AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN NUGRAHINI KUSUMAWATI Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina Bangsa Serang
[email protected] NUR HAMIDAH Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bina Bangsa Serang
[email protected] Abstract This study aimed to analyze the financial performance offive food and baverage industries.The period 2010-2014. The method used in this research is the method that includes aspects of Economic Value Added (EVA). Economic Value Aded (EVA) is a tool for analyzing the company finance performance. The result of this study indicate that five food industries have positive, its mean that five industries have value added, but PT. Siantar Top Tbk in 2014 have EVA < 0 because their Income Statement is lower than Cost that they must pay. Keywords: Financaial performance, Economic Value Added
Pendahuluan Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu hal yang paling penting dalam proses perencanaan, pengadaan dana, pengendalian dana keuangan dan proses transaksional seperti merger, akuisisi dan emisi saham.(Brigham,2010).Melalui penelitian kinerja keuangan perusahaan, perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya untuk menetukan pemangkasan terhadap unit-unit bisnis yang tidak produktif atau tidak memenuhi ekspentasi yang diharapkan oleh pemilik perusahaan, menetapkan balas jasa (reward) internal danmenentukan harga saham secara wajar. Dalam menganalisa dan menilai kinerja keuangan dan potensi atau kemajuan perusahaan , faktor yang paling utama untuk mendapat perhatian oleh penganalisa adalah : (a).Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih.
Kewajiban keuangan perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu, pertama kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur) disebut dengan likuiditas badan usaha, kedua kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan) disebut dengan likuidasi perusahaan. (b)Solvabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. (c)Rentabilitas atau profitability adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. (d)Stabilitas Usaha adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang – hutang tersebut tepat pada waktunya(Irham,2011) Dalam kondisi seperti ini perusahaan harus mampu meningkatkan kinerjanya.Kinerja suatu perusahaan sangat tergantung pada bagaimana manajemen mengelola keuangan dan melaksanakan
Economic Value Added (eva) sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan…
7
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
aktivitas perusahaan tersebut.Oleh karna itu, pihak manajemen dituntut mampu meningkatkan kemampuan profesionalismenya.Hal ini bertujuan agar manajemen perusahaan mampu mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya.Dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan, pihak manajemen harus memperhatikan kinerja keuangan perusahaan, dimana kinerja keuangan perusahaan menggambarkan kondisi keuangan dan perkembangan perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Pertumbuhan usaha saat ini sangat berkembang pesat sehingga para investor ingin menambahkan modalnya dalam bentuk saham pada perusahaan, akan tetapi seharusnya para investor memperhatikan dan mempertimbangkan kinerja keuangan perusahaan tersebut sebelum mempertimbangkan aspek-aspek lainnya. Kinerja keuangan perusahaan dapat menunjukkan bagaimana modal dan asset perusahaan yang sudah ada dikelola dan dikembangkan oleh perusahaan dalam usahanya untuk sustainable dan growth. Selain itu jika kondisi keuangan perusahaan baik maka bisa di prediksikan bahwa perusahaan tersebut akan mampu membiayai kebutuhan akan modal dan kewajiban serta memberikan keuntungan bagi investor dimasa yang akan datang. Berbagai macam alat ukur untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.Diantaranya adalah analisa rasio keuangan, analisa horizontal, dan Economic Value Added (EVA).Alat ukur untuk menilai kinerja dan menganalisa laporan keuangan perusahaan yang lazim dipakai selama ini adalah analisis ratioyang terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Penggunaan alat analisis rasio financial ini belum dapat memuaskan keinginan pihak ketiga yaitu pihak investor atau para penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Pihak manajemen dengan analisis rasio financial tersebut belum cukup untuk mengetahui apakah telah terjadi nilai tambah pada perusahannya, sedang bagi para pemegang saham belum cukup mempunyai keyakinan, apakah modal yang telah ditambah dimasa yang akan datang akan
memberikan diharapkan.
tingkat
hasil
seperti
yang
Economic Value Added( EVA ) adalah ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah. Kemudian perlu ditambahkan bahwa kelebihan konsep adalah bermanfaat sebagai penilaian kinerja atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya modal.Pada dasarnya Economic Value Added (EVA) mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta bila perusahaan memperoleh nilai tambah (profit) diatascost of capital perusahaan. Secara matematis Economic Value Added (EVA) dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. EVA adalah perbedaan antara laba oprasi setelah pajak dengan biaya modal.(Warsono,2003).EVA adalah laba ekonomi yang dihasilkan perusahaan setelah semua biaya modal dikurangkan. Secara lebih sfesifik, Eva adalah laba oprasional bersih setelah pajak (net oprating profit after taxNOPAT) dikurangi beban nilai beaya modal untuk modal yang digunakan.(James,2007).Walaupun perhitungan dasar EVA tampak cukup sederhana, metode khusus Strenstewert untuk menghitung EVA melewati rangkaian panjang berbagai penyesuaian yang mungkin untuk berbagai angka akuntansi.Penyesuaian disarankan untuk NOPAT agar lebih mencerminkan pendekatan kas ketimbang pendekatan akuntansi akrual atas kinerja perusahaan.Selain itu, berbagai penyesuaian disarankan pada nilai buku akuntansi modal yang digunakan, seperti kapitalisasi biaya penelitian dan pengembangan agar lebih mencerminkan sifat investasi atas berbagai pengeluaran ini. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang Economic Value Added yang berbeda-beda.Economic value added adalah, suatu tolak ukur yang menggambarkan jumlah absolute dari nilai pemegang saham (sherholder value) yang diciptakan (created) atau disuras (destroyed) pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun (Stern,2001).David Young berpendapat bahwa Economic Value Added
Economic Value Added (eva) sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan…
8
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
adalah tolak ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal.Sedangkan menurut EVA merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi.Selain itu EVA merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi setiap tahun pada setiap perusahaan (Keown,2005).Dan EVA adalah laporan bersih oprasi setelah pajak (NOPAT) – Biaya modal setelah pajak yang diperlukan untuk mendukung operasi. Formulasi diatasmenunjukan bahwa nilai tambah yang diperoleh adalah nilai tambah yang bersih (net), yaitu nilai tambah yang dihasilkan dikurangi dengan biaya yang digunakan untuk memperoleh nilai tambah tersebut.Berbeda dengan pengukuran akuntani yang tradisonal (seperti ROA), EVA mencoba mengukur nilai tambah modal (cost of capital) yang ditimbulkan sebagai akibat investasi yang dilakukan.Eva mengukur perbedaan, dalam pengertian keuangan antara pembelian atas modal perusahaan dan biaya modal. Eva mampu menghitung laba ekonomis yang sebenarnya atau true ecomomic profit suatu perusahaan pada tahun tertentu dan sangat berbeda jika disbanding laba akuntansi. EVA mencerminkan residualincome yang tersisa setelah semua biaya modal, termasuk modal saham, setelah dikurangkan.Sedangkan laba akuntansi dihitung tanpa mengurangi biaya modal.EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham.Oleh karena itu manajer yang menitik beratkan pada EVA dapat diartikan telah beroprasi pada cara-cara yang konsisten untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Pengukuran secara tradisional hanya menitik beratkan pada sisi keuangan, misalnya dengan pengukuran ROI ( Return On Investment ),Profit Margin dan Economic Value added (Nilai Tambah Ekonomi). ROI menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasikan keuntungan dengan mendayagunakan aktiva produktif ( Operating Asset) yang dimiliki.Ditinjau dari aspek
keuangan pengukuran ini dianggap cukup memadai karena memberi gambaran kinerja keuangan yang cukup komperetif.Economi Value Added konsep ini menilai kinerja perusahaan berdasarkan keuntungan yang rill karena memasukan unsure financial risk dalam perhitungannya. Meskipun sebagai ukuran EVA lebih riil dalam menggambarkan kinerja keuangan perusahaan akan tetapi masih terdapat kelemahan-kelemahan antara lain disebabkan Karena belum memasukkan aktivitasaktivitas yang tidak tampak ( intangible asset ) dan kekayaan intelektual ( sumber daya manusia ).Selain itu EVA merupakan suatu alat analisis financial untuk menilai profitabilitas yang realistis dari oprasi perusahaan dan EVA mempergunakan biaya modal dalam perhitungannya. Selain itu EVA juga mempertimbanngkan dengan adil harapan para penyandang dana, melalui perhitungan biaya modal tertimbang dari struktur modal perusahaan. Menurut Mamduh M Hanafi., Economic Value Added mempunyai beberapa Keunggulan yaitu (1) Economi Value Added Sebagai peneliti kinerja yang berfokus pada penciptaan nilai ( velue creation ). (2) Membuat perusahaan lebih memperhatikan struktur modal. (3) Economi Value Added digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari biaya modal. (4) Manajemen dipaksa untuk mengetahui berapa the true of capital dari bisnis nya tingkat pengembalian bersih dari modal yang merupakan hal yang sesungguhnya menjadi perhatian para investor dapat diperlihatkan secara jelas. Menurut James c, van horne, Kelebihan dari Economic Value Added adalah (1) Economic Velue Added berfungsi sebagai peningkat konstan bagi para manajer bahwa mereka belum benar-benar melakukan pekerjaan dengan baik sehingga mereka menghasilkan pengembalian yang dapat menutup semua biaya modal. (2) Dapat menghubungkan dengan lebih baik strategis perusahan dan investasi dengan nilai bagi pemegang saham. (3) Menjadi alat yang membantu menekankan bahwa sangat
Economic Value Added (eva) sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan…
9
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
penting bagi para manajer untuk memahami konsep biaya modal. Adapun kekurangan dari Economic Value Added menurut Abdullah diantaranya adalah (1) Secara konseptual EVA memegang lebih unggul daripada pengukuran tradisional akuntansi, namun secara praktis belum tentu dapat diterapkan dengan mudah. Penentuan biaya modal saham cukup rumit sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam tentang teknikteknik menaksir biaya modal saham, (2) EVA adalah alat ukur semata dan tidak berfungsi sebagai cara untuk mencapai sasaran perusahaan sehinngga diperlukan suatu cara bisnis tertentu untuk mencapai sasaran perusahaan. (3) Masih mengandung unsur ketergantungan (tinggi rendahnya EVA dapat dipengaruhi oleh gejolak pasar modal ) (4) EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu.(5) EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah. Investasi yang demikian umumnya menghindari resiko padahal sebagian besar invovasi-inovasi dalam bisnis memiliki resiko yang sangat tinggi terutama dalam era pasar bebas yang penuuh dengan ketidakpastian. Untuk melihat apakah dalam perusahaan telah terjadi penciptaan nilai atau tidak, dapat ditemukan dengan kriteria yang dikemukakan oleh MardekawatiZahara dan Dwi AsihHaryati. (1) Jika Economic Value Added( EVA ) > 0, berarti telah terjadi proses nilai tambah ekonomis lebih setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban. (2) Jika Economic Value Added ( EVA ) = 0, berarti titik impas atau break event poin tidak terjadi proses nilai tambah ekonimis, tetapi perusahaan mampu membayar semua kewajibannya kepada para kreditur. (3) Dan jika Economic value Added ( EVA ) < 0, berarti tidak terjadi proses nilai tambah pada perusahaan karena laba yang tersedia tidak dapat memenuhi harapan para penyandang dana. Dengan kata lain, perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya kepada para kreditur. Menurut Rahman Mubarok dan Farida Ratna Dewi kinerja keuangan perusahaan melalui EVA, untuk menentukan strategi yang dapat dijalankan agar kinerja
keuangan lebih baik, dinilai dengan criteria sebagai berikut : (1) Jika EVA > 0, maka terjadi nilai tambah perusahaan, kinerja perusahaan baik. Ini bermakna laba yang tersedia mampu melebihi harapan investor, perusahaan dapat mengembalikan pinjaman kreditor serta dapat menggambarkan pemberian bonus kepada karyawan. (2) Jika EVA = 0, maka menunjukan posisi impas perusahaan. Ini bermakna laba yang tersedia impas untuk memenuhi harapan kreditur dan investor. (3) Jika EVA < 0, hal itu berarti total modal perusahaan lebih besar daripada laba oprasi setelah pajak yang diperolehnya, sehingga kinerja perusahan tersebut tidak baik. Ini bermakna di dalam perusahaan tidak terjadi nilai tambah, laba yang tersedia tidak mampu memberikan pengembalian setimapal dengan yang ditanam investor.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah kualitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Quota Sampling yaitu sampel diambil berdasarkan pertimbangan tertentu dari peneliti.Oleh karena itu sampel dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Analisis dari penelitian ini adalah data-data keuangan yang dipublikasikan pada tahun 2010 sampai 2014 yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan penilaian Economic Value Added (EVA) dengan diawali mencari nilai NOPAT dan Capital Charge.
Temuan Penelitian dan Pembahasan Hasil perhitungan Net Operating After Tax (NOPAT), Capital Charge dan EVA untuk masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut : Tabel 1.Perhitungan Capital Periode 2010 2014 Tahun 2010
NOPAT ((Rp.)
Investasi Capital ((Rp.)
614.631.455.087 3.358.857.488.166
Economic Value Added (eva) sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan…
WACC 0,128
Capital Charge (Rp) 429.933.758.485
10
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
2011
614.922.311.618 4.754.053.816.828
0,088
2014 418.356.735.881
2012
941.172.653.835 6.378.163.122.804
0,110
701.587.933.508
2.271.649
2.017.355
254.314
Berdasarakan tabel diatas dapat diketahhui bahwa nilai EVA > 0, atau positif 2014 771.421.095.98 7.176.750.427.972 0,007 52.004.298.113 berarti telah terjadi nilai tambah ekonomis Tabel 2.Perhitungan Economic Value Added lebih setelah perusahaan membayarkan periode Tahun 2010 – 2014 semua kewajiban. Hasil analisis PT Indofood (Dalam Rupiah) Sukses Makmur nilai EVA tertinggi pada tahun 2010 sebesar Rp. 627.912, selanjutnya Capital Charge Thn NOPAT EVA pada tahun 2014 Rp. 254.314 dan tahun 2012 2010 614.651.455.087 429.933.758.485 184.717.696.602 Rp. 254.622 dan pada tahun 2013 Rp. 231.998 dan yang terakhir pada tahun 2011 2011 614.876.976.650 418.356.735.881 196.520.240.769 Rp. 21.650. 2013
1.007.154.740.384 7.078.191.780.791
2012 2013 2014
941.172.653.835
0,129
912.748.515.406
701.587.933.508 239.584.720.327
1.007.154.740.384 912.748.515.406 94.406.224.978 771.421.095.981
558.148.888.989213.236.206.992
Berdasarakan tabel diatas dapat diketahhui bahwa nilai EVA > 0, atau positif berarti telah terjadi nilai tambah ekonomis lebih setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban. Hasil analisis PT Mayora Indah Tbk nilai EVA tertinggi pada tahun 2012 sebesar Rp.239.584.720.327, selanjutnya pada tahun 2014,Rp.213.236.206.992 dan tahun 2011 Rp. 196.520.240.769dan pada tahun 2010 Rp.184.717.696.602dan yang terakhir pada tahun 2010 Rp. 94.406.224.978. Tabel 3.Perhitungan Capital Charge Periode Tahun 2010-2014 Tahun
NOPAT (Rp.)
Investasi Capital (Rp.)
2010
1.977.979
10.217.478
0,132
1.350.067
2011
1.930.203
12.234.317
0,156
1.908.553
2012
2.097.241
14.173.993
0,130
1.842.619
2013
2.038.225
16.570.887
0,109
1.806.227
2014
2.271.649
18.679.214
0,108
2.017.355
WACC
Capital Charge ((Rp.)
Tabel 5.Perhitungan Perhitungan Capital Charge PT Siantar Top Tbk Periode Tahun 2010 – 2014 Thn
NOPAT ((Rp.)
Investasi Capital ((Rp.))
WACC
Capital Charge ((Rp.)
2010 47.907.242.139 478.651.244.919
0,073
34.941.540.879
2011 56.929.423.902 604.831.744.100
0,046
27.822.260.229
2012 114.385.040.260 678.544.814.310
0,059
40.034.144.044
2013 176.098.584.857 871.070.508.995
0,078
67.943.499.702
2014
0,078
89.441.091.270
4.175.754.459 7.176.770.427.972
Tabel 6.Perhitungan Economic Value Added Periode Tahun 2010 – 2014 (Dalam Jutaan Rupiah) Thn
NOPAT
Capital Charge
EVA
2010
47.907.242.139 34.941.540.879 12.965.701.260
2011
56.929.423.902 27.822.260.229 29.107.163.673
2012 114.385.040.260 40.034.144.044 74.350.896.216 2013 176.098.584.857 67.943.499.702 108.155.085.155
Tabel 4.Perhitungan Economic Value Added Periode 2010-2014 (Dalam Jutaan Rupiah) Capital Charge
Tahun
NOPAT
EVA
2010
1.977.979
1.350.067
627.912
2011
1.930.203
1.908.553
21.650
2012
2.097.241
1.842.619
254.622
2013
2.038.225
1.806.227
231.998
2014
4.175.754.459 89.441.091.270 -85.265.336.811
Berdasarakan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai EVA > 0, atau positif berarti telah terjadi nilai tambah ekonomis lebih setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban. Meski pada tahun 2014 nilai EVA >0, yang berarti tidak terjadi proses nilai tambah pada perusahaan karena laba yang tersedia tidak dapat memenuhi harapan para penyandang dana atau investor. Hasil analisis PT Siantar Top nilai EVA tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp. 108.155.085.155, selanjutnya pada tahun
Economic Value Added (eva) sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan…
11
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
2012 Rp. 74.350.896.216 dan tahun 2011 Rp. 29.107.163.673 dan pada tahun 2010 Rp. 12.965.701.260 dan yang terakhir pada tahun 2014 Rp.-85.265.336.811. Tabel 7.Perhitungan Capital Charge PT. Tiga Pilar Tbk periode tahun 2010-2014 Thn
NOPAT (Rp.)
Investasi Capital ((Rp.)
WACC
2010
227.177
1.418.655
0,079
2011
501.602
2.678.473
2012
388.977
2013 2014
Capital Charge (Rp.)
125.176.65 0.068 130.716.77 2013 179.601.501.093 1.502.491.641.286 0,087 2.792 190.690.20 2014 235.843.305.528 2.142.586.606.938 0,089 8.017 2012 148.759.886.750 1.009.489.113.451 0,124
Tabel 10.Perhitungan Economic Value Added PT. Nippon IndosariCarpindoTbk Periode Tahun 2010 – 2014 (Dalam Jutaan Rupiah) Capital Charge
Tahun
NOPAT
112.074
2010
100.677.059.478
83.710.214.688
16.966.844.790
0,068
182.136
2011
114.211.353.487
93.471.944.303
20.739.409.184
2.650.579
0,009
23.855
2012
148.759.886.750 125.176.650.068
23.583.236.682
510.375
3.628.600
0,072
261.259
2013
179.601.501.093 130.716.772.792
48.884.728.301
573.290
5.878.538
0,054
317.441
2014
235.843.305.528 190.690.208.017
45.153.097.511
Tabel 8Perhitungan Economic Value Added PT Tiga Pilar Tbk.Periode 2010 – 2014 (Dalam Jutaan Rupiah) Thn
NOPAT
Capital Charge
EVA
2010
227.177
112.074
115.103
2011
501.602
182.136
319.466
2012
388.977
23.855
365.122
2013
510.375
261.259
249.116
2014
573.290
317.441
255.849
EVA
Berdasarakan tabel diatas dapat diketahhui bahwa nilai EVA > 0, atau positif berarti telah terjadi nilai tambah ekonomis lebih setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban. Hasil analisis PT Nippon IndosariCarpindo nilai EVA tertinggi pada tahun 2013 sebesar Rp. 48.884.728.301, selanjutnya pada tahun 2014 Rp.45.153.097.511 dan tahun 2012 Rp. 23.583.236.682 dan pada tahun 2011 Rp.20.739.409.184 dan yang terakhir pada tahun 2010 Rp. 16.966.844.790.
Simpulan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahhui bahwa nilai EVA > 0, atau positif berarti telah terjadi nilai tambah ekonomis lebih setelah perusahaan membayarkan semua kewajiban.Meski pada tahun 2013 dan 2014 nilai EVA mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hasil analisis PT Tiga Pilar nilai EVA tertinggi pada tahun 2012 sebesar Rp.365.122, selanjutnya pada tahun 2011 Rp. 319.466 dan tahun 2014 Rp.255.849 dan pada tahun 2013 Rp. 249.116 dan yang terakhir pada tahun 2014 Rp.115.103. Tabel 9.Perhitungan Capital Charge PT. Nippon IndosariCarpindoTbk Periode Tahun 2010 – 2014 Thn
NOPAT (Rp.)
Capital Charge (Rp.) 83.710.214 0,176 .688 93.471.944 0,153 .303
Investasi Capital (Rp.) WACC
2010 100.677.059.478 475.626.219.820 2011 114.211.353.487 610.927.740.545
Berdasarkan hasil analisis dengan mengunakan pendekatan EVA pada PT Mayora Indah Tbk diketahui bahwa nilai EVA dari tahun 2010 – 2014 mengalami nilai tambah ekonamisdisetiaptahunnya. Nilai EVA terdinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar Rp.647.020.797.868 dan nilai EVA terendah pada tahun 2013 sebesar Rp.94.406.224.978 tetapi tetap terjadi nilai tambah ekonomis setelah perusahaan membayar semua kewajibannya. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pendekatan EVA pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk dari tahun 2010–2014 mengalami nilai tambah ekonomisdisetiaptahunnya. Nilai EVA terdinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar Rp.627.912 dan nilai EVA terendah pada tahun 2011 sebesar Rp.21.650 tetapi tetap terjadi nilai tambah ekonomis setelah perusahaan membayar semua kewajibannya.
Economic Value Added (eva) sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan…
12
AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pendekatan EVA pada PT Siantar Top Tbk dari tahun 2010 – 2013 mengalami nilai tambah ekonomis namun pada tahun 2014 tidak terjadi nilai tambah ekonomis. Nilai EVA terdinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp.108.155.085.155 dan nilai EVA terendah pada tahun 2014 sebesar Rp.-85.265.336.811 ini disebabkan laba bersih usaha lebih rendah dari total hutang yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pendekatan EVA pada PT Tiga Pilar Makmur Tbk dari tahun 2010 – 2014 mengalami nilai tambah ekonomis disetiaptahunnya. Nilai EVA terdinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar Rp.365.122 dan nilai EVA terendah pada tahun 2010 sebesar Rp.115.103 tetapi tetap terjadi nilai tambah ekonomis setelah perusahaan membayar semua kewajibannya. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pendekatan EVA pada PT Nippon IndosariCarpindoTbk dari tahun 2010 – 2014 mengalami nilai tambah ekonomis disetiaptahunnya. Nilai EVA terdinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp.48.884.728.301 dan nilai EVA terendah pada tahun 2010 sebesar Rp.16.966.844.790 tetapi tetap terjadi nilai tambah ekonomis setelah perusahaan membayar semua kewajibannya.
Daftar Referensi Brigham, Eugene and Houston, Joel F 2010.Dasar-dasar Manajemen Keuangan : Essentials of Financial Management, 11th Edition, Jakarta:Salemba Empat FahmiIrham. 2014 .Analisis Laporan Keuangan. Bandung : Alfa Beta.
Horne, James C.Van, John M. Wachowicz JR. 2013. Fundamentals Of Financial Management. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir, 2014.Analisa Laporan Jakarta: Rajawali Pers.
Keuangan.
Keown, J. Arthur, et.all.2005 Financial Management : Principal and Application, 10th Edition. New York . M.
hanafi, Mamduh. 2009. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Merdeka WatiZahara, dan Dwi AsihHaryanti. 2011. Pengukuran Kinerja Keuangan dengan Menggunakan EVA: Universitas Guna Darma. Vol. 4. Munawir. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta :Liberti. Rahman Mubarok, dan Farida Ratna Dewi. 2010. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Added (EVA) studi kasus Perusahaan Go Publik.Vol. 1 No. 2, Agustus 2010. Ria Ayu Devi. 2014. Perbandingan Economic Value Added (EVA) dan Return On Asset (ROA) Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (studi kasus pada perusahaan rokok Go Publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 – 2012). Stern, Joel M; Shiely, Jhon S; Ross, Irwin.2001 The EVA ChallengeImplementing Value Added Change in an Organization. New York: Jhon Wiley &Sons,Inc. Young, David S. & O Byrne, Stephen F (2001), EVA &Manajemen Berdasarkan Nilai: Panduan Praktis Untuk Implementasi, Edisi 1, Jakarta: Salemba Empat
Economic Value Added (eva) sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan…
13