Pengaruh Masuknya Bank Asing dan Ukuran Bank Terhadap Alokasi Kredit Bank Umum Konvensional di Indonesia Erika Damayanti Hendratno dan Kresnohadi A. Karnen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh masuknya bank asing yang digambarkan oleh struktur kepemilikan dan ukuran bank terhadap alokasi kredit Bank Umum Konvensional di Indonesia. Penelitian ini membagi alokasi kredit berdasarkan tipe peminjam, yakni debitur UMKM dan debiur Non-UMKM serta dalam mata uang asing dengan periode penelitian 2009-2012. Dengan menggunakan model estimasi data panel logit, didapatkan hasil bahwa state-owned bank berpengaruh negatif dan signifikan sedangkan ukuran bank berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi kredit kepada debitur Non-UMKM. Penelitian ini juga menemukan bahwa greenfield bank, takeover bank, serta ukuran bank berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi kredit dalam mata uang asing. Hasil yang berbeda ditemukan pada state-owned bank yang mempunyai pengaruh negatif dan signifikan. Untuk alokasi kredit kepada debitur UMKM, hanya greenfield bankyang berpengaruh signifikan. Penulis juga menemukan adanya pengaruh negatif dan signifikan antara interaksi NPL dan CAR terhadap alokasi kredit kepada debitur UMKM dan dalam mata uang asing.
The Impact of Foreign Bank Entry and Bank Size on Credit Allocation of Conventional Banks in Indonesia Abstract This study aims to examine the impact of foreign bank entry as ownership structure and bank size on credit allocation of Conventional Banks in Indonesia. This study divided credit allocation based on type borrowers, i.e: small dan medium enterprises (SMEs) and non-small and medium enterprises (Non-SMEs), and foreign currency loan for 2009-2012. Using estimation model of panel data logit, this study found that state-owned bank is negative dan statistically significant while bank size is positive and statistically significant on credit allocation for Non-SMEs. This study also found that greenfield bank, takeover bank, and bank size is positive and statistically significant on foreign currency loan. Meanwhile, state-owned bank is negative and statistically significant on foreign currency loan. However, only greenfield bankthat is statistically significant on credit allocation for SMEs. In this study, NPL and CAR interaction is found statistically significant on credit allocation for SMEs and foreign currency loan. Keywords: Credit Allocation; Ownership Structure; Foreign Bank; Bank Size
1. Pendahuluan Adanya kebijakan pemerintah yang membuat sektor keuangan domestik menjadi lebih terbuka merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan di pasar keuangan. Kondisi tersebut mendorong terjadinya globalisasi keuangan yang ditandai dengan masuknya lembaga keuangan asing ke dalam sektor keuangan domestik di suatu negara terutama negara
1 Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
2
berkembang (Berger et al., 2000; Peek dan Rosengren, 2000; serta Chen dan Liao, 2011). Claessens et al. (2008) menambahkan bahwa persentase keberadaan bank domestik di negara berkembang mengalami penurunan menjadi 62% dan jumlah bank asing meningkat menjadi 38% di tahun 2006. Salah satu dampak dari adanya globalisasi keuangan adalah mendorong bank asing untuk melakukan ekspansi ke negara-negara berkembang. Namun demikian, negara-negara berkembang yang menjadi tujuan ekspansi bisnis harus mempunyai karakteristik dan kondisi negara yang sesuai dengan kriteria bank asing terutama faktor profitabilitas dan tingkat risiko. Faktor-faktor yang mendorong bank asing untuk melakukan ekspansi ke negara-negara berkembang (Molyneux et al., 2013), yakni: (a) customer-following merupakan fenomena yang menggambarkan bank asing melakukan ekspansi karena mengikuti nasabah dari negara asalnya, dan (b) local profit opportunities merupakan fenomena yang menggambarkan bank asing melakukan ekspansi karena adanya peluang bisnis di negara lain. Ketika suatu bank asing memutuskan untuk melakukan ekspansi ke negara lain, maka bank tersebut juga harus memutuskan bagaimana cara masuk ke dalam industri keuangan negara tujuannya. Claeys dan Hainz (2007)menyebutkan bahwa cara masuk bank asing ke dalam suatu negara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (a) greenfield dan (b) takeover. Greenfield merupakan cara masuk bank asing yang dilakukan melalui greenfield investment atau berinvestasi langsung ke negara tujuan. Takeover merupakan cara masuk bank asing yang dilakukan dengan mengakuisisi bank domestik yang biasanya sedang mengalami kondisi keuangan yang buruk. De Haas dan Van Lelyveld (2010) menyatakan bahwa induk bank cenderung lebih memilih untuk menggunakan cara masuk ke suatu negara dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi melalui greenfield. Hal ini dikarenakan bank tersebut mempunyai tujuan untuk memindahkan modal dari negara asal ke negara tujuan sehingga dapat menyediakan arus keuangan bagi afiliasi bank. Namun demikian, bank asing yang masuk ke dalam suatu negara akan menghadapi masalah transparansi dan informasi terkait dengan debitur. Bank domestik mempunyai kelebihan dalam memperoleh soft information mengenai debitur. Hal ini dikarenakan bank tersebut lebih mengetahui kemampuan dan kondisi lingkungan lokal (Mian, 2006, Khanna dan Palepu, 2000a dan 2000b, serta Buch, 2003). Walaupun bank asing akan memperoleh kerugian berkaitan dengan informasi mengenai debitur lokal, namun bank tersebut tetap dapat bersaing dengan memanfaatkan kemampuan teknologinya sehingga memungkinkan terkumpulnya hard information.
Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
3
Beberapa studi empiris menyatakan bahwa dalam menghadapi masalah terkait dengan informasi mengenai debitur, bank asing akan cenderung memberikan kredit kepada debitur yang lebih transparan dan kurang berisiko (Dell’Ariccia dan Marquez, 2004). Bank asing tersebut juga cenderung memberikan kredit dalam bentuk mata uang asing karena bank asing mempunyai akses lebih baik ke pasar modal internasional dan adanya pendanaan dari induk bank (Brown et al., 2008, Beer et al., 2010, ECB, 2006, Farnoux et al., 2004, dan Sorsa et al., 2007). Indonesia termasuk ke dalam negara berkembang, sehingga sesuai untuk melakukan penelitian ini. Bank-bank di Indonesia tidak hanya terdiri dari bank asing melainkan juga terdapat bank pemerintah dan bank domestik yang termasuk dalam penelitian ini. Bank Indonesia mencatat banyaknya bank asing yang beroperasi di Indonesia sekitar 35 bank. Penelitian mengenai bank asing di Indonesia cenderung dilakukan untuk membandingkan kinerja antara bank asing dan bank domestik. Namun, penelitian ini memfokuskan pengaruh masuknya bank asing yang digambarkan oleh struktur kepemilikan terhadap alokasi portofolio kredit berdasarkan tipe peminjam dan mata uang asing. Penelitian ini menambahkan variabel independen berupa ukuran bank. Hal ini terinspirasi dari pernyataan dalam penelitian Zarutskie (2013) bahwa ukuran bank juga dapat mempengaruhi perilaku suatu bank dalam memberikan kredit. Penelitian ini juga menambahkan variabel kontrol berupa interaksi antara CAR dan NPL atas dasar ide penulis sendiri. Interaksi kedua variabel tersebut diduga dapat mempengaruhi keputusan bank dalam mengalokasikan kredit (Blum, 1999). Hal ini dikarenakan kedua variabel tersebut mengandung unsur risiko terutama risiko kredit. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini ingin menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari masuknya bank asing yang digambarkan oleh struktur kepemilikan dan ukuran bank terhadap alokasi portofolio kredit pada Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bank Indonesia.
2. Tinjauan Teoritis Bagaimana dampak dari masuknya bank asing ke dalam industri perbankan suatu negara menjadi fokus dari beberapa penelitian. Beberapa studi literatur menyebutkan bahwa bank asing yang masuk ke dalam industri perbankan suatu negara akan menghadapi masalah asymmetric information terkait dengan pemberian kredit kepada debitur lokal. Menurut Dell Ariccia et al. (1999), ketika bank asing yang masuk ke dalam industri perbankan suatu negara, Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
4
awalnya mereka tidak dapat membedakan debitur yang baik dan buruk. Adanya asymmetric information tersebut dapat diatasi yang salah satu caranya dengan melakukan diversifikasi portofolio kredit untuk mengurangi risiko kredit (Diamond, 1984). Struktur kepemilikan merupakan salah satu faktor yang menentukan alokasi portofolio kredit yang dilakukan oleh suatu bank. Perbedaan dalam struktur kepemilikan suatu bank dapat menyebabkan keputusan pemberian kredit kepada nasabahnya ikut berbeda. Berger et al. (2001) menyebutkan bahwa perbedaan perilaku dalam memberikan kredit sangat dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh masing-masing bank terkait dengan calon debitur. Bank asing cenderung menggunakan hard information dalam membuat keputusan alokasi portofolio kredit sedangkan bank domestik cenderung menggunakan soft information. Dell’Ariccia dan Marquez (2004) berpendapat bahwa bank asing cenderung lebih memilih untuk mengalokasikan kreditnya kepada transparent borrower dikarenakan bank asing tersebut menghadapi masalah informasi dan transparansi calon debiturnya. Pendapat tersebut juga didukung oleh studi empiris lainnya yang menyatakan bahwa bank domestik cenderung lebih mengalokasikan kredit kepada opaque borrowers dikarenakan bank tersebut dapat memperoleh informasi mengenai transparansi calon debiturnya melalui lending relationship (soft information) (Althammer dan Haselmann, 2011; Detragiache et al., 2008; dan Gormley, 2011). Bank asing juga dapat menyediakan atau mangalokasikan kredit dalam mata uang asing lebih banyak karena bank tersebut kurang bergantung deposit domestik serta mempunyai akses lebih baik ke pasar modal internasional dan adanya pendanaan dari induk bank (Brown et al., 2008, Beer et al., 2010, ECB, 2006, Farnoux et al., 2004, dan Sorsa et al., 2007). Selain struktur kepemilikan yang dapat mempengaruhi perilaku bank dalam memberikan kredit, ukuran bank juga merupakan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi keputusan bank dalam memberikan kredit (Zarutskie, 2013). Penelitian-penelitian sebelumnya juga menyebutkan bahwa bank yang lebih besar akan cenderung ingin mencapai manfaat skala ekonomi dan lebih banyak melakukan diversifikasi portfolio kredit (Stein, 2002; Berger et al., 2005; Liberti dan Mian, 2009; Alessandrini et al., 2010; serta Presbitero dan Zazzaro, 2011). Berger dan Black (2011) juga memaparkan bahwa bank yang lebih besar cenderung memberikan kredit kepada transparent borrowers karena adanya hard information yang tersedia. Berdasarkan pemaparan di atas, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah: (1) Apakah struktur kepemilikan dan ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap keputusan mengalokasikan kredit kepada debitur UMKM, (2) Apakah struktur kepemilikan dan ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap keputusan mengalokasikan kredit kepada debitur NonUniversitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
5
UMKM, dan (3) Apakah struktur kepemilikan dan ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap keputusan mengalokasikan kredit dalam mata uang asing. Hipotesis yang dapat dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H1: Struktur kepemilikan dan ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap keputusan mengalokasikan kredit kepada debitur UMKM. H2: Struktur kepemilikan dan ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap keputusan mengalokasikan kredit kepada debitur Non-UMKM H3: Struktur kepemilikan dan ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap keputusan mengalokasikan kredit dalam mata uang asing.
3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan yang diambil dari Bank Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Umum Konvensional yang terdaftar di Bank Indonesia dan masih beroperasi selama periode penelitian, yakni 2009-2012. Kemudian bank-bank tersebut juga harus melaporkan laporan keuangan triwulanan ke Bank Indonesia dan tidak melakukan merger selama periode penelitian. Berdasarkan struktur kepemilikan, sampel bank di Indonesia terbagi menjadi empat kelompok, yaitu (1) bank milik negara (state-owned bank), (2) bank swasta domestik (private bank), (3) kantor cabang bank asing dan bank campuran (greenfield bank), serta (4) bank domestik yang diakuisisi oleh investor asing (takeover bank). Bank milik negara (state-owned bank) diklasifikasikan sesuai dengan penelitian Rinaldi (2013). Greenfield bank dan takeover bank diklasifikasikan sesuai dengan penelitian Degryse et al. (2012). Dalam penelitian ini, bank swasta domestik (private bank) dijadikan sebagai acuan sesuai dengan penelitian Degryse et al. (2012). Model regresi penelitian ini didasari oleh penelitian yang dilakukan Degryseet al. (2012) dimana model regresi dalam penelitian mereka berbentuk model regresi data panel logit. Pada model logit, regresi yang digunakan untuk menguji model tersebut mempunyai variabel dependen dalam bentuk dummy. Penelitian ini memodifikasi model regresi mereka dengan menambahkan satu variabel independen berupa ukuran bank (De Haas, Ferreira, dan Taci, 2010) dan variabel kontrol berupa interaksi antara NPL dan CAR. Model penelitian yang telah dimodifikasi tersebut digunakan untuk menguji ketiga hipotesis yang sebelumnya sudah dijelaskan. Berikut ini merupakan model logit yang ingin diuji dalam penelitian ini:
Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
6
!"
!!! = !! + !! !"#$$%&'$()!"!! + !! !"#$%&'%(!"!! (1 − !!" ) + !! !"#$#%&'(%)!"!! + !! !"#$%&'(!"!! + !! !"#$%ℎ!"!#$%"&'$'!"!! + !! !"#$%&'&!"#$"!%!"!! + !! !"#$%!!! + !!" (2)
dimana Pit merupakan probabilitas suatu bank mengalokasikan kredit berdasarkan tipe peminjam dan foreign currency; Greenfieldit-1 merupakan variabel dummy yang menggambarkan struktur kepemilikan dari greenfield bank; Takeoverit-1 merupakan variabel dummy yang menggambarkan struktur kepemilikan dari takeover bank; State-ownedit-1 merupakan variabel dummy yang menggambarkan struktur kepemilikan dari state-owned bank; BankCharacteristicsit-1 merupakan variabel kontrol yang menggambarkan karakteristik bank dan terdiri dari CAR, NPL, costs, serta interaksi CAR dan NPL (CAR*NPL); MarketStructureit-1 merupakan variabel kontrol yang menggambarkan struktur pasar dan terdiri
dari
Herfindahl
Index;
serta
Macrot-1
merupakan
variabel
kontrol
yang
menggambarkan indikator makroekonomi dan terdiri dari tingkat inflasi, suku bunga riil, dan pertumbuhan PDB. Tabel 1: Ringkasan Definisi Variabel Variabel
Definisi
Banks’ Portfolio Shares(!"
Greenfield Takeover State-owned
Bank Size CAR Costs NPL NPL*CAR Herfindahl Index (HHI) Inflation Rate Real Interest Rate GDP Growth
!!" (!!!!" )
)
Pit merupakan probabilitas suatu bank memberikan alokasi kredit dan bernilai 1 jika bank tersebut memberikan alokasi kredit berdasarkan tipe peminjam, yakni debitur UMKM dan debitur Non-UMKM, serta dalam mata uang asing Variabel dummy dengan nilai 1 untuk bank yang masuk melalui greenfield investment serta lebih dari 50% sahamnya dimiliki oleh investor asing (Degryse et al., 2012). Variabel dummy dengan nilai 1 untuk bank yang masuk dengan cara mengakuisisi bank domestik dan lebih dari 50% sahamnya dimiliki oleh investor asing (Degryse et al., 2012). Variabel dummy dengan nilai 1 untuk bank yang lebih dari 50% sahamnya dimiliki oleh lembaga pemerintah atau Bank Persero serta bank yang masuk ke dalam kelompok Bank Persero dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) (Rinaldi, 2013). Logaritma natural dari total assets (De Haas, Ferreira, dan Taci, 2010) Rasio dari modal terhadap aset tertimbang menurut risiko (ATMR) Rasio dari total operating costs terhadap total assets (Xu, 2011). Rasio NPL terhadap total pinjaman Variabel NPL dan CAR yang diinteraksikan (!"#$%& !ℎ!"# ! ) Tingkat inflasi triwulanan yang dimiliki suatu negara Dihitung dengan menggunakan persamaan Fisher, yaitu hasil selisih suku bunga nominal yang diambil dari nilai JIBOR dengan tingkat inflasi !"#! − !"#!!! !"#!!!
Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
7
4. Hasil Penelitian Dalam memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, penelitian ini juga memaparkan statistika deskriptif. Data penting mengenai sampel yang digunakan dalam penelitian ini tampak pada tabel 2. Tabel 2: Statistika Deskriptif Obs
Rerata
Median
Min
Max
Std. Dev
UMKM Loan
1712
0.9287
1.0000
0.0000
1.0000
0.2573
Non-UMKM Loan FX Loan (Foreign Currency Loan) DGF (Greenfield)
1712
0.9649
1.0000
0.0000
1.0000
0.1840
1712
0.5286
1.0000
0.0000
1.0000
0.4993
1712
0.2056
0.0000
0.0000
1.0000
0.4043
DTO (Takeover) DSO (State-owned) Bank Size NPL*CAR NPL CAR Costs HHI Inflation Rate
1712 1712 1712 1712 1712 1712 1712 1712 1712
0.1431 0.3020 15.5490 81.5190 2.7717 41.8650 0.0352 0.1418 5.3188
0.0000 0.0000 15.4341 41.1523 1.9300 22.0503 0.0254 0.1547 4.5150
0.0000 0.0000 11.4050 -1393.3700 0.0000 - 39.6180 0.0024 0.1074 2.5700
1.0000 1.0000 20.0685 5925.7250 51.3300 2529.4220 5.3540 0.1695 11.5000
0.3503 0.4592 1.7318 286.4944 4.2553 153.8573 0.1344 0.0234 2.2109
Real Interest Rate GDP Growth
1712 1712
0.9729 1.4181
0.4922 2.2165
3.9028 3.8765
1.5067 2.2260
-
1.2924 3.5737
Sebelum melakukan regresi data panel model logit, penelitian ini melakukan estimasi menggunakan OLS terlebih dahulu untuk melihat pengaruh variabel dummy terhadap alokasi kredit berdasarkan tipe peminjam, yakni debitur UMKM dan debitur Non-UMKM, serta dalam mata uang asing. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah dari keempat variabel dummy, termasuk variabel dummy bank swasta domestik yangdijadikan sebagai acuan dalam penelitian Degryse et al. (2012), mempunyai koefisien sebesar 1 atau 0. Jika salah satu dari keempat variabel dummy tersebut mempunyai koefisien sebesar 1 atau 0, maka variabel tersebut tidak dapat diestimasi dengan regresi data panel model logit di atas. Hasil estimasi variabel independen berupa variabel dummy terhadap alokasi kredit berdasarkan tipe peminjam, yakni debitur UMKM dan debitur Non-UMKM, serta dalam mata uang asing dapat dilihat pada tabel 3.
Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
8
Tabel 3: Hasil Regresi OLS
DGF (Greenfield) DTO (Takeover) DSO (State-owned) DPRIV (Private) Adj. R2 Number Obs.
UMKM Loan 0,6591*** (0,0116) 0,9959*** (0,0139) 0,9981*** (0,0096) 1,0000*** (0,0089) 0,2831 1712
Non-UMKM Loan 0,9972*** (0,0097) 0,9959*** (0,0116) 0,9168*** (0,0080) 0,9749*** (0,0074) 0,0304 1712
Foreign Currency Loan 0,9801*** (0,0221) 0,7388*** (0,0265) 0,2321*** (0,0182) 0,4331*** (0,0169) 0,3117 1712
***Signifikan pada α = 1%
Dari hasil regresi OLS yang dipaparkan di tabel 3, dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel DPRIV yang menggambarkan variabel dummy bank swasta domestik pada kolom 2 mempunyai nilai 1. Hal ini berarti bahwa selama periode penelitian, yakni dari tahun 20092012, seluruh bank swasta domestik memberikan kredit kepada debitur UMKM. Kondisi tersebut tidak memenuhi aturan model logit dimana variabel dependen terdiri dari nilai 0 dan 1. Jika sebuah variabel kualitatif mempunyai kategori sebanyak m, maka variabel dummy yang dapat digunakan hanya sebanyak m-1 (Gujarati, 2004). Berdasarkan penelitian Degryse et al. (2012), bank swasta domestik dijadikan sebagai benchmark dimana dalam aturan menggunakan variabel dummy, benchmark tersebut dijadikan sebagai konstanta (C). Bank swasta domestik dalam model logit alokasi kredit kepada debitur UMKM, tidak dapat dijadikan benchmark sehingga penelitian ini menetapkan variabel dummy state-owned (DSO) sebagai benchmark. Hal ini dilakukan untuk menghindari dummy trap, yaitu kondisi terjadinya perfect collinearity atau perfect multicollinearity dan mengatasi terjadinya masalah triangular matrix too small atau source matrix asymmetric pada Eviews 6. Untuk model logit alokasi kredit kepada debitur Non-UMKM (kolom 3) dan dalam mata uang asing (kolom 4), tidak terdapat koefisien variabel dummy yang bernilai 1 atau 0 sehingga bank swasta domestik tetap dijadikan sebagai benchmark sesuai dengan penelitian Degryse et al. (2012). Kemudian penelitian ini mulai melakukan estimasi model logit di atas untuk melihat pengaruh struktur kepemilikan dan ukuran bank terhadap keputusan bank mengalokasikan kredit berdasarkan tipe peminjam dan dalam mata uang asing. Tabel 4 menunjukkan hasil regresi dari model logit yang diestimasi dengan variabel dependen berupa alokasi kredit kepada debitur UMKM, debitur Non-UMKM, dan dalam mata uang asing. Tabel tersebut juga menunjukkan struktur kepemilikan (dummy greenfield, dummy takeover, dan dummy
Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
9
state-owned) dan ukuran bank sebagai variabel independen utama serta karakteristik bank, struktur pasar, dan indikator makroekonomi sebagai variabel kontrol. Table 4: Hasil Regresi Model Logit
C DGF (Greenfield) DTO (Takeover)
UMKM Loan 8,9594*** (3,3708) -7,1759*** (2,0403) -1,2854
Non-UMKM Loan 3,9869** (1,9697) 0,8947 (1,1217) 0,7572
Foreign Currency Loan -17,8512*** (1,7013) 3,4395*** (0,4683) 0,6875***
(3,0683)
(1,0472) -2,6628*** (0,3917) 0,4076*** (0,1012) 0,0014 (0,0009) -0,0020 (0,0175) -0,0022*** (0,0005) -0,3964 (0,3163) -22,7397 (23,4494) -0,5169*** (0,1564) -0,7624*** (0,2570) 0,1054 (0,0878) 0,3212 1712
(0,2282) -3,0884*** (0,2133) 1,1020*** (0,0691) -0,0006** (0,0003) 0,0319 (0,0203) -0,0007 (0,0005) -0,5813** (0,2469) -6,7381 (20,4692) 0,2941*** (0,0527) 0,3815*** (0,0728) 0,0156 (0,0357) 0,5041 1712
DSO (State-owned) Bank Size NPL*CAR NPL CAR Costs HHI Inflation Rate Real Interest Rate GDP Growth R2 (McFadden) Number Obs.
0,0304 (0,1229) -0,0032*** (0,0009) 0,4007*** (0,0925) -0,0019** (0,0010) -6,0802*** (1,9953) -1,4645 (7,3057) -0,2694** (0,1072) -0,2723* (0,1508) 0,0008 (0,0573) 0,5276 1712
***Signifikan pada α = 1% **Signifikan pada α = 5% *Signifikan pada α =10%
5. Pembahasan 5.1. Alokasi Kredit kepada Debitur UMKM Dari hasil regresi pada tabel 4 kolom 2, dapat dilihat bahwa hanya variabel dummy greenfield (DGF) yang menggambarkan struktur kepemilikan, mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi kredit kepada debitur UMKM. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Degryse et al. (2012) dan Lubis et al. (2014). Hubungan negatif tersebut menunjukkan bahwa greenfield bank cenderung lebih sedikit dalam mengalokasikan kredit kepada debitur UMKM (opaque borrowers). Hal ini dikarenakan bank tersebut menghadapi masalah dalam memperoleh informasi calon debiturnya. Akibatnya,
Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
10
greenfield bank akan cenderung lebih bergantung kepada hard information dalam mengambil keputusan terkait dengan alokasi kredit (Claeys dan Hainz, 2007). Terkait dengan karakteristik bank, semua variabel yang menggambarkan karakteristik bank mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan bank mengalokasikan kredit kepada debitur UMKM. Hasil regresimenemukan bahwa interaksi NPL dan CAR mempunyai hubungan negatif yang berarti bahwa bank cenderung akan mengurangi alokasi kredit baik kepada debitur UMKM ketika interaksi NPL dan CAR meningkat, begitu pula sebaliknya. Penelitian Zhang et al. (2008) menambahkan bahwa dalam tekanan regulasi kapitalisasi, bank cenderung meningkatkan CAR untuk memenuhi standar dengan cara mengurangi risiko dari kredit yang dimilikinya di saat bersamaan. Akibat adanya penurunan tingkat risiko tersebut, bank cenderung akan memberikan alokasi kredit yang lebih banyak kepada debitur UMKM. Kemudian hasil regresi untuk variabel NPL menunjukkan bahwa pengaruh positif dan signifikan sesuai dengan penelitian Barajas dan Steiner (2002). Penelitian mereka menyatakan bahwa dalam konteks regulasi perbankan yang rendah, bank-bank akan cenderung melakukan “gambling for resurrection” dengan memberikan alokasi kredit yang lebih banyak. Akibatnya, tingkat risiko yang dimiliki oleh bank tersebut juga ikut meningkat. Clarke et al. (2006) juga menambahkan bahwa bank yang mengalami masalah keuangan akan cenderung memanfaatkan “captured” clients yang diperolehnya dan menambah alokasi kredit kepada debitur tersebut. Penelitian Lubis et al. (2014) menyatakan bahwa UMKM dapat mengurangi dampak dari kondisi pasar global dikarenakan kegiatannya lebih bersifat domestik. Hal ini yang mendorong perbankan Indonesia untuk mengalokasikan kreditnya ke debitur UMKM (opaque borrower). Untuk variabel CAR, hasil regresi menemukan hubungan negatif dan signifikan terhadap alokasi kredit kepada debitur UMKM. Penelitian yang dilakukan Nuryakin dan Warjiyo (2006) menyatakan bahwa CAR yang mempunyai arah yang negatif dapat mempersempit ruang bank dalam alokasi kredit sehingga bank harus menjaga tingkat minimum dari CAR. Kondisi ini menyebabkan bank cenderung akan mengurangi risiko atas aset yang dimilikinya. Penelitian Zhang et al. (2008) juga menambahkan bahwa ketika adanya tekanan regulasi terkait dengan kapitalisasi, bank cenderung meningkatkan CAR pada periode sekarang untuk memberikan sinyal bahwa bank tersebut mempunyai kecukupan modal dan kinerja yang bagus kepada regulator dan investor. Kondisi ini juga diduga mengindikasikan bahwa industri perbankan Indonesia cenderung memperketat kapitalisasi yang dimiliki guna menghadapi dampak krisis global. Akibatnya, kapitalisasi yang juga dapat digunakan sebagai Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
11
cadangan dana untuk menghadapi risiko yang tidak terduga dan mengatasi risiko kredit atas alokasi kredit, cenderung dijaga kestabilannya. Hasil regresi pada tabel 4 kolom 2 juga menunjukkan bahwa variabel costs mempunyai hubungan yang negatif terhadap alokasi kredit kepada debitur UMKM.Kondisi ini berarti bahwa kenaikan biaya cenderung menurunkan alokasi kredit kepada debitur UMKM dikarenakan kenaikan biaya dapat menyebabkan penurunan laba yang diperoleh suatu bank. Penurunan laba tersebut mendorong perbankan untuk mengubah portofolio kredit dengan mengurangi jumlah alokasi kredit kepada debitur UMKM. Hal ini mengindikasikan bahwa bank cenderung memerlukan biaya lebih besar dalam menilai creditworthiness atas debitur tersebut. Terkait dengan indikator makroekonomi, hanya tingkat inflasi dan suku bunga riil yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan bank mengalokasikan kredit kepada debitur UMKM. Pada tabel 4 kolom 2, dapat dilihat bahwa tingkat inflasi mempunyai hubungan yang negatif dan signifikansesuai dengan penelitian Boyd dan Champ (2006). Peningkatan tingkat inflasi dapat menyebabkan para debitur terutama perusahaan mengurangi kegiatan dalam hal meminjam dana kepada bank. Hal ini disebabkan inflasi menyebabkan harga-harga secara umum menjadi naik sehingga ketika inflasi naik, maka produsen hanya dapat membeli bahan baku dalam jumlah yang lebih sedikit dari kondisi normal. Akibat adanya penurunan permintaan kredit tersebut menyebabkan para pelaku industri perbankan Indonesia merespon dengan mengurangi alokasi kredit tersebut. Untuk suku bunga riil, hasil regresi juga menemukan pengaruh negatif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan suku bunga riil menyebabkan cost of fund atas kredit menjadi relatif lebih mahal. Akibatnya, permintaan akan kredit mengalami penurunan dan para pelaku di industri perbankan merespon hal tersebut dengan cara mengurangi alokasi kreditnya. 5.2. Alokasi Kredit kepada Debitur Non-UMKM Dari hasil regresi pada tabel 4 kolom 3, dapat dilihat bahwa hanya variabel dummy stateo-owned (DSO) yang menggambarkan struktur kepemilikan mempunyai pengaruh signifikan terhadap alokasi kredit kepada debitur Non-UMKM. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Degryse et al. (2012). Hubungan negatif yang ditemukan pada hasil regresi menunjukkan bahwa state-owned bank cenderung mengurangi alokasi kredit kepada debitur Non-UMKM (transparent borrowers). Kondisi ini didukung oleh penelitian Banerjee dan Duflo (2002) bahwa bank milik negara mempunyai mandat untuk menjaga
Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
12
keadilan sosial sehingga bank tersebut cenderung memberikan alokasi kredit kepada debitur UMKM (opaque borrowers) dibandingkan debitur Non-UMKM (transparent borrowers). Pada tabel yang sama, hasil regresi menunjukkan bahwa bank size juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap alokasi kredit kepada debitur Non-UMKM. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh De Haas, Ferreira, dan Taci (2010) dan Havrylchyk et al. (2009). Kondisi tersebutmenunjukkan kecenderungan bank berukuran besar untuk menggunakan hard information dalam memberikan penilaian terhadap calon debitur. De Haas, Ferreira, dan Taci (2010) memaparkan bahwa bank yang berukuran besar mempunyai keunggulan komparatif dan kemudahan dalam memanfaatkan skala ekonomi untuk mengevaluasi “hard” information yang tersedia pada debitur tersebut. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa debitur yang masuk ke dalam kelompok perusahaan besar (transparent borrowers) cenderung membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang besar sehingga hanya bank-bank yang berukuran besar yang mampu memenuhi kebutuhan pendanaan debitur tersebut. 5.3. Alokasi Kredit dalam Mata Uang Asing Dari hasil regresi pada tabel 4 kolom 4, dapat dilihat bahwa semua variabel dummy yang menggambarkan struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap alokasi kredit dalam mata uang asing. Hasil regresi juga menunjukkan bahwa dummy greenfield mempunyai hubungan yang positif terhadap alokasi kredit dalam mata uang asing dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Degryse et al. (2012). Hubungan positif ini menunjukkan bahwa greenfield bank cenderung memberikan alokasi kredit yang lebih banyak dalam mata uang asing. Hasil yang sama juga ditemukan untuk dummy takeover. Hasil tersebut mendukung studi-studi empiris sebelumnya bahwa bank asing memberikan alokasi kredit dalam mata uang asing lebih banyak dikarenakan bank jenis tersebut kurang tergantung pada deposit domestik serta mempunyai akses pendanaan dari pasar modal internasional dan induk bank yang berpusat di luar negeri lebih baik (Brown et al., 2008, Beer et al., 2010, ECB, 2006, Farnoux et al., 2004, dan Sorsa et al., 2007). Sedangkan untuk variabel dummy state-owned, hasil regresi dalam tabel 4 kolom 4. menunjukkan bahwa dummy state-owned bank (DSO) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap alokasi kredit dalam mata uang asing. Hubungan negatif ini menunjukkan bahwa state-owned bank cenderung mengurangi alokasi kredit dalam mata uang asing. Kondisi ini diduga mengindikasikan bahwa state-owned bank mempunyai akses pendanaan di pasar modal domestik sehingga bank tersebut cenderung memberikan kredit dalam mata uang Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
13
domestik. Kemudian hasil regresi pada tabel yang sama juga menemukan bahwa bank size mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap alokasi kredit dalam mata uang asing. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Havrylchyk et al. (2009) dan mendukung argumen mereka bahwa bank yang lebih besar secara rata-rata mempunyai akses dalam memperoleh kewajiban dalam mata uang asing yang lebih baik dimana kewajiban tersebut disalurkan kepada debitur dalam bentuk kredit. Terkait dengan indikator makroekonomi, hanya tingkat inflasi dan suku bunga riil yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan bank mengalokasikan kredit kepada debitur UMKM. Pada tabel 4 kolom 4, dapat dilihat bahwa tingkat inflasi dan suku bunga riil mempunyai hubungan yang positif dan bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Degryse et al. (2012) yang menunjukkan bahwa tingkat inflasi dan suku bunga riil mempunyai pengaruh negatif dan signifikan. Namun demikian, hasil ini dapat mendukung argumen dalam penelitian mereka bahwa ketika tingkat inflasi dan suku bunga riil di dalam suatu negara mengalami penurunan, maka alokasi kredit dalam mata uang asing menjadi kurang menarik bagi para debitur. Dengan demikian, hubungan positif dari hasil regresi tersebut mengindikasikan bahwa peningkatan tingkat inflasi dan suku bunga riil menyebabkan alokasi kredit dalam mata uang asing menjadi lebih menarik bagi para debitur. Akibatnya, permintaan akan kredit dalam mata uang asing meningkat sehingga bank akan akan merespon hal tersebut dengan ikut meningkatkan alokasi kredit dalam mata uang asing.
6. Kesimpulan Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Struktur kepemilikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan mengalokasikan kredit kepada debitur UMKM. Hal tersebut digambarkan oleh greenfield bank dan sejalan dengan penelitian Degryse et al. (2012); (2) Struktur kepemilikan dan ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap keputusan mengalokasikan kredit kepada debitur Non-UMKM. Struktur kepemilikan berpengaruh negatif dan signifikan digambarkan oleh state-owned bank dimana hasil ini juga sejalan dengan penelitian Degryse et al. (2012). Arah yang berbeda ditunjukkan oleh ukuran bank yang mempunyai hubungan positif dengan keputusan mengalokasikan kredit kepada debitur Non-UMKM dan sejalan dengan penelitian De Haas, Ferreira, dan Taci (2010) serta Havrylchyk et al. (2009); dan (3) Struktur kepemilikan dan ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap keputusan mengalokasikan kredit dalam mata uang asing. Hal ini dapat dilihat dari greenfield bank, takeover bank, dan ukuran bank berpengaruh positif Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
14
dan signifikan dengan keputusan bank dalam mengalokasikan kredit dalam mata uang asing. Hasil yang berbeda ditemukan pada state-owned bank yang berpengaruh negatif dan signifikan dengan keputusan bank mengalokasikan kredit dalam mata uang asing.
7. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya adalah: (1) Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perilaku Bank Umum Konvensional dalam memberikan keputusan alokasi kredit dan memberikan bukti empiris di Indonesia. Kemudian penelitian selanjutnya diharapkan memasukkan pengaruh Bank Umum Konvensional yang melakukan merger selama periode penelitian ke dalam sampel penelitian, mendefinisikan transparent borrower dengan transparansi yang lebih jelas atau sesuai dengan jurnal acuan, memasukkan interaksi variabelvariabel dummy dengan variabel-variabel independen lainnya untuk lebih melihat pengaruh masing-masing jenis bank serta memasukkan variabel NPL untuk masing-masing tipe peminjam; (2) Investor, penelitian ini mengarahkan investor sebagai pihak yang memberikan dananya untuk memilih Bank Umum Konvensional dengan kriteria tingkat kesehatan yang baik dan mempunyai portofolio kredit yang lebih terdiversifikasi; (3) Pelaku bisnis, merupakan para calon debitur yang membutuhkan pendanaan dari luar terutama pinjaman dari bank sehingga perlu memperhatikan kriteria-kriteria diantaranya adalah untuk pelaku bisnis yang berukuran kecil, seperti UMKM, perlu memilih Bank Umum Konvensional yang termasuk ke dalam kelompok bank milik negara (Persero), Bank Pembangunan Daerah (BPD), bank swasta domestik, dan bank yang mempunyai jumlah aset yang sedikit (bank berukuran kecil). Sedangkan untuk pelaku bisnis yang berukuran besar, seperti perusahaan, perlu memilih Bank Umum Konvensional dengan kriteria, seperti mempunyai tingkat kesehatan yang baik yang dapat dilihat dari rasio CAR dan NPL, serta mempunyai jumlah aset yang banyak (bank berukuran besar); (4) Pemerintah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan saran bagi pemerintah untuk mengatur jumlah kredit yang dialokasikan bank kepada debitur UMKM sesuai dengan kemampuan dan karakteristik masing-masing bank serta mengatur kembali jumlah kepemilikan asing dalam suatu bank dan prosedur bank asing untuk masuk dan keluar dari pasar di Indonesia guna mencegah pihak asing menguasai bank tersebut dan mempengaruhi kondisi perbankan nasional, seperti keluar dari industri perbankan dengan mudah ketika perekonomian Indonesia dalam kondisi krisis. Dalam rangka meningkatkan jumlah alokasi kredit kepada debitur Non-UMKM, maka pemerintah dapat
Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
15
memperbesar ukuran bank melalui peningkatan jumlah aset bank; demikian pula sebaliknya. Kemudian untuk meningkatkan jumlah alokasi kredit dalam mata uang asing, maka pemerintah dapat menambah jumlah greenfield bank dan takeover bank; demikian pula sebaliknya.
8. Daftar Referensi Althammer, W., & Haselmann, R. (2011). Explaining foreign bank entrance in emerging markets. Journal of Comparative Economics, 39(4), 486-498. Anindita, Anggayasti Hayu. (2012). Analisis Pengaruh Kinerja dan Karakteristik Bank terhadap Porsi Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang Disalurkan Bank Umum Konvensional di Indonesia Periode 2005-2009. Jakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Badan Pusat Statistika. www.bps.go.id Banerjee, A.V., Duflo, E., 2002. The nature of credit constraints: Evidence from an Indian bank, Working Paper 02-05, Massachusetts Institute of Technology, Cambridge, MA Barajas, A., & Steiner, R. (2002). Why don't they lend? Credit Stagnation in Latin America. IMF Staff Papers, 49, 156-184. Berger, A. N., & Black, L. K. (2011). Bank size, lending technologies, and small business finance. Journal of Banking & Finance, 35(3), 724-735. Berger, A. N., Klapper, L. F., & Udell, G. F. (2001). The ability of banks to lend to informationally opaque small businesses. Journal of Banking & Finance, 25(12), 21272167. Berger, A. N., Rosen, R. J., & Udell, G. F. (2001). The effect of market size structure on competition: The case of small business lending (No. WP-01-10). Federal Reserve Bank of Chicago. Bichsel, R., & Blum, J. (2002). The Relationship between Risk and Capital in Swiss commercial Banks: A Panel Study (No. 02.04). Swiss National Bank, Study Center Gerzensee. Blum, J. (1999). Do capital adequacy requirements reduce risks in banking?. Journal of Banking & Finance, 23(5), 755-771. Boyd, J. H., & Champ, B. (2006). Inflation, banking, and economic growth. Economic Commentary, (May 15).
Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
16
Brooks, Chris. (2008). Introductory Econometrics for Finance 2nd Edition. Cambridge University Press, New York. Chen, S. H., & Liao, C. C. (2011). Are foreign banks more profitable than domestic banks? Home-and host-country effects of banking market structure, governance, and supervision. Journal of Banking & Finance, 35(4), 819-839. Claeys, S. A., & Hainz, C. (2006). Acquisition versus greenfield: The impact of the mode of foreign bank entry on information and bank lending rates. European Central Bank Working Paper No 653. Claeys, S., & Hainz, C. (2007). Acquisition versus greenfield: The impact of the mode of foreign bank entry on information and bank lending rates. Sveriges Riksbank Working Paper Series June 2007 (No. 210). Clarke, G. R., Cull, R., & Martínez Pería, M. S. (2006). Foreign bank participation and access to credit across firms in developing countries. Journal of comparative economics, 34(4), 774-795. De Haas, R., Ferreira, D., & Taci, A. (2010). What determines the composition of banks’ loan portfolios? Evidence from transition countries. Journal of Banking & Finance, 34(2), 388-398. Degryse, H., Havrylchyk, O., Jurzyk, E., & Kozak, S. (2012). Foreign bank entry, credit allocation and lending rates in emerging markets: Empirical evidence from Poland. Journal of Banking & Finance, 36(11), 2949-2959. Dell'Ariccia, G., & Marquez, R. (2004). Information and bank credit allocation. Journal of Financial Economics, 72(1), 185-214. Direktori Perbankan Indonesia, 2008-2012.www.bi.go.id Gujarati, Damodar, N. (2004). Basic Econometrics 4th Edition. McGraw-Hill/Irwin, New York. Hanggoro, Fajrin Y. (2006). Dampak dari Keberadaan Bank Asing terhadap Kinerja BankBank Domestik di Indonesia Periode 2000-2005. Jakarta: Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Havrylchyk, O., Jurzyk, E., & Kozak, S. (2009). Foreign bank entry and credit allocation in emerging markets. International Monetary Fund, Strategy, Policy, and Review Department. Hendranastiti, Nur Dhani. (2012). Analisis Pengaruh Karakteristik Bank Umum, Kondisi Makroekonomi, dan Kesehatan Bank Umum terhadap Proporsi Penyaluran Bank Umum
Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014
17
di Indonesia kepada UMKM Periode 2006-2010. Jakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Herdian, Suci. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Kredit UMKM: Perbandingan antara BUSN Devisa dan Bank Persero. Jakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hryckiewicz, A., & Kowalewski, O. (2010). Economic determinates, financial crisis and entry modes of foreign banks into emerging markets. Emerging markets review, 11(3), 205228. Kamp, A., Pfingsten, A., & Porath, D. (2005). Do banks diversify loan portfolios? A tentative answer based on individual bank loan portfolios (No. 2005, 03). Discussion Paper, Series 2: Banking and Financial Supervision. Lubis, A. W., Bustaman, Y., & Rianti, R. S. (2014). Does Foreign Bank Entry Improve Credit Allocation and Lending Rates?: Evidence from Indonesia.www.ssrn.com Mankiw, N. Gregory. (2000). Teori Makroekonomi Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga. Molyneux, P., Nguyen, L. H., & Xie, R. (2013). Foreign bank entry in South East Asia. International Review of Financial Analysis, 30, 26-35. Nuryakin, C., & Warjiyo, P. (2006). Perilaku Penawaran Kredit Bank Di Indonesia: Kasus Pasar Oligopoli Periode Januari 2001-Juli 2005. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, 21-55. Rinaldi, Banu. (2013). Analisis Pengaruh Kepemilikan Bank dan Penetrasi Bank Asing terhadap Alokasi Kredit Usaha Kecil Bank Umum di Indonesia Periode 2002-2009. Jakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sengupta, R. (2007). Foreign entry and bank competition. Journal of Financial Economics, 84(2), 502-528. Xu, Y. (2011). Towards a more accurate measure of foreign bank entry and its impact on domestic banking performance: The case of China. Journal of Banking & Finance, 35(4), 886-901. Zarutskie, R. (2013). Competition, financial innovation and commercial bank loan portfolios. Journal of Financial Intermediation, 22(3), 373-396. Zhang, Z. Y., Wu, J., & Liu, Q. F. (2008). Impacts of Capital Adequacy Regulation on Risktaking Behaviors of Banking. Systems Engineering-Theory & Practice, 28(8), 183-189.
Universitas Indonesia Pengaruh masuknya..., Erika Damayanti Hendratno, FE UI, 2014