ANALISIS PROSES PRODUKSI DAN ANALISIS TOWS PROGRAM MORNING MOVEMENT MENGGUNAKAN PEMIKIRAN NEW WAVE MARKETING
Wasi Zada Rahmat Edi Irawan, S.Pd., M.Ikom Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 - Kebon Jeruk Jakarta Barat, 0215345830/ 5300244,
[email protected]
ABSTRACT
New Wave Marketing idea was born from the success factors of media convergence/ media combination with the advanced approach that is tend to be horizontal; namely two-way and interactive to its consumers as their idea. RESEARCH GOAL, is to analyze the production process and analyze the TOWS of Morning Movement program in online radio Marketeers.FM using New Wave Marketing idea in effort to achieve the target number of listeners. THE RESEARCH METHODS that are used in this research is qualitative verification where the research is conducted with an inductive approach to the entire research process. In terms of treating the theory, researcher tend to be more loose and open to some new theories, in which researcher use data resources by interviews and participatory observation. PROCESS ANALYSIS involves analyzing the scope of Morning Movement program production’s external constraints first, thereafter analyze the internal scope of program production – in order to produce a good and proper strategy afterward. THE OUTCOMES conclude is production process using New Wave Marketing idea, which emphasizes horizontal approach to its consumer, were able to bring solution to the program to change its format so it can become more aligned with the behavior profile of the target audience. THE CONCLUSION proves that New Wave Marketing idea was able to create a “low budget – high impact” production process and able to give significant implications toward the changes program of Morning Movement. (WZH) Keywords: Production Process, Online Radio, New Wave Marketing
ABSTRAK
Pemikiran New Wave Marketing lahir akibat faktor kesuksesan konvergensi/ kombinasi media dengan mengedepankan pendekatan yang bersifat horizontal; yaitu two-way dan interaktif kepada konsumen sebagai pemikirannya. TUJUAN PENELITIAN, ialah untuk menganalisa proses produksi dan TOWS program Morning Movement di radio online Marketeers.FM menggunakan pemikiran New Wave Marketing dalam usaha mencapai jumlah target pendengar. METODE PENELITIAN yang digunakan ialah penelitian kualitatif verifikatif, di mana penelitian dilakukan dengan pendekatan induktif terhadap seluruh proses penelitian. Dalam hal memperlakukan teori, peneliti bersikap lebih longgar dan tetap terbuka pada teoriteori baru, dimana peneliti menggunakan sumber pengumpulan data dari wawancara langsung dan observasi partisipasi. ANALISIS proses produksi program Morning Movement yang dijalankan peneliti adalah menyangkut menganalisa ruang lingkup kendala eksternal program terlebih dahulu, lalu setelah itu menganalisa ruang lingkup internal agar dapat menghasilkan strategi produksi yang baik dan tepat. HASIL YANG DICAPAI, ialah proses produksi menggunakan pemikiran New Wave Marketing, yang mengedepankan pendekatan horizontal kepada audiens, pada akhirnya mampu membawa solusi terhadap program Morning Movement untuk mengubah format program yang sesuai dengan profil perilaku target pendengarnya. SIMPULAN yang dicapai ialah pemikiran New Wave Marketing mampu memberikan implikasi dan menciptakan proses produksi yang “low budget – high impact” pada program perubahan Morning Movement. (WZH) Kata kunci: Proses Produksi, Radio Online, New Wave Marketing
PENDAHULUAN Dampak fenomena konvergensi/ kombinasi digital media telah membawa perubahan terhadap media radio konvensional. Memasuki era teknologi Internet, radio gelombang pendek — yang kita kenal selama ini dengan radio FM dan AM — mengalami perkembangan. Sekarang media radio tidak hanya mengudara melalui frekuensi, tapi juga mengudara di dunia maya yang lebih dikenal dengan radio internet atau radio online. Dengan hadirnya perkembangan internet dan mobile techonology sebagai faktor kesuksesan konvergensi/ kombinasi media, maka serta-merta pemikiran New Wave Marketing pun lahir. New Wave Marketing lahir akibat digitalisasi media yang mengedepankan pendekatan yang bersifat horizontal kepada konsumen sebagai pemikirannya; yakni bersifat two-way dan sangat interaktif; bersifat ”many-to-many” karena interaksi terjadi di dalam komunitas; dan yang paling penting berbiaya rendah tapi sangat efektif atau disebut sebagai ”low budget high impact” (yuswohady, 2009). Radio online Marketeers.FM memanfaatkan kesuksesan konvergensi/ kombinasi digital media tersebut dengan mengimplementasikan strategi New Wave Marketing ke dalam proses produksi program Morning Movement – di mana program tersebut merupakan salah satu program andalan (frontliner) atau program pembukaan di radio online Marketeers.FM. Tahapan produksi program Morning Movement selalu mengandalkan aktivitas interaksi dua arah (two-way) dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk berinteraksi dengan audiens nya. Pada tahapan penyelesaian, program ini memiliki kemudahan untuk dapat mengakses data traffic jumlah pendengar secara real-time (langsung). Dari hasil data traffic listeners yang didapat secara real-time tersebut, program Morning Movement ditemukan hanya menghasilkan jumlah pendengar kurang lebih 30 listeners per hari – di mana program ini memiliki jumlah target pendengar yang seharusnya berjumlah 250 listeners per hari. Permasalahan yang timbul di program Morning Movement mendorong penulis untuk melakukan analisis proses produksi dan analisis TOWS program Morning Movement menggunakan pemikiran New Wave Marketing di radio online Marketeers.FM – dengan perumusan masalah yang dirancang untuk; (1) mengetahui pemanfaatan strategi New Wave Marketing terhadap kendala eksternal – internal yang timbul dalam produksi program Morning Movement di radio online Marketeers.FM; (2) mengetahui implikasi
pemikiran New Wave Marketing terhadap strategi program perubahan Morning Movement; dan (3) mengetahui strategi program perubahan Morning Movement menggunakan pemikiran New Wave Marketing dalam upaya mencapai jumlah target listener (pendengar).
METODE PENELITIAN Satuan Kajian Format desain penelitian yang diambil peneliti adalah kualitatif verifikatif, di mana penelitian ini merupakan sebuah upaya pendekatan induktif terhadap seluruh proses penelitian yang akan dilakukan. Format ini lebih banyak mengkonstruksi format penelitian dan strategi memperoleh data di lapangan, sehingga format penelitiannya menganut model induktif. Namun dalam hal memperlakukan teori, format kualitatif verifikatif lebih longgar dalam arti tetap terbuka pada teori, pengetahuan tentang data dan tidak mengharuskan peneliti menggunakan “kacamata” kuda.
Tahap-Tahap Riset Tahap-tahap riset pada penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti melewati beberapa tahap, yaitu: 1) Tahapan Eksplorasi Terfokus Dalam tahapan ini, peneliti melakukan eksplorasi atau observasi umum terhadap radio online Marketeers.FM. Radio ini menjadi calon objek penelitian. Setelah itu, peneliti mulai memperoleh data tentang perilaku merancang naskah/ script program yang dilakukan oleh team produksi radio, pola pandang Chief Operation dan para Produser, pola interaksi antara Chief Operation dan para Produser, jumlah produser dan tingkat produktivitasnya, data traffic unique listeners (pendengar baru) pada setiap harinya, dan lain sebagainya. Pada awal tahap eksplorasi terfokus, peneliti sudah harus memiliki pilihan terhadap pola dan perilaku di atas. Pola pilihan inilah yang menjadi fokus eksplorasi berikutnya. 2) Tahapan Pengumpulan Data Pada tahap ini, peneliti secara aktif mengumpulkan data penelitian – peneliti selalu mempertimbangkan halhal seperti pengumpulan data dengan wawancara, pengumpulan data dengan observasi, pengumpulan data dari sumber-sumber nonmanusia, dan pencatatan data atau informasi hasil pengumpulan data.
Metode Riset 1) Analisis TOWS Secara harfiah TOWS adalah singkatan dari Threats, Opportunities, Weakness, dan Strengths. Analisis dengan mode TOWS berarti menganalisis faktor-faktor eksternal perusahaan itu. Cara pandang penganalisis diarahkan lebih dahulu ke luar. Dengan menggunakan TOWS, kita boleh dibilang sedang melakukan proses outside-in (dari luar ke dalam) – lebih dahulu mempertimbangkan faktor real di ranah eksternal, tekait dengan ancaman maupun peluang-peluang yang ada. Berbeda dengan analisis SWOT yang lebih cenderung pada inside-out (dari dalam ke luar), analisis TOWS lebih cenderung berorientasi pada perubahan-perubahan dan peluang-peluang di lanskap pasar. Artinya, cara TOWS ini lebih berorientasi pada masa depan yang senantiasa berubah dan selalu terbuka terhadap peluang-peluang baru. (Kartajaya, 2005). 2) Penggunaan Bahan Dokumen Peneliti menggunakan bahan yang didokumentasikan di perpusatakaan, lembaga penelitian, instansi, atau institusi lain, termasuk juga adalah institusi pribadi, dengan maksud untuk digunakan sendiri. Penggunaan bahan dokumen digunakan oleh peneliti sebagai alat analisis data ketika tata cara penggunaan bahan dokumen itu dilakukan secara runtut membentuk suatu model analisis yang dapat pula digunakan oleh orang lain sebagai bahan penelusuran berikutnya.
3) Penggunaan Bahan Visual Bahan visual seperti animasi, film, foto, komputer, televisi, dan bahan visual lainnya selain digunakan untuk melengkapi analisis-analisis data kualitatif secara umum, analisis visual juga dapat digunakan untuk menganalisis: (1) Keabsahan bahan visual; (2) Proses pembuatan bahan visual; (3) Alat yang digunakan untuk membuat bahan visual; (4) Lokasi di mana bahan visual itu dilakukan, dan (5) Motif di balik pembuatan bahan visual itu.
Pengumpulan dan Pencatatan Data Data-data yang menyebar pada masing-masing sumber data/subjek penelitian dikumpulkan oleh peneliti untuk selanjutnya ditarik kesimpulan. Dalam proses pengumpulan data, terdapat berbagai metode yang peneliti jalankan, yakni: (1) wawancara (interview); (2) observasi/ pengamatan; (3) dokumentasi; dan (4) pemeriksaan.
Analisa Penafsiran Data Dalam melakukan klasifikasi data, peneliti melakukan analisa data yang terdiri dari koding (coding) dan kategorisasi (categorizing). Selama analisa berlangsung, terjadi perbandingan konstan (constant comparison), yaitu masing-masing data dibandingkan dengan bagian lain ketika pencarian persamaan, perbedaan, dan koneksi atau hubungan-hubungan. Seluruh data dikode dan dikategorikan hingga mengarah pada pembentukan konsep utama. Tujuannya adalah untuk mencari tema-tema yang mengaitkan gagasan untuk menemukan alur riset. Langkah-langkah proses koding: (1) Koding terbuka atau open coding (memilah-milah data); (2) Koding aksial atau axial coding (memunculkan kembali data dalam bentuk baru); (3) Koding selektif atau selective coding (pemilihan kategori inti dan menghubungkannya dengan kategori lain). (Daymon & Holloway, 2008: 189-190)
Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif-verifikatif yang dijalankan oleh peneliti, peneliti menggunakan teknik triangulasi, khususnya triangulasi dengan teori, sebagai bentuk pengujian keabsahan hasil penelitian. Dalam teknik tersebut, peneliti menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari keseluruhan sumber data metode analisis yang peneliti lakukan – yakni terdapat sumber informan, wawancara bertahap, observasi partisipasi, metode dokumenter, bahan visual, penelusuran data online, dan diary methods – dimana ketujuh sumber yang didapat tersebut, peneliti manfaatkan untuk mencari tema atau penjelasan pembanding. Peneliti juga secara induktif menyertakan usaha pencarian cara lain untuk mengorganisasikan data yang dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis dengan melihat apakah kemungkinan-kemungkinan ini dapat ditunjang dengan data.
HASIL DAN BAHASAN Analisis Proses Produksi Program Morning Movement Menggunakan Pemikiran New Wave Marketing Di dalam proses produksi program Morning Movement di radio online Marketeers.FM, Abner Penyami selaku produser menyusun program yang terstruktur secara jelas dan efisien pada masing-masing tahapan produksi nya, baik dari pra-produksi hingga pasca-produksi. Keseluruhan tahapan produksi program Morning Movement lalu dibungkus dengan pendekatan New Wave Marketing atau biasa disebut sebagai strategi “low budget – high impact”, yakni suatu strategi/ upaya untuk menekan biaya pengeluaran yang sedikit sehingga dapat menghasilkan penghasilan yang banyak dengan memaksimalkan kolaborasi masal, jaringan sosial media dan interaktifitas mobile. Jadi, dalam hal ini produser harus bisa semakin melibatkan audiens dan memanfaatkan kecanggihan teknologi agar semua program produksi yang dilakukan bisa berjalan efektif dan efisien.
a)
Tahapan Pra-Produksi i. Penemuan Ide Langkah awal ialah produser mencari isu yang paling baru dan umum di mana orang bisa mengerti dan bisa saling mengkorelasikan isu yang ada. Isu yang dicari ialah isu-isu yang ringan dan menarik karena produser bertujuan untuk menghibur pendengar dengan info-info ringan yang mengajak pendengar untuk berpikir secara kontekstual. Berita atau isu yang produser angkat merupakan berita yang didapat dari portal-portal website berita yang sudah ada contohnya dari detik.com, kompas.com, suarapembaruan.com, kontan.co.id dan termasuk the-marketeers.com nya sendiri. Selain mengambil sumber berita dari portal website yang kredibel, produser dapat mengambil berita dari sumber internal atau network yang dimiliki lembaga survey MarkPlus Research yang memudahkan produser dalam hal mencari narasumber atau sumber informasi. ii. Perencanaan Pada penyempurnaan naskah dan pembuatan rundown, produser lebih menyesuaikan dengan konsep dan angle yang sudah ditentukan pada tahap sebelumnya. Setelah itu, produser menentukan jadwal interview narasumber untuk dimasukkan ke dalam rundown program agar konsep program dapat lengkap dan kaya akan sudut (angle) cerita. iii. Persiapan Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak dan perjanjian dengan narasumber yang ingin diinterview, juga meneliti dan melengkapi segala peralatan teknis. Contohnya seperti memeriksa koneksi sambungan internet, sambungan telefon, microphone, mixer, dan komputer. Semua persiapan ini diselesaikan menurut jangka waktu kerja ( time schedule ) yang sudah ditetapkan yakni 1 – 2 jam sebelum masuk ke tahapan pelaksanaan produksi.
b) Tahapan Produksi Mengambil teori sistem produksi radio online di mana dalam proses produksinya, radio internet melakukan pengaliran gelombang suara lewat internet dengan menggunakan lossy audio codec – yaitu merupakan salah satu program komputer untuk mengkompres audio maupun video melalui streaming suara ke radio internet (Morgenstern, 2004). Pada produksi Morning Movement, program komputer yang digunakan adalah SamBroadcast. Program tersebut merupakan salah satu program komputer yang berfungsi untuk siaran internet secara live, atau biasa dikenal dengan istilah livecasting karena dapat menyiarkan suatu file media saat itu juga ketika suatu kejadian tengah berlangsung (real time). Pada tahapan produksi atau biasa disebut sebagai tahapan pelaksanaan, produser Morning Movement bekerja sama dengan kedua penyiar acara, yaitu Akbari Madjid dan Mehu Sitepu, dan secara bersama-sama mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (script) ke dalam bentuk theater of mind. Selain mengeksekusi siaran, produser dan penyiar bertanggung jawab untuk memegang akun sosial twitter masing-masing sebagai alat promosi dan interaksi dengan audiens. Hal ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses produksi program Morning Movement karena kegiatan interaksi yang dua arah (two-way) dengan audiens terbukti dapat menimbulkan keuntungan yang besar untuk pihak radio Marketeers.FM. Dalam hal mendapatkan keuntungan, para crew (produser dan penyiar) harus turut mengeksekusi perjanjian-perjanjian/ kerjasama kontrak dengan sponsor – yaitu dengan memproduksikan program adlibs atau jenis iklan promo lainnya. Keuntungan yang didapat oleh radio online Marketeers.FM juga datang dari jaringan luas MarkPlus, Inc. – terutama jaringan MarkPlus Consulting – di mana radio online Marketeers.FM dapat turut membantu para klien bisnis MarkPlus.Inc dan membantu memproduksikan program activation untuk para klien bisnis. Pada program Morning Movement, bentuk produksi program activation ialah menjalin rekanan media dengan perusahaan taksi BlueBird Group. Dalam hal tersebut, BlueBird Group mendapatkan spesialisasi berbentuk penyebutan iklan/ adlibs dan pencantuman logo publikasi program di majalah Marketeers.
c)
Tahapan Pasca-Produksi Keuntungan dan kekuatan radio online terletak di tahapan pasca-produksi yang menggunakan sistem podcasting, mengutip Stanley Baran (2012) pada penjelasan teori nya mengenai podcasting, “bahwa podcasting merupakan perekaman dan pengunduhan file audio yang disimpan dalam server.” Berdasarkan hasil observasi yang peneliti jalankan, keseluruhan siaran program di radio online Marketeers.FM pada akhirnya direkam dan dibentuk menjadi suatu program yang matang secara audio oleh Aji Radhyantomo, selaku Creative Production, untuk kemudian dijadikan sebagai bahan siaran cadangan untuk diputar kembali (re-run) atau apabila terjadi kendala teknis dalam tahapan produksi. Selain sistem podcasting, tahapan pasca-produksi di radio online Marketeers.FM juga mencakup pengaksesan data traffic jumlah pendengar yang didapat secara real-time/ langsung setelah olah siar selesai dilaksanakan. Dari hasil data yang didapat secara real-time tersebut, para team radio dapat melakukan evaluasi pendengar dengan mudah dan cepat dibandingkan dengan radio konvensional yang membutuhkan waktu cukup lama untuk mendapatkan data traffic jumlah pendengar. Proses pasca-produksi yang berjalan secara terstruktur, cepat dan tidak memakan biaya yang banyak pada akhirnya dapat membantu radio online Marketeers.FM untuk berorientasi pada perubahan/ pembenahan program yang matang demi mencapai jumlah target listener. Strategi yang dijalankan adalah dengan melakukan perubahan pendekatan tradisional bersifat “vertikal”, yang kemudian digantikan oleh pendekatan bersifat “horizontal”. Dengan mengedepankan pendekatan yang bersifat “horizontal” kepada audiens, radio online Marketeers.FM mampu membaca perilaku audiens dengan menggunakan strategi atau pandangan yang outside-in yakni melihat kendala eksternal (threats & opportunities) terlebih dahulu lalu menganalisa kendala internal (weaknesses & strengths) untuk dapat menghasilkan program perubahan yang tepat, efektif dan efisien.
Analisis TOWS Program Morning Movement Dengan menggunakan analisa permasalahan dari sudut pandang outside-in (dari luar ke dalam) – yakni meneliti terlebih dahulu faktor eksternal yang ada (threats & opportunities), proses produksi program pun menjadi cenderung berorientasi pada perubahan (change). Hal ini pada akhirnya mendorong strategi produksi program Morning Movement untuk saling mengkolaborasikan faktor potensial di lingkup eksternal dan mengimplementasikannya dengan faktor potensial di lingkup internal radio online Marketeers.FM yaitu dengan menyesuaikan faktor eksternal dan faktor internal program – yakni faktor strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan). Proses produksi yang menggunakan pemikiran New Wave Marketing – di mana dalam tahapan produksinya selalu menggunakan pendekatan yang horizontal; yakni bersifat two-way dan interaktif; dan many-to-many karena interaksi terjadi di dalam komunitas, pada akhirnya membantu team radio menemukan kendala eksternal – internal yang ada dalam program Morning Movement. Dengan selalu mengedepankan pendekatan yang horizontal kepada audiens dan memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam proses produksi nya, team radio pada akhirnya dapat menentukan langkah dan strategi yang bersifat “low budget – high impact” dalam melakukan perubahan/ pembenahan program Morning Movement.
Tabel 1 Analisis TOWS Program Morning Movement Threats
Opportunities
•
Mistarget; format program tidak sesuai atau tidak efektif dengan target audiens yang sudah ditentukan
•
Kebiasaan/ perilaku pendengar radio online yang bertolak belakang dengan kebiasaan/ perilaku pendengar radio konvensional
•
•
Program streaming – yang mana lebih memberikan kenyamanan dan kemudahan akses untuk audiens mendengarkan di mana saja dan kapan saja
•
Menjadi panutan media informasi di dunia marketing
Banyaknya program pagi di radioradio konvensional lainnya yang menjadi saingan untuk Morning Movement Weaknesses
•
Kurangnya resources/ sumber – baik SDM (sumber daya manusia), maupun sumber peralatan teknis
•
Kurangnya aktivitas promosi di ruang lingkup offline
Strengths
•
Memiliki konten informasi seputar “Marketing” sebagai DNA program yang sulit dijiplak oleh radio lainnya.
•
Proses produksi yang fleksibel dan sederhana
Anal isis Program Perubahan dan Implikasi Terhadap Program Morning Movement Kendala eksternal – internal program Morning Movement pada akhirnya membawa program Morning Movement ke dalam fase Change (perubahan) yang mengharuskan team radio untuk meneliti faktor perubahan signifikan yang disebabkan oleh elemen teknologi, ekonomi, politik/ legal, sosial budaya, dan market. Dampak horizontalisasi yang ditimbulkan oleh pemikiran New Wave Marketing pada akhirnya mewujudkan perubahan ke dalam kelima elemen-elemen tersebut. Mengambil pernyataan Kartajaya mengenai dampak horizontalisasi New Wave Marketing, di mana perkembangan teknologi yang tadinya bersifat one-to-many ke many-to-many kontan mengundang datangnya tren lain yang mendorong faktor makro dan juga mikro untuk masuk mengadopsi proses hortizontalisasi di lanskap bisnis yang biasa disebut sebagai forces of change – yang di dalamnya terdiri atas perubahan teknologi, politik dan legal, ekonomi, budaya sosial, dan pasar (Philip Kotler, 2002). Dampak horizontalisasi New Wave Marketing membawa peneliti mengobservasi kelima elemen dalam forces of change serta implikasinya untuk perubahan program Morning Movement yang dijabarkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 2 Analisis Penyebab Perubahan dan Implikasinya terhadap Program Morning Movement
Change Driver
Significant Changing Factor
Implications for Morning Movement
Teknologi
•
•
•
Perkembangan konvergensi media yang mampu melahirkan suatu bentuk media yang terintegrasi. Perkembangan mobile technology yang menciptakan adanya konvergensi antara radio konvensional dengan teknologi digital. Perkembangan internet Web 2.0 yang semakin canggih yang menyebabkan bertambahnya aplikasi berbasiskan jejaring Many-to-Many.
•
•
•
Politik/ Legal
•
•
•
Ekonomi
•
•
•
Sosial/
•
Kultur •
Eksistensi KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) sebagai bagian dari wujud peran serta masyarakat dalam hal penyiaran, baik sebagai wadah aspirasi maupun mewakili kepentingan masyarakat. (UU Penyiaran, pasal 8 ayat 1) Banyak terjadi pelanggaran penyiaran oleh stasiun radio konvensional (contoh: perbincangan yang kurang sopan, menyindir tokoh publik, dll). Pengaturan jumlah dan cakupan wilayah siaran lokal, regional, dan nasional.
•
Banyaknya radio online yang bermunculan di Indonesia yang dikelola secara profesional. Pertumbuhan masyarakat kelas menengah (middle class) di Indonesia yang tumbuh 7 juta setiap tahunnya. Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan peran teknologi sebagai perangkat komunikasi dengan didukung oleh daya beli masyarakat yang mulai meningkat.
•
Tren pergeseran perilaku audiens dari mendengarkan radio konvensional (radio terestrial) ke radio streaming. Para pendengar radio streaming pada umumnya menggunakan aneka
•
•
•
•
Memadukan media komunikasi dan seluruh platform saluran komunikasi Marketeers club secara terintegrasi, baik online (www.the-marketeers.com) dan offline (Marketeers Magazine). Rancangan fitur Marketeers mobile application, yang di dalamnya terdapat coverage artikel majalah serta radio online sekaligus. Menggunakan teknologi berbasis online (social media) dalam mempromosikan topik pembahasan program Morning Movement. Proses produksi program Morning Movement dikelola secara professional layaknya produksi radio konvenisonal pada umumnya, yakni melewati tiga tahap produksi yang terstruktur seperti dilakukan oleh radio-radio konvensional. Meningkatkan dan memperbaiki kualitas mutu penyiaran siaran program Morning Movement secara professional. Memasukkan konten berita dan konten musik yang dapat dijangkau secara lokal, regional dan internasional. Radio online Marketeers.FM mampu menciptakan ceruk pendapatan sendiri. Menambahkan spot iklan, dan promosi Adlibs ke dalam siaran program Morning Movement sebagai penghasilan bisnis radio online Marketeers.FM.
Menyiarkan program yang menarik dan sesuai dengan demografis dan psikografis audiens khususnya kepada audiens yang dikenal sebagai New Wave
•
Market
•
•
•
perangkat bergerak dari PC, ponsel pintar, tablet, dan sebagainya. Audiens yang semakin selektif dalam memilih informasi/ pesan apa yang mau mereka konsumsi dari media massa dengan adanya dukungan fasilitas RSS (Really Simple Syndication).
Dinamika kolaborasi, yang terjadi di lanskap bisnis yang terus berubah, dari network dan partnership. Pertumbuhan inovasi yang dijalankan perusahaan melalui Social Capital yang menjadi semakin penting untuk dapat mengimbangi Human Capital dan Physical Capital. Banyaknya pemain-pemain baru yang terus bermunculan di pasar yang semakin horizontal dan terbuka, menyebabkan kue perusahaan tidak lagi digerogoti oleh the usual suspects/ competitors yang selama ini kita semula tahu.
•
Ready customers: Youth, Women, and Netizen. Menyasarkan target audience dengan melakukan praktik segmentasi yang horizontal yaitu mengomunitisasikan konsumen, yakni dengan mengajak berbagai komunitas untuk saling berkolaborasi.
•
Mengutamakan Connecting Platform (Social media) untuk dapat mengakses dan memantau perkembangan terbaru dari 3C dalam lanskap bisnis, yaitu Change, Customers, dan Competitors.
•
Sebagai katalisator dalam melakukan corporate blogging yakni menjadi katalis pada setiap perbincangan yang ada di lanskap New Wave. Menampilkan citra diri kepada New Wave ready customers sebagai program yang Civilized atau beradab.
•
Perkembangan teknologi dan konvergensi media telah membawa pengaruh kepada empat elemen lain yakni ekonomi, politik-legal, sosio-kultural, dan market (Kartajaya, 2005). Hal-hal inilah yang akhirnya ikut diperhitungkan oleh peneliti dalam menjalankan aktivitas pembenahan program perubahan Morning Movement. Dampak horizontalisasi New Wave Marketing pada akhirnya membawa pengaruh dan implikasi terhadap program Morning Movement untuk berbenah secara horizontal. Kelima elemen perubahan yang ada dalam forces of change pada akhirnya memberikan implikasi pada strategi program perubahan yang bersifat “low budget – high impact” di dalam proses produksi nya, yakni aktivitas pembenahan dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sekecil-kecilnya namun dapat menghasilkan pendapatan (untung) yang sebanyak-banyaknya. Dalam hal perubahan program, strategi dilaksanakan dengan menggunakan konsep program yang sudah ada, yaitu dengan melakukan peleburan program Morning Movement dengan program prime time Mark Your Style yang sebelumnya mengudara setiap sore dari pukul 16.00 – 18.00 WIB. Kedua program tersebut dilebur menjadi satu dengan nama program yang baru yaitu Marketeers Hour, mengudara dari pukul 13.00 – 16.00 WIB. Perubahan ini dilaksanakan pada periodisasi dari tanggal 1 April 2013 hingga sampai saat ini dengan catatan bahwa perubahan program tersebut sebenarnya tidak menghilangkan intisari dari kedua program tersebut. Peleburan kedua program Morning Movement dan Mark Your Style yang menjadi Marketeers Hour telah membawa pengaruh yang signifikan, hal ini bisa dilihat dari jumlah pendengar yang semakin bertambah dan juga jumlah komunitas yang selalu hadir dan berkolaborasi di program-program radio online Marketeers.FM setiap hari nya.
Tabel 3 Peningkatan signifikan jumlah traffic listener Marketeers Hour periode 1 April – 26 April 2013
Day
Marketeers Hour Total Listeners
Date Primcast
MediaX9 Mono
TOTAL (Average)
Monday
01-Apr
1 PM 6
2 PM 6
3 PM 5
4 PM 5
1 PM 39
2 PM 24
3 PM 27
4 PM 52
Tuesday
02-Apr
1
4
4
6
23
30
91
57
54
Wednesday
03-Apr
3
4
7
4
15
25
33
31
31
Thursday
04-Apr
3
6
8
8
21
31
60
47
45
Friday
05-Apr
1
3
6
7
30
27
29
26
32
Monday
08-Apr
6
4
4
4
28
24
28
32
33
Tuesday
09-Apr
4
5
6
6
36
35
45
38
44
Wednesday
10-Apr
6
5
5
4
25
42
38
47
43
Thursday
11-Apr
3
4
5
4
26
18
23
24
27
Friday
12-Apr
2
6
4
5
26
34
36
27
35
Monday
15-Apr
6
7
8
5
24
25
25
26
32
Tuesday
16-Apr
10
7
9
5
30
38
64
42
52
Wednesday
17-Apr
7
3
1
4
15
20
43
29
31
Thursday
18-Apr
10
9
9
7
20
37
30
30
38
Friday
19-Apr
2
0
6
8
33
30
35
35
37
Monday
22-Apr
8
6
9
6
31
34
31
47
43
Tuesday
23-Apr
5
2
3
3
8
14
25
12
18
Wednesday
24-Apr
4
4
4
3
N/A
N/A
N/A
N/A
4
Thursday
25-Apr
5
5
5
6
N/A
N/A
N/A
N/A
6
Friday
26-Apr
6
3
2
2
N/A
N/A
N/A
N/A
5
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Proses produksi program Morning Movement menggunakan pemikiran New Wave Marketing dapat membantu mencapai jumlah target listener dengan cara mewujudkan perubahan pendekatan tradisional bersifat “vertikal”, yang kemudian digantikan oleh pendekatan bersifat “horizontal” kepada audiens. 2. Pendekatan yang bersifat horizontal kepada audiens – yakni pendekatan dengan arah two-way communication dan interaktif – pada akhirnya membawa solusi terhadap proses produksi untuk mengubah format program Morning Movement sesuai dengan target audiens. 3. Pemikiran New Wave Marketing dapat membantu proses produksi dalam menemukan kendala eksternal – internal karena dalam kendala tersebut menggunakan pandangan TOWS – yakni
44
terfokus pada faktor kendala eksternal (threats & opportunities) terlebih dahulu sehingga, diperoleh program perubahan yang tepat dan sesuai dengan faktor kendala internal (weaknesses & strengths) yang ada. 4. Pemikiran New Wave Marketing membawa perubahan yang tepat kepada program Morning Movement dan tidak menghabiskan biaya yang banyak karena dalam prosesnya memanfaatkan dan saling mengkombinasikan faktor opportunites & strengths yang ada.
Saran Proses produksi program Morning Movement di radio online Marketeers.FM dapat dikatakan sudah terstruktur secara profesional, namun konsep programming yang matang seharusnya didukung oleh konsep marketing (targetting dan positioning) yang terstruktur juga. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk proses produksi program berikutnya agar mensegmentasikan target audiens terlebih dahulu dan merencanakan aktivitas promosi yang lebih gencar agar aktivitas programming dapat berjalan sesuai dengan tahapan praproduksi hingga pasca-produksi. Hal ini penting untuk memberikan konsep program yang matang kepada audiens. Adapun saran akademis untuk acuan penelitian selanjutnya: 1. Diharapkan pihak akademis jurusan Marketing Communication khususnya di bidang spesialisasi Broadcasting untuk dapat menambahkan ilmu dunia keproduseran di ruang lingkup media online yang sudah mulai semakin terkonvergensi. 2. Diharapkan pemikiran New Wave Marketing dapat digunakan dan memberikan kontribusi ke dalam ilmu Broadcasting, khususnya ke dalam ilmu proses produksi program.
REFERENSI Buku Baran, S. J. (2012). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. Bungin, B. (2011). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya (Edisi Kedua). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Covell, A. (2000). Digital Convergence. United States of America: Aegis Publishing Group. Kartajaya, H. (2005). MarkPlus on Strategy. Jakarta: Gramedia. Kartajaya, H. (2010). Connect: Surfing New Wave Marketing. Jakarta: Kompas Gramedia. Morgenstern, M. M. (2004). The New Communications Technologies: Applications, Policy and Impact. USA: Focal Pres. Mullane, F. K. (2005). An Introduction to Internet Radio. EBU Technical Review. Philip Kotler, H. K. (2002). Rethiking Market-ing: Sustainable Enterprise in Asia (1st edition). Prentice Hall. Romli, A. S. (2009). Dasar-Dasar Siaran Radio: Basic Announcing. Bandung: Nuansa. Triantoro, I. (2010). Broadcasting Radio. Jakarta: Pustaka Book Publisher. Universitas Indonesia. (2008). Sastra dan Sejarah Seputar Era VOC. Wacana , 288.
Website Kurniawan, S. (2011, August 4). Radio Internet Kian Diminati. Dipetik February 24, 2013, dari The Marketeers: http://the-marketeers.com/archives/radio-internet-kian-diminati.html Yuswohady. (2009). Yuswohady.com. Dipetik February 7, 2013, dari E=wMC2 | Marketing Becomes Horizontal: http://www.yuswohady.com/2008/10/08/new-wave-marketing/
RIWAYAT PENULIS
Wasi Zada lahir di Jakarta pada tanggal 3 Juli 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang peminatan Broadcast Jurusan Marketing Communication pada 2013. Saat ini bekerja sebagai Business Executive di Marketeers Media.
Riwayat Penulis Kedua Rahmat Edi Irawan menjabat sebagai dosen bidang penyiaran pada Peminatan Broadcast Jurusan Maketing Communication, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Binus University. Menyelesaikan S1 Jurusan Pendidikan Sejarah di IKIP Jakarta (1994), S2 Ilmu Komunikasi di Universitas Mercu Buana Jakarta (2012), dan saat ini sedang menyelesaikan S3 Ilmu Komunikasi di Universitas Padjajaran. Saat ini juga menjadi praktisi penyiaran sejak tahun 1996