Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
ISSN 2302-0172 pp. 75- 84
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI INTERMEDIASI BANK UMUM DI KOTA BANDA ACEH Ratna Mutia1, Raja Masbar2, Sofyan Syahnur3 1)
Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study aims to analyze the factors that influence the intermediary of commercial banks in Banda Aceh . The data used are secondary data from the monthly time series of 20102013 and were analyzed by multiple regression method. Based on the research results of the analysis of the effect of interest rates (SB) and Non Performing Loans (NPLs) in the conventional bank acquired 56.01 percent of the dependent variable intermediary (LDR) can be explained by the independent variables and the remaining 43.99 percent of the variation is explained by other variables LDR. SB variables simultaneously and NPL significant effect (real) against the intermediary of commercial banks in the city of Banda Aceh and partially change the conventional banks SB significantly influence the intermediary of commercial banks in the city of Banda Aceh. While the results of research analyzes the effect of revenue sharing (BS) and Non Performing Financing (NPF) in Islamic banks acquired 16.76 percent of variation in the dependent variable Financing Deposit Ratio (FDR) was not able to be explained by the independent variables in the model, while the remaining 83.24 percent is explained by other variables outside the model. BS simultaneously and significant effect NPF and NPF partial effect on the FDR while BS no significant effect on commercial bank in Banda Aceh. The higher the percentage ratio of NPL and NPF indicate progressively worse and the credit quality of financing provided. Will ultimately affect the performance degradation intermediary function of banks is concerned because the bank will be very strict in considering credit financing and banks have to perform the recovery of funds for funds not returned from financing and credit default. Keywords: Interest Rate, Loan to Deposit Ratio (LDR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Loan (NPL) and Non Performing Financing (NPF). Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi intermediasi bank umum di kota Banda Aceh. Data yang digunakan adalah data sekunder time series bulanan dari tahun 2010-2013 dan dianalisis menggunakan regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian analisis pengaruh suku bunga (SB) dan Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional diperoleh 56,01 persen variable dependen fungsi intermediasi (LDR) dapat dijelaskan oleh variabel independen dan sisanya 43,99 persen variasi LDR diterangkan oleh variabel lain. Secara simultan variabel SB dan NPL berpengaruh signifikan (nyata) terhadap fungsi intermediasi bank umum di kota Banda Aceh dan secara parsial perubahan SB pada bank konvensional berpengaruh signifikan terhadap fungsi intermediasi bank umum di kota Banda Aceh. Sedangkan hasil penelitian analisis pengaruh Bagi Hasil (BS) dan Non Performing Financing (NPF) pada bank syariah diperoleh 16,76 persen variasi variabel dependen Financing Deposit Ratio (FDR) tidak mampu dijelaskan oleh variabel independen dalam model sedangkan 83,24 persen sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model. Secara simultan BS dan NPF berpengaruh signifikan dan secara parsial NPF berpengaruh terhadap FDR sedangkan BS tidak berpengaruh signifikan terhadap bank umum di Kota Banda Aceh. Semakin tinggi persentase rasio NPL dan NPF mengindikasikan semakin buruk kualitas kredit dan pembiayaan yang disalurkan. Pada akhirnya akan berpengaruh terhadap penurunan kinerja fungsi intermediasi bank yang bersangkutan karena bank akan semakin ketat dalam penyaluran pembiayaan dan kredit mengingat bank harus melakukan recovery dana atas dana yang tidak kembali dari pembiayaan dan kredit yang gagal bayar. Kata Kunci: Suku Bunga, Loan to Deposit Ratio (LDR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Loan (NPL) dan Non Performing Financing (NPF)
75 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala unit usaha, pemerintah dan juga rumah tangga.
PENDAHULUAN
lembaga
Salah satu ukuran untuk melihat fungsi
kepercayaan yang operasionalnya menghimpun
intermediasi perbankan adalah Loan to Deposit
dana dan menyalurkannya kembali kepada
Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan
masyarakat, dalam hal ini berarti masyarakat
tingkat suku bunga (R). Yang membedakan
percaya menyimpan dananya di bank dan bank
bank syariah dan bank konvensional adalah
juga percaya meminjamkan dananya kepada
dominasi penggunaan prinsip berbagi hasil dan
masyarakat. Bank memiliki fungsi sebagai
berbagi risikonya sebagai landasan dasar bagi
intermediasi yang berperan penting dalam
operasionalnya. Hal ini antara lain tercermin
mendorong perekonomian nasional maupun
pada beberapa karakteristik berikut ini:
daerah yang dapat diukur dari Loan to Deposit
a. Tidak sebagaimana bank konvensional, bank
Bank
merupakan
salah
satu
Ratio (LDR) yang memperlihatkan rasio bank
syariah
hanya
atau perbandingan antara besarnya kemampuan
kembali
nominal
bank
tabungan
dalam
menyalurkan
dana
kepada
menjamin simpanan
(seandainya
giro
mekanisme
yang
dipilih
dapat dihimpun dari masyarakat. Fungsi bank
menjamin
sebagai lembaga intermediasi khususnya dalam
nominal
penyaluran kredit mempunyai peranan penting
deposit/mudharabah deposit). Bank syariah
bagi pergerakan roda perekonomian secara
juga
keseluruhan dan memfasilitasikan pertumbuhan
deposito. Mekanisme pengaturan relisasi
ekonomi.
pembagian keuntungan final atas deposito pada
wadiah),
dan
masyarakat dengan jumlah seluruh dana yang
Menurut Kasmir (2008:25) pengertian bank
adalah
pembayaran
pembayaran dari
tidak
bank
tetapi
tidak
kembali
nilai
deposito
menjamin
syariah
(investment
keuntungan
bergantung
atas
pada
sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
Performance dari bank, tidak sebagaimana
utamanya menerima simpanan giro, tabungan
bank
dan deposito serta sebagai tempat untuk
pembayaran
meminjam
berdasarkan tingkat bunga tertentu dengan
uang
bagi
masyarakat
yang
membutuhkannya. Menurut Purnama Alam (2008)
intermediasi
perbankan masyarakat
yang dalam
merupakan
menghimpun bentuk
kegiatan dana
dari
simpanan
dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Intermediasi keuangan adalah proses pembelian dana dari unit surplus (penabung) untuk selanjutnya disalurkan kembali kepada
konvensional
yang
keuntungan
menjamin
atas
deposito
mengabaikan performance-nya. b. Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada sistem Equity dimana setiap modal mengandung
risiko.
Oleh
karena
itu,
hubungan kerja sama antara bank syariah dan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip berbagi hasil dan berbagi risiko (Profit And Loss
Sharing/PLS).
Dalam
melakukan
unit deficit (peminjam), yang bisa terdiri dari Volume 2, No. 4, November 2014
- 76
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pembiayaan
(Financing),
syariah
Perbankan Di Indonesia Pada Tahun 2004-
menggunakan model pembiayaan muamalah
2008”, bahwa Non Performing Loan (NPL)
maaliyah (Islamic modes of financing) PLS
dan capital adequacy ratio (CAR) yang
dan non-PLS. Sehubungan dengan itu, bank
mempunyai pengaruh negatif dan tidak signikan
syariah
dana-dana
terhadap intermediasi perbankan dimana setiap
nasabah dan berkewajiban menyediakan
kenaikan Loan to Deposit Ratio (LDR) akan
manajemen investasi yang professional.
diikuti dengan penurunan capital adequacy
melakukan
bank
pooling
ratio (CAR). Sedangkan SBI mempengaruhi Dari uraian-uraian dan pemikiran di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fungsi Intermediasi Bank Umum Di Kota Banda Aceh.”
positf
dan
signifikan
terhadap
intermediasi perbankan (LDR). Ini dikarenakan dampak dari krisis dunia yang terjadi sehingga menyebabkan hasil Non Performing Loan (NPL) tinggi dan bank beralih ke SBI karena dinilai aman tanpa resiko.
Penelitian Sebelumnya Sihotang (2006) menganalisis “Faktor-Faktor Yang
secara
Mempengaruhi
Fungsi
Intermediasi
Siringoringo (2012) melakukan penelitian berjudul
“Karakteristik
Dan
Fungsi
Perbankan Di Sumatera Utara (ditinjau dari sisi
Intermediasi Perbankan di Indonesia”, hasil
penerimaan dana)” dimana variable yang diteliti
penelitian empiris terhadap 54 bank umum
adalah dana pihak ketiga, PDRB perkapita dan laju
konvensional di Indonesia menyatakan bahwa
inflasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDRB
pertama, kepemilikan pemerintah, domestik,
perkapita berdampak positif dan inflasi berdampak
asing, profitabilitas, ukuran bank (size), resiko
negatif terhadap penghimpunan dana pihak ketiga.
kredit dan beban manajemen secara simultan
Akbar dan Mentayani (2010) menganalisis “Faktor-Faktor
Yang
Intermediasi
Pada
Bank
Kalimantan
Selatan”.
Mempengaruhi Umum Hasil
Swasta penelitian
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Kedua,
struktur
kepemilikan
dominasi
pemerintah, struktur kepemilikan dominasi domestik,
struktur
kepemilikan
asing,
menunjukkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
profitabiltas dan resiko kredit berpengaruh
berpengaruh negatif terhadap Loan to Deposit
negatif signifikan terhadap struktur modal bank.
Ratio (LDR), inflasi tidak berpengaruh terhadap
Dan
Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non
pemerintah, domestik, asing, profitabiltas, size,
Performing Loan (NPL) merupakan variable
credit risk, expese managemant dan struktur
paling dominan mempengaruhi Loan to Deposit
modal berpengaruh secara simultan terhadap
Ratio (LDR).
fungsi intermediasi bank.
Widiantini (2010) melakukan penelitian berjudul 77 -
“Analisis
Peran
Intermediasi
Volume 2, No. 4, November 2014
yang
ketiga,
struktur
kepemilikan
Oktavia (2013) menganalisis “Pengaruh Kebijakan
Suku
Bunga
Sertifikat
Bank
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Indonesia (SBI) Terhadap Fungsi Intermediasi
Keterangan:
Perbankan Melalui Suku Bunga Di Sektor
LDR
= Loan to Deposit Ratio
Keuangan”
FDR
= Financing to Deposit Ratio
kesimpulan bahwa kebijakan suku bunga
SB
= Suku Bunga
Sertifikat
BS
= Bagi Hasil
berpengaruh terhadap pembentukan suku bunga
NPL
= Non Performing Loan
simpanan, fungsi intermediasi bank lebih
NPF
= Non Performing Financing
hasil
Bank
analisis
Indonesia
dapat
ditarik
(SBI)
lebih
dipengaruhi oleh perubahan suku bunga kredit yang memiliki komposisi terbanyak pada bank tersebut seperti suku bunga kredit konsumsi pada bank persero dan BUMN serta suku bunga Pramesti (2013) menganalisis “Peran Bank Sebagai Lembaga Intermediasi”. Jurnal ini menganalisis laporan keuangan empat bank pemerintah yang terdapat di Bursa Efek Dan
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan bahwa hanya ada satu bank yang memiliki rata-rata Loan to Deposit Ratio (LDR) diatas persentase yang telah ditetapkan Bank Indonesia yaitu 104,1 persen, sedangkan ketiga bank
lainnya
masih
Berdasarkan pada masalah dan hipotesis yang akan diuji, maka variable-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai
kredit investasi pada BPD.
Indonesia.
Definisi Operasional
dibawah
persentase
peraturan Bank Indonesia.
berikut: 1. Suku Bunga merupakan suatu persentase balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya pada periode waktu tertentu yang dibagi dengan jumlah pinjaman. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah dengan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank. 2. Non Performing Loan (NPL) dan Non Performing Financing (NPF) merupakan kredit
Metode Penelitian
bermasalah dan salah satu kunci untuk menilai
Adapun model dalam analisis data yang
kualitas kinerja bank. merupakan indikasi
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
adanya masalah dalam bank tersebut yang mana
linier berganda untuk melihat faktor-faktor yang
jika tidak segera mendapatkan solusi maka akan
mempengaruhi fungsi intermediasi (Gujarati,
berdampak
2010). Persamaan model regresi dapat ditulis
menunjukkan kemampuan bank mengelola
dimana model untuk fungsi intermediasi adalah
kredit bermasalah yang diberikan oleh bank
sebagai berikut:
yang bersangkutan pada bank konvensional
Ŷ = α0 + α1Rt1 + α2Rt2 + μt
sedangkan NPF merupakan resiko pembiayaan
LDR = α0 + α1 SB + α2NPL + μt ……….(3.1)
pada bank syariah.
bahaya
pada
bank.
NPL
FDR = α0 + α1 BS + α2NPF + μt ……….(3.2) Volume 2, No. 4, November 2014
- 78
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3. Suku Bunga Syariah biasa disebut bagi
Hasil Pembahasan dan Analisa
hasil, merupakan salah satu bentuk dari perbankan
nasional
yang
Analisis Suku Bunga (SB) dan Non Performing Loan (NPL) Bank Konvensional Terhadap Fungsi Intermediasi Bank Umum di Kota Banda Aceh
mendasarkan
operasionalnya pada syariat (hukum) Islam. Bagi hasil bisa satu dari dua macam yaitu:
Estimasi fungsi regresi terhadap fungsi
a. Bagi hasil murni
intermediasi sebagai fungsi dari suku bunga dan
Jenis bagi hasil dimana apa yang Anda
Non Performing Loan (NPL) disajikan dalam
dapatkan adalah pembagian sebesar sekian
tabel 4-2 berikut. (secara lebih rinci, estimasi
persen dari keuntungan usaha. Ini berarti, bagi
fungsi regresi tersebut dapat dilihat pada output
hasil hanya diberikan kalau usahanya untung.
EViews7).
Kalau usaha tersebut kebetulan merugi, tidak ada bagi hasil yang didapatkan. b. Bagi hasil yang dijanjikan Bagi hasil yang Anda dapatkan adalah berupa pembagian sebesar sekian persen dari uang yang Anda masukkan, terlepas apakah usaha tersebut untung atau tidak.
Tabel 4-2 Hasil Analisis Pengaruh Suku Bunga (SB) dan Non Performing Loan (NPL) Bank Konvensional Terhadap Fungsi Intermediasi Bank Umum di Kota Banda Aceh Konstanta/ Nama Variabel
Koefisien
Konstanta 52,097 Suku Bunga (SB) -4,510 Non Performing 6,840 Loan (NPL) Koefisien Determinasi (R2) = 0,5788 Adjusted (R2) = 0.5601 Fhitung = 30,923 Ftabel = 3,204 P-Value = 0.000 Sumber : Data Primer (diolah), 2014
t-statistik
Standar Error
thitung
ttabel
5,054 0,658 0,018
10,307 -6,854 0,003
1,679 1,679 1,679
P-Value 0,000 0,000 0,997
Predictor : Dependent Variable = Fungsi intermediasi (LDR) α = 5%
Berdasarkan Tabel 4-2 diatas diketahui
Jika variabel SB dan NPL adalah konstan,
bahwa hasil analisis regresi pengaruh suku
maka cakupan fungsi intermediasi bank umum
bunga dan Non Performing Loan merupakan
adalah 52,09 persen. Ini berarti bank harus
bentuk linier berganda dengan pendekatan
melakukan ekspansi kredit agar dana pihak
kuadrat terkecil (ordinary least square).
ketiga (DPK) tidak mengendap di perusahaan
79 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala maka perputaran uang akan lebih aktif pada
tabel 4-2 diatas, diketahui bahwa koefisien
masyarakat
akan
regresi variabel suku bunga terhadap fungsi
mempengaruhi keuntungan dan kesehatan bank.
intermediasi bernilai negatif. Hal ini berarti
Slope positif SB sebesar minus 4,510
bahwa semakin besar suku bunga maka
berarti setiap perubahan peningkatan suku
semakin rendah pula fungsi intermediasi bank
bunga akan menurunkan fungsi intermediasi
umum di kota Banda Aceh.
dan
tindakan
ini
juga
sebesar minus 4,510 persen. Semua penjelasan
Uji terhadap signifikansi pengaruh suku
diatas dengan asumsi ceteris paribus, dan µ
bunga (SB) menunjukkan nilai t-hitung > t-
atau disturbance/error atau residu berarti
tabel dan nilai P-Value < 0,10 sedangkan untuk
kemungkinan kesalahan yang timbul dalam
variabel
proses analisis dan merupakan komponen non
menunjukkan nilai t-hitung < t-tabel dan nilai
sistematis atau acak, yang ditentukan oleh
P-Value < 010. Hal ini berarti bahwa secara
faktor-faktor yang tidak dimasukkan dalam
parsial, variabel SB dapat menerangkan variasi
variabel penjelas (Gujarati, 2012: 182).
fungsi intermediasi bank umum di kota Banda
Non
Performing
Loan
(NPL)
Dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2
Aceh pada level di atas 95 persen. Dengan kata
adjusted), yaitu sebesar 0.5601. Hal ini
lain, secara parsial perubahan suku bunga
menunjukkan bahwa variabel independen terdiri
berpengaruh
dari suku bunga dan Non Performing Loan
intermediasi bank umum di kota Banda Aceh.
yang dimasukkan ke dalam model tersebut
Adanya
signifikan
pengaruh
terhadap
signifikan
fungsi
(nyata)
dapat menerangkan 56,01 persen yang terjadi
perubahan suku bunga (SB) terhadap fungsi
pada fungsi intermediasi bank umum di kota
intermediasi
Banda Aceh sebagai variabel dependen, dan
peningkatan dana pihak ketiga (DPK) dan
sisanya 43,99 persen lagi variasi fungsi
kredit pada Loan to Deposit Ratio (LDR) bank
intermediasi diterangkan oleh variabel lain
umum.
selain kedua variabel independen tersebut.
perubahan ukuran Non Performing Loan (NPL)
Dengan kata lain, sebesar 56,01 persen fungsi
terhadap fungsi intermediasi, mengindikasikan
intermediasi bank umum di kota Banda Aceh
bahwa peningkatan ukuran Non Performing
dijelaskan oleh kedua variabel independen yang
Loan memiliki hubungan yang searah dengan
meliputi suku bunga (SB) dan Non Performing
fungsi intermediasi secara umum. Peningkatan
Loan (NPL). Sisanya sebesar 43,99 persen (1–
ukuran Non Performing Loan tidak hanya dapat
0,560) lagi dipengaruhi oleh faktor lain diluar
berdampak pada fungsi intermediasi, akan
model ini. Faktor lain tersebut adalah faktor-
tetapi juga dapat berdampak pada pertumbuhan
faktor yang secara teoritis dapat mempengaruhi
bank umum di kota Banda Aceh.
mengindikasikan
Selanjutnya
pengaruh
bahwa
signifikan
fungsi intermediasi. Berdasarkan hasil estimasi regresi pada Volume 2, No. 4, November 2014
- 80
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dijelaskan di atas. Selanjutnya akan mengkaji
Analisis Bagi Hasil (BS) dan Non Performing Financing (NPF) Bank Syariah Terhadap Fungsi Intermediasi Bank Umum di Kota Banda Aceh
pengaruh fungsi intermediasi dari sisi bank syariah secara simultan dan parsial dengan dua variabel yaitu Bagi Hasil (BS) dan Non
Pengkajian mengenai faktor-faktor yang
Performing Financing (NPF). Estimasi fungsi
mempengaruhi fungsi intermediasi bank umum
regresi terhadap fungsi intermediasi sebagai
di kota Banda Aceh secara kuantitatif telah
fungsi dari BS dan NPF disajikan dalam tabel
dilakukan dengan menggunakan pendekatan
4-3 berikut. (secara lebih rinci, estimasi fungsi
model persamaan regresi dengan variable suku bunga dan Non Performing Loan
regresi tersebut dapat dilihat pada output
telah
EViews7).
Tabel 4-3 Hasil Analisis Pengaruh Hasil (BS) dan Non Performing Financing (NPF) Bank Syariah Terhadap Fungsi Intermediasi Bank Umum di Kota Banda Aceh Konstanta/ Nama Variabel
Koefisien
Konstanta
107,496
Bagi Hasil (BS) Non Performing Financing (NPF)
Standa r Error
t-statistik P-Value thitung
ttabel
21,774
4,936
1,300
0,0000
-2,396
4,289
-0,558
1,300
0,5792
0,302
0,106
2,835
1,300
0,0068
Koefisien Determinasi (R2) = 0,2033 Adjusted (R2)= 0,1679 Fhitung = 5,743 Ftabel = 5,110 P-Value = 0,006005
Predictor : Dependent Variable = Fungsi intermediasi (FDR) α = 10%
Sumber : Data Primer (diolah), 2014
Berdasarkan hasil regresi persamaan di atas,
independen (Y) berpengaruh secara signifikan
koefisien regresi untuk BS negatif dan NPF
terhadap variabel dependen (C) pada α = 10
positif, yang bermakna bahwa Non Performing
persen. Dari nilai koefisien determinasi (R2 )
Financing berhubungan secara positif dengan
sebesar 0,1676 dapat diartikan bahwa 16,76
FDR serta bagi hasil berhubungan secara negatif
persen variasi variabel dependen tidak mampu
dengan FDR. Hasil ini secara apriori telah sesuai
dijelaskan oleh variabel independen dalam
dengan teori ekonomi yang berlaku. Secara
model
statistik, melalui uji t dan uji F diketahui bahwa
dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar
secara individual maupun keseluruhan variabel
model. Sedangkan dari besarnya koefisien α2
81 -
Volume 2, No. 4, November 2014
sedangkan
83,24
persen
sisanya
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sebesar
0,3022
bahwa
pembiayaan dan kredit yang disalurkan. Dan
mempengaruhi
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
kesehatan bank sebagai perantara keuangan
penurunan kinerja fungsi intermediasi bank
yaitu
(FDR).
yang bersangkutan karena bank akan semakin
Hubungan NPF dan NPL dengan Fungsi
ketat dalam penyaluran pembiayaan dan kredit
Intermediasi Risiko pembiayaan maupun kredit
mengingat bank harus melakukan recovery dana
pada bank diukur dari rasio Non Performing
atas dana yang tidak kembali dari pembiayaan
Financing (NPF) pada bank syariah dan Non
dan kredit yang gagal bayar. Bank Indonesia
Performing Loan (NPL) bank pada bank
(dalam Rangkuti, 2011) pernah menyebutkan
konvensional. Sebagaimana FDR dan LDR,
bahwa standar terbaik NPL maupun NPF adalah
NPF merupakan analog dari NPL karena bank
berada di bawah 5 persen.
peningkatan
dapat
NPF
dijelaskan
akan
intermediasi
bank
syariah tidak mengenal konsep kredit (loan). Leon dan Ericson (2007) menyatakan bahwa
Kesimpulan Dan Saran
NPL
Kesimpulan
adalah
kredit
yang
kategori
kolektibilitasnya di luar kolektibilitas kredit
Dari hasil analisis penelitian mengenai
lancar dan kredit dalam perhatian khusus. Jadi,
fungsi intermediasi bank umum di kota Banda
semakin kecil rasio NPL atau NPF akan
Aceh dapat disimpulkan sebagai berikut :
semakin baik tingkat kesehatan suatu bank
1. Jika diasumsikan bahwa variable suku
karena minimnya kredit atau pembiayaan yang
bunga pada bank konvensional adalah
gagal bayar. Dimana gagal bayar pada suatu
konstan, maka fungsi intermediasi bank
bank merupakan sinyal negatif bagi bank dan
umum di kota banda aceh berpengaruh
akan mempengaruhi tingkat likuiditas dan
secara
solvabilitas bank yang bersangkutan. Hal
menjelaskan bahwa fungsi intermediasi
tersebut dikarenakan dana yang dipakai untuk
(LDR) sangat dipengaruhi oleh suku bunga
penyaluran kredit atau pembiayaan sebagian
dalam
besar berasal dari dana DPK yang tentu saja
menghimpun dan menyalurkan dana kepada
akan ditarik sewaktu-waktu, dan bank harus
masyarakat.
signifikan.
Bahwa
menjalankan
asumsi
ini
kegiatannya
mampu memenuhi permintaan penarikan dana
2. Jika ukuran variable bagi hasil bank syariah
oleh DPK karena merupakan kewajiban dari
yang dihasilkan dalam analisis ini adalah
bank yang bersangkutan.
negatif maka dapat diasumsikan bahwa bagi
NPF bank syariah merupakan rasio antara
hasil bank syariah tidak signifikan. Bagi
total pembiayaan yang bermasalah dengan total
hasil merupakan sistem bunga pada bank
pembiayaan yang disalurkan. Jadi, semakin
syariah yang tidak bisa ditentukan berapa
tinggi
persen pembagiannya pada nasabah bank
persentase
mengindikasikan
rasio semakin
NPF
dan
buruk
NPL
kualitas
syariah. Volume 2, No. 4, November 2014
- 82
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 3. Non
Performing
Loan
(NPL)
tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Aceh yang lebih baik lagi ke depannya.
fungsi intermediasi bank umum di kota Banda Aceh maka dapat diasumsikan NPL tidak mempengaruhi LDR pada bank konvensional. Dimana NPL merupakan kredit macet yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan bank. 4. Non
Performing
Financing
(NPF)
merupakan resiko pembiayaan pada bank syariah yang pada penelitian ini bernilai positif,
maka
dapat
dikatakan
Ratio (FDR) bank Syariah.
Saran hasil
pembahasan
Akbar.
2010. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Intermediasi Studi Pada Bank Umum Swasta Kalimantan Selatan Tahun 2007-2009. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi. Banjarmasin.
Gettler, M. 1998. Financial structure and Aggregate Economic Activity : An Overview. Journal of Money, Credit and Banking. Vol, 30 p. 47-60
NPF
berpengaruh terhadap Financing to Deposit
Berdasarkan
DAFTAR PUSTAKA
dan
kesimpulan terhadap penelitian ini maka saransaran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Suku bunga pada bank umum yang tidak
Gujarati, D. (2011). Dasar-dasar Ekonometrika, Buku 1 Edisi Lima, Alih Bahasa Eugina Mardanugraha, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Hasibuan, M.SP. 2008. Dasar-dasar Perbankan. PT. Bumi Aksara, Jakarta. Kasmir. 2008. Pemasaran Bank. Kencana Pranada Media Group, Jakarta. Kuncoro, M dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.
stabil dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat dalam menyimpan dananya pada bank umum di kota Banda Aceh. Pemerintah
diharap
dapat
lebih
meningkatkan perekonomian Aceh demi kestabilan perputaran uang di Aceh. 2. Tingkat kredit macet (NPL dan NPF) yang tinggi sangat mempengaruhi kesehatan bank dan ini juga mempengaruhi fungsi intermediasi
bank
dalam
menjalankan
operasionalnya. Diharapkan kepada pihakpihak perbankan yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan perbankan lebih 83 -
menjaga
likuiditas
bank
Volume 2, No. 4, November 2014
demi
Laporan Keuangan Bank BUMN Tahun 2002. www.idx.go.id. Diakses pada 06 Juni 2013 Manurung, A. H dan Manurung, J. 2009. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter. Salemba Empat, Jakarta. Mishkin, F.S. 2011. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, Alih Bahasa: Solistyaningsih dan Yulianita, Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta. Nopirin, 2000. Ekonomi Moneter. Buku I. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Perkasa. P.P. 2007. Analisis Pengaruh RasioRasio Keuangan Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia. Universitas Diponegoro, Semarang.
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Riyadi, S. 2006. Banking Assets And Liability Management. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Roswita, A.B. 2000. Ekonomi Moneter, Teori Masalah dan Kebijkasanaan: Universitas Sriwijaya, Palembang. Sihotang, T. 2006. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Fungsi Intermediasi Perbankan Di Sumatera Utara (Di Tinjau Dari Segi Penghimpunan Dana). Universitas Sumatera Utara Medan, Sumatera Utara. Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung. Supriyanto, dan Sampurna, A.F. 1999. Utang Luar Negri Indonesia, Argumen, Relevansi dan Implikasinya Bagi Pembangunan. Djambutan, Jakarta. Suyatno, dan Thomas. 1999. Kelembagaan Perbankan. Edisi Ketiga. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Volume 2, No. 4, November 2014
- 84