ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH CELUP SARIWANGI OLEH KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN
TESIS
Oleh HENDRA SAPUTRA 067019047/IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH CELUP SARIWANGI OLEH KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Manajemen Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh HENDRA SAPUTRA 067019047/IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH CELUP SARIWANGI OLEH KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN : Hendra Saputra : 067019047 : Ilmu Manajemen
Menyetujui Komisi Pembimbing,
(Dr. Rismayani, SE., MS) Ketua
(Drs. Syahyunan, M.Si) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Dr. Rismayani, SE., MS)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc)
Tanggal Lulus : 3 Maret 2008
vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Telah diuji pada Tanggal
: 3 Maret 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dr. Rismayani, SE., MS Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si 2. Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, M.Si 3. Drs. HB. Tarmizi, SU 4. Dra. Nisrul Irawati, MBA
vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis saya yang berjudul: “ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH CELUP SARIWANGI OLEH KONSUMEN RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN”. Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun juga sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara jelas dan benar.
Medan,
Juni 2008
Yang membuat pernyataan,
Hendra Saputra
vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRAK Katagori produk teh celup memiliki peluang pasar yang besar dan prospek yang cerah sehingga banyak perusahaan kompetitor yang memasuki dan ikut berkompetisi dalam bidang usaha ini sehingga membuat persaingan semakin ketat. PT. Unilever Indonesia Tbk. perlu memiliki suatu strategi pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya, salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mendukung dalam memasarkan teh celup adalah penggunaan strategi bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan dan untuk mengetahui variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Teori yang digunakan adalah Manajemen Pemasaran mengenai Strategi Bauran Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Pendekatan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang didukung survei. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif, sifat penelitian adalah hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan dan persoalan serta menginterpretasikan. Populasi dalam penelitian ini adalah 460.084 rumah tangga, ukuran sampel penelitian ini sebanyak 100 responden. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara, daftar pertanyaan dan studi dokumentasi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda, uji F (serempak) dan uji t (parsial) dimaksud untuk mengetahui secara serempak dan secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05). Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Secara persial hanya satu variabel independen saja, yaitu promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel yang paling dominan yaitu promosi (53,2%). Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa variabel independen yang diteliti mampu menjelaskan 50,5% terhadap variabel keputusan pembelian sedangkan sisanya 49,5% dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Kata kunci: Strategi Bauran Pemasaran, Keputusan Pembelian
vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRACT The teabag category had a big market and good prospect, so it make competitor companies access and competition in this field business, therefore the competition make it harder. PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. must have a good marketing strategy to sell the product. One of the marketing strategy that can support in selling teabag is using marketing mix strategy that’s include product, price, distribution channel, and promotion. The problem formulation in this research is how far the influence of marketing mix strategy which are consist of product, price, distribution channel, and promotion to the buying decision SariWangi teabag by household consumer in Medan. The research is aimed to know and analysis the influence of marketing mix strategy to the buying decision SariWangi teabag by household consumer in Medan and to know which variables will be the most dominant to the buying decision SariWangi teabag by household consumer in Medan The theory to be used is the marketing management focus to marketing mix strategy and consumer behavior. The approach in this research is case study in Medan, while the users’ survey was done on the household consumer. The research type is using quantitative description, the research kind was to find the descriptive of problem and trying to interpret, which research variables measured with rating scale. The population in this research are 460.084 household, and the sample size in this survey consists of 100 (a hundred) respondents. The data research collect from interview, questioners, and documentation study. The hypothesis test uses multiple linear regression analysis, F test (simultan) dan t test (partial) to know the simultan and the partial influence of independent variables with dependent variable at the coefficient level 95% (α = 0.05). The result shows that marketing mix strategy which are consist of product, price, distribution channel, and promotion simultaneously have significant influence to the buying decision SariWangi teabag by household consumer in Medan. The partial, only one independent variable that is promotion was significantly on the buying decision. The dominant variable is promotion (53,2%). The value of the determinant coefficient (R2) shows that research independent variables able to explain 50,5% to the buying decision while the remaining of 49,5% explained by the other independent variable had no used in this research. Key words: Marketing Mix Strategy, Buying Decision
vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan hidayahnya memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Dalam penulisan tesis ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Sains tentunya banyak pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikannya, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarnya kepada : 1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana USU yang memberikan perhatian kepada program studi ilmu manajemen khususnya fasilitas perkuliahan dan dosen yang baik yang menunjang penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik. 2. Ibu Dr. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU dan selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak membantu, memberikan masukan serta dengan sabar mengarahkan penulis hingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. 3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU dan juga selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan pengarahan demi sempurnanya tesis ini.
vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
4. Ibu Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, M.Si, Bapak Drs. HB. Tarmizi, SU, dan Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., selaku Komisi Pembanding yang banyak memberikan masukan yang berharga dalam penyempurnaan tesis ini. 5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU yang banyak membantu sewaktu perkuliahan. 6. Pimpinan dan staf PT. Unilever Indonesia Tbk. Cabang Medan yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan penelitian dengan baik disana. 7. Secara Khusus, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta H. Ahmad Satam dan Hj. Sao’dah yang telah mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayangnya kepada penulis hingga menyelesaikan pendidikan dengan baik. 8. Abangda Prof. Selamat Triono, M.Sc.,Ph.D., Abangda Poiman, SE., Kakanda Ruliani, S.Pd., Abangda Ir. Suharto, Abangda Drs. Suherman dan Kakanda Dra. Suhermawati, S.Pd serta seluruh keluarga yang banyak memberikan bantuan selama penulis kuliah hingga menyelesaikan pendidikan dengan baik. 9. Semua teman-teman kelas reguler angkatan X: Pak Nurdin, Mas Surono, Bang Perys, Wiliam, Kak Fauziah, Kak Heri, Bismi dan Melissa yang begitu kompak dan saling perhatian serta membantu sehingga mendorong penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan sukses.
vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
10. Akhirnya semua pihak yang membantu penyusunan tesis ini yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan rahmad dan hidayahnya kepada semua yang telah membantu dan mendorong penulis baik dari segi materil, moril dan sprituil sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik, Insya Allah. Akhirnya penulis berharap kiranya tesis yang sederhana ini dapat bermamfaat untuk semua pihak yang berkepentingan.
Medan,
Juni 2008
Penulis
Hendra Saputra
vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Hendra Saputra, lahir di Perdamaian Stabat pada tanggal 13 Nopember 1975. Anak keenam dari enam bersaudara dari pasangan Bapak H. Ahmad Satam dan Ibu Hj. Sa’odah. Menyelesaikan pendidikan pada tahun 1988 di SD Negeri 054907 Perdamaian Stabat, menyelesaikan pendidikan pada tahun 1991 di SMP Negeri 1 Stabat, menyelesaikan pendidikan pada tahun 1994 di SMA Negeri 1 Stabat. Pada tahun 1999 menyelesaikan
pendidikan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di
Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan dan akhirnya menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) pada bulan Maret 2008. Saat ini penulis bekerja sebagai staf pengajar pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Negeri Medan.
Medan,
Juni 2008
Hendra Saputra
vi Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Teh adalah minuman yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman semak Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih. Ada tiga jenis teh di pasaran dilihat dari bentuknya, yaitu teh celup, teh daun atau teh serbuk seduh, dan teh bubuk instan (www. wikipedia indonesia.co.id dikunjungi 25 September 2007). Indonesia mempunyai budaya minum teh yang kuat dengan 3 rasa utama, rasa melati sebagai pangsa terbesar (40,3%) yang terpusat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, rasa Vanilla sebagai pangsa kedua dengan pusat pangsa volume sebesar 27,5% di Sumatera dan yang terakhir rasa teh Hitam dengan pangsa volume sebesar 27,5% yang terpusat di Jawa Barat dan Jawa Timur serta pulau-pulau di luar Jawa (www. pintunet.com dikunjungi 14 September 2007). Peluang pasar domestik sangat potensial, dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang saat ini telah mencapai kurang lebih 250 juta jiwa. Jika diasumsikan ada 50 persen atau 125 juta jiwa penduduk Indonesia mengkonsumsi teh dan diperkirakan akan naik dari 350 gram menjadi 500 gram atau 0,5 kg per kapita tahun. Maka potensi penjualan lokal adalah 125 juta jiwa X 0,5 kg = 62.500.000 kg = 62.500 ton per tahun. Mempelajari data tersebut di atas, tampak bahwa pasar lokal
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
2
cukup menjanjikan. Selama 15 tahun di bawah Unilever, SariWangi telah tumbuh sebesar 1872% atau rata-rata 125% per tahun. Dewasa ini SariWangi banyak dijual di Indonesia sebagai merek unggulan lokal. SariWangi adalah merek terbesar dalam segmen teh celup di Indonesia dengan pangsa nilai lebih dari 70%. Namun demikian bukan berarti tidak ada persaingan pada bidang usaha ini terbukti banyak perusahaan kompetitor seperti: Sosro dan Teh Pocci yang ikut meramaikan pasar katagori produk teh celup (www. sinarharapan.co.id, dikunjungi tanggal 22 September 2007). Katagori produk teh celup memiliki peluang pasar yang besar dan prospek yang cerah sehingga banyak perusahaan kompetitor yang memasuki dan ikut berkompetisi dalam bidang usaha ini sehingga membuat persaingan semakin ketat. PT. Unilever Indonesia Tbk. perlu memiliki suatu strategi pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya, karena strategi pemasaran juga merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang digunakan untuk melayani pasar sasaran. Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara mencatat penduduk kota Medan saat ini diperkirakan telah mencapai 2.006.142 jiwa atau 460.084 rumah tangga. Kota Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar, sehingga memiliki potensi pasar yang besar. Deretan produk SariWangi yang beredar di kota Medan dapat dilihat dari Tabel 1.1 sebagai berikut:
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
3
Tabel 1.1 Teh Celup SariWangi yang Beredar di Kota Medan No
Jenis SariWangi
1
SariWangi Teabag Asli
2 3
SariWangi SariMurni SariWangi Teabag Melati
4 SariWangi Teabag Green Tea Sumber: PT. Unilever Indonesia Tbk Cabang Medan, 2008 (Data diolah) PT. Unilever Indonesia Tbk. telah melakukan sejumlah kegiatan untuk meningkatkan penggunaan teh celup SariWangi dengan meningkatkan konsumsi melalui kegiatan saat-saat bersama teh, memberikan resep disetiap kemasan, kampanye teh dan kesehatan di media baik cetak maupun elektronik. Tetapi kesetabilan volume penjualan masih belum tercapai. Hal ini dapat dilihat dari laporan volume penjualan teh celup SariWangi di kota Medan dalam lima tahun terakhir pada Tabel 1.2 sebagai berikut: Tabel 1.2 Volume Penjualan Teh Celup SariWangi PT. Unilever Indonesia Tbk. di Kota Medan Tahun 2002-2006 No
Tahun
Volume Penjualan (Unit)
1 2002 26.988.540 2 2003 30.609.771 3 2004 29.785.076 4 2005 37.806.353 5 2006 37.711.114 Sumber: PT.Unilever Indonesia Tbk. Cabang Medan, 2008 (Data diolah) Ketidakstabilan volume penjualan berdampak pada pendapatan perusahaan. Fenomena ini menunjukan bahwa pihak perusahaan harus mempunyai strategi
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
4
pemasaran yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian teh celup SariWangi. Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian teh celup SariWangi adalah penggunaan strategi bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, saluran distribusi dan promosi. Strategi pemasaran teh celup SariWangi yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. di kota Medan, akan dipersepsikan oleh konsumen melalui variabel strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, seperti kualitas yang ditawarkan (rasa, aroma, warna), merek, dan kemasan produk dengan harga yang relatif murah dan bersaing antar produsen teh dan strategi distribusi yang mampu menjangkau masyarakat diseluruh tempat serta didukung komunikasi bisnis dengan konsumen melalui iklan-iklan pilihan yang mampu menyambungkan komunikasi dengan konsumen secara efisien.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dirumuskan masalah sebagai berikut: Sejauhmana pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan adalah:
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
5
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. 2. Untuk mengetahui variabel yang dominan mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat mempunyai manfaat yaitu: 1. Sebagai bahan masukan bagi PT. Unilever Indonesia Tbk. dalam menentukan kebijakan dan pengembangan strategi bauran pemasaran yang sesuai kebutuhan pasar. 2. Sebagai menambah khasanah penelitian bagi Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Sebagai menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang pemasaran khususnya mengenai strategi bauran pemasaran dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pembelian. 4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama dimasa yang akan datang.
1.5 Kerangka Berpikir Kebutuhan dan keinginan-keinginan konsumen akan berubah secara terus menerus, sehingga seorang manajer pemasaran harus mempunyai pengetahuan yang seksama tentang perilaku konsumen teh agar dapat memberikan definisi pasar yang
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
6
baik untuk mengikuti perubahan yang konsisten, serta merancang strategi bauran pemasaran yang tepat. Menurut Handoko dan Swastha (2000) “Perilaku konsumen sebagai kegiatankegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”. Perilaku konsumen adalah kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mengkonsumsi produk atau jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Engel, et al. (1994) menyatakan “Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusankeputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau jasa”. Produk merupakan titik pusat pengembangan penentuan posisi yang biasanya berada pada saat perusahaan atau unit bisnis menggunakan pendekatan organisasional yang menekankan manajemen produk atau merek. Menurut Kotler (2000) “Produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang dapat ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapabilitas organisasi serta daya beli pasar”. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Menurut Stanton (1996) “Harga adalah
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
7
sejumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya”. Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu, secara tidak langsung harga juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi Saluran
distribusi
mempunyai
pengaruh
terhadap
konsumen
dalam
pengambilan keputusan pembelian teh. Menurut Kotler (2000) “Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi”. Cravens (2000) menyatakan “Keputusan untuk menggunakan saluran distribusi yang menyangkut masalah jenis organisasi saluran yang akan digunakan, peningkatan manajemen saluran distribusi, dan intensitas distribusi sesuai dengan produk”. Promosi seperti iklan, promosi penjualan, penjualan personal, dan hubungan masyarakat (public relations), semuanya digunakan untuk membantu perusahaan berkomunikasi dengan konsumennya, menjalin kerjasama antar organisasi, masyarakat dan sasaran lainnya. Menurut Cravens (2000) “Promosi memainkan peranan yang sangat penting dalam menempatkan posisi di mata dan benak pembeli, karena promosi pada hakekatnya untuk memberitahukan, mengingatkan, membujuk pembeli serta pihak lain yang berpengaruh dalam proses pembelian”. Lamb et al. (2001) menyatakan “Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.”
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
8
Hubungan strategi bauran pemasaran (marketing mix) dengan keputusan pembelian adalah berkaitan. Menurut Kotler (2000) “Rangsangan pemasaran (marketing stimuli) yang terdiri atas produk, harga, tempat, dan promosi masuk ke dalam kesadaran pembeli dan akan mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian”. Bauran pemasaran yang terdiri atas produk, harga, tempat, promosi merupakan separangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pasar sasaran. Cravens (2000) menyatakan “Strategi bauran pemasaran (marketing mix) merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi”. Berdasarkan kepada teori-teori dan pendapat para pakar yang tersebut di atas maka dapat disusun sebuah kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Produk Harga Keputusan Pembelian Saluran Distribusi
Promosi
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
9
1.6 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: Strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu Adam (2006) meneliti dengan judul “Pengaruh Faktor Internal Konsumen dan Kinerja Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Komoditi Teh Oleh Konsumen Rumah Tangga Di Provinsi Jawa Barat”. Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan di daerah urban dan di daerah rural yang dipilih secara purposive. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan verifikatif dengan teknik pendekatan interval skor dan analisis jalur (path analysis), hasil penelitian menyimpulkan bahwa
faktor internal konsumen dan kinerja bauran
pemasaran berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian komoditas teh oleh konsumen rumah tangga. Kontribusi pengaruh paling tinggi adalah variabel kinerja bauran pemasaran 39,21%, dan internal konsumen 34,37%, sedangkan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti 26,42%. Fitriana (2002) meneliti dengan judul “Pengaruh Gaya Pelaksanaan Pesan Teh SariWangi Melalui Media TV Pada Pembelian Teh Masyarakat Di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowok Waru Kota Malang”. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reseach) pada penduduk di wilayah Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowok Waru kota Malang.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
11
Dari hasil analisis dengan menggunakan analisis logistik regression, diperoleh hasil keputusan konsumen (masyarakat) dalam membeli teh celup SariWangi sebesar 51,25% dan keputusan membeli teh celup merek lain sebesar 48,75% yang menunjukkan bahwa variabel bebas yakni potongan kehidupan, gaya hidup, fantasi, suasana/citra, musik, simbol kepribadian, bukti ilmiah, dan bukti kesaksian secara simultan mempengaruhi variabel terikat yaitu keputusan konsumen (masyarakat) dalam pembelian teh celup SariWangi sebesar 51,25%.
2.2 Teori Tentang Strategi Bauran Pemasaran Strategi bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Menurut Kotler (2005) “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran”, sedangkan Cravens (2000) menyatakan “Bauran pemasaran mengacu pada paduan strategi produk, distribusi, promosi dan penentuan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju”. Perbedaan di dalam strategi bauran pemasaran tidak terjadi secara kebetulan, manajer
pemasaran
merencanakan
strategi
pemasaran
untuk
mendapatkan
keunggulan dibandingkan dengan para pesaingnya dan memberikan pelayanan yang baik. Dengan mengubah elemen-elemen bauran pemasaran, manajer pemasaran dapat
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
12
menyesuaikan dengan saran yang diberikan oleh konsumen. Assauri (2004) menyatakan bahwa; Strategi bauran pemasaran ini merupakan bagian dari strategi pemasaran (marketing strategy), dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran.
2.2.1 Teori Tentang Produk 2.2.1.1 Pengertian Produk dan Lima Tingkatan Produk Secara konseptual, produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Menurut Lamb et al. (2001) “Produk tidak hanya meliputi fisiknya saja tetapi juga kemasan, garansi, pelayanan purna jual, merek, nama baik perusahaan, dan nilai kepuasan”. Selain itu, Kotler (2000), menyatakan “Merencanakan penawaran pasar atau produk, pemasar harus memikirkan lima tingkatan produk”. Kelima tingkatan tersebut dapat disajikan pada Gambar 2.1.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
13
Sumber: Kotler (2000) Gambar 2.1 Lima Tingkat Produk Gambar 2.1 menunjukkan tingkat paling dasar adalah manfaat utama (manfaat dasar) suatu produk yang sesungguhnya dibeli oleh konsumen. Kedua pemasar harus dapat merubah manfaat utama menjadi produk generik. Pada tingkat ke tiga pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan yaitu satu set atribut dan persyaratan yang biasanya diharapkan dan disukai oleh
konsumen ketika melakukan pembelian.
Tingkatan ke empat pemasar mempersiapkan produk tambahan yaitu meliputi tambahan jasa dan manfaat yang akan membedakannya dari pesaing serta pada tingkat ke lima adalah produk potensial, yaitu semua tambahan dan perubahan yang mungkin diperoleh dari produk tersebut. Dengan adanya produk tambahan diharapkan semua kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen akhir. Produk merupakan hasil proses produksi dari pabrikan maupun perusahaan jasa
dalam
bentuk
jasa.
Kemudian
dengan
melihat
cara-cara
untuk
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
14
mengklasifikasikan banyak jenis produk yang akan ditemukan dalam pasar konsumen dan industri, dengan harapan menemukan jalinan antara strategi pemasaran yang tepat dengan jenis-jenis produk. Kemudian, dengan mengenali bahwa setiap produk bisa diubah menjadi sebuah merek, yang melibatkan beberapa keputusan. Produk juga bisa dikemas dan diberi label dan disertai berbagai jasa tambahan yang ditawarkan kepada konsumen. Purnama (2001) menyatakan “Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan”. Sedangkan Kotler (2001) menyatakan “Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan”. Selanjutnya Purnama (2001) menyatakan “Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik (misalnya buku, mobil), jasa (misalnya salon, dokter), orang (seperti artis, selebriti), tempat (misalnya tempat wisata), organisasi (misalnya Yayasan Jantung Indonesia), dan gagasan (misalnya cara memasak yang praktis)”.
2.2.1.2 Tingkatan Hirarki Produk Dalam permasalahan produk bahwa konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut. Purnama (2001) menyatakan terdapat tujuh tingkatan hirarki produk, yaitu: a. Keluarga kebutuhan (need family); Kebutuhan inti yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk. b. Keluarga produk (product family); Semua kelas produk yang dapat memenuhi suatu kebutuhan inti dengan efektifitas memadai.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
15
c. Kelas produk (product class); Sekelompok produk dalam keluarga produk yang diakui rnemiliki kesamaan fungsional. d. Lini produk (product line); Sekelompok produk dalam suatu kelas yang berkaitan erat dengan karena mereka melaksanakan suatu fungsi yang serupa, dijual pada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau berada dalam rentang harga tertentu. e. Jenis produk (product type); Suatu kelompok produk dalam suatu lini produk yang sama-sama memiliki salah satu dari berbagai kemungkinan bentuk produk tersebut. f. Merek (brand); Nama yang diasosiasikan dengan satu atau beberapa produk dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter produk tersebut. g. Unit produk (item/stockkeeping unit/product variance); Merupakan satu unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut lain.
2.2.2 Teori Tentang Harga 2.2.2.1 Pengertian Harga dan Strategi Penetapan Harga Menurut Lamb et al. (2001) “Harga adalah apa yang harus diberikan oleh konsumen (pembeli) untuk mendapatkan suatu produk”. Harga sering merupakan elemen yang paling fleksibel di antara keempat elemen bauran pemasaran. Selain itu, Walker, et al. (2000) “Menerapkan kebijakan harga rendah dibandingkan dengan pesaing dapat diciptakan, apabila perusahaan memiliki keunggulan bersaing pada biaya rendah (low cost)”. Demikian halnya menurut Kotler (2005) “Penetapan harga dan persaingan harga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi oleh para eksekutif pemasaran“. Namun, banyak perusahaan tidak mampu menangani penetapan harga dengan baik. Sembilan strategi harga-mutu dapat disajikan pada Gambar 2.2.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
16
Tinggi M u t u Tinggi P r Menengah o d u Rendah k
1. Strategi premium 4. Strategi terlalu mahal 7. Strategi terbantai
Menengah
2. Strategi nilai tinggi 5. Strategi nilai menegah 8. Strategi ekonomi salah
Rendah
3. Strategi nilai super 6. Strategi nilai baik 9. Strategi ekonomi
Harga Produk Sumber: Kotler (2005) Gambar 2.2 Sembilan Strategi Harga-Mutu Gambar 2.2 dapat dijelaskan, ada sembilan kemungkinan strategi harga-mutu. Pertama, strategi diagonal 1,5, dan 9 semuanya dapat bertahan pada pasar yang sama, yaitu perusahaan menawarkan produk bermutu tinggi pada harga tinggi, perusahaan lain menawarkan produk bermutu rendah pada harga rendah dan pada mutu menengah perusahaan menawarkan harga menengah. Ketiga pesaing tersebut dapat hidup bersama selama pasar terdiri atas tiga kelompok pembeli, yaitu konsumen yang mengutamakan mutu, harga, dan yang mementingkan keseimbangan antar keduanya. Kedua, strategi penempatan 2,3, dan 6 yaitu menunjukkan cara untuk menyerang posisi diagonal. Stategi 2 menyatakan produk kami memiliki mutu yang sama dengan produk 1, tetapi harga yang ditawarkannya lebih rendah. Strategi 3 menyatakan hal yang sama dan bahkan menawarkan penghematan yang lebih besar.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
17
Demikian halnya strategi 6, jika konsumen mementingkan mutu yang menengah dengan harga rendah. Ketiga, strategi penempatan 4,7, dan 8 di mana, perusahaan menetapkan harga terlalu tinggi dibandingkan dengan mutunya. Konsumen akan merasa dirugikan dan akan mengeluh atau menceritakan hal-hal buruk pada konsumen yang lain. Strategi ini harus dihindari agar setiap perusahaan dapat bersaing. Payne (2001) menyatakan “Keputusan-keputusan penetapan harga sangat signifikan dalam menentukan nilai bagi pelanggan dan memainkan peran sangat penting dalam pembentukan citra bagi jasa tersebut”. Purnama (2001) menyatakan suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kalinya, yakni ketika; a. Perusahaaan tersebut mengembangkan atau memperoleh suatu produk baru. b. Perusahaan tersebut baru pertama kalinya memperkenalkan produk regulernya ke saluran distribusi atau daerah baru. c. Perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja baru. Menurut Lupiyoadi (2006) “Keputusan penetapan harga juga sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh pelayanan layanan jasa dinilai oleh konsumen, dan juga dalam proses mernbangun citra”. Kegiatan penetapan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penetapan harga terkait langsung nantinya dengan revenue yang diterima oleh perusahaan.
2.2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Kotler (2005) menyatakan faktor-faktor yang menentukan kebijakan penetapan harga terdiri dari; a. Memilih tujuan penetapan harga.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
18
b. c. d. e. f.
Menentukan permintaan. Memperkirakan biaya. Menganalisa biaya, harga, dan tawaran pesaing. Memilih metode penetapan harga. Memilih harga akhir.
Swastha (1996) menyatakan “Keputusan-keputusan mengenai harga dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: faktor-faktor internal perusahaan dan faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan”. Menurut Purnama (2001) faktorfaktor yang mempengaruhi kepekaan harga terhadap pembeli dapat diidentifikasi sebagai berikut; a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Pengaruh nilai unik Pengaruh kesadaran atas produk pengganti. Pengaruh perbandingan yang sulit. Pengaruh pengeluaran total. Pengaruh manfaat akhir. Pengaruh biaya yang dibagi. Pengaruh investasi yang tertanam. Pengaruh kualitas harga. Pengaruh persediaan.
Sedangkan menurut Stanton (1996) dalam proses penetapan harga ada beberapa faktor yang biasanya mempengaruhi keputusan akhir, faktor-faktor kunci yang perlu diperhatikan manajemen adalah; a. b. c. d. e. f.
Permintaan produk Target pangsa pasar Reaksi pesaing Penggunaan strategi penetapan harga: penetrasi atau saringan Bagian lain dari bauran pemasaran Biaya untuk memproduksi atau untuk membeli produk
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
19
2.2.3 Teori Tentang Saluran Distribusi 2.2.3.1 Pengertian dan Perbedaan Saluran Distribusi Saluran distribusi menghubungkan produsen dengan pengguna akhir produk atau jasa. Saluran distribusi yang efektif dan efesien memberikan keunggulan strategi yang penting bagi para anggota organisasi atas saluran-saluran pesaingnya. Gambar 2.3 memperlihatkan perbedaan saluran distribusi dasar produk konsumen dan produk industri.
Sumber: Cravens (2000) Gambar 2.3 Saluran Distribusi Dasar Cravens (2000) menyatakan “Saluran distribusi adalah jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan konsumen
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
20
akhir”. Saluran distribusi terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan, yang berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan, yang bersama-sama berusaha menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada konsumen akhir. Pemasaran lokal produk teh yang telah dikemas dan telah memiliki merek (brand), disalurkan melalui saluran distribusi tidak langsung atau melalui perantara, terutama target pasar konsumen akhir. Strategi distribusi berkenaan dengan bagaimana sebuah perusahaan menjangkau pasar sasarannya, sebagian produsen memasarkan produknya secara langsung kepada konsumen akhir, sedangkan sebagian lagi memasarkan produknya melalui satu atau lebih saluran distribusi. Masalah pemilihan saluran distribusi adalah suatu masalah yang sangat penting. Sebab kesalahan dalam pemilihan distribusi dapat memperlambat bahkan dapat menghentikan usaha penjualan barang dari produsen barang ke konsumen. Lamb et al. (2001) menyatakan “Saluran distribusi adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau pelanggan”. Sedangkan Kotler (2005) menyatakan “Saluran distribusi adalah beberapa organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi”.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
21
2.2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Bentuk Saluran Distribusi Lupiyoadi (2006) menyatakan “Keputusan tentang lokasi penyampaian harus sejalan dengan strategi lembaga yang ada”. Menurut Assauri (2004) menyatakan faktor-faktor pemilihan penyalur adalah sebagai berikut; a. b. c. d. e. f. g.
Pola saluran distribusi Banyaknya atau jumlah penyalur Lokasi atau daerah penyalur Bonafiditas para penyalur yang tercemin dari likuiditasnya Reputasi dari penyalur Kemampuan menjual dan jaringan distribusi yang luas Mempunyai tenaga penjual yang terlatih dan sarana atau fasilitas yang memadai.
Selanjutnya menurut Crevens (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk saluran distribusi adalah; a. b. c. d. e.
Pertimbangan penggunaan akhir Karakteristik produk Kemampuan dan sumber daya pabrik Fungsi-fungsi yang disyaratkan Ketersediaan dan keterampilan para perantara
2.2.4 Teori Tentang Promosi 2.2.4.1 Pengertian Promosi dan Strategi Promosi Strategi promosi adalah perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran lainnya. Fungsi promosi dalam bauran pemasaran adalah untuk mencapai berbagai tujuan komunikasi
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
22
dengan setiap konsumen. Pengembangan strategi promosi dapat dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Sumber: Cravens (2000) Gambar 2.4 Pengembangan Strategi Promosi Cravens (2000) menyatakan “Strategi promosi mencakup penentuan: (1) tujuan komunikasi, (2) peranan komponen-komponen pembentuk bauran promosi, (3) anggaran promosi, dan (4) strategi setiap komponen bauran”. Komponen-komponen bauran promosi mencakup periklanan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan hubungan
masyarakat.
Tanggung
jawab
pemasaran
yang
penting
adalah
merencanakan dan mengkoordinasikan strategi promosi terpadu dan memilih strategi yang paling efektif. Dalam rangka merancang komunikasi pemasaran yang efektif, setiap pemasaran perlu memahami proses komunikasi secara umum yaitu: pelaku komunikasi (pengirim dan penerima pesan), alat komunikasi (pesan dan media), fungsi komunikasi (encoding, decoding, respons dan umpanbalik), serta gangguan.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
23
Pengirim pesan juga harus melakukan proses encoding (menerjemahkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu, seperti tulisan, kata-kata, gambar, bahasa tubuh) sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan diinterprestasikan sama oleh penerima dalam proses decoding ( menerjemahkan simbol ke dalam makna atau pemahaman tertentu) yang biasa dilakukan. Selain itu, pengirim pesan harus mengirim pesan melalui media yang efisien agar dapat menjangkau audiens sasaran dan mengembangkan saluran umpan balik sehingga dapat memantau respons audiens. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi bukanlah hal yang gampang dilakukan, karena adanya kemungkinan gangguan (noise) yang dapat menghambat kefektifan komunikasi. Gangguan tersebut dapat berupa intervensi pesan pesaing, gangguan fisik, masalah semantic, perbedaan budaya, dan ketiadaan umpan balik. Seorang konsumen disuguhkan sekian banyak pesan komersial setiap hari, tidak mungkin semuanya diperhatikan dengan sama seriusnya, terutama yang dianggap tidak relevan dengan kebutuhan atau minatnya. Konsumen hanya akan memperhatikan pesan-pesan yang dinilai sesuai dengan keyakinannya. Dengan demikian hanya pesan komersial yang efektiflah yang akan sampai pada konsumen akhir yang benar-benar menjadi pertimbanganbagi konsumen. Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasif satu arah yang dibuat untuk mempengaruhi seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pengukuran dalam pemasaran. Stanton (1996) menyatakan “Promosi adalah sesuatu kegiatan memberitahukan (information), membujuk (persuation) dan mempengaruhi (influence)”.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
24
Sedangkan Winardi (2001) menyatakan “Promosi merupakan aktivitasaktivitas sebuah perusahaan yang dirancang untuk memberikan informasi, membujuk atau mengingatkan pihak-pihak lain tentang perusahaan yang bersangkutan dan barang-barang serta jasa jasa yang ditawarkan olehnya”. Dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan kegiatan perusahaan untuk memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan pihak lain akan perusahaan dan produk yang dihasilkan dengan harapan agar pihak lain melakukan tindakan pembelian terhadap produk perusahaan. Agar kegiatan promosi yang dilakukan dapat berhasil dengan baik, maka pomosi tersebut harus direncanakan terlebih dahulu.
2.2.4.2 Faktor-faktor Promosi dalam Pemasaran Menurut Zeithaml dan Bitner (dalam Yazid, 2001) “Faktor-faktor promosi yang terdapat dalam pemasaran produk terdiri dari: tenaga penjualan atau pelayanan, jumlah, seleksi, pelatihan, insentif, target, jenis media, dan periklanan, serta unsur-unsur bauran promosi (advertising, sales promotion, personal selling, dan publisitas)”. George dan Berry (dalam Payne, 2001) “Mengidentifikasi enam pedoman untuk pemasaran produk yang benar-benar dapat diterapkan untuk kebanyakan unsur bauran promosi, yaitu; memberikan petunjuk berwujud, membuat jasa dimengerti, kesinambungan komunikasi, menjanjikan apa yang mungkin diberikan, mengkapitalisasi word of mouth, dan komunikasi langsung kepada konsumen”.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
25
Selanjutnya Lupiyoadi (2006) menyatakan untuk mengembangkan promosi yang efektif, maka diperlukan suatu produk dengan kondisi sebagai berikut; a. b. c. d. e. f. g. h.
Mengidentifikasi target audience Menentukan tujuan promosi Merancang pesan Menyeleksi saluran komunikasi Menetapkan jumlah anggaran promosi Menentukan bauran promosi Mengukur hasil-hasil promosi. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi/promosi.
2.3 Teori Tentang Perilaku Konsumen Bagi pemasar, setiap upaya pemasaran selalu harus diarahkan pada pemuasan kebutuhan dan keinginan konsumen. Munculnya peluang bisnis yang menguntungkan berasal terutama dari adanya kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu pemasar perlu mengidentifikasi dan memahami perilaku mereka. Lamb et al. (2001) menyatakan “Perilaku konsumen sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa”. Sedangkan menurut Peter (2000) “Perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai interaksi dinamis antara pengaruh kognisi (pikiran), perilaku, dan kejadian di sekitar kita, di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen akan berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan yang dipikirkan (cognitive), dirasakan (affective) dan yang dilakukan (conative) oleh konsumen. Oleh karena itu, dalam pengembangan strategi pemasaran, sifat perilaku konsumen yang dinamis
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
26
tersebut merupakan isyarat bahwa seorang manajer pemasaran hendaknya selalu mengevalusi keberhasilan kineja pemasarannya.
2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Perilaku pembelian dipengaruhi oleh internal konsumen yang meliputi; (1) faktor budaya konsumen, (2) tingkat sosial, (3) karakteristik pribadi atau individu, dan (4) faktor psikologis (Kotler, 2005; Lamb et al. 2001), sedangkan menurut Engel et al. (1994) “Internal konsumen terdiri atas; (1) budaya, (2) kelas sosial, (3) pribadi, (4) keluarga, dan (5) situasi”. 1. Budaya Konsumen Budaya merupakan karakter sosial konsumen yang membedakannya dari kelompok kultur yang lainnya (nilai, bahasa, mitos, adat, ritual, dan hukum) yang telah menyatu dalam kebiasaan mereka sehari-hari. Budaya merupakan sesuatu yang perlu dipelajari, konsumen tidak dilahirkan untuk secara spontan mengerti tentang nilai dan norma atas kehidupan sosial, melainkan mereka harus belajar tentang apa yang diterima dari keluarga dan lingkungannya.
2. Kelas Sosial Pada dasarnya masyarakat memiliki kelas sosial. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
27
3. Karakteristik Individu Keputusan pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi atau individu. Karakteristik tersebut meliputi usia dan siklus hidup, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian, gaya hidup dan konsep diri. Usia dan tahapan siklus hidup konsumen mempunyai pengaruh penting terhadap perilaku konsumen. Seberapa usia konsumen biasanya menunjukkan produk apa yang menarik baginya untuk dibeli. Selera konsumen pada makanan, pakaian, mobil, mebel, dan rekreasi sering dihubungkan dengan usia. Dihubungkan dengan usia seorang konsumen akan menempatkan diri pada siklus hidup keluarga (family life cycle). Siklus hidup keluaga (family life cycle) adalah suatu urutan yang teratur dari tahapan di mana sikap dan perilaku konsumen cenderung berkembang melalui kedewasaan, pengalaman, dan perubahan pendapatan serta status. Manajer pemasaran sering mendefinisikan target pasar yang menghubungkan dengan siklus hidup keluarga, misalnya belum menikah, sudah menikah, punya anak, dan tidak punya anak. Setiap konsumen memiliki kepribadian yang unik. Kepribadian (personality) adalah menggabungkan antara tatanan psikologis dan pengaruh lingkungan. Termasuk watak dasar seseorang terutama karakteristik dominan mereka. Ciri-ciri kepribadian konsumen misalnya: kemampuan untuk beradaptasi, kebutuhan akan afiliasi (hubungan), sikap agresif, kekuasaan, otonomi, dominasi, rasa hormat, pertahanan diri, emosionalisme, keteraturan, stabilitas, dan kepercayaan pada diri sendiri.
Konsep diri atau persepsi diri adalah bagaimana konsumen
mempersepsikan diri mereka sendiri. Konsep diri meliputi sikap, persepsi, keyakinan,
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
28
dan evaluasi diri. Meskipun konsep diri bisa berubah, perubahan tersebut biasanya bertahap. Lamb et al. (2001) menyatakan “Perilaku konsumen sebagian besar tergantung pada konsep diri, karena konsumen ingin menjaga identitas mereka sebagai individu”. Hal ini tergambar pada produk dan merek yang mereka beli, tempat pembelian, dan kartu kredit yang digunakan akan memberikan gambaran image diri konsumen. Pengaruh persepsi konsumen terhadap suatu produk, pemasar dapat mempengaruhi motivasi konsumen untuk belajar tentang bagaimana berbelanja, dan membeli suatu merek yang tepat. Kepribadian dan konsep diri ini mencerminkan gaya hidup (life style). Gaya hidup (life style) adalah cara hidup, yang diidentifikasikan melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat.
4. Faktor Psikologis Kotler (2005) menyatakan “Pilihan pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu; motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian”. Motivasi, konsumen memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu, beberapa kebutuhan bersifat biogenis. Kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, dan tidak nyaman. Kebutuhan lain dapat bersifat psikogenis. Kebutuhan ini muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. Jadi motif adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk bertindak. Handoko dan Swastha (2000) ”Motivasi
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
29
adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”. Teori yang berhubungan dengan motivasi dapat dijelaskan dengan teori hierarki kebutuhan manusia (Maslow’s Hierarchy of Needs) dari Maslow, yang menjelaskan lima kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya dari yang paling rendah, yaitu kebutuhan biologis (physiological or biogenic needs) sampai paling tinggi yaitu kebutuhan psikogenik (psyhogenic needs). Menurut teori ini, manusia berusaha memenuhi kebutuhan tingkat rendahnya terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Secara umum konsumen mengikuti suatu proses atau tahapan dalam pengambilan keputusan. Menurut Kotler (2005) “Ada lima tahapan dalam pengambilan keputusan pembelian yaitu; (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pascapembelian”. 1. Pengenalan Masalah Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen menghadapi ketidak seimbangan antara keadaan sebenarnya dan keinginan. Pengenalan kebutuhan terpicu ketika konsumen diekspos pada stimulasi internal (rasa haus) atau stimulasi eksternal (produk, harga, saluran distribusi/tempat, dan promosi).
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
30
Manajer pemasaran dapat menciptakan keinginan konsumen, keinginan ada ketika seseorang mempunyai kebutuhan yang tidak terpenuhi dan memutuskan bahwa hanya
produk/jasa
yang
mempunyai
keistimewaan
tertentu
yang
akan
memuaskannya. Hal ini dipertegas oleh Lamb et al. (2001) “Keinginan dapat diciptakan melalui iklan dan promosi lainnya”. Selain itu, untuk meningkatkan konsumsi teh dalam negeri, hendaknya perusahaan melakukan strategi promosi yang tepat dan mengalokasikan biaya promosi secara proporsional yang selama ini dianggap tidak penting.
2. Pencarian Informasi Pencarian informasi dapat terjadi secara internal dan eksternal maupun keduanya. Pencarian informasi internal adalah proses mengingat kembali informasi yang tersimpan di dalam ingatan. Informasi yang tersimpan ini sebagian besar berasal dari pengalaman sebelumnya atas suatu produk. Misalnya konsumen sedang berbelanja menemukan salah satu merek teh yang pernah dibelinya yang mungkin menurutnya kualitas air seduhan dan
aromanya lebih baik, sehingga konsumen
memutuskan untuk membelinya kembali. Sebaliknya pencarian informasi eksternal adalah mencari informasi di lingkungan luar. Ada dua tipe sumber informasi eksternal yaitu pertama; non marketing controlled (dikendalikan oleh non pemasaran) berkaitan dengan pengalaman pribadi, sumber-sumber pribadi (teman, keluarga, kenalan, rekan kerja), dan sumber publik. Kedua; marketing controlled (dikendalikan oleh pemasaran)
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
31
seperti variabel bauran pemasaran (marketing mix= 4P yaitu: product, price, place, dan promotion).
3. Evaluasi Alternatif Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah pertimbangan dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan informasi yang tersimpan dalam ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari luar untuk membangun suatu kriteria tertentu. Tujuan manajer pemasaran adalah memperkirakan atribut-atribut yang mempengaruhi pilihan konsumen. Banyak faktor yang mungkin bersamaan mempengaruhi evaluasi konsumen atas produk, seperti harga, kemudahan dan lain sebagainya. Seperti konsumen rumah tangga yang lebih memilih
merek produk
SariWangi, karena merek tersebut dapat ditemukan di berbagai tempat penjualan.
4. Keputusan Pembelian Sejalan dengan evaluasi atas sejumlah alternatif tersebut, maka konsumen dapat memutuskan apakah produk akan dibeli atau diputuskan untuk tidak membeli. Jika konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian, maka langkah berikutnya dalam proses adalah melakukan evaluasi terhadap produk tersebut setelah pembelian.
5. Perilaku Pascapembelian Ketika membeli suatu produk, konsumen mengharapkan dampak tertentu dari pembelian tersebut, mungkin konsumen puas (satisfaction) atau tidak puas
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
32
(dissatisfaction). Kepuasan konsumen merupakan fungsi dari seberapa dekat antara harapan konsumen atas produk dengan daya guna yang dirasakan akibat mengkonsumsi produk tersebut. Jika daya guna produk tersebut berada di bawah harapan konsumen, maka konsumen merasa dikecewakan, sedangkan jika harapan melebihi kenyataan maka konsumen merasa puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya .
Sumber: Kotler (2005) Gambar 2.5 Proses Pembelian Model Lima Tahap Gambar 2.5 menunjukkan, konsumen akan melewati lima tahapan dalam proses pembelian produk. Namun, urutan tersebut tidak berlaku terutama atas pembelian dengan keterlibatan rendah, konsumen dapat
melewatkan beberapa
tahapan. Misalnya seorang ibu rumah tangga membeli salah satu merek teh yang biasanya dikonsumsi, maka dari tahap kebutuhan akan produk teh (pengenalan masalah) menuju ke tahap keputusan pembelian.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Medan. Waktu penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, dimulai dari bulan Oktober 2007 sampai dengan bulan Februari 2008.
3.2 Metode Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah studi kasus dilakukan di dua puluh satu kecamatan yang ada di kota Medan., sedangkan survei dilakukan pada konsumen rumah tangga. Menurut Umar (2003) ”Studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungann dan kondisi masa lalunya”. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Menurut Sugiyono (2002) ”Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai variabel independen, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
34
Sifat penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi penelitian adalah konsumen rumah tangga di kota Medan. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 460.084 rumah tangga yang menyebar di dua puluh satu kecamatan yang ada di kota Medan (BPS Kota Medan dalam Angka, Tahun 2006).
3.3.2 Sampel Penentuan sampel menggunakan teknik area sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kotamadya/kabupaten (Sugiyono, 2002). Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan sampel dilakukan secara acak atau random dari masing-masing area. Selanjutnya, penentuan jumlah sampel yang dianggap representatif, yaitu menggunakan rumus Slovin sebagai berikut (Umar, 2003):
n =
N 1 + Ne2
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
35
dimana: n
= Jumlah sampel
N
= Jumlah populasi
e
= Tingkat kesalahan Berdasarkan rumus tersebut, dan menggunakan tingkat presisi 90%, (tingkat
kesalahan = 10%), maka diperoleh jumlah sampel penelitian sebagai berikut: n=
460.084 1 + 460.084(0,10) 2
n=
460.084 1 + 460.084(0,01)
n = 99,98 = 100 sampel
Ukuran sampel yang diperoleh akan dialokasikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Nazir,2003):
ni = fi × n dimana: ni
= Sampel strata i
fi
= Jumlah sampel tiap area dibagi jumlah seluruh populasi
n
= Jumlah sampel dari populasi
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
36
Tabel 3.1 Jumlah Sampel pada Setiap Kecamatan di Kota Medan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kecamatan Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan Jumlah
Jumlah Sampel 16.289 : 460.084 X 100 24.745 : 460.084 X 100 22.529 : 460.084 X 100 29.878 : 460.084 X 100 24.567 : 460.084 X 100 19.086 : 460.084 X 100 11.287 : 460.084 X 100 10.961 : 460.084 X 100 11.574 : 460.084 X 100 19.107 : 460.084 X 100 24.787 : 460.084 X 100 30.978 : 460.084 X 100 14.945 : 460.084 X 100 20.664 : 460.084 X 100 25.259 : 460.084 X 100 23.302 : 460.084 X 100 30.308 : 460.084 X 100 32.266 : 460.084 X 100 22.049 : 460.084 X 100 24.073 : 460.084 X 100 21.430 : 460.084 X 100
=3 =6 =5 =7 =5 =4 =2 =2 =2 =4 =6 =7 =3 =4 =6 =5 =7 =7 =5 =5 =5 100
3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut: 1) Wawancara (interview) dilakukan langsung kepada konsumen rumah tangga di kota Medan yang menjadi responden dalam penelitian ini. 2) Daftar pertanyaan (questionaire) diberikan kepada konsumen rumah tangga di kota Medan yang menjadi responden dalam penelitian ini.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
37
3) Studi dokumentasi dengan mengumpulkan dan mempelajari data atau dokumen yang mendukung penelitian ini yaitu: jumlah penduduk di kota Medan tahun 2006 dan volume penjualan teh celup SariWangi di kota Medan dari tahun 2002 sampai 2006.
3.5 Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: 1) Data primer diperoleh dari wawancara dan daftar pertanyaan (questionaire). 2) Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi yaitu: jumlah penduduk di kota Medan dan volume penjualan teh celup SariWangi di kota Medan dari tahun 2002 sampai 2006.
3.6 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel 3.6.1 Identifikasi Variabel Adapun variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) adalah sebagai berikut: 1) Variabel independent (bebas) Strategi bauran pemasaran (X) yang terdiri dari; produk (X1), harga (X2), saluran distribusi (X3), dan promosi (X4). 2) Variabel dependent (terikat) yaitu; keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan (Y).
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
38
3.6.2 Definisi Operasional Variabel Secara rinci, definisi operasionalisasi variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut: Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Variabel
Definisi Variabel
Indikator
Skala Likert
Produk (X1)
Penilaian konsumen tentang produk yang ditawarkan oleh perusahaan, seperti merek, kemasan, warna, aroma, dan rasa.
1. 2. 3. 4. 5.
Harga (X2)
Sejumlah uang yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya, seperti harga dan potongan harga. Kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan, seperti lokasi penjualan, ketepatan tempat, dan ketepatan waktu. Strategi komunikasi yang digunakan oleh perusahaan kepada konsumen dengan tujuan membujuk konsumen seperti, isi pesan yang disampaikan, kesederhanaan isi pesan, dan media yang digunakan. Jumlah dan nilai kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan setelah melakukan evaluasi atas kinerja suatu produk seperti, jumlah yang dibeli, kepuasan serta loyalitas konsumen terhadap suatu produk.
1. Harga 2. Potongan pembelian
Skala Likert
1. Jarak lokasi pembelian 2. Tempat penjualan 3. Cakupan distribusi
Skala Likert
1. Media promosi 2. Isi pesan 3. Informasi
Skala Likert
1. 2. 3. 4.
Skala Likert
Saluran Distribusi (X3)
Promosi (X4)
Keputusan Pembelian (Y)
Merek Kemasan Warna Aroma Rasa
Pengukuran
Jumlah pembelian Jenis yang disukai Kepuasan Loyalitas
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
39
3.7 Model Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh produk, harga, saluran distribusi dan promosi, terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, maka penulis menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan persamaan sebagai berikut: Y = B0 +B1 X1 + B2 X2 + B3 X3 + B4 X4+ e dimana: Y
= Keputusan pembelian teh celup SariWangi
X1
= Produk
X2
= Harga
X3
= Saluran distribusi
X4
= Promosi
B0
= Konstanta
B1…B4 = Koefisien regresi X1; X2 ; X3 ; X4 e
= Variabel yang tidak diteliti
3.8 Pengujian Hipotesis Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0,05. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak adalah : Ho : B1, B2, B3, B4 = 0 (strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi secara serempak tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan).
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
40
Ha : B1, B2, B3, B4 ≠ 0 (strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi secara serempak berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan).
1. Uji serempak (Uji F) Untuk menguji hipotesis secara serempak digunakan statistik F (uji F). Rumus yang digunakan untuk statistik F (uji F) (Sugiyono, 2002), adalah: Fh =
R2 / k 1 − R 2 /(n − k − 1)
(
)
dimana: R²
= Koefisien korelasi ganda
k
= Jumlah variabel independen
n
= Jumlah anggota sampel Jika F
tabel ,
hitung
tabel
, maka Ho diterima (Ha ditolak) dan, dan jika F
hitung
>F
maka Ho ditolak (Ha diterima) tolak pada α = 0,05.
2. Uji Pengaruh Parsial (Uji t) Sedangkan secara parsial, kriteria hipotesis adalah : Ho : Bi = 0 (strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan).
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
41
Ha : Bi ≠ 0 (strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan). dimana i = 1, 2, 3, 4 Untuk menguji hipotesis secara parsial digunakan statistik t (uji t). Rumus yang digunakan untuk statistik t (uji t) (Sugiyono, 2002), adalah: t=
rp . n − 2 1 − rp2
dimana: rp
= korelasi parsial yang ditemukan
n
= jumlah sampel
t
= t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel. Jika t
hitung
tabel
Ho diterima (Ha ditolak), dan jika t
hitung
>t
tabel
Ho ditolak
(Ha diterima) pada α = 0,05.
3.8 Pengujian Asumsi Klasik 3.8.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Oleh sebab itu Santoso (2001) menyatakan “Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal dan atau bias dianggap normal, jika bias maka akan
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
42
dilakukan uji Normality Plot, yaitu suatu pengujian dengan menggunakatr Grafik PP-Plot”. Uji normalitas data dengan menggunakan Uji Normality Plot dengan dasar pengambilan keputusan melihat grafik PP-Plot yaitu jika terlihat sebaran data bergerombol disekitar garis uji yang mengarah kekanan atas dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian data tersebut bisa dikatakan normal.
3.8.2 Uji Multikolinearitas Dalam permasalahan Regresi Linear Berganda selain dilakukan uji diatas juga perlu diadakan pengujian yang berkaitan multikolinieritas, dikarenakan hal tersebut dapat mempengaruhi bias atau tidaknya kesimpulan suatu analisis regresi berganda. Multikolinieritas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan diantara variabel-variabel bebas dan hubungan yang terjadi adalah cukup besar. Hal ini akan menyebabkan perkiraan keberartian koefsien regresi yang diperoleh. 3.8.3 Uji Heterokedastisitas Masalah yang sering muncul dalam Analisis Regresi Berganda adalah heterokedastisitas. lni timbul pada saat asumsi bahwa varian dari faktor alat adalah konstan untuk semua variabel bebas yang tidak terpenuhi. Jika varian tidak sama, dikatakan
terjadi
heterokedastisitas.
Untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
heterokedastisitas dalam model regresi digunakan Analisis Residual yang berupa
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
43
grafik dengan dasar pengambilan keputusan jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadilah heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar dibawah angka 0 pada sumbu Y tidak terjadi heterokedastisitas.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Kota Medan Keberadaan kota Medan dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri tahun 1590 oleh Guru Patimpus, berkembang menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh. Perkembangan kota Medan selanjutanya ditandai dengan perpindahan ibukota Residen Sumatera Timur dari Bengkalis Ke Medan, tahun 1887, sebelum akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh seorang Gubernur pada tahun 1915. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara. Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km 2) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 37,5 meter diatas permukaan laut. Secara administratif, wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
45
Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia.
4.1.2 Jumlah Penduduk Kota Medan Kota Medan memiliki penduduk sebanyak 2.006.142 jiwa atau 460.084 rumah tangga yang menyebar di dua puluh satu kecamatan, terlihat pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Menurut Kecamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kecamatan Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan Jumlah
Jumlah Penduduk (Jiwa) 68.438 108.911 104.455 133.742 108.317 82.901 47.137 49.048 42.221 81.035 106.759 136.216 66.070 77.839 110.492 99.580 135.188 141.787 100.184 112.463 93.356 2.006.142
Jumlah Rumah Tangga 16.289 24.745 22.529 29.878 24.567 19.086 11.287 10.961 11.574 19.107 24.787 30.978 14.945 20.664 25.259 23.302 30.308 32.266 22.049 24.073 21.430 460.084
Sumber: BPS Kota Medan dalam Angka, Tahun 2006
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
46
4.1.3 Karakteristik Responden Responden yang penulis jadikan sampel dalam penelitian memiliki karakteristik berdasarkan usia yang terlihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun)
Jumlah (Orang)
Persentasi (%)
21-35
34
34%
36-50
54
54%
>51
12
12%
Jumlah
100
100%
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah) Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berusia antara 36 sampai dengan 50 tahun yaitu sebanyak 54 orang atau 54%, berarti bahwa yang mengambil keputusan pembelian teh celup SariWangi dalam keluarga yang tertinggi adalah responden yang berusia antara 36 sampai dengan 50 tahun, di ikuti diposisi selanjutnya yaitu responden berusia antara 21 sampai dengan 35 tahun sebanyak 34 orang atau 34% dan yang terendah adalah responden yang berusia lebih dari 51 tahun yaitu sebanyak 12 orang atau 12% dari total responden.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
47
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah (Orang)
Persentasi (%)
Pria
30
30 %
Wanita
70
70 %
Jumlah
100
100 %
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah) Dari Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 70 orang atau 70%, berarti bahwa pengambil keputusan dalam melakukan pembelian teh celup SariWangi dalam keluarga yang paling dominan adalah responden berjenis kelamin wanita dan selebihnya adalah responden berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 30 orang atau 30% dari total responden.
4.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 4.1.4.1 Uji Validitas Instrumen Kuisioner yang baik, harus diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya sehingga hasil penelitian yang diperoleh nantinya akan menjadi baik. Sugiyono (2002) menyatakan bahwa: Instrumen yang dinyatakan valid dan reliabel adalah: Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel berarti bila digunakan untuk mengukur berkali-kali akan menghasilkan data yang sama.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
48
Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen selanjutnya akan dihitung dengan menggunakan program SPSS (Statistical Packed for Social Science). Menurut Sugiyono (2002) “Apabila validitas setiap jawaban yang diperoleh ketika memberikan daftar pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid”. Uji validitas sebagai instrumen penelitian
untuk
variabel-variabel yang
mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan maka hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS, yang dilihat pada kolom Corrected Item–Total Correlation
dari variabel keputusan
pembelian,produk,harga,saluran distribusi dan promosi rata-rata lebih besar dari 0,30. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa Instrument yang dipergunakan adalah valid. Responden yang digunakan dalam uji validitas dan reliabilitas ini adalah sejumlah 30 orang konsumen rumah tangga di kota Medan yang tidak menjadi sampel penelitian. Untuk mengetahui validitas variabel dependent dan variabel independent dari penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini :
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
49
Tabel 4.4 Uji Validitas Instrumen Pertanyaan Variabel Produk (X1) 1. Teh celup SariWangi mempunyai merek yang membanggakan dan selalu melekat pada pikiran konsumen. 2. Kemasan teh celup SariWangi sangat menarik dan menimbulkan daya tarik untuk membeli. 3. Warna dari teh celup SariWangi memenuhi standart kualitas yang diinginkan konsumen. 4. Aroma dari teh celup SariWangi sangat harum sehingga menimbulkan aroma kesegaran dan kesejukan. 5. Rasa teh celup SariWangi memenuhi rasa teh alami Indonesia. Variabel Harga (X2) 1. Anda membeli teh celup SariWangi sesuai dengan kemampuan yang Anda miliki. 2. Teh celup SariWangi yang Anda gunakan lebih murah dibandingkan dengan teh celup sejenis dari merek yang berbeda. 3. Menurut Anda harga teh celup SariWangi yang Anda gunakan terjangkau. 4. Anda melakukan proses tawar menawar sebelum membeli teh celup SariWangi yang Anda gunakan tersebut. 5. Anda memperhatikan/pertimbangan diskon harga untuk melakukan pembelian teh celup SariWangi. Variabel Saluran Distribusi (X3) 1. Anda memperhatikan/mempertimbangkan jarak, tempat untuk melakukan pembelian teh celup SariWangi. 2. Anda dapat membeli teh celup SariWangi di setiap level distribusi sesuai dengan jumlah yang diinginkan 3. Anda memperhatikan/mempertimbangkan mengkonsumsi teh celup SariWangi, karena tersedia sewaktu-waktu. 4. Teh celup SariWangi yang Anda gunakan selalu hadir dengan produk yang selalu baru dan bukan stok lama disebabkan keterlambatan distribusi. 5. Saluran distribusi yang dipilih anda rasakan tidak membebani harga terakhir yang sampai ke konsumen. Variabel Promosi (X4) 1. Anda mengenal teh celup SariWangi dari media elektronik yang Anda dengar atau Anda tonton. 2. Anda mengenal teh celup SariWangi dari pedagang atau penjual yang pernah Anda temui. 3. Tingkat daya tarik isi pesan dalam promosi menjadi perhatian/pertimbangan Anda untuk melakukan pembelian teh celup SariWangi. 4. Tingkat kesederhanaan isi pesan dalam promosi menjadi perhatian/pertimbangan Anda untuk melakukan pembelian teh celup SariWangi. 5. Manfaat teh yang di promosikan menjadi perhatian/pertimbangan Anda untuk membeli teh celup SariWangi. Variabel Keputusan Pembelian (Y) 1. Anda mempunyai inisiatif untuk membeli teh celup SariWangi yang Anda gunakan sesuai karena kebutuhan Anda 2. Anda melakukan pencarian informasi terlebih dahulu atas teh celup SariWangi yang Anda inginkan sebelum membeli teh celup tersebut 3. Keputusan pembelian ulang terhadap teh celup SariWangi, Anda mempertimbangkan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan. 4. Kepuasan yang dirasakan atau ketidakpuasan terhadap teh celup SariWangi, maka Anda akan memberikan rekomendasi kepada keluarga atau orang lain. 5. Kepuasan yang dirasakan, maka akan membuat tingkat loyalitas Anda terhadap teh celup SariWangi menigkat.
Corrected ItemTotal Correlation
Keterangan
,7091
Valid
,8117
Valid
,6778
Valid
,4214
Valid
,3664
Valid
,6981
Valid
,6117
Valid
,5778
Valid
,5214
Valid
,5764
Valid
,8091
Valid
,6517
Valid
,7678
Valid
,6514
Valid
,5664
Valid
,4391
Valid
,4517
Valid
,5678
Valid
,4414
Valid
,3464
Valid
,5091
Valid
,6175
Valid
,6776
Valid
,5214
Valid
,6664
Valid
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
50
Menurut Sugiyono (2002) “Jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid.” Hasil pengujian validitas yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS yang terlihat pada kolom corrected item – total corelation terhadap variabel keputusan pembelian, produk, harga, saluran distribusi dan promosi ternyata seluruhnya adalah valid, karena lebih dari 0,30.
4.1.4.2 Uji Reliabilitas Instrumen Pengujian Reliabilitas dilakukan dengan
internal consistency atau derajat
ketepatan jawaban. Untuk pengujian ini digunakan Statistical Packaged for Social Sciences (SPSS). Setelah melakukan pengujian reliabilitas untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban tentang tanggapan responden. Untuk melakukan pengujian reliabilitas penulis menggunakan program SPSS versi 15,0. Menurut Sekaran (2006) “Reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, dan apabila lebih besar dari 0,6 dan mendekati angka 1 berarti reliabilitas instrumen adalah baik”. Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Keterangan
Produk
Reliability Coefficients Alpha ,767
Harga
,867
Reliabel
Saluran Distribusi
,789
Reliabel
Promosi
,858
Reliabel
Keputusan Pembelian
,877
Reliabel
Reliabel
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
51
Hasil uji Reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach Alpha, nilai cronbach alpa reliabilitas yang baik adalah yang makin mendekati 1. Menurut Sekaran (2006) “Reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan reliabilitas dengan cronbach alpha 0,8 atau diatasnya adalah baik”. Dari hasil pengujian reliabilitas diatas dapat diketahui bahwa relialibilitas variabel keputusan pembelian berdasarkan pengujian reliabilitas dari instrumen, diketahui bahwa hasil pengujian variabel keputusan pembelian, produk, harga,saluran distribusi dan promosi seluruhnya adalah reliabel karena telah melebihi angka 0,7. 4.1.5 Analisis Deskriptif Penelitian ini mengamati empat variabel bebas (indenpendent variabel) yaitu variabel Produk (X1), variabel Harga (X2), variabel Saluran Distribusi (X3), dan variabel Promosi (X4) dan juga mengamati satu variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel Y, keputusan pembelian.
4.1.5.1 Variabel Produk Variabel Produk adalah merupakan penilaian konsumen tentang produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Deskriptornya adalah : merek, kemasan, warna, aroma dan rasa. Penjelasan responden tentang variabel produk terhadap keputusan pembelian dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
52
Tabel 4.6 Penjelasan Responden Terhadap Variabel Produk Kategori Item No
Sangat Setuju Kurang Setuju Setuju Frk % Frk % Frk % 1 14 14 59 59 27 27 2 16 16 59 59 25 25 3 18 18 51 51 29 29 4 15 15 60 60 25 25 5 15 15 61 61 24 24 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)
Tidak Setuju Frk % 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0
Sangat Tdk Setuju Frk 0 0 0 0 0
% 0 0 0 0 0
To tal
%
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
Dari Tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 73%, menjawab kurang setuju sebanyak 27%, sedangkan sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah sebanyak 0%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak
75%,
menjawab kurang setuju sebanyak 25%, sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Penjelasan responden menjawab pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak
69%,
responden menjawab kurang setuju sebanyak 29% dan sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 2%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
53
sebanyak 75%, menjawab kurang setuju sebanyak
25%, sisanya menjawab tidak
setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.5 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak
66%,
menjawab kurang setuju sebanyak 24% dan sisanya tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%.
4.1.5.2 Variabel Harga Definisi Operasional Variabel Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya, seperti harga dan potongan harga Hasil penelitian tentang Penjelasan responden mengenai harga teh celup SariWangi dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7 Penjelasan Responden Terhadap Variabel Harga Kategori Item No
Sangat Setuju Kurang Setuju Setuju Frk % Frk % Frk % 1 6 6 66 66 27 27 2 20 20 53 53 27 27 3 13 13 60 60 27 27 4 17 17 57 57 26 26 5 9 9 65 65 26 26 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)
Tidak Setuju Frk % 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Sangat Tdk Setuju Frk 0 0 0 0 0
% 0 0 0 0 0
To tal
%
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
54
Dari Tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 72%, menjawab kurang setuju sebanyak 27%, sedangkan sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah sebanyak 1%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 73%, menjawab kurang setuju sebanyak 27%, sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Penjelasan responden menjawab pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 73%, responden menjawab kurang setuju sebanyak 27% dan sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 74%, menjawab kurang setuju sebanyak 26%, sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.5 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 74%, menjawab kurang setuju sebanyak 26% dan sisanya tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
55
4.1.5.3 Variabel Saluran Distribusi Definisi Operasional Variabel saluran distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan, seperti lokasi penjualan, ketepatan tempat, dan ketepatan waktu. Hasil penelitian tentang penjelasan responden mengenai saluran distribusi teh celup SariWangi dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Penjelasan Responden Terhadap Variabel Saluran Distribusi Kategori Item No
Sangat Setuju Kurang Setuju Setuju Frk % Frk % Frk % 1 13 13 65 65 22 22 2 14 14 58 58 27 27 3 17 17 53 53 30 30 4 14 14 53 53 33 33 5 13 13 58 58 29 29 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)
Tidak Setuju Frk % 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
Sangat Tdk Setuju Frk 0 0 0 0 0
% 0 0 0 0 0
To tal
%
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
Dari Tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 78%, menjawab kurang setuju sebanyak 22%, sedangkan sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah sebanyak 0%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 72%,
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
56
menjawab kurang setuju sebanyak 27%, sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 1%. Penjelasan responden menjawab pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 70%, responden menjawab kurang setuju sebanyak 30% dan sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 67%, menjawab kurang setuju sebanyak 33%, sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.5 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 71%, menjawab kurang setuju sebanyak 29% dan sisanya tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%.
4.1.5.4 Variabel Promosi Definisi Operasional Variabel Promosi adalah: strategi komunikasi yang digunakan oleh perusahaan kepada konsumen dengan tujuan membujuk konsumen seperti, isi pesan yang disampaikan, kesederhanaan isi pesan, dan media yang digunakan. Hasil penelitian tentang penjelasan responden terhadap variabel promosi dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
57
Tabel 4.9 Penjelasan Responden Terhadap Variabel Promosi Kategori Item No
Sangat Setuju Kurang Setuju Setuju Frk % Frk % Frk % 1 11 11 61 61 27 27 2 20 20 45 45 35 35 3 14 14 57 57 29 29 4 14 14 59 59 26 26 5 15 15 60 60 25 25 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)
Tidak Setuju Frk % 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0
Sangat Tdk Setuju Frk 0 0 0 0 0
% 0 0 0 0 0
To tal
%
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
Dari Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 72%, menjawab kurang setuju sebanyak 27%, sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah sebanyak 1%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 65%, menjawab kurang setuju sebanyak 35%, sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Penjelasan responden menjawab pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 71%, responden menjawab kurang setuju sebanyak 29% dan sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 73%, menjawab kurang setuju sebanyak 26%, sisanya menjawab tidak
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
58
setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 1%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.5 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 75%, menjawab kurang setuju sebanyak 25% dan sisanya tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%.
4.1.5.5 Variabel Keputusan Pembelian Variabel Keputusan Pembelian
adalah jumlah dan nilai kepuasan atau
ketidakpuasan yang dirasakan setelah melakukan evaluasi atas kinerja suatu produk seperti, jumlah yang dibeli, kepuasan serta loyalitas konsumen terhadap suatu produk. Adapun deskriptor variabel keputusan pembelian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: jumlah pembelian, jenis yang disukai, kepuasan dan loyalitas. Hasil penelitian tentang penjelasan responden mengenai variabel keputusan pembelian dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Penjelasan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Kategori Item No
Sangat Setuju Kurang Setuju Setuju Frk % Frk % Frk % 1 19 19 54 54 27 27 2 15 15 63 63 20 20 3 17 17 62 62 21 21 4 16 16 63 63 20 20 5 14 14 65 65 21 21 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)
Tidak Setuju Frk % 0 0 2 2 0 0 1 1 0 0
Sangat Tdk Setuju Frk % 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
To tal
%
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
59
Dari Tabel 4.10 dapat dijelaskan bahwa penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.1 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 73%, menjawab kurang setuju sebanyak 27%, sedangkan sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju adalah sebanyak 0%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.2 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 78%, menjawab kurang setuju sebanyak 20%, sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 2 %. Penjelasan responden menjawab pertanyaan pada kuisioner item no.3 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 79%, responden menjawab kurang setuju sebanyak 21% dan sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.4 sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 79%, menjawab kurang setuju sebanyak 20%, sisanya menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 1%. Penjelasan responden tentang pertanyaan pada kuisioner item no.5 adalah sebagai berikut: responden menjawab sangat setuju dan setuju sebanyak 79%, menjawab kurang setuju sebanyak 21% dan sisanya tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
60
4.1.6 Pengujian Asumsi Klasik 4.1.6.1 Uji Normalitas Untuk pengujian normalitas data, dalam penelitian ini hanya akan dideteksi melalui Analisis Grafik yang dihasilkan melalui perhitungan regresi dengan SPPS. Data yang normal ditandai dengan sebaran titik-titik data diseputar garis diagonal. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut:
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah) Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Berdasarkan Gambar 4.1 tersebut dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan menunjukkan indikasi normal. Analisis dari grafik diatas terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Santoso (2001) menyatakan “Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
61
dan sebaliknya apabila data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi-asumsi normalitas”. Maka model regresi layak dipakai untuk
memprediksi
keputusan
pembelian berdasarkan masukan variabel independen.
4.1.6.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk uji multikolinearitas pada penelitian ini adalah melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Menurut Ghozali (2005) ”Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10”. Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas Model
1
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
X1
.615
1.625
X2
.407
2.458
X3
.337
2.964
X4
.375
2.667
(Constant)
a Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah) Dari Tabel 4.11 diatas dapat menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai Tolerance yang kurang dari 0,10 berarti tidak ada
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
62
korelasi antara variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini.
4.1.6.3 Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut
Homoskedastisitas,
dan
jika
varians
berbeda
disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS dengan mengamati pola yang terdapat pada Scatterplot, dimana hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut:
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
63
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah) Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Dari Gambar 4.2 uji heteroskedastisitas terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan dari variabel bebasnya.
4.2 Pembahasan 1. Pengujian Hipotesis Hipotesis menyatakan bahwa faktor-faktor produk (X1), harga (X2), saluran distribusi (X3), dan promosi (X3). Sebagai variabel strategi bauran pemasaran
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
64
berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Model yang digunakan
untuk menduga pengaruh
tersebut adalah: Y = B0 +B1 X1 + B2 X2 + B3 X3 + B4 X4+ e Tabel 4.12 Hasil Regresi Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Model
1
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B 4.533
Std. Error 1.687
Beta
(Constant) X1
.042
.086
.045
X2
.179
.125
.162
X3
.031
.129
.030
X4
.532
.116
.543
a Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah) Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini sebagai berikut: Y = 4,533 + 0,042 X1 + 0,179 X2 + 0,031 X3 + 0,532 X4 Koefisien regresi konstanta adalah 4,533 artinya bahwa tingkat keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga dipengaruhi oleh strategi bauran pemasaran sebesar 4,533. Sedang koefisien regresi semua variabel bebas bertanda positif ini berarti bahwa faktor strategi bauran pemasaran mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat keputusan oleh konsumen rumah tangga di kota Medan dalam membeli teh celup SariWangi, artinya mempunyai hubungan yang searah atau dengan kata lain baiknya strategi bauran pemasaran diikuti dengan tingginya keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
65
2. Uji Serempak Untuk menguji pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi secara serempak terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan digunakan uji Statistik F (uji F). Apabila nilai Fhitung > nilai Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sebaliknya apabila nilai Fhitung < nilai Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil uji secara serempak dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Serempak Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 165.745
162.695 328.440 a Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3 b Dependent Variable: Y
df 4
Mean Square 41.436
95 99
1.713
F 24.195
Sig. .000(a)
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah) Dari Tabel 4.13 diperoleh nilai Fhitung sebesar 24,195, dengan signifikasi 0,000, sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0,05 adalah 2,46. Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, maka Fhitung (24,195) lebih besar dari Ftabel (2,46). Keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima, artinya secara serempak variabel strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi berpengaruh sangat nyata (high significant) terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Pada Tabel 4.13 dapat dilihat nilai signifikansi (0,000) lebih besar dari α = 5 %, dan perbandingan F hitung dengan F tabel sebesar 9,8 : 1
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
66
hal ini berarti variabel strategi bauran pemasaran memiliki pengaruh yang high significant Makna high significant menunjukan bahwa strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi menunjukan berpengaruh sangat nyata terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dengan kata lain tanpa adanya strategi bauran pemasaran yang baik akan mengakibatkan rendahnya keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, atau semakin baik strategi bauran pemasaran maka akan semakin meningkat keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.
3. Uji Parsial Untuk menguji pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, digunakan uji Statistik t (uji t). Apabila nilai thitung > nilai ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, sebaliknya apabila nilai thitung < nilai ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini:
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
67
Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial Model 1
(Constant) X1 X2 X3 X4 a Dependent Variable: Y
Unstandardized Coefficients B 4.533 .042 .179 .031 .532
Std. Error 1.687 .086 .125 .129 .116
Standardized Coefficients
t
Sig.
2.688 .489 1.433 .240 4.606
.008 .626 .155 .811 .000
Beta .045 .162 .030 .543
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah) Dilihat dari Tabel 4.14 diatas diperoleh nilai thitung dari setiap variabel independen dalam penelitian ini. Nilai thitung dari setiap variabel independen akan dibandingkan dengan nilai ttabel dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0,05 maka diperoleh nilai ttabel 1,660. Dari hasil Uji t akan diketahui pengaruh setiap variabel bebas (independent variabel) terhadap variabel terikatnya (dependent variabel) sebagai berikut ini: Pengaruh produk (X1) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai thitung (0,489) lebih kecil dari ttabel (1,660), maka keputusannya adalah menerima H0 dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk yang indikatornya terdiri dari merek, kemasan, warna, aroma, dan rasa, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dari hasil uji signifikansi secara parsial bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara produk terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya kebijakan tentang variabel produk
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
68
tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Hal ini diakibatkan kemasan, warna, aroma, dan rasa dari sekian banyak katagori produk teh celup yang ada di pasaran hampir sama antar satu merek dengan merek yang lain sehingga kebijakan tentang variabel produk tidak akan mempengaruhi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Kartajaya (2000) “Produk harus diperbaiki terus menerus supaya konsumen tidak berpaling ke pesaing”. Pengaruh harga (X2) terhadap variabel keputusan kembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai thitung (1,433) lebih kecil dari ttabel (1,660), maka keputusannya adalah menerima H0 dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga yang indikatornya terdiri dari harga dan potongan harga, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dari hasil uji signifikansi secara parsial bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara harga terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya kebijakan tentang variabel harga atau penetapan harga tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Hal ini disebabkan harga teh celup yang ada dipasaran relatif sama antara satu merek teh celup dengan merek teh celup
yang lain sehingga harga tidak
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
69
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Namun, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Adam (2006) “Harga komoditas teh pada umumnya murah dan konsumen rumah tangga dalam keputusan pembeliannya mempertimbangkan diskon harga yang ditawarkan oleh produsen teh”. Pengaruh saluran distribusi (X3) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai thitung (0,240) lebih kecil dari ttabel (1,660), maka keputusannya adalah menerima H0 dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi yang indikatornya terdiri dari lokasi penjualan, ketepatan tempat, dan ketepatan waktu, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dari hasil uji signifikansi secara parsial bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara saluran distribusi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya kebijakan tentang variabel saluran distribusi tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Hal ini disebabkan teh celup SariWangi mudah untuk diperoleh atau dibeli karena keberadaan teh celup SariWangi terdapat dihampir setiap toko, warung, dan swalayan yang ada di kota Medan, sehingga variabel saluran distribusi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
70
Pengaruh promosi (X4) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai thitung sebesar 4.606 dan nilai signifikansi 0,000 sedangkan nilai ttabel pada tingkat kepercayaan 0.95 adalah 1,660. oleh karena thitung (4.606 ) lebih besar dari ttabel (1.660) maka HO ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa promosi yang indikatornya terdiri dari isi pesan yang disampaikan, kesederhanaan isi pesan, dan media yang digunakan, berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya semakin promosi digiatkan, baik dimedia cetak maupun elektronik akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga yang semakin meningkat demikian sebaliknya. Hal ini disebabkan karena intensitas iklan teh celup SariWangi di media elektronik seperti televisi lebih tinggi dibandingkan dengan produk sejenis. Pengaruh iklan yang ditayangkan melalui media televisi sangat dimungkinkan karena di Indonesia pada umumnya dan kota Medan khususnya, televisi bukan lagi barang mewah bahkan televisi sudah dianggap kebutuhan primer bagi sebagian besar rumah tangga. Hal ini yang mengakibatkan promosi menjadi variabel yang paling berpengaruh (signifikan) terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Penelitian ini sesuai apa yang dikemukakan oleh Walker, et al. (2000) “Promosi memainkan peranan yang sangat penting dalam menempatkan posisi di mata dan benak pembeli, karena promosi pada hakekatnya untuk memberitahukan,
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
71
mengingatkan, membujuk pembeli serta pihak lain yang berpengaruh dalam proses pembelian”. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Adam (2006) “Biarpun promosi yang dilakukan masih terbatas pada periklanan dengan menggunakan media televisi, radio, dan bilboard, karena rata-rata konsumen rumah tangga mengetahui merek teh dari media tersebut, walaupun pada tingkat kejelasan informasi tentang manfaat teh belum begitu jelas diterima”. Untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, yang dilihat dari nilai besarnya koefisien determinasi atau R2. Nilai besarnya koefisien determinasi atau R2 yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut: Tabel 4.15 Hasil Uji Determinasi Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.710(a)
.505
.484
1.30865
a Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah) Dari Tabel 4.15 diketahui nilai besarnya koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,505, artinya bahwa variabel keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh variabel strategi bauran pemasaran sebesar 50,5%, sedangkan sisanya sebesar 49,5% merupakan kontribusi variabel independen lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasaan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Variabel strategi bauran pemasaran yang terdiri dari; produk, harga, saluran distribusi, dan promosi secara serempak berpengaruh sangat nyata (high significant) terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Makna high significant menunjukan bahwa keputusan pembelian teh celup SariWangi di kota Medan sangat dipengaruhi oleh strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk, yang berarti semakin baik strategi bauran pemasaran, maka akan semakin tinggi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Berdasarkan pengujian pengaruh variabel independen secara parsial, promosi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan artinya promosi merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap tingginya keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
73
5.2 Saran-saran Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti memberikan saransaran sebagai berikut: Sehubungan dengan variabel strategi bauran pemasaran yang terdiri dari; produk, harga, saluran distribusi, dan promosi secara serempak mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi, maka disarankan agar PT. Unilever Indonesia Tbk dapat lebih meningkatkan lagi strategi bauran pemasaran maka akan semakin tinggi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Variabel strategi bauran pemasaran secara parsial yang dominan yaitu promosi, maka disarankan agar promosi dapat ditingkatkan dengan lebih menyederhanakan isi pesan yang disampaikan, dan menambah media yang digunakan sehingga konsumen rumah tangga di kota Medan lebih terpengaruh dalam membeli teh celup SariWangi.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
74
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku: Agung, Gusti Ngurah. 2001, Metode Penelitian Sosial:Pengertian dan Pemakaian Praktis, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Assauri, Sofyan. 2004, Manajemen Pemasaran, Penerbit Rajawali Press, Jakarta. Cravens, David W. 2000, Pemasaran Strategis , Edisi Keempat, Alih Bahasa: Lina Salim, Penerbit Erlangga, Jakarta. Engel, James F., Blackwell, Roger D., and Miniard, Paul W. 1994, Perilaku Konsumen. Terjemahan: Budiyanto, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta. Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Handoko, T. Hani dan Swastha, Basu. 2000, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Kartajaya, Hermawan. 2000. Marketing Plus 2000: Siasat Memenangkan Persaingan Global, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kotler, Philip. 2005, Manajemen Pemasaran, Terjemahan: Hendra Teguh, Ronny A. Rusli dan Benjamin Molan, Edisi Milenium, Penerbit PT. Indeks, Jakarta. ___________dan Armstrong .2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid I, Edisi Kedelapan, , Penerbit Erlangga, Jakarta. ___________.2000, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi Terjemahan: AB. Susanto, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Pertama,
Lamb, Chales W., Hair, Joseph F., and McDaniel, Carl. 2001, Pemasaran, Buku Pertama, Penerjemah: David Octarevia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Lupiyoadi, Rambat. 2006, Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktek, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
75
Nazir, Moh. 2003, Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Payne, Adrian. 2001, The Essence of Service Marketing, Diterjemahkan oleh: Fandy Ciptono, Penerbit Andi, Yogyakarta. Peter, J Paul., and Olson., Jerry C,. 2000. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Diterjemahankan oleh: Damos Sihombing, Jilid 1. Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta. Purnama, Lingga. 2001, Strategi Marketing Plan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Santoso, Singgih. 2001, Mengolah Data Statistik Secara Profesional, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. _____________. 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Sekaran, Uma . 2006, Metode Penelitian untuk Bisnis, Edisi Keempat, Penerjemah: Kwan Men Yon, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Stanton, William J. 1996, Prinsip Pemasaran, Edisi Ketujuh, Alih Bahasa: Y. Lamarto, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sugiyono. 2002, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Pertama, Penerbit Alfabeta, Bandung. Swastha, Basu. 1996, Yogyakarta.
Azas-Azas
Marketing,
Edisi Ketiga,
Penerbit BPFE,
Umar, Husein. 2003, Metode Riset Bisnis, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Walker, Orville C., Boyd, Harper W., Larreche, Jean Claude. 2000, Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategi dengan Orientasi Global, Jilid II Edisi Kedua, Alih Bahasa: Imam Nurmawan, Penerbit Erlangga, Jakarta. Winardi. 2001, Manajemen Pemasaran, Penerbit CV. Sinar Baru, Bandung.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
76
B. Bukan Buku: Balai Pusat Statistik Propinsi Sumatra Utara. 2006, Laporan Kota Medan dalam Angka. Medan. Fitriana, Nana. 2002, Pengaruh Gaya Pelaksanaan Pesan Teh SariWangi Melalui Media TV Pada Pembelian Teh Masyarakat di Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowok Waru Kota Malang, Tesis, Universitas Muhamadiyah Malang, Malang. P. Adam, Rosida. 2006, Pengaruh Faktor Internal Konsumen dan Kinerja Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Komoditi Teh oleh Konsumen Rumah Tangga di Provinsi Jawa Barat, Desertasi, Universitas Padjadjaran, Bandung. Ramli, Abdul. 2007, Keunggulan Teh Celup SariWangi, http://www. pintunet.com, dikunjungi tanggal 22 September 2007. Sarah, Dina. 2007, Sejarah dan Perkembangan Teh, http://www. wikipedia indonesia.co.id dikunjungi 24 Oktober 2007. Subarna, Nana, dan Suryadi, Dadang.1999, Pengaruh Unsur-Unsur Produk Mix Teh Terhadap Harga dan Jumlah Konsumsi Konsumen dalam Rumah Tangga, Sosio Ekonomi Balai Penelitian Teh Dan Kina, Gambung. Suryadi, Dadang, Subarna, Nana, Rosyadi, A. Imron, dan Awalina, Nurul. 2002, Pengaruh Iklan Terhadap Prilaku Pembelian Konsumen Teh dalam Keluarga, Jurnal Agro Ekonomi, Vol. 20 N0.2, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. Wulandari, Rina. 2007, Profil PT. Unilever Indonesia Tbk, http://www. sinarharapan.co.id, dikunjungi tanggal 14 September 2007.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
77
Lampiran 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji Validitas Instrumen Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian Item-total Statistics
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
14,9667 15,0333 14,9667 15,0667 15,0333
21,954 23,264 24,575 23,678 24,885
Corrected ItemTotal Correlation
Squared Multiple Correlation
Alpha if Item Deleted
,5341 ,5088 ,6967 ,4016 ,7704
,3434 ,5819 ,4174 ,3152 ,4416
Squared Multiple Correlation
Alpha if Item Deleted
,5091 ,6175 ,6776 ,5214 ,6664
Uji Validitas Variabel Produk (X1) Item-total Statistics
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
14,9667 16,0333 14,9667 15,0667 17,0333
22,954 23,264 25,575 23,678 24,885
Corrected ItemTotal Correlation ,7091 ,8117 ,6778 ,4214 ,3664
,6341 ,6088 ,7967 ,3101 ,6704
,77943 ,6819 ,6174 ,6152 ,7416
Uji Validitas Variabel Harga (X2) Item-total Statistics
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
17,9667 17,0333 14,9667 15,0667 17,0333
22,954 23,264 22,575 21,678 24,885
Corrected ItemTotal Correlation ,6981 ,6117 ,5778 ,5214 ,5764
Squared Multiple Correlation
Alpha if Item Deleted
,7341 ,4088 ,5966 ,4101 ,6704
,6743 ,5819 ,6174 ,7152 ,6416
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
78
Uji Validitas Variabel Saluran Distribusi (X3) Item-total Statistics
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
17,9667 16,0333 14,9667 15,0667 17,0333
22,954 23,264 22,575 21,678 24,885
Corrected ItemTotal Correlation
Squared Multiple Correlation
,8091 ,6517 ,7678 ,6514 ,5664
,6341 ,7688 ,7967 ,3101 ,6704
Alpha if Item Deleted ,77943 ,6819 ,7174 ,6152 ,6416
Uji Validitas Variabel Promosi (X4) Item-total Statistics
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
17,9667 16,0333 16,9667 15,0667 18,0333
22,954 23,264 22,575 21,678 24,885
Corrected ItemTotal Correlation ,4391 ,4517 ,5678 ,4414 ,3464
Squared Multiple Correlation ,6341 ,8988 ,7967 ,3101 ,6704
Alpha if Item Deleted ,77943 ,6819 ,7174 ,4552 ,6416
Uji Reliabilitas Instrumen Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian
Reliability Coefficients Alpha =
,877
5 items Standardized item alpha =
,8878
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
79
Uji Reliabilitas Variabel Produk ( X1 )
Reliability Coefficients Alpha =
,767
5 items Standardized item alpha =
,7969
Uji Reliabilitas Variabel Harga (X2)
Reliability Coefficients Alpha =
,867
5 items Standardized item alpha =
,859
Uji Reliabilitas Variabel Saluran Distribusi (X3)
Reliability Coefficients Alpha =
,789
5 items Standardized item alpha =
,7949
Uji Reliabilitas Variabel Promosi (X4)
Reliability Coefficients Alpha =
,858
5 items Standardized item alpha =
,8449
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
80
Lampiran 2. Hasil Output SPSS: Analisis Regresi Hasil Regresi Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
4.533
1.687
X1
.042
.086
.045
X2
.179
.125
.162
X3
.031
.129
.030
X4
.532
.116
.543
a Dependent Variable: Y
Hasil Uji Secara Serempak Model 1
Regression
Sum of Squares 165.745
df 4
Mean Square 41.436 1.713
Residual
162.695
95
Total
328.440
99
F 24.195
Sig. .000(a)
t
Sig.
a Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3 b Dependent Variable: Y
Hasil Uji Secara Parsial Unstandardized Coefficients
Model
1
Standardized Coefficients
B 4.533
Std. Error 1.687
X1
.042
.086
X2
.179
.125
X3
.031
.129
X4
.532
.116
(Constant)
Beta 2.688
.008
.045
.489
.626
.162
1.433
.155
.030
.240
.811
.543
4.606
.000
a Dependent Variable: Y
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
81
Hasil Uji Determinasi Model 1
R .710(a)
R Square .505
Adjusted R Square .484
Std. Error of the Estimate 1.30865
a Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Y
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual N Normal Parameters(a,b)
100 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
.0000000 1.28194468 .088
Positive
.088
Negative
-.058
Kolmogorov-Smirnov Z
.881
Asymp. Sig. (2-tailed)
.419
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
82
Hasil Uji Multikolonieritas
Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
(Constant) X1
.615
1.625
X2
.407
2.458
X3
.337
2.964
X4
.375
2.667
a Dependent Variable: Y
Scatterplot
Dependent Variable: Y
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008