STRATEGI PRODUKSI PROGRAM ‘FARHAN ASRI IN THE MORNING’ DI RADIO DELTA FM UNTUK MEMPERBANYAK PENDENGAR DELTA FM Raissa Lauwsen* / Rahmat Edi Irawan** Perumahan Puri Nirwana 1 Blok D No.12a Cibinong – Bogor 16916 +628567679480
[email protected]
ABSTRAK This research aims to find out production steps and also production strategy of ‘Farhan Asri In The Morning’ program which capable to increase Delta FM listeners. This research use qualitative methods to investigate the object in depth. Analysis done by coding and categorizing data. This research shows that production strategies which obtained by ’Farhan Asri In The Morning’ are using consultant, topic sharing relevant with listener’s life, use Farhan dan Asri as announcers, use celebrities to be sources, fast response with happening event, willing to reject clients only for maintain the listeners, choose lighter topic sharing in Monday and Friday, and also make preferred music survey which will be played on Delta FM. The conclusion is application of economic media theory clearly visible in ‘Farhan Asri In The Morning’ programming which media more concerned with the business side to increase its target audience. (RL) Keywords : production, radio, Delta FM, listeners Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan produksi serta strategi produksi program ‘Farhan Asri In The Morning’ yang mampu memperbanyak pendengar Delta FM. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu dengan menyelidiki objek secara mendalam. Analisis dilakukan dengan cara koding dan kategorisasi. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa strategi produksi yang dilakukan ‘Farhan Asri In The Morning’ adalah dengan menggunakan jasa konsultan, topik pembicaraan yang relevan dengan kehidupan para pendengar, menggunakan Farhan dan Asri sebagai penyiar, menggunakan selebritis sebagai narasumber, cepat tanggap dalam peristiwa yang baru saja terjadi, rela menolak klien demi mempertahankan pendengar, memilih topik yang ringan untuk hari Senin dan Jumat, dan melakukan riset musik enak yang akan diputarkan di Delta FM. Simpulannya adalah penerapan teori ekonomi media terlihat jelas dalam proses produksi program ‘Farhan Asri In The Morning’ dimana media kini lebih mementingkan sisi bisnis untuk memperbanyak pendengarnya. (RL) Kata kunci : produksi, radio, Delta FM, pendengar
PENDAHULUAN Dewasa ini media massa sedang mengalami penurunan audiens. Terutama ketika memasuki era digital, media massa seperti media cetak dan elektronik mulai dibayang-bayangi oleh kekuatan internet. Manusia modern kini lebih suka mengakses media sosial melalui perangkatnya yang terhubung dengan internet daripada menikmati media massa. Inilah yang dikhawatirkan oleh orang-orang media massa, yaitu media mereka ditinggalkan dan dilupakan. *Raissa Lauwsen adalah Mahasiswi Universitas Bina Nusantara **Rahmat Edi Irawan adalah Dosen Pembimbing Skripsi
Namun tidak sedikit pula para audien yang setia kepada media massa yang telah lama mereka nikmati, terutama radio. Pendengar radio mungkin tidak sebanyak dahulu, namun masih banyak dari mereka yang setia atau bahkan pindah ke frekuensi radio lain yang menarik baginya namun tidak meninggalkan kenikmatan mendengarkan radio tersebut. Maka dari itu, pasti ada hal-hal tertentu yang dilakukan oleh tim produksi untuk mempertahankan pendengarnya bahkan meningkatkan rate pendengarnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang merubah formatnya untuk meraih pangsa pendengar tersebut. Radio memasuki masa keemasan sebagai ‘media berorientasi pasar’. Reformasi radio artinya perubahan secara mendasar struktur, kepemilikan, visi, misi, orientasi, dan format siaran radio. (Masduki, 2005: 2) Hal seperti ini pula yang dilakukan oleh Delta FM. Delta yang dinaungi oleh Masima Group pun mulai merubah imagenya sebagai radio yang sangat serius dan formal menjadi radio yang lebih muda dan santai. Ini bisa dilihat dari lagu-lagu dan program-program baru yang disajikan oleh Delta FM. Salah satu program andalan Delta FM saat ini adalah ‘Farhan Asri In The Morning’. Sejak 2 Januari 2012, ‘Farhan Asri In The Morning’ hadir menemani pendengarnya setiap hari Senin hingga Jumat jam 06.00-10.00 WIB dengan mengikuti konsep baru Delta FM yang lebih muda dan enerjik. Tidak hanya di Jakarta, ‘Farhan Asri In The Morning’ pun mengudara di stasiun daerah jaringan Delta FM di Bandung, Makassar, Manado, Medan, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta. Menurut produser ‘Farhan Asri In The Morning’, Budi Utomo, program ini fun and more fun tapi tidak mengarah ke funny atau mencoba untuk melucu. Semua dibiarkan menyenangkan dan mengalir. Rasa seperti inilah yang menjadi kekuatan ‘Farhan Asri In The Morning’. ‘Farhan Asri In The Morning’ juga sangat menemani pendengar. Program ini mencoba lebih mengakrabkan dengan pendengar sehingga pendengar merasa dekat dan hangat. Selain memiliki fungsi hiburan, media massa pun memiliki fungsi informasi. Media massa berperan dalam menyajikan berita bagi masyarakat. Hal ini pun disadari oleh ‘Farhan Asri In The Morning’. Berita-berita yang disajikan ‘Farhan Asri In The Morning’ dikemas secara fun. Berita aktual seserius apapun itu dibahas dengan cara yang menyenangkan sehingga lebih mudah dipahami pendengar. Pendegar diajak untuk memiliki pengetahuan yang luas, up to date, namun tidak stress dalam mencerna informasi tersebut. Keberhasilan program tersebut telah berhasil menaikan pamor serta meningkatkan angka pendengar Delta FM. Bahkan baru-baru ini Nielsen mengabarkan bahwa Delta FM berhasil mendapatkan pendengar lebih banyak daripada Jak FM yang menjadi pesaing Delta FM.
CUMMULATIVE DELTA FM Jumlah Angka Pendengar 651
720
500
400 180
150
350 320 360 350 270
0
Gambar 1 Angka Pendengar Delta FM (Sumber: Nielsen) Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dilihat bahwa bagaimana sebuah strategi produksi perlu disusun dengan sedemikian rupa agar meraih pangsa pendengar. Lagi-lagi kembali kepada hasil akhir strategi ini yaitu mendapatkan keuntungan ekonomi sebanyak-banyaknya melalui pengiklan yang
masuk. Karena seperti yang telah diketahui bahwa semakin banyak pendengar maka semakin banyak pengiklan yang masuk. Strategi produksi ini pun tidak mudah. Bahkan seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa beberapa stasiun radio, termasuk Delta FM, merubah format yang sebelumnya telah dipertahankan bertahun-tahun. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pra produksi, produksi, pasca produksi, serta strategi produksi program ‘Farhan Asri In The Morning’ di Delta FM agar dapat menarik minat target pendengarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pra produksi, produksi, pasca produksi, serta strategi produksi program ‘Farhan Asri In The Morning’ di Delta agar dapat menarik minat target pendengarnya.
METODE PENELITIAN Di dalam dunia nyata, banyak hal yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan merujuk pada data numerik seperti yang disajikan oleh penelitian kuantitatif saja. Ada kasus-kasus khusus yang memerlukan pengamatan yang teliti. (Mustari, 2012: 18) Maka untuk meneliti bagaimana strategi produksi siaran program Farhan Asri In The Morning, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena data kualitatif merupakan penelitian yang diambil melalui metode wawancara atau observasi secara mendalam. (Mustari, 2012: 18) Dengan menggunakan penelitian kualitatif ini, peneliti yakin akan memperoleh banyak unsur yang berhubungan dengan kondisi alamiah individu atau kelompok tertentu yang terkait. Menurut Mustari (2012: 55-69), pemilihan teknik dan alat pengumpulan data perlu mendapat perhatian yang cermat. Alat atau instrumen pengumpulan data yang baik akan menghasilkan data yang berkualitas. Kualitas data menentukan kualitas penelitian. Berikut adalah metode pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti : 1. Wawancara (Interview) Ini adalah salah satu cara untuk mengumpulkan informasi yang utama dalam kajian pengamatan. Ada dua sifat wawancara, yaitu langsung dan tidak langsung. Wawancara langsung ditujukan langsung kepada ornag yang diperlukan keterangan atau datanya dalam penelitian.Sedangkan wawancara tidak langsung adalah wawancara yang ditujukan kepada orang-orang lain yang dinilai dapat memberikan keterangan mengenai keadaan orang yang diperlukan datanya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara langsung dan tidak langsung. Peneliti juga menggunakan jenis wawancara terstruktur dimana peneliti menyiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu sebelum wawancara, jenis wawancara semiterstruktur yang menggunakan bahasa yang berbeda ketika mewawancarai tetapi tetap jelas informasi apa yang diinginkan oleh peneliti, serta wawancara tidak terstruktur dimana peneliti secara spontan melakukan wawancara tanpa membuat daftar pertanyaan terlebih dahulu. 2. Pengamatan (Observasi) Observasi dapat membantu menegaskan atau menolak dan juga melihat kembali tentang apa saja yang telah ditemukan lewat wawancara. Melalui observasi ini peneliti dapat membandingkan apakah data wawancara sesuai dengan kenyataan di lapangan. Peneliti menggunakan jenis observasi penyertaan, yaitu peneliti menjadi salah seorang peserta yang terlibat langsung dengan peristiwa yang dikaji. Peneliti melakukan kerja praktek di Delta FM sehingga peneliti dapat mendalami penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisa data yang terdiri dari koding (coding) dan kategorisasi (categorizing). Koding dilakukan terlebih dahulu pada awal riset. Fungsi koding adalah untuk mengubah bentuk data, dan menguranginya untuk membangun kategori; seiring dengan munculnya kategori utama, maka teori akan berkembang. Selama analisa berlangsung, terjadi perbandingan konstan (constant comparison), yaitu masing-masing data dibandingkan dengan bagian lain ketika pencarian persamaan, perbedaan, dan koneksi atau hubungan-hubungan. Seluruh data dikode dan dikategorikan hingga mengarah pada pembentukan konsep utama. Tujuannya adalah untuk mencari tema-tema yang mengaitkan gagasan untuk menemukan alur riset. Langkah-langkah proses koding : 1. Koding terbuka atau open coding (memilah-milah data) 2. Koding aksial atau axial coding (memunculkan kembali data dalam bentuk baru) 3. Koding selektif atau selective coding (pemilihan kategori inti dan menghubungkannya dengan kategori lain) (Daymon & Holloway, 2008: 189-190)
Keabsahan data penelitian dilakukan dengan teknik kredibilitas. Teknik ini meliputi empat kegiatan : 1. Memperpanjang cara observasi agar cukup waktu untuk mengenal responden atau informan, lingkungannya dan kegiatan serta peristiwa-peristiwa yang terjadi. Hal ini juga sekaligus untuk mengecek informasi agar dapat diterima sebagai orang dalam. 2. Pengamatan terus menerus agar penelitian terperinci dan mendalam sehingga dapat membedakan mana yang bermakna dan mana yang tidak. 3. Triangulasi berupa pengumpulan data yang lebih dari sumber yang menunjukkan informasi yang sama.Peer debriefing dengan cara membicarakan masalah penelitian dengan orang lain. (Endraswara, 2006: 111-112)
HASIL DAN BAHASAN Delta FM yang pernah berada di frekuensi 95.5 FM dan kini berada di 99.1 FM ini sebenarnya dari dulu sudah memiliki pendengar yang cukup banyak. Namun seiring berjalannya waktu, perubahan karakteristik pasar, perubahan tren, dan perubahan keinginan pasar membuat Delta FM mau tidak mau harus mengikuti arus perubahan tersebut. Tak mau terus berlarut dalam penurunan angka pendengarnya, Delta FM bertransformasi menjadi ‘The All New Delta FM’. Salah satu hal yang paling terasa dalam perubahan ini adalah lebih banyaknya lagu daripada bicaranya. Berbanding terbalik dengan format Delta FM yang dulu dimana lebih banyak bicara daripada lagunya. Peneliti melihat bahwa program ‘Farhan Asri In The Morning’ di Delta FM adalah program morning show atau siaran pagi yang ditayangkan pada prime time pagi yaitu pukul 06.00-10.00 WIB. Program ini dibawakan oleh Farhan dan Asri yang disiarkan secara relay di 8 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Semarang, Jogja, Makassar, Manado, Bandung, Medan dan Surabaya. Siaran secara relay ini diharapkan mampu benar-benar memancing minat pendengar. Program ini tergolong sebagai karya artistik dengan jenis sequence, yaitu program harian berdurasi panjang antara satu sampai empat jam setiap satu edisinya. Kemasannya yang menarik dengan segmen-segmen seru seperti Selepon (Selebriti on the Phone), Infus (Informasi Bagus), Beritahu, dan Delta Flash membuat ‘Farhan Asri In The Morning’ sukses menaikan jumlah angka pendengar Delta FM yang dulu kian lama kian menurun. Di Indonesia, program siaran radio pada jam 06.00-10.00 WIB adalah program yang paling diandalkan. Hal ini cukup beralasan karena rata-rata orang berangkat aktivitas adalah sekitar pukul tersebut. Sehingga program siaran pagi adalah etalase atau pintu masuk utama orang untuk mendengarkan siaran radio. Jika program siaran paginya bagus, maka selanjutnya orang akan tetap mendengarkan siaran tersebut dan betah untuk berlama-lama mendengarkannya. Dengan kata lain jika pendengar program siaran pagi jumlahnya meningkat, maka pendengar radio tersebut secara keseluruhan pun meningkat. Dulu target pendengar Delta FM adalah SES A dan B+. Namun sejak tahun 2011 target pasarnya diperluas menjadi SES A, B, dan C+. Perubahan ini berkaitan erat dengan teori ekonomi media, yaitu kini media tidak lagi hanya mengutamakan sisi edukasi dan informasi namun juga terfokus pada pencarian laba secara ekonomi sebanyak-banyaknya. Prinsip ini tidak bisa disalahkan juga, karena pada dasarnya media, terutama stasiun swasta, adalah berbasis bisnis. Delta FM pun menganut prinsip seperti ini. Ekonomi media yang ada terlihat pada usaha Delta FM untuk merubah format siarannya menjadi lebih santai agar banyak pasar yang menjadi pendengarnya. Semakin banyak pendengarnya, semakin banyak pengiklan yang mau memasang iklan produknya di Delta FM. Semakin banyak pengiklan yang masuk, semakin banyak pendapatan Delta FM. Namun bukan berarti Delta FM tidak lagi memikirkan bagaimana mencerdaskan masyarakat, tetapi cara untuk mencerdaskan itulah yang dirubah oleh Delta FM agar Delta FM mampu mengeruk laba sebanyak-banyaknya tapi juga mampu mengedukasi masyarakat. Idealisme mereka yang dulu yaitu terfokus pada edukasi masyarakat kini mereka kikis perlahan karena mereka juga memikirkan laba perusahaan. Salah satu caranya adalah membuat konten-konten yang menarik, lagu-lagu yang enak, dan topik pembicaraan yang bersahabat. Ketika pendengar sudah banyak, maka pelan-pelan disuntikan informasi-informasi untuk mengedukasi mereka. Dapat dikatakan pula bahwa kini konsep mereka berbanding terbalik dengan konsep yang dulu. Dulu mereka memberikan informasi terus menerus lalu banyak pendengar, sekarang mereka mencari banyak pendengar lalu memberikan informasi. Peneliti juga melihat bahwa untuk memproduksi program ‘Farhan Asri In The Morning’ ini melewati tiga tahapan, yaitu : 1. Tahapan pra produksi : Melakukan perencanaan per minggu, perencanaan per bulan, dan perencanaan per tahun. Mereka sudah memiliki kalender tahunan yang secara detail menunjukan ada event apa saja
pada setahun tersebut berikut jatuhnya hari apa. Misalnya hari Kartini pada tanggal 21 April 2013 jatuh pada hari Sabtu. Lalu dalam perencanaan per bulan dan per minggu misalnya pada bulan Februari, Delta FM mengangkat tentang bulan kasih sayang atau valentine. Kemudian per minggunya dibuat detail topik tentang kasih sayang seperti apa yang akan dibawakan per harinya. 2. Tahapan produksi : Melakukan eksekusi siaran sesuai rencana siar dan rundown, membuat daftar audio atau efek suara yang dibutuhkan, dan mengkonfirmasi apakah narasumber bisa on-air atau tidak. 3. Tahapan pasca produksi : Mengevaluasi siaran menggunakan bukti siar baik evaluasi secara internal yaitu bagaimana cara pembawaan materi oleh penyiar atau durasi sudah cocok dengan rundown atau tidak, serta evaluasi eksternal yaitu menyerahkan bukti siar kepada klien pemasang iklan di Delta FM agar mereka dapat menilai apakah pemutaran iklan sudah sesuai dengan perjanjian atau tidak. Peneliti menilai bahwa kendala-kendala yang ditemui selama ketiga tahapan ini beragam, yaitu misalnya pada tahapan pra produksi tiba-tiba ada peristiwa besar yang terjadi mendadak. Contohnya ketika Ustadz Jeffry (UJ) meninggal dunia pada dini hari, maka topik siaran harusnya diganti menjadi tentang UJ. Namun siaran pada hari tersebut adalah tapping atau sudah direkam terlebih dahulu beberapa waktu sebelumnya, tepatnya sehari sebelumnya. Maka mau tidak mau topik yang diangkat tetap topik yang lama sedangkan peristiwa wafatnya UJ hanya disajikan kepada pendengar Delta FM melalui segmen ‘Delta Flash’. Kendala lainnya yang cukup fatal yang peneliti temui adalah pada saat proses produksi yaitu Asri yang beberapa bulan terakhir ini setiap jam 9 pagi sudah harus meninggalkan studio Delta FM karena ada syuting di sebuah stasiun TV swasta. Hal ini jelas mengganggu jalannya siaran walau sampai sekarang masih bisa ditoleransi oleh kru Delta FM. Sehingga mau tidak mau Asri dan Farhan merekam suara mereka atau tapping atau bisa dikatakan juga tidak live on air untuk ditayangkan pada jam 9 sampai 10 tersebut. Ini adalah bentuk kecurangan kecil yang dilakukan oleh mereka. Di satu sisi mungkin mereka ingin tetap adanya kesinambungan suara Asri dari awal hingga akhir, namun pada akhirnya mereka tidak jujur dengan publik. Kendala lain secara teknis adalah jika tiba-tiba jaringan siaran terputus karena mati lampu atau human error. Sedangkan kendala pada tahap pasca produksi tidak ada yang terlalu berarti. Hanya saja jika bukti siar tidak terekam akan menjadi kendala cukup besar untuk tahapan ini karena bukti siar adalah pedoman evaluasi siaran yang paling utama. Sementara itu SWOT ‘Farhan Asri In The Morning’ yang ditemukan oleh peneliti adalah : 1. Strengthness (Kekuatan) : Program ini dibawakan oleh dua artis kondang yaitu Farhan dan Asri. Nama mereka yang cukup tenar di mata masyarakat menjadikan program ini lebih mudah populer. 2. Weakness (Kelemahan) : Isi program ini terkadang garing atau tidak lucu karena memaksakan diri untuk selalu menghibur. Hal ini dapat menyebabkan pendengar pindah ke frekuensi lain. 3. Opportunity (Peluang) : Peluang utamanya adalah karena ‘Farhan Asri In The Morning’ ini adalah program andalan yang tayang di jam prime time pagi dan disiarkan di 8 kota besar di Indonesia. Ini dapat menarik minat pengiklan untuk memasang iklan produknya di Delta FM. 4. Threat (Ancaman) : Banyaknya stasiun radio yang memiliki format siaran sama membuat Delta FM memiliki banyak kompetitor seperti Jak FM dan Gen FM. Namun untuk mengatasi hal itu semua Delta FM memiliki strategi khusus untuk tetap mempertahankan bahkan menaikan angka pendengarnya, yaitu : 1. Menyajikan program yang diinginkan pendengar atau bukan diinginkan oleh Delta FM itu sendiri dimana kedekatan antara penyiar dengan pendengar pun menjadi modal utama untuk meraup pendengar. 2. Mempercayakan duo Farhan dan Asri Welas untuk menyajikan morning show yang menjadi sumber kekuatan Delta FM. 3. Memilih Asri Welas sebagai peluru untuk menyasar target pendengar kelas C ke bawah untuk mengimbangi Farhan yang sudah terkenal sangat cerdas. 4. Narasumber-narasumber yang diundang atau ditelepon dalam program ‘Farhan Asri In The Morning’ ini adalah para artis, sesuai dengan tagline ‘Farhan Asri In The Morning’ yaitu
‘The Show With Stars’ yang artinya pertunjukkan dengan bintang. Narasumber atau si artis ini yang ditelepon pun bukan sembarangan selebritis yang dipilih secara acak, melainkan selebritis yang memiliki kaitan dengan tema tersebut. 5. Mengganti tema atau topik yang sesuai bila memang diperlukan karena kalau mereka tetap idealis dengan tema yang ada malah bisa jadi mereka ditinggalkan oleh pendengar mereka saat itu juga. 6. Berani menolak klien demi mempertahankan pendengarnya terlebih dahulu karena untuk menaikan rating terlebih dahulu harus meningkatkan pendengar, lalu baru pengiklan akan banyak yang masuk. 7. Sebagai media informasi, di dalam program ‘Farhan Asri In The Morning’ terdapat segmen ‘Delta Flash’ yaitu update berita terkini dan informasi lalu lintas setiap 30 menit sekali. Informasi-informasi yang disajikan pun tidak diambil dari sembarang sumber, namun dari sumber-sumber yang terpercaya karena sekalipun sumber itu adalah dari internet yang informasinya belum tentu valid. 8. Salah satu cara Delta FM mendapatkan pengiklan yang banyak (ekonomi media) tidak terlepas dari strategi arahan konsultan. Strategi yang dilaksanakan sesuai arahan konsultan ini pun membuahkan hasil terutama berhasil mengalahkan angka pendengar kompetitor Delta FM yaitu Jak FM. Strategi-strategi ini membuahkan karya nyata, yaitu berdasarkan hasil riset Nielsen jumlah pendengar Delta FM yang sempat tidak ada atau nol kini melesat menjadi 720 pendengar.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan langkah – langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Seluruh strategi produksi program ‘Farhan Asri In The Morning’ di radio Delta FM untuk memperbanyak pendengar Delta FM sangat erat kaitannya dengan teori ekonomi media; 2. Analisa keterkaitan tersebut diperoleh dengan analisa tahapan produksi program yaitu pada tahapan pra produksi program diawali dengan proses meeting yang membahas perencanaan per minggu, per bulan, dan per tahun. Kalender tahunan yang mereka punya akan mempermudah untuk menentukan topik apa yang akan diangkat per minggu, per bulan, dan per tahun. Lalu seperti pada proses produksi program lainnya, dilakukan eksekusi program ada proses ini yang disesuaikan dengan rundown, membuat daftar efek suara yang dipergunakan, dan memastikan narasumber bisa hadir atau ditelepon pada saat itu. Kemudian setelah kedua proses tersebut berlangsung, proses pasca produksinya adalah evaluasi siaran dengan menggunakan bukti siar. Evaluasi ini terbagi menjadi dua yaitu evaluasi internal dan evaluasi eksternal. Evaluasi internal adalah untuk isi program tersebut dan evaluasi eksternal untuk klien pemasang iklan. 3. Strategi produksi yang digunakan dalam program ‘Farhan Asri In The Morning’ untuk menarik minat pendengar Delta FM pada khususnya yaitu dengan meminta bantuan konsultan untuk membimbing mereka, membuat topik pembicaraan yang relevan dengan kehidupan para pendengarnya sehari-hari, menggunakan Farhan dan Asri sebagai penyiar yang dinilai memiliki kemampuan untuk membangkitkan semangat pendengar Delta FM pada pagi hari, menggunakan para selebritis sebagai narasumber untuk memancing minat pendengar, cepat tanggap dalam peristiwa yang baru saja terjadi, tidak takut menolak klien demi mempertahankan target pendengar, memilih topik yang ringan untuk hari Senin dan Jumat, dan melakukan riset musik enak yang akan diputarkan di Delta FM. Strategi ini membuahkan hasil cukup signifikan yaitu jumlah pendengar Delta FM yang sempat nol kini melesat menjadi 720 pendengar berdasarkan data survey dari Nielsen. Berdasarkan kesimpulan diatas, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut : 1. Diharapkan ilmu produksi siaran radio yang khususnya telah dibuktikan langsung melalui penelitian ini dapat mememperluas pengetahuan bagi dunia akademis khususnya ilmu penyiaran karena radio adalah dasar dari media penyiaran. 2. Delta FM haruslah mempertahankan strateginya yang baik ini agar jumlah pendengarnya terus meningkat sehingga pendapatan yang dihasilkan Delta FM pun semakin meningkat. Namun jangan sampai Delta FM berkeras kepala jika memiliki suatu pandangan atau
idealisme karena itu justru menjadi bumerang tersendiri. Delta FM harus tetap membuka pikiran sehingga bisa bergerak dinamis dan diminati masyarakat luas.
REFERENSI BUKU Bakhtiar, S. (2006). Cara Gampang Jadi Penyiar Radio. Yogyakarta: Indonesia Cerdas. Daymon, C., & Holloway, I. (2008). Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public Relations dan Maketing Communications. Yogyakarta: Bentang. Endraswara, S. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Kuswayatno, L. (2008). Berkomputer. Bandung: Grafindo Media Pratama. Masduki. (2005). Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer LKiS. Mustari, M. (2012). Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo. Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: MedPress. Thompson, A., Peteraf, M., Gamble, J., & Strickhald III, A. (2007). Crafting and Executing Strategy: The Quest for Competitive Advantage. New York: Irwin McGraw-Hill. Triantoro, I. (2010). Broadcasting Radio. Jakarta: Pustaka Book Publisher. Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana. West, R., & Turner, L. H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika. Wibowo, F. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. Wibowo, W. (2003). Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wiryanto. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Yulia, W. (2010). Andai Aku Jadi Penyiar. Yogyakarta: Andi Offset. JURNAL Universitas Indonesia. (2008). Sastra dan Sejarah Seputar Era VOC. Wacana, 288. Yudiningrum, F. R. (2010). Iklan dan Kompetisi Media. Jurnal Komunikasi Massa, Vol.3, 1. SITUS Nur, V. (2010, November 4). Vidinur.com. Diakses 29 Mei, 2013, dari Vidinur: vidinur.com/2010/11/04/ses-socio-economic-status-ndonesia/ Female Radio. (2013, March 5). Diakses 20 Juli, 2013, dari Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/FeMale_Radio
RIWAYAT PENULIS Raissa Lauwsen lahir di kota Bogor pada 21 Oktober 1992. Penulis menamatkan pendidikan Strata-1 di Binus University dalam bidang Broadcasting pada tahun 2013. Rahmat Edi Irawan adalah dosen bidang penyiaran pada peminatan Broadcasting Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Binus University. Menyelesaikan Strata-1 Jurusan Pendidikan Sejarah di IKIP Jakarta (1994), Strata-2 Ilmu Komunikasi di Universitas Mercu Buana Jakarta (2012), dan saat ini sedang menyelesaikan pendidikan Strata-3 Ilmu Komunikasi di Universitas Padjajaran. Saat ini juga menjadi praktisi penyiaran sejak tahun 1996.