ANALISIS PERUBAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH, KESESUAIAN PENGALOKASIAN RUANG, DAN NILAI LAND RENT DI KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
ROBI NOVRIZANJAYA
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2013
Robi Novrizanjaya NIM A14080018
iv
ABSTRAK ROBI NOVRIZANJAYA.Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Dibimbing oleh ASDAR ISWATI dan KHURSATUL MUNIBAH. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Bogor tahun 2011-2031 merupakan penyempurnaan dari RTRW tahun 1999-2009 untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007. Kecamatan Bogor Selatan merupakan kecamatan yang fungsi utamanya sebagai kawasan budidaya. Oleh karena itu, tujuan penelitian di wilayah ini adalah (1) mengetahui jenis penggunaan lahan, (2) menganalisis perubahan alokasi ruang pada RTRW tahun 1999-2009 menjadi RTRW tahun 2011-2031, (3) menganalisis kesesuaian pengalokasian ruang berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031, dan (4) menganalisis nilai land rent penggunaan lahan untuk perdagangan, permukiman, dan pertanian. Jenis penggunaan lahan di Kecamatan Bogor Selatan dari yang terluas adalah permukiman, kebun campuran, ladang, sawah, permukiman rumah mewah, lahan terbuka, semak belukar, tempat pemakaman umum (TPU), situ, perdagangan dan jasa, industri, sungai, lapangan olahraga, dan pemerintahan.Alokasi ruang RTRW tahun 1999-2009 dalam RTRW tahun 2011-2031 berubah dari kawasan budidaya (100%) menjadi kawasan lindung (8.3%) dan budidaya (91.7%). Kawasan lindung terdiri dari sempadan infrastruktur dan sempadan sungai. Dalam RTRW tahun 2011-2031 terjadi peningkatan luas perencanaan pada kawasan pertanian, industri, dan tempat pemakaman umum (TPU). Penurunan luas perencanaan terdapat pada kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, pemerintahan, dan ruang terbuka hijau (RTH). Kesesuaian pengalokasian ruang di Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 pada kawasan pertanian (88%), permukiman (98%), perdagangan dan jasa (45%), industri (33%), pemerintahan (46%), RTH (83%), dan TPU (63%). Kesesuaian pengalokasian ruang berdasarkan RTRW tahun 2011-2031 pada kawasan pertanian (95%), permukiman (94%), perdagangan dan jasa (52%), industri (58%), pemerintahan (41%), RTH (97%), dan TPU (88%). Rata-rata nilai land rentdi Kecamatan Bogor Selatan untuk perdagangan Rp. 633.312 /m2/tahun, untuk permukiman Rp. 16.298 /m2/tahun, dan untuk pertanian Rp. 7.932 /m2/tahun.
Kata kunci: rencana tata ruang wilayah, kesesuaian pengalokasian ruang, land rent
vi
ABSTRACT ROBI NOVRIZANJAYA. Analysis of Regional Spatial Planning Changes, Suitability of Spatial Allocation and Land Rent in the Southern District of Bogor, Bogor City. Supervised by ASDAR ISWATI and KHURSATUL MUNIBAH. Spatial planning of Bogor City by years 2011-2031 is a refinement of the 1999-2009’s Spatial Planning to adjust with 26thsummon of 2007. Southern District of Bogoris functioning as an area of cultivation. Therefore, the aim of this study were (1) to know the type of land use, (2) to analyze the changes in the allocation of space on 1999-2009 to 2011-2031 Spatial Planning, (3) to analyze the suitability of space utilization based on 1999-2009 and 2011-2031 Spatial Planning, and (4) to analyze the value of land rent for trade, settlement, and agriculture.Types of land use in Southern District of Bogor beginning by the most extent are residential, garden, farms, fields, residential real estate, bushes, cemetery, lake, trade and services, industrial estates, river, sport fields, and government office. Allocation of space on 1999-2009 in 2011-2031’s Spatial Planning changed from cultivated areas (100%) to protected areas (8.3%) and cultivated areas (91.7%). Protected areas included by infrastructure border and river border. There was an increasing vast of Spatial Planning on agricultural, industrial estates, and cementery areas. Besides, there was a decreasing vast of Spatial on residential, trade and services, government office, and green space areas. Suitability of space utilization in Southern District of Bogor based on 1999-2009’s Spatial Planning are agricultural (88%), residential (98%), trade and services (45%), industrial estates (33%), government office (46%), green space (83%), and cemetery (63%). Suitability of space utilization in Southern District of Bogor based on 2011-2031’s Spatial Planning are agricultural (95%), residential (94%), trade and services (52%), industrial estates (58%), government office (41%), green space (97%), and cemetery (88%). The average value of land rent for trade and services Rp. 633.312 /m2/year, residential Rp. 16.298 /m2/year, and agricultural Rp. 7.932 /m2/year.
Key words: spatial planning, allocation of space suitability, land rent
ANALISIS PERUBAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH, KESESUAIAN PENGALOKASIAN RUANG, DAN NILAI LAND RENT DI KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR
ROBI NOVRIZANJAYA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
viii
Judul Skripsi : Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor Nama : Robi Novrizanjaya NIM : A14080018
Disetujui oleh
Dr Ir Asdar Iswati, MS Pembimbing I
DrKhursatul Munibah, MSc Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Syaiful Anwar, MSc Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
x
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2012 sampai Desember 2012 berjudul Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. Asdar Iswati, MS dan Dr. Khursatul Munibah, MSc selaku dosen pembimbing atas bimbingan, saran, dan kritik selama berlangsungnya penelitian hingga penyelesaian skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Dr. Ir Syaiful Anwar, MSc selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini, kedua orang tua, seluruh keluarga, serta Velicia Desyana Rakhmadina, Rosinta Br Sitepu dan Chaida Chairunnisa atas doa, motivasi, saran, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2013 Robi Novrizanjaya
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
ix x x
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan TempatPenelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian Tahap Persiapan Pemetaan Penggunaan Lahan Analisis Perubahan AlokasiRuang RTRW dan Kesesuaian Pengalokasian Ruang Pengumpulan Data Land Rent Analisis Nilai Land Rent HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Lahan di Kecamatan Bogor Selatan Analisis Perubahan AlokasiRuang pada RTRW Tahun 1999-2009 Menjadi RTRW Tahun 2011-2031 Kesesuaian Pengalokasian Ruang di Kecamatan Bogor Selatan Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW Tahun 1999-2009 Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031 Analisis Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan Nilai Land Rent untuk Perdagangan Nilai Land Rent untuk Pemukiman Nilai Land Rent untuk Pertanian SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 5 6 7 7 9 15 15 19 23 23 24 26 27 27 27 28 29 72
xii
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Jumlah titik sampel di kawasan pemukiman pada setiap kelurahan Jumlah titik sampel di kawasan perdagangan pada setiap kelurahan Luas penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan Luas alokasi ruang di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 Luas kawasan pertanian pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 Luas kawasan pemukiman pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 Luas kawasan perdagangan dan jasa di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 Luas kawasan industri di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatandalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 Luas kawasan pemerintahan di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 Luas kawasan ruang terbuka hijau di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 Luas kawasan TPU di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkanRTRW tahun 1999-2009 Luas penggunaan kawasan pemukiman yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 Luas penggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 Luas penggunaan kawasan pemerintahan yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 Luas penggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkanRTRW tahun 2011-2031 Luas penggunaan kawasan pemukiman yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 Luas pengggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 Luas pengggunaan kawasan pemerintahan yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031
5 5 8 11 11 12
13 13 14 15 15 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22
24 Luas pengggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 25 Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 26 Rata-rata nilai land rentuntuk perdagangan di kawasan perdagangan dan pemukiman 27 Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di setiap kelurahan 28 Rata-rata nilai land rentuntuk perdagangan berdasarkan jenis usaha 29 Rata-rata nilai land rent untuk pemukiman di kawasan pemukiman perdagangan, dan pertanian 30 Rata-rata nilai land rent untuk pemukiman di setiap kelurahan 31 Rata-rata nilai land rent untuk pertanian
22 22 23 23 24 25 25 26
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4
Peta administrasi lokasi penelitian Bagan alir penelitian Peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999-2009 Peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011-2031
2 4 10 `10
DAFTAR LAMPIRAN 1
Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan pertanian Kecamatan Bogor Selatan 2 Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data landrent di kawasan perdagangan Kecamatan Bogor Selatan 3 Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data landrent di kawasan pemukiman Kecamatan Bogor Selatan 4 Kuesioner pengumpulan data land rent 5 Peta sebaran sampling land rent di kawasanperdagangan :(a)Kel.Genteng;(b) Kel. Harjasari; (c) Kel. Kertamaya;(d) Kel.Mulyaharja; (e) Kel. Pamoyanan 6 Peta sebaran sampling land rent di kawasan pemukiman : (a) Kel. Bojongkerta; (b) Kel. Mulyaharja; (c) Kel. Pamoyanan;(d) Kel. Rancamaya 7 Peta sebaran sampling land rent di kawasan pertanian, Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan 8 Data input dan ouput land rent di kawasan perdagangan 9 Data input dan ouput land rent di kawasan pemukiman 10 Data input dan ouput land rent di kawasan pertanian 11 Peta perubahan alokasi ruang kawasan pertanian di Kecamatan BogorSelatan 12 Peta perubahan alokasi ruang kawasan pemukiman di KecamatanBogor Selatan
30 31 35 40
45
47 49 50 55 59 61 61
xiv 13 Peta perubahan alokasi ruang kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Bogor Selatan 14 Peta perubahan alokasi ruang kawasan industri di Kecamatan Bogor Selatan 15 Peta perubahan alokasi ruang kawasan pemerintahan di Kecamatan Bogor Selatan 16 Peta perubahan alokasi ruang kawasan RTH di Kecamatan Bogor Selatan 17 Peta perubahan alokasi ruang kawasan TPU di Kecamatan Bogor Selatan 18 Peta penggunaan kawasan pertanian dalam RTRW tahun 1999-2009 19 Peta penggunaan kawasan pemukiman dalam RTRW tahun 19992009 20 Peta penggunaan kawasan perdagangan dan jasa dalam RTRW tahun 1999-2009 21 Peta penggunaan kawasan industri dalam RTRW tahun 1999-2009 22 Peta penggunaan kawasan pemerintahan dalam RTRW tahun 19992009 23 Peta penggunaan kawasan RTH dalam RTRW tahun 1999-2009 24 Peta penggunaan kawasan TPU dalam RTRW tahun 1999-2009 25 Peta penggunaan kawasan pertanian dalam RTRW tahun 2011-2031 26 Peta penggunaan kawasan pemukiman dalam RTRW tahun 20112031 27 Peta penggunaan kawasan perdagangan dan jasa dalam RTRW tahun 2011-2031 28 Peta penggunaan kawasan industri dalam RTRW tahun 2011-2031 29 Peta penggunaan kawasan pemerintahan dalam RTRW tahun 20112031 30 Peta penggunaan kawasan RTH dalam RTRW tahun 2011-2031 31 Peta penggunaan kawasan TPU dalam RTRW tahun 2011-2031
62 62 63 63 64 64 65 65 66 66 67 67 68 68 69 69 70 70 71
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Bogor tahun 2011-2031 merupakan penyempurnaan dari RTRW tahun 1999-2009 untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu keterpaduan, keserasian dan keseimbangan. Perubahan kebijakan tersebut akan mempengaruhi bentuk penggunaan lahan, terutama kesesuaian penggunaan lahan pada kawasan yang ditetapkan dalam RTRW. Keterpaduan, keserasian, dan keseimbangan sangat penting dalam upaya meningkatkan sinergi, efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pembangunan yang dalam pelaksanaannya menjadi acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam melaksanakan fungsinya masing-masing dalam mengisi pembangunan (Ernawi 2007). Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya akan menimbulkan bencana dalam suatu ekosistem wilayah secara luas. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya dapat disebabkan oleh tingginya nilai land rent. Kondisi ini memicu terjadinya alih fungsi lahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rustiadi (2001) yang mengemukakan bahwa economic land rent menjadi faktor penentu apresiasi pasar atas lahan. Kecamatan Bogor Selatan merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama sebagai kawasan budidaya yang direncanakan berdasarkan potensi lahannya (Bappeda 2011). Karena fungsi utamanya sebagai kawasan budidaya maka aktivitas-aktivitas budidaya di berbagai sektor akan begitu tinggi, sehingga berpengaruh terhadap bentuk penggunaan lahan, kesesuaian pengalokasian ruang, dan nilai land rent.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui jenis penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan 2. Menganalisis perubahan alokasi ruang pada RTRW tahun 1999-2009 menjadi RTRW tahun 2011-2031 Kecamatan Bogor Selatan 3. Menganalisis kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 4. Menganalisis nilai land rent penggunaan lahan untuk perdagangan, pemukiman, dan pertanian di Kecamatan Bogor Selatan
2
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Desember 2012. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah administrasi Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1. Analisis data dilaksanakan di Laboratorium Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB).
Gambar 1. Peta administrasi lokasi penelitian
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011, peta administrasi Kecamatan Bogor Selatan, dan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999–2009 dan tahun 2011-2031. Citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan diperoleh dari Departemen Pertanian, sedangkan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan diperoleh dari Bappeda Kota Bogor. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS), perangkat keras berupa komputer dan kamera, serta perangkat lunak berupa Arc Gis versi 9.3 dan Microsoft Office.
3 Pelaksanaan Penelitian Bagan alir penelitian disajikan pada Gambar 2. Pelaksanaan penelitian terdiri dari lima tahap kegiatan, yaitu : (1) persiapan, (2) pemetaan penggunaan lahan, (3) analisis perubahan alokasi ruang RTRW dan kesesuaian pengalokasian ruang, (4) pengumpulan data land rent, dan (5) analisis nilai land rent. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan dilakukan pengumpulan data dan koreksi geometrik. Data yang dikumpulkan berupa citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011, peta administrasi Kecamatan Bogor Selatan, dan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999-2009 dan tahun 2011-2031. Koreksi geometrik dilakukan pada citra Worldview dan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan. Koreksi geometrik digunakan untuk menghilangkan distorsi geometrik pada citra dan mendapatkan hubungan antara sistem koordinat citra (baris,kolom) denganproyeksi peta. Sistem koordinat yang digunakan yaitu WGS 1984 UTM Zone 48S, dikarenakan proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) Indonesia masuk di dalam zona 46-54 (Prasetyo 2011) dan Kota Bogor berada pada zona 48. Pemetaan Penggunaan Lahan Interpretasi penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan dari citra Worldview dilakukan secara visual pada layar monitor dengan pendekatan unsur–unsur interpretasi. Unsur-unsur interpretasi yang digunakan adalah rona, ukuran, bentuk, tekstur, pola, situs, dan asosiasi. Interpretasi penggunaan lahan pada citra dilakukan dengan menggunakan software Arc Gis 9.3. Sebelum melakukan interpretasi citra, terlebih dahulu dilakukan pembuatan file berupa shapefile polygon dan polyline melalui Arc Catalog pada software ArcGis 9.3. Shapefile polygon digunakan untuk melakukan penarikan batas/penentuan objek-objek yang berbentuk area atau luasan seperti sawah, kolam, pemukiman, batas kelurahan, dan lain-lain. Shapefile polyline digunakan untuk penarikan batas/penentuan objek-objek yang berbentuk garis memanjang seperti jalan, rel kereta api, pipa air, dan lain-lain. Analisis Perubahan Alokasi Ruang RTRW dan Kesesuaian Pengalokasian Ruang Analisis perubahan RTRW Kecamatan Bogor Selatan dilakukan dengan menumpang tindihkan antara peta RTRW tahun 1999-2009 dengan peta RTRW tahun 2011-2031. Sementara itu, analisis kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan dilakukan dengan cara menumpang tindihkan antara peta penggunaan lahan tahun 2011 dengan peta RTRW tahun 1999 – 2009 dan peta RTRW tahun 2011-2031 Kecamatan Bogor Selatan. Proses tumpang tindih dilakukan dengan menggunakan software ArcGis 9.3.
4
4
Citra Worldview Kec. Bogor Selatan tahun 2011
Software ArcGis 9.3
Koreksi geometri Pemetaan Penggunaan Lahan Peta penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011
RTRW tahun 2011-2031 Kec. Bogor Selatan
RTRW tahun 1999-2009 Kec. Bogor Selatan Overlay
Kesesuaian pengalokasian ruang berdasarkan RTRW tahun 1999-2009
Overlay
Perubahan alokasi ruang RTRW Kec. Bogor Selatan
Overlay
Kesesuaian pengalokasian ruang berdasarkan RTRW tahun 2011-2031
Titik pengumpulan data land rent : - kawasan perdagangan - kawasan pemukiman - kawasan pertanian \ Pengumpulan data land rent Analisis land rent
Nilailand rent : - kawasan perdagangan - kawasan pemukiman - kawasan pertanian \
Gambar 2. Bagan alir penelitian
5 Pengumpulan Data Land Rent Pengumpulan data land rent didasarkan pada kesesuaian pengalokasian ruang pada RTRW tahun 2011-2031. Pengumpulan data land rent dilakukan pada penggunaan lahan perdagangan, pemukiman, dan pertanian. Lokasi pengumpulan data dilaksanakan di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian yang penggunaannya sesuai dan tidak sesuai dengan pola ruang yang telah ditetapkan. Jumlah lokasi pengumpulan data land rent ditentukan berdasarkan 30% jumlah total kelurahan yang memiliki luas terbesar penggunaan lahan sesuai RTRW. Jumlah titik sampel di setiap kelurahan yang dipilih ditentukan berdasarkan 30% luas penggunaan lahan sesuai RTRW dan tidak sesuai RTRW. Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data disajikan pada Lampiran 1, 2, dan 3. Jumlah lokasi dan titik sampel penggunaan lahan yang diambil di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian, sebagai berikut : 1. Kawasan Perdagangan Kawasan perdagangan terletak di lima belas kelurahan, sehingga data land rent dikumpulkan pada lima kelurahan yaitu Kelurahan Genteng, Harjasari, Kertamaya, Mulyaharja, dan Pamoyanan. Jumlah titik sampel di lima kelurahan tersebut disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah titik sampel di kawasan perdagangan pada setiap kelurahan No. 1. 2. 3. 4. 5. Total
Kelurahan Genteng Harjasari Kertamaya Mulyaharja Pamoyanan
Jumlah Titik Sampel Sesuai RTRW Tidak Sesuai RTRW 3 2 4 5 5 2 5 6 6 6 23 21
2. Kawasan Pemukiman Kawasan pemukiman terletak di sebelas kelurahan, sehingga data land rent dikumpulkan pada empat kelurahan, yaitu Kelurahan Bojongkerta, Mulyaharja, Pamoyanan, dan Rancamaya. Jumlah titik sampel di empat kelurahan tersebut disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah titik sampel di kawasan pemukiman pada setiap kelurahan No. 1. 2. 3. 4. Total
Kelurahan Bojongkerta Mulyaharja Pamoyanan Rancamaya
Jumlah Titik Sampel Sesuai RTRW Tidak Sesuai RTRW 10 14 15 9 48
2 2 2 2 8
3. Kawasan Pertanian Kawasan pertanian hanya terletak di satu kelurahan, yaitu Kelurahan Cikaret, sehingga data land rent dikumpulkan pada kelurahan ini. Jumlah titik sampel di kawasan pertanian untuk penggunaan pertanian sebanyak delapan titik dan untuk penggunaan pemukiman sebanyak dua titik.
6 Pengumpulan data land rent di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian menggunakan alat bantu kuesioner. Kuesioner pengumpulan data land rent disajikan pada Lampiran 4. Sementara, peta sebaran sampling land rent di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian disajikan pada Lampiran 5, 6, dan 7. Data input dan ouput land rent di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian disajikan pada Lampiran 8, 9, dan 10. Analisis Nilai Land Rent Analisis nilai Nilai land rent dari penggunaan lahan dihitung dengan menggunakan rumus LR = Y (m-c) – Y.t.d, dengan : LR = land rent (Rp/m2/tahun) Y = output per unit lahan (kg/m2) m = harga satuan output (Rp/kg) c = biaya produksi per satuan output (Rp/kg) t = biaya transportasi per satuan output (Rp/kg/ km) d = jarak antara lokasi produksi dengan pusat pasar (km)
7
HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Lahan di Kecamatan Bogor Selatan Hasil interpretasi penggunaan lahan dari citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011 disajikan pada Gambar 3. Jenis penggunaan lahan di wilayah ini meliputi permukiman, kebun campuran, ladang, sawah, permukiman rumah mewah, lahan terbuka, semak belukar, TPU, situ, perdagangan dan jasa, industri, sungai, lapangan olahraga, dan pemerintahan.
Gambar 3. Peta penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan Luas penggunaan lahan di Kecamatan Bogor Selatan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa penggunaan lahan terluas untuk permukiman dan terkecil untuk pemerintahan. Luasnya penggunaan lahan untuk permukiman dikarenakan peningkatan jumlah penduduk yang terjadi setiap tahun. Sesuai data BPS Kota Bogor (2010), pertambahan penduduk di Kecamatan Bogor Selatan dari tahun 2006-2010 meningkat 20% yaitu sebanyak 181.392 jiwa. Rendahnya penggunaan lahan untuk pemerintahan dikarenakan pusat pemerintahan Kota Bogor adalah di Kecamatan Bogor Tengah, sehingga proporsi penggunaan lahan untuk pemerintahan di Kecamatan Bogor Selatan hanya sedikit.
8
8 Tabel 3. Luas penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan Ladang
Sawah
Lahan Terbuka 2.4 8.7 3.6 3.5
4.0 5.6 2.9 0.7
Total (Ha)
1. 2. 3. 4.
Batu Tulis Bojongkerta Bondongan Cikaret
60.2 52.9 74.7 71.3
6.5 109.4 1.6 15.8
55.8 15.5
13.3 64.8
5. 6. 7. 8. 9. 10.
23.5 56.3 37.6 61.2 27.0 45.5
35.9 1.4 32.7 23.9 1.1 20.6
35.7 30.5 38.2 76.4 26.4
4.1 -
16.5 25.3 36.5
3.3 4.1 9.2 2.3 82.4 1.9
3.1 4.8 0.7 59.0 -
27.4 13.3 57.4 -
2.3 38.1 -
2.8 9.7 0.6 0.5 0.9
0.4 7.9 6.0
3.3 3.9 3 0.3 0.2
0.3 2.9
0.3 1.3 0.1
148.7 93.4 178.5 138.8 309.6 141
11. 12.
Cipaku Empang Genteng Harjasari Kertamaya Lawang Gintung Muarasari Mulyaharja
46.5 96.0
31.6 103.1
24.9 65.2
2.3 157.2
0.5 69.4
1.6 17.2
1.0 8.7
-
-
1.2
1.3 -
-
0.5 -
-
110.2 518
13. 14. 15.
Pakuan Pamoyanan Rancamaya
33.6 38.7 54.3
117.3 115.1
25.6 30.8 47.2
1.8 134.8 28.7
21.4 39.7 19.7
9 25.2
27.5 3.8
-
-
1.0 1.5
1.7 -
-
-
-
82.4 400.5 295.5
16.
Rangga Mekar Total (Ha)
35.8
29.7
39.3
2.7
15.3
4.3
2.4
-
-
0.8
2.1
5.5
-
-
137.9
815.1
639.6
511.5
409.6
252.3
178.7
124.3
104.2
40.3
33.9
23.2
18.4
6.2
1.7
3159.0
Kelurahan
Kebun Campuran
Luas (Ha) Semak TPU Belukar
Permukiman Rumah Mewah 1.3 2.5 4.2 -
No.
Permukiman
Situ
Perdagangan dan Jasa
Industri
Sungai
Lap Olahraga
Pemerintahan
6.1 -
-
3.2 0.6 6.2 4.9
3.9 -
2.3 -
1.6 0.9
-
86.0 254.3 93.2 177.4
9 Penggunaan lahan untuk permukiman dan permukiman rumah mewah terluas di Kelurahan Mulyaharja karena lokasinya yang dekat dengan taman wisata The Jungle Bogor dan pusat perdagangan. Kebun campuran terluas di Kelurahan Pamoyanan dan ladang terluas di Kelurahan Kertamaya diduga karena mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Sawah terluas di Kelurahan Mulyaharja karena dipengaruhi kondisi geografis kelurahan yang didominasi lereng datar sampai landai (2-15%) dan dilewati anak sungai Cisadane. Lahan terbuka dan semak belukar terluas di Kelurahan Kertamaya karena dipengaruhi kondisi geografis kelurahan yang didominasi lereng yang curam (25-40%) (Kecamatan Bogor Selatan dalam Angka 2010). Tempat pemakaman umum terluas di Kelurahan Genteng karena terdapat kawasan tempat pemakaman umum di kelurahan tersebutdan lapangan olahraga terluas di Kelurahan Lawang Gintung. Penggunaan lahan untuk pemerintahan, perdagangan dan jasa terluas di Kelurahan Empang karena letak kelurahan ini yang strategis, berada di dekat jalan arteri sekunder Kota Bogor dan berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah yang menjadi pusat aktivitas masyarakat Kota Bogor. Industri terluas di Kelurahan Harjasari karena kelurahan ini letaknya juga strategis, berbatasan dengan jalan arteri sekunder yang menghubungkan Kota Bogor dengan Kabupaten Bogor.
Analisis Perubahan Alokasi Ruang pada RTRW Tahun 1999-2009 Menjadi RTRW Tahun 2011-2031 di Kecamatan Bogor Selatan Pola ruang Kecamatan Bogor Selatan di dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 disajikan pada Gambar 4 dan Gambar 5. Luasnya disajikan pada Tabel 4. Gambar 4 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa pola ruang di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW tahun 1999-2009 diarahkan untuk kawasan budidaya (100%). Gambar 5 menunjukkan bahwa di dalam RTRW tahun 2011-2031 pola ruang diarahkan menjadi kawasan budidaya (91.7%) dan lindung (8.3%). Kawasan lindung terdiri dari sempadan infrastruktur dan sungai. Penambahan perencanaan sempadan infrastruktur dikarenakan Kecamatan Bogor Selatan memiliki fungsi utama untuk budidaya (Bappeda 2011), sehingga ditetapkan daerah sempadan untuk melindungi infrastruktur kota. Penambahan perencanaan sempadan sungai dikarenakan kecamatan ini dilewati Sungai Cisadane sehingga ditetapkan daerah sempadan untuk menjaga kelestarian sungai. Tabel 4 menunjukkan bahwa dalam RTRW tahun 2011-2031 terjadi peningkatan luas perencanaan pada kawasan pertanian, industri, dan tempat pemakaman umum (TPU). Penurunan luas perencanaan terdapat pada kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, pemerintahan, dan ruang terbuka hijau (RTH). Peningkatan luas kawasan pertanian diduga karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kecamatan Bogor Selatan adalah bertani. Peningkatan luas untuk kawasan industri diduga untuk upaya meningkatkan perekonomian masyarakat dan pengelolaan sumberdaya alam di kecamatan tersebut. Peningkatan luas kawasan TPU diduga karena Kecamatan Bogor Selatan memiliki kepadatan penduduk paling rendah dibandingkan kecamatan lain, sehingga alokasi lahan untuk TPU masih sangat besar. Sesuai data BPS Kota Bogor (2010), kepadatan
10 penduduk Kecamatan Bogor Selatan sebesar 5.851 jiwa/km2, sementara kecamatan lain mencapai lebih dari 9.000 jiwa/km2.
Gambar 4. Peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999-2009
Gambar 5. Peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011-2031
11 Tabel 4. Luas alokasi ruang di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 Luas No.
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. Total
Alokasi Ruang Kawasan Budidaya Pertanian Permukiman KDB Rendah Kepadatan Rendah Kepadatan Sedang Kepadatan Tinggi Perdagangan dan Jasa Industri Pemerintahan Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau / Taman / Lapangan Olahraga Tempat Pemakaman Umum
Kawasan Lindung 1. Sempadan Infrastruktur 2. Sempadan Sungai Total
RTRW 1999-2009 Ha %
RTRW 2011-2031 Ha %
65.6 564.5 1997.6 416.3 10.3 42.6 192.7
2.0 17.1 60.4 12.6 0.3 1.3 5.8
69.0 2300.4 54.2 43.2 300.7 26.0 11.6 15.3 -
2.1 71.0 1.7 1.3 9.3 0.8 0.4 0.5 -
16.2 3305.8
0.5 100
149.8 2970.2
4.6 91.7
-
-
172.3 98.7 271.0
5.3 3.0 8.3
Penurunan luas perencanaan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa diduga karena adanya penambahan kawasan lindung, sehingga proporsi budidaya yang sebelumnya paling dominan seperti permukiman, perdagangan dan jasa dikurangi. Penurunan luas perencanaan kawasan ruang terbuka hijau (RTH) diduga karena kecamatan ini memilki kepadatan penduduk yang rendah, sehingga alokasi RTH lebih diutamakan di kecamatan lain yang memiliki kepadatan penduduk lebih tinggi. Di dalam RTRW tahun 2011-2031 terjadi perubahan letak kawasan pertanian dari Kelurahan Mulyaharja ke Kelurahan Cikaret. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 11. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 5. Perubahan letak terjadi karena selama tahun 1999-2009 banyak terjadi perubahan penggunaan pertanian menjadi permukiman di Kelurahan Mulyaharja. Tabel 5. Luas kawasan pertanian pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 No. 1. 2.
RTRW 1999-2009 2011-2031
Letak kawasan Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Cikaret
Luas (ha) 65.6 69
Kawasan permukiman dalam RTRW tahun 2011-2031 dikelompokkan lebih detil dibandingkan dalam RTRW 1999-2009 karena untuk mempermudah mengukur kepadatan jiwa di setiap kelurahan. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 menunjukkan bahwa kawasan permukiman dalam RTRW tahun 1999-2009 terluas di Kelurahan Kertamaya dan terkecil di Kelurahan Batu Tulis. Di dalam RTRW tahun 2011-2031 terluas di Kelurahan Mulyaharja dan terkecil di Kelurahan Batu Tulis. Luasnya perencanaan kawasan
12 permukiman di Kelurahan Kertamaya dan Mulyaharja karena lokasi kelurahan yang strategis, dekat dengan akses jalan arteri sekunder Kota Bogor, taman wisata Jungle Bogor dan pusat perdagangan Kecamatan Bogor Selatan. Rendahnya luas perencanaan di Kelurahan Batu Tulis karena kelurahan ini lebih diutamakan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. . Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 12 Tabel 6. Luas kawasan permukiman pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 Luas dalam RTRW (Ha) No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Total
Kelurahan
Batu Tulis Bojongkerta Bondongan Cikaret Cipaku Empang Genteng Harjasari Kertamaya Lawang Gintung Muarasari Mulyaharja Pakuan Pamoyanan Rancamaya Rangga Mekar
Tahun 1999-2009 Pemu kiman 39.4 49.9 189 42.7 59.4 58.4 -
KDB rendah 233.6 95.4 97.7 46.8 364.3
43.6 37.6 15.8 45.3 14.6 549.7
Tahun 2011-2031
Total 39.4 233.6 49.9 189.0 138.1 59.4 97.7 95.2 364.3
Kepadatan rendah 31.7 196.9 144.3 94.2 85.2 72.9 283.4
Kepadatan sedang 6.4 56.7 -
Kepadatan tinggi 2.1 41.1 -
Total
2.1
45.7
73.7
-
-
73.7
85.1 348.8 2.0 343.7 221.8 135 1976.3
122.7 364.6 47.3 343.7 221.8 149.6 2562.1
140.6 385.3 87.4 363.4 187.1 145.1 2273.2
54.1
43.2
140.9 385.3 87.4 363.4 187.1 145.1 2397.8
40.2 196.9 41.1 144.3 94.2 56.7 85.2 72.9 283.4
Luas kawasan perdagangan dan jasa pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 menunjukkan bahwa kawasan perdagangan dan jasa dalam RTRW tahun 1999-2009 terluas di Kelurahan Pamoyanan dan terkecil di Kelurahan Batu Tulis. Di dalam RTRW tahun 2011-2031 terluas di Kelurahan Mulyaharja dan terkecil di Kelurahan Bojongkerta. Besarnya luas kawasan ini di Kelurahan Pamoyanan dan Mulyaharja karena kedua kelurahan bersebelahan dan berada di dekat taman wisata The Jungle Bogor dan permukiman real estate BNR. Dalam RTRW tahun 2011-2031 tidak terdapat kawasan perdagangan di Kelurahan Rancamaya. Hal ini dikarenakan lokasi kelurahan yang sangat jauh dari pusat aktivitas masyarakat dan jalan arteri sekunder. Umumnya perdagangan dan jasa banyak didirikan di dekat jalan, sehingga memudahkan aksesibilitas. Selain itu, dalam RTRW tahun 2011-2031, luas kawasan perdagangan di Kelurahan Batu Tulis, Empang, Kertamaya, dan Lawang Gintung mengalami peningkatan luas. Peningkatan luas kawasan ini diduga karena kelurahan tersebut menjadi pusat perdagangan di Kecamatan Bogor Selatan. Kelurahan Bojongkerta, Muarasari, dan Pamoyanan mengalami penurunan luas kawasan perdagangan dan jasa yang cukup signifikan. Penurunan tersebut disebabkan kawasan perdagangan dan jasa berubah penggunaannya menjadi kawasan permukiman. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 13
13 Tabel 7. Luas kawasan perdagangan dan jasa pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Total
Kelurahan Batu Tulis Bojongkerta Bondongan Cikaret Cipaku Empang Genteng Harjasari Kertamaya Lawang Gintung Muarasari Mulyaharja Pakuan Pamoyanan Rancamaya Rangga Mekar
Luas dalam RTRW (Ha) Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031 14.8 7.8 9.1 0.2 19 18.6 7.4 8.4 11.6 14.5 14.7 47.7 35.2 14.3 23.3 8.2 9.9 29 7.5 97.8 77.5 49.1 6.5 56.7 102.7 10.7 5.4 407 300.7
Luas kawasan industri pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan di dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa kawasan industri dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 terluas di Kelurahan Harjasari. Kelurahan Harjasari berada di dekat jalan arteri sekunder Kota Bogor yang menghubungkan Kota dengan Kabupaten Bogor, sehingga lokasinya sangat strategis untuk industri. Dalam RTRW tahun 2011-2031 tidak terdapat kawasan industri di Kelurahan Empang, Lawang Gintung, dan Muarasari, karena berubah menjadi kawasan permukiman. Hal ini dikarenakan selama periode tahun 1999-2009 penggunaan lahan di kelurahan tersebut berubah untuk permukiman. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 14. Tabel 8. Luas kawasan industri pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Total
Kelurahan Batu Tulis Empang Harjasari Lawang Gintung Muarasari Pakuan
Luas dalam RTRW (Ha) Tahun 1999-2009
Tahun 2011-2031 1.1 3.7 2.3 1.1 2.2 10.3
6.7 17.8 1.5 26
Luas kawasan pemerintahan di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan di dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 menunjukkan bahwa kawasan pemerintahan dalam RTRW tahun 1999-2009 terluas di Kelurahan Empang dan terkecil di Kelurahan Rangga Mekar. Di dalam RTRW tahun 2011-2031 kawasan ini terluas di Kelurahan
14 Pakuan dan terkecil di Kelurahan Kertamaya. Selain itu, tidak terdapat kawasan pemerintahan pada Kelurahan Batu Tulis, Cikaret, Cipaku, Empang, Genteng, Lawang Gintung, Muarasari, dan Rangga Mekar. Kondisi ini diduga karena pemerintahan di kelurahan tersebut sudah ada. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 15. Tabel 9. Luas kawasan pemerintahan pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Total
Kelurahan Batu Tulis Cikaret Cipaku Empang Genteng Kertamaya Lawang Gintung Muarasari Pakuan Rangga Mekar
Luas dalam RTRW (Ha) Tahun 1999-2009
Tahun 2011-2031 12.3 1.9 7.4 8.3 1.8 3.6 3.6 2.6 1.1 42.6
0.8 10.8 11.6
Dalam RTRW tahun 1999-2009, kawasan ruang terbuka hijau juga diarahkan sebagai lapangan olahraga atau taman, yang artinya pada kawasan ruang terbuka hijau bisa diperuntukkan sebagai lapangan olahraga atau taman. Berbeda dengan RTRW tahun 2011-2031, kawasan ruang terbuka hijau dipisahkan dari kawasan fasilitas olahraga dan taman. Luasnya disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 menunjukkan bahwa kawasan ruang terbuka hijau dalam RTRW tahun 1999-2009 terluas di Kelurahan Genteng dan terkecil di Kelurahan Bojongkerta. Di dalam RTRW tahun 2011-2031 kawasan ini terluas di Kelurahan Pamoyanan dan terkecil di Kelurahan Empang. Selain itu, tidak terdapat pengalokasian kawasan ruang terbuka hijau di Kelurahan Batu Tulis, Bojongkerta, Cikaret, Genteng, Harjasari, Kertamaya, Lawang Gintung, Muarasari, Mulyaharja, dan Pakuan. Kawasan ruang terbuka hijau yang dulunya berada di Kelurahan tersebut dialokasikan menjadi kawasan permukiman dan kawasan tempat pemakaman umum. Hal ini dikarenakan dalam RTRW tahun 2011-2031 luas perencanaan untuk kawasan ini mengalami penurunan yaitu sebesar 15.3 Ha. Selain itu, banyak terjadi perubahan penggunaan menjadi permukiman di kawasan tersebut. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 16. Luas kawasan tempat pemakaman umum pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan di dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 menunjukkan bahwa kawasan tempat pemakaman umum dalam RTRW tahun 1999-2009 terluas di Kelurahan Pamoyanan dan terkecil di Kelurahan Genteng. Di dalam RTRW tahun 20112031 kawasan ini terluas di Kelurahan Genteng dan terkecil di Kelurahan Muarasari. Selain itu, tidak terdapat kawasan tempat pemakaman umum pada Kelurahan Mulyaharja, Pamoyanan, dan Rangga Mekar. Kawasan tempat pemakaman umum yang dulunya berada di kelurahan tersebut berubah menjadi
15 kawasan permukiman. Hal ini diduga karena selama periode tahun 1999-2009 terjadi perubahan penggunaan menjadi permukiman di kawasan tersebut. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 17. Tabel 10. Luas kawasan ruang terbuka hijau pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. Total
Kelurahan Batu Tulis Bojongkerta Bondongan Cikaret Cipaku Empang Genteng Harjasari Kertamaya Lawang Gintung Muarasari Mulyaharja Pakuan Pamoyanan Rancamaya Rangga Mekar
Luas dalam RTRW (Ha) Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031 5.8 0.2 2.3 20.4 2.7 0.5 98.9 1.2 35.2 2 1.9 8.3 0.9 5.7 5.1 5.5 4.9 4.5 2 192.7 15.3
Tabel 11. Luas kawasan TPU di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Total
Kelurahan Batu Tulis Cikaret Cipaku Empang Genteng Harjasari Kertamaya Muarasari Mulyaharja Pamoyanan Rangga Mekar
Luas dalam RTRW (Ha) Tahun 1999-2009
Tahun 2011-2031 1.6 4.5 0.5 0.7 8.7 0.1 16.2
1.6 1.3 36 9.2 90.1 1.2 10.3 0.02 149.8
Kesesuaian Pengalokasian Ruang di Kecamatan Bogor Selatan Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW Tahun 1999-2009 Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 menunjukkan bahwa pengalokasian ruang yang sesuai terluas di kawasan permukiman (2508.9 Ha) dan tidak sesuai terluas di kawasan perdagangan (228.6 Ha).
16 Tabel 12. Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 No.
Kawasan
Total Luas (Ha)
1
Pertanian
2
Permukiman
2562.1
2508.9
98
3
Perdagangan
416.3
187.7
45
4
Industri
10.3
3.4
33
5
Pemerintahan
42.6
19.6
46
192.7 16.2 3305.8
160.5 10.2 2847
83 63
6 RTH 7 TPU Total
65.6
Sesuai Ha % 57.4 88
Luas (Ha) Tidak Sesuai Ha % Penggunaan Lahan 8.2 12 Permukiman Industri,Perdagangan, 53.2 2 Pendidikan, Pemerintahan Industri, Permukiman, 55 228.6 Pendidikan, Pemerintahan Permukiman, 6.9 67 Perdagangan Permukiman, 23.0 54 Perdagangan 32.2 17 Permukiman 6.0 37 Permukiman 458.8
Luasnya pemanfaatan ruang yang sesuai untuk permukiman dikarenakan Kecamatan Bogor Selatan memiliki fungsi utama sebagai kawasan permukiman atau kota satelit I bagi kota inti Bogor Tengah (Bappeda 2012). Luasnya pemanfaatan lahan yang tidak sesuai di kawasan perdagangan digunakan untuk industri, permukiman, pendidikan, dan pemerintahan karena kecenderungan masyarakat yang ingin tinggal di kawasan perdagangan, sehingga memudahkan dalam mobilitas. Kawasan pertanian di Kecamatan Bogor Selatan terletak di Kelurahan Mulyaharja. Kawasan ini tidak sesuai 12% digunakan untuk permukiman karena hak milik lahan sudah berpindah tangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 18. Pengalokasian kawasan permukiman tidak sesuai 2% digunakan untuk industri, perdagangan, pemerintahan, dan pendidikan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 19.Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan permukiman yang tidak sesuai terbesar digunakan untuk perdagangan dan jasa, terluas di Kelurahan Empang karena kecenderungan pengusaha yang ingin mendirikan usaha perdagangan di kawasan permukiman untuk memudahkan pemasaran produk. Selain itu, letaknya yang strategis berada di dekat jalan utama Kota Bogor dan berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah. Pengalokasian kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 55% digunakan untuk industri, permukiman, pemerintahan, dan pendidikan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 20. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 14.Tabel 14 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan perdagangan dan jasa terluas digunakan untuk permukiman karena masyarakat cenderung lebih memilih mendirikan tempat tinggal di dekat pusat perdagangan dan jasa untuk memudahkan mobilitas. Penggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai terluas di Kelurahan Mulyaharja karena sebagian besar lahan dimiliki oleh pengembang rumah mewah. Penggunaan lahan
17 untuk industri di kawasan perdagangan dan jasa diduga karena untuk memudahkan pembelian bahan baku, meminimalkan biaya transportasi dan pemasaran produk. Tabel 13. Luas penggunaan kawasan permukiman yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 No.
1.
Penggunaan lahan
Industri
Kelurahan Bojongkerta Harjasari Lawanggintung Muarasari Pamoyanan Ranggamekar
Luas (Ha) 3.8 2.3 4.5 0.5 0.8 1.7 13.6 1.6 0.6 6.2 4.9 2.6 7.6 0.5 2.5 1.2 1.7 1.4 0.6 31.3 0.3 0.6 0.9
Total
2.
Perdagangan
Batutulis Bojongkerta Bondongan Cikaret Cipaku Empang Harjasari Kertamaya Mulyaharja Pamoyanan Rancamaya Ranggamekar
Pemerintahan
Cipaku Empang
Total 3. Total
Tabel 14. Luas penggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 No. 1
Penggunaan lahan Industri
Kelurahan Harjasari Muarasari Pamoyanan Ranggamekar
Total
2.
Permukiman
Total a
RE = rumah mewah
Batutulis Bojongkerta Bondongan Empang Harjasari Kertamaya Lawang Gintung (RE) Muarasari Mulyaharja (RE) Pakuan (RE) Pamoyanan (RE) Rangga Mekar (RE)
Luas (Ha) 5.7 0.8 1.1 0.2 7.8 6.8 1.4 15.2 10.5 22.6 1.7 8.2 14.4 44.9 36.2 27.4 7.9 197.2
18 Pengalokasian kawasan industri di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 67% digunakan untuk permukiman dan perdagangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 21. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan industri terluas digunakan untuk permukiman diduga karena selama tahun 1999-2009 lahan tidak digunakan untuk industri, sehingga masyarakat memanfaatkannya untuk permukiman. Tabel 15. No.
1.
Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009
Penggunaan lahan
Permukiman
Total 2. Perdagangan dan jasa Total a
Kelurahan Empang Harjasari Lawang Gintung (RE) Muarasari Pakuan
Luas (Ha) 0.2 1.4 2.3 1.0 1.2 6.1 0.8 0.8
Empang
RE = rumah mewah
Pengalokasian kawasan pemerintahan di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 54% digunakan untuk permukiman dan perdagangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 22. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan pemerintahan terluas digunakan untuk permukiman diduga karena selama tahun 1999-2009 lahan tidak digunakan untuk pemerintahan, sehingga masyarakat memanfaatkannya untuk permukiman. Tabel 16. Luas pengalokasian kawasan pemerintahan yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 No.
1.
Penggunaan lahan
Permukiman
Total 2. Perdagangan dan jasa Total a
Kelurahan Batutulis Cikaret Cipaku Empang Genteng Lawang Gintung (RE) Muarasari Pakuan (RE) Ranggamekar Empang
Luas (Ha) 9.7 0.6 1.2 4.8 0.4 3.3 0.4 1.5 0.5 22.3 0.7 0.7
RE = rumah mewah
Pengalokasian kawasan ruang terbuka hijau di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 17% digunakan untuk permukiman karena tingginya kebutuhan penduduk untuk tempat tinggal sebagai implikasi semakin sempitnya lahan yang tersedia. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 23. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 17.
19 Tabel 17. Luas penggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 Penggunaan lahan
Kelurahan
Luas (Ha)
Batutulis Cikaret Cipaku Genteng Harjasari Kertamaya (RE) Lawang Gintung (RE) Muarasari Mulyaharja (RE) Pakuan Pamoyanan (RE) Rancamaya (RE) Ranggamekar
Permukiman
2.3 1.8 1.0 9.2 0.0 2.3 1.7 0.1 4.7 1.4 1.9 4.8 0.9 32.2
Total a
RE = rumah mewah
Pengalokasian kawasan tempat pemakaman umum di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 63% digunakan untuk permukiman diduga akibat semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk tempat tinggal. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 24. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 18. Tabel 18.
Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009
Penggunaan lahan
Permukiman Total a
Kelurahan Batutulis Empang Mulyaharja (RE) Pamoyanan (RE)
Luas (Ha) 0.7 3.1 0.7 1.5 6.0
RE = rumah mewah
Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031 Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 2011-2031 disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 menunjukkan bahwa pengalokasian ruang yang sesuai terluas di kawasan permukiman (2361.1 Ha) dan yang tidak sesuai terluas di kawasan perdagangan (145 Ha). Luasnya pemanfaatan ruang yang sesuai untuk permukiman dikarenakan Kecamatan Bogor Selatan memiliki fungsi utama sebagai kawasan permukiman atau kota satelit I bagi kota inti Bogor Tengah (Bappeda 2012). Sebaliknya, luasnya pemanfaatan lahan yang tidak sesuai di kawasan perdagangan digunakan untuk industri, permukiman, pendidikan, dan pemerintahan karena kecenderungan masyarakat yang ingin tinggal di kawasan perdagangan, sehingga memudahkan dalam mobilitas. Kawasan pertanian dalam RTRW tahun 2011-2031 terletak di Kelurahan Cikaret. Kawasan ini tidak sesuai 5% digunakan untuk permukiman karena hak milik lahan sudah berpindah tangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 25.
20 Tabel 19. Kesesuaian Pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 2011-2031 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Total
Kawasan Pertanian Permukiman Perdagangan Industri Pemerintahan RTH TPU
Total Luas (Ha) 69.0 2397.8 300.7 26.0 11.6 15.3 149.8 2970.9
Sesuai Ha % 66.8 95 94 2361.1 155.2 52 15.0 58 4.8 41 14.8 97 132.4 88 2750.1
Luas (Ha) Tidak Sesuai Ha % Penggunaan Lahan 3.5 5 Permukiman 36.6 6 Industri,Perdagangan 48 Industri, Permukiman 145.0 11.0 42 Permukiman 6.8 59 Permukiman 0.6 3 Permukiman 17.4 12 Permukiman, 220.8
Pengalokasian kawasan permukiman tidak sesuai 6% digunakan untuk industri dan perdagangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 26. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan permukiman terluas digunakan untuk industri di Kelurahan Lawang Gintung. Hal ini diduga karena pelaku industri ingin mendekati tempat tinggal penduduk, sehingga memudahkan dalam pemasaran produk. Selain itu, Kelurahan Lawang Gintung sangat strategis untuk industri karena berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah yang menjadi pusat perdagangan Kota Bogor. Tabel 20. Luas penggunaan kawasan permukiman yang tidak sesuai pada setiap kelurahandalam RTRW tahun 2011-2031 No.
1.
Penggunaan lahan
Kelurahan
Industri
Bojongkerta Harjasari Lawanggintung Muarasari Pamoyanan Ranggamekar
Perdagangan dan jasa
Batutulis Bojongkerta Bondongan Cikaret Cipaku Empang Genteng Mulyaharja Pamoyanan Rancamaya Rangga Mekar
Total
2.
Total
Luas (Ha) 2.7 1.9 4.6 2.6 0.4 2.1 14.4 0.4 0.5 1.4 1.7 1.4 3.2 0.9 1.2 1.4 1.4 0.6 14.1
Pengalokasian kawasan perdagangan dan jasa tidak sesuai 48% digunakan untuk industri dan permukiman. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 27.Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 21. Tabel 21 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan perdagangan dan jasa terluas digunakan untuk permukiman di Kelurahan Harjasari. Hal ini karena masyarakat ingin tinggal di
21 dekat pusat perdagangan untuk memudahkan mobilitas. Selain itu, kelurahan ini sangat strategis, berada di dekat jalan utama yang menghubungkan Kota dan Kabupaten Bogor. Tabel 21. Luas pengggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 No.
1.
Penggunaan lahan
Kelurahan
Industri
Harjasari Muarasari Pamoyanan Ranggamekar
Permukiman
Batutulis Bojongkerta Bondongan (RE) Cikaret Cipaku (RE) Empang Genteng Harjasari Kertamaya Lawang Gintung (RE) Muarasari Mulyaharja (RE) Pakuan (RE) Pamoyanan (RE) Ranggamekar
Luas (Ha) 0.4 0.9 0.2 0.2 1.7 12.4 0.1 18.7 6.9 7.5 15.1 5.7 22.0 7.4 9.2 2.6 24 5.4 18.9 5.0 141.9
Total
2.
Total a
RE = rumah mewah
Pengalokasian kawasan industri tidak sesuai 42% digunakan untuk permukiman dan terluas di Kelurahan Harjasari diduga karena di lokasi kawasan ini tidak didirikan industri, sehingga masyarakat memanfaatkannya untuk permukiman. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 28.Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 22. Tabel 22. Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 Penggunaan lahan Permukiman Total a
Kelurahan Batu Tulis (RE) Harjasari Pakuan (RE)
Luas (Ha) 3.9 5.5 1.6 11
RE = rumah mewah
Pengalokasian kawasan pemerintahan tidak sesuai 59% digunakan untuk permukiman, diduga karena lemahnya pengawasan oleh pemerintahan Kota Bogor terkait dengan pemberian izin mendirikan bangunan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 29. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 23.
22 Tabel 23. Luas penggunaan kawasan pemerintahan yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 Penggunaan lahan
Kelurahan
Luas (Ha)
Kertamaya Pakuan
Permukiman
0.5 6.3 6.8
Total
Pengalokasian kawasan ruang terbuka hijau tidak sesuai 3% digunakan untuk permukiman dan terluas di Kelurahan Rancamaya karena semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk kebutuhan rumah tinggal seiring meningkatnya jumlah penduduk. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 30. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 24. Tabel 24. Luas penggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 Penggunaan lahan
Kelurahan
Luas (Ha)
Cipaku Empang Pamoyanan Rancamaya Ranggamekar
Permukiman
0.1 0.1 0.1 0.2 0.1 0.6
Total
Pengalokasian kawasan tempat pemakaman umum tidak sesuai 12% digunakan untuk permukiman dan terluas di Kelurahan Genteng karena semakin semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk tempat tinggal seiring meningkatnya jumlah penduduk. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 31. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 25. Tabel 25. Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 Penggunaan lahan
Permukiman
Kelurahan
Luas (Ha)
Batutulis Cikaret Cipaku Empang Genteng Harjasari
Total
0.4 0.9 4.6 0.6 10.4 0.5 17.4
Analisis Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan Nilai Land Rent untuk Perdagangan Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di kawasan perdagangan dan permukiman disajikan pada Tabel 26. Tabel 26 menunjukkan bahwa lahan untuk perdagangan di kawasan perdagangan memiliki nilai land rent lebih besar dibandingkan dengan land rent di kawasan permukiman karena banyaknya jenis usaha yang berpusat atau beraglomerasi di kawasan perdagangan. Salah satu
23 keuntungan dengan adanya aglomerasi adalah penghematan biaya produksi, seperti biaya transportasi pembelian bahan baku dan pemasaran produk akibat lokasi yang berdekatan. Rendahnya nilai land rent untuk perdagangan di kawasan permukiman dikarenakan biaya transportasi yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku lebih besar akibat lokasi yang berjauhan dengan pusat perdagangan bahan baku. Tabel 26. Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di kawasan perdagangan dan permukiman No.
Kawasan
1. Perdagangan 2. Permukiman Rata-rata
Nilai Land Rent (Rp/m2/thn) Minimum Maksimum 192.593 3.291.111 248.542 630.000
Rata-rata 906.228 360.396 633.312
Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 27. Tabel 27 menunjukkan bahwa rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di kawasan perdagangan terbesar di Kelurahan Mulyaharja dan nilai terendah di Kelurahan Genteng. Nilai land rent untuk perdagangan di kawasan permukiman terbesar di Kelurahan Mulyaharja dan nilai terendah di Kelurahan Bojongkerta. Tabel 27. Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di setiap kelurahan No.
Kelurahan
1. Harjasari 2. Kertamaya 3. Mulyharja 4. Pamoyanan 5. Genteng Rata-rata 6. Bojongkerta 7. Mulyaharja 8. Pamoyanan 9. Rancamaya Rata-rata
Kawasan
Perdagangan
Permukiman
Nilai Land Rent (Rp/m2/thn) Minimum Maksimum Rata-rata 500.000 1.350.536 798.884 250.000 1.796.786 616.437 348.679 3.291.111 1.559.324 192.593 2.700.741 944.492 415.444 656.500 517.314 887.290 298.000 305.625 301.813 248.542 480.000 728.542 300.625 364.375 332.500 256.000 630.000 443.000 451.464
Besarnya nilai land rent untuk perdagangan di Kelurahan Mulyaharja, baik di kawasan perdagangan maupun di kawasan permukiman disebabkan letaknya yang berdekatan dengan lokasi wisata The Jungle Bogor dan perumahan mewah Bogor Nirwana Residence. Banyaknya wisatawan yang datang ke tempat wisata The Jungle membuat jumlah konsumen semakin banyak dan meningkatkan pendapatan. Adanya perumahan mewah menyebabkan harga jual produk lebih tinggi dibandingkan di kawasan permukiman biasa karena menyesuaikan dengan harga sewa bangunan perdagangan. Rendahnya nilai land rent untuk perdagangan di Kelurahan Genteng dikarenakan kelurahan ini sebagian besar digunakan untuk kawasan tempat pemakaman umum (TPU), sehingga usaha perdagangan tidak berkembang. Rendahnya nilai land rent untuk perdagangan di Kelurahan Bojongkerta dikarenakan letaknya yang jauh dari pusat aktivitas penduduk dan jauh dari jalan arteri sekunder Kota Bogor. Sebagian besar lahan digunakan untuk permukiman dengan kepadatan rendah, sehingga aktivitas masyarakat untuk
24 perdagangan sangat rendah. Hal ini membuat usaha perdagangan di kelurahan ini tidak berkembang. Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan berdasarkan jenis usaha disajikan pada Tabel 28. Tabel 28 menunjukkan bahwa nilai land rent terbesar untuk usaha warung internet, sedangkan nilai terendah untuk usaha toko elektronik. Besarnya nilai land rent usaha warung internet dipengaruhi oleh faktor lokasi warung internet. Lokasi yang dekat dengan kawasan permukiman, pemerintahan, dan fasilitas pendidikan membuat jumlah konsumen semakin banyak. Selain itu, luas lahan yang digunakan untuk warung internet relatif lebih kecil sehingga biaya input lahan tidak terlalu mahal. Rendahnya nilai land rent untuk toko elektronik dipangaruhi oleh besarnya biaya input seperti sewa ruko, listrik, lokasi toko dan luas lahan yang digunakan untuk bangunan. Nilai land rent untuk warung makan sangat dipengaruhi oleh faktor lokasi. Lokasi ini sangat menentukan banyak sedikitnya jumlah konsumen yang datang, sehingga akan mempengaruhi jumlah output yang diterima. Nilai land rent untuk bengkel motor dipengaruhi oleh besarnya biaya input seperti perawatan mesin dan listrik. Nilai land rent untuk toko bangunan dipengaruhi oleh luasnya lahan yang digunakan untuk bangunan dan gudang penyimpanan produk, sehingga biaya input lahan yang dikeluarkan relatif lebih besar. Tabel 28. Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan berdasarkan jenis usaha No.
Jenis Usaha
1. Warung Makan 2. Warung Internet 3. Bengkel Motor 4. Toko Bangunan 5. Toko Elektronik Rata-rata
Nilai Land Rent (Rp/m2/thn) Minimum Maksimum 250.000 2.057.143 248.542 1.750.000 250.400 695.000 256.000 1.796.786 331.429 500.000
Rata-rata 932.363 943.021 453.955 642.418 415.715 677.494
Nilai Land Rent untuk Permukiman Rata-rata nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman, perdagangan, dan pertanian disajikan pada Tabel 29. Tabel 29 menunjukkan nilai land rent untuk permukiman di kawasan perdagangan memiliki nilai terbesar dan nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman lebih besar dibandingkan di kawasan pertanian. Besarnya nilai land rent untuk permukiman di kawasan perdagangan dikarenakan nilai jual objek pajak (NJOP) pada kawasan perdagangan umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan permukiman dan pertanian. Nilai NJOP ini ditetapkan oleh pemerintah, terdiri dari harga lahan, kelas bangunan, nilainya bervariasi tergantung dari aksesibilitas, produktivitas lahan, dan kondisi fisik lahan atau bangunan. Rendahnya nilai land rent untuk permukiman di kawasan pertanian dipengaruhi faktor lokasi, kemudahan aksesibilitas ke jalan utama, dan nilai land rent kawasan pertanian yang rendah. Umumnya lahan pertanian berada jauh dari kawasan permukiman dan perdagangan, sehingga jarak yang ditempuh ke jalan utama lebih sulit. Hal ini menyebabkan nilai jual lahan untuk permukiman di kawasan pertanian menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan di kawasan permukiman dan perdagangan. Nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman hampir sama dengan di kawasan perdagangan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor produktivitas
25 penggunaan lahan untuk perdagangan, sehingga mempengaruhi jumlah output yang didapatkan. Tabel 29. Rata-rata nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman, perdagangan, dan pertanian No.
Nilai Land Rent (Rp/m2/thn) Minimum Maksimum 10.000 31.625 5.951 40.082 12.674 6.467
Kawasan
1. Permukiman 2. Perdagangan 3. Pertanian Rata-rata
Rata-rata 19.332 19.992 9.571 16.298
Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan disetiap kelurahan disajikan pada Tabel 30. Tabel 30 menunjukkan nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman terbesar di Kelurahan Rancamaya dan nilai terendah di Kelurahan Mulyaharja. Nilai land rent untuk permukiman di kawasan perdagangan terbesar di Kelurahan Genteng dan nilai terendah di Kelurahan Kertamaya. Pada kawasan pertanian nilai land rent untuk permukiman di Kelurahan Cikaret memiliki nilai terendah dibandingkan kelurahan lainnya pada kawasan permukiman dan perdagangan. Tabel 30. Rata-rata nilai land rent untuk permukiman di setiap kelurahan No.
Kelurahan
1. Bojongkerta 2. Mulyaharja 3. Pamoyanan 4. Rancamaya Rata-rata 5. Harjasari 6. Kertamaya 7. Mulyaharja 8. Pamoyanan 9. Genteng Rata-rata 10. Cikaret Rata-rata
Kawasan
Permukiman
Perdagangan
Pertanian
Nilai Land Rent (Rp/m2/thn) Minimum Maksimum Rata-rata 13.953 27.315 20.326 10.000 27.841 16.268 13.017 31.625 20.573 15.000 26.071 20.928 19.524 8.558 25.830 18.341 16.708 19.286 17.997 5.951 40.082 20.859 17.839 25.000 20.711 15.625 27.083 21.354 19.852 6.467 12.674 9.571 9.571
Besarnya nilai land rent untuk permukiman di Kelurahan Rancamaya dikarenakan di wilayah tersebut sebagian besar merupakan permukiman rumah mewah dan lokasinya dekat dengan akses jalan tol, sehingga mempengaruhi nilai jual tanah di kelurahan tersebut. Nilai land rent untuk permukiman di Kelurahan Bojongkerta, Mulyaharja, dan Pamoyanan, juga dipengaruhi oleh banyaknya permukiman rumah mewah, akan tetapi jika dibandingkan dengan kelurahan Rancamaya aksesibilitasnya ke jalan tol lebih jauh, sehingga nilai jualnya lebih rendah. Besarnya nilai land rent lahan untuk permukiman pada kawasan perdagangan di Kelurahan Genteng dipengaruhi oleh nilai bangunan yang tinggi. Nilai tanah di Kelurahan Genteng lebih rendah dibandingkan Kelurahan Harjasari dan Mulyaharja, akan tetapi nilai bangunan di kelurahan ini umumnya lebih tinggi. Nilai land rent lahan untuk permukiman pada kawasan perdagangan di Kelurahan Pamoyanan lebih besar dibandingkan di kawasan permukiman. Hal ini
26 dipengaruhi oleh nilai jual objek pajak (NJOP) di kawasan perdagangan yang lebih besar dibandingkan dengan di kawasan permukiman. Nilai NJOP ini ditetapkan oleh pemerintah. Rendahnya nilai land rent lahan untuk permukiman pada kawasan pertanian di Kelurahan Cikaret dipengaruhi oleh faktor lokasi dan kemudahan aksesibilitas ke jalan utama. Lahan pertanian memiliki produktivitas lahan yang tinggi, akan tetapi faktor lokasi dan aksesibilitas ini membuat nilai jual lahan menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan kawasan perdagangan dan permukiman. Nilai Land Rent untuk Pertanian Rata-rata nilai land rent untuk pertanian disajikan pada Tabel 31. Tabel 31 menunjukkan nilai land rent untuk padi memiliki nilai terbesar, sedangkan nilai terendah untuk jagung. Besarnya nilai land rentuntuk padi dikarenakan harga jual padi yangi lebih tinggi dibandingkan tanaman lainnya, sehingga jumlah output yang didapat relatif lebih besar. Rendahnya nilai land rent untuk jagung dipengaruhi oleh harga jual yang relatif rendah dan besarnya biaya input yang harus dikeluarkan terutama dalam pengolahan lahan, pembelian benih, pemakaian pupuk, dan biaya pasca panen. Nilai land rent untuk talas dipengaruhi oleh harga jual talas yang cukup tinggi dan rendahnya biaya input seperti bibit yang mudah didapatkan, sehingga petani tidak mengeluarkan biaya untuk membeli bibit. Nilai land rent untuk singkong juga dipengaruhi oleh rendahnya biaya input seperti bibit yang mudah didapatkan, akan tetapi harga jual singkong relatif lebih rendah dibandingkan dengan talas. Selain itu, dalam setahun masa tanam talas dapat dilakukan sebanyak tiga kali, berbeda dengan singkong yang masa tanamnya hanya sekali dalam setahun. Hal ini sangat mempengaruhi jumlah output yang diterima petani talas dan singkong. Nilai land rent untuk tanaman timun dipengaruhi besarnya biaya input yang dikeluarkan, terutama dalam pengolahan lahan dan pemakaian pupuk. Harga jual tanaman timun lebih tinggi dibandingkan talas dan singkong, akan tetapi tingginya biaya input yang dikeluarkan sangat mempengaruhi pendapatan bersih petani. Tabel 31. Rata-rata nilai land rent untuk pertanian No.
Kelurahan
1. Cikaret 2. Cikaret 3. Cikaret 4. Cikaret 5. Cikaret Rata-rata
Komoditas Padi Talas Jagung Timun Singkong
Nilai Land Rent (Rp/m2/thn) Minimum Maksimum Rata-rata 4.848 20.995 15.496 7.664 16.225 11.945 584 584 584 9.164 9.164 9.164 2.470 2.470 2.470 7.932
27
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Jenis penggunaan lahan di Kecamatan Bogor Selatan dari yang terluas adalah permukiman, kebun campuran, ladang, sawah, permukiman rumah mewah, lahan terbuka, semak belukar, TPU, situ, perdagangan dan jasa, industri, sungai, lapangan olahraga, dan pemerintahan. Alokasi ruang RTRW tahun 1999-2009 dalam RTRW tahun 2011-2031 berubah dari kawasan budidaya (100%) menjadi kawasan lindung (8.3%) dan budidaya (91.7%). Kawasan lindung terdiri dari sempadan infrastruktur dan sempadan sungai. Kawasan permukiman berubah dari permukiman dan permukiman koefisien dasar bangunan (KDB) rendah menjadi permukiman kepadatan rendah, sedang, dan tinggi. Kawasan RTH berubah dari kawasan RTH / taman / lapangan olahraga menjadi kawasan RTH. Dalam RTRW tahun 2001-2031 terjadi peningkatan luas perencanaan pada kawasan pertanian, industri, dan tempat pemakaman umum (TPU). Penurunan luas perencanaan terdapat pada kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, pemerintahan, dan ruang terbuka hijau (RTH). Kesesuaian pengalokasian ruang di Kecamatan Bogor Selatanberdasarkan RTRW tahun 1999-2009pada kawasan pertanian (88%), permukiman (98%), perdagangan dan jasa (45%), industri (33%), pemerintahan (46%), RTH (83%), dan TPU (63%). Kesesuaian pengalokasian ruang berdasarkan RTRW tahun 2011-2031 pada kawasan pertanian (95%), permukiman (94%), perdagangan dan jasa (52%), industri (58%), pemerintahan (41%), RTH (97%), dan TPU (88%). Rata-rata nilai land rentdi Kecamatan Bogor Selatanuntuk perdagangan Rp. 633.312 /m2/tahun, untuk permukiman Rp. 16.298 /m2/tahun, dan untuk pertanian Rp. 7.932 /m2/tahun.
Saran Perlu ketegasan dari pemerintah Kota Bogor, khususnya Kecamatan Bogor Selatan dalam penerapan aturan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian penggunaan lahan terhadap arahan RTRW yang telah ditetapkan.
28
DAFTAR PUSTAKA [Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2011. Rencana Pengembangan dan Penataan Ruang Kota Bogor tahun 1999-2009. [Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2011. Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang Kota Bogor. 2 : 2-39. [Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2012. Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor tahun 1999-2009. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Kecamatan Bogor Selatan dalam Angka. hlm 2, 16. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Data Kota Bogor. hlm 1, 4. Ernawi I. 2007. Peran Penataan Ruang dalam Dimensi Nasional sebagai Piranti dalam Pemilihan Kebijakan. Konferensi Nasional Teknik Jalan ke-8 HPJI. Jakarta. Prasetyo A. 2011. Modul Dasar ArcGis : Aplikasi Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor ; Institut Pertanian Bogor (IPB). Rustiadi E. 2001. Alih Fungsi Lahan Dalam Perspektif Lingkungan Perdesaan. Lokakarya Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Lingkungan Kawasan Perdesaan di Cibogo; 2001 Mei 10-11; Bogor. hlm 207 – 219.
29
LAMPIRAN
30
30
Lampiran 1. Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan pertanian Kecamatan Bogor Selatan Tabel L1a. Penggunaan lahan sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031 No.
Titik sampel
Kelurahan
Penggunaan lahan
Sumbu - x
Sumbu - y
Land rent (Rp/m2/thn)
Rata-rata
1.
CIK1
Cikaret
Sawah
697857
9267383
20.644
2.
CIK2
Cikaret
Sawah
697933
9267490
20.995
3.
CIK3
Cikaret
Sawah
698047
9267517
4.848
4.
CIK4
Cikaret
Talas
697971
9267723
7.664
5.
CIK5
Cikaret
Talas
697868
9267937
16.225
6.
CIK6
Cikaret
Jagung
698085
9267943
584
584
7.
CIK7
Cikaret
Timun
698214
9267977
9.164
9.164
8.
CIK8
Cikaret
Singkong
697881
9268214
2.470
2.470
15.496
11.945
Rata-rata
7.932
Tabel L1b. Penggunaan lahan tidak sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031 No.
Titik sampel
Kelurahan
Penggunaan lahan
Sumbu - x
Sumbu - y
Land rent (Rp/m2/thn)
1.
CIK9
Cikaret
Pemukiman
697860
9267363
12.674
2.
CIK10
Cikaret
Pemukiman
698059
9267538
6.467
Rata-rata
9.571
31 Lampiran 2. Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan perdagangan Kecamatan Bogor Selatan Tabel L2a. Penggunaan lahan sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031 No.
Titik sampel
Kelurahan
Penggunaan lahan
Sumbu - x
Sumbu - y
Land rent (Rp/m2/thn)
1.
HRJ6
Harjasari
Toko elektronik
704104.5
9263816
500.000
2.
HRJ7
Harjasari
Warung makan
703314.3
9264873
650.000
3.
HRJ8
Harjasari
Warung makan
703915.3
9263142
1.350.536
4.
HRJ9
Harjasari
Bengkel motor
704087.8
9262335
695.000
5.
KTM1
Kertamaya
Warung makan
701616.5
9264832
250.000
6.
KTM2
Kertamaya
Toko bangunan
701747.1
9264607
510.000
7.
KTM3
Kertamaya
Warung internet
701934.7
9264477
275.000
8.
KTM4
Kertamaya
Toko bangunan
702159.1
9264480
1.796.786
9.
KTM5
Kertamaya
Bengkel motor
701877.7
9264627
250.400
10.
MLY7
Mulyaharja
Toko alat pancing
697431.6
9265213
601.143
11.
MLY8
Mulyaharja
Toko bangunan
697258.7
9265018
348.679
12.
MLY9
Mulyaharja
Warung makan
697636.4
9265323
2.057.143
13.
MLY10
Mulyaharja
Toko ordeng
697377
9265705
3.291.111
14.
MLY11
Mulyaharja
Warung internet
697349.7
9265609
1.498.542
Rata-rata
798.884
616.437
1.559.324
31
32
32 Tabel L2a. (lanjutan) No.
Titik sampel
Kelurahan
Penggunaan lahan
Sumbu - x
Sumbu - y
Land rent (Rp/m2/thn)
15.
PMY 1
Pamoyanan
Toko air isi ulang
699542.8
9265030
477.903
16.
PMY 2
Pamoyanan
Warung internet
699588.4
9264860
1.750.000
17.
PMY 3
Pamoyanan
Toko furniture
699803.5
9265101
214.286
18.
PMY 4
Pamoyanan
Toko elektronik
699836.1
9265623
331.429
19.
PMY 5
Pamoyanan
Toko JNE
699614.5
9265128
2.700.741
20.
PMY 6
Pamoyanan
Toko mainan
699842.6
9265414
192.593
21.
GTG1
Genteng
Toko grosir minuman
700888
9265602
415.444
22.
GTG2
Genteng
Warung makan
700677
9265785
656.500
23.
GTG3
Genteng
Bengkel motor
701084
9265228
480.000
Rata-rata
944.492
Rata-rata
517.314
887.290
33 Tabel L2b. Penggunaan lahan tidak sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031 No.
Titik sampel
Kelurahan
Penggunaan lahan
Sumbu - x
Sumbu - y
Land rent (Rp/m2/thn)
1.
HRJ1
Harjasari
Pemukiman
703420
9264795
8.558
2.
HRJ2
Harjasari
Pemukiman
703253.1
9264929
25.830
3.
HRJ3
Harjasari
Pemukiman
703970.9
9262942
20.220
4.
HRJ4
Harjasari
Pemukiman
704048.8
9262714
20.060
5.
HRJ5
Harjasari
Pemukiman
704060
9263732
17.037
6.
KTM6
Kertamaya
Pemukiman
701817.4
9264644
19.286
7.
KTM7
Kertamaya
Pemukiman
702082.1
9264520
16.708
8.
MLY1
Mulyaharja
Pemukiman
697227.5
9265339
5.951
9.
MLY2
Mulyaharja
Pemukiman
697169.9
9265047
18.667
10.
MLY3
Mulyaharja
Pemukiman
697404.2
9265146
20.052
11.
MLY4
Mulyaharja
Pemukiman
697367.2
9265655
16.900
12.
MLY5
Mulyaharja
Perumahan
697663.7
9265696
23.500
13.
MLY6
Mulyaharja
Perumahan
697745.6
9265755
40.082
Rata-rata
18.341
17.997
20.859
33
34
34 Tabel L2b. (lanjutan) No.
Titik sampel
Kelurahan
Penggunaan lahan
Sumbu - x
Sumbu - y
Land rent (Rp/m2/thn)
14.
PMY 7
Pamoyanan
Pemukiman
699862.1
9265916
25.000
15.
PMY 8
Pamoyanan
Pemukiman
699810
9265349
17.839
16.
PMY 9
Pamoyanan
Pemukiman
699497.2
9264587
21.129
17.
PMY 10
Pamoyanan
Pemukiman
699464.6
9265017
18.838
18.
PMY 11
Pamoyanan
Pemukiman
699490.6
9265134
21.508
19.
PMY 12
Pamoyanan
Pemukiman
699314.7
9264339
19.952
20.
GTG4
Genteng
Pemukiman
700967
9265442
27.083
21.
GTG5
Genteng
Pemukiman
701170
9265144
15.625
Rata-rata
20.711
21.354
Rata-rata
19.852
35 Lampiran 3. Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan pemukiman Kecamatan Bogor Selatan Tabel L3a. Penggunaan lahan sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031 No.
Titik sampel
Kelurahan
Penggunaan lahan
Sumbu - x
Sumbu - y
Land rent (Rp/m2/thn)
1.
BJG3
Bojongkerta
Pemukiman
704037
9261566
27.315
2.
BJG4
Bojongkerta
Pemukiman
703797
9261405
19.181
3.
BJG5
Bojongkerta
Pemukiman
703821
9261793
14.063
4.
BJG6
Bojongkerta
Pemukiman
703664
9262174
26.518
5.
BJG7
Bojongkerta
Pemukiman
703456
9262406
22.078
6.
BJG8
Bojongkerta
Pemukiman
703087
9262991
18.333
7.
BJG9
Bojongkerta
Pemukiman
703519
9261982
13.953
8.
BJG10
Bojongkerta
Pemukiman
703377
9261440
16.190
9.
BJG11
Bojongkerta
Pemukiman
702949
9261550
26.875
10.
BJG12
Bojongkerta
Pemukiman
702717
9262701
18.750
Rata-rata
20.326
35
36
36 Tabel L3a. (lanjutan) No.
Titik sampel
Kelurahan
Penggunaan lahan
Sumbu - x
Sumbu - y
Land rent (Rp/m2/thn)
11.
MLY14
Mulyaharja
Pemukiman
697433.8
9265985
12.656
12.
MLY15
Mulyaharja
Pemukiman
697570.2
9266402
22.625
13.
MLY16
Mulyaharja
Pemukiman
698051.9
9267109
12.760
14.
MLY17
Mulyaharja
Pemukiman
698276.7
9267293
10.714
15.
MLY18
Mulyaharja
Pemukiman
698348.9
9267574
27.778
16.
MLY19
Mulyaharja
Pemukiman
697787
9265086
17.750
17.
MLY20
Mulyaharja
Pemukiman
697112.6
9264837
24.306
18.
MLY21
Mulyaharja
Pemukiman
696879.8
9264909
27.841
19.
MLY22
Mulyaharja
Pemukiman
696663.1
9264475
11.964
20.
MLY23
Mulyaharja
Pemukiman
696390.2
9264186
14.063
21.
MLY24
Mulyaharja
Pemukiman
696028.9
9264267
10.000
22.
MLY25
Mulyaharja
Pemukiman
698035.8
9264668
11.833
23.
MLY26
Mulyaharja
Pemukiman
697489.9
9264540
11.500
24.
MLY27
Mulyaharja
Pemukiman
697345.4
9263930
11.964
Rata-rata
16.268
37 Tabel L3a. (lanjutan) No.
Titik sampel
Kelurahan
Penggunaan lahan
Sumbu - x
Sumbu - y
Land rent (Rp/m2/thn)
25.
PMY15
Pamoyanan
Pemukiman
699888.2
9266503
25.133
26.
PMY16
Pamoyanan
Pemukiman
699816.5
9266242
16.115
27.
PMY17
Pamoyanan
Pemukiman
699946.9
9265812
23.079
28.
PMY18
Pamoyanan
Pemukiman
699549.3
9265864
19.525
29.
PMY19
Pamoyanan
Pemukiman
699966.4
9265010
13.646
30.
PMY20
Pamoyanan
Pemukiman
699301.6
9264235
18.761
31.
PMY21
Pamoyanan
Pemukiman
698767.2
9264130
13.017
32.
PMY22
Pamoyanan
Pemukiman
698258.9
9264065
25.375
33.
PMY23
Pamoyanan
Pemukiman
699112.6
9265271
22.750
34.
PMY24
Pamoyanan
Pemukiman
698982.3
9265857
18.238
35.
PMY25
Pamoyanan
Pemukiman
699132.2
9264906
20.469
36.
PMY26
Pamoyanan
Pemukiman
698122
9263674
27.500
37.
PMY27
Pamoyanan
Pemukiman
698415.3
9263824
17.708
38.
PMY28
Pamoyanan
Pemukiman
699340.7
9264613
31.625
39.
PMY29
Pamoyanan
Pemukiman
700018.5
9265362
15.648
Rata-rata
20.573
37
38
38 Tabel L3a. (lanjutan) No.
Titik sampel
Kelurahan
Penggunaan lahan
Sumbu - x
Sumbu - y
Land rent (Rp/m2/thn)
40.
RNC3
Rancamaya
Pemukiman
702355
9262940
21.250
41.
RNC4
Rancamaya
Pemukiman
702366
9262567
15.000
42.
RNC5
Rancamaya
Pemukiman
702594
9262345
23.750
43.
RNC6
Rancamaya
Pemukiman
702379
9262083
19.167
44.
RNC7
Rancamaya
Pemukiman
702036
9262140
22.500
45.
RNC8
Rancamaya
Pemukiman
702043
9262638
26.071
46.
RNC9
Rancamaya
Pemukiman
702426
9261670
23.712
47.
RNC10
Rancamaya
Pemukiman
701791
9261942
16.750
48.
RNC11
Rancamaya
Pemukiman
701976
9261616
20.154
Rata-rata
Rata-rata
20.928
19.524
39 Tabel L3b. Penggunaan lahan tidak sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031 No.
Titik sampel
Kelurahan
Penggunaan lahan
Sumbu - x
Sumbu - y
Land rent (Rp/m2/thn)
1.
BJG1
Bojongkerta
Toko sendal
704205
9261605
305.625
2.
BJG2
Bojongkerta
Toko kusen
704128
9261586
298.000
3.
MLY12
Mulyaharja
Bengkel motor
697393.6
9266057
480.000
4.
MLY13
Mulyaharja
Warung internet
697401.6
9265824
248.542
5.
PMY13
Pamoyanan
Toko bangunan
699940.3
9265701
300.625
6.
PMY14
Pamoyanan
Bengkel motor
699953.4
9265616
364.375
7.
RNC1
Rancamaya
Warung makan
702362
9262850
630.000
8.
RNC2
Rancamaya
Toko bangunan
702349
9262658
256.000
Rata-rata
301.813
728.542
332.500
443.000
Rata-rata
451.464
39
40 Lampiran 4. Kuesioner pengumpulan data land rent Kategori Lahan Pertanian Nama Responden : Usia Responden : Alamat Responden : Bertani sejak tahun : Pekerjaan selain bertani : Penghasilan perbulan : (1) < 2.5 juta (2) 2.5 – 5 juta (3) > 5 juta pengeluaran perbulan : (1) < 2.5 juta (2) 2.5 – 5 juta (3) >5 juta Jumlah total anggota keluarga (termasuk KK) : orang Jumlah tanggungan yang masih sekolah : orang Jumlah keluarga yang bekerja : orang 1. Apakah tingkat pendidikan terakhir bapak/ibu ? (1) Tidak tamat SD (3) Tamat SMP (5) D1, D2, D3 (2) Tamat SD (4)Tamat SMA(6) S1, S2, S3 2. Masuk dalam kategori mana bapak/ibu sebagai petani ? (1) Petani pemilik tanah (3) Petani penyekap (2) Petani penggarap tanah (4) Buruh tani 3. Berapa luas lahan yang bapak/ibu usahakan :
m2
4. Bila lahan tersebut adalah lahan sewa, berapa harga sewa tiap m2 ? Rp........./ m2 5.Bila bapak/ibu adalah petani penggarap, bagaimana sistem bagi hasilnya? Pemilik =…………….% Penggarap =……………% 6. Apakah bapak/ibu mempekerjakan buruh tani? (1) Ya (2) Tidak Bila ya, berapa jumlah buruh tani?.............pria, ………wanita Berapa upah per hari? Pria = Rp………/hari dan Wanita = Rp………/hari 7. Berapa kali masa tanam (untuk sawah) yang dilakukan dalam satu tahun?........kali Apakah lahan dibudidayakan selain sawah (dirotasi dengan palawija,dll)? jika ya, berapa kali dalam setahun?......kali 8. a. Jika ditanami padi : Varietas padi yang digunakan?................................................... Dari mana bapak/ibu memperoleh benih/bibit? (1) Beli (2) Sendiri Jika beli, berapa harga beli keseluruhan benih/bibit dalam satu kali masa tanam?Rp…………… Berapa biaya transportasi untuk membeli benih/bibit?Rp………………. b. Jika ditanami palawija : Komoditas yang diusahakan?................................................... Dari mana bapak/ibu memperoleh benih/bibit? (1) Beli (2) Sendiri Jika beli, berapa harga beli keseluruhan benih/bibit dalam satu kali masa tanam?Rp…………………. Berapa biaya transportasi untuk membeli benih/bibit?Rp……………….
41 9. Apakah bapak/ibu melakukan pemupukan? (1) Ya (2) Tidak Bila ya, jenis pupuk yang digunakan, harga beli, dan jumlah setiap pembelian : Jenis Pupuk Harga Beli Jumlah setiap pembelian (kg)
Berapa kali pemupukan dilakukan setiap satu masa tanam? a. Padi :..........kali b. Palawija : ……. kali Berapa dosis pupuk yang digunakan pada : a. Padi saat musim hujan : b. Padi saat musim kemarau : c. Palawija saat musim hujan : d. Palawija saat musim kemarau : Berapa biaya transportasi untuk membeli pupuk?Rp…………………… 10. Apakah bapak/ibu melakukan pengendalian hama penyakit? (1) Ya (2) Tidak Bila ya, jenis pestisida yang digunakan , harga beli, dan jumlah yang digunakan setiap aplikasi : Jenis Pestisida Harga Beli Ukuran Kemasan Jumlah untuk sekali Pestisida (ml/L/kg) aplikasi Berapa biaya transportasi untuk membeli pestisida?Rp…………………… Berapa kali pengendalian hama penyakit dilakukan setiap satu masa tanam? a. Padi saat musim hujan :………………………………………….kali b. Padi saat musim kemarau : ……………………………………...kali c. Palawija saat musim hujan : …………………………………….kali d. Palawija saat musim kemarau : ………………………………....kali e. 11. Berapa modal yang dibutuhkan untuk satu kali masa tanam? a. Padi Jenis kegiatan Besaran biaya (Rp) Pengolahan tanah Pemeliharaan tanaman Panen Lainnya, ……….. b.Palawija Jenis kegiatan Pengolahan tanah Pemeliharaan tanaman Panen Lainnya, ………..
Besaran biaya (Rp)
12. Berapa produksi rata – rata yang dihasilkan setiap kali panen (musim penghujan, musim kering)? a. Padi Musim penghujan…………Kg Musim kering……………...Kg
42 b. Palawija Musim penghujan…………Kg Musim kering……………...Kg 13. Berapa harga jual produksi/kg? a. Padi GKG : Rp. / Kg Beras : Rp. / Kg b. Palawija Harga jual : Rp………………./Kg 14. Apakah bapak/ibu menjual hasil produksi tersebut? (1) Ya (2) Tidak Berapa produksi yang dijual?...........................................% Berapa produksi yang dikonsumsi sendiri?......................% Kesulitan yang dialami dalam memasarkan hasil? ……………………………………………………………………… 15. Kemana dijual/dipasarkan? (1) Langsung ke pasar (2) Tengkulak (3) Warga sekitar (4) Lainnya,…….. Berapa biaya transportasi yang dibutuhkan untuk memasarkan produksi?Rp…………………. 16. Jika tanah ini akan dijual, berapa harga jual tiap m2? Rp………………………/ m2 Kategori Lahan Terbangun Nama responden : Usia responden : Alamat responden : Tingkat pendidikan terakhir : Pekerjaan : Penghasilan perbulan : (1) < 2.5 juta (2) 2.5 – 5 juta (3) > 5 juta (3) > 5 juta pengeluaran perbulan : (1) < 2.5 juta (2) 2.5 – 5 juta Jumlah total anggota keluarga (termasuk KK) : orang Jumlah tanggungan yang masih sekolah : orang Jumlah keluarga yang bekerja : orang Jenis peruntukan bangunan : (1) Rumah tinggal (2) Usaha (3) Kos-kosan Apabila jenis peruntukan bangunan adalah untuk usaha, jenis usaha yang dijalankan : a. Bengkel motor/mobil b. Restoran c. Warung makan d. Fotokopi e. Warnet f. Pertokoan Luas lahan peruntukan bangunan : m2 Kondisi fisik bangunan : (1) Permanen (2) Semi permanen
43 Kenampakan bangunan : (1) Sangat sederhana (3) Mewah (2) Sederhana (4) Sangat mewah Lingkungan di sekitar bangunan : (1) perkampungan (2) permukiman (3) perumahan (4) pertokoan (5) perkantoran Status kepemilikan lahan : (1) Milik sendiri (2) Bukan milik sendiri Jika bukan milik sendiri, berapa harga sewa pertahun : Rp. Pajak pertahun : Rp. / tahun
/ tahun
Jika untuk Rumah Tinggal : Berapa harga jual tanah dan nilai bangunan ?(bisa dilihat dari NJOP yang ada) Jual tanah : Rp. Nilai bangunan : Rp. Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik,keamanan,kebersihan,dll) ? Rp. / bulan Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ? Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi) Jika untuk Usaha : a. Jika untuk Bengkel Jenis usaha bengkel yang dijalankan : (1) Mobil (2) Motor Jasa apa saja yang disediakan? Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha bengkel ? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ? Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi) b. Jika untuk Fotokopi : Jasa apa saja yang disediakan? Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha fotokopi? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ? Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi) c. Jika untuk Warnet : Jasa apa saja yang disediakan? Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha warnet? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ? Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi)
44 d. Jika untuk Pertokoan : Jenis barang dan jasa yang dijual ? Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ? Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi) e. Jika untuk Restoran : Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha restoran? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ? Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi) f. Jika untuk Warung makan : Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha warung makan? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ? Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi) g. Jika untuk Kos - kosan : Fasilitas apa saja yang disediakan? Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha kosan? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, keamanan, perawatan, dll) ? Rp. / bulan Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ? Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi)
45 Lampiran 5. Peta sebaran sampling land rent di kawasan perdagangan : (a) Kel. Genteng ; (b) Kel. Harjasari ; (c) Kel. Kertamaya ; (d) Kel. Mulyaharja ; (e) Kel. Pamoyanan
(a)
(b)
46
(c)
(d)
47
(e)
Lampiran 6. Peta sebaran sampling land rent di kawasan pemukiman : (a) Kel. Bojongkerta ; (b) Kel. Mulyaharja ; (c) Kel. Pamoyanan ; (d) Kel. Rancamaya
(a)
48
(b)
(c)
49
(d)
Lampiran 7. Peta sebaran sampling land rent di kawasan pertanian, Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan
50
50
Lampiran 8. Data input dan ouput land rent di kawasan perdagangan 1. Kelurahan Genteng a. Perhitungan nilai land rent sesuai RTRW Sumbu X
Sumbu Y
Penggunaan Lahan
GTG1
700888
9265602
GTG2
700677
9265785
GTG3
701084
9265228
Toko grosir minuman Warung makan Bengkel motor
Titik Sampel
Pengeluaran (Rp/tahun)
Luas lahan (m2)
Penerimaan (Rp/tahun)
36
Total pengeluaran (Rp/tahun)
Land rent (Rp/m2/tahun)
45.044.000
415.444
84.000
8.244.000
656.500
600.000
12.240.000
480.000
Sewa lahan
Belanja
Karyawan
Listrik + Air
60.000.000
8.000.000
24.000.000
12.000.000
960.000
Keamanan + kebersihan 84.000
24
24.000.000
-
6.000.000
1.200.000
960.000
12
18.000.000
-
9.000.000
1.200.000
1.440.000
Rata-rata
517.315
b. Perhitungan nilai land rent tidak sesuai RTRW Titik Sampel GTG4 GTG5 Rata-rata
Sumbu X 700967 701170
Sumbu Y 9265442 9265144
Penggunaan lahan Pemukiman Pemukiman
Luas lahan (m2) 72 80
Status kepemilikan lahan Milik sendiri Milik sendiri
Kondisi fisik bangunan Sederhana Sederhana
Nilai NJOP Tanah 700.000 500.000
Nilai NJOP bangunan 1.250.000 750.000
Land rent (Rp/m2/thn) 27.083 15.625 21.354
51 2. Kelurahan Harjasari a. Perhitungan nilai land rent sesuai RTRW Titik Sampel
Sumbu X
HRJ1 HRJ2 HRJ3 HRJ4 HRJ5 Rata-rata
703420 703253.1 703970.9 704048.8 704060
Sumbu Y 9264795 9264929 9262942 9262714 9263732
Penggunaan lahan Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman
Luas lahan (m2) 154 65 150 84 108
Status kepemilikan lahan Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri
Kondisi fisik bangunan
Nilai NJOP Tanah
sederhana Sederhana Sederhana Sederhana sederhana
634.000 634.000 898.000 750.000 816.000
Nilai NJOP bangunan 684.000 1.045.000 2.135.000 935.000 1.024.000
Land rent (Rp/m2/thn) 8.558 25.830 20.220 20.060 17.037 18.341
b. Perhitungan nilai land rent tidak sesuai RTRW Titik Sampel
Sumbu X
Sumbu Y
HRJ6
9263816
704104.5
HRJ7
9264873
703314.3
HRJ8
9263142
703915.3
HRJ9
9262335
704087.8
Rata-rata
Penggunaan Lahan Toko alat listrik Warung makan Warung makan Bengkel motor
Luas lahan (m2)
Pengeluaran (Rp/tahun) Penerimaan (Rp/tahun)
12
24.000.000
6.000.000
9.420.000
1.200.000
1.200.000
Keamanan + kebersihan 180.000
40
144.000.000
10.000.000
63.756.000
43.200.000
960.000
56
180.000.000
13.000.000
87.000.000
2.400.000
20
18.000.000
-
1.000.000
1.800.000
Sewa lahan
Belanja
Karyawan
Listrik + Air
Total pengeluaran (Rp/tahun)
Land rent (Rp/m2/tahun)
18.000.000
500.000
84.000
118.000.000
650.000
1.800.000
170.000
104.370.000
1.350.536
1.200.000
100.000
4.100.000
695.000 798.884
51
52
52 3. Kelurahan Kertamaya a. Perhitungan nilai land rent sesuai RTRW Titik Sampel
Sumbu X
Sumbu Y
KTM1
701616.5
9264832
KTM2
701747.1
9264607
KTM3
701934.7
9264477
KTM4
702159.1
9264480
KTM5 701877.7 Rata-rata
9264627
Penggunaan Lahan
Pengeluaran (Rp/tahun) Listrik + Belanja Karyawan Air
Luas Lahan (m2)
Penerimaan (Rp/tahun)
24
18.000.000
-
1.356.000
9.600.000
42
60.000.000
-
36.000.000
48
36.000.000
-
56
240.000.000
15
12.000.000
Warung makan Toko bangunan Warung internet Toko bangunan Bengkel motor
Keamanan + kebersihan
Total Pengeluaran (Rp/tahun)
960.000
84.000
12.000.000
250.000
1.200.000
1.200.000
180.000
38.580.000
510.000
8.220.000
2.400.000
12.000.000
180.000
22.800.000
275.000
6000.000
96.000.000
36.000.000
1.200.000
180.000
139.380.000
1.796.786
-
6.000.000
1.200.000
960.000
84.000
8.244.000
250.400 616.437
Sewa Lahan
Land rent (Rp/m2/thn)
b. Perhitungan nilai land rent tidak sesuai RTRW Titik Sampel KTM6 KTM7 Rata-rata
Sumbu X 701817.4 702082.1
Sumbu Y 9264644 9264520
Penggunaan lahan Pemukiman Pemukiman
Luas lahan (m2) 84 65
Status kepemilikan lahan Milik sendiri Milik sendiri
Kondisi fisik bangunan Sederhana Sederhana
Nilai NJOP Tanah 500.000 300.000
Nilai NJOP bangunan 1.120.000 786.000
Land rent (Rp/m2/thn) 19.286 16.708 17.682
53 4. Kelurahan Mulyaharja a. Perhitungan nilai land rent sesuai RTRW Titik Sampel MLY1 MLY2 MLY3 MLY4 MLY5 MLY6 Rata-rata
Sumbu X 697227.5 697169.9 697404.2 697367.2 697663.7 697745.6
Penggunaan Lahan
Sumbu Y 9265339 9265047 9265146 9265655 9265696 9265755
Luas Lahan (m2)
Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Perumahan Perumahan
102 180 58 230 150 98
Status Kepemilikan Lahan Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri
Kondisi Fisik Bangunan Sederhana Mewah Sederhana Mewah Mewah Mewah
Nilai NJOP Tanah
Nilai NJOP Bangunan
200.000 515.000 334.000 672.000 750.000 750.000
407.000 2.845.000 829.000 3.215.000 3.450.000 3.178.000
Land rent (Rp/m2/thn) 5.951 18.667 20.052 16.900 23.500 40.082 20.859
b. Perhitungan nilai land rent sesuai RTRW Titik Sampel MLY7 MLY8 MLY9 MLY10 MLY11 Rata-rata
Sumbu X
Sumbu Y
Penggunaan Lahan
697431.6 697258.7 697636.4 697377 697349.7
9265213 9265018 9265323 9265705 9265609
Toko alat pancing Toko bangunan Warung makan Toko ordeng Warung internet
Luas Lahan (m2) 35 265 10.5 9 24
Penerimaan (Rp/tahun) 36.000.000 240.000.000 72.000.000 84.000.000 54.000.000
Sewa Lahan 12.000.000 2.400.000 5.000.000 -
Pengeluaran (Rp/tahun) Listrik + Belanja Karyawan Air 8.400.000 108.000.000 26.316.000 36.000.000 4.655.000
5.000.000 24.000.000 9.600.000 12.000.000 2.400.000
1.200.000 2.400.000 1.200.000 1.200.000 10.800.000
Keamanan + kebersihan 360.000 1.200.000 84.000 180.000 180.000
Total Pengeluaran (Rp/tahun) 14.960.000 147.600.000 50.400.000 54.380.000 18.035.000
Land rent (Rp/m2/thn) 601.143 348.679 2.057.143 3.291.111 1.498.542 1.559.324
53
54
54 5. Kelurahan Pamoyanan a. Perhitungan nilai land rent sesuai RTRW Titik Sampel
Sumbu X
Sumbu Y
PMY 1
699542.8
9265030
PMY 2
699588.4
9264860
PMY 3 PMY 4
699803.5 699836.1
9265101 9265623
PMY 5 699614.5 PMY 6 699842.6 Rata-rata
9265128 9265414
Penggunaan Lahan Toko air isi ulang Warung internet Toko furniture Toko elektronik Toko JNE Toko mainan
Pengeluaran (Rp/tahun)
Luas lahan (m2)
Penerimaan (Rp/tahun)
Sewa lahan
Belanja
Karyawan
Listrik + Air
26.7
60.000.000
10.000.000
24.000.000
10.000.000
1.440.000
Keamanan + kebersihan 1.800.000
Total pengeluaran (Rp/tahun)
Land rent (Rp/m2/tahun)
4.724.0000
477.903
24
90.000.000
-
35.820.000
2.400.000
9.600.000
180.000
48.000.000
1.750.000
112 35
144.000.000 48.000.000
18.000.000 10.000.000
84.000.000 18.000.000
14.400.000 6.000.000
2.200.000 1.800.000
1.400.000 600.000
120.000.000 36.400.000
214.286 331.429
13.5 13.5
60.000.000 24.000.000
8.000.000 7.000.000
6.000.000 8.400.000
8.400.000 4.800.000
900.000 960.000
240.000 240.000
23.540.000 21.400.000
2.700.741 192.593 944.492
b. Perhitungan nilai land rent tidak sesuai RTRW Titik Sampel PMY 7 PMY 8 PMY 9 PMY 10 PMY 11 PMY 12 Rata-rata
Sumbu X 699862.1 699810 699497.2 699464.6 699490.6 699314.7
Sumbu Y 9265916 9265349 9264587 9265017 9265134 9264339
Penggunaan lahan Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman
Luas lahan (m2) 68 87 62 210 120 84
Status kepemilikan lahan Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik Sendiri Milik sendiri Milik sendiri
Kondisi fisik bangunan Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana
Nilai NJOP tanah 500.000 627.000 524.000 816.000 816.000 652.000
Nilai NJOP bangunan 1.200.000 935.000 786.000 3.140.000 1.765.000 1.024.000
Land rent (Rp/m2/tahun) 25.000 17.839 21.129 18.838 21.508 19.952 20.720
55 Lampiran 9. Data input dan ouput land rent di kawasan pemukiman 1. Kelurahan Bojongkerta a. Perhitungan nilai land rent tidak sesuai RTRW Titik Sampel
Sumbu X
BJG1 704205 BJG2 704128 Rata-rata
Sumbu Y 9261605 9261586
Penggunaan Lahan Toko sendal Toko kusen
Luas Lahan (m2)
Penerimaan (Rp/tahun)
32 20
18.000.000 30.000.000
Sewa Lahan 4.500.000
Pengeluaran (Rp/tahun) Listrik Belanja Karyawan + Air 6.000.000 10.000.000
1.200.000 8.400.000
840.000 960.000
Keamanan + kebersihan 180.000 180.000
Total Pengeluaran (Rp/tahun) 8.220.000 24.040.000
Land rent (Rp/m2/thn) 305.625 298.000 301.813
b. Perhitungan nilai land rent sesuai RTRW Titik Sampel BJG3 BJG4 BJG5 BJG6 BJG7 BJG8 BJG9 BJG10 BJG11 BJG12 Rata-rata
Sumbu X 704037 703797 703821 703664 703456 703087 703519 703377 702949 702717
Sumbu Y 9261566 9261405 9261793 9262174 9262406 9262991 9261982 9261440 9261550 9262701
Penggunaan Lahan Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman
Luas Lahan (m2) 54 72 96 56 77 72 85 84 80 72
Status Kepemilikan Lahan Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri
Kondisi Fisik Bangunan Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana
Nilai NJOP Tanah 625.000 625.000 430.000 510.000 500.000 400.000 430.000 510.000 510.000 500.000
Nilai NJOP Bangunan 850.000 756.000 920.000 975.000 1.200.000 920.000 756.000 850.000 1.640.000 850.000
Land rent (Rp/m2/thn) 27.315 19.181 14.063 26.518 22.078 18.333 13.953 16.190 26.875 18.750 20.326
55
56
56 2. Kelurahan Mulyaharja a. Perhitungan nilai land rent tidak sesuai RTRW Titik Sampel
Sumbu X
Sumbu Y
MLY12
697393.6
9266057
MLY13 697401.6 Rata-rata
9265824
Penggunaan Lahan Bengkel motor Warnet
Pengeluaran (Rp/tahun) Listrik + Belanja Karyawan Air
Luas Lahan (m2)
Penerimaan (Rp/tahun)
50
36.000.000
-
5000.000
3.400.000
3.000.000
Keamanan + kebersihan 600.000
24
24.000.000
-
4.655.000
2.400.000
10.800.000
180.000
Sewa Lahan
Total Pengeluaran (Rp/tahun)
Land rent (Rp/m2/thn)
12.000.000
480.000
18.035.000
248.542 364.271
b. Perhitungan nilai land rent sesuai RTRW Titik Sampel MLY14 MLY15 MLY16 MLY17 MLY18 MLY19 MLY20 MLY21 MLY22 MLY23 MLY24 MLY25 MLY26 MLY27 Rata-rata
Sumbu X
697433.8 697570.2 698051.9 698276.7 698348.9 697787 697112.6 696879.8 696663.1 696390.2 696028.9 698035.8 697489.9 697345.4
Sumbu Y
9265985 9266402 9267109 9267293 9267574 9265086 9264837 9264909 9264475 9264186 9264267 9264668 9264540 9263930
Penggunaan Lahan Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman
Luas Lahan (m2) 96 120 288 168 72 80 72 88 56 64 72 120 80 56
Status Kepemilikan Lahan Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri
Kondisi Fisik Bangunan Sederhana Mewah Mewah Sederhana Sederhana sederhana sederhana Mewah sederhana sederhana sederhana sederhana sederhana sederhana
Nilai NJOP Tanah 515.000 515.000 600.000 550.000 600.000 220.000 250.000 250.000 200.000 200.000 220.000 220.000 220.000 200.000
Nilai NJOP Bangunan 700.000 2.200.000 3.075.000 1.250.000 1.400.000 1.200.000 1.500.000 2.200.000 470.000 700.000 500.000 1.200.000 700.000 470.000
Land rent (Rp/m2/thn) 12.656 22.625 12.760 10.714 27.778 17.750 24.306 27.841 11.964 14.063 10.000 11.833 11.500 11.964 16.268
57 3. Kelurahan Pamoyanan a. Perhitungan nilai land rent tidak sesuai RTRW Titik Sampel PMY13
Sumbu X
PMY14
Sumbu Y
699940.3
9265701
699953.4
9265616
Penggunaan Lahan Toko bangunan Bengkel motor
Luas lahan (m2) 96 32
Penerimaan (Rp/tahun)
Sewa lahan
60.000.000
-
36.000.000
10.000.000
Pengeluaran (Rp/tahun) Listrik + Belanja Karyawan Air 24.000.000 6.000.000 900.000 12.000.000
1.200.000
900.000
Keamanan + kebersihan 240.000
Total pengeluaran (Rp/tahun) 31.140.000
240.000
24.340.000
Rata-rata
Land rent (Rp/m2/tahun) 300.625 364.375 332.500
b. Perhitungan nilai land rent sesuai RTRW Titik Sampel PMY15 PMY16 PMY17 PMY18 PMY19 PMY20 PMY21 PMY22 PMY23 PMY24 PMY25 PMY26 PMY27 PMY28 PMY29 Rata-rata
Sumbu X 699888.2 699816.5 699946.9 699549.3 699966.4 699301.6 698767.2 698258.9 699112.6 698982.3 699132.2 698122 698415.3 699340.7 700018.5
Sumbu Y 9266503 9266242 9265812 9265864 9265010 9264235 9264130 9264065 9265271 9265857 9264906 9263674 9263824 9264613 9265362
Penggunaan lahan Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman
Luas lahan (m2) 120 104 250 80 96 88 120 72 56 80 64 120 96 64 88
Status kepemilikan lahan Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri
Kondisi fisik bangunan Mewah Sederhana Mewah Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Sederhana Mewah Sederhana Sederhana Sederhana
Nilai NJOP tanah 816.000 652.000 652.000 627.000 524.000 627.000 627.000 627.000 524.000 524.000 524.000 500.000 500.000 524.000 627.000
Nilai NJOP bangunan 2.200.000 1.024.000 5.117.647 935.000 786.000 1.024.000 935.000 1.200.000 750.000 935.000 786.000 2.800.000 1.200.000 1.500.000 750.000
Land rent (Rp/m2/tahun) 25.133 16.115 23.079 19.525 13.646 18.761 13.017 25.375 22.750 18.238 20.469 27.500 17.708 31.625 15.648 20.573
57
58
58 4. Kelurahan Rancamaya a. Perhitungan nilai land rent tidak sesuai RTRW Titik Sampel
Sumbu X
Sumbu Y
RNC1
702362
9262850
RNC2
702349
9262658
Penggunaan Lahan Warung makan Toko bangunan
Pengeluaran (Rp/tahun) Listrik + Belanja Karyawan Air
Luas Lahan (m2)
Penerimaan (Rp/tahun)
40
180.000.000
8.000.000
102.556.000
43.200.000
60
36.000.000
-
9.600.000
6.000.000
Sewa Lahan
Total Pengeluaran (Rp/tahun)
Land rent (Rp/m2/thn)
960.000
Keamanan + kebersihan 84.000
154.800.000
630.000
1.440.000
3.600.000
20.640.000
256.000
Rata-rata
443.000
b. Perhitungan nilai land rent sesuai RTRW Titik Sampel RNC3 RNC4 RNC5 RNC6 RNC7 RNC8 RNC9 RNC10 RNC11 Rata-rata
Sumbu X 702355 702366 702594 702379 702036 702043 702426 701791 701976
Sumbu Y 9262940 9262567 9262345 9262083 9262140 9262638 9261670 9261942 9261616
Penggunaan Lahan Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman Pemukiman
Luas Lahan (m2) 96 160 120 84 60 56 132 72 65
Status Kepemilikan Lahan Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri
Kondisi Fisik Bangunan Sederhana Mewah Mewah Sederhana Sederhana Sederhana Mewah Sederhana Sederhana
Nilai NJOP Tanah 700.000 700.000 625.000 650.000 500.000 500.000 630.000 450.000 500.000
Nilai NJOP Bangunan 1.340.000 1.700.000 2.225.000 960.000 850.000 960.000 2.500.000 756.000 810.000
Land rent (Rp/m2/thn) 21250 15000 23750 19167 22500 26071 23712 16750 20154 20.928
59 Lampiran 10. Data input dan ouput land rent di kawasan pertanian 1a. Data input land rent untuk pertanian Masa Tanam I
Masa Tanam II
Masa Tanam III
No
Nama
Alamat
Luas tanam (m2)
1.
Ibu Imah Pak Ahmad Pak Hasan Ibu Eti Pak Wawan Pak Odang Pak Icang Ibu Maryadi
Cikaret
450
Padi
Pemilik
90
77500
-
Bagi hasil produksi dengan pemilik lahan (Kg) atau batang -
Cikaret
1000
Padi
Pemilik
800
265000
60000
-
500
134000
60000
-
800
265000
60000
-
Cikaret
6000
Padi
Penggarap
2200
545000
400000
900
2000
545000
400000
800
2200
545000
400000
900
Cikaret Cikaret
1500 96
Talas Talas
Penggarap Pemilik
6250 400
202000 21200
300000 -
3125 -
6250 400
202000 21200
300000 -
3125 -
-
-
-
-
Cikaret
1500
Jagung
Penggarap
1700
883000
325000
850
1400
836000
325000
700
1400
836000
325000
700
Cikaret
6000
Timun
Pemilik
16000
4671400
1000000
-
16000
4671400
1000000
-
16000
4671400
1000000
-
Cikaret
70
Singkong
Pemilik
200
63200
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Komoditas
Status lahan
Produksi (kg) atau batang
Harga beli pupuk + bibit + pestisida (Rp)
Tenaga kerja (Rp)
Tenaga kerja (Rp)
Bagi hasil produksi dengan pemilik lahan (Kg)
45000
-
Produksi (kg) atau batang
Harga beli pupuk + bibit + pestisida (Rp)
65
Produksi (kg) atau batang
Harga beli pupuk + bibit + pestisida (Rp)
Tenaga kerja (Rp)
Bagi hasil produksi dengan pemilik lahan (Kg)
-
90
77500
-
-
Keterangan: Harga jual produksi padi = Rp. 7000/liter beras 12 liter beras = 10 Kg beras Harga jual produksi talas/1 batang = Rp. 2000 Harga jual produksi jagung manis = Rp. 2000/Kg tongkol yang sudah dikupas Harga benih jagung manis = Rp. 320.000/Kg Harga jual produksi timun = Rp. 1500/Kg Harga jual produksi singkong = Rp. 85.000/pikul 1 pikul = 72 Kg singkong yang sudah dikupas
59
60
60 1b. Data output land rent untuk pertanian No.
Nama
1.
Ibu Imah 2. Pak Ahmad 3. Pak Hasan 4. Ibu Eti 5. Pak Wawan 6. Pak Odang 7. Pak Icang 8. Ibu Maryadi Rata-rata
Komoditas
Masa Tanam I
Masa Tanam II
Masa Tanam III
Total
Land rent (Rp/m2/thn)
Luas (m2)
Produksi (setelah bagi hasil) (Kg)
Penghasilan (Rp)
Pengeluaran (Rp)
Produksi (setelah bagi hasil) (Kg)
Penghasilan (Rp)
Pengeluaran (Rp)
Produksi (setelah bagi hasil) (Kg)
Penghasilan (Rp)
Pengeluaran (Rp)
Penghasilan (Rp/Tahun)
Pengeluaran (Rp/Tahun)
Padi
450
90
756.000
77.500
65
546.000
45.000
90
756000
77500
2.058.000
200.000
20.644
Padi
1000
800
6.720.000
325.000
500
4.200.000
194.000
800
6.720.000
325.000
17.640.000
844.000
20.995
Padi
6000
1300
10.920.000
945.000
1200
10.080.000
945.000
1300
10.920.000
945.000
31.920.000
2.835.000
4.848
Talas Talas
1500 96
3125 400
6.250.000 800.000
502.000 21.200
3125 400
6.250.000 800.000
502.000 21.200
-
-
-
12.500.000 1.600.000
1.004.000 42.400
7.664 16.225
Jagung
1500
850
1.700.000
1.208.000
700
1.400.000
1.208.000
700
1.400.000
1.208.000
4.500.000
3.624.000
584
Timun
6000
16000
24.000.000
5.671.400
16000
24.000.000
5.671.400
16000
24.000.000
5.671.400
72.000.000
17.014.200
9.164
70
200
236.111
63.200
-
-
-
-
-
-
236.111
63.200
2.470
Singkong
10.324
2. Data input dan output land rent untuk permukiman No.
Nama
1. Ibu Nana 2. Ibu Maryadi Rata-rata
Alamat Cikaret Cikaret
Jenis Peruntukan Permukiman Permukiman
Luas Lahan (m2) 135 180
Status Kepemilikan Lahan Milik Sendiri Milik Sendiri
Kondisi Fisik Bangunan Sederhana Sederhana
Nilai NJOP Tanah
Nilai NJOP Bangunan 726000 514000
985000 650000
Land rent (Rp/m2/thn) 12.674 6.467 9.571
61 Lampiran 11. Peta perubahan kawasan pertanian di Kecamatan Bogor Selatan
Lampiran 12. Peta perubahan kawasan pemukiman di Kecamatan Bogor Selatan
62 Lampiran 13. Peta perubahan kawasan perdagangan dan jasa di Kecamatan Bogor Selatan
Lampiran 14. Peta perubahan kawasan industri di Kecamatan Bogor Selatan
63 Lampiran 15. Peta perubahan kawasan pemerintahan di Kecamatan Bogor Selatan
Lampiran 16. Peta perubahan kawasan RTH di Kecamatan Bogor Selatan
64 Lampiran 17. Peta perubahan kawasan TPU di Kecamatan Bogor Selatan
Lampiran 18. Peta penggunaan kawasan pertanian dalam RTRW tahun 1999-2009
65 Lampiran 19. Peta penggunaan kawasan permukiman tahun 1999-2009
dalam RTRW
Lampiran 20. Peta penggunaan kawasan perdagangan dan jasa dalam RTRW tahun 1999-2009
66 Lampiran 21. Peta penggunaan kawasan industri dalam RTRW tahun 1999-2009
Lampiran
22.
Peta penggunaan kawasan tahun 1999-2009
pemerintahan
dalam
RTRW
67 Lampiran 23. Peta penggunaan kawasan RTH dalam RTRW tahun 1999-2009
Lampiran 24. Peta penggunaan kawasan TPU dalam RTRW tahun 1999-2009
68 Lampiran 25. Peta penggunaan kawasan pertanain dalam RTRW tahun 2011-2031
Lampiran
26.
Peta penggunaan tahun 2011-2031
kawasan
permukiman
dalam
RTRW
69 Lampiran 27. Peta penggunaan kawasan perdagangan dan jasa dalam RTRW tahun 2011-2031
Lampiran 28. Peta penggunaan kawasan industri dalam RTRW tahun 2011-2031
70 Lampiran
29.
Peta penggunaan tahun 2011-2031
kawasan
pemerintahan
dalam
RTRW
Lampiran 30. Peta penggunaan kawasan RTH dalam RTRW tahun 2011-2031
71 Lampiran 31. Peta penggunaan kawasan TPU dalam RTRW tahun 2011-2031
72
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bengkulu Selatan pada tanggal 29 November 1990 dari Ayah Mat Burzan dan Ibu Zurainah. Penulis adalah putrakelima dari lima bersaudara. Tahun 2008penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kota Manna, Bengkulu Selatan, dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis bergabung dalam kepengurusan organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (HMIT) pada periode kepengurusan 2010-2011. Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah pada tahun ajaran 2011/2012. Penulis juga aktif dalam kepanitiaan PILMITANAS 2011 (Pekan Ilmiah Mahasiswa Ilmu Tanah Nasional) sebagai liaison officer.