ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, DISTRIBUSI, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TEH CELUP SARIWANGI. (Studi Kasus Pada Konsumen Rumah Tangga Di Kp. MUK Cengkareng)
Disusun oleh:
Ahmad Khumaidi NIM : 208081000015
JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ahmad Khumaidi
Nim
: 208081000015
Jurusan
: Manajemen Pemasaran
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 14 Mei 2013
Ahmad Khumaidi
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Ahmad Khumaidi
2. Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 19 Maret 1990
3. Alamat
: Jl. Daan Mogot KM 11 Kp. MUK Rt 01/ Rw 04
4. Email II.
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL 1. Madrasah Ibtidaiyah Al Washilah Jakarta barat. 2. SMP Al – Washilah Kembangan Jakarta Barat. 3. SMK EKA SAKTI Cengkareng Jakarta Barat. 4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen.
v
ABSTRACT The purpose of this research is to analyse how big the influence of marketing mix product (X1), price (X2), distribution (X3), promotion (X4) toward purchasing decision of sariwangi tea bag by household consumer at Kp. MUK Cengkareng (Y). The data used in this research is primary data acquired from sixty consuments of sariwangi tea bag at Kp. MUK Cengkareng and some secondary data from library studies, and analized with multiple linear regression. The result of this research is showing that there are significant influences of product, distribution and promotion toward purchasing decision. It only price variable does not significantly toward purchasing decision. Coefficient determination is 86,1%, which meant independent variable able to explain dependent variable, while the rest of 13,9% determinated by unknown variable and not included in this regression analysis. Key words: marketing mix (product, price, distribution, promotion), and purchasing decision consument.
vi
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bauran pemasaran produk (X1), harga (X2), distribusi (X3), promosi (X4) terhadap keputusan pembelian teh celup sariwangi oleh konsumen rumah tangga di Kp. MUK Cengkareng (Y). Dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diambil dari 60 konsumen teh celup sariwangi di Kp. MUK Cengkareng dan data sekunder dari berbagai sumber pustaka serta menggunakan regresi linear berganda dalam analisisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya ada pengaruh yang signifikan antara produk, distribusi, promosi terhadap keputusan pembelian, kecuali variabel harga yang mempunyai pengaruh yang negatif. Hasil koefisien determinasi 86,1% menunjukan bahwa variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, sedangkan sisanya 13,9% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam peneltian ini. Kata kunci: bauran pemasaran (produk, harga, distribusi, promosi), dan keputusan pembelian konsumen.
vii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdullilahi Rabbil’ Alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah mengkaruniakan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi. (Studi Kasus Pada Konsumen Rumah Tangga Di Kp. MUK Cengkareng)”. Skripsi ini tersusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya kemampuan pengetahuan dan pengalaman penulis miliki. Namun demikian penulis berusaha sesuai dengan kemampuan, dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orang tua tercinta. Terima kasih tiada terkira atas segala nasehat, do’a, kasih sayang, dukungan dan pengorbanan baik moril atau materil, yang telah diberikan selama ini. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dan berterima kasih kepada Bapak Dr. Yahya Hamja, MM sebagai pembimbing 1 dan Bapak Suhendra, S.Ag., MM sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan saran, petunjuk, ilmu pengetahuan dan dengan begitu sabar meluangkan waktunya hingga terselesaikannya skripsi ini.
viii
3. Segenap
seluruh
Dosen
Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis
yang
telah
mentransformasikan ilmunya kepada penulis selama belajar di bangku kuliah. 4. Kepada seluruh staf bagian akademik dan keuangan terima kasih atas segala bantuannya. 5. Kawan-kawan Manajemen A dan Manajemen B angkatan 2008, dan seluruh orang tercinta yang telah memberikan semangat, terima kasih atas doa dan bantuannya. 6. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung, dan tidak bisa disebutkan satu persatu. Hanya doa tulus yang dapat penulis berikan untuk setiap kebaikan yang telah kalian berikan. “Satu kebaikan yang kalian lakukan semoga Allah membalasnya dengan seribu kebaikan”. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa, khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca skripsi ini pada umumnya. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 14 Mei 2013
Ahmad Khumaidi
ix
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... iii SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v ABSTRACT ............................................................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ...........................................................................................viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Perumusan Masalah .................................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PEMASARAN ............................................................................................. 8 B. PRODUK ..................................................................................................... 9 C. HARGA ........................................................................................................ 14 D. DISTRIBUSI ............................................................................................... 19 E. PROMOSI ................................................................................................... 22 F. KEPUTUSAN PEMBELIAN ..................................................................... 28
x
G. PENELITIAN TERDAHULU ................................................................... 33 H. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS .................................................. 36 I. HIPOTESIS PENELITIAN ....................................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 38 B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 38 C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 38 D. Metode Analisis Data .................................................................................. 39 E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 45 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 49 B. Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 56 C. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 77 D. Regresi Berganda ........................................................................................ 80 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan .................................................................................................. 89 B. Implikasi ...................................................................................................... 90 C. Saran ............................................................................................................ 90 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 94
xi
DAFTAR TABEL Nomor
Keterangan
Halaman
1.1
Daftar Nama Perusahaan Teh Celup di Indonesia
3
3.1
Skala Likert
39
3.2
Operasional Variabel
46
4.1
Jenis Kelamin Responden
54
4.2
Usia Responden
55
4.3
Hasil Try Out Validitas Item Instrument Produk (X1) Konsumen Teh Celup Sariwangi
4.4
56
Hasil Try Out Validitas Item Instrument Harga (X2) Konsumen Teh Celup Sariwangi
4.5
57
Hasil Try Out Validitas Item Instrument Distribusi (X3) Konsumen Teh Celup Sariwangi
4.6
57
Hasil Try Out Validitas Item Instrument Promosi (X4) Konsumen Teh Celup Sariwangi
4.7
57
Hasil Try Out Validitas Item Instrument Keputusan Pembelian (Y) Konsumen Teh Celup Sariwangi
58
4.8
Hasil Try Out Uji Reliabilitas
58
4.9
Teh Celup Sariwangi mempunyai merek yang membanggakan dan selalu melekat pada pikiran konsumen
60
4.10
Produk Teh Celup Sariwangi sudah dikenal di masyarakat
60
4.11
Kemasan Teh Celup Sariwangi sangat menarik dan menimbulkan daya tarik untuk membeli
61
xii
4.12
Warna dari Teh Celup Sariwangi memenuhi standar kualitas yang diinginkan konsumen
4.13
62
Aroma dari Teh Celup Sariwangi sangat harum sehingga menimbulkan aroma kesegaran dan kesejukan
62
4.14
Rasa Teh Celup Sariwangi memenuhi rasa teh alami Indonesia
63
4.15
Membeli Teh Celup Sariwangi sesuai dengan kemampuan konsumen
64
4.16
Harga Teh Celup Sariwangi sangat terjangkau oleh konsumen
64
4.17
Teh Celup Sariwangi lebih murah dibandingkan teh celup sejenis dari merek yang berbeda
65
4.18
Harga Teh Celup Sariwangi sesuai dengan harapan konsumen
66
4.19
Kualitas Teh Celup Sariwangi sesuai dengan harga yang ditawarkan
66
4.20
Produk Teh Celup Sariwangi banyak tersedia diwarung, toko, dan minimarket
67
4.21
Produk Teh Celup Sariwangi mudah dijangkau oleh konsumen
68
4.22
Konsumen mengkonsumsi Teh Celup Sariwangi karena tersedia sewaktu-waktu
4.23
68
Teh Celup Sariwangi sudah dikenal keberadaan produknya oleh konsumen
4.24
69
Teh Celup Sariwangi terdistribusinya sampai wilayah terpencil di Indonesia
4.25
70
Konsumen memperoleh informasi produk Teh Celup Sariwangi dari iklan yang ada di televisi atau radio
xiii
71
4.26
Tayangan iklan Teh Celup Sariwangi di televisi menarik minat konsumen
4.27
71
Tayangan iklan Teh Celup Sariwangi di televisi mudah diingat oleh konsumen
4.28
72
Konsumen mengetahui manfaat dan kualitas Teh Celup Sariwangi dari iklan
4.29
73
Konsumen mengenal Teh Celup Sariwangi dari pedagang atau penjual secara langsung
4.30
73
Konsumen membeli Teh Celup Sariwangi karena sudah sering memakainya
74
4.31
Konsumen mencari informasi terlebih dahulu sebelum membeli
75
4.32
Konsumen mengevaluasi produk Teh Celup Sariwangi sebelum melakukan keputusan pembelian
4.33
75
Konsumen melakukan keputusan pembelian setelah mengetahui kelebihan produk Teh Celup Sariwangi
4.34
76
Konsumen merasa senang memakainya, sehingga kecendrungan pembelian ulang Teh Celup Sariwangi
76
4.35
Hasil Uji Multikolinieritas
78
4.36
Koefisien Determinasi
80
4.37
Pengujian t Hitung
81
4.38
Pengujian F Hitung
83
4.39
Persamaan Regresi
84 xiv
DAFTAR GAMBAR Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Proses Pengambilan Keputusan
20
2.2
Kerangka Pemikiran Teoritis
36
4.1
Uji Normalitas Data
77
4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
79
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya minum teh sudah sangat umum di Indonesia. Teh Celup Sariwangi yang diproduksi oleh PT Unilever Indonesia, juga tidak kalah dalam melakukan perbaikan-perbaikan produk dan strategi dalam pemasarannya agar tetap bertahan dalam era persaingan saat ini. Merk inilah yang pertama kali memperkenalkan konsep teh celup di Indonesia dan dikenal masyarakat sebagai minuman yang menciptakan kebersamaan dengan mengumpulkan keluarga dan menciptakan komunikasi yang harmonis. Hal ini dapat dilihat dalam iklan Teh Celup Sariwangi yang selalu menyinggung tentang kebersamaan. Berbagai varian cita rasa teh diciptakan, dari varian jahe, lemon, madu, susu, dan teh hijau hingga Golden Black, Golden Jasmine, Golden Vanilla, Golden Apple, Golden Orange dan Golden Green. Salah satu strategi yang dilakukan Sariwangi dalam rangkaian kampanye Sariwangi Mari Bicara adalah program Sariwangi Mobil Mudik. (www.unilever.co.id). Teh merupakan minuman kesehatan yang dipercaya memiliki beberapa manfaat yang baik bagi tubuh, sehingga banyak masyarakat yang mengkonsumsi. Total konsumsi teh masyarakat Indonesia mengalami peningkatan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Pada tahun 2009 dan 2010 konsumsi teh masyarakat Indonesia hanya mencapai 0,2 dan 0,3 kg per tahun. Sedangkan pada tahun 2011 meningkat menjadi 0,4 – 0,5 kg per tahun. Peningkatan konsumsi teh tersebut salah satunya
1
dikarenakan adanya kesadaran masyarakat tentang manfaat dari mengkonsumsi teh, bagi kesehatan jasmani dan rohani. Beberapa kalangan masyarakat bahkan menganggap dengan meminum teh dengan merek atau jenis tertentu, menempatkan posisi status sosial mereka lebih tinggi di dalam masyarakat umum. Tahun 2011 total produksi teh kering Indonesia mencapai 171.000 ton, meningkat sebesar 9% dari tahun 2010 yang hanya mencapai 157.000 ton. Pasar untuk teh kering nasional pada tahun 2010 hanya sebesar 35% dari total produksi, dan sisanya 65% di ekspor ke berbagai negara. Sedangkan untuk tahun 2011 terjadi peningkatan permintaan teh untuk pasar lokal sebesar 5% menjadi 40%. (Sirojul Muttaqien, 2011).
Investasi komunikasi PT. Unilever telah memberi Teh Sariwangi identitas sebagai merek teh celup Indonesia dengan citra aspiratif dan premium. Teh Sariwangi telah berhasil meremajakan pasar teh daun Indonesia yang mengalami kemerosotan. Segmen teh celup mengalami peningkatan pangsa pasar dalam 4 tahun terakhir khususnya karena dorongan konversi yang sangat agresif yang dilakukan oleh Sariwangi dari teh bungkus ke teh celup. Sejumlah kegiatan dilakukan untuk meningkatkan penggunaan Teh Sariwangi dengan meningkatkan konsumsi melalui saat-saat bersama teh, resep, kampanye teh dan kesehatan, dan kegiatan lainnya. Teh Sariwangi adalah satu-satunya merek teh yang menyatukan kepulauan Indonesia, dan secara konsisten
mengkomunikasikan kehangatan kebersamaan.
Salah satu
kegiatannya adalah “Sariwangi lebih dekat lebih hangat” pada tahun 2005. Tahun 2006, Teh Sariwangi mengadakan ‘Sariwangi Mobil Mudik’ sebagai sarana untuk
2
membina keakraban antara anggota keluarga melalui komunikasi yang lebih baik selama persiapan dan perjalanan mudik dengan fasilitas Mobil Mudik Sariwangi. Tahun 2006 & 2007 Teh Sariwangi memperoleh ICSA Award (Indonesia Customer Satisfaction Award) yang diselenggarakan oleh majalah SWA dan Frontier. Tahun 2006 Teh Sariwangi memperoleh penghargaan Packaging Consumer Branding Award (kategori “emas”) yang diadakan oleh majalah SWA, majalah Mix, Landor, DM Associates, dan Imago School of Modern Advertising. (www.unilever.co.id).
Tabel 1.1 Daftar Nama Perusahaan Teh Celup di Indonesia No
Nama Perusahaan
Merek Dagang
Kemasan
ICSA Index Tahun 2009
1.
PT Teh Sariwangi
Sariwangi
Celup
Peringkat 1
Total Satisfaction Score (TSS) 4,478
2.
PT Sinar Sosro
Teh Sosro
Celup
Peringkat 2
3,725
3.
Peringkat 3
3,672
Celup
Peringkat 4
3,643
5.
PT Gunung Slamat
Teh Tong Tji Teh Bendera Teh Poci
Celup
4.
Perusahaan Teh Cap Dua Burung PT Teh Bendera
Celup
Peringkat 5
3,634
PT Gopek Cipta Teh Gopek Celup Utama Sumber : Marketing dan SWA, 2009 (data diolah)
Peringkat 6
3,627
6.
Dari Tabel 1.1 terlihat, bahwa produsen teh di Indonesia, didominasi oleh perusahaan besar, yang telah berpengalaman dalam bidang industri teh celup. Selain itu tingkat persaingan oleh perusahaan-perusahaan relatif cukup kompetitif. Persaingan yang kompetitif menuntut kreatifitas dan inovasi perusahaan dalam segi
3
produksi maupun pemasarannya. Dalam tingkat persaingan yang kompetitif tersebut, salah satu perusahaan yang dapat mempertahankan eksistensinya adalah PT Unilever Indonesia, dengan merek dagang Teh Celup Sariwangi. Hal tersebut telah dibuktikan dengan perolehan peringkat pertama dalam survei ICSA Index tahun 2009, dengan nilai TSS (hasil jawaban konsumen dalam survei ICSA Index tahun 2009) sebesar 4,478, disusul oleh pesaing utamanya yaitu PT Sinar Sosro dan merek dagang Teh Sosro, dengan nilai TSS 3,725. Dengan penetapan target dan potensi pasar yang ada, terlihat bahwa persaingan usaha dalam industri teh celup ini akan kian pesat dan menuntut perusahaan untuk terus inovatif dan kreatif dalam menarik minat konsumennya. Selain itu dengan mengetahui tingkat persaingan antar perusahaan teh celup tersebut, akan memberikan gambaran bagaimana sikap dan kepuasan para konsumen teh celup dalam memilih produk yang dibeli. Setelah mengetahui sikap para konsumen dalam proses pembelian produk teh celup, maka informasi tersebut dapat digunakan perusahaan untuk menetapkan strategi pemasaran yang tepat bagi produk yang dihasilkannya. (Supriadi, 2009) PT.Unilever Indonesia Tbk, telah melakukan sejumlah kegiatan untuk meningkatkan penggunaan Teh Celup Sariwangi dengan meningkatkan konsumsi melalui kegiatan saat-saat bersama teh, memberikan resep disetiap kemasan, kampanye teh dan kesehatan di media baik cetak maupun elektronik. Salah satu bentuk strategi pemasaran yang mampu mempengaruhi pengambilan keputusan
4
pembelian Teh Celup Sariwangi adalah penggunaan strategi bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, saluran distribusi, dan promosi. Strategi pemasaran Teh Celup Sariwangi yang dilakukan oleh PT.Unilever Indonesia Tbk. Akan dipersepsikan oleh konsumen melalui variabel strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, seperti kualitas yang ditawarkan rasa, aroma, warna, merek, dan kemasan produk dengan harga yang relatif murah dan bersaing antar produsen teh dan strategi distribusi yang mampu menjangkau masyarakat diseluruh tempat serta didukung komunikasi bisnis dengan konsumen melalui iklaniklan pilihan yang mampu menyambungkan komunikasi dengan konsumen secara efisien. Di dalam penelitian ini mengambil daerah penelitian di Kp. MUK Cengkareng. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dalam hal ini perlu adanya penelitian mengenai: “Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dan pernyataan mengenai pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian produk terutama pada produk Teh Celup Sariwangi.
5
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh produk terhadap keputusan pembelian? 2. Apakah ada pengaruh harga terhadap keputusan pembelian? 3. Apakah ada pengaruh distribusi terhadap keputusan pembelian? 4. Apakah ada pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian? 5. Apakah ada pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian Teh Celup Sariwangi pada konsumen rumah tangga di Kp. MUK Cengkareng. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan ini adalah: 1. Untuk peneliti, sebagai sarana untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai pengaruh produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian. 2. Untuk program study Manajemen jurusan Pemasaran, sebagai tambahan masukan dalam proses belajar mengajar mengenai produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian.
6
3. Untuk mahasiswa UIN Jakarta, sebagai tambahan dan masukan wawasan mengenai pengaruh produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian. 4. Untuk produsen Teh Celup Sariwangi, sebagai sumber referensi tambahan dalam rangka
meningkatkan
dan
mengembangkan
perusahaan
dalam
upaya
peningkatan produk, harga, distribusi dan promosi yang berdampak pada peningkatan keputusan pembelian. 5. Untuk perpustakaan, sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai pengaruh produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PEMASARAN 1. Definisi Pemasaran Pemasaran menurut Kotler (2007:6). Adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Menurut Mahmud Machfoedz (2010:140). Pemasaran adalah suatu proses yang diterapkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan produk yaitu barang atau jasa. Konsumen tertentu yang merupakan sasaran upaya pemasaran disebut pasar sasaran. Sarana pemasaran yang digunakan meliputi produk, harga produk, dan tempat menjual produk. Disamping itu, pemasaran juga mencakup metode untuk mengkomunikasikan informasi ini kepada konsumen yang disebut sebagai komunikasi pemasaran. Secara kolektif keempat sarana tersebut dijadikan rujukan dan disebut bauran pemasaran. 2. Bauran Pemasaran Menurut Mahmud Machfoedz (2010:61). Bauran pemasaran adalah sarana pemasaran taktis meliputi produk, harga, tempat, dan promosi yang dibaurkan untuk
mendapat
respon
yang
diinginkan
dari pasar
sasaran.
Produk
8
dikomunikasikan dengan pasar melalui harga, kemasan dan merek. Untuk mengkomunikasikan ketiga unsur yang terlekat pada produk tersebut diperlukan strategi yang tepat agar dapat diterima oleh pasar. Menurut Kotler (2007:23). Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. Alat-alat ini ada empat kelompok, yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). B. Produk 1. Definisi Produk Menurut Mahmud Machfoedz (2010:62). Produk adalah barang atau jasa yang mencerminkan potensi untuk memenuhi rentang kebutuhan konsumen, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Produk terdiri dari suatu kombinasi fisik dan elemen jasa atau pelayanan dan keseimbangan antara keduanya secara bervariasi. Menurut Kotler (2007:4). Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan. Menurut Kotler (2007:23). Komponen produk dalam bauran pemasaran adalah: kekeragaman produk, kualitas produk, desain produk, ciri produk, nama merek produk, kemasan produk, ukuran produk, pelayanan, garansi produk dan imbalan. 9
2. Klasifikasi Produk Menurut
Kotler
(2007:6).
Daya
tahan
dan
wujud
produk
dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya yaitu: a. Barang yang tidak tahan lama. Adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Contohnya: Sabun, karena barang-barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi. b. Barang tahan lama. Adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali. Contohnya: Lemari es, peralatan mesin. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual. c. Jasa. Adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan mudah habis. Akibatnya, produk ini biasanya memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Contohnya: pemotongan rambut dan perbaikan barang.
10
3. Diferensiasi Produk Menurut Kotler (2007:9). Supaya dapat diberi merek, produk harus didiferensiasikan. Produk-produk fisik bervariasi dalam potensi mereka untuk diferensiasi. a. Bentuk. Banyak produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau struktur fisik produk. b. Fitur. Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan fitur yang berbedabeda yang melengkapi fungsi dasar produk. c. Mutu Kinerja. Sebagian besar produk dibangun menurut salah satu dari empat level kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, dan unggul. Mutu kinerja adalah level berlakunya karakteristik dasar produk. d. Mutu Kesesuaian. Pembeli mengharapkan produk memiliki mutu kesesuaian yaitu tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan. e. Daya Tahan. Ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu. 11
f. Keandalan. Pembeli umumnya akan membayar lebih untuk mendapatkan produk yang lebih andal. Keandalan adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu. g. Mudah diperbaiki. Pembeli memilih produk yang mudah diperbaiki. Kemudahan diperbaiki adalah ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk ketika produk itu rusak atau gagal. h. Gaya. Menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli. Gaya memiliki keunggulan karena menciptakan kekhasan yang sulit ditiru. 4. Pengembangan Manfaat Produk Pengembangan suatu produk meliputi penetapan manfaat yang akan ditawarkannya.
Manfaat
ini dikomunikasikan dan disampaikan
melalui
karakteristik produk seperti kualitas, ciri, dan desain. Keputusan tentang ciri-ciri tersebut sangat berpengaruh pada reaksi konsumen terhadap suatu produk (Mahmud Machfoedz, 2010:62). a. Kualitas Produk. Kualitas produk merupakan salah satu sarana positioning penting bagi pemasar atau perusahaan. Dalam pengembangan suatu produk, terlebih dahulu pemasar harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung posisi produk 12
di pasar sasaran. Dalam hal ini, kualitas produk berarti kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsinya, yang meliputi daya tahan, keandalan, presisi, kemudahan penggunaan, dan perbaikan, serta ciri-ciri lain yang menunjukkan nilainya. Meskipun beberapa ciri tersebut dapat diukur secara obyektif, dari sudut pandang pemasaran, kualitas harus diukur menurut persyaratan persepsi konsumen (Mahmud Machfoedz, 2010:62). b. Ciri Produk. Suatu produk dapat ditawarkan dengan berbagai ciri
atau
karakteristik. Model sederhana tanpa variasi merupakan titik permulaan. Perusahaan dapat penambahan
menciptakan
beberapa
model
karakteristik.
yang
lebih
Karakteristik
menarik dengan merupakan
sarana
kompetitif untuk membedakan produk sebuah perusahaan dari produk buatan perusahaan lain yang menjadi pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan karakteristik baru merupakan suatu cara yang paling efektif untuk bersaing (Mahmud Machfoedz, 2010:63). c. Desain Produk. Cara lain untuk menjadikan suatu produk tampak lebih menarik dapat dilakukan melalui desain. Desain merupakan konsep yang lebih penting dari pada bentuk. Bentuk semata mengungkapkan sifat fisik produk yang dapat dilihat. Bentuk yang mengagumkan dapat menarik perhatian, tapi ini tidak menjadikan produk berfungsi lebih baik. Desain yang baik memberi nilai tambah pada manfaat produk, menjadikannya enak dipandang dan nyaman 13
digunakan, desainer yang baik di samping mempertimbangkan sifat fisik produk yang menarik juga menjadikannya mudah digunakan, aman, tidak mahal untuk penggunaan dan perbaikan, dan sederhana serta ekonomis dalam biaya produksi dan distribusi (Mahmud Machfoedz, 2010:63). C. Harga 1. Definisi Harga Menurut Kotler (2007:77). Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk atau mereknya. Sebuah produk yang dirancang dan dipasarkan dengan baik dapat menentukan premium harga dan mendapatkan laba besar. Menurut Mahmud Machfoedz (2010:69). Harga adalah jumlah uang yang dikenakan pada produk atau jasa. Definisi harga secara luas ialah jumlah nilai yang ditukar oleh konsumen untuk memperoleh manfaat kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa. Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur lainnya mencerminkan biaya. Harga juga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan, harga dapat diubah dengan cepat, pada waktu yang bersamaan. Menurut Kotler (2007:23). Komponen harga dalam bauran pemasaran adalah: Daftar harga, rabat atau diskon, potongan harga khusus, periode pembayaran, dan syarat kredit harga. 14
2. Menetapkan Harga Menurut Kotler (2007:84). Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kalinya ketika mengembangkan produk baru. Enam langkah penetapan harga: a. Memilih tujuan penetapan harga. Perusahaan tersebut memutuskan di mana ingin memposisikan tawaran pasarnya. Makin jelas tujuan suatu perusahaan, makin mudah menetapkan harga. b. Menentukan permintaan. Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu perusahaan. c. Memperkirakan biaya. Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan perusahaan untuk produknya. d. Menganalisis biaya, harga dan tawaran pesaing. Dalam rentang kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan tersebut harus memperhitungkan biaya, harga, dan kemungkinan reaksi harga pesaing. e. Memilih metode penetapan harga. Dengan adanya jadwal permintaan pelanggan, fungsi biaya, dan harga pesaing, perusahaan tersebut kini siap memilih harga. 15
f. Memilih harga akhir. Metode-metode penetapan harga mempersempit ruang gerak yang harus digunakan perusahaan untuk memilih harga akhirnya. Dalam memilih harga akhir ini perusahaan tersebut harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahan yang meliputi dampak dari kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga yang berbagi laba dan resiko, dan dampak harga terhadap pihak lain. 3. Strategi Penyesuaian Harga Menurut
Kotler
(2007:102).
Perusahaan-perusahaan
biasanya
tidak
menetapkan hanya satu harga, melainkan struktur penetapan harga yang mencerminkan perbedaan dalam permintaan dan biaya geografis, tuntutan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan, frekuensi pengiriman, jaminan, kontrak perbaikan. Berikut strategi penyesuaian harga: a. Penetapan harga geografis. Penetapan
harga
geografis
melibatkan
perusahaan
tersebut
memutuskan bagaimana cara menetapkan harga produknya untuk pelanggan yang berbeda di lokasi dan negara yang berbeda. b. Diskon dan potongan harga. Kebanyakan perusahaan akan menyesuaikan daftar harganya dan memberikan diskon dan potongan harga untuk pembayaran yang lebih cepat, pembelian dalam jumlah besar, dan pembelian di luar musim.
16
c. Penetapan harga promosi. Teknik penetapan harga promosi yaitu: penetapan harga pemimpin, penetapan harga peristiwa khusus, rabat tunai, pembiayaan bunga rendah, masa pembayaran yang lebih lama, garansi dan kontrak perbaikan, diskon psikologis. d. Penetapan harga diskriminatif. Perusahaan-perusahaan sering menyesuaikan harga dasarnya untuk mengakomodasi perbedaan pelanggan, produk, lokasi, dan seterusnya. e. Penetapan harga bauran produk. Versi produk yang berbeda dikenakan harga yang berbeda, tetapi tidak sebanding dengan masing-masing biayanya. 4. Pengembangan Metode Penetapan Harga Menurut
Mahmud
Machfoedz
(2010:74).
Metode
penetapan
harga
berorientasi pasar meliputi: a. Penetapan harga berorientasi biaya. Dalam penetapan harga berorientasi biaya, jumlah uang atau persentase ditambahkan pada biaya produk. Dengan demikian metode ini melibatkan kalkulasi selisih harga pokok dengan harga jual. Metode penetapan berorientasi biaya tidak perlu memperhatikan aspek persediaan dan permintaan, dan tidak pula memperhatikan hubungan dengan kebijaksanaan penetapan harga tertentu.
17
b. Penetapan harga dengan penambahan biaya. Dalam penetapan harga dengan penambahan biaya, biaya perusahaan ditentukan dan kemudian sejumlah tertentu uang atau persentase biaya ditambahkan pada biaya perusahaan untuk menentukan harga. c. Penetapan harga yang dinaikkan (mark up). Penjual produk eceran pada umumnya menerapkan metode penetapan harga mark up. Dalam metode ini, harga produk dinaikkan dengan terlebih dahulu menambahkan persentase dari biaya, disebut mark up untuk biaya produk. Meskipun mark up di toko eceran bervariasi dari satu jenis barang ke jenis lainnya, persentase yang sama biasanya digunakan untuk menetapkan harga produk dalam kategori produk tunggal. d. Penetapan harga berorientasi permintaan. Perusahaan dapat menggunakan penetapan harga berdasarkan berdasar tingkat permintaan produk. Metode menyebabkan harga tinggi ketika permintaan atas produk meningkat dan pada waktu permintaan rendah harga menjadi murah. e. Penetapan harga berorientasi persaingan. Perusahaan memperhitungkan biaya laba pihak pesaing. Arti metode ini menjadi semakin penting jika produk yang bersaing relatif homogen dan perusahaan melayani pasar yang di dalamnya harga merupakan variabel utama strategi pemasaran.
18
D. Distribusi 1. Definisi Distribusi Menurut Boyd (2000:32). Distribusi adalah himpunan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk membuat produk atau jasa yang siap untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen atau pengguna industrial. Menurut Mahmud Machfoedz (2010:86). Distribusi adalah membawa produk ke pasar sasaran. Membawa produk ke pasar memerlukan serangkaian aktivitas, aktivitas tersebut adalah penjualan dan pengiriman barang dari produsen ke konsumen akhir. Saluran distribusi pada umumnya mempunyai perantara pemasaran, yakni perusahaan penyedia jasa yang secara langsung berhubungan dengan pembelian atau penjualan produk dari produsen kepada konsumen. Menurut Kotler (2007:23). Komponen distribusi dalam bauran pemasaran adalah: Saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokkan, lokasi, persediaan, transportasi. 2. Lembaga Saluran Distribusi Menurut Boyd (2000:36). Terdapat empat kategori besar lembaga saluran distribusi yaitu: a. Grosir barang dagang. Mengambil posisi sebagai pemilik atas barang yang mereka tangani, terutama menjual kepada pedagang (atau pengecer), konsumen industrial atau komersial ketimbang kepada konsumen individu.
19
b. Perantara agen. Meliputi perwakilan manufaktur dan pialang, juga menjual kepada pedagang, konsumen industrial dan komersial, tetapi tidak mengambil posisi sebagai pemilik untuk barang tersebut. Biasanya mengkhususkan diri pada fungsi penjualan serta mewakili klien perusahaan manufaktur atas dasar komisi. c. Pengecer. Menjual barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi, bukan bisnis. Biasanya mengambil posisi sebagai pemilik untuk barang-barang yang mereka tangani, mendapatkan laba dari perbedaan harga yang dibayar untuk barang tersebut dengan harga yang diterima dari konsumen. d. Agen pendukung. Meliputi agen periklanan,
perusahaan riset
pemasaran,
agen
penagihan, perusahaan pengangkut, mengkhususkan pada satu atau lebih fungsi pemasaran, bekerja atas dasar bayaran atas jasa untuk membantu kliennya menjalankan fungsi tersebut secara lebih efektif dan efisien. 3. Tujuan Saluran Distribusi Menurut Boyd (2000:42). Tujuan saluran distribusi memiliki beberapa tujuan antara lain:
20
a. Menyediakan produk: Salah satu tujuan saluran distribusi adalah menyediakan produk dipasaran sehingga memudahkan konsumen mendapatkan produk yang akan dibelinya. b. Menjamin upaya distribusi yang memadai: Upaya distribusi dilakukan untuk mendapatkan dukungan distribusi dari anggota-anggota saluran untuk produk perusahaan, meliputi penggunaan media lokal, penataan dalam toko, serta kerjasama dalam peristiwa distribusi tertentu. c. Menyajikan pelayanan konsumen tingkat tinggi: Agar anggota saluran juga memainkan peran yang sangat penting dalam menyajikan pelayanan pasca penjualan. d. Mendapatkan informasi pasar: Informasi pasar sangat dibutuhkan untuk mendapatkan informasi umpan balik yang cepat dan akurat untuk hal-hal seperti trend penjualan, tingkat persediaan, serta tindakan pesaing. e. Efektifitas biaya: Saluran distribusi harus dirancang untuk meminimalkan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran perusahaan. 4. Strategi Dasar Saluran Distibusi Menurut Boyd (2000:45). Untuk barang dan jasa konsumen, pencapaian tingkat ketersediaan produk yang diinginkan merupakan masalah pemilihan dan mendapatkan kerjasama dari jumlah outlet eceran yang tepat. Ada tiga strategi, yaitu distribusi insentif, distribusi eksklusif, distribusi selektif:
21
a. Distribusi Insentif: Strategi ini menggunakan jumlah pengecer maksimum dan yang paling tepat untuk produk-produk dengan keterlibatan rendah dan sering dibeli, seperti permen, minuman ringan, deodoran, dan pisau cukur. b. Distribusi Eksklusif: Strategi ini hanya mengandalkan satu pengecer atau penyalur di setiap wilayah geografis tertentu. Cara ini paling tepat ketika produk merupakan barang khusus atau belanja dengan keterlibatan tinggi. c. Distribusi Selektif: Yaitu cara ini merupakan penengah dari kedua cara di atas karena menggunakan lebih dari satu namun tidak semua pengecer di dalam wilayah geografis tertentu. Strategi ini lebih tepat digunakan untuk barangbarang belanja. Kebanyakan merek mobil didistribusikan dengan cara ini. E. Promosi 1. Definisi Promosi Menurut Kotler (2007:266). Promosi adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Menurut Morissan, MA (2010:16). Promosi adalah kordinasi dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Menurut Mahmud Machfoedz (2010:31). Promosi adalah suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, di bawah pengendalian 22
penjual atau produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi yang menarik tentang produk yang ditawarkan penjual atau produsen, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Kotler (2007:23). Komponen promosi dalam bauran pemasaran adalah: Promosi penjualan, periklanan, tenaga penjual, kehumasan atau public relation, dan pemasaran langsung. 2. Bauran Promosi Menurut Morissan, MA (2010:17). Bauran promosi mencakup lima elemen, yaitu: periklanan, pemasaran langsung, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal. a. Periklanan. Periklanan adalah setiap bentuk komunikasi media masa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan, mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide. b. Pemasaran Langsung. Pemasaran langsung adalah upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan atau transaksi penjualan, (Morissan, MA, 2010:22).
23
c. Promosi Penjualan. Promosi penjualan yaitu kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan. (Morissan, MA, 2010:25). d. Hubungan Masyarakat. Hubungan masyarakat adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan yang diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif. (Morissan, MA, 2010:27). e. Penjualan Personal. Penjualan personal adalah suatu bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya. Dalam hal ini penjual berupaya untuk membantu atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan. (Morissan, MA, 2010:34). 3. Keputusan Utama Promosi Menurut Kotler (2007:268). Dalam menggunakan promosi, perusahaan harus menetapkan tujuannya, yaitu:
24
a. Menetapkan tujuan. Tujuan-tujuan promosi diperoleh dari tujuan promosi yang lebih luas, yang diperoleh dari tujuan pemasaran yang lebih mendasar yang dikembangkan untuk produk tersebut. b. Memilih alat promosi konsumen. Perencanaan promosi seharusnya memperhitungkan jenis pasar, tujuan promosi, kondisi persaingan, dan efektivitas biaya. Alat promosi yaitu: sampel, kupon, paket harga, premium, program frekuensi, hadiah, imbalan berlangganan, pengujian gratis, garansi produk, promosi bersama, promosi silang, pajangan dan peragaan. c. Memilih alat promosi perdagangan. Produsen menggunakan sejumlah alat promosi perdagangan yaitu: potongan harga, tunjangan dana, barang gratis. d. Memilih alat promosi bisnis dan promosi penjualan. Perusahaan menggunakan alat promosi bisnis dan promosi penjualan, alat tersebut digunakan untuk mengumpulkan petunjuk bisnis, membuat pelanggan terkesan dan memberi imbalan kepada mereka, dan memotivasi tenaga penjualan. e. Mengembangkan program. Dalam
merencanakan
program
promosi,
pemasar
makin
menggabungkan beberapa media ke dalam suatu konsep kampanye total. Yang pertama menentukan besarnya insentif tersebut. Kedua, menciptakan 25
kondisi agar orang berpartisipasi. Ketiga, memutuskan lamanya promosi. Keempat, pemasar tersebut harus memilih sarana distribusi. f. Evaluasi program. Produsen dapat menggunakan tiga metode, data penjualan, survei konsumen, dan eksperimen. 4. Fungsi Promosi Dalam Pemasaran Menurut Mahmud Machfoedz (2010:35). Promosi dapat memenuhi tujuan komunikasi tertentu yang tidak dapat dicapai dengan teknik lain yaitu: a. Strategi promosi. Promosi dapat membuat konsumen yang tidak mengenal suatu produk jadi mencobanya, dan membujuknya untuk membeli. Demikian fungsi promosi untuk menarik prospek sehingga menjadi konsumen. Promosi dapat mendorong produk melalui saluran distribusi dengan menciptakan merek yang dikenal luas oleh konsumen sepanjang saluran rangkaian pembelian. Tujuan promosi merupakan tindakan yang menuntut pokok perhatian yaitu dengan menunjukkan tiga tujuan: 1) Meningkatkan permintaan oleh konsumen rumah tangga atau industri. 2) Meningkatkan volume pemasaran oleh penyalur. 3) Melengkapi dan mengkordinir aktivitas periklanan, personal selling, dan hubungan masyarakat.
26
b. Tujuan promosi. Promosi dimaksudkan untuk mengubah perilaku konsumen, yaitu: 1) Membangun citra merek. Membangun citra produk melalui merek memerlukan jangka waktu yang panjang. Promosi, dalam bentuk harga obral, premi, kupon, atau dalam bentuk insentif lain yang saling berhubungan, lebih cepat dari pada periklanan. Setiap ide promosi harus dipertimbangkan bukan hanya untuk meningkatkan titik
awal,
melainkan
membangun
hubungan dan
menunjukkan ciri khas merek. 2) Pengenalan produk baru. Periklanan dan promosi dapat diterapkan bersama-sama pada pengenalan produk dan jasa baru. Untuk menunjukkan strategi promosi dalam pengenalan produk baru, tantangan pertama adalah menumbuhkan kepercayaan kepada produk. Tantangan tersebut diperlukan kekuatan periklanan yang nyata. Tindakan tersebut akan lebih sempurna apabila periklanan
dipadukan
promosi
yang
sesuai,
agar
merek
yang
diperkenalkan jadi lebih menarik. Selain diperkenalkan, produk baru harus ditawarkan keunggulannya dibandingkan produk pesaing, untuk membuka pasar dengan menarik konsumen baru.
27
F. Keputusan Pembelian 1. Faktor-faktor Dalam Keputusan Pembelian Menurut Kotler (2007:214). Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Yang mempunyai pengaruh paling luas dan paling dalam adalah faktor-faktor budaya. a. Faktor budaya. Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Ketika subkultur menjadi besar dan cukup makmur, perusahaan sering merancang program pemasaran secara khusus untuk melayani mereka. Pemasaran lintas budaya muncul dari riset pemasaran yang cermat, yang menyingkap bahwa relung etnis dan demografik yang berbeda tidak selalu menanggapi dengan baik iklan pasar massal. b. Faktor sosial. Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktorfaktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. (Kotler, 2007:217). 1) Kelompok acuan. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kelompok yang berpengaruh langsung 28
dinamakan kelompok keanggotaan, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang berinteraksi secara terus menerus. Kelompok tidak langsung seperti keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. 2) Keluarga. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung yang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri, dan cinta. Pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak seseorang. (Kotler, 2007:219). 3) Peran dan status sosial. Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya, keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang, masing-masing peran menghasilkan status. (Kotler, 2007:221). c. Faktor pribadi. Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup: pekerjaan, 29
keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli. (Kotler, 2007:222). d. Faktor psikologis. Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori, secara fundamental memengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran. (Kotler, 2007:226). 2. Proses Pembelian Konsumen. Proses psikologis dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. (Kotler, 2007:234). Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca pembelian
a. Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut akan dicetuskan oleh rangsangan internal atau
30
eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. (Kotler, 2007:235). b. Pencarian informasi. Konsumen yang terangsang akan kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Ada dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi, mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok berikut ini: (Kotler, 2007:235). 1) Sumber pribadi: Keluarga, teman, tetangga, kenalan. 2) Sumber komersial: Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan ditoko. 3) Sumber publik: Media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. 4) Sumber pengalaman: Penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. c. Mengevaluasi alternatif. Beberapa konsep dasar dalam memahami proses evaluasi konsumen: pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk atau jasa. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan
31
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. (Kotler, 2007:237). d. Keputusan Pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merekmerek yang ada didalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun dua faktor berikut dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain, mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu: 1) Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen. 2) Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain, konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya, keadaan sebaliknya juga berlaku. (Kotler, 2007:242). e. Perilaku Pasca Pembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. (Kotler, 2007:243).
32
G. Penelitian Terdahulu Menurut Praba Sulistyawati (Tahun 2009) yang berjudul : Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Di Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Variabel kualitas produk memiliki pengaruh lebih besar terhadap keputusan pembelian konsumen dibandingkan variabel citra merek dengan hasil regresi sebesar 0,559. Selanjutnya pengaruh variabel lainnya citra merek adalah sebesar 0,250. 2. Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa citra merek (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y), telah terbukti kebenarannya. Hal ini berarti citra merek merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk laptop merek Acer. 3. Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa kualitas produk (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y), telah terbukti kebenarannya. Hal ini berarti kualitas produk merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk laptop merek Acer. Menurut I Gusti Ngurah Jaya Agung Widagda K. (Tahun 2006) yang berjudul: Analisis Orientasi Perusahaan Dan Strategi Bauran Pemasaran Eksportir Di Bali.
33
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Strategi produk, telah memiliki divisi quality controll dan bagian riset dan pengembangan R/D sendiri yang mampu mendesain, warna yang menarik, dan sesuai dengan trend di negara pasar sasarannya. 2. Strategi harga, mampu menetapkan harga premium di atas harga pesaing akibat kualitas produk yang tinggi dan pembungkusan/packaging yang sangat baik. 3. Strategi distribusi, langsung ke buyer di luar negeri atau melalui broker dan retailer besar yang memiliki jaringan toko-toko yang cukup luas. 4. Strategi promosi dengan membuat atau mengirim katalog bergambar, brosur, iklan, pameran, dan pemasaran lewat internet. Hal itu merupakan suatu usaha untuk maju yang sangat signifikan. Menurut I Gusti Ayu Ketut Sri Ardani (Tahun 2007) yang berjudul : Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Pada Toko Cendera Mata Di Objek Wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Secara individual terdapat tiga variabel X yang menunjukkan adanya korelasi yang nyata terhadap variabel penjualan suvenir (Y), yaitu variabel produk (X1), distribusi (X3), dan promosi (X4).
34
2. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara simultan keempat variabel X berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y) dengan nilai F hitung sebesar 6,67. 3. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel produk (X1), harga (X2), dan promosi (X4), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penjualan (Y).
35
H. Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan tinjauan landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun sebuah kerangka pemikiran teoritis seperti yang disaji dalam gambar berikut: Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis Produk (X1)
Harga (X2)
Distribusi (X3)
Promosi (X4)
Keputusan Pembelian (Y)
Uji Validitas dan Reliabilitas
Analisis Regresi Berganda
Kesimpulan dan Implikasi
36
I. Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian secara parsial. 2. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian secara parsial. 3. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian secara simultan. 4. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian secara simultan.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Obyek penelitian ini adalah para konsumen Teh Celup Sariwangi di Kp. MUK Cengkareng, tujuannya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian. Waktu penelitian dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, dimulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. B. Metode Penentuan Sampel Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik convenience sampling yaitu sampel berdasarkan kemudahan dan metode ini dapat memilih dari elemen populasi yang datanya berlimpah, tidak terbatas, dan mudah diperoleh oleh peneliti, sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat, mudah, dan murah. (Rosady Ruslan, 2003:158). C. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat penelitian ini menggunakan dua macam data yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data primer. Menurut Rosady Ruslan, (2003:29). Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian perseorangan, kelompok, dan organisasi.
38
Menurut Rosady Ruslan, (2003:23). Kuesioner merupakan pengumpulan data, pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dilakukan dengan bentuk kuesioner lembaran tertulis atau tercetak. 2. Data Sekunder. Menurut Rosady Ruslan, (2003:30). Data sekunder adalah memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi, perusahaan, majalah jurnal, dan perpustakaan. D. Metode Analisis Data Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala yang sering dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah Skala Ordinal atau sering disebut Skala Likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut: 1 = Sangat Tidak Setuju. 2 = Tidak Setuju. 3 = Raguragu atau Netral. 4 = Setuju. 5 = Sangat Setuju. (Ghozali, 2006:41).
Sangat setuju
Setuju
Tabel 3.1 Skala Likert Ragu
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
4
3
2
1
1. Uji Validitas dan Reliabilitas. a. Uji Validitas. Menurut Ghozali, (2006:45). Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat menjawab secara cermat tentang variabel yang diukur. Suatu kuesioner 39
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Uji validitas ini menggunakan program SPSS Ver 17.0. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. b. Uji Reliabilitas. Menurut Ghozali, (2006:42). Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Uji reliabilitas ini menggunakan program SPSS Ver 17.0 dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60. 2. Uji Asumsi Klasik. a. Uji Normalitas. Menurut Ghozali, (2006:110). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka 40
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas
residual
adalah
dengan
melihat
grafik
histogram
yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika ditribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Uji Multikolinieritas. Menurut Ghozali, (2006:91). Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
41
1) Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak mempengaruhi variabel dependen. 2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. 3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai Tolerance yang rendah sama nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Misal nilai Tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95. c. Uji heteroskedastisitas. Menurut Ghozali, (2006:105). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang 42
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas,
jika ada pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu dan teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan jika tidak ada pola yang jelas dan titiktitik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Analisis Regresi Berganda. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda, penelitian ini di rancang untuk meneliti variabelvariabel yang mempengaruhi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah pengaruh produk, harga, distribusi, promosi terhadap keputusan pembelian. Perumusan model analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + € Keterangan: Y = Variabel dependen yang diprediksikan (keputusan pembelian). a = Konstanta. b1 = koefisien regresi produk. b2 = koefisien regresi harga. b3 = koefisien regresi distribusi. b4 = koefisien regresi promosi. 43
X1 = produk. X2 = harga. X3 = distribusi. X4 = promosi. € = standar eror. a. Uji Hipotesis. 1) Uji signifikan parameter individual / parsial (uji statistik t). Menurut
Ghozali,
(2006:84).
Uji
statistik
t
pada
dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Bila t hitung lebih besar dari t tabel atau nilai signifikan lebih kecil dari 5% (a = 5% = 0,05) maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (produk, harga, distribusi, promosi) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) secara parsial. 2) Uji signifikan simultan (uji statistik F). Menurut
Ghozali,
(2006:84).
Uji
statistik
F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Bila nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau tingkat signifikannya lebih kecil dari 5% (a = 5% = 0,05) maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara 44
variabel bebas (produk, harga, distribusi, promosi) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) secara simultan. b. Koefisien Determinasi. Menurut Ghozali, (2006:83). Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R Square yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan Adjusted (Adjusted R²) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. E. Operasional Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 4 variabel bebas (independen) yaitu variabel produk (X1), variabel harga (X2), variabel distribusi (X3), variabel promosi (X4), dan 1 variabel terikat (dependen) variabel keputusan pembelian, yaitu sebagai berikut:
45
Tabel 3.2 Operasional Variabel No
Variabel
1
Produk (X1)
Sub Variabel a. Nama Merek
(Philip Kotler, 2007:23)
b. Kemasan Produk
c. Ciri Produk
2
Harga (X2)
a. Memperkira kan harga.
(Philip Kotler, 2007:84) b. Menganalis harga pesaing. c. Penyesuaian harga.
Indikator
Skala
1. Teh Celup Sariwangi mempunyai merek yang membanggakan dan selalu melekat pada pikiran konsumen. 2. Produk Teh Celup Sariwangi sudah dikenal di masyarakat. 3. Kemasan Teh Celup Sariwangi sangat menarik dan menimbulkan daya tarik untuk membeli. 4. Warna dari Teh Celup Sariwangi memenuhi standar kualitas yang diinginkan konsumen. 5. Aroma dari Teh Celup Sariwangi sangat harum sehingga menimbulkan aroma kesegaran dan kesejukan. 6. Rasa Teh Celup Sariwangi memenuhi rasa teh alami Indonesia.
Ordinal
1. Membeli Teh Celup Sariwangi sesuai dengan kemampuan konsumen. 2. Harga Teh Celup Sariwangi sangat terjangkau. 3. Teh Celup Sariwangi lebih murah dibandingkan teh celup sejenis dari merek yang berbeda. 4. Harga Teh Celup Sariwangi sesuai dengan harapan konsumen.
Ordinal
46
No
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Skala
5. Kualitas Teh Celup Sariwangi sesuai dengan harga yang ditawarkan. 3
Distribusi (X3)
a. Menyedia kan produk.
(Boyd Walker dan Larreche, 2000:42)
b. Menjamin distribusi yang memadai.
4
Promosi (X4)
a. Periklanan
(Philip Kotler, 2007:23)
b. Tenaga Penjual
1. Produk Teh Celup Sariwangi banyak tersedia diwarung, toko, dan minimarket. 2. Produk Teh Celup Sariwangi mudah dijangkau oleh konsumen. 3. Konsumen mengkonsumsi Teh Celup Sariwangi karena tersedia sewaktu-waktu. 4. Teh Celup Sariwangi sudah dikenal keberadaan produknya oleh konsumen. 5. Teh Celup Sariwangi terdistribusinya sampai wilayah terpencil di Indonesia.
Ordinal
1. Konsumen memperoleh informasi produk Teh Celup Sariwangi dari iklan yang ada di televisi atau radio. 2. Tayangan iklan Teh Celup Sariwangi di televisi menarik minat konsumen. 3. Tayangan iklan Teh Celup Sariwangi di televisi mudah diingat oleh konsumen. 4. Konsumen mengetahui manfaat dan kualitas Teh Celup Sariwangi dari iklan. 5. Konsumen mengenal Teh Celup Sariwangi dari pedagang atau penjual secara langsung.
Ordinal
47
No
Variabel
Sub Variabel
Indikator
Skala
5
Keputusan Pembelian (Y)
a. Pengenalan kebutuhan.
Ordinal
(Philip Kotler,
b. Pencarian informasi.
1. Konsumen membeli Teh Celup Sariwangi karena sudah sering memakainya. 2. Konsumen mencari informasi terlebih dahulu sebelum membeli Teh Celup Sariwangi. 3. Konsumen mengevaluasi produk Teh Celup Sariwangi sebelum melakukan keputusan pembelian. 4. Konsumen melakukan keputusan pembelian setelah mengetahui kelebihan produk Teh Celup Sariwangi. 5. Konsumen merasa senang memakainya, sehingga kecendrungan pembelian ulang Teh Celup Sariwangi.
2007:234)
c. Mengevalua si alternatif.
d. Keputusan pembelian.
e. Perilaku pasca pembelian.
48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perusahaan PT. Unilever Indonesia. PT Unilever Indonesia TBK (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1993 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jendral van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia TBK. Akta ini disetujui
oleh
Menteri
Kehakiman
dengan
keputusan
No.
C2-
1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
49
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang di buat oleh notaris Singgih Susilo, SH. Tertanggal 10 juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH. 2003. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933. Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet, dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan PT AL. 50
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barangbarang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd. Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings
Limited
(pihak
terkait).
Akuisisi
ini
berlaku
pada
tanggal
penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metode yang sama dengan metode pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
51
Pada
tahun
2007,
PT
Unilever
Indonesia
Tbk.
(Unilever)
telah
menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008. Berikut adalah perjalanan dari PT. Unilever Indonesia dari awal Mulai usaha: a. Tahun 1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers. b. Tahun 1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta. c. Tahun 1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV – Angke, Jakarta. d. 1941 Pabrik kosmetik – Colibi NV, Surabaya. e. 1942-46 Kendali oleh Unilever dihentikan (Perang Dunia II). f. 1965-66 Dibawah kendali pemerintah. g. 1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing. h. 1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. i.
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya.
j.
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke pabrik Rungkut, Surabaya.
k. 1990 Terjun di bisnis teh. l.
1992 Membuka pabrik es krim. 52
m. 1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi. n. 1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut. o. 1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang. p. 2000 Terjun ke bisnis kecap. q. 2001 Membuka pabrik teh – Cikarang. r. 2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta. s. 2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar. t. 2004 Terjun ke bisnis makanan ringan. u. 2005 Membuka pabrik sampo Cair – Cikarang. v. 2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah. Berikut ini adalah Jabaran dari misi Unilever Indonesia. 1) Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi konsumen. 2) Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas. 3) Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses. 4) Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi. 5) Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang saham. 6) Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat dan lingkungan hidup.
53
Prinsip bisnis Unilever menjabarkan standar operasional yang harus dilaksanakan oleh semua karyawan Unilever di seluruh dunia, yang mendukung pendekatan Unilever terhadap tata kelola dan tanggung jawab perusahaan. 2. Karakteristik Responden. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen rumah tangga di Kp. MUK Cengkareng Jakarta Barat yang mengkonsumsi produk Teh Celup Sariwangi. Sedangkan jumlah sampel yang dipilih sebanyak 60 responden. a. Jenis Kelamin Responden. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Frekuensi
Persentase
Pria
18
30%
Wanita
42
70%
Total
60
100%
(Sumber : Data diolah, 2013). Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, mayoritas responden adalah wanita, yaitu sebanyak 42 responden atau sebanyak 70% dan sisanya sebanyak 18 responden atau 30% adalah pria. Hal ini berarti, bahwa banyaknya responden wanita yang mengkonsumsi produk Teh Celup Sariwangi di Kp. MUK Cengkareng Jakarta Barat.
54
b. Usia Responden. Tabel 4.2 Usia Responden Frekuensi
Persentase
17-20 Tahun
5
8,3%
21-25 Tahun
25
41,7%
26-30 Tahun
27
45%
> 30 Tahun
3
5%
Total
60
100%
(Sumber : Data diolah, 2013). Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, mayoritas usia responden 17-20 tahun adalah 5 orang atau 8,3%, dan diurutan kedua responden berusia 21-25 tahun sebanyak 25 orang atau 41,7%, diurutan ketiga responden berusia 26-30 tahun sebanyak 27 orang atau 45%, dan diurutan terakhir responden berusia lebih dari 30 tahun adalah 3 orang atau 5%. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden pengguna produk Teh Celup Sariwangi di Kp. MUK Cengkareng Jakarta Barat berusia 26-30 tahun.
55
B. Hasil dan Pembahasan 1. Validitas dan Reliabilitas. Untuk mendapatkan data primer, penulis menyebarkan kuesioner kepada konsumen Teh Celup Sariwangi sebanyak 60 responden. Sebelum kuesioner diberikan kepada 60 responden, penulis melakukan Try Out terhadap 20 responden dengan memberikan 26 pertanyaan untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan tersebut. Kuesioner ini dibagi menjadi 5 variabel yaitu produk, harga, distribusi, promosi, dan keputusan pembelian. Setiap variabel dibagi menjadi beberapa indikator. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas variabel dependent dan variabel independent dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Hasil Try Out Validitas Item Instrument Produk (X1) Konsumen Teh Celup Sariwangi No Butir Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
P1 0,755 P2 0,695 P3 0,618 P4 0,603 P5 0,762 P6 0,726 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid
56
Tabel 4.4 Hasil Try Out Validitas Item Instrument Harga (X2) Konsumen Teh Celup Sariwangi No Butir Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
H1 0,766 H2 0,635 H3 0,641 H4 0,603 H5 0,709 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.5 Hasil Try Out Validitas Item Instrument Distribusi (X3) Konsumen Teh Celup Sariwangi No Butir Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
D1
0,733
Valid
D2
0,676
Valid
D3
0,565
Valid
D4
0,824
Valid
D5 0,782 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid
Tabel 4.6 Hasil Try Out Validitas Item Instrument Promosi (X4) Konsumen Teh Celup Sariwangi No Butir Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
Pr1
0,477
Valid
Pr2
0,569
Valid
Pr3
0,634
Valid
Pr4
0,507
Valid
Pr5 0,625 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid
57
Tabel 4.7 Hasil Try Out Validitas Item Instrument Keputusan Pembelian (Y) Konsumen Teh Celup Sariwangi No Butir Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
KP1
0,860
Valid
KP2
0,904
Valid
KP3
0,886
Valid
KP4
0,858
Valid
KP5 0,826 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid
Menurut Ghozali, (2006:45). Suatu variabel dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Hasil analisis tersebut menunjukkan semua butir pertanyaan dapat digunakan karena r hitung (Corrected Item Total Correlation) > dari r tabel = 0,260 sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat validitas. Hal tersebut dilihat dari nilai korelasinya yang positif. Oleh karena itu, 26 pertanyaan tersebut dikatakan valid. Tabel 4.8 Hasil Try Out Uji Reliabilitas Variabel
Nilai Cronbach’s Alpha
Keterangan
Produk (X1)
0,881
Reliabel
Harga (X2)
0,855
Reliabel
Distribusi (X3)
0,880
Reliabel
Promosi (X4)
0,776
Reliabel
Keputusan Pembelian (Y)
0,951
Reliabel
(Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
58
Menurut Ghozali, (2006:42). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60. Dari tabel 4.8 Di atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach's Alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini berarti ke 26 pertanyaan tersebut dapat dinyatakan memiliki nilai reliabilitas yang baik dan layak untuk digunakan dalam penelitian. 2. Hasil dan Pembahasan. Penelitian ini mengamati empat variabel bebas (independent variable) yaitu variabel Produk (X1), variabel Harga (X2), variabel Distribusi (X3), variabel Promosi (X4), dan juga mengamati satu variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel Y, Keputusan pembelian. Pengaruh keputusan pembelian dapat dilihat dari variabel produk, harga, distribusi dan promosi. Berikut ini adalah hasil output kuesioner yang diberikan kepada responden konsumen rumah tangga Di Kp. MUK Cengkareng. a. Variabel Produk. Dalam variabel produk, penulis memasukan 6 pertanyaan, dengan hasil output sebagai berikut:
59
Tabel 4.9 Teh Celup Sariwangi mempunyai merek yang membanggakan dan selalu melekat pada pikiran konsumen Valid
Frequency
Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
9
15,0
15,0
25,0
S
29
48,3
48,3
73,3
SS
16
26,7
26,7
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan ragu-ragu, 29 responden menyatakan setuju, dan 16 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 48,3% responden menyatakan setuju bahwa, Teh Celup Sariwangi mempunyai merek yang membanggakan dan selalu melekat pada pikiran konsumen. Tabel 4.10 Produk Teh Celup Sariwangi sudah dikenal di masyarakat Valid
Frequency
Percent
TS
6
10,0
10,0
10,0
R
10
16,7
16,7
26,7
S
27
45,0
45,0
71,7
SS
17
28,3
28,3
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 6 responden menyatakan tidak setuju, 10 responden menyatakan ragu-ragu, 27 responden menyatakan setuju, dan 17 60
responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 45,0% responden menyatakan setuju bahwa, produk Teh Celup Sariwangi sudah dikenal di masyarakat. Tabel 4.11 Kemasan Teh Celup Sariwangi sangat menarik dan menimbulkan daya tarik untuk membeli Valid
Frequency
Percent
STS
2
3,3
3,3
3,3
TS
4
6,7
6,7
10,0
R
13
21,7
21,7
31,7
S
22
36,7
36,7
68,3
SS
19
31,7
31,7
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak setuju, 13 responden menyatakan raguragu, 22 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 36,7% responden menyatakan setuju bahwa, kemasan Teh Celup Sariwangi sangat menarik dan menimbulkan daya tarik untuk membeli.
61
Tabel 4.12 Warna dari Teh Celup Sariwangi memenuhi standar kualitas yang diinginkan konsumen Valid
Frequency
Percent
STS
2
3,3
3,3
3,3
TS
3
5,0
5,0
8,3
R
14
23,3
23,3
31,7
S
23
38,3
38,3
70,0
SS
18
30,0
30,0
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 14 responden menyatakan raguragu, 23 responden menyatakan setuju, dan 18 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 38,3% responden menyatakan setuju bahwa, warna dari Teh Celup Sariwangi memenuhi standar kualitas yang diinginkan konsumen. Tabel 4.13 Aroma dari Teh Celup Sariwangi sangat harum sehingga menimbulkan aroma kesegaran dan kesejukan Valid
Frequency
Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
8
13,3
13,3
23,3
S
28
467
46,7
70,0
SS
18
30,0
30,0
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
62
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, 8 responden menyatakan ragu-ragu, 28 responden menyatakan setuju, dan 18 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 46,7% responden menyatakan setuju bahwa, aroma dari Teh Celup Sariwangi sangat harum sehingga menimbulkan aroma kesegaran dan kesejukan. Tabel 4.14 Rasa Teh Celup Sariwangi memenuhi rasa teh alami Indonesia Valid
Frequency
Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
8
13,3
13,3
23,3
S
27
45,0
45,0
68,3
SS
19
31,7
31,7
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, 8 responden menyatakan ragu-ragu, 27 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 45,0% responden menyatakan setuju bahwa, rasa Teh Celup Sariwangi memenuhi rasa teh alami Indonesia. b. Variabel Harga. Dalam variabel harga, penulis memasukan 5 pertanyaan, dengan hasil output sebagai berikut:
63
Tabel 4.15 Membeli Teh Celup Sariwangi sesuai dengan kemampuan konsumen Valid
Frequency
Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
9
15,0
15,0
25,0
S
29
48,3
48,3
73,3
SS
16
26,7
26,7
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan ragu-ragu, 29 responden menyatakan setuju, dan 16 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 48,3% responden menyatakan setuju bahwa, membeli Teh Celup Sariwangi sesuai dengan kemampuan konsumen. Tabel 4.16 Harga Teh Celup Sariwangi sangat terjangkau oleh konsumen Valid
Frequency
Percent
TS
6
10,0
10,0
10,0
R
10
16,7
16,7
26,7
S
27
45,0
45,0
71,7
SS
17
28,3
28,3
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 6 responden menyatakan tidak setuju, 10 responden menyatakan ragu-ragu, 27 responden menyatakan setuju, dan 17 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak
64
45,0% responden menyatakan setuju bahwa, harga Teh Celup Sariwangi sangat terjangkau oleh konsumen. Tabel 4.17 Teh Celup Sariwangi lebih murah dibandingkan teh celup sejenis dari merek yang berbeda Valid
Frequency
Percent
STS
2
3,3
3,3
3,3
TS
4
6,7
6,7
10,0
R
13
21,7
21,7
31,7
S
22
36,7
36,7
68,3
SS
19
31,7
31,7
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak setuju, 13 responden menyatakan raguragu, 22 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 36,7% responden menyatakan setuju bahwa, Teh Celup Sariwangi lebih murah dibandingkan teh celup sejenis dari merek yang berbeda.
65
Tabel 4.18 Harga Teh Celup Sariwangi sesuai dengan harapan konsumen Valid
Frequency
Percent
STS
2
3,3
3,3
3,3
TS
3
5,0
5,0
8,3
R
14
23,3
23,3
31,7
S
23
38,3
38,3
70,0
SS
18
30,0
30,0
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 14 responden menyatakan raguragu, 23 responden menyatakan setuju, dan 18 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 38,3% responden menyatakan setuju bahwa, harga Teh Celup Sariwangi sesuai dengan harapan konsumen. Tabel 4.19 Kualitas Teh Celup Sariwangi sesuai dengan harga yang ditawarkan Valid
Frequency
Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
8
13,3
13,3
23,3
S
28
46,7
46,7
70,0
SS
18
30,0
30,0
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, 8 responden menyatakan ragu-ragu,
66
28 responden menyatakan setuju, dan 18 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 46,7% responden menyatakan setuju bahwa, kualitas Teh Celup Sariwangi sesuai dengan harga yang ditawarkan. c. Variabel Distribusi. Dalam variabel distribusi, penulis memasukan 5 pertanyaan, dengan hasil output sebagai berikut: Tabel 4.20 Produk Teh Celup Sariwangi banyak tersedia diwarung, toko, dan minimarket Valid
Frequency
Percent
STS
7
11,7
11,7
11,7
TS
2
3,3
3,3
15,0
R
1
1,7
1,7
16,7
S
35
58,3
58,3
75,0
SS
15
25,0
25,0
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 7 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 1 responden menyatakan ragu-ragu, 35 responden menyatakan setuju, dan 15 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 58,3% responden menyatakan setuju bahwa, produk Teh Celup Sariwangi banyak tersedia diwarung, toko, dan minimarket.
67
Tabel 4.21 Produk Teh Celup Sariwangi mudah dijangkau oleh konsumen Valid
Frequency
Percent
STS
3
5,0
5,0
5,0
TS
2
3,3
3,3
8,3
R
1
1,7
1,7
10,0
S
34
56,7
56,7
66,7
SS
20
33,3
33,3
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 3 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 1 responden menyatakan ragu-ragu, 34 responden menyatakan setuju, dan 20 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 56,7% responden menyatakan setuju bahwa, produk Teh Celup Sariwangi mudah dijangkau oleh konsumen. Tabel 4.22 Konsumen mengkonsumsi Teh Celup Sariwangi karena tersedia sewaktu-waktu Valid
Frequency
Percent
STS
2
3,3
3,3
3,3
TS
3
5,0
5,0
8,3
R
1
1,7
1,7
10,0
S
31
51,7
51,7
61,7
SS
23
38,3
38,3
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 2 responden menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 1 responden menyatakan ragu-ragu,
68
31 responden menyatakan setuju, dan 23 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 51,7% responden menyatakan setuju bahwa, konsumen mengkonsumsi Teh Celup Sariwangi karena tersedia sewaktuwaktu. Tabel 4.23 Teh Celup Sariwangi sudah dikenal keberadaan produknya oleh konsumen Valid
Frequency
Percent
STS
5
8,3
8,3
8,3
TS
3
5,0
5,0
13,3
R
1
1,7
1,7
15,0
S
30
50,0
50,0
65,0
SS
21
35,0
35,0
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 5 responden menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 1 responden menyatakan ragu-ragu, 30 responden menyatakan setuju, dan 21 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 50,0% responden menyatakan setuju bahwa, Teh Celup Sariwangi sudah dikenal keberadaan produknya oleh konsumen.
69
Tabel 4.24 Teh Celup Sariwangi terdistribusinya sampai wilayah terpencil di Indonesia Valid
Frequency
Percent
STS
6
10,0
10,0
10,0
TS
2
3,3
3,3
13,3
R
1
1,7
1,7
15,0
S
31
51,7
51,7
66,7
SS
20
33,3
33,3
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 6 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 1 responden menyatakan ragu-ragu, 31 responden menyatakan setuju, dan 20 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 51,7% responden menyatakan setuju bahwa, Teh Celup Sariwangi terdistribusinya sampai wilayah terpencil di Indonesia. d. Variabel Promosi. Dalam variabel promosi, penulis memasukan 5 pertanyaan, dengan hasil output sebagai berikut:
70
Tabel 4.25 Konsumen memperoleh informasi produk Teh Celup Sariwangi dari iklan yang ada di televisi atau radio Valid
Frequency
Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
13
21,7
21,7
23,3
R
16
26,7
26,7
50,0
S
25
41,7
41,7
91,7
SS
5
8,3
8,3
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 13 responden menyatakan tidak setuju, 16 responden menyatakan raguragu, 25 responden menyatakan setuju, dan 5 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 41,7% responden menyatakan setuju bahwa, konsumen memperoleh informasi produk Teh Celup Sariwangi dari iklan yang ada di televisi atau radio. Tabel 4.26 Tayangan iklan Teh Celup Sariwangi di televisi menarik minat konsumen Valid
Frequency
Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
3
5,0
5,0
6,7
R
15
25,0
25,0
31,7
S
36
60,0
60,0
91,7
SS
5
8,3
8,3
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
71
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 15 responden menyatakan raguragu, 36 responden menyatakan setuju, dan 5 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 60,0% responden menyatakan setuju bahwa, tayangan iklan Teh Celup Sariwangi di televisi menarik minat konsumen. Tabel 4.27 Tayangan iklan Teh Celup Sariwangi di televisi mudah diingat oleh konsumen Valid
Frequency
Percent
TS
1
1,7
1,7
1,7
R
5
8,3
8,3
10,0
S
39
65,0
65,0
75,0
SS
15
25,0
25,0
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 1 responden menyatakan tidak setuju, 5 responden menyatakan ragu-ragu, 39 responden menyatakan setuju, dan 15 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 65,0% responden menyatakan setuju bahwa, tayangan iklan Teh Celup Sariwangi di televisi mudah diingat oleh konsumen.
72
Tabel 4.28 Konsumen mengetahui manfaat dan kualitas Teh Celup Sariwangi dari iklan Valid
Frequency
Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
6
10,0
10,0
11,7
R
26
43,3
43,3
55,0
S
22
36,7
36,7
91,7
SS
5
8,3
8,3
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden menyatakan tidak setuju, 26 responden menyatakan raguragu, 22 responden menyatakan setuju, dan 5 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 36,7% responden menyatakan setuju bahwa, konsumen mengetahui manfaat dan kualitas Teh Celup Sariwangi dari iklan. Tabel 4.29 Konsumen mengenal Teh Celup Sariwangi dari pedagang atau penjual secara langsung Valid
Frequency
Percent
TS
5
8,3
8,3
8,3
R
18
30,0
30,0
38,3
S
32
53,3
53,3
91,7
SS
5
8,3
8,3
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 5 responden menyatakan tidak setuju, 18 responden menyatakan ragu-ragu, 32 responden menyatakan setuju, dan 5 73
responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 53,3% responden menyatakan setuju bahwa, konsumen mengenal Teh Celup Sariwangi dari pedagang atau penjual secara langsung. e. Variabel Keputusan Pembelian. Dalam
variabel keputusan pembelian,
penulis
memasukan 5
pertanyaan, dengan hasil output sebagai berikut: Tabel 4.30 Konsumen membeli Teh Celup Sariwangi karena sudah sering memakainya Valid
Frequency
Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
2
3,3
3,3
5,0
R
9
15,0
15,0
20,0
S
27
45,0
45,0
65,0
SS
21
35,0
35,0
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan ragu-ragu, 27 responden menyatakan setuju, dan 21 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 45,0% responden menyatakan setuju bahwa, konsumen membeli Teh Celup Sariwangi karena sudah sering memakainya.
74
Tabel 4.31 Konsumen mencari informasi terlebih dahulu sebelum membeli Teh Celup Sariwangi Valid
Frequency
Percent
TS
6
10,0
10,0
10,0
R
5
8,3
8,3
18,3
S
23
38,3
38,3
56,7
SS
26
43,3
43,3
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 6 responden menyatakan tidak setuju, 5 responden menyatakan ragu-ragu, 23 responden menyatakan setuju, dan 26 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 38,3% responden menyatakan setuju bahwa, konsumen mencari informasi terlebih dahulu sebelum membeli Teh Celup Sariwangi. Tabel 4.32 Konsumen mengevaluasi produk Teh Celup Sariwangi sebelum melakukan keputusan pembelian Valid
Frequency
Percent
TS
3
5,0
5,0
5,0
R
8
13,3
13,3
18,3
S
30
50,0
50,0
68,3
SS
19
31,7
31,7
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 3 responden menyatakan tidak setuju, 8 responden menyatakan ragu-ragu, 30 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak
75
50,0% responden menyatakan setuju bahwa, konsumen mengevaluasi produk Teh Celup Sariwangi sebelum melakukan keputusan pembelian. Tabel 4.33 Konsumen melakukan keputusan pembelian setelah mengetahui kelebihan produk Teh Celup Sariwangi Valid
Frequency
Percent
TS
4
6,7
6,7
6,7
R
7
11,7
11,7
18,3
S
28
46,7
46,7
65,0
SS
21
35,0
35,0
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 4 responden menyatakan tidak setuju, 7 responden menyatakan ragu-ragu, 28 responden menyatakan setuju, dan 21 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 46,7% responden menyatakan setuju bahwa, konsumen melakukan keputusan pembelian setelah mengetahui kelebihan produk Teh Celup Sariwangi. Tabel 4.34 Konsumen merasa senang memakainya, sehingga kecendrungan pembelian ulang Teh Celup Sariwangi Valid
Frequency
Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
8
13,3
13,3
23,3
S
27
45,0
45,0
68,3
SS
19
31,7
31,7
100,0
Total 60 100,0 (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
Valid Percent Cumulative Percent
100,0
76
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak setuju, 8 responden menyatakan ragu-ragu, 27 responden menyatakan setuju, dan 19 responden menyatakan sangat setuju. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 45,0% responden menyatakan setuju bahwa, konsumen merasa senang memakainya, sehingga kecendrungan pembelian ulang Teh Celup Sariwangi. C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas. Analisis grafik yang dihasilkan melalui perhitungan regresi dengan SPSS. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut: Gambar 4.1 Uji Normalitas Data
(Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
77
Menurut Ghozali, (2006:110). Jika ditribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Berdasarkan gambar 4.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan menunjukkan indikasi normal. terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan layak digunakan. 2. Uji Multikolinieritas. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat hasil uji multikolinieritas, maka dapat dilihat dalam tabel 4.35 berikut ini: Tabel 4.35 Hasil Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
Produk
0,420
9,673
Harga
0,421
9,830
Distribusi
0,327
3,058
(Constant)
Promosi 0,944 1,059 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian. (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah). Menurut Ghozali, (2006:91). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10. Jika
78
dilihat dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk X1 (produk) sebesar 9,673 dengan nilai tolerance 0,420. Nilai VIF untuk X2 (harga) sebesar 9,830 dengan nilai tolerance 0,421. Nilai VIF untuk X3 (distribusi) sebesar 3,058 dengan nilai tolerance 0,327. Nilai VIF untuk X4 (promosi) sebesar 1,059 dengan nilai tolerance 0,944. Dari semua variabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi ini terbebas dari multikolinieritas dan layak digunakan. 3. Uji Heteroskedastisitas. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
(Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah).
79
Menurut Ghozali, (2006:105) regresi linier berganda terbebas dari heteroskedastisitas, yaitu: tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi ini layak dipakai. D. Regresi Berganda Untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan variabel dependen (produk, harga, distribusi, promosi, terhadap keputusan pembelian), akan dihitung menggunakan software SPSS Statistics 17.0 sebagai berikut: Tabel 4.36 Koefisien Determinasi Model 1
R 0,933
a
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
0,871
0,861
1,529
a. Predictors: (Constant), Produk, Harga, Distribusi, Promosi. b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian.
(Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah). Menurut Ghozali, (2006:83). Koefisien Determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R Square yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai Adjusted R² = 0,861 atau 86,1%. Hal ini berarti bahwa variabel produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian memiliki kontribusi
80
sebesar 86,1 % terhadap variabel keputusan pembelian, sedangkan sisanya 13,9% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.37 Pengujian t Hitung Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
0,273
1,520
Produk
2,874
0,301
Harga
-2,902
Distribusi Promosi
Beta
T
Sig.
0,180
0,858
3,265
9,554
0,000
0,360
-2,762
-8,071
0,000
0,305
0,077
0,334
3,941
0,000
0,174
0,070
0,123
2,468
0,017
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian.
(Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah). Menurut Ghozali, (2006:84). Bila statistik t hitung lebih besar dari t tabel atau nilai signifikan lebih kecil dari 5% (a = 5% = 0,05) maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. 1. Pengaruh produk (X1) terhadap keputusan pembelian secara parsial. Dari hasil analisis pada tabel 4.37 dapat dilihat bahwa nilai t-hitung 9,554 > ttabel yaitu 2,004 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000 < α 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara produk terhadap keputusan pembelian. Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara produk terhadap keputusan pembelian.
81
2. Pengaruh harga (X2) terhadap keputusan pembelian secara parsial. Dari hasil analisis pada tabel 4.37 dapat dilihat bahwa nilai t-hitung -8,071 > t-tabel yaitu -2,004 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000 < α 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap keputusan pembelian. Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap keputusan pembelian. 3. Pengaruh distribusi (X3) terhadap keputusan pembelian secara parsial. Dari hasil analisis pada tabel 4.37 dapat dilihat bahwa nilai t-hitung 3,941 > ttabel yaitu 2,004 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000 < α 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara distribusi terhadap keputusan pembelian. Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara distribusi terhadap keputusan pembelian. 4. Pengaruh promosi (X4) terhadap keputusan pembelian secara parsial. Dari hasil analisis pada tabel 4.37 dapat dilihat bahwa nilai t-hitung 2,468 > ttabel yaitu 2,004 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,017 < α 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga hipotesis berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara promosi terhadap keputusan pembelian. Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara promosi terhadap keputusan pembelian.
82
Tabel 4.38 Pengujian F Hitung Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
865,628
4
216,407
92,586
0,000a
Residual
128,555
55
2,337
Total 994,183 59 a. Predictors: (Constant), Produk, Harga, Distribusi, Promosi. b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian. (Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah). Menurut Ghozali, (2006:84). Bila nilai statistik F hitung lebih besar dari F tabel atau tingkat signifikannya lebih kecil dari 5% (a = 5% = 0,05) maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Dari hasil tabel 4.38 dapat diketahui bahwa nilai f-hitung > f-tabel yaitu = 92,586 > 2,54 (df1 = 5-1 = 4 dan df2 = 60-5 = 55) dengan nilai signifikansinya 0,000 (0,000 < 0,05), artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian.
83
Tabel 4.39 Persamaan Regresi Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
0,273
1,520
Produk
2,874
0,301
Harga
-2,902
Distribusi Promosi
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
0,180
0,858
3,265
9,554
0,000
0,360
-2,762
-8,071
0,000
0,305
0,077
0,334
3,941
0,000
0,174
0,070
0,123
2,468
0,017
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian.
(Sumber: Data primer 2013 yang telah diolah). Berdasarkan tabel 4.39 di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,273 + 2,874 X1 – 2,902 X2 + 0,305 X3 + 0,174 X4 + e Konstanta sebesar 0,273 berarti jika diasumsikan variabel produk (X1), variabel harga (X2), variabel distribusi (X3), variabel promosi (X4) sama dengan nol maka nilai variabel keputusan pembelian (Y) sebesar 0,273. a. Variabel Produk. Variabel produk (X1) mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 2,874 yang artinya jika nilai variabel produk terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen meningkat sebesar 2,874. Ini mengindikasikan bahwa produk menjadi perhatian utama dan sangat penting bagi konsumen dalam memutuskan pembelian produk Teh Celup Sariwangi. PT. Unilever Indonesia Tbk harus bisa
84
mempertahankan kualitas produknya agar konsumen bisa meningkat, karena variabel produk memiliki pengaruh yang paling besar dibandingkan dengan variabel lainnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Praba Sulistyawati, (2009) yang berjudul : Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Di Kota Semarang. Penelitiannya menggunakan metode analisis regresi berganda hasil penelitiannya adalah bahwa secara parsial dan secara simultan terdapat pengaruh positif antara produk terhadap keputusan pembelian. Menurut Kotler (2007:4). Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan. b. Variabel Harga. Variabel harga (X2) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 2,902 yang artinya jika nilai variabel harga terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen akan menurun sebesar 2,902. Implikasinya adalah bahwa apabila harga semakin tinggi maka konsumen Teh Celup Sariwangi akan menurun atau berpindah ke merek lain, sehingga PT. Unilever Indonesia Tbk harus terus berupaya untuk bisa menetapkan harga kompetitif yang dibebankan kepada konsumen, agar Teh Celup Sariwangi menjadi pilihan utama bagi konsumen. 85
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Rusyadi Abu Bakar, (2005) yang berjudul : Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Jamu Di Banda Aceh, Penelitiannya menggunakan metode analisis regresi berganda hasil penelitiannya bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh positif antara harga terhadap keputusan pembelian, namun secara simultan terdapat pengaruh positif antara harga terhadap keputusan pembelian. Menurut Mahmud Machfoedz (2010:69). Harga adalah jumlah uang yang dikenakan pada produk atau jasa. Definisi harga secara luas ialah jumlah nilai yang ditukar oleh konsumen untuk memperoleh manfaat kepemilikan atau penggunaan suatu produk atau jasa. Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, unsur lainnya mencerminkan biaya. c. Variabel Distribusi. Variabel distribusi (X3) mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 0,305 yang artinya jika nilai variabel distribusi terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,305. Hal ini menunjukkan bahwa dalam memutuskan
tempat
membeli
Teh
Celup
Sariwangi,
seseorang
akan
memperhatikan kemudahan akses terhadap lokasi penjualan Teh Celup Sariwangi, sehingga PT. Unilever Indonesia Tbk harus terus meningkatkan kemudahan
86
dalam penyaluran produknya meskipun telah memiliki lokasi yang cukup strategis dan mudah di akses. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Hendri Sukotjo, (2010) yang berjudul : Analisa Marketing Mix-7P (Product, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya. Penelitiannya menggunakan metode analisis regresi berganda hasil penelitiannya bahwa secara parsial dan secara simultan terdapat pengaruh positif antara distribusi terhadap keputusan pembelian. Menurut Boyd Walker dan Larreche (2000:32). Distribusi adalah himpunan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk membuat produk atau jasa yang siap untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen atau pengguna industrial. d. Variabel Promosi. Variabel promosi (X4) mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 0,174. Yang artinya apabila nilai variabel promosi terjadi peningkatan sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,174, faktor promosi memegang peranan penting dalam menjaga komunikasi dengan konsumen akan produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan.
87
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan I Gusti Ayu Ketut Sri Ardani, (2007) yang berjudul : Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Pada Toko Cendera Mata Di Objek Wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan. Penelitiannya menggunakan metode analisis regresi berganda hasil penelitiannya bahwa secara parsial dan secara simultan terdapat pengaruh positif antara promosi terhadap keputusan pembelian. Menurut Morissan, MA (2010:16). Promosi adalah kordinasi dari seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan.
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini mendapatkan nilai R = 0,933 menunjukkan hubungan yang kuat antara, produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,871 dan nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,861. Hal ini berarti 86,1% variabel keputusan pembelian dijelaskan oleh variabel produk, harga, distribusi dan promosi, sedangkan sisanya 13,9% dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 2. Hasil uji t pada taraf signifikansi 0,05 menerangkan bahwa secara parsial (individu) seluruh variabel independen yaitu variabel produk, harga, distribusi dan promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. 3. Hasil uji f pada taraf signifikansi 0,05 menjelaskan bahwa semua variabel independen yaitu variabel produk, harga, distribusi, dan promosi secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.
89
B. Implikasi Berdasarkan hasil analisis data, secara parsial (uji t) keputusan pembelian di pengaruhi oleh produk, harga, distribusi dan promosi secara signifikan namun yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian adalah variabel produk, sedangkan analisis secara simultan (uji f) terdapat pengaruh yang signifikan antara produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian. Maka implikasi dari penelitian ini, kualitas produk harus tetap dipertahankan oleh perusahaan agar membawa dampak yang positif bagi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian Teh Celup Sariwangi. C. Saran Berdasarkan analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya maka saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Bagi pihak perusahaan harus terus menyempurnakan produk yang ditawarkan dan mempunyai keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh para pesaingnya, sehingga para konsumen Teh Celup Sariwangi dapat dengan mudah mengenali produk yang ditawarkan oleh perusahaan, dan juga harus terus meningkatkan kualitas produknya karena persaingan dalam produk minuman teh sangat ketat. 2. Harga merupakan salah satu alasan yang sangat mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian oleh karena itu dalam menetapkan harga pihak perusahaan harus memberikan sesuai dengan kualitas barang yang ditawarkan dan juga menawarkan diskon-diskon yang menarik yang ditawarkan kepada pihak
90
konsumen sehingga konsumen akan semakin tertarik dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. 3. Distribusi merupakan salah satu faktor yang sangat mendukung dalam keputusan pembelian konsumen karena mudahnya mendapatkan produk, oleh karena itu pihak perusahaan harus bisa menghadirkan produk-produknya di toko-toko yang mudah dijangkau oleh konsumen. 4. Promosi adalah salah satu cara komunikasi antara pihak perusahaan dengan konsumen, oleh karena itu perusahaan harus dapat menggunakan media promosi yang efektif yang dapat menginformasikan produk-produk yang ingin ditawarkan pihak perusahaan kepada konsumen. 5. Bagi akademisi yang ingin melakukan penelitian sejenis, disarankan untuk meneliti variabel-variabel lain selain produk, harga, distribusi, dan promosi, karena dari penelitian ini diketahui 13,9% masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian.
91
DAFTAR PUSTAKA Abu Bakar, Rusyadi. “Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Jamu Di Banda Aceh”. 2005. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS”, Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2006. Kotler, Philip. dan Keller, Kevin Lane. “Manajemen Pemasaran”, Edisi ke Dua Belas Jilid 1. Cetakan I. PT Indeks. Jakarta. 2007. Kotler, Philip. dan Keller, Kevin Lane. “Manajemen Pemasaran”, Edisi ke Dua Belas Jilid 2. Cetakan II. PT Indeks. Jakarta. 2007. Morisson, MA. “Periklanan (Komunikasi Pemasaran Terpadu)”, Edisi Pertama. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. 2010. Machfoedz, Mahmud. “Komunikasi Pemasaran Modern”, Cetakan Pertama. Cakra Ilmu, Yogyakarta. 2010. Ngurah Jaya Agung, I Gusti. “Analisis Orientasi Perusahaan Dan Strategi Bauran Pemasaran Eksportir Di Bali”. 2006. Ruslan, Rosady. “Metode Penelitian (Public Relations dan Komunikasi)”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2003. Sulistyawati, Praba. “Analisis pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Di Kota Semarang”. 2009. Sri Ardani, I Gusti Ayu Ketut. “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Pada Toko Cendera Mata Di Objek Wisata Tanah Lot Kabupaten Tabanan”. 2007.
92
Sukotjo, Hendri. “Analisa Marketing Mix-7P (Product, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya”. 2010. Walker, Boyd. dan Larreche. “Manajemen Pemasaran (Suatu Pendekatan Strategis dan Orientasi Global)”, Edisi ke Dua Jilid 1. Erlangga. Jakarta. 2000. www.unilever.co.id www.ekonomi-inilah.com www.ekonomi-kompas.com
93
Lampiran 1: Lembar Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN : Nama
: Ahmad Khumaidi
Nim
: 208081000015
Jurusan
: Manajemen Pemasaran
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Kampus
: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir progam Sarjana Strata Satu (S1) dengan judul: Analisis Pengaruh Produk, Harga, Distribusi, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi. (Studi Kasus: Pada Konsumen Rumah Tangga Di Kp. MUK Cengkareng). Dalam rangka pengumpulan data saya mohon kepada Saudara/I responden untuk bersedia menjawab kuesioner ini. Saya sangat mengharapkan bantuan Saudara/I untuk memberikan jawaban yang sesungguhnya. Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih. DATA RESPONDEN : 1. Nama
: ...................................................................................................
2. Alamat
: ...................................................................................................
3. Usia
: ...................................................................................................
4. Jenis Kelamin
: Pria / Wanita
(Lingkari salah satu jawaban)
94
PETUNJUK : 1. Berikan tanda ( X ) atau ( √ ) pada kolom yang disediakan. 2. Alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner, silahkan anda pilih yang dianggap sesuai. 3. Keterangan: (SS) = Sangat Setuju, (S) = Setuju, (R) Ragu, (TS) = Tidak Setuju, (STS) = Sangat Tidak Setuju.
1. Produk. No
Pernyataan
1
Teh Celup Sariwangi mempunyai merek yang membanggakan dan selalu melekat pada pikiran konsumen.
2
Produk Teh Celup Sariwangi sudah dikenal di masyarakat.
3
Kemasan Teh Celup Sariwangi sangat menarik dan menimbulkan daya tarik untuk membeli.
4
Warna dari Teh Celup Sariwangi memenuhi standar kualitas yang diinginkan konsumen.
5
Aroma dari Teh Celup Sariwangi sangat harum sehingga menimbulkan aroma kesegaran dan kesejukan.
6
Rasa Teh Celup Sariwangi memenuhi rasa teh alami Indonesia.
SS
S
R
TS STS
95
2. Harga No
Pernyataan
1
Membeli Teh Celup Sariwangi sesuai dengan kemampuan konsumen.
2
Harga Teh Celup Sariwangi sangat terjangkau oleh konsumen.
3
Teh Celup Sariwangi lebih murah dibandingkan teh celup sejenis dari merek yang berbeda.
4
Harga Teh Celup Sariwangi sesuai dengan harapan konsumen.
5
Kualitas Teh Celup Sariwangi sesuai dengan harga yang ditawarkan.
SS
S
R
TS STS
SS
S
R
TS STS
3. Distribusi No
Pernyataan
1
Produk Teh Celup Sariwangi banyak tersedia diwarung, toko, dan minimarket.
2
Produk Teh Celup Sariwangi mudah dijangkau oleh konsumen.
3
Konsumen mengkonsumsi Teh Celup Sariwangi karena tersedia sewaktu-waktu.
4
Teh Celup Sariwangi sudah dikenal keberadaan produknya oleh konsumen.
5
Teh Celup Sariwangi terdistribusinya sampai wilayah terpencil di Indonesia.
96
4. Promosi No
Pernyataan
1
Konsumen memperoleh informasi produk Teh Celup Sariwangi dari iklan yang ada di televisi atau radio. Tayangan Iklan Teh Celup Sariwangi di televisi menarik minat konsumen.
2
3
Tayangan iklan Teh Celup Sariwangi di televisi mudah diingat oleh konsumen.
4
Konsumen mengetahui manfaat dan kualitas Teh Celup Sariwangi dari iklan.
5
Konsumen mengenal Teh Celup Sariwangi dari pedagang atau penjual secara langsung.
SS
S
R
TS STS
SS
S
R
TS STS
5. Keputusan Pembelian No
Pernyataan
1
Konsumen membeli Teh Celup Sariwangi karena sudah sering memakainya.
2
Konsumen mencari informasi terlebih dahulu sebelum membeli Teh Celup Sariwangi.
3
Konsumen mengevaluasi produk Teh Celup Sariwangi sebelum melakukan keputusan pembelian.
4
Konsumen melakukan keputusan pembelian setelah mengetahui kelebihan produk Teh Celup Sariwangi.
5
Konsumen merasa senang memakainya, sehingga kecendrungan pembelian ulang Teh Celup Sariwangi.
97
Lampiran 2: Hasil Jawaban Responden Data Mentah Jawaban Responden Produk
Harga
Distribusi
Keputusan Pembelian
Promosi
3
3
3
3
3
4
19
3
3
3
3
3
15
4
4
4
4
4
20
3
5
5
4
5
22
5
5
5
4
4
23
4
3
5
4
5
4
25
4
3
5
4
5
21
4
5
4
5
4
22
3
4
4
3
3
17
4
4
4
4
4
20
4
4
4
4
3
5
24
4
4
4
4
3
19
4
4
4
4
4
20
4
4
4
3
4
19
4
5
5
5
5
24
4
4
3
5
4
4
24
4
4
3
5
4
20
5
4
4
4
4
21
4
3
4
3
3
17
4
4
4
4
4
20
4
4
4
3
5
3
23
4
4
4
3
5
20
5
4
5
5
5
24
4
3
5
3
5
20
5
5
4
5
3
22
4
4
5
5
4
4
26
4
4
5
5
4
22
4
4
4
4
5
21
5
4
5
4
4
22
5
4
4
4
4
21
4
4
4
5
5
4
26
4
4
4
5
5
22
4
4
5
4
4
21
3
3
5
4
3
18
4
4
4
4
4
20
5
5
5
4
4
4
27
5
5
5
4
4
23
4
5
4
5
4
22
4
4
4
4
4
20
4
4
4
4
4
20
4
3
5
3
3
3
21
4
3
5
3
3
18
4
4
4
4
4
20
2
3
4
3
3
15
3
3
3
4
3
16
4
4
4
5
4
4
25
4
4
4
5
4
21
5
4
4
4
4
21
4
4
4
2
4
18
4
4
4
4
4
20
5
4
5
4
5
5
28
5
4
5
4
5
23
4
4
4
4
5
21
2
4
4
3
4
17
4
5
4
4
5
22
5
5
5
4
5
5
29
5
5
5
4
5
24
5
5
5
5
5
25
4
4
5
2
4
19
4
5
4
4
5
22
4
4
5
3
4
3
23
4
4
5
3
4
20
4
4
4
4
4
20
3
4
4
1
3
15
4
4
5
5
3
21
5
4
5
4
5
5
28
5
4
5
4
5
23
5
5
5
5
5
25
2
2
4
3
3
14
5
5
5
5
5
25
4
4
4
4
4
5
25
4
4
4
4
4
20
4
5
4
4
5
22
2
2
3
2
2
11
4
4
5
5
5
23
4
5
4
5
4
4
26
4
5
4
5
4
22
5
5
5
5
5
25
2
4
4
2
4
16
5
5
5
4
4
23
4
4
3
5
5
5
26
4
4
3
5
5
21
5
5
5
5
5
25
4
4
4
4
4
20
4
5
4
5
5
23
4
4
5
5
4
3
25
4
4
5
5
4
22
5
5
4
4
4
22
4
4
4
4
4
20
5
4
4
4
3
20
5
4
5
4
4
4
26
5
4
5
4
4
22
4
5
5
5
4
23
4
4
4
4
3
19
4
5
4
4
4
21
4
3
4
3
3
4
21
4
3
4
3
3
17
5
5
4
5
5
24
4
4
5
5
4
22
5
5
5
5
4
24
5
5
4
4
5
4
27
5
5
4
4
5
23
4
4
5
4
5
22
4
3
4
4
4
19
5
5
5
5
4
24
4
4
3
4
4
4
23
4
4
3
4
4
19
4
4
5
5
5
23
2
4
4
4
4
18
4
4
4
5
4
21
5
5
4
4
4
4
26
5
5
4
4
4
22
5
5
5
4
4
23
3
1
3
3
2
12
4
4
4
4
4
20
4
5
5
3
5
4
26
4
5
5
3
5
22
4
4
4
4
4
20
2
3
3
2
3
13
4
4
4
4
4
20
5
4
4
4
4
5
26
5
4
4
4
4
21
4
4
4
4
4
20
3
4
4
4
4
19
4
5
5
5
5
24
4
4
4
5
5
4
26
4
4
4
5
5
22
5
5
5
5
5
25
2
3
5
3
4
17
5
5
5
5
4
24
4
4
4
4
4
4
24
4
4
4
4
4
20
5
5
5
5
5
25
4
4
4
4
4
20
5
4
4
4
4
21
4
4
5
5
5
5
28
4
4
5
5
5
23
4
4
4
4
4
20
3
3
4
4
3
17
4
4
4
4
5
21
5
5
4
5
4
5
28
5
5
4
5
4
23
4
4
4
4
4
20
4
3
5
3
2
17
5
5
4
5
5
24
4
4
5
5
5
5
28
4
4
5
5
5
23
4
4
4
4
4
20
3
4
4
4
4
19
5
5
5
5
5
25
3
3
3
3
3
3
18
3
3
3
3
3
15
3
3
3
3
3
15
2
2
4
4
4
16
3
3
3
3
3
15
4
4
4
4
4
4
24
4
4
4
4
4
20
4
4
4
4
4
20
4
5
5
5
4
23
3
4
4
3
4
18
4
5
5
4
4
5
27
4
5
5
4
4
22
4
5
5
5
4
23
2
4
4
4
4
18
5
5
4
4
5
23
98
5
5
4
4
5
5
28
5
5
4
4
5
23
4
5
5
5
5
24
5
5
5
5
5
25
5
5
5
5
5
25
5
4
4
4
5
5
27
5
4
4
4
5
22
5
4
5
5
4
23
5
4
5
4
4
22
5
5
5
5
5
25
5
3
5
3
5
4
25
5
3
5
3
5
21
4
4
5
5
5
23
4
4
4
2
2
16
4
4
5
4
4
21
4
3
4
4
4
4
23
4
3
4
4
4
19
4
4
4
4
4
20
4
3
4
3
3
17
4
4
4
4
4
20
4
5
5
3
5
5
27
4
5
5
3
5
22
5
5
4
5
5
24
3
4
4
3
4
18
5
5
5
5
5
25
5
5
3
4
4
5
26
5
5
3
4
4
21
4
5
5
5
4
23
3
4
4
3
3
17
5
5
5
5
5
25
4
4
5
5
4
4
26
4
4
5
5
4
22
4
4
4
4
4
20
5
5
5
5
5
25
5
5
5
4
4
23
3
4
4
5
4
5
25
3
4
4
5
4
20
4
4
5
5
5
23
3
4
4
3
3
17
4
5
4
5
5
23
4
4
3
5
4
4
24
4
4
3
5
4
20
4
4
4
4
5
21
4
4
5
5
4
22
4
5
4
4
4
21
3
4
4
4
4
4
23
3
4
4
4
4
19
4
4
4
4
4
20
3
4
4
4
4
19
4
4
4
4
4
20
5
5
5
5
4
4
28
5
5
5
5
4
24
4
4
4
4
4
20
5
4
5
3
5
22
4
4
4
4
4
20
4
5
3
4
4
5
25
4
5
3
4
4
20
4
4
4
4
4
20
4
4
4
4
4
20
5
4
4
5
5
23
3
5
3
5
4
4
24
3
5
3
5
4
20
4
4
4
4
4
20
3
4
4
4
3
18
4
4
4
4
4
20
4
5
4
5
4
4
26
4
5
4
5
4
22
4
4
4
4
4
20
3
4
4
3
3
17
4
4
4
4
4
20
5
4
4
4
4
4
25
5
4
4
4
4
21
4
4
4
4
4
20
2
4
4
3
3
16
4
5
4
4
4
21
4
5
4
4
4
5
26
4
5
4
4
4
21
4
4
4
4
5
21
2
4
4
3
4
17
5
5
5
4
5
24
5
4
5
5
5
4
28
5
4
5
5
5
24
4
5
5
5
4
23
4
4
4
4
4
20
4
4
4
5
4
21
1
5
1
1
5
5
18
1
5
1
1
5
13
1
4
4
1
4
14
4
4
4
3
4
19
5
5
5
5
5
25
2
3
1
3
2
2
13
2
3
1
3
2
11
1
4
1
1
1
8
3
3
4
3
3
16
3
2
3
3
2
13
3
2
3
3
2
3
16
3
2
3
3
2
13
1
4
2
4
1
12
1
4
4
3
4
16
3
2
3
2
3
13
3
2
2
2
3
3
15
3
2
2
2
3
12
1
1
5
2
2
11
4
4
4
4
4
20
3
3
3
3
3
15
2
2
2
3
2
2
13
2
2
2
3
2
11
1
1
5
2
1
10
4
3
3
3
4
17
2
2
2
2
2
10
2
2
3
2
2
2
13
2
2
3
2
2
11
2
2
2
1
1
8
4
3
4
3
3
17
2
2
2
2
2
10
2
3
3
1
3
3
15
2
3
3
1
3
12
1
1
1
1
1
5
4
5
5
4
4
22
3
3
3
3
3
15
3
2
2
3
2
2
14
3
2
2
3
2
12
1
5
5
5
2
18
3
3
3
3
3
15
3
2
3
3
2
13
2
2
3
2
1
1
11
2
2
3
2
1
10
2
5
2
2
5
16
2
3
2
3
2
12
1
2
2
2
1
8
3
3
2
3
3
2
16
3
3
2
3
3
14
5
2
5
1
1
14
4
4
4
3
4
19
3
3
3
3
2
14
99
Lampiran 3: Frekuensi Data a. Variabel Produk P1 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
9
15,0
15,0
25,0
S
29
48,3
48,3
73,3
SS
16
26,7
26,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
P2 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
TS
6
10,0
10,0
10,0
R
10
16,7
16,7
26,7
S
27
45,0
45,0
71,7
SS
17
28,3
28,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
P3 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
2
3,3
3,3
3,3
TS
4
6,7
6,7
10,0
R
13
21,7
21,7
31,7
S
22
36,7
36,7
68,3
SS
19
31,7
31,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
100
P4 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
2
3,3
3,3
3,3
TS
3
5,0
5,0
8,3
R
14
23,3
23,3
31,7
S
23
38,3
38,3
70,0
SS
18
30,0
30,0
100,0
Total
60
100,0
100,0
P5 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
8
13,3
13,3
23,3
S
28
467
46,7
70,0
SS
18
30,0
30,0
100,0
Total
60
100,0
100,0
P6 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
8
13,3
13,3
23,3
S
27
45,0
45,0
68,3
SS
19
31,7
31,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
101
b. Variabel Harga H1 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
9
15,0
15,0
25,0
S
29
48,3
48,3
73,3
SS
16
26,7
26,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
H2 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
TS
6
10,0
10,0
10,0
R
10
16,7
16,7
26,7
S
27
45,0
45,0
71,7
SS
17
28,3
28,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
H3 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
2
3,3
3,3
3,3
TS
4
6,7
6,7
10,0
R
13
21,7
21,7
31,7
S
22
36,7
36,7
68,3
SS
19
31,7
31,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
102
H4 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
2
3,3
3,3
3,3
TS
3
5,0
5,0
8,3
R
14
23,3
23,3
31,7
S
23
38,3
38,3
70,0
SS
18
30,0
30,0
100,0
Total
60
100,0
100,0
H5 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
8
13,3
13,3
23,3
S
28
46,7
46,7
70,0
SS
18
30,0
30,0
100,0
Total
60
100,0
100,0
c. Variabel Distribusi D1 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
7
11,7
11,7
11,7
TS
2
3,3
3,3
15,0
R
1
1,7
1,7
16,7
S
35
58,3
58,3
75,0
SS
15
25,0
25,0
100,0
Total
60
100,0
100,0
103
D2 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
3
5,0
5,0
5,0
TS
2
3,3
3,3
8,3
R
1
1,7
1,7
10,0
S
34
56,7
56,7
66,7
SS
20
33,3
33,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
D3 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
2
3,3
3,3
3,3
TS
3
5,0
5,0
8,3
R
1
1,7
1,7
10,0
S
31
51,7
51,7
61,7
SS
23
38,3
38,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
D4 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
5
8,3
8,3
8,3
TS
3
5,0
5,0
13,3
R
1
1,7
1,7
15,0
S
30
50,0
50,0
65,0
SS
21
35,0
35,0
100,0
Total
60
100,0
100,0
104
D5 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
6
10,0
10,0
10,0
TS
2
3,3
3,3
13,3
R
1
1,7
1,7
15,0
S
31
51,7
51,7
66,7
SS
20
33,3
33,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
d. Variabel Promosi Pr1 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
13
21,7
21,7
23,3
R
16
26,7
26,7
50,0
S
25
41,7
41,7
91,7
SS
5
8,3
8,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
Pr2 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
3
5,0
5,0
6,7
R
15
25,0
25,0
31,7
S
36
60,0
60,0
91,7
SS
5
8,3
8,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
105
Pr3 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
TS
1
1,7
1,7
1,7
R
5
8,3
8,3
10,0
S
39
65,0
65,0
75,0
SS
15
25,0
25,0
100,0
Total
60
100,0
100,0
Pr4 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
6
10,0
10,0
11,7
R
26
43,3
43,3
55,0
S
22
36,7
36,7
91,7
SS
5
8,3
8,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
Pr5 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
TS
5
8,3
8,3
8,3
R
18
30,0
30,0
38,3
S
32
53,3
53,3
91,7
SS
5
8,3
8,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
106
e. Variabel Keputusan Pembelian KP1 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
2
3,3
3,3
5,0
R
9
15,0
15,0
20,0
S
27
45,0
45,0
65,0
SS
21
35,0
35,0
100,0
Total
60
100,0
100,0
KP2 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
TS
6
10,0
10,0
10,0
R
5
8,3
8,3
18,3
S
23
38,3
38,3
56,7
SS
26
43,3
43,3
100,0
Total
60
100,0
100,0
KP3 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
TS
3
5,0
5,0
5,0
R
8
13,3
13,3
18,3
S
30
50,0
50,0
68,3
SS
19
31,7
31,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
107
KP4 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
TS
4
6,7
6,7
6,7
R
7
11,7
11,7
18,3
S
28
46,7
46,7
65,0
SS
21
35,0
35,0
100,0
Total
60
100,0
100,0
KP5 Valid
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
STS
1
1,7
1,7
1,7
TS
5
8,3
8,3
10,0
R
8
13,3
13,3
23,3
S
27
45,0
45,0
68,3
SS
19
31,7
31,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
108
Lampiran 4: Hasil Perhitungan SPSS Uji Validitas dan reliabilitas Produk Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted P1 P2 P3 P4 P5 P6
19,57 19,55 19,60 19,60 19,52 19,50
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
0,755 0,695 0,618 0,603 0,762 0,726
0,851 0,861 0,874 0,876 0,849 0,855
15,233 15,777 15,532 15,837 15,101 15,271
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items 0,881
6
Harga Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted H1 H2 H3 H4 H5
15,60 15,58 15,63 15,63 15,55
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
0,766 0,635 0,641 0,603 0,709
0,800 0,834 0,833 0,843 0,815
9,803 10,586 9,931 10,304 10,014
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items 0,855
5
109
Distribusi Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted D1 D2 D3 D4 D5
16,20 15,92 15,85 16,03 16,07
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
0,733 0,676 0,565 0,824 0,782
0,850 0,863 0,885 0,826 0,837
12,603 14,383 15,248 12,270 12,368
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items 0,880
5
Promosi Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted Pr1 Pr2 Pr3 Pr4 Pr5
14,83 14,48 14,03 14,77 14,55
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
0,477 0,569 0,634 0,507 0,625
0,770 0,728 0,718 0,750 0,710
5,395 5,779 6,134 5,707 5,642
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items 0,776
5
110
Keputusan Pembelian Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted KP1 KP2 KP3 KP4 KP5
16,30 16,23 16,30 16,28 16,42
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
0,860 0,904 0,886 0,858 0,826
0,940 0,932 0,937 0,940 0,947
10,993 10,385 11,366 11,190 10,654
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items 0,951
5
111
Lampiran 5: Hasil Uji Regresi Linier Berganda Hasil Output SPSS Uji Asumsi Klasik Koefisien Determinasi Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
a
1 0,933 0,871 0,861 a. Predictors: (Constant), Promosi, Distribusi, Produk, Harga b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
1,529
Pengujian F Hitung Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
865,628
4
216,407
92,586
0,000a
Residual
128,555
55
2,337
Total 994,183 59 a. Predictors: (Constant), Promosi, Distribusi, Produk, Harga b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Persamaan Regresi Unstandardized Coefficients Model
Std. Error
(Constant)
0,273
1,520
Produk
2,874
0,301
Harga
-2,902
Distribusi
0,305
Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
0,180
0,858
3,265
9,554
0,360
-2,762
0,077
Promosi 0,174 0,070 a. Dependent Variable: K. Pembelian
1
B
Standardized Coefficients
Tolerance
VIF
0,000
0,420
9,673
-8,071
0,000
0,421
9,830
0,334
3,941
0,000
0,327
3,058
0,123
2,468
0,017
0,944
1,059
112
Charts
113