ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI INTERMEDIASI BANK MELALUI PENDEKATAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk TAHUN 2006 – 2013 Oleh : Syahnia Manurung 16210772 Universitas Gunadarma
[email protected]
Abstrak Peran sektor keuangan dalam menunjang perekonomian tidak lepas dari industri perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan yang mempunyai fungsi utama untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi intermediasi bank melalui pendekatan Loan to Deposit Ratio (LDR). Faktor-faktor tersebut antara lain : Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan (NPL), BI Rate, Net Interest Margin (NIM) dan Giro Wajib Minimum (GWM). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa data laporan keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, tahun 2006 sampai dengan 2013 dalam bentuk data triwulan. Metode analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian adalah analisis regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan memenuhi uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk memastikan model penelitian layak digunakan yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan uji secara simultan (uji F), uji secara parsial (uji t) dengan tingkat signifikansi (α) 5% dan uji koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan (NPL), BI Rate, Net Interest Margin (NIM) dan Giro Wajib Minimum (GWM) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Secara parsial Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan (NPL), BI Rate, Net Interest Margin (NIM) dan Giro Wajib Minimum (GWM) berpengaruh signifikan Loan to Deposit Ratio (LDR). Besar sumbangan variabel X terhadap variabel Y sebesar 73%.
1
PENDAHULUAN Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari sektor perbankan. Yang dimaksud dengan perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah salah satu badan usaha finansial yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. (Herman Darmawi : 2011 : 1). Permodalan menjadi salah satu indikator yang paling penting bagi suatu bank. Berdasarkan peraturan dari Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001, setiap bank wajib memenuhi kecukupan modal sebesar 8%. Tingkat kecukupan modal pada perbankan diwakilkan dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR). CAR memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko, yang dibiayai dari modal sendiri. Oleh sebab itu hubungan antara CAR dengan LDR diduga memiliki pengaruh yang positif
karena jika tingkat
kecukupan modal meningkat maka fungsi intermediasi juga akan semakin meningkat. Aktifitas bank dalam melaksanakan fungsi intermediasinya di sisi lain akan menimbulkan resiko tersendiri bagi bank tersebut. . Oleh karena itu, bank perlu mengantisipasi kemungkinan risiko yang timbul dalam rangka penyaluran kreditnya, yaitu dengan cara manajemen kredit yang baik. Rasio Non Performing Loan (NPL) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Menurut Surat Edaran BI No.3/30 DPNP tanggal 14 Desember 2001, Non Performing Loan (NPL) diukur dari rasio perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan. Jadi dapat diduga bahwa hubungan antara NPL dengan LDR memiliki pengaruh yang negatif karena semakin tinggi jumlah kredit bermasalah dalam suatu bank maka fungsi intermediasi bank terebut juga akan semakin menurun.
2
Dampak buruk dari kredit bank yang bermasalah akhirnya akan mengakibatkan resiko kredit bank yang besar. Hal tersebut karena kredit bermasalah dapat menyebabkan kondisi bank yang semakin memburuk terutama pada posisi CAR. Itu sebabnya saat ini bank pada umumnya lebih memfokuskan dana yang telah dihimpunya dari pihak ketiga diinvestasikan ke instrumen jangka pendek yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Besarnya suku bunga SBI tentunya merujuk pada angka yang ditetapkan Bank Indonesia setiap bulannya melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) atau yang dikenal dengan istilah BI rate. Semakin tinggi BI rate yang ditetapkan maka semakin banyak dana yang ditempatkan bank dalam bentuk SBI karena lebih aman dan beresiko kecil. Akan tetapi penempatan dana dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dinilai sebagai salah satu faktor penghambat fungsi intermediasi. Jadi hubungan antara BI rate dengan LDR diduga mempunyai pengaruh yang negatif karena semakin tinggi BI rate akan menyebabkan fungsi intermediasi bank tidak berjalan dengan baik. Fungsi Intermediasi bank sebagai lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana tentunya akan selalu berkaitan dengan tingkat bunga. Pada umumnya bank akan berusaha menjaga tingkat bunga kreditnya (pendanaan) lebih besar daripada tingkat bunga pinjaman (penghimpunan dana) guna mendapatkan keuntungan dari selisih bunga tersebut atau dalam istilah perbankan dikenal dengan nama Net Interest Margin (NIM). Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk mendapatkan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Adapun kredit yang diberikan merupakan aktiva produktif yang dominan dalam menghasilkan pendapatan bunga. Jadi hubungan antara NIM dengan LDR mempunyai pengaruh yang positif karena semakin besar NIM mengindikasikan fungsi intermediasi yang berjalan lancar. Salah satu faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap fungsi intermediasi bank adalah kebijakan pemerintah melalui Bank Indonesia. Pada 3
tahun 2010 Bank Indonesia mengeluarkan pertauran dengan Nomor 12/19/PBI 2010 yang mengatur tentang Giro Wajib Minimum dalam rupiah dan valuta asing. GWM primer ditetapkan sebesar 8% dari dana piahk ketiga (DPK) dan
GWM
sekunder sebesar 2,5% dari DPK. Adapun GWM diduga memiliki pengaruh negatif terhadap LDR karena semakin besar GWM yang ditetapkan Bank Indonesia maka kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya akan berkurang karena dana pihak ketiga yang adalah sumber dana untuk menyalurkan kredit bagi bank harus dialokasikan ke rekening giro Bank Indonesia (GWM). Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
FUNGSI
INTERMEDIASI
BANK
MELALUI
PENDEKATAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk TAHUN 2006 - 2013”
TINJAUAN PUSTAKA Menurut Astri Widiantini (2010) dengan penelitian dengan judul “Analisis Peran Intermediasi Perbankan pada tahun 2004-2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Lella N Q Irwan (2010) melakukan penelitian dengan judul “Tinjauan Terhadap Fungsi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intermediasi Perbankan Nasional”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR), Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Suku Bunga Kredit (SBK) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Hj. Masitah Akbar & Ida Mentayani (2010) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intermediasi (Studi pada Bank Umum 4
Swasta Kalimantan Selatan)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPL berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR, SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap LDR, Suku Bunga Simpanan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap LDR, Suku Bunga Kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR, Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap LDR, Tingkat Inflasi tidak berpengaruh dan signifikan terhadap LDR, dan PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR. Sedangkan secara simultan hasil penelitian menunjukkan NPL, SBI, Suku Bunga Simpanan, Suku Bunga Kredit, Inflasi dan PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR. Billy Arma Pratama, ST melakukan penelitian dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit (Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2005 - 2009). Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Sementara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Untuk meningkatkan penyaluran kredit Bank Umum harus melakukan penghimpunan dana secara optimal, mengoptimalkan kegunaan sumber daya finansial (modal) yang dimiliki, dan memiliki manajemen perkreditan yang baik agar NPL tetap berada dalam tingkat yang rendah dan dalam batas yang disyaratkan oleh Bank Indonesia. Wahyu Devi Susanty, melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh faktor internal dan eksternal sebagai penentu fungsi intermediasi (Studi pada Bank Syariah dan Bank Umum Konvensional)”. Hasil empiris menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan DPK memiliki pengaruh positif dan lebih berpengaruh terhadap fungsi intermediasi bank syariah. Variabel NPF dan NPL serta tingkat inflasi berpengaruh negatif dan lebih direspon oleh fungsi intermediasi bank konvensional. Sedangkan variabel bonus SBIS dan suku bunga SBI lebih berpengaruh terhadap fungsi intermediasi bank syariah namun tidak signifikan. Dan disimpulkan bahwa kemampuan bank syariah dalam menghadapi ketidakstabilan ekonomi tidak lebih baik daripada bank konvensional. Bambang Sudiyatno, melakukan penelitian denga judul “Analisis pengaruh dana pihak ketiga, BOPO, CAR dan LDR terhadap kinerja keuangan pada sektor perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (periode 20052008)”. Hasil pada penelitian ini adalah Dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA), Biaya operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA), Capital
5
Adecuacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA),Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Tiara Citra Kusuma, melakukan penelitian dengan judul “Analisis faktorfaktor yang mempegaruhi intermediasi perbankan di Indonesia (studi kasus pada bank devisa dan bank non devisa periode 2001-2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial sensitivtas NIM terhadap BI Rate dan jumlah SBI to total assets berpengaruh signifikan terhadap LDR, sedangkan CAR, GWM dan NPL tidak berpengaruh signifikan terhadap LDR. Pram Purnama Alam, “ Analisis faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan NPL dan dampaknya terhadap penyaluran kredit di sektor UKM”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari uji statistik model pertama terdapat variabel bebas (KBI) yang berpenaruh signifikan terhadap variabel terikat (NPL) sedangkan variabel LDR dan SBR berpengaruh secara tidak signifikan. Dhian Andanarini Minar Savitri, Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh NPL, NIM dan LDR terhadap perubahan laba pada bank devisa dan non devisa di Indonesia (2006-2010)”. Non performing loan Bank Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan laba. Net interest margin (NIM) pada perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Loan to deposit ratio (LDR) perbankan Devisa dan Non Devisa di Indonesia tidak terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan laba. Suhardi & Darus Altin Dalam penelitian yang berjudul “Analisis kinerja keuangan bank BPR konvensional di Indonesia periode 2009-2012”. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis regresi berganda. Dari hasil uji F didapat nilai F menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasi dibanding Pendapatan Operasi (BOPO), Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasi dibanding Pendapatan Operasi (BOPO) berpengaruh secara parsial terhadap Return On Asset (ROA) sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh secara parsial.
6
METODE PENELITIAN Objek penelitian dalam melakukan penulisan ini adalah laporan keuangan dari perusahaan yang bergerak dibidang perbankan yaitu Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Dengan lokasi kantor pusat di Menara Bank BTN, Jl. Gajah Mada No.1, Jakarta 10130 Telp : (021) 6336789. Website: www.btn.co.id. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder berupa peninjauan laporan keuangan secara triwulanan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk periode tahun 2006, tahun 2007, tahun 2008, tahun 2009, tahun 2010, tahun 2011, tahun 2012 dan tahun 2013, yang telah dipublikasikan melalui laporan keuangan di www.btn.co.id dan BI Rate secara triwulan dari tahun 2006 sampai 2013 di www.bi.go.id. Variabel Bebas (Independen) adalah variabel yang terjadi dan merupakan pendugaan dari adanya sebab yang diperkirakan. Didalam penelitian ini, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BI rate, Net Interest Margin (NIM) dan Giro Wajib Minimum (GWM) sebagai variabel bebas yang bertuliskan X. Variabel Tidak Bebas (Dependen) adalah variabel yang terjadi kemudian akibat yang diperkirakan atau variabel yang diduga nilainya. Didalam penelitian ini, Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel tidak bebas yang bertuliskan Y. Alat yang digunakan adalah analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus dll. Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Normalitas. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji dan menjelaskan suatu hubungan sebab-akibat antara beberapa variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Uji F dan uji t, serta koefisien determinasi.
7
PEMBAHASAN Berikut tabel dari laporan rasio PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk Tahun 2006-2013 : LDR 83.76 83.75 85.62 89.30 93.44 92.38 96.29 99.60 107.43 101.83 101.96 104.66 113.07 101.29 112.57 114.44 112.44 107.44 109.18 109.90 110.23 101.18 102.19 107.60 108.68 99.51 98.19 110.58 109.04 104.42
CAR 17.91 17.52 18.90 17.75 16.77 21.12 20.54 19.81 16.85 16.14 16.68 15.59 15.00 21.75 20.21 18.71 16.73 16.74 17.13 15.85 15.44 15.03 16.89 15.59 15.22 17.69 17.40 16.35 16.05 15.62
NPL 3.53 3.02 2.99 3.08 3.17 2.81 3.40 3.64 3.23 2.66 3.36 3.39 3.36 2.75 3.28 3.43 3.48 2.66 3.39 3.65 3.46 2.23 2.22 2.42 2.51 3.12 3.83 3.65 3.81 3.83
BI Rate 12.75 12.5 9.00 8.5 8.25 8.00 8.00 8.5 9.25 9.25 7.75 7.00 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.75 6.75 6.75 6.00 5.75 5.75 5.75 5.75 5.75 6.00 7.25 7.5
NIM 5.12 5.13 5.13 5.15 5.21 5.31 5.42 5.29 5.48 5.08 3.87 4.10 4.31 4.65 5.57 5.81 5.72 5.93 5.69 5.46 5.49 5.75 5.93 5.89 6.00 5.83 5.39 5.35 5.45 5.43
8
GWM 8.04 8.26 8.04 8.06 7.05 7.40 7.11 7.03 7.09 5.25 5.05 5.07 5.05 6.92 5.10 5.08 5.09 7.98 8.07 8.03 8.05 8.20 8.08 8.45 8.04 8.15 8.04 8.04 8.09 9.03
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
LDR
30
83.75
114.44
1.0240E2
8.84269
CAR
30
15.00
21.75
17.2993
1.85240
NPL
30
2.22
3.83
3.1787
.46428
BIRate
30
5.75
12.75
7.4500
1.77919
NIM
30
3.87
6.00
5.3313
.52400
GWM
30
5.05
9.03
7.2313
1.28183
Valid N (listwise)
30
Sumber : Hasil olah dengan SPSS 16
Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
CAR
.928
1.078
NPL
.930
1.075
BIRate
.810
1.234
NIM
.621
1.609
GWM
.691
1.447
(Constant)
a. Dependent variabel : LDR Sumber : Hasil Olahan SPSS 16 Uji Autokorelasi Model summeryb Model 1
R
R Square .881a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.777
.730
a. Predictors: (Constant), GWM, BIRate, NPL, CAR, NIM
9
4.59073
Durbin-Watson 1.330
Uji Autokorelasi dengan Run Test
Runs Test LDR Test Value
a
103.30
Cases < Test Value
15
Cases >= Test Value
15
Total Cases
30
Number of Runs
10
Z
-2.044
Asymp. Sig. (2-tailed)
.041
a. Median Sumber : Hasil olahan SPSS 16
Gambar Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil olaha SPSS 16
10
Gambar Uji Normalitas Sumber : Hasil olahan SPSS16 Analisis Liniear Berganda
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant)
125.825
15.249
CAR
-1.432
.478
NPL
4.872
BIRate NIM GWM
Std. Error
Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
8.251
.000
-.300
-2.998
.006
.928
1.078
1.904
.256
2.559
.017
.930
1.075
-2.765
.532
-.556
-5.195
.000
.810
1.234
5.775
2.064
.342
2.798
.010
.621
1.609
-3.363
.800
-.487
-4.203
.000
.691
1.447
a. Dependent Variable: LDR
Sumber : Hasil olahan SPSS 16
11
Uji F ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression Residual Total
df
Mean Square
1761.808
5
352.362
505.795
24
21.075
2267.603
29
F
Sig.
16.720
.000
a
a. Predictors: (Constant), GWM, BIRate, NPL, CAR, NIM b. Dependent Variable: LDR
Sumber : Hasil olahan SPSS 16 Koefisien Determinasi Model summeryb Model 1
R
R Square .881a
.777
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .730
4.59073
a. Predictors: (Constant), GWM, BIRate, NPL, CAR, NIM b. Dependent Variable: LDR
Sumber : Hasil olahan SPSS 16 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh negatif signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). CAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kecukupan modal bank dalam menutupi potensi kerugian yang ditimbulkan oleh aktiva bank, yang berarti semakin tinggi rasio CAR mengindikasikan semakin banyak modal yang dimiliki bank untuk mengantisipasi risiko dari aktiva bank. Setiap tahunnya LDR yang dimiliki BTN menunjukan kecenderungan yang meningkat, sedangkan CAR justru menunjukan kecenderungan yang menurun setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan kredit yang lebih tinggi akibat ekspansi kredit yang dilakukan BTN secara besar-besaran, sedangkan pertumbuhan modal BTN dalam kondisi yang stabil. Kondisi inilah yang akhirnya menyebabkan apabila terjadi kenaikan CAR maka LDR akan mengalami penurunan. CAR yang naik menunjukan bahwa terdapat dana bank yang menganggur dan risiko kredit yang
12
ditanggung semakin kecil. Terlalu banyak dana yang menganggur tentu akan membuat bank menjadi tidak produktif dalam mengelola dana yang dimilikinya sehingga akan menurunkan fungsi intermediasi bank. Di samping itu, risiko kredit yang kecil menunjukan bahwa kredit yang diberikan semakin menurun, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BTN cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pertumbuhan DPK yang tidak diimbangi oleh pertumbuhan kredit akan menyebabkan penurunan LDR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR).
Hal ini berarti
peningkatan NPL akan menyebabkan peningkatan LDR. Penyebabnya adalah presentase kredit macet (NPL) yang terjadi rata-rata sebesar 3,16% masih dibawah 5% yang merupakan batas maksimal NPL yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dengan demikian, walaupun terjadi peningkatan NPL tetapi kenaikannya masih dibawah batas wajar yaitu 5%, BTN akan tetap optimis dalam menyalurkan dana pihak ketiganya dalam bentuk kredit yang mengakibatkan rasio LDR juga akan meningkat sehingga fungsi intermediasi BTN akan berjalan dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BI rate berpengaruh negatif signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Hal ini disebabkan karena semakin tinggi tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan Bank Indonesia (BI rate) maka fungsi intermediasi suatu bank akan semakin menurun. Pada umumnya kenaikan BI rate selalu diikuti oleh kenaikan tingkat suku bunga SBI sehingga BTN akan lebih memilih menempatkan dana yang berhasil dihimpunnya untuk membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang memiliki tingkat bunga yang tinggi dan memiliki risiko yang kecil dibandingkan untuk menyalurkannya dalam bentuk kredit. Selain itu BTN juga menjadikan BI rate sebagai beban pokok untuk menetapkan suku bunga simpananya. Dengan kata lain ketika BI rate naik maka BTN juga akan menaikan suku bunga simapananya yang berimbas juga pada naiknya suku bunga pinjaman. Akibatnya masyarakat akan menyimpan danannya di bank karena suku bunga simpanan yang tinggi, sementara bank akan sulit menyalurkan dana masyarakat tersebut (DPK) dalam bentuk kredit karena suku bunga pinjaman yang tinggi membuat para debitur enggan untuk meminjam.
13
Maka yang terjadi adalah
jumlah kredit yang disalurkan akan mengalami
penurunan, sementara jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun justru mengalami peningkatan sehingga mengakibatkan presentase Loan to Deposit Ratio (LDR) semakin kecil yang mengindikasikan fungsi intermediasi suatu bank tidak berjalan dengan baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Hal ini berarti peningkatan NIM akan menyebabkan peningkatan LDR. Penyebabnya adalah semakin tinggi NIM mengindikasikan semakin tinggi pendapatan bunga bersih suatu bank yang berasal dari aktiva produktifnya. Laporan posisi keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menunjukan bahwa kredit yang disalurkan merupakan aktiva produktif bank yang jumlahnya paling besar atau sekitar 80-90% dari jumlah aktiva produktif BTN secara keseluruhan. Kenyataan ini tentunya akan diresponi oleh pihak manajemen BTN untuk terus meningkatkan penyaluran kreditnya karena terbukti dapat menghasilkan keuntungan yang tinggi. Penyaluran kredit yang besar tentunya akan membutuhkan dana pihak ketiga (DPK) yang besar juga sebagai sumber dana bank dalam menyalurkan kreditnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa Giro Wajib Minimum (GWM) berpengaruh negatif signifikan terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR). Hal ini berarti peningkatan GWM akan menyebabkan penurunan LDR. Penyebabnya adalah semakin tinggi rasio GWM mengindikasikan bahwa semakin besar dana pihak ketiga (DPK) bank yang harus ditanamkan dalam bentuk giro di Bank Indonesia. Hal ini tentu akan berdampak pada penyaluran kredit yang semakin menurun karena dana pihak ketiga (DPK) sebagai sumber dana yang digunakan bank dalam menyalurkan kredit menjadi berkurang akibat harus ditanamkan dalam bentuk giro di Bank Indonesia. Pada sisi lainnya dana pihak ketiga (DPK) justru mengalami pertumbuhan yang relatif stabil setiap periodenya. Akibatnya presentase Loan to Deposit Ratio (LDR) menjadi turun karena pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tidak diimbangi oleh pertumbuhan kredit yang disalurkan yang pada akhirnya berdampak pada fungsi intermediasi bank yang berjalan kurang baik.
14
DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene F dan Houstn, Joel F. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 11. Salemba Empat. Jakarta. Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Cetakan pertama. PT Bumi Aksara. Jakarta. Dendawijaya, Lukman. 2006. Manajemen Perbankan.Jakarta: Ghalia Indonesia. Hj Masithah Akbar dan Ida Mentayani. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intermediasi Studi Pada Bank Umum Swasta Kalimantan Selatan Tahun 2007-2009. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Volume 11, No.2. Irwan, Lella. 2010. Tinjauan Terhadap Fungsi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intermediasi Perbankan Nasional. Trikonomika, Volume 9 No.2. Kasmir. 2013. Dasar-Dasar Perbankan. Cetakan kesebelas. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kusuma, Tiara. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intermediasi Perbankan di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa Periode 2001 Sampai Dengan 2009). Semarang: Universitas Diponegoro. Nurastuti, Wiji. 2011. Teknologi Perbankan. Cetakan Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. Pratama, Billy Arma. 2009. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit studi pada Bank Umum di Indonesia periode 20052009. Semarang : Universitas Diponegoro. Republik Indonesia. 1998. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Riyadi, Slamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Savitri, Dhian Andanarini Minar. 2011. Pengaruh NPL, NIM dan LDR terhadap perubahan laba pada bank devisa dan non devisa di Indonesia (20062010).http://portalgaruda.org/download_article.php?article=118697&val=5446
(Diakses 5 April 2014).
15
Sudiyatno, Bambang. 2010. Analisis pengaruh DPK, BOPO, CAR dan CDR terhadap kinerja keuangan pada sektor perbankan yang Go Public di BEI. http://portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article= 7692 (Diakses 28 maret 2014). Susanty, Wahyu Devi. 2014. Pengaruh faktor internal dan eksternal sebagai penentu fungsi intermediasi studi pada Bank Syariah dan Bank Umum Konvensional. Malang : Universitas Brawijaya. Widiantini, Astri. 2010. Analisis Peran Intermediasi Perbankan di Indonesia Tahun 2004-2008. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Volume 8, No.2. www.bi.go.id diakses pada pukul 16:00 WIB 05/06/2014. www.btn.co.id diakses pada pukul 14:00 WIB 05/06/2014.
16