teknik pengumpulan penelitian lapangan (Field Reseach), yakni mengumpulkan data dengan observasi, wawancara mendalam (interview) dan dokumentasi. 2. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di kantor Radio Dakta 107 FM Bekasi, yang berlokasi di Jl. KH. Agus Salim 77, Bekasi 17112. Adapun waktu penelitian ini dilaksakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2011. 3. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pendengar (anggota Samara) dan program Samara, yang disiarkan setiap Senin malam pukul 20.00 wib. Sedangkan objeknya yaitu efektivitas program Samara di Radio Dakta 107 FM Bekasi. 4. Tahap Penelitian 11
Ulviah Maullivah. Paradigma Konstruktivisme www.scribd.com › School Work › Essays & Theses. 2009
&
Paradigma
Kritikal.
Prosedur penelitian menggunakan berbagai instrument, sebagai berikut: a. Teknik Pengumpulan Data Instrument-instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Observasi Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui atraksi tim produksi pada pendengar saat mendengarkan program Samara di Radio Dakta 107 FM. Serta teknik penyampaian Ustad Anwar Anshari sebagai pembicara dalam kajian Samara off air. 2) Wawancara Wawancara mendalam sebagai primer dilakuan kepada tim produksi untuk mengetahui riwayat hidup, pengalaman dan cara kerja tim produksi program SAMARA Dakta di Radio Dakta 107 FM. 3) Focus Group Disscusion. Intstrument ini digunakan untuk mengetahui efektivitas pesan (imbauan pesan dan verbal & non-verbal) terhadap pendengar. 4) Dokumentasi Yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen. b. Teknik Pengolahan Data Dalam menyederhanakan data dan mengolah data, teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kategorisasi dan pola. Hasil penelitian lapangan dari wawancara di kategorisasikan dan dilihat keterkaitannya dengan fokus penelitian. Kemudian data dimasukkan ke dalam tabel untuk memudahkan dalam mengkategorisasikannya.
c. Teknik analisis data Temuan ditafsirkan berdasarkan kerangka konsep. G. Teknis Penulisan Teknis penulisan dalam skripsi ini berpedoman kepada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dam Disertasi)”, yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007. H. Sistematika Penulisan Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam lima bab. Masing-masing bab terbagi ke dalam sub-sub bab, dengan rincian sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN Membahas Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II: TINJAUAN TEORITIS Format Program Radio, Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Pesan, dan Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Seorang Komunikator BAB III: GAMBARAN UMUM PROGRAM “Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA)” DAN RADIO DAKTA 107.00 FM BEKASI Sejarah Radio Dakta, Profil Program Samara On air dan Profil Program Samara Off air
BAB
IV:
FAKTOR-FAKTOR
PENDUKUNG
EFEKTIVITAS
PROGRAM “Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah (SAMARA)” DAKTA RADIO DAKTA 107.00 FM BEKASI Faktor Pendukung Format Program Samara, Faktor Pendukung Pesan Program Samara, Faktor Pendukung Karakter komunikator Program Samara, dan Faktor Keseimbangan program on air dengan off air. BAB V: PENUTUP Membahas tentang Kesimpulan dan Saran.
BAB II. KAJIAN TEORI A. Format Program Radio Radio merupakan salah satu jenis media massa (mass media), yakni sarana atau saluran komunikasi massa (channel of mass communication), seperti hal suratkabar, majalah atau televisi. Ciri khas radio adalah auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. 12 Media radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” (the fifth estate) setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislative (parlemen), yudikatif (lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar.
Disebut kekuatan kelima karena
dianggap sebagai “adiknya” suratkabar. Yang menjadikan radio sebagai kekuatan kelima karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri seperti kekuatan sauara, musik, dan efek suara13. Stasiun penyiaran radio komersial dalam upaya mengoptimalkan pendapatannya berawal dari target dan perolehan pendengar. Data pendengar yang diperoleh dijadikan dasar untuk melakukan promosi oleh pengiklan, selanjutnya memberi slot waktu penyiaran radio tersebut.14 Tujuan program stasiun penyiaran radio komersial adalah untuk menyiarkan atau mengudarakan sesuatu yang bisa menarik perhatian pendengar, kemudian bisa “dijual” kepada para pengiklan. Untuk mengetahui bagaimana membuat
12
program menarik dan mendapatkan pendengar
Asep Syamsul M. Romli. Broadcast Journalism. ( Bandung: Nuansa, 2004), h. 19 Ibid, h. 19 14 Harley Prayudha, M. Si. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 46 13
merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam konsep radioprogramming dan setara dengan pengembangan format. Misalnya sebuah stasiun penyiaran radio komersial yang berhasil akan menerima dan meraih kelompok pendengar tertentu, maka konsep programming-nya harus memenuhi keinginan yang diharapkan oleh para pendengarnya.15 1. Format Pengelola stasiun penyiaran radio terlebih dahulu memperhatikan positioning yang dicapai dalam menentukan programming penyiaran radio. Positioning itu sendiri adalah upaya agar pendengar yang ingin diraih sesuai dengan citra yang dikehendaki. Salah satu upayanya adalah membuat format acara yang akan diudarakan kepada pendengar, sehingga antara positioning dan format akan membentuk citra stasiun penyiaran. Format adalah kerangka kerja, konseptualisasi dari sebuah stasiun siaran. Format siaran radio merupakan variasi – sekaligus distributor – program siaran informasi, musik, dan iklan. Setiap radio ,erancang format siarannya untuk target-target tertentu, yaitu: hiburan khalayak, peringkat rating, profesionalisme
memproses
informasi-auditif,
dan
memasok
persepsi
masyarakat akan informasi tertantu, serta merebut perhatian khalayak16. Menyusun format, sebaiknya memperhatikan faktor persaingan penyiaran radio,
geografis-demografis-psikografis-perilaku-individu
dalam
jumlah
populasi penduduk dan yang paling penting adalah memahami bagaimana
15
Ibid, h. 47 Septiawan Santana K. Jurnalisme Kontemporer. ( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h. 109 16
peluang periklanan dari positioning dan format stasiun untuk usaha penyiaran radio.17 Dalam penataan acara, yang akan dihadapi adalah elemen pendukung acara seperti musik, kata-kata, identitas stasiun, iklan, gaya siaran, dan penjadwalan acara sesuai dengan segmen-segmen waktu yang direncanakan. Oleh karena itu, setiap jamnya mengatur elemen-elemen acara yang sudah direncanakan agar tertata dengan baik, dalam kepenyiaran disebut “ Hot Clock” atau “ Format Wheel”. Kemasan inilah yang nantinya menjadi “roh” penyiaran dengan kemasan produksi yang khas dan beda dari stasiun penyiaran radio lain18.
Gambar 2.1 “Format wheel at all-news station” Sumber: Joseph R. Dominick, “Dynamics of Mass Commmunication”
17
Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 47 18 Ibid, h. 48
Gambar 2.2 Contoh Format Program Durasi 60 Menit Pada umunya, radio memiliki format penyiaran sebagai berikut: a. Siaran informasi. Informasi menjadi materi utama dalam siaran. Informasinya selalu diaktualisasikan, berdasarkan perkembangan peristiwa yang baru terjadi. Iklan menyusup sesekali, mengiringi sajian informasi. Talk show dipakai sebagai sisipan lain yang memperjelas pemberitaan. b. Siaran musik-informasi. Format ini menekankan musik sebagai targetnya. Dalam komposisi 6070% musik dan 30-40% informasi, format siaran radio ini mengisi kebuuhan masyarakat akan hiburan lewat radio. c. Siaran informasi-musik. Format siaran ini memakai perbandingan 60-70% informasi dan 3040% musik. Siaran informasinya menyisipkan musik sebagai selingan, namun dengan titik berat pada unsur informasi sebagai target siarannya.
d. Siaran musik Format siaran radio ini mencirikan stasiun radio yang menekankan musik sebagai piranti utamanya. Jumlah siaran informasi, termasuk program-program informasi singkat dan siaran berita, tidak melebihi 1020% waktu siaran. Selebihnya 80-90% diisi dengan siaran musik.19 Upaya yang dilakukan untuk menentukan jenis-jenis program yang menarik sesuai tipe pendengar yakni identifikasi format-format yang mendekati pendengar khusus. Suatu format pada dasarnya merupakan pengaturan elemenelemen program: musik, identitas stasiun, informasi, dan spot komersial ke dalam suatu susunan yang menarik untuk mempertahankan segmen pendengar yang dicari stasiun penyiaran radio. Misalnya, sebuah format yang diberi nama “Top 40” atau CHR ( Contemporary hit Radio) disusun dari rekaman-rekaman musik yang paling populer disajikan kepada pendengar remaja belasan tahun dan usia awal dua puluhan20. Rumusan untuk membuat format, mungkin bisa disebut sebagai produksi, personalitas, dan pembuatan program. Bagaimana ketiga komponen tersebut menjadi satu ke dalam sebuah format tergantung pada keputusan penjualan dari pengelolaan stasiun penyiaran radio yang bersangkutan. Keputusan itu biasanya, berdasarkan sebuah analisis persaingan yang cermat untuk disuguhkan kepada target pendengar dengan harapan pendengar itu akan
19
Septiawan Santana K. Jurnalisme Kontemporer. ( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h. 109 20 Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 51-52
menyukai dan setia terhadap stasiun radio tersebut. Format kemudian menjadi sebuah daya tarik positioning yang dapat menarik pendengar lebih banyak21. Format sangat penting karena menjadikan pribadi stasiun penyiaran radio tersebut dimaksimalkan untuk menarik pendengar. Penyiaran radio merakit formatnya dalam berbagai cara, hal termudah yang sering dijumpai yaitu membuat program yang diletakkan dibeberapa segmen waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan populasi dan demographi (usia, ekonomi, dan lainnya) pendengar akan dipengaruhi oleh ketertarikan pengdengar terhadap program-program yang disajikan. Ketertarikan itu disebabkan oleh kebutuhan dan keinginan pendengar, misalnya dipagi hari tentang lalu lintas, karena pendengar membutuhkan info lalu lintas, siangnya suasana santai dengan menyiarkan lagu-lagu, dan malamnya sesuai dengan program yang ingin didengar seperti talkshow22. 2. Penyiar Radio Yang menjadikan radio sebagai kekuatan kelima karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri seperti kekuatan suara, musik, dan efek suara23.
Kekuatan suara dan efek suara dipengaruhi oleh penyiarnya (announcer). Penyiar (announcer) adalah orang yang bertugas membawakan atau memandu acara radio, misalnya acara berita, pemutaran lagu pilihan, talk show, dan sebagainya. Penyiar menjadi ujung tombak sebuah stasiun radio dalam berkomunikasi dengan pendengar. Keberhasilan sebuah program acara – dengan parameter jumlah pendengar dan pemasukan iklan – utamanya 21
Ibid, h. 51-52 Ibid, h. 53-54 23 Asep Syamsul M. Romli. Broadcast Journalism. ( Bandung: Nuansa, 2004), h. 19 22
ditentukan
oleh
kepiawan
penyiar
dalam
membawakan
sekaligus
“menghidupkan” acara tersebut.24 Penyiar paling tidak selain harus memiliki suara yang bagus, bisa mengoperasikan peralatan siaran, juga harus memiliki kemampuan menulis paling tidak untuk mempersiapkan bahannya sendiri ketika siaran. Secara luas penyiar bisa diartikan sebagai penyaji musik dan kata-kata. Penyiar pada stasiun-stasiun penyiaran radio terkadang bisa juga difungsikan menjadi orang yang bertugas dalam produksi program, serta bisa menjadi operator studio, atau terkadang bisa berfungsi menjadi teknisi jika penyiar memiliki bakat dan memahami teknik, misalnya menangani komputer siaran, menempatkan mikrofon, menghidupkan dan mematikan pemancar. Tetapi, yang paling penting di masa sekarang dalam penyiaran radio, untuk menjadi penyiar selain harus memiliki dasar suara yang bagus, juga harus mampu memahami tentang penjualan stasiun penyiaran radio, serta tanggap terhadap hal-hal yang dihadapi dalam melakukan tugas-tugas kepenyiaran.25 a. Kecakapan Penyiar Ada beberapa kecakapan yang harus dimiliki seorang penyiar (announcer’s skill). 1) Berbicara. Pekerjaan penyiar adalah berbicara, mengeluarkan suara, atau melakukan komunikasi secara lisan. Karenanya penyiar harus “lancar bicara” dengan kualitas vocal yang baik – seperti pengaturan suara, pengendalian irama, tempo, artikulasi, dan sebagainya. Kelancaran berbicara dengan kualitas vocal yang baik dapaat sibentuk dengan latihan 24
Ibid, h. 31 Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Pneyiaran. (Malang: PT. Bayumedia Publishing, 2005), h. 204 25
pernafasan, latihan intonasi (nada suara), latihanan aksentuasi (konsep penekanan kata), latihan speed (kecepatan berbicara), dan latihan artikulasi (kejelasan pengucapan). 2) Membaca. Spoken reading, yakni membaca naskah siaran namun terdengar seperti bertutur atau tidak membaca naskah. 3) Menulis. Menulis naskah siaran merupakan bagian dari persiapan sebelum melakukan siaran.26 Menurut Ben G. Hennke dalam bukunya The Radio Announcer’s Handbook (1954), kecakapan yang harus dimiliki penyiar meliputi: 1) Komunikasi gagasan. Seorang penyiar mampu menyampaikan gagasan, pemikiran, atau informasi dengan baik dan mudah dipahami pendengar, 2) Komunikasi kepribadian, 3) Proyeksi kepribadian. Penyiar harus memproyeksikan dirinya sebagai pribadi yang memiliki keaslian suara, kelincahan dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, keramah tamahan sehingga hangat dan akrab di telinga pendengar, dan kesanggupan menyesuaikan diri, 4) Pengucapan yang jelas dan benar atas setiap kata atau istilah yang dikemukakan, 5) Kontrol suara, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality)27. b. Keterampilan Penyiar Radio Adapun beberapa keterampilan yang harus dimiliki seorang penyiar adalah, sebagai berikut: 26
Asep Syamsul M. Romli. Broadcast Journalism. ( Bandung: Nuansa, 2004), h. 32-33 Ibid, h. 38
27
1) Suara. Kebutuhan dasar seorang penyiar adalah suara. Suara yang sangat diharapkan adalah suara yang jelas, bergema dan tenang. Suara penyiar dalam media penyiaran radio memang lebih mementingkan kejelasan dan resonansi. Latihan dapat memungkinkan seseorang untuk meningkatkan keterampilan dan meningkatkan kualitas suara. Yang paling penting agar suara terdengar jelas dapat dipahami, bertenaga, resonansi yang bagus diperlukan latihan mengolah “Suara Diafragma”, yaitu suara yang keluar dari perut. 2) Pengucapan. Pengucapaan yang benar menjadi hal yang penting bagi penyiar dan yang dipahamai oleh pendengar. Perbedaan antar individu menurut latar belakang asal muasal penyiar diperlukan pembiasaan hal-hal yang menjadi standar penyiaran. Pengucapan yang “lebih disukai” oleh karya-karya referensi, tokoh public, dan oleh sejawat seharusnya menjadi pedoman penyiar. Gunakan keyakinan penuh dalam memilih pengucapan. 3) Artikulasi Hal ini berkaitan dengan pengucapan vocal, konsonan, dan difrong. Artikulasi harus jelas dan menyenangkan tanpa terlalu menarik perhatian. Pertimbangkan lagi posisi
pendengar
dalam
hubungannya
dengan
orang yang ada di depan mikrofon. Mikrofon berjarak sangat dekat dengan penyiar. Pendengar di rumah juga sama dekatnya dengan yang berbicara di depan mikrofon, karena suara. Pendengar akan sangat cepat tanggap terhadap kecerobohan dan perbedaan pada penyiar yang tidak terlatih. Devito, dalam bukunya “The Element of Public Speaking” menyebutkan:
Kejelasan ucapan dan pembendaharaan kata hamper sama, jika mengacu pada pengucapan, dimana menghasilkan suara dan kata-kata, tetapi mereka berbeda. Bagaimanapun tekniknya, kejelasan ucapan adalah perpindahan kata-kata yang dibuat sebagai perubahan dan gangguan pada aliran udara yang dikirim dari paru-paru.28 Maka, artikulasi yang baik membutuhkan suplai udara yang banyak, kerongkongan yang rileks, penggunaan kepaladan gerakan bibir, lidah, dan rahang yang kuat dan cerdas. 4) Penekanan Penyiar menggunakan penekanan untuk menunjukkan pada pendengar halhal yang penting atau tidak penting dalam suatu materi bacaan. Catatan untuk penyiar, bahwa perilaku yang empatik dan antusias dapat diterima jika sesuai dengan produk dan program acara, tapi jika penyiar melakukan “teriakan” dalam memberi penekanan, boleh jadi akan membuat pendengar tidak antusias dan malah bisa berakibat tidak suka. 5) Warna kata Warna kata sangat berkaitan dengan penekanan. Penekanan terutama yang berkaitan dengan kuat lemahnya suara, warna kata dengan kualitas suara serta sikap emosional. Seorang penyiar radio tidak hanya menampilkan denotation (tanda) saja yang telah diterima umum, tapi impression (kesan), behavior (perilaku), dan mood (suasana jiwa) juga harus dikomunikasikan kepada pendengar. 6) Kecepatan atau tempo Ada dua faktor yang berhubungan dengan kecepatan, yang pertama kecepatan keseluruhan, yaitu tingkat atau jumlah kata per menit, dan yang 28
Harley Prayudha. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Pneyiaran. (Malang: PT. Bayumedia Publishing, 2005), h. 206
kedua kecepatan dalam mengucapkan kata per kata. Pilihan kecepatan bisa mempengaruhi tingkat pemahaman. Penyiar perlu untuk mengetahui kapan harus lambat, bagaimana memperlihatkan kontras dalam ritme, dan bagaimana menggunakan jeda. 7) Infleksi (perubahan nada suara) Bahasa mempunyai pola melodi yang khusus. Pola melodi yang sangat umum adalah mekanis (menahan suara secara tradisional), pola menyanyi dan pola naik –turun. 8) Perilaku Hal terpenting dari perilaku pribadi penyiar adalah kepercayaan diri. Harus tenang
dan percaya diri saat mengudara.
9) Gaya Ini bisa dikatakan sebagai “personalitas” penyiar waktu mengudara. Seorang penyiar mungkin memiliki kehangatan, kekuatan dan terlihat seperti seorang teman yang menarik; penyiar
yang lain mungkin membuat
pendekatan “homey (seperti di rumah)”, yang berbicara sebagai seorang tetangga kepada tetangga yang lewat pagar belakang; yang lain mungkin percaya pada jaminan kewenangan, yang secara jelas tidak terganggu oleh sesuatu atau seseorang; penyiar menggunakan perilaku yang gembira dan lembut. 10) Pemahaman terhadap materi. 11) Penghafalan
Iklan dan kontinuitas acara kadang-kadang berhubungan dengan memori, meskipun praktik ini sekarang lebih jarang dilakukan dibandingkan dengan masa-masa awal penyiaran. 12) Sinkronisasi Penyiar radio harus mampu membayangkan bahwa pendengar dekat di sampingnya ketika dia membaca narasi. Penyiar harus tahu apa yang benarbenar bisa dibayangkan untuk mengarahkan perhatian pendengar, dan melalui nuansa ketika penyiar membaca, memberikan penekanan pada hal-hal tertentu.29 3. Produksi Penyiaran Radio Untuk menghasilkan bunyi atau efek tertentu yang diproduksi dari sebuah stasiun penyiaran radio bisa diciptakan atau dibentuk dengan menggunakan berbagai sumber. Suara yang unik dari sebuah stasiun penyiaran radio akan tercipta dari beberapa hal yaitu, kombinasi jenis musik yang memang diprogram sesuai rencana, gaya dan tatanan vokal yang diudarakan oleh para penyiar, teknik-teknik yang digunakan dalam proses produksi iklan komersial serta pada iklan layanan masyarakat, sound efek yang digunakan untuk mengiringi siaran, dan sejumlah teknik perekaman khusus lainnya serta penggunaan metode-metode produksi suara. Struktur departemen dari stasiun penyiaran radio sangat bervariasi disesuaikan dengan ukuran. Tingkatan manajer memiliki tanggung jawab akan perencanaan dan pelaksanaan kebijakan stasiun penyiaran radio, pemelihara hubungan dengan 29
Harley Prayudha. Radio:Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. (Malang: PT. Bayumedia Publishing, 2005), h. 205-215
komunitas, serta monitoring isi program, jumlah pendengar, dan informasi penjualan. 1) Program director, bertanggung jawab untuk suara stasiun
dan
menyupervisi musik atau materi acara lain untuk kelangsungan penyiaran dan juga bertanggung jawab performa penyiar. Tiga belas kerangka dasar untuk mengoptimalisasi kerja seorang pengarah program antara lain: monitoring, mendengarkan stasiun penyiaran radio setiap saat, setiap hari, dalam kondisi apa pun tetap memantau. Act (bertindak), mengoreksi kesalahan penyiaran sesegera mungkin, harus peduli dengan kesalahankesalahan yang dilakukan oleh tim kerja program. Create ( mencipta), membuat ide-ide baru untuk penyegaran. Involve yourself with your people (libatkan diri dengan semua karyawan), sering berdialog dengan tim kerja. Get
input
(cari
masukan),
memberikan
masukan-masukan
yang
membangun datang dari mana saja, mendorong untuk mempelajari kritikan-kritikan yang dilontarkan karena respeknya. Be aware of the competition
(menyadarkan
tentang
persaingan),
memahami
peta
persaingan. Involve yourself in the community (libatkan diri dalam komunitas), jangan melepaskan diri dari masyarakat, dalam hal ini adalah pendengar. Be positive (selalu berpikir positif). Share (berbagi), membicarakan gagasan-gagasan dan rencana stasiun penyiaran radio. Review your goal (telaah kembali tujuan-tujuannya), mengecek kembali apa yang sudah dilakukan oleh tim kerja. Set an example (berikan contoh), memberikan contoh untuk mengurangi kesalahan. Be conscious (hemat), menyadari tujuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan
tidak membuang-buang waktu. Do something (lakukan sesuatu), biarkan tim kerja melakukan pekerjaannya sehingga menimbulkan keterarikan dan keseriusan serta kepedulian terhadap stasiun penyiaran radio. 2) News department, bertanggung jawab untuk mengumpulkan, menulis, dan menyiarkan berita-berita atau informasi baik lokal, nasional, maupun internasional. 3) Sales, memiliki fungsi merencanakan dan mengelola kegiatan promosi dan penjualan stasiun penyiaran radio sesuai dengan strategi promosi yang telah ditentukan, serta segala aktivitas penjualan untuk mencapai target penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.30 B. Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Pesan Jose Delgado (1969) mengembangkan alat-alat stimulasi yang dapat merangsang otak. Dengan menggunakan transdermal stimoceiver yang ditanamkan pada otak pasien, dari jauh Delgado dapat menggerakkan tingkah laku orang: mengubahnya dari agresif menjadi tenang atau sebaliknya, dari gembira menjadi sedih atau sebaliknya. Dengan demikian Delgado menyatakan “ predictable behavioral and mental responses may be induced in direct manipulation of the brain.” (Perilaku dan respon mental yang dapat diramalkan dapar diinduksikan sengan manipulasi otak secara langsung).31
30
Harley Prayudha, M.Si. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 79 31 Ibid, h. 268
Delgado bekerja keras untuk mengidentifikasi daerah pada otak manusia, membuat peta otak, mengembangkan alat-alat elektronis halus; semua mengendalikan dan menggerakkan manusia.32 Goerge A. Miller menyatakan ada alat yang bisa mempengaruhi perilaku manusia, dapat mengendalikan pikiran manusia. Teknik ini telah digunakan manusia sejak presejarah. Teknik pengendalian perilaku orang lain ini lazim disebut bahasa. Bahasa yang merupakan kumpulan dari beberapa kata, dapat mengatur perilaku orang lain. Misalnya tangisan anak dapat menggerakan perilaku ibunya. Dengan aba-aba “maju, jalan” , seorang sersan dapat menggerakkan puluhan terntara menghentakkan kakinya dan berjalan dengan langkah-langkah tegap. Inilah kekuatan bahasa, kekuatan kata-kata, the power of words.33 1. Urutan pesan Aristoteles, dalam buku klasik tentang komunikasi De Arte Rhetorica menerangkan peranan taxis dalam memperkuat efek pesan persuasif. Taxis yang dimaksud adalah pembagian atau rangkaian penyusunan pesan. Urutan pesan seperti: pengantar, pernyataan, argument, dan kesimpulan.34 Beighley
pada
tahun
1952
meninjau
berbagai
penelitian
yang
membandingkan efek pesan yang tersusun dengan pesan yang tidak tersusun. Ia menemukan bukti yang nyata yang menunjukkan bahwa pesan yang diorganisasikan dengan baik lebih mudah dimengerti daripada pesan yang tidak tersusun baik. 35 32
Ibid, h. 267 Ibid, h. 267 34 Ibid, h. 294 35 Ibid, h. 294-295 33
Retorika mengenal enam macam organisasi pesan, yaitu deduktif, induktif, kronologis, logis, spasial, dan topical. Urutan deduktif dimulai dengan menyatakan dulu gagasan utama, kemudian memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan dan bukti. Sebaliknya, dalam urutan induktif
mengemukakan
perincian-perincian
dan
kemudian
menarik
kesimpulan. Urutan kronologis, pesan disusun berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa. Urutan logis, pesan disusun berdasarkan sebab ke akibat atau akibat ke sebab. Urutan spasial, pesan disusun berdasarkan tempat, sedangkan urutan topical, pesan diurutkan berdasarkan topik pembicaraan. Klasifikasinya dari yang penting kepada yang kurang penting, dari yang mudah menjadi sukar, dari yang dikenal kepada yang asing (Rakhmat, 1982:46).36 Alan H. Monroe menyarankan lima langkah dalam penyusunan pesan yang di sebut “motivated sequence”, yaitu sebagai berikut: a) Attention (perhatian) b) Need (kebutuhan) c) Satisfaction (pemuasan) d) Visualization (visualisasi) e) Action (tindakan)37 Jadi, pertama kali yang harus dilakukan untuk mempengaruhi orang lain adalah perhatiannya, selanjutnya bangkitkan kebutuhannya, berikan petunjuk bagaimana cara memuaskan kebutuhan itu, gambarkan dalam pikirannya keuntungan dan kerugian apa yang akan diperoleh bila menerapkan atau tidak 36
Ibid, h. 295 Ibid, h. 297
37
menerapkan gagasan tersebut, maka pada akhirnya mendorong untuk bertindak. 2.
Struktur Pesan Menyampaikan informasi di hadapan khalayak yang memiliki pemikiran
yang berbeda haruslah terstruktur isi pesannya. Tentukan terlebih dahulu pesan yang akan disampaikan apakah yang penting terlebih dahulu atau yang tidak penting. Koehler et al. (1978: 170-171), dengan mengutip Cohen, menyebutkan kesimpulan struktur pesan: a. Bila pendengar secara terbuka memihak satu sisi argumen, sisi yang lain tidak mungkin mengubah posisi mereka. b. Pembicara menyajikan informasi tentang persoalan yang menarik perhatian pendengarnya, sehingga akan diingat dan diterapkan. c. Menyajikan informasi yang menyenangkan bagi orang lain. d. Urutan pro-kontra lebih baik dibandingkan kontra-pro e. Argumen yang terakhir didengar akan lebih efektif bila ada jangka waktu cukup lama diantara dua pesan, dan pengujian segera terjadi setelah pesan kedua.38 3. Imbauan Pesan Pesan-pesan yang disampaikan dimaksudkan untuk mempengaruhi orang lain dengan menyentuh motif yang menggerakkan atau mendorong perilaku komunikate. Secara psikologis imbauan khalayak untuk menerima dan melaksanakan gagasan yang disampaikan, dipengaruhi oleh imbauan rasional,
38
Ibid, h. 297-298
imbauan emosional, imbauan takut, imbauan ganjaran, dan imbauan motivasional.39 Imbauan rasional menganggap manusia sebagai makhluk yang rasional yang baru bereaksi pada imbauan emosional bila imbauan rasional tidak ada. Menggunakan imbauan rasional artinya meyakinkan orang lain dengan pendekatan logika atau penyajian bukti-bukti.40 Imbauan emosional menggunakan penyataan-pernyataan atau bahasa yang menyentuh emosi komunikate. Lewan dan Stotland (1961) menunjukkan bahwa pengaruh imbauan emosional oleh pengalaman sebelumnya. Efek imbauan emosional akan kurang kuat jika topik yang dibicarakan bukan sesuatu yang baru, artinya, komunikate bereaksi berdasarakan kerangka rujukan yang sudah mapan. Betiinghaus (1973) menyarankan beberapa hal untuk membangkitkan emosi manusia, yaitu: a. Gunakan bahasa yang penuh muatan emosional untuk melukiskan situasi tertentu, b. Hubungan gagasan yang diajukan dengan gagasan yang tengah populer atau tidak popular.41 Imbauan takut menggunakan pesan yang mencemaskan, mengancam, atau meresahkan. Penelitian pertama menelaah imbauan takut dilakukan oleh Janis dan Feshbach (1953). Mereka menyampaikan topik kerusakan gigi pada siswa-siswa sekolah menengah. Sebagian menerima pesan yang sangat menakutkan, dan sebagian lagi menerima pesan yang kurang menakutkan.
39
Ibid, h. 298 Ibid, h. 298 41 Ibid, h. 299 40
Mereka menemukan bahwa tingkat imbauan takut yag rendah lebih efektif dalam mengubah sikap anak-anak terhadap kesehatan gigi. Mereka menduga tingkat kecemasan yang tinggi akan menimbulkan kecemasan yang tinggi sehingga komunikate kurang memperrhatikan pesan dan lebih banyak memusatkan perhatian pada kecemasannya sendiri.42 Imbauan ganjaran menggunakan rujukan yang menjanjikan komunikate sesuatu yag mereka perlukan atau yang mereka inginkan.43 Imbauan motivasional menggunakan imbauan motif (motif appeals) yang menyentuh kondisi intern dalam diri manusia. Imbauan motivasional diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu motif biologis dan motif psikologis44, berikut penjabarannya:
No. 1.
2.
42
Tabel 2.1 Imbauan Motif Motif Biologis Lapar dan dahaga Lelah Seks keselamatan Psikologi Organismis Ingin tahu Prestasi -
Sosial Kasih sayang
-
Harga diri Kekuasaan Transendental Rasa agama
-
Nilai filosofi
Ibid, h. 300 Ibid, h. 301 44 Ibid . 43
Imbauan motif
Kenikmatan, kesenangan, kemewahan Reaksi, permainan, pelepasan dari tegangan Daya tarik seks, perkosaan, penistaan Kesehatan, keamanan perlindungan, ketentraman
Pengetahuan, pengalaman, petualangan variasi Perjuangan, kemampuan, ambisi, kreasi, hasrat membangun Kesetiaan, kekeluargaan, simpati, rasa belas, hasrat meniru Kebanggaan, kemuliaan, gengsi, perhatian Kekuatan, paksaan, pengaruh, kebebasan Pemujaan, kesucian, mirakel, kegaiban, kepercayaan Keindahan, keagungan, keadilan, kebenaran
4. Abstraksi Abstraksi
adalah
proses
memilih
unsur-unsur
realitas
untuk
membedakannya dari hal-hal yang lain (Taylor el al., 1977: 48). Misalnya saja buku cerita. Buku cerita merupakan kumpulan dari kertas yang dijilid. Jadi, buku cerita satu kategori dengan buku induk di kantor, buku catatan anak sekolah. Hal ini diabstraksikan berdasarkan materialnya. Sedangkan apabila diabstraksikan berdasarkan fungsi informasinya, seperti media cetak, maka dikategorikan dengan surat-kabar, majalah, pamflet, buletin dan sebagainya.45 Abstraksi menyebabkan cara-cara penggunaan bahasa yang tidak cermat. Delapan buah diantaranya adalah: a. Dead level abstracting (abstraksi kaku). Berhenti pada abstraksi tertentu. Misalnya pembangunan, keadilan. Pada tipe ini biasanya digunakan oleh para politisi yang bertujuan untuk menarik perhatian dan mendapat dukungan. b. Undue identification (identifikasi yang tak layak). Maksudnya banyak menggunakan kata-kata abstrak. Misalnya “dasar batak”, “perempuan semuanya matrealistis”, dan sebagainya. c. Two-valued evaluation (penilaian dengan dua nilai). Adalah kecenderungan menggunakan hanya dua kata untuk melukiskan keadaan. Misalnya hitam-putih, baik-buruk, benar-salah, dan sebagainya.
45
h. 282-283
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008),
d. Intensional, yakni menggunakan makna yang dimaksud oleh seorang pemakai lambing. Misalnya makna ibu. Orang berbedabeda memaknai kata ibu. e. Isomorfisme,
yakni
pengelompokan
makna
sesuai
dengan
kesamaan budaya, status social, pendidikan, dan ideologi. Misalnya kelompok remaja mempunyai bahasa “prokem”: doku, bokap, bacut, sableng, teter, dan sebagainya. f. Inferensial, yakni objek, gagasan, pikiran, konsep yang dirujuk oleh kata tersebut. Misalnya “jari-jari” dapat menunjukkan setengah diameter, bagian dari roda sepeda, atau bagian tangan. g. Significance, yakni menunjukkan istilah sejauh dihubungkan dengan konsep-konsep yang lain. h. Tidak menggunakan kata dengan rujukan i. Tidak mempengaruhi pengamatan dengan kesimpulan46 5. Pesan non-verbal Duncan menyebutkan enam jenis pesan non-verbal, yaitu: a. Pesan kinesik, merupakan pesan yang disampaikan dengan menggunakan gerakan tubuh yang berarti. Pesan kinesik dapat dilihat dari tiga komponen: b. Pesan fasial, menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Leathers (1976: 33) menyimpulkan penelitian-penelitian tentang wajah; wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tak senang, yang menunjukkan apakah
46
Ibid, h. 268-284
komunikator memandang objeknya baik atau jelek, wajah mengkomunikasikan berminat dan tak berminat pada orang lain atau lingkungan, wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam
suatu
situasi,
wajah
mengkomunikasikan
tingkat
pengendalian individu terhadap pernyataannya sendiri, dan wajah mengkomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian. c. Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna. d. Pesan postural, berkenaan dengan keseluruhan anggota badan. Mahrabain menyebutkan tiga makna yang dapat disampaikan postur: immediacy, power, dan responsiveness. Immediacy adalah ungkapan kesukaan atau ketidaksukaan terhadap individu yang lain. Power mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator. Individu mengkomunikasikan responsiveness bila ia bereaksi secara emosional pada lingkungan, secara positif dan negetif. e. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan – tubuh - , pakaian dan kosmetik. Umunya pakaian yang digunakan untuk menyampaikan identitas kepada orang lain. Menyampaikan identitas berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang lain sepatutnya memperlakukan kita. Selain itu, pakaian dipakai untuk menyampaikan perasaan (seperti blus hitam ketika wanita berduka cita), status dan peranan
(seperti seragam pegawai kantor), dan formalitas (seperti memakai batik
untuk
situasi
informal).
Sedangkan
kosmetik,
mengungkapkan kesehatan, sikap yang eskpresif dan komunikatif, dan kehangatan (dengan mengatur warna bibir). f. Pesan paralinguistik adalah pesan non-verbal yang berhubungan dengan cara mengucapkan pesan verbal. Pesan paraliungstik terdiri atas nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme.47 C. Faktor-Faktor Pendukung Efektivitas Seorang Komunikator Persuasi
tercapai
karena
personal
pembicara,
yang
ketika
ia
menyampaikan pembicaraannya kita menganggapnya dapat dipercaya. Kita lebih penuh dan lebih cepat percaya pada orang-orang yang baik daripada orang lain: ini berlaku umunya pada masalah apa saja dan secara mutlak berlaku ketika tidak mungkin ada kepastian dan pendapat terbagi. Tidak benar, anggapan sementara penulis retorika bahwa kebaikan personal yang diungkapkan
pembicara
tidak
berpengaruh
apa-apa
pada
kekuatan
persuasinya; sebaliknya karakternya hampir bisa disebut sebagai alat persuasi yang paling efektif yang dimilikinya (Aristoteles, 1954:45).48 Aristoteles menyebutkan karakter komunkator ini sebagai ethos. Ethos terdiri dari pikiran baik, akhlak yang baik, dan maksud yang baik (good sense, good moral character, good will). Ethos atau faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikator adalah sebagai berikut:
47
Ibid, h. 289-294 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 255 48
1. Kredibilitas Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate (pelaku persepsi) tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung dua hal yaitu kredibilitas adalah persepsi komunikate; jika tidak inheren dalam diri komunikator, dan kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator.49 Karena kredibilitas itu masalah persepsi, kredibilitas berubah bergantung pada pelaku persepsi (komunikate), topik yang dibahas, dan situasi. Hal-hal yang mempengaruhi persepsi komunikate tentang komunikasi sebelum ia berlakukan komunikasinya disebut prior ethos (Andersen, 1972: 82). Misalnya tekun mendengarkan ceramah dengan penceramahnya diperkenalkan sebagai Kiai Haji Doktor, karena gelar-gelar itu melahirkan persepsi tentang kelompok yang mendalami ilmu agamanya. Kemudian prior ethos
juga dipengaruhi
oleh tindakan verbal
dan non-verbal
dari
komunikator.50 Dalam penelitiannya mengenai kredibilitas dengan deskripsi verbal, Kelman dan Hovland (1974:138-149) memutar kaset didepan subjek eksperimen. Pada suatu kelompok dikatakan bahwa pembicara adalah hakim yang banyak menulis masalah kenakalan remaja (kredibilitas tinggi); dan kelompok lain dilukiskan pembicara sebagai pengedar narkotika (kredibilitas rendah). Keduanya berbicara tentang perlunya perlakuan yang lebih ringan terhadap remaja-remaja yang nakal. Segera setelah komunikasi, sikap subjek diukur. Hasilnya menunjukkan bahwa subjek cenderung lebih setuju pada komunikator yang berkredibilitas tinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa 49 50
Ibid, h. 257 Ibid, h. 258
prior ethos mempengaruhi perubahan sikap komunikate ke arah yang dikehendaki komunikator. 51 Selain persepsi dan topic yang dibahas, faktor situasi juga mempengaruhi kredibilitas. Pembicara pada media massa memiliki kredibilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembicara pada pertemuan RT. Kredibilitas dipengaruhi oleh dua komponen, yaitu keahlian dan kepercayaan. Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikate tentang kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, atau terlatih. Kepercayaan adalah kesan komunikate tentang komunikator yang berkaitan dengan wataknya.52 Koehler, Annatol, dan Applbaum (1978: 144-147) menambahkan empat komponen lagi: a. Dinamisme; dipandang sebagai bergairah, bersemangat, aktif, tegas, dan berani. Hal ini memperkokoh kesan keahlian dan kepercayaan. b. Sosialibilitas; kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang periang dan senang bergaul. c. Kooreientasi; kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang mewakili kelompok yang disenangi, mewakili nilainilai kita.
51 52
Ibid. Ibid, h. 260
d. Karisma digunakan untuk menunjukkan suatu sifat luar biasa yang dimiliki
komunikator
yang
menarik
dan
mengendalikan
komunikate.53 2. Atraksi Atraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, dan kemampuan. Secara tidak langsung komunikasi terjalin pertama kali melihat dari wajahnya yang cantik atau tampan, hal ini dibuktikan oleh Shelly Chaiken (1979), yang menelaah pengaruh kecantikan komunikator terhadap persuasi dengan studi lapangan. Chaiken merekrut 110 komunikator – pria dan wanita - . Ia membaginya dengan keadaan fisik cantiktampan dan jelek. Mereka dilatih untuk menyampaikan persuasif tentang seruan agar universitas tidak lagi menyediakan makan pagi dan makan siang di ruang makan asrama. Hasil akhir, komunikator yang cantik dan tampan ternyata lebih berhasil meyakinkan responden dan mendapat persetujuan dengan menandatangi petisi yang disebarnya.54 Banyaknya kesamaan antar komunikator dengan komunikate juga merupakan faktor efektivitas komunikator. Rogers membuktikan pengaruh faktor kesamaan ini dari penelitian-penelitian sosiologis. Orang mudah berempati dan merasakan perasaan orang lain yang dipandang sama dengan mereka. Stotland dan Patchan (1961) juga menunjukkan bahwa kesamaan antara komunikator dan komunikate memudahkan terjadinya perubahan pendapat.
53 54
Ibid. Ibid, h. 261
Karena itulah, komunikator yang ingin mempengaruhi orang lain sebaiknya memulai dengan menegaskan kesamaan antara dirinya dengan komunikate, Kenneth Burke, ahli retorika, menyebut upaya seperti ini sebagai “ strategy of identification”. Hebert W. Simons (1976) menamainya sebagai “establishing common grounds”. Menyamakan pandangan antara komunikator dengan komunikate dengan menegaskan persamaan dalam kepercayaan, sikap, maksud, dan nilai-nilai sehubungan dengan suatu persoalan.55 3. Kekuasaan Dalam
kerangka
teori
Kelman,
kekuasaan
adalah
kemampuan
menimbulkan ketundukan. Seperti kredibilitas dan atraksi, ketundukan timbul dari interaksi antara komunikator dan komunikate. Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator dapat “memaksakan” kehendanya kepada orang lain, karena ia memiliki sumber daya yang sangat penting. Lima jenis kekuasaan: a. Kekuasaan
Koersif
(coercive
power).
Kekuasaan
koersif
menunjukkan kemampuan komunikator untuk mendatangkan ganjaran atau hukuman kepada komunikate. b. Kekuasaan Keahlian (expert power). Kekuasaan ini berasal dari pengetahuan, pengalaman, keterampilan, atau kemampuan yang dimiliki komunikator. c. Kekuasaan Informasional (informational power). Kekuasaan ini berasal dari isi komunikasi tertentu atau pengetahuan baru yang dimiliki oleh komunikator.
55
Ibid , h.262
d. Kekuasaan rujukan (referent power). Komunikate menjadikan komunikator sebagai kerangka rujukan untuk menilai dirinya. e. Kekuasaan legal (legitimate power). Kekuasaan ini berasal dari seperangkat peraturan atau norma yang menyebabkan komunikator berwewenang untuk melakukan suatu tindakan.56 Kekuasaan adalah pengaruh yang paling lemah dibandingkan dengan identifikasi dan internalisasi. Maka, kekuasaan sepatutnya digunakan setelah kredibilitas dan atraksi komunikator.
56
Ibid, h.265
BAB III. GAMBARAN UMUM PROGRAM SAMARA DAN RADIO DAKTA 107 FM BEKASI A. Sejarah Radio Dakta 107 FM Bekasi Sejarah Radio Dakta 107 FM Bekasi meliputi profil dan perkembangan, visi dan misi radio, dan program kerja radio. Berikut penjelasannya: 1. Profil dan Perkembangan
Eksistensi Radio Dakta berawal dari keinginan Bapak H. Iman Loebis, sebagai pemilik PT Java Motors yang bercita-cita untuk membangun sebuah radio sebagai sarana menyebarkan informasi dan dakwah ditengah masyarakat. Pada awal tahun 1991 beliau membeli izin Radio Famor yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Setelah melalui berbagai proses administrasi dan persiapan teknis maka dipindahkanlah izin penyiarannya ke wilayah Bekasi dengan tujuan agar daya pancarnya bisa menjangkau wilayah Jabodetabek.
Dibawah PT Radio Nada Komunikasiutama, pada 27 Maret 1992 mengudaralah Radio Dakta dengan format radio informasi digelombang FM 92,15 yang dipancarkan dari Jalan KH Agus Salim Nomor 77 Bekasi Timur. Menyusul adanya penataan frekuensi siaran radio yang dilakukan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika, maka sejak 1 Agustus 2004 Radio Dakta pindah gelombang di jalur FM 107.
Dalam perjalanannya Radio Dakta menglami beberapa kali perubahan format, yaitu beralih ke format Radio Sahabat Wanita, Radio Keluarga hingga akhirnya memantapkan kembali formatnya menjadi Radio Informasi bernuansa Islami sejak 1 Februari 2005 hingga sekarang.
Sejak awal bersiaran Radio Dakta memang dikenal masyarakat sebagai radio yang telah memberikan kontribusi dan melayani masyarakat luas, khususnya di wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi dengan menyajikan format interaktif, edukatif dan solutif. Kini radio Dakta dengan motto “ Bijak dan Cerdas” berkomitmen untuk memberikan sajian yang mencerdaskan dan mencerahkan bagi pendengar. Kami juga terus membangun kesadaran masyarakat tentang citizen journalism yang memungkinkan bagi pendengar untuk memberikan informasi secara langsung, menyampaikan saran dan keluhan tentang fasilitas dan pelayanan publik serta memberikan tanggapan dan opini mengenai berbagai isu-isu aktual yang sedang menjadi perhatian masyarakat.
Alhamdulillah ditengah semakin ketatnya persaingan industri penyiaran, Radio Dakta hingga kini masih tetap eksis melayani pendengarnya dengan beragam program acara yang mengedepankan konten informasi, pendidikan dan dakwah dengan warna yang unik dan berbeda dibandingkan radio-radio lainnya di Jabodetabek. Radio Dakta senantiasa konsisten untuk membangun komunitas pendengar yang produktif, kreatif dan mandiri dengan terus meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan profesional serta memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.
Kegiatan Radio Dakta 107 FM tidak hanya terpaku pada siaran on air, tetapi juga pada kegiatan off air yang sesuai dengan moment-moment tertentu atau sesuai dengan keadaan masyarakat seperti mother’s day, bakti sosial, pengobatan murah dan kegiatan kemanusiaan lainnya. Radio Dakta memiliki pendengar setia yang bergabung dalam member dakta card dan audience callnya adalah rekan dakta. Member dakta card memiliki berbagai fungsi yang menguntungkan pendengar setianya, yaitu: 1. Sebagai kartu anggota Komunitas Radio Dakta 2. Sebagai kartu Diskon diberbagai tempat belanja (rumah makan, busana, rumah sakit, toko buku, bengkel, apotik, lembaga pendidikan, dan lain-lain) 3. Sebagai kartu ATM Bank Syariah Mandiri.57 Dengan komitmen dan kedispilanan yang tinggi untuk memberikan yang terbaik bagi para pendengarnya, didukung oleh team work yang senantiasa melahirkan kreatifitas dalam menyampaikan informasi, hiburan serta dakwahnya
memberikan keyakinan
pada Radio
Dakta
untuk
tetap
berkontribusi untuk kemakmuran umat. 2. Visi dan Misi Visi dan misi bagi sebuah organisasi merupakan arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi. Visi dan misi merupakan gambaran tentang program yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi sehingga dengan
57
Company Profile Radio Dakta 107 FM Bekasi
adanya visi dan misi suatu organisasi akan lebih mudah dalam menentukan program kerja sesuai dengan tujuan organisasi tersebut. Visi dari Radio Dakta 107 FM adalah “Menjadi media informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia yang bernafaskan Islam sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan”.58
Sedangkan misi yang diusungnya adalah:
a. Membangun image sebagai radio pemersatu umat Islam, b. Radio yang memberi referensi ke-Islam-an yang lengkap dan baik , c. Mengantarkan kepada kemaslahatan umat59.
3. Program Siaran
Program acara yang disiarkan Radio Dakta 107 FM Bekasi merupakan program acara yang bersifat informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia yang bernafaskan Islam sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya. Secara umum Radio Dakta mengudara setiap harinya dari pukul 04.45-23.00 WIB dengan program yang dikemas secara rapih dan diklasifikasikan. Menghadirkan siaran yang beraneka ragam mulai dari acara hiburan, berita dan agama. Dalam persentase acara yang disiarkan yaitu format siaran: siaran kata 60%, iklan 25%, lagu 15%. Komposisi acara:
58 59
Company Profile Radio Dakta 107 FM Bekasi Ibid.
program informasi 60%, program religi 35%, program hiburan 10%. Sedangkan lagu: pop Indonesia 80%, nasyid 20%60.
B. Profil Program Siaran Samara Dakta On Air Program Samara adalah program yang menyiarkan nilai-nilai keluarga Islam. Nama SAMARA disalah satu program Radio Dakta merupakan singkatan dari kata Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah. Mawaddah merupakan kebutuhan yang bersifat kebendaan seperti uang, rumah, dan benda lainnya, rahmah merupakan kebutuhan yang bersifat perasaan seperti halnya kenyamanan, saling perhatian. Sedangkan sakinah merupakan pemenuhan dari mawaddah dan rahmah sehingga menjadi keluarga yang sejahtera. Jadi, maksud dari Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah atau yang disingkat dengan nama Samara adalah menciptakan kesejateraan dalam membina rumah tangga dengan memenuhi kebutuhan materi ataupun non-materi. Program Samara pertama kali disiarkan pada tahun 2002-an oleh Ustad Murhali Barda dengan konsep off air biro jodoh dengan nama SAKINAH, yaitu Satukan Kasih sesuai Sunnah. Akan tetapi, acara Sakinah tidak berjalan dengan baik, pasif selama 4 tahun. Kemudian Ustad Murhali Barda, Ustad Anwar Anshari Mahdum dan Ustad Warsono Bisri mengembangkan program Sakinah yang sempat pasif dengan mengganti nama menjadi Samara, program on air, yang merupakan singkatan dari sakinah, mawaddah dan rahmah61. Awal adanya program religi di Radio Dakta saat itu adalah program antatas alwanah religi (anda bertanya kami menjawab) yang dipimpin oleh 60
Ibid Wawancara dengan Ust. Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program Samara. (Bekasi: 25 Desember 2010) 61
Ustad Sulaiman Jaka dan Ustad Hafidz Ahsan Almahdani. Dalam program inilah semua permasalahan yang dihadapi pendengar dibicarakan dan dicarikan solusinya. Pembicaraa yang tidak terarah dan melebar, tidak spesifik, terbentuklah program kajian malam yang setiap harinya disesuaikan ilmunya. Salah satunya
program
Samara,
yang membahas
tentang
problematika rumah tangga dan proses menikah.62 Nilai dakwah pada program Samara adalah membangun keluarga yang berkah, membangun paradigma keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah serta proses mencapai keluarga yang SAMARA. Juga proses menemukan jodoh, karena yang harus dilakukan pertama kali adalah niat menikah dengan cara yang syar’i. Program Samara disiarkan secara langsung setiap hari Senin pukul 20.0022.00 WIB. Program ini merupakan bagian dari program Kajian Malam yang disiarkan setiap harinya. Metode yang digunakan dua arah, maksudnya pendengar tidak hanya mendengarkan siaran yang dilakukan akan tetapi merespon siaran tersebut dengan menanyakan materi yang disampaikan melalui via telpon, facebook dan sms. 1. Pendiri Program Samara On air Program Samara dipelopori atas ide Ustad Anwar Anshari Mahdum, Ustad Murhali Barda dan Ustad Warsono Bisri, dan didirikan atau dibentuk pada tahun 2002. 2. Waktu Penyiaran Program Samara On air
62
Ibid
Program Samara adalah program dakwah yang dimiliki Radio Dakta 107 FM yang diharapkan dapat memberikan kontribusinya dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah di kalangan masyarakat. Program Samara (on air) disiarkan pada malam hari secara live setiap pekannya, Senin pukul 20.00-22.00 WIB.63 3. Format Siaran Samara Dakta On air Format program Samara on air yang merupakan acara siaran berupa talk show, dibagi empat segmen dalam kajiannya. Segmen pertama, prolog. Segmen kedua, dialog atau percakapan antara penyiar dan narasumber yang merupakan prolog ke-2. Segmen ketiga dan keempat tanya jawab dengan multimedia. Keempat segmen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Format Program Samara On air Strategi Priming Ket. Sounder 1 Lagu nasyid dari Gradasi Pembukaan Sapa pendengar Tease1 Publikasi dan memanggil pendengar Prolog 1 Kasus-kasus (konseling off air) Dialog penyiar dan Skrip kasus narasumber (prolog 2) Tease2 Tetap dalam program Samara Iklan 1 4 iklan Jingle 1 Radio Dakta 107 FM Adlibs 1 Berita (ungkapan) Segmen ke- Sounder2 Lagu nasyid dari 2 Gradasi Tease3 Layanan interaktif Dialog penyiar dan Kasus problematika narasumber (prolog keluarga 2) Tease4 Tetap dalam program Segmen Segmen ke-1
63
Company Profile Dakta 107 FM. Bekasi
Menit 25 (detik) 5 menit
10 menit 15 menit
10 (detik) 5 menit 6 (detik) 2 menit 25 (detik) 10 (detik) 15 menit
10 (detik)
Iklan 2 Jingle 2 Adlibs 2 Segmen ke- Sounder3 3 Tease5 Dialog pendengar dan narasumber (tanya jawab 1) Tease6
Samara 4 iklan Radio Dakta 107 FM Berita (ungkapan)
5 menit 6 (detik) 2 menit
Lagu nasyid dari 25 (detik) Gradasi Layanan interaktif 10 (detik) Telepon 20 menit
Tetap dalam program Samara Berita+sponsor Dalm negeri dan luar berita negeri Iklan 3 4 iklan Jingle 3 Radio Dakta 107 FM Adlibs3 Berita (ungkapan) Segmen ke- Sounder4 Lagu nasyid dari 4 Gradasi Tease 7 Layanan interaktif Dialog pendengar SMS, facebook dan dan narasumber telepon (tanya jawab2 ) Kesimpulan Ringakasan Penutup Lagu nasyid “Kupinang Engkau dengan alQurán”
10 (detik) 4 menit 5 menit 6 (detik) 2 menit 25 (detik) 10 (detik) 22 menit
1 menit 1 menit
Sumber: Rekaman Program Samara on air
Pada program siaran Samara Dakta yang disiarkan secera on air dipertanggujawabkan kepada penyiar dan narasumber program Samara. Penyiar yang diberikan pertanggungjawaban program Samara on air adalah Maula Ahmad. Sedangkan narasumbenya adalah Ustad Anwar Anshari Mahdum Spd. Format siaran program Samara Dakta on air berisikan materi selama 60 menit atau 1 jam dari 2 jam, jam siar Radio Dakta. Penentuan tema disesuaikan dengan fenomena yang ada atau dari permintaan pendengar.64
64
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program Samara. (Bekasi: 15 Januari 2011)
C. Profil Program Siaran Samara Off air Awal mulanya terbentuk program Samara dimulai dari terbentuknya program off air dengan nama SAKINAH (Satukan Kasih menuju Sunnah). Program ini merupakan program off air yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan keluarga (dari pra nikah sampai pasca nikah). Kemudian program off air ini dihentikan selama 4 tahun. Kemudian terbentuk kembali program keluarga di Radio Dakta dengan nama baru, yaitu Samara (Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah) disiarkan secara on air. Kemudian dibentuk kembali program keluarga off air yang merupakan bagian dari Samara on air, yaitu Samara off air.65 Program Samara off air terbentuk dua tahun setelah program Samara on air. Usia program Samara off air sampai saat ini adalah berkisar ± 6 tahun. program Samara off air merupakan kajian mengenai menikah (pra-pasca menikah) dan program biro jodoh. Program Samara off air biasanya dilaksanakan setiap 2 minggu tiap bulannya. Pelaksanaan Samara off air di halaman kantor Radio Dakta, di Jl. Griya Agus Salim no. 77 Bekasi. 66 Tujuan dari program Samara off air adalah memberikan paradigma tentang keislaman. Paradigma keislaman yang dikembangkan dalam program Samara off air seperti memberikan pemahaman mengenai bagaimana Islam mengatur perjodohan, memberikan pemahaman mengenai proses menikah sesuai dengan nilai-nilai Islam, dan memberikan solusi dalam menyelasikan problematika rumah tangga secara Islam. 67
65
Ibid Ibid. 67 Ibid. 66
Program Samara off air terbagi menjadi dua bagian, yaitu kajian keluarga dan konsultasi. Kajian keluarga adalah kajian yang bersifat umum. Dihadiri oleh bukan hanya anggota Samara, tetapi juga bagi pendengar yang bukan termasuk anggota Samara. Kajian Samara off air menyajikan pemahaman membangun keluarga yang berkah. Dimulai dari proses niat menikah sampai membentuk keluarga yang sakinah. 68 Sedangkan program Samara off air yang berupa konsultasi dikhususkan bagi pendengar yang menjadi anggota Samara. Konsultasi Samara off air sifatnya pembentukkan kelompok (halaqah) setelah kajian Samara off air selesai. Pendengar dapat berkonsultasi mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik permasalah belum mendapatkan jodoh sehingga meminta untuk dicarikan jodoh sampai permasalahan rumah tangga bagi pendengar yang sudah berkeluarga. Konsultasi Samara off air tidak hanya dilakukan saat selesai kajian Samara off air saja, akan tetapi bisa dilakukan kapan saja. Tidak terikat oleh waktu. 69 1.
Pendiri Program Samara Off air Awal terbentuknya seluruh program off air di Radio Dakta dipelopori oleh
Ustad Warsono Bisri. Kemudian, program Samara off air dipegang tanggung jawabnya oleh Ustad. Murhali Barda. Program Samara off air didirikan atau dibentuk pada tahun 2004. Sifat program Samara off air berupa kajian keluarga Islam dan konsultasi. Untuk sekarang ini program Samara off air diasuh atau diisi oleh Ustad Anwar Anshari Hahdum.70
68
Ibid. Ibid. 70 Ibid. 69
2. Waktu Penyiaran Program Samara off air Program Samara adalah program dakwah yang dimiliki Radio Dakta 107 FM yang diharapkan dapat memberikan kontribusinya dalam membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah di kalangan masyarakat. Program Samara off air berupa kajian dilaksanakan pada minggu ke-2 tiap bulannya pukul 09.00-11.00 WIB di halaman Kantor Radio Dkata, Jl. Griya Agus Salim no.77 Bekasi , sedangkan program Samara off air berupa konsultasi dilaksanakan kapan saja, baik setelah kajian Samara off air maupun diluar waktu kajian Samara off air.71
71
Ibid
BAB IV. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG EFEKTIVITAS PROGRAM SAMARA RADIO DAKTA 107 FM BEKASI A. Faktor Pendukung Format Program Samara Format merupakan konseptualisasi dari sebuah perencanaan dalam stasiun radio. Format berfungsi sebagai urutan atau rangkaian acara yang akan disiarkan oleh radio. Pra produksi format merupakan kebijakan dalam perencanaan program acara. Kebijakan stasiun radio dalam menjalankan program acara yang bersifat susunan acara (rundown). Kebijakan ini dilaksanakan pada saat siaran berlangsung. Tidak semua rencana dilaksanakan saat on air karena dipengaruhi oleh keberadaan narasumber dan hambatan lainnya. Maka, diperlukan evasluasi dalam setiap pelaksanaan program on air. Berdasarkan teori dan olah data dari tiga rekaman. Dimulai dari pembahasan berikut ini: Ketiga rekaman tersebut menjelaskan bahwa terbagi empat segmen dalam dua jam siaran pada program Samara on air. Segmen pertama(1), pada segmen ini pembukaan dimulai dengan memutarkan sounder lagu dari grup Nasyid Gradasi dengan judul “Kupinang Engkau dengan al-Qurán”. Kemudian, pembukaan oleh penyiar dengan menyapa pendengar dengan panggilan rekan dakta dan melakukan lead mengenai tema yang akan dikaji dan tease, yaitu memanggil pendengar. Menyapa narasumber yang sudah berada di studio, serta mempersilahkan narasumber untuk memberikan prolog1. Prolog1 yang disajikan merupakan kasus masyarakat dari program off air (konsultasi).
Segmen kedua (2), penyiar dan narasumber berdialog (prolog2) atau tanya jawab mengenai prolog yang disampaikan oleh narasumber sebelumnya dan juga membahas kasus-kasus yang terjadi pada masyarakat. Hal ini merupakan pendalaman materi dari prolog1. Segmen ketiga (3), segmen ini, tim produksi membuka layanan interaktif bagi pendengar (rekan dakta) yang ingin bergabung dengan memberikan pertanyaan ataupun tanggapan mengenai pembahasan sebelumnya. Dengan menggunakan beberapa media seperti telepon, pesan singkat atau SMS, dan facebook. Pada segmen ini, tim produksi membuka layanan telepon terlebih dahulu. Sedangkan, segmen keempat (4), tidak jauh berbeda dengan segmen ketiga. Karena segmen ketiga dan keempat merupakan segmen khusus bagi pendengar yang ingin bergabung melalui layanan interaktif (tanya jawab) dengan SMS dan facebook. Tidak ada umpan balik dari pendengar. Kemudian, kesimpulan dan penutup.72 Penggunaan lagu sounder merupakan permintaan dari narasumber untuk lebih memberikan warna dan karakter pada program Samara. 73 Adapun iklan yang menjadi jarak antara segmen satu dengan segmen yang lainnya merupakan iklan produk-produk lembaga Islam yang bekerjasama dalam menyiarkan Islam dan juga melibatkan jasa narasumber di Radio Dakta.
72
Rekaman Format Program Samara on air. Lihat di lampiran Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program Samara. (Bekasi: 25 Februari 2011) 73
Berdasarkan tiga rekaman format siaran Program Samara Dakta dapat disimpulkan bahwa secara umum format yang digunakan adalah sebagai berikut:
Segmen Segmen ke-1
Table 4.1 Format Siaran Program Samara Secara Umum Strategi Priming Ket. Menit Sounder Lagu nasyid dari Gradasi 25 (detik) Pembukaan Tease
Segmen ke-2
Segmen ke-3
Segmen ke-4
Sapa pendengar 5 menit Publikasi dan memanggil pendengar Prolog 1 Kasus-kasus 10 menit (konseling off air) Dialog penyiar dan Skrip kasus 15 menit narasumber (prolog 2) Tease Tetap dalam program Samara 10 (detik) Iklan 4 iklan 5 menit Jingle Radio Dakta 107 FM 6 (detik) Adlibs Berita (ungkapan) 2 menit Sounder Lagu nasyid dari Gradasi 25 (detik) Tease Layanan interaktif 10 (detik) Dialog penyiar dan Kasus problematika keluarga 15 menit narasumber (prolog 2) Tease Tetap dalam program Samara 10 (detik) Iklan 4 iklan 5 menit Jingle Radio Dakta 107 FM 6 (detik) Adlibs Berita (ungkapan) 2 menit Sounder Tease Dialog pendengar dan narasumber (tanya jawab 1) Tease Berita+sponsor berita Iklan Jingle Adlibs Sounder Tease Dialog pendengar dan narasumber (tanya jawab2 ) Kesimpulan Penutup
Lagu nasyid dari Gradasi Layanan interaktif Telepon
25 (detik) 10 (detik) 20 menit
Tetap dalam program Samara Dalm negeri dan luar negeri 4 iklan Radio Dakta 107 FM Berita (ungkapan) Lagu nasyid dari Gradasi Layanan interaktif SMS, facebook dan telepon
10 (detik) 4 menit 5 menit 6 (detik) 2 menit 25 (detik) 10 (detik) 22 menit
Ringakasan 1 menit Lagu nasyid “Kupinang 1 menit Engkau dengan al-Qurán”
Armawati Arbi, menemukan dan mengelompokkan hasil penelitian ke dalam tipe format menjadi dua, yaitu tiga tipe Format Dialog dan dua tipe Format Pendakwah Menjawab. Tipe format Dialog terbagi menjadi tiga kelompok: a) Narasumber dan Pendengar, b) Penyiar dan Pendengar dan c) Pendengar dan Pendengar. Sedangkan format Pendakwah Menjawab terbagi menjadi dua kelompok: a) format Pendengar Bertanya dan Pendakwah Menjawab, tanpa Umpan Balik dan b) format Pendengar Bertanya dan Pendakwah Menjawab, dengan Umpan Balik Tertunda.74 Berdasarkan temuan di atas, format Program Samara menggunakan dua tipe format, yaitu a) format dialog antara penyiar dan narasumber sebagai fragmen di Radio SPFM dan b)format Pendengar Bertanya dan Pendakwah Menjawab dengan multimedia, Tanpa Umpan Balik di Radio Bens dan skrip solusi. Kelebihan format Radio SPFM yakni, memudahkan pendengar untuk memahami pesan yang disampaikan narasumber. Kelemahannya narasumber harus mempersiapkan rekaman drama sesuai dengan kasus yang akan dianalisis.75 Sedangkan kelebihan menggunakan format Radio Bens , yakni Pendengar bertanya Pendakwah menjawab tanpa umpan balik ialah memberikan ruang dan waktu yang cukup banyak kepada pendengar untuk mengajukan pertanyaan. Kelemahannya, banyak SMS yang dijawab oleh
74
Armawati Arbi, Dakwah Melalui Radio: Konstruksi Radio Dangdut Jakarta Atas Realitas Problem Keluarga. Disertasi Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel. Surabaya. 2010 75 Ibid, h. 279-280
narasumber sehingga pembahasannya melebar dan tidak berfokus pada satu tema.76 Table 4.2 Format Program Samara Priming Prolog 1 Prolog 2 Tanya-jawab multimmedia 1 Tanya-jawab multimedia 2 Kesimpulan
Format Skrip kasus (hasil konsultasi off air) mengenai tidak merasakan cinta dalam rumah tangga Pendalaman materi secara dua arah (dialog) Tanya jawab dengan media telepon Tanya jawah dengan media SMS dan Facebook Hasil dari pembahasan
Berdasarkan table di atas, dapat disimpulkan tipe format program Samara adalah format Prolog Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Dua Arah, dan Tanya Jawab Multimedia. Kelebihan format Prolog Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Dua Arah, dan Tanya
Jawab
Multimedia
adalah
memudahkan
narasumber
untuk
menyampaikan pesan atau informasi dengan menggunakan skrip kasus, membingkai narasumber sebagai pendakwah yang ahli dibidang keluarga dengan segala kasus yang dihadapi, dan mempermudah pendengar untuk berpartisipasi melalui beberapa media yang di sediakan oleh tim produksi. Kelemahan format tersebut adalah waktu untuk pendengar lebih sedikit dibandingkan narasumber. Batasan waktu untuk menerima telepon dan membacakan SMS dan facebook sangat terbatas, sehingga tidak banyak SMS atau facebook yang dibacakan. Kesempatan untuk pendengar sangat kecil dibandingkan narasumber.
76
Ibid, h. 295
Format prolog skrip kasus terdapat pada segmen kesatu (1). Pada segmen ini narasumber memberikan informasi dan memberikan penjelasan dengan menampilkan kasus-kasus masyarakat saat konsultasi secara off air. Kasuskasus tersebut dijadikannya sebagai bahan informasinya supaya pendengar dapat memahami dengan mudah. Format prolog pendalaman dua arah dilakukan pada segmen kesatu (1), setelah prolog skrip kasus, dan juga pada segmen kedua (2). Keaktifan penyiar untuk menanyakan lebih dalam prolog yang disampaikan narasumber dengan menanyakan fenomena yang ada di masyarakat. Sifatnya tanya-jawab, penyiar bertanya dan narasumber menjawab. Tujuan penggunaan format ini adalah membantu narasumber untuk aktif berbicara, dan membantu narasumber untuk menyampaikan pesan secara terstruktur.77 Sedangkan format tanya jawab multimedia, diposisikan disegmen ketiga (3) dan keempat (4). Pendengar berpartisipasi untuk menanyakan permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan media yang disediakan oleh tim produksi, yaitu telepon, SMS, dan facebook. Disegmen ketiga (3), penyiar membuka layanan interaksi telepon dari 5 penelpon pertama. Kelima penelpon tersebut berhak mengajukan pertanyaan atau pernyataan. Dijawab oleh narasumber secara bertahap. Tidak ada umpan balik dalam format ini. Pendengar hanya dapat bertanya, tidak bisa langsung merespon pernyataan narasumber. Jadi, format yang digunakan dalam program Samara adalah format Prolog Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Dua Arah, dan Tanya Jawab Multimedia.
77
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program Samara. (Bekasi: 25 Februari 2011)
Dengan berorientasi pada narasumber dan menggunakan beberapa media sebagai alat penghubung tim produksi dengan pendengarnya. B. Faktor Pendukung Pesan Program Samara Faktor-faktor pendukung efektivitas pesan pada program Samara adalah sebagai berikut: 1. Urutan Pesan Berdasarkan tiga rekaman yang penulis gunakan untuk mengetahui urutan pesan yang disampaikan narasumber pada program Samara, dapat dilihat dari ketiga teks berikut: Teks pertama (1), yang bertemakan “Mahligai Cinta Rumah Tangga”, narasumber menyampaikan pesannya dengan menggunakan pola deduktif sebagai urutan pesannya. Dalam teks pertama, cinta dalam rumah tangga yang menjadi gagasan utama. Tujuan dari tema tersebut ialah bagaimana agar cinta dalam rumah tangga terus terbangun. Maka, narasumber menjelaskan hakikat cinta dengan tingkatan-tingkatan cinta yang diungkapkan Abdullah Hasyim Urwan. Seperti berikut” … Biduk rumah tangga ini juga harus kita bangun dengan cinta kepada Allah, cinta kita kepada Rasulullah, cinta kita kepada hal-hal yang sangat penting dalam hidup seperti jihad fi sabilillah. Kalau kita bicara cinta seperti yang dikatakan Abdullah Hasyim Urwan, dia pakar tarbiyah Islam. Dia mengatakan cinta itu ada 3 tingkatan : yang pertama yang paling tinggi yang harus kita berikan kepada Allah, Rasulullah dan Jihad fi sabilillah. Kemudian dalam tingkatan yang menengah, cinta kepada istri,anak, keluarga, kepada anak-orang tua, kepada suami-istri, harta benda, kekuasaan, cinta pada tingkatan menengah. Dan itu tidak disalahkan. Yang ketiga adalah cinta pada tingkatan terendah, apa hakikat
cinta yang rendah ini, ketika mencintai istri, mencintai anak, dan lainnya itu lebih kita cinta daripada cinta kita kepada Allah….78
Gagasan utama pada teks ini adalah tiga tingkatan yang digambarkan oleh Abdullah Hasyim Urwan dalam hakikat cinta secara Islam. Narasumber mengemasnya untuk menjadi suatu perhatian yang penting dalam rumah tangga sehingga dapat mencapai keluarga atau rumah tangga yang idaman. Rumah tangga yang idaman, dilengkapi dengan adanya cinta, pemahaman antara suami-istri yang seimbang, sikap percaya antar keduanya, dan terpenuhinya kebutuhan seks. Disini, narasumber menjelaskan hal-hal penunjang hadirnya rumah tangga yang bahagia dengan memenuhi komponen tersebut, yaitu cinta, pasangan yang seiman, kepercayaan, dan seksualitas. Hal ini dijelaskan dalam dialognya dengan penyiar, sebagai berikut: Penyiar: Bagaimana kalau misalkan ada seseorang terutama ikhwan yang ingin menyatakan pada calon istrinya bahwasanya modal kita dalam berumah tangga ini cukup dengan cinta? Narasumber: … Rumah tangga yang tepat memberikan porsi cinta insya allah akan memberikan kedudukan yang bagus. Tapi memang cinta juga tidak cukup, paling tidak kalau kita menginginkan tips-tips bahagia itukan memerlukan komponen-komponen yang lain. Jadi, cinta ini bukan satusatunya syarat dalam rumah tangga bahagia, tapi dia memiliki peran penting membangun keluarga yang lebih bahagia dan lebih baik. Kedua selain cinta yang hadir untuk memposisikan keluarga kita agar lebih baik adalah kesamaan fikroh, dalam artian orang-orang yang betul-betul seiman… Dan kemudian selain seiman yang menjadi ujung tombak dalam rumah tangga itu yaitu antara suami-istri harus ada kepercayaan yang kuat. Tanpa adanya saling percaya antara suami-istri perjalanan rumah tangga tidak berjalan mulus … Kalau sudah saling percaya maka akan menyatukan pemikiran kita, fikroh kita. Mungkin juga untuk meraih kebahagaian itu perlu bukti. Jadi, sebelumnya harus ada bukti dalam menungkapkan cinta kepada orang yang dicintai. Maka dalam rumah tangga diperlukan bukti, salah satu buktinya adalah tingkat seksualnya.79 78
Rekaman Siaran Program Samara on air, Mahligai Cinta Rumah Tangga. 10 Januari 2011, prolog1. 79 Rekaman prolog 2 (narasumber) Siaran Program Samara on air,Mahligai Cinta Rumah Tangga. 10 Januari 2011.
Jadi, urutan pesan pada teks pertama ini adalah urutan pesan dengan pola deduktif, yang menjelaskan terlebih dahulu cinta rumah tangga dengan tingkatan-tingkatan cinta yang merupakan gagasan utamanya. Kemudian dilengkapi dengan komponen rumah tangga, bukti kasus masyarakat, dan sampai pada posisi kesimpulan. Sedangkan pesan tersebut mengandung dua sisi, yaitu sisi positif dan negatif. Pada teks kedua, “Meredam Api Cemburu”, mulai dijelaskan oleh narasumber dengan memberikan penjelasan mengenai pemahaman cemburu. Setelah menjelaskan apa itu cemburu dan seperti apa cemburu, kemudian narasumber melanjutkannya dengan, bagaimana meredam kecemburuan tersebut. Jadi, gagasan utama dari tema ini adalah mengatasi cemburu agar tidak menjadi konflik perpecahan rumah tangga. Kecemburuan ini merupakan sifat yang wajar, wajar sekali ya. Apalagi jika salah satu pihak, entah istri maupun suami, dan ini merupakan suatu perasaan yang sangat rasional sebetulnya. Walaupun banyak orang yang menyatakan cemburu itu adalah sifat yang tidak rasional, “ngapain sih harus cemburu, nagapain sih harus cemburu”. Tapi faktanya memang dilapangan kecemburuan inilah yang sering kali yang menghadirkan persoalan-persoalan yang lebih besar. Dan kita temukan bahwa proses hubungan kekeluargaan dan terjadi berbagai permasalahan dan problema sampai pada tingkat perceraian itukan merupakan penyebab dari kecemburuan… Bagaimana menyikapi kecemburuan itu, sebab keluarga-keluarga, jangankan keluarga-keluarga kita ya, keluarga Nabi pun, istrinya Rasulullah banyak yang cemburu, termasuk juga maaf kalau kita bicara dalam siroh tentang Aisyah yang sangat cemburu dan cemburu beliau sangat amat wajar.80 Potret Aisyah RA yang cemburu kepada Rasulullah SAW karena selalu mengingat
Khadijah
RA,
istri
pertamanya
yang sudah
meninggal,
membuatnya sangat cemburu. Inilah yang dicontohkan narasumber diawal
80
2011.
Rekaman prolog 1 Siaran Program Samara on air, Meredam Api Cemburu. 17 Januari
pembahasan untuk dapat mengendalikan rasa cemburu terhadap orang yang dicintainya. Kemudian, secara khusus narasumber menjelaskan cemburu dengan perasaan-perasaan yang lainnya, seperti hadirnya cemburu menandakan hadirnya cinta, hadirnya cemburu merupakan perasaan curiga, hadirnya cemburu juga menghadirkan rasa benci dan lainnya. Misalnya, (1) orang yang mencintai pasti memiliki rasa cemburu karena dia tidak ingin orang yang dicintainya itu dimiliki orang lain, dan (2) cemburu itu dia takut kalau dia beralih kepada orang lain, juga bisa dia sangat sayang, tapi juga bisa cemburu karena kecurigaan. Kecurigaan inikan berlebihannya sifat su’udzon, berburuk sangka. Sebab, karena kecurigaan itu berburuk sangka.81 Sedangkan jika dilihat dari sisinya, pesan pada teks kedua memiliki dua sisi, yaitu positif dan negatif. Pesan yang mengandung unsur atau sisi positif: Nah kalau ada orang yang sangat bagus aktivitas gerakannya (mati syahid), kita boleh cemburu sebab kita tidak punya apa-apa yang bisa dilakukan. Kita balik bertanya, apa yang akan saya berikan untuk kebaikan umat ini? Kalau kita memiliki kemampuan A, maka maksimalkan dalam memberikan kemampuan kita. Jadi yang terpenting sekarang apa yang dapat kita lakukan untuk Islam. Ketika secara umum kita tidak bisa melakukan apa-apa, kita Islamkan diri kita. Sebab berjuang itukan banyak komponennya, setiap kita dapat berjuang sesuai kapasitas kemampuan kita.82 Pesan yang mengandung unsur atau sisi negatif: … Usahakan permasalahan yang kecil kita redam, sebab jika diceritakan kepada orang lain maka kita membuka aib. Tidak hanya suami yang jelek, tidak hanya istri yang jelek, jadi kita tidak punya kemampuan untuk membuat rumah tangga kita rumah tangga yang baik. Usahakan
2011.
81
Rekaman prolog 2 Siaran Program Samara on air, Meredam Api Cemburu. 17 Januari
82
Ibid. Segmen ke-3
untuk tidak ada cerita-cerita. Apalagi kan memang suami atau istri tidak boleh menceritakan suatu hal yang merupakan kekurangan dalam rumah tangganya. Semakin sering kita menceritakan aib orang lain maka semakin sering kita memperlihatkan aib kita dihadapan orang lain. 83 Jadi, urutan pesan pada teks kedua menggunakan pola deduktif, yang menjelaskan gagasan utamanya terlebih dahulu secara umum sampai pada akhirnya mendefinisikan dan menjelaskan sifat-sifat cemburu. Serta memiliki sisi positif dan negatifnya. Sedangkan teks ketiga (3), dengan tema “Nikah Beda Fikroh”. Narasumber mengawalinya dengan menjelaskan tentang, “apa itu fikroh?”. Seperti dalam ungkapannya, “Sefikroh itu artinya orang-orang yang memiliki pemikiran, sepemikiran. Memiliki kesamaan tentang masalah-masalah pandangan hidup. Jadi kalau judul kita hari ini adalah nikah beda fikroh, itu maknanya nikah berbeda pandangan”.84 Kemudian, narasumber membaginya dengan beberapa pembahasan secara khusus, yaitu untuk yang belum menikah dalam kategori mencari dan memilih dan untuk yang sudah menikah. Maksudnya bagi yang belum menikah persiapkan diri untuk menerima permasalahan-permasalahan yang akan dihadapi nantinya, karena tidak pernah tahu siapa jodohnya nanti. Akan tetapi, berusaha untuk mencari yang sepaham. Begitu juga sebaliknya bagi yang sudah berkeluarga.85 Pada teks ketiga, pola urutan pesan yang digunakan adalah pola deduktif. Gagasan utama dijelaskan terlebih dahulu, baru kemudian bagian khususnya.
83
Ibid. Rekaman prolog 1Program Samara On air, Nikah Beda Fikroh. 24 Januari 2011. 85 Ibid 84
Berdasarkan urutan pesan dari ketiga rekaman di atas, dapat disimpulkan bahwa urutan pesan yang digunakan dalam tiga teks rekaman di atas merupakan pola urutan deduktif, yaitu menjelaskan bagian terpenting atau gagasan utamanya kemudian diperjelas dengan bagian-bagian pesan khususnya.
Juga menghadirkan sisi positif dan negatifnya dalam
menyampaikan pesan. 2. Struktur Pesan Struktur pesan terdiri dari 5 indikator, antara lain: (a) pendengar secara terbuka memihak satu sisi argumen, sisi yang lain tidak mungkin mengubah posisi mereka, (b) pembicara menyajikan informasi tentang persoalan yang menarik perhatian pendengarnya, sehingga akan diingat dan diterapkan, (c) menyajikan informasi yang menyenangkan bagi orang lain, (d) urutan prokontra lebih baik dibandingkan kontra-pro, dan (e) argumen yang terakhir akan lebih efektif bila ada jangka waktu cukup lama diantara dua pesan, dan pengujian segera terjadi setelah pesan kedua. Struktur pesan prolog1 yang membahas kasus dari konsultasi saat program off air terdiri dari indikator-indikator: Dalam prolog1 “Mahligai Cinta Rumah Tangga”, indikator yang digunakan adalah indikator menyampaikan gagasan yang menyenangkan pendengar diawal penyajian sehingga pendengar akan cenderung akan memperhatikan dan menerima pesan yang berikutnya. Menarik perhatian pendengar dengan hal yang paling banyak disukai dengan membahas cinta. Kecendrungan seseorang itu kuat sekali dengan yang namanya cinta. Dan cinta ini harus terus terbangun, bukan hanya saat kita ingin mendapatkan pendamping hidup yang mencintai dan dicintai. Tetapi juga kita berada pada bahtera rumah tangga yang terjalani. Kendatinya ketika
seseorang suami memiliki istri kemudian memiliki anak. Ketika lahir anak pertama dia sangat cinta. Ketika lahir anak kedua, dia amat sangat cinta. Ketika lahir anak yang ketiga dia sangat amat-amat cinta, ya. Karena dari kecintaan istri kepada suami sudah diperlihatkan, dan bukti dari kecintaan suami kepada istri sudah Nampak betul kan, dari lahirnya buah hati itu. Buah hati itukan sebetulnya buah dari rasa cinta. Ada orang yang bertanya,” ustad, terus terang saya menikah tanpa cinta”. Kemudian saya tanya, “apakah Anda memiliki anak”. Dia menjawab, “Alhamdulillah saya sudah punya anak empat”.86 Menarik perhatian pendengar dengan hal-hal yang fakta akan hadirnya cinta dalam rumah tangga. Pendengar mendapatkan emosinya saat mendengarkan pesan tersebut, karena itu adalah bukti akan hadirnya rasa cinta dalam rumah tangga. Prolog 1 dalam tema “Meredam Api cemburu”, indikator yang digunakan adalah indikator urutan pro-kontra yang disajikan diawal. Narasumber menyetujui akan sesuatu hal yang terjadi sebelum akhirnya memberikan pengarahan untuk bersikap lebih baik dan menentang hal tersebut. Misalnya: Kecemburuan ini merupakan sifat yang wajar, wajar sekali ya. Apalagi jika salah satu pihak, entah istri maupun suami, dan ini merupakan suatu perasaan yang sangatrasional sebetulnya. Walaupun banyak orang yang menyatakan cemburu itu adalah sifat yang tidak rasional, “ngapain sih harus cemburu, nagapain sih harus cemburu”. Tapi faktanya memang dilapangan kecemburuan inilah yang sering kali yang menghadirkan persoalan-persoalan yang lebih besar. Dan kita temukan bahwa proses hubungan kekeluargaan dan terjadi berbagai permasalahan dan problema sampai pada tingkat perceraian itukan merupakan penyebab dari kecemburuan.87 Ini adalah sikap pro narasumber dalam menyampaikan pesannya. Narasumber menjelaskan bahwa kecemburuan itu hal yang lumrah bagi manusia. Kecemburuan akan selalu dalam diri manusia karena itu merupakan salah satu sifat manusia. 86
Rekaman prolog 1 Program Samara On air, Mahligai Cinta Rumah Tangga . 10 Januari 2011. 87 Rekaman prolog 1 Program Samara On air, Meredam Api Cemburu . 17 Januari 2011.
Sehingga banyak orang yang punya masa lalu, banyak orang yang masih berinteraksi dengan orang masa lalunya, ya. Atau memang kecemburuan-kecemburuan yang sifatnya sangat berlebihan yang kemudian kita sebut dengan cemburu buta. Misalnya seorang istri yang masih berhubungan dengan seorang mantan pacarnya yang dulu, iya kan… Tapi kecemburuan Aisya tidak berlebihan, masih dalam proses hal-hal yang sangat wajar bagi seorang istri ketika suami mengingat masa lalunya.88 Sikap kontra narasumber yang mengarahkan bahwa cemburu sewajarnya saja, jangan sampai cemburu yang berlebihan yang akhirnya menjadi cemburu buta. Karena pada dasarnya adanya perceraian itu dikarenakan kecemburuan manusia yang berlebihan. Sedangkan prolog1 tema “Nikah Beda Fikroh”, menggunakan indikator menyampaikan gagasan yang menyenangkan pendengar diawal penyajian sehingga pendengar akan cenderung akan memperhatikan dan menerima pesan yang berikutnya. Dalam tema ini, narasumber menarik perhatian pendengar untuk lebih mengetahui persoalan-persoalan yang terjadi dalam menuju dalam pernikahan terutama dengan permasalahan pemikiran atau pandangan. Sefikroh itu artinya orang-orang yang memiliki pemikiran, sepemikiran. Memiliki kesamaan tentang masalah-masalah pandangan hidup. Jadi kalau judul kita hari ini adalah nikah beda fikroh, itu maknanya nikah berbeda pandangan. Hal ini sering kali didiskusikan bagi rekanrekan yang memang aktif dalam dunia dakwah… Padahal kedua-duanya memiliki kesamaan yang tak terpisahkan. 89 Ungkapan, ” Hal ini sering kali didiskusikan…” menunjukkan bahwa hal ini menarik untuk diperbincangkan. Menarik pehatian pendengar dengan tema-tema yang sering menjadi perbincangan orang, terutama yang aktif
88 89
Ibid. Rekaman Program Samara On air, Nikah Beda Fikroh . 24 Januari 2011, prolog 1.
dalam pergerakkan. Jadi, pada tema ini narasumber menarik perhatian pendengar dengan perbedaan pandangan atau pemikiran. Jadi, struktur pesan pada prolog1 membahas kasus dari konsultasi program off air adalah struktur pesan kesukaan pendengar. Maksudnya menyampaikan hal-hal yang menyenangkan dan menarik perhatian pendengar dengan menyentuh emosinya, sehingga cenderung memperhatikan dan menerima pesan-pesan berikutnya. Struktur pesan prolog 2 dua arah, tanya-jawab penyiar dengan narasumber terdiri dari indikator-indikator: Prolog 2 dua arah ditema, “Mahligai Cinta Rumah Tangga”, menggunakan indikator menyampaikan gagasan yang menyenangkan pendengar diawal penyajian sehingga pendengar akan cenderung akan memperhatikan dan menerima pesan yang berikutnya. Berawal dari prolog1, pembahasan sudah dikehendaki oleh pendengar, maka pada prolog2, dialog penyiar dengan narasumber, berkaitan dengan hal-hal yang perasaannya. Rumah tangga yang tepat memberikan porsi cinta insya allah akan memberikan kedudukan yang bagus. Tapi memang cinta juga tidak cukup… Kedua selain cinta yang hadir untuk memposisikan keluarga kita agar lebih baik adalah kesamaan fikroh, dalam artian orang-orang yang betul-betul seiman. Jadi, untuk menjadikan keluarga bahagia bukan hanya cinta, tapi orang-orang yang seiman, orang-orang yang satu pemikiran… Dan kemudian selain seiman yang menjadi ujung tombak dalam rumah tangga itu yaitu antara suami-istri harus ada kepercayaan yang kuat… Mungkin juga untuk meraih kebahagaian itu perlu bukti. Jadi, sebelumnya harus ada bukti dalam menungkapkan cinta kepada orang yang dicintai. Maka dalam rumah tangga diperlukan bukti, salah satu buktinya adalah tingkat seksualnya.90
90
Rekaman prolog 2 Program Samara On air , Mahligai Cinta Rumah Tangga . 10 Januari 2011.
Pembahasan mengenai cinta, kendatinya disenangi oleh semua orang. Kemudian, disajikan oleh narasumber dan penyiar dengan pembahasan yang menarik pula dan mengajak untuk memenuhi kebutuhan keluarga bahagia. Prolog2 dua arah pada tema “Meredam Api Cemburu”, termasuk dalam indikator struktur pesan menyampaikan gagasan yang menyenangkan pendengar diawal penyajian sehingga pendengar akan cenderung akan memperhatikan dan menerima pesan yang berikutnya. Dalam hal ini, penyiar menarik perhatian dan emosi pendengar dengan mengajukan pertanyaan yang umum dilakukan. Seperti: Penyiar: Bang kalau tadikan istilah cemburu itu bertanda cinta, tapi ada bahkan cemburu itu bertanda curiga, nah ini seperti apa Bang? Narasumber: Ini bisa saja cemburu itu dia takut kalau dia beralih kepada orang lain, juga bisa dia sangat sayang, tapi juga bisa cemburu karena kecurigaan. Kecurigaan inikan berlebihannya sifat su’udzon, berburuk sangka. Sebab, karena kecurigaan itu berburuk sangka….91 Penyiar yang menyajikan pembahasan yang dikehendaki pendengar sehingga narasumber menjawabnya sesuai dengan pertanyaan yang diajukan oleh narasumber dan yang diinginkan pendengar. Sedangkan prolog2 dua arah pada tema “Nikah Beda Fikroh” merupakan indikator menyampaikan gagasan yang menyenangkan pendengar diawal penyajian sehingga pendengar akan cenderung akan memperhatikan dan menerima pesan yang berikutnya. Tidak jauh berbeda dengan prolog-prolog ditema yang lain, disini penyiar menggugah pendengar dengan pertanyaan yang umum dilakukan oleeh sekelompok orang. Maka, menarik untuk diketahui solusi dari perbedaan tersebut. Misalnya saja:
91
Rekaman prolog 2 Program Samara On air, Meredam Api Cemburu . 17 Januari 2011.
Penyiar: Bang Aan kalau misalnya,seseorang yang memang sudah menjiwai suatu pergerakan atau bahkan dalam sebuah ormas ya, ini kan pasti ada kekhawatiran-kekhawatiran bahkan ada istilahnya rekomendasirekomendasi khusus dari atasannya, Murabinya atau Murobiahnya? Narasumber: Ketika kita berbicara pernikahan dalam bentuk perbedaan fikroh ini, orang yang memiliki pemahaman Islam, Islam inikan menyatukan, bukan menyeraikan, bukan memutuskan. Unsur Islam ini menyatukan perbedaan yang sangat kuat. Nah, ketika seseorang itu menikah dengan mendapatkan restu dari “sang murabbi”, dan kemudian murabbinya menekankan hal-hal yang harus begini, harus begini, harus begini. Pada prinsipnya sang murabbi itu hanya memberikan apa yang disebut dengan pandangan-pandangan saja….92 Jadi, ketiga prolog2 dua arah, struktur pesannya menggunakan indikator pembicara menyajikan informasi tentang persoalan yang menarik perhatian pendengarnya, sehingga akan diingat dan diterapkan. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur pesan pada prolog1 skrip kasus dan prolog2 pendalaman materi dengan dua arah adalah indikator pembicara menyajikan informasi tentang persoalan yang menarik perhatian pendengar atau menyampaikan gagasan yang dikehendaki pendengar sehingga cenderung memperhatikan dan menerima pesan-pesan berikutnya. 3. Imbauan Pesan Imbauan pesan yang digunakan oleh narasumber dalam menyampaikan pesan yakni, (a) imbauan rasional, (b) imbauan motivasi dan (c) imbauan emosional. a. Imbauan rasional, imbauan ini melihat dari realitas atau kenyataan yang menjadi contoh, misalnya saja sikap Rasulullah SAW saat jaman dahulu dan bukti-bukti secara realita. Jadi, ada contoh yang dijadikan cerminan di
92
Rekaman prolog 2 Program Samara On air. Nikah Beda Fikroh . 24 Januari 2011.
kehidupan selanjutnya. Hal ini digunakan untuk memberikan keyakinan kepada pendengar bahwa pesan-pesan yang disampaikan adalah suatu pesan yang bisa diterima dengan akal sehat. Pesan yang bisa diterima dengan logika masyarkat. Karena pendengar membutuhkan penyataan yang riil yang bisa dijadikan sebagai tauladan atau rujukan. Banyaknya pesan yang mengandung imbauan rasional pada teks kesatu dengan tema “Mahligai Cinta Rumah Tangga”, tanggal 10 Januari 2011, terdapat 10 pesan imbauan rasional. Beberapa pesan tersebut adalah: Buah hati itukan sebetulnya buah dari rasa cinta. Ada orang yang bertanya,” ustad, terus terang saya menikah tanpa cinta”. Kemudian saya tanya, “apakah Anda memiliki anak”. Dia menjawab, “Alhamdulillah saya sudah punya anak empat”. 93Kadang-kadang cinta yang berlebihan itu akan menjadi fitnah, harta dan anak-anak itu adalah perhiasan yang bisa menjadi fitnah jika berlebihan mencintainya. Maka Rasulullah SAW pernah memberi saran kepada Ali bin Abi Thalib,” apabila kau mencintai orang, cintailah sekedarnya saja, sebab bisa saja orang yang cintai bisa jadi orang yang kau benci nantinya, begitu sebaliknya”.94 Seharusnya yang lebih banyak dicintai adalah ibunya yang sudah melahirkan.95 Kemudian, pada teks kedua dengan tema “Meredam Api Cemburu”, tanggal 17 Januari 2011, terdapat 12 pesan imbauan rasional. Salah satu yang menggambarkan imbauan rasional adalah: Cuma harus ditarik kesimpulan cemburu yang bagaimana yang harus diwajarkan dan yang diwaspadai. Aisyah cemburu sekali dengan Khadijah, padahal Khadijah sudah tidak ada, sudah dipanggil oleh Allah… Tapi kecemburuan Aisyah tidak berlebihan, masih dalam proses hal-hal yang sangat wajar bagi seorang istri ketika suami mengingat masa lalunya.96 93
Rekaman prolog 1 Program Samara On air Mahligai Cinta Rumah Tangga . 10 Januari 2011. Segmen ke-1. 94 Ibid. 95 Rekaman prolog 1 Program Samara On air, Mahligai Cinta Rumah Tangga . 10 Januari 2011. Segmen ke-2. 96 Rekaman Prolog1Program Samara On air, Meredam Api Cemburu. 17 Januari 2011. Segmen ke-1.
Sedangkan pada teks ketiga, yang bertema “Nikah Beda Fikroh”, yang disiarkan tanggal 24 Januari 2011, terdapat 11 pesan imbauan rasional. Diantaranya yang menggambarkan imbauan rasional adalah: Dan sebetulnya permasalahan inikan bukan pada perbedaanperbedaan pada pandangan kehidupan, bahwa Rasulullah SAW telah menetapkan bahwa yang namanya pernikahan ini semua sesuai sunnah. 97 Jadi ini menjadi satu catatan penting bahwa berbeda fikroh memang tidak ada secara detail dalilnya mentidak bolehkannya atau mengharamkannya.98 Imbauan ini menjelaskan bahwa nikah beda fikroh itu tidak masalah dan sah dilakukan karena tidak ada aturan yang menjelaskan hukum perbedaan dalam menikah. Maka, pesan ini menuntun pendengar untuk menikah dengan siapa pun sesuai aturan Islam. Oleh karena itu, pesan yang mengandung imbauan rasional secara keseluruhan dari tiga rekaman tersebut adalah sebanyak 33 pesan imbauan rasional. b. Imbauan motivasi. Pada imbauan ini, narasumber memberikan pengarahan dan pencerahan kepada pendengar yang mengalami permasalahan. Sifat pendengar yang membutuhkan perhatian dan dukungan yang membuat narasumber lebih banyak menggunakan imbauan motivasi dibandingkan imbauan yang lainnya. Karena dengan motivasi yang akan menggerakkan pendengar untuk dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dan membangkitkan semangatnya untuk menjalani kehidupan kedepannya, terlebih dalam masalah rumah tangga atau keluarga.
97
Rekaman prolog 1 Program Samara On air,.Nikah Beda Fikroh . 24 Januari 2011, segmen ke-1. 98 Rekaman prolog 2 Program Samara On air, Nikah Beda Fikroh . 24 Januari 2011, segmen ke-1.
Teks pertama dengan tema “Mahliagai Cinta Rumah Tangga”, tanggal 10 Januari 2011, pesan yang mengandung imbauan motivasi sebanyak 10 imbauan. Berikut beberapa pesan yang menggambarkan imbauan motivasi adalah: Fungsi pemilihan suami yang seiman ini seharusnya salah satu kunci dalam mencapai kebahagiaan dalam rumah tangga… Dan kemudian selain seiman yang menjadi ujung tombak dalam rumah tangga itu yaitu antara suami-istri harus ada kepercayaan yang kuat. Jadi, mari kita bangun komunikasi yang lebih efektif, sebab masalah yang tidak baik dalam hubungan interaksi adalah komunikasi kita yang kurang yang tidak semestinya.99 Teks kedua dengan tema “Meredam Api Cemburu”, tanggal 17 Januari 2011, hanya 5 pesan yang termasuk dalam imbauan motivasi, seperti: Yang terpenting adalah kita harus percaya kepada suami. Prinsipnya kan itu, kalau kita memberikan kepercayaan kepada suami dengan tulus, maka suami kita akan menjalankan kepercayaannya termasuk terhadap orang lain kepadanya.100 Imbauan motivasi kepada pasangan untuk saling mempercayai satu sama saling supaya tidak berlebihan dalam menyikapi rasa cemburu. Jadi yang terpenting sekarang apa yang dapat kita lakukan untuk Islam. Ketika secara umum kita tidak bisa melakukan apa-apa, kita Islamkan diri kita.101 Memotivasi untuk melakukan sesuatu yang positif yang sesuai dengan kemampuan untuk mengembangkan Islam. Akan tetapi sebelumnya, narasumber memotivasi untuk mengislamkan diri sendiri terlebih dahulu. Teks ketiga dengan tema “Nikah Beda Fikroh”, 24 Januari 2011 merupakan pesan yang cukup banyak mengandung imbauan motivasinya. 99
Rekaman prolog 2 Program Samara On air, Mahligai Cinta Rumah Tangga. 10 Januari 2011, segmen ke-2 100 Rekaman tanya jawab 1 Program Samara On air, Meredam Api Cemburu. 17 Januari 2011, segmen ke-3. 101 Ibid.
Sebanyak 20 imbauan motivasi. Beberapa diantaranya yang mengandung imbauan motivasi adalah: Yang harus kita lakukan adalah ketika kita memahami pemahaman, yang seperti ini, maka kita harus mencoba memberikan pembelajaran kepada istri atau memberikan pelajaran kepada suami.102 Memotivasi untuk saling mengisi kekurangan dari masing-masing pihak. Jika memang ada yang kurang disalah satu pasangan, maka pasangan yang lebih mengetahui bicarakan kepada pasangannya yang belum paham. Jadi, saling berkomunikasi. Yang penting bagi kita bagaimana sekarang ini memupuk cinta kasih kita, rasa perhatian sehigga kekuatan kasih sayang kita membuat orang terdekat kita menjadi dungkan untuk melihat-lihat halaman tetangga, ya.103 Memotivasi pendengar yang sudah berkeluarga untuk mempertahankan cinta dan membangun rasa cinta tersebut. c. Imbauan emosional. Dalam setiap menyampaikan pesan-pesan dakwah, seorang narasumber menggunakan imbauan emosional untuk menarik perhatian pendengarnya. Juga supaya pendengarnya mengikuti pesan-pesan yang disampaikannya. Berikut beberapa pesan yang terdapat imbauan emosional: Kecenderungan seseorang itu kuat sekali dengan yang namanya cinta. Dan cinta ini harus terus terbangun, bukan hanya saat kita ingin mendapatkan pendamping hidup yang mencintai dan dicintai. Tetapi juga kita berada pada bahtera rumah tangga yang terjalani.104
102
Rekaman prolog 2 Program Samara On air, Nikah Beda Fikroh . 24 Januari 2011, segmen ke-2. 103 Rekaman tanya jawab 1 Program Samara On air, Nikah Beda Fikroh . 24 Januari 2011, segmen ke-3. 104 Rekaman prolog 1 Program Samara On air, Mahligai Cinta Rumah Tangga. 10 Januari 2011, segmen ke-1.
Pembahasan cinta yang menjadi pusat perhatian orang, membuktikan bahwa cinta tidak dibatasi oleh apapun dan kepada siapapun. Cinta itu hadir disetiap langkah. Inilah emosi yang didominankan, sehingga pendengar memahami hakikat cinta. Kecemburuan-kecemburuan yang sifatnya sangat berlebihan yang kemudian kita sebut dengan cemburu buta. Misalnya seorang istri yang masih berhubungan dengan seorang mantan pacarnya yang dulu….105 Membawa masa lalu dalam perbincangan akan membawa emosi seseorang. Narasumber menggunakan pengalaman masa lalu seseorang untuk mengexpresikan emosinya sehingga dipahami oleh pendengar. Alasan narasumber tidak menggunakan imbauan takut dan hanya sedikit memberikan imbauan ganjaran karena apabila menggunakan imbauan takut itu hanya membuat pendengar untuk takut dalam melakukan sesuatu, tidak mau mencoba sesuatu atau bahkan tidak mau melangkah kedepan. Sedangkan setiap orang saat mendapat masalah, yang dibutuhkannya adalah solusi dan motivasi untuk melangkah. Misalnya saja, seseorang yang mau menikah dengan orang Batak, katakanlah. Kemudian diberikan imbauan takut, yang terjadi orang tersebut takut untuk melangkah (dalam hal ini menikah). Berbeda jika diberikan motivasi untuk memaklumi karakter dari calon pendampingnya kelak, maka orang tersebut berani melangkah dan memiliki semangat untuk menikah. Maka, imbauan yang digunakan hanya imbauan rasional, imbauan motivasi, dan imbauan emosional.106 4. Faktor-Faktor Abstraksi Pesan 105
Rekaman prolog 1 Program Samara On air, Meredam Api Cemburu. 17 Januari 2011, segmen ke-1. 106 Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum, Selaku narasumber Program Samara. 25 Februari 2011
Abstraksi pesan yang digunakan narasumber dalam menyampaikan informasi atau pesan adalah sebagai berikut: Dead level abstracting ( abstraksi kaku), digunakan narasumber untuk memberikan gambaran intelektual dan penguasaan bahasa-bahasa yang diplomatis. Seperti misalnya literature Islam seperti “Nah, pernikahan sekufu inikan dalam literature Islam, terkait adanya kesamaan.”107, literature rumah tangga seperti “Nah kenapa cinta ini begitu penting dalam literature rumah tangga, karena berawal dari konsep cinta itulah kemudian kita memahami calon pendamping kita, kemudian nanti ketika mempunyai anak kita juga harus melahirkan perasaan ini.”, kamuflase belaka seperti “Ini sebenarnya bahasa yang keluar karena ketidak yakinan atau bahkan cinta yang terbangun bahagia karena perbedaan akidah sangat tidak mungkin terjadi, yang ada hanyalah kamuflase belaka.”, imprealisasi seperti “Bahkan terkadang orang menikah untuk mengimperealisasikan keinginan seksualnya.”, stabil seperti “Mengawali proses rumah tangga memang cinta harus dipertahankan pada posisi yang stabil, walaupun sering kita akui bahwa orang mengatakan cinta selalu terlihat dalam bentuk lahiriyah.”, orientasi seperti “Nah inilah oreintasinya dunia, orientasinya syahwati”., perspektif Islam seperti “Cuma ta’aruf dalam perspektif Islami berbeda dengan ta’aruf yang sudah tersebar atau
pacaran.”, tolelir seperti
“Mengenai
pembatasan-pembatasan
perbedaan dalam fikroh itu terkait dengan sesuatu yang bisa ditolelir.”, embargo seperti “Dan itu terjadi pada Rasulullah SAW, bagaimana ketika Rasulullah SAW itu mendapatkan cobaan yang berat dari umatnya, yak an,
107
Rekaman Siaran Program Samara on air. Nikah Beda Fikroh. 24 Januari 2011
dia diembargo secara ekonomi, dijauhi” 108, realitas seperti “Di surat al-Isra wala takrobidzinnah… tetapi realitas dilapangan juga tidak semuanya orang paham tentang hakikat ini.”, akses seperti “Jadi cemburu adalah akses dari rasa takut seseorang sehingga dia tidak mengharapkan orang yang dicintainya beralih ke orang lain atau diperhatikan oleh orang lain.”109, dan lainnya. Intensional, yakni menggunakan makna yang dimaksud oleh seseorang pemakai lambang. Seperti ambu, ibu, dan ukhti. Pemanggilan tersebut sebenarnya hanya menuju kepada satu orang saja, akan tetapi kata-kata tersebut memiliki makna yang luas. Bukan hanya yang dengan yang berhubungan darah akan tetapi secara menyeluruh. Selanjutnya,
abstraksi
yang
digunakan
isomorfisme,
yakni
pengelompokkan makna sesuai dengan kesamaan budaya, status sosial, pendidikan dan ideologi. Misalnya kalangan tarbiyah, kalangan harakah,110 dan kepergok111. Jadi, faktor-faktor abstraksi pesan yang dipergunakan pada program Samara adalah faktor abstraksi dead level abstracting, intensional, dan isomorfisme. 5. Nonverbal Pesan nonverbal yang tampak dalam diri narasumber pada program Samara adalah pesan fasial, pesan gestural, pesan artifaktual, dan pesan paralinguistik. 108
2011
109
Rekaman Siaran Program Samara on air. Mahligai Cinta Rumah Tangga. 10 Januari
Rekaman Siaran Program Samara on air. Meredam Api Cemburu. 17 Januari 2011 Rekaman Siaran Program Samara on air. Nikah Beda Fikroh. 24 Januari 2011 111 Rekaman Siaran Program Samara on air. Meredam Api Cemburu. 17 Januari 2011 110
a. Pesan fasial, air muka sangat mendukung dalam mengexpresikan pesanpesan verbal. Air muka narasumber dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah dengan dua tipe, yaitu senyum dan mengkerutkan dahi. Senyum menandakan keakraban dan kesejukkan pada pendengar. Juga saat menyapa pendengar atau dengan memberikan pesan-pesan yang mengandung motivasi. Sedangkan pesan-pesan yang mengandung ketegasan didukung dengan expresi mengkerutkan dahi dan suara yang tinggi.112 b. Pesan gestural. Menurut Galloway, pesan gestural digunakan untuk mengungkapkan:
(1)
mendorong/membatasi,
(2)
menyesuaikan/mempertentangkan, (3) responsif/tidak responsif, (4) perasaan positif/negatif,
(5)
memperhatikan/
tidak
memperhatikan,
(6)
melancarkan/tidak reseptif, dan (7) menyetujui/menolak. Sedangkan pesan gestural yang digunakan atau yang tampak pada narasumber adalah (1) mendorong/membatasi, (2) responsif/tidak responsif, (3) perasaan positif/negatif, (4) memperhatikan/tidak memperhatikan, dan (5) menyetujui/menolak. Narasumber menggunakan bagian tangannya untuk memaknai pesan gesturalnya.
112
Penelitian Lapangan Ustad Anwar Anshari Mahdum pada Samara off air. Selaku Narasumber Program Samara. 20 Januari 2011.
Gerakkan tangannya seringkali menampakkan, membatasi jika ada hal-hal yang negatif atau memberikan pengarahan, melambai-lambai jika menolak sesuatu atau melarang dan gerakan tangan lainnya.113 c. Pesan artifaktual. Pesan artikfaktual menjelaskan tentang penampilan narasumber. Penampilan narasumber dapat dilihat dari cara berpakaiannya yang mencirikan sebagai seorang da’i atau narasumber. Narasumber pada program Samara selalu memakai pakaian serba putih. Baju koko putih, celana bahan berwarna putih dan kopiah putih bercorak. Ini pakaian yang selalu digunakan narasumber saat mengisi kajian Samara off air. Tujuannya adalah untum menarik pusat perhatian pendengar yang datang atau hadir dalam kajian Samara off air dan menandakan karakternya yang tenang dan bersih.114 d. Pesan paralinguistic. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara pengucapan pesan verbal. Pesan paralinguistik
113
Penelitian Lapangan Ustad Anwar Anshari Mahdum pada Samara off air. Selaku Narasumber Program Samara. 13 & 20 Januari 2011. 114 Ibid.
merupakan pesan utama dalam program on air, karena seseorang dapat mengenal dan mendapatkan semangat narasumber dari suaranya. Narasumber pada program on air dapat mengexpresikan dirinya melalui suaranya. Suaranya mampu membentuk karakteristik dirinya sebagai orang yang bijak dalam menyampaikan sesuatu, orang yang sabar dengan kelemah lembutannya, dan nada tingginya mengexpresikan ketegasannya pada pesan tertentu. Jadi, suara mampu menyejukkan pendengarnya dan menenangkan hati pendengarnya.115 C. Faktor-Faktor Karakter Komunikator Program Samara Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Komunikator Program Samara adalah kredibilitas tim produksi, atraksi, dan kekuasaan tim produksi. 1. Kredibilitas Tim Produksi a. Narasumber Samara Dakta, Ustad Anwar Anshari Mahdum alias Bang Aan. Hal-hal yang mempengaruhi kresibilas narasumber adalah sebagai berikut: Latar
belakangnya
sebagai
seorang
pendakwah,
didukung
oleh
perjalanannya dalam menuntut ilmu. Mulai dari Sekolah Dasar (SD) di SDN Hutan Poncol Bekasi, Tsanawiyah al-Baqiyatus Sholihat Bogor, PGAN di Bogor dan kuliah di PT. IQ Jakarta. Di PT. IQ dan mendapatkan gelar Sarjana Setara 1 (S1) dengan jurusan Tarbiyah.116 Pengalaman bekerja dan berogranisasi. Bang Aan (penulis memanggilnya), memiliki pengalaman sebagai narasumber diberbagai tempat selama ± 14 115
FGD (Fokus Group Discution) dengan anggota Samara atau peserta Samara off air di Masjid Agung al-Barkah Bekasi. 13 Februari 2011 116 Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program Samara. (Bekasi: 15 Januari 2011)
tahun. Awal mulanya, Bang Aan bekerja sebagai narasumber pada program Tadarus. Pada saat itu, Bang Aan menggantikan temannya yang menjadi narasumber di program Tadarus. Program Tadarus ini memberikan tausiyah secara on air. Setelah 3 bulan Bang Aan menjadi narasumber di radio Dakta 107 FM akhirnya Bang Aan dijadikan sebagai narasumber tetap di radio Dakta. Keterlibatannya dalam menata radio Dakta sebagai radio news menjadi radio Islam inilah yang mengangkat Bang Aan menjadi program director diradio Dakta selama 3 tahun. Pemahaman mengenai produksi radio didapatkannya saat Bang Aan berada di organisasi PMII. Saat itulah, Bang Aan mendiskusikan produksi radio untuk memperbaiki manajemen radio Dakta. Kemudian, Bang Aan kembali
menjadi narasumber karena
ketidakadaan narasumber sehingga Bang Aan diminta untuk menjadi narasumber kembali. Selain menjadi narasumber di radio Dakta, Bang Aan juga menjadi narasumber dibeberapa stasiun televisi dan radio lainnya. Misalnya saja, di Radio Gema Insani di daerah Cikarang, Radio Nurani Islam (NURIS) di Bintaro. Bahkan radio Nurani Islam (NURIS) sudah merambah ke televisi dengan nama RadarTV dan Bang Aan pun menjadi narasumbernya. Keterlibatan Bang Aan sebagai narasumber di RadarTV, membawanya untuk mengisi diberbagai stasiun televisi lainnya, seperti ANTV dan MetroTV. 117 Tidak hanya itu, Bang Aan juga mendapatkan kepercayaan untuk mengelola organisasi Eldasi al-Isro, aktif di Kongres Islam di Bekasi, dan saat 117
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program Samara. (Bekasi: 15 Januari 2011)
ini Bang Aan juga mendirikan pesantren dan yayasan di Muara Gembong. Juga sebagai penasehat di Tabloid Bekam dan Tabloid Syiar dan trainer di organisasi Danau Aulia.118 Kegiatan tambahannya adalah menulis dengan judul “Menggapai Hati yang Bersih” dan membuat rekaman kegiatannya yang menjadi rutinitasnya yaitu Getar Kalam. Karya belum tersebar secara luas, dalam arti baru tersebar di daerah lokal saja belum sampai pada tingkatan nasional. Kesimpulan yang didapat dari data-data tersebut mengenai kredibilitas komunikator adalah termasuk dalam tingkatan menengah atau prior ethos. Karena karyanya dan gerakkan dakwah belum tersebar secara nasional dan belum banyak dikenal masyarakat secara nasional. b. Faktor Penyiar Samara Dakta, Maula Ahmad Tahapan-tahapan menjadi penyiar handal adalah sebagai berikut: (1) Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas, (2) Cerdas, (3) Rasa Humor, (4) Sabar, (5) Imajinasi, (6) Antusias, (7) Rendah hati dan bersahabat, dan (8) Kemampuan bekerjasama.119 Penyiar Samara Dakta memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup di dunia broadcast. Walaupun tidak memiliki pengetahuan khusus di bidang broadcasting, artinya tidak memiliki pengalaman bersekolah atau kuliah di bidang broadcasting. Akan tetapi, memiliki pengalaman selama ± 7,5 tahun bekerja di bidang broadcasting. Pengetahuannya di bidang agama, membawanya menjadi penyiar tetap program religi di Radio Dakta dan pembawa acara atau MC di Masjid Islamic 118
Ibid. Fatmawati Amir & Ade Sofyan Mulazid. Cara Cepat Menjadi MC Handal. (Jakarta: Kalam Pustaka, 2007), h. 7-28 119
Center Bekasi. Pengalamannya di bidang agama, dimulai dari pendidikannya di salah satu pesantren setara Gontor, dan dilanjutkan ke perguruan tinggi di Universitas Ibnu Khaldun Bogor, jurusan Pendidikan dan Pemikiran Islam. Jadi, pengetahuannya tentang Islam dan pengalamannya menjadi penyiar, mampu menjadikannya sebagai penyiar religi di Radio Dakta. Kecerdasannya dalam menciptakan suasana hangat sehingga tidak terlihat kaku dan formal. Karena saat berinteraksi dengan narasumber, penyiar Samara berusaha untuk melalukan guyonan dengan narasumber. Hal ini dilakukan untuk mencairkan suasana. Suasana yang bersahabat mengajak para pendengar untuk ikut merasakan dan berpatisipasi dalam program tersebut. Terkadang juga dikarenakan perbincangan yang sangat menarik. Sehingga mengundang pendengar untuk berpartisipasi
dalam
program
tersebut.
Banyaknya
pendengar
yang
berpartisipasi atau banyaknya pertanyaan secara berturut-turut dari satu pendengar yang menguji kesabaran penyiar untuk membagi waktu dengan pendengar yang lainnya. jadi, penyiar juga harus menjaga kesabarannya jika ada pendengar yang lebih aktif. Penyiar radio juga harus bisa membayangkan bahwa sedang melakukan komunikasi secara interpersonal. Inilah yang kemudian disebut sebagai prinsip dasar siaran.120 Penyiar harus berusaha untuk menampilkan imajinasi dengan kata-kata. Sehingga pendengar merasakan sikap sahabat penyiar. Inilah yang dilakukan oleh penyiar program Samara Dakta.
120
Asep Syamsul M. Romli. Broadcast Journalism. (Bandung: Nuansa, 2004), h. 38
Sebelum mengudara, biasanya yang dilakukan adalah melatih pernafasan perut, agar saat mengudara tidak melakukan kesalahan dan pendengar mengetahui siapa yang berbicara dengan karakter penyiar. Penyiar memiliki jenis suara tenor, yaitu suara tinggi, kesannya ringan.121 Jadi, dapat dikatakan bahwa Muala Ahmad adalah penyiar radio yang handal. Karena mampu membangkitkan kebersamaan antara pendengar dengan tim produksi yang bertugas. Memiliki jenis suara tenor, ringan dan pengucapan yang jelas. Serta pengetahuan tentang agama dan pengalamannya di bidang penyiaran. 2. Faktor-Faktor Atraksi Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dalam atrasksi adalah sebagai berikut: a. Faktor Atraksi Komunikator pada Program On air Faktor daya tarik fisik yang dimiliki narasumber saat siaran secara on air adalah suaranya. Suaranya yang elegan, lemah lembut dan penuh semangat menjadi daya tarik fisik narasumber bagi pendengarnya. Lemah lembut pada volume suara yang dimilikinya, membingkai pandangan pendengar tentang karakter dari narasumber. Bingkai pendengar terhadap narasumber melalui suaranya merupakan orang yang bijaksana dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan atau problematika kehidupan. Tutur bahasanya yang
terorganisir
dan
kata-katanya
yang
menyejukkan
hati
para
pendengarnya.122 121
Fatmawati Amir dan Ade Sofyan Mulazid. Cara Cepat Menjadi MC Handal. (Jakarta: Kalam Pustaka, 2007), h. 64 122 FGD (Fokus Group Discution) dengan anggota Samara atau peserta Samara off air di Masjid Agung al-Barkah Bekasi. 13 Februari 2011
Subjek pertama (1), menggambarkan suara narasumber tegas 123, subjek yang kedua (2), menggambarkan suara narasumber yang memilki cirri khas syahdu, lembut namun tegas124, subjek ketiga (3), menggambarkan bahwa suaranya leah lembut dan sangat menggetarkan hati apalagi ketika bermuhasabah125, subjek keempat (4), menggambarkan suara yang lembut dan empuk,
langsung
ketahuan
saat
berbicara126,
subjek
kelima
(5),
menggambarkan suara narasumber seperti lemah lembut127, dan subjek keenam (6), menggambarkan karakter yang lembut dan tegas dalam berbicara, juga menampakkan sikap bijak dari suaranya tersebut.128 Jadi, daya tarik fisik narasumber saat siaran langsung atau on air adalah suaranya yang lemah lembut, tegas dan karakter suara yang membawanya menjadi orang yang bijaksana. Faktor kesamaan antara komunikate (pendengar) dan komunikator (narasumber) saat siaran langsung adalah kesamaan dalam hal ideologi dan pengalaman. Kesamaan ideologi disini dimaksudkan kesamaan tujuan untuk membangun keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Rahmah (SAMARA). Sedangkan kesamaan pengalaman adalah antara komunikator (narasumber) merasakan apa yang dihadapi oleh komunikatenya (pendengar).
123
Dewi Puspa Ningrum, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung AlBarkah,13 Februari 2011). 124 Lutfiyah, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung Al-Barkah,13 Februari 2011). 125 Yuhriyah, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung Al-Barkah,13 Februari 2011). 126 Sry Widiaty, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung Al-Barkah,13 Februari 2011). 127 Hj. Rosmalati, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung Al-Barkah,13 Februari 2011). 128 Dewi Lestari, Selaku Peserta Kajian off air. (Bekasi: Masjid Agung Al-Barkah,13 Februari 2011).
Bagi pendengar yang sudah menikah, narasumber pun sudah menikah sehingga narasumber merasakan manis-pahitnya rumah tangga. Maka, dapat memberikan pengalamannya dalam mengarungi rumah tangganya. Sedangkan bagi pendengar yang belum menikah dan berada dalam keadaan gelisah dalam menanti jodohnya atau sudah dipertemukan namun masih dalam masa taáruf, narasumber
pun
merasakan
tahapan-tahapan
yang
dirasakan
oleh
pendengarnya. Maka, narasumber dapat memberikan pencerahan terhadap permasalahan-permasalahan pendengarnya.129 Faktor kemampuan narasumber dalam membawa diri untuk mendalami suasana program sehingga membentuk suara yang mencirikan. Jenis suara yang dimiliki narasumber adalah suara jenis bas, yaitu suaranya rendah namun terkesan berat.130 Sehingga dapat membuat emosi dari suara tersebut. Juga kemampuannya dalam menguasai tema dan menguasai keadaan. b. Faktor Atraksi Komunikator pada Program Off air Faktor daya tarik fisik. Tidak berbeda jauh dengan program on air. Daya tarik fisik narasumber dalam program off air pun juga pada suaranya. Selain pada
suaranya,
juga
pada
penampilannya,
sikapnya
dan
caranya
mengexpresikan kata-kata dalam sebuah kalimat. Setiap menghadiri acara kajian yang disiarkan secara off air selalu menggunakan pakaian putih sehingga pusat perhatian pendengar tertuju padanya. Sikapnya yang sopan, ramah tamah terhadap pendengarnya pun menjadi data tariknya. Hal ini membuat interaksi antara narasumber dan 129
FGD (Fokus Group Discution) dengan anggota Samara atau peserta Samara off air di Masjid Agung al-Barkah. (Bekasi: 13 Februari 2011) 130 Fatmawati Amir dan Ade Sofyan Mulazid. Cara Cepat Menjadi MC Handal. (Jakarta: Kalam Pustaka, 2007), h. 64
pendengar pun menjadi hidup dan suasana menjadi hangat. Sedangkan, expresinya diperlihatkan dengan gerakan tubuh dan perubahan raut wajah. Jadi, faktor daya tarik fisik narasumber saat program off air adalah suara, penampilan,
sikapnya yang ramah tamah pada pendengar dan caranya
mengexpresikan kata-kata.131 Faktor kesamaan dan kemampuan narasumber tidak berbeda ketika berbicara pada program on air dengan berbicara pada program off air. Karena secara keseluruhan format dan sifatnya pun tidak berbeda. 3. Faktor Kekuasaan Tim Produksi Siaran Langsung a. Kekuasaan Narasumber Kekuasaan yang dimiliki narasumber termasuk dalam klasifikasi (1) kekuasaan keahlian dan (2) kekuasaan rujukan: Kekuasaan
keahlian,
yang
dimiliki
narasumber
merupakan
pengalamannya sebagai narasumber selama ± 14 tahun. Hal ini didukung oleh pengetahuan dan pemahamannya tentang Islam yang didapatkannya semenjak berada dibangku Tsanawiyah yaitu tsanawiyah al-Baqiyatus Sholihat di Bogor, sampai kuliah di PT.IQ Jakarta dengan jurusan Tarbiyah. Lamanya menjadi narasumber, sekitar ± 14 tahun, tidak hanya dituangkan pada , tetapi dibeberapa radio lainnya bahkan dibeberapa media lainnya. Seperti, menjadi narasumber di Radio Gema Insani bahkan sampai menjadi narasumber di RadarTV (TV-nya Radio Gema Insani), Radio Nurani Islam, diberbagai instansi (seperti Telkom), kemudian menjadi narasumber diberbagai stasiun televisi (seperti ANTV dan MetroTV), bahkan saat ini 131
FGD (Fokus Group Discution) dengan anggota Samara atau peserta Samara off air di Masjid Agung al-Barkah. (Bekasi: 13 Februari 2011)
narasumber memiliki acara sendiri di Radio Dakta, yaitu kajian program “Getar Kalam”, yang juga dikaji secara off air tiap minggunya di Masjid Agung Al-Barkah Bekasi.132 Kekuasaan Rujukan, memberikan kekaguman pendengar terhadap narasumber berasal dari kemampuannya dalam menguraikan kata-kata, sehingga menjadi bahasa yang mudah dipahami dan menarik untuk didengar. Hal ini disesuaikan, tipe pendengar yang membutuhkan pengarahan dalam rumah tangganya. Perkataan yang dikeluarkan tidak menggurui, bahasanya sangat lugas, dan ritme suaranya yang memiliki kebijakan dalam memberikan solusi. Penyampaian materinya menyentuh hati pendengarnya, karena pesan yang disampaikan berkaitan dengan perasaan pendengarnya.133 Kemudian, interaksi narasumber dengan pendengar yang sangat aktif. Karena narasumber berusaha untuk merasakan apa yang sedang dirasakan oleh pendengarnya. Terlebih saat kegiatan-kegiatan off air yang memberikan sikap yang sopan, ramah-tamah, dan akrab dengan para pendengar. Juga meluangkan waktu untuk dapat berinteraksi secara langsung atau face to face kepada pendengar. Inilah, kemudian yang membuat pendengar mengagumi narasumber karena sikap rendah hati dan bersahabat.134 b. Kekuasaan Penyiar Kekuasaan yang dimiliki penyiar termasuk dalam klasifikasi kekuasaan keahlian. Kekuasaan keahlian yang dimilikinya adalah kemampuannya dibidang pengetahuan Islam. Pengetahuannya tentang Islam, membawa 132
Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum. Selaku Narasumber Program Samara. (Bekasi: 15 Januari 2011) 133 Ibid. 134 FGD (Fokus Group Discution) dengan anggota Samara atau peserta Samara off air di Masjid Agung al-Barkah. (Bekasi: 13 Februari 2011)
dirinya menjadi penyiar di program religi. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan pembicaraan dengan narasumber, sehingga suasana dalam acara tersebut menjadi hangat. Kemampuannya menjadi penyiar pun dimulainya saat berada di pesantren. Dengan mengikuti lomba-lomba pidato dan menjadi pembawa acara. Kemampuannya berbicara dihadapan orang dan pengolahan kata dan suara yang kemudian menjadikannya sebagai penyiar dan pembawa acara. Pengalamannya sebagai penyiar sudah dijalaninya selama ±7,5 tahun. Mulai seorang penyiar diacara umum di salah satu radio Bogor, musik director, pembaca berita, sampai menjadi penyiar program religi di Radio Dakta. Sudah banyak pengalaman dan pengetahuan yang didapatkannya dibeberapa radio tempat bekerjanya.135 D. Faktor Keseimbangan Program Samara On air dan Off air Faktor-faktor pendukung saling mendukungnya efektivitas program Samara on air dan off air sebagai berikut: 1. Faktor Keseimbangan pada program Samara on air. Radio Dakta memiliki karakter dan profesi sebagai radio Informasi bernuansa Islam atau bisa langsung disebut sebagai radio Islam. Sesuai dengan visinya, yaitu “Menjadi media informasi dan pembelajaran terbaik di Indonesia yang bernafaskan Islam sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.” Profesinya sebagai radio Islam, didukung dengan program-programnya yang bernafaskan Islam, salah satunya adalah program Samara yang termasuk dalam program Kajian Malam.
135
Wawancara dengan Muala Ahmad. Selaku Penyiar Program Religi. (Bekasi. 20 Desember 2010)
Pra produksi program Samara, ada beberapa hal yang dipersiapkan untuk kelancaran produksi yakni, (a) persiapan penyiar dalam hal membuat skrip naskah, melatih pernafasan, dan menjalin keakraban dengan narasumber saat narasumber hadir sebelum siaran, dan (b) narasumber harus sudah mengetahui tema yang akan dikaji, lebih baik lagi jika baca buku, mempertahankan moodnya sehingga tidak pasif saat siaran. Yang terpenting saat pra produksi adalah mengontrol frekuensi atau sinyal radio sehingga tidak menghambat jalannya produksi dan merugikan pendengar karena tidak dapat menikmati siaran program yang dikehendakinya. Hambatan atau gangguan lainnya, bukan hanya pada tim produksi, tetapi juga karena gangguan alami dan buatan yang berkaitan dengan sinyal radio. Maka, tugas dari operator untuk mengontrol ketepatan frekuensi dan jaringan. Sehingga tidak menghadapi gangguan.136 Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor produksi program Samara on air adalah profesi Radio Dakta sebagai Radio Islam yang membawa program-program bernuansa Islam, persiapan pra produksi tim produksi, dan kerjasama tim produksi saat siaran. Akan tetapi, saat produksi faktor yang paling berorientasi adalah faktor peranan narasumber.
136
Wawancara dengan Karyadi. Selaku Manajer Perusahaan Radio Dakta. (Bekasi , 20 November 2010)
2. Faktor Keseimbangan pada program Samara off air. Keberhasilan program Samara secara on air berdampak pada kegiatan Samara off air. Berdasarkan observasi partisipan, penulis menggambarkan hasil pengamatannya sebagai berikut. Kegiatan Samara off air dimulai dengan memberikan informasi atau pesan berupa kajian. kajian berlangsung selama 2 jam, dimulai dari pukul 13.0014.45 WIB, 15 menit kemudian dikhususkan untuk tanya-jawab antar narasumber dan pendengar. Kemudian dilanjutkan dengan muhasabah. Selama kajian berlangsung, panitia menggelar bazar. Barang yang dijual adalah buku, terutama buku karya Ustad Anwar Anshari Mahdum, selaku narasumber dan makalah kajian. Sebelum diakhiri narasumber meminta kepada pendengar untuk membawa biodata bagi yang ingin ditaárufkan pada minggu berikutnya. Kemudian, ada penggalangan dana atau sedekah yang akan disumbangkan kepada Yayasan miliknya yaitu, Yayasan El-dasi al-Isro. Setelah kajian selesai, pendengar yang ingin berkonsultasi dapat langsung menemui narasumber yang duduk di teras masjid bersama dengan keluarganya (istri dan anaknya). Seperti gambar berikut:
Kajian Samara off air dihadiri pendengar Dakta (juga Samara) sebanyak 250 orang (ikhwan dan akhwat), bahkan terkadang lebih dari nominal tersebut. Kebanyakan pendengar Dakta (khususnya Samara) adalah para karyawan swasta, mahasiswa dan ibu rumah tangga yang berpendidikan. Para pendengar lebih mengenal narasumbernya melalui kegiatan on air dan off air dan kemampuan narasumber dalam menciptakan karya-karyanya di stand bazarnya. Jadi, faktor-faktor pendukung saling mendukungnya efektivitas program Samara on air dan off air adalah (1) kerjasama tim produksi dalam menyeimbangkan pra-produksi sampai produksi bahkan sampai pasca produksi, (2) profesi radio sebagai Radio Islam, Radio Dakwah (3) kemampuannya dalam mengolah kata-kata, dan (4) faktor komunikator yang menunjukkan kredibilitasnya.
BAB V. PENUTUP A. KESIMPULAN Melihat banyaknya masyarakat pendengar program Samara yang kemudian menjadi anggota Samara, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor efektivitas Program Samara dalam membentuk nilai keluarga Islami adalah sebagai beriku: 1. Format yang digunakan adalah format Prolog Skrip Kasus, Prolog Pendalaman Materi dengan Dua Arah, dan Tanya Jawab Multimedia. Format ini berorientasi pada narasumber. 2. Efektivitas pesan yang menggunakan; (a) urutan pesan yang menggunakan pola deduktif, (b) struktur pesan yang dibagi dua sisi persoalan positif dan negatif, (c) imabauan pesan yang digunakan adalah imbauan rasional, imbauan motivasi¸ dan imbauan emosional, (d) abstraksi pesan meliputi, dead level abstracting, intensional, dan isomorfisme, dan (e) pesan-pesan nonverbal yang menunjukkan karakternya 3. Efektivitas komunikator yang menunjukkan; (a) kredibilitas, yang menunjukkan prior ethos, (b) atraksi, dan (c) kekuasaan yang digunakan adalah kekuasaan ahli dan kekuasaan rujukan. 4. Faktor pendukung saling keterkaitannya program Samara on air dengan program Samara off air adalah sebagai berikut: (a) kerjasama tim produksi dan keaktifan narasumber dalam menyeimbangkan praproduksi sampai produksi bahkan sampai pasca produksi, (b) kegiatan-
kegiatan off air yang dipublikasikan pada saat on air oleh narasumber, (c) kemampuannya dalam mengolah kata, dan (d) faktor komunikator yang menunjukkan kredibilitasnya. Jadi, faktor-faktor efektivitas program Samara baik secara on air maupun off air adalah peranan narasumber dalam kajian Samara. B. SARAN Saran-saran yang penulis berikan untuk perkembangan Program Samara baik secara on air maupun off air adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya dalam format on air, waktu untuk berinteraksi atau dialog pendengar dengan narasumber lebih lama dibandingkan waktu untuk penyiar dengan narasumber dan prolog narasumber. Format untuk prolog narasumber seperti format kultum (kuliah tujuh menit) supaya pembahasan dan skrip solusi pendengar bisa memuaskan. 2. Hendaknya tim produksi program Samara bekerjasama dengan lembaga-lembaga lain sehingga tidak hanya berdakwah disatu tempat saja. Bisa didaerah-daerah lain yang membutuhkan perhatian. Terutama lembaga perlindungan dan pendidikan untuk menjaga generasi muda dari perrgaulan bebas dan dari perang pemikiran (ghozwul fikri) yang menurunkan akhlak dan akidah manusia. 3. Mengadakan training untuk membentuk keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Rahmah. Karena banyak masyarakat yang belum memahami hakikat keluarga yang Sakinah, Mawaddah dan Rahmah (SAMARA). Serta untuk memberikan pemahaman untuk tidak berlebihan dalam pernikahan sehingga melanggar aturan syar’i.
4. Melaksanakan kegiatan-kegiatan off air lainnya yang bertujuan untuk mengharmoniskan hubungan keluarga. Misalnya seperti lomba keluarga harmonis, seminar keluarga sehat, kuis-kuis keluarga untuk pasangan untuk keterikatan ukhuwah antar keduanya. 5. Buat kantor khusus dan tim khusus untuk konsultasi keluarga baik masalaha rumah tangga maupun proses taáruf. Sehingga pendengar dapat lebih leluasa untuk berkonsultasi. Kegiatan ini termasuk dalam kegiatan off air.
DAFTAR PUSTAKA Amir, Fatmawati dan Ade Sofyan Mulazid. Cara Cepat Menjadi MC Handal. (Ciputat: Kalam Pustaka, 2007). Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa: Suatu pengatntar. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007). Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa. (Jakarta: Prenada Media Group, 2008) Hamad, Ibnu. Komunikasi sebagai Wacana. (Jakarta: La Tofi Enterprise, 2010) K, Septiawan Santana. Jurnalisme Kontemporer. ( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005). Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Rosda Karya Remaja, 2006) Morissan. Media Penyiaran (Strategi mengelola radio dan tetlevisi). (Tangerang: Ramdina Perkasa, 2005). Mubarok, Ahmad. Psikologi Keluarga. (Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara, 2005). M. Arifin, Tatang. Menyusun Rencana Penelitian. (Jakarta: Rajawali Press, 1968). M. Romli, Asep Syamsul. Kamus Jurnalistik. ( Bandung: Simbiosa Rekatama, 2008). ________________ . Broadcast Journalism. ( Bandung: Nuansa, 2004). Prayudha, Harley. Radio: Suatu Pengantar untuk Wacana dan Praktik Penyiaran. (Malang: Bayumedia Publishing, 2005). Rakhmat, Jalaluddin, M. SC. Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008).
________________ . Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005). Suprayogo, Imam. Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003) Uchajan Effendy, Onong. Dinamika Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Segmen Segmen ke-1
Table Rekaman Pertama Format Program Siaran Samara Mahligai Cinta Rumah Tangga, 10 Januari 2011 Strategi Priming Ket. Menit Sounder1 Kupinang Engkau dengan al-Qurán 1 menit Pembukaan & Sapa pendengar Tease Sapa narasumber Lead Prolog 1
Segmen ke-2
Menanyakan kabar pendengar
Bergabung dalam layanan interaktif Menanyakan kabar narasumber Publikasi tema Tingkatan cinta dalam rumah tangga Tease Tetap dalam program Samara Iklan1 Makaro Wisata (layanan umrah dan haji), wakaf al-Qurán Brain Word, molto ultra, alternatif bekam Jingle1 Radio Dakta 107FM Adlibs1 Promosi program Danau Aulia Sounder2 Kupinang Engkau dengan al-Qurán Tease Bergabung dalam layanan interaktif Dialog penyiar dan Tanya1: Menurut Anda, bagaimana narasumber (prolog jika ada yang berani melangkah 2) karena cinta, itu seperti apa? Jawab1: komponen keluarga rumah tangga butuh cinta, pemahaman yang sama (seiman), kepercayaan dan seksualitas. Tanya2: apakah cinta identik dengan seks? Jawab2: tidak namun, seks merupakan sebuah kebutuhan. Tanya3: Sebenarnya kapan cinta itu timbul? Jawab3: Cinta itu tidak terbatas. Tanya4: Apakah fisik berubah, cinta juga berubah? Jawab: tergantung orangnya. Jika karena fisik maka akan berubah. Tanya5: Lalu, bagaimana menstabilkan rasa cinta? Jawab5: niatkan cinta karena Allah. (tease) Tanya6: Haruskah, menyatakan “saya cinta karena Allah” saat ingin menikah? Jawab6: Taáruf ini adalah proses untuk menuju ke pernikahan. Jadi harus sesuai dengan aturan Islam.
1 menit 1 menit 9 menit 25 (detik) 5 menit
2,5 menit
25 menit
Tease Iklan2 Berita
Bukan kejadian seperti sekarang ini. Tetap dalam program Samara 25 (detik) Daily English 8 menit Dalam negeri dan luar negeri
Iklan (sponsor) Segmen ke-3
Wakaf Makam Syarí, Belajar Bahasa Arab Jingle2 Radio Dakta 107 FM Adlibs2 Air minum Kaskada Sounder3 Kupinang Engkau dengan al-Qurán Tease Bergabung dalam layanan interaktif Dialog pendengar Menerima 5 penelpon; dan narasumber Ambu, nusa Indah: Bagaimana (tanya jawab 1) mengatasi ketidakseimbangan ilmu antara suami-istri? Anto, Bekasi: Bagaimana suami melaksanakan amanahnya sedangkan tidak mampu memberikan nafkah (PHK)? Ima, Kramat Jati:Suami sudah berumur 60th. Tapi masih melakukan kemaksiatan. Apa yang harus saya lakukan? Novi: Istri yang diminta harus selalu lebih dimata suami itu bagaimana? Wardi, Cikarang: Ingin menikah akan tetapi sibuk, apa yang harus saya lakukan?
Tease
Menjawab Ambu:Harus saling tolelir dan bangun komunikasi yang efektif. Menjawab Anto:Istri harus memberikan support kepada suami dan selalu hadir disisi suaminya. Menjawab Ima: Bersabar dan selalu membimbing suaminya. Menjawab Novi: Setiap manusia pasti memiliki kekurangan. Seharusnya harus saling mengisi satu sama lain. Menjawab Wardi: Rasulullah SAW juga sibuk tetapi dia menikah. Jadi bukan alas an untuk menunda keinginan Anda untuk menikah. Tetap dalam program Samara
16 (detik) 1 menit 2 menit 22 menit
Segmen ke-4
Iklan3 Sounder4 Dialog pendengar dan narasumber (tanya jawab 2) + kesimpulan
6 menit Kupinang Engkau dengan al-Qurán 2 menit Membacakan 5 SMS; 21 menit Nina, Depok: Bagaimana cara untuk tetap optimis mencari pasangan, sedangkan usia sudah kepala 4? Upi, Tambun: Bagaimana dengan istri yang sulit menerima kehadiran orang lain karena ditinggal meninggal suaminya? Menjawab Nina: Yakinlah bahwa Allah telah menetapkan jodoh untuk kita. Menjawab Upi: Bukalah hatimu untuk orang lain. Karena masih banyak amalan yang bisa dilakukan dengan suami barunya. Syahrini, Purwakarta: Ciri akhwat sholehah seperti apa? …, Jakarta: Ikhtiar seorang akhwat untuk mendapatkan ikhwan yang soleh seperti apa? Menjawab Syahrini dan …: Lihat dari harta, keturunan, kecantikkan, dan agamanya. Namun, utamakan agamanya karena keuntungannya berganda. MD, Bekasi: Bagaimana dengan taáruf yang diwarnai cinta sehingga sulit melupakannya? Menjawab MD: Itu hal yang wajar. Asalkan jangan melupakan Allah SWT. Membacakan 2 facebook; Brian: Sudah tidak bisa menahan hawanafsunya, kemudian menikah dengan seseorang yang ½ cintanya, apakah dibolehkan dalam Islam? Muslimah: Bagaimana untuk menjaga kadar cinta? Menjawab
Brian:
Cinta
itu
Kesimpulan
Penutup
terbangun karena kebersamaan. Menjawab Muslimah: Cinta yang hakiki adalah cinta kita kepada Allh, Rasul- Nya dan Jihad fi sabilillah. Jalanilah duniamu sebab duniamu 1 menit yang akan mengantarkamu pada akhirnya. Awali dengan cinta kepada Allah, jadikan cinta kita untuk mahligai cinta rumah tangga. Kupinag Engkau dengan al-Qurán 1 menit
Segmen Segmen ke-1
Table Rekaman Kedua Format Program Siaran Samara Meredam Api Cemburu, 17 Januari 2011 Strategi Priming Ket. Menit Sapa pendengar Menyapa pendengar 20 (detik) Lead Tease Iklan1
Publikasi tema Bergabung dalam layanan interaktif BMT al-Kautsar (dana pemberdayaan), iklan motlo ultra, Paket Umrah PT. Madinah Iman Wisata Jingle1 Radio Dakta 107 FM Segmen ke-2 Sounder1 Kupinang Engkau dengan al-Qurán Tease Bergabung dalam layanan interaktif Sapa narasumber Menyapa narasumber Info kasus daí Kasus Ciketing Prolog 1 Kewajaran rasa cemburu yang bercermin pada Aisyah Dialog penyiar dan Tanya1: apakah cemburu membawa narasumber (prolog 2) cinta? Jawab1: Rasa cemburu menandakkan kekhawatiran akan dimiliki orang lain. Berkeinginan untuk memiliki seseorang. Tanya2: Bagaimana dengan cemburu membawa curiga? Jawab2: Curiga itu sifat suúdzon yang berlebihan. Iklan 2 Wakaf Qurán Brain (LSM Umi Maktum Voice), ta’lim bulanan, jeko wisata, layanan Umrah Segmen ke-3 Sounder2 Kupinang Engkau dengan al-Qurán Tease Bergabung dalam layanan interaktif Dialog penyiar dan Tanya3: Adakah trik-trik untuk narasumber (prolog 2) mengendalikan rasa cemburu? Jawab3: pertama, lihat akar permasalahannya, kedua tidak langsung memfonis. Tanya4: Solusi apa untuk orang yang cemburunya super-duper? Jawab4: Lagi,lagi kita harus pantau permasalahannya sehingga apapun yang menjadi permasalahan bisa diklarifikasi. Tease Menggugah pendengar Dialog penyiar dan Tanya5: Bagaimana dengan narasumber (prolog 2) cemburu yang mendatangkan pihak
2 menit 4 menit
7 (detik) 1 menit 24 (detik) 3 menit 6 menit 7 menit
3 menit
24 (detik) 1 menit 12 menit
3 menit
ketiga? Jawab5: Usahakan permasalahan yang kecil kita redam, sebab jika diceritakan maka akan membuka aib. Selesaikan secara internal. Tease Tetap dalam program Samara Berita Dalam negeri dan luar negeri Sponsor Air minum kaskada Jingle 2 Radio Dakta 107 FM Iklan 3 Camus Arabic, ta’lim bulanan, program makam syarí, layanan umrah PT. Madinah Iman Wisata, program off air Getar Kalam. Tease Bergabung dalam layanan interaktif Dialog pendengar dan Menerima 4 penelpon; narasumber (tanya Ambu Bilqis, Pd. Gede: Teknik jawab 1) yang dilakukan supaya pasangan tidak sedikit-sedikit cemburu? Ade, Cikarang: (terputus) Sri, Halim: Cintailah pasangan kita karena Allah sehingga tidak cemburu buta. (tanggapan) Hamba Allah, Bekasi: Suami yang tidak menjaga pandangan, dan apa yang harus saya lakukan? Menjawab Ambu: Jangan terlalu atraktif dalam menyikapi sesuatu yang tidak disukai. Kemudian berbaik sangka terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak layak. Membacakan 2 facebook Norma: Suami suka pulang terlambat, dan HPnya ada panggilan dari wanita lain, kalau seperti ini bagaimana? Menjawab Norma&hamba Allah: Istri harus bersikap arif. Mampu menelaah kondisi. Boleh bertanya kepada suami tapi lihat dulu kondisi suami. Heru: Cemburu kepada para mujahid, bagaimana merealisasikannya? Menjawab Heru: Maksimal memberikan kemampuan kita, bersungguh-sungguh sehingga kapasitas berjihad sesuai dengan
3 menit 10 menit
19 (detik) 18 menit
kemampuan kita. Tetap dalam program Samara Penanaman pohon oleh Walikota Bekasi, Jasa Pengantar Jenazah Lastamu(dakta peduli), ta’lim bulanan, Dakta Peduli (bantuan bencana). Segmen ke-4 Sounder3 Kupinang Engkau dengan al-Qurán Tease Bergabung dalam layanan interaktif Dialog pendengar dan Menerima 1 penelpon; narasumber (tanya Sifa, di Pd. Melati: mengenai jawab 2) + kesimpulan Hadist, “barang siapa yang mencintai lawan jenisnya, kemudian ia menyembunyikan rasa cintanya. Kemudian mati, maka matinya adalah masti syahid”, itu maksudnya apa? Terus, mengungkapkan perasaan ke ikhwan hukumnya apa? Tease Iklan 4
10 (detik) 5 menit
13 (detik) 13(detik) 26 menit
Menjawab Sifa: Boleh-boleh saja. Bahkan Khodijah ra. Pernah melakukan itu, akan tetapi harus sesuai dengan aturan. Harus sesuai dengan etika. Mengenai hadits, saya belum pernah mendengar hadits tersebut, coba dicek itu shahih/ tidak.
Penutup
Membacakan 2 SMS; Nita, Setu: Bolehkah cemburu kepada calon suami, hingga timbul rasa ragu? Menjawab Nita: Cemburu juga harus realistis dari segi mana. Tapi apa yang harus dicemburui karena dia bukan siapa-siapa. Cemburulah yang wajar, dan cintailah pasangan kita karena Allah. …: Memergoki suami selingkuh, yang akhirnya jadi benci. Adakah tahapan cemburu itu? Menjawab: Ini bukan proses kecemburuan akan tetapi fakta. Kupinang Engkau dengan al-Qurán 10 (detik)
Segmen Segmen ke-1
Table Rekaman Ketiga Format Program Siaran Samara Nikah Beda Fikroh, 24 Januari 2011 Strategi Priming Ket. Menit Sounder Kupinang Engkau dengan al-Qurán 24 (detik) Sapa pendengar Lead Tease Prolog1
Tease Dialog penyiar dan narasumber( prolog 2)
Tease Adlibs Iklan
Adlibs Segmen ke-2
Sounder Tease Dialog penyiar dan narasumber (prolog 2)
Menyapa pendengar Publikasi materi Bergabung dalam layanan interaktif Fikroh merupakan persamaan pemahaman, visi+misi. Tidak masalah menikah beda pemahaman, karena pasti setiap manusia memiliki perbedaan. Maka bersikap arif dalam berumah tangga. Bergabung dalam layanan interaktif Tanya1: Bagaimana pendapat Bang Aan mengenai kekhawatiran dalam membina keluarga jika beda fikroh? Jawab1: Islam kan menyatukan, pada prinsip dasar pernikahan juga menyatukan. Kemampuan kita dengan arif menghadapi perbedaan itu. Tanya2: Kalau ada permasalahan, gimana? Jawab2: Permasalahanpermasalahan rumah tangga itu lumrah terjadi. Juga pada rumah tangga Rasulullah, namun Beliau menyikapinya dengan arif, dengan bijaksana. Tetap dalam program Samara Workshow Seminar Anak Penanaman pohon oleh Walikota Bekasi, Makaro Wisata (paket umrah), Training kampung akhirat, program off air Getar Kalam. Pentas Seni Islam FOSMA SMAN 4 Bekasi Kupinang Engkau dengan al-Qurán Bergabung dalam layanan interaktif Tanya3: apakah sekufu harus 1 ormas atau pergerakkan? Jawab3: Satu profesi, karena cenderung sering bertemu. Mungkin ini cara Allah untuk mempertemukan jodoh mereka. Tanya4: Bagaimana dengan yang
54 (detik) 1 menit 8 menit
26 (detik) 11 menit
68 (detik) 59 (detik) 5 menit
1 menit 68 (detik) 30 (detik) 19 menit
Segmen ke-3
tidak memiliki pemikiran atau pegangan? Jawab4: Semua pasti punya pegangan, punya pemikiran. Hanya saja, jodoh itukan Allah yang menakdirkan. Adapun nantinya berbeda, maka yang harus dihadapi adalah memahami pemahaman tersebut dengan memberikan pembelajaran kepada pasangan. Tanya5: Jika terjadi seperti itu, kemudian tarik-menarik anak untuk menjadi kader itu seperti apa dan bagaimana? Jawab5: Yang terpenting adalah anaknya masih berpegang teguh pada agama Islam. Tanya6: Perbedaan fikroh itukan ada 2, positif dan negatif. Bagaimana jika menikah dengan orang yang memiliki fikroh negatif, misalnya ahmadiyah? Jawab6: Ahmadiyah itukan sudah di tetapkan hukumnya, sesat, diluar Islam. Maka sama saja dengan orang yang menikah beda agama. Dalam Islam itu haram, jadi sama saja dia melakukan zina. Tease Tetap dalam program Samara 3 (detik) Berita dan sponsor Sponsor XL 4 menit berita Jingle Radio Dakta 107 FM Iklan Propolis (air liur lebah), Program Dakta “KOBOI”, Seminar “Air Bambu ewéw” Jingle Radio Dakta 107 FM 6 (detik) Adlibs Air minum Kaskada 2 menit Sounder Kupinang Engkau dengan al-Qurán 42 (detik) Tease Bergabung dalam layanan interaktif 42 (detik) Dialog pendengar Menerima 4 penelpon 16 menit dan narasumber Lia, Pd. Kelapa: Bagaimana (tanya jawab 1) solusinya kalau calon suami yang banyak menuntut dan saat menikah nanti harus mengikuti keinginannya? Menjawab Lia: Sebenarnya tidak ada perjanjian sebelum menikah,
adapun setelah menikah memang istri harus mengikuti suami selagi itu dalam aturan Islam. Erni, Tj. Priok: Sering curhat dengan teman yang mereka menikah karena beda fikroh. Itu bagaimana? Boy, Bekasi: Beda fikroh itu tidak masalah. (tanggapan). Kaisa, Jatiasih: Orang yang sudah menua namun keinginan untuk melihat hal-hal yang enak dipandang cukup besar, apakah itu kodrat/sifat laki-laki?
Segmen ke-4
Menjawab Erni: Harus saling memahami antar satu sama lain. Menjawab Boy: Itu hal yang wajar, fitrahnya manusia. Yang penting sekarang bagaimana memupuk cinta kasih, rasa perhatian sehingga kekuatan cintanya. Tease Tetap dalam program Samara Iklan Penanaman pohon oleh Walikota Bekasi, Ta’lim Radio Dakta, Kongres Umat Islam, Program off air Getar Kalam. Sounder Kupinang Engkau dengan al-Qurán Adlibs BMT al-Kautsar (dekorasi walimah) Sounder Kupinang Engkau dengan al-Qurán Tease Bergabung dalam layanan interaktif Dialog penyiar dan Menerima 1 penelpon narasumber (tanya Anto, Ampera: Berpoligami, jawab 2) kemudian dia bercerai. Apa solusinya? Menjawab Anto: Mari lihat poligami yang Rasul contohkan. Bukan yang saat ini banyak terjadi. Membacakan 2 SMS Ani, Bekasi: Dalam proses taáruf, ternyata merasa ada perbedaan fikroh. Apakah boleh menghentikan proses ini?
61 (detik) 4 menit
2 (detik) 2 menit 3 (detik) 3 (detik) 26 menit
Menjawab Ani: Tidak masalah jika Anda merasa itu kurang baik, bisa saja menghentikan proses tersebut. Hendi, Cikarang: Setelah menikah timbul ketidakcocokan, itu bagaimana? Menjawab Handi: diskusikan dengan baik untuk mencari solusi. Membacakan 2 facebook Heru: Siap menikah, tak masalah dengan perbedaan fikroh. Sri: Apakah menolak ikhwan diperbolehkan dalam Islam, maksudnya beda kelompok?
Kesimpulan
Penutup Sounder
Menjawab Sri: Tidak masalah, sahsah saja menolak karena beda prinsip. Hanya saja tidak harus membatasi dalam kelompok. Seperti itu. Justru kalau pun berbeda kelompok kita bisa saling mengisi satu sama lain. Bersikap arif dan bijak dalam 93 (detik) menghadapi perbedaan pandangan dalam rumah tangga Kata penutup 55 (detik) Kupinang Engkau dengan al-Qurán 78 (detik)
Sumber informasi
: Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum
Posisi
: Narasumber Program Samara Dakta
Lokasi
: Kantor Radio Dakta, jl. Griya Agus Salim no.77 Bekasi
Tanggal
: Sabtu, 25 Desember 2010
Topik
: Sejarah Program Samara Dakta
Diah
: Siapa nyang mencetuskan program SAMARA dan siapa-siapa saja yang bertanggung jawab dalam program ini? Ustad : Awalnya dulu saya terlibat disemua acara termaksud penggagas juga, SAMARA dan beberapa acara lain. Kemudian materi samara diisi oleh Ustad Murhali Barda. Karena Ustad Murhali Barda ada masalah dan dipenjara maka akhirnya saya yang mengisi samara sekarang. Sebenarnya ini adalah salah satu program, termasuk saya juga punya kontribusi untuk mengidekan acara samara, karena saya mengisi acara lain maka samara diisikan oleh Ustad Murhali Barda secara on air. Selang beberapa lama samara on air, kemudian juga dilakukan secara off air (kegiatan di luar siaran) dan melibatkan langsung pendengar untuk datang ke dakta. Itu dilaksanakan setiap di pekan ke-2/ bulan Diah : Maksudnya acara off air seperti apa? Ustad : Off air sebenarnya tujuannya sama ya,yaitu tidak lain bagaimana membangun keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah tapi tekanannya lebih kepada bagaimana rumah tangga itu terbina bisa lebih baik dan orang yang belum berkeluarga juga segera mendapatkan pendamping. Akhirnya dibuatlah biro jodoh samara. Ini yang kemudian rekan-rekan yang lebih banyak tertariknya, masalah biro jodohnya dibandingkan kajian ilmiahnya. Dan ternyata antusias rekan-rekan luar biasa bergabung di biro jodoh samara dakta ini ± dari awal berdirinya sekitar 300 peserta. Jadi tujuan off air itu untuk memperdalam kajiankajian kerumah tanggaan dan untuk ta’aruf, menjadi anggota samara. Dan Alhamdulillah dari sekian waktu perjalanan samara sudah menta’arufkan, menikahkan rekan-rekan yang bergabung dalam samara dakta.
Diah : biro jodoh ini dilakukan sejak kapan ustad? Usatd : sebenarnya biro jodoh dilakukan sebelum acara samara itu ada. Bahkan dakta, saya sudah 13 tahun disini. Dulu ada namanya SAKINAH (SAtukan KasIh sesuai sunNAH) ini adalah nama awalnya. Tapi kemudian lama jeda karena kepengurusan tidak ada, maka setelah perjalanan setelah diisi oleh Ustad Murhali di acara on airnya sekitar kurang lebih 6 tahun belakangan sampai terus berjalan dan Alhamdulillah program on airnya lancar dan biro jodohnya pun berjalan dan kajian yang kita tuju dalam kajian samara ini, ya membangun paradigma rumah tangga Islam yang lebih baik. Dari mulai bagaimana menangani problematika rumah tangga seperti
perceraian, sampai hal-hal yang mendasar bagaimana caranya mencari pendamping hidup, itu satu paket kajian. Diah : pengisi pertama program samara? Dan apakah ustad satu tim? Ustad : ustad Murhali Barda. Kita satu tim. Saya, Ustad Murhali Barda dan bapak Warsono waktu itu satu tim mengelola program samara on air yang kemudian dilanjutkan dengan program biro jodoh. Diah : berapa banyak yang sudah dita’arufkan? Ustad : banyak ya,,saya sendiri di luar dakta itu juga walaupun mereka dengar dari dakta,mungkin banyak juga ya,sekitar 17an orang. Diah : sifatnya seperti apa ustad? Ustad : sifatnya konsultasi, terus mereka datang. Kan ada biodata ya, yang diserahkan kesini. Bagi mereka yang ingin ta’aruf nanti diserahkan kepada kita, ada biodata dan foto. Nanti tidak langsung kita pertemukan, hanya memperlihatkan biodatanya saja dulu. Baru nanti dita’arufkan melalui obrolan. Diah
: bobotnya lebih banyak mana ustad, pembinaan keluarga Islam atau moment ta’arufnya? Ustad : kalau on airnya kita lebih kepada pembinaannya, kalau off airnya juga sebenarnya 50-50. Jadi persentasenya hampir samalah. Diah : kalau acara off airnya lebih banyak ta’arufnya atau konsultasinya? Ustad : dua-duanya juga. Kadang masalah-masalah terlambat nikah itu yang paling banyak. Diah : kenapa mengambil nama samara? Ustad : samara itu kita singkat dari sakinah, mawaddah, wa rahmah. Hal ini terinspirasi dari surat ar-Rum. Karena kebutuhan yang mendasar dari hidup ini adalah keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Semua materi daktakan sudah terkafer, mulai dari acara akidah, fikih, kajian tafsir, kristologi, masalah akhlak. Secara umum kita sudah pos-poskan. Secara spesifik kajian keluarga inikan belum makanya kita masukkan program samara. Diah : apakah terinspiradi juga dari fenomena-fenomena masyarakat? Ustad : ya setiap program pasti terinspirasi dari fenomena yang ada di masyarakat. Misalnya kajian yang ada secara sistematik. Problematika yang dipertanyakan di kajian-kajian, seperti misalnya saya di kajian getar kalam, itu lebih banyak kemasalah-masalah keluarga, lebih banyak keproblematika gelisah belum mendapat pendamping. Nah ini, bagaimana supaya pertanyaan-pertanyaan ini kemudian dikhususkan. Makanya kita selalu berharap kepada narasumbernya ketika ada yang bertanya tentang samara dialihkan, ketika kajian akidah bertanya tentang samara dialihkan. Jadi khusus pertanyaan-pertanyaan samara itu ada di posnya sendiri. Dan hampir semua memang mempunyai problem itu. Untuk mengantisipasi supaya pertanya tidak melebar, maka kita pos-poskan kajiannya sehingga lebih spesifik.
Diah : samara dimulai dari tahun berapa? Ustad : secara pastinya saya lupa, 8 tahun kebalakang dari sekarang. Karena dakta sekarang sudah 17 tahun. Diah : proses pemikiran yang melahirkan program samara itu seperti apa? Ustad : jadi awalnya program samara itu dari materi-materi religi itukan ada dua, maksudnya hanya ada 2 waktu yaitu pagi dan sore (bada subuh dan jam 5 sebelum magrib). Acaranya cuma satu namanya antatas alwanah religi (anda bertanya kami menjawab). Karena nama ini bersifat universal maka pertanyaannya apa saja, mulai dari persoalan fikih, hukum waris, sampai kepersoalan rumah tangga. Dan ada 2 narasumber yang mengawali, dulu, yaitu Ustad Sulaiman Jaka dan Ustad Hafiz Ahsan Almahdani, mereka yang mengawali kajian keislaman. Dan perkembangan berikiutnya karena umat ini semakin haus dengan kajian-kajian keislaman sementara kapasitas sang ustad untuk mengisi setiap harinya juga tidak bisa maka kita tambah ustadnya yang memiliki spesifikasi keilmuan masing-masing. Mulai dari persoalan tafsir, persoalan akidah, persoalan akhlak, kemudian ada shaqofah islamiyah dan lebih spesifik lagi adalah masalah keluarga. Jadi ini diharapkan ada interperensi untuk masing-masing ilmunya. Misalnya untuk kajian fikih ke ustad ini. Sebenarnya semua ustad bisa menjawab, akan tetapi supaya tidak melebar. Diah
: nama samara singkatan dari sakinah, mawaddah, wa rahmah. Dari ustad sendiri maksud dari istilah tersebut apa? Ustad : ya, sakinah itu mempunyai arti ketenangan. Jadi sebenarnya tujuan dari acara samara selain membawa paradigma berpikir keluarga Islam, juga agar menjadi lebih baik, juga supaya nilai-nilai Islam itu menjadi bagian yang tak akan terpisahkan dari hubungan keluarga. Sebab adanya kesadaran untuk melakukan syariat Islam itu baru tingkatan, sedangkan ini harus memiliki pemahaman yang sempurna. Sebab ffakta yang ada dilapangan terutama masyarakat dan keluarga Islam ini, mereka itukan belum seutuhnya memahami keluarga yang Islami itu seperti apa. Hanya baru sebatas teoritis bahwa kekeluargaan ini diawali dengan pernikahan. Sementara proses pernikahannya pun kita ketahui bahwa kita ini sudah sangat terkontaminasi dengan gaya-gaya barat, oleh gaya-gaya hedonism. Contoh kecil mengenai perayaan atau walimatul ursy-nya, kita ini kan masih sangat rentan sekali, bahkan ketika melakukan kegiatan-kegiatan walimah, akad nikahnya dilakukan secara syar’i akan tetapi perayaannya mengikuti gaya di luar syariat. Misalnya hiburan yang berlebihan, tabaruj di dalamnya. Itu tidak diperhatikan.hal-hal seperti itu yang ingin kita gagas dalam kajian samara itu dan tentu saja tujuannya agar menjadi rumah tangga yang berkah. Rumah tangga yang berkah itu diawali dengan proses pencarian jodoh yang berkah juga. Bukan saat orang selesai menikah, ini perlu direnungkan dan perlu dicanangkan. Seperti misalnya anak yang sholeh itu bukan saat mereka terlatih, tetapi dari proses buat anak. Kita harapkan bahwa keluarga sakinah ini berawal dari proses, atau saya selalu mengingatkan pada dasar keinginan kita berkeluarga untuk apa? Itu penting. Sebab orang yang sudah memahami hakikat berkeluarga pada awal ketika dia melangkah sudah paham akan tanggung jawabnya. Ketika
dia sudah mempunyai seorang istri. Kemapanan dia untuk menerima anak, karena jika dia belum siap menerima anak maka dia belum mencapai kualitas rumah tangga yang baik. Diah : apa tujuan yang ingin dicapai dalam program samara dakta? Ustad : membina rumah tangga yang berkah dan sejahtera. Kalau berkah pasti mendapat ridho Allah. kita tidak mentargetkan orang dalam rumah tangga harus bahagia, justru harus berkah karena dalam keberkahan pasti ada kebahagiaan. Tapi, belum tentu dalam kebahagiaan ada keberkahan. Diah : parameter keberhasilannya seperti apa? Ustad : kita sudah menikahkan skitar 20 pasangan, tingkat pemahaman yang lebih baik dalam menghadapi problematika rumah tangga dan jodoh, mereka mau lebih sabar tentang bagaimana menyikapi takdir atau seterusnya, itu terlihat saat mencari pendamping mereka bilang sudah iktiar dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah semata. Materi bagaimana menyikapi takdir. Diah
: langkah kedepan yang dilakukan untuk mengembangkan program samara? Ustad : akan melakukan kajian-kajian intensif untuk membentuk keluarga yang sakinah diberbagai majelis ta’lim. Kita sudah melakukan program di luar dengn bekerjasama beberapa majelis ta’lim dan rumah sakit. Saya berkeinginan kajian samara ini lebih intensif jadi bisa bekerja sama dengan sinwa dan majelis samara. Hal ini dikarenakan pemahaman masyarakat yang belum utuh masalah kerumah tanggaan, yang perlu diperhatikan bukan hanya yang belum menikah juga yang sudah menikah. supaya memberikan arti dan orientasi dakwah dalam berkeluarga.
Sumber informasi
: Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum
Posisi
: Narasumber Program Samara Dakta
Lokasi
: Kantor Radio Dakta, jl. Griya Agus Salim no.77 Bekasi
Tanggal
: Sabtu, 15 Januari 2011
Topik
: Data narasumber (Biodata Narasumber)
Diah
: Sudah berapa lama kerja di Radio Dakta?
Ustad : Saya di Radio Dakta sudah ± 13 tahun. Sejak saya masih kuliah di PT. IQ Jakarta. Itu juga karena tarikan dari teman saya. Maksudnya menggantikan teman saya jadi pembicara disini. Diah
: Dulu mengisi acara apa?
Ustad : Awal, acara tadarus Qurán. Acara tadarusan lewat telepon. Diah
: Di Radio Dakta, posisi apa saja yang sudah di dapatkan?
Ustad : Dulu saya pernah menjadi program director karena kontribusi saya untuk Radio Dakta. Dulu Radio Dakta manajemennya sangat tidak ahli. Kemudian, saya memberikan ide-ide, karena saya kan aktif di PMII, jadi saya diskusi dengan teman-teman. Kemudian, saya ajukan ide tersebut dan akhirnya diterima dan saya diajukan sebagai program director. Tapi, saya merasa tidak nyaman, karena tidak siaran dan tidak bekerja apa-apa. Hanya mengontrol saja. Sedangkan saya orangnya aktif, maka saya mengundurkan diri setelah beberapa bulan dan meminta untuk menjadi narasumber kembali. Ya… akhirnya diterima. Saya jadi bisa mengudara lagi. Diah
: Selain di Radio Dakta, dimana lagi ustad mengisi acara?
Ustad : Saya jadi narasumber di Radio Gema anisa di Cikarang. Bahkan sekarang merambah ke tv, dengan nama radar tv, di metrotv, ANTV, bahkan kemarin saya di tawarin mengisi di Indosiar. Mengenai. Radio NURIS (dulu mengisi rutin) diBintaro. Juga sebagai penasehat di Tabbloid Islam Bekasi, dan tabloid bekam. Juga di instansi-instansi seperti Telkom, dan lain-lain.
Sumber informasi
: Wawancara dengan Ustad Anwar Anshari Mahdum
Posisi
: Narasumber Program Samara Dakta
Lokasi
: Kantor Radio Dakta, jl. Griya Agus Salim no.77 Bekasi
Tanggal
: Sabtu, 26 Februari2011
Topik
: Format Program Samara on air
Diah
: Format di Samara Dakta itu tidak ada lagunya, kenapa?
Ustad : Sebetulnya ada. Tergantung dari narasumber kalau sedang moodnya turun kita putarkan lagu, terkadang juga tidak. Diah
: Jadi, sifatnya kondisional, tidak tetap?
Ustad : Iya, kondisional. Tergantung juga pada banyaknya pertanyaan. Kasihan kalau kita putarkan lagu, sedangkan banyak pertanyaan yang harus dijawab. Jadi, pemutaran lagu sifatnya kondisional tergantung mood narasumber dan pertanyaan yang masuk. Diah
: Kalau pemutaran lagu, biasanya lagu seperti apa yang diputar?
Ustad : Semua lagu-lagu yang religi. Di Dakta ka nada dua lagu yaitu, lagu religi dan lagu-lagu pop-religi. Diah
: Biasanya yang menentukan siapa?
Ustad : Biasanya saya yang memilih, terkadang operator. Yang penting terkait dengan masalah tema. Diah
: Jadi, bisa dikatakan format yang digunakan tidak terancang akan tetapi kondisional?
Ustad : Tidak. Jadi, teman-teman operator inikan, dia melihat materi. Misalnya materi tentang Jihad, dia mengexpresikan dengan lagu IZZIS. Sedangkan kalau Samara, pilih lagu-lagu yang mendekati tentang pernikahan. Jadi, itu sudah diformat dan mereka harus mengexpresikannya sendiri. Terkadang juga ada yang minta. Pendengar minta di putarkan lagu. Diah
: Jadi, sifat kondisional yang seperti apa jika pemutaran lagu dilakukan?
Ustad : Iya, sebetulnya, bukan hanya menarik atau tidaknya materi. Akan tetapi, terkadang mood dari narasumbernya. Narasumber juga harus mengolah pemikiran karena biasanya saya saat datang jam 8. Saya tanya ke Maula materinya, kemudian kita tidak langsung, karena harus ada yang dipikirkan maka bisa diputarkan lagu. Jadi, belum ada gambaran untuk berbicara apa. Jadi, kita harus seimbang atau kerjasama antara narasumber, penyiar, dan operator. Tetapi, juga harus disesuaikan dengan komposisi adanya iklan. Saya itukan banyak yang dengar, jadi saya harus memperhatikan apa yang
saya katakan. Takutnya tidak sepaham dengan pendengar, dan malah menimbulkan konflik, maka kita harus memperhatikan perkataanperkataan sehingga diterima oleh pendengar. Itu fungsi pemutaran lagu. Jadi, kita tidak ada konsep khusus untuk pemutaran lagu. Diah
: Kemudian, apa fungsi penggunaan sounder dan kenapa lagunya seperti itu?
Ustad : Radio Dakta ini tidak ada juklak. Maksudnya ketentuan untuk menentukan lagu. Adanya lagu, sounder sebenarnya itu adalah pengexpresian narasumber dan operator. Jadi, musik dan pembicara harus seimbang dan sesuai. Pemilihan lagu tersebut untuk mencirikan acara tersebut. Maka, harus sesuai dengan kajian yang disajikan. Diah
: Berapa lama penyampaian prolog?
Ustad : Saya tidak pernah menghitung, tapi yang pasti lebih lama segmen yang kedua. Biasanya setelah prolog itukan iklan, masuk lagi. Ya… mungkin sekitar 10-15 menit, atau bahkan kurang dari 10 menit. Diah
: Kemudian, kenapa ada dialog antara penyiar dan narasumber dan apa fungsi?
Ustad : Penyiar harus banyak berexpresi ketika tidak ada pertanyaan. Dia harus mewakilkan bagi seorang yang mendengar. Seakan-akan dialah yang mendengarkan dan bertanya. Makanya, penyiar itu harus yang cerdas. Kadang-kadang ada penyiar yang cerdas kemudian narasumbernya terbawa. Jadi, penyiar itu harus cerdas membawa keadaan menjadi hidup. Bukan hanya sekedar membuka dan menutup acara, tetapi juga bagaimana agar acara ini lebih hidup. Sepuasan sebuah acar itu selain narasumbernya, juga penyiarnya. Juga sebagai pemancing, atau insert-insert. Karena radio itukan didengar jadi harus banyak bicara jangan sampai ada kekosongan. Dan membantu narasumber untuk aktif berbicara. Diah
: Kenapa call interaktif dibuka saat jam 9?
Ustad : Iya. Karena pendengar itu tidak semua mendengarkan dari awal jam siaran, jam 8. Mereka ada yang baru bergabung, tiba-tiba langsung pertanyaan. Sedangkan mereka belum tahu kajiannya itu seperti apa. Jadi bisa saja penempatan waktu call interaktif jam 9 itu, untuk pendengar yang baru bergabung supaya juga mendapat informasi yang cukup detail.
Sumber informasi
: Wawancara dengan Maula Ahmad
Posisi
: Penyiar Program Religi
Lokasi
: Kantor Radio Dakta, jl. Griya Agus Salim no.77 Bekasi
Tanggal
: Sabtu, 15 Januari 2011
Topik
: Data penyiar (Biodata Penyiar)
Diah
: Sudah berapa lama jadi penyiar?
Maula : Saya sudah 7,5 tahun jadi penyiar. Sejak saya masuk kuliah semester 1. Diah
: Memang masuk kuliah tahun berapa?
Maula : Saya masuk kuliah dari tahun 2004 lulus 2008 di Bogor. Diah
: Kalau di Radio Dakta sudah berapa lama menjadi penyiar?
Maula : Saya masuk bulan Juni 2010 dan sekarang sudah 7-8 bulanlah saya menjadi penyiar diradio Dakta. Diah
: Sebelumnya, bekerja diradio mana saja?
Maula : Selama kuliah magang di radio, disalahsatu radio di Bogor. Terus kerja Broadcast di Islamic center Jakarta, nama radionya JIV. Selama 1 tahun, sebagai penyiar program. Awal masuk saya jadi penyiar, kemudian saya diangkat sebagai music director. Tapi, karena saya merasa tidak ada perkembangan saya pindah kesini. Diah
: Saat kuliah dulu, memang kuliahnya jurusan broadcast atau tidak?
Maula : Tidak. Saya kuliah jurusan Pemikiran dan Pendidikan Islam di Universitas Ibnu Kholdun Bogor. Diah
: Kemudian bisa terjun ke broadcast cerita bagaimana?
Maula : Awal masuk kuliah saya memang tertarik ke pendidikan. Kemudian, ada tawaran di dunia broadcast saya ambil. Kebetulan dulu disalah satu pesantren setara Gontor, saya ikut lomba ceramah dan pidato, juga sering memandu acara. Makanya saya coba untuk terjun ke dunia broadcast dan ternyata ada bakat, saya teruskan sampai sekarang. Diah
: Biasanya apa yang dipersiapkan saat menjelang siaran?
Maula : Yang dipersiapkan keakraban dengan narasumber, pemahaman topik, dan berusaha menyeimbangi narasumber.
FOTO-FOTO KEGIATAN SAMARA OFF AIR
Peserta off air, tanggal 13 Februari 2011
Kegiatan off air tanggal 20 Februari 2011
Penyampaian materi Bazar el-Dasi al Isro, foto tgl 20 Februari 2011
DATA SMS PROGRAM SAMARA ON AIR Program Samara Senin, 10 Januari 2011. Mahligai Cinta Rumah Tangga No Nama Nomer Pesan IRA di PLUIT,assaLAMU 'alaiQum ustadz,bgni ustadz sy prnh di doaQan mntan suami, biar sy kawin cere apakah bs dkbulkan? sy memang prnah 0818 1 0 mnyakiti dia, tp sy sudah mint m"f berkali kli tp ga 04709628 di m"fkn pdhl dia jg pnya slh ustadz,terus dia suka njelek2kin sy di depan org, pdhl sy jg udh brusa baik kepda kluarganya,trimaksh atas jwbnya ustadz 2
0
021 93094115
Dakta, mw tnya ni. sebsar ap si dosa org yg brzinah. djwb y dakta. tx :) trs gmn cra btobat'y. @rizka
3
0
0852 15685852
Ass data" iis di sntr"mf sy mu tnya tpi di lwr tma"klo tko bku dt di jkt ad y di mna........?trma ksi wss.
4
0
021 92254918
5
0
0815 86523498
6
0
0858 11604836
0
0852 82530520
Ass. Pa kbr ustad? Syahidin d purwakarta. Ustad bgmna mngenl akhwat yg soleh tuk d jadikan istri. Htur nuhun
0
021 98598874
Asslmlkum sy putri sholeha dibks.Ust sy prnah brtemu seorng ikhwan,tp lewat tlp nyasar stiap diajak ketemuan alasannya sibuk,bagaimana ya ust tolong jelaskan.
7
8
Ass.Ust.Sy mencintai ihwan lewat sms tanpa tahu wajah..Tapi saya tidak bsa nikah denganya karena sudah di jodohkan ortu dgan ikhwan lain.Gimana solusinya.SABILA Assalamualaikum.barakallahufik,ust.ana mo tanya.dr kcil hngga skrng,na blm pernh yg nama'a Pacaran.blhkah,ana ingn dpt jodh yg blm prnh Pacran jg...?Jazakallah(ukhti:Bekasi) mini jakarta Assalamu alaikum. ustadz gmna cranya spya qta bsa menyayangi mertua dngn spnuh hti ? ustadz do"akn sya spy dksh jdoh llaki yg soleh,syukron ustadz
DATA FACEBOOK SAMARA ON AIR
Samara Dakta <
>
Rekan Dakta, Kajian Samara bersama Bang Aan & Maula, akan mengangkat tema: ***Mahligai Cinta Rumah Tangga*** ...Simak pembahasannya di Radio Dakta 107 fm, pukul 20:00-22:00 WIB atau Audio Streaming di www.dakta.com Dan bagi Rekan yang ingin bertanya, silahkan tulis di komentar/pesan Samara Dakta.!Lihat Selengkapnya Dakta 107 FM | bijak • cerdas www.dakta.com Radio Dakta 107 FM adalah radio dialog informasi yang berkomitmen memberikan pencerahan dan mencerdaskan umat. Dalam kiprahnya selama 17 tahun mempunyai populasi pendegar sebanyak 1,9 juta orang* mayoritas berusia produktif dengan pengeluaran perbulan rata-rata lebih dari satu juta rupiah 03 Januari jam 21:13 · SukaTidak Suka · · Lihat 19 KomentarSembunyikan Komentar (19) · Bagikan Permatahati Buwana dan 12 orang lainnya menyukai ini. Komentar 1 :Fitriyyah Nikmatul Muharomah insya 4wl 03 Januari jam 21:21 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka Komentar 2 : Mas Gio Kok dah jauh bgt kajiannya.. Smoga bs dengerin & gak plng mlm lagi.. 03 Januari jam 22:00 · SukaTidak Suka Komentar 3 : Mas Gio kok sepi comment...lom pada berumah tangga lom tahu mahligainya nih Bang Aan & Mas Maula... Komentar 4 : Yg serius kayaknya Mas Maula sekarang..:) 10 Januari jam 20:02 · SukaTidak Suka · 2 orangMemuat...
Komentar 5 : Fikri Kiki Fauzi bagaimana mw cari tw tentang dia,mw nanya ke orang tuanya jauh,nanya sama temennya, jwbnya pada gtw (cari tw aja sendiri). Punya solusi ga ustad?. 10 Januari jam 20:03 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka Komentar 6: Fitriyyah Nikmatul Muharomah klo aku pgn serius tp...kyna ortu msh blm pcy pd diriku..he...mdhn2n prlhn bs cpt tercpai.AMIN.. 10 Januari jam 20:04 melalui Facebook Seluler · SukaTidak Suka Komentar 7: Fikri Kiki Fauzi @mas maula: ana bgt tuh... qeqeqe 10 Januari jam 20:05 melalui Facebook Seluler · Suka