ABSTRAK
Sri Dewi Rahmadianti “Analisis Produksi Siaran Spirit in the Morning di Radio 104.2 MS Tri FM.”
Menganalisis produksi siaran berarti meneliti bagaimana proses terciptanya sebuah produk siaran. Karena produksi siaran adalah “perutnya” radio, serta program siaran radio pun sangat banyak dan beragam kemasannya, maka keterampilan memproduksi acara siaran berarti penguasaan terhadap bagaimana membuat sebuah sajian radio yang menarik untuk di dengar, dengan memadukan wawasan, kreatifitas, dan kemampuan mengoperasikan peralatan produksi, termasuk produksi Siaran Spirit in the Morning di radio 104.2 MS Tri FM, yang memadukan berita dan hiburan sekaligus. Lalu muncul pertanyaan utama: Bagaimana Proses Produksi Siaran Spirit in the Morning? Bagaimana kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam proses produksi siaran Spirit in the Morning? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif menurut Bogdan dan Taylor. Serta analisis situasi SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Treats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Dimana dalam penelitian ini akan diketahui kekurangan dan kelebihan objek yang diteliti. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an. Proses produksi melalui tiga tahapan penting yaitu praproduksi meliputi: penuangan ide, membuat skrip, production meeting, program meeting, technical meeting dan segala perencanaan yang mendukung proses produksi dan pasca produksi. Produksi yaitu gagasan yang terdapat pada praproduksi direalisasikan secara nyata untuk disajikan kepada khalayak,dan pascaproduksi adalah semua kegiatan setelah produksi sampai materi siaran dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar. Tahap pra produksi Siaran Spirit in the Morning diantaranya adalah mencari topik-topik yang ingin diangkat saat on air nanti dengan melakukan rapat sekali dalam sepekan setiap hari Sabtu yang terdiri dari Produser, seorang Programme Director dua orang penyiar dan seorang pemutar lagu atau Mixman. Tahap produksi terdiri dari dua orang penyiar, Angel Budiman dan Daniel Sipayung, Lisa Mandela yang seorang produser sekaligus menjadi pengarah acara atau program director bertugas memantau jalannya acara selama on air produser juga selalu melakukan instruksi-instruksi pada penyiar agar tidak ada kesalahan saat penyiaran dan mengingatkan pada penyiar mengenai durasi dan pergantian segmen kepada penyiar. Ia juga merangkap sebagai calltaker. Setelah produksi berakhir, produser yang sekaligus programme director, dan penyiar berkumpul di ruang rapat untuk mengadakan evaluasi. Segala kekurangan-kekurangan selama produksi tahap ini yang disebut pascaproduksi. Faktor kekuatannya terletak pada penyiar, informasi yang disajikan, narasumber yang berkompeten, kinerja tim, sarana produksi dan stasiun radio itu sendiri. Hal ini akan menjadi kelemahan jika salah satunya tidak memenuhi kriteria-kriteria tertentu dalam produksi
i
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut diucapkan selain syukur kehadirat Ilahi Rabbi, Tuhan penguasa jagad raya. Atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Produksi Siaran Spirit in the Morning di radio 104.2 MS Tri FM.” Shalawat teriring salam semoga tetap tercurahkan kepada seorang yang luhur, yang menjadi teladan umat di seluruh penjuru dunia, Rasulullah Muhammad ibnu Abdullah yang mengantarkan umat Islam menuju peradaban madani. Haru, sedih, bangga dan bahagia penulis rasakan karena akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan penghujung dari rangkaian kegiatan pembelajaran akademis di Universitas Islam Negeri Jakarta. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak yang bersedia memberikan waktunnya untuk mencurahkan tenaga dan pikiran, dalam memberikan dukungan baik moril maupun materil. Dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Dr. Arief Subhan, MA 2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Pembantu Dekan I Bidang Akademik,
Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku Pembantu Dekan
II Bidang Administrasi Umum, dan Bapak Studi Rizal, Lk, MA, selaku Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaa Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik Dra. Rubiyanah, MA sekaligus dosen yang membimbing dengan sabar dan memberikan kejutan bagi penulis untuk
ii
menjadi penutup mahasiswa Jurnalistik yang mengikuti sidang pada angkatan 80 ini. (I Love You Ibu). 4. Staf Sekretariat Konsentrasi Jurnalistik, Bapak Rulli Nasrullah, M.Si 5. Penasehat Akademik, Gun Gun Heriyanto, M.Si. yang tanpa ragu menyetujui penelitian ini. 6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah mentransfer ilmunya. 7. Staf dan Karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Staf RDK, Staf DNK TV, Staf Perpustakaan Dakwah, Staf Perpustakaan Utama. 8. Ibunda Siti Nurrochmah yang menjadi perantara penulis menuju dunia ini. Ibu yang selalu berdoa sepanjang hayat untuk kesuksesan anaknya, sabar dan ikhlas dalam mendidik. Ayahanda yang lebih dahulu menghadap ke pangkuan Ilahi Rabbi, saat skripsi ini masih dalam proses penyelesaian. Motivasi, bimbingan dan nasihat yang diberikan akan selalu tertanam di lubuk sanubari terdalam. (Bapak akan ku wujudkan semua impian dan harapan mu). Kakakku Dewi yang selalu setia mendengarkan semua keluh kesahku, memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini dan sekaligus menjadi jasa pengetikan gratis, mba Yuyun, kak Marlan, Bang Thomas, Mang Rikip yang membantu secara finansial, adik laki-lakiku tercinta Lingga dan Okta. 9. Sahabat ku Safitri yang selalu setia menemaniku selama 20 tahun, tempat bertanya, bercerita, gudang ilmu sekaligus kamus berjalanku, pribadi bersahaja yang menjadi cermin diri bagiku.
iii
10. Sahabat-sahabat di Jurnalistik “The Fourth Estaste” yang selalu menghibur saat sedih, memberikan support saat jatuh, khususnya Nina Rahayu, Ira yang dewasa dan Eka yang selalu positif thinking. 11. Seluruh staf Radio 104.2 MS Tri FM, khususnya Angel Budiman penyiar Spirit in the Morning yang memberikan banyak informasi untuk skripsi ini. Akhirnya, penulis ucapkan terima kasih pada semua pihak yang terlibat membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
22 Juni 2010
Sri Dewi Rahmadianti
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...........................................................................................................i KATA PENGANTAR........................................................................................ii DAFTAR ISI .....................................................................................................iii DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian............................................................................... 4 E. Metodologi Penelitian ..........................................................................5 F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 7 G. Sistematika Penulisan ..........................................................................8 BAB II LANDASAN TEORI A. Radio dan Formatnya......................................................................... 10 1. Pengertian Radio .......................................................................... 10 2. Sejarah Perkembangan Radio........................................................ 10 3. Format Acara Radio……………………………………………….13 4. Kelebihan Radio dari Media Massa Lain………………………….14 B. Proses Produksi Siaran Radio…………………………………………16 1. Pengertian Siaran dan Penyiaran ................................................... 16 2. Penyiaran Radio............................................................................ 16 3. Proses Penyiaran Radio................................................................. 16 4. Tahapan Pelaksanaan Produksi……………………………………18 5. Program Radio…………………………………………………….18 C. Program Interaktif.............................................................................. 21 1. Produksi Program Interaktif……………………………………….21 2. Tim Program Interaktif……………………………………………23 3. Proses Program Interaktif…………………………………………24 BAB III GAMBARAN UMUM RADIO 104.2 MS TRI FM DAN SIARAN SPIRIT IN THE MORNING A. Sejarah Perkembangan Radio MS Tri............................................. 27 B. Visi dan Misi ................................................................................. 28 C. Program-Program Radio MS Tri……………………………… .. …29 D. Struktur Organisasi Radio MS Tri………………………………….35 v
E. Siaran Spirit in the Morning………………………………………...36 BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISA DATA A. Proses Produksi Siaran Spirit in the Morning................................. 41 1. Praproduksi Siaran Spirit in the Morning ................................... 41 2. Produksi Siaran Spirit in the Morning ........................................ 46 3. Praproduksi Siaran Spirit in the Morning…………………….….49 B. Analisa Data.................................................................................. 53
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................... 63 B. Saran ............................................................................................. 65 DAFTAR PUSTAKA… ................................................................................... 66 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1
Program-Program Siaran Spirit in the Morning…… ......................... 29 Program Khusus Radio MS Tri FM .................................................. 35 Organisasi Pelaksana Siaran Spirit in the Morning............................ 39 Contoh Rundown Siaran Spirit in the Morning………………………44
Tabel 4.2 Analisis SWOT Produksi Siaran Spirit in the Morning.......................58 Tabel 4.3
.............................................................................................................61
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan media komunikasi dewasa ini telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya berbagai media yang dapat digunakan sebagai sarana penyampai pesan. Salah satu media penyiaran seperti radio merupakan bentuk media massa yang cukup efektif dan efisien menjangkau audiennya dalam jumlah yang sangat banyak. Kemampuan media penyiaran khususnya radio dalam menyampaikan pesan kepada khalayak luas menjadikan media penyiaran sebagai objek penelitian terutama dibidang komunikasi. Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse berupa titik dan garis kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu berhasil menyebrangi samudera atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik. Istilah radio dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai sarana penyampai informasi. Suara yang kita dengar dari pesawat radio merupakan perubahan bentuk energi elektromagnetik dari gelombang radio yang ditangkap oleh pesawat radio, kemudian diubah melalui loudspeaker (pengeras suara) menjadi energi bunyi sehingga bisa kita dengar.
1
2
Stasiun radio pertama muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad di Pittsburgh AS, pada tahun 1920 membangun sebuah pemancar radio di garasi rumahnya. Sejak itulah bermunculan berbagai stasiun radio yang menyiarkan program informasi dan hiburan kepada masyarakat di wilayahnya. Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat.1 Pada umumnya berbagai stasiun radio itu memproduksi sendiri programnya. Disinilah terjadi persaingan antar stasiun radio untuk menghasilkan program-program unggulan. Hal ini menyebabkan stasiun radio hampir tidak pernah melibatkan pihak luar dalam proses produksinya. Memproduksi program radio memerlukan kemampuan dan keterampilan sehingga menghasilkan program yang menarik didengar. Secara umum program radio terdiri atas dua jenis yaitu musik dan informasi. Kedua jenis program ini kemudian dikemas dalam berbagai bentuk format siaran yang pada intinya harus bisa memenuhi kebutuhan audien dalam musik dan informasi. Terlebih lagi informasi sangat dibutuhkan oleh masayarakat di era teknologi komunikasi sekarang ini. Berita kian menjadi program dominan di radio, seiring makin terbukanya iklim ekonomi dan politik yang mengakibatkan kesadaran kritis 1
Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Ciputat: Ramdina Prakasa, 2005), h.
3
dikalangan pendengar. Sebuah radio dituntut melayani kebutuhan yang lebih dari sekedar media hiburan, jadi setiap radio dapat memiliki program siaran berita, namun tidak semua jenis berita dapat akrab bagi masing- masing pendengar, setiap stasiun radio memiliki jenis berita tersendiri yang layak siar. Karena produksi siaran adalah “perutnya” radio, serta program siaran radio pun sangat banyak dan beragam kemasannya, maka keterampilan memproduksi acara siaran berarti penguasaan terhadap bagaimana membuat sebuah sajian radio yang menarik untuk di dengar, dengan memadukan wawasan, kreatifitas, dan kemampuan mengoperasikan peralatan produksi. Dari banyaknya stasiun radio yang bermunculan, khususnya dikalangan kampus, Radio MS Tri FM adalah salah satunya. Radio ini didirikan sebagai radio kampus di Universitas Trisakti yang bersifat komersil. kini jangkauan siaranya semakin luas dan dapat di dengar oleh seluruh lapisan masyarakat dengan menyajikan program- program berkualitas dan aktual. Salah satu programnya adalah Spirit in The Morning acara yang menggabungkan antara unsur jurnalistik dan artistik. Format siaran Spirit in The Morning dalam radio 104.2 MS Tri FM disajikan secara apik. Program Call in Show yang hanya melibatkan telepon dan pendengar selalu menyajikan informasi-informasi yang aktual namun disajikan secara ringan dan menarik. Acara ini pun direspon dari anak-anak sampai ibu rumah tangga, dari mahasiswa sampai eksekutif muda, bahkan pejabat. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang siaran Spirit in The Morning dalam radio 104.2 MS Tri FM.
4
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis memilih judul penelitian ANALISIS PRODUKSI SIARAN SPIRIT IN THE MORNING DI RADIO 104.2 MS TRI FM. B. Batasan dan Perumusan Masalah Untuk menghasilkan penelitian yang maksimal, maka dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada proses produksi siaran Spirit in The Morning di radio 104.2 MS Tri FM. Adapun perumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana proses produksi siaran Spirit in The Morning di radio MS Tri FM? 2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam proses produkasi siaran Spirit in The Morning? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui proses produksi siaran Spirit in The Morning b. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam proses produkasi siaran Spirit in The Morning 2.
Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan gambaran yang jelas mengenai proses produksi siaran di radio bagi Universitas Islam Negeri Jakarta khususnya mahasiswa konsentrasi jurnalistik.
5
b. Manfaat Praktis Diharapkan dapat memberikan masukan informasi awal bagi penelitian selanjutnya seputar pembahasan proses produksi siaran radio, menjadi kontribusi ilmiah bagi konsentrasi jurnalistik khususnya dan studi komunikasi umumnya, serta dapat memberikan sumbangan pemikiran pada khalayak khususnya institusi radio di Indonesia untuk proses produksi siaran radio. D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai mekanisme penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata, baik itu tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati oleh peneliti. 2 Peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasil penelitian.3 Untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan dalam proses produksi, penulis menggunakan teori analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Treats) yaitu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Di mana dalam penelitian ini akan diketahui kekurangan dan kelebihan objek yang diteliti. Analisis SWOT dapat menjadi instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis stratejik, untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga sekaligus berperan sebagai alat untuk minimalisasi kelemahan yang terdapat dalam objek yang diteliti dalam hal ini 2
Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda, 2002), h. 3. Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006), h. 41. 3
6
adalah siaran Spirit in the Morning, dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. 4 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah program acara radio MS Tri FM yaitu Spirit in The Morning sedangkan objek penelitiannya adalah proses produksi program Spirit in The Morning di radio 104.2 MS Tri FM. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengawasan, peninjauan, penyelidikan dan riset.5 Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut.6 Dalam hal ini peneliti datang ke stasiun radio MS Tri FM untuk mengamati secara langsung format acara Spirit in The Morning. b. Dokumentasi Dokumentasi atau studi dokumen, pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumen-dokumen yang dimaksud adalah yang didapatkan dari tempat penelitian. c. Wawancara Dalam hal ini peneliti mewawancarai Program Director radio 104.2 MS Tri FM, dengan metode wawancara bebas
4
Sondang P, Siagian, Managemen Stratejik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 172. Sutrisno, Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset 1989), h.92. 6 Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 5
106.
7
terpimpin. Artinya, wawancara dilakukan secara bebas namun terarah agar tetap berada pada jalur pokok permasalahan yang diutarakan dan telah menyiapakan daftar peratanyaan terlebih dahulu.7 4. Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul, penulis mengolah data ini menggunakan analisis SWOT yang berguna untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada Siaran Spirit in
the Morning.
Penulis
berusaha
menerangkan atau
menggambarkan peristiwa yang terjadi pada aspek internal dan eksternal. Penelitian ini kemudian dijelaskan, dianalisa, dan disajikan sehinggan menjadi gambaran (deskriptif) yang sistematis dengan cara memaparkan untuk menggambarkan apa adanya dari penelitian yang ada. Dalam konteks media relations, analisis SWOT dilakukan untuk melihat apa dan bagaimana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta bagaimana peluang dan ancaman yang berasal dari luar organisasi.8 E. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan skripsi ini, penulis meninjau beberapa buku, artikel dari media cetak, serta skripsi-skripsi yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Diantaranya yaitu skripsi yang berjudul ”Analisis Deskriptif Format Siaran Managemen Qolbu di Radio 102.7 MQ FM Bandung” yang ditulis oleh Indah Choirunnisa kemudian skripsi yang berjudul ”Proses Produksi Program 7 8
50-51.
Ibid., h. 98. Yosal Iriantana, Media Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h.
8
Pemberitaan Dunia Dalam Berita di Televisi Republik Indonesia (TVRI)” yang ditulis oleh Pessi Andayani Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2009. Perbedaan mendasar penelitian ini pada penelitian lainnya terletak pada objek penelitiannya yaitu Radio 104.2 MS Tri FM serta metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif dan analisis situasi (SWOT). Sehingga akan diketahui kelemahan dan kelebihan objek yang diteliti baik secara internal maupun eksternal Metode analisa SWOT bisa dianggap sebagai metode analisa yang paling dasar, yang berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/ rekomendasi
untuk
mempertahankan
kekuatan
dan
menambah
keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.9 F. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisannya adalah sebagai berikut: -
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.
-
BAB II LANDASAN TEORI
9
SWOT-
“Analisis SWOT,” Diakses pada tanggal 8 Maret, dari Id.wikipedia.org/wiki/ Analisis_
9
Pada bab ini, dikemukakan kerangka pemikiran yang berkaitan dengan masalah penelitian, yaitu pengertian, sejarah dan format acara radio, proses produksi siaran radio; pengertian siaran radio, proses penyiaran radio, tahapan pelaksanaan produksi, serta program radio. -
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO MS. TRI FM DAN SIARAN SPIRIT IN THE MORNING Bab ini menguraikan gambaran umum sejarah perkembangan Radio MS Tri FM, visi dan misi, program-program MS Tri, struktur organisasi Radio 104.2 MS Tri, serta siaran Spirit in the Morning sebagai masalah penlitian.
-
BAB IV DATA DAN ANALISA DATA Bab ini berisi deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai proses produksi siaran Spirit in the Morning di Radio 104.2 MS Tri FM.
-
BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup dari skripsi ini. Pada bab ini penulis akan memberikan kesimpulan atas permasalahan yang diteliti dan saran penulis terhadap permasalahan penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI A. Radio dan Formatnya 1. Pengertian Radio Radio atau lebih tepatnya siaran radio (BroadcastingRadio) merupakan salah satu jenis media massa, yakni sarana atau saluran komunikasi massa (channel of communication), seperti halnya surat kabar, majalah atau televisi. Ciri khas radio adalah auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran.1 2. Sejarah Perkembangan Radio Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guglielmo Marconi (1874-1937) dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse berupa titik dan garis kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu berhasil menyebrangi samudera atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik. Sebelum perang dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan perusahaan General Electric (GE) Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio berkecepatan tinggi yang dapat mengirimkan suara manusia dan juga musik. Sementara itu tabung hampa udara yang bernama audion
1
Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism, (Bandung: Nuansa, 2004), h. 19.
11
11
berhasil pula diciptakan. Penemuan audion menjadikan penerimaan gelombang radio menjadi mudah.2 Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui pada tahun 1909 ketika informasi yang dikirimkan melalui radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat dan akurat. Pesawat radio yang pertama kali diciptakan, memiliki bentuk yang besar dan tidak menarik serta sulit digunakan karena menggunakan tenaga listrik dan baterai yang berukuran besar. Tahun 1926 perusahaan manufaktur radio berhasil memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah menggunakan tenaga listrik yang ada dirumah sehingga lebih praktis, menggunakan dua knop untuk mencari sinyal. Tahun 19251930, sebanyak 17 juta pesawat radio terjual kepada masyarakat dan dimulailah era radio menjadi media massa.3 Stasiun radio pertama muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad di Pittsburgh AS, pada tahun 1920 membangun sebuah pemancar radio di garasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagu-lagu mengumumkan hasil pertandingan olahraga dan menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri. Dalam waktu singkat Conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar seiring dengan meningkatnya penjualan pesawat radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun
2
Morissan, Manajemen Medi Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008), h. 2. 3 Joseph R. Dominick, The Dynamics of Mass Communication,Media in The Digital Age, Seventh Edition, McGraw Hill, Boston 2002.
12
Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih tetap mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di Amerika dan di dunia. Sejak itulah bermunculan berbagai stasiun radio yang menyiarkan program informasi dan hiburan kepada masyarakat di wilayahnya. Pada tahun 1938, masyarakat Manhattan, New Jersey, Amerika Serikat panik serta banyak yang mengungsi ke luar kota ketika stasiun radio CBS menayangkan drama radio yang menceritakan makhluk luar angkasa menyerang bumi. Meskipun sudah dijelaskan bahwa peristiwa serbuan itu hanya ada dalam siaran radio, namun kebanyakan penduduk tidak percaya. Dalam sejarah siaran, peristiwa itu dicatat sebagai efek siaran paling dramatik yang pernah terjadi di muka bumi. Pada awalnya stasiun radio menyiarkan program informasi dan hiburan kepada masyarakat di wilayahnya (stasiun lokal). Pada umumnya berbagai stasiun radio itu memproduksi sendiri programnya. Awalnya stasiun radio tidak terlalu mempersoalkan biaya produksi programnya namun lama kelamaan mereka merasakan bahwa anggaran untuk produksi program menjadi beban yang semakin berat. Kondisi ini menimbulkan gagasan untuk membangun siaran radio dengan sistem jaringan. Perusahaan penyiaran National Broadcasting Company (NBC) adalah yang pertama kali membangun sistem jaringan ini pada tahun 1926. Dengan sistem jaringan, NBC menawarkan program kepada berbagai stasiun radio di berbagai wilayah yang bersedia menjadi anggota jaringan (stasiun afiliasi).
13
Pertengahan tahun 1930-an, Edwin Howard Amstrong, berhasil menemukan radio yang menggunakan frekuensi modulasi (FM). Radio FM memiliki kualitas suara yang lebih bagus, jernih dan bebas dari gangguan siaran (static) dari pada amplitudo modulasi (AM). Selain karena perang, pengembangan radio FM tertunda karena kalangan industri ketika itu lebih tertarik mengembangkan televisi. Radio FM baru muncul di masyarakat pada awal tahun 1960-an seiring dengan dibukanya beberapa stasiun radio FM. Stasiun radio FM memanfaatkan keunggulan suara FM dengan memutar musik rok karena dinilai lebih cocok dengan frekuensi FM. 4 3. Format Acara Radio Morissan (2005) mengutip Pringle-star-Mc-Cavitt menjelaskan the programming of most stasions is dominated by one principal content element or sound known as format (sebagian programa radio didominasi oleh unsur isi dan suara yang dikenal dengan sebutan format).5 Pekerja radio moderen mengartikan format sebagai programa acara radio yang ingin menyenangkan khalayak pendengarnya. Musik biasanya menjadi ciri pentingnya. Tapi musik bukan acuan utama format radio. Sebab, radio juga mengkarakterisasi
format
pemberitaan,
percakapan
yang
bersifat
obrolan
(colloquial), dan hiburan. 6
4
Morissan, Media Penyiaran, (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2005), h.1-4. Helena Olii, Berita dan Informasi Jurnalistik Radio, (PT. Indeks, 2007), h. 84. 6 Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer (Jakarta: Buku Obor, 2005), h. 108. 5
14
Format adalah kerangka kerja, konseptualisasi dari sebuah stasiun siaran. Berbagai radio memiliki format penyiaran yang berbeda satu sama lain. Namun, umumnya terbagi ke dalam penggolongan sebagai berikut: a. Siaran informasi. Format ini dipakai oleh stasiun radio yang memakai informasi sebagai materi utama siaran. Informasinya selalu di aktualisasikan, berdasarkan perkembangan peristiwa yang baru terjadi. Iklan menyusup sesekali mengiringi sajian informasi. Talk-show dipakai sebagai sisipan lain yang memperjelas pemberitaan. Jenis penyiaran ini berkembang di AS dan Eropa Barat. Siaran musik-infomasi. Format ini menekankan musik sebagai targetnya. Dalam komposisi 60-70% musik dan 30-40% informasi, format siaran radio ini mengisi kebutuhan masyarakat akan hiburan lewat radio. b. Siaran informasi-musik. Format siaran ini memakai perbandingan 60-70% informasi dan 30-40% musik. Siaran informasinya menyisipkan musik sebagai selingan, namun dengan titik berat pada unsur informasi sebagai target siarannya. c. Siaran musik. Format siaran radio ini mencirikan stasiun radio yang menekankan musik sebagai piranti utamanya. Jumlah siaran informasi tidak melebihi 1020% waktu siaran. Selebihnya, 80-90% diisi dengan siaran musik.7 4. Kelebihan Radio dari media Massa lain Terdapat 9 kelebihan media radio, yaitu:8 a. Cepat dan Langsung 7 8
20.
Ibid., h. 109. Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 19-
15
Radio merupakan sarana informasi yang proses penyampaian informasinya tercepat, lebih cepat dari televisi maupun surat kabar dalam menyampaikan informasi kepada khalayak. Hanya dengan menggunakan telepon seluler misalnya, reporter sudah dapat memberikan informasi yang terjadi langsung dari lokasi, dan kemudian dapat langsung disiarkan. b. Akrab Radio merupakan alat yang akrab dengan pemiliknya, artinya biasanya seseorang mendengarkan radio sendiri, jarang dalam suatu kelompok, Misalnya di kamar tidur. c. Dekat Suara penyiar hadir di dekat pendengar, seakan-akan berbicara langsung dengan pendengarnya. Pembicaraan penyiar secara langsung menyentuh secara pribadi (interpersonal communications). D. Hangat Paduan kata-kata, musik, dan efek suara dari siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar. E. Sederhana Proses siaran radio lebih mudah dibanding media lain. Bagi pendengar juga mudah, tinggal menghidupkan radio dan mencari saluran yang diinginkan. f. Tanpa batas Siaran radio mampu menembus batas-batas geografis, demografis, SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) dan kelas sosial.
16
g. Murah dan Mudah Harga radio jauh lebih murah bila dibanding harga televisi atau berlangganan surat kabar. h. Bisa Mengulang Radio memiliki kesementaraan alami (transient nature), berkemampuan mengulang siaran yang sudah disampaikan secara cepat. i.
Fleksibel Siaran radio dapat dinikmati (didengar) sambil beraktivitas apa pun, tanpa harus
berada di depan radio. B. Proses Produksi Siaran Radio 1. Pengertian Siaran dan Penyiaran Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Penyiaran adalah kegiatan pemancar luasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. 2. Penyiaran Radio Penyiaran radio adalah media komunikasi massa yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.9
9
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 201-202.
17
3. Proses Penyiaran Radio Proses berasal dari bahasa latin Processus yang berarti geraknya, jalannya, kemajuan, berhasil, perkara dan berasal dari bahasa Inggris Procession yang artinya gerakan, maju, prosesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses
adalah
rangkaian
tindakan,
pembuatan,
atau
pengolahan
yang
menghasilkan suatu produk, Sedangkan Produksi adalah barang yang dihasilkan atau kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa.10 Siaran radio memiliki kelebihan dibandingkan dengan media massa lain, Seperti media cetak dan televisi. Menurut Onong Uchjana Effendy, kelebihan siaran radio ialah sifatnya yang langsung, menembus jarak dan rintangan serta mengandung daya tarik.11 Terselenggaranya penyiaran ditentukan oleh tiga unsur yaitu studio, transmitter, dan pesawat penerima. Ketiga unsur ini kemudian disebut sebagai trilogi penyiaran. Dimana studio merupakan tempat produksi informasi sekaligus menyiarkan, yakni mengubah ide atau pesan menjadi bentuk pesan baik gambar maupun suara yang bermakna melalui sebuah proses mekanistik yang memungkinkan gambar atau suara itu
dikirimkan melalui transmitter untuk
selanjutnya diterima oleh sistem antena pada pesawat penerima dalam hal ini pesawat radio.12 Menurut Wahyudi (1994) Siaran yang baik adalah siaran yang memenuhi tiga kriteria siaran, yaitu: 10
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1988), h, 701-703. 11 Ibid., h. 84. 12 Tommy suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006), h. 6-7.
18
Siaran berkualitas adalah siaran yang kualitas suara dan atau gambar/ visualnya prima.
Siaran yang baik adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualya bersifat informatif, edukatif, persuasif, akumulatif, komunikatif dan stimulatif.
Siaran yang benar adalah siaran yang isi pesannya, baik audio dan atau visualnya diproduksi sesuai fisik medium radio atau televisi. 13
4. Tahapan Pelaksanaan Produksi Proses produksi terdiri dari tiga tahapan, yaitu: a) Praproduksi atau perencanaan meliputi: penuangan ide, membuat skrip, production meeting, program meeting, technical meeting dan segala perencanaan yang mendukung proses produksi dan pascaproduksi. b) Produksi
adalah
dimana
gagasan
yang
terdapat
pada
praproduksi
direalisasikan secara nyata untuk disajikan kepada khalayak. c) Pascaproduksi adalah semua kegiatan setelah produksi sampai materi siaran dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. 5. Program Radio Memproduksi program radio memerlukan keterampilan dan keahlian sehingga menghasilkan program yang menarik didengar. Umumnya sebuah stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya. Secara umum Program
13
Ibid., h. 5-7.
19
radio terdiri atas dua jenis yaitu informasi dan musik yang kemudian dikemas menjadi berbagai bentuk yaitu:14 a. Produksi berita radio Berita radio merupakan laporan atas suatu peristiwa atau pandapat yang penting dan menarik. Siaran berita dibedakan dengan siaran informasi. Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio. Sedangkan siaran informasi bersumber dari fakta di lapangan namun tetap dikerjakan menurut kaidah jurnalistik. Salah satu bentuk siaran informasi aktual yang diambil dari surat kabar atau internet. Format penyajian berita di radio terdiri atas:
Siaran langsung (live report) di radio yaitu reporter mendapatkan fakta atau peristiwa dari lapangan dan pada saat bersamaan melaporkannya dari lokasi.
Siaran tunda, dalam hal ini reporter melaporkannya dari lapangan, kemudian kembali ke studio untuk mengolahnya terlebih dahulu sebelum disiarkan. Informasi yang diperoleh ini dapat dikemas ke dalam berita langsung (staight news) atau feature. Suara merupakan hal penting dalam produksi radio. Dalam laporan
jurnalistik radio, terdapat tiga elemen suara yang harus ada dan terdengar oleh pendengar yaitu: narasi yang dituturkan reporter atau penyiar, rekaman
14
103.
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer, 2004), h. 69-
20
wawancara dengan narasumber dan rekaman atmosfir yaitu suara asli peristiwa. Dalam produksi program informasi, kemasannya bisa hanya berupa teks berisi ringkasan berita dari koran kemudian dibacakan oleh penyiar atau bisa juga teks yang dikemas dengan menyertakan musik latar (backsound). Penayangan informasi ini dapat dilakukan dalam program khusus atau hanya berupa selingan, ditempatkan diantara pemutaran lagu, iklan dan acara lain. Tujuan menyajikan acara informasi antara lain menginformasikan materi berita/tips yang belum diketahui pendengar atau memberikan atensi ulang atau penekanan atas topik tertentu bagi pendengar yang sudah membaca materi itu di media massa. b. Perbincangan Radio (talk Show) Program perbincangan biasanya diarahkan oleh seorang pemandu acara satu atau lebih narasumber untuk membahas sebuah topik yang sudah dirancang sebelumnya. Tiga bentuk perbincangan yang banyak digunakan stasiun radio adalah:15
One-on-one-show, yaitu bentuk perbincangan saat penyiar dan narasumber mendiskusikan suatu topik dengan dua posisi mikropon terpisah di ruang studio yang sama.
Panel Discussion, pewawancara bersama moderator hadir bersama sejumlah narasumber.
15
Ibid., h. 80.
21
Call in Show, program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dan pendengar. Topik ditentukan terlebih dahulu oleh penyiar di studio, diberikan contoh berdasarkan pengalaman penyiar, kemudian pendengar diminta untuk memberikan respon berdasarkan pengalaman masingmasing ke stasiun radio. Tidak semua respon audien layak disiarkan sehingga perlu petugas penyeleksi telepon masuk sebelun diudarakan.
c. Infotainment Radio Infotainment merupakan singkatan dari information dan intertainment yang berarti suatu kombinasi sajian siaran informasi dan hiburan atau sajian informasi yang bersifat menghibur. d. Jinggle Radio Jinggle atau radio air promo adalah gabungan musik dan kata yang mengidentifikasi keberadaan sebuah stasiun radio. Tujuan produksi jinggle radio adalah mempromosikan keberadaan radio baru di tengan masyarakat, memberikan informasi simbol atau identitas terpenting agar selalu diingat pendengar, membentuk citra radio pendengar, pada saat disiarkan berfungsi sebagai jeda, selingan dan sejenisnya. Ada tiga jenis jinggle yaitu: pertama, jinggle untuk stasiun radio radio expose); kedua, jinggel untuk acara radio (programme Expose); ketiga, jinggle untuk penyiar radio (announcer expose).
22
C. Program Interaktif 1. Produksi Program Interaktif Program interaktif harus direncanakan secara matang. Langkahlangkah persiapannya sebagai berikut:16 a. Tentukan Formatnya Format yang sederhana ialah format interaktif yang ditangani langsung oleh presenter atau pembawa acara di studio atau presenter mendiskusikan topik tertentu dengan tamu di studio yang bertindak sebagai narasumber. Kemudian pendengar diminta bertanya atau berkomentar mengenai berbagai masalah yang sudah ditentukan. b. Pilihlah Topiknya Topik yang dipilih harus memiliki daya tarik. Umumnya ialah topik yang aktual dan kontroversial. c.. Lakukan Riset Riset merupakan syarat mutlak bagi program interaktif agar program tersebut dapat benar-benar membekas di hati pendengar dan membawa manfaat seluas-luasnya bagi anggota masyarakat. Riset dilakukan setelah topik diputuskan. Riset bisa dilakukan dengan cara melihat kembali bahan rujukan, misalnya guntingan koran, koleksi buku di perpustakaan, rekaman wawancara dengan pakar yang sudah dibuat oleh radio di waktu lalu atau dengan bertanya kepada ahli.
16
Helena Olii, Berita & Informasi Jurnalistik Radio ( PT. Indeks, 2007). h, 161-170.
23
d. Tentukan Narasumbernya Kriteria dasar dalam memilih narasumber sebagai berikut: memiliki kompetensi untuk berbicara mengenai topik yang akan dibahas dan artikulatif (memiliki kemampuan berbicara yang baik, jelas, runtut, berisi). e. Seleksilah Peserta “Khusus” Peserta diseleksi melalui telepon atau iklan di radio yang bersangkutan. Manfaatnya untuk menjamin agar program interaktif yang akan diproduksi berguna bagi pendengar aktif yang akan memberikan sumbangan berharga terhadap jalannya program. f. Persiapan Peralatan Teknis Persiapan teknis yang paling penting ialah saluran telepon yang khusus digunakan untuk program interaktif. Petugas telepon disebut call taker atau gate keeper alias penjaga gerbang. Ia menanyakan identitas peserta (nama, alamat, nomor telepon). Identitas itu segera dimasukkan ke database komputer. Call taker menanyakan apa yang kira- kira hendak dikomentari oleh si penelepon berkaitan dengan topik yang sedang dibahas. Kalau relevan diteruskan kepada presenter, penyiar atau pembawa acara. 2. Tim Program Interaktif a. Produser, yang memimpin jalannya pelaksanaan perencanaan dan produksi, serta memberikan masukan kepada presenter, penyiar, atau pembawa acara yang bertugas. b. Presenter, yang bertugas memandu dan mengendalikan acara.
24
c. Tim Riset, yang menyiapkan bahan dan referensi yang diperlukan serta menyeleksi peserta “khusus” d. Tim Teknis, menjaga agar semua hal teknis berjalan dengan baik, termasuk
saluran telepon.
e. Call taker, yang bertugas menerima dan menyeleksi telepon yang masuk. Ia dibantu oleh alat komputer, yang pada layar komputer akan tercatat telepon masuk. Tim program interaktif setiap pekan mengadakan pertemuan, membicarakan topik program mendatang. Pertemuan bisa juga setiap hari selama 15 menit, bila topiknya menyangkut berbagai bidang, politik, ekonomi,
olahraga,
kesehatan,
pendidikan
dan
hukum/keamanan.
Penjadwalan mulai hari Senin sampai dengan Minggu. Namun tetap terbuka kesempatan bagi kejadian yang aktual (hangat dibicarakan dan menyangkut banyak orang). 3. Proses Program Interaktif Pada awalnya, presenter harus memberikan gagasan kepada pendengar mengenai isi materi interaktif. Kemudian, presenter menjalankan program hingga selesai. Urutannya sebagai berikut: a. Langsung menggunakan sigtune. Dengan suara perlahan,
musik
mengiringi pengumuman awal dibacakan. Musik kemudian fade out dengan lembut mengantarkan presenter menyampaikan topik yang akan dibahas, biasanya dengan “menyentak” agar menarik minat pendengar.
25
b. Memperkenalkan narasumber tamu. Presenter mengenalkan narasumber dan menjelaskan mengapa dia dipilih datang ke programa ini. c. Mengundang mengumumkan:
pendengar Bagi
untuk
Anda
yang
berinteraksi. ingin
Misal,
berpartisipasi,
presenter silahkan
menghubungi nomor telepon 021-348-34355, namun saluran telepon baru akan kami buka sepuluh menit dari saat ini. (memberi waktu agar diskusi berjalan dulu tanpa perlu diganggu oleh dering telepon dari pendengar). d. Mengenalkan masalah. Presenter mulai membeberkan persoalan yang akan dikupas dalam diskusi interaktif. Mulailah mengajukan pertanyaan awal kepada narsumber, dikejar lagi dengan pertanyaan lanjutan. Dipancing dengan pertanyaan kontroversial yang sudah direncanakan. Berbagai argumen muncul, yang menimbulkan pro dan kontra dengan berbagai pandangan masing-masing peserta jika narasumber yang hadir lebih dari satu orang. e. Menerima telepon pendengar. Saluran telepon dibuka. Presenter mempersilahkan
pendengar
menanggapi.
Narasumber
diminta
menanggapi pertanyaan atau pandangan pendengar yang masuk. f
Menampilan program sisipan. Pada jeda tertentu, penyiar dapat menyiarkan program sisipan, berupa iklan selama beberapa menit, atau smash (musik singkat sepanjang 1-2 detik), atau laporan pandangan mata reporter dari luar studio yang sedang meliput kejadian aktual.
g. Menyajikan lagu atau iklan. Ketika program sudah berjalan, biasanya ada kesenjangan waktu yang cukup panjang, yang dapat diisi dengan iklan
26
atau keterangan lain serta lagu selama 3-5 menit. Setelah itu presenter memperkenalkan lagi program interaktif yang memilih topik dan menyebutkan kehadiran narasumber, mengundang pendengar yang baru bergabung: Anda sedang mengikiuti program interaktif, dengan topik… serta narasumber…(dua orang diperkenalkan satu per satu serta keahliannya). h. Memperdalam
pembahasan.
Presenter
berupaya
memperdalam
pembahsan, menggali terus hal-hal penting yang sudah berkembang selama
diskusi.
Undang
kembali
pendengar
bergabung
dengan
menyebutkan nomor telepon. Cari pendengar dengan pandangan yang unik, kembangkan, perhadapkan dengan narasumber. i.
Cari solusi. Menjelang akhir, upayakan menemukan solusi, mencari kesepakatan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, mencari titik temu yang nantinya mungkin bisa berujung pada kesimpulan.
j.
Selalu berhubungan dengan produser. Selama program presenter harus terus berhubungan dengan produser, idealnya melalui talkback atau headphone milik presenter. Atau produser secara teratur mensuplai presenter dengan catatan pendek pada secarik kertas. Misalnya bertuliskan: Tanyakan selama tahun 2006 berapa persen warga yang terserang flu burung…. Pertanyaan: penculikan anak apakah ada aturannya…. Waktu tinggal 2 menit…. Dst.
27
k. Penutup.
Biasanya
presenter
mengadakan
kesimpulan
di
akhir
pembicaraan. Kesimpulan dapat berupa tindakan yang perlu dilakukan atau dihindari.
28
BAB III GAMBARAN UMUM RADIO 104.2 MS TRI FM DAN SIARAN SPIRIT IN THE MORNING
A. Sejarah dan Perkembangan Radio MS Tri MS Tri merupakan kependekan dari Media Suara Trisakti yang didirikan oleh PT. Media Suara Trisakti pada tanggal 14 Februari 1994. MS Tri mempunyai ciri khas tersendiri yaitu sebuah radio komersil yang didirikan di area kampus Universitas Trisakti. Berlatar belakang perguruan tinggi, radio MS Tri memanggil pendengar setianya dengan sebutan Akademia yang berarti orang-orang cerdas. Yaitu mereka yang masih aktif di kampus ataupun sudah lulus. Jadi bisa dikatakan orang-orang yang pernah mengecap pendidikan. Kelompok “orang cerdas” tanggap dan selalu ingin mengetahui tentang banyak hal di sekitarnya, namun tetap dewasa memandang permasalahan di sekitarnya. 1 Segmentasi umurnya berkisar antara delapan belas sampai empat puluh tahun, dengan jumlah pendengar mencapai 685.500 orang dengan Brand Loyaltynya proses pencerdasan, terkesan pinter namun tetap gaul, membangun komunitas untuk saling membantu, layanan publik interaktif, poling terbuka, jual- beli, talkshow interaktif. 60 % musik yang diputarkan berasal dari dalam negeri dan 40 % berasal dari manca negara. Mengudara selama19 jam sehari dari jam enam pagi sampai jam satu dini hari.
1
Wawancara pribadi dengan Angel Budiman, jakarta, 16 April 2010.
27
28
Radio MS Tri merupakan satu-satunya radio komersil yang terletak di area kampus dan merupakan radio yang memiliki studio terbesar di Indonesia.2 Memiliki jangkauan siaran cukup luas yaitu sekitar Jabodetabek (Jakarta,Bogor, Depok Tangerang dan Bekasi). Seiring berjalannya waktu, radio MS Tri terus mengalami perkembangan. Mengikuti perkembangan tahun, trend akan selalu berubah yang menunjukan dinamisnya anak-anak kampus. Kedinamisan ini pula yang mempengaruhi Radio 104.2 MS Tri FM dalam rangka memenuhi kebutuhan pendengarnya yaitu kebutuhan musik, informasi dan gaya sehingga radio 104.2 MS Tri FM tidak tergerus oleh zaman3 B. Visi dan Misi 1. Visi Menjadi media terpandang “brand recognition”. Sebagai media yang mampu menstimulir masyarakat agar dapat melakukan perubahan pada dirinya dan lingkungannya, serta tanggap terhadap permasalahan sosial yang ada di sekitarnya. 2. Misi a. Menjadi kawan “dekat” bagi Akademia dalam mempersiapkan diri menghadapi persaingan, dan tanggap atas segala aspek perubahan yang terjadi di tengah masyarakat. b. Membantu Akademia memanfaatkan teknologi informasi, sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya terhadap informasi hiburan, yang dapat membentuk kecerdasan, kemandirian, dan jaringan sosial. 2 3
Wawancara pribadi dengan Angel Budiman, Jakarta, 16 April 2010. “Profil,” diakses pada 16 April 2010 dari http://www.mstrifm.com
29
c. Bersama Akademia menjadi kontrol terciptanya “good governance”. Ikut serta mendorong terciptanya demokratisai, supremasi hukum, perlindungan hak, dan ikut serta membangun Jakarta hijau dan bebas banjir C. Program –Program Radio MS Tri Penyelenggara siaran harus memperhatikan keberlangsungan siaran yang dalam hal ini bagaimana menjaga stabilisasi siaran dengan kemampuan mempertahankan jumlah pendengar terhadap suatu program tertentu. Berikut ini adalah program-program yang terdapat dalam radio 104.2 MS Tri FM. Tabel 3. 1 Program MS Tri FM 4 Waktu Setiap Hari
Materi Acara Music Mix
05.00-06.00
Keterangan Acara
musik
yang
menyapa Akademia saat bangun tidur
Senin – Jumat
Spirit In The Morning
06.00-10.00
Membicarakan
topik-
topik up to date yang enak dicerna
Setiap Hari
Halo Apa Kabar
10.00-14.00 Senin – Jumat
4
Sebuah program request dan saling menyapa antar
Halo Apa Kabar
Akademia,
membangun
“Programs For the Day,” diakses pada 16 April 2010 dari http://www.mstrifm.com
30
19.00-21.00
komunitas
jaringan
Minggu
sosial,
14.00-19.00
menikmati lagu pilihan
dan
bebas
masing-masing. Dari sini akan dapat ditentukan top request song pada Halo Apa Kabar minggu Senin – Jumat
Easy Listening
Bersama desy Tanoyo
Konsultasi Otomotif
Akademia
14.00-16.00 Senin – Jumat 16.00-17.00
bisa
berkonsultasi
langsung
dengan insinyur yoska dari
Universitas
Politeknik
di
Trisakti
Seputar Otomotif Senin – Jumat
Selamat Sore
17.00-19.00
Selamat
Sore
adalah
sebuah acara santai pada sore hari, disaat banyak Akademia
bergegas
menyelesaikan pekerjaannya,
bergegas
pulang
memang
atau
sedang bersantai Senin – Jumat
Konsultasi
dan Bersama
Asri Wijaya.
31
21.00-22.00
penyembuhan prana
tenaga KPTP memberikan solusi pengobatan
Alternatif.
Harus diakui pengobatan alternatif,
dewasa
semakin
dikenal
ini dan
masyarakat luas. Transfer energi
positif
prana
menjadi hal biasa yang dilakukan bahkan via on air. Acara ini didukung oleh
tenaga–tenaga
penyembuhan
prana
ternama
sudah
yang
banyak
memberikan
alternatif
kepada
masyarakat. Senin – Jumat 22.00-01.00
Sharing Time
Memancing anda untuk sharing,
terbuka,
membedah
kehidupan
yang anda alami secara real, lewat topik-topik yang
dekat
dengan
kehidupan anda! kadang bahkan
mengoyak-
32
ngoyak, feeling Anda
Sabtu
Indonesian Hot 20
14.00-16.00
Lagu-lagu
teranyar
Indonesia
pilihan
Akademia.
Lagu-lagu
berkualitas, cerdas, karya musik
Anak
bangsa
terbaik Sabtu 16.00-19.00
Weekend Craze
Weekend
Craze
membantu
anda
memikirkan rencana
rencana-
weekend,
ide
menarik seputar aktivitas weekend, film-film yang layak ditonton, tempat wisata
kuliner
yang
asyik, tempat nongkrong yang menarik, cafe-cafe,
33
club, exciting parks. And all those crazy ideas for weekend. Sabtu
Saturday Night
19.00-22.00 Sabtu
Saturday Night berama Daniel Sipayung.
Rock Night
22.00-01.00
Rock
Night
adalah
ekspresi melalui musik Rok dari berbagai aliran. Bukan hanya menikmati lagunya
tetapi
menyajikan
informasi
tentang musik tersebut. Minggu 06.00-10.00
Sunday Morning
Bersama Jane Amanda. SITM
membicarakan
topik-topik yang up to date, dan enak dicerna sambil berkemas menuju ke tempat kegiatan Anda sehari-hari,
atau
menemani sarapan pagi Anda. Khas Akademia, topik-topik menggelitik, usil,
dijamin
segar, nyablak, bikin
34
ketawa!
Disini
juga
komunitas
Akademia
melayani
Akademia
dalam
memberikan
informasi lalu lintas pada pagi hari. Minggu 19.00-01.00
Memory Song
Memberikan kesempatan bagi
Akademia
mengenang yang
untuk
lagu-lagu
memiliki
makna
khusus dalam kahidupan pribadi Membangkitkan
mereka. lagu
kenangan Anda bersama keluarga dan orang-orang yang Anda cintai.
35
Tabel 3.2 Program khusus radio 104.2 MS Tri FM5 Waktu
Materi Acara
Keterangan
Senin
Guys Talk
Membedah
22.00-01.00
semua
pembicaraan-pembicaraan kaum pria tanpa embelembel tabu.
Selasa
Campuz to Campuz
19.00-20.00
Membawa anda mengintip aktivitas kampus-kampus di Indonesia.
Jumat
Konsultasi Hukum
17.00-18.00
Sidik
Latuconsina,
akan
mengupas
SH, kasus-
kasus Hukum yang Anda hadapi.
D. Struktur Organisasi Radio MS. Tri Sebuah perusahaan akan berjalan dengan baik apabila memiliki organisasi yang baik sehingga setiap orang telah mengetahui fungsi dan kedudukannya masing-masing dalam perusahaan tersebut. Para pengelola program teknik dan administrasi/ ketatalaksanaan dalam wadah organisasi penyiaran bekerja di atas landasan saling pengertian, menghargai dan
5
“Program khusus,” diakses pada 16 April 2010 dari http://www.mstrifm.com
36
mengingatkan untuk menghasilkan siaran yang berkualitas, baik dan benar.6 Berikut ini dijelaskan tentang struktur organisasi di Radio MS Tri FM.7 1.
Direktur
: Cahaya Dwi Rembulan Sinaga, SH.MH
2.
Finance and Administrationn
3.
Manager
4.
: Ita Novfrista, SE
Production & Music
: Acha & Hardy
Program Koordinator
: Lisa Mandela
Mixman Koordinator
: Bona Ventura Aditya
Marketing Communication
: Angel Budiman
E. Siaran Spirit in the Morning Lahirnya siaran Spirit in the Morning dilatar belakangi oleh keinginan MS Tri untuk memenuhi kebutuhan pendengar di pagi hari. Melalui riset yang dilakukan Tim MS Tri tingkat kesibukan pendengar di pagi hari sangat tinggi. Maka dari itu dibentuklah sebuah program acara yang tidak monoton agar pendengar tidak jenuh. Akhirnya terbentuklah program Spirit in the Morning yang mengudara lima hari sepekan dari Senin sampai dengan Jumat yang berdurasi empat jam. Siaran dimulai dari jam enam sampai jam sepuluh pagi. Spirit in the Morning adalah sebuah program berita yang dikemas secara santai dengan style anak muda sesuai segmentasinya dari usia 18 6
Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Presindo, 2006), h. 11-12. 7 “Data Khusus,” diakses pada 16 April 2010 dari http://www.mstrifm.com
37
sampai 40 tahun. Disebut program berita karena dalam program Spirit in the
Morning
ada
pakarnya
langsung
yang
berbicara
mengenai
permasalahan yang sedang dibahas. Narasumber yang berbicarapun dari berbagai bidang yang berbeda sehingga pendengar bisa dengan kritis menilai permasalahan atau berita dari berbagai sudut pandang. Audience (pendengar) dapat menyampaikan tanggapan atau opininya secara langsung melalui telepon. Jadi berita yang dihasilkanpun sangat akurat sekaligus mencerdaskan para pendengar MS Tri seperti dalam Brand Loyalty radio ini yaitu proses pencerdasan. Format siaran Spirit in the Morning berbentuk variety, didalamnya terdapat berbagai jenis diantaranya adalah informasi jalan, informasi aktual pada pagi hari, musik yang menarik, wawancara, dan bahasan topik yang terbagi menjadi empat segmen :8 1.
Pukul 06.00 – 07.00
: Request lagu dan kirim salam
2. Pukul 07.00 – 08.00
: Topik-topik ringan seputar kegiatan sehari-
3.
: Topik-topik
Pukul 08.00 – 09.00
seputar
ekonomi,
sosial,
politik, budaya 4.
Pukul 09.00 – 10.00
: Informasi-informasi yang aktual disekitar kita
Seperti informasi seputar global
warming Sumber utama Spirit in the Morning diperoleh dari TV, koran, dan internet serta observasi kejadian di lingkungan sekitar. Kemudian mencari atau menghubungi pakarnya atau narasumbernya dari beberapa bidang
8
Wawancara pribadi dengan Angel Budiman, Jakarta,16 April 2010.
38
yang sesuai dengan pemberitaan untuk memberikan penjelasan atau konfirmasi kepada masyarakat secara langsung. Inilah yang seharusnya dilakukan sebuah stasiun radio dalam mencari berita.9 Kelebihan Spirit in the Morning adalah sebuah program yang menggabungkan antara berita dan informasi ringan yang disajikan secara santai namun bermutu yang dikhususkan untuk anak muda yang cerdas sesuai dengan segmentasinya yaitu orang-orang cerdas dan berpikir kritis. Kelemahannya terletak pada audiencenya karena jarang anak muda yang mau mendengarkan dan berpartisipasi dalam hal-hal seperti ini, hal-hal berita serius seperti politik, sosial, ekonomi, budaya. Maka dari itu Tim Spirit in the Morning hanya akan memilih akademia yang berpikir kritis dan aktif.10 Sementara itu untuk menghasilkan sebuah program dibutuhkan organisasi pelaksana program tersebut. Berikut ini organisasi pelaksana program Spirit in the Morning.
9
Imelda Reynolds,Pedoman Jurnalisrik Radio,(Jakarta: Internews Indonesia, 2000), h. 115. 10 Wawancara pribadi dengan Angel Budiman, Jakarta, 16 April 2010.
39
Tabel 3.3 Organisasi Pelaksana Siaran Spirit in the Morning11 No. 1.
Jabatan
Nama
Produser
Lisa Mandela
Tugas Menciptakan
dan
mengembangkan
ide
untuk produksi siaran Spirit in the Morning.
Membuat
desain
produksi. Menentukan satuan kerja produksi. Menyusun
anggaran
biaya produksi. Melakukan
koordinasi
dan publikasi. Memimpin
rangkaian
produksi. Melakukan evaluasi. 2.
Penyiar
Angel Budiman &
Daniel Sipayung
rekaman
lagu/musik dan program
11
Mengantar
Membacakan iklan-iklan
“Data Khusus,” diakses pada 16 April 2010 dari http://www.mstrifm.com
40
(live
Commercials),
layanan
publik
dan
identifikasi stasiun.
Menyampaikan laporan/informasi waktu, cuaca dan lalu lintas.
Menjalankan
peralatan
Control Room
Memandu
dan
mengendalikan jalannya acara. 3.
Mixman
Angga & Nando
Mengatur,
mengolah,
merekam menggabungkan
dan suara
sehingga menghasilkan suara atau audio yang berkualitas.
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISA DATA
A. Proses Produksi Siaran Spirit in the Morning Dalam Standart Operasional Procedur (SOP), tahapan –tahapan produksi terdiri dari 3 bagian yaitu: 1. Praproduksi (ide, perencanaan dan persiapan) 2. Produksi (Perealisasian ide atau tahap pelaksanaan) 3. Pascaproduksi (penyelesaian dan evaluasi) Seperti penjelasan di atas, maka program Spirit in the Morning melalui tiga tahapan, yaitu: 1. Praproduksi Siaran Spirit In The Morning Tahap Praproduksi merupakan tahap penting dari sebuah produksi. Pada tahap inilah segala perencanaan dan persiapan produksi di mulai. Tahap ini amat mempengaruhi tahap produksi selanjutnya. Semakin baik sebuah produksi maka semakin baik pula tahap produksinya. Ketika acara sudah dipastikan kapan, dari sinilah produser acara menyusun jadwal produksi mulai dari persiapan produksi, pelaksanaan produksi, hingga pada penyelesaian produksi. Produser
akan
memprediksi
biaya
produksinya
termasuk
penyewaan alat, biaya perjalanan dalam mencari atau menghubungi narasumber, sampai pada biaya terkecil yang dikeluarkan. Di sini kerja produser dibantu seorang asisten yang disebut unit manager. Praproduksi Siaran Spirit in the Morning diantaranya adalah mencari topik-topik yang ingin diangkat saat on air nanti dengan
41
42
melakukan rapat sekali dalam sepekan setiap hari Sabtu untuk membahas secara umum topik-topik apa saja yang akan di bahas dan informasi apa saja yang ingin disampaikan selama lima hari dalam sepekan yang dilakukan Tim Spirit in the Morning yang terdiri dari Produser, seorang Programme Director dua orang penyiar dan seorang pemutar lagu atau Mixman. Pada rapat itu baik Produser, Program director, dan penyiar yaitu Daniel Sipayung dan Angel Budiman masing-masing memberikan ide dan masukan topik apa yang layak untuk dibicarakan dalam Spirit in The Morning. Produserlah yang menjadi pemimpin rapat, Setiap usulan yang masuk akan dibahas bersama dalam rapat namun keputusan topik apa yang akan disiarkan mutlak ada ditangan produser. Namun topik yang sudah dirapatkan tidak bersifat baku, sewaktu-waktu dapat berubah khususnya pada segmen tiga dan empat yang berkaitan dengan sosial, politik, ekonomi dan budaya. Setiap topik dan informasi yang disampaikan harus memenuhi kriteria dasar yaitu aktual, akurat, faktual, menarik atau penting, benar, lengkap-utuh, jelas-jernih, jujur-adil, berimbang, relevan, bermanfaat, etis.1 Selanjutnya membuat rundown atau skrip siaran secara sederhana yang di dalamnya terdapat empat topik yang dibagi menjadi empat
1
A.S. Haris Sumandiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006) h. 32.
43
segmen, hal apa saja yang akan dibicarakan saat on air, informasi apa saja yang akan disampaikan kepada pendengar. Adapun sumbernya berasal dari observasi tim Spirit in the Morning terhadap lingkungan yang terjadi di sekitarnya, ini berkaitan dengan topiktopik ringan seperti kebiasaan akademia saat bangun tidur, olahraga pagi, dan hal-hal ringan lainnya. Ini ada di segmen dua yaitu pada jam tujuh sampai jam delapan pagi. Sementara topik untuk segmen tiga dan empat sumbernya diambil melalui media masa baik cetak maupun elektronik, seperti koran dan majalah. Adapun dari internet berasal dari detik.com, vivanews.com, dan situs-situs lainnya yang telah teruji beritanya secara akurat. Beritanya seputar politik, sosial, ekonomi dan budaya yang sedang aktual. Pendengar juga dilibatkan untuk menjadi narasumber melalui telepon dengan memberikan
informasi jalan atau lalu lintas seperti
kemacetan yang terjadi di Bundaran HI atau Jalan Jendral Sudirman lancar dan informasi cuaca seperti hujan deras meliputi kawasan Jabodetabek, atau daerah parung sedang berawan. Kemusian, seorang Mixman memilih lagu apa saja yang akan diputar untuk di masukan ke dalam playlish. Persiapan teknis di studio pun dilakukan seperti Mixer yaitu alat pengatur, pengolah dan perekam suara yang juga dipersiapkan oleh seorang mixman untuk menjadikan suara yang kurang bagus, trebel, dan noise, akan disempurnakan melalui alat tersebut, menyiapkan Mikrofon, headphone dan juga
persiapan kabel saluran
telepon agar proses interaktif berjalan lancar. Beberapa menit sebelum on air atau produksi Tim Spirit in the Moning mendiskusikan terlebih dahulu
44
segala yang telah telah direncanakan dalam rapat mingguan tadi baik secara tertulis maupun tidak agar perencanaan lebih matang. Semua tahapan tadi harus melalui persetujuan Produser secara tertulis maupun lisan karena tugas produser adalah mengambil semua keputusan penting yang berhubungan dengan kegiatan produksi. Hasil rapat mingguan tadi yang kemudian menjadi acuan untuk membuat rundown. Tabel 4.1 Contoh Rundown Spirit in the Morning2 Kegiatan
Keterangan
Sigtune (musik pembuka) Opening
Salam pembuka dari presenter (sigtune under), menjelaskan sepintas program spirit in the morning.
Informasi
Menyampaikan
informasi
yang
berhubungan dengan sponsor (kartu perdana IM3 Pemutaran Lagu Topik ke 1 Olahraga Pagi
Menjelaskan
tentang
topik
dan
mengundang pendengar melalui SMS ataupun telepon
2
Data yang diolah pada tanggal 20 Mei 2010.
45
Pemutaran Lagu Membicarakan tentang topik Penyiar memaparkan topik dengan dan mengajukan pertanyaan mengajukan sejumlah pertanyaan dan serta
mengajak
akademia membuka line telephone
untuk request lagu Pemutaran Lagu Menbaca
SMS
dan Berita
seputar
Hari
Kebangkitan
menyampaikan berita yang Nasional aktual Iklan Pemutaran Lagu Penjelasan Narasumber
Informasi dari narasumber mengenai pentingnya
olahraga
pagi
bagi
kesehatan Topik ke 2 Hari Kebangkitan
Penyiar memaparkan topik dengan
Nasional ke 102
mengajukan sejumlah pertanyaan dan membuka line telephone
Menerima Telepon
Penyiar kepada
memberikan penelepon
kesempatan untuk
menyampaikan opininya tentang topik
46
yang dibahas Narasumber Andi
Memberikan
informasi
kegiatan
Malarangeng
pemerintah seputar Hari Kebangkitan Nasional
Narasumber Pengamat Sosial
Memberikan informasi seputar Hari
Irfan Gani
Kebangkitan Nasional dilihat
dari
sudut pandang sosial
Lima belas menit sebelum on air seluruh tim Spirit in the Morning berkumpul hanya untuk memastikan bahwa proses produksi benar- benar telah siap untuk dilaksanakan. 2.
Produksi Siaran Spirit in the Morning Memproduksi sebuah acara harus dipersiapkan secara matang. Bila ada kesalahan sedikit saja baik teknis maupun non teknis dapat menghasilkan produk siaran yang kurang baik sehingga dapat mengurangi kualitas siaran dan hasilnya tidak maksimal. Pada tahap ini segala ide yang telah dituangkan ke dalam kertas maupun pikiran pada tahap praproduksi diubah menjadi bentuk konkret. Pada tahap ini ada dua orang penyiar yaitu Daniel Sipayung dan Angel Budiman yang memandu jalannya acara selama empat jam kedepan. Penyiar membuka acara kemudian pada segmen pertama ini, jam enam sampai jam tujuh didisi dengan Request lagu, Presenter membuka line telephone dan SMS bagi pendengarnya untuk meminta lagu yang
47
diinginkan, berkirim salam ataupun bagi Akademia sebutan untuk pendengar Radio MS Tri yang ingin memberikan informasi jalan dan lalu lintas di pagi hari, seperti arah puncak macet total serta informasi cuaca seperti pagi ini hujan deras meliputi wilayah Jabodetabek. Informasi ini disampaikan langsung oleh Akademia melalui SMS yang selanjutnya akan dibacakan penyiar untuk diinformasikan kepada seluruh Akademia yang mendengarkan. Pada saat Produksi, Produser Lisa Mandela menjadi Pengarah Acara atau (Programme Director), merangkap menjadi Call Taker yang bertugas mengangkat dan menyeleksi telepon yang masuk. Pada segmen kedua, yaitu jam tujuh sampai jam delapan, topik – topik ringan. Presenter Membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan topik. Misalnya topiknya Olahraga pagi, penyiar memberitahukan kepada Akademia topik hari ini adalah olahraga pagi, selanjutnya penyiar mangajukan pertanyaan kepada Akademia hal-hal yang terkait dengan topik itu seperti olahraga ringan apa yang dilakukan akademia dipagi hari? Atau seberapa pentingkah olahraga di pagi hari? Akademia dapat memberikan jawaban ataupun komentar melalui telepon atau SMS. Kemudian setelah mendengarkan tanggapan academia pihak MS Tri dalam hal ini Call Taker akan menghubungi narasumber seperti pakar kesehatan yang selanjutkan disambungkan ke penyiar untuk memberti penjelasan mengenai pentingnya olahraga di pagi hari. Sementara request lagu berjalan bersamaan. Segmen ketiga pada jam delapan sampai jam sembilan dibuka topik baru yaitu seputar topik –topik aktual yang sedang menjadi incaran
48
media cetak dan elektronik dari bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan budaya. Penyiar membuka segmen ini di awali dengan membaca sebuah headline salah satu surat kabar misalnya beritanya adalah mengenai kegiatan pemerintah dalam memperingati Hari kebangkitan Nasional ke 102 kemudian sesama penyiar saling mengomentari pemberitaan dalam headline tersebut dan mengundang Akademia untuk berkomentar menurut pandangan masing-masing melalui telepon maupun SMS, tugas Call Taker pada segmen ini adalah menyeleksi penelepon yang masuk. Penelepon yang komentarnya berkualitas akan disambungkan ke penyiar
untuk diudarakan agar didengar Akademia diseluruh
Indonesia. Narasumber yang berkompeten pun dihubungi Call Taker untuk memberikan komentar, informasi atau memberikan konfirmasi dari pemberitaan yang ada. Narasumber yang dihubungi adalah Mentri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng untuk memberikan informasi kegiatan pemerintah seputar Hari Kebangkitan Nasional dan Pengamat Sosial Irfan Gani yang memberiakan informasi seputar Hari Kebangkitan Nasional dilihat dari sudut pandang social. Narasumber lebih dari satu ini ditujukan untuk menghasilkan berita yang berimbang dan akurat yang dapat dipandang dari berbagai sisi. Setelah mendapat informasi dari narasumber, maka topik ini ditutup untuk beralih ke segmen berikutnya. Segmen terakhir yaitu jam sembilan sampai jam sepuluh. Topik yang dibahas berkaitan dengan informasi-informasi yang aktual yang sedang dibicarakan khalayak, namun lebih ringan dari segmen ketiga. Contohnya isu global warming. Penyiar mulai membuka dengan membaca
49
potongn artikel atau berita baik dari media cetak maupun elektronik dengan menyebutkan sumber yang terkait misalnya artikel yang diambil dari Media Indonesia. Selanjutnya melakukan hal yang sama seperti pada segmen kedua dan ketiga. Lisa Mandela selaku pengarah acara atau programme director bertugas memantau jalannya acara selama on air produser juga selalu melakukan instruksi-instruksi pada penyiar agar tidak ada kesalahan saat penyiaran dan mengingatkan pada penyiar mengenai durasi dan pergantian segmen kepada penyiar melalui Head Phone atau tulisan di secarik kertas. Namun yang sering terjadi adalah melalui secarik kertas.3 Biaya produksi merupakan hal yang penting di sini produser memikirkan sejauh mana biaya produksi itu memperoleh dukungan finansial dari pusat produksi dalam hal ini stasiun radio 104.2 MS Tri FM. Dalam
managemen produksi,
biaya-biaya
yang dikeluarkan saat
mempersiapkan produksi di sebut biaya above- the-line, sedangkan biaya yang dikeluarkan saat pelaksanaan produksi sampai dengan pascaproduksi di sebut below- the-line.4 Sementara itu sarana-sarana atau media yang digunakan saat produksi adalah run down yang merupakan panduan penyiar saat on air, komputer, tape recorder, peralatan tulis, serta peralatan yang ada di studio seperti mixer terdiri dari 90 trak atau di sebut BE Air Track 90. Banyaknya trak memungkinkan banyaknya suara yang bisa digabung bersamaan.
3
Wawancara pribadi dengan Angel Budiman, Jakarta, 16 April 2010. RM Soenarto, Programa televisi dari penyusunan sampai Pengaruh Siaran, (FFTV-IKJ Press, 2007). 4
50
Selanjutnya adalah mikrofon merupakan alat untuk mengubah gelombang bunyi atau suara menjadi gelombang listrik, kemudian menyiarkannya melalui pengeras suara (speaker) atau alat perekam. Peralatan di studio lainnya adalah headphone merupakan alat dengar yang berfungsi sebagai guide bagi penyiar untuk memperoleh instruksi pengarah acara atau programme director. Headphone juga berfungsi untuk memonitor kekutan volume suara penyiar Semua peralatan tadi dioperasikan selama berjalannya proses produksi selama empat jam dari pukul enam pagi hingga pukul sepuluh pagi. Saat produksi, produser juga merangkap call taker karena produserlah yang memahami betul tentang masalah yang dibahas, sehingga dengan mudah menyeleksi telepon yang masuk saat interaktif. 5 Ia dibantu oleh alat komputer, yang pada layar komputer akan tercatat telepon masuk. Karena banyaknya telepon dan SMS (Short Messege Service) dan telepon yang masuk, tidak semua telepon dan SMS yang masuk dapat diterima. Call taker memilih penelepon yang bahasanya baik, yang cerdas
agar menjawabnya tidak asal-asalan sesuai dengan
panggilan bagi pendengarnya yaitu Akademia yang berarti orang-orang cerdas. Call taker juga bertugas menyambungkan penyiar kepada narasumber. Pemutaran lagu sendiri dilakukan oleh penyiar, Mixman hanya terlibat dalam praproduksi. Dalam proses produksi penyiar berperan
5
Wawancara pribadi dengan Angel Budiman, Jakarta, 16 April 2010.
51
penting dalam dalam memandu jalannya acara. Ketika salah satu penyiar kehabisan bahan pembicaraan, maka penyiar yang lain harus saling mengisi dan saling melengkapi dan saling mengisi agar tidak terjadi miss. Semua orang yang terlibat dalam suatu proses produksi khususnya Spirit in the Morning harus bekerja di atas landasan saling pengertian, menghargai dan mengingatkan untuk menghasilkan siaran yang berkualitas, baik, dan benar.6 Dalam sebuah produksi siaran tak lepas dari perangkat-perangkat teknis siaran yang amat penting dalam menjangkau pendengar di rumah melalui alat penerima siaran. Dengan teknologi yang semakin canggih, Stasiun radio dapat menjangkau khalayak dimanapun mereka berada. Media teknis yang digunakan dalam produksi siaran Spirit in the Morning adalah sebagai berikut: Data Teknis Radio MS Tri7
1. Transmitter :Harris Z10 tahun 2002 Merek Power :10 KW 2. Antenna Merek Jumlah Bays Tinggi Power Jenis Tower
:Shively – 6813 tahun 2002 :8 Bays :+ 140 Meter :Selt – Supporting
3. Studio On Air ( Digital ) Mixer :BE Air Trak 90
6
A.S. Haris Sumandiria, Jurnalistik Indonesia; Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006) h. 32. 7 “Data Teknis”, diakses pada 16 April 2010 dari http://www.mstrifm.com
52
Hybrid Sound Processor
:AEQ Systel 3000 Multi Conference Telepon :Optimood Orban 8200
4. Studio Production ( Digital ) Mixer :Dynacord, 16 Channel Sound :Yamaha, SPX – 1000 Processor 5. Mobile Transmission Transmitter:STL Marti RPT 30 -2 Mixer :Portable Bosch 8 ch :AEQ MP 10 Mixer Hybrid
3. Pascaproduksi Siaran Spirit In The Morning Ini merupakan tahap akhir dari produksi. Setelah produksi berakhir, produser yang sekaligus programme director, dan penyiar berkumpul di ruang rapat untuk mengadakan evaluasi. Segala kekurangankekurangan selama produksi akan dibahas, seperti berapa banyak SMS dan telepon yang masuk, banyak atau sedikit, kesalahan-kesalahan teknis selama produksi seperti mengapa suara penyiar tidak jelas, mengapa tibatiba telepon terputus, mengapa suara penelepon tidak jernih dan hal-hal teknis lainnya. Membahas pula kelebihan-kelebihan selama produksi sehingga menjadi bahan acuan untuk produksi kedepannya nanti agar menjadi lebih baik dan kesalahan-kesalahan yang terjadi tidak terulang lagi. 8 Secara teknis, rapat evaluasi
dalam pascaproduksi
tidak jauh
berbeda dengan rapat dalam praproduksi dengan seorang produser yang memimpin jalannya rapat.
8
Wawancara pribadi dengan Angel Budiman, Jakarta, 16 April 2010.
53
B. Analisa Data Adapun hasil analisis SWOT dari Produksi Siaran Spirit in the Morning adalah sebagai berikut: I.
KEKUATAN (STENGTH) Faktor Internal 1. Topik yang disajikan. Topik-topik yang dibahas dalam Spirit in the Morning merupakan topik-topik yang menarik dan aktual yang menjadi isu utama di masyarakat.yang telah diriset terlebih dahulu oleh tim Spirit in the Morning. Topik yang menarik inilah yang kemudian menarik masyarakat atau audience untuk ikut serta berpartisipasi secara aktif melalui telepon ataupun SMS. 2. Kinerja tim Spirit in the Morning. Kinerja tim
merupakan kekuatan
utama dalam produksi ini. Contohnya dalam mencari narasumber seorang
penyiar
harus
betul-betul
mencari
narasumber
yang
berkompeten Jika secara tiba-tiba narasumber berhalangan, penyiar harus dengan segera mencari penggantinya agar tidak menggangu jalannya produksi. 3. Penyiar. Penyiar merupakan kekuatan dalam siaran ini karena yang dapat menghidupkan acara merupakan tugas dari seorang penyiar. menguasai masalah, artikulatif, analistis dan mengetahui secara tepat aspek kontroversial pada persolan yang dibahas,mampu menguasai jalannya diskusi agar tidak keluar dari topik. 4. Berita dan informasi yang disampaikan merupakan hal penting karena inti dari Siaran Spirit in the Morning ini adalah berita dan informasi
54
yang aktual yang menjadi Headline di media-media cetak maupun elektronik. 5. Media atau sarana produksi. Media atau sarana produksi amat menunjang produksi. Studio yang besar dengan peralatan digital yang berteknologi tinggi menjadi kekutan dalam produksi Spirit in the Morning karena dengan high tecnology hasil siarannya pun akan bagus. Narasumber yang dihadirkan dalam Spirit in the Morning adalah mereka yang berkompeten dan para pakar dibidangnya., sehingga akan menghasilkan berita yang berimbang dan akurat. 6. Jangkauan siaran yang luas yang meliputi Jabodetabek. II. Faktor Eksternal 1. Citra positif Radio MS Tri di masyarakat. Radio MS Tri memiliki citra positif di masyarakat karena berlatar belakang pendidikan akademis Universitas Trisakti. Citra positif inilah yang menjadi kekuatan bagi Siaran Spirit in the Morning sehingga dengan mudah dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Mereka menganggap bahwa acara-acara yang diproduksi oleh Radio MS Tri merupakan acara-acara yang mendidik yang menambah pengetahuan dan wawasan yang mereka butuhkan.
KELEMAHAN (WEAKNESS)
I.
Faktor Internal 1. Manajemen produksinya perlu disempurnakan, seperti pembuatan rundown harus memiliki bentuk
yang baku sehingga perencanaan
kegiatan dalam praproduksi menjadi maksimal.
55
2. Struktur organisasi yang belum efektif. Radio MS Tri merupakan radio komersil yang cukup besar hal ini dapat dilihat dari jangkauannya yang meluputi jabodetabek dan studionya merupakan studio terbesar di Indonesia. Maka dari itu sudah selayaknya struktur organisasinya mengikuti struktur organisasi stasiun-stasiun radio besar, namun struktur organisasi yang dipakai saat ini masih struktur organisasi kecil sehingga dapat dikatakan belum efektif. Khususnya dalam acara Spirit in the Morning dan masih banyak pula yang merangkap dua jabatan sekaligus seperti Produser merangkap sebagai program director dan call taker. II.
Faktor Eksternal 1. MS Tri khususnya Siaran Spirit in the Morning hanya bisa didengar oleh masyarakat
menengah ke atas khususnya mereka yang
strata
pendidikannya tinggi, karena mereka yang strata pendidikannya rendah akan bosan dan jenuh mendengar siaran ini karena pengaruh tingkat pendidikan dan pengetahuan yang mereka miliki.
PELUANG (OPPORTUNITY) I. Faktor Internal 1. Radio MS Tri FM di bawah institusi Universitas Trisakti 2. Tersedianaya Sumber Daya Manusia yang berasal dari Universitas Trisakti. II. Faktor Eksternal 1. Ciri khas format siaran Spirit in the Morning menjadikannya sebagai program berita alternatif
bagi masyarakat. Belum adanya format
56
siaran seperti Spirit in the Morning di stasiun radio lain, baik negeri maupun swasta, komersil maupun non komersil, memudahkan Siaran Spirit in the Morning diterima dengan mudah oleh khalayak dan menjadikannya sebagai program berita alternatif yang menarik untuk didengar karena tidak hanya menyajikan berita namun juga hiburan. 2. Segmentasi dari pendengar MS Tri yaitu anak muda yang dinamis dengan pola pikir yang produktif dan berlatar belakang akademis. Segmentasi dari pendengar MS Tri merupaka peluang untuk siaran Spirit in the Morning terus mengudara. Audience yang berkisar usia 18-40 tahun merupakan pendengar yeng masih berpikir produktif, dilatar belakangi pendidikan akademik akan mempengaruhi pola pikirnya, sehingga Akademia sebutan untuk pendengar MS Tri akan berpikir kritis terhadap suatu pemberitaan dan selalu dinamis mengikuti perkembangan jaman. Aspek ini pula yang akan mempengaruhi radio 104.2 MS Tri FM dan program-programnya untuk terus berinovasi sesuai perkembangan zaman.
ANCAMAN (THREAT) I. Faktor Internal 1. Ketatnya persaingan kerja karena banyaknya Sumber Daya Manusia yang tersedia, Sehingga mereka yang tidak profesional secara otomatis akan tersingkir dan digantikan oleh tenaga profesional yang baru.
57
II. Faktor Eksternal 1. Bermunculannya radio-radio baru tiap tahunnya dengan berbagai format acara yang menarik. Munculnya stasiun-stasiun radio setiap tahunnya, menambah ketatnya persaingan antar pengelola stasiun radio, yang memunculkan program-program baru dengan formatformat menarik yang akan berdampak secara tidak langsung terhadap Siaran Spirit in the Morning karena beragamnya pilihan yang disuguhkan ke khalayak. 2. Sedikitnya audience yang mau berpikir kritis terhadap permasalahn yang terjadi disekitarnya. sedikitnuya audien yang bisa diajak berpikir kritis dan serius terhadap permasalan yang ada di sekitarnya, menjadi ancaman
bagi
Spirit
in
the
Morning.
Kebanyakan
mereka
menggunakan radio hanya untuk memenuhi kebutuhan hiburan semata.
58
58
Tabel 4.2 Produksi Siaran Spirit in the Morning PELUANG I. Faktor Internal 3. Radio MS Tri FM di bawah institusi Universitas Trisakti 4. Tersedianaya Sumber Daya Manusia yang berasal dari Universitas Trisakti. II. Faktor Eksternal 3. Ciri khas format siaran Spirit in the Morning menjadikannya sebagai program berita alternatif bagi masyarakat. Belum adanya format siaran seperti Spirit in the Morning di stasiun radio lain, baik negeri maupun swasta, komersil maupun non komersil, memudahkan Siaran Spirit in the Morning diterima dengan mudah oleh khalayak dan menjadikannya sebagai program berita alternatif yang menarik untuk didengar karena tidak hanya menyajikan berita namun juga hiburan. 4. Segmentasi dari pendengar MS Tri yaitu anak muda yang dinamis dengan pola pikir yang produktif dan berlatar belakang akademis. Segmentasi dari pendengar MS Tri merupaka peluang untuk siaran Spirit in the Morning terus mengudara. Audience yang berkisar usia 18-40 tahun merupakan pendengar yeng masih berpikir produktif, dilatar belakangi pendidikan akademik akan mempengaruhi pola pikirnya, sehingga Akademia sebutan untuk pendengar MS Tri akan berpikir kritis terhadap suatu pemberitaan dan selalu dinamis mengikuti perkembangan jaman. Aspek ini pula yang akan mempengaruhi radio 104.2 MS Tri FM dan programprogramnya untuk terus berinovasi sesuai perkembangan zaman.
ANCAMAN I. Faktor Internal 2. Ketatnya persaingan kerja karena banyaknya Sumber Daya Manusia yang tersedia, Sehingga mereka yang tidak profesional secara otomatis akan tersingkir dan digantikan oleh tenaga profesional yang baru. II. Faktor Eksternal 3. Bermunculannya radio-radio baru tiap tahunnya dengan berbagai format acara yang menarik. Munculnya stasiun-stasiun radio setiap tahunnya, menambah ketatnya persaingan antar pengelola stasiun radio, yang memunculkan program-program baru dengan formatformat menarik yang akan berdampak secara tidak langsung terhadap Siaran Spirit in the Morning karena beragamnya pilihan yang disuguhkan ke khalayak. 4. Sedikitnya audience yang mau berpikir kritis terhadap permasalahn yang terjadi disekitarnya. sedikitnuya audien yang bisa diajak berpikir kritis dan serius terhadap permasalan yang ada di sekitarnya, menjadi ancaman bagi Spirit in the Morning. Kebanyakan mereka menggunakan radio hanya untuk memenuhi kebutuhan hiburan semata.
59
59
KEKUATAN
KELEMAHAN
III. Faktor Internal III. Faktor Internal 3. Manajemen produksinya perlu disempurnakan, seperti 7. Topik yang disajikan. Topik-topik yang dibahas dalam pembuatan rundown harus memiliki bentuk yang baku Spirit in the Morning merupakan topik-topik yang menarik sehingga perencanaan kegiatan dalam praproduksi menjadi dan aktual yang menjadi isu utama di masyarakat.yang telah maksimal. diriset terlebih dahulu oleh tim Spirit in the Morning. Topik 4. Struktur organisasi yang belum efektif. Radio MS Tri yang menarik inilah yang kemudian menarik masyarakat merupakan radio komersil yang cukup besar hal ini dapat atau audience untuk ikut serta berpartisipasi secara aktif dilihat dari jangkauannya yang meluputi jabodetabek dan melalui telepon ataupun SMS. studionya merupakan studio terbesar di Indonesia. Maka 8. Kinerja tim Spirit in the Morning. Kinerja tim merupakan dari itu sudah selayaknya struktur organisasinya mengikuti kekuatan utama dalam produksi ini. Contohnya dalam struktur organisasi stasiun-stasiun radio besar, namun mencari narasumber seorang penyiar harus betul-betul struktur organisasi yang dipakai saat ini masih struktur mencari narasumber yang berkompeten Jika secara tiba-tiba organisasi kecil sehingga dapat dikatakan belum efektif. narasumber berhalangan, penyiar harus dengan segera Khususnya dalam acara Spirit in the Morning dan masih mencari penggantinya agar tidak menggangu jalannya banyak pula yang merangkap dua jabatan sekaligus seperti produksi. Produser merangkap sebagai program director dan call 9. Penyiar. Penyiar merupakan kekuatan dalam siaran ini taker. karena yang dapat menghidupkan acara merupakan tugas dari seorang penyiar. menguasai masalah, artikulatif, analistis dan mengetahui secara tepat aspek kontroversial pada IV. Faktor Eksternal 1. MS Tri khususnya Siaran Spirit in the Morning hanya bisa persolan yang dibahas,mampu menguasai jalannya diskusi didengar oleh masyarakat menengah ke atas khususnya agar tidak keluar dari topik. mereka yang strata pendidikannya tinggi, karena mereka 10. Berita dan informasi yang disampaikan merupakan hal yang strata pendidikannya rendah akan bosan dan jenuh penting karena inti dari Siaran Spirit in the Morning ini mendengar siaran ini karena pengaruh tingkat pendidikan adalah berita dan informasi yang aktual yang menjadi dan pengetahuan yang mereka miliki. Headline di media-media cetak maupun elektronik. 11. Media atau sarana produksi. Media atau sarana produksi amat menunjang produksi. Studio yang besar dengan peralatan digital yang berteknologi tinggi menjadi kekutan dalam produksi Spirit in the Morning karena dengan high tecnology hasil siarannya pun akan bagus. Narasumber yang
60
60
dihadirkan dalam Spirit in the Morning adalah mereka yang berkompeten dan para pakar dibidangnya., sehingga akan menghasilkan berita yang berimbang dan akurat. 12. Jangkauan siaran yang luas yang meliputi Jabodetabek. IV. Faktor Eksternal 2. Citra positif Radio MS Tri di masyarakat. Radio MS Tri memiliki citra positif di masyarakat karena berlatar belakang pendidikan akademis Universitas Trisakti. Citra positif inilah yang menjadi kekuatan bagi Siaran Spirit in the Morning sehingga dengan mudah dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. Mereka menganggap bahwa acara-acara yang diproduksi oleh Radio MS Tri merupakan acara-acara yang mendidik yang menambah pengetahuan dan wawasan yang mereka butuhkan.
61 61
Dari hasil analisis SWOT di atas ditemukan beberapa masalah dalam proses produksi Siaran Spirit in the Morning di radio 104.2 MS Tri FM, diantaranya seperti yang terdapat dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.3 No.
Masalah
No.
Solusi
1. Manajemen produksi perlu disempurnakan seperti 1. Perlunya perbaikan manajemen, seperti pembuatan pembuatan rundown tidak dengan tulisan tangan namun rundown dibakukan tidak hanya dengan tulisan tangan harus memiliki bentuk yang baku sehingga perencanaan tetapi ada format rundown yang jelas dan terperinci dalam pra produksi menjadi maksimal. mengenai waktu disetiap segmennya sebingga presenter atau penyiar tidak terlalu bergantung kepada instruksi Programme Director atau produser. Selanjutnya rundown yang telah baku didokumentasikan sehingga konsep acaranya lebih jelas sekaligus sebagai acuan untuk pembuatan rundown selanjutnya. 2. Struktur organisasi yang belum efektif karena masih 2. Membuat struktur organisasi penyiaran besar yang lebih menggunakan struktur organisasi penyiaran kecil lengkap sekaligus menambah Sumber Daya Manusianya sedangkan radio MS Tri merupakan radio komersil yang agar tidak ada lagi yang merangkap didua bagian, sehingga cukup besar. Dalam siaran Spirit in the Morning masih dalam bekerja akan lebih fokus dan lebih maksimal guna ada yang merangkap dua jabatan sekaligus. menghasilkan produksi yang maksimal pula. 3. Bermunculannya radio-radio baru tiap tahunnya dengan 3. Radio MS Tri dalam Siaran Spirit in the Morning berbagai format acara yang menarik, sehingga menambah khususnya harus selalu konsisten dengan selalu berada ketatnya persaingan antar pengelola stasiun radio, yang dijalurnya sesuai dengan format khasnya saat ini yang memunculkan program-program baru dengan format yang berbentuk variety yang menggabungkan antara berita dan menarik yang berdampak secara tidak langsung terhadap hiburan. Siaran Spirit in the Morning karena beragamnya pilihan yang disuguhkan ke khalayak. 4. Sedikitnya audien yang mau berpikir kritis terhadap 4. Selalu melakukan inovasi-inovasi seperti pemilihan lagu permasalahan yang terjadi disekitarnya. Kebanyakan harus selalu up date sesuai zamannya dan bahasa serta
62
62
mereka menggunakan radio hanya untuk kebutuhan hiburan semata.
gaya yang digunakan penyiar harus sesuai gaya anak muda agar selalu menarik untuk didengar dan tidak tergerus oleh format yang bermunculan di radio-radio baru dengan tetap mempertahankan ciri khas formatnya, serta berusaha untuk mendapatkan informasi secara ekslusif untuk memancing lebih banyak lagi audien atau pendengar dari Siaran Spirit in the Morning.
Comparative Advantage
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, serta berdasarkan observasi dan wawancara dengan penyiar Radio 104.2 MS Tri FM, guna mendapatkan jawaban atas rumusan masalah dalam skripsi ini, maka penulis dapat mengambil kesimpulan antara lain sebagai berikut: 1. Siaran Spirit in the Morning melalui tiga tahapan produksi yaitu Praproduksi, produksi dan pascaproduksi. a. Proses praproduksi pada Siaran Spirit in the Morning diantaranya adalah mencari topik-topik yang ingin diangkat saat on air nanti dengan melakukan rapat sekali dalam sepekan setiap hari Sabtu untuk membahas secara umum topik-topik apa saja yang akan di bahas dan informasi apa saja yang ingin disampaikan selama lima hari dalam sepekan, yang terdiri dari produser, seorang programme director dua orang penyiar dan seorang pemutar lagu atau Mixman, serta membuat rundown sederhana, pemilihan lagu dan persiapan teknis di studio sebelum on air b. Proses
produksi Siaran Spirit in the Morning ini terdiri dari dua
orang penyiar, Angel Budiman dan Daniel Sipayung, Lisa Mandela yang seorang produser
sekaligus menjadi pengarah acara atau
programme director bertugas memantau jalannya acara selama on
63
64
air produser juga selalu melakukan instruksi-instruksi pada penyiar agar tidak ada kesalahan saat penyiaran dan mengingatkan pada penyiar mengenai durasi dan pergantian segmen kepada penyiar. Saat produksi, produser juga merangkap call taker untuk menyeleksi penelepon yang masuk. c. Pascaproduksi Siaran Spirit in the Morning adalah tahap evaluasi mengenai kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat produksi. 2. Kelebihan dan kekurangan sebuah produksi dipengaruhi oleh faktor internal
dan
faktor
eksternal.
Adapun
faktor
internal
yang
mempengaruhi siaran Spirit in the Morning adalah latar belakang yang dimiliki radio MS Tri yang membentuk citra positif di masyarakat, penyiar, topik yang dipilih, informasi atau berita yang disampakain, media atau sarana produksi, struktur organisasi dan kinerja tim produksi. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhinya adalah segmentasi pendengar, kekhasan format Spirit in the Morning yang tidak ada pada stasiun radio lain, narasumber, dan persaingan industri media radio. B. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan keterbatasan sumber penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut: 1. Perlunya perbaikan manajemen, seperti pembuatan rundown dibakukan tidak hanya dengan tulisan tangan tetapi ada format rundown yang jelas dan terperinci mengenai waktu disetiap segmennya
sebingga presenter
atau
penyiar
tidak
terlalu
65
bergantung kepada instruksi Programme Director atau produser. Selanjutnya rundown yang telah baku didokumentasikan sehingga konsep acaranya lebih jelas sekaligus sebagai acuan untuk pembuatan rundown selanjutnya. 2. Membuat struktur organisasi penyiaran besar yang lebih lengkap sekaligus menambah Sumber Daya Manusianya agar tidak ada lagi yang merangkap didua bagian, sehingga dalam bekerja akan lebih fokus dan lebih maksimal guna menghasilkan produksi yang maksimal pula. 3. Radio MS Tri dalam Siaran Spirit in the Morning khususnya harus selalu konsisten dengan selalu berada dijalurnya sesuai dengan format
khasnya
saat
ini
yang
berbentuk
variety
yang
menggabungkan antara berita dan hiburan. 4. Selalu melakukan inovasi-inovasi seperti pemilihan lagu harus selalu up date sesuai zamannya dan bahasa serta gaya yang digunakan penyiar harus sesuai gaya anak muda agar selalu menarik untuk didengar dan tidak tergerus oleh format yang bermunculan di radio-radio baru dengan tetap mempertahankan ciri khas formatnya, serta berusaha untuk mendapatkan informasi secara ekslusif untuk memancing lebih banyak lagi audien atau pendengar dari Siaran Spirit in the Morning.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Arikunto, Suharismi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989). Bachtiar, Wardi, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997). Birowo, Antonius, Metode Penelitian Komunikasi (Yogyakarta: Gintanyali, 2004). Dominick, R joseph, The Dynamics of Mass Communication in the Digital Age, Seventh Edition, ( Boston: McGraw Hill, 2002). Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006). Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Media Group, 2007). Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta: LkiS, 2006). Nasuhi, Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi, (Jakarta: CeQDA, 2007). Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet ke-23, 2007). Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008). Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Ciputat: Ramdina Prakasa, 2005). Olii, Helena, Berita dan Informasi Jurnalistik, (PT. Indeks: 2007). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Pedoman Umum Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan Dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, (Bandung: Yrama Widya, 2007). Rakhmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remadja Karya, 1985).
66
67
Reynolds, Imelda, Pedoman Jurnalistrik Radio, (Jakarta: Internews Indonesia, 2000). Santana, Septiawan, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Buku Obor, 2005). Siagian, Sondang P., Manajemen Stratejik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005). Soenarto, RM, Programa Televisi dari Penyusunan sampai Pengaruh Siaran, (FFTV-IKJ Press: 2007). Suhandang, Kustadi, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik (Nuansa: 2004). Sumadiria, Haris AS, Bahasa Jurnalistik Panduan Penulis dan Jurnalis, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006). Suprapto, Tommy, Berkarier di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006). Sutrisno, Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset 1989). Syamsul M Romli, Asep, Broadcast Jurnalism, (Bandung: Nuansa, 2004). Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005). Iriantana, Yosal, Media Relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005). Yusanto, Ismail, M.K. Widjayakusuma, (Jakarta: Khairul Bayan, 2003). 2. Sumber Lain Aplikasi Teori Analisis SWOT dalam Organisasi. Diakses pada 24 Mei 2010 dari aizperjuangan.wordpress.com http://www.mstrifm.com, diakses pada 16 April 2010. Radio, diakses pada 20 Januari 2010 dari id.wikipedia.org Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1988). Angel Budiman, Wawancara dengan Penyiar Spirit in the Morning. Jakarta. 2010. Wikipedia Bahasa Indonesia, “Analisis SWOT,” Diakses pada 8 Maret 2010 dari Id.wikipedia.org