eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2014, 2 (3) : 331-345 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip.unmul.ac .id © Copyright 2014
ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PENGELUARAN KAS PADA PT. LESTARI BERKAT SEJAHTERA DI SAMARINDA Septian Firma Yandi1 Abstrak Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pengeluaran Kas pada PT. Lestari Berkat Sejahtera di Samarinda, di bawah bimbingan bapak Drs. M. Zaini, M.Si dan bapak Eko A. Widyanto, SE., M.SA. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penulis menemukan bahwa penerapan sistem pengendalian intern terhadap pengeluaran kas pada PT. Lestari Berkat Sejahtera di Samarinda belum sepenuhnya sesuai dengan unsur-unsur sistem pengendalian intern yang baik, hal ini dilihat dari tidak adanya pemeriksaan mendadak (Surprised Audit) yang dilakukan oleh pihak owner terhadap setiap departemennya serta tidak adanya seleksi calon karyawan yang sesuai dengan persyaratan. Namun untuk proses sistem pengeluaran kas sudah berjalan dengan baik yaitu adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab yang jelas dalam struktur organisasi untuk prosedur pengeluaran kas diantaranya fungsi yang memerlukan kas, Finance, cashier, dan Accounting. Setiap transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berwenang antara lain: Head Departement, cashier, Finance dan Deputy Project Manager. Pada PT. Lestari Berkat Sejahtera diharapkan agar dapat menerapkan unsur-unsur sistem pengendalian intern yang baik, diantaranya adalah untuk pemeriksaan mendadak (Surprised Audit) dan seleksi calon karyawan yang sesuai dengan persyaratan agar proses kinerja dari setiap manajemennya dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Kata Kunci: Sistem Pengendalian Intern Pendahuluan Salah satu sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan adalah sistem pengeluaran kas. Sistem ini menangani pengeluaran kas secara rutin pada sebuah perusahaan. Penerapan sistem pengeluaran kas pada perusahaan sangatlah penting, mengingat kas adalah aset yang mudah berubah dibandingkan dengan aset lain, sehingga kas merupakan alat pembayaran yang bebas dan selalu siap sedia untuk digunakan. 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345
Kas dilihat dari sifatnya merupakan aset yang paling lancar dan hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Kas merupakan komponen penting dalam jalannya kegiatan-kegiatan operasional perusahaan. Karena sifat kas yang likuid, maka kas mudah digelapkan sehingga perlu adanya pengendalian intern terhadap kas dengan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksanaan dan pencatatan. Selain itu juga diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi-fungsi pengeluaran kas. Tanpa adanya pengendalian intern akan mudah terjadinya penggelapan uang kas. Prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi kas, bisa berbeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Hal ini tergantung pada berbagai faktor, seperti besarnya perusahaan, jumlah karyawan, sumbersumber kas dan sebagainya. Namun bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi dan pencatatan serta berbagai cara untuk mendorong praktek yang sehat, semua tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Untuk mencapai kinerja yang maksimal perusahaan haruslah mengrekrut karyawan yang berkompeten di bidangnya dan disesuaikan dengan tuntutan pada pekerjaannya. Pada observasi pra penelitian yang dilaksanakan, penulis mendapati bahwa seleksi dalam mencari calon tenaga kerja atau karyawan baru pada PT. Lestari berkat Sejahtera tidak berdasarkan persyaratan yang di tuntut oleh pekerjaannya, dimana karyawan yang masuk langsung ditempatkan pada posisi jabatan yang kosong tanpa memperhatikan kemampuan dan latar belakang pendidikannya. Kemudian dalam internal perusahaan juga tidak ada periksaan yang dilakukan secara mendadak (sueprised audit) guna mencegah terjadinya kesalahan atau kecurangan yang dilakukan oleh karyawan baik secara sengaja ataupun tidak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengeluaran kas yang terdapat pada perusahaan apakah sudah sesuai dengan sistem pengendalian intern yang benar. Dengan demikian penulis mengambil judul penulisan skripsi ini yaitu “ Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pengeluaran Kas Pada PT. Lestari Berkat Sejahtera Di Samarinda”. Kerangka Dasar Teori Pengertian Sistem Akuntansi Menurut Krismiaji (2002:219), Sistem akuntansi terdiri atas metode dan catatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, menggolongkan, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan kewajiban yang terkait. menurut Mulyadi (2001:3) sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
332
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)
Pengertian Kas Menurut Munandar (2006:25), kas adalah semua mata uang kertas dan logam, baik mata uang dalam negeri maupun mata uang luar negeri, serta suratsurat yang mempunya sifat seperti mata uang yaitu sifat depat segera di pergunakan untuk melakukan pembayaran-pembayaran pada setiap saat dikehendaki. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:92), kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut Diana, Setiawati (2011:82) pengendalian intern adalah semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan data dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. Menurut Mulyadi (2001:163) menyatakan sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Unsur-unsur pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2001:164) antara lain : 1. Strukutur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. 5. Definisi Konsepsional Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem merupakan suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah metode dan pencatatan yang ditetapkan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganallisis, mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas. Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, 333
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Kas adalah semua mata uang kertas dan logam, baik mata uang dalam negeri maupun mata uang luar negeri, serta surat-surat yang mempunya sifat seperti mata uang yaitu sifat depat segera dipergunakan untuk melakukan pembayaran-pembayaran pada setiap saat dikehendaki. Metode Penelitian Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah evaluatif (mengevaluasi) dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian evaluatif digunakan untuk mengukur kesesuaian antara sistem yang diterapkan pada objek penelitian dengan standar sistem pengendalian intern yang seharusnya. Fokus Penelitian 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional yang jelas. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup antara harta, utang, pendapatan dan biaya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap bagian organisasi. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Rincian Data yang Diperlukan 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari narasumber dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung. 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui beberapa sumber informasi antara lain: a. Gambaran Umum PT. Lestari Berkat Sejahtera Di Samarinda termasuk didalamnya sejarah singkat dan kegiatan yang dilakukan. b. Formulir yang digunakan oleh PT. Lestari Berkat Sejahtera Di Samarinda. c. Fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas pada PT. Lestari Berkat Sejahtera Di Samarinda. d. Jaringan prosedur pengeluaran kas pada PT. Lestari Berkat Sejahtera Di Samarinda. e. Sistem otorisasi/wewenang dan prosedur pencatatan. f. Flow chart pengeluaran kas pada PT. Lestari Berkat Sejahtera Di Samarinda. g. Buku-buku ilmiah, hasil penulisan yang relevan dengan penelitian ini. Teknik Pengumpulan Data Adapun langkah dan cara untuk mengumpulkan data tersebut adalah sebagai berikut : 334
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)
1. Studi Pustaka (Library Research) 2. Studi Lapangan (Field Work Research) a. Observasi b. Wawancara Teknik Analisis Data Untuk menganalisis sistem pengeluaran kas akan menggunakan teknik komparatif (perbandingan), yaitu dengan membandingkan antara sistem yang diterapkan pada PT. Lestari Berkat Sejahtera dangan sistem yang seharusnya menurut toeri sistem pengeluaran kas yang ada. Alat analis yang digunakan dalam penelitian ini adalah unsur-unsur sistem pengendalian intern yang terdiri dari: 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional yang jelas. a. pemisahan fungsi-fungsi operasi penyimpanan dari fungsi akuntansi. b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi. 2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup antara harta, utang, pendapatan dan biaya. a. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang. b. Pencatatan dalam pengeluaran kas harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang. 3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap bagian organisasi. a. penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit). c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari orang lain atau unit organisasi lain. d. Perputaran jabatan (job rotation). e. Kaharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak. f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatan akuntansi pada perusahaan yang bersangkutan guna menjaga kekayaan perusahaan, mengecek ketelitian serta keandalan catatan akuntansinya. 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya. Hasil Penelitian Formulir yang Digunakan dalam Pengeluaran Kas 1. Purchase 2. Voucher 335
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345
Fungsi yang Terkait dalam Pengeluaran Kas 1. Fungsi yang memerlukan kas 2. Accounting 3. Cashier 4. Financial Jaringan Prosedur Pengeluaran Kas 1. Prosedur pembuatan bukti kas keluar. 2. Prosedur pembayaran kas. 3. Prosedur pencatatan pengeluaran kas. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan 1. Fungsi yang memerlukan kas. - Mulai mengisi purchase dan meminta otorisasi kepada head departement, purchase dibuat sebanyak 2 rangkap: Lembar ke 1 diberikan ke finance dan lembar ke 2 diarsipkan secara permanen menurut tanggal. - Kemudian menerima voucher pengeluaran kas lembar ke 2 dari cashier untuk diarsipkan secara permanen menurut tanggal. 2. Finance Memerima purchase lembar ke 1 yang di terima dari fungsi yang memerlukan kas untuk dicek dan dikontrol kebenarannya, kemudian diberikan ke cashier. 3. Cashier - Menerima purchase lembar ke 1 dari finance sebagai dasar untuk membuat voucher pengeluaran kas sebanyak 3 rangkap: lembar 1 diberikan ke bagian accounting, lembar ke 2 diberikan kepada fungsi yang memerlukan kas dan lembar ke 3 diarsipkan secara permanen menurut tanggal, kemudian meminta persetujuan dari Deputy Project Manager (DPM), setelah itu cashier dapat mengeluarkan uang untuk pembayaran hutang pada vendor dan biaya-biaya perusahaan secara langsung. Sedangkan pengeluaran kas kas yang dilakukan oleh Owner dengan cara transfer ke rekening untuk pembayaran pada vendor atau biaya-biaya perusahaan lainnya yang nilainya besar. Yang mentransfer itu adalah owner itu sendiri. - Kemudian purchase lembar ke 1 dan voucher pengeluaran kas lembar ke 3 diarsipkan secara permanen menurut tanggal. 4. Accounting Menerima voucher pengeluaran kas lembar ke 1 sebagai dasar pencatatan di dalam jurnal pengeluaran kas, kemudian voucher pengeluaran kas lembar ke 1 diarsipkan secara permanen menurut tanggal. Apabila untuk pembayaran utang maka account payble dicatat dikartu utang, pencatatan biaya di catat di kartu biaya, selesai.
336
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)
Flowchart Pengeluaran kas PT. Lestari Berkat Sejahtera Fungsi yang Memerlukan Kas mulai
1
4
Mengisi purchase & meminta otorisasi Head Dept
VPK
2
Puchase
Puchase
1
Puchase di cek & dikontrol
T
Puchase
Finance
2
1
Puchase
1
2
1 T
Cashier
Accounting
2
3
Membuat VPK & meminta otorisasi ke DPM, kemudian cashier dapat mengeluarkan uang/Owner mentrasfer ke rekening.
VPK
1
Jurnal pengeluaran kas T Kartu Utang
Purchase 1 VPK VPK VPK
3
3 2
Kartu Biaya
1
4
T
Selesai
337
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345
Usulan Flowchart Pengeluaran Kas Menurut Penulis Fungsi yang Memerlukan Kas mulai
Puchase Puchase
1
5 VPK
Mengisi purchase & meminta otorisasi Head Dept
2
T
2
4
Puchase
2
Purchase
Finance
Puchase
2
VPK
2
1
Puchase di cek & dikontrol
N
1 Puchase
1
1
Puchase & VPK di cek & dikontrol
2
VPK
2
Purchase
2
5
Cashier
Accounting
2
3
Puchase
1
VPK Jurnal pengeluaran kas
Membuat VPK & meminta otorisasi ke DPM, kemudian cashier dapat mengeluarkan uang/Owner mentrasfer ke rekening.
T Kartu Utang
Purchase 1 VPK VPK VPK
338
Kartu Biaya
3 2
1
Selesai 4
3
1
T
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)
Analisis dan Pembahasan Tabel Perbandingan Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Antara Teori dan Praktek
Menurut Teori A. Struktur Organisasi 1. unsur sistem pengendalian intern mengharuskan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi penyimpanan, agar data akuntansi yang dicatat dalam catatan akuntansi dijamin keandalannya.
2. Unsur sistem pengendalian intern mengharuskan pelaksanaan setiap transaksi dilakukan lebih dari satu fungsi agar terciptanya internal check
B. Sistem Otorisasi dan Pencatatan 1. Transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dengan menggunakan bukti kas keluar.
2. Sistem pengendalian intern mengharuskan setiap pencatatan akuntansi berdasarkan pada dokumen
Menurut PT. Lestari Berkat Sejahtera
Keterangan
1. Sistem pengendalian intern pada PT. Lestari Berkat Sejahtera terdapat pemisahan fungsi akuntansi sebagai pencatatan penjurnalan, Finance sebagai pengontrol aktivitas keuangan dan fungsi penyimpanan dipegang oleh Cashier.
1. Sesuai unsurunsur sistem pengendalian intern.
2. unsur sistem pengendalian intern pada PT. Lestari Berkat Sejahtera, setiap transaksi pengeluaran kas dilakukan lebih dari satu fungsi yaitu fungsi yang memerlukan kas, finance, cashier/owner, dan accounting.
2. Sesuai unsurunsur sistem pengendalian intern.
1. Setiap transaksi pengeluaran kas yang menggunakan bukti kas keluar pada PT. Lestari Berkat Sejahtera harus selalu diotorisasi oleh pejabat yang berwenang antara lain: head departement, cashier, finance supervisor dan deputy project manager.
1. Sesuai unsurunsur sistem pengendalian intern.
2. Setiap pencatatan pada PT. 2. Sesuai unsurLestari Berkat Sejahtera unsur sistem mengharuskan pencatatan pengendalian menggunakan bukti kas keluar intern. 339
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345
yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
C. Praktek yang Sehat 1. Dokumen dasar transaksi pengeluaran kas yang harus dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasir setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
dibuat 3 rangkap dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
1. Dokumen dasar (bukti kas keluar) dibubuhi cap lunas oleh cashier setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
1. Sesuai unsurunsur sistem pengendalian intern.
2. Pemeriksaan dilakukan secara mendadak.
2. Pada PT. Lestari Berkat Sejahtera tidak ada pemeriksaan yang dilakukan secara mendadak dikarenakan owner sudah menaruh kepercayaan penuh pada karyawannya.
2. Tidak sesuai unsur-unsur sistem pengendalian intern.
3. Saldo kas yang ada ditangan dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya dengan cara menyimpannya dalam lemari besi.
3. Saldo kas yang ada ditangan disimpan di dalam brankas (Safety Box) ukuran yang besar yang terbuat dari baja dan menjadi tanggung jawab Cashier.
3. Sesuai unsurunsur sistem pengendalian intern.
4. Keharusan pengambilan cuti pada karyawan yang berhak.
4. Cuti diberikan kepada karyawan yang telah mencapai masa kerja minimal satu tahun dan waktu cuti diberikan 14 hari.
4. Sesuai unsurunsur pengendalian intern.
5. Perlu diadakan pencocokan fisik keuangan dengan catatan akuntansi secara periodik.
5. Pencocokan antara pemeriksaan fisik keuangan dengan catatan akuntansi dilakukan setiap minggu.
5. Sesuai unsurunsur sistem pengendalian intern.
6. Pengeluaran kas yang jumlahnya relatif kecil pada PT. Lestari Berkat Sejahtera menggunakan sistem dana kas kecil.
6. Sesuai unsurunsur sistem pengendalian intern.
6. Agar catatan akuntansi kas perusahaan dapat diawasi ketelitian dan keandaannya maka perlu disediakan rekening untuk membayar pengeluaran-pengeluaran 340
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)
yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar menggunakan cek. Oleh karena itu, dibentuk dana kas kecil dengan imprest system dan pemenuhan kembalinya harus dengan cek. 7. harus dipisahkannya antara petugas yang melakukan pengeluaran kas dan petugas yang mengerjakan pembukuan kas.
8. Saldo yang ada ditangan secepatnya disimpan atau disetor ke bank. D. Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya 1. Seleksi karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.
2. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan
7. Petugas yang melakukan pengeluaran kas dan mengerjakan pembukan dipisahkan. Petugas yang melakukan pengeluaran adalah cashier/owner dan yang mengerjakan pembukuan kas adalah bagian accounting.
7. Sesuai unsurunsur sistem pengendalian intern.
8. Saldo kas yang ada ditangan selalu disetorkan oleh pihak owner ke bank.
8. Sesuai unsurunsur sistem pengendalian intern.
1. Tidak ada seleksi yang dilakukan oleh pihak HRD untuk menempatkan karyawan sesuai dengan bidang atau mutunya. Bagi karyawan yang sudah mendapat panggilan akan langsung ditempat pada posisi yang kosong tanpa memperhatikan kemampuan dan keahliah karyawan tersebut.
1. Tidak sesuai unsur-unsur sistem pengendalian intern.
2. Pada PT. Lestari Berkat Sejahtera tidak ada pengembangan pendidikan untuk meninggkatkan kualitas
2. Tidak sesuai unsur-unsur sistem pengendalian 341
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345
perkembangan pekerjaannya.
dan mutunya.
intern.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dikemukakan di atas, bahwa sistem pengendalian intern terhadap pengeluaran kas yang diterapkan oleh PT. Lestari Berkat Sejahtera di Samarinda belum sepenuhnya memenuhi unsur-unsur sistem pengendalian intern yang baik. Hal ini terlihat pada unsur Praktek yang sehat poin 2 dimana dalam penerapannya PT. Lestari Berkat Sejahtera di Samarinda tidak ada melakukan pemeriksaan mendadak (surprised audit), serta pada unsur karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya juga tidak ada seleksi karyawan yang berdasarkankan persyaratan kemampuan yang dituntut oleh pekerjaannya, serta tidak adanya pengembangan terhadap pendidikan karyawan dimana pengembangan ini berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau karyawannya. Pembahasan 1. Struktur organisasi Dilihat dari struktur organisasi yang ada pada PT. Lestari Berkat Sejahtera di Samarinda khususnya pada bagian finance departement bahwa terdapat pemisahan fungsi pengeluaran kas yang dilakukan lebih dari satu fungsi yaitu fungsi yang memerlukan kas, finance, cashier/owner dan accounting. Selain itu berdasarkan sistem pengendalian intern bahwa terdapat fungsi akuntansi dan fungsi penyimpanan yang dipegang oleh cashier, dan finance melakukan pengendalian biaya-biaya yang akan digunakan dalam operasional perusahaan. 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Dalam organisasi setiap transaksi hanya dapat terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang berwenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Dilihat dari sistem otorisasi dan prosedur pencatatan pada PT. Lestari Berkat Sejahtera bahwa setiap transaksi pengeluaran kas yang menggunakan bukti kas keluar harus selalu di otorisasi oleh pejabat yang berwenang antara lain: head deptartement, cashier, finance supervisor dan deputy project manager. Setiap pencatatan pada PT. Lestari Berkat Sejahtera mengharuskan pencatan menggunakan dokumen yaitu voucher kemudian diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
342
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)
3. Praktek yang sehat a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Dokumen yang digunakan dalam proses pengeluaran kas yaitu vocher pengeluaran kas yang dicap lunas oleh cashier setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan. Pada PT. Lestari Berkat Sejahtera tidak ada pemeriksaan yang dilakukan secara mendadak (surprised audit) hal ini dikarenakan owner sudah menaruh kepercayaan penuh pada karyawannya dan tidak menganggap hal ini menjadi masalah. Penyimpanan kas untuk pengeluaran kas kecil PT. Lestari Berkat Sejahtera disimpan di lemari baja (brankas) yang ukurannya cukup besar dan memiliki password key dan hanya pejabat tertentu yang mengetahuinya. Cuti yang diberikan pada karyawan PT. Lestari Berkat Sejahtera jika mencapai masa kerja minimal 1 tahun dengan waktu cuti 14 hari atau dengan kata lain tenaga kerja sudah resmi diangkat menjadi karyawan tetap pada perusahaan. Pemeriksaan antara fisik keuangan dengan catatan akuntansi dilakukan rutin setiap minggu untuk mencegah terjadi kesalahan dalam proses kinerja keuangan. Pada PT. Lestari Berkat Sejahtera untuk pengeluaran dengan jumlah yang relatif kecil menggunakan sistem dana kas kecil (imprest sistem) yang didalamnya sejumlah Rp. 25.000.000 dan setiap melakukan pengisian dana kas kecil, terlebih dahulu dibuat anggaran dari setiap manajemen yang tercantum dalam rencana pengeluaran mingguan yang merupakan kesatuan dari rencana pengeluaran kas bulanan. Petugas yang melakukan pengeluaran kas dan mengerjakan pembukuan pada PT. Lestari Berkat Sejahtera dipisahkan. Petugas yang melakukan pengeluaran kas adalah cashier/owner, sementara petugas yang melakukan pembukuan adalah bagian accounting. Pada PT. Lestari Berkat Sejahtera saldo kas dalam jumlah tertentu pada umumnya langsung di setor oleh pihak owner sendiri ke Bank.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya Seleksi calon karyawan yang dilakukan oleh PT. Lestari Berkat Sejahtera tidak sesuai dengan persyaratan mutu yang dituntut oleh pekerjaan, dimana bagi karyawan yang sudah mendapat panggilan kerja langsung ditempatkan pada posisi yang kosong tanpa memperhatikan kemapuannya pada bidang tersebut, hal ini karena kurangnya pilihan calon tenaga kerja yang melamar pada perusahaan yang dikarenakan kurang luasnya promosi lowongan kerja yang dilakukan oleh perusahaan. selain itu juga, dalam internal perusahaan tidak ada melakukan pengembangan pendidikan karyawan misalnya saja
343
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 3, 2014: 331-345
seperti training dan study banding yang berguna untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Untuk itu pada PT. Lestari Berkat Sejahtera sebaiknya harus lebih selektif dalam memilih calon karyawannya dengan cara antara lain memperluas promosi penerimaan calon karyawan baru agar mendapatkan banyak pelamar kerja yang sesuai dengan kompetensinya dan sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja pada perusahaan, dan juga dalam internal perusahaan harus melakukan pengembangan pendidikan pada karyawan perusahaan misalnya saja dengan melakukan training sesuai dengan kompetensinya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dalam internal perusahaan. Penutup Bahwa implementasi sistem pengendalian intern terhadap pengeluaran kas pada PT. Lestari Berkat Sejahtera belum sepenuhnya memenuhi unsur-unsur pengendalian intern yang baik, di mana tidak diterapkannya pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap internal perusahaan perusahaan guna mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh karyawan. Serta, standar mutu karyawan yang belum sesuai di mana tidak adanya seleksi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi standar mutu terhadap pekerjaan yang dituntutnya, serta tidak ada pengembangan pendidikan bagi karyawan perusahaan seperti training dan study banding guna meningkatkan mutu, kualitas dan daya saing perusahaan. Pada sistem pengeluaran kas telah sesuai di mana terdapat pemisahan fungsi dan tanggung jawab secara jelas dalam struktur organisasi pada PT. Lestari Berkat Sejahtera di Samarinda untuk pengeluaran kas yaitu fungsi yang memerlukan kas, Finance, Cashier/Owner, dan Accounting. Serta, Setiap Sebaiknya PT. Lestari Berkat Sejahtera dapat menerapkan Surprised Audit tanpa diketahui waktu dan tanggalnya oleh karyawan walaupun owner sudah memberikan kepercayaan penuh pada karyawannya hal ini untuk mengetahui dan mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh karyawan di saat Owner (pemilik perusahaan) tidak berada di perusahaan. Sebaiknya perusahaan lebih selektif dalam pengrekrutan karyawan dan terbuka dalam mempromosikan lowongan pekerjaan agar memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan calon karyawan yang sesuai dengan kemampuan, mutu serta pendidikannya serta mengadakan pelatihan, kursus dan lain-lain, agar perusahaan dapat meningkatkan mutu dan kualitasnya. Serta harus mengadakan pelatihan bagi karyawan misalnya saja dengan mengadakan trainning atau study banding agar dapat meningkatkan kualitas dan mutu perusahaan dan lebih meningkatkan lagi pengewasan terhadap kinerja setiap fungsi-fungsi, tugas dan tanggung jawab dalam struktur organisasi, dan juga melakukan perputaran job yang rutin pada saat karyawan perusahaan cuti guna mencegah terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh setiap individu karyawan. 344
Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas PT. Lestari Berkat Sejahtera (Septian)
Daftar Pustaka Baridwan, Zaki, 2002, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, BPFEYogyakarta. Baridwan, Zaki, 2004, Intermediete Accounting, Edisi Kedelapan, Cetakan Ketujuh, Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta. Diana, Anastasia., Setiawati, Lilis., 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kesatu, ANDI, Yogyakarta. Hall. James A, 2004, Acoounting Information Systems, Fourth Edition, Thomson, South Western. Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Jusuf, Amir Abadi, 2000, Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta. Jusup, Al Haryono, 2001, Auditing Pengauditan, Edisi 1, Bagian Penerbit Ilmu Ekonomi YKPN, Jakarta. Krismiaji, 2002, Sistem Informasi Akuntansi, AMP YKPN, Yogyakarta. Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Munandar, M, 2006, Pokok-pokok Intermediet Accounting, Edisi Keenam, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta. Narko, 2002, Sistem Akuntansi, Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta. Romney, Marshall B., Steinbart Paul John, 2003, Accounting Information System, Ninth Edition. Pearson Education, Inc., Upper Saddle River, New Jersey. Soekrisno Agoes, 2004, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Akuntan Public, Jilid 1, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
345