ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) TERHADAP BANK SYARIAH DI KOREA SELATAN
SARAH SYAFIKA
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Terhadap Bank Syariah di Korea Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2017 Sarah Syafika NIM H54130087
ABSTRAK SARAH SYAFIKA. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Terhadap Bank Syariah di Korea Selatan. Dibimbing oleh IRFAN SYAUQI BEIK. Bank syariah adalah salah satu lembaga keuangan yang sedang berkembang pesat saat ini tetapi keberadaannya masih sangat sedikit terutama di negara minoritas muslim. Salah satu negara minoritas muslim yang masih belum terdapat bank syariah adalah Korea Selatan. Tenaga Kerja Indonesia yang berada di negara minoritas muslim seperti Korea Selatan memerlukan sebuah lembaga intermediasi untuk bertransaksi dalam hal keuangan dan perbankan yang sesuai dengan syariat Islam. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi minat TKI terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan. Data yang digunakan merupakan data primer yang diambil melalui kuesioner online dengan jumlah responden 60 orang TKI dan data sekunder yang diambil dari literatur. Faktor-faktor yang memengaruhi minat TKI terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan dianalisis dengan menggunakan metode regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan 70 persen responden berminat terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan. Hasil regresi logistik menunjukan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi minat TKI terhadap keberdaan bank syariah adalah triabilitas, pengetahuan dasar dan pengetahuan khusus responden mengenai bank syariah. Kata kunci : Bank Syariah, Korea Selatan, Minat, Regresi Logistik, TKI
ABSTRACT SARAH SYAFIKA. Analysis of Factors Affecting Indonesian worker’s Interest Against Islamic Bank in South Korea. Supervised by IRFAN SYAUQI BEIK. Islamic banking is one of the financial institutions that are growing rapidly at this time but its existence is still relatively small especially in moslem minority countries. One of moslem minority country that there is still no existance of Islamic Bank yet is South Korea. Indonesian workers who works in moslem minority countries such as South Korea needs an intermediary institution for the transaction in terms of finance and banking with Islamic law. This study analyzes the factors that affect Indonesian workers’ preference existence of Islamic Bank in South Korea. The data used in this study are primary data taken through online questionnaire with 60 respondents Indonesian workers and secondary data taken from the literature. This study has been analyzed by using logistic regression method. The results showed that 70 percent of respondents are interest with the existence of Islamic bank in South Korea. The result of logistic regression method showed that the factors affect the Indonesian workers’ preference are Triability, Basically Knowledge and Specialized Knowledge.
Keywords : Indonesian Workers, Interest, Islamic Bank, Logistik Regresion, South Korea.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) TERHADAP BANK SYARIAH DI KOREA SELATAN
SARAH SYAFIKA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2017
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah perbankan, dengan judul “Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Terhadap Bank Syariah di Korea Selatan”. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada akhirnya, skripsi ini berhasil penulis selesaikan atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ungkapan terimakasih kepada : 1. Ibunda tercinta Mirawati Djayapertapa, Opa penulis Iri Sjahrudin, Ayah penulis Imam Permana, Nenek penulis Maryati, adik-adik, om-tante dan keluarga penulis atas doa dan dukungan yang selalu diberikan selama ini. 2. Bapak Dr Irfan Syauqi Beik, SP MSc Ec selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan, saran, waktu dan bimbingan dengan sabar sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 3. Terimakasih kepada Ibu Dr Ir Sri Mulatsih, MScAgr dan Ibu Tita Nursyamsiah, SE MEc selaku dosen penguji yang telah memberi banyak masukan untuk perbaikan skripsi ini. 4. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Ekonomi yang telah memberikan ilmu serta bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. 5. Nadhila Sylvianti, Danasesha, Trijuli Nabila, Rizma Yusdiana, Agus Dwi Cahyorini yang telah banyak memberikan bantuan, waktu, kritik, saran dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Teman-teman satu bimbingan, Nadhia, Diana, Ulfah, Rahma, Danang, Ayu, Fitri, Nabil yang telah banyak memberikan bantuan, saran dan motivasi selama ini kepada penulis. 7. Sahabat-sahabat penulis yang saling mendoakan, berbagi keceriaan dan memberikan semangat Risty, Rizma, Sari, Agus, Deby, Kinoy, Intan, Rashda, Adit, Farras, Ibn, Putri, Dea, Ayu, Aneu, Nadhira, Rani, Desi, Dinda, Gupita, Rindy, Nadhia, Qori, Danang, Emir, Nabil, Bayu, Fatih, Irfan, Pras, Gilang, Rendra, Azmi, Nugi, Ajay, Ari dan sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 8. Seluruh keluarga besar Ilmu Ekonomi, khususnya Ekonomi Syariah 50, terimakasih atas pengalaman, kebersamaan, doa, dan dukungannya kepada penulis. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, mohon maaf tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga skripsi ini bermanfaat. Bogor, Mei 2017 Sarah Syafika
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank Bank Syariah Prinsip-prinsip Dasar Bank Syariah Akad-akad Bank Syariah Preferensi Persepsi Tenaga Kerja Indonesia Riba Landasan Hukum Riba Remitansi Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Persepsi TKI terhadap Bank Syariah Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat TKI terhadap Bank Syariah di Korea Selatan HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Persepsi TKI di Korea Selatan terhadap Minat Bank Syariah Minat Tenaga Kerja Indonesia terhadap Bank Syariah di Korea Selatan Faktor-faktor yang Memengaruhi Responden terhadap Bank Syariah SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Kuesioner Hasil Output RIWAYAT HIDUP
vi vi vi 1 1 4 4 5 5 5 5 5 6 7 9 9 9 10 10 10 11 13 14 14 14 14 14 15 15 16 16 18 21 22 24 24 24 26 28 29 31 32
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Penempatan dan penyebaran TKI di Asia tahun 2011-2016 Jumlah remitansi TKI di Asia Prinsip-prinsip dasar bank syariah Ringkasan penelitian terdahulu Jumlah responden berdasarkan usia Karakteristik responden berdasarkan pendapatan Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran Persepsi TKI di Korea Selatan terhadap minat bank syariah berdasarkan triabilitas Persepsi TKI di Korea Selatan terhadap minat bank syariah berdasarkan pengetahuan dasar Persepsi TKI di Korea Selatan terhadap minat bank syariah berdasarkan pengetauan khusus Jumlah responden berminat dan tidak berminat terhadap bank syariah di Korea Selatan Faktor-faktor yang memengaruhi minat responden terhadap bank syariah Alasan responden berminat terhadap bank syariah
2 3 6 11 17 17 18 18 19 20 21 21 24
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6
Jumlah penyebaran TKI periode 2011-2016 Jumlah penempatan TKI di beberapa kawasan tahun 2016 Akad-akad bank syariah Kerangka pemikiran Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin Jumlah responden berdasarkan agama
1 2 7 13 16 17
DAFTAR LAMPIRAN 1 2
Kuesioner Hasil Output
28 31
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang cukup banyak mengirimkan tenaga kerja ke luar negeri seperti ke Malaysia, Singapura dan di kawasan Asia lainnya serta ke kawasan Eropa dan Amerika. Tenaga Kerja Indonesia atau lebih dikenal dengan TKI dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kerja formal bagi para pekerja di kelembagaan seperti lembaga pemerintahan atau lembaga pendidikan lainnya dan tenaga kerja informal yaitu mereka yang bekerja sebagai buruh pabrik ataupun pembantu rumah tangga. Jumlah tenaga kerja yang disebar dan ditempatkan di luar negeri pun cukup banyak. Para tenaga kerja Indonesia tersebar kurang lebih di 145 Negara (BNP2TKI).
Sumber : BNP2TKI 2016 Gambar 1 Jumlah penyebaran tenaga kerja Indonesia periode 2011-2016 Pada Gambar 1 jumlah penyebaran tenaga kerja mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai ke tahun 2016, terutama pada tahun 2015 mengalami penurunan hampir setengah nya dari tahun 2014. Berbeda pada tahun 2011 sampai 2013 penyebaran tenaga kerja mengalami fluktuatif. Dengan jumlah tenaga kerja yang disebar ke luar Indonesia, tenaga kerja tersebut dibagi lagi untuk penempatannya. Ada yang ditempatkan di kawasan Asia, Timur Tengah, Amerika sampai ke Afrika. Pada Gambar 2 penempatan tenaga kerja di beberapa kawasan pada tahun 2016, sebanyak 211 047 tenaga kerja berada di kawasan Asia, urutan kedua berada pada kawasan Timur Tengah dan Afrika sebanyak 19 608, kemudian sebanyak 1 008 tenaga kerja berada di kawasan Eropa dan Australia, penyebaran tenaga kerja yang paling rendah berada di kawasan Amerika dengan jumlah 249 orang dan sisanya sebanyak 2 539 tersebar di beberapa kawasan lainnya.
2
Sumber : BNP2TKI 2016 Gambar 2 Jumlah penempatan tenaga kerja di beberapa kawasan tahun 2016 Gambar 2 menunjukan bahwa hampir sebagian besar tenaga kerja asal Indonesia yang tersebar di berbagai negara, paling banyak berada di kawasan Asia. Adapun negara-negara yang dituju oleh para tenaga kerja di kawasan Asia adalah Malaysia, Singapore, Korea Selatan, Hongkong dan lainnya seperti yang ada pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah tenaga kerja Indonesia di kawasan Asia tahun 2016 Negara Jumlah Malaysia 87 616 Taiwan 77 087 Singapore 17 700 Hongkong 14 434 Brunei Darussalam 8 152 Korea Selatan 5 912 Lainnya 146 Total 211 047 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dijuluki sebagai pahlawan devisa bagi negara. Hal ini muncul karena salah satu pemasukan yang terbilang cukup besar bagi Indonesia adalah kiriman uang dari para tenaga kerja ke negara asalnya atau sering dikenal dengan remitan atau remitansi. Remitansi yang diberikan oleh para tenaga kerja memiliki nominal yang besar dan fluktuatif. Remitansi tertinggi berasal dari para tenaga kerja di Malaysia, kemudian Taiwan, Hongkong, Singapore dan remitansi yang paling rendah berasal dari para tenaga kerja di Brunei Darussalam. Tabel 2 menunjukan jumlah remitansi TKI yang berada di kawasan Asia periode 2011-2016.
3
Tabel 2 Jumlah remitansi TKI di kawasan Asia periode 2011-2016 (dalam USD) Negara
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Malaysia
2 306 257 260
2 321 142 954
2 560 396 190
2 540 742 074
2 193 764 664
2 299 662 977
Taiwan
492 044 579
577 753 172
639 362 288
668 971 854
896 531 276
885 724 275
Hongkong
485 867 677
554 011 457
587 585 369
572 492 198
733 182 299
683 207 650
Singapore
261 004 803
307 940 241
324 382 931
302 516 893
300 646 876
289 346 410
Brunei Darussala m Korea Selatan
58 664 716
75 181 509
85 909 168
82 933 630
92 377 289
70 979 166
94 210 451
123 482 657
150 069 708
178 237 455
269 250 754
199 607 454
Sumber : Bank Indonesia 2016 Tabel 2 menunjukan jumlah remitansi yang dihasilkan oleh para tenaga kerja memiliki nominal yang cukup besar dengan kata lain bahwa penghasilan yang diterima oleh para tenaga kerjapun tidak sedikit. Penghasilan para tenaga kerja tidak hanya digunakan untuk biaya hidup di negara mereka bekerja saja tetapi ada juga yang mengirimkan ke sanak saudara atau keluarganya di Indonesia, dan ada yang digunakan untuk menabung ataupun kebutuhan dan transaksi lainnya. Sehingga kehadiran bank sebagai lembaga intermediasi sangat dibutuhkan guna membantu para tenaga kerja dalam memenuhi kebutuhanya seperti transfer, menabung dan melakukan transaksi perbankan lainnya terutama bank syariah bagi mereka yang muslim. Seorang muslim memang sudah seharusnya melakukan suatu hal berdasarkan hukum Islam, salah satunya termasuk dalam menggunakan bank syariah supaya tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan sesuai dengan syariat-syariat Islam. Lalu bagaimana para tenaga kerja melakukan transaksi perbankan sesuai syariat jika mereka berada di negara minoritas muslim. Dari negara-negara minoritas muslim yang berada di kawasan Asia tersebut, Korea Selatan memiliki peluang berkembangnya perbankan syariah. Jika dibandingkan dengan Hongkong dan Singapore, negara tersebut telah terdapat perkembangan tentang bank syariah disana dan sudah adanya bank syariah yang berdiri di negara tersebut. Sedangkan jika dibandingkan dengan Taiwan, memang Taiwan menempati urutan kedua dengan jumlah tenaga kerja terbanyak dan sama sama belum adanya bank syariah di negara tersebut. Tetapi, di Korea Selatan telah hadir bank konvensional dari Indonesia yang membuka cabangnya disana yaitu Bank Negara Indonesia (BNI). Pada akhir tahun 2015 BNI telah berhasil mendirikan cabangnya di Korea Selatan dan masih menjadi satu-satunya bank dari Indonesia yang berada disana. Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi bank syariah dari Indonesia untuk turut membuka cabang di Korea Selatan, terlebih lagi keberadaan bank syariah belum
4
ada di sana sedangkan jumlah muslim terus berkembang dimana terdapat 160 000 warga muslim di Korea Selatan (Korean Muslim Federation 2015). Sebanyak 160 000 warga muslim diantaranya adalah warga asli Korea Selatan dan pendatang yang didominasi oleh indonesia. Oleh karena itu, menghadirkan layanan perbankan syariah merupakan kesempatan yang baik yang dapat dimanfaatkan industri perbankan syariah nasional dalam membantu para TKI untuk melakukan transaksi perbankan seperti menabung, melakukan pinjaman, transfer, kliring, menabung untuk melaksanakan haji/umroh dan transkasi transaksi lainnya sesuai dengan syariat Islam. Jika keberadaan bank syariah sangat diminati di Korea Selatan tentunya keberadaan bank syariah ini tidak hanya untuk para TKI saja tapi bisa juga untuk warga negara Indonesia lainnya atau warga pendatang lainnya yang berada di Korea Selatan. Oleh karena itu, pengetahuan tenaga kerja Indonesia terkait perbankan syariah dan faktor-faktor yang memengaruhi minat tenaga kerja Indonesia terhadap bank syariah akan dianalisis dalam penelitian ini. Perumusan Masalah Korea Selatan merupakan salah satu negara minoritas muslim yang mempunyai peluang adanya bank syariah seiring dengan terus berkembangnya jumlah muslim disana dan cukup banyaknya WNI yang berdomisili di sana. Pada penelitian ini dengan jumlah TKI yang cukup banyak disana dan belum adanya bank syariah, tentu hal ini merupakan kesempatan bagi perbankan syariah dari Indonesia untuk mendirikan cabangnya dan menarik nasabah. Kemunculan bank syariah diharapkan dapat membantu TKI dalam melakukan transaksi keuangan dan perbankan sesuai prinsip-prinsip syariah yang sulit mereka dapatkan selama mereka berdomisili di negara minoritas muslim seperti Korea Selatan. Oleh karena itu peneliti menganggap begitu penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi minat para TKI terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan, pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana persepsi para TKI mengenai bank syariah? 2. Bagaimana minat para TKI terhadap bank syariah di Korea Selatan? 3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi minat para TKI terhadap bank syariah di Korea Selatan? Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi minat TKI terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan. 2. Mengidentifikasi persepsi para TKI di Korea Selatan tentang bank syariah. 3. Mengidentifikasi pengetahuan para TKI mengenai bank syariah.
5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi mengenai perbankan syariah baik di dalam ataupun di luar Indonesia. 2. Bagi pembaca, menjadi salah satu literature bagi peneliti lainnya yang membahas perbankan syariah di luar Indonesia. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi minat TKI terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan. Waktu dan tempat penelitian yang dilakukan yaitu pada tahun 2017 di Korea Selatan. Responden dalam penelitian ini mengacu kepada para tenaga kerja dari Indonesia di Korea Selatan.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Prof Verryn Stuart dikutip dari bukunya Bank Politic, bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit, baik dengan alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, dengan jalan mengedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral. Sedangkan menurut Hasibuan (2011), bank adalah badan usaha yang kekayaan terutama dalam bentuk asset keuangan (Financial Assets) serta bermotivasi profit dan juga sosial, jadi bukan mencari keuntungan saja. Bank Syariah Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum Islam dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariah Islam. Undang-Undang Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008 menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah
6
dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) (Ismail 2011). Adapun beberapa definisi perbankan syariah menurut para ahli adalah sebagai berikut : 1. Menurut Sudarsono (2004) Bank Syariah adalah lembaga keuangan negara yang memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya di dalam lalu lintas pembayaran dan juga peredaran uang yang beroperasi dengan menggunakan prinsip-prinsip syariah atau islam. 2. Bank Syariah adalah suatu bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum islam, yang dikembangkan pada abad pertenganhan islam dengan menggunakan konsep bagi resiko sebagai sistem utama dan meniadakan sistem keuangan yang didasarkan pada kepastian dan keuntungan yang telah ditentukan sebelumnya (Schaik 2001) 3. Dahlam (2004) mengemukakan bahwa Bank Syariah merupakan bank yang menjalankan usahanya berdasar prinsip-prinsip syariah yang didasarkan pada alquran dan hadits. Prinsip-prinsip Dasar Bank Syariah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementrian Keuangan (2015) menyampaikan mengenai prinsip-prinsip dasar dari perbankan syariah terdapat pada Tabel 3 Tabel 3 Prinsip-prinsip dasar bank syariah Prinsip Dasar Keterangan Loss and profit Bank syariah tidak menerapkan sistem bunga, tetapi sistem loss sharing and profit sharing. Dengan prinsip ini, maka bank syariah tidak menetapkan tingkat bunga tertentu bagi para penabung dan para debitur. Investasi
Bank syariah hanya bersedia membiayai investasi yang halal. Bank syariah lebih selektif dalam memiliki investasi yang akan dibiayainya. Faktor yang menjadi ukuran untuk dapat dibiayai oleh bank syariah bukan hanya faktor keuntungan, tetapi juga faktor kehalalan bidang usaha yang akan dibiayai.Prinsip ini yang membedakannya dengan bank konvensional tidak mempertimbangkan halal-tidaknya bidang usaha yang akan dibiayainya.
Orientasi
Bank syariah tidak hanya profit oriented, tetapi juga berorientasi pada falah. Falah memiliki cakupan yang sangat luas, yakni kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Orientasi pada falah ini pada akhirnya menuntun bank syariah untuk peduli terhadap usaha/bisnis yang dilaksanakan oleh nasabah sehingga antara keduanya dapat sama-sama mendapatkan manfaat atau keuntungan.
7
Prinsip Dasar Kemitraan
Keterangan Hubungan antara Bank syariah dan nasabah adalah atas dasar kemitraan (ta’awun). Dengan hubungan kemitraan ini maka tidak terdapat pihak yang merasa dieksploitasi oleh pihak lain.
Operasional
Seluruh produk dan operasional bank syariah didasarkan pada syariat. Produk bank syariah harus merupakan produk perbankan yang halal. Untuk menjaga agar produk dan operasional bank Islam tetap berada dalam koridor syariat, maka bank syariah dilengkapi/diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah.
Akad-akad Bank Syariah Ada yang membedakan antara bank syariah dengan bank konvensional selain bunga dan bagi hasil yaitu akad-akad yang terdapat pada bank syariah. Menurut Antonio (2001) perjanjian antara nasabah dan bank pada bank syariah berupa akad yang sesuai dengan syariat Islam. Contoh akad-akad pada bank syariah dapat dilihat pada Gambar 3 Akad - Akad Bank Syariah
Bagi Hasil
Jasa
1. Al-Musyarakah 2. Al-Mudharabah
1. Al-Wakalah 2. Al-Kafalah 3. Al-Hawalah Titipan
Sewa
Al-Wadiah
Al-Ijarah Jual Beli
1. Al-Murabahah 2. Bai’ as-Salam 3. Bai’ al-Istishna
Gambar 3 Akad-akad bank syariah 1.
Akad Bagi Hasil Al-Musyarakah adalah akad bagi hasil atau kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak membrikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
8
2.
Al-Mudharabah secara teknis adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan bersama dan kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian bukan kelalaian pengelola, tetapi jika kerugian akibat dari pengelola maka pengelola harus bertanggung jawab
Akad Titipan 1. Al Wadiah (Titipan atau Simpanan) adalah akad penitipan barang atau uang antara pihak yang mempunyai barang atau uang dan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta kebutuhan barang atau uang. Al wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendakinya. Akad Jual Beli 1. Al-Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Penjual memberi tahu harga belinya kepada pembeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya, dengan kata lain pembeli membayar dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. 2. Bai’ as-Salam atau dikenal dengan in-front payment sale adalah jual beli yang barangnya diserahkan di kemudian hari sedangkan pembayaran dilakukan di muka. 3. Ba’I al-Istishna merupakan kontrak antara penjual, pembeli, dan pembuat barang (tiga pihak). Pembeli memesan barang sesuai spesifikasi yang diinginkan kepada penjual lalu penjual tersebut mencari pihak yang bisa membuat barang pesanan pembeli tersebut, setelah barang pesanan jadi pembuat barang mengirimkan kepada penjual dan penjual kepada pembeli 1.
Akad Sewa Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri
Akad Jasa 1. Al-Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalam hal-hal yang diwakilkan, atau seseorang menunjuk orang lain sebagai wakilnya. 2. Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. 3. Al-Hawalah merupakan pengalihan hutang, artinya orang lain wajib menanggung hutang dari orang yang berhutang.
9
Preferensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009) preferensi diterjemahkan sebagai pilihan ataupun kecenderungan untuk memilih sesuatu daripada yang lain. Preferensi berasal dari kata preference (Inggris) yang artinya lebih suka. Preferensi merupakan istilah yang sering digunakan pada ilmu sosial, khususnya ekonomi. Ini mengasumsikan pilihan ralitas atau imajiner antara alternatif-alternatif dan kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut, berdasarkan kesenangan, kepuasan, gratifikasi, pemenuhan, kegunaan yang ada. Pada ilmu kognitif, preferensi individual memungkinkan pemilihan suatu tujuan atau goal. Kekuatan preferensi konsumen akan menentukan produk-produk apa yang mereka beli dan pendapatan mereka yang terbatas, dan juga permintaan untuk produk-produk. Preferensi juga diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu produk, barang, atau jasa yang dikonsumsi. Preferensi merupakan bagian dari komponen pembuat keputusan seorang individu. Komponen-komponen tersebut adalah perception (Persepsi), attitude (sikap), value (nilai), preference (Kecenderungan), dan satisfaction (kepuasan). Komponen tersebut saling mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Persepsi Dalam kamus besar bahasa Indonesia makna persepsi adalah pemahaman, penafsiran dan tanggapan individu proses untuk mengingat atau mengidentifikasi sesuatu. Persepsi menurut (Kotler 2000) adalah proses yang digunakan seseorang individu untuk memilih, mengelola, dan menafsirkan suatu input informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik tetapi juga rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Menurut Toha (2003) pada bukunya Perilaku Organisasi Konsep Dasar & Aplikasinya, persepsi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti pengetahuan dan informasi yang diperoleh. Menurut Kaplan persepsi adalah salah satu dari bentuk pemikiran manusia, sedangkan disisi lain adalah kepercayaan. Persepsi dapat dianggap sebagai penyebab dan berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Persepsi yang difungsikan sebagai salah satu alat problem solving dapat menjadi sarana jitu jika dimaksimalkan perannya. Semakin banyak alternatif persepsi yang ada di dalam pikiran manusia dalam menghadapi persoalan-persoalan kehidupan, maka akan semakin kaya pula kemungkinan untuk menyelesaikan masalah dengan baik, demikian pula sebaliknya. Tenaga Kerja Indonesia Menurut Pasal 1 bagian (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Tenaga Kerja Indonesia dibagi menjadi dua macam yaitu tenga kerja formal dan
10
tenaga kerja informal. Tenaga kerja formal merupakan tenaga kerja yang bekerja di lembaga pemerintahan atau instansi lainnya, sedangkan tenaga kerja informal meliputi buruh, asisten rumah tangga, dan lainnya. Menurut buku pedoman pengawasan perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia adalah warga negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang melakukan kegiatan di bidang perekonomian, sosial, keilmuan, kesenian, dan olahraga profesional serta mengikuti pelatihan kerja di luar negeri baik di darat, laut maupun udara dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja yaitu suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara lisan dan atau tertulis baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Riba Riba secara bahasa bermakna ziyadah atau tambahan. Dalam pegertian lain, riba juga berarti tumbuh dan berkembang (Saeed 1996). Adapun menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil atau lebih tegasnya lagi yaitu pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil. Riba sering diartikan juga sebagai penambahan-penambahan yang disyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya), karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang telah ditentukan. Landasan Hukum Riba Riba hukumnya adalah haram berdasarkan firman-firman Allah SWT dan sabda Rasulullah saw., di antaranya disebutkan di bawah ini: “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS. Ali Imran: 130). Sabda Rasulullah: “Satu dirham riba yang dimakan seseorang dengan sepengetahuannya itu lebih berat dosanya daripada tiga puluh enam berbuat zina” (HR. Ahmad dengan sanad shahih). Remitansi Pada mulanya istilah remitan (remittance) adalah uang atau barang yang dikirim oleh migran ke daerah asal, sementara migran masih berada di tempat tujuan (Connell 1976). Namun kemudian definisi ini mengalami perluasan, tidak hanya uang dan barang, tetapi keterampilan dan ide juga digolongkan sebagai remitan bagi daerah asal (Connell 1980). Remitan menurut Curson (1981) merupakan pengiriman uang, barang, ide-ide pembangunan dari perkotaan ke perdesaan dan merupakan instrumen penting dalam kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat. Dari segi ekonomi keberadaan remitan sangatlah penting karena mampu meningkatkan ekonomi keluarga dan juga untuk kemajuan bagi masyarakat penerimanya. Remitansi adalah transfer uang yang dilakukan pekerja
11
asing ke penerima di negara asalnya. Selain bantuan internasional, uang yang dikirimkan pekerja migran merupakan salah satu arus uang terbesar di negara berkembang. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menganalisis tentang faktor-faktor yang memengaruhi preferensi masyarakat terhadap Bank Syariah. Penelitian tersebut dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Ratnawati (2000), Haris (2015), Noor (2009), Bank Indonesia dan Institut Pertanian Bogor (2000) dan Nasution (2006). Ringkasan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4 : Tabel 4 Ringkasan penelitian terdahulu Peneliti Judul Ratnawati Potensi, Preferensi, dan (2000) Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Barat
Haris (2015)
Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi Nasabah Terhadap Bank Syariah di DKI Jakarta
Hasil Penelitian Hasil kesimpulannya bahwa kecenderungan terhadap bank konvensional lebih dominan dibandingkan bank syariah. Hal ini dikarenakan pertimbangan pelayanan, fasilitas, kredibilitas, dan status bank konvensional lebih baik daripada bank syariah. Pengetahuan masyarakat terhadap bank syariah baik yang berkaitan dengan sistem maupun jenis layanan/jasa masih dapat dikatakan rendah. Selain itu aksesibilitas/keberadaan bank syariah juga menjadi salah satu faktor yang menentukan keinginan masyarakat untuk mengadopsi bank syariah. Persepsi responden terhadap bank syariah sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari penilaian yang relatif baik terhadap bank syariah yaitu pada variabel pelayanan. Nilai terendah yaitu pada variabel promosi. Hal ini menunjukkan promosi bank syariah masih sangat kurang dalam hal penawaran hadiah dan kurangnya mempromosikan produk-produk bank syariah. Faktor-faktor yang memengaruhi responden memilih bank syariah yaitu variabel pendidikan, pengetahuan, pengeluaran, dan fasilitas.
12
Peneliti Noor (2009)
Judul Preferensi Masyarakat Pesantren Terhadap Bank Syaraiah (Studi Kasus DKI Jakarta)
Hasil Penelitian Secara umum faktor pengetahuan dan akses berpengaruh positif terhadap preferensi masyarakat dalam memilih serta menabung di perbankan syariah DKI Jakarta, sebaliknya faktor fasilitas dan profesionalitas berpengaruh negatif. Penyebab berpengaruh negatifnya fasilitas dan profesionalitas dilandasi dengan minimnya pengetahuan masyarakat pesantren terhadap bank syariah, terbukti dengan minimnya responden yang menjadi nasabah bank syariah.
Bank Indonesia dan Institut Pertanian Bogor (2000)
Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Sumatera Selatan
Hasil kesimpulannya bahwa pertimbangan masyarakat yang utama dalam memilih bank adalah: aksesibilitas, kredibilitas, profesionalisme pelayanan dan fasilitas pelayanan. Bunga/bagi hasil baik dalam penghimpunan dana maupun pembiayaan bukan menjadi pertimbangan utama. Sedangkan variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk mengadopsi bank syariah di sumatera selatan adalah pendidikan non formal bisnis, jenis pekerjaan, pertimbangan kemapanan dan profesionalisme pelayanan, posisi tokoh keagamaan, ketaatan beragama, persepsi terhadap bunga, kesan positif terhadap bank syariah dan keberadaan bank syariah.
Nasution (2006)
Analisis Potensi dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Wilayah Kota Medan
Preferensi terhadap keuntungan relatif mencerminkan pandangan responden tentang perbankan syariah yang memiliki nilai lebih jika dibandingkan denga bank konvensional dan penggunaan prinsip-prinsip syariah dalam operasional perbankan. Preferensi terhadap tingkat triabilitas yang menunjukan derajat keingin-tahuan masyarakat terhadap perbankan syariah menyatakan bahwa informasi mengenai bank syariah, sosialisasi dan prinsip perbankan syariah mudah mereka dapatkan.
13
Kerangka Pemikiran Perkembangan bank syariah saat ini sudah berkembang pesat baik di negara mayoritas muslim itu sendiri ataupun di negara minoritas muslim. Korea Selatan merupakan salah satu negara minoritas muslim yang belum terdapat bank syariah. Meskipun belum adanya bank syariah disana tetapi Korea Selatan mempunyai peluang untuk berkembangnya bank syariah dengan terus berkembangnya jumlah muslim dan banyaknya jumlah tenaga kerja dari Indonesia yang bekerja di Korea Selatan. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi minat par tenaga kerja Indonesia terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan. Minat Tenaga Kerja Indoensia terhadap keberadaan bank syariah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah pengetahuan dasar, triabilitas dan pengetahuan khusus mengenai akad-akad bank syariah. Diagram kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 4. Belum tercapainya target pangsa pasar bank syariah di Korea Selatan
Persepsi TKI terhadap Keberadaan Bank Syariah di Korea Selatan
Identifikasi Faktor faktor yang Memengaruhi Minat
Triabilitas
Pengetahuan Dasar
Gambar 4 Kerangka pemikiran
Pengetahuan Khusus
14
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang memengaruhi minat tenaga kerja Indonesia terhadap keberadaan bank syariah ini akan dilakukan di Negara Korea Selatan. Pemilihan lokasi dengan sengaja (purposive) dilakukan dengan pertimbangan bahwa Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan penempatan dan penyebaran TKI yang banyak untuk bekerja dan memliki peluang yang bagus untuk berkembangnya bank syariah ataupun ekonomi Islam. Penelitian dilakukan selama bulan Februari-Maret 2017. Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer, yaitu data yang diteliti dan dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumbernya, data primer dalam penelitian ini berupa kuesioner online kepada para responden yang merupakan tenaga kerja asal Indonesia. Sedangkan data sekunder, yaitu data yang pengumpulannya bukan dari usaha sendiri, melainkan oleh pihak lain. Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini didapatkan dari data yang dimiliki oleh KBRI di Korea Selatan, Badan Pusat Statistik, BNP2TKI, Bank Indonesia, Korean Muslim Federation (KMF), buku, jurnal, dan skripsi. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case study) melalui kuisioner kepada para tenaga kerja dari Indonesia yang berdomisili di Korea Selatan. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu prosedur yang dilakukan oleh peneliti dalam memilih contoh berdasarkan pertimbangan terkait dengan karakteristik yang cocok berkaitan dengan TKI yang diperlukan untuk menjawab penelitian (Juanda 2009). Populasi sampel dalam penelitian ini adalah para tenaga kerja dari Indonesia yang berdomisili di Korea Selatan sebanyak 60 orang responden. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan analisis kuantitatif dan pendekatan analisis kualitatif. Pendekatan analisis kuantitatif digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk tabel, sedangkan pendekatan analisis kualitatif digunakan untuk mengumpulkan data-data fakta dari hasil kuesioner yang didapat dari Tenaga Kerja Indonesia.
15
Analisis Persepsi TKI terhadap Bank Syariah Metode yang digunakan untuk menganalisis persepsi TKI terhadap keberadaan Bank Syariah adalah analisis deskriptif, yaitu dengan melihat skor persepsi TKI terhadap keberadaan Bank Syariah. Sampel dalam analisis ini adalah tenaga kerja Indonesia yang berada di Korea Selatan. Penilaian atas persepsi TKI terhadap keberadaan Bank Syariah menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, atau persepsi seseorang mengenai gejala sosial tertentu. Rumusan skala likert yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut: 5 = Sangat Setuju 4 = Setuju 3 = Ragu-ragu 2 = Tidak Setuju 1 = Sangat Tidak Setuju Responden memilih satu dari skala likert yang tersedia pada setiap pernyataan di kuesioner (Lampiran 1). Pernyataan-pernyataan yang terdapat pada kuesioner dikelompokkan menjadi variabel triabilitas, pengetahuan dasar dan pengetahuan khusus. Skala yang dipilih responden merupakan keadaan yang paling sesuai dengan responden. Hasil keseluruhan jawaban responden untuk setiap variabel diolah menggunakan Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai mean dari setiap variabel. Nilai mean tersebut yang akan dikategorikan dan dianalisis secara deskriptif. Kategori nilai mean yang digunakan adalah sebagai berikut: 1 – 1.8 = Sangat Tidak Baik 1.81 – 2.6 = Tidak Baik 2.61 – 3.4 = Sedang 3.41 – 4.2 = Baik 4.21 – 5.0 = Sangat Baik Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat TKI terhadap Bank Syariah di Korea Selatan Metode yang akan digunakan dalam menganalisa faktor-faktor yang memengaruhi minat TKI terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan adalah model regresi logistik atau yang sering disebut logit yang merupakan bagian dari analisis regresi. Analisis ini mengkaji hubungan pengaruh peubah penjelas terhadap peubah respon melalui model persamaan matematis tertentu (Firdaus et al 2011). Secara umum analisis regresi logistik menggunakan peubah penjelasnya, yang dapat berupa perubah kategorik maupun peubah numerik untuk menduga besarnya peluang kejadian tertentu dari katagori peubah respon. Model logit diturunkan berdasarkan fungsi peluang logistik kumulatif yang dispesifikasikan sebagai berikut (Juanda 2009) : 1 Pi F ( Zi) F ( Xi) ………………………………….(1) ( Xi ) 1 e Keterangan : Pi = Minat TKI terhadap bank syariah (1 jika berminat terhadap keberadaan bank syariah, 0 jika tidak berminat)
16
α βi X1 X2 X3 X4 X5
= Intersep = Parameter peubah Xi = Triabilitas = Pengetahuan dasar = Pengetahuan khusus = Pendapatan = Pengeluaran
Odds ratio digunakan sebagai peluang terjadinya pilihan 1 (berminat terhadap keberadaan bank syariah) terhadap peluang terjadinya pilihan 0 (tidak berminat terhadap keberadaan bank syariah). Nilai odds yang semakin besar menunjukkan peluang TKI berminat terhadap keberadaan bank syariah semakin besar. Nilai odds merupakan indikator kecenderungan nasabah untuk menentukan pilihan 1 (berminat terhadap keberadaan bank syariah). Pi ……………………………………(2) 1 Pi Keterangan : Pi = Rasio peluang terjadinya pilihan 1 HASIL DAN PEMBAHASAN Karaketristik Responden Jenis Kelamin Responden yang dijadikan objek dalam penelitian ini merupakan tenaga kerja di Busan, Korea Selatan yang berasal dari Indonesia. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 60 orang. Responden didominasi oleh responden laki laki sebanyak 41 orang dan responden perempuan sebanyak 19 orang. Pada Gambar 5 dapat dilihat persentase yang menunjukan jumlah responden dalam penelitian ini.
Gambar 5 Jumlah responden berdaasarkan jenis kelamin
17
Usia Karakteristik responden dari segi usia dalam penelitian ini cukup beragam, yaitu pada rentang 20-38 tahun. Persentase terbesar terdapat pada rentang usia 20 - 25 tahun yaitu sebanyak 32 orang responden, kemudian pada rentang usia 26 30 tahun sebanyak 32 orang responden, pada rentang usuia 31 - 35 tahun terdapat 3 orang responden dan 36 - 40 tahun terdapat 3 orang responden. Tabel 5 Jumlah responden berdasarkan usia Usia Jumlah 20 - 25 tahun 32 26 - 30 tahun 21 31 - 35 tahun 3 36 - 40 tahun 4 Total 60
Persentase (%) 53.3 35 5 6.7 100
Agama Jika dilihat pada Gambar 6 menunjukan bahwa dari 60 responden yang ada pada penelitian ini sebagian besar beragama Islam sebanyak 54 orang, Katolik terdapat 3 orang kemudian Protestan terdiri dari 2 orang dan seorang yang beragama Hindu.
Gambar 6 Jumlah responden berdasarkan agama Pendapatan Mayoritas responden memiliki pendapatan antara Rp 5 000 000,00 - Rp 10 000 000,00 perbulannya, kemudian ada responden yang berpendapatan lebih dari Rp 10 000 000,00 perbulannya dan ada responden yang berpendapatan kurang dari Rp 5 000 000,00 perbulannya. Pada Tabel 6 menunjukan jumlah responden dengan pendapatan yang dimiliki setiap bulannya. Tabel 6 Karakteristik Responden berdasarkan pendapatan perbulannya Pendapatan per Bulan Jumlah Persentase (%) < Rp 5 000 000,00 18 30 Rp 5 000 000,00 - Rp 10 000 000,00 22 36.7 > Rp 10 000 000,00 20 33.3 Total 60 100
18
Pengeluaran Mayoritas responden memiliki pengeluaran dibawah Rp 5 000 000,00 perbulannya, ada pula responden yang memiliki pengeluaran antara Rp 5 000 000,00 - Rp 10 000 000,00 perbulannya dan ada responden yang memiliki pengeluaran lebih dari Rp 10 000 000,00 perbulannya. Tabel 7 menunjukan jumlah responden dengan pengeluaran yang dilakukan setiap bulannya. Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran perbulannya Pengeluaran per Bulan Jumlah Persentase (%) < Rp 5 000 000,00 40 66.7 Rp 5 000 000,00 - Rp 10 000 000,00 17 28.3 > Rp 10 000 000,00 3 5 Total 60 100 Persepsi Tenaga Kerja Indonesia di Korea Selatan terhadap Minat Bank Syariah Sebagai langkah awal, perlu dielaborasi persepsi para tenaga kerja Indonesia sebagai calon user bank syariah terhadap kemungkinan dibukanya bank syariah di negeri ginseng, Korea Selatan. Hasil mengenai persepsi dari tenaga kerja Indonesia yang berada di Korea Selatan terhadap minat bank syariah adalah sebagai berikut. Triabilitas Hasil keseluruhan jawaban responden untuk setiap variabel diolah untuk mendapatkan nilai mean dari setiap variabel. Dari 60 responden yang diteliti pada penelitian ini, setelah dididapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 8 Persepsi TKI di Korea Selatan terhadap minat bank syariah dilihat dari triabilitas Pernyataan Skor Minimal Skor Maksimal Rata-rata Informasi mengenai bank 1 5 3.7 syariah sulit didapatkan Informasi mengenai prinsip 1 5 3.6 bank syariah sulit didapatkan Sosialisasi mengenai bank 1 5 3.8 syariah jarang dilakukan Total 3 15 11.1 Rata-rata 1 5 3.7 Keterangan : 1 – 1.8 = Sangat Tidak Setuju 1.81 – 2.6 = Tidak Setuju 2.61 – 3.4 = Kurang Setuju 3.41 – 4.2 = Setuju 4.21 – 5.0 = Sangat Setuju
19
Hasil olah data pada variabel triabilitas seperti yang ditunjukan Tabel 8 pada pernyataan yang menyatakan bahwa informasi mengenai bank syariah sulit didapatkan memiliki nilai mean 3.7 yang artinya para tenaga kerja setuju bahwa informasi mengenai bank syariah memang masih sulit didapatkan. Pada pernyatan kedua nilai mean sebesar 3.6 yang artinya para tenaga kerja Indonesia setuju bahwa informasi mengenai prinsip bank syariah masih sulit didapatkan. Pernyataan terakhir memiliki nilai mean yang tertinggi sebesar 3.8 yang artinya para tenaga kerja setuju bahwa sosialisasi mengenai bank syariah masih jarang dilakukan. Tenaga kerja Indonesia masih jarang mendapatkan sosialisasi mengenai bank syariah sehingga informasi yang didapatkan pun masih minim. Sehingga dapat disimpulkan bahwa triabilitas atau tingkat pencarian informasi mengenai bank syariah di Korea Selatan masih rendah. Pengetahuan Dasar Hasil keseluruhan jawaban responden untuk setiap variabel diolah untuk mendapatkan nilai mean dari setiap variabel. Dari 60 responden yang diteliti pada penelitian ini, setelah dididapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 9 Persepsi TKI di Korea Selatan terhadap minat bank syariah dilihat dari pengetahuan dasar Pernyataan Skor Minimal Skor Maksimal Rata-rata Mengetahui pengertian riba 1 5 3.9 Mengetahui loss and profit 1 5 3.4 sharing Mengetahui perbedaan bank 1 5 3.5 syariah dan bank konvensional Mengetahui prinsip halal dan 1 5 3.3 haram pada bank syariah Total 4 20 14.1 Rata-rata 1 5 3.5 Keterangan : 1 – 1.8 = Sangat Tidak Baik 1.81 – 2.6 = Tidak Baik 2.61 – 3.4 = Kurang Baik 3.41 – 4.2 = Baik 4.21 – 5.0 = Sangat Baik Pada skor variabel pengetahuan dasar pada Tabel 9 menunjukan bahwa pengetahuan dasar tenaga kerja Indonesia mengenai riba memiliki nilai mean sebesar 3.9 dan perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional memiliki nilai mean 3.5. Hal ini berarti pengetahuan dasar tenaga kerja mengenai riba dan perbedaan bank syariah dengan bank konven dapat dikategorikan baik atau para tenaga kerja telah mengetahuinya. Pengetahuan tenaga kerja mengenai prinsip halal dan haram pada bank syariah memiliki nilai mean sebesar 3.3 dan pengetahuan mengenai loss and profit sharing pun memiliki nilai mean 3.4.
20
Kedua pernyataan tersebut dapat dikategorikan kurang baik atau pengetahuan tenaga kerja mengenai kedua hal tersebut masih kurang mengetahui dengan baik. Nilai mean paling tinggi dari variabel pengetahuan dasar terdapat pada pernyataan yang menyatakan bahwa tenaga kerja Indonesia mengetahui mengenai riba dengan nilai mean sebesar 3.9 yang dapat dikategorikan mengetahui dengan baik. Pengetahuan Khusus Hasil keseluruhan jawaban responden untuk setiap variabel diolah untuk mendapatkan nilai mean dari setiap variabel. Dari 60 responden yang diteliti pada penelitian ini, setelah dididapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 10 Persepsi TKI di Korea Selatan terhadap minat bank syariah dilihat dari pengetahuan khusus Pernyataan Skor Minimal Skor Maksimal Rata-rata Mengetahui tentang akad 1 5 2.7 mudharabah Mengetahui tentang akad 1 5 2.8 musyarakah Mengetahui tentang akad 1 5 2.8 murabahah Mengetahui tentang akad 1 5 2.9 wadiah Mengetahui tentang akad bai’ 1 5 2.7 as salam Mengetahui tentang akad bai’ 1 5 2.6 al istishna Mengetahui tentang akad 1 5 2.8 ijarah Mengetahui tentang akad 1 5 2.6 hawalah Mengetahui tentang akad 1 5 2.6 kafalah Mengetahui tentang akad 1 5 2.6 wakalah Total 10 50 27.1 Rata-rata 1 5 2.71 Keterangan : 1 – 1.8 = Sangat Tidak Baik 1.81 – 2.6 = Tidak Baik 2.61 – 3.4 = Kurang Baik 3.41 – 4.2 = Baik 4.21 – 5.0 = Sangat Baik Hasil dari olah data pada Tabel 10 menunjukan mengenai pengetahuan khusus para tenaga kerja Indonesia mengenai akad-akad pada bank syariah. Tabel 10 menunjukan bahwa secara keseluruhan pengetahuan responden mengenai
21
akad-akad bank syarih dapat dikategorikan masih kurang baik atau kurang mengetahui, hal ini dilihat pada skor rata-rata secara keseluruhan dari pengetahuan khusus sebesar 2.71 . Pada akad bai’ al istishna, akad hawalah, akad kafalah dan akad wakalah memiliki nilai mean sebesar 2.6 artinya pengetahuan para tenaga kerja mengenai akad-akad tersebut dapat dikategorikan tidak baik atau tidak mengetahui. Hal ini dapat terjadi mungkin karena akad-akad tersebut masih sedikit bila dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam perbankan. Pada akad mudharabah dan akad bai’as salam memiliki nilai mean sebesar 2.7 dikategorikan kurang baik atau kurang mengetahui mengenai akad-akad tersebut. Nilai mean ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan akad bai’ al istishna, akad-akad jasa yang memiliki nilai mean 2.6 . Pada akad musyarakah, akad murabahah dan akad ijarah memiliki nilai mean 2.8 yang berarti pengetahuan para tenaga kerja masih kurang baik atau kurang mengetahui tentang akad tersebut. Nilai mean tertinggi dari variabel pengetahuan khusus terdapat pada pernyataan mengenai akad wadiah atau akad titipan. Hal ini dapat terjadi karena mungkin kad wadiah ini sudah sering dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam perbankan. Walaupun pernyataan mengenai akad wadiah memiliki nilai paling tinggi diantara semua pernyataan, tetapi nilai mean yang sebesar 2.9 masih dapat dikategorikan kurang baik atau para tenaga kerja masih kurang mengetahui mengenai akad wadiah ini. Minat Tenaga Kerja Indonesia Terhadap Bank Syariah di Korea Selatan Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang diharapkan bisa membantu masyarakat dari kalangan manapun dalam melakukan transaksi perbankan yang berbasis prinsip-prinsip islami. Perkembangan bank islam ini pun semakin meningkat, namun tidak semua lapisan masyarakat mengetahui tentang perbankan syariah. Minimnya pengetahuan dan pemahaman mereka mengenai bank syariah tidak menutup keinginan mereka dalam menggunakan bank syariah, terlebih lagi bagi mereka yang berada di luar Indonesia atau berada di negara minoritas muslim,pasti cukup sulit untuk menemukan bank syariah di sana. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi minat tenaga kerja Indonesia terhadap bank syariah di Korea Selatan dalam penelitian ini diolah dengan metode regresi logistik multinomial, berikut merupakan hasil pendugaan parameter dari model logit yang menunjukan jumlah tenaga kerja yang berminat dan yang tidak berminat terhadap bank syariah di Korea Selatan. Tabel 11 Jumlah responden berminat dan tidak berminat terhadap bank syariah di Korea Selatan Observasi Prediksi Percent Correct Tidak Berminat Berminat Tidak Berminat 11 7 61.1 Berminat 2 40 95.2 Overall Percentage 85.0 Dari data pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa dari 60 tenaga kerja, sebanyak 42 orang berminat terhadap bank syariah dan sisanya sebanyak 18 orang tidak
22
berminat terhadap bank syariah. Tabel 11 menunjukan bahwa model mampu mengklasifikasikan responden yang tidak berminat terhadap keberadaan bank syariah sebesar 61.1 persen dan model mampu mengklasifikasikan responden yang berminat terhadap keberadaan bank syariah sebesar 95.2 persen. Nilai overall percentage yang diperoleh adalah sebesar 85 persen artinya model pun mampu mengklasifikasikan secara keseluruhan responden yang berminat dan tidak berminat terhadap keberadaan bank syariah sebesar 85 persen. Hal ini berarti secara keseluruhan model yang digunakan sudah baik dan dapat menjelaskan kondisi pada penelitian ini dengan baik. Faktor-faktor yang Memengaruhi Responden terhadap Bank Syariah di Korea Selatan Setelah dilakukan elaborasi persepsi para tenaga kerja Indonesia terhadap minat bank syariah di Korea Selatan selanjutnya menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi minat tenaga kerja terhadap bank syariah di Korea Selatan. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa variabel yang memengaruhi minat para tenaga kerja adalah variabel triabilitas, pengetahuan dasar dan pengetahuan khusus. Tabel 12 Faktor-faktor yang memengaruhi minat responden terhadap bank syariah di Korea Selatan Variabel Parameter P-Value Odds Ratio Triabilitas
1,356
0.019*
3.879
Pengetahuan Dasar
1.649
0.008*
5.200
Pengetahuan Khusus
-1.380
0.021*
0.251
Pendapatan
-0.239
0.666
0.787
Pengeluaran
0.023
0.977
1.023
Ket : Signifikan pada taraf nyata 5%
Pengaruh Triabilitas terhadap Minat Tenaga Kerja Indonesia terhadap Bank Syariah di Korea Selatan Variabel triabilitas memiliki koefisien positif dan berpengaruh signifikan pada taraf 5 persen dengan odds ratio sebesar 3.879. Pada penelitian ini hasil triabilitas masih menunjukan hasil yang kurang memuaskan, yakni triabilitas atau pencarian informasi mengenai bank syariah di Korea Selatan dapat dikatakan masih rendah karena masih sulit didapat dan jarang dilakukan sosialisasi. Hal yang menarik adalah ketika triabilitas meningkat yang mana pada penelitian ini, semakin meningkat triabilitas artinya semakin sulit informasi dan sosialisasi yang didapat maka peluang tenaga kerja berminat terhadap bank syariah meningkat sebesar 3.879. Hal ini dapat terjadi karena di Korea Selatan sendiri belum ada bank syariah berdiri sehingga informasi dan sosialisasi masih sangat minim, hal ini justru membuat para tenaga kerja memiliki rasa keinginan tahuan yang tinggi mengenai bank syariah atau dapat dikatakan para tenaga kerja penasaran terhadap
23
bank syariah. Jadi, meskipun sosialisasi dan informasi terbatas tidak menurunkan minat tenaga kerja terhadap bank syariah di Korea Selatan. Pengaruh Pengetahuan Dasar terhadap Minat Tenaga Kerja Indonesia terhadap Bank Syariah di Korea Selatan Variabel pengetahuan dasar memiliki koefisien positif dan berpengaruh signifikan pada taraf 5 persen dengan odds ratio sebesar 5.200, artinya semakin tinggi pengetahuan dasar responden mengenai bank syariah maka semakin besar peluang responden berminat terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan sebesar 5.200 kali, karena tingkat pengetahuan yang tinggi akan memengaruhi keputusan responden untuk lebih berminat terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan, keputusan ini dipengaruhi oleh pengetahuan responden tentang perbedaan bank konvensional dan bank syariah, pemahaman responden mengenai riba, pemahaman responden mengenai sistem bagi hasil, dan pemahaman responden mengenai halal dan haram pada bank syariah. Hal ini sesuai dengan penelitian Noor (2009) bahwa pengetahuan berpengaruh positif dengan dengan preferensi masyarakat dalam memilih bank syariah dan juga penelitian Mukti (2014) bahwa nasabah memilih menggunakan bank syariah dipengaruhi oleh pengetahuan responden tentang perbedaan bank konvensional dan bank syariah, keyakinan responden akan haramnya hukum riba, dan pemahaman responden tentang konsep bagi hasil Pengaruh Pengetahuan Khusus terhadap Minat Tenaga Kerja Indonesia terhadap Bank Syariah di Korea Selatan Variabel pengetahuan khusus memiliki koefisien negatif dan berpengaruh signifikan pada taraf 5 persen dengan odds ratio sebesar 0.251. Pada pengetahuan khusus ini adal yang menarik karena hasil penelitian menunjukan semakin meningkatnya pengetahuan khusus tentang akad-akad ini justru membuat minat para tenaga kerja akan menurun. Hal ini dapat terjadi karena para tenaga kerja banyak melihat ketidaksinkronan antara apa yang mereka ketahui dengan praktek bank syariah. Sebagai contoh mereka yang mengetahui bahwa pada akad murabahah diperbolehkan adanya negosiasi marjin profit namun masih ada bank yang tidak membuka ruang negosiasi. Hal ini cenderung akan membuat minat para tenaga kerja menurun untuk menggunakan atau memanfaatkan layanan bank syariah. Ini tentu harus mendapat perhatian para praktisi perbankan syariah. Terlepas dari kesulitan yang dihadapi bank syariah namun sebagian masyarakat menginginkan adnya praktik negosiasi yang baik terutama negosiasi marjin. Bahwa ujungnya marjin yang disepakati sesuai dengan keinginan bank, namun membuka ruang negosiasi akan berdampak positif terhadap minat tenaga kerja untuk menggunakan bank syariah. Alasan Tenaga Kerja Berminat terhadap Bank Syariah di Korea Selatan Berdasarkan penelitian yang dilakukan meskipun informasi dan sosialisasi tentang bank syariah masih sulit didapatkan dan pengetahuan mengenai akad-akad bank syariah masih minim tetapi sebagian besar responden berminat terhadap
24
keberadaan bank syariah di Korea Selatan. Tabel 13 menunjukan alasan alasan responden yang berminat terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan. Tabel 13 Alasan responden berminat terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan Alasan Jumlah Persentase (%) Agama / Menghindari Riba
27
45
Membantu dalam hal keuangan dan perbankan
10
16.7
Bank syariah lebih baik
1
1.7
Rasa ingin tau/mencoba
2
3.3
Memperkenalkan sistem keuangan Islam
2
3.3
Total
42
70
Dari hasil penelitian yang dilakukan alasan responden yang berminat terhadap bank syariah berbeda-beda. Mayoritas responden berminat terhadap keberadaan bank syariah karena untuk menghindari riba hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden telah mengetahui tentang riba. Alasan kedua karena responden berharap dengan adanya bank syariah di Korea Selatan dapat membantu responden khususnya responden pada penelitian ini yaitu para TKI dalam hal keuangan ataupun transaksi perbankan lainnya. Responden lainnya berpendapat bahwa bank syariah itu lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional sehingga mereka berminat terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan. Adapun responden yang berminat terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan dikarenakan rasa ingin tahu mereka atau keinginan mereka untuk mencoba menggunakan bank syariah dan alasan lainnya karena ingin memperkenalkan sistem keuangan Islam di Korea Selatan. Kesimpulan 1. 2. 3.
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Persepsi tenaga kerja Indonesia di Korea Selatan terhadap minat bank syariah di Korea Selatan dapat dikatakan baik atau bagus. Sebesar 70% tenaga kerja pada penelitian ini atau sebanyak 42 orang berminat terhadap bank syariah di Korea Selatan. Faktor-faktor yang memengaruhi minat tenaga kerja terhadap bank syariah adalah variabel triabilitas, variabel pengetahuan dasar dan variabel pengetahuan khusus. Saran
Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang memengaruhi minat tenaga kerja Indonesia terhadap bank syariah, saran yang dapat diajukan adalah : 1. Masyarakat masih perlu diberikan edukasi dan sosialisasi mengenai bank syariah terutama bagi masyarakat yang berada di negara minoritas muslim dan sulit mendapat informasi atau pemahaman tentang bank syariah.
25
2. 3. 4.
Adanya kajian komprehensif dan menyeluruh agar industri perbankan syariah tidak salah melangkah. Meningkatkan pengetahuan dasar bagi para tenaga kerja supaya minatnya terhadap bank syariah semakin meningkat lagi. Jika dilihat dari variabel pengetahuan khusus minat tenaga kerja menurun. Hal ini dapat diakibatkan karena ketidaksinkronan atas apa yang mereka ketahui mengenai teori dan praktik perbankan syariah. Sehingga perlu adanya regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan dalam mengakomodir bank syariah supaya prakteknya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
26
DAFTAR PUSTAKA Antonio MS. 2001. Islamic Banking: Bank Syariah, Dari Teori ke Praktik. Jakata (ID): Gema Insani & Tazkia Cendekia Beik IS, Hapsari FT. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nasabah Non-Muslim dalam Menggunakan Jasa Bank Syariah di DKI Jakarta [Journal]. Indonesia [BI] Bank Indonesia. 2016. Remitansi Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2011-2016. Jakarta (ID) : Bank Indonesia. [BI] Bank Indonesia. 2004. Potensi, Preferensi, & Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Sumatera Selatan. Jakarta (ID): Direktorat Perbankan Syariah bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor. [BI] Bank Indonesia. 2004. Potensi, Preferensi, & Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Kalimantan Selatan. Jakarta (ID): Direktorat Perbankan Syariah bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor [BNP2TKI] Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. 2016. Data Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia 2016. Jakarta (ID): BNP2TKI [BPPK Kemenkeu] Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementrian Keuangan. 2015. Mengenal Prinsip Dasar Bank Syariah. Jakarta (ID) : Kementrian Keuangan. Connel. 1976. Remittance and Rural Development: Migration, Dependency, and Unequality in The South Pacific. Development Studies Center. Occasional Paper No 22 : The Australian National University Dahlan S. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Firdaus M, Harmini, Afendi FM. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press Firdaus M dan A Farid M. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press Haris M. 2015. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi Nasabah Terhadap Bank Syariah di DKI Jakarta [Skripsi]. Bogor (ID): Indstitut Pertanian Bogor Hasibuan, H. Malayu SP, Dasar – Dasar Perbankan, Cetakan Kesebelas, PT.Bumi Aksara, jakarta, 2011 Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta (ID): Kencana Juanda B. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB Press Kotler, Plilip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Mileinium. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia Mukti LK. 2014. Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi Mahasiswa IPB Terhadap Tabungan Syrariah [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Nasution AR. 2006. Analisis Potensi dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Wilayah Kota Medan [Thesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
27
Noor F. Sanrego YD. 2009. Preferensi Masyarakat Pesantren Terhadap Bank Syariah : Studi Kasus di DKI Jakarta [Skripsi]. Bogor (ID): Tazkia Islamic Bussines and Finance Review. Ratnawati A. 2000. Potensi, Preferensi, & Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Barat. Jakarta (ID): Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor Republika. 2017. KMF: Populasi Muslim Korea Terus Bertambah [Internet]. [Diunduh pada Februari 2017]. Terserdia pada http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/01/25/ okc6dz313-kmf-populasi-muslim-korea-terus-bertambah Saeed A. 1996. Islamic Banking and Interest: A Study of the prohibition of Riba and its Contemporary Intepretation. Leiden: EJ Brill. Schaik. 2001. Pengertian Bank syariah [Internet]. tersedia pada http://antoyunianto.blog.com/2010/10/18/bank-syariah Sudarsono H. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta (ID): Ekonisia
28
Lampiran 1 Kuesioner penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) TERHADAP BANK SYARIAH DI KOREA SELATAN A. Identitas 1. 2. 3. 4. 5.
6.
7.
8.
Nama Lengkap : Jenis Kelamin : a. Laki laki b. Perempuan Usia : Alamat saat ini : Agama : a. Islam b. Katolik c. Protestan d. Budha e. Hindu f. Lainnya…… Pendidikan Terakhir : a. Sekolah Dasar b. Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat c. Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat d. Diploma (D3) e. Sarjana (S1) f. Lainnya…….. Pendapatan perbulan : (Dalam rupiah) a. < 5.000.000 b. 5.000.000 - 10.000.000 c. >10.000.000 Pengeluaran perbulan: (Dalam rupiah) a. < 5.000.000 b. 5.000.000 - 10.000.000 c. >10.000.000
B. TRIABILITAS Petunjuk Berilah tanda (√) pada jawaban yang Anda anggap sesuai. Keterangan : SS: Sangat Setuju , S: Setuju , R: Ragu-ragu TS: Tidak Setuju , STS: Sangat Tidak Setuju No Pertanyaan SS S R TS STS . 1. Informasi mengenai Bank Syariah sulit didapatkan
29
2.
Informasi mengenai prinsip syariah sulit didapatkan
3.
Sosialisasi mengenai prinsip syariah masih jarang dilakukan
C. PENGETAHUAN DASAR MENGENAI PERBANKAN SYARIAH Petunjuk Berilah tanda (√) pada jawaban yang Anda anggap sesuai. Keterangan : SM: Sangat Mengetahui, M: Mengetahui, R: Ragu, TM: Tidak Mengetahui, STM: Sangat Tidak Mengetahui No . 1.
Pertanyaan
SM
M
R
TM
STM
Apakah Anda mengetahui apa itu riba
2.
Apakah Anda mengetahui apa itu loss and profit sharing (sistem bagi hasil)
3.
Apakah Anda mengetahui perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional
4.
Seberapa tahu Anda mengetahui tentang prinsip halal dan haram dalam perbankan
D. PENGETAHUAN TENTANG AKAD-AKAD BANK SYARIAH Petunjuk Berilah tanda (√) pada jawaban yang Anda anggap sesuai. Keterangan : SM: Sangat Mengetahui, M: Mengetahui, R: Ragu, TM: Tidak Mengetahui, STM: Sangat Tidak Mengetahui No . 1. 2.
Pertanyaan Apakah Anda mengetahui tentang prinsip Bagi Hasil/Mudharabah? Apakah Anda mengetahui tentang prinsip Bagi Hasil/Musyarakah
3.
Apakah Anda mengetahui tentang prinsip Jual Beli/Murabahah
4.
Apakah Anda mengetahui tentang prinsip TItipan/Simpanan/Wadiah
SM
M
R
TM
STM
30
5.
Apakah Anda mengetahui tentang prinsip Jual Beli/Ba’I as-Salam
6.
Apakah Anda mengetahui tentang prinsip Jual beli/ba’I istishna
7.
Apakah Anda mengetahui tentang prinsip Sewa/Ijarah
8.
Apakah Anda mengetahui tentang prinsip Jasa/Hawalah
9.
Apakah Anda mengetahui tentang prinsip Jasa/Kafalah
10.
Apakah Anda mengetahui tentang prinsip Jasa/Wakalah
E. MINAT TERHADAP KEBERADAAN BANK SYARIAH DI KOREA SELATAN 1. Apakah Anda berminat terhadap keberadaan bank syariah di Korea Selatan? 2. Apa alasan Anda jika menjawab berminat ataupun tidak berminat?
31
Lampiran 2 Hasil olahan dan regresi logistik Case Processing Summary N Y
tidak berminat berminat
18 42 60 0 60 39a
Valid Missing Total Subpopulation
Marginal Percentage 30,0% 70,0% 100,0%
a. The dependent variable has only one value observed in 36 (92,3%) subpopulations.
Model
Intercept Only Final
Model Fitting Information Model Fitting Likelihood Ratio Tests Criteria -2 Log Chi-Squar Likelihood e df Sig. 68,334 38,623 29,711 5 ,000
Parameter Estimates Y
a
B -3,430
Std. Error 2,031
Wald 2,853
1,356
,578
PD
1,649
PK
1
Sig. ,091
5,507
1
,019
3,879
1,250
12,037
,620
7,060
1
,008
5,200
1,541
17,544
-1,380
,598
5,322
1
,021
,251
,078
,813
PND
-,239
,554
,187
1
,666
,787
,266
2,330
PNG
,023
,767
,001
1
,977
1,023
,228
4,596
bermina Intercep t t TR
df
Exp(B)
95% Confidence Interval for Exp(B) Lower Upper Bound Bound
a. The reference category is: tidak berminat.
Observed tidak berminat berminat Overall Percentage
Classification Predicted tidak berminat berminat Percent Correct 11 7 61,1% 2 40 95,2% 21,7% 78,3% 85,0%
32
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, 27 November 1995 dari ayah Imam Permana dan ibu Mirawati Djayapertapa. Penulis adalah putri pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan dasar penulis ditempuh di SDN Polisi 5 Bogor, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 9 Bogor dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis diterima di SMA Negeri 4 Bogor dan lulus pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dan diterima di Departemen Ilmu Ekonomi, Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi yaitu Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) sebagai anggota aktif pada divisi INTEL. Selain itu penulis juga aktif dalam mengikuti berbagai kepanitiaan yaitu sebagai bendahara pada IE DAYS dan IE CUP, staff PDD pada acara Season 11, H Expo (Fakultas Ekonomi dan Manajemen) sebagai kordinator booth HIPOTESA, National Seminar HIPOTEX-R sebagi staff dekorasi dan dokumentasi, Economics Department Orientation EXCHANGE IE sebagai staff logistik, Economic Magazine sebagai reporter dan Department Economics’ Member Card sebagai sekretaris.