ANALISIS PENERJEMAHAN DAN PEMAKNAAN ISTILAH TEKNIS: STUDI KASUS PADA TERJEMAHAN DOKUMEN KONTRAK
TESIS
Oleh ROSWANI SIREGAR 077009024/LNG
S
C
N
PA
A
S
K O L A
H
E
A S A R JA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
ANALISIS PENERJEMAHAN DAN PEMAKNAAN ISTILAH TEKNIS: STUDI KASUS PADA TERJEMAHAN DOKUMEN KONTRAK
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh ROSWANI SIREGAR 077009024/LNG
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: ANALISIS PENERJEMAHAN DAN PEMAKNAAN ISTILAH TEKNIS: STUDI KASUS PADA TERJEMAHAN DOKUMEN KONTRAK : Roswani Siregar : 077009024 : Linguistik
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Amrin Saragih, MA., Ph.D) Ketua
Ketua Program Studi
(Prof. T. Silvana Sinar, MA., Ph.D)
(Dr. Eddy Setia, M.Ed., TESP) Anggota
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)
Tanggal lulus: 10 Maret 2009 Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Telah diuji pada Tanggal: 10 Maret 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Amrin Saragih, MA., Ph.D
Anggota
: 1. Dr. Eddy Setia, M.Ed., TESP 2. Prof. T. Silvana Sinar, MA., Ph.D 3. Prof. Dr. Robert Sibarani, MS
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
PERNYATAAN
ANALISIS PENERJEMAHAN DAN PEMAKNAAN ISTILAH TEKNIS: STUDI KASUS PADA TERJEMAHAN DOKUMEN KONTRAK
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, atau kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
Maret 2009
Roswani Siregar
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRAK
Tesis ini berjudul Analisis Penerjemahan dan Pemaknaan Istilah Teknis: Studi Kasus pada Terjemahan Dokumen Kontrak. Ada enam dokumen kontrak (sebagai produk terjemahan) sebagai sumber data dalam analisis ini. Dapat diidentifikasi bahwa istilah teknis yang digunakan dalam dokumen ini adalah istilah yang berkaitan dalam bidang ekonomi (akuntansi, manajemen, dan keuangan). Dalam membaca sebuah teks sebagai produk terjemahan, dapat ditemukan berbagai masalah dalam memahami isi teks tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya adanya perbedaan budaya antara penulis dan pembaca teks tersebut, yang berakibat pada perbedaan pandangan pada konsep kata yang dimaksudkan oleh penulis. Para penerjemah biasa memilih dua metode penerjemahan, yaitu terjemahan harafiah (literal) yang terdiri atas peminjaman, terjemahan harafiah, dan terjemahan wajib yang terdiri atas transposisi, modulasi, kesepadanan, dan penyesuaian). Oleh sebab itu, dalam menganalisis produk terjemahan penulis berfokus pada analisis metode yang disebutkan di atas. Untuk mendapatkan analisis yang rinci, juga dilakukan analisis medan makna untuk mendapatkan makna istilah atau kosa kata yang terdapat pada bahasa sumber (BS) dan bahasa target (BT). Dari hasil analisis yang dilakukan dalam tesis ini memperlihatkan kompleksitas pemahaman tentang prosedur dan metode penerjemahan yang perlu untuk dipahami. Hal-hal yang berkaitan dengan cara identifikasi istilah, penerapan metode penerjemahan yang meliputi banyak hal, seperti misalnya proses peminjaman, calque, terjemahan harafiah, transposisi, modulasi, kesepadanan, penyesuaian, pergeseran struktur, unit, dan kelas, intrasistem dan juga sistem penyerapan istilah asing, sangat perlu untuk diperhatikan.
Kata
Kunci:
Peminjaman, Terjemahan Harafiah, Kesepadanan, dan Penyesuaian.
Transposisi,
Modulasi,
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
ABSTRACT
This thesis deals with An Analysis of Technical Terms Translation and Meanings: A case study of Contract document. There are six contract documents (translation products) as the source of data in this analysis. It can be identified that the terms used in the documents are mostly related to economical terms (accounting, management, and finance). In reading a text as a product of translation, it can be found some problems to understand the content of the text. This is caused by some factors, for example, the different culture between writers and readers, which consequently can cause the different view of the word concept that is intended by the writers. Translators may choose two methods of translating, namely direct or literal translation (borrowing, calque, literal translation), and obligue translation (transposition, modulation, equivalence, adaptation). So, in analyzing the products of translation, the writer focuses the analysis on these items of the method. In order to get detailed analysis, the analysis is also focused on the meaning field in order to find out the meanings of the terms of both SL and TL. The results of analysis show that there are some complexities in understanding the translation procedures and methods that should be mastered. Those that are related to ways of terms identification, the application of translation method with its various problems, such as direct or literal translation (borrowing, calque, literal translation), and obligue translation (transposition, modulation, equivalence, adaptation), and translating the foreign terms, need to be observed.
Keywords: Borrowing, Calque, Literal Translation, Transposition, Modulation, Equivalence, Adaptation.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan, rejeki, dan kesempatan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Salawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat Islam ke jalan yang benar, jalan yang diridhoi Allah. Tesis ini tidak akan pernah selesai tanpa adanya dukungan moral dan spiritual dari beberapa pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: Prof. Amrin Saragih, M.A., Ph.D selaku Pembimbing I yang telah membimbing, mengarahkan, mengkritisi, dan mengoreksi isi tulisan tesis ini dengan penuh kehati-hatian dan tak mengenal lelah sehingga terbentuknya tesis ini. Dr. Drs. Eddy Setia, M.Ed TESP selaku Pembimbing II yang juga sibuk memberikan bantuan pinjaman buku-buku teori terjemahan yang berkualitas dan mutakhir. Beliau juga aktif dalam memberikan masukan, kritikan, dan koreksian yang menyeluruh sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Prof. Dr. T. Silvana Sinar, M.A selaku Ketua Program S2 Linguistik SPs. Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dorongan semangat, kritikan, dan juga sumbangan ilmu untuk kesempurnaan tesis ini.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Drs. Umar Mono, Dipl. Trans. H.Hum selaku Sekretaris Program yang juga banyak membantu dalam dua hal. Pertama, menyangkut administrasi sehingga segala permasalahan mengenai administrasi kuliah dan ujian dapat diselesaikan dengan baik. Kedua mengenai kontribusinya dalam hal kritikan dan sumbangan pemikiran untuk kesempurnaan tesis ini. Seluruh dosen pengajar di Program S2 Linguistik yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna baik pengembangan ilmu pengetahuan secara keseluruhan maupun yang menyangkut terjemahan. Seluruh teman seangkatan yang dengan antusias telah memberikan kritikan dan sumbangan pemikiran guna kesempurnaan tesis ini. Mereka juga banyak membantu penulis selama masa perkuliahan. Orang tua dan seluruh keluarga penulis yang senantiasa memberi doa, nasihat, bantuan dana, dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah tepat waktu. Semoga Allah SWT membalas segala bantuan yang telah diberikan berlipat ganda. Amin ya robbal ‘alamin.
Penulis,
Maret 2009
Roswani Siregar
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... ABSTRACT ....................................................................................................... KATA PENGANTAR.......................................................................................... RIWAYAT HIDUP.............................................................................................. DAFTAR ISI........................................................................................................ DAFTAR TABEL ............................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG .....................................................
Halaman i ii iii v vi viii x xi
BAB
I
PENDAHULUAN......................................................................... 1.1 Latar Belakang..................................................................... 1.2 Masalah Penelitian .............................................................. 1.3 Tujuan Penelitian................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian............................................................... 1.5 Ruang Lingkup.....................................................................
1 1 4 4 5 6
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA..................................................................... 2.1 Pengertian Dokumen Kontrak dan Istilah............................ 2.1.1 Pengertian Dokumen Kontrak............................... 2.1.2 Pengertian Istilah.................................................. 2.2 Landasan Teori.................................................................... 2.2.1 Terjemahan dan Permasalahannya....................... 2.2.2 Teori Relevansi..................................................... 2.2.3 Semantik dalam Penerjemahan............................. 2.2.4 Analisis Komponen Makna.................................. 2.2.5 Metode Penerjemahan.......................................... 2.2.6 Pergeseran dalam Penerjemahan..........................
8 8 8 9 9 9 15 17 18 21 25
BAB
III
METODOLOGI............................................................................ 3.1 Metode dan Teknik Penelitian............................................ 3.2 Data dan Sumber Data........................................................ 3.3 Analisis Data....................................................................... 3.4 Teknik Analisis Data........................................................... 3.5 Metode dan Teknik Penyajian Data....................................
29 29 29 30 31 32
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
BAB
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN.................... 4.1 Paparan Data........................................................................ 4.1.1 Identifikasi Istilah Dokumen Kontrak Bahasa Inggris...................................................................... 4.1.1.1 Istilah yang Terdiri atas Satu Kata dan Padanannya............................................... 4.1.1.2 Istilah yang Terdiri atas Dua Kata atau Lebih (Frasa) dan Padanannya................. . 4.1.2 Penerapan Metode Penerjemahan............................ 4.1.2.1 Metode Borrowing (Metode Peminjaman).............................................. 4.1.2.2 Loan Translation (Calque)........................ 4.1.2.3 Terjemahan Harafiah (Literal Translation).............................................. 4.1.2.4 Transposisi................................................. 4.1.2.5 Modulasi.................................................... 4.1.2.6 Kesepadanan.............................................. 4.1.2.7 Penyesuaian............................................... 4.1.3 Pergeseran dalam Penerjemahan.............................. 4.1.3.1 Pergeseran Struktur.................................... 4.1.3.2 Pergeseran Unit.......................................... 4.1.3.3 Pergeseran Kelas (Class Shifts)................. 4.1.3.4 Pergeseran Intrasistem............................... 4.1.4 Penyerapan dan Penerjemahan Istilah Asing............ 4.1.4.1 Penyerapan Istilah Asing........................... 4.1.4.2 Penerjemahan Istilah Asing....................... 4.1.4.3 Penyerapan dan Sekaligus Penerjemahan.. 4.1.5 Pemaknaan Istilah..................................................... 4.2 Pembahasan.......................................................................... 4.3 Rekomendasi Terjemahan....................................................
33 33
SIMPULAN DAN SARAN........................................................... 5.1 Simpulan............................................................................... 5.2 Saran.....................................................................................
68 68 69
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
70
BAB
IV
V
33 33 35 36 37 40 41 42 43 45 46 47 48 50 50 51 52 52 54 55 57 64 66
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1
Istilah yang Berbentuk Satu Kata dan Padanannya...................
34
2
Istilah yang Terdiri atas Dua atau Lebih Kata (Frasa) dan Padanannya................................................................................
35
3
Data Pure Loanwords (Pinjaman Murni)..................................
38
4
Data Mix Loanwords (Pinjaman Takmurni).............................
39
5
Data Loanblend (Pinjaman Campuran)……………………….
39
6
Data Loan Translation (Calque)………………………………
40
7
Data Terjemahan Harafiah (Literal Translation)……………..
41
8
Data Transposisi………………………………………………
43
9
Data Kesepadanan…………………………………………….
46
10
Data Penyesuaian………………………………………………
47
11
Data Pergeseran dalam Penerjemahan…………………………
48
12
Data Pergeseran Struktur………………………………………
49
13
Data Pergeseran Unit (1).............................................................
50
14
Data Pergeseran Unit (2).............................................................
50
15
Data Pergeseran Kelas (1)...........................................................
51
16
Data Pergeseran Intrasistem........................................................
51
17
Data Penyerapan Istilah Asing....................................................
53
18
Data Penyerapan dan Sekaligus Penerjemahan...........................
56
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
19
Komponen Makna ’Income Statement/Laporan Laba Rugi ........
58
20
Komponen Makna ’Contract/Kontrak’........................................
59
21
Komponen Makna ’Claim/Klaim’................................................
60
22
Komponen Makna ’Liability/Kewajiban’.....................................
60
23
Komponen Makna ’Indemnify/Ganti Rugi’..................................
61
24
Komponen Makna ’Profit/Profit’ ................................................
61
25
Komponen Makna ’Losses/Kerugian’ .........................................
62
26
Komponen Makna ’Marketable Securities/Sekuritas yang Dapat Dipasarkan.....................................................................................
62
27
Komponen Makna ’Income/Penghasilan’......................................
63
28
Komponen Makna ’Cost/Biaya’....................................................
64
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1. Contract Document CRP-5354. Subject: Local Task Force …………… 73 (a) Subject : Local Task Force Services ………………………………
73
(b) Local Task Force Services: Exhibit B: Special Terms ……………….
76
(c) Local Task Force Services: Exhibit C : Elucidation of Attachment …
86
(d) Local Task Force Services: Exhibit C : Compensation ……………...
91
2. Contract No. CEN-7583. Subject : Well Maintenance and Security Services ………………………………………………………………… 104 3. Enquiry Document RFQ-CEN-7583. Subject : Well Maintenance and Security Services Service Order No. CEN-1492……………………….
107
4. Subject : Crude Oil Transportation Services ………………………….
110
5. Contract No. CEN-7582. Subject : Clean up and Fencing Installation Services ………………………………………………………………….. 115 6. Service Order No. CEN-1492. Subject : Crude Oil Transportation Services (Exhibit-B)……………………………………………………..
119
7. Data………………………………………………………………………
123
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
1. Daftar Singkatan BIND
=
Bahasa Indonesia
BING
=
Bahasa Inggris
BP
=
Bahasa Penerima
BS
=
Bahasa Sumber
BT
=
Bahasa Target
DK
=
Dokumen Kontrak
KBBI
=
Kamus Besar Bahasa Indonesia
TS
=
Teks Sumber
TT
=
Teks Target
L
=
Lampiran
WCD
=
Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary
FET
=
Financial and Economic Terms
2. Daftar Lambang Æ
=
(proses) menjadi
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Istilah terjemahan (translation) bisa berarti (1) bidang ilmu secara umum,
(2) produk (teks yang sudah diterjemahkan), (3) proses (tindakan dalam memproduksi terjemahan) biasanya disebut penerjemahan (translating). Secara netral istilah ini digunakan untuk semua pekerjaan yang berkaitan dengan makna ungkapan dalam satu bahasa (bahasa sumber/BS) yang diubah menjadi makna ungkapan bahasa yang lain (bahasa target/BT) atau sebaliknya, apakah dalam bentuk media lisan maupun tulisan. Penerjemahan tidak terlepas dari berbagai teori dan pendekatan yang digagas oleh para ahli dalam bidang ini. Kalau dikaitkan dengan kemajuan teknologi, kegiatan itu terkait dengan mesin-mesin penerjemah dan perangkat lunak yang membantu dalam proses penerjemahan (Jean-Pierre, 2005; Kussmaul, 2005; Sommers, 2003). Keberhasilan suatu proses penerjemahan sangat bergantung pada tujuan terjemahan itu dilakukan, yang hasilnya merefleksikan kebutuhan orang yang memerlukannya. Sebagai contoh, sebuah terjemahan yang luwes, bersifat apa adanya (rough-and-ready translation) dari sebuah surat bisa mencukupi untuk memberikan informasi yang akurat. Sebuah terjemahan teks ilmiah membutuhkan perhatian yang super hati-hati terhadap makna, tetapi tidak demikian terhadap bentuk-bentuk
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
estetikanya. Karya-karya sastra membutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang sensitif terhadap bentuk dan isi. Terjemahan yang menyangkut teks-teks keagamaan khususnya kitab suci paling tidak harus memenuhi dua kriteria, yang justru selalu bertentangan, karena kriteria yang satu melihat ke belakang (latar belakang sejarah) dan yang satu lagi melihat ke depan (masa depan pemeluknya). Pertama, terjemahannya harus menurut sejarah akurat, tepat mewakili makna yang ada pada sumber aslinya, sepanjang hal ini dapat diketahui, dan dipadukan dalam tradisi keagamaan yang terpisah. Yang kedua, terjemahannya harus dapat diterima oleh pengguna terjemahan tersebut – yang dalam praktiknya – dapat dimengerti, secara estetika menyenangkan, dan mampu menghubungkan dengan kecenderungan masa kini khususnya dalam pemikiran keagamaan, tekanan-tekanan sosial, dan perubahan bahasa. Kompetensi penerjemahan terdiri atas dua kemampuan pokok, yakni (1) kemampuan menurunkan serangkaian teks target yang memungkinkan bagi teks sumber yang ada dan (2) kemampuan memilih dari serangkaian teks tersebut, ’secara cepat dan dengan kepercayaan diri yang benar (etis)’ versi tertentu yang sangat tepat bagi pembaca. Pym (1992: 175) menambahkan, definisi kompetensi penerjemahan seperti itu “mengakui bahwa ada satu model teorisasi implisit dalam praktik penerjemahan, sepanjang penurunan target teks alternatif bergantung pada serangkaian hipotesis yang secara intuitif diaplikasikan”. Teori sangat berkaitan dengan praktik. Tidak akan ada praktik tanpa teori.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Berkaitan dengan judul tesis ini, teks yang akan dianalisis adalah produk terjemahan (Inggris – Indonesia) pada dokumen kontrak (DK). Kata dokumen (bahasa Latin: documentum) mempunyai arti bukti yang tertulis, surat akte, piagam, surat resmi, dan sebagainya. Sedangkan kata kontrak (bahasa Latin: contractus) mempunyai arti perjanjian yang mengikat. Secara hukum berarti perjanjian yang dituangkan dalam suatu akta (akte) (Shadily 1986: 849, 1861). Terjemahan dokumen kontrak sangat sering dijumpai khususnya pada perusahaan-perusahaan swasta asing yang ada di Indonesia. Dalam tesis ini dokumen kontrak yang disasar adalah enam dokumen kontrak (dalam dua versi bahasa – Inggris dan Indonesia), yaitu antara lain: (1) Contract Document CRP-5344 yang terdiri atas (a) Subject: Local Task Force Services, (b) Local Task Force Services: Exhibit B: Special Terms, (c) Local Task Force Services: Exhibit C: Elucidation of Attachment, dan (d) Local Task Force Services: Exhibit C: Compensation. (2) Contract No. CEN-7583. Subject: Well Maintenance and Security Services, (3) Enquiry Document RFQ-CEN-7583. Subject: Well Maintenance and Security Services, (4) Service Order No. CEN-1492. Subject: Crude Oil Transportation Services, (5) Contract No. CEN-7582. Subject: Clean up and Fencing Installation Services, dan
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
(6) Service Order No. CEN-1492. Subject: Crude Oil Transportation Services (Exhibit-B)
1.2.
Masalah Penelitian Masalah dalam tesis ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah cara menentukan dan memisahkan istilah yang terdapat dalam dokumen kontrak terutama dari kata atau ungkapan lain? 2. Bagaimanakah prosedur penerjemahan yang ditempuh dalam menerjemahkan istilah-istilah yang terdapat dalam dokumen kontrak dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia? 3. Bagaimanakah cara dalam menentukan padanan istilah dalam dokumen kontrak bahasa Inggris ke dalam dokumen kontrak bahasa Indonesia? 4. Bagaimanakah cara mengevaluasi pemaknaan istilah yang terdapat dalam dokumen kontrak dibandingkan dengan bahasa alami (natural language)?
1.3.
Tujuan Penelitian Terkait dengan permasalahan yang dikemukakan pada masalah penelitian
di atas, maka tujuan penelitian dalam tesis ini dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu tujuan yang bersifat praktis dan akademis. Tujuan praktis penelitian ini adalah menjelaskan fenomena proses penerjemahan. Secara umum, penelitian ini bertujuan menemukan dan memberikan sejumlah fakta dan informasi linguistik yang terkait dengan proses penerjemahan bahasa (Inggris-Indonesia) dalam hal ini yang terdapat Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
dalam dokumen kontrak. Di samping itu, penelitian ini juga bertujuan menerapkan teori terjemahan dalam analisis produk terjemahan (dalam hal ini dokumen kontrak) agar hasil yang diperoleh dalam analisis tersebut dapat dijadikan model penelitian berikutnya. Secara akademis, ada empat tujuan penelitian ini, yaitu: (1) Mengidentifikasi istilah-istilah teknis yang berkaitan dengan dokumen kontrak. (2) Menelaah metode penerjemahan istilah yang terdapat dalam dokumen kontrak bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. (3) Menelaah pemberian makna khusus pada istilah yang terdapat dalam dokumen kontrak dengan cara membandingkan makna teknisnya dengan makna kata dalam bahasa umum. (4) Mengevaluasi pembentukan istilah Indonesia yang dipadankan dengan istilah dalam bahasa Inggris.
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian mengenai analisis penerjemahan ini memiliki manfaat teoretis
akademis dan manfaat praktis. Secara teoretis akademis, penelitian ini dapat menambah atau memperkaya khazanah pengetahuan khususnya dalam bidang penerjemahan – dalam hal ini penerjemahan dokumen-dokumen kontrak dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Manfaat teoretis akademis lainnya, terutama dari sudut pandang teori terjemahan, bahwa penerjemah dapat mengaplikasikan berbagai aspek yang terkandung dalam proses penerjemahan, khususnya yang berkaitan Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
dengan pemaknaan istilah teknis. Di samping itu, khususnya bagi pemerhati dan peminat bidang penerjemahan, diharapkan memperoleh manfaat teoretis akademis lainnya yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan atau model penelitian sejenis. Manfaat praktis penelitian ini adalah memberi kontribusi berupa pengetahuan umum tentang penerjemahan dan metode analisis produk terjemahan yang didasari oleh teori terjemahan yang relevan dengan kebutuhan dan tujuan analisis tersebut.
1.5.
Ruang Lingkup Ruang lingkup di sini dimaksudkan untuk memberi batasan pembahasan
berkaitan dengan analisis yang dilakukan dalam tesis ini dan sumber data yang dianalisis. Disesuaikan dengan judul dan tujuan analisisnya maka analisis dalam tesis ini dibatasi pada empat bidang bahasan, antara lain: 1. Identifikasi istilah-istilah dokumen kontrak bahasa Inggris, baik yang berbentuk kata maupun frasa. 2. Evaluasi penerapan metode penerjemahan yang meliputi: (a) metode peminjaman, (b) terjemahan harafiah, (c) transposisi, (d) modulasi, (e) kesepadanan, dan (f) penyesuaian. Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
3. Hal-hal yang berkaitan dengan pergeseran dalam penerjemahan yang meliputi: (a) pergeseran struktur, (b) pergeseran unit, dan (c) pergeseran intrasistem. 4. Penyerapan dan penerjemahan istilah asing. Adapun data yang dianalisis dibatasi hanya yang terdapat pada dokumen kotrak seperti yang terdapat dalam lampiran tesis ini. Artinya hasil yang diperoleh berdasarkan keempat bidang bahasan yang diuraikan di atas berdasar pada data yang dianalisis.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Dokumen Kontrak dan Istilah
2.1.1. Pengertian Dokumen Kontrak Di latar belakang tesis ini (1.1) telah diungkap penjelasan tentang dokumen kontrak. Berikut ini perlu diperjelas lagi frasa dokumen kontrak secara leksikografi. Dokumen adalah (1) surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan (seperti akte kelahiran, surat nikah, surat perjanjian); (2) barang cetakan atau naskah karangan yang dikirim melalui pos. Kontrak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah (1) perjanjian (secara tertulis) antara dua pihak di perdagangan, sewa-menyewa, dan sebagainya; (2) persetujuan yang bersanksi hukum antara dua pihak atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan (KBBI, 1988: 211, 458). Dalam tesis ini, pengertian dokumen kontrak adalah surat yang tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan berisikan persetujuan yang bersanksi hukum antara dua pihak atau lebih untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
2.1.2. Pengertian Istilah Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang tertentu (KBBI, 1988: 341). Istilah juga merupakan bahasa khusus yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu (lihat Hornby, dkk., 1994: 269). Oleh karena itu, dalam dokumen kontrak sering dijumpai istilah yang mempunyai makna khusus berkaitan dengan kontrak tersebut. Misalnya istilah dalam BING exhibit yang memiliki makna ‘lampiran’ (Nomina), sementara dalam bahasa sehari-hari istilah itu bermakna ‘menunjukkan/ memamerkan/memperlihatkan/mengadakan pameran’ (Verba). Contoh lain istilah executed copy (Frasa Nomina) dalam dokumen kontrak bermakna ‘salinan (dokumen kontrak) yang telah ditandatangani’. Kata executed itu sendiri dalam bahasa seharihari bermakna ‘dieksekusi/diputuskan/dilaksanakan/dijalankan’. Dalam analisis penerjemahan permasalahan tersebut di atas adalah salah satu fenomena yang perlu dikaji dan dianalisis agar para penerjemah dapat secara tepat menentukan langkahlangkah dalam mengantisipasi permasalahan tersebut.
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Terjemahan dan Permasalahannya Terjemahan menjadi semakin penting karena kebanyakan teks tentang berbagai informasi ilmu pengetahuan dan teknologi berasal dari negara-negara maju dan ditulis dalam bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Hanya dengan terjemahan
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
orang dapat mengetahui dan memahami isi teks tersebut. Berikut ini adalah penjelasan tentang terjemahan yang berasal dari berbagai pakar terjemahan. Larson (1984: 3) menyebutkan bahwa terjemahan terdiri atas pentransferan makna bahasa pertama ke dalam bentuk bahasa kedua dengan memperhatikan struktur semantiknya. Terjemahan melibatkan dua bahasa, bahasa sumber (BS) dan bahasa penerima (BP) dan tindakan penerjemahan adalah suatu tindakan dalam mereproduksi makna pesan, pernyataan, ujaran, dan gaya teks BS ke dalam teks BP. Bell (1991: 6) berpendapat bahwa terjemahan adalah penggantian sebuah representasi teks yang sama dalam bahasa kedua. Teks dalam dua bahasa yang berbeda dapat sama dalam tingkatan yang berbeda (secara penuh atau sebagian). Lebih lanjut, Bell (1991: 6), menambahkan bahwa terjemahan merupakan penggantian representasi teks yang sama ke dalam teks bahasa kedua khususnya yang berkaitan dengan kesamaan konteks, semantik, tatabahasa, leksis, dan sebagainya, dan pada tataran yang berbeda (kata-untuk-kata, frasa-untuk-frasa, kalimat-untukkalimat). Bertautan dengan perbedaan cara pandang para pakar dalam mendefinisikan terjemahan, secara prinsip dasar mereka sepakat pada pertimbangan makna sebagai pertimbangan yang paling penting (Astika, 1993: 66, dalam Nababan, 2007: 203, vol.10). Jakobson (1959/2000: 114) – dengan pendekatan sifat makna linguistik dan padanan kata - mengelompokkan terjemahan ke dalam tiga kelompok:
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
1. Terjemahan intralingual, atau penyusunan kata-kata kembali (rewording): suatu interpretasi tanda-tanda verbal dengan menggunakan tanda-tanda lain dalam bahasa yang sama. 2. Terjemahan interlingual, atau terjemahan yang sebenarnya: suatu interpretasi tanda-tanda verbal dengan menggunakan bahasa lainnya. 3. Terjemahan intersemiotik, atau transmutasi: suatu interpretasi tanda-tanda verbal dengan menggunakan sistem tanda nonverbal. Terjemahan interlingual dilakukan misalnya ketika kita hendak mengatakan sesuatu dengan cara lain baik berupa sebuah ungkapan maupun teks dalam bahasa yang sama untuk menjelaskan atau mengklarifikasi sesuatu yang sudah kita jelaskan atau tuliskan. Terjemahan intersemiotik dilakukan kalau sebuah teks tulis diterjemahkan, misalnya ke dalam musik, film atau lukisan. Terjemahan interlingual merupakan terjemahan tradisional yang menjadi fokus kajian dalam kajian-kajian terjemahan (translation studies). Setidaknya ada dua tujuan utama kajian terjemahan ini, antara lain: 1. untuk mendeskripsikan fenomena penerjemahan dan terjemahan sebagaimana keduanya nyata di dunia pengalaman kita. 2. untuk menetapkan prinsip-prinsip umum dengan menggunakan fenomenafenomena yang dapat dijelaskan dan yang dapat diprediksi. Isu kunci yang digagas khususnya menyangkut makna linguistik dan padanan kata. Pendekatan yang dilakukan masih kental mengikuti konsep Saussure yaitu signifier (tanda lisan dan tulisan) dan signified (konsep tanda). Signifier dan signified Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
membentuk tanda linguistik, tetapi tanda itu abritrer atau tidak dimotivasi (Saussure, 1916/1983: 67-69). Dicontohkan kata cheese dalam bahasa Inggris merupakan signifier akustik yang menunjukkan konsep makanan yang terbuat dari pati susu yang dipadatkan (signified). Terjemahan interlingual meliputi penggantian pesan dalam satu bahasa bukan untuk memisahkan satuan-satuan kode tetapi untuk keseluruhan pesan dalam bahasa lainnya. Penerjemah mengkodefikasikan ulang dan memindahkan pesan yang diterima dari sumber lain. Oleh karenanya, terjemahan meliputi dua pesan yang pada dalam dua buah kode yang berbeda (1959/2000: 114). Sebelum melakukan penerjemahan, diperlukan untuk memilih prosedur atau strategi penerjemahan yang sangat diperlukan. Perlu diketahui apakah pesannya bisa dipahami atau tidak. Untuk mengawasi pentransferan makna dari pesan BS ke dalam BT, pertama sekali yang perlu diketahui adalah makna-makna yang bertautan dengan: kata, bentukan kata, dan urutan kata yang membentuk berbagai unit dari unit yang paling kecil hingga teks secara keseluruhan. Untuk mengatasi perbedaan kata akan membuka peluang untuk mengkaji agar permasalahan dalam terjemahan antara BS dan BT yang perlu segera diselesaikan permasalahannya. Misalnya kata-kata dalam bahasa Inggris yang mengungkapkan konsep budaya kemudian menemukan dengan tepat konsep budaya yang dimaksud ke dalam bahasa Indonesia merupakan masalah tersendiri dalam proses penerjemahan. Ketika membaca sebuah teks produk terjemahan, ditemukan berbagai permasalahan dalam memahami isi teks tersebut. Hal ini disebabkan oleh berbagai Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
faktor, misalnya perbedaan kultur penulis teks dengan pembacanya, yang secara nyata dapat berakibat pada hasil interpretasi atau pandangan konsep kata atau istilah yang digunakan penulis. Kadang juga ditemui kata atau istilah yang dianggap asing oleh pembaca sehingga pembaca tidak memahami makna yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dalam proses pentransferan isi teks yang perlu diperhatikan adalah tidak hanya yang berkaitan dengan struktur kalimat, tetapi juga pemahaman makna kata atau istilah secara menyeluruh. Proses penerjemahan merupakan kegiatan linguistik yang sangat sulit seperti diakui para diplomat. Banyak linguis yang menaruh perhatian besar dalam bidang satu ini. Menerjemahkan teks sastra misalnya, juga sarat dengan problematika. Demikian halnya dengan menerjemahkan dokumen-dokumen kontrak, yang memiliki problematika yang tidak kalah dengan teks lainnya. Dokumen kontrak berkaitan dengan banyak bidang, misalnya kontrak bisnis perminyakan, perdagangan alat-alat berat, perdagangan komoditas pertanian, perikanan, perkebunan, hasil bumi, dan lainlain. Dalam proses penerjemahan, pengetahuan tentang linguistik seperti morfologi, sintaksis, semantik kedua bahasa mutlak diperlukan. Sementara pengetahuan tentang budaya dan bidang pengetahuan yang melatarbelakangi teks tersebut perlu dimiliki pembaca sebagai latar belakang pengguna kedua bahasa tersebut. Di berbagai tugas penerjemahan sangatlah mungkin untuk memindahkan unsur-unsur pesan BS ke dalam BT dan hal ini berkaitan dengan paralelisme struktur. Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Dikarenakan perbedaan struktur linguistik, berbagai pengaruh stilistika tertentu tidak dapat dipindahkan ke dalam BT tanpa mengubah urutan sintaksis atau bahkan leksisnya. Dalam kasus ini, dapat dipahami bahwa metode yang lebih rumit harus digunakan dengan tujuan untuk mengatasi berbagai problema unsur linguistik di kedua bahasa yang terlibat. Di samping itu juga, para penerjemah disarankan untuk mengetahui tiga faktor utama, yaitu: (1) sifat pesan, (2) tujuan, dan (3) jenis/tipe pembaca. Penerjemah juga harus terbiasa dengan informasi khusus untuk diterjemahkan. Keterbiasaan dengan jenis informasi atau bidang ilmu yang diterjemahkan akan sangat membantu dalam menemukan istilah-istilah, ungkapan, dan idiom yang digunakan dalam BT. Ada beberapa kriteria bahasa tertentu yang memiliki pengaruh langsung pada prinsip-prinsip penerjemahan. Maksudnya adalah, dalam menerjemahkan teks, seorang penerjemah harus mempertimbangkan komponen makna, pola gramatika, dan kalimat secara menyeluruh, karena semua bentuk ini diidentifikasi secara berbeda dalam bahasa lain dan semuanya diungkapkan dengan makna atau fungsi yang berbeda. Makna dipelajari dimulai dari bentuk bahasa pertama ke bentuk bahasa kedua untuk melihat struktur semantiknya. Makna yang dipindahkan harus bersifat terus menerus (konstan) dan hanya bentuk yang berubah. Untuk menghasilkan terjemahan yang efektif, yang harus diperhatikan adalah menemukan makna BS dan menggunakan bentuk-bentuk BT yang mengungkapkan makna tersebut dengan cara alami. Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Karena semantik berperan penting dalam penerjemahan, maka fokus permasalahan lebih agak ke arah investigasi semantis. Misalnya, dalam menerjemahkan leksikon BING ke dalam BIND, permasalahan yang sering ditemukan adalah: 1. bentuk kata yang berbeda pada kedua bahasa itu, 2. makna, dan 3. strategi dalam menerjemahkan kata yang dimaksud. Di samping itu, banyak teori dan prosedur menerjemahkan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia yang harus dipelajari dan dipahami oleh para penerjemah. Penerjemah dapat memilih dari dua metode penerjemahan, yaitu direct or literal translation (borrowing, calque, literal translation), dan obligue translation (transposition, modulation, equivalence, adaptation) (Vinay dan Darbelnet dalam Venuti, 2000: 84). 2.2.2. Teori Relevansi Gutt (1991) dalam Venuti (2000: 377) menjabarkan bahwa penerjemahan merupakan kegiatan menafsirkan teks dan mengalihkannya ke dalam media lain dalam bentuk yang paling berkaitan (relevan) atau paling sesuai dengan situasi komunikasi. Atau dengan kata lain, terjemahan adalah kegiatan dalam dalam bidang penggunaan bahasa dalam praktik. Gutt dalam hal ini menggunakan tiga pengertian kunci dalam konsep penerjemahan, yaitu: (1) Interpretation (interpretasi), (2) Optimal relevance (keberkaitan optimal), dan Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
(3) Minimal effort (upaya minimal). Yang dimaksud dengan interpretasi (interpretation) dalam hal ini adalah penerjemah disarankan untuk menelaah berbagai kemungkinan makna dan memberikan tafsiran yang paling sesuai dengan tujuan komunikasi. Kemudian keberkaitan optimal (optimal relevance) adalah bahwa bentuk terjemahan harus mempunyai keberkaitan terbesar terhadap komunikasi yaitu yang meliputi kepentingan, tujuan, latar belakang sosial budaya, isi pesan, dan lain-lain, sedangkan upaya minimal (minimal effort) dimaksudkan bahwa terjemahan harus dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh pembaca (jika suatu hasil terjemahan sulit atau tidak dipahami pembaca, maka tujuan penerjemahan dapat dikatakan tidak tercapai. Vernay (1974) yang dikutip Gutt (dalam Venuti, 2000: 387) menambahkan bahwa sebuah tindak yang mentransfer informasi dalam bahasa A ke dalam bahasa B sedemikian rupa sehingga sejumlah informasi yang relevan diterima dalam bahasa B akan identik dengan yang ada pada bahasa A. Gutt (1991) dalam Hatim dan Munday (2004: 57) menjelaskan bahwa dalam kajian ekivalensi yang perlu diperhatikan adalah teks atau pecahan teks, dan gagasan ekivalensi yang didukung oleh dinamika dan pragmatik ini atau tekstual yang kemudian menjadi berbasis teks. Analisis linguistik kognitif terhadap proses penerjemahan telah bergeser fokusnya dari teks ke proses mental. Terjemahan dipandang sebagai penyontohan khusus dari konsep komunikasi yang lebih luas, dan hal ini, bersama-sama dengan proses pembuatan keputusan yang tercakup di dalamnya dijelaskan berkaitan dengan hubungan koherensi sebab-akibat. Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Hubungan ini menopang proses penyocokan (interfencing), kegiatan kognitif yang dilakukan sebagai pusat setiap kegiatan komunikasi dan oleh karenanya sangatlah penting dalam setiap tindak atau kegiatan membaca atau terjemahan. 2.2.3. Semantik dalam Penerjemahan Seperti yang disebutkan di atas (2.2.1) bahwa pengetahuan tentang linguistik mutlak diperlukan dalam proses penerjemahan. Semantik sebagai salah satu bidang linguistik yang menekankan pengertian atas makna kata, sangat berperan dalam proses ini. Satu kata bisa mempunyai banyak makna. Makna kata sangat bergantung pada konteks penggunaannya. Dalam penerjemahan mutlak diperlukan pendekatan ilmiah terhadap analisis makna, khususnya yang berkaitan dengan analisis makna satuan kata dan frasa. Semantik sebagai bidang linguistik yang menangani kajian makna ini tujuan utamanya adalah menjelaskan makna kata secara sistematis (Leech, 1981: ix). Hatim dan Munday (2004: 35) menyebutkan bahwa masalah kunci bagi penerjemah adalah sering kurangnya pencocokan yang seimbang melalui bahasa. Tidak hanya petanda (signifier) yang berubah melalui bahasa tetapi juga masingmasing bahasa menggambarkan realita secara berbeda (yaitu bidang semantik diambil alih oleh satuan tanda sering tidak tepat. Misalnya pada bahasa-bahasa yang lebih berorientasi budaya (Saussure, 1916/1983: 65-70). Berkaitan dengan kajian makna dalam penerjemahan, Nida (1964) membedakan dua tipe makna, yaitu:
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
1. makna referensial, dan 2. makna konotatif. Makna referensial disebut juga makna denotasi, yang berhubungan dengan kata sebagai tanda atau simbol. Makna konotatif atau konotasi merupakan reaksi emosi yang tercipta pada pembaca dengan sebuah kata. Berbagai permasalahan linguistik berkaitan dengan makna referensial diuraikan oleh Nida dan Taber (1969: 58-59). Misalnya, kata chair dalam bahasa Inggris bersifat polisemi (bermakna banyak): sebagai nomina, kata itu berarti furnitur, satu kedudukan universitas seperti profesor, ketua dalam rapat, dan sebagai verba bisa berarti ’mengetuai sebuah rapat’. Banyak contoh kasus seperti ini yang dijumpai dalam setiap bahasa. Arti yang benar bagi penerjemah ditentukan oleh lingkungan semotaktik atau konteks (kata-kata lain di sekitarnya). Beberapa makna bisa bersifat figuratif dan perlu dibedakan dengan makna literalnya. Misalnya kata father dalam bahasa Inggris: father of a child, our Father in heaven, Father Murphy, father of an invention or a country, dan lain-lain, dan tiap-tiap kata father tersebut memerlukan penerjemahan yang berbeda. 2.2.4. Analisis Komponen Makna Secara umum ada dua pendekatan dalam menentukan. Yang pertama adalah pendekatan yang bersifat analitis, dan yang kedua adalah pendekatan yang bersifat operasional. Pendekatan yang bersifat analitis berupaya mencari inti makna dengan analisis komponen makna. Pendekatan operasioal lebih memberikan penekanan pada
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
mempelajari kata dalam penggunaannya, dan bukan makna leksikal, tetapi lebih kepada bagaimana kata itu digunakan dalam sebuah konteks. Terkait dengan analisis komponen makna, Nida (1975) membahas cara-cara yang digunakan dalam menganalisis makna. Dicontohkan kata run dalam bahasa Inggris mempunyai makna yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya. (1)
(1) The man (boy, child) runs. (run1) (2) The water (faucet, flour) runs. (run2) (3) The motor (business, heart) runs. (run3) (4) The vine runs over the door. (run4) Nida beranggapan bahwa kata run dapat dibedakan melalui analisis sifat
gerakan pada aktivitas run dengan menggunakan tiga parameter seperti tersebut di bawah ini: (1) Aktual (gerakan merupakan kegiatan nyata secara harafiah), (2) Ritmik (kegiatan gerakan mengandung irama), (3) Hubungan dengan objek (sifat kegiatan dalam kaitannya dengan objek). Analisis Gerakan
run1
run2
run3
run4
(1) Aktual
+
+
+
-
(2) Ritmik
+
-
+
-
Total
parsial
bagian
tujuan
(3) Hubungan dengan objek
Berkaitan dengan analisis sifat gerakan ini tentunya parameter yang digunakan disesuaikan dengan kata yang dianalisis. Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Berbeda dengan Nida, Larson (1998: 59) mengklaim bahwa dalam semua bahasa terdapat empat jenis komponen makna, yaitu (1) golongan benda (things), (2) golongan kejadian (events), (3) golongan atribut (attributes), dan (4) golongan relasi (relation). Tetapi, tidak ada dua bahasa yang mempunyai struktur dan tatabahasa yang sama, meskipun pada tataran konsep masing-masing bahasa mengandung keempat hal tersebut. Keempat golongan komponen yang dimaksud dapat dijabarkan sebagai berikut: Benda (things) meliputi semua makhluk hidup seperti manusia, binatang, dan sebagainya, dan semua benda mati seperti batu, tanah, dan lainlain. Kejadian (event) meliputi semua kegiatan/perbuatan seperti berlari, memukul, dan lain-lain, dan perubahan keadaan atau proses seperti membeku, meleleh,
dan
lain-lain,
dan
pengalaman
seperti
berpikir,
berpendapat, dan lain-lain. Atribut (attributes) berkaitan dengan masalah mutu dan jumlah berkenaan dengan benda atau kejadian seperti panjang, sedikit, lambat, semua, dan lain-lain). Relasi (relation) berkaitan dengan hubungan di antara unit-unit semantik tersebut, misalnya karena, dengan, sejak, dan lain-lain.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
2.2.5. Metode Penerjemahan Berbagai teori dan pendapat yang berkaitan dengan metode penerjemahan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Salah satunya adalah Larson (1984: 17) yang menyebutkan bahwa metode penerjemahan dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu (1)
penerjemahan harafiah (literal translation) dan
(2)
penerjemahan idiomatik (idiomatic translation).
Penerjemahan harafiah disebut juga dengan penerjemahan berbasis bentuk (form- based translation), yaitu proses penerjemahan dengan cara mengikuti bentuk bahasa sumbernya. Misalnya: (2) BING : How are you? BIND : Bagaimana kamu? Sedangkan penerjemahan idiomatik disebut juga dengan penerjemahan berbasis makna (meaning-based translation). Jenis penerjemahan ini lebih menitikberatkan pada kewajaran kesepadanannya dalam bahasa sasaran, sehingga produk terjemahannya diharapkan tidak mencerminkan bahasa sumbernya, melainkan bentuk lain berupa tulisan asli dengan isi gagasan sama dengan bahasa sumbernya. Misalnya: (3)
BING : cats and dogs rain. BIND : hujan lebat Sama dengan Larson, Bell (1991: 70) membedakan prosedur penerjemahan
menjadi
dua,
yaitu
(1)
penerjemahan
harafiah
(literal
translation),
dan
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
(2) penerjemahan nonharafiah (nonliteral translation). Oleh Bell, penerjemahan harafiah dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu (1) peminjaman (borrowing), (2) penerjemahan pijaman (loan translation atau calque), dan penerjemahan harafiah (literal translation). Sedangkan penerjemahan nonharafiah dibedakan menjadi empat bagian,
yaitu
(1)
transposisi
(transposition),
(2)
modulasi
(modulation),
(3) kesepadanan (equivalence), dan (4) penyesuaian (adaptation). Peminjaman (borrowing) berupa upaya dalam penerjemahan kata atau ungkapan dengan cara menggunakan langsung kata atau ungkapan dalam bahasa sumber ke dalam bahasa target, biasanya ada dua kemungkinan, yang pertama tidak mengalami perubahan bentuk maupun maknanya, dan yang kedua mengalami perubahan cara penulisan dan tidak mengalami perubahan makna. Misalnya : (4)
(1) Tidak mengalami perubahan bentuk maupun maknanya, honeymoon
Æ
honeymoon
copy
Æ
copy;
coffee table
Æ
coffee table;
trick
Æ
trick;
bunker
Æ
bunker.
(2) Mengalami perubahan cara penulisan dan tidak mengalami perubahan makna. microphone
Æ
camera tripods Æ
mikrofon; tripod kamera;
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
furniture
Æ
furnitur;
shooting
Æ
syuting;
counter
Æ
konter;
poop
Æ
pup;
please
Æ
pliis;
acting
Æ
akting
Penerjemahan pijaman (loan translation atau calque) adalah metode menerjemahkan atas unsur bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan cara substitusi linier (urutan unsur dalam bahasa sumber tidak harus sama dengan bahasa sasaran). Vinay dan Jean (1995) dalam Venuti (2000: 85) membedakan jenis penerjemahan ini menjadi dua jenis, yaitu (1) calque leksikal, dan (2) calque gramatikal. Misalnya: (5)
(1) calque leksikal red flag
Æ
bendera merah
contract document
Æ
dokumen kontrak
the contract form
Æ
formulir kontrak
(2) calque gramatikal (6) The contractor shall perform the work Æ in accordance with this contract. (L5 1) (7) See Exhibit C for explanation (L1 C(5-8) Æ
Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak ini. Lihat Lampiran C untuk penjelasan
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Penerjemahan
harafiah
adalah
proses
menerjemahkan
dengan
cara
menerjemahkan kata demi kata dan struktur sintaktisnya sama atau hampir sama baik jumlah maupun unsurnya (isomorfik) yang ada dalam BS dan BT. Misalnya: (8) What time did she leave the class?
Æ *Waktu apa dia meninggalkan kelas?
Transposisi adalah cara menerjemahkan dengan memusatkan perhatian kepada kesamaan makna dan dengan mengabaikan terjadinya pergeseran kategori maupun unit gramatikal. Misalnya: (9) Well Maintenance and Security Services Æ Jasa Well Maintenance dan Security
Modulasi merupakan pergeseran sudut pandang atau pesan yang sama dilihat dari segi yang berbeda dalam proses penerjemahan. Misalnya: (10)
No Smoking
Æ
Dilarang Merokok
(11)
Beware of dog
Æ
Awas Anjing
(12)
No smoking dalam bahasa Inggris adalah frasa nomina sedangkan Dilarang
Merokok dalam bahasa Indonesia adalah kalimat perintah. Ekivalensi
adalah
metode
menerjemahkan
dengan
penekanan
pada
kesepadanan fungsi, seperti fungsi memberi ucapan selamat, memberi janji, dan lainlain.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Misalnya: (13)
Hello
Æ
Selamat pagi, selamat siang, dan lain-lain
Hello dalam bahasa Inggris mempunyai banyak fungsi. Terjemahan dalam bahasa Indonesia sangat bervariasi tetapi sesuai dengan fungsinya dalam situasi komunikasi. Adaptasi merupakan metode penerjemahan dengan melakukan penyesuaian dua budaya yang berbeda. Misalnya: Æ
(14)
take a bath
(15)
take medicine Æ
mandi minum obat
2.2.6. Pergeseran dalam Penerjemahan Hatim dan Munday (2004: 26-27) memberi penjelasan permasalahan seputar pergeseran dalam penerjemahan seperti dalam kutipan berikut ini. The small linguistic changes that occur between ST and TT are known as translation shifts. John Catford was the first scholar to use the term in his A Linguistic Theory of Translation: (1965). His definition of shift is ‘departures from formal correspondence in the process of going from the SL to the TL’. The distinction drawn between formal correspondence and textual equivance will be crucial and relates to Saussure’s distinction between langue and parole. Disebutkan bahwa perubahan kecil linguistik yang terjadi antara Teks Sumber (TS) dan Teks Target (TT) disebut pergeseran terjemahan. John Catford adalah ahli pertama yang menggunakan istilah ini dalam bukunya berjudul: A Linguistic Theory of Translation: (1965). Definisinya tentang pergeseran ini berangkat dari hubungan formal dalam proses pemindahan dari Bahasa Sumber (BS). Perbedaan yang
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
digambarkan antara hubungan formal dan ekivalensi teks akan menjadi sangat penting dan berhubungan dengan perbedaan antara langue dan parole. Catford (1978: 73) mengelompokkan pergeseran ini menjadi dua kelompok, yaitu (1) pergeseran tingkatan (level shift) dan (2) pergeseran kategori (category shift). Pergeseran tingkatan (level shift) yaitu pergesern dari satu tataran linguistik ke tataran lainnya. Misalnya dari tingkatan linguistik gramatika BS ke leksis BT atau sebaliknya. Contoh: (16)
He is my father’s best friend. (BS) Dia (laki-laki) sahabat karib ayah saya (BT) He (gramatika)
Æ
Dia (laki-laki) = terjadi pergeseran tingkatan
Æ
lexis
Pergeseran kategori (category shift) dibedakan menjadi tiga jenis pergeseran, yaitu (a) pergeseran unit (unit shift) (b) pergeseran struktur (structure shift) (c) pergeseran kelas (class shift) (d) pergeseran antar-sistem (intra-system shift) Yang dimaksud dengan pergeseran unit (unit shift) adalah pergeseran dalam proses penerjemahan yang terjadi apabila unsur BS pada suatu unit linguistiknya memiliki padanan yang berbeda unit dalam BT. Misalnya: (17)
soluble problem Æ
masalah yang dapat dipecahkan
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Pada contoh di atas soluble merupakan unit kata yang dalam proses penerjemahannya berubah menjadi unit klausa (yang dapat dipecahkan). Pergeseran struktur (structure shift) sangat sering terjadi dalam proses penerjemahan karena sistem struktur BS tidak selalu sama dengan sistem struktur BT. Dalam bahasa Inggris misalnya, berlaku pola struktur menerangkan-diterangkan (MD), sedangkan dalam bahasa Indonesia pola strukturnya diterangkan-menerangkan (DM). Sehingga dalam proses penerjemahannya perubahan struktur mutlak dilakukan. Misalnya: (18)
giant contract
Æ
kontrak besar
Dalam bahasa Inggris penanda (modifier) giant berposisi di depan inti (head) sehingga dapat diistilahkan sebagai penanda awal (premodifier). Posisi ini berbanding terbalik dengan BTnya (bahasa Indonesia) di mana penanda (modifier) besar berposisi setelah inti (head) yang disebut pasca inti (postmodifier). Pergeseran kelas (class shift) adalah pergeseran yang terjadi dari kelas kata tertentu dalam BS menjadi kelas kata yang lain dalam BT. Misalnya: (19)
annual report Æ
laporan tahunan
Kelas kata adjektiva annual diterjemahkan menjadi tahunan yang berkelas kata nomina. Pergeseran antar-sistem (intra-system shift) adalah pergeseran yang terjadi dalam kategori gramatikal yang sama. Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Misalnya: (20)
Cleopatra married Jane Æ Cleopatra kawin dengan Jane.
Kata marry dalam bahasa Inggris adalah verba transitif. Dalam proses penerjemahannya dipadankan dengan kawin yang dalam hal ini sebagai verba intransitif. Proses pergeseran ini disebut pergeseran antar sistem.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
BAB III METODOLOGI
3.1.
Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research
method),
yaitu
data
yang
diperoleh
dengan
cara
membaca,
menyimak,
mengidentifikasi, dan mengklasifikasi istilah yang terdapat dalam dokumen kontrak. Data yang dianalisis sepenuhnya berasal dari dokumen kontrak yang dipilih. Data itu kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan masalah dan tujuan dalam penelitian ini.
3.2.
Data dan Sumber Data Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah berupa dokumen kontrak
dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ada enam dokumen yang diteliti dalam penelitian ini. Keenam dokumen ini diperlakukan sama dalam proses penganalisisannya, yaitu dengan menganalisis unsur-unsur yang terdapat pada batasan analisis untuk menjawab segala permasalahan yang dirumuskan dalam rumusan masalah penelitian ini. Sumber data penelitian ini berupa dokumen kontrak yang terdiri atas: 1. Contract Document CRP-5344 yang terdiri atas, (a) Subject :Local Task Force Services,
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
(b) Local Task Force Services: Exhibit B: Special Terms, (c) Local Task Force Services: Exhibit C: Elucidation of Attachment, (d) Local Task Force Services: Exhibit C: Compensation. 2. Contract No. CEN-7583. Subject: Well Maintenance and Security Services, 3. Enquiry Document RFQ-CEN-7583. Subject: Well Maintenance and Security Services, 4. Service Order No. CEN-1492. Subject: Crude Oil Transportation Services, 5. Contract No. CEN-7582. Subject: Clean up and Fencing Installation Services, dan 6. Service Order No. CEN-1492. Subject: Crude Oil Transportation Services (Exhibit-B). Keenam dokumen kontrak ini berupa produk terjemahan bahasa sumber (bahasa Inggris) ke dalam bahasa target (bahasa Indonesia).
3.3.
Analisis Data Data yang telah diseleksi dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Kemudian,
data tersebut dianalisis sesuai dengan komponen yang telah ditetapkan, antara lain: 1. Identifikasi istilah-istilah dokumen kontrak bahasa Inggris, baik yang berbentuk kata maupun frasa. 2. Evaluasi penerapan metode penerjemahan yang meliputi: a. metode peminjaman,
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
b. terjemahan harafiah, c. transposisi, d. modulasi, e. kesepadanan, dan f. penyesuaian. 3. Hal-hal yang berkaitan dengan pergeseran dalam penerjemahan yang meliputi: a. pergeseran struktur, b. pergeseran unit, dan c. pergeseran intrasistem. 4. Penyerapan dan penerjemahan istilah asing. Akhir dari analisis komponen di atas adalah berupa simpulan hasil analisis yang menggambarkan temuan dalam penelitian ini.
3.4.
Teknik Analisis Data Metode dan teknik analisis data difokuskan pada analisis makna data dengan
menggunakan metode kualitatif. Data dianalisis dengan memberikan pemberian atau narasi baik untuk istilah yang digunakan dalam BS maupun yang digunakan dalam BT. Dalam menganalisis komponen makna, sebagaimana yang disarankan oleh Nida (1975), ada tiga jenis komponen makna yaitu (1) common components, makna umum yang dimiliki oleh satu kata, (2) diagnostic components, ciri-ciri penting untuk Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
membedakan berbagai makna, dan (3) supplementary components, fitur makna tambahan yang penting untuk memberikan ciri tambahan yang khas tetapi tidak berfungsi sebagai komponen diaknosis.
3.5.
Metode dan Teknik Penyajian Data Menurut Sudaryanto (1993: 57) ada dua metode dan teknik penyajian analisis
data yaitu metode formal dan informal. Metode formal adalah metode penyajian dengan menggunakan statistik berupa angka dan tabel, sedangkan metode informal adalah metode penyajian dengan menggunakan untaian kata-kata biasa agar terkesan rinci dan terurai. Untuk memperoleh hasil analisis yang lengkap dalam penelitian ini, maka hasil analisis disajikan dengan metode formal dalam bentuk tabel dan metode informal dengan menggunakan deskripsi-deskripsi yang bersifat kualitatif. Tabel yang ditayangkan pada tiap-tiap bagian yang dianalisis menunjukkan temuan data. Dalam tabel tersebut (Tabel 1 – 18) disajikan nomor urut, data bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, dan juga sumber (dalam bentuk Kode, misalnya L1 A(3) yang berarti Lampiran 1-A poin 3) yang menunjukkan posisi data itu diperoleh. Dalam pembahasan temuan data pada tiap-tiap bagian tersebut disajikan secara utuh sebagai eviden atau fakta bahwa unsur yang diteliti ada. Tabulasi data secara utuh ditampilkan dalam lampiran tesis ini.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
4.1.
Paparan Data
4.1.1. Identifikasi Istilah Dokumen Kontrak Bahasa Inggris Subbab 4.1 ini menjawab masalah penelitian pertama yang dirumuskan pada masalah penelitian, yakni mengenai cara dalam menentukan dan memisahkan istilah yang terdapat dalam DK terutama dari kata atau ungkapan lain. Istilah teknis yang terdapat pada DK dapat diidentifikasi lebih mengarah pada istilah yang digunakan dalam bidang ekonomi (akuntansi, keuangan, dan manajemen). Istilah teknis itu kemudian dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu (1) istilah teknis yang terdiri atas satu suku kata dan (2) istilah teknis yang terdiri atas dua atau lebih kata (frasa). Pemisahan ini dilakukan untuk mempermudah identifikasi dan klasifikasi istilahistilah tersebut. 4.1.1.1.Istilah yang Terdiri atas Satu Suku Kata dan Padanannya Dari hasil penelusuran yang dilakukan terhadap dokumen kontrak (DK) sebagai sumber data, padanan istilah-istilah bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia yang digunakan dapat disajikan dalam tabel berikut ini. (1) istilah yang berbentuk satu kata dan padanannya.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 1. Istilah yang Berbentuk Satu Kata dan Padanannya No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Bahasa Inggris engineering handling exhibit premium licence truck tank contractor company party operation personnel facilities experties agreement condition indemnify loss under claim paymaster bidders
23.
undersigned
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
thereto initialed executed payday desire decree term overtime overhead elucidation conversant severance copy consecutive extinguished
Bahasa Indonesia rekayasa pengurusan lampiran premi lisensi truk tangki kontraktor perusahaan pihak kegiatan personil/tenaga kerja fasilitas keahlian perjanjian syarat ganti rugi kerugian berdasarkan klaim petugas pembayar para peserta penunjukan langsung yang bertanda tangan di bawah ini dilekatkan Diparaf/ditandatangani salinan Pembayaran upah bermaksud keputusan sarat lembur biaya umum penjelasan trampil santunan copy berurutan dihilangkan
Sumber L6 (Form LIT II) L6 (Form LIT II) L6 (Form LIT II) L1 B(36) L1 B(4) L4 (2,3) L4 (4) L1 A L1 A L1 A L1 Aa L1 Ab L1 Ab L1 Ab L1 Ab L1 A(3) L1 A(3) L1 A(3) L1 A(3) L1 A(3) L1 C (III4) L3 (3) L3 (3) L3 (3) L5 L3 (3), L5 L1 C (III4) L1 Aa L1 A(3) L1 A(3) L1 C (III3) L1 B (III) L3 L1 C (3a) L2 (3) L1 D (Note) L1 D (D1) L2 (3)
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Lanjutan Tabel 1. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46.
provision subject acknowledge contract quotation capasity termination ambiguity
penyediaan tunduk mengakui kontrak permintaan kapasitas pemutusan ketidakjelasan
L1 B(III) L3 (2) L3 (3) L1 B(2) L3 L2 L1 B (B4) L3 (3)
4.1.1.2.Istilah yang Terdiri atas Dua Kata atau Lebih (Frasa) dan Padanannya Dalam menentukan istilah atau kosakata dokumen kontrak yang terdiri atas dua atau lebih kata (frasa) adalah dengan cara mengidentifikasi tingkat keseringan istilah-istilah tersebut digunakan dalam dokumen tersebut. Dari identifikasi itu diperoleh data sebagai berikut. Tabel 2. Istilah yang Terdiri atas Dua atau Lebih Kata (Frasa) dan Padanannya No. Bahasa Inggris Bahasa Indonesia 1. lampiran-lampiran the exhibits form 2. the payment of severance pembayaran atas santunan 3. in the event of any conflict dalam hal terdapat pertentangan 4. penafsairan yang paling the most stringent term menguntungkan 5. hukum yang berlaku applicable law 6. ketentuan yang purported provision bertentangan 7. perjanjian bersama mutual promises 8. dikeluarkannya revisi issuance of revision 9. ketentuan umum general term 10. written approval persetujuan 11. the scope of work lingkup kerja 12. date of quotation tanggal penawaran 10. satisfactory performance pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan 11. legal fees ongkos penasehat hukum 12. executed copy salinan dokumen
Sumber L1 A(2) L2 (3) L2 (3) L2 (3) L1 A(3) L1 A(3) L1 A(b) L1 B(1) L1 A(2) L1 B(1) L1 A(2) L3 L1 A(2) L3 (3) L3 (3)
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Lanjutan Tabel 2. 13. contractor’s general terms 14. quotation document 15. breakdown cost calculation 16. applicable exhibit 17. procurement goods/services 18. stamp duty 19. incorporated under 20. any purported provision 21. local task force 22. general requirement 23. medical assistance 24. base salary 25. government agencies 26. termination of employee 27. provident fund 28. meal allowance 29. annual leave allowance 30. overhead and profit 31. billing procedure 32. previous pay periods
ketentuan umum kontraktor
L1 A(3)
dokumen penawaran rincian perhitungan harga
L3 L3 Note
lampiran yang berlaku pengadaan barang/jasa
L3 (3) L3 (3)
materai didirikan berdasarkan setiap ketentuan satuan tugas setempat ketentuan umum bantuan pengobatan upah pokok petugas instansi pemerintah pemutusan hubungan kerja tabungan hari tua bantuan biaya makan tunjangan cuti tahunan biaya umum dan keuntungan cara penagihan pembayaran sebelumnya
L3 (3) L5 L1 A(3) L1 A L1 B L1 B (3a) L1 C (4) L1 C(10) L1 B (4) L1 D (2) L1 C (9) L1 C (9) Note L1 D (C2) L1 D (IV) L1 D (IVC)
4.1.2. Penerapan Metode Penerjemahan Anak Subbab 4.1.2 ini menjawab masalah penelitian kedua yang dirumuskan pada masalah penelitian, yakni mengenai prosedur penerjemahan yang ditempuh dalam menerjemahkan istilah-istilah yang terdapat dalam DK dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Bell (1991: 71) mengungkapkan bahwa ada tujuh metode yang digunakan dalam penerjemahan istilah yaitu borrowing, loan translation (calque), literal
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
translation, transposition, modulation, equivalence, dan adaptation. Berikut ini uraian dari tiap-tiap metode tersebut. 4.1.2.1.Metode Borrowing (Metode Peminjaman) Yang dimaksud dengan metode borrowing (metode peminjaman) adalah suatu cara penerjemahan terhadap kata (lexical) dari bahasa sumber (BS) ke dalam bahasa target (BT) dengan cara menggunakan langsung (pinjam langsung) kata tersebut. Proses pinjaman langsung itu tidak merubah sedikitpun bentuk dan makna kata yang dimaksud ke dalam BT (dalam hal ini bahasa Indonesia). Contohnya, basis, item, copy, cover, bus, dan lain-lain. Dari hasil penelusuran terhadap sumber data yang digunakan dalam analisis ini, istilah yang digunakan dalam DK tersebut menunjukkan bahwa jarang sekali terjadi penerjemahan istilah DK bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan metode borrowing. Yang kerap terjadi adalah dengan menggunakan metode borrowing yang dimodifikasi. Haugen (Fishman, ed. 1978: 37 – 43) menegaskan bahwa istilah pure borrowing dianggap kurang tepat dalam proses penerjemahan. Haugen kemudian membagi metode ini ke dalam tiga jenis, yaitu (1) pure loanwords (peminjaman dalam bentuk kata murni BS tanpa mendapat proses adaptasi morfologis maupun ortografis, (2) mix loanword, yaitu peminjaman kata dari BS tetapi dengan menggunakan proses adaptasi morfologis atau ortografis, dan (3) loanblends yaitu peminjaman kata BS yang mengalami proses komposisi atau yang berbentuk kata majemuk.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
4.1.2.1.1. Pure Loanwords (Pinjaman Murni) Pure loanwords (proses peminjaman murni) adalah peminjaman kata atau istilah yang terdapat pada DK secara langsung dari BS (bahasa Inggris) ke BT (bahasa Indonesia). Atau dengan kata lain, kata-kata yang ditransfer tersebut tidak mengalami proses afiksasi, abreviasi, reduplikasi, dan derivasi. Dari hasil penelusuran terhadap sumber data, diperoleh hanya sekitar 8 kata yang dapat dikategorikan seperti itu. Contohnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3. Data Pure Loanwords (Pinjaman Murni) Bahasa Inggris copy check-up Over head basis operator unit liter profit
Bahasa Indonesia copy check-up Over head basis operator unit liter profit
Sumber L1 D(Note) L1 B(8) L1 B(8) L1 B L4 (3) L4 (2,3) L4 (4) L1 D(C2)
4.1.2.1.2. Mix Loanwords (Pinjaman Takmurni) Yang dimaksud pinjaman takmurni di sini adalah pinjaman istilah bahasa Inggris yang digunakan dalam DK ke dalam bahasa Indonesia yang mengalami adaptasi morfologis atau ortografis. Adaptasi yang dimaksud bias berupa afiksasi dan derivasi. Contoh pinjaman takmurni yang mengalami proses penyesuaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 4. Data Mix Loanwords (Pinjaman Takmurni) Bahasa Inggris qualification contract contractor facilities claim capacity premium insurance priority identificationtion certification tank communication compensation medical penalty
Bahasa Indonesia kualifikasi kontrak kontraktor fasilitas klaim kapasitas premi asuransi priotitas identifikasi sertifikasi tangki komunikasi kompensasi medis penalti
Sumber L1 B(2) L1 C L1 B(G) L1 A L1 A(3) L6 L1 B(36) L1 C (III3) L6 3 L1 A (III2) L1 B(F) L4 4 L1 A(b) L1 B(A) L1 B (4) L1 B(A)
4.1.2.1.3. Loanblend (Pinjaman Campuran) Loanblend (pinjaman campuran) adalah pinjaman istilah yang berbentuk kata majemuk dengan perpaduan antara sebuah kata yang dipinjam dari bahasa Inggris dengan sebuah kata bahasa Indonesia. Berikut ini adalah contoh pinjaman campuran tersebut. Tabel 5. Data Loanblend (Pinjaman Campuran) Bahasa Inggris qualification requirement contractor’s general terms computerized personnel records contract period sum of coloums pay period personnel files administrative indifference
Bahasa Indonesia persyaratan kualifikasi ketentuan umum kontraktor administrasi personil dikomputerisasikan masa kontrak jumlah kolom periode pembayaran arsip personil kelalaian administrasi
Sumber L1 A(II) L1 A(3) yang L1 A(III3) L1 B (III) L1 C(12) L1C (III4) L1 B(2) L1 B(3b)
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
4.1.2.2.Loan Translation (Calque) Bell (1991: 71) menyebutkan bahwa suatu metode penerjemahan atas unsur bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT) adalah dengan cara substitusi linier (linier substitution). Misalnya frasa current value dalam bahasa Inggris menjadi ‘nilai sekarang’ dalam bahasa Indonesia. Tabel berikut ini berisikan data istilah DK bahasa Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan metode loan translation. Tabel 6. Data Loan Translation (Calque) Bahasa Inggris satisfactory performance mutual promises general term the scope of work the applicable law satisfactory performance legal fees any purported provision local task force general requirement annual leave allowance written approval date of quotation issuance of revision acting in its capacity contractor’s cargo practice of dealing contractor’s general terms contract value contractor failure legal fees and cost material used contractor’s bid bond billing procedure
Bahasa Indonesia pekerjaan yang memuaskan perjanjian bersama ketentuan umum lingkup kerja hukum yang berlaku pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan ongkos penasehat hukum setiap ketentuan satuan tugas setempat ketentuan umum tunjangan cuti tahunan persetujuan (tertulis) tanggal penawaran dikeluarkannya revisi-revisi bertindak dalam kedudukannya muatan kontraktor praktek-praktek transaksi ketentuan umum kontraktor
Sumber L1 A(2) L1 A(b) L1 A(2) L1 A(2) L1 A(3) L1 A(2) L3 (3) L1 A(3) L1 A L1 B L1 C(9) Note L1 B(1) L3 L1 B(1) L6 L4 3 L6 3 L1 A(3)
nilai kontrak ketidaktaatan kontraktor biaya dan ongkos penasehat hukum material terpakai jaminan kontraktor prosedur penagihan
L4 3 L6 3 L6 3 L6(Form LIT II L4 3 L1 D(IV)
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
4.1.2.3.Terjemahan Harafiah (Literal Translation) Salah satu metode dalam penerjemahan dikenal dengan istilah penerjemahan dengan cara harafiah atau word-for-word translation. Bell (1991: 71) menyebutkan bahwa terjemahan harafiah (literal translation) adalah suatu cara menerjemahkan kata demi kata dan struktur sintaksisnya secara sama atau hampir sama baik jumlah maupun unsurnya (isomorfik) yang ada dalam BS dan BT. Pada tingkat kalimat, contohnya dapat dilihat seperti berikut ini. (21)
BS
: Life in a small town is very cheap.
BT
: Hidup di kota kecil sangat murah.
Metode ini juga terjadi dalam penerjemahan frasa seperti yang dapat dilihat dari hasil terjemahan dalam DK yang terdapat dalam tabel berikut ini. Tabel 7. Data Terjemahan Harafiah (Literal Translation) Bahasa Inggris mutual promises general term contractor’s general terms each day delay the second lowest bidder applicable exhibit procurement goods/services request for quotation local task force general requirement executed by ….. administrative indifference annual leave allowance compulsory insurance program qualification requirement other justified reasons
Bahasa Indonesia perjanjian bersama ketentuan umum ketentuan umum kontraktor setiap hari keterlambatan penawar terendah kedua lampiran yang berlaku pengadaan barang/jasa permintaan untuk penawaran satuan tugas setempat ketentuan umum ditandatangani oleh… kelalaian administratif tunjangan cuti tahunan program asuransi wajib persyaratan kualifikasi alasan-alasan lain yang diijinkan
Sumber L1 A(b) L1 A(2) L1 A(2) L4 3 L4 3 L3 (3) L3 (3) L3 L1 A L1 B L3 3 L1 B(3b) L1 C(9) Note L1 D(2) L1 A(II) L1 D(A)
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Lanjutan Tabel 7. all of contractor’s monthly based employee deducted from subsequent salary breakdown cost calculation the base salary pay period total amount billing procedure operations requirement
semua pekerja bulanan kontraktor dipotong dari upah pekerja rincian perhitungan harga upah pokok periode pembayaran jumlah biaya prosedur penagihan kebutuhan operasionil
L1 D(2) L1 D(4) L3 L1 D (B1) L1C (III4) L 1D (C) L1 D(IV) L1 D 5
4.1.2.4.Transposisi Menurut Bell (1991: 71) metode penerjemahan dengan transposisi adalah suatu metode yang melibatkan pergeseran kelas kata. Ada dua jenis transposisi, yaitu (1) transposisi wajib (obligatory transposition) adalah ketika BT tidak memiliki pilihan lain dari sistem kebahasaan yang ada, misalnya a pair of trousers Æ ’(sebuah) celana’ dan (2) transposisi pilihan (optional transposition) adalah berkaitan dengan gaya penyusunan struktur dalam BT, misalnya pada kalimat berikut ini. (22)
BS : Roni never gave his Mom any gifts dapat diterjemahkan dengan berbagai gaya/cara.
(23)
BT : (a) Roni tak pernah memberi hadiah apapun pada ibunya. (b) Tak satu hadiah pun yang pernah diberikan Roni pada ibunya. (c) Roni sama sekali tak pernah memberi hadiah pada ibunya.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 8 berikut ini memaparkan bentuk transposisi yang terdapat pada DK. Tabel 8. Data Transposisi Bahasa Inggris applicable exhibit marketable securities any purported provision satisfactory performance stamp duty income statement
Bahasa Indonesia lampiran yang berlaku sekuritas yang dapat dipasarkan setiap ketentuan pekerjaan yang memuaskan materai laporan laba rugi
Proses Transposisi applicable (adjektif) Æ yang berlaku (klausa relatif) marketable (adjektif) Æ yang dapat dipasarkan (klausa relatif) purported provision (frasa) Æ ketentuan (kata benda) satisfactory (adjektif) Æ yang memuaskan (klausa relatif) stamp duty (frasa) Æ materai (kata benda) income (kata benda) Æ laba rugi (kata majemuk)
4.1.2.5.Modulasi Modulasi adalah variasi bentuk pesan yang diperoleh dengan merubah cara pandang. Perubahan ini dapat ditentukan ketika hasil terjemahan yang secara gramatis mendekati ujaran yang benar tetapi masih dalam pertimbangan ketidaktepatan atau tidak idiomatik atau janggal dalam BT. Bell (1991: 71) menyebutkan bahwa dalam metode penerjemahan bias terjadi pergeseran sudut pandang atau pesan yang sama dan dilihat dari segi yang berbeda. Ada dua tipe modulasi, yaitu (1) modulasi bebas atau pilihan (free or optional modulation) dan (2) modulasi wajib (obligatory modulation). Modulasi bebas dapat terjadi karena alasan nonlinguistik dan biasanya untuk menekankan maknanya. Sementara modulasi wajib terjadi ketika kata, struktur frasa atau kalimat tidak dapat dijumpai dalam BT.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Contoh modulasi bebas atau pilihan. (24) BS : Indonesian people suffer from the consequence of social life degradation. BT : Masyarakat Indonesia menderita karena (adanya) penurunan mutu kehidupan sosial. (25) BS : It is not easy to raise kids in metropolitan. (Negative) BT : Sulit membesarkan anak di metropolitan. (Positif) (26) BS : If case the Daily Services required, the Contractor will provide temporary employee on a shift basis,……(Klausa andai) (L1B (III) BT : Dalam hal jasa harian dibutuhkan, Kontraktor akan menyediakan pekerja sementara berdasarkan regu bergilir, …….(Bukan Klausa andai) Dalam terjemahan BT ada penambahan kata mutu di antara kata penurunan dan frasa kehidupan sosial. Hal ini terjadi karena tanpa adanya penambahan kata mutu tersebut maka makna hasil terjemahannya akan kabur. Tidak ada penurunan kehidupan sosial, yang turun adalah mutunya. Contoh modulasi wajib. (27) BS : The questions are very difficult for us to answer. (aktif) BT : Pertanyaan-pertanyaan tersebut sukar (untuk) dijawab. (pasif) Dalam konstruksi bahasa Inggris ditemukan adanya objek mendahului subjek (seperti contoh di bawah ini) yang biasanya berkoresponden dengan struktur bahasa Indonesia di mana nomina diikuti oleh klausa relatif pasif. Contoh: (28) BS : Contractor shall be responsible and liable dor the payment of severance pay for its employee as required under the Applicable Law. (L5 3) (frasa nomina)
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
BT : Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap pembayaran atas santunan pekerjaannya sebagaimana diisyaratkan di dalam Hukum yang berlaku. (klausa relatif) (29) BS : The amount to be paid by the Company for the satisfactory performance of the work shall be stated in Exhibit C. L5 2) (frasa nomina) BT : Jumlah yang akan dibayar oleh Perusahaan atas pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan diatur di dalam Lampiran C. (klausa relatif)
Selama fokus analisis tesis ini pada istilah (baik yang berbentuk kata maupun frasa) maka proses modulasi tidak dibahas, ditemukan dalam proses penerjemahan DK yang diteliti. 4.1.2.6.Kesepadanan Kesepadanan (equivalence) sering digunakan dalam proses penerjemahan khususnya dalam kasus penggunaan struktur dan makna yang seluruhnya berbeda dari teks BS selama fungsi situasi komunikasinya masih sama. Penerjemahan dengan metode ini biasanya digunakan ketika penerjemah menghadapi teks yang kental dengan bentuk-bentuk idiom dan pepatah. Bell (1991: 71) juga menyebutkan bahwa metode penerjemahan dengan metode kesepadanan adalah metode yang menekankan pada kesepadanan fungsi suatu unit linguistik seperti peribahasa, idiom, ucapan selamat, dan lain-lain. Misalnya: (30)
BS : totally identical BT : seperti pinang dibelah dua
(31)
BS : to kill two birds with one stone
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
BT : sambil menyelam minum air (32)
BS : cock-a-doodle-do BT : kukuruyuk
(33)
BS : still waters run deep BT : air tenang menghanyutkan Tabel di bawah ini memberikan adanya beberapa bentuk hasil terjemahan
dalam DK yang menggunakan metode kesepadanan. Tabel 9. Data Kesepadanan Bahasa Inggris stamp duty amount of this invoice any purported provision applicable exhibit total base cost
Bahasa Indonesia materai jumlah faktur ini setiap ketentuan lampiran yang berlaku jumlah biaya pokok
Sumber L3 (3) L1 D C L1 A(3) L3 3 L1 A(3)
4.1.2.7.Penyesuaian Metode penerjemahan dengan penyesuaian (adaptation) adalah metode yang melakukan penyesuaian karena adanya perbedaan latar belakang budaya di kedua bahasa sehingga konsep yang diacu oleh istilah BS tidak terdapat pada BT (Bell, 1991: 71). Prosedur ini diambil ketika objek atau situasi yang berkaitan dengan budaya yang ada pada BS tidak diketahui dalam BT. Dalam hal ini penerjemah harus menciptakan situasi baru, atau ungkapan baru yang sesuai dengan konteks situasinya. Misalnya: (34)
BS : Dear Sir BT : Dengan hormat,
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
(35)
BS : Yours sincerely BT : Hormat saya, Tabel berikut ini memuat contoh data yang terdapat dalam DK tentang
penerjemahan dengan menggunakan metode penyesuaian (adaptation). Tabel 10. Data Penyesuaian Bahasa Inggris meal allowance total base cost legal fees allowances total amount cost and contribution
Bahasa Indonesia bantuan biaya makan jumlah biaya pokok ongkos penasehat hukum biaya umum biaya pengeluaran seluruhnya biaya dan iuran
Sumber L1 C(9) L1 A(3) L6 3 L1 C(9) L1 D(5) L1 D(C)
Allowance pada meal allowance, cost pada total base cost, fees pada legal fees, expenditure pada amount of expenditure, dan cost pada screening cost semuanya diterjemahkan dengan kata ‘biaya’. Ini berarti bahwa berbagai kata dalam BS itu diterjemahkan dengan kata ‘biaya’. 4.1.3. Pergeseran dalam Penerjemahan Untuk menjawab permasalahan yang ketiga seperti yang dirumuskan dalam rumusan masalah, dilakukan evaluasi dengan mengidentifikasi proses pergeseran yang terjadi, khususnya yang berkaitan dengan penerjemahan frasa. Dalam setiap melakukan proses penerjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia terjadinya pergeseran (shifts) tidak dapat dihindari. Pergeseran terjadi karena adanya perbedaan sistem struktur kedua bahasa itu. Catford (dalam Venuti 2000: 141) menyebutkan bahwa apa yang dimaksud dengan pergeseran adalah berangkat dari korespondensi
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
formal dalam proses dari BS menuju BT. Dia kemudian membedakan pergeseran itu ke dalam dua jenis, yaitu (1) pergeseran pada tingkat tataran (level shifts) dan (2) pergeseran kategori (category shifts). Yang dimaksud dengan pergeseran pada tingkat tataran (level shifts) adalah satu unsur pada satu tingkatan linguistik diterjemahkan ke dalam satu unsur pada tingkatan tataran yang berbeda dalam BT. Misalnya: Tabel 11. Data Pergeseran dalam Penerjemahan Bahasa Inggris applicable exhibit marketable securities any purported provision satisfactory performance stamp duty income statement
Bahasa Indonesia lampiran yang berlaku sekuritas yang dapat dipasarkan setiap ketentuan pekerjaan yang memuaskan materai laporan laba rugi
Proses transposisi applicable Æ yang berlaku (adjektif) Æ (klausa relatif) Marketable Æ yang dapat dipasarkan (adjektif) Æ (klausa relatif) purported provision Æ ketentuan (frasa) Æ (kata benda) satisfactory Æ yang memuaskan (adjektif) Æ (klausa relatif) stamp duty Æ materai (frasa) Æ (kata benda) income Æ laba rugi (kata benda) Æ (kata majemuk)
4.1.3.1.Pergeseran Struktur Pergeseran struktur (structural shifts) adalah salah satu pergeseran yang kerap sekali dijumpai dalam proses penerjemahan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan struktur BS dengan BT. Secara struktural bahasa Inggris sebagai BS menggunakan pola dasar menerangkan-diterangkan (MD), sedangkan bahasa Indonesia sebagai BT menggunakan pola dasar diterangkan-menerangkan (DM).
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Dalam tabel berikut ini dipaparkan contoh-contoh data yang berkaitan dengan pergeseran struktur. Tabel 12. Data Pergeseran Struktur Bahasa Inggris mutual promises general term quotation document applicable exhibit procurement goods/services incorporated under general requirement employment agreement administrative indifference annual leave allowance local task force qualification requirement local representative office base salary contractor’s general terms total base cost pay period total expenditure billing procedure contract price
Bahasa Indonesia perjanjian bersama ketentuan umum dokumen penawaran lampiran yang berlaku pengadaan barang/jasa didirikan berdasarkan ketentuan umum kesepakatan kontrak kerja kelalaian administratif tunjangan cuti tahunan satuan tugas setempat persyaratan kualifikasi kantor perwakilan setempat upah pokok ketentuan umum kontraktor jumlah biaya pokok periode pembayaran jumlah pengeluaran prosedur penagihan harga kontrak
Sumber L1 A(b) L1 A(2) L1 A L1 A(2) L3 (3) L5 L1 B L1 A(1) L1 A(3) L1 C (9) Note L1 A L1 A(II) L1 A(7) L1 C(4) L1 A(3) L1 A(3) L1 C(III4) L1 D(IV) L2 D(IVC)
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa contoh istilah mutual promises dalam BS yang mempunyai padanan dalam BT ‘perjanjian bersama’, secara struktur mutual adalah modifier (menerangkan) yang berposisi mendahului kata promises sebagai inti (head), sedangkan padanannya perjanjian mempunyai posisi sama dengan mutual yaitu sebagai modifier (penanda).
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
4.1.3.2.Pergeseran Unit Pergeseran unit (unit shifts) ini biasanya terjadi ketika menerjemahkan frasafrasa BS yang berpreposisi of berpadanan dengan frasa tak berpreposisi dalam BT. Tabel 13. Data Pergeseran Unit (1) Bahasa Inggris the payment of severance in the event of any conflict the scope of work termination of employee date of quotation placement of local task force activities of the paymasters
Bahasa Indonesia pembayaran atas santunan dalam hal terdapat pertentangan lingkup kerja pemutusan hubungan kerja tanggal penawaran Penempatan satuan tugas yang dipekerjakan aktifitas petugas pembayar
Sumber L2 (3) L2 (3) L1 A(2) L1 B(4) L3 L1 B(III1) L1 B(III4)
Kata sifat BS yang berakhiran dengan sufiks –able pada umumnya diterjemahkan dengan padanan klausa relatif dalam BT. Tabel 14. Data Pergeseran Unit (2) Bahasa Inggris applicable exhibit marketable securities the applicable law
Bahasa Indonesia lampiran yang berlaku sekuritas yang dapat dipasarkan hukum yang berlaku
Proses transposisi applicable Æ yang berlaku (adjektif) Æ (klausa relatif) Marketable Æ yang dapat dipasarkan (adjektif) Æ (klausa relatif) applicable Æ yang dapat dipasarkan (adjektif) Æ (klausa relatif)
4.1.3.3.Pergeseran Kelas (Class Shifts) Pergeseran kelas kata (class shifts) merupakan pergeseran dari kelas kata BS tertentu menjadi kelas kata BT yang berbeda. Pergeseran kelas kata yang diperoleh dalam analisis adalah sebagai berikut ini.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 15. Data Pergeseran Kelas (1) Bahasa Inggris satisfactory performance (adjektif) the applicable law (adjektif) satisfactory performance (kata sifat) legal fees (adjektif) any purported provision (frasa nomina)) marketable securities (adjektif) pay period (verba)
Bahasa Indonesia pekerjaan yang memuaskan (klausa relatif) hukum yang berlaku (klausa relatif) pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan (klausa relatif) ongkos penasehat hukum (nomina) setiap ketentuan (nomina) sekuritas yang dapat dipasarkan (klausa relatif) periode pembayaran (nomina)
4.1.3.4.Pergeseran Intrasistem Pergeseran intrasistem (intra-system shifts) merupakan pergeseran yang terjadi masih di dalam kategori gramatikal yang sama. Tabel berikut menyajikan data pergeseran tersebut. Tabel 16. Data Pergeseran Intrasistem Bahasa Inggris share holders noncurrent assets net assets marketable securities contractor’s general terms any terms and conditions cost of sales allowances amount of expenditures facilities experties
Bahasa Indonesia pemegang saham aset tidak lancar aset bersih sekuritas yang dipasarkan ketentuan umum kontraktor segala syarat dan ketentuan beban pokok penjualan biaya umum biaya-biaya pengeluaran fasilitas keahlian
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua bentuk nomina dalam bahasa Inggris (holders, assets, securities, terms, conditions, sales, expenditures, allowances, facilities, dan experties) bermarkah jamak (plural) tetapi padanan dalam bahasa Indonesia tidak bermarkah jamak karena bahasa Indonesia tidak mengenal pemarkah seperti itu pada bentuk nominanya. 4.1.4. Penyerapan dan Penerjemahan Istilah Asing Istilah yang digunakan dalam DK meliputi banyak bidang, khususnya yang menyangkut bidang ekonomi (pemasaran, akuntansi, dan manajemen). Oleh sebab itu orientasi penentuan istilah yang digunakan dalam BS dan kemudian pencarian padanannya juga merujuk pada ketiga bidang tersebut. Dalam
Pedoman
Umum
Pembentukan
Istilah
maupun
ejaan
yang
disempurnakan, disebutkan jika dalam bahasa Indonesia atau bahasa serumpun tidak ditemukan istilah yang tepat maka bahasa asing dapat dijadikan sumber peristilahan Indonesia melalui penerjemahan, penyerapan, dan penerjemahan dan penyerapan sekaligus. 4.1.4.1.Penyerapan Istilah Asing Untuk kemudahan pengalihbahasaan dan keperluan masa depan, pemasukan istilah asing melalui proses penyerapan dapat dipertimbangkan dengan salah satu syarat, yaitu, (1) lebih cocok karena konotasinya, (2) lebih singkat, dan (3) mempermudah tercapainya kesepakatan.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Misalnya: Tabel 17. Data Penyerapan Istilah asing Bahasa Inggris neutrality contract contractor personnel facilities claim capacity premium insurance basis copy item cover operator specification truck tank unit liter communication correspondence profit
Bahasa Indonesia netralitas kontrak kontraktor personil/tenaga kerja fasilitas klaim kapasitas premi asuransi basis copy item cover operator spesifikasi truk tangki unit liter komunikasi korespondensi profit
Dari data di atas dapat dilihat adanya penyerapan langsung. Misalnya: (36)
basis
Æ
basis
copy
Æ
copy
item
Æ
item
cover
Æ
cover dan
operator Æ
operator
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Ada yang mengalami penyesuaian dan harus disesuaikan dengan kaidah penyerapan dan penyesuaian istilah asing yang diterapkan dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah maupun ejaan yang disempurnakan. Misalnya: (37)
neutrality
Æ
netralitas
contractor
Æ
kontraktor
personnel
Æ
personil
facilities
Æ
fasilitas
claim
Æ
klaim
capacity
Æ
kapasitas
premium
Æ
premi
insurance
Æ
asuransi
communication
Æ
komunikasi
correspondence
Æ
korespondensi
tank
Æ
tangki
republic
Æ
republik; dan
specification
Æ
spesifikasi.
4.1.4.2.Penerjemahan Istilah Asing Dalam upaya penerjemahan istilah asing yang pertama sekali harus dilakukan adalah mencari kesamaan dan kesepadanan konsep kata atau frasa yang diinginkan, bukan kemiripan bentuk luarnya atau makna harafiahnya. Agar kesamaan dan
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
kesepadanan itu diperoleh, hal yang perlu dilakukan adalah dengan mempertahankan medan makna dan ciri maknanya. Misalnya: (38) party
Æ pihak (disesuaikan dengan medan makna kata party yang terdapat dalam teks DK)
(39) capacity Æ kapasitas (di samping mirip bentuk luarnya, bentuk ini juga mempunyai kesepadanan konsep) (40) operation Æ kegiatan (pada konteks tertentu operation berpadanan dengan operasi. Tetapi dalam konteks DK, bukan makna harafiah yang dipakai).
4.1.4.3.Penyerapan dan Sekaligus Penerjemahan Istilah atau kosa kata bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan menyerap dan sekaligus menerjemahkannya. Misalnya: (41) net assets Æ aset bersih (net diterjemahkan menjadi bersih, tetapi asset diserap dengan disesuaikan bentuk dan pengucapan dalam bahasa Indonesia). (42) subcontract Æ subkontrak (sub diserap dan kontrak disesuaikan). (43) subdivision Æ subbagian (sub diserap dan bagian diterjemahkankan) Penyerapan dan penerjemahan sekaligus istilah yang digunakan dalam DK dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 18. Data Penyerapan dan Sekaligus Penerjemahan Bahasa Inggris neutrality contract contractor personnel facilities claim capacity premium insurance basis copy item cover operator republic specification truck tank unit liter communication correspondence profit
(44)
communication Æ
(45)
specification Dalam
Æ
Pedoman
Bahasa Indonesia netralitas kontrak kontraktor personil/tenaga kerja fasilitas klaim kapasitas premi asuransi basis copy item cover operator republik spesifikasi truk tangki unit liter komunikasi korespondensi profit
komunikasi spesifikasi Umum
Pembentukan
Istilah
maupun
ejaan
yang
disempurnakan, disebutkan bahwa setiap akhiran -tion dalam bahasa Inggris dipadankan dengan –si. (44a) communication
Æ
komunikasi
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Konsonan kembar dipadankan dengan konsonan tunggal kecuali jika terdapat bentuk lain yang dapat menimbulkan kekeliruan (kasus pada kosa kata massa = ‘besarnya zat’ dan masa = ‘rentang waktu’). Contoh lain yang sudah sesuai dengan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah
maupun ejaan yang disempurnakan, disajikan dalam daftar berikut ini. (45)
communication Æ
komunikasi
correspondence Æ
korespondensi
personnel
Æ
personil
cash
Æ
kas
netrality
Æ
netralitas
insurance
Æ
asuransi
premium
Æ
premi
4.1.5. Pemaknaan Istilah Seperti yang disebutkan pada 4.1 bahwa istilah atau kosa kata yang terdapat pada DK di dominasi dengan istilah dan kosa kata bidang ekonomi (akuntansi, keuangan, dan managemen). Subbab 4.1.5 ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan pada subbab 1.2, yaitu cara mengevaluasi pemaknaan istilah yang terdapat dalam DK dengan membandingkannya dengan bahasa alami (natural language). Untuk mengetahui makna istilah itu diperlukan penjelasan dengan membandingkan makna umum dan makna khusus. Makna umum dirujuk dari kamus
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
umum, dalam hal ini untuk bahasa Inggris digunakan kamus Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary (1984) (disingkat WCD) dan untuk bahasa Indonesia dipakai Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) (disingkat KBBI). Untuk istilah atau kosa kata khusus digunakan kamus Financial and Economic Terms (Mackenzie, 1995) (disingkat FET). Seperti yang disebutkan oleh Nida (1975) bahwa untuk mengetahui makna antara dua kata perlu digunakan metode analisis komponen semantik. Analisis Data 1. income statement Æ
laporan laba rugi
Secara teknis frasa income statement mengandung arti ’laporan’. Dalam bahasa Inggris Amerika sama dengan laporan keuangan yang menunjukkan untung rugi pada sebuah perusahaan selama masa dalam perhitungan (FET: 128). Sedangkan menurut KBBI frasa laporan laba rugi mempunyai makna ’segala sesuatu yang dilaporkan; berita dan keuangan; seluk beluk uang; urusan uang; keadaan uang (KBBI: 980). Perbedaan tersebut dapat diuraikan dalam analisis komponen makna berikut ini. Tabel 19. Komponen Makna ’Income Statement/Laporan Laba Rugi Parameter Terkait dengan informasi keuangan Terkait neraca, laporan untung rugi sebuah perusahaan Terkait waktu tertentu
Income Statement/Laporan Laba Rugi Teknis Nonteknis + + + +
-
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
2. contract →
kontrak
Makna teknis kontrak adalah perjanjian yang sah menurut hukum dalam jualbeli, asuransi, dan lain-lain (FET: 120). Sedangkan menurut KBBI kontrak (n) adalah perjanjian (secara tertulis) antara dua pihak di perdagangan, sewa-menyewa, dan lainlain. Bandingan dua kosa kata tersebut dapat diuraikan dalam analisis komponen makna berikut ini. Tabel 20. Komponen Makna ’Contract/Kontrak’ Parameter Perjanjian Sah menurut hukum Berhubungan dengan uang
Contract/Kontrak Teknis Nonteknis + + + + + +
3. claim → klaim Makna teknis klaim adalah kebutuhan yang dibuat untuk sebuah perusahaan untuk pembayaran sesuai dengan polis (FET: 119). Sedangkan menurut KBBI klaim (n) berarti tuntutan pengakuan atas suatu fakta bahwa seseorang berhak atas sesuatu. Bandingan dua kosa kata tersebut dapat diuraikan dalam analisis komponen makna berikut ini.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 21. Komponen Makna ’Claim/Klaim’ Parameter Pembayaran Hak Perjanjian hak/polis
Claim/Klaim Teknis Nonteknis + + + + + +
4. liability → kewajiban Makna teknis liability adalah uang yang harus dibayarkan oleh sebuah perusahaan untuk membayar seseorang seperti pajak, tagihan, piutang dan uang hipotek (FET: 130). Menurut KBBI kosa kata kewajiban (n) bermakna sesuatu yang harus dilaksanakan; keharusan (KBBI: 1006). Perbedaan tersebut dapat diuraikan dalam analisis komponen makna berikut ini. Tabel 22. Komponen Makna ’Liability/Kewajiban’ Parameter uang hak pembayaran 5. indemnify →
Liability/Kewajiban Teknis Nonteknis + + + + -
ganti rugi
Makna teknis indemnify adalah pengajuan kompensasi kepada seseorang untuk kerugian (FET: 128). Secara nonteknis ganti rugi (n) berarti uang yang diberikan sebagai pengganti kerugian; perampasan (KBBK: 254).
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Bandingan dua kosa kata tersebut dapat diuraikan dalam analisis komponen makna berikut ini. Tabel 23. Komponen Makna ’ Indemnify/Ganti Rugi’ Parameter uang berhubungan dengan pembayaran hak
Indemnify/Ganti Rugi Teknis Nonteknis + + + + + +
6. profit → profit Secara teknis istilah profit bermakna perbedaan antara harga yang diterima untuk sebuah produk dengan uang yang dikeluarkannya (FET: 136). Secara nonteknis profit bermakna keuntungan (KBBI: 702). Perbedaan tersebut dapat diuraikan dalam analisis komponen makna berikut ini. Tabel 24. Komponen Makna ’Profit/Profit’ Parameter harga (uang) berhubungan dengan pembayaran keuntungan 7. losses →
Profit/Profit Teknis Nonteknis + + + + +
kerugian
Secara teknis kosa kata losses mempunyai makna salah satu beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. Kerugian mencerminkan berkurangnya manfaat ekonomi (FET: 131). Sementara
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
kerugian secara nonteknis berarti (1) menanggung atau menderita atau menderita rugi; (2) perihal rugi; (3) sesuatu yang dianggap mendatangkan rugi. Perbedaan tersebut dapat diuraikan dalam analisis komponen makna berikut ini. Tabel 25. Komponen Makna ’Losses/Kerugian’ Parameter Berkurangnya manfaat ekonomis Berhubungan dengan unsur beban dalam laporan
Losses/Kerugian Teknis Nonteknis + + + _
8. marketable securities → sekuritas yang dapat dipasarkan. Secara teknis makna sekuritas yang dapat dipasarkan adalah investasi dalam bentuk surat berharga misalnya saham, obligasi, sertifikat BI dan sebagainya yang diharapkan akan dapat dicairkan dalam kegiatan normal perusahaan pada tahun yang akan datang. Dalam KBBI sekuritas bermakna bukti utang atau bukti pernyataan modal misalnya saham, obligasi, wesel, sertifikat, dan deposito. Perbedaan tersebut dapat diuraikan dalam analisis komponen makna berikut ini. Tabel 26. Komponen Makna ’Marketable Securities/Sekuritas yang Dapat Dipasarkan’ Parameter Bukti penyertaan modal Dapat diperjualbelikan Investasi dicairkan pada tahun depan Berkaitan dengan klasifikasi dalam neraca
Marketable Securities/Sekuritas yang Dapat Dipasarkan Teknis Nonteknis + + + + + + +
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
9. income → penghasilan Secara teknis kosa kata income berarti ’semua uang yang diperoleh seseorang dari sebuah perusahaan/seseorang selama periodesasi tertentu (kata lain revenue atau earnings) (FET: 128). Sementara (KBBI: 300) menyebutkan bahwa ’penghasilan’ mempunyai arti (1) perbuatan (cara, proses) menghasilkan; (2) pendapatan; perolehan (uang yang diterima dsb). Perbedaan kedua kosa kata tersebut dapat diuraikan dalam analisis komponen makna berikut ini. Tabel 27. Komponen Makna ’Income/Penghasilan’ Parameter Perolehan/pendapatan/penghasilan berupa uang Dari perusahaan/seseorang Periodesasi waktu tertentu
Income/Penghasilan Teknis Nonteknis + + + + -
10. cost → biaya Secara teknis kosa kata cost berarti ’biaya atau harga yang dibayar atas pertimbangan yang diberikan untuk memperoleh harta benda’ (FET: 120). Sedangkan menurut (KBBI: 113) kosa kata biaya mempunyai arti ’uang yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dsb) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran’. Perbedaan kedua kosa kata tersebut dapat diuraikan dalam analisis komponen makna berikut ini.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Tabel 28. Komponen Makna ’Cost/Biaya’ Parameter Terkait dengan pengeluaran uang Terkait dengan memperoleh harta benda Pengeluaran uang secara tunai tidak Pengeluaran uang secara tunai untuk mendapatkan sesuatu tidak selalu dapat dikelompokkan penentuan biaya
4.2.
Cost/Biaya Teknis Nonteknis + + + + + + -
Pembahasan Seperti yang disebutkan pada subbab 1.1 dan 3.2 bahwa ada enam DK yang
dianalisis dalam tesis ini. Dari keenam DK tersebut dapat dikalkulasikan jumlah kata BS yang dipakai sebanyak 3117 kata (dengan rincian DK 1 = 2121 kata, DK 2 = 255 kata. DK 3 = 216 kata, DK 4 = 120 kata, DK 5 = 270 kata, dan DK 6 = 255 kata). Jumlah kata tersebut tidak termasuk kata sambung, kata depan, artikel, dan kata sandang. Jumlah istilah teknis yang teridentifikasi baik yang dalam bentuk kata maupun frasa sebanyak 128 (3117: 128 = 4.1%). Ke 128 istilah teknis tersebut dipakai berulang-ulang di seluruh DK. Mengenai prosedur penerjemahan yang ditempuh dalam menerjemahkan istilah dalam DK dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan dasar teori yang digunakan Bell (1991: 71) yaitu tujuh metode yang digunakan dalam penerjemahan istilah yaitu borrowing, loan translation (calque), literal translation, transposition, modulation, equivalence, dan adaptation. Dari ketujuh metode tesebut hanya modulasi yang tidak diuraikan karena analisis modulasi lebih ditujukan pada
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
analisis pada tingkat kalimat dibandingkan dengan kata atau frasa (lihat Tabel 3 – 10). Mengenai cara dalam menentukan padanan istilah dalam DK dapat diidentifikasi adanya proses pergeseran (shift) sebagaimana yang disarankan oleh Catford (dalam Venuti, 2000: 141). Pergeseran yang dialami yaitu (1) pergeseran pada tingkat struktur (structural shifts) misalnya quotation document (MD) Æ dokumen penawaran (DM), (2) pergeseran unit (unit shift) misalnya pada kasus frasa BS yang berpreposisi of berpadanan dengan frasa tak berpreposisi dalam BT. Contoh the scope of work Æ lingkup kerja, (3) pergeseran kelas (class shift) misalnya pay period
(verba) Æ periode pembayaran (nomina), (4) pergeseran intrasistem
(pergeseran yang terjadi masih di dalam kategori gramatikal yang sama) misalnya amount of expenditure (nomina frasa) Æ biaya pengeluaran (nomina frasa) (lihat Tabel 11 – 16). Berkaitan dengan cara evaluasi pemaknaan istilah, langkah yang dilakukan dengan membandingkan istilah yang ditemukan dalam DK (dengan merujuk pada kamus istilah yang digunakan yaitu kamus Financial and Economic Terms (Mackenzie, 1995) (disingkat FET) dengan kata bahasa alami (dengan merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) (disingkat KBBI). Hasil yang diperoleh dengan menggunakan parameter yang ada, dapat dilihat perbedaan nyata antara istilah teknis dengan kata bahasa alami dengan tidak munculnya (-) beberapa parameter yang diberikan (lihat Tabel 19 – 27).
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
4.3.
Rekomendasi Terjemahan Di bawah ini diberikan rekomendasi contoh terjemahan DK yang telah
mendapatkan perbaikan. Yang menjadi subjek perbaikan, diantara keenam DK yang ada, adalah DK 2. Unsur-unsur yang diperbaiki (bercetak miring dan digarisbawahi). Kontrak No. CEN-7583 JASA PERALATAN DAN KEAMANAN Kontrak ini dibuat dan berlaku terhitung tanggal 1 April 2003 oleh dan antara: 1. Perusahaan CP Ltd, sebuah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Bermuda (Perusahaan), yang bertindak dalam kedudukannya sebagai operator untuk dan atas nama Kelompok Perusahaan; dan 2. CV.MUT, perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia (”Kontraktor”); untuk selanjutnya disebut ”Pihak” dan secara bersama-sama disebut ”Para Pihak”. MENYATAKAN BAHWA: a. Perusahaan
bermaksud
untuk
melakukan
kegiatan
tertentu
yang
membutuhkan tenaga kerja, peralatan, dan jasa-jasa khusus; dan b. Kontraktor menyatakan bahwa mereka memiliki tenaga kerja, peralatan, dan keahlian untuk melaksanakan ”Pekerjaan” sebagaimana didefinisikan di dalam Lampiran A dan secara umum diterangkan di dalam Lampiran B, Oleh sebab itu, dengan mempertimbangkan kesepakatan dan perjanjian bersama yang diuraikan di dalam Kontrak ini, para Pihak sepakat sebagai berikut: a. Kontraktor akan melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam kontrak ini. b. Lampiran-lampiran yang ada menjadi bagian dari kontrak ini. Kontrak ini tunduk pada syarat dan ketentuan umum yang dilampirkan sebagai Lampiran A dan Lingkup Kerja, serta apabila ada ketentuan khusus yang dicantumkan
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
di dalam Lampiran B. Jumlah yang akan dibayar oleh Perusahaan atas pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan diatur di dalam Lampiran C. c. Kontraktor harus bertanggungjawab atas pembayaran santunan pekerjaan karyawan sebagaimana disyaratkan di dalam hukum yang berlaku. Kontraktor akan memberikan ganti rugi kepada Perusahaan dan membebaskan dari setiap dan segala kerugian, tanggungjawab, biaya-biaya, klaim, kerusakan, tuntutan, dan pengeluaran (tetapi tidak termasuk terbatas pada biaya dan ongkos penasihat hukum) dalam segala hal dan jenis, yang disebabkan oleh ketidaktaatan Kontraktor atas ketentuan tersebut. Dalam hal terdapat perselisihan atau ketidakjelasan antara ketentuan dan persyaratan di dalam Kontrak ini, maka ketentuan atau penafsiran yang paling menguntungkan Perusahaan akan berlaku terhadap hal-hal yang bertentangan, tidak sesuai, dan tidak jelas, dan apabila hal-hal tersebut seimbang, maka ketentuan di dalam Lampiran-lampiran tersebut akan berlaku secara berurutan menurut urutannya, di mana urutan yang lebih dahulu akan berlaku terhadap ketentuan sesudahnya, kecuali terdapat ketentuan khusus di dalam Lampiran B yang secara tegas menentukan bahwa ketentuan di dalamnya akan berlaku di atas ketentuan yang terdapat pada ketentuan umum di dalam Lampiran A. Kontrak ini akan berlaku dan menggantikan segala persyaratan dan ketentuan yang dicantumkan atau disebutkan dalam persyaratan dan ketentuan umum Kontraktor, daftar harga atau korespondensi atau apa saja yang tersirat di dalam perdagangan, kebiasaan-kebiasaan, praktik-praktik, atau pelaksanaan transaksi kecuali secara khusus ditentukan lain di dalam kontrak ini dan setiap ketentuan yang bertentangan dikecualikan atau dihilangkan.
Kontraktor,
Perusahaan,
CV.MUC
COP, Ltd.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan Analisis penerjemahan dan pemaknaan istilah pada suatu bidang ilmu dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dikaitkan dengan pemahaman teks bidang yang bersangkutan. Analisis yang sama yang dilakukan pada dokumen kontrak (DK) dapat dijadikan rujukan dalam tidak hanya memahami dokumen itu sendiri tetapi juga yang jauh lebih penting adalah yang berkaitan dengan proses penerjemahan dokumen tersebut. Dari hasil analisis yang dilakukan dalam tesis ini memperlihatkan kompleksitas pemahaman tentang prosedur dan metode penerjemahan yang perlu untuk dipahami. Hal-hal yang berkaitan dengan cara identifikasi istilah, penerapan metode penerjemahan yang meliputi banyak hal, seperti misalnya proses peminjaman, calque, terjemahan harafiah, transposisi, modulasi, kesepadanan, penyesuaian, pergeseran struktur, unit, dan kelas, intrasistem dan juga sistem penyerapan istilah asing, sangat perlu untuk diperhatikan. Dalam hal pergeseran (shifts) misalnya, ada dua jenis pergeseran yang perlu dipahami, yaitu (1) pergeseran unit (level shifts) dan (2) pergeseran kategori (category shifts). Kedua macam pergeseran itu hampir selalu terjadi dalam proses penerjemahan karena secara sintaksis bahasa Inggris sebagai bahasa sumber (BS)
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
tidak memiliki kesamaan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa target (BT). Secara struktural bahasa Inggris memberlakukan pola dasar menerangkan – diterangkan (MD), sedangkan bahasa Indonesia memberlakukan pola dasar yang sebaliknya, yaitu diterangkan – menerangkan (DM). Kondisi ini yang menyebabkan adanya pergeseran yang sangat signifikan dalam proses penerjemahan. Kedua jenis pergeseran itu saling mempengaruhi. Demikian pula halnya dengan hal-hal yang berkaitan dengan penyerapan dan penerjemahan istilah asing yang terdapat dalam DK. Fokus analisis dalam bidang ini bermanfaat dalam penentuan istilah BT yang tepat. Dengan adanya analisis ini, unsurunsur yang diterjemahkan akan mendekati kesempurnaan.
5.2.
Saran Setelah menganalisis dokumen kontrak, sebagai salah satu contoh fenomena
penerjemahan, penulis mengharapkan bagi para pemerhati terjemahan dan pelaku penerjemahan untuk mengkaji lebih dalam metode dan teknik penerjemahan karena hal itu dapat tidak hanya meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang penerjemahan tetapi juga dapat diaplikasikan dalam praktek penerjemahan. Kajian ilmiah dalam penerjemahan akan menghasilkan produk terjemahan yang memiliki akurasi tinggi.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, N. 2005. Translation, Linguistics, and Culture: A French – English Handbook. Toronto: Multilibgual Matters. Baker, M. 1991. In Other Words: A Coursebook on Translation. London: Routledge. Bassnett-McGuire, S. 1980. Translation Studies. London: Methuen. Edisi Revisi 1991. Bell, T. R. 1991. Translation and Translating: Theory and Practice. 1st Ed. New York: Longman. Berman, A. 1985. “La Traduction somme épreuve de l’étrenger,” Texte 4: 67-81. Borges, J.L. 1936. Historia de la eternidad. Buenos Aires: Viau y Zona. Brisset, A. 1990. Sociocritique de la Traduction: Théâtre et altérité au Québec, (1968-1988). Longueuil, Canada: Le Préambule. _______, 1996. A Sociocritique of Translation: Theatre and Alterity in Quebec, (1968-1988). Terj. Rosalind Gill dan Roger Gannon, Toronto: University of Toronto Press. Catford, J.C. 1965. A Linguistic Theory of Translation: An Essay in Applied Linguistics. London: Oxford University Press. Chesterman, A. (Ed.). 1989. Readings in Translation Theory. Helsinki: Oy Finn Lectura Ab. Dingwaney, A. dan Carol, M. 1995. Between Languages and Cultures: Translation and cross-cultural texts. London: University of Pittsburgh Press. Even-Zohar, I. 1975. “Decisions in Translating Poetry,” Hasifrut 21: 32-45. ________, 1990. Polysystem Studies, Poetic Today 11:1. Frawley, W. (Ed.). 1984. Translation: Literary, Linguistics, and Philosophical Persspectives. Newark: University of Delaware Press.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Gutt, E.A. 1991. Translation and Relevance: Cognition and Context. Oxford: Blackwell. Hatim, B. dan Jeremy, M. 2004. Translation : An Advanced resource book. London: Routledge. Holmes, J. S. 1988. Translated! : Papers on Literary Translation and Translation Studies. Amsterdam: Radopi. Jakobson, R. (1959/2000) “On linguistic aspecs of translation”, dalam L. Venuti (ed.) (2000) hal. 113-118. Larson, L. M. 1984. Meaning-based Translation. 2nd Ed. New York: University Press of America. Leech, G. 1981. Semantics: The Study of Meaning. Harmondsworth: Penguin. Llewellyn, W. A. 1988. Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary. Massachusetts: Merriam-Webster Inc. ________, 1967. Translation as a Decision Process,” dalam To Honor Roman Jakobson II, The Hague: Mouton, hal. 1171-1182. Machali, R. 2000. Pedoman bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo. Mackenzie, I. 1995. Financial English with Mini-Dictionary of Finance. England: LTP. Majid, A. H. 2007. Kiat Menerjemahkan. Medan: Kopertis Wilayah-I Sumatera Utara – NAD. Moeliono, A. M. (dkk). 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Munday, J. 2001. Introducing Transkation Studies: Theories and Applications. London: Routledge. Nababan, M. R. 2003. Teori Menerjemah Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nabokov, V. 1941. “The Art of Translation,” New Republic 105: 160-162. Newmark, P. 1988. Textbook of Translation. 1st Ed. U.K: Prentice Hall. Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008
Nida, E. A. 1964. Toward a Science of Translating, with a Special Reference to Principles and Procedures Involved in Bible Translation. Leiden, Holland: Brill, dicetak ulang 1982. Nida, E. A. dan C. Taber. 1969. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J. Brill. Olohan, M. 2004. Introducing Corpora in Translation Studies. Oxfordshire: Routledge. Pym, Anthony. 1992a. Translation and Text Transfer. Frankfurt-am-Main: Peter Lang. ________. 1992b. The Relations between Translation and Material Text Transfer. Target 4, 171-189. Quine, W.V.O. 1960. Word and Object. Cambridge: MIT Press. Richard, B. N. 1992. Sepuluh Makalah Mengenai Penerjemahan. Jakarta: Rebia Indah Perkasa. Simatupang, M., D.S. 2000. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. Spivak, G. 1992. Outside in the Teaching Machine. London: Routledge. Steiner, G. 1975. After Babel: Aspects of Language and Translation. Oxford: Oxford University Press, Edisi Ketiga. Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Press. Suhendra, Y. 1994. Teori Terjemahan. Bandung: Mandar Maju.
Roswani Siregar : Analisis Penerjemahan Dan Pemaknaan Istilah Teknis : Studi Kasus Pada Terjemahan Dokumen Kontrak, 2009 USU Repository © 2008