Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 : 28-36 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
ANALISIS KEUNTUNGAN PENGGEMUKAN SAPI POTONG KELOMPOK TANI “KEONG MAS” DESA TAMBULANGO KECAMATAN SANGKUB BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS) Richard J. Makkan*, Anie Makalew**, F. H. Elly** dan I. D. R. Lumenta** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115.
ABSTRAK Penggemukan sapi potong kelompok tani ternak sapi “Keong Mas” merupakan usaha penggemukan sapi potong yang terletak di Desa Tambulango Kecamatan Sangkub Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Kelemahan dari kelompok tani “Keong Mas” yaitu belum mengetahui berapa keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Anggota kelompok beranggapan bahwa usaha ternaknya telah memperoleh keuntungan. Padahal, mereka tidak menghitung aset yang digunakan dalam usaha penggemukan sapi potong sehingga nilai investasi sangat besar. Tujuan penelitian untuk mengetahui keuntungan dan layak tidaknya usaha yang dijalankan oleh kelompok tani ternak sapi “Keong Mas”. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Analisis yang digunakan adalah analisis keuntungan dan kelayakan usaha. Hasil penelitian menunjukkan usaha penggemukan sapi potong kelompok tani ternak sapi “Keong Mas” memperoleh keuntungan sebesar Rp.7.433.750 dengan pemeliharaan 15 ekor. Biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp. 97.566.250 terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 6.295.000 dan biaya variabel sebesar Rp. 91.271.250. Biaya kandang merupakan biaya terbesar dari total biaya tetap yaitu sekitar 42,8 %. Biaya bibit merupakan biaya terbesar dari total biaya variabel yaitu sekitar 58 %. Penerimaan yang diperoleh sebesar Rp.105.000.000 dari hasil penjualan 15 ekor sapi dengan harga Rp. 7.000.000 / ekor. Kesimpulannya, keuntungan usaha penggemukan sapi *Alumni Fakultas Peternakan Unsrat **Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan
potong kelompok tani ternak sapi “Keong Mas” positif dan layak untuk dijalankan dilihat dari nilai NPV sebesar Rp. 38.795.714, IRR 38 % dan net BCR sebesar 1.95. Kata Kunci : Penggemukan, Potong, Keuntungan, Kelayakan
Sapi
ABSTRACT PROFIT ANALYSIS ON BEEF CATTLE FATTENING OF KEONG MAS FARMER GROUP AT TAMBULANGO VILLAGE, SANGKUB DISTRICT, NORTH BOLAANG MONGONDOW REGENCY (CASE STUDY). Beef Cattle Fattening of “Keong Mas” farmer group was located at Tombolango village, District of Sangkub, North Bolaang Mongondow regency. The problem was that the farmer group did not know to evaluate the profits as well as the beneficial farm condition. The purpose of the study was to determine the profit and feasibility of beef farm managed by “Keong Mas” farmer group. The research method was carried out as case study. The statistical analysis was conducted by the analysis of the profit and feasibility. The results showed that fattening beef cattle farmer group of “Keong Mas” gained of Rp 7,433,750,- with maintaining beef animals of 15 heads. Production costs spent in animal farm were Rp 97,566,250,- consisting of a fixed cost of Rp 6,295,000.- and variable cost of Rp 91,271,250.-. The cost of the house pens was the largest expense of the total fixed cost whith the cost of about 42.8 percents. Calf breeding stock costs were the largest
28
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 : 28-36 (Januari 2014)
expense of the total variable cost with about 58 percents. Turnover obtained of Rp 105,000,000.- from sale process of 15 head with the price of Rp 7,000,000.- per head. Based on the feasibility analysis of the fattening beef cattle of “keong Mas” farmer groups showed that this animal farm was feasible to be running with showing NPV of Rp 38,795,714.- and IRR of 38 percents and 1.95 Net BCR.
ISSN 0852-2626
volume impor sapi bakalan maupun daging
(Yusran,
2004).
Menurut
Kiswanto et al (2004), upaya yang dapat ditempuh untuk mempercepat peningkatan produksi daging sapi di dalam
negeri
adalah
melalui
pengembangan usaha penggemukan Keywords : Fattening, Beef Cattle, Profit, Feasibility, Farmer group, Tabulango village.
sapi
potong.
Kabupaten
Bolaang
Mongondow Utara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi
PENDAHULUAN
Utara. Kabupaten ini memiliki potensi Pembangunan
sub
sektor
sumber
peternakan merupakan bagian integral
dan
Hasil pra survey menunjukkan,
negara.
Pembangunan sub sektor peternakan sebagai
salah
satu
upaya
untuk
sapi potong.
dalam pengembangan dan peningkatan bangsa
lahan
pengembangan usaha penggemukan
dari pembangunan sektor pertanian
ekonomi
daya
dalam
sebagian
peternak
Sangkub
telah
di
Kecamatan
melakukan
usaha
penggemukan sapi potong dengan
pemenuhan kebutuhan protein hewani
berhimpun didalam kelompok tani.
masyarakat. Upaya ini juga bertujuan
Salah satu kelompok tani yang ada di
untuk mensejahterakan para petani
Kecamatan Sangkub adalah “Keong
peternak dan kemampuannya dalam
Mas”. Kelemahan dari kelompok tani
mendorong
“Keong Mas” yaitu belum pernah
pertumbuhan
pembangunan.
Salah
satu
sektor usaha
menghitung berapa keuntungan yang
peternakan yang dapat dikembangkan di
Indonesia
adalah
diperoleh.
usaha
telah
di Indonesia umumnya berskala kecil
yang
bersifat tradisional. Tetapi, tingkat
nilai
rendah yang diikuti dengan permintaan
berdampak
terhadap
keuntungan.
digunakan
dalam
usaha
penggemukan sapi potong sehingga
produktivitas ternak sapi potong masih
makin
memperoleh
Padahal, mereka tidak menghitung aset
sebagai usaha sampingan dan masih
yang
kelompok
beranggapan bahwa usaha ternaknya
penggemukan sapi. Penggemukan sapi
daging
Anggota
investasi
Berdasarkan
meningkat
maka
peningkatan
telah
sangat
besar.
permasalahan
tersebut
dilakukan
penelitian
tentang keuntungan dan kelayakan 29
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 : 28-36 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
penggemukan sapi potong di kelompok
teroganisir
tani “keong mas” di desa Tambulango
pemeliharaan ternak sapi. (ii) Usaha
Kecamatan
Penggemukan Sapi potong adalah
Sangkub
Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara.
dan
melakukan
suatu usaha peternakan yang bertujuan menjual ternak sapi siap potong. (iii)
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Produksi ternak sapi adalah jumlah ternak sapi yang dihasilkan pada
Penelitian ini dilaksanakan di
periode satu tahun (Ekor/Tahun). (iv)
kelompok tani ternak sapi “Keong
Biaya Produksi adalah sejumlah biaya
Mas” di Desa Tambulango Kecamatan Sangkub
Kabupaten
Mongondow dilakukan metode
Utara.
Penelitian
dengan
yang dikeluarkan dalam suatu usaha
Bolaang
ternak (Rp/Tahun). (v) Biaya tetap
ini
(fixed
menggunakan
studi kasus
seperti
yang
selama
periode
produksi
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
penelitian, pencatatan dan wawancara
perubahan tingkat produksi selama
dengan
satu periode produksi (Rp/tahun). (vii)
menggunakan daftar pertanyaan yang
Penerimaan adalah jumlah uang yang
telah disusun. Data sekunder diperoleh dan
satu
(variable cost) adalah biaya yang
melalui pengamatan langsung di lokasi
dinas
selalu
(Rp/tahun). (vi) Biaya tidak tetap
dan sekunder. Data primer diperoleh
dari
yang
oleh besar kecilnya tingkat produksi
yang dikumpulkan yaitu data primer
pengelola
biaya
jumlahnya tetap dan tidak dipengaruhi
dinyatakan Aries (2008). Sumber data
dengan
cost)
diterima peternak dari hasil penjualan
instansi
ternak sapi potong (Rp/tahun). (viii)
terkait.pengumpulan data dilakukan
Keuntungan
pada tanggal 20 November sampai
adalah
selisih
antara
penerimaan dengan biaya produksi
dengan 19 Desember 2013. Jenis data
selama setahun (Rp/tahun).
yang digunakan yaitu cross section pada
tahun
2012.
Analisis
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan ialah analisis keuntungan
Desa Tambulango merupakan
dan kelayakan terdiri dari NPV, IRR, net
BCR.
Definisi
variabel
salah satu desa
dan
Kecamatan
pengukurannya adalah (i) Kelompok tani/peternak kumpulan
peternak
Sangkub
Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara. Di daerah
adalah himpunan atau dari
yang berada di
ini
yang
terdapat
penggemukan 30
usaha sapi
peternakan potong
yang
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 : 28-36 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
dikelola oleh peternak yang tergabung
ganda atau tunggal, tergantung dari
dalam kelompok usaha tani ternak.
jumlah sapi yang dimiliki. Kandang
Penggemukan sapi potong memiliki
tipe
potensi
dilakukan pada satu baris atau satu
untuk
Kecamatan
dikembangkan
Sangkub
penempatan
jajaran,
sementara
kondisi iklim. Selain itu, ketersediaan
bertipe
ganda
lahan
dilakukan pada dua jajaran yang saling
sumber
daya
alam.
Pelaksanaaan usaha penggemukan sapi
berhadapan
potong
belakang.
di
Kecamatan
Sangkub
atau
kandang
sapi
dari
dan
dilihat
di
tunggal,
yang
penempatannya
saling
Diantara
kedua
bertolak jajaran
dilakukan oleh petani Ternak Sapi
tersebut biasanya dibuat jalur untuk
yang tergabung dalam kelompok tani.
jalan. Lantai kandang terbuat dari
Usaha ini terbentuk atas kepentingan
beton dan kemiringan lantai mencapai
dan tujuan bersama dan diawali dengan
4o dan kandang dapat disinari sinar
modal bersama. Populasi ternak sapi
matahari.
potong bervariasi berdasarkan umur
ventilasi yang baik sehingga adanya
dan jenis kelamin. Ternak sapi potong
sirkulasi udara di dalam kandang
bervariasi dari umur 1,8 tahun – 2
lancar, ini sesuai dengan pendapat
tahun yang terdiri dari 10 ekor jantan
Abidin (2002). Selokan merupakan
dan 5 ekor betina.
saluran pembuangan kotoran dan air
Kandang
juga
memiliki
Hasil penelitian menunjukkan
kencing. Ukuran selokan kandang
lokasi kandang cukup baik. Hal ini
disesuaikan dengan kondisi kandang
ditunjang dari sumber pakan jerami
dan
padi yang dekat untuk konsumsi ternak
selokan lebar 30 – 40 cm dan
sapi potong. Konstruksi kandang kuat
kedalaman 5 – 10 cm.
dan tahan lama sesuai pendapat Abidin (2002).
Kandang
sapi
tujuan
pemeliharaan.
Ukuran
Hasil penelitian menunjukkan
potong
bahwa pakan yang diberikan bagi
dilengkapi juga dengan bak serta
ternak sapi adalah jerami padi. Hal ini
penampungan
disebabkan karena jerami padi cukup
pakan
dan
saluran
pembuangan. Tiang kandang terbuat
tersedia,
dari kayu dan besi, beratapkan seng,
kemarau hijauan berupa rumput sangat
serta berlantaikan semen dan kapasitas
terbatas. Menurut Suryapratama dan
kandang sekitar 25 ekor. Menurut
Santosa (2011), pada musim kemarau
Prawirokusumo
ketersediaan hijauan (rumput) sangat
(2000)
bahwa,
kandang dapat dibuat dalam bentuk
terbatas, 31
kemudian
sehingga
pada
perlu
musim
dicari
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 : 28-36 (Januari 2014)
alternatif
pengganti
rumput
ISSN 0852-2626
yang
jam/hari dengan 2 orang pekerja. Hasil
tersedia sepanjang tahun diantaranya
penelitian Elly (2008) menunjukkan
jerami padi. Pakan bagi penggemukan
bahwa curahan kerja pada usaha ternak
sapi menurut Elly (2009) merupakan
sapi yang tidak dikandangkan rata-rata
sarana produksi yang sangat penting
sebanyak 1.23 jam per hari per
bagi ternak karena berfungsi sebagai
rumahtangga.
pemacu pertumbuhan. Pakan ternak
menunjukkan bahwa curahan waktu
sapi potong yang dianjurkan terdiri
yang terbesar adalah mencari jerami
dari 60 % hijauan dan 40 % konsentrat.
(40 %) dan sisanya sebesar (20%). Hal
Pakan berupa hijauan segar bagi sapi
ini
dewasa umumnya diberikan sebanyak
kelompok harus pergi mengumpulkan
10 % dan jerami padi 2 % - 3 % dari
dan mengangkut jerami padi di lahan
bobot badan sedangkan pakan penguat
pertanian sawah milik desa sekitar
sebesar 1 % - 2 % (Soekardono, 2009).
karena tidak semua lahan sawah yang
Berdasarkan
serentak melakukan panen padi.
penelitian
pemberian
Hasil
disebabkan
pakan diberikan 2 kali sehari yaitu pagi
penelitian
karena
anggota
Kesehatan ternak merupakan
dan sore hari. Pakan yang diberikan
salah
satu
faktor
penting
berupa jerami dan dedak padi. Pakan
mempengaruhi
jerami yang diberikan rata –rata 11
termasuk produksi daging sapi. Sapi –
kg/ekor/hari dan pemberian pakan
sapi potong yang dipelihara harus
penguat yaitu dedak padi rata - rata 5
dilakukan
Kg/ekor/hari.
kandang untuk produksi daging yang
produksi
vaksinasi
dan
yang ternak
sanitasi
Tenaga kerja pada untuk usaha
optimal. Hasil penelitian pada usaha
penggemukan sapi potong “Keong
ternak sapi potong di Kelompok Tani
Mas” adalah tenaga kerja anggota
Ternak
kelompok yang diupah. Curahan kerja
menunjukkan
ini berbeda dengan curahan kerja pada
penyakit yaitu cacing yang ada di alat
usaha
pencernaan.cacingan pada ternak serin
ternak
sapi
yang
tidak
sapi
“Keong bahwa
Mas”,
permasalahan
dikandangkan. Curahan kerja petani
g menimbulkan dampak kerugian yang
peternak untuk usaha ternak sapi yang
cukup besar bagi peternak. Penyakit
tidak dikandangkan dilakukan oleh
cacingan pada ternak khususnya ternak
kepala keluarga (Salendu dan Elly,
ruminansia
2009). Total curahan waktu tenaga
menurunkan pertumbuhan berat badan
kerja sesuai hasil penelitian sebesar 2,5
hingga mencapai 20%. Hal ini sudah 32
seperti
sapi,
akan
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 : 28-36 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
dapat diatasi dengan diberikannya obat
tahun yang besarnya tidak berpengaruh
yang
langsung terhadap jumlah output yang
dianjurkan
Penyuluhan
dari
Pertanian
Dinas
peternakan
dihasilkan.
Biaya
tetap
yang
setempat baik resep obat tradisional
dikeluarkan sesuai hasil penelitian
untuk mengatasi cacingan pada ternak.
meliputi sewa tanah, telepon dan listrik
Menurut Soekardono (2009), biaya
dan penyusutan. Rincian biaya tetap
produksi secara teori terdiri dari biaya
dapat dilihat pada Tabel 1.
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan setiap Tabel 1. Rincian Biaya Tetap Kelompok Tani Ternak Sapi “Keong Mas” No Uraian Jumlah (Rp) % 1 Sewa Lahan 750.000 11,9 2 Biaya telepon dan listrik 1.200.000 19,1 3 Biaya Penyusutan Parang 50. 000 0,8 4 Biaya Penyusutan Skop 120.000 1,9 5 Biaya Penyusutan Cangkul 65.000 1,0 6 Biaya Penyusutan Ember 10.000 0,2 7 Biaya Penyusutan Kandang 2. 700. 000 42,8 8 Biaya Penyusutan Kendaraan(Hand 1. 300. 000 20,7 Traktor) 9 Biaya Penyu. Gerobak Dorong 100. 000 1,6 Total 6. 295.000 100,0 permanen yang didalamnya juga dibuat Data
pada
Tabel
1
menara tempat penyimpanan pakan
menunjukkan bahwa biaya penyusutan
jerami.
kandang adalah biaya yang terbesar
Biaya variabel adalah biaya
(42,8%). Biaya penyusutan kendaraan
yang selalu berubah selama proses
adalah biaya tetap kedua terbesar (20,7%).
Biaya
kandang
produksi berlangsung. Unsur – unsur
pada
yang termasuk ke dalam biaya variabel
penelitian ini lebih besar dibanding
yaitu sapibakalan, pakan sapi, obat –
hasil penelitian Ardhani (2006). Hal ini disebabkan
karena
kandang
obatan dan biaya tenaga kerja. Rincian
yang
Biaya variabel
dimiliki Kelompok Tani Ternak sapi “Keong
Mas”
adalah
Tabel 2.
kandang
33
dapat dilihat pada
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 : 28-36 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
Tabel 2. Uraian Biaya Variabel Kelompok Tani Ternak Sapi ”Keong Mas” No Uraian Jumlah (Rp) % 1
Pembelian Bakalan Sapi
52. 500.000
58
2
Pakan
27. 371. 250
29,4
3
Obat – Obatan
600. 000
0,7
4
Tenaga Kerja
10. 800. 000
11,9
91.271. 250
100,0
Total
Data pada Tabel 10 menunjukkan
merupakan hasil penjualan ternak sapi
bahwa biaya bakalan adalah biaya
dikali dengan harga. Penerimaan yang
yang terbesar (58 %). Biaya pakan
diperoleh sebesar
adalah biaya biaya variabel yang kedua
dari hasil penjualan 15 ekor sapi
terbesar (29,4 %). Biaya pakan pada
dengan harga Rp. 7.000.000 / ekor.
penelitian ini lebih kecil dibanding
Tujuan utama dalam pembukaan usaha
hasil penelitian Salendu dan Elly
yang direncanakan adalah memperoleh
(2009). Padahal usaha ternak sapi
keuntungan.
sesuai hasil penelitian Salendu dan
jumlah rupiah yang diperoleh dari
Elly (2009) merupakan usaha ternak
pendapatan
sapi yang tidak dikandangkan. Hal ini
Keuntungan kelompok tani ternak sapi
disebabkan
“Keong
biaya
pakan
pada
Rp. 105.000.000
Keuntungan
bersih Mas”
adalah
suatu
diperoleh
usaha.
dari
kelompok tani ternak “Keong Mas”
penerimaan dikurangi dengan biaya
hanya Rp.12,5/Kg yaitu diperoleh dari
produksi. Berdasarkan hasil analisis
uang bensin yang dikeluarkan untuk
diatas menunjukkan bahwa jumlah
mengumpulkan pakan jerami di sawah
ternak
milik
memperoleh
petani.
dibelipun
Konsentrat
harganya
lebih
yang murah
sapi
sebanyak
15
keuntungan
ekor sebesar
Rp.7.433.750.
disebabkan lokasi pembelian dekat
Hasil analisis kelayakan usaha
dengan produsen.
penggemukan sapi potong kelompok tani
Penerimaan adalah biaya yang
ternak
sapi
“Keong
Mas”
diterima oleh kelompok tani ternak
menunjukkan nilai NPV sebesar Rp.
sapi
38,795,714,
“Keong
Mas”
dari
hasil
penggemukan sapi potong. Penerimaan
IRR 38 % dan Net B/C
adalah 1.95. Berdasarkan nilai kriteria 34
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 : 28-36 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
investasi ini dapat dinyatakan bahwa
dari
anggota
usaha penggemukan sapi di kelompok
pemerintah dalam
“Keong Mas” layak untuk dijalankan.
usaha
Hal ini ditunjang oleh Kaunang (2008)
dengan
yang melakukan penelitian di Wilayah
feeding dan management.
usaha
ternak
sapi
maupun
mengembangkan
penggemukan
SUB DAS Molompar menunjukkan bahwa
kelompok
sapi
memperhatikan
potong breeding,
DAFTAR PUSTAKA
layak
dijalankan dilihat dari nilai NPV, IRR
Abidin, Z. 2002. Penggemukan Sapi
dan BCR. Salendu (2012) menyatakan
Potong. Agromedia Pustaka. Jakarta
bahwa
Ardhani, F.2006. Prospek Dan Analisa
usaha
ternak
sapi
dapat
dikembangkan dilihat dari kelayakan
Usaha
Penggemukan
Sapi
secara secara finansial.
Potong di Kalimantan Timur Ditinjau Dari Sosial Ekonomi. Skripsi.
KESIMPULAN
Mulawarman. Samarinda.
Berdasarkan hasil penelitian
Aries, K. 2008. Metode Penelitian.
dapat disimpulkan bahwa : 1.
Usaha
penggemukan
Bumi Aksara, Jakarta.
sapi
Elly, F.H. 2008. Perilaku Ekonomi
potong yang dilaksanakan oleh
Rumahtangga Peternak Sapi di
kelompok tani “Keong Mas”
Kecamatan
memperoleh keuntungan positif yaitu sebesar
Jurnal
249-259. Elly, F.H. 2009. Ternak Sapi dan
15 ekor yang dipelihara selama
Prospek Pengembangannya di
6 bulan. Usaha
Tompaso.
Zootek. Vol 27 Juli 2008. P:
Rp. 7.433.750
dengan jumlah sapi sebanyak
2.
Universitas
penggemukan
Kabupaten
sapi
Jurnal
Zootek. Vol 29 Juli 2009. P:
potong layak untuk dijalankan dilihat dari nilai
Minahasa.
219-232.
NPV sebesar
Kaunang,
Rp. 38,795,714, IRR 38 % dan
W.
B.
2008.
Analisis
Kelayakan Usaha Ternak Sapi di
Net B/C adalah 1,95.
Wilayah SUB DAS Molompar. Jurnal Zootek. Vol. 27. Juli
SARAN
2009. p. 159 – 167. Berdasarkan hasil penelitian dapat
Kiswanto,
disarankan bahwa perlu perhatian baik
A.
Prabowo
dan
Widyantoro. 2004. Transformasi 35
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 : 28-36 (Januari 2014)
ISSN 0852-2626
Struktur Usaha Penggemukan
Fermentasi
Sapi
Potong
Tengah.
Rumen
dan
di
Lampung
Kecernaan Nutrien Secara in
Prosiding
Seminar.
Vitro.
Prosiding
Seminar
Sistem Kelembagaan Usahatani
Nasional. Prospek dan Potensi
Tanaman-Ternak.
Sumberdaya
Badan
Ternak
Lokal
Penelitian dan Pengembangan
Dalam Menunjang Ketahanan
Pertanian,
Pangan
departemen
Pertanian. P: 111-121.
Peternakan
Prawirokusumo, S. 2000. Ilmu Usaha Tani.
Penerbit
Fakultas Universitas
Soedirman, Purwokerto. p : 143-
BPFE.
148.
Yogyakarta.
Yusran, M. A. 2004. Struktur Usaha
Salendu, A.H. S.dan F. H. Elly. 2009. Analisis
Penggemukan Sapi Potong di
Kelembagaan
Pemasaran
Hewani.
Sapi
Potong
Kabupaten
Jawa Timur. Prosiding Seminar.
di
Sistem Kelembagaan Usahatani
Bolaang
Mongondow
Utara.
Tanaman-Ternak.
Jurnal
Badan
Penelitian dan Pengembangan
Zootek. Vol. 29. Juli 2009. P.
Pertanian,
126-139.
Pertanian. P: 174-201.
Salendu,
A.H.S.
2012.
Pengelolaan
Agroekosistem
Kelapa-Ternak Minahasa
Perspektif
Sapi
Selatan.
di
Disertasi
Doktor. Program Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Soekardono.
2009.
Ekonomi
Agribisnis Peternakan, Teori dan
Aplikasinya.
Penerbit
Akademika Pressindo, Jakarta. Suryapratama, W dan D. Santosa. 2011. Penggunaan Daun Turi dan Lamtoro Dalam Pakan Sapi Potong Yang Berbasis Jerami Padi
Terhadap
Produk 36
departemen
Jurnal Zootek (“Zootek” Journal) Vol 34 No 1 : 28-36 (Januari 2014)
37
ISSN 0852-2626