Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 34 No. 2 : 1-9 (Juli 2014)
ISSN 0852 -2626
ANALISIS USAHA TANI TERPADU SAPI POTONG DAN PADI SAWAH KELOMPOK TANI “KEONG MAS” KECAMATAN SANGKUB, KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA (STUDI KASUS) Judy. M. Tumewu*, V. V. J. Panelewen** , A.D.P. Mirah*** Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115
untuk penggemukkan sapi potong, sebesar Rp. 3.477.380-/ ekor/tahun. Keuntungan budidaya padi sawah mencapai Rp. 90.517.250,-/hektar/ tahun untuk budidaya padi sawah. Efisiensi biaya yang dicapai untuk usahatani terpadu, yaitu sebesar 1,49 sedangkan efisiensi biaya usaha tunggal hanya sebesar 1,16. Kesimpulannya bahwa usahatani terpadu sapi potong dan padi sawah di Kelompok Tani “Keong Mas” efisien dan menguntungkan dibanding usahatani tunggal. Kata Kunci : usahatani terpadu, keuntungan, efisiensi biaya
ABSTRAK Usahatani terpadu sapi potong dan padi sawah merupakan usaha yang memadukan penggemukan sapi potong dan budidaya padi sawah yang dijalankan oleh Kelompok Tani “Keong Mas”. Sapi potong dapat menyediakan kotoran sapi sebagai bahan pupuk organik dan padi sawah dapat menghasilkan jerami yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Perpaduan antara usaha penggemukkan sapi potong dan padi sawah diharapkan dapat menciptakan biaya produksi yang minimal dan pemanfaatan potensi sumber daya lokal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh dan efisiensi biaya yang dicapai oleh kelompok tani. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan usahatani tunggal untuk penggemukan sapi potong sebesar Rp. 611.250,-/ekor/tahun. Budidaya padi sawah memberikan keuntungan sebesar Rp. 12.745.000,-/hektar/tahun. Keuntungan usahatani terpadu untuk penggemukkan sapi potong, sebesar Rp. 3.477.380-/ ekor/tahun. Keuntungan budidaya padi sawah mencapai Rp. 90.517.250,-/hektar/ tahun untuk budidaya padi sawah. Efisiensi biaya yang dicapai
ABSTRACT ANALYSIS OF INTEGRATED FARMING SYSTEM BETWEEN BEEF CATTLE AND RICE PADDY IN FARMERS GROUP OF KEONG MAS AT SANGKUB DISTRICT, NORTHBOLAANG MONGONDOW REGENCY (CASE STUDY). Integrated farming system of beef cattle and rice paddy is a combination of beef cattle fattening and rice paddy managed by “Keong Mas” Farmers Group. Feces and urine of beef cattle were materials to produce an organic fertilizer and paddy rice straw can be used as feed for beef cattle. The combination of fattening beef cattle and rice paddy straw has a purpose to create minimum cost and using of potential local resources. This research purpose was to evaluate the business profit and cost efficiency of “Keong Mas” integrated farming system. Research method used was study of case and observation as the information for collecting data. The
*Mahasiswa PPS Unsrat **Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan ***Jurusan Produksi Ternak
1
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 34 No. 2 : 1-9 (Juli 2014)
result showed that profit of unintegrated fattening beef cattle were Rp. 9,780,000,- per 8 cattle per year. Unintegrated rice paddy gave Rp. 12,745,000,- profit per ha per year. The profit of integrated fattening beef cattle was Rp. 83,457,108 per 12 cattle per year and rice paddy was Rp. 90,517,250. Cost efficiency of un-integrated farming system was only 1.16 while integrated farming system gave cost efficiency of 1.49. Therefore, it can be concluded that the integrated farming system of fattening beef cattle and rice paddy in “Keong Mas” Farmers Group was profitable and efficient. Keywords : integrated farming system, profit, cost efficiency
ISSN 0852 -2626
merupakan
pertimbangan
memulai usaha sawah
dalam
sapi potong. Padi
merupakan
salah
satu
komoditi pertanian yang banyak dibudidayakan
oleh
petani
di
Indonesia. Permasalahannya, petani dalam
proses
usahataninya
menggunakan produk-produk kimia untuk
pemberantasan
hama
dan
pemupukan padi sawah. Penggunaan produk-produk kimia buatan selain dapat merusak struktur tanah juga
PENDAHULUAN
harganya relatif mahal
biaya produksi yang dikeluarkan
Ternak sapi sebagai salah
tidak sedikit.
satu komoditi peternakan merupakan
Proses
sumber protein hewani yang dapat memenuhi
kebutuhan
solusi
2011).
2004).
kesulitan
mereka
dalam
Pengembangan
usahatani
lahan padi sebagai sumber pakan sapi dan limbah sapi sebagai bahan
sering
pupuk organic (Sudaratmadja, 2004).
menjalankan
Perpaduan antara usaha sapi potong
usahanya. Kurangnya ketersediaan
dan padi sawah diharapkan dapat
pakan di musim kemarau dengan harga yang fluktuatif
peternak
terpadu yakni dengan memanfaatkan
Pengetahuan
peternak yang masih sangat terbatas menyebabkan
petani
mengatasi
(Sariubang dkk, 2002, Suwono dkk,
secara tradisional (Hamdan, 2011, dkk,
dalam
permasalahan
budidaya
ternak sapi di desa masih dijalankan
Hoddi
antara
dan padi sawah merupakan salah satu
potong sudah ada sejak dahulu sekarang.Tetapi
memadukan
usaha penggemukkan sapi potong
nutrisi
masyarakat. Budidaya ternak sapi
hingga
sehingga
menciptakan biaya produksi minimal
menjadi
dan pemanfaatan potensi sumber
kendala bagi peternak. Selain itu,
daya lokal. Proses usahatani padi
modal usaha yang besar dengan
sawah
waktu balik modal cukup lama
2
dapat
dilakukan
dengan
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 34 No. 2 : 1-9 (Juli 2014)
menggunakan
bahan-bahan
yang
ISSN 0852 -2626
Kecamatan
Sangkub
Kabupaten
tersedia di sekitar tempat usahatani
Bolaang Mongondow Utara. Metode
tersebut tanpa mendatangkannya dari
penelitian yang digunakan adalah
luar daerah (Ismail dan Djajanegara,
metode survey dengan pendekatan
2004).
studi kasus. Studi kasus merupakan Teknologi
potong
dan
perpaduan
padi
sawah
sapi
pengkajian secara rinci terhadap
telah
sasaran
diintroduksikan oleh kelompok tani
secara
“Keong
totalitas
Mas”
Sangkub
di
Kecamatan
Kabupaten
Bolaang
penelitian
dan
mendalam sesuai
penelitian
ditelaah
sebagai dengan
(Aries,
tujuan 2008).
Mongondow Utara. Teknologi pada
Pengumpulan
usaha penggemukan sapi potong
dengan cara pengamatan langsung
dalam bentuk pengolahan pupuk
(observasi) dan memanfaatkan alat
organik bersumber dari kotoran sapi .
bantu berupa kuesioner. Jenis data
Pupuk organik ini dimanfaatkan
yang digunakan dalam penelitian
untuk
sawah.
ini, yaitu data primer dan data
Pemanfaatan pupuk organic tersebut
sekunder. Data primer diperoleh
mengindikasikan
budidaya
padi
data
suatu
digunakan
bahwa
biaya
melalui observasi dan wawancara
ditekan
sekecil
dengan pengurus/anggota kelompok
mungkin. Permasalahannya berapa
tani “Keong Mas”. Data sekunder
besar keuntungan dan efisiensi biaya
diperoleh melalui informasi dari
yang
Instansi Pemerintah dan Swasta di
produksi
dapat
diperoleh
kelompok
tani
“Keong Emas”. Tujuan penelitian ini
Kabupaten
yaitu untuk menganalisis besarnya
Utara yang terkait dengan objek
keuntungan
biaya
penelitian.
usahatani terpadu sapi potong dan
digunakan
padi sawah yang dijalankan oleh
keuntungan
Kelompok Tani “Keong Mas”.
Model analisis keuntungan sesuai
dan
efisiensi
Bolaang
Mongondow
Analisis
data
adalah dan
efisiensi
yang analisis biaya.
dengan pendapat Malian (2004), secara
MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelompok
tani
“Keong
matematis
sebagai berikut : j Π = Y.Py - ∑ Xi.Pxi – BL
Mas”
3
dapat
ditulis
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 34 No. 2 : 1-9 (Juli 2014)
i=1 Keterangan : = Keuntungan usahatani (Rp /tahun) Y = Total Produksi (jumlah/tahun) Py = Harga jual produk usahatani Xi = Tingkat penggunaan input usahatani ke-i (Rp/tahun) Pxi = Harga input usahatani ke-i (Rp) BL = Harga input ke-i (Rp)
ISSN 0852 -2626
Keterangan : R/C = Nisbah penerimaan dan biaya NPT = Nilai Total Produksi (Rp/ tahun) TB = Nilai Total Biaya (Rp/tahun))
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil produksi,
penelitian
biaya
penerimaan
dan
keuntungan usaha penggemukan sapi
Efisiensi biaya merupakan perbandingan antara penerimaan dan total biaya, secara matematis ditulis sebagai berikut :
potong
tunggal
dan
usaha
penggemukkan sapi terpadu dapat dilihat
pada
Tabel
1.
R/C = TP/TB
Tabel 1. Usaha Penggemukan Sapi Potong Tunggal dan Sistem Terpadu Nilai per Tahun (Rp) No
1
Komponen Biaya
Usaha Penggemukan Tunggal (8 ekor)
Biaya Produksi : Biaya Tetap Biaya Variabel
9.688.000
111.770.000
160.431.500 23.922.672
Biaya Pupuk Cair
56.592.000
Biaya Produksi per Ekor
112.870.000
250.634.172
7.054.375
10.443.091
122.650.000
192.000.000
Penerimaan : Sapi Potong Pupuk Padat
34.091.280
Pupuk Cair
108.000.000
Total Penerimaan 3
1.100.000
Biaya Pupuk Padat Total Biaya Produksi 2
Usaha Penggemukan Terpadu (12 Ekor)
122.650.000
334.091.280
Penerimaan per Ekor
7.665.625
13.920.470
Keuntungan (Rp)
9.780.000
83.457.108
611.250
3.477.380
3.396
19.319
Keuntungan per ekor (Rp) Keuntungan per ekor per hari (Rp) Sumber : Data Primer diolah 2014
4
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 34 No. 2 : 1-9 (Juli 2014)
Data Tabel 1 menunjukkan
ISSN 0852 -2626
sebesar Rp. 13.920.470,- Besarnya
bahwa total biaya produksi dalam
penerimaan
usaha penggemukan terpadu
lebih
dipengaruhi oleh pertambahan berat
dengan
badan dan harga jual per kg berat
tinggi
dibandingkan
per
hidup.
usaha penggemukkan tunggal rata-
produksi,
rata yakni Rp. 7.665.625,-/ekor .
keuntungan pada usaha budidaya
Penerimaan
padi sawah tunggal dan terpadu
penggemukan
terpadu
usaha rata-rata
dapat
penelitian
ternak
penggemukkan tunggal. Penerimaan
pada
Hasil
ekor
biaya
penerimaan
dilihat
pada
Tabel
dan
2.
Tabel 2. Biaya Produksi, Penerimaan dan Keuntungan pada Usaha Budidaya Padi Sawah Tunggal dan Terpadu No
Nilai per Tahun (Rp) Padi Sawah Padi Sawah Tunggal Terpadu
Komponen Perhitungan
1
Biaya Produksi Padi Sawah Sewa Lahan Gudang Kendaraan Peralatan Benih Pupuk Pembasmi Hama Tenaga Kerja Bahan Bakar Minyak Karung Plastik Angkutan Biaya Padi Sawah Biaya Jerami Padi Total Biaya 2 Penerimaan Penjualan GKP Penjualan Jerami 3 Keuntungan Keuntungan penjualan GKP Keuntungan penjualan jerami padi Keuntungan per ha (Rp) Keuntungan per ha per hari (Rp) Sumber : Data Primer diolah 2014
5
5.000.000 3.600.000 2.250.000 2.425.000 1.000.000 2.100.000 1.200.000 19.000.000 240.000 400.000 1.000.000 38.215.000 38.215.000
5.000.000 3.600.000 2.250.000 2.425.000 1.000.000 1.785.750 19.000.000 320.000 400.000 1.000.000 36.780.750 67.662.000 104.442.750
50.960.000 -
50.960.000 144.000.000
12.745.000
14.179.250 76.338.000 90.517.250 251.437
12.745.000 35.403
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 34 No. 2 : 1-9 (Juli 2014)
ISSN 0852 -2626
Budidaya padi sawah tunggal
Data pada Tabel 3 menunjukkan
yang dijalankan oleh kelompok tani
bahwa usaha penggemukkan sapi
sepert pada Tabel 1 memerlukan
potong terpadu lebih efisien daripada
total biaya sebesar Rp.38.215.000,-
usaha tunggal. Hal ini dilihat dari
/tahun. Total biaya untuk usaha
biaya
terpadu
Rp.104.442.750,-
untuk usaha tunggal lebih kecil
/tahun. Hal ini disebabkan, karena
sehingga nilai R/C yang dihasilkan
usaha
terpadu
pun kecil. Berbeda dengan usaha
menghasilkan jerami padi yang dapat
terpadu dimana biaya produksi yang
dimanfaatkan sebagai pakan bagi
tinggi diikuti oleh penerimaan yang
ternak sapi. Usaha pengadaan jerami
juga
padi ini setiap tahunnya sekitar 288
peningkatan nilai R/C pada usaha
ton dengan keuntungan per tahun
penggemukan sapi potong terpadu
mencapai Rp. 76.338.000,-
sebesar 12,62%. Peningkatan nila
Biaya pupuk untuk budidaya padi
R/C pada
sawah
besar
adalah sebesar 4,51%. Nilai efisiensi
budidaya
usaha penggemukan sapi potong dan
terpadu. Hal ini disebabkan oleh
budidaya padi sawah terpadu sesuai
harga pupuk anorganik yang cukup
hasil penelitian dapat dilihat pada
mahal. Selain itu, budidaya padi
Tabel 4.
sebesar
padi
tunggal
dibandingkan
sawah
sawah
lebih
dengan
terpadu
menggunakan
tidak
lagi
pestisida
dan
produksi
cukup
dan
penerimaan
tinggi.
Terjadi
budidaya padi sawah
Keuntungan dari usaha tunggal penggemukkan
sapi
potong
dan
herbisida, karena adanya penggunaan
budidaya padi sawah sesuai Tabel 4
pupuk organik cair. Selain membantu
sebesar Rp.25.109.000,- atau sebesar
pertumbuhan tanaman padi, pupuk
16,32% dari total biaya, sedangkan
organik cair juga berfungsi sebagai
keuntungan
pestisida dan herbisida alami. Hasil
sebesar
penelitian
mencapai 49% dari total biaya
nilai
penggemukan
efisiensi
sapi
potong
usaha dan
produksi.
usahatani
terpadu
Rp.173.974.358,-
Kenaikan
atau
keuntungan
budidaya padi sawah secara tunggal
bahkan mencapai lebih dari 100%
dapat dilihat pada Tabel 3.
karena
adanya
kegiatan
usaha
tambahan, yakni pengolahan pupuk
6
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 34 No. 2 : 1-9 (Juli 2014)
ISSN 0852 -2626
Tabel 3. Nilai Efisiensi Usaha Penggemukan Sapi Potong dan Budidaya Padi Sawah Tunggal Usaha Tunggal No
1 2 3
Komponen Biaya
Usaha Sapi Potong
Total Biaya Produksi Penerimaan Keuntungan R/C
112.870.000 122.650.000 9.780.000 1,09
Total
Usaha Padi Sawah 38.215.000 50.960.000 12.745.000 1,33
153.851.000 178.960,000 25.109.000 1,16
Sumber : Data Primer diolah 2014
Tabel 4. Nilai Efisiensi Usaha Penggemukkan Sapi Potong dan Budidaya Padi Sawah Terpadu Usahatani Terpadu Komponen Biaya
No
Total Biaya 1 Produksi (Rp) Penerimaan 2 (Rp) Keuntungan 3 (Rp)
Usaha Sapi Potong 170.119.500
36.780.750
67.662.000
80.514.672
355.076.922
192.000.000
50.960.000
144.000.000
142.091.280
529.051.280
21.880.500
14.179.250
76.338.000
61.576.608
173.974.358
R/C
1,13
1,39
Usaha Jerami Padi
Total
Usaha Padi Sawah
Jumlah Pupuk Organik
2,13
1,76
1,49
Sumber : Data Primer diolah 2014
organik dan usaha pengadaan pakan
14,9-129,4%.
jerami padi. Nilai R/C usahatani
menunjukkan
terpadu sebesar 1,49 menunjukkan
keuntungan dapat mencapai lebih
terjadi
29,30%
dari 100%. Hal ini dikarenakan
usaha
penerimaan tidak hanya bersumber
peningkatan
dibandingkan
nilai
R/C
Prawiradiputra ternak
dan
tanaman
peningkatan
dan
dan GKP. Akan tetapi, penerimaan
integrasi
juga bersumber dari penjualan jerami
dapat
yang nilai R/C-nya bahkan mencapai
Kusnadi (1993),
bahwa
ini
dari penjualan ternak, pupuk organik
tunggal yang sebesar 1,16. Menurut
Penelitian
2,13. Persentasi keuntungan tersebut
meningkatkan keuntungan antara 7
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 34 No. 2 : 1-9 (Juli 2014)
lebih
baik
dari
persentase
Pemberdayaan Pendidik dan
keuntungan usaha integrasi sesuai
Tenaga
penelitian Basuni, dkk (2008) di
Pertanian
Cianjur.
Bogor.
Penelitian
ISSN 0852 -2626
tersebut
Kependidikan Cianjur. Iptek
IPB,
Tanaman
menunjukkan bahwa sistem integrasi
Pangan Vol. 5 No. 1 Januari
padi
2010.
dan
sapi
meningkatkan
potong
dapat
keuntungan
petani
Hamdan. 2011. Analisis Efisiensi
sebesar 69,45%.
Faktor
Produksi
Pada
Usahatani Padi Sawah Di Bengkulu. Balai Pengkajian
KESIMPULAN DAN SARAN
Teknologi Berdasarkan disimpulkan,
hasil
bahwa:
dapat
Bengkulu.
usahatani
Hoddi, A.H., M.B. Rombe dan
terpadu sapi potong dan padi sawah
Fahrul.
di Kelompok Tani “Keong Mas” efisien
dan
kelompok
agar
“Keong
Rilau,
September 2011.
dan
Peternakan
masyarakat petani pada umumnya di Kabupaten
Bolaang
Kabupaten
Universitas Sulawesi
Selatan. Ismail, I.G. dan A. Djajanegara.
organik yang bersumber dari kotoran
2004.
sapi.
Kerangka
Pengembangan
DAFTAR PUSTAKA Aries, K. 2008. Metode Penelitian.
PPATP.
Suryahadi.
2008.
Departemen
Kusnadi, U. dan B.R. Prawiradiputra.
Model
1993. Produktivitas Ternak Domba
Potong di Lahan Sawah. Pengembangan
Proyek
Pertanian, Jakarta.
Kusmana,
Sistem Integrasi Padi-Sapi
Pusat
Dasar SUT
Tanaman-Ternak.
Bumi Aksara. Jakarta. Muladno,
Fakultas
Hasanuddin,
Mongondow
Utara untuk memanfaatkan pupuk
Basuni,
Barru.
Jurnal Agribisnis Vol. X (3)
anggota
Emas”
Analisis
Potong Di Kecamatan Tanete
Berdasarkan hasil penelitian disarankan
2011.
Pendapatan Peternakan Sapi
menguntungkan
dibanding usahatani tunggal.
maka
Pertanian
dalam
Sistem
Usahatani Konservasi Lahan
dan
8
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 34 No. 2 : 1-9 (Juli 2014)
ISSN 0852 -2626
Kering di DAS Citanduy.
Sapi Potong
Risalah Lokakarya Penelitian
Sawah Tadah hujan. Laporan
dan Pengembangan Sistem
Hasil
Usahatani Konservasi di DAS
Penelitian
Citanduy, Linggarjati, 9-11
Pertanian Sulawesi Selatan.
Agustus 1988. p.205-293. Malian, A.H. Ekonomi
2004.
Kelayakan Teknologi
Penelitian.
dan I.G.K. Dana Arsana.
dan
2004.
Subak
Perspektif Sistem Integrasi
Skala
Padi-Ternak di Bali. Jurnal
Pada
"Analisis
Kelembagaan
Finansial
Ekonomi
dan Bagi
Pengembangan Pertanian
Teknologi
dan
Usahatani Badan
Litbang Pertanian, Jakarta.
Usaha Agribisnis Wilayah". Penelitian
Sistem
Tanaman-Ternak.
Pengembangan Sistem dan
Proyek
Dalam
Finansial
Lokakarya
Ekonomi
Balai
Teknologi
Pengkajian. Bahan Pelatihan
Pusat
Lahan
Sudaratmadja, I.G.A.K., N. Suyasa
Analisis
Usahatani
pada
Suwono, M., M.A. Yusron dan F.
dan
Kasiyadi. 2004. Penggunaan
Sosial
Pupuk Organik dalam Sistem
dan
Integrasi Tanaman-Ternak di
Pengkajian
Jawa
Pertanian
Timur.
Lokakarya
Partisipatif. 28 hal.
Sistem
Kelembagaan
Sariubang, M., A. Ella., A. Nurhayu.,
Tanaman-Ternak.
dan D. Pasambe. 2002. CLS
Jurnal dan
Usahatani Badan
Litbang Pertanian, Jakarta.
9