1
ANALISIS PENGARUH PENETRASI BANK ASING TERHADAP TINGKAT PERSAINGAN PERBANKAN DI INDONESIA TAHUN 2007-2011 Natasha Virzana., Bambang Hermanto. Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi ABSTRAK Penelitian ini menggunakan pendekatan dua tahap untuk menganalisa pengaruh penetrasi perbankan terhadap tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Pada tahap pertama, penelitian mengukur tingkat persaingan perbankan di Indonesia menggunakan pengukuran persaingan perbankan Panzar-Rosse dengan metode regresi cross-section. Penelitian tahap kedua kemudian menganalisis pengaruh penetrasi bank asing terhadap tingkat persaingan perbankan di Indonesia tersebut menggunakan regresi data panel dengan metode Generalized Least Square (GLS). Selain penetrasi perbankan, digunakan juga tingkat konsentrasi pasar, faktor karakteristik bank, faktor lingkungan finansial, dan faktor lingkungan makroekonomi sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar perbankan Indonesia memiliki karakteristik pasar monopolistik serta ditemukan bukti bahwa penetrasi bank berpengaruh signifikan terhadap tingkat persaingan perbankan di Indonesia dengan hubungan negatif. Seluruh faktor kontrol selain penetrasi bank asing juga menunjukkan pengaruh signifikansi terhadap tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Kata Kunci: Persaingan Perbankan; Penetrasi Bank Asing; Panzar-Rosse ABSTRACT This study adopts a two-step approach aiming to analyze the impact of foreign bank penetration to banking competition level in Indonesia. In the first step, this study measures of banking competition level in Indonesia using the Panzar-Rosse Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
2
measure of banking competition with cross-section regression. In the second step, the impact of foreign bank penetration to banking competition level resulted from prior step is estimasted using panel data regression with Generalized Least Square (GLS). The study also uses controls of banking concentration, bankspecific characteristic factor, financial environment factors and macroeconomic environment factors. The results show that Indonesia has monopolistic characteristic of its banking competition and found that foreign penetration has significant negative impact to banking competition level in Indonesia. All of the control factors have also significant impact to the level of banking competition in Indonesia. Key words: Banking Competition; Foreign Bank Penetration; Panzar-Rosse
PENDAHULUAN Kehadiran bank asing di perekonomian negara-negara berkembang telah meningkat secara signifikan sejak awal tahun 1990an sebagai langkah stabilisasi makroekonomi dan reformasi ekonomi pasca krisis yang diambil pemerintah untuk menciptakan kondisi potensial bagi pasar perbankan serta peningkatan modal guna mencapai skala ekonomi dan pertumbuhan baik di level negara maupun level di agregat seluruh dunia. (Moguillansky et al., 2004). Globalisasi industri jasa keuangan ini menyebabkan sektor perbankan menghadapai persaingan dengan berbagai jasa keuangan penyedia kredit non-bank lainnya, terutama pasar sekuritas (Folkerts-Landau dan Chandha.,1999; Vansetti, Guarco, dan Bauer., 2000), yang pada akhirnya akhirnya menyebabkan bank, khususnya bank besar, mendiversifikasi kegiatan perbankannya secara geografis sekaligus memasuki pasar keuangan lainnya dengan melakukan ekspansi ke negara-negara lain (Canals, 1997). Hal ini turut didukung dengan perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang mana memberikan peluang bagi industri
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
3
perbankan untuk menciptakan skala (khususnya untuk aktivitas operasional) dan jangkauan ekonomi untuk dapat bersaing dalam menangkap pangsa pasar. Lensik dan Hermes (2004) dalam jurnalnya menyatakan bahwa kehadiran bank asing di suatu negara dapat (1) memberikan stimulasi kepada bank domestik agar dapat mengurangi biaya serta meningkatkan efisiensi dan keragaman pelayan keuangan melalui persaingan, (2) memperkenalkan pelayanan sistem keuangan baru yang mampu menstimulasi bank domestik untuk melakukan benchmark dalam mengembangkan system pelayanan yang lebih efisien, (3) meningkatkan kualitas dan kinerja manajemen perbankan domestik melalui proses transfer ilmu (transfer knowledge), serta (4) membawa perbaikan pada regulasi dan pengawasan perbankan domestik. Namun, kehadiran bank asing juga dikhawatirkan akan menekan bank domestik untuk melakukan spesialisasi dalam penyediaan jasa bagi konsumen dengan tingkat risiko lebih tinggi yang kemudian akan menyebabkan unprofitability, inefisiensi, dan penurunan daya saing. (de la Torre et al. 2010). Indonesia relatif memiliki pasar perbankan yang lebih terliberalisasi dibanding negara-negara di kawasan ASEAN lainnya (Gambar 1.1). Longgarnya kebijakan pemerintah ditunjukkan dengan adanya kebijakan single presence policy yang tertian pada Peraturan Bank Sentral No.8/16/BI/2006 yang memperbolehkan bank asing menguasai ekuitas suatu bank hingga mencapai 99%, rendahnya modal minimal yang harus dimiliki bank asing relatif dibandingkan negara lainnya di ASEAN5, serta tidak adanya pembatasan kinerja perbankan sehingga bank asing dapat beroperasi layaknya bank umum domestik lainnya (Indonesian Banking Development Report 2012 – Bank Indonesia) .
Terbukanya sistem perbankan Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam sasaran pencapaian API untuk mencapai daya saing yang tinggi, di tengah peta persaingan perbankan Indonesia memiliki CR5 dan CR3 yang tinggi (Olahan peneliti berdasarkan publikasi laporan keuangan seluruh bank umum yang beroperasi di Indonesia per Januari 2007-Desember 2011) , dengan NIM yang tinggi dibandingkan negara ASEAN 5 lainnya (Indonesian Banking Development Report 2012 – Bank Indonesia), memunculkan pertanyaan bagi peneliti apakah
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
4
liberalisasi perbankan ini memiliki pengaruh terhadap tingkat persaingan perbankan Indonesia. B.N. Jeon et al.,(2011) menyatakan dari 17 negara (perekonomian) berkembang di Asia dan Amerika Latin selama periode 1997-2008, terdapat hubungan positif antara penetrasi bank asing dan dan persaingan perbankan di negara domestik (tuan rumah) dimana jurnal tersebut juga menemukan bahwa tingkat persaingan Indonesia tergolong dalam persaingan monopolistik. Sementara Levy-Yeyati dan Micco (2007) menyatakan dari 8 negara Amerika Latin, penetrasi bank asing terbukti justru melemahkan persaingan perbankan tuan rumah. Penelitian tersebut merupakan penelitian banyak negara (multicountry) dan tercatat hanya menggunakan data sampel bank (bukan populasi) dari setiap negara sehingga perlu dibuktikan apakah penelitian banyak negara tersebut dapat diaplikasikan
pada
penelitian
negara
tunggal
(single
country)
dengan
menggunakan data populasi bank serta apakah hasil empiris yang dihasilkan dapat mencerminkan keadaan sebenarnya di negara yang diteliti tersebut. TINJAUAN TEORITIS Pendekatan metodologis terkait pengukuran persaingan perbankan berevolusi seiring dengan berkembannya ilmu pengetahuan dari masa ke masa. Degryse, Kim, dan Ongena (2009) mengklasifikasikannya kedalam dua pendekatan, yaitu pendekatan Organisasi Industri Tradisional (Traditional Industrial Organization atau IO) dan pendekatan Organisasi Industri Empiris Baru (New Empirical Industrial Organization atau NEIO). Peneliti mengacu pada jurnal B.N Jeon et al., (2011) untuk menggunakan salah satu studi dengan pendekatan NEIO, yaitu penelitian Panzar dan Rosse (1987) dimana digunakan data bank level untuk membedakan pasar perbankan dengan karakteristik persaingan sempurna, monopolistik dan monopoli dengan meneliti menggunakan perhitungan persamaan tertimbang atas perubahan faktor input yang direfleksikan dalan ekuilibrium industri atau pendapatan bank secara spesifik. Situasi monopoli dihasilkan ketika H-statistic bernilai negatif ataupun nol dimana menunjukkan ketika kenaikan faktor input terjadi sebesar 1 satuan hitung, maka akan terjadi penurunan pendapatan karena elastisitas permintaan adalah Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
5
bernilai 1. Maka dari itu, jumlah elastisitas haruslah negatif. H-statistic dengan nilai 1 menunjukkan pasar persaingan sempurna dan apabila bernila diantara 0 dan 1 menunjukkan pasar monopolistik. Asumsi ini berlaku dalam ekuilibrium jangka panjang (Nathan dan Neave, 1989) dimana semakin tinggi nilai H-statistic, maka mengindikasikan semakin kuat (tinggi) persaingan (Vesala., 1995; Bikker dan Haaf., 2002). Namun spesifikasi persamaan Panzar-Rosse ini mendapat kritik dari Bikker, Spierdijk, dan Finnie (2006) dimana penggunaan perhitungan tertimbang akan menghilangkan nature dari model mengingat persamaan ini dimaksudkan untuk mentransformasi persamaan pendapatan terhadap persamaan harga. Penggunanan perhitungan tertimbang akan menyebabkan distorsi sistemik pada perhitungan tingkat persaingan.
Peneliti kemudian megacu pada metode
perhitungan persamaan tak tertimbang ini untuk dapat menjada nature dari persamaan pendapatan yang sebenarnya. Terdapat dua acuan teoritis terkait definisi bank asing dimana terdapat 10 bank yang dikategorikan sebagai bank asing di Indonesia oleh Bank Indonesia melalui publikasi laporan keuangan seluruh bank umum yang beroperasi di Indonesia per Januari 2007. Jumlah ini tetap sama hingga akhir tahun 2011. Bank Indonesia mendefinisikan bank asing sendiri sebagai kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia. Di sisi lain, menurut jurnal B.N. Jeon et al. (2011), bank asing didefinisikan sebagai bank yang lebih dari 50% modalnya (capital) dimiliki oleh pihak asing sehingga dapat mencerminkan makna sebenarnya dari kehadiran bank asing terkait dengan kontrol yang lebih besar dalam individu bank sehingga dapat memberikan peran signifikan dalam sistem perbankan individu maupun agregat di perbankan domestik. Peneliti mengacu pada jurnal B.N. Jeon et al. (2011) untuk mendefinisikan bank asing di Indonesia. Peneliti juga meninjau teori terkait konsentrasi pasar dimana menurut teori Structure-Conduct-Performance (SCP) oleh Bain (1956) dimana diyatakan bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasi di pasar perbankan menyebabkan aktivitas perbankan semakin tidak kompetitif yang mana hanya memberikan keuntungan yang semakin tinggi bagi bank besar.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
6
Bikker, Spierdijk, Finnie (2006) juga menyimpulkan bahwa kekuatan pasar berbeda-beda sesuai dengan ukuran bank. Bank besar memiliki kekuatan pasar yang lebih secara substansial daripada bank kecil di bergai negara dengan beberapa pertimbangan, termasuk perekonomian major di dunia dan meliputi lebih dari 85% dari keseluruhan sampel bank. Penemuan dalam penelitian ini menunjukkan kontradiksi dengan penemuan umum dalam literatur P-R empiris dimana dalam penelitian ini kompetisi meningkat seiring dengan peningkatan ukuran bank. Penelitian Bikker, Spierdijk, Finnie (2006) ini membedakan dua kemudi utama dibalik kekuatan pasar dari bank besar. Pertama, ukuran bank itu sendiri memainkan peran yang besar. Bank besar dapat saja berada di posisi yang lebih baik untuk melakukan kolusi dengan bank lain. Reputasi kemudian menjadi berhubungan dengan ukuran bank dan dapat membantu memperbesar kekuatan pasar untuk meningkatkan margin. Bank besar diharapkan lebih sukses dalam menciptakan produk dan jasa perbankan baru secara penuh atau parsial daripada bank kecil dikarenakan skala ekonomi dari perkembangan produk. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengeksploitasi kekuatan monopolistik. Kemudi yang kedua kemudian menjelaskan bahwa bank besar cenderung beroperasi dalam produk dan sub-pasar geografis yang berbeda. Pasar secara keseluruhan sendiri terkarakteristik dari produk dan jasa yang bersifat tailor-made dimana keduanya dipasok dari hanya beberapa bank besar dalam jumlah terbatas yang kemudian memungkinkan mereka untuk mengeksploitasi posisi monopolistik mereka. METODE PENELITIAN Peneliti mengadopsi pendekatan dua tahap (B.N. Jeon et al., 2011) untuk meneliti pengaruh penetrasi bank asing terhadap persaingan perbankan domestik di Indonesia, dimana Indonesia secara konteks menjadi tuan rumah dalam penelitian ini. Pada tahap pertama, peneliti mengukur tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Pada tahap kedua, peneliti mengestimasi hubungan antara penetrasi bank asing terhadap tingkat persaingan perbankan di Indonesia tersebut. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang diadaptasi dari model pengukuran persaingan perbankan The Panzar–Rosse (1987) HUniversitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
7
Statistic; yang kemudian dan B.N Jeon et al (2011) dengan penyesuaian perhitungan persamaan tak tertimbang yang mengacu pada Bikker, Spierdijk, dan Finnie (2006). Peneliti juga menambahkan variabel total aset digunakan sebagai tambahan variabel kontrol dalam model penelitian. PRH sendiri merupakan elastisitas dari pendapatan atas biaya marjinal dari input yang digunakan pada proses produksi jasa perbankan. Berikut adalah model penelitian yang digunakan:
(3.1) Dimana i merupakan indeks bank, atas pemasukan finansial berupa
merupakan variable dependen
pendapatan bunga bank I; !
merupakan
variabel dependen berupa beban bunga bank I, ! merupakan variable dependen berupa beban personalia bank I,
merupakan variable dependen berupa beban
administrasi bank i. X i adalah vektor dari variabel kontrol eksogen pada level bank, meliputi Total Asset, Total Equity, Net loans, Total Operating Income,Total Loans. Variabel Dummy untuk kategori ukuran aset yang berbeda dimana dibagi menjadi 3 kategori; yaitu dperc25 (dummy 1) = 1, jika bank berada di 25th persentil terbawah berdasarkan distribusi total aset; selain itu bernilai 0; dperc50 (dummy 2) = 1, jika bank berada diantara 25th persentil dan 50th persentil berdasarkan distribusi total aset; selain itu bernilai 0; Dperc75 (dummy 3) = 1, jika bank berada diantara 50th persentil dan 75th persentil berdasarkan distribusi total aset; selain itu bernilai 0. i merupakan efek indeks waktu (bulan) serta i merupakan term random error. Peneliti menggunakan regresi antar ruang (cross-section) dengan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk dapat menangkap perubahan dalam struktur pasar perbankan di masing-masing periode observasi. Hal ini juga dimaksudkan agar penelitian juga mampu memperhitungkan kondisi dimana struktur persaingan industri perbankan, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia, merupakan struktur yang dinamis dan berubah sepanjang waktu karena berbagai
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
8
faktor seperti deregulasi industri perbankan; usaha privatisasi; ketersediaan informasi dan teknologi; serta internasionalisasi pasar finansial domestik (B.N. Jeaon et al, 2011). PRH-Statistics ini diestimasi sebagai jumlah dari elastisitas pendapatan terhadap harga input, yaitu : (3.2) Sesuai dengan jurnal B.N. Jeon et al, 2011, PRH < 0 menunjukkan pasar perbankan berada pada pasar monopoli; PRH = 1 menunjukkan pasar perbankan berada pada pasar persaingansempurna; dan 0 < PRH < 1 menunjukkan pasar perbankan berada pada pasar persaingan monopolistik. Vesala (1995) dan Bikker and Haaf (2002) kemudian menginterpretasikan estimasi PRH-statistics sebagai bentuk penyediaan suatu pengukuran berkelanjutan atas tingkat persaingan, dimana semakin besar nilai persaingan PRH-Statistic, mengindikasikan semakin tinggi tingkat persaingan. Model kedua merupakan model utama yang dipakai dalam penelitian ini. Melalui model ini dapat dilihat pengaruh penetrasi bank asing terhadap persaingan perbankan domestik di Indonesia sebagaimana digunakan oleh B.N. Jeon et al (2011), yakni:
(3.3) Dimana: t m erupakan indeks waktu,i merupakan indeks bank,
merupakan
pengukuran statistik PRH untuk tingkat persaingan perbankan di Indonesia pada waktu t,
merupakan variabel eksplanatori dari pengukuran tingkat
penetrasi bank asing di Indonesia pada waktu t,
(Banking Market
Concentration) merupakan pengukuran konsentrasi dari industry perbankan di Indonesia pada waktu t.
(Banks-specific Character Factors) merupakan
sebuah set karakter spesifik bank dimana di dalamnya termasu; Bank size, Likuiditas, Kapitalisasi, Profitabilitas, Efisiensi, dan Riskiness.
merupakan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
9
variabel kontrol tambahan terkait financial environment factors yang berfungsi untuk mencakup efek dari perkembangan persaingansektor finansial nonperbankan terhadap persainganperbankan. Variabel ini mencakup; Rasio kredit domestik sektor privat terhadap GDP, Rasio perputaran pasar sekuritas (Stock market turnover rate). macroeconomic
environment
merupakan variabel kontrol tambahan terkait factors
untuk
mengontrol
lingkungan
makroekonomi heterogen di Indonesia. Variabel ini mencakup: Growth of real GDP dan Inflation rate. i merupakan term random error. Model kedua menggunakan regresi data panel dengan fixed effect model dengan metode Generalized Least Square (GLS) untuk mengestimasi pengaruh penetrasi bank asing terhadap tingkat persaingan perbankan Indonesia. Tabel 1. Definisi Operasional Variabel No
Variabel
Definisi Operasional diambil dari nilai H-Statistic dari penelitian tahap pertama
1.
PRH
2.
Penetration
3.
Banking Market Concentration (HHI)
4.
Bank Size (SIZE)
5.
Liquidity (LIQ)
6.
Capitalization (CAP)
7.
Profitability (PROFIT)
8.
Efficiency (EFFIC)
9.
Riskiness (RISK)
10.
Stock Market Turnover
data level total asset bank i pada periode t
Tt/P_at/{(0.5)*[Mt/P_et + Mt-1/P_et-1] Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
10
Rate (STOCKMTO)
t merupakan indeks waktu/periode, T merupakan total value traded, M merupakan stock market capitalization, P_e merupakan Indeks Harga Konsumen (IHK) akhir periode, P_a merupakan Indeks Harga Konsumen (IHK) tahunan
{(0.5)*[Ft/P_et + Ft-1/P_et-1]}/[GDPt/P_at] t merupakan indeks waktu/periode, F merupakan kredit Credit to Private Sector sektor swasta, P_e merupakan Indeks Harga Konsumen to GDP (CREDPS) (IHK) akhir periode, P_a merupakan Indeks Harga Konsumen (IHK) tahunan, GDP merupan pendapatan bruto domestic Indonesia
11.
12. 13.
Real GDP growth (GDPGROWTH) Inflation (INFLATION) HASIL PENELITIAN Tabel 2 menunjukkan bahwa tidak semua variabel independen signifikan
terhadap model estimasi yang berarti terjadi perubahan signifikansi faktor harga input terhadap pendapatan perbankan setiap bulannya dalam periode penelitian. Tidak semua koefisien dari ketiga variabel independen tersebut serta merta dijumlahkan dimana hanya variabel yang signifikan saja yang koefisiennya dihitung ke dalam perhitungan H-statistics, hal ini menunjukkan, hanya faktor input yang signifikan terhadap pendapatan perbankan saja yang menentukan tingkat persaingan pasar perbankan secara agregat pada tiap periode observasi. Nilai R2 yang tinggi diatas 0,9 setiap periode observasi juga menunjukkan gejala multikolinearitas dimana faktor variabel yang diukur dalam data level menyebabkan gejala multikolinearitas, namun standard error koefisien maupun standard error model yang rendah tetap menjaga kelayakan estimasi secara statistik. Nilai t-stat untuk masing-masing variabel penjelas dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan signifikansi dari tiap variabel setiap periode observasinya. Untuk tiga variabel independen; FINEX, ADMEX, dan PREX, ditemukan frekuensi kejadian tidak signifikan akan ADMEX terhadap FINCOM. Hal ini menunjukkan bahwa biaya administrasi seringkali tidak Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
11
menjadi faktor input yang memberikan pengaruh terhadap perubahan pendapatan perbankan. PREX sebagai biaya signifikan lebih sering menunjukkan signifikansi dan pengaruh positifnya terhadap pendapatan perbankan. Tabel 2 Hasil Estimasi Model 1
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
12
Tabel 2 Hasil Estimasi Model 1 (Lanjutan)
Catatan: *Level signifikansi 1%; **Level signifikansi 5%; ***Level signifikansi 10%. Sumber: Olahan peneliti
Hal ini menunjukkan bahwa biaya personalia memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan dimana peningkatan biaya untuk tenaga kerja dapat meningkatkan pendapatan karena perbankan merupakan industri yang bergerak di bidang jasa sehingga faktor tenaga kerja memiliki pengaruh terhadap pelayanan yang berujung pada kepuasan konsumen dan meningkatkan pendapatan. FINEX tercatat selalu menunjukkan pengaruh positifnya terhadap pendapatan perbankan yang berarti peningkatan biaya bunga dapat meningkatkan pendapat perbankan. Pengujian signifikansi model secara keseluruhan terhadap variabel dependen menunjukkan bahwa model signifikan terhadap variabel dependen, yaitu pendapatan perbankan untuk setiap periode observasi. Berikut adalah rangkuman H-Statistic dalam grafik yang menunjukkan fluktuasi tingkat persaingan perbankan di Indonesia: Gambar 4.1 H-Statistics dan Tingkat Persaingan Perbankan Indonesia
Sumber : Olahan penulis Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
13
Seluruh nilai H-statistics pasar perbankan Indonesia di setiap periode observasi berada diantara nilai 0 dan 1 sehingga menunjukkan bahwa pasar perbankan di Indonesia memiliki karakteristik pasar monopolistik selama periode observasi. Namun, nilai H-statistics penelitian ini lebih rendah dibandingkan nilai H-statistics yang dihasilkan oleh penelitian B.N. Jeon et al (2011) yaitu senilai 0,743 di tahun 1997 dan pada tahun 2008 menunjukkan nilai 0.956. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan perbankan di Indonesia yang lebih rendah (lemah) dengan rata-rata sebesar 0,49. Tabel 2 Hasil Regresi Model 2 Variabel Dependen PRH-Statistics Variabel Independen C Banking Market Structure Penetration1 HHI
Koefisien -0.055
Std. Error 0.064
Prob. 0.385
-0.167 0.020 -1.748 0.295 Bank-spesific Characteristics (BCF) LIQ -0.109 0.010 CAP 0.123 0.018 SIZE 0.050 0.004 EFFIC 0.033 0.006 RISK 0.262 0.038 PROFIT 0.108 0.018 Financial Environment Factors (FEF) CREDPS 0.154 0.021 STOCKMTO -0.003 0.000 Macroeconomic Environment Factors (MCF) GDP GROWTH 0.004 0.001 INFLATION -0.008 0.002 Statistika Tertimbang (GLS cross-section weighted) R2
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
0.435 2
Adjusted R S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) Durbin-Watson stat Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid
0.424 0.074 38.965 0.000 1.475 0.495 0.102 37.277 Sumber: Olahan peneliti Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
14
Selanjutnya dilakukan penelitian tahap kedua menggunakan nilai H-statistic yang telah dihasilkan kedalam model 2 seperti tertera pada Tabel 2. Koefisien Penetration1 yang bernilai negatif yaitu -0,167, maka dapat disimpulkan bahwa penetrasi bank asing berpengaruh negatif terhadap perubahan tingkat persaingan perbankan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penetrasi bank asing akan menyebabkan semakin rendah tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Yeyati dan Micco (2007) dimana penelitan menyimpulkan bahwa penetrasi bank asing terbukti justru melemahkan kompetisi perbankan di negara tuan rumah. Hal ini disebabkan karena pasar perbankan di Indonesia memiliki karakteristik pasar monopolistik dimana terdapat diferensiasi produk perbankan sehingga bank-bank umum, termasuk bank asing, melakukan diferensiasi produk perbankannya menurut segmentasi pasar yang menjadi target pasarnya masing-masing. Umumnya, bank asing bermain di segmen pasar yang relatif spesifik dan berukuran kecil seperti pasar premium. Segmen pasar tersebut juga bukan merupakan segmen pasar berukuran besar seperti segmen bisnis mikro; retail; dan kredit konsumsi, yang banyak digarap oleh bank-bank domestik, khususnya bankbank besar di Indonesia, sehingga peningkatan penetrasi bank asing hanya berkisar di segmen pasar spesifik saja. Hal ini dapat melemahkan persaingan perbankan karena memberikan ruang gerak bagi bank-bank besar untuk meningkatkan kekuatan pasarnya. Koefisien HHI menunjukkan nilai negatif yang menunjukkan hubungan dimana semakin tinggi tingkat konsentrasi pasar perbankan Indonesia akan menyebabkan semakin menurunnya tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan teori Structural-Conduct-Performance (Bain., 1956) dimana semakin tinggi tingkat konsentrasi pasar perbankan akan menyebabkan pasar perbankan tersebut semakin tidak kompetitif dimana pengaruh stuktur pasar dalam konteks konsentrasi menunjukkan pengaruh signifikan dimana terdapat sedikit bank besar (kartel) dapat membatasi persaningan sementara banyaknya jumlah fringe competitors tidak dapat menciptakan persaingan. Konsentrasi yang tinggi ini juga dapat menujukkan bahwa terdapat market power dalam pasar.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
15
Nilai kofisien LIQ yang menunjukkan nilai negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai likuiditas bank maka akan semakin rendah tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Hasil ini sejalan dengan penelitian (Jeong dan Joh, 2011) dimana likuiditas tinggi lebih ditemukan di pasar perbankan yang lebih tidak kompetitif serta pasar yang terkonsentrasi. Hal ini disebabkan likuiditas berasosiasi dengan inefisiensi dalam pemanfaatan aset. Saat likuiditas meningkat, aset akan semakin tidak lancar dimana juga akan memberikan imbal yang lebih rendah sehingga akan menurunkan tingkat persaingan. Nilai koefisien variabel CAP menunjukkan nilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggi kapatilasisai dalam suatu bank, akan dapat meningkatkan tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Kapitalisasi sebagai bentuk translasi dari kontrol dalam suatu bank akan memberikan kekuatan dalam pengambilan keputusan sehingga arah kinerja bank dapat lebih kuat terpetakan sehingga bank dapat lebih kompetitif berkinerja di pasar. Dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API) juga diamanatkan bahwa bank harus meningkatkan modal untuk mencapai skala usaha dimana modal yang lebih besar memungkinkan bank mempertahan usaha dan risiko serta melakukan pengembangan teknologi serta peningkatan kapasitas penyaluran kredit (Daly dan Mulyaningsih, 2011) Nilai koefisien variabel SIZE yang bernilai positif berarti bahwa ukuran bank dalam bentuk total aset berpengaruh positif terhadap perubahan tingkat persaingan perbankan di Indonesia; semakin besar ukuran suatu bank akan menyebabkan semakin tinggi tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian Bikker dan Haaf (2002) dimana tingkat persaingan meningkat seiring dengan peningkatan ukuran bank yang menunjukkan bahwa persaingan perbankan semakin kuat diantara bank besar, dan semakin mengecil diantara bank-bank kecil, sementara bank berukuran medium berada pada tingkat rata-rata persaingan keseluruhan. Nilai koefisien variabel EFFIC ini menunjukkan nilai positif dimana semakin tinggi tingkat efisiensi suatu bank, maka akan meningkatkan tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Zarutskie (2009) juga menyatakan bahwa efisiensi biaya yang dilakukan dalam perbankan dapat meningkatkan persaingan perbankan dengan upaya spesialisasi berbagai jenis pinjaman atau meningkatkan Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
16
kemampuan penyaringan peminjam pada segmen pasar kredit utama. Selanjutnya, menurut Dick dan Lehnert (2010) semakin tingginya tingkat efisiensi biaya ini akan meningkatkan profitabilitas relatif terhadap pesaing lainnya di pasar. Nilai koefisien RISK menunjukkan nilai positif menunjukkan semakin risiko yang dilakukan bank di Indonesia maka akan meningkatkan persaingan perbankan di Indonesia. Seperti yang diungkapkan Keeley (1990) dimana peningkatan persaingan memiliki hubungan positif dengan perilaku bank untuk mengambil risiko kredit sebagai upaya meningkatkan tingkat pengembalian dari pinjaman-pinjaman produktif (performing loan) agar dapat meningkatkan marjin keuntungan (profit margin). Nilai koefisien PROFIT yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi profitabilitas bank akan semakin meningkatkan persaingan perbankan di Indonesia. Hal ini disebabkan pada pasar dengan market power, bank-bank besar akan memiliki pengaruh untuk menetapkan harga sehingga profitabilitas mereka dapat meningkat. Nilai koefisien CREDPS menunjukkan nilai positif menunjukkan bahwa semakin banyak kredit yang diberikan kepada sektor swasta maka akan meningkatkan tingkat persaingan perbankan. Hal ini kemudian memosisikan sektor swasta sebagai sektor komplementer dalam pasar keuangan di Indonesia sehingga meningkatknya kinerja sektor swasta juga dapat meningkatkan kinerja kredit perbankan yang mana akhirnya meningkatkan tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Arimurti, Kurniati dan Utari dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2012 – Bank Indonesia dimana pembiayaan melalui perusahaan keuangan yang meliputi bank dan lembaga pembiayaan, kredit perbankan masih mendominasi total kredit kepada sektor swasta dengan rata-rata sebesar 85%. Nilai koefisien STOCKMTO menunjukkan nilai negatif yang juga berarti semakin tinggi perputaran pasar sekuritas, justru akan semakin menurunkan tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Hal ini menunjukkan peran pasar sekuritas sebagai sektor subtitusi bagi pasar perbankan dimana keduanya memiliki fitur pelayanan jasa keuangan dengan profil dan insentif berbeda. Hasil ini juga konsisten dengan hasil penelitian B.N. Jeon et al (2011) yang mana menyatakan Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
17
semakin berkembangnya penyedia jasa pelayanan keuangan subtitusi perbankan akan menyebabkan pasar perbankan semakin tidak kompetitif. Nilai koefisien GDPGROWTH menunjukkan hubungan positif dimana berarti PDB yang semakin tinggi dapat meningkatkan persaingan perbankan di Indonesia karena kekuatan pendapatan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat akan mencerminkan kekuatan pendapatan masyarakat sebagai target konsumen perbankan. Ketersediaan pendapatan di tangan masyarakat tersebut yang pada akhirnya menjadi pasar bagi perbankan untuk bersaing memberikan stimulus agar masyarakat dapat menyimpan semakin banyak dana di bank. Hasil ini juga konsisten dengan penelitian B.N. Jeon et al (2011). Nilai koefisien yang ditunjukkan oleh variabel INFLATION adalah negatif sehingga dapat disimpulkan, semakin tinggi inflasi di Indonesia, maka akan semakin rendah tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Hal ini disebabkan inflasi merupakan pencerminan dari kenaikan harga yang juga secara sistemik akan memengaruhi harga faktor input bagi perbankan maupun memengaruhi keputusan keuangan masyarakat karena harus membayar harga yang lebih tinggi untuk bauran penggunaan pendapatannya yang akhirnya juga dapat memengaruhi keputusan penyimpanan dana masyarakat tersebut di bank (Krisis Global dan Penyelamatan Sistem Perbankan Indonesia – Bank Indonesia,2010). PENUTUP Nilai H-statistics untuk pasar perbankan Indonesia dari bulan Januari 2007 hingga Desember 2011 menunjukkan bahwa pasar perbankan Indonesia memiliki karakteristik pasar persaingan monopolistik yang mana secara konsep berarti pasar ini merupakan pasar dengan banyak pemain yang bebas memasuki pasar, tidak terdapat dominasi pasar, perusahaan hanya memiliki sedikit pengaruh terhadapa harga, serta memiliki diferensiasi produk. Nilai H-statistics yang dihasilkan dalam penelitian ini relatif lebih rendah dibanding nilai H-statistics yang dihasilkan oleh penelitian serupa yang menggunakan data bank sampel tahunan (B.N. Jeon et al, 2011). Nilai yang lebih rendah ini kemudian mengindikasikan bahwa tingkat persaingan perbankan di Indonesia cenderung rendah (lemah). Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
18 Penetrasi bank asing terbukti memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan tingkat persaingan perbankan di Indonesia dimana hasil ini sejalan dengan hasil yang ditunjukkan oleh literatur acuan seperti B.N. Jeon et al., (2011), Levy-Yeyati dan
Micco (2007), Claessens dan Laeven (2004), serta Bikker dan Haaf (2002). Penetrasi bank asing terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap perubahan tingkat persaingan perbankan di Indonesia seperti yang dihasilkan oleh Levy-Yeyati dan Micco (2007) dimana hal ini menunjukkan semakin tinggi penetrasi bank asing akan semakin menurunkan tingkat persaingan perbankan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pasar perbankan di Indonesia memiliki karakteristik pasar monopolistik dimana terdapat diferensiasi produk perbankan sehingga bank-bank umum konvensional, termasuk bank asing, melakukan diferensiasi produk perbankannya menurut segmentasi pasar yang menjadi target pasarnya masing-masing. Tingkat konsentrasi CR3 dan CR5 yang tinggi dan tingkat persaingan perbankan yang dicerminkan oleh nilai H-statistics yang rendah mengindikasikan adanya kekuatan pasar dalam persaingan perbankan Indonesia. Hal ini kemudian mengindikasikan bahwa karakter pasar persaingan monopolistik yang dimiliki Indonesia juga mengarah pada karakter monopoli/oligopoli. Pengaruh negatif penetrasi bank asing terhadap tingkat persaingan perbankan di Indonesia perlu menjadi pertimbangan dalam penentuan kebijakan liberalisasi bank di Indonesia selanjutnya dimana liberalisasi perbankan sebaiknya disertai dengan perangkat kontrol, yang mengacu pada penguatan profil modal perbankan secara agregat tanpa harus bergantung pada peningkatan modal yang berasal dari pihak asing. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan dividen bank BUMN untuk penambahan modal, dan tidak disumbangkan ke negara sehingga dapat terjadi peningkatan modal perbankan secara agregat yang berasal dari sumber domestik. Pemerintah bersama regulator juga dapat melakukan pengaturan segmen pasar. Misalnya, bank milik asing hanya diperkenankan untuk menggarap segmen pasar tertentu yang memiliki ukuran besar namun kurang diminati oleh pemain domestik seperti segmen bisnis wholesale
maupun infrastruktur agar terjadi
penguatan perbankan secara lebih menyeluruh disemua segmen pasar. Selain itu,
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
19
perlu dilakukan penerapan multi license atau perizinan berjenjang kepada bank asing dimana perizinan penawaran produk perbankan akan menyesuaikan dengan kekuatan modal yang dimiliki bank tersebut. Pengaturan segmen pasar dan lisensi berjenjang ini diharapkan dapat mengatur izin ekspansi bisnis perbankan asing di Indonesia. Perlu dikaji kembali mengenai indikasi kekuatan pasar terhadap tingkat persaingan perbankan di Indonesia karena pasar Indonesia yang terkonsentrasi dimana kinerja perbankan maupun pangsa pasar didominasi oleh 5 bank terbesar di Indonesia sehingga dapat mengarah kepada penurunan persaingan dan mengarah pada persaingan monopoli/oligopoli. Peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Segala kesalahan dan kekurangan merupakan hal yang berasal dari peneliti. KEPUSTAKAAN Barajas, A., Salazar, N., Steiner, R., 2000. Foreign investment in Colombia’s financial sector. In: Claessens, S., Jansen, M. (Eds.), The Internationalization of Financial Services: Issues and Lessons for Developing Countries. Kluwer Academic Press, Dordrecht. Bank Indonesia, 2010. Krisis Global dan Penyelamatan Sistem Perbankan Indonesia. Humas Bank Indonesia. Berger, A.N., Demirguc-Kunt, A., Levine, R., Haubrich, J.G., 2004. Bank concentration and competition: an evolution in the making. Journal of Money, Credit and Banking 36 (3), 433– 451. Besar, D.S., 2012. Indonesian Banking Development: Financial services liberalization, the regulatory framework, and financial stability. Workshop on Trade in Financial Services and
development Geneva, June 2012. Bank Indonesia,2012. Bikker, J.A., Haaf, K., 2002. Competition, concentration and their relationship: an empirical analysis of the banking industry. Journal of Banking and Finance 26 (11), 2191– 2214. Bikker, J.A., Shaffer, S., Spierdijk, L., 2009. Assessing competition with the Panzar-Rosse model: The role of scale, costs, and equilibrium. In: Presented at the 22nd Australasian Banking and Finance Conference, Sydney, Australia, December Bikker, J.A., Spierdijk, L, Finnie, P., 2006. The impact of bank size on market power. DNB Working Paper, No. 120. De Nederlandsche Bank, Amsterdam. Bikker, J.A., Spierdijk, L, Finnie, P., 2007. Misspecification of the Panzar– Rose model: Assessing competition in the banking industry. DNB Working Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
20 Paper, No. 114. De Nederlandsche Bank, Amsterdam. Bikker, J.A., Spierdijk, L., 2008. How banking competition changed over time. De Nederlandsche Bank Working Paper, No. 167. De Nederlandsche Bank, Amsterdam. Claessens, S., 2009. Competition in the financial sector: overview of competition policies. The World Bank Research Observer 24, 83–119. Claessens, S., Demirguc-Kunt, A., Huizinga, H., 2001. How does foreign entry affect domestic banking markets? Journal of Banking and Finance 25 (5),891–911.
Consolidation and market structure in emerging market banking system. Emerging Markets Review 5 (1), 39–59. Goddard, J., Wilson, J.O.S., 2009. Competition in banking: a disequilibrium approach. Journal of Banking and Finance 33 (12), 2282– 2292. IFS data Financial structure dataset by Beck (2009) Jeon, B.N., 2010. From the 1997-8 Asian financial crisis to the 2008-9 global economic crisis: lessons from Korea’s experience. East Asia Law Review 5 (1), 103–154
Claessens, S., Laeven, A., 2004. What drives bank competition? Some international evidence. Journal of Money, Credit, and Banking 36 (3), 563–583.
Jeon, B.N., Olivero, M.P., Wu, J., 2011. Do foreign banks increase competition? Evidence from emerging Asian and Latin American banking markets. Journal of Banking and Finance 35 (2011), 856-875.
Demirguc-Kunt, A., Laeven, L., Levine, R., 2004. Regulations, market structure,institutions, and the cost of financial intermediation. Journal of Money, Credit,and Banking 36 (3), 593– 622.
Laeven, L., 2005. Banking sector performance in East Asian countries: The effects of competition, diversification, and ownership. The World Bank and CEPR Working Paper. The World Bank, Washington, DC.
Detragiache, E., Gupta, P., Tressel, T., 2006. Foreign Banks in Poor Countries: Theory and Evidence. Paper presented at the 7th Jacques Polak Annual Research Conference by International Monetary Fund Washington, DCNovember 9-10, 2006
Laeven, L., Valencia, F., 2008. Systemic banking crisis: a new database. IMF Working Paper No. 08/224. The International Monetary Fund, Washington, DC.
Galindo, A., Micco, A., Powell, A., 2004. Loyal lenders or fickle financiers: foreign banks in Latin America. Working Paper, Inter-American Development Bank, Washington, DC.Gelós, R.G., Roldós, J., 2004.
Lehner, M., 2009. Entry mode choice of multinational banks. Journal of Banking and Finance 33 (10), 1781–1792. Lehner, Maria., Schnitzer, M., 2006. Entry of Foreign Banks and their Impact on Host Countries. Munich Discussion
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
21 Paper No. Munich.
2006-29.
University
of
Lensink, R., Hermes, N., 2004. The short-term effects of foreign bank entry on domestic bank behavior: does economic development matter? Journal of Banking and Finance 28 (3), 553– 568. Levy-Yeyati, E.L., Micco, A., 2007. Concentration and foreign penetration in Latin American banking sectors: impact on competition and risk. Journal of Banking and Finance 31 (6), 1633– 1647. Martinez Peria, M.S., Mody, A., 2004. How foreign participation and market concentration impact bank spreads: evidence from Latin America. Journal of Money, Credit, and Banking 36 (3), 511–537. Mkrtchyan, A., 2005. The Evolution of Competition in Banking in a Transition Economy: an Application of the PanzarRosse Model to Armenia. The European Journal of Comparative Economics Vol. 2, n. 1, pp. 67-82. Moguillansky, G., Stuart, R., Vergara, S., 2004. Foreign banks in Latin America: a paradoxical result. CEPAL Review 82, 19–28. Mulyaningsih, T., Daly, A., 2011. Competitive Conditions in Banking Industry; An Emprical Analysis of The Vesala, J., 1995. Testing for competition in banking: behavioral evidence from Finland. Thesis. Helsinki School of Economics and Business Administration.
Consolidation, Competition and Concentration in Indonesia Banking Industry between 2001 and 2009. Buletin Ekonomi, Moneter dan Perbankan, Oktober 2011 Olivero, M.P., Li, Y., Jeon, B.N., 2009. Consolidation in banking and the lending channel of monetary transmission: evidence from Asia and Latin America. Working Paper. LeBow College of Business, Drexel University. Panzar, J.C., Rosse, J.N., 1987. Testing for monopoly equilibrium. Journal of Industrial Economics 35 (4), 443–456. Rajan, R.S., Gopalan, S., 2009. Sales to foreign banks in emerging Asia. CESifo Dice Report – Journal for Institutional Comparisons 7(3), 29–33 (Autumn). Schaeck, K., Cihák, M., Competition, Efficiency, and Soudness in Banking: An Industrial Organization Perspective. European Banking Center Discussion Paper No. 2010-20S Shaffer, S., 1982. A nonstructural test for competition in financial markets. Federal Reserve Bank of Chicago. In: Proceedings of a Conference on Bank Structure and Competition, pp. 225–243. Tsai, H., Chang, Y., Hsiao, P., 2011. What drives foreign expansion of the top 100 multinational banks? The role of the credit reporting system. Journal of Banking and Finance 35, 588–605. Wu, J., Jeon, B.N., Luca, A., 2010. Foreign bank penetration, resource
allocation and economic growth: evidence from emerging economies. Journal of Economic Integration 25 (1), 166–192.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013
69
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Natasha Virzana, FE UI, 2013