ANALISIS PENGARUH ASSET, DANA PIHAK KETIGA DAN KREDIT YANG DIBERIKAN TERHADAP KINERJA EFISIENSI BANK PERSERO DI INDONESIA
oleh
Novi Widyastuti NIM : 107081002695
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432H/2011 M
Daftar Riwayat Hidup I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama 2. Tempat & Tgl. Lahir 3. Tinggal di 4. Alamat
5. Telepon II. PENDIDIKAN 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. S1
: Novi Widyastuti : Jakarta, 13 Januari 1990 : Jakarta : Jl. Kebagusan IV RT. 01/04 No.24 D Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520 : 08567619798
: SDN Jagakarsa 14 Pagi : SMPN 175 Jakarta : SMAN 109 Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota ROHIS SMPN 175 Jakarta 2. Anggota MADING ( Majalah Dinding ) SMAN 109 Jakarta 3. Anggota Karang Taruna RT. 01/04 4. Anggota KPPS PEMILU Legislatif 2009 5. Anggota PMII UIN Syarif Hidayatullah IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah 2. Tempat & Tgl. Lahir 3. Alamat
: Sulaiman : Kuningan, 14 maret 1962 : Jl. Kebagusan IV RT. 01/04 No.24 D Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520
4. Ibu 5. Tempat & Tgl. Lahir 6. Alamat
: Sri Bandiyah : Semarang, 23 Mei 1958 : Jl. Kebagusan IV RT. 01/04 No.24 D Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520
7. Anak ke dari
: 2 (dua) dari 3(tiga) bersaudara
i
Abstract
This study aims to analyze the level of efficiency at bank limited company. In addition, this study also analyzed the influence of assets, third party funds and credit is given to the performance efficiency of the bank limited company in Indonesia. The model used in this research that the DEA (Data Envelopment Analysis) and then proceed with the panel data regression. The results of calculations with the DEA method shows that the average level of efficiency of bank BNI 96.15%, 92.56% of BRI, Mandiri and BTN 98.50% 96.51%. With panel data regression results showed that the only assets that have a significant effect on the performance efficiency of the bank limited company in Indonesia, while thirdparty funds and loans provided no significant effect on the efficiency performance of banks limited company in Indonesia.
Keywords : efficiency, DEA (Data Envelopment Analysis), panel data regression.
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar tingkat efisiensi pada bank persero. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis pengaruh asset, dana pihak ketiga dan kredit yang diberikan terhadap kinerja efisiensi bank persero di Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu DEA ( Data Envelopment Analysis ) dan kemudian dilanjutkan dengan regresi panel data. Hasil perhitungan dengan metode DEA menunjukan bahwa rata - rata tingkat efisiensi bank BNI sebesar 96.15%, BRI 92.56%, MANDIRI 98.50% dan BTN 96.51%. Dengan regresi panel data hasil penelitian menunjukan bahwa hanya asset yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja efisiensi bank persero di Indonesia sedangkan dana pihak ketiga dan kredit yang diberikan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja efisiensi bank persero di Indonesia.
Kata kunci : efisiensi, DEA ( Data Envelopment Analysis ), regresi panel data.
iii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb.
Alhamdulillah, hanya kepada Allah SWT segala puji dan syukur penulis panjatkan. Tidak ada daya dan kekuatan tanpa kehendak-Nya. Cukup bagiku Allah sebagai penolong dan pelindung. Teriring salam dan salawat kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW. Penulis berusaha seoptimal mungkin mencurahkan segala kemampuan yang penulis miliki dalam penyelesaian skripsi ini, namun mungkin terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan maupun pembahasannya. Oleh karena itu, kritik serta saran sangat dibutuhkan demi menghasilkan sebuah karya penelitian yang sempurna. Hasil penelitian yang ditemukan dalam penelitian ini sangat ditentukan oleh data variabel yang digunakan, metode penelitian serta kemampuan memahami, mengelola dan menafsirkan sang penulis. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari kontribusi banyak pihak, karenanya penulis dengan sepenuh hati mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung membantu, mendorong, serta memberikan inspirasi sehingga skripsi ini bisa selesai sesuai dengan target. Secara khusus penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tuaku tercinta, yang selalu menyebut namaku disetiap lantunan doa yang dipanjatkan. Terima kasih atas doa dan harapanmu semoga Allah kelak membalasnya dengan yang lebih baik. 2. Kakak dan adikku tercinta, Dewi dan Yusuf. Terima kasih atas canda tawa yang selalu kalian taburkan disaat kakakmu ini sedang sendu. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan FEB yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pembantu Dekan FEB dan sekaligus menjadi pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan, motivasi, serta mengoreksi kesalahan – kesalahan dalam skripsi penulis.
iv
5. Bapak Ade Ananto Terminanto, SE, MM selaku pembimbing II yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis menyelesaikan skripsi ini. 6. Teman dekat ku Awal, terima kasih telah memberikan semangat agar skripsi ini cepat selesai, terima kasih….. 7. Sahabat – sahabat seperjuanganku di manajemen perbankan. Dini, Nadia, Dewi, Bayu, Yolan, Pinkan, Zadi, Dani, Wulan, Peri, Robi, dll. Jangan lupakan akuuu… 8. Teman manajemen B, Ria, Umi, Adlin, Neneng, Nidia, Bimo, Ari, Ole, Haikal, Aghi, Hakim, Kidut dan juga yang lainnya yang telah berbagi bersama selama penulis kuliah. Salam cinta dariku untuk kalian semua. 9. Terima kasih kepada Abee dan Ria yang telah membantu penulis mempelajari program untuk mengolah data penelitian. Terima kasih atas bantuannya...
Akhirnya penulis panjatkan doa kehadirat Allah SWT yang Maha Mendengar dan Maha Pengabul Doa setiap hamba-Nya, untuk selalu memberikan kemudahan-kemudahan atas setiap kesulitan yang datang dan membalas kebaikan kita semua dengan yang lebih baik, serta menjadikan skripsi ini kebaikan bagi penulis dan memberikan manfaat bagi siapa yang membacanya. Amin...........
Jakarta, Agustus 2011
Novi Widyastuti
v
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup
i
Abstract
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
7
2. Manfaat Penelitian
8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengantar
9
B. Pengertian Bank
9
C. Jenis – Jenis Bank
12
D. Sumber – Sumber Dana Bank
14
vi
E. Usaha Bank Umum
16
1. Kegiatan Penghimpunan Dana
17
2. Kegiatan Penyaluran Dana
17
3. Penyediaan Jasa – Jasa
19
F. Laporan Keuangan Bank Umum
20
1.
Pengertian Laporan Keuangan
20
2.
Laporan Keuangan Bank Umum
22
G. Rentabilitas
23
H. Bank Persero
25
I. Penelitian Terdahulu
26
J. Keterkaitan Antar Variabel
31
K. Kerangka Pemikiran
33
L. Hipotesis Penelitian
35
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
37
B. Metode Penentuan Sample
37
C. Metode Pengumpulan Data
38
D. Metode Analisis Data 1.
Data Envelopment Analysis(DEA)
39
2.
Regresi Data Panel
42
E. Operasional Variabel Penelitian
vii
45
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bank Pemerintah
48
2. Restrukturisasi Perbankan Indonesia
50
B. Hasil Perhitungan Efisiensi Bank Persero 1. Bank Negara Indonesia (BNI)
53
2. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
58
3. Bank Mandiri
62
4. Bank Tabungan Negara (BTN)
65
5. Efisiensi Bank Persero
69
6. Pengujian Hipotesis Efisiensi
70
7. Analisis Regresi Panel Data Fixed Effect
72
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 1. Kesimpulan
75
2. Implikasi
76
DAFTAR PUSTAKA
77
LAMPIRAN
79
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
Keterangan
Hal
2.1
Penelitian Terdahulu
28
3.1
Tabel Sampel Penelitian
38
4.1
Efisiensi Bank BNI
54
4.2
Table of peer units BNI 2009
56
4.3
Table Of Target Values
57
4.4
Efisiensi Bank BRI
58
4.5
Table Of Peer Units BRI 2007
60
4.6
Table Of Target Values
61
4.7
Efisiensi Bank Mandiri
62
4.8
Table Of Peer Units
64
4.9
Table Of Target Values
65
4.10
Efisiensi Bank BTN
66
4.11
Table Of Peer Units
68
4.12
Table Of Target Values
69
4.13
Rata – Rata Efisiensi Bank Persero
71
4.14
Rata – Rata Skor Efisiensi Bank Persero
71
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Keterangan
Hal
2.1
Proses Akuntansi
21
2.2
Kerangka Pemikiran
34
4.1
Grafik Tingkat Efisiensi Bank BNI tahun 2001 – 2009
55
4.2
Grafik Tingkat Efisiensi Bank BRI Tahun 2001 – 2009
59
4.3
Grafik Tingkat Efisiensi Bank Mandiri Tahun
4.4
2001 – 2009
63
Grafik Tingkat Efisiensi Bank BTN Tahun 2001 – 2009
67
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Keterangan
Hal
1
Variabel Input Output Tingkat Efisiensi
79
2
Variabel Input di Log
81
3
Output Hasil Uji Efisiensi Bank Persero
83
4
Output Hasil Uji Refresi Panel Data Fixed Effect
123
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan bank umum pada dekade 1990-an merupakan tugas yang amat menantang. Kondisi perekonomian yang sedemikian sulit, terjadinya perubahan peraturan yang cepat, persaingan yang semakin tajam, dan berbagai kecenderungan lain dalam industri perbankan menjadikan alasan perlunya manajemen bank yang solid agar mampu menghadapi dan mengantisipasi semua keadaan. Konsep dan teknik yang digunakan dan dikembangkan bank begitu cepat menjadi ketinggalan dan harus segera diperbaharui. Demikain pula pasar yang dilayani bank demikian cepat mengalami perubahan secara dramatis, terutama sejak memasuki tahun 1990-an.
Dalam
menghadapi
meningkatnya
kompleksitas
dalam
pengambilan keputusan, banyak manajemen bank menganggap hal tersebut sebagai suatu beban dan sangat menyusahkan. Sebaliknya, banyak bank lain yang menjadikannya sebagai suatu kondisi untuk menilai kinerja manajemen bank.(Dahlan Siamat,2005:275). Pada umumnya, kinerja perbankan Indonesia sebelum terjadinya krisis ekonomi cukup baik dan menunjukan kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari mobilisasi dana pada tahun 1996 mencapai Rp 414 triliun, dana pihak ketiga, giro, tabungan dengan deposito serta kredit mengalami kenaikan menjadi Rp 304 triliun dari Rp 266 triliun. Efisiensi pada tahun tersebut
1
juga masih dapat dikatakan baik. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional menunjukan nilai 92%, ROE 16.96%, CAR menunjukan peningkatan rata – rata 12.10%. Industri perbankan saat ini sudah membaik tapi perbankan Indonesia belum efisien. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan-to-deposit ratio/LDR perbankan Indonesia masih rendah, hal itu menandakan bahwa penyaluran kredit belum optimal, karena dana yang disalurkan untuk kredit masih sekitar 70% dari total dana pihak ketiga (DPK). Menurut ketentuan BI, LDR yang netral berada di kisaran 85-110 persen. Kredit bermasalah juga menyebabkan tidak optimumnya fungsi intermediasi perbankan. Persoalan lain dalam perbankan yaitu terjadinya ekses likuiditas, hal ini terlihat dalam besarnya dana bank yang ditempatkan di BI dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Selama ini, penilaian mengenai kinerja keuangan perbankan di Indonesia telah banyak dibahas dan disajikan dengan metodologi CAMEL sedangkan di dalam penelitian ini akan meniliai kinerja perbankan berdasarkan tingkat efisiensi. Di lain pihak, pemahaman akan kinerja efisiensi bank mutlak diperlukan dalam situasi persaingan industri perbankan yang semakin ketat, terutama untuk menganstisipasi kriteria bank jangkar seperti yang syaratkan di dalam Arsitektur Perbankan Indonesia ( API ). Efisiensi merupakan akar permasalahan kesehatan dan sumber pertumbuhan perbankan. Fenomena munculnya bank-bank besar dan
2
merger perbankan juga ditujukan untuk mendapatkan efisiensi. Hukum too big too fail pada perbankan konvensional telah mendorong perbankan untuk
meningkatkan
skala
usaha
dalam
rangka
meningkatkan
efisiensi(Priyonggo Suseno,2008 ). Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisiensian. Sedangkan efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja yang cukup populer, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas kesulitan - kesulitan dalam menghitung ukuranukuran kinerja sebagaimana disebutkan di atas. Sering kali, perhitungan tingkat keuntungan menunjukkan kinerja yang baik, tidak masuk dalam kriteria “sehat” atau berprestasi dari sisi peraturan. Sebagaimana diketahui, industri perbankan adalah industri yang paling banyak diatur oleh peraturan-peraturan yang sekaligus menjadi ukuran kinerja dunia perbankan. Capital Adequacy Ratio (CAR), Reserve Requirement, Legal Lending Limit dan kredibilitas para pengelola bank adalah contoh
3
peraturan-peraturan yang sekaligus menjadi kriteria kinerja di dunia perbankan ( Muliaman D.Hadad, dkk, 2003). Suatu bank dikatakan efisien secara teknik
apabila mampu
menghasilkan output maksimal dengan sumber daya input tertentu atau menghasilkan output tertentu dengan sumber daya input minimal. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengukur kinerja suatu bank yang dapat menggambarkan kemampuan bank dalam mengelola input menjadi output yang menunjukan ukuran efisiensi relatif suatu bank. Studi empiris tentang kinerja efisiensi bank telah banyak dilakukan. Muliaman D. Hadad, dkk. (2003) mereka melakukan studi pada periode tahun 1995 sampai 2003. Studi ini menggunakan dua metode parametrik untuk menganalisis tingkat efisiensi bank di Indonesia. Hasil dari studi tersebut menunjukan bahwa bank asing campuran merupakan kategori bank paling efisien dibandingkan dengan kategori lainnya. Zaenal Abidin ( 2007 ) mengevaluasi kinerja efisiensi 93 bank umum di Indonesia pada periode
tahun 2002 sampai 2005.
Hasil temuan
menunjukkan bahwa kelompok bank asing dan bank pemerintah menunjukan lebih efisien dibandingkan kelompok bank lain. Secara rata – rata tingkat efisiensi 93 bank umum mengalami peningkatan dari ( 0.776 ) ditahun 2002 menjadi ( 0.793 ) di akhir tahun 2003 tetapi kemudian mengalami penurunan di tahun 2004 dan 2005 yaitu sebesar 0.782 dan 0.736. Pada bank Persero, bank BNI, BRI dan Mandiri selalu mencapai
4
tingkat efisiensi 100 %. Sedangkan bagi BTN, selama 2 tahun terakhir hanya mencapai 89 % dan 97 % di bandingkan seluruh jenis bank. Sari Yuniarti ( 2007 ) meneliti efisiensi kinerja pada bank berstratifikasi dengan kategori bank kegiatan terbatas, bank fokus, dan bank nasional yang go public pada tahun 2005-2007 dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis. Hasil penelitian menunjukan rata – rata kinerja efisiensi relatif pada bank – bank go public dari tahun 20052007 mengalami peningkatan efisiensi yang cukup baik. Efisiensi yang paling baik dicapai oleh Bank Capital Indonesia, Bank Lippo, Bank Panin, Bank Victoria Internasional yang masing – masing merupakan kategori bank fokus serta Bank BCA dan Bank BRI yang masuk dalam kategori bank nasional ( nilai efisiensi relative 1,0000 atau 100% ). Dengan keunggulan yang dimilki DEA sebagai alat analisis efisiensi bank, penulis akan menggunakan DEA dalam mengukur tingkat efisiensi bank persero. Kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi data panel untuk menganalisis apakah total asset, dana pihak ketiga, dan kredit yang diberikan mempengaruhi tingkat efisiensi pada bank persero. Dengan juga menganalisis total asset, dana pihak ketiga, dan kredit yang diberikan penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian – penelitian sebelumnya yang hanya menganalisis efisiensi perbankan di Indonesia, antara lain Priyonggo Suseno (2008) yang meneliti tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia, Zaenal Abidin ( 2007 ) yang meneliti kinerja efisiensi 93 bank umum di Indonesia, Yuliani (2007) yang
5
meneliti hubungan antara tingkat efisiensi operasional terhadap kinerja profitabilitas untuk perusahaan perbankan go public di Indonesia. Maka penulis mengangkat judul “ Analisis Pengaruh Total Asset, Dana Pihak Ketiga, Dan Kredit Yang Diberikan Terhadap Kinerja Efisiensi Bank Persero di Indonesia”. Peneliti memilih bank persero sebagai sampel dalam penelitian karena secara mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah. Apabila bank persero memiliki tingkat efisiensi yang baik, maka masyarakat tidak akan ragu – ragu untuk menyimpan uang mereka di bank. Bank persero dapat dikatakan sebagai bank yang dijadikan patokan para masyarakat, karena apabila bank persero tidak efisien, maka masyarakat tidak akan percaya lagi kepada bank persero, dan masyarakat akan beralih ke bank – bank lainnya, seperti bank asing, bank swasta nasional. Apabila hal ini terjadi, maka masyarakat tidak akan menyimpan uang mereka di bank – bank pemerintah, dan akan menurunkan tingkat keuntungan bank pemerintah itu sendiri. Bank persero yang sebelumnya berjumlah 7 bank diperkecil jumlahnya menjadi hanya 4 bank. Kebijakan pemerintah terhadap bank persero dilakukan dengan menggabungkan ( merger ) Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia dan Bank Dagang Negara ke dalam Bank Mandiri, sementara BTN, BNI 46 dan BRI tetap terus beroperasi seperti sebelumnya. Bank Ekspor Impor Indonesia berubah menjadi Bank Ekspor
6
Indonesia yang tidak lagi beroperasi sebagai bank dan berubah fungsi menjadi lembaga pembiayaan ekspor. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengambil kebijakan untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab ketidakefisienan sehingga dapat pula dibuat kebijakan-kebijakan yang mengarah pada langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh perbankan di Indonesia. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pula pengambil kebijakan mengambil langkah-langkah tepat baik bagi bank yang sudah sangat tidak efisien (exit policy) ( Muliaman D. Hadad, dkk, 2003 ).
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat efisiensi bank persero dengan metode DEA (Data Envelopment Analysis) ? 2. Bagaimana pengaruh Total Asset, Dana Pihak Ketiga, dan Kredit yang Diberikan terhadap tingkat efisiensi bank persero ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
7
a. Menganalisis tingkat kinerja efisiensi bank persero ( BRI, BNI, MANDIRI, dan BTN ) dilihat dari metode Data Envelopment Analysis ( DEA ). b. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh Total Asset, Dana Pihak Ketiga, dan Kredit yang Diberikan terhadap tingkat efisiensi bank persero. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dan memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi penulis, penelitian ini akan menjadi salah satu cara untuk
mengaplikasikan
dan
mengembangkan
ilmu
akademis yang telah didapatkan di bangku kuliah. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak pengambil keputusan tentang kinerja efisiensi bank yang ada di Indonesia. c. Dapat memberikan informasi tentang kinerja efisiensi bank di Indonesia bagi pihak – pihak yang berkepentingan dengan studi ini. d. Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan perbandingan mengenai
kinerja
efisiensi
bank
bagi
penelitian selanjutnya.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengantar Dalam Bab II ini, akan diuraikan kerangka teori yang digunakan sebagai landasan yang berkaitan dengan tingkat kinerja efisiensi bank Persero di Indonesia yang diteliti dapat memilki landasan keilmuan yang kuat. Setelah uraian kerangka teori, akan diuraikan penelitian – penelitian sebelumnya sebagai landasan pembanding atau rujukan metodologi yang digunakan. Pengertian bank, jenis – jenis bank, kegiatan bank, dan lain – lain akan dipaparkan dan dijelaskan lebih detail.
B. Pengertian Bank Banyak definisi mengenai bank, pada dasarnya semua definisi tersebut tidak berbeda satu sama lain, perbedaannya hanya pada tugas atau usaha bank. Bank dapat didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai perantara ( financial intermediary ) untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang ditentukan (Ahmad Rodoni, 2006:21). Menurut Kasmir (1999:23), dalam pembicaraan sehari – hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat
untuk
meminjam
uang
(
kredit
)
bagi
masyarakat
yang
membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk
9
menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran. Pengertian bank menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 adalah : 1) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. 2) Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya
memberikan
jasa
dalam
lalu
lintas
pembayaran. 3) Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Definisi bank di atas memberi tekanan bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dananya, hendaknya bank tidak semata – mata memperoleh keuntungan yang sebesar – besarnya bagi pemilik tapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat ( Dahlan Siamat, 2005:275-276 ).
10
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang lebih dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyarakat adalah giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito. Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak perbankan memberikan rangsangan berupa balas jasa yang akan diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan, atau balas jasa lainnya. Semakin tinggi balas jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya. Oleh karena itu pihak perbankan harus memberikan berbagai rangsangan dan kepercayaan sehingga masyarakat berminat untuk menanamkan dananya. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijualbelikan
11
kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan istilah kredit ( lending ). Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit ( debitur ) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Disamping bunga simpanan pengaruh besar kecil bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, biaya operasi yang dikeluarkan, cadangan resiko kredit macet, pajak serta pengaruh lain – lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan menghimpun ( funding ) dan menyalurkan dana ( lending ) ini merupakan kegiatan utama bank(Kasmir, 1999:23-25).
C. Jenis – Jenis Bank Kasmir,1999, dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang – Undang Perbankan. Jika kita melihat jenis perbankan sebelum keluar Undang – Undang Perbankan nomor 10 Tahun 1998 dengan sebelumnya yaitu Undang – Undang nomor 14 Tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan. Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya.
12
Bank – bank yang beroperasi di Indonesia saat ini pada dasarnya dikelompokkan ke dalam Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ). Sedangkan Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral. Namun demikian, sejalan dengan terjadinya perubahan dalam sistem keuangan terutama yang terkait dengan kelembagaan perbankan sebagai dampak di keluarkannya undang – undang di bidang keuangan dan perbankan, bank yang beroperasi di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan ( Dahlan Siamat,2005:47 ): 1.
Fungsi, yaitu : Bank Sentral; Bank Umum; Bank Perkreditan Rakyat.
2.
Kepemilikan, yaitu : Bank Persero ( Bank Pemerintah ); Bank Umum Swasta Nasional; Bank Asing; Bank Pemerintah Daerah; Bank Campuran.
3.
Sistem Pengenaan Bunga, yaitu : Bank Konvensional; Bank Syariah.
4.
Kegiatannya di Bidang Devisa, yaitu : Bank Devisa ( foreign exchange bank ); Bank Non Devisa ( non foreign exchange bank ).
13
Sebagai konsekuensi diundangkannya UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan menggantikan UU No.14 Tahun 1967, bank – bank yang sebelumnya beroperasi sebagai bank tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi, semuanya dikelompokan menjadi bank umum. Sementara bank pasar, bank desa, dan lembaga kredit pedesaan lainnya yang telah mendapatkan pengukuhan dari Menteri Keuangan, berubah status menjadi BPR. Sementara itu Bank Indonesia melakukan fungsinya sebagai bank sentral dan melakukan pengaturan, pengawasan, dan pembinaan terhadap sektor perbankan. Namun demikian berdasarkan ketentuan perundangan, bank – bank umum pada dasarnya dapat memilih untuk berkonsentrasi melakukan kegiatan pada segmen usaha tertentu sebagai strategi bisnisnya, misalnya: bank tabungan, bank pembangunan, dan bank koperasi. Akan tetapi, secara kelembagaan bank – bank tersebut tetap sebagai bank umum ( Dahlan Siamat, 2005:48 ).
D. Sumber – Sumber Dana Bank Sumber utama dana bank berasal dari simpanan dalam bentuk giro (demand deposit), deposito berjangka (time deposit), dan tabungan (saving deposit). Ketiga jenis dana ini sering disebut sebagai sumber dana tradisional bank. Sumber – sumber dana bank dalam bentuk simpanan tersebut dapat berasal dari masyarakat maupun dari institusi. Di samping itu, sumber dana bank dapat pula berasal dari modal dan sumber lainnya yang tidak termasuk dari kedua sumber tersebut diatas.
14
1.
Giro Giro atau demand deposit sering juga disebut cheking account adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindahbukuan. Karena sifat penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat tersebut, maka giro ini merupakan sumber dana yang sangat labil bagi bank.
2.
Deposito Berjangka Deposito berjangka (time deposit) adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank. Sumber dana ini memiliki cirri – cirri pokok, yaitu jangka waktu penarikannya tetap, oleh karena itu sering disebut fixed deposit yang umumnya memiliki jangka waktu jatuh tempo 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan. Deposito berjangka ini hanya dapat ditarik atau diuangkan pada saat jatuh temponya oleh pihak bank yang namanya tercantum dalam bilyet deposito. Oleh karena itu, deposito berjangka merupakan simpanan atas nama. Selanjutnya, deposito yang ditarik oleh deposan sebelum jangka waktu jatuh temponya sebagaimana yang telah diperjanjikan, bank mengenakan penalti kepada deposan dan hak pendapatan bunga tidak diperhitungkan oleh bank atas deposito berjangka tersebut.
15
3.
Tabungan Tabungan
(savings
deposit)
adalah
simpanan
yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan dengan itu. 4.
Sertifikat Deposito Sertifikat deposito atau sertificate of deposit sering disingkat CD saja adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperjualbelikan. Bentuk simpanan tersebut sampai saat ini, khususnya dalam masyarakat perbankan Indonesia, belum begitu populer sebagai mana deposito berjangka dan tabungan. Oleh karena itu, dana perbankan yang bersumber dari jenis simpanan ini jumlahnya lebih kecil dibandingkan sumber dana lainnya.
E. Usaha Bank Umum Kegiatan usaha bank umum yang diatur dalam UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis kegiatan sebagai berikut : 1. Penghimpunan dana, 2. Penyaluran atau penggunaan dana, 3. Pemberian jasa – jasa dalam lalu lintas pembayaran.
16
1. Kegiatan Penghimpunan Dana Kegiatan usaha bank dalam menghimpun atau memobilisasi dana antara lain dapat berupa : a. Giro ( demand deposits ); b. Deposito berjangka ( time deposit ); c. Sertifikat deposito ( certificate of deposit ); d. Tabungan ( saving deposits ); e. Bentuk simpanan lainnya, misalnya deposit on call; f. Menerbitkan atau menjual surat pengakuan utang, baik jangka pendek misalnya wesel, promes ( promissory notes ), atau commercial paper, maupun jangka panjang misalnya obligasi ( bonds ); g. Menerima pinjaman dana dari bank lain (interbank borrowing); h. Menjual surat – surat berharga yang dimiliki dengan cara transaksi jual putus ( outright ) atau dengan janji membeli kembali ( repurchase agreement ); i. Menerbitkan Medium Term Notes ( MTN ) dan Floating Rate Notes ( FRN ); dan j. Simpanan dalam rangka program pensiun (Dana Pensiun Lembaga Keuangan). 2.
Kegiatan Penyaluran Dana Kegiatan usaha bank yang terkait dengan penyaluran dana kepada
masyarakat atau pihak lain antara lain berupa :
17
a. Pemberian kredit ( loan ) dengan sistem konvensional; b. Menyediakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah; c. Membeli surat – surat wesel termasuk akseptasi bank ( banker’s acceptance ); d. Membeli surat pengakuan hutang jangka pendek misalnya, promissory notes, akseptasi bank ( banker’s acceptance ), wesel ( bill of exchange ), atau commercial papper; e. Membeli surat berharga jangka panjang, misalnya obligasi korporasi ( corporate bonds ); f. Membeli surat berharga dengan janji menjual kembali (reverse repo ); g. Menempatkan dana pada bank lain berupa interbank call money,deposit on call, deposito berjangka, dan sertifikat deposito; h. Membeli surat Pembendaharaan Negara ( Treasury Bills ); i. Membeli Obligasi Negara ( Treasury Bonds ); j. Penempatan pada Bank Indonesia berupa Sertifikat Bank Indonesia, Fasilitas Simpanan Bank Indonesia ( FASBI ), di samping untuk pemenuhan Giro Wajib Minimum; k. Memberikan pembiayaan anjak piutang; l. Melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti perusahaan efek, modal
18
ventura, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan.
3. Penyediaan Jasa – Jasa Di samping kegiatan penhimpunan dana dan penyaluran dana, bank umum juga menyediakan jasa – jasa terutama dalam rangka lalu lintas pembayaran yang meliputi: a. Pemindahan uang ( transfer dana ) baik secara manual maupun secara on line atau electronic; b. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga (collection ); c. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga ( safety box ); d. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan kontrak ( custodian ); e. Bertindak sebagai wali amanat ( trustee ); f. Memberikan jaminan letter of credit ( L/C ); g. Bertindak sebagai sub registry dalam perdagangan Obligasi Negara dengan izin Bank Indonesia; h. Memberikan bank garansi; i. Bertindak sebagai penanggung ( guarantor ) dalam penerbitan obligasi;
19
j. Memberikan pelayanan financial advisory; k. Bertindak sebagai arranger dalam hal penerbitan surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek ( misalnya commercial paper ); l. Memberikan jasa pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri, yang
dilakukan
dengan
cara
pengambilalihan
atau
pembelian piutang tersebut ( factoring ); m. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun; n. Memberikan pelayanan penukaran uang ( money changer ); o. Memberikan pelayanan dalam penarikan tunai atau pembayaran transaksi dengan menggunakan kartu ATM ( Automated Teller Machine ); kartu debet ( debit card ); kartu kredit ( credit card ) p. Menerbitkan draft, yaitu surat perintah bayar tidak bersyarat yang diterbitkan bank kepada korespondennya; q. Menerbitkan cek perjalanan ( traveler’s check ).
F. Laporan Keuangan Bank Umum 1. Pengertian Laporan Keuangan Berbicara mengenai laporan keuangan ( Financial Statement ) tidak dapat dipisahkan dari proses akuntansi, yaitu “seni daripada pencatatan,
20
penggolongan dan peringkasan peristiwa – peristiwa dan kejadian – kejadian yang setidak – tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara setepat – tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal – hal yang timbul daripadanya”. Hasil dari proses pencatatan tersebut adalah suatu ringkasan dari kondisi keuangan perusahaan. Ringkasan inilah yang disebut Laporan Keuangan ( Jopie Jusuf, 2010 : 3 ). Gambar 2.1 Proses Akuntansi JOURNAL
LEDGER
FINANCIAL STATEMENT
INCOME STATEMENT
BALANCE SHEET
Transparansi di bidang laporan keuangan bank, sudah menjadi suatu kewajiban, bagi bank umum wajib mempublikasikan laporan keuangan melalui media cetak, demikian halnya dengan Bank Indonesia berdasarkan Undang – Undang No. 23/1999, diwajibkan menyusun laporan keuangannya sebagai salah satu wujud akuntabilitas sebagaimana diatur dalam pasal 58 UU tersebut.
Tujuan diadakannya Laporan Keuangan adalah : a.
Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
21
b.
Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan aktiva netto ( aktiva dikurangi kewajiban ) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
c.
Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d.
Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.
e.
Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
2. Laporan Keuangan Bank Umum Laporan
keuangan
yang
disajikan
oleh
Bank
Umum
untuk
dipublikasikan kepada masyarakat, berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI tanggal 13 Desember 2001 tentang tranparansi Kondisi Keuangan Bank dan Surat Edaran Bank Indonesia No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia ( Drs Selamet Riyadi, 2004 : 12 ).
22
Laporan keuangan bank umum terdiri dari : a.
Neraca
b.
Perhitungan Laba Rugi dan Saldo Laba
c.
Komitmen dan Kontijensi
d.
Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
e.
Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya
f.
Transaksi Valuta Asing dan Derivatif
g.
Perhitungan Rasio Keuangan
h.
Pembelian
Kredit
dari
Badan
Penyehatan
Perbankan
Nasional/BPPN ( jika ada ).
G. Rentabilitas Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen – komponen sebagai berikut : 1.
Return On Assets ( ROA ) Rasio ini menunjukan perbandingan antara laba ( sebelum pajak )
dengan total asset bank, rasio ini menunjukan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.
23
Laba sebelum pajak Return On assets ( ROA ) =
X 100 % Rata – rata total asset
2.
Return On Equity ( ROE ) Rasio ini mengukur berapa besar pengembalian yang diperoleh
pemilik bisnis ( pemegang saham ) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut. ROE merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya. Laba setelah pajak Return On Equity ( ROE ) =
X 100 % Rata – rata modal inti
3. Biaya Operasional dibagi dengan Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.
Biaya Operasional BOPO =
X 100 % Pendapatan Operasional
24
H. Bank Persero Bank persero, atau juga sering disebut Bank BUMN, pada awalnya masing – masing didirikan dengan undang – undang tersendiri dimana diatur mengenai bidang tugas masing – masing bank. Selanjutnya, dalam kegiatan operasionalnya, bank persero tetap tunduk pada undang – undang tentang perbankan. Dengan diundangkannya UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan, bank – bank persero lebih lanjut ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Bank persero, atau sering disebut juga bank pemerintah, adalah bank umum yang secara mayoritas sahamnya dimilki pemerintah. Di awal dekade 2000-an , pemerintah melakukan restrukturisasi yang sangat fundamental terhadap bank – bank persero sebagai dampak terjadinya krisis perbankan. Bank persero yang sebelumnya berjumlah 7 bank diperkecil jumlahnya menjadi hanya 4 bank. Kebijakan
pemerintah
terhadap
bank
persero
dilakukan
dengan
menggabungkan ( merger ) Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia, dan Bank Dagang Negara ke dalam Bank Mandiri. Sementara BTN, Bank BNI 46, dan BRI tetap terus beroperasi seperti sebelumnya. Bank Ekspor Impor Indonesia berubah menjadi Bank Ekspor Indonesia yang tidak lagi beroperasi sebagai bank dan berubah fungsi menjadi lembaga pembiayaan ekspor. Dengan demikian, fungsi Bank Exim sebelumnya sebagai bank umum kini tidak lagi dilakukan. Komposisi kepemilikan bank persero juga ikut mengalami perubahan, di mana saham bank – bank persero tidak lagi sepenuhnya dimiliki pemerintah. Beberapa bank persero telah menjadi bank
25
publik melalui penjualan sebagian sahamnya melalui pasar modal ( divestasi ) antara lain Bank BNI, Bank Mandiri, dan Bank BRI.
I. Penelitian Terdahulu Penelitian Maria Sophia Aguirre, Thomas K. Lee dan Themis D. Pantos yang berjudul Universal versus Functional Banking Regimes : The Strucrure Conduct Performance Hypothesis Revisited. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di sepuluh Negara dengan total 133 bank. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan alat kuantitatif seperti “Stochastic Cost Frontier”. Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan keterkaitan antara ukuran dan sistem perbankan terhadap kinerja bank. Penelitian ini dilakukan untuk melihat manfaat apa yang diperoleh oleh bank, apakah lebih baik bila beroperasi sistem fungsional, yaitu adanya batas – batasan dalam melakukan kegiatan atau dengan sistem universal, yaitu bank bebas dalam setiap melakukan kegiatannya. Zaenal Abidin dengan judul Kinerja Efisiensi Pada Bank Umum. Penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja efisiensi 93 bank umum di Indonesia pada periode tahun 2002 hingga tahun 2005. Metode analisis yang digunakan adalah Data Envelopment Analysis ( DEA ). Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok bank asing dan bank pemerintah menunjukan lebih efisien dibandingkan dengan kelompok bank lain.
26
Variabel yang digunakan oleh Zaenal Abidin yaitu pada variabel input terdiri dari Dana Pihak Ketiga, Biaya Bunga, Biaya Operasional lainnya, sedangkan variabel outputnya adalah besarnya kredit, Pendapatan Bunga, dan Pendapatan Operasional lainnya. Penelitian Priyonggo Suseno, SE, MSc. yang berjudul Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi pada Industri Perbankan Syariah di Indonesia. Penelitian ini memiliki dua tujuan utama, pertama mengukur tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia pada periode 2000 – 2004 dengan pendekatan Data Envelopment Analysis ( DEA ). Tujuan kedua adalah menganalisis keterkaitan antara tingkat efisiensi dan skala usaha industri perbankan. Analisis menggunakan regresi data panel dengan input yang dihasilkan dari analisis DEA. Penelitian ini menggunakan data panel atas 10 bank syariah di Indonesia dengan periode penelitian 1999 – 2004. Data yang digunakan adalah data tahunan. Sementara Sari Yuniarti yang berjudul Kinerja Efisiensi Bank Berstratifikasi Sesuai dengan Visi Arsitektur Perbankan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi kinerja pada bank berstratifikasi dengan kategori bank kegiatan usaha terbatas, bank fokus, dan bank nasional yang go public pada tahun 2005 sampai 2007 dengan menggunakan pendekatan DEA (Data Envelopment Analysis ). Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel input dan variabel output. Variabel input terdiri dari 3 variabel yaitu : salary
27
expense ( biaya personalia ), interest expense ( biaya bunga ), dan other non interest expense ( biaya non bunga ). Sedangkan variabel output terdiri dari 2 variabel yaitu : interest income ( pendapatan bunga ) dan non interest income ( pendapatan non bunga ). Kesimpulan yang didapat adalah rata – rata kinerja efisiensi relatif pada bank – bank go public dari tahun 2005 sampai 2007 mengalami peningkatan efisiensi yang cukup baik. Efisiensi yang paling baik dicapai oleh Bank Capital Indonesia, Bank LIPPO, Bank Panin, Bank Victoria Internasional yang masing – masing merupakan kategori bank fokus. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. 1.
Peneliti
Judul
Variabel
Metode Analisis
Hasil Akhir
Universal Variabel Stochastic Perbankan Maria Versus independen: Cost fungsional Sophia Aguirre, Functional Total asset, Frontier secara signifikan Banking Total lebih efisien Thomas Regimes : pinjaman, dibandingkan K. Lee The Total perbankan and Structure deposito, universal. Themis Conduct total biaya, Di bawah sistem D. perbankan Pantos Performance Hypothesis Variabel fungsional, bank Revisited dependen : – bank kecil ROA, ROE, lebih efisien NIM, NIR daripada bank mega
28
No 2.
3.
Lanjutan Tabel Variabel Metode Analisis XData Moha Variabel Envelop mmad EFFICIEN input : ment Hanif CY Analysis Deposito, Of Modal Analysis Akhtar Commercial Variabel (DEA) Banks In output: Pakistan: A Investasi, Preliminary pinjaman Investigatio n metode Yuliani Hubungan Variable Efisiensi regresi Independ Operasional timeen: Dengan MSDN, series Kinerja BOPO, crossProfitabilita CAR, section s Pada LDR. (pooled Sektor Variable regressio Perbankan Dependen n). Yang Go : Publik Di ROA. Bursa Efek Jakarta Peneliti
Judul
Hasil Akhir Private bank lebih efisien bila dibandingkan dengan bank lainnya.
Berdasarkan hasil perhitungan besarnya koefisien determinasi R2 adalah 0,792 yang berarti bahwa variabel-variabel bebas dalam penelitian ini secara bersamasama/simultas mampu memberikan kontribusi terhadap variabel terikatnya (ROA) adalah 79,2%, sedangkan sisanya sebesar 20,8% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
29
No
Peneliti
4.
Zaenal Abidin
Lanjutan Tabel Judul Variabel Kinerja Efisiensi Pada Bank Umum
Variabel Input : Dana Pihak Ketiga, Biaya Bunga, Biaya Operasional Lainnya..
Metode Analisis
Hasil Akhir
Data Envelop ment Analysis (DEA)
Kelompok Bank Asing dan Bank Pemerintah Lebih Efisien Dibandingkan Dengan Kelompok Bank Lain.
Data Envelop ment Analysis (DEA)
Rata – rata kinerja efisiensi pada bank – bank go public dari tahun 2005 – 2007 mengalami peningkatan efisiensi yang cukup baik.Efisiensi yang paling baik dicapai oleh Bank Capital Indonesia, Bank LIPPO, Bank Panin, Bank Victoria Internasional, serta Bank BCA dan Bank BRI.
Variabel Output : Besarnya Kredit, Pendapatan Bunga, Pendapatan Operasional Lainnya 5.
Sari Yuniar ti
Kinerja Efisiensi Bank Berstratifi kasi Sesuai Dengan Visi Arsitektur Perbankan Indonesia
Variabel Input: Biaya Personalia, Biaya Bunga,Biay a Non Bunga, Variabel Output: Pendapatan Bunga,Pend apatan Non Bunga
30
No
Peneliti
6.
Muliaman D. Hadad, Wimboh Santoso, Eugenia Mardanugr aha, Dhaniel Illyas.
Lanjutan Tabel Variabel Metode Hasil Akhir Analisis Pendekatan Variable Stochastic Berdasarkan Parametrik Frontier metode Input : Untuk Price of Approach parametrik, skor Efisiensi Labor, (SFA) dan efisiensi DFA Perbankan Price of Distributio lebih beragam Indonesia Funds, n Free dibandingkan Approach dengan skor (DFA) efisiensi SFA, Variable jika digunakan Output : Kredit data bulanan yang dan diberikan data tahunan pihak yang terkait menggabungkan dengan seluruh bank. bank, Namun Kredit demikian, bank yang - bank diberikan yang paling pihak efisien yang lainnya. dihasilkan dengan menggunakan kedua metode adalah sama. Judul
J. Keterkaitan Antar Variabel Keterkaitan atau hubungan antar variabel total asset, dana pihak ketiga dan kredit yang diberikan terhadap tingkat efisiensi bank persero adalah sebagai berikut :
31
1. Total Asset Terhadap Tingkat Efisiensi Penyaluran dana dalam bentuk kredit mendominasi aaset bank. Sementara dana masyarakat merupakan sumber utama dana bank terutama dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka. Dalam hal ini bank dituntut untuk dapat mengelola dana yang diterima dari masyarakat dalam bentuk kredit secara efisien guna menjaga kepercayaan masyarakat.
2. Dana Pihak Ketiga Terhadap Tingkat Efisiensi Mengelola bank sangat berbeda dengan mengelola industri pada umumnya karena bank menjalankan usahanya dengan cara mengelola uang masyarakat yang menjadi nasabahnya. Oleh karena itu penting bagi bank untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat. Bank dituntut untuk selalu menjalankan kegiatan usahanya secara efisien agar tetap dapat bertahan dan bersaing dengan bank - bank lain dalam menarik minat masyarakat agar bersedia menyimpan ataupun meminjam dana kepada bank, dengan begitu kepercayaan masyarakat bisa tetap terjaga.
3. Kredit Yang Diberikan Terhadap Tingkat Efisiensi Bank adalah pelaku fungsi intermediasi, yaitu menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya ke sektor-sektor produktif. Jika kinerja perbankan rendah maka sektor produksi akan kekurangan dana
32
sehingga tidak dapat berproduksi dengan wajar. Tingkat efisiensi merupakan kinerja bank yang mengukur kemampuan bank dalam menjalankan fungsi intermediasi.
K. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang berisikan rangkuman atas semua dasar – dasar teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. Dimana dalam kerangka pemikiran ini diberikan skema singkat mengenai alur penelitian yang menggambarkan proses penelitian yang akan dilakukan. Hal ini akan memudahkan dalam membaca proses penelitian yang akan penulis laksanakan. Dalam penelitian ini, faktor – faktor tingkat efisiensi pada perbankan yang dapat dilihat dari tingkat kinerja bank tersebut. Adapun faktor – faktor tingkat efisiensi pada perbankan yaitu dapat dilihat dari laporan keuangan bank, seperti total asset, dana pihak ketiga, dan total kredit yang diberikan. Dalam penelitian ini akan diketahui apakah faktor tersebut berpengaruh terhadap tingkat kinerja perbankan di Indonesia.
33
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Bank Indonesia
Direktori Perbankan Indonesia
Bank Rakyat Indonesia (BRI); Bank Negara Indonesia (BNI); Bank Mandiri; Bank Tabungan Negara (BTN).
Neraca
Perhitungan Rasio Keuangan
Variabel Input : Total Aset, Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Diberikan.
Regresi Panel Data
Variabel Output : ROA, ROE, BOPO
DEA ( Data Envelopment Analysis )
EFISIENSI
34
L. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi yang merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel – variabel dalam penelitian serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. Peneliti bukannya bertahan dalam hipotesis yang telah disusun, melainkan mengumpulkan data – data untuk mendukung atau menolak hipotesis tersebut. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang kemudian akan di uji kebenarannya melalui penelitian yang akan dilakukan. Melihat dari penelitian terdahulu dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tingkat efisiensi bank persero ( BRI, BNI, Mandiri, BTN ): Ho :
Bank persero (BRI, BNI, Mandiri, BTN) tidak memiliki tingkat efisiensi yang sempurna (100 persen)
Ha :
Bank persero (BRI, BNI, Mandiri, BTN) memiliki tingkat efisiensi yang sempurna (100 persen)
35
2. Pengaruh total asset, dana pihak ketiga, dan kredit yang diberikan terhadap efisiensi bank persero : Ho :
Total asset, dana pihak ketiga, dan kredit yang diberikan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
tingkat efisiensi bank persero ( BRI, BNI, Mandiri, BTN ). Ha :
Total asset, dana pihak ketiga, dan kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi bank persero ( BRI, BNI, Mandiri, BTN ).
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bank yang termasuk ke dalam bank milik pemerintah atau persero, yaitu bank BRI, bank BNI, bank Mandiri, dan bank BTN yang beroperasi berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Horison waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada tahun 2001 sampai dengan 2009.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah bank persero yang tercatat di Bank Indonesia. Penentuan sample pada penelitian ini menggunakan non probability sampling atau secara tidak acak, elemen – elemen populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sample. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan Convenience Sampling yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience Sampling berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah data panel dengan menggunakan data tahunan dengan periode tahun 2001 hingga tahun 2009.
37
Data panel merupakan data yang terdiri dari beberapa objek dalam rentangan waktu. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dengan periode tahun 2001 hingga tahun 2009. Data diambil dan diolah dari berbagai sumber, yaitu Direktori Perbankan Indonesia.
Tabel 3.1 Tabel Sampel Penelitian No
Nama Bank Persero
1
Bank Negara Indonesia ( BNI )
2
Bank Rakyat Indonesia ( BRI )
3
Bank Mandiri
4
Bank Tabungan Negara ( BTN )
C. Metode Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) Penelitian kepustakaan adalah metode pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, yaitu melalui media perantara atau pihak lain. Penelitian kepustakaan meliputi kegiatan pencarian, pengumpulan dan
38
pengkajian data dari sumber yang relevan dan dapat mendukung dalam penelitian ini, seperti literatur beberapa buku, artikel, jurnal keuangan dan perbankan dan bahan lain seperti surat kabar, internet dan media masa lain yang mempunyai relevansi dengan permasalahan yang akan dibahas. 2. Penelitian Lapangan ( Field Research ) Metode pengumpulan data lain yang penulis gunakan untuk mendukung penelitian kepustakaan di atas adalah penelitian lapangan. Dari penelitian lapangan diperoleh data sekunder. Data sekunder diperoleh dengan mempelajari dokumen, laporan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Metode Analisis Data 1. Data Envelopment Analysis ( DEA ) Metode yang digunakan untuk analisis adalah Data Envelopment Analysis ( DEA ). Profil ukuran kinerja suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) meliputi ekonomi, efektifitas dan efisiensi. Pengukuran kinerja dapat memberi arah pada keputusan strategis yang menyangkut perkembangan suatu organisasi di masa datang. DEA (Data Envelopment Analysis) berfungsi untuk mengukur efesiensi suatu organisasi yang melibatkan banyak input dan banyak output (multi input multi output).
39
Alat analisis DEA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi, antara lain untuk penelitian kesehatan (healt care), pendidikan (education), transportasi, pabrik (manufacturing), maupun perbankan. DEA merupakan prosedur yang dirancang secara khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu UKE yang menggunakan
banyak
input
dan
banyak
output,
dimana
penggabungan input dan output tersebut tidak mungkin dilakukan. DEA merupakan formulasi dari program linier. Data Envelopment Analysis (DEA) dikembangkan sebagai model dalam pengukuran tingkat kinerja atau produktifitas dari sekelompok
unit
organisasi.
Pengukuran
dilakukan
untuk
mengetahui kemungkinan-kemungkinan penggunaan sumber daya yang dapat dilakukan untuk menghasilkan output yang optimal. Produktifitas yang dievaluasi dimaksudkan adalah sejumlah penghematan yang dapat dilakukan pada faktor sumber daya (input) tanpa harus mengurangi jumlah output yang dihasilkan, atau dari sisi lain peningkatan output yang mungkin dihasilkan tanpa perlu dilakukan penambahan sumber daya. Ada tiga manfaat yang diperoleh dari pengukuran efisiensi dengan DEA : 1. Sebagai tolak ukur untuk memperoleh efisiensi relatif yang berguna untuk mempermudah perbandingan antara unit ekonomi yang sama.
40
2. Kedua mengukur berbagai informasi efisiensi antar unit kegiatan
ekonomi
untuk
mengidentifikasi
faktor-faktor
penyebabnya. 3. Menentukan
implikasi
kebijakan
sehingga
dapat
meningkatkan tingkat efisiensinya.
Keterbatasan DEA : 1.
Mensyaratkan semua input dan output harus spesifik dan dapat
diukur, 2.
DEA berasumsi bahwa setiap unit input atau output identik dengan unit lain dalam tipe yang sama,
3.
Dalam bentuk dasarnya DEA berasumsi adanya CRS (constant return to scale),
4.
Bobot input dan output yang dihasilkan DEA sulit untuk ditafsirkan dalam nilai ekonomi. Dasar pengukuran efisiensi dengan DEA adalah program
linier, transformasi program linier yang kita sebut dengan DEA adalah sebagai berikut : Maksimumkan m maximasi ht = ∑ vrt qrt r=1
41
Dengan batasan atau kendala m n kendala ∑ vrt qrs - ∑ uit xit ≤ 0 , r = 1,2 …… m r=1
i=1
n
∑ uik xik
= 1 , dan Ui dan Vr ≥ 0, dimana:
i=1 qrt
: adalah jumlah output r pada bidang t
xit
: adalah jumlah input i pada bidang t
qrs
: adalah jumlah input r pada bidang s
xit
: adalah jumlah ouput i pada bidang t
m
: adalah jumlah sampel yang dianalisis
s
: Jumlah input yang digunakan
uik
: nilai terbesar input I pada bidang k
uit
:
nilai tertimbang dari output r yang dihasilkan pada
bidang t ht
: adalah nilai yang dioptimalisasikan sebagai indikator efisiensi
2. Regresi Data Panel Gabungan data cross section dan time series ini disebut data panel (panel pooled data). Regresi dengan menggunakan data panel disebut model regresi data panel. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan data panel. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time
42
series dan cross section mampu menyediakan data yang lebih banyak sehingga akan menghasilkan degree of freedom yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika adalah masalah penghilangan variabel (ommited – variabel) ( Agus Widarjono,2009:229 ) Bentuk struktur persamaan model analisis data panel linier adalah sebagai berikut (Agus Widarjono, 2009:230): + εit Dimana: i : unit cross section sebanyak n t : unit time series sebanyak t Yit : variabel dependen untuk section ke-I dan waktu ke-t Xit : variabel independen untuk section ke-I dan waktu ke-t εit :disturbance term mempunyai E (εit) = 0
Namun ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel,
yaitu
pendekatan Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect ( Agus Widarjono, 2009:231 ). Namun dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan Fixed Effect.
43
a. Model Efek Tetap ( Fixed Effect ) Teknik model regresi Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar waktu ( time invariant ). Di samping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi ( slope ) tetap antar perusahaan dan antar waktu. Secara matematis model panel data Fixed Effect tingkat efisiensi dapat ditulis sebagai berikut :
EFISIENSIit = β0 + β1 TOTAL ASSETit + β3 DPKit + β4 KYDit + β5 D1it + β6 D1it +…+ εit ; I = 1,2,…,n; t = 1,2,…,t
Jadi dalam penelitian ini selain menganalisis tingkat efisiensi pada bank persero, kita juga akan menganalisis bagaimana pengaruh total asset, dana pihak ketiga, dan kredit yang diberikan terhadap tingkat efisiensi bank persero yaitu bank BRI, BNI, Mandiri, dan BTN dengan alat bantu menggunakan software Eviews. Analisis
44
pengaruh ini akan dilihat dari metode pendekatan regresi panel data fixed effect. E. Operasional Variabel Penelitian Operasional variabel penelitian adalah suatu definisi yang diberikan kepada variabel dengan cara memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk melakukan pengujian atas hipotesis yang diajukan, maka perlu diadakan pengukuran atas variabel yang diteliti. Variabel – variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variable Input a.
Total Asset Sisi neraca ini mencerminkan posisi kekayaan yang
merupakan hasil penggunaan dana bank dalam berbagai bentuk. Penggunaan dana bank dilakukan berdasarkan prinsip prioritas. Di samping itu, kegiatan pengalokasian dana tersebut harus memperhatikan ketentuan – ketentuan yang ditetapkan oleh bank sentral sebagai otoritas moneter yang mengatur dan mengawasi bank. b.
Dana Pihak Ketiga Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi
kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Sumber
45
dana yang dimaksud adalah simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito.
c.
Kredit Yang Diberikan Penggunaan dana bank sangat didomonasi dalam bentuk
penyaluran kredit. Secara umum portofolio kredit bank berkisar 70% dari total volume usaha bank. Penyaluran kredit tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja, investasi, dan keperluan kredit konsumtif nasabah.
2. Variable Output a. Return on Asset ( ROA ) Rasio ini memberikan informasi seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata – rata terhadap setiap rupiah asetnya. b. Return on Equity ( ROE ) Rasio ini mengukur berapa besar pengembalian yang diperoleh pemilik bank atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut. c. Biaya Operasional Pendapatan Operasional ( BOPO ) BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional, semakin rendah
46
tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.
47
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bank Pemerintah Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Bank Indonesia berawal dari suatu bank milik Belanda dengan nama “De Javasche Bank” yang didirikan pada tahun 1828 dan diberi tugas sebagai bank sirkulasi oleh pemerintah Hindia Belanda di samping berfungsi sebagai bank komersial. Pendirian De Javasche Bank ini mengikuti pembentukan dan peranan De Nederlansche Bank yang didirikan pada tahun 1814 sebagai bank sirkulasi dan kemudian menjadi bank sentral kerajaan Belanda. Berdasarkan undang – undang De Javasche Bankwet 1992, De Javasche Bank oleh pemerintah Hindia Belanda diberi tugas menjaga kestabilan moneter dan menjaga kesatuan sistem moneter antara Hindia Belanda dan Nederland dengan mempertahankan nilai tukar antara kedua mata uang dalam paritas satu lawan satu. Pasca kemerdekaan, De Javasche Bank oleh Pemerintah kemudian dinasionalisasi berdasarkan Undang – undang No. 24 Tahun 1951. Penggunaan nama Bank Indonesia menggantikan De Javasche Bank dimulai sejak diundangkannya Undang – undang No.11 Tahun 1953 tentang Undang – undang Pokok Bank Indonesia. Undang – undang ini
48
pula yang menjadi dasar hukum pendirian bank sentral Indonesia dengan nama Bank Indonesia menggantikan De Javasche Bankwet 1992. Sejarah bank sentral Indonesia sebelum De Javasche Bank dinasionalisasi dan resmi menjadi Bank Indonesia pada tahun 1953, sebenarnya memiliki kisah tersendiri jauh sebelumnya. Pada tahun 1945 sebenarnya telah dibentuk suatu yayasan yang disebut Jajasan Poesat Bank Indonesia yang diharapkan menjadi cikal bakal Bank Indonesia yang nantinya akan berfungsi sebagai bank sirkulasi bagi Indonesia menggantikan fungsi De Javasche Bank. Dengan UU No.2 Prp Tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946 didirikan Bank Negara Indonesia ( BNI ) sebagai penjelmaan Jajasan Poesat Bank Indonesia yang melebur ke dalamnya. Peresmian pendirian BNI tersebut dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1946 oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta. Fungsi BNI menurut Undang – undang pendiriannya adalah menjadi bank sirkulasi untuk Indonesia di samping berfungsi sebagai bank komersial. Namun dalam perjalanannnya, fungsi BNI sebagai bank sirkulasi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Ia lebih terkonsentrasi pada fungsinya sebagai bank komersial, meskipun kegiatan tersebut tidaklah melanggar ketentuan perundangan. Gagasan pemberian fungsi bank sirkulasi kepada Bank Negara Indonesia pada Konferensi Meja Bundar ( KMB ) di Den Haag ditolak oleh pemerintah Hindia Belanda yang kemudian menetapkan De Javasche Bank sebagai bank sentral Indonesia, sementara BNI ditetapkan
49
sebagai bank pembangunan. Penunjukan De Javasche Bank sebagai bank sentral Indonesia lebih bernuansa politis dan ekonomis yang lebih berpihak kepada kepentingan pemerintah Nederland. Keputusan KMB tersebut menempatkan pihak Indonesia pada posisi yang lemah di mana Belanda masih akan memiliki kemampuan untuk mengontrol terhadap manajemen De Javasche Bank, terutama mengenai mata uang, di mana untuk melakukannya harus terlebih dahulu bermusyawarah dengan pemerintah Belanda. Dengan adanya kesepakatn KMB tersebut, maka di Indonesia secara formal pada saat itu terdapat dua bank sirkulasi yaitu De Javasche Bank di samping Bank Negara Indonesia. Didasarkan
pada
pertimbangan
pragtisme
dan
mengingat
keterikatan pemerintah Indonesia terhadap keputusan KMB, diputuskan untuk tetap meneruskan De Javasche Bank sebagai bank sirkulasi dan kelak menjadi bank sentral Indonesia. Keputusan tersebut pada dasarnya cukup rasional mengingat De Javasche Bank sudah beroperasi dan berfungsi secara baik di samping telah memilki sumber daya manusia yang memadai dan jaringan operasional lokal dan internasional yang sudah mapan. Namun pada waktunya, namanya perlu diganti menjadi Bank Indonesia. 2.
Restrukturisasi Sistem Perbankan Indonesia Dalam rangka menciptakan sistem dan pengawasan perbankan yang sehat serta untuk pengamanan keuangan Negara, pemerintah selanjutnya mengeluarkan berbagai undang – undang antara lain
50
Undang – Undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok – Pokok Perbankan. Undang – Undang ini menjadi “mile stone” bagi penataan kembali sistem perbankan Indonesia. Selanjutnya, setahun kemudian beberapa undang – undang disahkan sehingga semakin menciptakan system perbankan yang sehat dan memperjelas arah sistem perbankan Indonesia. Undang – Undang tersebut adalah : a. UU No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral menggantikan UU No. 11 Tahun 1953. Undang – undang ini menggantikan fungsi BNI-UnitI dengan kembali menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia, b. UU No. 27 Tahun 1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946 menggantikan BNI – Unit III; c. UU No. 18 Tahun 1968 tentang Bank Dagang Negara menggantikan d. UU No. 19 Tahun 1968 tentang Bank Bumi Daya menggantikan BNI- Unit IV; e. UU No. 20 Tahun 1968 tentang Bank Tabungan Negara menggantikan BNI- Unit V; f. UU No. 21 Tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia yang menampung BNI- Unit II; g.UU No. 22 Tahun 1968 tentang Bank Ekspor Impor Indonesia menampung BNI- Unit II ( Eksim );
51
Dengan dikeluarkannya undang – undang pendirian masing – masing bank tersebut di atas, maka semua bank pemerintah yang sebelumnya merupakan unit – unit yang dilebur ke dalam Bank Tunggal, yaitu Bank Negara Indonesia, maka secara otomatis berdasarkan undang – undang menjadi bank – bank yang masing – masing memiliki badan hukum sendiri. Bank Indonesia sebagai bank sentral berdasarkan UU No. 13 Tahun 1968, diharuskan berkonsentrasi sebagai bank sentral dan melepaskan fungsi dualitisnya, yaitu di samping sebagai bank sirkulasi juga melakukan kegiatan komersial. Fungsi Bank Indonesia menurut UU No. 13 Tahun 1968 antara lain adalah : a. Mengatur, menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah; b.Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja ( fungsi BI sebagai agent of development ); c. Bankers’ bank and lender of the last resort; d.Membina dan mengawasi bank dan urusan kredit. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan efektivitas penyaluran kreditnya dan peningkatan pelayanan perbankan guna mendorong produktivitas masyarakat, kepada masing – masing bank pemerintah diberikan penekanan prioritas atau konsentrasi dalam melaksanakan pembiayaan pada sektor – sektor tertentu, yaitu : a. BNI 1946 – sektor industri; b.
Bank Rakyat Indonesia – sektor koperasi, tani dan nelayan;
52
c. Bank Bumi Daya – sektor perkebunan dan kehutanan; d. Bank Dagang Negara – sektor pertambangan; e. Bank Ekspor Impor Indonesia – sektor produksi pengolahan dan pemasaran bahan – bahan ekspor. Meskipun ada penekanan konsentrasi atau prioritas pada masing – masing sektor, dalam pelaksanaannya dilakukan secara fleksibel dan bukan sebagai pembatasan operasi masing – masing bank. Selanjutnya dengan diundangkannya UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998, penekanan konsentrasi untuk masing – masing bank pemerintah di atas tidak lagi diatur dan bank dibiarkan melakukan persaingan bebas tanpa adanya intervensi pemerintah terhadap operasional masing – masing bank. Demikian pula pada jenis bank yang sebelum UU ini diberlakukan berdasarkan jenisnya, yaitu : Bank Sentral, Bank Umum, Bank Tabungan, Bank Pembangunan dan Bank – Bank Sekunder. Dengan UU No. 7 Tahun 1992 tersebut, jenis bank disederhanakan menjadi 2, yaitu : Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
B.
Hasil Perhitungan Efisiensi Bank Persero Efisiensi bank persero dihitung dengan menggunakan metode DEA selama sembilan tahun mulai dari tahun 2001 sampai dengan 2009. DEA mengukur efisiensi relatif yang mengukur inefisiensi suatu bank dengan membandingkannya dengan bank lain yang paling efisien. Dalam analisa
53
DEA, bank dengan tingkat efisiensi 1 atau 100 persen menunjukan bank tersebut adalah bank paling efisien pada waktu tertentu. Sedangkan bank yang mempunyai tingkat kurang dari 100 persen dapat meningkatkan efisiensi
dengan
melihat
sumber
efisiensinya
dan
melakukan
benchmarking pada bank yang efisien ( Zaenal Abidin,2007 ).
1. Bank Negara Indonesia ( BNI ) Tabel 4.1 Efisiensi Bank BNI Tahun
Efisiensi
Efficient Reference Set
Multipliers
2001
100%
Tidak ada
Tidak ada
2002
100%
Tidak ada
Tidak ada
2003
100%
Tidak ada
Tidak ada
2004
100%
Tidak ada
Tidak ada
2005
96.82%
BNI tahun 2002
0.987
BNI tahun 2003
0.013
BNI tahun 2002
0.996
BNI tahun 2003
0.004
BNI tahun 2002
0.152
BNI tahun 2003
0.808
BNI tahun 2002
0.473
BNI tahun 2003
0.527
BNI tahun 2002
0.989
BNI tahun 2003
0.011
2006
2007
2008
2009
94.22%
93.55%
91.61%
89.18%
Rata – rata
96.15%
Sumber : Data diolah dengan software DEAWIN 54
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa dalam kurun waktu 9 tahun yaitu dari tahun 2001 sampai 2009, Bank BNI mengalami penurunan tingkat efisiensi dimulai pada tahun 2005 sampai tahun 2009. Pada tahun 2001 hingga 2004 tingkat efisiensi bank BNI selalu pada tingkat 100%, dan memiliki tingkat rata – rata efisiensi sebesar 96.15%. Dari 9 tahun penelitian, terdapat 5 tahun yang tidak efisien, yaitu dari tahun 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009 dengan tingkat efisiensi masing – masing sebesar 96.82%, 94.22%, 93.55%, 91.61%, dan 89.18%. Pada tahun 2009 tingkat efisiensi bank BNI mencapai titik terendah bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 89.18%. Gambar 4.1 akan memperlihatkan grafik tingkat efisiensi bank BNI dari tahun 2001 sampai 2009. Gambar 4.1 Grafik Tingkat Efisiensi Bank BNI tahun 2001 – 2009
Sumber : data diolah
55
Terlihat dari gambar 4.1 bahwa tingkat efisiensi bank BNI semakin menurun sejak tahun 2005 hingga tahun 2009. Agar ke lima tahun tersebut menjadi efisien maka usaha untuk meningkatkan efisiensi dapat dilakukan dengan melihat Efficient Reference Set,
yaitu tahun yang
dijadikan sebagai acuan bagi tahun yang inefisien, di mana tahun tersebut dapat melakukan benchmarking. Tahun yang dijadikan acuan tersebut memiliki shadow price, shadow price tersebut berfungsi sebagai angka pengganda ( multiplier ) yang digunakan sebagai dasar untuk menyesuaikan input dan output tahun yang inefisien agar menjadi efisien. Tabel 4.2 Table of peer units BNI 2009 Peers for Unit BNI09 efficiency 89.18% radial BNI09 BNI02 BNI03 ACTUAL LAMBDA 0.989 0.011 5.4 -TOTALASET 4.8 0.1 5.2 -DPK 4.5 0.0 4.8 -KYD 3.6 0.0 1.7 +ROA 2.0 0.0 16.3 +ROE 41.5 0.1 84.9 +BOPO 83.8 1.0 Sumber : data diolah Dari tabel di atas di ketahui bahwa efisiensi Bank BNI tahun 2009 sebesar 89.18%. Agar Bank BNI tahun 2009 menjadi efisien perlu melihat Efficient Reference Set yaitu BNI 2002 dan BNI 2003, dengan memiliki shadow price 0.989 dan 0.011. Shadow price berfungsi sebagai angka pengganda ( multiplier ) yang digunakan sebagai dasar untuk menyesuaikan input dan output BNI 2009 agar menjadi efisien. Sedangkan BNI 2002 dan BNI 2003 merupakan acuan efisiensi bagi BNI 2009, di mana BNI 2009 dapat melakukan benchmarking. 56
Mengacu Efficient Reference Set, yaitu menggunakan angka pengganda ( multiplier ) dari setiap bank yang menjadi acuan efisiensi.
BNI02
BNI03
TOTAL ASET
=0.989(4.83196) + 0.011(4.87707) = 4.83245621
DPK
=0.989(4.57629) + 0.011(4.65693) = 4.57717704
KYD
=0.989(3.62437) + 0.011 (3.82685)= 3.62659728
ROA
= 0.989 (2.04) +0.011(0.77)
=2.02603%
ROE
= 0.989 (41.93) +0.011(11.83)
=41.5989%
BOPO
=0.989(84.75) +0.011(95.01)
=84.86286%
Melihat table of target values, tanpa menghitung dari tabel tersebut dapat diperoleh bila Bank BNI 2009 akan efisien, maka target variabel input output harus dirubah dan disesuaikan menjadi seperti :
Tabel 4.3 Table of target values Targets for Unit BNI09 efficiency 89.18% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN -TOTALASET 5.4 4.8 10.8% -DPK 5.2 4.6 12.7% -KYD 4.8 3.6 23.9% +ROA 1.7 2.0 17.8% +ROE 16.3 41.6 154.6% +BOPO 84.9 84.9 0.0% Sumber : data diolah
ACHIEVED 89.2% 87.3% 76.1% 84.9% 39.3% 100.0%
57
Tidak terdapat perbedaan apabila dihitung secara manual dengan hasil table of target value untuk solusi meningkatkan efisiensi bank yang inefisiensi, contoh untuk total asset, apabila dihitung secara manual hasilnya sebesar 4.83245621 dibulatkan menjadi 4.8, hasilnya sama dengan hasil table of target value. BNI 2009 akan menjadi efisien apabila merubah total asset yang semula sebesar 5.4 menjadi 4.8, dana pihak ketiga menjadi sebesar 4.6, kredit yang diberikan 3.6, ROA 2.0%, ROE 41.6% dan BOPO sebesar 84.9%. Apabila dilihat dari rata – rata efisiensi Bank BNI sebesar 96.15%, yang artinya Bank BNI relatif beroperasi secara kurang efisien karena tingkat efisiensi Bank BNI belum mencapai 100%.
2.
Bank Rakyat Indonesia ( BRI ) Tabel 4.4 Efisiensi Bank BRI Tahun
Efisiensi
Efficient Reference Set
Multiplier
2001
100%
Tidak ada
Tidak ada
2002
100%
Tidak ada
Tidak ada
2003
100%
Tidak ada
Tidak ada
2004
100%
Tidak ada
Tidak ada
2005
95.88%
BRI tahun 2001
0.176
BRI tahun 2004
0.824
BRI tahun 2001
0.340
2006
90.36%
58
2007
86.08%
2008
82.47%
2009
78.29%
Rata – rata
BRI tahun 2004
0.660
BRI tahun 2001
0.280
BRI tahun 2004
0.720
BRI tahun 2001
0.383
BRI tahun 2004
0.617
BRI tahun 2001
0.492
BRI tahun 2004
0.508
92.56%
Sumber : Data diolah dengan software DEAWIN Efisiensi pada Bank BRI tidak jauh berbeda dengan Bank BNI, karena Bank BRI mulai menurun tingkat efisiensinya pada tahun 2005 hingga 2009, tingkat efisiensinya-pun cenderung semakin menurun disetiap tahunnya. Gambar 4.2 Grafik Tingkat Efisiensi Bank BRI Tahun 2001 – 2009
Sumber : data diolah
59
Tahun yang mengalami penurunan tingkat efisiensi yaitu tahun 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009. Dengan tingkat efisiensi masing – masing sebesar 95.88%, 90.36%, 86.08%, 82.47%, dan 78.29%. Solusi untuk mengatasi inefisiensi pada Bank BRIpun sama dengan Bank BNI, yaitu dengan melihat Efficient Reference Set. Pada tabel 4.5 terlihat bahwa pada tahun 2007 efisiensi Bank BRI sebesar 86.08%, dan dapat meningkatkan efisiensinya dengan melihat Efficient Reference Set yaitu BRI 2001 dan BRI 2004, dengan memiliki shadow price 0.280 dan 0.720. shadow price berfungsi sebagai angka pengganda ( multiplier ) yang digunakan sebagai dasar untuk menyesuaikan input dan output BRI 2007 agar menjadi efisien. Sedangkan BRI 2001 dan BRI 2004 merupakan acuan efisiensi bagi BRI 2007. Tabel 4.5 Table of peer units Peers for Unit BRI07 efficiency 86.08% radial BRI07 BRI01 BRI04 ACTUAL LAMBDA 0.280 0.720 5.3 -TOTALASET 1.2 3.4 5.1 -DPK 1.1 3.2 4.7 -KYD 1.0 3.0 4.6 +ROA 0.5 4.2 31.6 +ROE 8.5 30.8 69.8 +BOPO 25.4 49.6 Sumber : data diolah Mengacu Efficient Reference Set, yaitu menggunakan angka pengganda ( multiplier ) dari setiap tahun yang menjadi acuan efisiensi.
60
BRI 2001
BRI 2004
TOTAL ASET
=0.280( 4.32699 ) + 0.720(4.67320) = 4.5762612
DPK
=0.280( 4.05523 ) + 0.720(4.41159) = 4.3118092
KYD
=0.280 ( 3.47685 ) + 0.720(4.13305) = 3.949314
ROA
=0.280 ( 1.62 ) + 0.720 ( 5.77 )
= 4.608
ROE
=0.280 ( 30.36 ) + 0.720 ( 42.76 )
= 39.288
BOPO
=0.280 ( 90.81 ) + 0.720 ( 68.86 )
= 75.006
Melihat table of target values, tanpa menghitung dari tabel tersebut dapat diperoleh bila BRI 2007 akan efisien, maka target input outputpun harus diubah dan disesuaikan menjadi seperti :
Tabel 4.6 Table of target values Targets for Unit BRI07 efficiency 86.08% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -TOTALASET 5.3 4.6 13.9% 86.1% -DPK 5.1 4.3 15.6% 84.4% -KYD 4.7 3.9 16.6% 83.4% +ROA 4.6 4.6 0.0% 100.0% +ROE 31.6 39.3 24.2% 80.5% +BOPO 69.8 75.0 7.4% 93.1% Sumber : data diolah Antara hasil perhitungan manual dengan hasil tabel tidak terdapat perbedaan, hasil perhitungan manual dengan hasil tabel menunjukan hasil yang sama. Agar Bank BRI 2007 menjadi efisien, maka harus merubah total asset menjadi sebesar 4.6, dana pihak ketiga menjadi 4.3, kredit yang diberikan 3.9, ROA 4.6%, ROE 39.3% dan BOPO 75%. 61
Tingkat efisiensi rata – rata Bank BRI belum mencapai 100%, efisiensi Bank BRI hanya sebesar 92.56% ini menunjukan bahwa Bank BRI relatif beroperasi kurang efisien. 3. Bank Mandiri Pada tabel 4.7 Bank Mandiri memiliki tingkat efisiensi rata – rata sebesar 98.50%. Dalam penelitian ini Bank Mandirilah yang memiliki tingkat rata – rata efisiensi yang cukup baik bila dibandingkan dengan Bank Persero lainnya seperti Bank BNI, BRI dan BTN. Tabel 4.7 Efisiensi Bank Mandiri Tahun
Efisiensi
Efficient Reference Set
Multiplier
2001
100%
Tidak ada
Tidak ada
2002
100%
Tidak ada
Tidak ada
2003
100%
Tidak ada
Tidak ada
2004
100%
Tidak ada
Tidak ada
2005
100%
Tidak ada
Tidak ada
2006
98.92%
Mandiri tahun 2001
0.384
Mandiri tahun 2002
0.616
Mandiri tahun 2001
0.310
Mandiri tahun 2003
0.049
Mandiri tahun 2004
0.641
Mandiri tahun 2001
0.305
Mandiri tahun 2004
0.641
Tidak ada
Tidak ada
2007
2008
2009
94.69%
92.91%
100% Rata – rata
98.50%
Sumber : data diolah dengan software DEAWIN
62
Pada tahun 2006 tingkat efisiensi Bank Mandiri menurun pada tingkat 98.92%, begitu juga pada tahun 2007 dan 2008 menurun pada tingkat 94% dan 92.91%, akan tetapi pada tahun 2009 Bank Mandiri mampu meningkatkan kembali tingkat efisiensi hingga mencapai 100%. Gambar 4.3 Grafik Tingkat Efisiensi Bank Mandiri Tahun 2001 – 2009
Sumber : data diolah
Tabel 4.8 menunjukan pada tahun 2006, tingkat efisiensi Bank Mandiri sebesar 98.92%, pada tahun tersebut dapat dikatakan Bank Mandiri inefisiensi. Agar Bank Mandiri 2006 menjadi efisien dapat dilihat dari Efficient Reference Set yaitu Mandiri 2001 dan Mandiri 2002, dengan memiliki shadow price 0.384 dan 0.616. Shadow price tersebut berfungsi sebagai angka pengganda ( multiplier ) yang digunakan sebagai dasar untuk menyesuaikan input dan output Mandiri 2006 agar menjadi
63
efisien. Sedangkan Mandiri 2001 dan Mandiri 2002 merupakan acuan efisiensi bagi Mandiri 2006. Tabel 4.8 Table of peer units Peers for Unit MAN06 efficiency 98.92% radial MAN06 MAN01 MAN02 ACTUAL LAMBDA 0.384 0.616 5.5 -TOTALASET 2.0 3.4 5.3 -DPK 2.0 3.2 4.7 -KYD 1.5 2.6 1.1 +ROA 0.6 1.4 11.1 +ROE 8.6 19.3 90.1 +BOPO 36.4 53.7 Sumber : data diolah
Efficient Reference Set merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan efisiensi yang dilakukan secara perhitungan manual. Mengacu pada Efficient Reference Set, yaitu menggunakan angka pengganda ( multiplier ) dari setiap tahun yang menjadi acuan efisiensi.
Adapun perhitungan secara manual sebagai berikut : MANDIRI 2001
MANDIRI 2002
TOTAL ASET = 0.384 ( 5.56945 ) + 0.616 ( 5.52304 ) = 5.54086144 DPK
= 0.384 ( 5.24937 ) + 0.616 ( 5.21556 ) = 5.22854304
KYD
= 0.384 ( 3.87824 ) + 0.616 ( 4.18079 ) = 4.0646108
ROA
= 0.384 ( 1.55 )
+ 0.616 ( 2.27 )
= 1.99352%
ROE
= 0.384 ( 22.32 )
+ 0.616 ( 31.30 )
= 27.85168%
BOPO
= 0.384 ( 94.91 )
+ 0.616 ( 87.15 )
= 90.12984%
64
Apabila dilihat dari table of target value : Tabel 4.9 Table of target values Targets for Unit MAN06 efficiency 98.92% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -TOTALASET 5.5 5.4 2.3% 97.7% -DPK 5.3 5.2 1.1% 98.9% -KYD 4.7 4.1 13.4% 86.6% +ROA 1.1 2.0 78.0% 56.2% +ROE 11.1 27.9 150.5% 39.9% +BOPO 90.1 90.1 0.0% 100.0% Sumber : data diolah Mandiri 2006 akan efisien jika total asset sebesar 5.4, dana pihak ketiga 5.2, kredit yang diberikan 4.1, ROA 2.0%, ROE 27.9%, dan BOPO 90.1 %. Hasil penelitian menunjukan rata – rata tingkat efisiensi Bank Mandiri sebesar 98,50% , belum mencapai 100%, Bank Mandiri beroperasi belum efisien.
4. Bank Tabungan Negara ( BTN ) Pada tabel 4.10 Bank BTN tingkat efisiensi cukup berfluktuatif. Pada tahun 2001 dan 2002 tingkat efisiensi sebesar 100%, kemudian pada tahun 2003 efisiensi menurun ke tingkat 99.96% pada tahun 2004 tingkat efisiensi meningkat mencapai 100%, akan tetapi pada tahun 2005 tingkat efisiensi kembali menurun pada level 98.46%, dan meningkat kembali pada tahun 2006 dan 2007 mencapai sebesar 100%, dan kemudian kembali menurun pada tahun 2008 dan 2009 masing – masing sebesar 89.41% dan 80.78%. 65
Tabel 4.10 Efisiensi Bank BTN Tahun
Efisiensi
Efficient Reference Set
Multiplier
2001
100%
Tidak ada
Tidak ada
2002
100%
Tidak ada
Tidak ada
2003
99.96%
BTN tahun 2001
0.516
BTN tahun 2002
0.455
BTN tahun 2004
0.029
2004
100%
Tidak ada
Tidak ada
2005
98.46%
BTN tahun 2001
0.030
BTN tahun 2002
0.186
BTN tahun 2004
0.784
2006
100%
Tidak ada
Tidak ada
2007
100%
Tidak ada
Tidak ada
2008
89.41%
BTN tahun 2004
0.407
BTN tahun 2006
0.593
BTN tahun 2001
0.164
BTN tahun 2002
0.201
BTN tahun 2004
0.635
2009
80.78%
Rata – rata
96.51%
Sumber : data diolah
66
Gambar 4.4 Grafik Tingkat Efisiensi Bank BTN Tahun 2001 - 2009
Sumber : data diolah
Pada tahun 2003, 2005, 2008 dan 2009 Bank BTN mengalami inefisiensi. Tingkat efisiensi pada tahun tersebut kurang dari 100%. Sebagai contoh, pada tabel 4.11 tingkat efisiensi bank BTN tahun 2008 sebesar 89.41% akan menjadi efisien dengan melihat Efficient Reference Set yaitu BTN 2004 dan BTN 2006, dengan shadow price 0.407 dan 0.593. shadow price digunakan sebagai angka pengganda ( multiplier ) yang digunakan sebagai dasar untuk menyesuaikan input dan output BTN 2008 agar menjadi efisien. BTN 2004 dan BTN 2006 dijadikan sebagai acuan BTN 2008.
67
Tabel 4.11 Table of peer units Peers for Unit BTN08 efficiency 89.41% radial BTN08 BTN04 BTN06 ACTUAL LAMBDA 0.407 0.593 3.8 -TOTALASET 1.3 2.1 3.4 -DPK 1.2 1.8 3.5 -KYD 1.0 1.7 1.8 +ROA 0.7 1.1 19.6 +ROE 16.6 13.8 86.2 +BOPO 34.2 51.9 Sumber : data diolah Mengacu Efficient Reference Set, yaitu menggunakan angka pengganda ( multipler ) dari setiap tahun yang menjadi acuan efisiensi. BTN 2004
BTN 2006
TOTAL ASET = 0.407 ( 3.28628 ) + 0.593(3.48357) = 3.40327297 DPK
= 0.407 ( 2.92155 ) + 0.593(3.07245) = 3.0110337
KYD
= 0.407 ( 2.53441 ) + 0.593(2.89516) = 2.74833475
ROA
= 0.407 ( 1.83 )
+ 0.593(1.78)
ROE
= 0.407 (40.93 )
+ 0.593(23.36) = 30.51099
BOPO
= 0.407 ( 84.16 )
+ 0.593(87.56) = 86.1762
= 1.80035
Melihat table of target value tanpa menghitung dari tabel tersebut dapat diperoleh bila BTN 2008 akan efisien, maka target variabel input output harus dirubah dan disesuaikan menjadi seperti :
68
Tabel 4.12 Table of target values Targets for Unit BTN08 efficiency 89.41% radial VARIABLE ACTUAL TARGET TO GAIN ACHIEVED -TOTALASET 3.8 3.4 10.6% 89.4% -DPK 3.4 3.0 12.7% 87.3% -KYD 3.5 2.7 20.8% 79.2% +ROA 1.8 1.8 0.0% 100.0% +ROE 19.6 30.5 55.3% 64.4% +BOPO 86.2 86.1 -0.1% 100.1% Sumber : data diolah Antara hasil perhitungan manual dengan hasil tabel tidak terdapat perbedaan, hasil perhitungan manual dengan hasil tabel menunjukan hasil yang sama. Agar Bank BTN 2008 menjadi efisien, maka harus merubah total asset menjadi sebesar 3.4, dana pihak ketiga menjadi 3.0, kredit yang diberikan 2.7, ROA 1.8%, ROE 30.5% dan BOPO 86.1%. Dilihat dari tingkat rata – rata efisiensi Bank BTN yang sebesar 96.51%, Bank BTN beroperasi kurang efisien.
5.
Efisiensi Bank Persero Di atas telah dijelaskan mengenai tingkat efisiensi pada bank persero,
yaitu bank BNI, BRI, Mandiri dan BTN. Hasil penelitian menunjukan di antara ke – 4 bank pemerintah tersebut bank Mandiri yang memiliki tingkat rata – rata efisiensi lebih baik jika dibandingkan dengan ke – 3 bank pemerintah lainnya. Tingkat efisiensi maksimal pada keempat bank persero mencapai pada tingkat efisiensi yang paling efisien, yaitu sebesar 100%. Tingkat efisiensi 100% tersebut belum dicapai oleh ke empat bank secara terus menerus di 69
setiap tahunnya. Akan tetapi tingkat efisiensi pada setiap bank sangat bervariasi. Bank Mandiri memiliki rata – rata tingkat efisiensi sebesar 98.50%, jauh lebih baik jika dibandingkan dengan ketiga bank lainnya yang hanya memiliki tingkat efisiensi di bawah rata – rata tingkat efisiensi bank Mandiri. Sedangkan bank BRI memilki tingkat rata – rata efisiensi lebih rendah di antara bank persero lainnya, yaitu hanya sebesar 92.56%.
6. Pengujian Hipotesis Efisiensi Berdasarkan pendekatan DEA sebuah DMU ( Decision Making Unit ) dikatakan efisien adalah apabila rasio perbandingan input/output = 1 atau 100%; artinya DMU tersebut tidak lagi melakukan pemborosan dalam penggunaan input dan outputnya. Sedangkan sebuah DMU dikatakan kurang efisien apabila rasio perbandingan output/input bernilai antara 0 ≤output/input<1. Artinya DMU tersebut masih melakukan tindakan pemborosan dalam penggunaan input – inputnya dan atau belum mampu memanfaatkan secara optimal potensial kemampuan produksi yang dimiliki.
70
Tabel 4.13 Rata – Rata Efisiensi Bank Persero No
Efisiensi
Rata – Rata
Efisiensi
Maksimal
Efisiensi
Minimal
Bank
1
BNI
100%
96.15%
89.18%
2
BRI
100%
92.56%
78.29%
3
MANDIRI
100%
98.50%
92.91%
4
BTN
100%
96.51%
80.78%
Sumber : Data diolah
Dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan bank persero baik bank BRI, BNI, Mandiri, dan BTN rata – rata tingkat efisiensi bank persero kurang dari 100%. Dengan kata lain, bank persero belum beroperasi secara efisien. Tabel 4.14 Rata – Rata Skor Efisiensi Bank Persero BNI BRI Mandiri
BTN
Skor Efisiensi
89.18%
78.29%
92.91%
80.78%
Skor Inefisiensi
10.82%
21.71%
7.09%
19.22%
Sumber : Data diolah Berdasarkan pengujian hipotesis diatas didapat kesimpulan bahwa di antara ke empat bank persero yaitu bank BNI, BRI, Mandiri, dan BTN belum beroperasi secara efisien dengan kata lain masih terdapat inefisiensi atau pemborosan dalam penggunaan input atau output. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat inefisiensi atau pemborosan rata – rata di bank 71
persero berkisar antara 7.09% sampai dengan 21.71%. kesimpulan ini menjawab tujuan penelitian yang pertama.
7. Analisis Regresi Panel Data Fixed Effect Berdasarkan hasil estimasi dari model fixed effect memiliki nilai adjusted R2 sebesar 99.87%. ini berarti bahwa variabel total asset, dana pihak ketiga, dan kredit yang diberikan mampu menjelaskan 99.87% variasi efisiensi bank persero. Sedangkan sisanya sebesar 0.13% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Sedangkan secara sendiri – sendiri ( parsial ) terlihat bahwa hanya variabel total asset yang signifikan secara statistik pada α = 5%. Sedangkan variabel dana pihak ketiga dan kredit yang diberikan tidak mempengaruhi tingkat efisiensi Bank Persero. Dengan demikian dapat diinterperestasikan bahwa variabel total asset berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi Bank Persero secara positif, artinya jika total asset bank persero meningkat sebesar 1 rupiah akan menyebabkan peningkatan efisiensi bank persero sebesar 0.89 rupiah.
72
Secara matematis menurut hasil output model panel data tingkat efisiensi pada masing – masing bank persero dan koefisien – koefisiennya dapat ditulis kembali sebagai berikut :
Model efisiensi bank persero untuk bank BRI : EFISIENSI_BRI = -0.039 + 0.0896*TA_BRI + 0.003*DPK_BRI 0.002*KYD_BRI
Model efisiensi bank persero untuk bank BNI : EFISIENSI_BNI = -0.015 + 0.0896*TA_BNI + 0.003*DPK_BNI 0.002*KYD_BNI
Model efisiensi bank persero untuk bank Mandiri : EFISIENSI_MANDIRI
=
0.092
+
0.0896*TA_MANDIRI
+
0.003*DPK_MANDIRI - 0.002*KYD_MANDIRI
Model efisiensi bank persero untuk bank BTN : EFISIENSI_BTN = -0.037 + 0.0896*TA_BTN + 0.003*DPK_BTN 0.002*KYD_BTN
Dari hasil pengujian pengaruh variabel total asset, dana pihak ketiga, dan kredit yang diberikan terhadap tingkat efisiensi bank persero ( BRI, BNI, MANDIRI, BTN ) diketahui bahwa variabel dana pihak ketiga dan kredit
73
yang diberikan tidak berpengaruh terhadap tingkat efisiensi. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Satria Agung Nugroho ( 2007 ) yang menyatakan bahwa efisiensi operasional perbankan Indonesia dipengaruhi oleh jumlah kredit, biaya intermediasi, dan dana pihak ketiga. Perbedaan ini dimungkinkan karena variabel efisiensi yang menjadi variabel terikat pada penelitian ini berasal dari hasil perhitungan DEA, sementara Satria Agung Nugroho berasal dari efisiensi operasional yaitu menggunakan rasio BOPO, selain itu perbedaan sampel dan tahun penelitian. Hal tersebut menjawab hipotesis penelitian kedua.
74
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis tingkat efisiensi pada bank persero, yaitu pada bank BNI, BRI, MANDIRI, dan BTN. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Selama 9 tahun penelitian, bank BNI memiliki rata – rata tingkat efisiensi sebesar 96.15%. Pada bank BRI rata – rata tingkat efisiensi tahun 2001 sampai 2009 sebesar 92.56%. merupakan tingkat efisiensi paling rendah dibandingkan dengan ketiga bank lainnya. Bank Mandiri memiliki tingkat rata - rata efisiensi yang lebih baik jika dibandingkan dengan bank BNI, BRI, dan BTN. Meskipun rata – rata efisiensi bank Mandiri tidak mencapai 100%, yaitu hanya sebesar 98.50%. Rata – rata tingkat efisiensi bank BTN sebesar 96.51%. Dan dapat diambil kesimpulan bahwa bank mandiri memiliki tingkat efisiensi lebih baik dibandingkan dengan bank BNI, BRI dan BTN. 2. Hasil analisis regresi model panel data ditemukan asset berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi, sedangkan dana pihak ketiga dan kredit yang diberikan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat efisiensi bank persero.
75
Implikasi Atas dasar kesimpulan penelitian maka ada tuntutan untuk dapat mengimplementasikan penelitian kearah tujuan dan manfaat yang diharapkan.
a. Untuk Pemilik Bank dan Manajemen Bank Persero 1) Manajemen bank disarankan untuk mencoba melakukan pengukuran efisiensi banknya dengan variabel dan model analisis yang lebih beragam dan lebih superior seperti analisis frontier pendekatan parametrik dan non parametrik sehingga dapat
melakukan
perbandingan
model
analisis
untuk
memperoleh hasil yang lebih tajam dan komprehensif serta lebih sempurna.
76
Daftar Pustaka
Bank Indonesia, Direktori Perbankan Indonesia Tahun 2001 – 2009, diambil 1 Juni 2011. Dahlan, Siamat, “Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan “, LP-FEUI, Jakarta, 2005. D. Hadad Muliaman, “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan Indonesia”, 2003. Hadinata, Ivan dan Adler H. Manurung, “Penerapan Data Envelopment Analysis (DEA) Untuk Mengukur Efisiensi Kinerja Reksa Dana Saham”. Hunger, J David dan Thomas L. Wheelen, “ Manajemen Strategis “, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003. Irfan, Quadrinata, “ Analisis Variabel yang Mempengaruhi Return On Assets ( ROA ) Bank – Bank Go Public di Pasar Modal Indonesia”, 2008. Jopie, Jusuf, “Analisis Kredit Untuk Account Officer “, PT Gramedia Pusaka Utama, Jakarta, 2010. Kasmir, “ Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya “, Rajawali Pers, Jakarta, 1999. Kasmir, “ Manajemen Perbankan “, Rajawali Pers, Jakarta, 2003. Mumu, Daman Huri dan Indah Susilowati, “ Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan Dengan Metode Data Envelopment Analysis ( DEA ): Studi Kasus Bank – Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002”, Dinamika Pembangunan Vol 1 No. 2, Desember 2004. Ni Ketut, Lely Aryani Merkusiwati, “Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap Kinerja Perusahaan”, Buletin Studi Ekonomi Vol. 12 No. 1, 2007
77
Priyonggo, Suseno, “Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi pada Industri Perbankan Syariah di Indonesia “, Journal of Islamic and Economic, Vol.2 No. 1, 2008. Riyadi, Selamet Drs, M.Si, “ Banking Assets and Liability Management “, LP-FEUI, Jakarta, 2004. Riyanto, Bambang, “Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan “, BPFE-YOGYAKARTA, 2001. Rodoni, Ahmad, “ Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya “, Center For Social And Economies Studies ( CSES ) Press, Jakarta, 2006. Satria, Agung Nugroho, “ Pengaruh Kredit, Biaya Intermediasi, dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Efisiensi Operasional Perbankan di Indonesia”, 2007. Sophia Aguirre, Maria, “Universal versus Functional Regimes : The Structure Conduct Performance Hypothesis Revisited “, USA, 2008. Vicky, Rahma Putri dan Niki Lukviarman, “ Pengukuran Kinerja Bank Komersial dengan Pendekatan Efisiensi: Studi Terhadap Perbankan Go – Public di Indonesia”, JAAI Vol 12 No. 1, Juni 2008 Widarjono, Agus, “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta, 2009. Xiaoqing, Fu and Shelagh Heffernan, “Cost X-efficiency in China’s Banking Sector”, 2005. Yuniarti, Sari, “ Kinerja Efisiensi Bank Berstratifikasi Sesuai Dengan Visi Arsitektur Perbankan Indonesia”,2007. Yuliani, “Hubungan Efisiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Manajemen dan Bisnis SriwijayaVol. 5 No. 10, 2007. Zaenal, Abidin, “Kinerja Efisiensi Pada Bank Umum“, Proceeding PESAT, Jakarta, 2007.
78
Lampiran 1 : Variabel Input Output Tingkat Efisiensi ( dalam jutaan rupiah )
BANK/
TOTAL
DPK
TAHUN
ASET
BRI01
75,716,081
57,698,463
BRI02
86,344,896
BRI03
ROA
ROE
BOPO
(%)
(%)
(%)
32,357,625
1.62
30.36
90.81
69,626,656
39,367,419
1.83
38.81
89.92
94,709,726
76,316,418
47,523,002
4.02
43.41
79.82
BRI04
107,040,172
82,400,060
62,367,695
5.77
42.76
68.86
BRI05
122,775,579
97,046,033
75,533,234
5.04
38
70.45
BRI06
154,725,486
124,468,339
90,282,752
4.36
33.75
74.38
BRI07
203,603,934
165,475,256 113,853,335
4.61
31.64
69.8
BRI08
246,026,225
201,495,222 161,061,059
4.18
34.5
72.65
BRI09
314,745,744
254,117,950 205,522,394
3.73
35.73
77.64
BNI01
128,577,202
100,536,644
35,265,277
1.42
32.39
89.39
BNI02
125,455,990
97,153,601
37,501,252
2.04
41.93
84.75
BNI03
131,246,087
105,312,658
45,917,460
0.77
11.83
95.01
BNI04
136,066,651
104,312,091
57,197,129
2.41
29.21
78.82
BNI05
147,108,315
115,477,050
61,831,568
1.61
12.64
84.88
BNI06
168,803,456
135,941,753
65,507,449
1.85
22.61
84.79
BNI07
182,007,749
146,424,246
86,875,192
0.85
8.03
93.04
BNI08
200,390,507
163,325,401 108,896,144
1.12
9.01
90.16
BNI09
225,541,328
188,731,057 117,644,695
1.72
16.34
84.86
MAN01
262,290,995
190,445,738
48,339,302
1.55
22.32
94.91
MAN02
250,394,689
184,114,087
65,417,248
2.27
31.3
87.15
MAN03
245,811,737
176,158,229
73,310,718
2.78
27.53
76.36
MAN04
240,505,220
169,994,388
88,576,777
3.19
26.41
66.6
MAN05
254,298,743
199,037,097 100,165,893
0.47
2.76
95.02
MAN06
256,211,217
197,438,261 109,379,723
1.12
11.12
90.13
79
KYD
MAN07
303,435,870
235,802,393 126,826,445
2.4
19.07
75.85
MAN08
338,404,265
273,565,821 159,007,051
2.69
22.74
73.65
MAN09
370,310,994
299,721,940 179,687,845
3.13
30.07
70.71
BTN01
26,509,197
18,454,042
8,411,916
0.49
25.06
95.92
BTN02
27,071,977
18,737,379
10,210,984
1.13
31.31
93.04
BTN03
26,805,829
19,152,665
11,160,966
0.82
18.10
94.36
BTN04
26,743,114
18,569,965
12,608,978
1.83
40.93
84.16
BTN05
29,083,149
19,464,571
15,363,743
1.66
33.66
86.16
BTN06
32,575,797
21,594,665
18,086,350
1.78
23.36
87.56
BTN07
36,693,247
24,187,088
22,342,906
1.92
20.68
85.89
BTN08
44,992,171
31,448,744
32,025,231
1.8
19.64
86.18
BTN09
58,516,058
40,214,954
40,732,954
1.47
18.23
87.87
80
Lampiran 2 : Variabel Input diLog
BANK/ TAHUN
TOTAL ASET
DPK
KYD
BRI01
4.32699
4.05523
3.47685
BNI01
4.85653
4.61052
3.56290
MAN01
5.56945
5.24937
3.87824
BTN01
3.27749
2.91528
2.12965
BRI02
4.45835
4.24315
3.67294
BNI02
4.83196
4.57629
3.62437
MAN02
5.52304
5.21556
4.18079
BTN02
3.29850
2.93052
2.32346
BRI03
4.55082
4.33489
3.86121
BNI03
4.87707
4.65693
3.82685
MAN03
5.50457
5.17138
4.29471
BTN03
3.28862
2.95244
2.41242
BRI04
4.67320
4.41159
4.13305
BNI04
4.91314
4.64739
4.04650
MAN04
5.48274
5.13577
4.48387
BTN04
3.28628
2.92155
2.53441
BRI05
4.81036
4.57519
4.32457
BNI05
4.99117
4.74907
4.12441
MAN05
5.53851
5.29349
4.60683
BTN05
3.37016
2.96860
2.73201
BRI06
5.04165
4.82405
4.50295
BNI06
5.12874
4.91223
4.18216
MAN06
5.54600
5.28543
4.69483
BTN06
3.48357
3.07245
2.89516
BRI07
5.31618
5.10882
4.73491
BNI07
5.20405
4.98651
4.46447
81
MAN07
5.71517
5.46299
4.84282
BTN07
3.60259
3.18582
3.10651
BRI08
5.50544
5.30577
5.08178
BNI08
5.30027
5.09574
4.69039
MAN08
5.82424
5.61154
5.06895
BTN08
3.80649
3.44836
3.46652
BRI09
5.75177
5.53780
5.32556
BNI09
5.41850
5.24032
4.76767
MAN09
5.91434
5.70286
5.19122
BTN09
4.06930
3.69424
3.70704
82
Lampiran 3 : Output Hasil Uji Efisiensi Bank Persero Output Hasil Uji Efisiensi Bank BNI Table of efficiencies (radial)
89.18 BNI09
91.61 BNI08
93.55 BNI07
94.22 BNI06
96.82 BNI05
100.00 BNI01
100.00 BNI02
100.00 BNI03
100.00 BNI04
Table of peer units Peers for Unit BNI09 efficiency 89.18% radial BNI09 ACTUAL
BNI02 LAMBDA
0.989
BNI03 0.011
5.4
-TOTALASET
4.8
0.1
5.2
-DPK
4.5
0.0
4.8
-KYD
3.6
0.0
1.7
+ROA
2.0
0.0
16.3
+ROE
41.5
0.1
84.9
+BOPO
83.8
1.0
Peers for Unit BNI08 efficiency 91.61% radial BNI08
BNI02
BNI03
LAMBDA
0.473
0.527
5.3
-TOTALASET
2.3
2.6
5.1
-DPK
2.2
2.5
4.7
-KYD
1.7
2.0
1.1
+ROA
1.0
0.4
9.0
+ROE
19.8
6.2
90.2
+BOPO
40.1
50.1
ACTUAL
83
Peers for Unit BNI07 efficiency 93.55% radial BNI07
BNI02
BNI03
LAMBDA
0.192
0.808
5.2
-TOTALASET
0.9
3.9
5.0
-DPK
0.9
3.8
4.5
-KYD
0.7
3.1
0.9
+ROA
0.4
0.6
8.0
+ROE
8.1
9.6
93.0
+BOPO
16.3
76.8
ACTUAL
Peers for Unit BNI06 efficiency 94.22% radial BNI06 ACTUAL
LAMBDA
BNI02
BNI03
0.996
0.004
5.1
-TOTALASET
4.8
0.0
4.9
-DPK
4.6
0.0
4.2
-KYD
3.6
0.0
1.9
+ROA
2.0
0.0
22.6
+ROE
41.8
0.0
84.8
+BOPO
84.4
0.4
Peers for Unit BNI05 efficiency 96.82% radial BNI05 ACTUAL
LAMBDA
BNI02
BNI03
0.987
0.013
5.0
-TOTALASET
4.8
0.1
4.7
-DPK
4.5
0.1
4.1
-KYD
3.6
0.0
1.6
+ROA
2.0
0.0
12.6
+ROE
41.4
0.1
84.9
+BOPO
83.7
1.2
84
Peers for Unit BNI01 efficiency 100.00% radial BNI01 ACTUAL
BNI01 LAMBDA
1.000
4.9
-TOTALASET
4.9
4.6
-DPK
4.6
3.6
-KYD
3.6
1.4
+ROA
1.4
32.4
+ROE
32.4
89.4
+BOPO
89.4
Peers for Unit BNI02 efficiency 100.00% radial BNI02 ACTUAL
BNI02 LAMBDA
1.000
4.8
-TOTALASET
4.8
4.6
-DPK
4.6
3.6
-KYD
3.6
2.0
+ROA
2.0
41.9
+ROE
41.9
84.8
+BOPO
84.8
Peers for Unit BNI03 efficiency 100.00% radial BNI03 ACTUAL
BNI03 LAMBDA
1.000
4.9
-TOTALASET
4.9
4.7
-DPK
4.7
3.8
-KYD
3.8
0.8
+ROA
0.8
11.8
+ROE
11.8
95.0
+BOPO
95.0
85
Peers for Unit BNI04 efficiency 100.00% radial BNI04 ACTUAL
BNI04 LAMBDA
1.000
4.9
-TOTALASET
4.9
4.6
-DPK
4.6
4.0
-KYD
4.0
2.4
+ROA
2.4
29.2
+ROE
29.2
78.8
+BOPO
78.8
Table of target values Targets for Unit BNI09 efficiency 89.18% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.4
4.8
10.8%
89.2%
-DPK
5.2
4.6
12.7%
87.3%
-KYD
4.8
3.6
23.9%
76.1%
+ROA
1.7
2.0
17.8%
84.9%
+ROE
16.3
41.6
154.6%
39.3%
+BOPO
84.9
84.9
0.0%
100.0%
Targets for Unit BNI08 efficiency 91.61% radial VARIABLE
ACTUAL
-TOTALASET
5.3
TARGET TO GAIN ACHIEVED 4.9
8.4%
91.6%
-DPK
5.1
4.6
9.4%
90.6%
-KYD
4.7
3.7
20.5%
79.5%
+ROA
1.1
1.4
22.4%
81.7%
+ROE
9.0
26.1
189.2%
34.6%
+BOPO
90.2
90.2
0.0%
100.0%
86
Targets for Unit BNI07 efficiency 93.55% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.2
4.9
6.4%
93.6%
-DPK
5.0
4.6
6.9%
93.1%
-KYD
4.5
3.8
15.2%
84.8%
+ROA
0.9
1.0
19.3%
83.8%
+ROE
8.0
17.6
119.3%
+BOPO
93.0
93.0
0.0%
45.6% 100.0%
Targets for Unit BNI06 efficiency 94.22% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.1
4.8
5.8%
94.2%
-DPK
4.9
4.6
6.8%
93.2%
-KYD
4.2
3.6
13.3%
86.7%
+ROA
1.9
2.0
10.0%
90.9%
+ROE
22.6
41.8
84.9%
54.1%
+BOPO
84.8
84.8
0.0%
100.0%
Targets for Unit BNI05 efficiency 96.82% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.0
4.8
3.2%
96.8%
-DPK
4.7
4.6
3.6%
96.4%
-KYD
4.1
3.6
12.1%
87.9%
+ROA
1.6
2.0
25.7%
79.5%
+ROE
12.6
41.5
228.7%
+BOPO
84.9
84.9
0.0%
30.4% 100.0%
87
Targets for Unit BNI01 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
4.9
4.9
0.0%
100.0%
-DPK
4.6
4.6
0.0%
100.0%
-KYD
3.6
3.6
0.0%
100.0%
+ROA
1.4
1.4
0.0%
100.0%
+ROE
32.4
32.4
0.0%
100.0%
+BOPO
89.4
89.4
0.0%
100.0%
Targets for Unit BNI02 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
4.8
4.8
0.0%
100.0%
-DPK
4.6
4.6
0.0%
100.0%
-KYD
3.6
3.6
0.0%
100.0%
+ROA
2.0
2.0
0.0%
100.0%
+ROE
41.9
41.9
0.0%
100.0%
+BOPO
84.8
84.8
0.0%
100.0%
Targets for Unit BNI03 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
4.9
4.9
0.0%
100.0%
-DPK
4.7
4.7
0.0%
100.0%
-KYD
3.8
3.8
0.0%
100.0%
+ROA
0.8
0.8
0.0%
100.0%
+ROE
11.8
11.8
0.0%
100.0%
+BOPO
95.0
95.0
0.0%
100.0%
88
Targets for Unit BNI04 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
4.9
4.9
0.0%
100.0%
-DPK
4.6
4.6
0.0%
100.0%
-KYD
4.0
4.0
0.0%
100.0%
+ROA
2.4
2.4
0.0%
100.0%
+ROE
29.2
29.2
0.0%
100.0%
+BOPO
78.8
78.8
0.0%
100.0%
Table of virtual I/Os Virtual IOs for Unit BNI09 efficiency 89.18% radial OMEGA VARIABLE
82.30% VIRTUAL IOs
0.82298 IO WEIGHTS
-TOTALASET
100.00%
0.18455
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
0.00%
0.00000
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
6.89%
0.00081
Virtual IOs for Unit BNI08 efficiency 91.61% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
84.13% VIRTUAL IOs
0.84134 IO WEIGHTS
100.00%
0.18867
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
0.00%
0.00000
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
7.48%
0.00083
89
Virtual IOs for Unit BNI07 efficiency 93.55% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
85.69% VIRTUAL IOs
0.85690 IO WEIGHTS
100.00%
0.19216
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
0.00%
0.00000
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
7.86%
0.00084
Virtual IOs for Unit BNI06 efficiency 94.22% radial OMEGA VARIABLE
86.95% VIRTUAL IOs
0.86948 IO WEIGHTS
-TOTALASET
100.00%
0.19498
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
0.00%
0.00000
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
7.27%
0.00086
Virtual IOs for Unit BNI05 efficiency 96.82% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
89.34% VIRTUAL IOs
0.89345 IO WEIGHTS
100.00%
0.20035
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
0.00%
0.00000
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
7.48%
0.00088
90
Virtual IOs for Unit BNI01 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
1.00000
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
7.84%
0.01615
0.00000
-DPK
7.84%
0.01701
0.00000
-KYD
84.32%
0.23665
0.28067
+ROA
7.84%
0.05522
0.00000
+ROE
7.84%
0.00242
0.00000
+BOPO
84.32%
0.00943
0.00000
Virtual IOs for Unit BNI02 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
1.00000
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
33.33%
0.06899
0.20696
-DPK
33.33%
0.07284
0.00000
-KYD
33.33%
0.09197
0.00000
+ROA
33.33%
0.16340
0.00000
+ROE
33.33%
0.00795
0.00000
+BOPO
33.33%
0.00393
0.00000
Virtual IOs for Unit BNI03 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
0.91435
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
96.03%
0.19691
0.20504
-DPK
1.98%
0.00426
0.00000
-KYD
1.98%
0.00518
0.00000
+ROA
1.98%
0.02575
0.00000
+ROE
1.98%
0.00168
0.00000
+BOPO
96.03%
0.01011
0.00090
91
Virtual IOs for Unit BNI04 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
0.90035
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
15.22%
0.03098
0.00000
-DPK
69.55%
0.14966
0.21517
-KYD
15.22%
0.03762
0.00000
+ROA
69.55%
0.28860
0.04135
+ROE
15.22%
0.00521
0.00000
+BOPO
15.22%
0.00193
0.00000
92
Output Hasil Uji Efisiensi Bank BRI
Table of efficiencies (radial) 78.29 BRI09
82.47 BRI08
86.08 BRI07
90.36 BRI06
95.88 BRI05
100.00 BRI01
100.00 BRI02
100.00 BRI03
100.00 BRI04
Table of peer units Peers for Unit BRI09 efficiency 78.29% radial BRI09 ACTUAL
LAMBDA
BRI01
BRI04
0.492
0.508
5.8
-TOTALASET
2.1
2.4
5.5
-DPK
2.0
2.2
5.3
-KYD
1.7
2.1
3.7
+ROA
0.8
2.9
35.7
+ROE
14.9
21.7
77.6
+BOPO
44.6
35.0
Peers for Unit BRI08 efficiency 82.47% radial BRI08 ACTUAL
BRI01
BRI04
LAMBDA
0.383
0.617
5.5
-TOTALASET
1.7
5.3
-DPK
1.6
2.7
5.1
-KYD
1.3
2.5
4.2
+ROA
0.6
3.6
34.5
+ROE
11.6
26.4
72.7
+BOPO
34.8
42.5
2.9
93
Peers for Unit BRI07 efficiency 86.08% radial BRI07
BRI01
BRI04
LAMBDA
0.280
0.720
5.3
-TOTALASET
1.2
3.4
5.1
-DPK
1.1
3.2
4.7
-KYD
1.0
3.0
4.6
+ROA
0.5
4.2
31.6
+ROE
8.5
30.8
69.8
+BOPO
25.4
ACTUAL
49.6
Peers for Unit BRI06 efficiency 90.36% radial BRI06 ACTUAL
BRI01
BRI04
LAMBDA
0.340
0.660
5.0
-TOTALASET
1.5
3.1
4.8
-DPK
1.4
2.9
4.5
-KYD
1.2
2.7
4.4
+ROA
0.6
3.8
33.8
+ROE
10.3
28.2
74.4
+BOPO
30.9
45.5
Peers for Unit BRI05 efficiency 95.88% radial BRI05 ACTUAL
BRI01 LAMBDA
0.176
BRI04 0.824
4.8
-TOTALASET
0.8
3.9
4.6
-DPK
0.7
3.6
4.3
-KYD
0.6
3.4
5.0
+ROA
0.3
4.8
38.0
+ROE
5.3
35.2
70.4
+BOPO
16.0
56.7
94
Peers for Unit BRI01 efficiency 100.00% radial BRI01 ACTUAL
BRI01 LAMBDA
1.000
4.3
-TOTALASET
4.3
4.1
-DPK
4.1
3.5
-KYD
3.5
1.6
+ROA
1.6
30.4
+ROE
30.4
90.8
+BOPO
90.8
Peers for Unit BRI02 efficiency 100.00% radial BRI02 ACTUAL
BRI02 LAMBDA
1.000
4.5
-TOTALASET
4.5
4.2
-DPK
4.2
3.7
-KYD
3.7
1.8
+ROA
1.8
38.8
+ROE
38.8
89.9
+BOPO
89.9
Peers for Unit BRI03 efficiency 100.00% radial BRI03 ACTUAL
BRI03 LAMBDA
1.000
4.6
-TOTALASET
4.6
4.3
-DPK
4.3
3.9
-KYD
3.9
4.0
+ROA
4.0
43.4
+ROE
43.4
79.8
+BOPO
79.8
95
Peers for Unit BRI04 efficiency 100.00% radial BRI04 ACTUAL
BRI04 LAMBDA
1.000
4.7
-TOTALASET
4.7
4.4
-DPK
4.4
4.1
-KYD
4.1
5.8
+ROA
5.8
42.8
+ROE
42.8
68.9
+BOPO
68.9
Table of target values Targets for Unit BRI09 efficiency 78.29% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.8
4.5
21.7%
78.3%
-DPK
5.5
4.2
23.5%
76.5%
-KYD
5.3
3.8
28.4%
71.6%
+ROA
3.7
3.7
0.0%
100.0%
+ROE
35.7
36.7
2.6%
97.5%
+BOPO
77.6
79.6
2.6%
97.5%
Targets for Unit BRI08 efficiency 82.47% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.5
4.5
17.5%
82.5%
-DPK
5.3
4.3
19.4%
80.6%
-KYD
5.1
3.9
23.6%
76.4%
+ROA
4.2
4.2
0.0%
100.0%
+ROE
34.5
38.0
10.2%
+BOPO
72.7
77.3
6.4%
96
90.8% 94.0%
Targets for Unit BRI07 efficiency 86.08% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.3
4.6
13.9%
86.1%
-DPK
5.1
4.3
15.6%
84.4%
-KYD
4.7
3.9
16.6%
83.4%
+ROA
4.6
4.6
0.0%
100.0%
+ROE
31.6
39.3
24.2%
80.5%
+BOPO
69.8
75.0
7.4%
93.1%
Targets for Unit BRI06 efficiency 90.36% radial VARIABLE
ACTUAL
-TOTALASET
5.0
TARGET TO GAIN ACHIEVED 4.6
9.6%
90.4%
-DPK
4.8
4.3
11.1%
88.9%
-KYD
4.5
3.9
13.2%
86.8%
+ROA
4.4
4.4
0.0%
100.0%
+ROE
33.8
38.5
14.2%
87.6%
+BOPO
74.4
76.3
2.6%
97.5%
Targets for Unit BRI05 efficiency 95.88% radial VARIABLE
ACTUAL
-TOTALASET
4.8
TARGET TO GAIN ACHIEVED 4.6
4.1%
95.9%
-DPK
4.6
4.3
4.9%
95.1%
-KYD
4.3
4.0
7.1%
92.9%
+ROA
5.0
5.0
0.0%
100.0%
+ROE
38.0
40.6
6.8%
93.6%
+BOPO
70.4
72.7
3.2%
96.9%
97
Targets for Unit BRI01 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
4.3
4.3
0.0%
100.0%
-DPK
4.1
4.1
0.0%
100.0%
-KYD
3.5
3.5
0.0%
100.0%
+ROA
1.6
1.6
0.0%
100.0%
+ROE
30.4
30.4
0.0%
100.0%
+BOPO
90.8
90.8
0.0%
100.0%
Targets for Unit BRI02 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
-TOTALASET
4.5
TARGET TO GAIN ACHIEVED 4.5
0.0%
100.0%
-DPK
4.2
4.2
0.0%
100.0%
-KYD
3.7
3.7
0.0%
100.0%
+ROA
1.8
1.8
0.0%
100.0%
+ROE
38.8
38.8
+BOPO
89.9
89.9
0.0% 0.0%
100.0% 100.0%
Targets for Unit BRI03 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
4.6
4.6
0.0%
100.0%
-DPK
4.3
4.3
0.0%
100.0%
-KYD
3.9
3.9
0.0%
100.0%
+ROA
4.0
4.0
0.0%
100.0%
+ROE
43.4
43.4
0.0%
100.0%
+BOPO
79.8
79.8
0.0%
100.0%
98
Targets for Unit BRI04 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
4.7
4.7
-DPK
4.4
4.4
0.0%
100.0%
-KYD
4.1
4.1
0.0%
100.0%
+ROA
5.8
5.8
0.0%
100.0%
+ROE
42.8
42.8
0.0%
100.0%
+BOPO
68.9
68.9
0.0%
100.0%
0.0%
Table of virtual I/Os Virtual IOs for Unit BRI09 efficiency 78.29% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
72.88% VIRTUAL IOs 100.00%
0.72879 IO WEIGHTS 0.17386
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
5.41%
0.01450
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
0.00%
0.00000
Virtual IOs for Unit BRI08 efficiency 82.47% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
76.14% VIRTUAL IOs 100.00%
0.76140 IO WEIGHTS 0.18164
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
6.33%
0.01515
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
0.00%
0.00000
99
100.0%
Virtual IOs for Unit BRI07 efficiency 86.08% radial OMEGA VARIABLE
78.85% VIRTUAL IOs
0.78851 IO WEIGHTS
-TOTALASET
100.00%
0.18810
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
7.23%
0.01569
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
0.00%
0.00000
Virtual IOs for Unit BRI06 efficiency 90.36% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
83.14% VIRTUAL IOs
0.83144 IO WEIGHTS
100.00%
0.19835
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
7.21%
0.01655
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
0.00%
0.00000
Virtual IOs for Unit BRI05 efficiency 95.88% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
87.14% VIRTUAL IOs
0.87142 IO WEIGHTS
100.00%
0.20788
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
8.74%
0.01734
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
0.00%
0.00000
100
Virtual IOs for Unit BRI01 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
1.00000
IO WEIGHTS NO LO BND 0.02375
MAX
-TOTALASET
10.27%
0.00000
-DPK
10.27%
0.02534
0.00000
-KYD
79.45%
0.22851
0.28762
+ROA
10.27%
0.06342
0.00000
+ROE
10.27%
0.00338
0.00000
+BOPO
79.45%
0.00875
0.00000
Virtual IOs for Unit BRI02 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
0.86468
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
8.22%
0.01844
0.22430
-DPK
8.22%
0.01937
0.00000
-KYD
83.56%
0.22750
0.00000
+ROA
8.22%
0.04492
0.00000
+ROE
22.11%
0.00570
0.00349
+BOPO
69.67%
0.00775
0.00000
Virtual IOs for Unit BRI03 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
0.89860
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
26.25%
0.05769
0.21974
-DPK
26.25%
0.06056
0.00000
-KYD
47.49%
0.12300
0.00000
+ROA
26.25%
0.06531
0.01569
+ROE
26.25%
0.00605
0.00088
0.00595
0.00000
+BOPO
47.49%
101
Virtual IOs for Unit BRI04 efficiency 100.00% radial OMEGA
0.00%
0.00000
0.89700
O WEIGHTS NO LO BND
MAX
VARIABLE
VIRTUAL IOs I
-TOTALASET
33.33%
0.07133
0.21399
-DPK
33.33%
0.07556
0.00000
-KYD
33.33%
0.08065
0.00000
+ROA
33.33%
0.05777
0.01785
+ROE
33.33%
0.00780
0.00000
+BOPO
33.33%
0.00484
0.00000
102
Output Hasil Uji Efisiensi Bank Mandiri
Table of efficiencies (radial)
92.91 MAN08
94.69 MAN07
98.92 MAN06
100.00 MAN01
100.00 MAN02
100.00 MAN03
100.00 MAN04
100.00 MAN05
100.00 MAN09
Table of peer units Peers for Unit MAN08 efficiency 92.91% radial MAN08 ACTUAL
MAN01 LAMBDA
0.305
MAN04 0.695
5.8
-TOTALASET
1.6
3.8
5.6
-DPK
1.6
3.6
5.1
-KYD
1.2
3.1
2.7
+ROA
0.5
2.2
22.7
+ROE
6.8
18.4
73.6
+BOPO
28.9
46.3
Peers for Unit MAN07 efficiency 94.69% radial MAN07 ACTUAL
MAN01 LAMBDA
MAN03
MAN04
0.310
0.049
0.641
5.7
-TOTALASET
1.6
0.3
3.5
5.5
-DPK
1.6
0.3
3.3
4.8
-KYD
1.2
0.2
2.9
2.4
+ROA
0.5
0.1
2.0
19.1
+ROE
6.9
1.3
16.9
75.8
+BOPO
29.4
3.7
103
42.7
Peers for Unit MAN06 efficiency 98.92% radial MAN06 ACTUAL
MAN01 LAMBDA
0.384
MAN02 0.616
5.5
-TOTALASET
2.0
3.4
5.3
-DPK
2.0
3.2
4.7
-KYD
1.5
2.6
1.1
+ROA
0.6
1.4
11.1
+ROE
8.6
19.3
90.1
+BOPO
36.4
53.7
Peers for Unit MAN01 efficiency 100.00% radial MAN01 ACTUAL
MAN01 LAMBDA
1.000
5.2
-TOTALASET
5.2
5.2
-DPK
5.2
3.9
-KYD
3.9
1.5
+ROA
1.5
22.3
+ROE
22.3
94.9
+BOPO
94.9
Peers for Unit MAN02 efficiency 100.00% radial MAN02 ACTUAL
MAN02 LAMBDA
1.000
5.5
-TOTALASET
5.5
5.2
-DPK
5.2
4.2
-KYD
4.2
2.3
+ROA
2.3
31.3
+ROE
31.3
87.1
+BOPO
87.1
104
Peers for Unit MAN03 efficiency 100.00% radial MAN03 ACTUAL
MAN03 LAMBDA
1.000
5.5
-TOTALASET
5.5
5.2
-DPK
5.2
4.3
-KYD
4.3
2.8
+ROA
2.8
27.5
+ROE
27.5
76.4
+BOPO
76.4
Peers for Unit MAN04 efficiency 100.00% radial MAN04 ACTUAL
MAN04 LAMBDA
1.000
5.5
-TOTALASET
5.5
5.1
-DPK
5.1
4.5
-KYD
4.5
3.2
+ROA
3.2
26.4
+ROE
26.4
66.6
+BOPO
66.6
Peers for Unit MAN05 efficiency 100.00% radial MAN05 ACTUAL
MAN05 LAMBDA
1.000
5.5
-TOTALASET
5.5
5.3
-DPK
5.3
4.6
-KYD
4.6
0.5
+ROA
0.5
2.8
+ROE
2.8
95.0
+BOPO
95.0
105
Peers for Unit MAN09 efficiency 100.00% radial MAN09
MAN09
ACTUAL
LAMBDA
1.000
5.9
-TOTALASET
5.9
5.7
-DPK
5.7
5.2
-KYD
5.2
3.1
+ROA
3.1
30.1
+ROE
30.1
70.7
+BOPO
70.7
Table of target values Targets for Unit MAN08 efficiency 92.91% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.8
5.4
7.1%
92.9%
-DPK
5.6
5.2
7.9%
92.1%
-KYD
5.1
4.3
15.2%
84.8%
+ROA
2.7
2.7
0.0%
+ROE
22.7
25.2
10.7%
+BOPO
73.6
75.2
2.1%
100.0% 90.4% 97.9%
Targets for Unit MAN07 efficiency 94.69% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.7
5.4
5.3%
94.7%
-DPK
5.5
5.2
5.3%
94.7%
-KYD
4.8
4.3
11.5%
88.5%
+ROA
2.4
2.7
10.9%
90.2%
+ROE
19.1
25.2
32.1%
75.7%
+BOPO
75.8
75.9
0.0%
106
100.0%
Targets for Unit MAN06 efficiency 98.92% radial VARIABLE
ACTUAL
-TOTALASET
5.5
TARGET TO GAIN ACHIEVED 5.4
2.3%
97.7% 98.9%
-DPK
5.3
5.2
1.1%
-KYD
4.7
4.1
13.4%
+ROA
1.1
2.0
78.0%
+ROE
11.1
27.9
150.5%
+BOPO
90.1
90.1
0.0%
86.6% 56.2% 39.9% 100.0%
Targets for Unit MAN01 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.2
5.2
-DPK
5.2
5.2
0.0%
100.0%
-KYD
3.9
3.9
0.0%
100.0%
+ROA
1.5
1.5
0.0%
100.0%
+ROE
22.3
22.3
0.0%
100.0%
+BOPO
94.9
94.9
0.0%
100.0%
0.0%
100.0%
Targets for Unit MAN02 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.5
5.5
0.0%
100.0%
-DPK
5.2
5.2
0.0%
100.0%
-KYD
4.2
4.2
0.0%
100.0%
+ROA
2.3
2.3
0.0%
100.0%
+ROE
31.3
31.3
0.0%
100.0%
+BOPO
87.1
87.1
0.0%
100.0%
107
Targets for Unit MAN03 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.5
5.5
0.0%
100.0%
-DPK
5.2
5.2
0.0%
100.0%
-KYD
4.3
4.3
0.0%
100.0%
+ROA
2.8
2.8
0.0%
100.0%
+ROE
27.5
27.5
0.0%
100.0%
+BOPO
76.4
76.4
0.0%
100.0%
Targets for Unit MAN04 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.5
5.5
0.0%
100.0%
-DPK
5.1
5.1
0.0%
100.0%
-KYD
4.5
4.5
0.0%
100.0%
+ROA
3.2
3.2
0.0%
100.0%
+ROE
26.4
26.4
0.0%
100.0%
+BOPO
66.6
66.6
0.0%
100.0%
Targets for Unit MAN05 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.5
5.5
0.0%
100.0%
-DPK
5.3
5.3
0.0%
100.0%
-KYD
4.6
4.6
0.0%
100.0%
+ROA
0.5
0.5
0.0%
100.0%
+ROE
2.8
2.8
0.0%
100.0%
+BOPO
95.0
95.0
0.0%
100.0%
108
Targets for Unit MAN09 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
5.9
5.9
0.0%
100.0%
-DPK
5.7
5.7
0.0%
100.0%
-KYD
5.2
5.2
0.0%
100.0%
+ROA
3.1
3.1
0.0%
100.0%
+ROE
30.1
30.1
0.0%
100.0%
+BOPO
70.7
70.7
0.0%
100.0%
Table of virtual I/Os Virtual IOs for Unit MAN08 efficiency 92.91% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
86.34% VIRTUAL IOs
0.86343 IO WEIGHTS
100.00%
0.17170
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
6.57%
0.02443
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
0.00%
0.00000
Virtual IOs for Unit MAN07 efficiency 94.69% radial OMEGA VARIABLE
89.69% VIRTUAL IOs
0.89694 IO WEIGHTS
-TOTALASET
3.51%
0.00614
-DPK
96.49%
0.17663
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
0.00%
0.00000
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
4.99%
0.00066
109
Virtual IOs for Unit MAN06 efficiency 98.92% radial OMEGA VARIABLE
91.49% VIRTUAL IOs
0.91494 IO WEIGHTS
-TOTALASET
0.00%
0.00000
-DPK
100.00%
0.18920
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
0.00%
0.00000
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
7.43%
0.00082
Virtual IOs for Unit MAN01 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
0.00% VIRTUAL IOs 14.01%
0.00000
1.00000
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
0.02668
0.00000
-DPK
14.01%
0.02668
0.00000
-KYD
71.99%
0.18562
0.25785
+ROA
14.01%
0.09037
0.00000
+ROE
14.01%
0.00628
0.00000
+BOPO
71.99%
0.00758
0.00000
Virtual IOs for Unit MAN02 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
0.97790
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
33.33%
0.06035
0.00000
-DPK
33.33%
0.06391
0.16055
-KYD
33.33%
0.07973
0.03890
+ROA
33.33%
0.14684
0.00000
+ROE
33.33%
0.01065
0.00071
+BOPO
33.33%
0.00382
0.00000
110
Virtual IOs for Unit MAN03 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
-13.82173 0.99975
IO WEIGHTS 0.04222
MIN
MAX
-TOTALASET
23.24%
0.00000 0.00000
-DPK
23.24%
0.04494
0.00000 0.16727
-KYD
53.52%
0.12461
0.23284 0.03144
+ROA
46.72%
0.16805
2.34918 0.00000
+ROE
23.24%
0.00844
0.00000 0.00001
+BOPO
30.04%
0.00393
0.10858 0.00000
Virtual IOs for Unit MAN04 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
1.00000
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
26.16%
0.04771
0.00000
-DPK
47.68%
0.09284
0.16731
-KYD
26.16%
0.05834
0.03138
+ROA
47.68%
0.14947
0.00000
+ROE
26.16%
0.00991
0.00000
+BOPO
26.16%
0.00393
0.00000
Virtual IOs for Unit MAN05 efficiency 100.00% radial OMEGA
-619.97%
-6.19972
VARIABLE
VIRTUAL IOs
IO WEIGHTS NO LO BND
-TOTALASET
0.00%
-6.19972 MAX
0.00000
0.00000
-DPK
100.00%
0.18891
0.18891
-KYD
0.00%
0.00000
0.00000
+ROA
0.00%
0.00000
0.00000
+ROE
0.00%
0.00000
0.00000
+BOPO
719.97%
0.07577
0.07577
111
Virtual IOs for Unit MAN09 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
0.00924
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
99.37%
0.16802
0.16908
-DPK
0.31%
0.00055
0.00000
-KYD
0.31%
0.00060
0.00000
+ROA
34.25%
0.10944
0.10798
+ROE
65.43%
0.02176
0.02171
+BOPO
0.31%
0.00004
0.00000
112
Lampiran 4 : Output Hasil Uji Refresi Panel Data Fixed Effect Method: Pooled Least Squares Date: 08/14/11 Time: 23:02 Sample: 2001 2009 Included observations: 9 Cross-sections included: 4 Total pool (balanced) observations: 36 Cross-section weights (PCSE) standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C TA? DPK? KYD? Fixed Effects (Cross) _BRI--C _BNI--C _MANDIRI--C _BTN--C
0.990166 0.896468 0.003503 -0.002721
0.512725 0.070462 0.031633 0.002867
1.931183 12.72275 0.110746 -0.949071
0.0633 0.0000 0.9126 0.3504
-0.039337 -0.015549 0.092084 -0.037198 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.998926 0.998704 0.030600 0.027154 78.33369 4495.538 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
123
4.779368 0.849932 -3.962983 -3.655076 -3.855515 1.096820
Output Hasil Uji Efisiensi Bank BTN
Table of efficiencies (radial) 80.78 BTN09
89.41 BTN08
98.46 BTN05
99.96 BTN03
100.00 BTN01
100.00 BTN02
100.00 BTN04
100.00 BTN06
100.00 BTN07
Table of peer units Peers for Unit BTN09 efficiency 80.78% radial BTN09 ACTUAL
BTN01 LAMBDA
BTN02
BTN04
0.164
0.201
0.635
4.1
-TOTALASET
0.5
0.7
2.1
3.7
-DPK
0.5
0.6
1.9
3.7
-KYD
0.3
0.5
1.6
1.5
+ROA
0.1
0.2
1.2
18.2
+ROE
4.1
6.3
26.0
87.9
+BOPO
15.7
18.7
53.5
Peers for Unit BTN08 efficiency 89.41% radial BTN08 ACTUAL
BTN04 LAMBDA
0.407
BTN06 0.593
3.8
-TOTALASET
1.3
2.1
3.4
-DPK
1.2
1.8
3.5
-KYD
1.0
1.7
1.8
+ROA
0.7
1.1
19.6
+ROE
16.6
13.8
86.2
+BOPO
34.2
51.9
113
Peers for Unit BTN05 efficiency 98.46% radial BTN05 ACTUAL
BTN01 LAMBDA
0.030
BTN02 0.186
BTN04 0.784
3.4
-TOTALASET
0.1
0.6
2.6
3.0
-DPK
0.1
0.5
2.3
2.7
-KYD
0.1
0.4
2.0
1.7
+ROA
0.0
0.2
1.4
33.7
+ROE
0.7
5.8
32.1
86.2
+BOPO
2.9
17.3
66.0
Peers for Unit BTN03 efficiency 99.96% radial BTN03 ACTUAL
BTN01 LAMBDA
0.516
BTN02 0.455
BTN04 0.029
3.3
-TOTALASET
1.7
1.5
0.1
3.0
-DPK
1.5
1.3
0.1
2.4
-KYD
1.1
1.1
0.1
0.8
+ROA
0.3
0.5
0.1
18.1
+ROE
12.9
14.3
1.2
94.3
+BOPO
49.5
42.4
2.4
Peers for Unit BTN01 efficiency 100.00% radial BTN01 ACTUAL
BTN01 LAMBDA
1.000
3.3
-TOTALASET
3.3
2.9
-DPK
2.9
2.1
-KYD
2.1
0.5
+ROA
0.5
25.1
+ROE
25.1
95.9
+BOPO
95.9
114
Peers for Unit BTN02 efficiency 100.00% radial BTN02 ACTUAL
BTN02 LAMBDA
1.000
3.3
-TOTALASET
3.3
2.9
-DPK
2.9
2.3
-KYD
2.3
1.1
+ROA
1.1
31.3
+ROE
31.3
93.0
+BOPO
93.0
Peers for Unit BTN04 efficiency 100.00% radial BTN04 ACTUAL
BTN04 LAMBDA
1.000
3.3
-TOTALASET
3.3
2.9
-DPK
2.9
2.5
-KYD
2.5
1.8
+ROA
1.8
40.9
+ROE
40.9
84.2
+BOPO
84.2
Peers for Unit BTN06 efficiency 100.00% radial BTN06 ACTUAL
BTN06 LAMBDA
1.000
3.5
-TOTALASET
3.5
3.1
-DPK
3.1
2.9
-KYD
2.9
1.8
+ROA
1.8
23.4
+ROE
23.4
87.6
+BOPO
87.6
115
Peers for Unit BTN07 efficiency 100.00% radial BTN07
BTN07
ACTUAL
LAMBDA
1.000
3.6
-TOTALASET
3.6
3.2
-DPK
3.2
3.1
-KYD
3.1
1.9
+ROA
1.9
20.7
+ROE
20.7
85.9
+BOPO
85.9
Table of target values Targets for Unit BTN09 efficiency 80.78% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
4.1
3.3
19.2%
80.8%
-DPK
3.7
2.9
20.9%
79.1%
-KYD
3.7
2.4
34.6%
65.4%
+ROA
1.5
1.5
0.0%
100.0%
+ROE
18.2
36.4
99.7%
50.1%
+BOPO
87.9
87.9
0.0%
100.0%
Targets for Unit BTN08 efficiency 89.41% radial VARIABLE
ACTUAL
-TOTALASET
3.8
TARGET TO GAIN ACHIEVED 3.4
10.6%
89.4%
-DPK
3.4
3.0
12.7%
87.3%
-KYD
3.5
2.7
20.8%
79.2%
+ROA
1.8
1.8
0.0%
100.0%
+ROE
19.6
30.5
55.3%
64.4%
+BOPO
86.2
86.1
-0.1%
100.1%
116
Targets for Unit BTN05 efficiency 98.46% radial VARIABLE
ACTUAL
-TOTALASET
3.4
TARGET TO GAIN ACHIEVED 3.3
2.4%
97.6%
-DPK
3.0
2.9
1.5%
98.5%
-KYD
2.7
2.5
9.1%
90.9%
+ROA
1.7
1.7
0.0%
100.0%
+ROE
33.7
38.7
14.9%
87.0%
+BOPO
86.2
86.2
0.0%
100.0%
Targets for Unit BTN03 efficiency 99.96% radial VARIABLE
ACTUAL
-TOTALASET
3.3
TARGET TO GAIN ACHIEVED 3.3
0.0%
100.0% 99.0%
-DPK
3.0
2.9
1.0%
-KYD
2.4
2.2
7.6%
92.4%
+ROA
0.8
0.8
0.0%
100.0%
+ROE
18.1
28.4
56.7%
63.8%
+BOPO
94.3
94.3
0.0%
100.0%
Targets for Unit BTN01 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
-TOTALASET
3.3
TARGET TO GAIN ACHIEVED 3.3
0.0%
100.0%
-DPK
2.9
2.9
0.0%
100.0%
-KYD
2.1
2.1
0.0%
100.0%
+ROA
0.5
0.5
0.0%
100.0%
+ROE
25.1
25.1
0.0%
100.0%
+BOPO
95.9
95.9
0.0%
100.0%
117
Targets for Unit BTN02 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
3.3
3.3
0.0%
100.0%
-DPK
2.9
2.9
0.0%
100.0%
-KYD
2.3
2.3
0.0%
100.0%
+ROA
1.1
1.1
0.0%
100.0%
+ROE
31.3
31.3
0.0%
100.0%
+BOPO
93.0
93.0
0.0%
100.0%
Targets for Unit BTN04 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
-TOTALASET
3.3
TARGET TO GAIN ACHIEVED 3.3
0.0%
100.0%
-DPK
2.9
2.9
0.0%
100.0%
-KYD
2.5
2.5
0.0%
100.0%
+ROA
1.8
1.8
0.0%
100.0%
+ROE
40.9
40.9
0.0%
100.0%
84.2
0.0%
100.0%
+BOPO
84.2
Targets for Unit BTN06 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
-TOTALASET
3.5
TARGET TO GAIN ACHIEVED 3.5
0.0%
100.0%
-DPK
3.1
3.1
0.0%
100.0%
-KYD
2.9
2.9
0.0%
100.0%
+ROA
1.8
1.8
0.0%
100.0%
+ROE
23.4
23.4
0.0%
100.0%
+BOPO
87.6
87.6
0.0%
100.0%
118
Targets for Unit BTN07 efficiency 100.00% radial VARIABLE
ACTUAL
TARGET TO GAIN ACHIEVED
-TOTALASET
3.6
3.6
0.0%
100.0%
-DPK
3.2
3.2
0.0%
100.0%
-KYD
3.1
3.1
0.0%
100.0%
+ROA
1.9
1.9
0.0%
100.0%
+ROE
20.7
20.7
0.0%
100.0%
+BOPO
85.9
85.9
0.0%
100.0%
Table of virtual I/Os Virtual IOs for Unit BTN09 efficiency 80.78% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
65.33% VIRTUAL IOs
0.65334 IO WEIGHTS
100.00%
0.24574
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
2.18%
0.01486
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
13.26%
0.00151
Virtual IOs for Unit BTN08 efficiency 89.41% radial OMEGA
-113.16%
VARIABLE
VIRTUAL IOs
-TOTALASET
-1.13159 IO WEIGHTS
100.00%
0.26271
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
41.78%
0.23209
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
160.79%
0.01866
119
Virtual IOs for Unit BTN05 efficiency 98.46% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
83.02% VIRTUAL IOs
0.83021 IO WEIGHTS
0.00%
0.00000
-DPK
100.00%
0.33686
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA +ROE +BOPO
2.46%
0.01480
0.00%
0.00000
12.99%
0.00151
Virtual IOs for Unit BTN03 efficiency 99.96% radial OMEGA VARIABLE
80.84% VIRTUAL IOs
0.80843 IO WEIGHTS
-TOTALASET
100.00%
0.30408
-DPK
0.00%
0.00000
-KYD
0.00%
0.00000
+ROA
1.51%
0.01839
+ROE
0.00%
0.00000
+BOPO
17.61%
0.00187
Virtual IOs for Unit BTN01 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
1.00000
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
6.78%
0.02068
0.00000
-DPK
6.78%
0.02325
0.34302
-KYD
86.45%
0.40592
0.00000
+ROA
6.78%
0.13830
0.00000
+ROE
6.78%
0.00270
0.00000
+BOPO
86.45%
0.00901
0.00000
120
Virtual IOs for Unit BTN02 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
0.84513
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
14.26%
0.04323
0.00000
-DPK
14.26%
0.04866
0.00000
-KYD
71.48%
0.30764
0.43039
+ROA
14.26%
0.12620
0.13068
+ROE
14.26%
0.00455
0.00000
+BOPO
71.48%
0.00768
0.00008
Virtual IOs for Unit BTN04 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
0.00% VIRTUAL IOs
0.00000
0.99707
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
33.33%
0.10143
0.00000
-DPK
33.33%
0.11409
0.34228
-KYD
33.33%
0.13152
0.00000
+ROA
33.33%
0.18215
0.00160
+ROE
33.33%
0.00814
0.00000
0.00396
0.00000
+BOPO
33.33%
Virtual IOs for Unit BTN06 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE
-94.02% VIRTUAL IOs
-0.94016
-0.94016
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
-TOTALASET
0.00%
0.00000
0.00000
-DPK
100.00%
0.32547
0.32547
-KYD
0.00%
0.00000
0.00000
+ROA
39.19%
+ROE
0.00%
0.00000
0.00000
+BOPO
154.83%
0.01768
0.01768
0.22015
0.22015
121
Virtual IOs for Unit BTN07 efficiency 100.00% radial OMEGA VARIABLE -TOTALASET
-76.96% VIRTUAL IOs
-0.76964
-0.76964
IO WEIGHTS NO LO BND
MAX
0.00%
0.00000
0.00000
-DPK
100.00%
0.31389
0.31389
-KYD
0.00%
0.00000
0.00000
+ROA
176.96%
0.92169
0.92169
+ROE
0.00%
0.00000
0.00000
+BOPO
0.00%
0.00000
0.00000
122