ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP TANAMAN HIAS ANTHURIUM (Studi Kasus di PT. Oasis Sentul Nursery, Kabupaten Bogor)
SKRIPSI
HENDRY MAULANA A14105553
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
RINGKASAN HENDRY MAULANA. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Tanaman Hias Athurium (Studi Kasus di PT. Oasis Sentul Nursery, Kabupaten Bogor). Di Bawah Bimbingan YAYAH K. WAGIONO. Kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan lingkungan dan estetika mendorong peningkatan minat terhadap tanaman hias. Masyarakat khususnya kalangan menengah keatas kini semakin menggemari hobi tanaman hias. Peningkatan minat ini didukung oleh beragam kegunaan tanaman hias. Mulamula, banyak konsumen menggandrungi tanaman yang memiliki bunga indah, lalu bergeser pada tanaman hias daun. Tren tanaman hias makin cepat berganti. Berawal dari Adenium,Aglonema hingga yang terakhir Anthurium. Tanaman yang terakhir ini sempat menjadi fenomena. Permainan harga oleh pedagang tanaman hias Anthurium yang berlebihan sehingga merusak harga pasar dan berdampak pada penurunan produksi tanaman hias Anthurium. Sehingga pedagang tanaman hias mengharapkan adanya gambaran tentang preferensi konsumen tanaman hias Anthurium. Banyak hal yang belum diketahui oleh pedagang tentang atribut apa yang menyebabkan konsumen memilih tanaman hias untuk kegemarannya atau pengambilan keputusan pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian (hasil) (Engel et al,1995). Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi dan mengkaji karakteristik konsumen tanaman hias Anthurium, (2) Menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut-atribut tanaman hias Anthurium, (3) Menganalisis tingkat kepuasan konsumen tanaman hias Anthurium. Penelitian akan dilakukan pada konsumen membeli tanaman hias Anthurium yang ada di PT. Oasis Sentul Nursery. Pengumpulan data dilokasi penelitian dilakukan pada bulan September 2008 - Juni 2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakuakan dengan metode accidental sampling yaitu konsumen yang membeli lebih dari satu kali tanaman hias di PT. Oasis Sentul Nursery. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah: Analisis deskriptif konsumen, Important Performance Analysis (IPA) dan Customers Satisfaction Index (CSI). Karakteristik umum konsumen tanaman hias Anthurium yang menjadi responden secara keseluruhan menunjukan bahwa sebagian besar berusia 41-45 tahun yaitu sebanyak 21 orang (35 persen). Konsumen sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta (50 persen) dan karyawan swasta (40 persen) serta berstatus sudah menikah (88,33 persen), dengan tingkat pendidikan terbanyak yaitu Sarjana (50 persen). Pendapatan rata-rata perbulan lebih dari Rp. 5.000.000 sebesar 68,33 persen. Analisis tahap proses keputusan pembelian menunjukan bahwa fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen adalah persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk tersebut. Selain itu dari tingkat kepentingan dan kinerja diketahui sejauh mana tingkat kinerja dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. Didalam mengevaluasi tingkat kebutuahan konsumen terhadap suatu produk maka konsumen menilai berbagai atribut. Penentuan atribut tanaman hias Anthurium sebanyak sembilan atribut yaitu bentuk daun (product), jenis tanaman (product), ukuran daun (product) tekstur daun (product), penampilan tanaman (product), citra yang dibawa oleh tanaman hias (product), harga (price), lokasi pembelian (place), promosi (promotion). Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis (IPA) yang berkaitan dengan tingkat kepentingan dan kinerja terhadap atribut-atribut tanaman hias Anthurium yang menjadi prioritas utama yaitu jenis tanaman dan promosi. Atribut-atribut tanaman hias Anthurium yang perlu dipertahankan adalah bentuk daun, ukuran daun, penampilan, citra yang dibawa jenis tanaman hias dan lokasi. Serta prioritas rendah yang diperbaiki yaitu tekstur daun dan harga. Nilai indeks kepuasan konsumen secara keseluruhan (Customers Satisfaction Index) terhadap tanaman hias Anthurium sebesar 71,66 persen (0,7166). Nilai ini berada pada rentang indeks kepuasan antara 0,51 sampai dengan 0,75 yang berarti konsumen puas terhadap tanaman hias Anthurium yang dijual di PT, Oasis Sentul Nursery. Saran penulis perlu melakukan perbaikan atau peningkatan lagi kinerja pada atribut jenis tanaman hias Anthurium karena atribut ini menjadi prioritas utama konsumen membeli tanaman hias Anthurium dengan cara memperbanyak penyilangan jenis yang berbeda sehingga mendapatkan jenis baru (Anthurium hibrid). Promosi penjualan lewat website dapat dimanfaatkan karena dilihat dari karakteristik konsumen tanaman hias yang mendominasi memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan suda terbiasa mengakses atau menggunakan internet.
ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP TANAMAN HIAS ANTHURIUM (Studi Kasus di PT. Oasis Sentul Nursery, Kabupaten Bogor)
HENDRY MAULANA A14105553
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul
: Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Tanaman Hias Athurium (Studi Kasus di PT. Oasis Sentul Nursery, Kabupaten Bogor)
Nama
: Hendry Maulana
NRP
: A14105553
Disetujui, Pembimbing
Ir. Yayah K. Wagiono, MEc.
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Lulus Ujian : 03 Juni 2009
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul” Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Tanaman Hias Athurium (Studi Kasus di PT. Oasis Sentul Nursery, Kabupaten Bogor)” adalah karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam berntuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain yang telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 01 Juli 2009
Hendry Maulana NRP. A14105553
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 06 Desember 1983. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Husman Effendi dan Ibu Imas Hasanah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Pasirhalang I Sukaraja pada tahun 1996 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 1999 di SMP Negeri 9 Sukabumi. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negeri I Sukabumi diselesaikan pada tahun 2002. Penulis pada tahun 2002 diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Diploma III Agribisnis Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diselesaikan pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi Strata – 1 pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Segala Manusia atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Tanaman Hias Anthurium (Studi Kasus di PT. Oasis Sentul Nursery, Kabupaten Bogor)”. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja konsumen serta menganalisis preferensi konsumen terhadap tanaman hias Anthurium. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, 01 Juli 2009 Hendry Maulana
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah, atas ridho Allah SWT akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu: 1. Bapak, Ibu dan adik tercinta yang memberikan kasih sayang, doa serta dukungan, baik moril maupun materil. 2. Ir. Yayah K. Wagiono, MEc sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan, saran dan perhatian dalam penulisan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS terima kasih atas kesediannya menjadi dosen evaluator dalam kolokium proposal penelitian yang telah memberikan masukan dan saran dalam perencanaan penelitian ini 4. Febriantina Dewi, SE. MSc selaku penguji utama yang telah memberikan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini. 5. Ir. Burhanudin, MM selaku penguji komisi pendidikan yang telah memberi masukan untuk penulisan yang lebih baik. 6. Suci Dwijayanti Lestari, atas dukungan, doa, kasih sayang, kesabaran dan keceriaan selama proses penulisan skripsi dari awal sampai akhir. 7. Seluruh pegawai di PT. Oasis Sentul Nursery yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian, serta memberikan informasi kepada penulis selama penelitian. 8. Dafi, Putu, Aldi, Roy, Syukron, Yayan dan teman-teman Ekstensi atas dukungan dan kebersamaan yang terjalin selama ini. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.
Bogor, 01 Juli 2009 Hendry Maulana
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR GAMBAR .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
i iii v vi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................. 1.5 Ruang Lingkup .........................................................................
1 1 3 5 5 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 2.1 Gambaran Umum Tanaman Hias ............................................. 2.2 Penggolongan Tanaman Hias ................................................... 2.3 Tanaman Hias Anthurium ........................................................ 2.4 Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................
7 7 8 8 9
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN ....................................................... 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 3.1.1 Konsumen ..................................................................... 3.1.2 Preferensi Konsumen .................................................... 3.1.3 Proses Keputusan Pembelian ........................................ 3.1.3.1 Pengenalan Kebutuhan ..................................... 3.1.3.2 Pencarian Informasi .......................................... 3.1.3.3 Evaluasi Alternatif ............................................. 3.1.3.4 Keputusan Pembelian ........................................ 3.1.3.5 Evaluasi Pasca Pembelian ................................. 3.1.4 Atribut Produk ............................................................... 3.1.5 Analsis Statistik ............................................................. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ...........................................
11 11 11 11 12 13 14 15 17 18 18 19 20
BAB IV. METODE PENELITIAN ............................................................ 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 4.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 4.3 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 4.4 Metode Analisis Data ............................................................... 4.4.1 Analisis Deskriptif .......................................................... 4.4.2 Importance Performance Analysis (IPA) ....................... 4.4.3 Costumer Satisfaction Index (CSI) ................................ 4.5 Definisi Operasional ..................................................................
24 24 24 24 25 25 26 28 29
BAB V. GAMBARAN UMUM LOKASI .................................................. 5.1 Sejarah Singkat PT. Oasis Sentul Nursery ............................... 5.2 Struktur Organisasi .................................................................. 5.3 Tenaga Kerja ............................................................................ 5.4 Produk di PT. Oasis Sentul Nursery ........................................ 5.5 Perbanyakan Tanaman Hias Anthurium ..................................
31 31 31 31 32 32
BAB VI. KARAKTERISTIK UMUM DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TANAMAN HIAS ANTHURIUM ............................................................................... 33 6.1 Karakteristik Umum Konsumen ............................................. 33 6.1.1 Identitas Karakteristik Konsumen ................................. 33 6.1.2 Jenis Kelamin ................................................................ 33 6.1.3 Usia ............................................................................... 34 6.1.4 Pekerjaan ....................................................................... 34 6.1.5 Status Pernikahan .......................................................... 35 6.1.6 Tingkat Pendidikan ....................................................... 35 6.1.7 Tingkat Pendapatan ....................................................... 36 6.2 Proses Keputusan Pembelian .................................................. 37 6.2.1 Pengenalan Kebutuhan .................................................. 37 6.2.2 Pencarian Informasi ...................................................... 39 6.2.3 Evaluasi Alternatif ........................................................ 39 6.2.4 Keputusan Pembelian .................................................... 41 6.2.5 Evaluasi Pasca Pembelian ............................................. 43 BAB VII. HASIL HASIL PREFERENSI DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TANAMAN HIAS ANTHURIUM .................... 7.1 Analisis Preferensi Konsumen Tanaman Hias Anthurium .... 7.2 Diagram Kartesius .................................................................. 7.2.1 Kuadran I (Prioritas Utama) ......................................... 7.2.2 Kuadran II (Pertahankan Prestasi) ............................... 7.2.3 Kuadran III (Prioritas Rendah) ..................................... 7.2.4 Kuadran IV (Cenderung Berlebihan) ........................... 7.3 Indeks Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index) ..
45 45 47 49 49 50 51 51
BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 53 8.1 Kesimpulan............................................................................ 53 8.2 Saran ...................................................................................... 53 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55 LAMPIRAN.................................................................................................... 57
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Produksi Tanaman Hias di Kabupaten Bogor Tahun 2005-2007 ......... 2 2. Nursery-Nursery Besar dan Berbadan Hukum Tanaman Hias di Kabupaten Bogor 2008 ........................................................................ 3 3. Harga Rata-Rata per Pot Jenis Tanaman Hias Anthurium di PT. Oasis Sentul Nursery dari Tahun 2006-2008 ................................................ 4 4. Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja ........................... 4 5. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index .......................................... 29 6. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun ............... 33 7. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia ......................................... 34 8. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan ................................. 35 9. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pernikahan ................................ 35 10. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan ............................. 36 11. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan ............................ 36 12. Motivasi Konsumen Membeli Tanaman Hias Anthurium Pertama Kali ..................................................................................................... 37 13. Penghalang Konsumen Membeli Tanaman Hias Anthurium ............ 38 14. Manfaat yang Dicari Konsumen dalam Membeli Tanaman Hias Anthurium .................................................................................. 38 15. Sumber Informasi Konsumen Mengenai Tanaman Hias Anthurium ......................................................................................... 39 16. Pertimbangan Konsumen dalam Membeli Tanaman Hias Anthurium .......................................................................................... 40 17. Jenis Tanaman Hias Anthurium yang Pernah Dibeli ......................... 40 18. Cara Konsumen Memutuskan Pembelian Tanaman Hias Anthurium .......................................................................................... 41
19. Waktu yang Disediakan Konsumen untuk Melakukan Pembelian Tanaman Hias Anthurium ................................................ 41 20. Lokasi Pembelian Tanaman Hias Anthurium menurut Konsumen .......................................................................................... 42 21. Perilaku Konsumen Jika Tanaman Hias Anthurium Tidak Tersedia di Tempat Biasa Membeli .................................................................. 42 22. Pertimbangan Dalam Memilih Tempat Pembelian Tanaman Hias Anthurium .......................................................................................... 43 23. Frekuensi Pembelian Tanaman Hias Anthurium ............................... 43 24. Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Pembelian Tanaman Hias Anthurium .......................................................................................... 44 25. Niat Konsumen untuk Melakukan Pembelian Ulang Tanaman Hias Anthurium .......................................................................................... 44 26. Perhitungan Importance Performance Analysis (IPA) ...................... 46 27. Perhitungan Indeks Kepuasan Konsumen .......................................... 52
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Proses Pembelian Konsumen ................................................................ 12 2. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat Ketidaksesuaian .................................................................................... 13 3. Proses Pencarian Internal ...................................................................... 14 4. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif ........................................ 16 5. Tahap-Tahap Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian ............... 17 6. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ............................................... 21 7. Diagram Kartesius ................................................................................. 27 8. Struktur Organisasi PT. Oasis Sentul Nursery ...................................... 31 9. Hasil Diagram Kartesius ....................................................................... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Kuesioner Penelitian Analisis Kepuasan Konsumen ............................. 58 2. Gambar Lokasi Penelitian dan Jenis Tanaman Hias Anthurium (PT. Oasis Sentul Nursery) ........................................................................ 64
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan lingkungan dan estetika mendorong peningkatan minat terhadap tanaman hias. Peningkatan minat ini didukung oleh beragam kegunaan tanaman hias. Masyarakat khususnya kalangan menengah ke atas kini memilih memelihara tanaman hias sebagai hobi. Tanaman hias banyak digunakan dalam acara-acara seperti acara perkawinan, selamatan, kelahiran, kematian bahkan acara-acara keagamaan. Tanaman hias juga digunakan untuk memperindah lingkungan sekitar, baik di dalam maupun di luar ruangan. Arus globalisasi yang membawa masuk budaya barat turut memberikan andil atas meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap tanaman hias. Masyarakat mengunakan tanaman hias sebagai sarana penyaluran emosi dan pengungkapan perasaan suka maupun duka kepada orang lain. Selain itu, tanaman hias sebagai tanaman yang memberikan ketenangan hati. Konsumen tanaman hias punya selera yang unik, yaitu konsumen menyukai tanaman hias yang memiliki bunga indah, lalu beralih pada tanaman hias daun. Tanaman hias daun memiliki kelebihan dibandingkan tanaman hias bunga, antara lain memiliki keindahan yang lebih tahan lama bahkan bisa dikatakan keindahan tanaman hias daun dapat dinikmati sepanjang usia hidup tanaman tersebut. Oleh karena itu, saat ini tanaman hias daun tidak hanya digunakan sebagai penghias rumah, tetapi juga tanaman yang memberikan keindahan di pusat perbelanjaan, atau pusat-pusat bisnis dan perkantoran (Ratnasari, 2008).
Tren tanaman hias makin cepat berganti. Berawal dari Adenium, Aglaonema, hingga yang terakhir Anthurium. Tanaman yang terakhir ini sempat menjadi fenomena, anthurium indukan dalam pot, yang tingginya tidak lebih dari 2 m, dihargai Rp500 juta oleh sebuah nursery. Serta jenis Anthurium yaitu super nova yang 1
menembus Rp1 miliar . Maka banyak orang yang bukan penggemar tanaman hias
pun mulai melirik usaha (membuat nursery) yang memberikan keuntungan besar tetapi dengan produksi yang tidak memakan biaya yang banyak, karena selain
1
Anthurium Tanaman Fenomenal, Artikel. http://www.agrina-online.com. Diakses tanggal 10 Agustus 2008.
tanaman hias daun mahal ini sangat mudah dirawat. Majalah Flora terbitan Jakarta 2
menobatkan Anthurium sebagai tanaman fenomenal 2007 .
Dinas Pertanian Kabupaten Bogor tahun 2005-2007 mencatat produksi tanaman hias Anthurium meningkat sebesar 44.431 pohon, yang menggambarkan bagaimana perdagangan tanaman hias tersebut meningkat, namun pada tahun selanjutnya produksi menurun 9.242 pohon. Hal ini disebabkan persedian cukup banyak pada tahun sebelumnya, tidak diiringi dengan penjualan tanaman hias yang baik sehingga produksi berkurang. Semua ini terjadi karena permainan harga oleh pedagang tanaman hias Anthurium yang berlebihan sehingga merusak harga pasar dan berdampak pada penurunan produksi tanaman hias Anthurium. Dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Produksi Tanaman Hias di Kabupaten Bogor Tahun 2005-2007 No.
Produksi (Pohon)
Jenis tanaman hias
2007
Peningkatan
Penurunan
(2005-2006)
(2006-2007)
2005
2006
162.274
1.883.259
452.056
1.720.985
1.431.203
31.059
75.490
66.248
44.431
9.242
1.
Anggrek
2.
Anthurium
3.
Anyelir
85
8.460
110
8.375
8.350
4.
Gerbera
4.235
144.8460
21.745
1.444.225
1.426.715
5.
Gladiol
8.030
191.680
35.630
183.650
156.050
6.
Heliconia
35.852
294.764
148.336
258.912
146.428
7.
Krisan
329.860
3.654.870
996.510
3.325.010
2.658.360
8.
Mawar
49.231
86.999
57.472
37.768
29.527
9.
Sedap Malam
28.551
382.147
119.774
353.596
262.373
10.
Draceana
2.500
249.000
88.700
246.500
160.300
11.
Melati
1.731
7.000
6.134
5.269
866
12.
Palem
7.946
9.382
5.657
1.436
3.725
561.354
8.291.511
1.998.372
7.730.157
6.293.139
Jumlah
Sumber : Monografi Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2005-2007 (Diolah)
2
Bermimpi Bersama Anthurium, Rublik. http://www.republika.co.id. Diakses tanggal 10 Agustus 2008
Pedagang tanaman hias mengharapkan adanya gambaran tentang preferensi konsumen tanaman hias Anthurium. Banyak hal yang belum diketahui oleh pedagang tentang atribut apa yang menyebabkan konsumen memilih tanaman hias untuk kegemarannya atau pengambilan keputusan pembelian. 1.2 Perumusan Masalah Kabupaten Bogor banyak terdapat nursery-nursery besar yang telah berbadan hukum menjadi penyedia tanaman hias (lihat di Tabel 2) dan salah satunya adalah PT. Oasis Sentul Nursery. Walaupun baru, nursery ini sudah menjadi salah satu nursery yang cukup dikenal bagi pecinta tanaman hias. Tabel 2 Nursery-Nursery Besar dan Berbadan Hukum Tanaman Hias di Kabupaten Bogor 2008 No. 1
2
Kecamatan Parung Cisarua
Parung Farm
Komoditas yang diusahakan Anggrek
PT. Monfori Nusantara
Aneka Tan. Hias
PT. Malrimba
CV. Elisia
Aneka Tan. Hias Aneka Bunga Potong/ Pot Piant Aneka Tan. Hias
Nursery
PT. Inkarla CV. Rose Farm
Aneka Tan. Hias
3
Gunung Sindur
Ghea Orchids
Anggrek
4
Ciawi
Wira Tani (Saung Wira)
Aneka Tan. Hias,
PT. CDMA
Daun potong,
PT. Mandiri Jaya Flora
Pot plant
Saung Mirwan
Krisan, Aneka Tan. Hias Pot, Cut Flower
5
Mega Mendung
PT. Planter PT. Nutrifood Sentul
6
Babakan Madang
PT. Oasis Sentul Nursery PT. Indonesia Orchid PT. Wijaya PT. Flower Inni Kores PT. Dragon Koi
Anthurium, Adenium, Anggrek, Euforbia, Aglonema Anthurium, Adenium, Anggrek Aglonema, Bougenvile Anggrek Suji Belut, Sanciviera, Tanaman Pagar Anggrek
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Tahun 2008
Pasar Jakarta, Lokal
Jakarta, Regional
Lokal dan antar pulau Lokal, Jabodetabek Lokal, Jakarta, Regional, Ekspor Bibit, Eropa Lokal Lokal Domestik Domestik Korea, Taiwan, China Taiwan, Domestik
Tanaman hias Anthurium adalah salah satu tanamn hias yang dipasarkan PT. Oasis Sentul Nursery. Harga tanaman hias tersebut terus naik hingga pada tahun 2007 salah satu jenis Anthurium yaitu Jermanni harganya bias amencapai Rp 5.000.000,-/pot. Namun pada tahun 2008 harga semua jenis komoditi ini menjadi menurun. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Harga Rata-Rata per Pot Jenis Tanaman Hias Anthurium di PT. Oasis Sentul Nursery dari Tahun 2006-2008 No.
Jenis tanaman hias Anthurium
1. Jermanni
Harga per tahun 2006
2007
2008
Rp 2.000.000,-
Rp 5.000.000,-
Rp 3.000.000,-
2. Wave of love
Rp 500.000,-
Rp 2.000.000,-
Rp 1.000.000,-
3. Hookeri
Rp 200.000,-
Rp 1.000.000,-
Rp 500.000,-
4. Corong
-
Rp 750.000,-
Rp 350.000,-
5. Garuda
-
Rp 600.000,-
Rp 200.000,-
6. Bintang gejora
-
Rp 450.000,-
Rp 100.000,-
7. Clarinevium
-
Rp 150.000,-
-
8. Keris
-
Rp 2.000.000,-
Rp 750.000,-
9. Junglebus
-
Rp 250.000,-
-
-
Rp 2.500.000,-
Rp 1.000.000,-
10. Black beauty
Sumber : PT. Oasis Sentul Nursery (diolah) Catatan : Harga yang tidak tercantum karena jenis Anthurium tidak dipasarkan pada tahun tersebut
Tabel diatas menunjukan harga yang menurun ternyata berdampak pada penurunan penerimaan nursery itu sendiri. Data hasil yang diolah dari PT. Oasis Sentul Nursery pada tahun 2007 penerimaan rata-rata dari hasil penjualan tanaman hias Anthurium mencapai Rp 3.120.000.000,-, namun dengan menurunnya harga penerimaan rata-rata pada tahun 2008 menurun hingga Rp 1.565.000.000,-. Berdasarkan wawancara dengan pihak nursery harga menurun disebabkan menurunnya permintaan atau pembelian konsumen terhadap tanaman hias Anthurium. Berdasarkan dari hal yang dikemukakan diatas, nursery perlu mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tanaman hias Anthurium. Maka penelitian ini difokuskan kepada prioritas atribut-atribut apa saja yang memiliki kontribusi
dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dan tingkat kepuasan konsumen terhadap tanaman hias Anthurium. Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang akan dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik konsumen tanaman hias Anthurium? 2. Bagaimana preferensi konsumen terhadap atribut-atribut tanaman hias Anthurium? 3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen tanaman hias Anthurium? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mengidentifikasi dan mengkaji karakteristik konsumen tanaman hias Anthurium.
2.
Menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut-atribut tanaman hias Anthurium.
3.
Menganalisis tingkat kepuasan konsumen tanaman hias Anthurium.
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran yang bermanfaat bagi pemasar/nursery tanaman hias Anthurium mengenai preferensi konsumen. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar penelitian lebih lanjut. 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini membatasi pada pembahasan selera konsumen tanaman hias yang dibahas khusus pada jenis tanaman hias Anthurium yang dipasarkan di PT.Oasis Sentul Nursery Kabupaten Bogor. Konsumen yang diambil adalah konsumen yang mengunjungi dan membeli tanaman hias di PT. Oasis Sentul Nursery.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Tanaman Hias Tanaman hias merupakan bagian dari holtikultur non pangan yang digolongkan dalam florikultur. Florikultur adalah cabang ilmu holtikultura yang mempelajari tanaman hias sebagai bunga potong, tanaman pot atau tanaman penghias tanaman. Tanaman hias dengan keragamannya itu tidak semata-maa digunakan sebagai pelengkap saja, tetapi tanaman hias ini juga mempunyai beberapa fungsi lain, yaitu: 1. Keindahan Tanaman yang diatur menurut suatu komposisi membuahkan rasa indah dan puas pada orang yang memandangnya. Tanaman hias yang dirangkai dapat digunakn sebagai penyaluran jiwa seni. 2. Stabilisator atau Pemeliharaan Lingkungan Keberadaan tanaman hias dapat meredam suara, menyaring debu, menyerap gas beracun, memelihara suhu udara dan kelembaban tanaman hias juga menimbulkan udara yang sejuk dan nyaman. 3. Pendidikan Tanaman hias dapat menumbuhkan ras cinta pada alam dan dapat membentuk watak seseorang, hal ini dapat dilihat pada penataan tanaman di sekolah taman kanak-kanak dan playgroup. 4. Pemeliharaan Lingkungan Keindahan tanaman hias dapat menumbuhkan rasa puas, tentram dan tenang sehingga dapat memelihara kesehatan jiwa manusia. Proses asimilasi yang dilakukan tanaman dapat menghasilkan oksigen dari zat asam arang sehingga udara menjadi segar. 5. Ekonomi dan Sosial Tanaman hias merupakan suatu komoditi yang dikomersilkan dan telah mendatangkan penghasilan untuk banyak orang. Keteraturan penataan tanaman hias akan menimbulkan citra yang berbeda terhadap manusia yang berada disekitarnya.
2.2 Penggolongan Tanaman Hias Menurut Rahardi, dkk dalam Anggrayni (2006), tanaman hias dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu : 1. Tanaman hias dalam ruangan (indoor) Tanaman hias yang cocok ditanam dalam ruangan adalah tanamn hias yang dapat hidup berhari-hari dalam ruangan dan mempunyai ukuran yang tidak terlalu besar. Umumnya tanaman hias dalam ruangan merupakan tanaman daun antara lain : Aglaonema, Anthurium, palem dan paku-pakuan. 2. Tanaman hias luar ruangan (outdoor) Pada dasarnya semua jenis tanaman hias dapat digunakan sebagai penghias di luar ruangan, tetapi keberadaan jenisnya seringkali dientukan oleh mode dan sifat tanaman yang tahan atau tidak terhadap sinar matahari. Tanaman hias luar ruangan umumnya yaitu : a. Pohon-pohonan, misalnya palem dan pakis. b. Perdu-perduan, misalnya Bugenvil, Hibiscus, Mawar dan Asoka. Menurut Endah dalam Anggrayni (2006) pengelompokan tanaman hias dapat juga dibedakan berdasarkan bagian tanaman yang dapat dinikmati, yaitu tanaman hias daun dan tanaman hias bunga. 2.3 Tanaman Hias Anthurium Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Tanaman berdaun indah ini masih sejenis dengan sejumlah tanaman hias seperti Aglaonema, Philodendron, Keladi hias dan Alokasia. Dalam keluarga Araceae, Anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak, diperkirakan sekitar seribu jenis anggota marga Anthurium. Daya tarik utama dari Anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol. Sehingga membuat sosok tanaman ini tampak kekar namun tetap memancarkan keanggunan pada saat dewasa. Tidak heran bila tanaman ini memiliki kesan mewah dan eksklusif. Dimasa lalu, Anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana kerajaankerajaan di Jawa dan dipuja sebagai tanaman para raja3.
3
Anthurium , Artikel. http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 12 Februari 2009
2.4.
Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Sofiani (2008), mengenai Preferensi Konsumen terhadap
Aglonema Hibrida Lokal (Kasus Konsumen Nursery D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan) menggunakan analisis tabulasi untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian tanaman Aglonema Hibrida Lokal. Analisis Konjoin untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap Aglonema Hibrida Lokal. Penelirian Rahmawati (2006), mengenai Preferensi Konsumen terhadap Anggrek Dendrobium Pot di Taman Anggrek Indonesia Permai di Jakarta dan Taman Anggrek Ragunan Jakarta Selatan menggunakan analisis tabulasi untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian tanaman Anggrek. Analisis Chi-square untuk menganalisis preferensi konsymen terhadap Anggrek. Penelitian Tono (2002), mengenai Preferensi Konsumen terhadap Atribut Tanaman Hias dalam Ruangan (Indoor Plants) di Kota Bogor (Penerapan Analisis Konjoin) menggunakan metode survei. Responden dipilih secara accidentally sampling 90 konsumen individu dan 10 konsumen instansi untuk menganalisis preferensi konsumen dan perilaku konsumen di daerah Kota Bogor. Sementara untuk gambaran umum dan kendala-kendala yang dihadapi produsen dalam menghasilkan tanaman hias dalam ruangan responden yang dipilih secara purposive 30 orang pedagang dan satu nurseri. Data dianalisis dengan tabulasi sederhana untuk perilaku konsumen, sedangkan data mengenai preferensi terhadap tanaman hias dalam ruangan dianalisis dengan analisis konjoin. Hasil analisis konjoin dapat digunakan untuk mengukur nilai kegunaan dan nilai relatif penting dari tiap atribut. Nilai kegunaan menunjukkan preferensi konsumen terhadap taraf suatu atribut dimana nilai kegunaan tertinggi dari suatu taraf atribut tersebut cenderung disukai konsumen. Nilai relatif penting menunjukkan indikasi urutan atribut yang dapat mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi produk. Motivasi responden dalam mengkonsumsi tanaman hias dalam ruangan baik pada konsumen individu dan instansi yang utama adalah keindahan dan pemeliharaan lingkungan. Tanaman hias yang banyak digunakan di dalam ruangan sebagian besar adalah tanaman hias daun. Penyediaan tanaman hias oleh instansi umumnya dengan cara menyewa tanaman pada nursery sedangkan pada
konsumen individu dilakukan dengan cara membeli tanaman hias di pinggir jalan. Sumber informasi utama konsumen individu adalah majalah/buku, konsumen instansi merasa puas terhadap tanaman hias dalam ruangan yang dibeli atau disewa. Preferensi konsumen dilihat dari nilai relatif penting dan nilai kegunaan atribut tanaman yang diamati. Nilai relatif penting pada konsumen individu untuk setiap tanaman didominasi oleh ketahanan, kemudian atribut harga, kecuali pada tanaman dracaena didominasi oleh atribut harga. Nilai relatif penting pada konsumen instansi untuk setiap tanaman didominasi oleh atribut harga, kemudian diikuti oleh atribut ketahanan dan ukuran, kecuali pada tanaman anggrek atribut yang paling mendominasi adalah harga. Nilai kegunaan atribut tanaman pada konsumen individu dan konsumen instansi relatif sama untuk setiap tanaman yaitu menyukai tanaman yang tahan lama. Penelitian Anteng (1999) mengenai preferensi konsumen terhadap bunga sedap malam berwarna dianalisis dengan menggunakan metode Multiatribut Fishbein. Hasil penelitian menunjukkan urutan preferensi konsumen terhadap bunga sedap malam berwarna adalah aroma bunga, kesegaran, warna, harga. Bunga sedap malam berwarna kuning merupakan produk paling baik karena produk ini mendapatkan nilai tertinggi, kemudan diikuti oleh warna merah, oranye, hijau dan biru Penelitian Effendie (1994) mengenai perilaku konsumen bunga potong dengan menggunakan metode analisis deskriptif diketahui bahwa golongan konsumen yang banyak membeli bunga potong setiap hari yaitu golongan menengah ke bawah 35%, golongan menengah atas 33% dan kalangan atas 32%. Jenis atau varietas baru, ketahanan dan kesegaran, warna, ukuran serta penampilan memikat adalah kualitas bunga potong yang dibutuhkan untuk memenuhi selera dan permintaan konsumen. Perilaku masing-masing golongan konsumen bunga potong dapat dibedakan menurut selera dan minat dalam memilih kualitas dan penampilan bunga potong.
Persamaan dari penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah membahas karakteristik konsumen. Sedangkan perbedaannya terdapat pada komoditas dan alat analsis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Importance Performance Analysis (IPA) dan Costumer Satisfaction Index (CSI) untuk menghitung skor kepuasan atribut secara keseluruhan.
.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsumen Kotler (1997) mendefinisikan kosumen sebagai individu atau kelompok yang berusaha memenuhi atau mendapatkan barang maupun jasa yang mempengaruhi kehidupan pribadi atau kelompoknya. Menurut Sumarwan (2003) konsuemn dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Konsumen akhir (final customer) adalah setiap individu atau rumah tangga yang membeli produk atau jasa untuk memenuhi kebutuahan sendiri atau untuk dikonsumsi langsung. 2. Konsumen
organisasi
(organizational
customer)
adalah
organisasi,
perusahaan, pedagang, pemerintah dan lembaga non profit yang membeli barang atau jasa untuk diproses lebih lanjut menjadi produk akhir. 3.1.2 Preferensi Konsumen Preferensi konsumen dapat berarti kesukaan, plihan atau sesuatu hal yang lebih disukai konsumen. Preferensi ini terbentuk dari persepsi terhadap produk. Preferensi konsumen berhubungan dengan harapan konsumen akan suatu produk yang disukainya. Harapan konsumen diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk (barang dan jasa) dan kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2002). Setiap orang memiliki preferensi. Mereka membandingkan kepuasan yang didapat dari suatu kegiatan dan produk yang berbeda, kemudian mereka menentukan pilihan pada salah satunya. Preferensi mewakili keinginan dan hasrat individual pada suatu produk dibandingkan produk lainnya, bukan merupakan pilihan aktual mereka. Keinginan akan berubah menjadi pilihan dan individu menjadi konsumen, ketika preferensi menjadi panduan dalam melakukan aktivitas belanja di pasar. Tetapi pilihan konsumen tidak bersifat independent, karena dipengaruhi oleh pendapatan dan harga.
Preferensi konsumen didefinisikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang dan jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada (Kotler, 2000).
Teori preferensi digunakan untuk menganalisis tingkat
kepuasan bagi konsumen. Studi seperti ini akan memberikan petunjuk untuk mengembangkan produk-produk baru, karakteristik atau ciri-ciri produk, harga dan bauran pemasaran lainnya. Menurut Kotler (2000), pada tahap evaluasi alternatif, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Preferensi seorang pembeli untuk suatu merek akan meningkat jika seseorang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama. Evaluasi alternatif adalah tahap dimana konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. Teori preferensi konsumen digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen. Suatu produk pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dan setiap produk, baik barang atau jasa dapat dideskripsikan dengan menyebutkan atribut-atributnya. Konsumen melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi terhadap atribut produk dan memberikan kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh suatu produk. 3.1.3 Proses Keputusan Pembelian Menurut Engel et al (1995) proses keputusan sebagai pemecahan masalah yang mengacu pada tindakan dalam pemenuhan kebutuhan. Proses pembelian dimulai apabila konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Terdapat lima tahapan proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut. Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian
Gambar 1. Proses Pembelian Konsumen Sumber : Engel et al (1995)
Hasil
3.1.3.1 Pengenalan Kebutuhan Menurut Engel et al (1995), pengenalan kebutuhan sebagai tahap awal pengambilan keputusan dipengaruhi oleh tiga determinan yaitu informasi yang disimpan dalam ingatan, perbedaan individual dan pengaruh lingkungan. Pengenalan kebutuhan didefinisikan sebagai persepsi atas pebedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Girffin dan Ebert (2003) mendefinisikan bahwa pengenalan kebutuhan adalah proses dimana konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kesadaran akan kebutuhan juga terjadi pada saat konsumen memiliki peluang untuk mengubah kebiasaan membelinya. .Menurut Sumarwan (2002), kebutuhan konsumen muncul karena adanya motivasi.
Kebutuhan
sendiri
muncul
karena
konsumen
merasakan
ketidaknyamanan (state of tension) antara yag seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan tersebut. Inilah yang disebut sebagai motivasi Ketika ketidaksesuaian yang ada melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali. Seandainya ketidaksesuaian itu dibawah tingkat ambang, maka pengenaan kebutuhan tidak terjadi. Secara sistematis hal ini dapat ditunjukkan oleh Gambar 2. Keadaan yang diinginkan
Dibawah ambang
Keadaan aktual
Tingkat ketidaksesuaian
Tidak ada pengenalan kebutuhan
Diatas ambang
Pengenalan kebutuhan
Gambar 2. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat Pada Tingkat Ketidaksesuian Sumber : Engel et al (1995)
3.1.3.2 Pencarian Informasi Konsumen yang telah mengenali kebutuhannya akan terlibat di dalam pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhan yang potensial. Pencarian informasi, sebagai tahap kedua dari proses pengambilan keputusan oleh Engel et al (1995) didefinisikan sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan. Pencarian informasi dapat bersifat internal atau eksternal. Pancarian internal adalah pencarian informasi melalui ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan di dalam ingatan jangka panjang. Pencarian internal ini lebih dulu terjadi sesudah pengenalan kebutuhan. Jika pencarian internal memberikan informasi memadai maka pencarian eksternal tidak dibutuhkan. Ketika pencarian internal tidak mencukupi, konsumen memutuskan untuk mencari informasi tambahan melalui pencarian eksternal, yaitu pengumpulan informasi tambahan dari lingkungan. Proses pencarian informasi dapat dilihat pada Gambar 3. Pengenalan kebutuhan
Determinan dari pencarian internal : 1. Pengetahuan yang sudah ada 2. Kemampuan untuk memperoleh informasi
Pencarian internal
Pencarian internal berhasil
Lanjutkan dengan keputusan
Jalankan pencarian eksternal
Gambar 3. Proses Pencarian Internal Sumber : Engel et al, (1995)
Perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama sebagai acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya (Kotler dan Armstrong,1995). Sumber informasi konsumen digolongkan dalam empat kelompok yaitu : 1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan 2. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, panyalur, kemasan di toko 3. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen 4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, pemakaian produk Besarnya
pencarian
yang
dilakukan
tergantung
pada
kekuatan
dorongannya, jumlah informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi tambahan, nilai yang diberikan kepada informasi tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari pencarian tersebut. Pencarian informasi yang dilakukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran dan konsumen (Engel et al, 1995). Tekanan waktu adalah sumber pengaruh situasi. Ciri-ciri produk dapat mempengaruhi pencarian konsumen. Jika konsumen percaya bahwa semua merek pada dasarnya sama, maka hanya sedikit kebutuhan untuk pencarian yang ekstensif. Jika merek-merek menjadi lebih berbeda, maka hasil potensial dari pencarian semakin besar. Lingkungan eceran juga mempengaruhi pencarian konsumen. Jarak diantara pesaing eceran dapat menentukan banyaknya toko yang menjadi tempat belanja konsumen selama pengambilan keputusan. Pencarian lebih mungkin terjadi ketika konsumen melihat perbedaan yang penting diantara pengecer. Faktor terakhir adalah konsumen, dimana karakteristik konsumsi secara kuat menentukan perilaku konsumen. Karakteristik konsumen meliputi pengetahuan keterlibatan, kepercayaan dan sikap serta karakteristik demografi. 3.1.3.3 Evaluasi Alternatif Menurut Engel et al (1995), evaluasi alternatif didefinisikan sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Ada empat komponen dasar proses evaluasi alternatif yaitu menentukan ktiteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatifalternatif, memutuskan alternatif pilihan, menilai kerja alternatif yang
dipertimbangkan, dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Bagan alur keempat komponen evaluasi alternatif dapat dilihat pada Gambar 4. Menetukan kriteria evaluasi
Menentukan alternatif pilihan Menilai kinerja alternatif
Menerapkan kaidah keputusan
Gambar 4. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif Sumber : Engel et al, (1995)
Konsep evaluasi yang terjadi pada diri pembeli sebenarnya sangat sulit diketahui, sebab kebanyakan konsumen tidak melakukan proses tunggal. Adapun proses evaluasi dan selektif yang pertama menurut Kotler (2000) adalah pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut atau variabel dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan ini. Kriteria evaluasi merupakan dimensi yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan dan ada dalam banyak bentuk, seperti harga, nama merek, negara asal, garansi. Kriteria evaluasi yang digunakan oleh konsumen selama pengambilan keputusan akan bergantung pada faktor, yaitu : (1) pengaruh situasi, (2) kesamaan alternatif-alternatif pilihan, (3) motivasi, (4) keterlibatan dan (5) pengetahuan. Strategi yang digunakan untuk membuat pilihan akhir disebut sebagai kaidah (Engel et al,1995). Kaidah ini disimpan di dalam ingatan dan diperoleh kembali jika dibutuhkan. Kaidah keputusan sangat bervariasi dalam hal kompleksitas. Kaidah juga dapat sangat sederhana misalnya terhadap pemikiran akan produk apa yang dibeli konsumen terakhir kali di hari tertentu dan sangat kompleks dimana dapat menyerupai model sikap banyak atribut.
3.1.3.4 Keputusan Pembelian Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan mengenai kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana membayar. Menurut Kotler (2000), pada tahap evaluasi, konsumen menyusun peringkat merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian. Konsumen biasanya akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor bisa muncul antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Diilustrasikan oleh Engel et al (1995) bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua determinan yaitu niat dan pengaruh lingkungan dan atau perbedaan individu. Pada fungsi kedua, situasi merupakan variabel yang paling menonjol. Niat pembelian konsumen dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu (1) produk dan merek dan (2) kelas produk. Niat pembelian kategori produk dan merek umumnya dikenal sebagai pembelian yang terencana penuh, karena pembelian yang terjadi merupakan hasil dari keterlibatan tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Konsumen bersedia menyediakan waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli sehingga distribusi menjadi lebih selektif. Pembelian pada kelas produk saja dipandang sebagai pembelian yang terencana jika pemilihan merek dibuat di tempat penjualan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5 Sikap orang lain Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Niat pembelian Situasi yang tidak diantisipasi
Gambar 5. Tahap-tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian Sumber : Kotler (2000)
Kotler (2000) mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor pertama
adalah sikap atau pendirian orang lain. Sejauh mana pendirian orang lain dapat mempengaruhi alternatif yang disukai seseorang tergantung pada dua hal yaitu : (1) intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen dan (2) motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain atau semakin kuat sikap negatif orang lain serta semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, maka konsumen akan semakin menyesuaikan maksud pembeliannya.
3.1.3.5 Evaluasi Pasca Pembelian Setelah pembelian terjadi, konsumen akan mengevaluasi hasil pembelian yang telah dilakukannya. Hasil evaluasi pasca pembelian dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan. Jika merasa puas, maka keyakinan dan sikap yang terbentuk akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Kepuasan berfungsi mengukuhkan loyalitas pembeli, sementara ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Ini berarti bahwa upaya untuk mempertahankan pelanggan menjadi hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran. Seberapa rumit proses evaluasi alternatif yang dilakukan konsumen sangat tergantung kepada model pengambilan keputusan yang dijalani konsumen. Jika pengambilan keputusan adalah kebiasaan (habit), maka konsumen hanya membentuk keinginan untuk membeli ulang produk yang sama seperti yang telah dibeli sebelumnya. Apabila konsumen tidak memiliki pengetahuan mengenai produk yang akan dibelinya, mungkin konsumen lebih mengandalkan rekomendasi dari teman atau kerabat mengenai produk yang akan dibeli. Tahap-tahap yang dilewati konsumen dalam proses keputusan pembelian, jelaslah bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu. 3.1.4
Atribut Produk Secara umum seluruh bagian, sifat-sifat yang terdapat pada suatu produk
dan wujud produk tersebut dinamakan karakteristik produk. Menurut Engel et al (1995), karakteristik produk yang berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan disebut sebagai atribut produk. Penilaian terhadap atribut produk dapat menggambarkan sikap konsumen terhadap produk tersebut dan sekaligus dapat mencerminkan perilaku konsumen dalam membelanjakan dan mengkonsumsi suatu produk tertentu. Menurut Tjiptono (2002), atribut produk
adalah unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan konsumen tentang atribut yang dimiliki suatu produk berbeda untuk setiap individunya, hal ini disebabkan karena saluran informasi, tingkat ketertarikan dan tingkat pendidikan konsumen yang berbeda. Penentuan atribut tanaman hias Anthurium mengacu pada konsep bauran pemasaran atau marketing mix (Kotler, 1997) yang merupakan kumpulan variabel produk (product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion). Produk. Produk adalah tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dalam bentuk fisik. Atribut produk pada penelitian ini yaitu bentuk daun, jenis tanaman, ukuran daun, tkstur daun, penampilan tanaman dan citra tang dibawa oleh tanaman hias Anthurium. Harga. Harga harus sesuai dengan variabel-variabel produk yang dapat menjadi pertimbangan konsumen, hal ini dikarenakan harga yang dibayarkan konsumen terhadap produk yang dibeli merupakan apresiasi konsumen terhadap kepuasan yang diperoleh dari pembeliannya tersebut. Tempat. Menurut Engel (1994), pemilihan tempat juga merupakan fungsi dari empat variabel, yaitu kriteria evaluasi, karekteristik toko yang dirasakan, proses perbandingan dan toko-toko yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Promosi. Promosi adalah kumpulan kiat yang beragam, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu barang atau jasa tertentu secara lebih cepat atau lebih besar oleh konsumen dan pedagang (Kotler, 2003). Keberhasilan suatu promosi terlihat pada tingginya tingkat preferensi masyarakat terhadap produk yang ditawarkan. 3.1.5
Analisis Statistik Penganalisisan data dalam penelitian ini menggunakan Importance-
Performance Analysis dan Costumer Satisfaction Index (CSI). Analisis ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. Simamora (2001) mengungkapkan bahwa Metode Importance Performance Analysis merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengukur atribut-atribut atau dimensi-dimensi dari tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja yang diharapkan konsumen, dan sangat berguna bagi pengembangan program strategi pemasaran yang efektif. Jadi
berdasarkan analisis ini suatu perusahaan dapat mengetahui tingkat kepentingan menurut persepsi pelanggan diukur dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk dan atau jasa yang berkualitas tinggi. Costumer Satisfaction Index atau Indeks Kepuasan Pelanggan diperlukan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melihat hubungan tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Tanaman hias Anthurium merupakan produk yang dapat menempati pasar pada setiap tingkat sosial dan ekonomi masyarakat tertentu. Pasar tanaman hias Anthurium terdapat dua macam pasar yang berlaku, yaitu pasar yang terdiri dari tanaman hias yang dijual dalam jumlah banyak. Pasar yang lain adalah untuk penggemar tanaman hias Anthurium (hobbies). Studi tentang preferensi konsumen ini mengacu pada model perilaku konsumen Engel et al (1995). Proses keputusan pembelian tanaman hias Anthurium diteliti dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini juga dilakukan untuk menguji preferensi konsumen terhadap produk tanaman hias Anthurium. Pengujian dilakukan dengan mengidentifikasi atribut-atribut produk tanaman hias Anthurium dengan menggunakan kuesioner. Preferensi yang akan dibahas terfokus pada tanaman hias Anthurium yang dipasarkan di PT Oasis Sentul Nursery.. Hasil identifikasi tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan Importance-Performance Analysis. Setelah diperoleh pengukuran atribut-atribut dari tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja yang diharapkan konsuemn kemudian dilakukan model Costumer Satisfaction Index untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepentingan dari atribut-atribut produk. Alur pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.
Konsumen Tanaman Hias Anthurium di PT. Oasis Sentul Nursery Proses keputusan pembelian tanaman hias Anthurium: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, hasil
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Atribut-atribut tanaman hias Anthurium : Bentuk daun (product) Jenis tanaman (product) Ukuran daun (product) Tekstur daun (product) Penampilan tanaman (product) Citra yang dibawa oleh tanaman hias Anthurum (product) Harga (price) Lokasi pembelian (place) Promosi (promotion)
Analisis Deskriptif
Importance Perfomance Analysis (IPA)
Karakteristik Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian
Tingkat Kinerja dan Kepentingan
Costumer Satisfaction Index (CSI)
Kepuasan/Ketidakpuasan
Gambar 6. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan objek penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) pada PT. Oasis Sentul Nursery Jln. Raya Kandang Roda Komplek SPBU 34-16707 Sentul, Kabupaten Bogor. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan September 2008 sampai dengan Junii 2009. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan pengisian kuesioner oleh konsumen maupun wawancara dengan pihak terkait yaitu pihak PT. Oasis Sentul Nursery. Selain itu dilakukan pula observasi di tempat penelitian secara langsung. Kuesioner yang diberikan kepada responden berupa pertanyaan tertutup dan terbuka, dimana alternatif jawaban telah disediakan sehingga konsumen hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai. Data sekunder diperoleh dengan membaca literatur yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu antara lain berasal dari perpustakaan Fakultas Pertanian, perpustakaan LSI, Internet, buku majalah pertanian, pihak PT. Oasis Sentul Nursery, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 4.3 Metode Pengumpulan Data Data primer di ambil dari responden, yaitu konsumen yang membeli tanaman hias Anthurium di PT. Oasis Sentul Nursery. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode accidental sampling. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah sebanyak 60 orang konsumen yang sedang membeli tanaman hias Anthurium serta bersedia untuk diwawancarai dan mengisi kuisioner yang dinilai dapat memberikan jawaban secara objektif. Apabila konsumen datang ke nursery bersama dengan keluarga, maka kuisioner yang dibagikan hanya kepada salah satu anggota keluarga seperti ayah atau suami sebagai kepala keluarga atau kepada anggota keluarga yang lebih tua. Hal ini dilakukan agar menghindari kesamaan jawaban dari konsumen. Siagian (2002) menyatakan secara empiris bahwa sampel harus berjumlah minimal 30 orang agar
distribusi peluang rata-rata akan mengikuti distribusi normal, maka jumlah sampel dalam penelitian ini telah memenuhi syarat dari analisis. Atribut yang diteliti untuk tanaman hias Anthurium adalah: •
Bentuk daun (product)
•
Jenis tanaman (product
•
Ukuran daun (product)
•
Tekstur daun (product)
•
Penampilan tanaman (product)
•
Citra yang dibawa oleh jenis tanaman hias (product)
•
Harga (price)
•
Lokasi pembelian (place)
•
Promosi (promotion) Karakteristik konsumen adalah:
•
Usia
•
Jenis kelamin
•
Pendidikan
•
Pekerjaan
•
Pendapatan
•
Status pernikahan
4.4 Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data semua menggunakan Microsoft Excel 2007 untuk tabulasi deskriptif yang menjelaskan proses keputusan pembelian secara umum, analisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atau Importance and Performance Analysis (IPA). Penelitian ini juga dilengkapi dengan Customer Satisfactian Index (CSI) yang menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh. 4.4.1
Analisis Deskriptif Tabulasi deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian produk tanaman hias
Anthurium. Data mengenai karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian (pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian) akan dikelompokkan sehingga dapat mendeskripsikan dan menggambarkan karakteristik pembeli serta poses keputusan pembelian yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan. 4.4.2
Importance Performance Analysis (IPA) Importance
Performance
Analysis
dapat
menggambarkan
tingkat
terpenuhinya harapan pembeli terhadap kinerja atribut tanaman hias Anthurium. Tingkat kepentingan adalah seberapa penting suatu atribut bagi pembeli atau seberapa besar harapan pembeli terhadap kinerja atribut tanaman hias Anthurium. Diharapkan dengan memakai konsep tingkat kepentingan ini dapat ditangkap persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya variabel tersebut dimata pembeli tanaman hias Anthurium. Selanjutnya dapat dikaitkan pentingnya variabel tersebut dengan kenyataan yang dirasakan oleh pembeli tanaman hias Anthurium. Atribut digunakan tersebut diukur dengan skala likert sebanyak empat buah skala yaitu 1,2,3 dan 4. Untuk menghitung tingkat kesesuaian pembeli dapat dilakukan dengan cara melakukan perbandingan rata-rata skor pelaksanaan dan rata-rata skor kepentingan, yang menunjukkan tingkat kepuasan pembeli terhadap atribut produk tanaman hias Anthurium adapun rumus yang digunakan adalah : TKI =
X x100% Y
Keterangan : TKI = Tingkat kesesuaian konsumen Xi = Rata-rata skor penilaiaan terhadap kinerja atribut tanaman
hias Anthurium Yi = Rata-rata skor penilaiaan kepentingan (harapan) pembeli
Bila bobot tingkat kinerja lebih besar atau sama dengan bobot tingkat kepentingan (harapan), maka kinerja atribut tanaman hias Anthurium telah memenuhi harapan pembeli. Sementara itu, bila bobot kinerja lebih kecil dari bobot tingkat kepentingan (harapan), maka kinerja atribut tanaman hias Anthurium masih dibawah harapan pembeli. Hal tersebut menunjukan kepuasan
pembeli belum tercapai. Bobot penilaian kinerja atribut tanaman hias Anthurium dan bobot penilaian kepentingan pembeli dirata-ratakan dan diformulasikan kedalam diagram kartesisus. Masing-masing atribut diposisikan dalam suatu diagram, dimana skor rata-rata penilaian pada tingkat kinerja Xi menunjukan posisi suatu atribut pada sumbu X sementara posisi atribut pada sumbu Y ditunjukan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan (harapan) pembeli terhadap atribut Yi X=
∑ Xi n
dan
Y=
∑ Yi n
Dimana : X = Bobot rata tingkat kinerja atribut tanaman hias Anthurium Y = Bobot rata-rata penilaian tingkat kepentingan (harapan) pembeli
n
= Jumlah konsumen Diagram kartesius yang digunakan adalah suatu bangun yang dibagi
menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik ( X , Y ). Sumbu X dan Y sebagai garis pembagi ditetapkan nilai rata-rat tingkat kepentingan dan rata-rata tingkat kinerja yaitu 2,5, hal ini dilakukan agar menghindari subjektivitas hasil dan tingkat kesesuaian jawaban dari konsumen. Hasil kalkulasi kemudian diplotkan dalam diagram kartesius yang terbagi menjadi empat kuadran dan dibatasi oleh sumbu X dan sumbu Y (Gambar 7). TINGKAT KEPENTINGAN Y PRIORITAS UTAMA
PERTAHANKAN POSISI
Kuadran I
Kuadran II
PRIORITAS RENDAH
BERLEBIHAN
Kuadran III
Kuadran IV
Y
X PENILAIAN KINERJA
Gambar 7. Diagram Kartesius Sumber : (Martilla dan James, 1997)
X
Strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing variabel pada keempat kuadran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Prioritas Utama (Attributes to Improve) Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pembeli, termasuk unsur-unsur yang danggap sangat penting.
2.
Pertahankan Posisi (Maintain Performance) Menunjukkan faktor yang telah berhasil dari kinerja atribut tanaman hias Anthurium, maka wajib dipertahankan. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.
3. Prioritas Rendah (Attributes to Maintain) Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pembeli, kinerjanya oleh atribut tanaman hias Anthurium biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. 4. Berlebihan (Attributes to De-Emphasize-Main Prioroty) Menunjukan faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pembeli, akan tetapi kinerja berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan. 4.4.3
Customer Satisfaction Index (CSI) Indesks kepuasan pelanggan diperlukan untuk mengetahui tingkat
kepuasan responden secara menyeluruh dengan melihat tingkat kepetingan dari atribut-atribut produk atau jasa tersebut. Adapun cara untuk mengukur indeks ini dilakukan melalui empat tahap yaitu, (Stratford, 2007) : 1.
Weighting Factors (WF), adalah fungsi dari Mean Importance Score (MIS-i) masing-masing atribut dalam bentuk persen dari total Mean Importance Score (MIS-t) untuk seluruh atribut yang diuji : WF =
MISi x100% MISt
Dimana : i = atribut ke-i 2.
Weighting Score (WS), adalah fungsi dari Mean Satisfaction Score (MSS) dikali Weighting Factors (WF). Perkalian antar nilai kinerja Performance Weighting Factors. WS = MSS x WF
3.
Weighting Average Total (WAT), adalah fungsi dari total Weighting Score (WS) atribut 1 (a-1) hingga atribut 8 (a-8). WAT = WS1+ WS2+....+ WS8
4.
Customer Satisfaction Index (CSI), adalah fungsi dari Weighting Average (WA) dibagi Highest Scale (HS) atau skala maksimum yang dipakai skala 5 dikalikan 100 persen. CSI =
WAT x100% HS
Skala kepuasan konsumen yang umum dipakai dalam interpretasi indeks adalah skala nol sampai satu. Kategori indeks kepuasan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index No
Costumer Satisfaction Index
Kriteria
1.
0,76 sampai dengan 1,00
Sangat puas
2.
0,51 sampai dengan 0,75
Puas
3.
0,26 sampai dengan 0,50
Tidak puas
4.
0,00 sampai dengan 0,25
Sangat tidak puas
Sumber: Stratford, 2007
4.5 Definisi Operasional 1. Preferensi adalah pilihan suka atau tidak suka terhadap suatu produk, dalam hail ini adalah tanaman hias Anthurium. 2. Perilaku konsumen adalah segala kegiatan secara langsung ditujukan untuk mendapatkan, mengoleksi , menyimpan dam menjual kembali tanaman hias Anthurium termasuk keputusan yang mengawali dan mengikuti kegiatankegiatan tersebut. 3. Responden adalah konsumen yang membeli tanaman hias lebih dari satu kali dalam sebulan di PT. Oasis Sentul Nursery. 4. Nursery adalah petani pedagang yang menanam, memperbanyak dan memelihara tanaman hias di tempat yang sama denagn tempat berdagang. 5. Tingkat pendapatan adalah junlah uang yang dihasilkan konsumen dalam rupiah perbulan selama dua belas bulan terakhir. Variabel pendapatan yang
diteliti yaitu: (1) Rp 1.500.000,- − Rp 3.000.000,-, (2) Rp 3.000.001,- − Rp 5.000.000,-, (3) > Rp 5.000.000,-. 6. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah diikuti konsumen, meliputi tingkat SD, SMP, SMA, Diploma, S1, S2 dan S3. 7. Bentuk daun adalah bagian dari morfologi tanaman hias Anthurium yang mempunyai beragam bentuk daun dari berbagai jenis Anthurium. 8. Ukuran daun adalah bagian dari besar kecilnya daun tanaman hias Anthurium. 9. Jenis tanaman adalah jenis tanaman hias Anthurium yang dipasarkan PT. Oasis Sentul Nursery sesuai survei terakhir dilapangan pada tahun 2009 yaitu Jermanni, Wave of love,Hookeri, Corong, Keris. 10. Tekstur daun adalah ketebalan dari daging daun da yang tebal dan tipis. 11. Penampilan tanaman adalah kondisi fisik tanaman hias Anthurium, misalnya daun dan batangnya cacat atau tidak. 12. Promosi adalah informasi dan program penjualan yang diberikan oleh puhak PT. Oasis Sentul Nursery melalui iklan maupun jenis promosi lannya.
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah Singkat PT. Oasis Sentul Nursery PT. Oasis Sentrul Nursery merupakan jenis usaha keluarga yang terletak di Jl. Raya Kandang Roda Komplek SPBU 34-16707, Sentul, Kabupaten Bogor dengan pemilik bernama Bapak Soeroso Soemopawiro berdiri sejak tahun 2006. Awal lokasi tersebut merupakan hanya SPBU 34-16707 dengan pemilik Bapak Soeroso Soemopawiro, lalu dengan memperluas usaha dan mengefisienkan lokasi seluas 2000 m² maka didirikan nursery. Hal ini dikarenakan pemilik tersebut memang seorang pengusaha dan kolektor atau pecinta tanaman hias (hobbies) sehingga memperluas usahanya pada bidang tanaman hias yang sangat menjanjikan. 5.2 Struktur Organisasi Pegawai di PT. Oasis Sentrul Nursery berjumlah lima orang dengan berbagai jabatan yaitu kasir (satu orang) dan pelayan (tiga orang) serta mempercayakan seorang manajer yang bertanggungjawab langsung kepada pemilik perusahaan mengenai segala aktivitas yang terjadi di PT. Oasis Sentrul Nursery. Struktur PT. Oasis Sentrul Nursery dapat dilihat pada bagan di bawah ini. PEMILIK PT. OASIS SENTUL NURSERY MANAGER
KASIR
PELAYAN
PELAYAN
PELAYAN
Gambar 8. Bagan Struktur Organisasi PT. Oasis Sentul Nursery 5.3 Tenaga Kerja Tenaga kerja yang ada di PT. Oasis Sentul Nursery berjumlah lima orang dengan berbagai jabatan yaitu kasir (satu orang) dan pelayan (tiga orang) serta mempercayakan seorang manajer. Pendidikan terakhir para pegawai adalah
lulusan SD, SMP, SMA dan D3. Sumber tenaga kerja di nursery ini berasal dari penduduk yang tinggal di dekat lokasi nursery.Tidak ada spesifikasi keahlian khusus untuk menjadi tenaga kerja di nursery ini, karena pekerjaan budidaya biasanya akan mereka pelajari langsung dan diberi petunjuk oleh pemilik nursery dan dibantu oleh maneger. 5.4 Produk di PT. Oasis Sentul Nursery Berdasarkan survei nursery ini mempunyai lebih dari dua puluh jenis atnaman hias landscape yang dikembangkan diantaranya Anthurium, Adenium, Anggrek, Sanciviera dan lain-lain. Produk dari nursery ini dipasarkan secara langsung pada para hobbies, kolektor tanaman hias dan pedagang tanaman hias. Selain itu, ada beberapa sarana pendukung budidaya lainnya yang nursery jual sperti obat hama dan penyakit tanaman, pupuk tanaman, media tanaman, gunting tanaman, gembor, buku dan majalah tanaman hias dan lain-lainnya. 5.5 Perbanyakan Tanaman Hias Anthurium Perbanyakan Anthurium ini ada dua cara yaitu perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Nursery ini melakukan kedua cara tersebut. Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan cara penyilangan atau biji menjadi tanaman hias Anthurium hibrida yaitu hasil penyilangan Anthurium yang berbeda jenis sehingga menghasilkan jenis Anthurium campuran dari kedua induknya. Perbanyakan secara vegetatif menghasilkan tanaman yang mempunyai sifat dan sosok yang sama dengan induknya sehingga cocok untuk mengmbangkan tanaman Anthurium dan nursery ini melakukan perbanyakan dengan cara stek batang.
VI. KARAKTERISTIK UMUM DAN PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TANAMAN HIAS ANTHURIUM 6.1 Karakteristik Umum Konsumen 6.1.1 Identitas Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen diperlukan dalam penelitian ini, hal ini dilakukan karena bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara konsumen dengan penilaian terhadap atribut-atribut yang terdapat tanaman hias Anthurium di PT. Oasis Sentrul Nursery. Karakteristik yang beragam akan mempengaruhi pola pikir konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada tanaman hias Anthurium. Sampel yang diambil secara accidentally sampling sebanyak 60 orang yaitu konsumen tanaman hias di PT. Oasis Sentul Nursery. Berdasarkan hasil dari pengisian kuisoner yang dilakukan terhadap 60 orang responden, maka dapat dilihat karakteristik konsumen. Karakteristik responden dapat dilihat dari jenis kelamin, usia, pekerjaan, status pernikahan, pendidikan terakhir atau yang sedang ditempuh, dan pendapatan. 6.1.2 Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, konsumen laki-laki lebih dominan dari konsumen wanita dengan persentasi sebesar 63,33 persen yaitu 38 orang seperti terlihat pada Tabel 6. Konsumen wanita sebanyak 22 orang (36.67 persen) dan responden wanita sebagian besar sudah menikah. Hal ini juga dikarenakan lakilaki sebagai sumber penghasilan keluarga dalam rumah tangga sehingga mempuyai peranan sebagai pengambil keputusan suatu pembelian suatu produk. Walaupun tanaman hias ini sebagian besar diminati oleh wanita, pembelian diserahkan pada laki-laki karena harga tanaman hias Anthurium cukup mahal. Tabel 6. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis kelamin
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Laki-laki
38
63.33
2
Wanita
22
36.67
60
100
Total
6.1.3 Usia Usia diklasifikasikan menjadi enam kelompok umur, yaitu usia kurang dari 25 tahun, 26-30 tahun, 31-35 tahun, 36-40 tahun, 41-45 tahun dan lebih dari 45 tahun. Terlihat bahwa sebagian besar konsumen berusia 41-45 tahun yaitu sebanyak
21
orang
(35
persen).
Menggambarkan
pada
usia
tersebut
merupakan kondisi yang cukup mapan dalam pekerjaannya sehingga tanaman hias dijadikan sarana penyaluran emosi dan memberikan ketenangan hati dari aktivitas. Serta pada usia tersebut orang mulai memikirkan untuk masa depannya setelah tidak bekerja lagi atau sedang dan akan berwirausaha sebagai sebagai pedagang tanaman hias yang menjadikan sumber penghasilan berikutnya. Lebih jelas dapat terlihat di Tabel 7 dibawah ini.
Tabel 7. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia No
Usia
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
<25
3
5,00
2
26 – 30
5
8,33
3
31 – 35
7
11,67
4
36 – 40
14
23,33
5
41 – 45
21
35,00
6
>45
10
16,67
Total
60
100
6.1.4 Pekerjaan Jenis pekerjaan konsumen terbanyak adalah wiraswasta yaitu 30 orang (50 persen) dan pegawai swasta sebanyak 28 orang (46,67 persen). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen yang memiliki pekerjaan wiraswasta ini selain untuk koleksi pribadi, sebagian dari mereka juga mempunyai usaha tanman dan menjadikan salah satu mata pencaharian (penghasilan). Konsumen yang mempunyai
pekerjaan
sebagai
pegawai
swasta
menunjukan
konsumen
mempunyai penghasilan tetap yang mendukung pada pembelian tanaman hias dan konsumen mempunyai penyaluran hobi tanaman hias untuk menghilangkan kepenatan dari rutinitas, mereka memanjakan diri dengan menikmati keindahan
dari koleksi tanaman hias yang salah satunya Anthurium. Lebih jelas dapat dilihat di Tabel 8 berikut ini. Tabel 8. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan No
Jenis pekerjan
1
Pegawai negeri
2
3,33
2
Pegawai swasta
28
46,67
3
Wiraswasta
30
50,00
4
Ibu rumah tangga
-
-
60
100
Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
6.1.5 Status Pernikahan Berdasarkan status pernikahan, responden sebagian besar berstatus sudah menikah dengan persentasi sebesar 88,33 persen yaitu 53 orang serta hanya 7 orang (11,67 persen) yang belum menikah seperti terlihat pada Tabel 9. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar konsumen umumnya sudah memasuki usia yang sudah layak menikah. Pada umumnya bagi konsumen yang telah berkeluarga memiliki rumah sendiri, oleh karena itu rumah mereka dihiasi dengna tanaman hias seperti Anthurium. Sebagian dari konsumen membeli Anthurium untuk menambah pemasukan pendapatan keluarga mereka dengan menjual kembali tanaman hias tersebut. Tabel 9. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Status Pernikahan No
Status pernikahan
1
Menikah
2
Belum menikah Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
53
88,33
7
11,67
60
100
6.1.6 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan terakhir responden dikategorikan menjadi beberapa tingkatan, yang terdiri dari SD, SMP, SMA, Sarjana (S1), Diploma (D3) dan Pasca Sarjana (S2/S3). Berdasarkan Tabel 10 konsumen hampir semua adalah lulusan perguruan tinggi yaitu sarjana sebanyak 30 orang (50 persen), terbanyak kedua diploma sebanyak 24 orang (40 persen). Hal ini menunjukkan bahwa
konsumen yang merupakan konsumen tanaman hias PT. Oasis Sentrul Nursery rata-rata memiliki pendidikan yang tinggi. Konsumen mengerti seperti apa dan bagaimana Anthurium yang dipasarkan dan sebagian konsumen pada umumnya mengembangkan kembali tanaman tersebut lalu dijadikan usaha tanaman hias. Tabel 10. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Tingkat pendidikan
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
SD
-
-
2
SMP
-
-
3
SMA
4
6,67
4
Diploma (D3)
24
40,00
5
Sarjana (S1)
30
50,00
6
Pasca Sarjana (S2/S3)
2
3,33
60
100
Total
6.1.7 Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan konsumen adalah pendapatan keluarga rata-rata per bulan. Pendapatan keluarga per bulan merupakan pendapatan total suatu rumah tangga yang terdiri dari pendapatan suami per bulan ditambah dengan pendapatan per bulan istri jika istri juga bekerja. Berdasarkan Tabel 11, pendapatan keluarga responden terbesar berada pada kelompok pendapatan Lebih dari Rp. 5.000.000 per bulan yaitu sebanyak 41 orang (68,33 persen) dari total konsumen. Pendapatan ini berhubungan dengan minat konsumen membeli tanaman hias dengan didukung sumberdaya ekonomi yang cukup. Dilihat dari rata-rata pendapatan keluarga per bulan konsumen yang cukup tinggi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar konsuemn berada pada kelas ekonomi menengah ke atas. Tabel 11. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendapatan No
Tingkat pendidikan
Jumlah (orang)
Persentase (%)
1
Rp. 1.500 000 - Rp. 3.000.000
6
10,00
2
Rp. 3.000.001 – Rp. 5.000.000
13
21,67
3
Lebih dari Rp. 5.000.000
41
68,33
60
100
Total
6.2 Proses Keputusan Pembelian 6.2.1 Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian suatu produk oleh konsumen dimulai ketika suatu kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali. Adanya kebutuhan tersebut disebabkan konsumen merasakan adanya ketidaksesuaian antara keadaaan yang nyata dengan keadaan yang diinginkan. Menurut Engel et al, (1995). Meningkatnya ketidaksesuian tersebut dapat menimbulkan dorongan yang memotivasi konsumen untuk memuaskannya. Motivasi yang terdapat di dalam perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemungkinan suatu kebutuhan tertentu. Kebutuhan konsumen dalam hal ini adalah kebutuhan konsumen tanaman hias yang membuat mereka mencari manfaat dari tanaman hias tersebut. Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa sebanyak 58,34 persen dari keseluruhan konsumen memiliki motivasi membeli tanaman hias Anthurium karena citra yang dibawa oleh tanaman hias. Hal ini disebabkan tanaman hias Anthurium merupakan jenis tanaman hias yang memiliki nilai yang dapat membedakan status sosial pembelinya. Alasan lain konsumen membeli tanaman hias Anthurium adalah untuk sekedar hobi. Hal ini dikarenakan jika mengoleksi dan memelihara tanaman hias Anthurium suatu yang memberikan ketenangan hati. Pada motivasi ini responden yang memilih yaitu sebesar 18,33 persen. Jumlah konsumen yang melihat dari bentuk dan jenis tanaman hias Anthurium yaitu sebesar 13,33 persen. Tabel 12. Motivasi Konsumen Membeli Tanaman Hias Pertama Kali Motivasi pembelian
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Sekedar coba-coba
-
-
Harga yang terjangkau
6
10,00
Keunikan bentuk dan jenis
8
13,33
Hobi
11
18,33
Citra yang dibawa oleh tanaman hias
35
58,34
60
100.00
Total
Selain mengetahui motivasi konsumen, peneliti juga ingin mengetahui sebaliknya, apa yang menjadi penghalang utama responden dalam membeli tanaman hias Anthurium. Ternyata 86,67 persen responden mengatakan tidak ada penghalangan. Kemudian 11,67 persen menganggap sulit didapat dan hanya 1,66 persen menyatakan harga relatif mahal. Hal ini menunjukkan konsumen tergolong menengah keatas dan tanaman hias Anthurium sudah bukan tanaman yang langka dan dicari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Penghalang Konsumen Membeli Tanaman Hias Anthurium Penghalang pembelian
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Harga relatif mahal
1
1,66
Sulit didapat atau diperoleh
7
11,67
52
86,67
60
100.00
Tidak ada Total
Manfaat membeli tanaman hias Anthurium untuk konsumsi pribadi atau koleksi serta dijual kembali. Tabel 14 menunjukkan bahwa 83,33 persen konsumen mengoleksi tanaman hias Anthurium akan memberikan kepuasan tersendiri dan sudah kebiasaan dari mereka untuk menambah koleksi tanaman hiasnya. Selain itu manfaat yang diambil dari tanaman hias ini adalah memiliki nilai yang dapat membedakan status sosial pembelinya. Sedangkan 16,67 persen konsumen menganggap tanaman hias Anthurium sebagai tanaman yang dapat memberikan pemasukan pendapatanbila dijual kembali kepada pecinta tanaman hias lainnya. Setelah konsume berhasil merawat dan mengembangkan tanaman tersebut biasanya mereka menjualnya. Tabel 14. Manfaat yang Dicari Konsumen dalam Membeli Tanaman Hias Anthurium Manfaat
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Konsumsi pribadi atau koleksi
50
83,33
Dijual
10
16,67
60
100.00
Total
6.2.2 Pencarian Informasi Setelah terjadi pengenalan kebutuhan, konsumen mungkin terlibat dalam pencarian akan pemuas kebutuhan yang potensial. Menurut Engel et al (1995) pencarian internal melibatkan pengetahuan dari ingatan, sementara pencarian eksternal terdiri dari pengumpulan informasi dari pasar. Tahap ini dianalisis dengan beberapa pertanyaan yaitu mengenai apa atau siapa yang menjadi sumber informasi mengenai tanaman hias Anthurium dan fokus perhatian pada informasi yang telah diperoleh. Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa mayoritas konsumen mendapatkan informasi mengenai tanaman hias Anthurium adalah dari iklan media media cetak terutama pada majalah-majalah yang membahas tanaman hias sebesar 53,33 persen. Kemudian sebesar 36,67 persen berasal dari teman. Sumber informasi lainnya yaitu dari pameran dan iklan elektronik masing-masing sebesar 5 persen. Hal ini menunjukan promosi dari iklan media cetak cukup berhasil menarik minat konsumen selain dari informasi teman yang telah membeli tanaman hias Anthurium. Tabel 15. Sumber Informasi Konsumen Mengenai Tanaman Hias Anthurium Sumber informasi Iklan Media Elektronik Iklan Media Cetak Pameran Teman Total
Jumlah (Orang)
Persentase (%) 3
5,00
32
53,33
3
5,00
22
36,67
60
100.00
6.2.3 Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif merupakan tahapan ketiga dalam proses keputusan pembelian. Pada tahap ini konsumen mengevaluasi pilihan yang sesuai dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga mendapatkan alternatif yang dipilih. Hal yang dianalisis mencakup pada pertimbangan konsumen saat membeli tanaman hias Anthurium. Tabel 16 menunjukkan evaluasi terhadap atribut produk apa yang paling dipertimbangkan oleh konsumen saat membeli tanaman hias Anthurium.
Tabel 16. Pertimbangan Konsumen dalam Membeli Tanaman Hias Anthurium Atribut produk
Jumlah
Bentuk, ukuran dan tekstur daun
Persentase (%) 7
8,86
Jenis tanaman
49
62,03
Citra yang dibawa oleh tanaman hias
14
17,72
Harga
2
2,53
Lokasi pembelian
4
5,06
Promosi
3
3,80
79
100.00
Total Catatan : Pilihan boleh lebih dari satu atribut.
Mayoritas konsumen sebanyak 62.03 persen mempertimbangkan jenis tanaman hias Anthurium dalam membeli. Jenis tanaman hias Anthurium daya tarik tersendiri bagi setiap tanaman hias Anthurium. Selain itu sebagian besar konsumen mempertimbangkan membeli tanaman hias Anthurium untuk menambah dan mengoleksi jenis tanaman hias tersebut yang belum dimiliki. Pada Tabel 17 terlihat bahwa sebelum membeli tanaman hias Anthurium, sebagian besar konsumen pernah membeli atau mempunyai tanaman hias Anthurium dan penulis memilih lima jenis karena hasil survei di PT Oasis Sentul Nursery jenis-jenis tanaman hias Anthurium tersebut yang tersedia. Tabel 17. Jenis Tanaman Hias Anthurium yang Pernah Dibeli Jenis
Jumlah
Persentase (%)
Jermanii
59
24,48
Gelombang cinta
59
24,48
Hookeri
49
20,33
Corong
36
14,94
Keris
38
15,77
241
100.00
Total Catatan : Boleh memilih lebih dari satu jenis.
Dari tabel di atas, jenis yang pernah dimiliki responden adalah Jermanii (24,48 persen), Gelombang Cinta (24,48 persen), Hookeri (20,33 persen), Keris sebesar 14,94 persen, dan Corong (14,94 persen).
6.2.4 Keputusan Pembelian Pada tahap ini konsumen memutuskan alternatif yang telah diperoleh untuk dapat diterima. Adapun yang dianalisis pada tahap ini adalah cara konsumen memutuskan pembelian tanaman hias Anthurium, bagaimana waktu yang disediakan responden untuk melakukan pembelian, frekuensi pembelian dan media yang paling mempengaruhi responden dalam memutuskan tanaman hias Anthurium. Berdasarkan Tabel 18, kita dapat melihat bahwa 81,67 persen konsumen memutuskan pembelian tanaman hias Anthurium tergantung situasi, yaitu menambah stok atau koleksi yang belum dimiliki. Kemudian 13,33 persen konsumen menyatakan bahwa mereka memutuskan pembelian tanaman hias Anthurium secara terencana, yaitu pembelian dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Tabel 18. Cara Konsumen Memutuskan Pembelian Tanaman Hias Anthurium Cara memutuskan Terencana Tergantung situasi Mendadak Total
Jumlah (Orang)
Persentase (%) 8
13,33
49
81,67
3
5,00
60
100.00
Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa dari 60 orang yang pernah membeli tanaman hias Anthurium, persentase konsumen yang menyediakan waktu khusus yaitu 81,67 persen dan 18,33 persen secara kebetulan. Hal ini karena dikondisikan dengan menambah stok atau keinginan menambah koleksi tanaman hias Anthurium. Tabel 19. Waktu yang Disediakan Konsumen untuk Melakukan Pembelian Tanaman Hias Anthurium Waktu yang disediakan
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Menyediakan waktu khusus
49
81,67
Secara Kebetulan
11
18,33
60
100.00
Total
Pada Tabel 20 dapat dilihat bahwa semua konsumen membeli tanaman hias Anthurium di nursery tanaman hias (100 persen). Berdasarkan hasil tersebut responden membeli tanaman hias di toko nursery tanaman hias karena di nursery tanaman hias tersebut banyak terdapat pilihan dari tempat-tempat lainnya . Tabel 20. Lokasi Pembelian Tanaman Hias Anthurium menurut Konsumen Lokasi Pembelian Tanaman Hias
Jumlah (Orang)
Nursery tanaman hias
60
100.00
-
-
60
100.00
Pasar Total
Persentase (%)
Tabel 21 menunjukkan bahwa sekitar 63,34 persen konsumen tidak jadi membeli dan 23,33 persen mencari ke tempat lain. Hanya sekitar 13,33 persen konsumen membeli jenis yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen loyal terhadap tempat biasa membeli, dengan alasan tempat tersebut mempunyai kualitas tanaman hias yang baik. Sehingga bila tidak tersedia lebih baik menunggu namun tidak menutup kemungkinan mencari di tempat lain kalau memang terdesak kebutuhan harus pada saat itu atau membeli tanaman hias lain. Tabel 21. Perilaku Konsumen Jika Tanaman Hias Anthurium Tidak Tersedia di Tempat Biasa Membeli Perilaku
Jumlah (Orang)
Tidak jadi membeli
Persentase (%)
38
63.34
Membeli jenis yang lain
8
13,33
Mencari ke tempat lain
14
23.33
60
100.00
Total
Pada
proses
keputusan
pembelian,
setiap
konsumen
memiliki
pertimbangan memilih tempat pembelian tanaman hias Anthurium. Pada Tabel 22 terlihat bahwa 54,79 persen konsumen menghendaki tempat pembelian tanaman hias Anthurium mempunyai kelengkapan jenis-jenis tanaman hias itu sendiri, serta pertimbangan harga yang diberikan lebih murah dengan persentase 39,73 persen. Sisanya konsumen melihat tempat pembelian yang nyaman hanya 5,48 persen.
Tabel 22. Pertimbangan Dalam Memilih Tempat Pembelian Tanaman Hias Anthurium Pertimbangan memilih tempat
Jumlah
Dekat dengan empat tinggal/kantor Harga lebih murah Tempat yang nyaman Kelengkapan jenis tanaman hias Anthurium Tidak ada pertimbangan Total
Persentase (%) -
-
29
39,73
4
5,48
40
54,79
-
-
73
100.00
Catatan : Jawaban boleh lebih dari satu (1).
Pada proses keputusan pembelian, setiap konsumen memiliki frekuensi pembelian yang berbeda. Pada Tabel 23 terlihat bahwa 41,67 persen satu kali dan 51,67 persen dua kali mereka selalu membeli tanaman hias Anthurium, artinya mereka memiliki frekuensi yang pasti untuk membeli tanaman hias Anthurium terlepas untuk dikonsumsi sendiri atau dijual kembali. Tabel 23. Frekuensi Pembelian Tanaman Hias Anthurium Frekuensi pembelian
Jumlah (Orang)
Tidak ada
Persentase (%) -
-
Satu kali
25
41,67
Dua kali
31
51,67
4
6,67
60
100.00
> Dua kali Total
6.2.5 Evaluasi Pasca Pembelian Evaluasi pasca pembelian adalah tahap terakhir dari proses keputusan pembelian. Evaluasi pasca pembelian mengevaluasi tingkat kepuasan konsumen terhadap alternatif yang telah dipilih apakah telah memenuhi harapan atau tidak. Selain itu, tahap ini juga mengevaluasi tingkat kepuasan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk. Adapun hal yang berkaitan dengan evaluasi pasca pembelian penelitian ini adalah mengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap pembelian tanaman hias Anthurium dan niat konsumen untuk melakukan pembelian kembali.
Tabel 24 terlihat bahwa semua konsumen yaitu sebesar 96,67 persen dan 3,33 persen yang menjawab sangat puas dan puas setelah membeli tanaman hias Anthurium. Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ada konsumen yang menyatakan tidak puas terhadap produk tanaman hias Anthurium. Hal ini membuktikan bahwa tanaman hias Anthurium diterima oleh konsumen. Tabel 24. Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Pembelian Tanaman Hias Anthurium Kepuasan pembelian Sangat puas
Jumlah (Orang)
Persentase %) 2
3,33
58
96,67
Tidak puas
-
-
Sangat tidak puas
-
-
Total
60
100.00
Puas
Berdasarkan Tabel 25 menyatakan hampir seimbang antara membeli kembali atau tidak membeli lagi yaitu 55 persen dan 45 persen. Fakta ini menunjukkan bahwa kepuasan dan tingkat penerimaan produk tanaman hias Anthurium yang tinggi dari konsumen belum tentu harus membeli kembali. Banyaknya pertimbangan penyebabnya salah satunya yang paling diungkapkan dari hasil wawancara langsung dengan konsumen jenis-jenis tanaman hias Anthurium bukan tanaman yang langka lagi atau mudah didapat karena sebelumnya konsumen telah memiliki semua jenis tanaman hias Anthurium. Tabel 25. Niat Konsumen untuk Melakukan Pembelian Ulang Tanaman Hias Anthurium Pembelian ulang
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
Ya
33
55
Tidak
27
45
60
100.00
Total
VII. HASIL PREFERENSI DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TANAMAN HIAS ANTHURIUM
7.1 Analisis Preferensi Konsumen Tanaman Hias Anthurium Analisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja merupakan analisis yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan konsumen terhadap
suatu
produk.
Kepuasan
konsumen
merupakan
dampak
dari
perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut (Sumarwan, 2002). Konsumen akan memiliki harapan mengenai bagaimana produk tersebut seharusnya berfungsi, harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen. Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen adalah persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk tersebut. Selain itu dari tingkat kepentingan dan kinerja akan diketahui sejauh mana tingkat kinerja dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Mengevaluasi tingkat kebutuahan konsumen terhadap suatu produk maka konsumen akan menilai berbagai atribut. Jumlah atribut tanaman hias Anthurium sebanyak sembilan atribut yaitu bentuk daun, jenis tanaman, ukuran daun, tekstur daun, penampilan daun, citra yang dibawa oleh tanaman hias Anthurium, harga, lokasi pembelian, promosi. Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menimbang atribut mana yang dianggap penting. Mereka akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan atribut yang dicarinya. Hasil penilaian konsumen terhadap kinerja tanaman hias Anthurium yang diolah dengan menggunakan alat analisis IPA (Importance Performance Analysis), dimana dengan menggunakan metode ini dapat diketahui atribut mana saja yang memuaskan dan tidak memuaskan konsumen serta atribut-atribut apa saja yang dianggap penting bagi para konsumen dan kinerjanya belum memuaskan. Atribut dari faktor kepentingan ditunjukan dengan tanda Y sedangkan tingkat kinerja ditunjukan dengan tanda X. Hasil olahan dengan metode IPA dapat dilihat pada Tabel 26.
Berdasarkan tingkat kepentingan dari atribut tanaman hias Anthurium yang diamati dalam penelitian ini maka dapat diperoleh informasi mengenai atribut tanamn hias Anthurium yang dianggap sangat penting oleh konsumen dimana atribut-atribut ini menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi konsumen untuk membeli tanaman hias Anthurium. Sementara itu berdasarkan tingkat kinerja dari atribut tanaman hias Anthurium yang diamati dalam penelitian ini maka dapat diperoleh informasi. Penyajian tanggapan konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kinerja atribut tanaman hias Anthurium ditampilkan pada Tabel 26. Tabel 26. Perhitungan Importance Performance Analysis Atribut
Tingkat
Tingkat
Tingkat
kinerja
kepentingan
kesesuaian
(Y)
(X )
(%)
I. Product (Produk) 1. Bentuk daun
3.27
3.70
88.29
2. Jenis tanaman
2,43
3,53
68,87
3. Ukuran daun
2,97
3,15
94,18
4. Tekstur daun
2,25
2,33
96,43
5. Penampilan tanaman
3,08
3,45
89,37
6. Citra yang dibawa oleh tanaman
3,10
3,58
86,51
2,40
2,45
97,96
3,45
3,50
98,57
2,48
3,43
72,33
2,83
3,24
87.30
hias Anthurium II. Price (Harga) 7. Harga III. Place (Tempat) 8. Lokasi pembelian IV. Promotion (Promosi) 9. Promosi Rata-rata
Berdasarkan Tabel 26 diatas diketahui bahwa rata-rata nilai kepentingan konsumen dari seluruh atribut adalah sebesar 3,24 sedangkan rata-rata nilai kinerja tanaman hias Anthurium adalah sebesar 2,83. Tingkat kesesuaian antara kepentingan konsumen dengan kinerja tanaman hias Anthurium sebesar 87,30
persen. Nilai ini dapat diinterprestasikan bahwa kinerja tanaman hias Anthurium telah memenuhi kepentingan (harapan) konsumen. Setelah diperoleh nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, selanjutnya nilai-nilai tersebut dimasukan kedalam diagram kartesius yang terdiri dari empat kuadran. Masing-masing kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda. Pemetaan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja dapat memudahkan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada atribut tanaman hias Anthurium yang dianggap penting bagi konsumen akan tetapi memiliki kinerja yang rendah dan harus segera diperbaiki. Karena atribut yang melekat pada suatu produk dapat mempengaruhi kepuasan bagi konsumen, maka jika faktor-faktor yang dirasakan belum memuaskan maka perlu untuk diperbaiki seiring dengan berjalannya waktu. 7.2 Diagram Kartesius Berdasarkan data di atas, langkah selanjutnya adalah memasukkan setiap nilai/skor rata-rata tersebut ke dalam masing-masing kuadran dalam diagram kartesius (Martilla dan James, 1997). Atribut-atribut yang ada dalam kuadran I dianggap paling berpengaruh terhadap kepuasan konsumen karena keberadaan atribut-atribut ini dinilai penting oleh konsumen tetapi tingkat kinerjanya rendah sehingga dalam kuadran ini perlu adanya peningkatan kinerjanya agar optimal. Atribut-atribut yang terletak pada kuadran II antara kinerja dan tingkat kepentingan pada suatu atribut berada pada tingkat yang tinggi dan sesuai dengan keinginan konsumen sehingga perlu dipertahankan kinerja atribut tersebut. Atribut-atribut yang terletak pada kuadran III merupakan atribut dimana tingkat kepentingan dan kinerja berada pada tingkat rendah. Meskipun atributatribut pada kuadran ini perlu ditingkatkan kinerjanya namun peningkatan kinerja tersebut tidak menjadi suatu prioritas utama, sehingga belum perlu melakukan perbaikan.
Atribut pada kuadran IV merupakan atribut dimana tingkat kinerjanya tinggi sedangkan tingkat kepentingannya rendah. kinerja atribut-atribut ini perlu dipertimbangkan
kembali
karena
dirasakan
terlalu
berlebih
dalam
pelaksanaannya. Setiap kuadran tersebut dapat dijelaskan dengan interpretasi. Untuk lebih jelasnya, posisi masing-masing atribut dapat dilihat pada Gambar 9 berikut ini.
4,00 1 2 9
I PRIORITAS UTAMA
2,50
6 5
8 II PERTAHANKAN 3 PRESTASI
7 4
III PRIORITAS RENDAH
1,00 1,00
IV BERLEBIHAN
2,50
TINGKAT KEPUASAN
4,00
Gambar 9. Hasil Diagram Kartesius Keterangan: (1) bentuk daun, (2) jenis tanaman, (3) ukuran daun, (4) tekstur daun, (5) penampilan daun, (6) citra yang dibawa oleh tanaman hias Anthurium, (7) harga, (8) lokasi pembelian, (9) promosi. Diagram Kartesius di atas menggambarkan posisi masing-masing atribut kualitas kepuasan konsumen tanaman hias Anthurium sesuai dengan kuadrannya masing-masing. Lebih lanjut akan dibahas mengenai masing-masing posisi sebagai berikut.
7.2.1
Kuadran I (Prioritas Utama) Atribut keunikan jenis tanaman dan promosi masuk pada kuadran I.
Konsumen tanaman hias Anthurium menilai atribut ini sangat penting tetapi pada kenyataannya atribut-atribut tersebut kinerjanya belum sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen tanaman hias Anthurium. Jenis tanaman hias Anthurium merupakan paling terpenting. Atribut ini merupakan daya tarik bagi konsumen. Konsumen menyukai jenis-jenis yang baru atau belum mereka miliki untuk menambah koleksi tanaman hias Anthurium. Biasanya pertimbangan dalam membeli, konsumen memilih jenis Anthurium yang memiliki cirri fisik yang menarik, jenis yang pernah memenangkan kontes Anthurium. Penyilangan jenis tanman hias yang berbeda merupakan salah satu usaha untuk menambah variasi jenis atau menghasilkan jenis Anthurium baru yang disebut Anthurium hibrida. Promosi dinilai sangat penting bagi konsumen. Karena disinilah konsumen mengetahui informasi tentang tanaman hias Anthurium sehingga dapat mempengaruhi minat konsumen untuk membeli. Minimnya promosi dapat mengurangi pembelian tanaman hias Anthurium. Perkembangan teknologi komunikasi yang begitu pesat maka perlu dilakukan promosi bukan hanya dari mulut ke mulut atau media cetak saja sehingga dapat menjaring konsumen dalam jumlah yang lebih besar. 7.2.2 Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Pada kuadran II, tingkat kinerja sesuai dengan tingkat kepentingan dari konsumen. Oleh karena itu, atribut-atribut tanaman hias Anthurium yang berada pada kuadran ini perlu mempertahankan. Adapun atribut-atribut tanaman hias Anthurium yang perlu dipertahankan bentuk daun, ukuran daun, penampilan tanaman, citra yang dibawa tanaman hias dan lokasi pembelian. Bentuk daun umumnya konsumen menyukai bentuk daun yang sedikit lebar karena bentuk daun Anthurium yang mereka sukai adalah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Bentuk daun Anthurium yang bergelombang bagi konsumen cukup menarik.
Ukuran daun cukup dijadikan atribut yang penting bagi konsumen. Untuk ukuran sedang yaitu sekitar 20-30 cm yang banyak dipilih oleh konsumen karena jenis Anthurium yang banyak dikembangkan adalah jenis daun dengan ukuran seperti itu. Informasi yang diperoleh dari konsumen mengenai ukuran berdasarkan pengamatan langsung saat konsumen memilih tanaman hias Anthurium dan konsumen mengidentifikasikan ukuran sesuai selera mereka. Konsumen lebih menyukai tanman yang bentuk daun sedang atau tergantung dari koleksi jenis Anthurium yang telah dimiliki serta disesuaikan denagn tempat penyimpanan di tempat tinggal masing-masing konsumen. Penampilan tanaman salah satu variabel yang sifatnya penting dalam komponene yang ada pada bisnis tanaman hias. Ketidakmampuan meningkatkan serta mengembangkan kualitas pada variabel ini akan berdampak pada pembelian konsumen. Konsumen menganggap bahwa variabel ini penting sehingga tingkat kepuasan terpenuhi. Pemilihan indukan yang baik serta perawatan yang intensif membuat tanaman hias yang dipasarkan mempunyai kualitas yang baik. Citra tang dibawa oleh tanaman hias Anthurium sangat diperhatikan oleh konsumen karena atribut inilah menjadi salah satu yang penting dalam pengambilan keputusan konsumen membeli tanaman hias Anthurium. Simbol status bagi pembeli di masyarakat yang masih melekat dengan memiliki tanaman hias Anthurium khususnya bagi para hobbies memberikan kesan mewah dan eksklusif bagi pemiliknya menjadi daya tarik tersendiri. Lokasi pembelian, hal ini terkait dengan sisi efisiensi dan kemudahan konsumen dalam menjangkau lokasi yang mungkin dapat berpengaruh juga terhadap peningkatan intensitas pembelian konsumen. Lokasi nursery sangat strategis, dilihat dari aksesnya kareba terletak di jalan alternatif penghubung jalan tol dengan jalan protokol sehingga mempermudah bagi konsumen dari Jabodetabek dan luar Jabodetabek. Selain itu lokasi nursery bergabung dengan SPBU mempermudah dalam hal pencarian lokasi. 7.2.3 Kuadran III (Prioritas Rendah) Atribut yang berada dalam kuadran III ini adalah suatu atribut yang berada pada tingkat rendah. Adapun atribut-atribut tanaman hias Anthurium yang termasuk dalam kuadran ini antara lain adalah tekstur daun dan harga.
Tekstur daun yang disukai konsumen umumnya tekstur yang tebal karena tanaman hias Anthurium yang bertekstur tebal memiliki daya tahan yang baik. Namun atribut tekstur daun hampir semua konsumen kurang mengerti akan tekstur dari daun dan menurut mereka yang terpenting adalah bentuk daun dan penampilan tanaman tersebut. Harga Anthurium sedang menurun sehingga harus ada kesesuaian dengan harga yang beredar dipasar. Hal ini karena konsumen menganggap jenis tanaman hias Anthurium sudah mudah didapat dan fenomena Anthurium sudah berlalu. Konsumen yang memiliki penghasilan tinggi dan biasanya mereka tidak mempermasalahkan harga dari tanaman tersebut, yang terpenting mereka membeli karena suka atau menambah koleksi yang belum dimiliki. Pada dasarnya atribut tersebut memerlukan perbaikan terhadap kinerjanya walaupun konsumen menilai tingkat kepentingannya rendah. Hal ini akan lebih baik jika dilakukan perbaikan karena kemungkinan besar pada masa mendatang tingkat kepentingan konsumen akan atribut ini dapat berubah dan mengalami peningkatan. 7.2.4 Kuadran IV (Cenderung Berlebihan) Pada kuadran IV tidak terdapat atribut tanaman hias Anthurium, hal ini menggambarkan konsumen puas sehingga konsumen menilai kinerja pada atribut ini terlalu berlebihan tidak ada. 7.3 Indeks Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index) Indeks kepuasan konsumen merupakan metode yang menggunakan indeks untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen berdasarkan atribut-atribut tertentu. Indek kepuasan konsumen terhadap atribut tanaman hias Anthurium. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa nilai indeks kepuasan konsumen sebesar 71,66 persen (0,7166). Nilai ini berada pada rentang indeks kepuasan antara 0,51 sampai dengan 0,75 yang berarti konsumen puas terhadap atribut-atribut tanaman hias
Anthurium.
Perhitungan
dalam
indeks
kepuasan
konsumen
mempertimbangkan nilai kepentingan suatu atribut dalam menentukan tingkat kepuasan atribut tersebut, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada tingkat
kepuasan total konsumen tanaman hias Anthurium. Data lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Perhitungan Indeks Kepuasan Konsumen Rata-rata Atribut tanaman hias
skor
Anthurium
kepentingan (RSP)
Faktor bobot (FB) (RSP/29,13)
Rata-rata
Skor
Skor
pembobot
kinerja
(SB)
(RSK)
(FBxRSK)
Bentuk daun
3,70
0,13
3,27
0,41
Jenis tanaman
3,53
0,12
2,43
0,30
Ukuran daun
3,15
0,11
2,97
0,32
Tekstur daun
3,45
0,08
2,25
0,18
Penampilan tanaman
3,57
0,12
3,08
0,37
3,58
0,12
3,10
0,38
Harga
2,45
0,08
2,40
0,20
Lokasi pembelian
3,50
0,12
3,45
0,41
Promosi
3,43
0,12
2,48
0,29
Jumlah
29,13
1,00
25,43
WAT= 2,87
Citra yang dibawa oleh tanaman hias
Indek Kepuasan Konsumen = (WAT/4)*100 = 71,66% Catatan: Nilai sudah dibulatkan dengan dua angka di belakang koma.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan Hasil analisis-analisis yang telah disajikan maka dapat disimpulkan bahwa konsumen tanaman hias Anthurium sebagian besar berusia 41-45 tahun yang telah berkeluarga, berpendidikan tinggi, pendapatan lebih dari lima juta rupiah yang bekerja sebagai pegawai swasta dan wiraswasta. Sumber informasi bagi konsumen mengenai tanaman hias Anthurium diperoleh dari media cetak. Faktor awal yang dipertimbangkan adalah jenis tanaman hias Anthurium. Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis (IPA) terdapat satu atribut yang menjadi prioritas utama yaitu jenis tanaman dan promosi. Atributatribut tanaman hias Anthurium yang perlu dipertahankan adalah bentuk daun, ukuran daun, penampilan tanaman, citra yang dibawa tanaman hias dan lokasi. Serta prioritas rendah yang diperbaiki yaitu tekstur daun dan harga. Nilai Indeks Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index) adalah sebesar 71,66 persen atau 0,7166 yaitu berada pada range 0,51-0,75. Dengan demikian, tanaman hias Anthurium di PT, Oasis Sentul Nursery dapat dikatakan sudah memuaskan konsumen. 8.2 Saran Saran yang perlu diperhatikan oleh sehingga tingkat preferensi konsumen meningkat antara lain: 1. Melakukan perbaikan atau peningkatan lagi kinerja pada atribut jenis tanaman hias Anthurium karena atribut ini menjadi prioritas utama konsumen membeli tanaman hias Anthurium dengan cara memperbanyak penyilangan jenis yang berbeda sehingga mendapatkan jenis baru (Anthurium hibrida). 2. Promosi penjualan lewat website perlu dilakukan sehingga membuka peluang pasar yang lebih luas lagi bahkan sampai keluar negeri dan membutuhkan dana yang murah dibandingkan iklan melalui media cetak. Promosi ini dilakukan dengan membuat website nursery yang berisi profil secara umum dan produk-produk yang ada di nursery. Dilihat dari karakteristik konsumen tanaman hias yang mendominasi memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi dan sudah terbiasa mengakses atau menggunakan internet. Sehingga fasilitas kemudahan media promosi seperti internet perlu dimanfaatkan 3. Penentuan standarisasi harga tanaman hias Anthurium yang jelas dan bersaing oleh nursery sehingga masih dipercaya oleh konsumen sebagai pilihan tempat pembelian tanaman hias.
DAFTAR PUSTAKA Anggrayni, Novita. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Usaha Tanaman Hias. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Anteng. 1999. Preferensi Konsumen Terhadap Komoditi Bunga Potong Sedap Malam (Polianthes Tubernas L.) Berwarna. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Anwar, Bustanul. 2007. Analisis Preferensi Konsumen terhadap Ikan Hias Air Tawar (Studi Kasus di Kota Bogor). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2005. Monografi Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Bogor. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2006. Monografi Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Bogor. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2007. Monografi Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. Bogor. Effendie, Kusumah 1994. Tataniaga dan Perilaku Konsumen Bunga Potong. Buletin Penelitian Tanaman Hias No. 2 (2). Jakarta. Engel, J. F. R. D., Blackwell dan Miniard, P. W. 1995. Perilaku Konsumen. Terjemahan. Jilid I. Edisi VII. Binarupa Aksara. Jakarta. Griffin, R. W. dan Ebert, R. J. 2003. Dasar-dasar Bisnis. Terjemahan. Edisi Keenam. Prenhallindo. Jakarta. http://id.wikipedia.org. Anthurium. Artikel. http://www.agrina-online.com. Anthurium Tanaman Fenomenal. Artikel. http://www.asbindo.org. Penjualan Tanaman Hias 2006-2007. 2008. http://www.republika.co.id. Bermimpi Bersama Anthurium. Rublik. Kotler, P. dan Armstrong, G. 1995. Marketing Management. Terjemahan. Edisi Keenam. CV Intermedia. Jakarta. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Intermedia. Jakarta.
Terjemahan. Edisi Revisi. Jilid I.
Kotler, Philip. dan Kartajaya, H. 2002. Repositioning Asia from Bubble to Sustainable Economy. Terjemahan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Nasir, M. 1999. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Rahmawati, 2006. Preferensi Konsumen terhadap Anggrek Dendrobium Pot di Taman Anggrek Indonesia Permai di Jakarta dan Taman Anggrek Ragunan Jakarta Selatan. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ratnasari, Juwita. 2008. Galeri Tanaman Hias Daun. Cetakan 1. Penebar Swadaya. Jakarta. Simamora, B. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka. Jakarta. Sofiani, 2008. Preferensi Konsumen terhadap Aglonema Hibrida Lokal (Kasus Konsumen Nursery D5 Hijau Asri Flora, Jakarta Selatan). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Penerbit Ghalia Indonesia dan MMA-IPB. Jakarta. Tjiptono, F. 2002. Strategi Pemasaran. Edisi II. ANDI. Yogyakarta. Tono. 2002. Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Atribut Tanaman Hias Dalam Ruangan (Indoor Plants) di Kota Bogor. Skripsi. Jurusan IlmuIlmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.