JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 9-15
ISSN 2339-1723
ANALISIS SISTEM KAS MASUK PADA PT.PLN (Persero) WILAYAH SUMATRA UTARA CABANG PEMATANG SIANTAR RANTING TEBING TINGGI Bernhart Nainggolan, SE STIE Bina Karya Tebing Tinggi
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan sudah menetapkan sistem kas yang baik sehingga perusahaan dapat menyusun laporan keuangannya agar dapat mengetahui seberapa besar tunggakan yang terjadi dan seberapa besar terjadi pengeluaran kas salama satu periode. Metode penelitian yang digunakan adalah deskiptif dan kuantitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dan wawancara. Berdasarkan analisa, sistem akuntansi peneimaan kas pada perusahaan ini telah dilakukan dengan kurang baik di mana setiap transaksi, penerimaan kas kurang disertai dengan bukti pendukung sesuai dengan sistem akuntansi yang telah direncanakan perusahaan, seperti bon faktur. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas juga dilakukan dengan kurang baik, hal ini disebabkan tidak terdapatnya fungsi – fungsi yang mendukung sistem penerimaan dan pengeluaran kas, sehingga menghambat kinerja perusahaan.
Kata Kunci: Sistem Akuntansi, Sistem Akuntansi Penerimaan Kas, Transaksi
PENDAHULUAN Kas masuk adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Setiap aliran kas masuk yang terjadi diperusahaan terjadi melalui pengiriman barang, pemberian jasa atau aktivitas lainnya yang merupakan operasi pokok perusahaan. Sistem merupakan suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem berfungsi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka. Sistem kas masuk yang ada di perusahaan ini adalah sistem kas kecil. Dana kas kecil merupakan uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. Seperti halnya ongkos transport atau unit keperluan sehari-hari dimana pembayaran dengan cek untuk hal-hal yang sekecil itu akan mengakibatkan pekerjaan
menjadi tertunda, membosankan, dan beban pencatatannya mahal. Dana kas kecil diserahkan kepada kasir kas kecil yang bertanggung jawab untuk membayar biaya yang relatif kecil dan meminta pengisian kembali dari kas besar. Sistem ini digunakan untuk menilai efisien dan efektif serta terdiri dari beberapa prosedur yang saling berkaitan dan memiliki dokumen pendukung. Sistem ini digunakan untuk mengurangi kesalahan, kebocoran dan penyelewengan pada sistem kas karena kas merupakan salah satu biaya operasional perusahaan yang paling penting dan sangat mempengaruhi keuangan. Dalam sistem ini dapat dilihat bahwa perusahaan dapat meminimalkan pengeluaran dan dapat mengurangi resiko penyelewengan terhadap kas perusahaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan suatu perusahaan adalah memperoleh atau menghasilkan laba, baik itu perusahaan yang bergerak dibidang jasa maupun dagang. Didalam hal ini, seluruh pihak yang ada didalam perusahaan tersebut harus bekerja ekstra agar tujuan perusahaan tercapai.
9 ANALISIS SISTEM KAS MASUK PADA PT.PLN (Persero) WILAYAH SUMATRA UTARA CABANG PEMATANG SIANTAR RANTING TEBING TINGGI
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 9-15
RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah penetapan kas masuk pada PT. PLN (Persero) ranting tebing tinggi telah sesuai dengan Standard Akuntansi? TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan sudah menetapkan sistem kas yang baik sehingga perusahaan dapat menyusun laporan keuangannya agar dapat mengetahui seberapa besar tunggakan yang terjadi dan seberapa besarterjadi pengeluaran kas salama satu periode. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Mempelajari suatu sistem akan lebih baik bila kita paham akan pengertian sistem itu sendiri. Pengertian tentang sistem pertama kali dapat diperoleh dari defenisi dari sistem itu sendiri. Sistem adalah seperangkat elemenelemen yang terdiri atas manusia, mesin, atau alat dan prosedur serta konsep-konsep yang dihimpun menjadi satu guna mencapai tujuan bersama. Ada beberapa pengertian pendapatan menurut para ahli ekonomi. Sebagai perbandingan pengertian pendapatan menurut Dykman Thomas R. dan menurut Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2001:5). Definisi Sistem menurut Richard F. Neuchel dalam bukunya yang berjudul Manajemen by System adalah sistem adalah suatu jaringan sejumlah prosedur yang saling berhubungan yang dikembangkan sesuai dengan suatu pola (rencana) guna melaksanakan aktivitas utama perusahaan. Menurut Buckley sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara bagian-bagiannya. Menurut H. Kerzner sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri dari
ISSN 2339-1723
manusia dan/atau bukan manusia (non human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu keatuan dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu,sistem akuntanssi direncanakan dengan baik dan harus dilengkapi dengan: 1. Pengumpulan, pencatatan dan pelaporan data yang efisien, 2. Pengukuran setiap kegiatan perusahaan, 3. Pemberian wewenang dan tanggung jawab, 4. Pencegahan kesalahan dan kekurangan, Setiap sistem akuntansi harus dirancang sedemikian rupa hingga sesuai dengan sifat setiap perusahaan dan dapat menghindari terjadinya penyelewengan, penggelapan, pencurian serta kecurangan lain atau setidaktidaknya dapat mengurangai terjadinya hal itu. B. Sistem Akuntansi System akuntansi yaitu organisasi, formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001:3). Selanjutnya pengertian system akuntansi menurut Warren Reeve (2005:21) adalah “metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, danmendapatkan informasi keungan dan operasi usaha. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulangulang (Mulyadi, 2005:5). Pada umumnya sistem akuntansi ini mempunyai fungsi untuk: 1. Menentukan hasil produksi 2. Peningkatan kejadian-kejadian yang menyangkut harta benda dan kewajiban perusahaan. 3. Mengatur transaksi-transaksi tertentu misalnya pembelian bahan, pemakaian bahan, pengiriman barang dan sebagainya. Suatu system akuntansi yang memenuhi syarat, akan dapat tercapai bebrapa tujuan antara lain:
10 ANALISIS SISTEM KAS MASUK PADA PT.PLN (Persero) WILAYAH SUMATRA UTARA CABANG PEMATANG SIANTAR RANTING TEBING TINGGI
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 9-15
1.
Peningkatan mutu informasi yang diperlukan oleh pimpinan perusahaan. 2. Peningkatan system pengawasan intern, sehingga informasi akuntansi yang akan dihasilkan lebih dipercaya dan lebih mampu melindungi harta benda perusahaan. 3. Pengeluaran biaya untuk menyelenggarakan pembukuan. Penyusunan sisten akuntansi dalam suatu perusahaan mempunyai tujuan yang antara lain sebagai berikut: 1. System akuntansi yang disusun harus mempunyai prinsip cepat yaitu menyediakan data yang diperlukan tepat pada waktunya dan dapat memenuhi kebutuhan 2. Sisten akuntansi yang disusun harus dapat memenuhi prinsip aman yaitu bahwa system akuntansi harus dapat menjamin keamanan harta milik perusahaan, maka system akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern. 3. System akuntansi harus memenuhi prinsip-prinsip murah yaitu bahwa biaya untuk menyelenggarakan system akuntansi harus dapat ditekan sehingga tidak relative mahal. Pada umumnya suatu perusahaan dibagi kedalam bagian-bagian yang lebih kecil yang masing-masing diberikan tanggung jawabtertentu. Bagian ini disebut divisi departemen, unit bisnis dan lain-lain. Setiap bagian berisi individu-individu yang bertanggung jawab terhadap tugas atau fungsi material tertentu. Pimpinan organisasi harus memastikan bahwa individu yang ada dalam setiap departemen bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh manajemen puncak. Sistem akuntansi merupakan konsep dan alat yang digunakan manajemen dalam rangka pencapaian tujuan tersebut. Suatu perusahaan baik perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun perusahaan industri bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal, meskipun terdapat tujuan lain misalanya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meningkatkan perkembangan dan perluasasan perusahaan serta untuk prestise ditengah-tengah masyarakat. Untuk mencapai
ISSN 2339-1723
tujuan tersebut dibutuhkan system akuntansi yang baik agar operasi perusahaan bejalan dengan lancar dan harus memiliki aspek pengawasan antara lain satu bagian dengan bagian lain yang terlibat dalam kegiatan perusahaan. Sistem akuntansi terdiri dari metode pencatatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, menghimpun, menganalisa, mengelompokkan, mencatat dan melaporkan transakasi satuan usaha dan untuk menyelenggarakan pertanggungjawaban aktual dan kewajiban yang bersangkutan dengan transaski tersebut. Kebijakan dan prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian perusahaan dan sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satu defenisi dari system akuntansi, yang berbeda satu dengan yang lainnya sesuai dengan sudut pandang dan titik tolak tersendiri dalam mengemukakan definisi system akuntansi tersebut. C. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang atau dari penjualan secara kredit. Dibawah ini akan dibahas mengenai kedua sistem akuntansi penerimaan kas tersebut. 1.
Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan: 1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal cek. 2. Penerimaan kas secara tunai dilakukan melalui transaksi secara kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas. Prosedur penerimaan kas dari pejualan tunai ada tiga macam, yaitu: 1. Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales. 2. Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales (COD sales).
11 ANALISIS SISTEM KAS MASUK PADA PT.PLN (Persero) WILAYAH SUMATRA UTARA CABANG PEMATANG SIANTAR RANTING TEBING TINGGI
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 9-15
3.
Prosedur penerimaan kas dari credit card sales. Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai melibatkan beberapa fungsi yang terkait, yaitu: 1. Fungsi Penjualan 2. Fungsi Kas 3. Fungsi Gudang 4. Fungsi Pengiriman 5. Fungsi Akuntansi 2.
Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Penerimaan kas dari piutang berasal dari penjualan secara kredit. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan: 1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui rekening bank (giro bilyet). 2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh. Sistem penerimaan dari piutang melibatkan beberapa fungsi yang terkait yaitu: 1. Fungsi Sekretariat Bertanggung jawab dalam menerima cek dan surat pemberitahuan melalui pos dari para debitur perusahaan dan bertugas membuat daftar surat pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur. 2. Fungsi Penagihan Bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang dibuat oleh fungsi akuntansi. 3. Fungsi Kas Bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagihan perusahaan). Fungsi kas juga bertanggung jawab untuk menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut dengan segera ke bank dalam jumlah penuh. 4. Fungsi Akuntansi Bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. 5. Fungsi Pemeriksa Intern
ISSN 2339-1723
Bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik. Selain itu juga bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarkan oleh fungsi akuntansi. METODE Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. PLN (Persero) Ranting Tebing Tinggi yang berada di JL. Jend Sudirman No. 297 Tebing Tinggi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan observasi dan wawancara. Metode Analisis Data Metode analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Metode Deskriptif, yang dilakukan dengan mengumpulkan data, merumuskan, mengklasifikaskan, sehinnga memberikan gambaran umum atau keterangan mengenai masalah yang dihadapi. 2. Metode Kuantitatif, dilakukan dengan mengumpulkan dan mengambil data yang berupa hitungan jumlah dari anggaran yang ada disuatu perusahaan untuk dianalisis berdasarkan teori dan prakteknya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada sistem akuntansi penerimaan kas, fungsi penjualan dengan fungsi peneriamaan kas terpisah dan fungsi penerimaan kas dengan fungsi akuntansi juga terpisah, ini berarti dalam setiap transaksi pelaksanaan operasinya lebih dari satu fungsi serta disukung oleh formulir yang baik. Pemisahaan fungsi ini sangat baik dilakukan dikarenakan masing-masing fungsi dapat saling mengecek dan memperecil terjadinya penyalahgunaan terhadap kas perusahaan serta menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansinya. Dokumen yang digunakan dalam system penerimaan kas dari penjualan tunai adalah: 1. Faktur penjualan tunai, 2. Pita register kas (cash register tape), 3. Faktur penjualan COD, 4. Bukti setor bank, 5. Rekapitulasi harga pokok penjualan.
12 ANALISIS SISTEM KAS MASUK PADA PT.PLN (Persero) WILAYAH SUMATRA UTARA CABANG PEMATANG SIANTAR RANTING TEBING TINGGI
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 9-15
Dalam system akuntansi penerimaan kas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: a. Bagian dalam penerimaan kas harus ditunjukkan dengan jelas b. Bagian pengurusan kas dengan pencatatan kas harus diadakan pemisahan c. Terhadap bagian penerimaan kas dan pencatatan kas harus diadakan pengawasan ketat, selain itu juga harus dibuat laporan kas. Dapat dikatakan bahwa sistem akuntansi penerimaan kas yang ada pada PT. PLN (Persero) dapat berjalan dengan kurang baik, hal ini dapat dilihat dari masing-masing fungsi bagian yang menjalankan fungsinya dengan kurang baik dan kurang saling mengecek antara lain fungsi satu dengan fungsi yang lain. Jia dilihat dari beberapa hal tersebut diatas maka system akuntansi penerimaan kas yang dilakukan PT. PLN (Persero) kurang baik dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika system penerimaan dikatakan baik: 1. System pencatatan penerimaan kas yang dilakukan oleh bagian pembukuan yaitu mencatat penerimaan pada saat uang tersebut diterima, kemudian kas tersebut diserahkan kepada kasir. 2. Formulir-formulir dan catatan-catatan sehubungan dengan penerimaan kas yang digunakan oleh perusahaan sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, juga didalamnya sudah termasuk aspek pengawasan. 3. Pencatatan bukti dengan segara dimana sepanjang penerimaan kas tersebut telah digunakan dengan bukti otentik, maka pencatatannya dalam pembukuan dilakukan dengan segera oleh kasir sampai proses selanjutnya diserahkan pada bagian accounting. 4. Penerimaan kas selalu disetorkan ke bank secara penuh tepat pada waktunya yaitu hari kerja berikutnya. Hal ini dapat mencegah penyalahgunaan uang kas selama belum disetor. 5. Sewa cek yang diterima atas nama perusahaan dan didepositokan ke bank. 6. Bukti penyetoran ke bank telah diterima secara langsung dari bank.
ISSN 2339-1723
Sistem penerimaan kas melalui penjualan tunai dibagi menjadi 2 prosedur berikut ini: 1. Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales. 2. Prosedur penerimaan dari cash on delivery sales (COD sales). Penerimaan kas dari over the counter sales dilaksanakan melalui prosedur berikut ini: a. Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga dibagian penjualan. b. Bagian kas menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uang tunai, cek pribadi, atau kartu kredit. c. Bagian penjualan memerintahkan bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. d. Bagian pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. e. Bagianmkas menyetorkan kas yang diterima ke bank. f. Bagian akuntansi mencatat pendapatan bagian penjualan dalam jurnal penjualan. g. Bagian akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas. Sedangkan penerimaan kas melalui COD sales dilaksanakan dengan prosedur berikut ini: a. Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos. b. Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengiriman dengan cara mengisi formulir COD sales dikantor pos. c. Kantor pos mengirimkan barang dan formulir Cod sales sesuai dengan intruksi penjual kepada kantor pos penerima. d. Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD sales, memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman barang COD sales. e. Pembeli membawa surat panggilan kekantor pos penerima dan melakukan pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir COD sales, kantor pos penerima menyerahkan barang kepada pembeli, dengan diterimanya kas dari pembeli. f. Kantor pos penerima memberitahu kantor pos pengirim bahwa COD sales telah dilaksanakan. g. Kantor pos pengirim memberitahu penjualan bahwa COD sales telah selesai
13 ANALISIS SISTEM KAS MASUK PADA PT.PLN (Persero) WILAYAH SUMATRA UTARA CABANG PEMATANG SIANTAR RANTING TEBING TINGGI
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 9-15
dilaksanakan, sehingga penjual dapat megambil kas yang diterima dari pembeli. Sama halnya dengan system akuntansi penerimaan kas dalam hal system akuntansi pengeluaran kas juga telah dilaksanakan perusahaan dengan cukup baik. Setiap pengeluaran kas diperusahaan ini harus didukung oleh bukti-bukti pengeluaran kas yang berisi besarnya kas yang diperlukan untuk apa dan keterangan atau informasi lainnya. Pengendalian yang dilakukan terhadap penerimaan kas oleh perusahaan ini juga sudah memadai, walaupun dalam system secanggih apapun tidak dapat menghilangkan sama sekali kemungkinan tindakan penyalagunaan atau kekeliruan. Namun perusahaan yang baik harus mempunyai karakteristik dasar mengenai sistem pengendalian dalam penerimaan kas yaitu: a. Menetapkan tanggung jawab secara khusus untuk menangani penerimaan kas. b. Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan kas. c. Penyetoran seluruh kas yang diterima setiap hasilnya (lazimnya ke rekening bank). d. Audit internal pada selang waktu yang tidak terduga. e. Pencatatan ganda atas kas menurut bank dan pembukuan, dengan rekonsilisasi yang dilaksanakan oleh seseorang diluar bagian akuntansi. Pengawasan yang dilakukan perusahaan ini terhadap penerimaan kas juga cukup sudah memadai, ini terlihat dari struktur organisasi dan seluruh metode serta prosedur yang terkoordinir yang diterapkan perusahaan. Pengawasan dari dalam perusahaan sendiri dilakukan oleh manajer keuangan dan administrasi sebagai internal control. Keberadaan kas yang ada ditangan perusahaan harus dibuktikan dengan menghitung kas tersebut. Dalam penghitungan kas, auditor harus memperhatikan hal – hal berikut ini: 1. Penghitungan kas harus dilakukan oleh auditor di muka pejabat yang bertanggung jawab atas penyimpanan kas ( kasir atau pemegang kas kecil ). Pejabat tersebut haru selalu di tempat pperhitungan kas. Hal ini untuk menghindari tuduhan terhadap auditor jika kekurangan kas.
ISSN 2339-1723
2. Hasil perhitungan kas harus dicatat dalam berita acara perhitunagn kas yang harus ditandatanagani oleh pejabat yang bertanggung jawab atas penyimpanan kas sebagai tanda: i. Disetujui olehnya mengenai jumlah kas seperti hasil perhitungan kas yang dilakukan oleh auditor. ii. Penerimaan kembali jumlah kas yang dihitung sesuai dengan yang tercantum didalam berita acara tersebut. 3. Unsur – unsur yang tidak dimasukkan dalam unsur kas pada saat pengitungan kas adalah: cek mundur .perangko dan materai,kas bon. Kas adalah stu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkatan likuiditasnya. Makin besar jumlah kas yang ada dalam perushaan berarti makin tinggi likuiditasnya kas yang ada pada PT. PLN (Persero)sudah dikelolah dengan baik. Dalam arti tidak dibiarkan menganggur sehingga akan memprbesar profitabilitas. Kas juga tidak terlalu banyak disimpan dalam bentuk rekening giro sebab perusahaan tersebut tahu itu tidak memberikan hasil yang optimal. Cek dan giro ditandatangani oleh dua fungsi bagian yang berbeda untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan kas dan menjaga kekayaan perusahaan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hal penelitian dan analisa terhadap system penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. PLN (Persero) maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. System akuntansi peneimaan kas pada perusahaan ini telah dilakukan dengan kurang baik dimana setiap transaksi, penerimaan kas kurang disertai dengan bukti pendukung sesuai dengan system akuntansi yang telah direncanakan perusahaan, seperti bon faktur. 2. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas telah dilakukan dengan kurang baik, hal ini disebabkan tidak terdapatnya fungsi – fungsi yang mendukung system
14 ANALISIS SISTEM KAS MASUK PADA PT.PLN (Persero) WILAYAH SUMATRA UTARA CABANG PEMATANG SIANTAR RANTING TEBING TINGGI
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES April 2014, Volume 2, No. 1, 9-15
penerimaan dan pengeluaran kas, sehingga menghambat kinerja perusahaan. Saran Penulisan menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, dengan mengetaui yang dimiliki oleh penulisan masih sangat terbatas. Namun penulisan menilai bahwa secara umum pelaksanaan pengawas kas pada perusahaan ini cukup baik. Pada bagian teraktir penulisan ini, penulisan akan mencoba memberikan sumbangan pemikiran atau saran yang dapat bermanfaat bagi pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan. Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut: 1. Sebagai kebiasaan yang baik dalam perusahaan tetap dipertahankan dalam melaksanakan operasi perusahaan. 2. Sebaiknya perusahaan mengadaka fungsi yang mendukung system penerimaan dan pengeluaran kas. 3. Perlunya secara berkala dilakukan pemerintahan dan pengawasan terhadap jalannya dan pengeluaran kas. 4. Untuk pengawan intern kas, agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik, maka sebaiknya harus pemisahan fungsi secara dan setiap fungsi harus dijabat oleh orang yang berbeda. 5. Perusahaan harus memastikan apakah system yang diterapkan oleh perusahaan benar – benar dilakukan sebagaimana mestinya.
ISSN 2339-1723
DAFTAR PUSTAKA Klesoo, D., E., Weygandt, J,. J. 2001. Akuntansi Intermediate. Edisi Ke Sepuluh. Erlangga: Jakarta Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Niswonger, C. R., Fess P., E. 2000. Dasar – Dasar Akuntansi. Penerjemah: Soemarno. Edisi Revisi Penerbitan. PT. Rineka Cipta: Jakarta. Soemarno, SR, 2002. Akuntansi Suatu Pengantaran. Edisi Kelima. Penerbit Salemba Empat: Jakarta. Warren, Carl, dkk. 2005. Prinsip – Prinsip Akuntansi. Penerjemah: Alfonsus dan Helda Gunawan. Edisi Dua Puluh Satu. Erlangga: Jakarta.
15 ANALISIS SISTEM KAS MASUK PADA PT.PLN (Persero) WILAYAH SUMATRA UTARA CABANG PEMATANG SIANTAR RANTING TEBING TINGGI