ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERBASIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. BANK SULUTGO Marcelino Sondakh J. V. Mangindaan Dantje Keles ABSTRACT The purpose of this study is to find out how much Economic Value Added generated by PT. Bank SULUTGO in 2014-2016. It is known that PT. Bank SULUTGO is a regional bank of North Sulawesi and Gorontalo which owns shares from various regions and several companies. It is known that the capital annually PT. Bank SULUTGO in 2014-2016 always increases. But with the increase in capital whether it has made the company able to improve the performance of the company or increase the revenue of the company so as to be able to distribute the fair share of the results to the shareholders of the company. The purpose of this study is "Financial Performance Analysis Based on Economic Value Added at PT. Bank SULUTGO". Financial performance is needed by the company to evaluate the performance or as a foundation of the company to improve the company's performance. Financial performance according to Ikatan Akuntansi Indonesia (2007) is the determination of the company's ability to manage and control its own resources. While EVA is an effective communication tool for value creation that can be reached by line managers that ultimately drive company performance and to connect with capital markets (Young and O'Bryne, 2001). The research method used is quantitative descriptive method by using analysis tools in the form of Economic Value added to calculate NOPAT, Invested Capital, WACC, Capital Charges and EVA. Based on the results of research EVA analysis at PT. Bank SULUTGO 2014-2016 year turned out to fluctuate because EVA companies every year down and up. Nevertheless PT. Bank SULUTGO turned out to have created a positive value in the company in 2014-2016. In 2014 the company is able to create EVA of Rp. 97,596 (in millions of rupiah), but in 2015 the company's EVA decreased by 26.08% to Rp. 72,140 (in millions of rupiah) and in 2016 again increased by 34.01% to Rp. 96,680 (in millions of rupiah). Thus the management has been able to create a positive value on the company well and shareholders can entrust their investment to the company. Keywords: Economic Value Added (EVA), Financial Performance
1
PENDAHULUAN Secara umum setiap perusahaan pasti
sebagai pemilik karena konsep EVA akan
mempunyai tujuan untuk menghasilkan
menyelaraskan kepentingan manajer dan
laba
untuk
pemegang saham (Stewart, 1991). EVA
sendiri.
juga berguna sebagai alat pengukur kinerja
yang
kepentingan
sebesar-besarnya perusahaan
itu
Tanggung jawab perusahaan juga bukan
karena
hanya kepada pemilik saja, melainkan
menyatukan
tiga
kepada semua pihak yang mempunyai
manajemen,
yaitu:
kepentingan di perusahaan. Dalam hal ini
performance
appraisal,
yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan
compensation (Higgins 1998).
perusahaan dan yang memiliki kepentingan dengan
perusahaan
dalam
rangka
mendapatkan laba.
menjadi
kemampuan
untuk
fungsi
penting
capital
budgeting,
dan
incentive
Menurut artikel di majalah fortune, banyak pula perusahaan besar di Amerika telah menggunakan konsep ini, seperti
Tetapi memaksimalkan laba sudah tidak
memiliki
terlalu
relevan
lagi,
Coca-Cola, AT&T, Quacker Oats, Eli Lilly, dan
Tenneco.
Adapun
survey
yang
memaksimalkan nilai suatu perusahaan
dilakukan oleh Manufacture’s Aliances
adalah tujuan yang sangat relevan dalam
mengungkapkan bahwa EVA merupakan
era persaingan yang sangat ketat ini,
alat ukur kinerja yang paling banyak
terutama
digunakan di dunia usaha. Survei ini
perusahaan-perusahaan
yang
sudah go public. Maka dari itu penilaian
menemukan
kinerja telah mendapat perhatian khusus
responden yang merupakan eksekutif senior
dari
diberbagai perusahaan di Amerika Serikat
pihak
intern
maupun
ekstern
perusahaan. Salah
bahwa
sebagian
besar
berpendapat bahwa EVA digunakan agar satu
metode
pengukuran
membuat perusahaan lebih memfokuskan
penilaian dengan menggunakan volume-
perhatian pada penciptaan nilai perusahaan
based
itu sendiri (creating a firm’s value).
management
adalah
Economic
Value
Added
NITAMI
(Nilai
Tambah
metode
(EVA)
atau
Ekonomis).
PT. Sulawesi
Bank
Pembangunan
Utara
Gorontalo
Daerah
(PT
Bank
Konsep ini digunakan agar pihak intern
SULUTGO) yang dulunya bernama PT.
dapat mengetahui berapa besarnya biaya
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara
yang harus dikeluarkan akibat pemakaian
adalah bank daerah sulawesi utara yang
modal
sekarang
sudah
perhitungan modalnya. Konsep EVA akan
gorontalo.
Bank
menyebabkan manajer untuk bertindak
berbagai produk dana dan
perusahaan,
melalui
biaya
bergabung SUlUTGO
dengan memiliki
kredit serta 2
layanan. pembagian saham kepada daerah
Rp.
dalam cakupan daerah sulawesi utara dan
bertambah sekitar 32.53%. Dari keterangan
gorontalo telah membuat Bank SULUTGO
diatas
memiliki modal yang bisa digunakan oleh
perusahaan selalu meningkat setiap tahun
perusahaan dalam menjalankan operasional
selama tiga tahun periode 2014-2016. Tapi
yang berfokus pada orientasi bisnis ritel
apakah seiring dengan meningkatnya modal
agar bisa menjadi bank yang bertumbuh
perusahaan dapat memberikan nilai tambah
secara sehat maupun dapat meningkatkan
ekonomi pada perusahaan tersebut? Maka
perekonomian masyarakat sulawesi utara
dari itu berdasarkan latar belakang masalah
dan gorontalo, serta dapat memberikan
diatas
kontribusi
permasalahan sebagai berikut:
yang optimal kepada para
stakeholders
perusahaan.
1.258.004
dapat
jutaan
diketahui
bahwa
rupiah)
modal
maka dapat disimpulkan suatu
“Analisis
Sebagaimana
(dalam
Kinerja
Keuangan
yang telah menjadi tujuan bank SULUTGO
Berbasis Economic Value Added pada
sendiri, maka dari itu penggunaan modal
PT. Bank SULUTGO”.
yang
baik
sangat
diperlukan
oleh
perusahaan agar dapat menciptakan nilai
Kinerja Keuangan Mulyadi
ekonomi perusahaan yang baik dan bahkan
pengertian
dapat meningkat. Berbicara
tentang
EVA
selalu
berkaitan dengan yang namanya modal, karena modal juga berfungsi sebagai salah satu upaya perusahaan dalam meningkatkan kinerja
perusahaan
membiayai
kegiatan
maupun
untuk
penentuan operasional
kinerja secara
menguraikan keuangan
periodik
suatu
ialah
efektifitas
organisasi
dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Laporan Keuangan Ikatan
operasional
perusahaan.
(2007)
Akuntansi
Indonesia
(IAI)
(2004) dalam Standar Akuntansi Keuangan
Berdasarkan data laporan keuangan
menyebutkan bahwa laporan keuangan
diatas menunjukan bahwa selama 3 tahun
merupakan bagian dari proses pelaporan
periode 2014-2016 modal perusahaan terus
keuangan, yang meliputi neraca, laporan
meningkat. Pada tahun 2014 perusahaan
laba
memiliki modal sebesar Rp. 858.670
keuangan, catatan dan laporan lain serta
(dalam jutaan rupiah) dan meningkat pada
materi penjelasan yang merupakan bagian
tahun 2015 menjadi Rp. 949.201 (dalam
integral dari laporan keuangan.
jutaan rupiah) bertambah sekitar 10.54%,
Economic Value Added (Eva)
rugi,
laporan
perubahan
posisi
dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 3
Economic Value Added (EVA) pertama
memungkinkan
mereka
untuk
kali diperkenalkan oleh Stern Stewart dan
mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria
menyatakan
maksimum
bahwa
EVA
lebih
erat
nilai
perusahaan.
hubungannya dengan stock return dan nilai
menyebabkan
perusahaan dari pada accrual net income
memperhatikan struktur modalnya. Dapat
(O’Bryne dalam Biddle, et all, 198). EVA
digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan
sendiri dapat diartikan sebagai alat ukur
atau
yang lebih mengutamakan kemakmuran
pengembalian lebih tinggi, daripada biaya
pemegang saham. Menurut Young dan
modalnya.
O’Byrne (2001) EVA merupakan alat
Kelebihan Economic Value Added (EVA)
komukasi
yang
efektif
proyek
yang
untuk
lebih
memberikan
untuk
Mirza (1997) dalam Mulia (2002),
penciptaan nilai yang dapat dijangkau oleh
mengemumakan EVA sebagai pengukur
manajer lini yang akhirnya mendorong
kinerja perusahaan memiliki kelebihan
kinerja
dibandingkan
perusahaan
baik
perusahan
EVA
dan
untuk
alat
pengukur
kinerja
menghubungkan dengan pasar modal.
keuangan lainnya, yaitu:
Manfaat Penerapan EVA (Economic
EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai
Value Added)
tambah dengan memperhitungkan beban
Utama (1997) mengatakan manfaat
biaya modal sebagai risiko investasi. EVA
dari penerapan EVA antara lain:
pengukur
Dapat digunakan sebagai penilai kinerja
memperhatikan harapan penyedia dana
perusahaan yang berfokus pada penciptaan
yang memberi nilai tambah. EVA dapat
nilai (value creation). Dapat meningkatkan
diterapkan
kesadaran manajer bahwa tugas mereka
memerlukan
adalah
perusahaan lain maupun standar industri
untuk
memaksimumkan
nilai
kinerja
perusahaan
yang
secara
mandiri
tanpa
data
pembanding
dari
perusahaan serta nilai pemegang saham.
sebagaimana
Dapat membuat para manajer berfikir dan
keuangan. EVA dapat digunakan sebagai
juga bertindak seperti halnya pemegang
tolak
saham
karyawan.
yaitu
memilih
memaksimumkan
tingkat
investasi
yang
pengembalian
EVA
ukur
dapat
konsep
analisis
rasio
pemberian
bonus
pada
digunakan
sebagai
dan
dan meminimumkan tingkat biaya modal
pertimbangan untuk mengambil keputusan
sehingga
dapat
dan kebijakan permodalan. Konsep EVA
para
mempengaruhi keputusan organisasi untuk
manajer agar memfokuskan perhatian pada
keluar dari unit usaha yang mempunyai
kegiatan
nilai tambah negatif.
nilai
dimaksimumkan.
perusahaan EVA
membuat
yang menciptakan nilai dan
4
METODE PENELITIAN
Metode Analisis Metode
Lokasi Dan Objek Penelitian
yang
digunakan
dalam
Penulis melakukan penelitian pada PT.
penelitian ini adalah metode keuangan
Bank SULUTGO yang menyediakan data-
deskriptif. Metode yang digunakan adalah
data keuangan. Objek penelitian ini adalah
economic
data-data laporan keuangan PT. Bank
dilakukan pada PT. Bank SULUTGO.
SULUTGO.
Langkah-langkah dalam menghitung alat
Jenis Dan Sumber Data
ukur EVA adalah menghitung NOPAT (Net
Jenis data yang digunakan dalam
value
added
(EVA)
yang
Operating After Tax), Invested Capital,
penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
WACC
yang dipakai yaitu berupa data-data dan
Capital), Capital Charges, Economic Value
laporan
Bank
Added (EVA). Apabila EVA > 0, nilai
SULUTGO periode 2014-2016. Sumber
EVA positif yang menunjukkan telah
data yang digunakan dalam penelitian ini
terjadi
adalah data sekunder, yang didapatkan
perusahaan.
berupa catatan-catatan atau dokumentasi-
menunjukkan posisi impas atau break
dokumentasi dari objek penelitian dalam
Event Point. Apabila EVA < 0, nilai EVA
hal ini adalah data keuangan perusahaan
negative dan menunjukkan tidak terjadi
berupa laporan keuangan. Data perusahaan
proses nilai tambah.
keuangan
pada
PT.
(Weighted
proses
Average
nilai
Apabila
Cost
tambah EVA
of
pada =
0,
ini berupa laporan keuangan PT. Bank HASIL DAN PEMBAHASAN
SULUTGO.
Hasil Penelitian
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian, teknik pengumpulan data
merupakan
faktor
penting
demi
keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi perpustakaan, yaitu berupa file-file yang relevan dan sesuai dengan analisis yang diangkat yang diperoleh dari berbagai sumber. File-file tersebut berupa buku, artikel, laporan, dsb.
EVA adalah salah satu alat pengukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghitung biaya modal dan pendapatan perusahaan sehingga dapat mengetahui hasil nilai tambah ekonomis perusahaan tersebut meningkat atau tidak. Berikut merupakan langkah-langkah untuk menghitung Economic Value Added (EVA) pada
PT.
Bank
SULUTGO:
(1)
Menghitung Net Profit After Tax (NOPAT). Pada tahun 2014 perusahaan menghasilkan NOPAT sebesar Rp. 144.393 (dalam jutaan 5
rupiah),
kemudian
pada
tahun
2015
2014 perusahaan memiliki EVA sebesar
NOPAT perusahaan mengalami penurunan
Rp. 97.596 (dalam jutaan rupiah) dan pada
Rp. 126.908 (dalam jutaan rupiah) sebesar
tahun
12.10% merupakan titik terendah NOPAT
penurunan sebesar 26.08% menjadi Rp.
perusahaan pada periode 2014-2016, dan
72.140 (dalam jutaan rupiah) dan kembali
pada 2016 NOPAT perusahaan mengalami
meningkat pada tahun 2016 menjadi Rp.
peningkatan Rp. 173.418 (dalam jutaan
96.680 (dalam jutaan rupiah) sebesar
rupiah) sebesar 36.64% dan merupakan
34.01%.
NOPAT tertinggi pada periode 2014-2016.
Pembahasan
2015
perusahaan
mengalami
(2) Menghitung Invested Capital. Pada
Dapat dilihat bahwa NOPAT yang
tahun 2014 perusahaan memiliki invested
dihasilkan oleh PT. Bank SULUTGO Tbk.
capital sebesar Rp. 858.670 (dalam jutaan
pada
rupiah), kemudian pada tahun 2015 terjadi
mengalami fluktuasi. Dimana pada tahun
peningkatan Rp. 949.201 (dalam jutaan
2015
rupiah)
kemudian
mengalami penurunan dari tahun 2014
meningkat cukup tinggi pada tahun 2016
sebesar 12.10% dikarenakan perusahaan
sebesar
jutaan
kurang maksimal dalam menghasilkan laba
(3)
atau mempertahankan kinerjanya. Tapi
Menghitung Weighted Average Cost of
pada tahun 2016 perusahaan berhasil
Capital
2014
meningkatkan NOPATnya cukup tinggi
sebesar
dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 36.64%
meningkat
yang menjadikan NOPAT tertinggi pada
menjadi 0.0577 sebesar 0.0032 poin, dan
periode 2014-2016 hal ini dikarenakan
pada tahun 2016 meningkat menjadi 0.0610
perusahaan dapat memaksimalkan modal
sebesar 0.0033 poin. (4) Menghitung
yang digunakan dengan baik.
rupiah)
sebesar
Rp.
Capital
1.258.004
atau
tahun
Charges.
perusahaan
32.53%.
Pada
memiliki
pada
(dalam
sekitar
(WACC).
perusahaan 0.0545,
10.54%,
WACC 2015
Pada
memiliki
tahun
tahun
capital
2014
periode
2014-2016
NOPAT
Berdasarkan
ternyata
perusahaan
data-data
sempat
yang
telah
charges
dihitung dapat disimpulkan bahwa pada
sebesar Rp. 46.797 (dalam jutaan rupiah),
tahun 2016 invested capital memiliki
kemudian meningkat menjadi Rp. 54.768
peningkatan yang cukup signifikan yaitu
(dalam jutaan rupiah) sebesar 17.03% pada
sebesar 32.53% dibandingkan dengan tahun
tahun 2015 dan meningkat lagi menjadi Rp.
2015
76.738 (dalam jutaan rupiah) sebesar
dikarenakan
40.11% pada tahun 2016. (5) Menghitung
pendek meningkat tetapi diikuti dengan
yang
hanya
10.54%,
meskipun
hutang
hal
ini
jangka
Economic Value Added (EVA). Pada tahun 6
jumlah liabilitas dan ekuitas yang juga
Sedangkan pada tahun 2016 capital charges
meningkat.
perusahaan mengalami peningkatan yang
Pada tahun 2014 perusahaan memiliki
cukup tinggi yaitu sebesar 40.11%. Hal ini
wacc sebesar 0.0545 (5.45%) kemudian
dikarenakan wacc dan invested capital juga
pada tahun 2015 meningkat menjadi 0.0577
ikut meningkat sebesar 0.33% dan 32.53%.
(5.77%) atau meningkat sekitar (0.32%) hal ini
dikarenakan
pada
2015
terjadi fluktuatif pada EVA perusahaan
perusahaan menghasilkan cost of debt,
yang ternyata EVA tertinggi perusahaan
tingkat modal/ekuitas, dan pajak yang lebih
terdapat pada tahun 2014 kemudian tahun
tinggi meskipun mengalami penurunan
2016 dan paling rendah adalah tahun 2015.
pada tingkat modal, dan cost of equity
Hal ini disebabkan karena NOPAT pada
sehingga
2015
tahun 2014 lebih besar daripada capital
sebelumnya.
chargesnya meskipun NOPAT pada tahun
Sedangkan pada tahun 2016 wacc kembali
tersebut bisa dikatakan lebih kecil daripada
mengalami peningkatan sebesar 0.0610
NOPAT tahun 2016 tetapi perusahaan
(6.10%) meningkat sekitar 0.33% dari
mampu
tahun sebelumnya, hal ini disebabkan
perusahaan pada tahun 2014. Sedangkan
karena naiknya cost of debt, tingkat
pada tahun 2015 EVA perusahaan menurun
modal/ekuitas, cost of equity dan tingkat
sekitar 26.08% dari tahun sebelumnya hal
pajak
pada
ini disebabkan karena NOPAT perusahaan
meningkatnya tingkat modal yang ternyata
pada tahun 2015 merupakan yang terendah
mengalami
dibandingkan,
membuat
meningkat
dari
yang
tahun
Berdasarkan hasil penelitian ternyata
wacc
tahun
tahun
lebih
tinggi
penurunan
dari
dari
tahun
sebelumnya.
meminimalisir
tahun
capital
charges
2014 dan 2016,
penyebabnya dikarenakan besarnya biaya
Dapat dilihat bahwa capital charges
non-operasional perusahaan pada tahun
perusahaan periode 2014-2016 ternyata
2015 yaitu sekitar 126% dari tahun 2014.
selalu mengalami peningkatan hal ini
Sedangkan capital chargesnya lebih tinggi
disebabkan karena terus meningkatnya
dari
wacc dan invested perusahaan setiap
17.03%
tahunnya. Pada tahun 2015 perusahaan
perusahaan menurun pada tahun 2015. Dan
mengalami
sebesar
pada tahun 2016 EVA perusahaan kembali
0.32% dan invested capital sebesar 10.54%
meningkat meskipun tidak setinggi EVA
dari tahun sebelumnya sehingga membuat
pada tahun 2014. Namun bila dilihat dari
capital
NOPAT
sebesar
peningkatan
charges 17.03%
wacc
perusahaan pada
meningkat
tahun
2015.
tahun
sebelumnya
yang
yaitu
sebesar
menyebabkan
EVA
perusahaan,
tahun
2016
merupakan NOPAT tertinggi pada periode 7
2014-2016 tetapi juga memiliki capital
perusahaan
mampu
charges yang paling tinggi daripada tahun
NOPATnya pada tahun 2016 meskipun
2014 dan 2015.
sempat
menurun
pada
meningkatkan
tahun
2015,
meskipun capital charges perusahaan pula PENUTUP
ikut
Kesimpulan
Bank SULUTGO pada tahun 2014 ternyata merupakan EVA tertinggi yang dihasilkan perusahaan
periode
2014-2016
meskipun dilihat dari NOPAT bukanlah yang tertinggi pada periode 2014-2015 tetapi
perusahaan
meminimumkan
dapat capital
dengan
baik
charges
dan
memaksimalkan penggunaan modal yang ada sehingga berhasil menciptakan nilai perusahaan yang tinggi.
40.11%
tetapi
SULUTGO
meningkatknya NOPAT yang tinggi juga. Saran PT.
Bank
SULUTGO,
sebaiknya
menggunakan modal yang ada secara efektif, efisien dan menekan biaya-biaya yang dikeluarkan terlebih khusus biaya non-operasional agar dapat menciptakan NOPAT perusahaan yang lebih baik. PT. Bank SULUTGO, kiranya dapat meminimalisir capital charges perusahaan agar dapat meningkatkan EVA perusahaan.
Kinerja keuangan berbasis EVA PT. Bank
sebesar
peningkatan tersebut dibarengi dengan
Kinerja keuangan berbasis EVA PT.
oleh
naik
pada
tahun
2015
merupakan pencapaian nilai EVA yang terendah dibandingkan tahun 2014 dan 2016. Dikarenakan rendahnya NOPAT
PT. Bank SULUTGO, kiranya dapat lebih memanfaatkan laba yang didapatkan oleh perusahaan sebagai modal perusahaan daripada menggunakan hutang yang ada sebagai modal perusahaan.
perusahaan dan merupakan yang terendah pada
periode
2014-2016
sedangkan
memiliki capital charges yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014 yang
DAFTAR PUSTAKA Harahap, Sofyan S. 2007. Analisis kritis atas laporan keuangan, edisi 1. Jakarta : Rajawali Pers
bahkan NOPATnya lebih tinggi dari tahun 2015. Kinerja keuangan berbasis EVA PT. Bank SULUTGO pada tahun 2016 bisa dikatakan cukup baik karena telah mampu meningkatkan
nilai
EVA-nya
sebesar
Higgins, Robert C, 1998. Analysis for Financial Management, 5th Edition, Singapore, Mc Graw-Hill Book co. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ). Jakarta: Salemba Empat.
34.01% yang sebenarnya sempat menurun pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena 8
Mulia, Theodora. 2002. Penerapan konsep EVA sebagai Added Aproach. Jakarta.: Balai Pustaka. Stewart, G. Bennet III, 1991, The Quest for Value: EVA Management Guide, New York, Harper Business Stewart, stren, 2009. EVAluation. Stern Stewart Research Stern Stewart & Co Management Consultants.
Utama, S. 1997. Economic Value Added Pengukur Penciptaan Nilai Perusahaan. Usahawan No. 4 April 1997. Young, S. David and Stephen F. O’Bryne, (2001). EVA and Value-Based Management: A Practical Guide to Implementation, New York, Mc GrawHill.
9