ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA CV BARITO LANCAR ABADI DI LANDASAN ULIN Ibnu Sutomo Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin
ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan akuntansi persediaan bahan baku dilihat dari kesesuaian sistem dan prosedur perlakuan bahan baku. Penelitian ini dilakukan pada CV Barito Lancar Abadi selama lima bulan. Data kualitatif yang diperoleh, disajikan secara deskriptif yang kemudian diolah dan ditabulasikan secara sistematis dengan menggunakan alat bantu software komputer Micorosoft Excel dan kalkulator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan akuntansi persediaan sangat dibutuhkan oleh perusahaan manufaktur. Penerapan akuntansi persediaan ini berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Kata kunci: sistem akuntansi, prosedur akuntansi, persediaan ABSTRACT The aim of this research is to determine the application of the raw material stock accounting according to compatibility of system and procedures of raw material treatment. This research is conducted on CV Barito Lancar Abadi for five months. The obtainable qualitative data is described descriptively and then processed and tabulated systematically by using Excel and calculator. The result of this research proves that the application of stock accounting is really necessary for manufacture industry. It influences profit of the company. Password: accounting system, accounting procedures, stock
PENDAHULUAN
butuhan perusahaan tersebut dan untuk memaksimalkan laba dalam waktu tertentu serta pencatatan keluar masuk bahan baku yang sesuai dengan prosedur akuntansi persediaan. Pengendalian penyimpanan persediaan bahan baku yang sesuai dengan metode akuntansi persediaan dan pengaturan penempatan dilakukan untuk meghindari terjadinya bahan baku usang dalam gudang, yang dapat menyebabkan kerugian perusahaan. Masalah utama dalam perencanaan dan pengendalian bahan baku adalah pengelolaan persediaan bahan baku yang tepat sehingga kegiatan produksi tidak terganggu dan dana yang ditanam dalam persediaan bahan tidak berlebihan. Hambatan atau kendala dalam kegiatan produksi dapat terjadi karena beberapa hal, salah satunya karena persediaan. Ketika terjadi kendala dalam persediaan maka proses produksi secara otomatis juga akan terhambat yang nantinya akan ber-
Bahan baku merupakan salah satu faktor penentu dalam kelancaran proses produksi, sehingga setiap perusahaan harus mempunyai persediaan bahan baku yang cukup dalam menunjang kegiatan produksi perusahaan. Apabila pasokan bahan baku tersendat` maka kegiatan proses produksi tentu akan berpengaruh terhadap tingkat output yang dihasilkan. Penurunan tingkat output ini tentu akan mempengaruhi tingkat penjualan yang mengakibatkan perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan konsumen. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi laba perusahaan dan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan. Pada dasarnya semua perusahaan mengadakan perencanaan dan pengendalian bahan baku dengan tujuan pokok menyediakan bahan baku sesuai dengan permintaan ataupun sesuai dengan tingkat ke-
13
KINDAI Volume 11 Nomor 1, Januari – Maret 2015 dampak pula dalam hal kemampuan untuk memperoleh laba. Penerapan sistem ataupun prosedur akuntansi persediaan yang baik dalam suatu perusahaan dapat meminimalisasi terjadinya out of stock yang dapat mengganggu proses produksi. Penerapan sistem dan prosedur akuntansi ini dapat menghemat biaya persediaan dan menghindari terjadinya bahan baku usang yang disebabkan oleh kesalahan dalam pencatatan pengeluaran. Selain itu, dengan adanya penerapan akuntansi persediaan, perusahaan akan mampu mengurangi penghematan ruang, baik untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, maupun menghindari penumpukan persediaan di gudang. Bahan baku yang telah kadaluarsa tidak bisa lagi digunakan dalam proses produksi. Persediaan selalu dibutuhkan oleh setiap perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar. Dengan kebijakan pengadaan persediaan bahan baku diharapkan proses produksi dapat berjalan lancar. Bahan baku adalah faktor utama yang memegang peranan penting dalam pengalokasian modal kerja. Besar kecilnya persediaan akan mempengaruhi laba dan biaya pada suatu perusahaan. Pengendalian bahan baku CV Barito Lancar Abadi proses yang digunakan masih tergolong sederhana dimana salah satu contoh proses stock opname persediaan bahan baku masih dilakukan secara manual dan tidak keseluruhan data ada dalam program Komputer (software). Walaupun proses stock opname dilakukan pada saat akhir bulan saja, proses stock opname yang dilakukan CV. Barito Lancar Abadi membutuhkan waktu beberapa hari untuk menyelesaikannya karena jumlah bahan baku utama yang cukup banyak sehingga diperlukan ketelitian pada saat melakukan stock opname. Selama ini perusahaan produksi roti, CV Barito Lancar Abadi belum menggunakan metode apapun untuk kebijakan pengadaan persediaan. CV Barito Lancar Abadi juga sering mengalami overstock pada gudang bahan baku. Banyak bahan baku kadaluarsa di dalam gudang yang dimusnahkan karena pencatatan yang sembarangan. Sebaliknya, seringkali terjadi kekurangan bahan baku pada saat permintaan produksi meningkat. Selain itu, ditemukan sistem dan prosedur pencatatan pengeluaran bahan ba-
14
ku yang tidak sesuai dengan standar akuntansi. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dengan menggunakan pengetahuan dan teori-teori yang ada. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1. Penerapan sistem dan prosedur akuntansi persediaan bahan baku pada CV Barito Lancar Abadi sebelum dilaksanakan penelitian. 2. Kesesuaian penerapan pelaksanaan sistem dan prosedur akuntansi persediaan bahan baku pada CV. Barito Lancar Abadi setelah dilaksanakan penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sementara itu, prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2008:5). Menurut Narko (2007:1) sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi elemen-elemen (dikatakan subsistem) yang berusaha mencapai tujuan tertentu. Sementara itu, prosedur adalah urut-urutan pekerjaan klerikal, yang melibatkan beberapa orang, yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang sama terhadap penanganan transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Metode Pencatatan Persediaan Sistem akuntansi yang akurat dan catatan yang terkini merupakan hal yang sangat penting. Penjualan dan pelanggan bisa hilang jika pesanan mereka tidak sesuai model, kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Oleh karena itu, perusahaan harus memonitor tingkat persediaan secara seksama dan membatasi biaya pembiayaan akibat penimbunan persediaan. Perusahaan menggunakan satu dari dua jenis sistem pencatatan persediaan yaitu sistem perpetual dan sistem periodik.
KINDAI Volume 11 Nomor 1, Januari – Maret 2015 1. Metode Pencatatan Persediaan Perpetual Pencatatan perpetual yaitu pencatatan atas transaksi persediaan yang dilaksanakan setiap waktu baik terhadap pemasukan maupun terhadap pengeluaran persediaan (Firdaus, 2005:160). Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan dalam kartu persediaan yang menggambarkan persediaan sebenarnya. Pencatatan atas transaksi dilakukan secara terus-menerus untuk setiap jenis persediaan dan untuk menjamin keakutan jumlah persediaan perhitungan fisik persediaan biasanya dilakukan setahun sekali. Pencatatan persediaan menggunakan metode ini ditujukan terutama untuk barang yang bernilai tinggi dan untuk barang yang mudah dicatat pemasukan dan pengeluarannya di gudang. 2. Metode Pencatatan Persediaan Fisik/ Periodik Pada metode ini setiap pemasukan dan pengeluaran dicatat dalam perkiraan yang berbeda yaitu pembelian dan penjualan. Kelemahannya yaitu perusahaan tidak dapat mengetahui besaran persediaan yang ada pada saat tertentu dan tidak dapat mengetahui harga pokok barang yang dijual untuk setiap transaksi penjualan yang terjadi. Pada umumnya metode periodik digunakan pada perusahaan yang harganya relatif murah tetapi frekuensi penjualannya cukup sering. Menurut Kieso, Weygant & Warfield (2007:404) kuantitas persediaan di tangan ditentukan secara periodik, seperti yang tersirat oleh namanya. Semua pembelian persediaan selama periode akuntansi dicatat dengan mendebet akun pembelian Metode Persediaan FIFO (First In First Out) Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang-barang yang digunakan sesuai dengan urutan pembeliannya. Metode ini mengasumsikan bahwa barang pertama dibeli adalah barang yang pertama digunakan atau dijual (Skousen, 2004). Keunggulan FIFO adalah mendekatkan persediaan akhir dengan biaya berjalan.
15
Metode Persediaan Rata-Rata/Average Terdapat perbedaan antara metode FIFO dengan metode rata-rata. Perbedaan itu adalah pada metode rata-rata barangbarang yang dipakai atau dijual akan dibebani harga pokok rata-rata. Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya. Cara ini mengurangi dampak dari fluktuasi harga. Menurut Warren (2005: 462-466), pada sistem periodik, metode ini disebut metode rata-rata ter-timbang (weighted average method) dan pada sistem perpetual dikenal dengan nama metode ratarata bergerak (moving average method). Pengertian Pengendalian Persediaan Pencatatan persediaan harus diverifikasi melalui sebuah audit yang berkelanjutan. Audit seperti ini dikenal sebagai perhitungan berkala (cycle-counting). Dengan perhitungan berkala barang dihitung, catatan diverifikasi dan ketidakakuratan yang ditemukan didokumentasikan secara periodik. Penyebab ketidakakuratan dan tindakan perbaikan diambil untuk memastikan integritas persediaan (Render, 2005:55). Pengertian Persediaan Persediaan merupakan aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi normal bisnis atau digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang akan dijual Libby (2008:336). Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan konsumen dapat merugikan perushaan dalam hal ini memberikan dampak kurang baik terhadap perusahaan Menurut Ishak (2010:159), Persediaan (inventory) sebagi sumber daya menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Menurut Syakur (2009:125), persediaan meliputi segala macam barang yang menjadi objek pokok aktivitas perushaan yang tersedia untuk diolah dalam proses produksi atau dijual. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2011:14.5) persediaan adalah asset yang: 1. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa; 2. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau
KINDAI Volume 11 Nomor 1, Januari – Maret 2015 3. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Pengertian Bahan Baku Pengertian bahan baku menurut Hanggana (2006:11) adalah sesuatu yang digunakan untuk membuat barang jadi bahan pasti menempel menajdi satu dengan barang jadi. Dalam perusahaan bahan ba-ku dan bahan penolong memiliki arti yang sangat penting, karena menjadi modal terjadinya proses produksi sampai hasil jadi produksi. Menurut Lukman (2007:281) bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh perusahaan untuk diproses menajdi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi atau produk akhir dari perusahaan. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1. Amanda (2010) meneliti tentang sistem dan prosedur akuntansi persediaan obat-obatan pada RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dan prsedur akuntansi persediaan obat-obatan masih ditemukan beberapa kelemahan yang dapat merugikan RSUD Ibnu Sina Gresik 2. Ariani (2010) meneliti metode penilaian persediaan bahan bakar minyak pada PT Pertamina (Persero) Terminal BBM di Balikpapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan implementasi penerapan akuntansi persediaan penulsi menggunakan metode penentuan harga pokok persediaan menurut SAK No. 14 tentang persediaan yaitu menggunakan metode rata-rata bergerak. 3. Pah (2012) meneliti sistem dan prosedur akuntansi persediaan obat-obatan pada Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah sakit hewan tersebut saat ini sudah mempunyai sistem dan prosedur akuntansi persediaan obatobatan yang berlaku. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran operasional penelitian ini terdapat pada Gambar 1 sebagai berikut.
16
Identifikasi Pengadaan dan Persediaan Bahan Baku
Perlakuan Akuntansi Persediaan
Metode Pencatatan Persediaan (FIFO)
Hasil dari Perlakuan Akuntansi Persediaan pada CV Barito Lancar Abadi Landasan Ulin
Gambar 1: Kerangka Berpikir
METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif meliputi gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses produksi, tenaga kerja, dan pemasaran produk. Data kuantitatif meliputi tentang jumlah bahan baku yang digunakan, data pemesanan yang mencakup frekuensi dan tenggang waktu pemesanan, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang tepat dan akurat, maka penulis menggunakan teknik-teknik pengumpul data sebagai berikut: 1. Pengamatan langsung (observasi), yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti yaitu bagaimana proses pengendalian bahan baku CV.Barito Lancar Abadi. 2. Wawancara (interview), yaitu diperoleh dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pemilik perusahaan maupun karyawan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. 3. Pemeriksaan dokumen perusahaan, yaitu dengan pengumpulan data dengan memeriksa dokumen dan arsip-arsip perusahaan.
KINDAI Volume 11 Nomor 1, Januari – Maret 2015 Teknik Analisis Data Data kualitatif yang diperoleh disajikan secara deskriptif. Data kuantitatif yang diperoleh diolah dan ditabulasikan secara sistematis dengan menggunakan alat bantu software komputer Excell dan kalkulator. Metode pencatatan persediaan dapat digunakan teknik analisis data sebagai berikut, ataupun sebagai pendukung pencatatan persediaan menggunakan metode FIFO. Perkiraan persediaan tertulis pada kartu pembantu persediaan (kartu persediaan). Kartu persediaan digunakan untuk mencatat transaksi setiap jenis persediaan, memuat nama barang, tempat penyimpanan barang, kode barang dan kolom-kolom yang dipakai untuk mencatat transaksi adalah tanggal, pembelian (pemasukan), penjualan (pengeluaran) dan sisa atau saldo persediaan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Akuntansi Persediaan pada CV Barito Lancar Abadi Bahan baku merupakan penunjang yang paling penting yang dibutuhkan oleh perusahaan manufaktur seperti CV Barito Lancar Abadi yang harus diperhatikan dengan baik. Hal ini dikarenakan perputaran bahan baku yang terjadi sangat cepat serta kebutuhan bahan baku yang berasal dari luar pulau sering terjadi permasalahan persediaan bahan baku. Metode pencatatan persediaan yang selama ini digunakan oleh CV Barito Lancar Abadi berdampak pada kekurangan bahan baku pada divisi produksi. Pencatatan bahan baku tidak melalui dua proses melainkan hanya satu proses yaitu hanya diterima langsung oleh staf gudang bahan baku tanpa mengecek kadaluarsa bahan baku yang datang, yang kemudian dicatat ulang pada buku barang masuk bahan baku pembelian. Dari sini terlihat adanya perangkapan tugas yaitu fungsi gudang menerima dan menyimpan bahan baku serta merangkap pada bagian penerimaan awal bahan baku. Hal ini dirasa kurang efisien dan efektif. Prosedur akuntansi persediaan bahan baku pada CV Barito Lancar Abadi meliputi beberapa tahapan, yakni: 1. Mencatat bahan baku yang datang dari Supplier
17
2. Mencatat pengeluaran laporan harian bahan baku pada kartu stok 3. Setiap bulan melaksanakan stok fisik dan melaporkan ke bagian akunting. Berikut daftar bahan baku yang digunakan dan sebagai objek pengendalian oleh penulis. Tabel 1. Daftar Bahan Baku No Nama 1 Tepung Terigu 2 Gula Rafinasi 3 Mentega Kuning 4 Mentega Putih 5 Telur Full Cream 6 Calcium Cyclamate 7 8 Sakarin/Sodium 9 Pewarna Kuning 10 Coklat Filling Pasta 11 Vanili Rodhia 12 Garam Improver Magimix 13 14 Perisa Durian 15 Minyak Kelapa (Bimoli) Sumber: CV Barito Lancar Abadi Penyimpanan serta penempatan bahan baku yang tidak sesuai dengan alur yang seharusnya, tidak sesuai dengan standar penyimpanan bahan baku yang ditetapkan perusahaan. Tidak adanya kartu persediaan yang dicantumkan pada setiap jenis persediaan bahan baku mempersulit pengecekan jumlah bahan baku yang keluarmasuk. Bahan baku yang mendekati kadaluarsa juga tidak mempunyai prosedur penyimpanan yang baik karena tidak segera dipisahkan untuk secepatnya digunakan ataupun dikonfirmasikan ke manajer gudang untuk dilakukan tindakan sesuai kewenangannya. Pengecekan penerimaan maupun pemakaian persediaan oleh divisi yang sama dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam penerimaan bahan baku missalnya kesalahan hitung barang datang yang tidak sesuai dengan nota pemasok barang. Pencatatan pada kartu persediaan yang hanya mencantumkan jumlah bahan baku tanpa menyertakan tanggal datang ataupun klasifikasi barang keluar berdasarkan barang yang datang terlebih dahulu, menyebabkan barang yang paling akhir datang dikeluarkan
KINDAI Volume 11 Nomor 1, Januari – Maret 2015 oleh divisi gudang bahan baku. Kartu persediaan yang digunakan oleh bagian gudang seharusnya diletakkan pada setiap bahan baku bukan untuk dikumpulkan sendirisendiri. Selama bulan Januari hingga Agustus 2014 banyak bahan baku yang diretur/ dibuang oleh perusahaan dikarenakan oleh kesalahan pencatatan persediaan yang ber-
18
imbas pada direturnya bahan baku tersebut. Penumpukan barang lama yang diretur/ dibuang dapat mengakibatkan kerugian. Selain itu, penumpukan bahan baku juga terjadi karena bahan baku yang telah usang atau kadaluarsa. Pencatatan persediaan dengan menggunakan metode fisik kartu persediaan yang dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2: Kartu Persediaan Barang Sumber: CV Barito Lancar Abadi
KINDAI Volume 11 Nomor 1, Januari – Maret 2015 Akuntansi Persediaan pada CV. Barito Lancar Abadi dengan Penerapan FIFO Penerapan akuntansi persediaan pada CV Barito Lancar Abadi yang diterapkan oleh peneliti memiliki dampak yang sangat berpengaruh pada kelancaran proses produksi selama diterapkannya metode FIFO pada divisi bahan baku. Peneliti menerapkan metode FIFO sejak dimulainya penelitian yakni September 2014 hingga Januari 2015. Selain diterapkannya metode FIFO dengan menggunakan kartu persediaan pada setiap bahan baku yang tersedia, juga diterapkan kartu persediaan keluar masuknya barang yaitu barang yang terlebih dahulu datang dikeluarkan lebih awal. Perhitungan kapasitas gudang juga diperlukan dalam data pendukung akuntansi persediaan metode perpetual yaitu dengan menghitung sisa saldo di setiap ada debet pada pengeluaran. Kadaluarsa bahan baku juga diperlukan dalam hal penerapan metode FIFO karena untuk menghindari barang yang usang atau kadaluarsa terlebih dahulu, menumpuk tidak sesuai alur yang dikeluarkan bagian gudang. Kadaluarsa bahan baku ini tidak dicantumkan pada kartu stock yang disediakan Pengendalian produk berdasarkan masa kadaluarsa juga tidak terlepas dari parameter pengendalian akuntansi persediaan pada CV Barito Lancar Abadi. Hal ini dikendalikan oleh bagian Quality Control (QC) yang menerima langsung barang yang datang. Bagian QC mempunyai data tersendiri mengenai bahan baku yang datang sebelumnya. Bagian QC berhak menolak bahan baku yang datang apabila bahan baku tersebut masa kadaluarsanya lebih dekat dibandingkan bahan-bahan baku yang sebelumnya telah ada di gudang. Prosedur penerimaan bahan baku dilakukan dengan cara membuatkan surat jalan dari bagian QC ke Gudang Bahan Baku. Dampak lain dari penerapan akuntansi persediaan pada CV Barito Lancar Abadi yakni tidak adanya kelebihan persediaan serta barang yang dimusnahkan karena telah kadaluarsa. Gambar 2 s.d. 11 adalah data pemakaian persediaan sebelum dan setelah diterapkannya metode FIFO pada CV Barito Lancar Abadi. Penerapan metode FIFO adalah pada September 2014 hingga Januari 2015.
19
Tabel 2. Data Bahan Baku April 2014 Bahan Baku Terigu Gula Mentega Kuning Mentega Putih Telur Full Cream Kalsium Sakarin Pewarna Kuning Vanilli Pasta Cokelat Garam Improver Perisa Durian Bimoli
Target produksi (kg) 75.000 18.750
78.350 18.750
3.850
-
Under/ Over stock per kg 3.850 -
9.450
9.450
-
-
9.450
9.450
-
-
15.750
15.750
-
-
788
775
(13)
(1)
315 32
315 32
1
0
32
32
1
1
158
158
1
1
3.150
3.150
-
-
315 800
315 950
150
150
315
315
-
-
1.575
1.575
-
-
Persediaan Aktual
+/(kg)
Sumber: CV Barito Lancar Abadi Tabel 3. Data Bahan Baku Mei 2014 Bahan Baku Terigu Gula Mentega Kuning Mentega Putih Telur Full Cream Kalsium Sakarin Pewarna Kuning Vanilli Pasta Cokelat Garam Improver Perisa Durian Bimoli
Target produksi (kg) 85.000 21.250
87.500 22.000
2.500
750
Under/ Over stock per kg 2.500 750
11.625
11.625
-
-
11.625
11.625
-
-
19.375
19.375
-
-
975
975
-
-
380 39
380 39
0
0
39
39
0
0
194
194
0
0
3.875
3.875
-
-
388 970
380 1.000
(8) 30
(8) 30
388
388
85.000
87.500
Persediaan Aktual
+/(kg)
-
-
2.500
2.500
Sumber: CV Barito Lancar Abadi
KINDAI Volume 11 Nomor 1, Januari – Maret 2015 Tabel 4. Data Bahan Baku Juni 2014 Bahan Baku Terigu Gula Mentega Kuning Mentega Putih Telur Full Cream Kalsium Sakarin Pewarna Kuning Vanilli Pasta Cokelat Garam Improver Perisa Durian Bimoli
Target produksi (kg) 96.875 24.225 10.875
20
Tabel 6. Data Bahan Baku Agustus 2014
Persediaan Aktual
+/(kg)
97,500 24,500 10875
625 275 -
Under/ Over stock per kg 625 275 -
10.875
10875
-
-
18.125 906
18125 906
(0)
(0.01)
326,5 36 36
326,5 36 36
(0) (0)
(0.01) (0.25)
181 3.625
181 3.625
(0) -
(0.25) -
363 906 363
363 1.000 363
1 94 1
1 9,38 1
1.813
1.813
1
0
Bahan Baku Terigu Gula Mentega Kuning Mentega Putih Telur Full Cream Kalsium Sakarin Pewarna Kuning Vanilli Pasta Cokelat Garam Improver Perisa Durian Bimoli
Target produksi (kg)
Persediaan Aktual
+/(kg)
108.750
110.000
1.250
27.188
28.000
81,2
1.250 81,2
13.050
13.050
-
-
13.050
13.050
-
-
21.750
21.750
-
-
1.088
1.088
1
0
435 44
435 44
1
0
44
44
1
1
218
218
1
1
4.350
4.350
-
-
435 1.088
435 1.250
163
163
435
435
-
-
2.175
2.175
-
-
Under/ Over stock per kg
Sumber: CV Barito Lancar Abadi
Sumber: CV Barito Lancar Abadi
Tabel 5. Data Bahan Baku Juli 2014
Tabel 7. Data Bahan Baku September 2014
Bahan Baku Terigu Gula Mentega Kuning Mentega Putih Telur Full Cream Kalsium Sakarin Pewarna Kuning Vanilli Pasta Cokelat Garam Improver Perisa Durian Bimoli
Target produksi (kg) 68.750 17.188
Persediaan Aktual 68.750 17.188
8.250
8.250
8.250
8.250
13,750
13,750
688
688
275 28
275 28
28
28
138
138
2.750
2.750
275 688
275 688
275
275
1.375
1.375
-
Under/ Over stock per kg -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+/(kg)
Sumber: CV Barito Lancar Abadi
Bahan Baku Terigu Gula Mentega Kuning Mentega Putih Telur Full Cream Kalsium Sakarin Pewarna Kuning Vanilli Pasta Cokelat Garam Improver Perisa Durian Bimoli
Target produksi (kg)
Persediaan Aktual
127.075
127.075
-
Under/ Over stock per kg -
30.568,75
30.600
31,25
31,25
24.225
24.255
-
-
24.255
24.255
-
-
2.543,5
2.543,5
-
-
1.017,4
1.017,4
-
-
500,7 254,35
500,7 254,35
-
-
250,55
250,55
-
-
254,35
254,35
-
-
12.717,5
12.717,5
-
-
508,7 2.543,9
508,7 2.543,9
-
-
508,7
508,7
-
-
4793,5
4793,5
-
-
+/(kg)
Sumber: CV Barito Lancar Abadi
KINDAI Volume 11 Nomor 1, Januari – Maret 2015
Tabel 8. Data Bahan Baku Oktober 2014 Bahan Baku Terigu Gula Mentega Kuning Mentega Putih Telur Full Cream Kalsium Sakarin Pewarna Kuning Vanilli Pasta Cokelat Garam Improver Perisa Durian Bimoli
Target produksi (kg)
Persediaan Aktual
117.550
117.550
28.050
28.050
25.850
25.850
25.850
25.850
2.244
2.244
897,60
897,60
451,60 224,40
451,60 224,40
224,40
224,40
224,40
224,40
11.220
11.220
448,80 2.244
448,80 2.244
448,80
448,80
2.244,15
2.244,15
-
Under/ Over stock per kg -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+/(kg)
Sumber: CV Barito Lancar Abadi
21
Tabel 10. Data Bahan Baku Desember 2014 Bahan Baku Terigu Gula Mentega Kuning Mentega Putih Telur Full Cream Kalsium Sakarin Pewarna Kuning Vanilli Pasta Cokelat Garam Improver Perisa Durian Bimoli
Target produksi (kg)
Persediaan Aktual
104.719
104.719
26.180
26.180
20.944
20.944
20.944
20.944
2.094
2.094
838
838
419 209
419 209
209,44
209,44
10.472
10.472
10.472
10.472
419
419
104.719
104.719
26.180
26.180
20.944
20.944
-
Under/ Over stock per kg -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+/(kg)
Sumber: CV Barito Lancar Abadi Tabel 9. Data Bahan Baku November 2014 Bahan Baku Terigu Gula Mentega Kuning Mentega Putih Telur Full Cream Kalsium Sakarin Pewarna Kuning Vanilli Pasta Cokelat Garam Improver Perisa Durian Bimoli
Target produksi (kg)
Persediaan Aktual
113.625
113.625
28.406
28.406
22.725
22.725
22.725
22.725
2.273
2.273
909
909
455 227
455 227
227
227
227
227
11.519
11.519
455 2.273
455 2.273
455
455
2.324
2.324
-
Under/ Over stock per kg -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+/(kg)
Sumber: CV Barito Lancar Abadi
Tabel 11. Data Bahan Baku Januari 2015 Bahan Baku Terigu Gula Mentega Kuning Mentega Putih Telur Full Cream Kalsium Sakarin Pewarna Kuning Vanilli Pasta Cokelat Garam Improver Perisa Durian Bimoli
Target produksi (kg)
Persediaan Aktual
115.800
115.800
28.950
28.950
23.160
23.160
23.160
23.160
2.316
2.316
926
926
927 223
927 223
232
232
225
225
11.568
11.568
926 2.316
926 2.316
926
926
2.316
2.316
-
Under/ Over stock per kg -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
+/(kg)
Sumber: CV Barito Lancar Abadi
KINDAI Volume 11 Nomor 1, Januari – Maret 2015 Implikasi Hasil Penelitian Penerapan akuntansi persediaan dengan metode FIFO pada divisi gudang bahan baku memiliki pengaruh yang besar terhadap kelancaran proses produksi pada CV Barito Lancar Abadi. Apabila penerapan metode ini dapat terus dilaksanakan perusahaan pasti akan berimbas pada laba perusahaan yang diperoleh, karena sebagian modal pemilik perusahaan tertanam pada persediaan bahan baku. Diharapkan metode akuntansi persediaan ini akan membuat persediaan bahan baku terkelola dengan baik karena dapat meminimalkan bahan baku yang usang maupun kadaluarsa dalam gudang yang dikarenakan penumpukan bahan baku yang datang tidak sesuai dengan order bagian produksi. Masalah yang terjadi di gudang bahan baku yaitu antara lain keluar-masuknya bahan baku tidak sesuai alur yang diharapkan dan pengeluaran bahan baku yang dilakukan perusahaan kurang tepat jumlahnya. Permasalahan sering terjadinya penumpukan bahan baku yang dikarenakan alur keluar masuk bahan baku yang tidak sesuai. Perubahan terjadi dari metode kartu persediaan sebagai pengendali keluarmasuk bahan baku menjadi metode FIFO (First In First Out). Hal ini tentunya membantu perusahaan dapat mengurangi bahan baku yang usang atau kadaluarsa guna meningkatkan laba perusahaan. Peneliti berkoordinasi dengan staf gudang baku, staf QC dan staf produksi untuk penerapan metode akuntansi persediaan ini. Pada awalnya karyawan gudang bahan baku bekerja secara manual dengan hanya mendata keluar-masuknya bahan baku serta menghitung saldo akhir pada akhir bulan tanpa mengacu pada kadaluarsa. Pada bagian QC identifikasi kadaluarsa bahan baku tidak dicantumkan pada kartu persediaan yang dibuat oleh peneliti karena sudah dikendalikan tersendiri oleh bagian pra-QC. Sementara itu, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat data berupa soft copy kartu persediaan. Tentu saja penerapan ini dilakukan dan dikerjakan langsung oleh bagian gudang bahan baku yang memerlukan pelatihan tentang instruksi kerja penggunaan penerapan akuntansi persediaan ini. Dengan adanya penerapan ini maka bahan baku yang kadaluarsa dalam gudang dapat dikurangi.
22 PENUTUP
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebelum diterapkan metode persediaan FIFO, CV Barito Lancar Abadi hanya menerapkan kartu persediaan dengan penulisan saldo akhir pada akhir periode dan perhitungan persediaan fisik pada akhir bulan serta perhitungan pengeluaran bahan baku yang tidak diatur sesuai dengan kedatangan barang yang pertama kali masuk. Metode fisik ini menyebabkan persediaan bahan baku usang atau kadaluarsa dalam gudang sebelum dipakai untuk proses produksi. Metode ini juga membuat kerugian pada CV Barito Lancar Abadi karena metode ini tidak memiliki cakupan yang luas untuk mengendalikan keluar masuk bahan baku. Gudang bahan baku sendiri memiliki tuntutan dari divisi produksi untuk mempersiapkan bahan baku sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan perusahaan. 2. Kesesuaian penerapan pelaksanaan sistem dan prosedur akuntansi persediaan bahan baku yang mengadopsi kartu persediaan dengan metode FIFO memiliki dampak yang baik bagi kelangsungan usaha CV Barito Lancar Abadi. Laba perusahaan bertambah akibat tidak ada lagi bahan baku yang dibuang karena kadaluarsa dalam gudang. Saran yang dapat diberikan yaitu kepada CV Barito Lancar Abadi alur keluar masuk serta metode yang digunakan pada divisi gudang bahan baku perlu mendapat perhatian dari perusahaan karena sebagian modal perusahaan manufaktur tertanam pada persediaan. Dengan selalu menjalankan sistem dan prosedur akuntansi persediaan bahan baku tersebut maka laba perusahaan menjadi lebih besar. Penerapan akuntansi persediaan ini nantinya juga akan berdampak terhadap produk, karena apabila bahan baku yang digunakan memiliki standar yang baik serta alur yang benar dalam pengendaliannya maka produk atau output yang dihasilkan pun pasti sesuai dengan standar perusahaan.
KINDAI Volume 11 Nomor 1, Januari – Maret 2015
DAFTAR PUSTAKA Amanda, Edith Irma. 2010. “Evaluasi Pelaksanaan Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan Obat-obatan (Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik)”. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Surabaya.
Ariani, Alfi Tri. 2010. “Analisis Metode Penilaian Persediaan Bahan Bakar Minyak pada PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Di Balikpapan”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. Earl K. Stice, James D. Stice & K. Fred Skousen. 2004. Akuntansi Intermediate. Edisi Lima Belas. Buku 1. Trans. Jakarta: Salemba Empat. Firdaus, Ahmad Dunia. 2005, Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat. Hanggana, Sri. 2006. Prinsip Dasar Akuntansi Biaya. Surakarta: Mediatama.. Ikatan, Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ishak, Aulia. 2010. Manajemen Operasi. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, & Terry D. Warfield. 2007. Intermediate Accounting, 25 Des 2014 Libby, Robert dkk. 2008. Akuntansi Keuangan. Trans. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional. Lukman, Syamsudin. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Pah, Jendrik Piter Alexander. 2012. “Pelaksanaan Sistem dan Prosedur Akuntansi Persediaan Obat-obatan pada Rumah Sakit Hewan Universitas Airlangga Surabaya”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.
23
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Narko. 2007. Sistem Akuntansi. Yayasan Pustaka Nusantara. Render, Barry & Jay Heyzer. 2005. Operation Management. Jakarta: Salemba Empat. Syakur, Ahmad Syafi'i. 2009. Intermediate Accounting. Jakarta: AV Publisher. Warren. 2005. Sistem Akuntansi. (diakses tanggal 25 Desember 2014)