UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) Studi Kasus PT. Abul Pratama Jaya di Kota Salatiga, Prop. Jawa Tengah
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari'ah
OLEH : EDY IRAWAN ______________________
NIM : 211 05 004
JURUSAN SYARI`AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
1
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion. 03 Salatiga (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50712 Website: www. Stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
DEKLARASI Bismillahirrahmanirrahim Dengan penuh kejujuran ada tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka penulis sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosyah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 11 Februari 2010 Penulis
Edy Irawan NIM : 21105004
ii
Haryo Aji Nugroho, S.Sos, M.A Dosen STAIN Salatiga Jl. Stadion. 03 Salatiga (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50712 NOTA PEMBIMBING
Salatiga, 10 Februari 2010
Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga diTempat Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara : Nama
: Edy Irawan
NIM
: 211 05 004
Jurusan
: Syari'ah
Progdi
: AS
Judul
: UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI). Studi Kasus PT. Abul Pratama Jaya Kota Salatiga, Prop. Jawa Tengah
Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqasah. Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Pembimbing
Haryo Aji Nugroho, S.Sos, M.A NIP. 19750827 199903 1 002 iii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion. 03 Salatiga (0298) 323706, 323444 Kode Pos 50712 Website: www. Stainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected]
PENGESAHAN Skripsi Saudara : EDY IRAWAN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 211 04 005 yang Berjudul : UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) Studi Kasus PT. Abul Pratama Jaya di Kota Salatiga, Prop. Jawa Tengah Telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Syari’ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Sabtu,13 Maret 2010 yang bertepatan dengan tanggal 27 Maulud 1431 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syari'ah (S.Sy). Salatiga,
13 Maret 2010 M 27 Mulud 1431 H
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris
Dr. Imam Sutomo, M. Ag. NIP. 19580827 198303 1 002 Penguji I
Dr. Muh. Saerozi, M. Ag. NIP. 19660215 199103 1 001 Penguji II
Drs. Badwan, M. Ag. NIP. 19561202 198003 1 005
Drs. Machfudz, M. Ag. NIP. 19610210 198703 1 006
Pembimbing
Haryo Aji Nugroho, S.Sos, M.A NIP. 19750827 199903 1 002 iv
MOTTO
AKUR SAK JAGAD GEMAH RIPAH LOH JINAWI TOTO TITI TENTREM KERTO RAHARJO (Edy Irawan)
v
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada : Terutama dan paling utama ALLAH SWT yang telah memberi sedikit dari Rahmat & hidayahNya, serta masih mengizinkanku untuk bernafas sampai detik ini. Bapak
dan
Ibu
tercinta
yang
telah
memberikan
semua
pengorbanan, bimbingan dan mendidik penulis dengan penuh kesabaran dan kasih saying Pengasuh Pon-Pes Pancasila Abah Kyai Muhlasin Sekeluarga yang
telah
mengasuh,
membimbing
&
selalu
memberikan
pencerahan dalam kehidupan penulis sampai saat ini, Kakak-kakakku tercinta (Mb. Puji Sekeluarga dan Mb. Suci Sekeluarga) Dindaku Tercinta & Tersayang……… Konco2ku senasib seperjuangan di Pon-Pes Pancasila (Pk. Toha sekeluarga, Pk Fauzi sekeluarga, ms. Munir, ms fidhin, ms Fat, Asori & semua santri Pon-Pes Pancasila dari kelas SP 2-Manteq)
Sahabat-sahabat PMII Salatiga baik Cabang, Komsat & Para Kader, beserta Sahabat2 HMJ Syariah
Semua Sahabat yang tidak bisa saya sebut satu per satu yang selalu memberi dukungan & semangat kepada penulis.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, yang telah meberikan kekuatan dan pertolongan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, sang pangeran dari zaman jahiliyah menuju zaman ke-islaman. Tanpa bantuan dari berbagai pihak tentunya skripsi ini tidak akan bisa selesai, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga beserta jajaran birokrasi yang telah mengayomi kampus STAIN tercinta ini. 2. Drs. Mubasirun, M.Ag selaku Ketua Jurusan Syari’ah beserta jajarannya, yang telah mempermudah dan memperlancar studi penulis sehingga terselesainya skripsi ini. 3. Moh. Khusen, M.Ag.,MA selaku Ketua Program Studi Al-ahwal AlSyakhsiyyah (AS) beserta dosen-dosen program (AS) yang telah mencurahkan segenap pengetahuan yang dimilikinya kepada penulis. 4. Dra. Siti Zumrotun, M.Ag selaku Pembimbing Akademik (PA), yang telah memberikan perhatian yang lebih dalam perkembangan studi selama penulis di STAIN ini. 5. Haryo Aji Nugroho, S.Sos, M.A selaku pembimbing penulis, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan dukungan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini berjalan lancar sampai selesai. 6. Kedua orang tuaku dan Mb. Puji yang selalu perhatian, kasih sayang serta memberikan pengorbanan siang dan malam tanpa mengenal lelah. 7. Dindaku yang selalu memberikan motivasi dan kedamaian dalam hatiku serta selalu sabar menghadapiku. 8. Semua temen-temen yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
vii
Penulis menyadari, skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan ilmiyah dimasa yang akan datang. Kepada Allah SWT, penulis menyerahkan segala urusan, hanya kepada-Nya semua manusia di dunia ini akan kembali.
Salatiga, 11 Februari 2010
Penulis
Edy Irawan
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
DEKLARASI ..................................................................................................
ii
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................
iii
PENGESAHAN ..............................................................................................
iv
MOTTO ..........................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xii
ABSTRAK .....................................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
6
D. Telaah Pustaka .......................................................................
8
E. Kerangka Pemikiran ………………………………………...
13
F. Metode Penelitian....................................................................
16
G. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................
20
KETENTUAN
HUKUM
KETENAGAKERJAAN
DAN
PENGIRIMAN TKI DI INDONESIA A. Pengertian Tenagakerja ..........................................................
23
B. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia …………………………
25
C. Tujuan dan Sasaran Pengiriman TKI ………………………..
25
D. Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Pengiriman TKI …………
26
ix
BAB III
E. Persyaratan Menjadi TKI ……………………………………
32
F. Hak dan Kewajiban TKI …………………………………….
32
1. Hak TKI …………………………………………………...
32
2. Kewajiban TKI ……………………………………………
33
G. Prosedur Penempatan TKI ………………………………….
33
H. Perlindungan Hukum Terhadap TKI ………………………. .
40
PROFIL PT. ABUL PRATAMA JAYA DAN ANALISIS PROSEDUR PENEMPATAN TKI DI PT. ABUL PRATAMA JAYA A. Gambaran Umum PT. Abul Pratama Jaya …………………
46
1. Sejarah PT. Abul Pratama Jaya .........................................
46
2. Perkembangan Perusahaan ……………………………...
47
3. Stuktur Organisasi PT. Abul Pratama Jaya ……………..
52
B. Prosedur Penempatan TKI ke Luar Negeri di PT. Abul Pratama Jaya …………………………………………………….
55
a. Prosedur Penyediaan Calon TKI ……………………..
55
b. Prosedur Pemberangkatan ……………………………
62
c. Prosedur Pemulangan ………………………………...
64
C. Analisis Prosedur Penempatan TKI ke luar negeri di PT. Abul Pratama Jaya …………………………………………… BAB IV
PERMASALAHAN HUKUM DAN ANALISIS UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TKI PT. ABUL PRATAMA JAYA
x
66
A. Prosedur Perlindungan Hukum TKI PT. Abul Pratama Jaya ……………………………………………………………..
72
B. Kasus Hukum Dan Fakta Penanganan Hukum di PT. Abul Pratama Jaya............................................................................ C. Analisis
Prosedur
Perlindungan
Hukum
dan
Fakta
Penanganan Hukum TKI PT. Abul Pratama Jaya ................... BAB V
87
94
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
99
B. Saran-saran ..............................................................................
101
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
TABEL I
DATA KEBERANGKATAN TKI TAHUN 2004-2005 DEPNAKER .............................................................................
TABEL II
4
DATA STAF DAN KARYAWAN PT. ABUL PRATAMA JAYA .......................................................................................
48
TABEL II DATA KEBERANGKATAN TKI PT. ABUL PRATAMA JAYA TAHUN 1998-2008 ......................................................
xii
35
DAFTAR BAGAN
BAGAN I
BAGAN PROSES PENYELESAIAN MASALAH PT ABUL PRATAMA JAYA TERHADAP TKI DI LUAR NEGERI ...................................................................................
BAGAN II
BAGAN PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM ASURANSI PT ABUL PRATAMA JAYA ..................................................
TABEL III
73
83
BAGAN PROSEDUR PENGAJUAN PERPANJANGAN KERJA PT ABUL PRATAMA JAYA ...................................
xiii
85
ABSTRAK Pengerahan dan penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri merupakan salah satu masalah ketenagakerjaan nasional. Penempatan buruh migran sangat rentan dengan berbagai resiko, seperti buruh migran juga kurang mendapatkan perlindungan dan pembelaan yang tegas dari pemerintah, terutama jika mereka terjerat trafficking. Para buruh migran sering disebut sebagai pahlawan devisa yang mampu mengalirkan uang triliyunan rupiah ke negeri ini tapi pemerintah justru berpangku tangan, ketika mereka mengalami pemerasan, baik oleh oknum petugas maupun pihak yang berkecimpung dalam penyelenggaraan dan pengiriman buruh migran; calo-calo dan PJTKI-PJTKI yang nakal, atau pihak-pihak lainnya. Guna mengeliminasi kemungkinan timbulnya berbagai perlakuan buruk dan memberikan perlindungan yang nyata bagi para tenaga kerja Indonesia, memang tidak mudah namun harus tetap ada upaya untuk mewujudkannya. Skripsi ini berusaha mengkaji lebih dalam perlindungan hukum terhadap TKI di luar negeri PT. Abul Pratama Jaya meliputi permasalahan, pertama : Bagaimana prosedur penempatan TKI ke luar negeri di PT. Abul Pratama Jaya; kedua : Bagaimana bentuk permasalahan hukum yang dialami TKI di PT. Abul Pratama Jaya; ketiga : Bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum terhadap TKI di PT. Abul Pratama Jaya. Studi kasus dipilih PT. Abul Pratama Jaya karena agen ini telah ditunjuk Pemerintah menangani progam penempatan TKI ke luar negeri sebagai Palaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS). Selain itu perusahaaan pernah berhasil ikut menjembatani advokasi kasus TKI asal Salatiga yang terjebak di jalur Gaza. Secara akademik, penulis merasa perlu untuk meneliti masalah ini, karena untuk mengetahui bagaimanakah proses penyelesaian masalah TKI di luar negeri dan perlindungan hukum yang diberikan PT. Abul Pratama Jaya terhadap TKI. Jenis penelitian yang digunakan Field Research yaitu terjun langsung ke lapangan, didukung dengan pendekatan Femenologi yang berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasisituasi tersebut. Metode pengumpulan data difokuskan pada permasalahan yang ada, sehingga tidak menyimpang dalam pembahasannya. Teknik pengumpulan menggunakan cara :1. Observasi yaitu mencoba mengamati secara langsung kegiatan atau praktek pelaksanaan perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Abul Pratama Jaya, 2. Wawancara untuk memperoleh informasi dari key-informan yang dijadikan subyek dalam penelitian ini, anatara lain: Pimpinan beserta karyawan PT. Abul Pratam Jaya, Pimpinan kantor Dinaskertrans kota Salatigaa, 5 TKI berasal dari PT. Abul Pratama Jaya. 3. Dokumentasi untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, buku-buku, surat kabar, dan sebagainya yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap TKI di PT. Abul Pratama Jaya. PT. Abul Pratama Jaya memberikan Perlindungan hukum terhadap TKI yang dikirim meliputi pemberian bekal mental skill sebagai TKI dan memberikan bantuan hukum terhadap TKI bila diperlukan. Meskipun perlindungan hukum TKI di PT. Abul Pratama Jaya sudah dijalankan sesuai prosedur ternyata masih belum sepenuhnya sesuai dengan UU No. 39 Th 2004. Namun prosedur ini telah sejalan dengan peraturan pemerintah tersebut. Kata Kunci : Perlindungan Hukum TKI, Trafficking, Pahlawan Devisa ii xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada awal pembangunan ekonomi suatu negara, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi berorientasi pada permasalahan pertumbuhan (growth) ekonomi dan pengurangan pengangguran. Hal ini bisa dimengerti mengingat tantangan pembangunan negara-negara sedang berkembang adalah terjadinya kekurangan modal, kesempatan kerja yang sedikit, dan penguasaan teknologi yang rendah. Kekurangan kapital dapat umumnya melalui percepatan perolehan devisa negara. Konsekwensinya pertumbuhan ekonomi yang tinggi sering kali tidak diimbanggi dengan pemerataan kesejahteraan rakyat. Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi sulitnya pencapaian pemerataan kesejahteraan. Dengan kata lain, mengkaitkan laju pertumbuhan ekonomi dengan laju pertumbuhan penduduk akan memberi indikator yang lebih realistis. Berbagai upaya penanggulangan telah ada dan sedang dilaksanakan, meliputi perluasan kesempatan kerja, pemerataan kesempatan kerja, peningkatan mutu dan keterampilan serta perlindungan tenaga kerja. Meskipun pemerintah telah berusaha menyediakan lapangan kerja namun masih juga banyak terdapat pengangguran, Salah satu bentuk aktualisasi program ketenagakerjaan pemerintah adalah melalui pengiriman tenaga kerja ke luar negeri atau yang sering dikenal dengan progam Antar Kerja Antar Negara (AKAN). Kebijaksanaan ini ditempuh guna mengurangi pengangguran dalam negeri dan meningkatkan devisa negera.
1
Beberapa negara yang menjadi tujuan pengiriman TKI meliputi Arab Saudi, Malaysia, Hongkong, Thailand serta Taiwan. Berbagai persoalan yang muncul dan menimpa tenaga kerja Indonesia mulai dari pengusiran, perlakuan kasar, perkosaan, bahkan penyiksaan fisik yang menimpa sebagian TKI di luar negeri. Seperti yang dialami Saroh TKW asal Takan Kidul Salatiga yang belum menguasai bahasa arab ketika berangkat ke Arab Saudi, sehingga sering cekcok dengan majikannya. Saroh berangkat ke Arab Saudi pada tahun 2004-2006 dengan melayani tujuh orang dalam satu keluarga. Rumah majikannya kecil karena masih ngontrak. Kerjanya setiap hari memasak, mencuci, mengasuh anak dan bersih-bersih rumah seperti ngepel lantai, ngepel tembok dan lain-lain. Saroh hanya bisa menangis dan harus bersabar sampai 2 tahun karena pada saat bekerja disana mendapat teror dari majikan laki-lakinya yang merayu mau dikasih uang banyak asal mau menuruti nafsu birahinya, dia sangat takut sekali apalagi statusnya masih single. sampai-sampai setiap tidur dia menyiapkan pisau dibawah bantal.1 Kisah lain yang dialami nuraeni, TKI asal Ciancur Jawa Barat yang diberangkatkan PT. Jasebo Prima Internusa yang pulang dalam kondisi harus dirawat di RSU Ciancur. Selama 17 bulan ia dianiaya majikan di Arab Saudi hingga tubuhnya penuh bekas luka irisan pisau dan kedua telinganya nyaris putus akibat gigitan sang majikan.2 Hal yang sama dialami oleh Riyamah Binti Kabul Kasiman, TKI asal Dusun Curahrejo, Desa Sumberrejo, Kecamatan Ambulu yang 1
Wawancara dengan Ibu Saroh di Dusun Takan Kidul Salatiga tgl 12 November 2009,
jam 15.00 2
Lagi-lagi TKI disiksa majikan http://ecosoc-monitor2.blogspot.com/2009/06/lagi-tkidisiksa-majikan.html. diakses tgl 19 November 2009
2
bekerja di Arab Saudi. Riyamah disekap dan disiksa selama 8 tahun hingga mengalami cacat fisik permanent dan kondisi psikologisnya pun terganggu. Kedua telinga yang digigit majikan nyaris putus, jari manis yang kiri patah dan kedua tanggan penuh luka akibat disiksa dengan peralatan dapur. Selain itu, kedua matanya tidak lagi melihat dengan normal dan yang paling mengenaskan gajinya tidak diberikan sampai kepulanggannya.3 Kasus lain menimpa Nursiyati, TKI asal Jember yang berangkat April 2006 ke Arab Saudi. Ia diperkosa majikannya hingga hamil namun ia justru dipenjara dengan ancaman rajam 2.000 kali. Sekalipun sudah dilaporkan Dinaskertrans Jember namun tidak mendapat tanggapan. Kasus yang sangat menyakitkan juga dialami oleh Keni TKI asal Desa Losari Kec. Losari Brebes. Ia disiksa oleh majikan perempuannya di Madinah hingga menderita luka baker hamper seluruh tubuh karena disetrika, selain itu majikannya juga memukul, mencongkel gigi depan serta tidak memberi makan yang akhirnya Keni melarikan diri.4 Realitas ini menjadi bukti masih maraknya unsur-unsur trafficking atau perdagangan manusia dalam praktek pengiriman TKI ke luar negeri. Fenomena ini agaknya tidak menciutkan nyali calon-calon pekerja berikutnya. Selama lima tahun terahir, 2004-2008 jumlah penempatan TKI meningkat sangat drastis dibanding tahun sebelumnya. Data Depnakertrans menunjukkan pada tahun 2004 tercatat 380.690 TKI ke luar negeri terdiri dari 296.615 perempuan dan 84.075
3
http:/indotkw.blogspot.com/2008/08/01Archive.html. diakses tgl 19 November 2009 Dibakar oleh majikan http://tki-storis.blogspot.com/2009/01/keni-dibakarmajikan.html. diakses tgl 19 November 2009 4
3
laki-laki. Pada tahun 2005 naik menjadi 474.310 TKI
terdiri dari 325.045
perempuan dan 149.265 laki-laki. Tahun 2006 tercatat 680.000 TKI bekerja di luar negeri. Dari jumlah tersebut 326.822 bekerja di kawasan Asia Pasifik dan 353.189 bekerja di kawasan Timur Tengah. Pada tahun 2007 sedikit menurun menjadi 593.024 TKI akan tetapi lebih besar dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2008 tercatat 607.023 terjadi kenaikan dengan tahun sebelumnya walaupun di bawah tahun 2006.5 Berikut data keberangkatan TKI bila disajikan dalam tabel: Tabel 1 Data Keberangkatan TKI tahun 2004-2008 No Tahun Jumlah TKI 1 2004 380.690 2 2005 474.310 3 2006 680.000 4 2007 593.024 5 2008 607.023 Sumber: diolah berdasarkan data Depnakertrans http://www.nakertrans.go.id/pusdatinaker/tki Minimnya kesejahteraan dan penetrasi kapitalisme global yang diakses masyarakat membuat progam ketenagakerjaan ini banyak diminati. Kondisi demikian menuntut perlunya langkah-langkah untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai dalam progam penempatan TKI ke luar negeri. Untuk itu, kebijakan penempatan TKI harus matang dan sistematis meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan, hingga advokasi bila terjadi permasalahan.6 Hal ini harus ditempuh
5
Depnakertrans, Perkembangan jumlah TKI di Luar Negeri http://www.nakertrans.go.id/pusdatinaker/tki, diakses tgl 30 Maret 2009, jam 10.41 6 Ali Mursyid, Lagi-lagi TKW Indonesia jadi Korban, (Cirebon: Oktober 2008 ). Makalah disampaikan dalam Fahmina Institute Cirebon.
4
pemerintah karena pengiriman TKI hakekatnya bukan hanya persoalan mempertemukan kebutuhan para TKI dan majikan dari luar negeri seperti yang dipikirkan para ekonom, namun juga terkait perbaikan harkat dan martabat para TKI dan keluarganya. Indonesia telah memiliki landasan hukum perlindungan TKI yaitu Undang-undang No 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri Pasal 1 Angka 4 merumuskan Perlindungan TKI adalah segala upaya untuk melindungi kepentingan TKI dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan hak-haknya sesuai peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja. Undang-undang tersebut merupakan pokok-pokok dasar landasan untuk menjamin persamaan hak, keadilan sosial, kesetaraan, anti diskriminasi, serta anti perdagangan terutama bagi calon TKI.7 Perlindungan atas warga negara dapat ditemukan juga dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi " Tiap-tiap warga berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan". Isi pasal tersebut mengandung arti bahwa pemerintah memberikan jaminan terpenuhinya hak dari setiap warga negara untuk mendapat pekerjaan dan penghasilan untuk dapat memberikan kesejahteraan bagi kehidupannya. Berpijak dari dasar hukum di atas, penulis akan mengupas tentang upaya perlindungan hukum terhadap TKI di PT. Abul Pratama Jaya. Studi kasus dipilih PT. Abul Pratama Jaya karena agen ini telah ditunjuk Pemerintah menangani progam penempatan TKI ke Luar Negeri dan sudah mendapat izin resmi dari 7
UU RI No. 39 tahun 2004, Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri, (Bandung: Fokus media, 2005).
5
Dinaskertrans Propinsi Jawa Tengah sebagai Palaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS). Selain itu
perusahaaan pernah berhasil ikut
menjembatani advokasi kasus TKI asal Salatiga yang terjebak di jalur Gaza. Secara akademik, penulis merasa perlu untuk meneliti masalah ini, karena untuk mengetahui bagaimanakah proses penyelesaian masalah TKI di luar negeri dan perlindungan hukum yang diberikan PT. Abul Pratama Jaya terhadap TKI. Dalam penelitian ini penulis membatasi pembahasan pada prosedur penempatan TKI ke luar negeri dan pelaksanaan perlindungan hukum yang diberikan terhadap TKI di luar negeri. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, bahwa Indonesia telah memiliki landasan hukum perlindungan TKI yaitu
Undang-undang No 39 Tahun 2004 tentang
penempatan dan perlindungan TKI maka yang menjadi pokok permasalahan apakah upaya perlindungan hukum terhadap TKI di PT. Abul Pratama Jaya sudah sesuai dengan UU RI No. 39 tahun 2004, case study ini dapat dirinci sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur penempatan TKI ke luar negeri di PT. Abul Pratama Jaya? 2. Bagaimana bentuk permasalahan hukum yang dialami TKI di PT. Abul Pratama Jaya? 3. Bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum terhadap TKI di PT. Abul Pratama Jaya?
6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui prosedur pelaksanan migrasi TKI ke luar negeri dari mulai rekruitmen, pemberangkatan, masa kerja, kepulangan di PT. Abul Pratama Jaya. b. Untuk
mengetahui
hambatan-hambatan
yang
dihadapi
dalam
pelaksanaan perlindungan hukum dan bentuk permasalahan yang dialami TKI di PT. Abul Pratama Jaya. c. Untuk mengetahui upaya pelaksanaan perlindungan hukum terhadap TKI di luar negeri di PT. Abul Pratama Jaya apakah sudah sesuai dengan ketentuan UU RI No. 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri. 2. Kegunaan Penelitian Penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan secara teoritis dan praktis. a. Secara Teoritis 1. Dapat mengungkap temuan-temuan kasus upaya perlindungan hukum pada ilmu pengetahuan di bidang hukum, khususnya hukum ketenagakerjaan di Indonesia. 2. Untuk menambah wawasan akademik dan kontribusi terhadap khasanah ilmu pengetahuan
7
b. Secara Praktis 1. Memberikan masukan kepada pemerintah untuk mengutamakan keterampilan kepada pekerja yang masuk ke negara lain untuk bekerja, sehingga terwujud pekerja yang sesuai bakat, minat, dan kemampuan. 2. Berguna bagi PT. Abul Pratama Jaya dan biro-biro pengerah TKI lain (PJTKI) di Kota Salatiga, sebagai bahan rujukan jika proses penempatan TKI belum sesuai dengan ketentuan Undang-undang. 3. Berguna bagi masyarakat untuk dapat memberikan gambaran dan informasi yang jelas tentang pelaksanaan perlindungan hukum bagi tenaga kerja Indonesia pada PT. Abul Pratama Jaya. D. Telaah Pustaka Studi tentang tenaga kerja Indonesia sudah banyak dilakukan. Beberapa kajian tentang permasalahan TKI diantaranya adalah Penelitian yang dilakukan oleh Haryo Aji Nugroho dan kawan-kawan tahun 2007 yang hasilnya dibukukan dengan judul "Sepeninggal Kisah kelabu Tenaga Kerja Wanita".8 Penelitian lapangan tersebut memusatkan perhatian seputar pola pengasuhan dan pendidikan anak TKW, dan juga mengangkat tentang pahit getir kehidupan keluarga TKW serta memaparkan faktor-faktor yang mendorong para perempuan menjadi TKW di luar negeri. Namun dalam kajian ini tidak memberikan gambaran tentang perlindungan hukum terhadap TKW. Penelitian ini terbatas pada pendekatan studi sosial dengan melihat kehidupan yang dirasakan keluarga TKW dan pengasuhan anak sepeninggal 8
Tim PSGK STAIN Salatiga, Sepeninggal Kisah Kelabu Tenaga Kerja Indonesia (Yogyakarta: Mitra Cendekia, 2007)
8
TKW. Semuanya diungkap langsung dari komunitas TKW baik para suami, mertua, anak-anak, tetangga, tokoh masyarakat dan tokoh pemerintah. Terdapat studi yang dilakukan oleh tim redaktur majalah hati beriman di kantor Dinaskertrans dan Permas Kota Salatiga yang hasilnya dimuat dalam majalah Hati Beriman (buletin warga kota salatiga) dengan judul " TKI Butuh Perhatian Lintas Sektor " .9 Dalam studi tersebut memusatkan perhatian peran pemerintah kota dalam hal ini adalah kantor Dinaskertrans terhadap TKI asal Kota Salatiga, yang memang sewajarnya pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota serta institusi swasta terlibat untuk memberikan komitmen profesional dan legalitas hukum sebagai bekal bagi TKI yang akan berangkat ke luar negeri. Dijelaskan pula tentang kesadaran para TKI untuk dapat tetap tertib mengikuti prosedur resmi yang telah ditetapkan sesuai peraturan dan undang-undang
untuk
meminimalkan
terjadinya
penyimpangan
dan
pelanggaran. Namun kajian ini tidak memfokuskan pada bentuk perlindungan hukum dan penyelesaian`masalah TKI di luar negeri baik dari pemerintah maupun institusi swasta. Penelitian yang dilakukan oleh Tim peneliti PSG UNISMA pada tahun 2004 yang hasilnya dibukukan dengan judul "Profil Buruh Migran Jawa Timur".10 Dalam penelitian ini memaparkan hasil survai mengenai profil buruh migaran Jawa Timur. Hasil dari pada riset ini adalah sebagian besar buruh migrant di daerah ini berjenis kelamin perempuan, masih berusia 9
Majalah Hati Beriman, TKI butuh Perhatian Lintas, (Salatiga: Kantor Informasi dan Komunikasi Kota salatiga, November 2008) 10 Tim PSG UNISMA, Profil Buruh Migran Jawa Timur (Malang: November 2007)
9
remaja, pendidikan rendah (belum lulus SMP), dan kebanyakan beragama Islam. Jenis pekerjaan yang dapat menampung mereka hanyalah menjadi pembantu rumah tangga (PRT). Pada umumnya mereka berangkat dengan mekanisme illegal atau semi illegal dengan memindah asal daerah. Temuan lain dalam riset ini, lebih uniknya lagi ternyata lembaga yang terkait dengan masalah mereka seperti Depnakertrans justru tidak mempunyai data yang akurat mengenai populasi para TKI. Riset ini berangkat dengan pendekatan survai, sehingga hasil yang diperoleh berupa gambaran umum populasi TKI di Jawa Timur Penelitian lain yang dilakukan oleh Prihatini dan Selly Riawanti tahun 1999 yang hasilnya dibukukan dengan judul "Upaya meningkatkan dan Melindungi kesehatan Reproduksi TKIW". Buku tersebut merupakan laporan dari penelitian mengenai wanita dan kesehatan bagi tenaga kerja Indonesia. Penelitian tersebut memaparkan uji coba progam pelatihan PJTKI yang memiliki Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) di Jawa Barat, yaitu Bandung dan Sukabumi. Dalam buku tersebut permasalahan terbatas pada kesehatan TKW dari perlakuan-perlakuan yang merugikan kesehatan reproduksinya.
Juga
dijabarkan
pengalaman-pengalaman
TKW
yang
mengalami pelecehan seksual di luar negeri yang berakibat pada reproduksi para TKW. Upaya perlindungan TKW dalam penelitian tersebut hanya sebatas dalam perlindungan kesehatan reproduksi para TKW dengan memberikan penjelasan dan arahan meliputi kesehatan reproduksi, janin, pelecehan seksual, penyakit menular seksual dll. Dengan tujuan akhir dapat menghasilkan modul
10
serta materi untuk meningkatkan pelatihan kerja di luar negeri sehingga para pekerja wanita di luar negeri dapat menjaga kesehatan reproduksinya sampai pulang ke Tanah Air. Dalam upaya perlindungan TKW tidak di jelaskan proses penyelesaian masalah dan perlindungan hukum di luar negeri ketika ada permasalahan terhadap TKI. Studi literatur yang membahas tentang tenaga kerja Indonesia dilakukukan oleh Darwan Prinst dengan judul buku "Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (pegangaan bagi pekerja untuk mempertahankan haknya)". Buku tersebut dibuat untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum dan khususnya untuk tenaga kerja Indonesia baik di luar negeri maupun dalam negeri. Penjelasan dalam buku ini berkaitan dengan keputusan Undangundang, Peraturan pemerintah, Peraturan Internasional dan Peraturan Menteri Ketenaga kerjaan. Dalam buku tersebut juga dijelaskan ketentuan pidana bagi penyelenggara dengan acuan dari Undang-undang. Kalau dilihat penjelasan dalam buku tersebut memang sudah membahas banyak ketentuan-ketentuan baik buat tenaga kerja maupun buat penyelenggara akan tetapi hanya sebatas mengupas peraturan-peraturan yang sudah ada, belum ada penjelasan langsung tentang praktek lapangan yang berkaitan tentang perlindungan hukum terhadap tenaga kerja Indonesia. Kajian lain dilakukan oleh Moch. Rusmana sebagai ketua umum APPTKISC (Asosiasi Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta Cianjur) tahun 2009 dengan judul " Sosialisasi Sistem Penempatan dan
11
Perlindungan TKI asal Kabupaten Cianjur ".11 Dalam kajian tersebut dijelaskan penekanan kepada PPTKIS (Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta) untuk ikut serta dalam pencegahan terjadinya tindak pidana perdagangan manuasia. Kemudian maksud dalam kajian Sosialisasi tersebut dimaksudkan untuk menyamakan persepsi PPTKIS mengenai mekanisme Penempatan dan Perlindungan TKI asal Kabupaten Cianjur, sehingga tidak berbenturan dengan undang-undang tindak pidana perdagangan orang atau traficking. Walaupun kajian ini terfokus dan mendalam pada perlindungan terhadap TKI, studi ini tidak menggambarkan proses penyelesaian dan perlindungan hukum terhadap TKI yang mendapat masalah di luar negeri. Studi yang dilakukan oleh Jimly Asshiddiqie tahun 2008 dengan judul "Tantangan Penempatan dan Perlindungan TKI ke Luar Negeri".12 Studi tersebut memusatkan perhatian seputar penempatan tenaga kerja di luar negeri yang mana merupakan salah satu pilar yang sangat penting dalam upaya untuk mencegah pengangguran dan menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya. Semua metode dapat ditempuh. Kemudian ditawarkan menjadikan TKI yang terlatih dengan melalui pelatihan dengan sistim magang. Penekanan lain dalam studi tersebut berupa kritikan terbentuknya Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja (BNP2TKI) yang dimaksudkan
11
Moch. Rusmana, Sosialisasi Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI asal Kabupaten Cianjur,(Cianjur:April 2009). Disampaikan dalam rapat kepala PPTKIS se-Cianjur di ruang rapat Kantor APPJATIC. 12 Jimly Asshiddiqie, Tantangan Penempatan dan Perlindungan TKI ke Luar Negeri, (Jakarta: Desember 2008 ).Disampikan dalam Lokakarya Sistem Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia dalam rangka Evaluasi atas Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Jakarta, 15 Desember 2008
12
untuk mengintegrasikan dan mengkonsolidasikan agar penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri dapat benar-benar ditingkatkan. Akan tetapi, ternyata lembaga baru ini masih belum maksimal menjalankan tugas dan fungsinya karena menghadapi berbagai hambatan struktural dalam kaitannya dengan tumpang tindihnya fungsi dan kewenangan antar instansi, terutama BNP2TKI sendiri dengan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta instansi-instansi lain, seperti Departemen Sosial, Departemen Dalam Negeri dan sebagainya Beberapa penelitian dan literatur diatas lebih banyak menggambarkan populasi umum para TKI baik dari gambaran kehidupan TKI, perekonomian keluarga, pendidikan dan pola pengasuhan anak. Literature-literatur tersebut tidak secara khusus membahas mengenai perlindungan hukum terhadap permasalahan para TKI di luar negeri. Studi ini memiliki kekhususan untuk mencoba menggambarkan dan menjelaskan permasalahan yang di hadapi TKI di luar negeri, juga menjelaskan proses perlindungan hukum yang diberikan kepada para TKI di luar negeri. E. Kerangka Pemikiran Posisi berpikir penulis dalam masalah ini dimulai karena adanya berbagai penganiayan terhadap TKI di luar negeri, yang mana perbuatan tersebut sangat melanggar hak asasi seseorang, seperti yang telah dijelaskan dalam hadist yang ditulis oleh Mustofa H.A berbunyi:
َََفََمَاٍََرَوٍَهَ َعَنَ َرَبّه,ٌ َصهعم َعَنَ َا ّ ّ َعَنَ َاننّب.ض.بيَدر َانَغفارًَر ٍََََاَعَبَاَدَىََاَنَّيَحَرَمَتََاَنظَهَمََعَهيَنفَسَيَوَجَعَهَتَه:ََعَ ّزَوَجَمََاَنّهَقَال ...بََنكَمََمَحَرَمَاَفَلََتَضَانَمَوَا
13
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Gifari r.a dari Nabi SAW dalam sebuah hadist Qudsi, sesungguhnya Allah berfirman: “Hai hamba-hambaKU, sesungguhnya Aku mengharamkan penganiayaan terhadap diriku sendiri, dan Aku jadikan hal yang diharamkan atas kalian maka jaganlah kalian saling aniaya….”13 Hadist di atas menerangkan bahwa perbuatan penganiayan termasuk juga kekerasan itu dilarang oleh Allah SWT dan setiap perbuatan yang mengandung larangan itu menuju pada yang haram. Demikian halnya kekerasan terhadap TKI di luar negeri juga dapat digolongkan sebagi bentuk penganiayaan. Karena itu tindak kekerasan tersebut sudah melanggar hak seseorang bahkan merendahkan harkat dan martabat TKI, yang seharusnya dilindungi sebagai pahlawan devisa negara. Terkait dengan hal ini, Majelis Ulama Indonesia
juga telah
mengeluarkan fatwa mengenai tenaga kerja wanita (TKW). Fatwa MUI mengharamkan perempuan meninggalkan keluarganya untuk bekerja ke luar kota atau ke luar negeri. Hukum haram juga berlaku bagi pihak-pihak, lembaga atau perorangan yang mengirimkan atau terlibat dengan penyaluran tenaga kerja wanita, demikian juga pihak yang mempekerjakannya. Ketentuan ini berlaku jika kepergiannya tanpa disertai mahram, keluarga atau kelompok perempuan terpercaya (niswah tsiqah). Dalam keadaan darurat, fatwa tersebut bisa tidak dipatuhi. Hanya saja, batasan keadaan darurat harus bisa dipertanggungjawabkan
13
secara
syar'i,
qaanuniy
(UU)
dan
'adly
Mustofa H.A., 40 Uraian Mutiara Hadist, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), hal.
235.
14
(adil), serta dapat menjamin keamanan dan kehormatan perempuan yang jadi TKW.14 Tujuan dari fatwa ini untuk mengeliminasi kemungkinan timbulnya berbagai perlakuan buruk dan memberikan perlindungan yang nyata bagi para TKW. Pada konteks kekinian fatwa harus adanya pendampingan, tidak dibatasi harus dilakukan oleh suami TKW melainkan harus diterjemahkan lebih kontekstual sesuai dengan kebutuhan zamannya. Peran pendamping bisa diterjemahkan sebagai pemerintah atau negara secara nyata. Wujud pendampingan oleh negara itu harus dimulai sejak calon TKI perempuan itu memiliki hasrat untuk keluar rumah bekerja demi menopang kehidupan keluarganya dilanjutikan dengan pemberdayaan mereka, perlindungan hukum dan perlindungan fisik sehingga mereka tidak lagi mendapat perlakuan kekerasan, pemerkosaan atau penganiayaan di luar negeri. Akar persoalan buruh migran ini bermula dari hukum legal yang berlaku seperti UU No. 39 th. 2004 tentang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Undang-Undang ini menempatkan pemerintah sebagai regulator, pembina, pengawas dan sekaligus pelaksana. Pertanyaannya, bagaimana mungkin pemerintah bisa menjadi pembina dan pengawas yang obyektif, jika pada saat yang sama juga memiliki kepentingan sebagai pelaksana penempatan tenaga kerja. Inilah salah satu akar persoalan lemahnya pengawasan dan perlindungan terhadap buruh migran. Banyak pihak memandang kegiatan pengiriman TKI dalam konotasi negatif. Mughni 14
Tempo interaktif, MUI Haramkan Perempuan jadi TKW, http://www.apa kabar.go.id diakses tgl 22 Juli 2009, jam 13.42 WIB
15
misalnya, ia melihat progam pengiriman TKI sebagai trafficking yang tak lain adalah bentuk-bentuk perbudakan baru atau neo perbudakan yang sangat bertentangan dengan hak-hak azasi manusia (The Human Rights).15 Upaya mengeliminasi kemungkinan timbulnya berbagai perlakuan buruk dan memberikan perlindungan yang nyata bagi TKI tidaklah mudah. Namun demikian upaya ini harus diwujudkan mengingat negara juga mengambil keuntungan dari kerja keras mereka. Dari segi hukum sebagian langkah pemerintah yang dibantu oleh pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) harus berikap dan bersiap sedia membela para TKI yang bermasalah dengan majikannya hingga ke pengadilan. Di luar itu, dibutuhkan langkah-langkah yang bersifat lebih substansial, bukan sematamata kuratif melainkan lebih berorentasi kepada upaya pemberdayaan para TKI secara kesuluruhan. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Field Research, yaitu terjun langsung ke lapangan guna mendapatkan penelitian pada obyek yang dibahas.16 Penelitian yang bermaksud untuk menemukan pengertian dan pemahaman tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, persoalan, tindakan, dll., secara holistik (utuh).17
15
Mughni S.A , Trafficking: Sebuah Praktek Neo-Perbudakan Dalam Perspektif Islam, (Malang: 2004 ). Makalah disampaikan dalam semiloka PSG di UIN Malang 16 Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Reseach I, Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981, hlm. 4. 17 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian kualitatif (edisi revisi), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Maret 2008, hlm. 6.
16
Penelitian ini juga menggunakan pendekatan fenomenologi yang berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu. Fenomenologi merupakan pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui.18 Pendekatan seperti ini menuntut peneliti untuk mencermati fenomena pelaksanaan perlindungan hukum yang diberikan kepada para TKI di luar negeri. Faktafakta yang ditemukan di lapangan sewaktu melakukan penelitian ini dikaji dan dianalisis, kemudian dari semua fakta-fakta yang ada di lapangan dicari titik akhirnya sehingga bisa menjadi kesimpulan umum. 2. Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan dalam proses penelitian yang sifatnya mutlak untuk dilakukan karena data merupakan fenomena yang akan diteliti. Pengumpulan data difokuskan pada pokok permasalahan yang ada, sehingga dalam penelitian tidak terjadi penyimpangan dalam pembahasannya. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder sebagai berikut : 1.1 Data Primer Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari obyek yang akan diteliti Yaitu diperoleh dengan menggunakan wawancara/interview. Wawancara
dilakukan
secara
bebas
terpimpin,
dimana
peneliti
mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu sebelum wawancara
18
Ibid., hlm. 15
17
dimulai, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan pertanyaan yang lebih luas tetapi sesuai dengan apa yang ada dalam daftar pertanyaan. 19 1.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan, melihat, membaca, menyelesaikan, dan meneliti peraturan perundangundangan, buku-buku, dokumen milik PJTKI, dokumen Dinaskertrans serta sumber bacaan lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut: a. Observasi Dalam penelitian ini penulis mencoba mengamati secara langsung kegiatan atau praktek pelaksanaan perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Abul Pratama Jaya, untuk memperoleh gambaran detail dari upaya pelaksanaan perlindungan hukum yang diberikan. b. Wawancara Interview adalah proses tanya jawab untuk memperoleh informasi secara langsung kepada key-informan atau informan kunci. Wawancara dilakukan dengan cara focused interview yaitu wawancara dengan mempersiapkan terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan sebagai pedoman, tetapi masih
19
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Yogyakarta: UI Pers , 1986),
hlm.12.
18
dimungkinkan adanya penggalian informasi lebih dalam disesuaikan dengan situasi ketika wawancara.20 Informan kunci yang diambil untuk penelitian ini adalah: a) Pimpinan beserta karyawan PJTKI yang beroperasi di kota Salatiga yaitu PT. Abul Pratama Jaya. Dari wawancara tersebut diharapkan memperoleh
data
TKI
yang
pernah
diberangkatkan,
proses
pemberangkatan, perlindungan hukum yang diberikan terhadap TKI. b) Pimpinan kantor Dinaskertrans kota salatiga. Dari wawancara tersebut diharapkan dapat mengetahui tugas dan wewenang Dinaskertrans, kemudian peran Dinaskertrans dalam perlindungan TKI di luar negeri. c) 5 TKI berasal dari PT. Abul Pratama Jaya, baik TKI yang masih dalam pembinaan maupun TKI yang sudah pulang dari luar negeri. Tenaga kerja wanita yang sudah pulang diantaranya Umi saudah asal Desa Tlawongan, Maesaroh asal Desa Takan Kidul, Sukarti asal Desa Takan Kidul mereka dipilih karena merekalah yang paling tahu tentang pengalamannya
menjadi
buruh
migrant.
Dari
wawancara
ini
diharapkan dapat mengetahui permasalahan yang dialami para TKI dari mulai pemberangkatan sampai kepulangan yang nantinya data akan dicocokan dengan data dari PT. Abul Pratama Jaya. c. Dokumentasi Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, buku-buku, surat kabar, dan sebagainya.21 Dalam hal ini penulis mencoba 20
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, , (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm.
165
19
mencari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap TKI di PT. Abul Pratama Jaya. 3. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis dengan metode kualitatif yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisia yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau secara lisan, serta tingkah laku yang nyata diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. Adapun langkah-langkah analisis yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Editing Editing adalah penelitian atau penegecekan terhadap data dan bahan yang masuk. Dalam proses editing dilakukan pembetulan data yang salah, menambahkan dan melengkapi data yang belum lengkap. 2.
Interprestasi Interprestasi adalah mininjau data dan bahan dalam konteks yang
lebih luas memberikan penafsiran-penafsiran terhadap gejala-gejala yang tersembunyi dibelakang data yang tertulis serta hubungan dengan teoriteori dan ketentuan-ketentuan yang ada.22 Dengan menganalisa data yang terkumpul tersebut, kemudian diuraikan dan disambungkan antara data yang satu dengan data yang lainnya secara sistematis, dianalisia secara kualitatif kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi. 21
Ibid., hlm. 115 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1991), hlm. 135. 22
20
G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab. Masing-masing bab membahas persoalan tersendiri, tetapi saling berkaitan antara bab yang satu dengan bab yang lain, yaitu sebagai berikut: BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan dan Kegunaan D. Penegasan Istilah E.
Telaah Pustaka
F.
Kerangka Teori
G. Metode Penelitian H. Sistematika Pembahasan BAB II
: Ketentuan Hukum Ketenagakerjaan Dan Pengiriman TKI di Indonesia A. Pengertian Tenagakerja B. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia C. Tujuan dan Sasaran Pengiriman TKI D. Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Pengiriman TKI E. Persyaratan Menjadi TKI F. Hak dan Kewajiban TKI 1. Hak TKI 2. Kewajiban TKI
21
G. Prosedur Penempatan TKI H. Perlindungan Hukum Terhadap TKI BAB III
: Profil PT. Abul Pratama Jaya dan Analisis Prosedur Penempatan TKI di PT. Abul Pratama Jaya D. Gambaran Umum PT. Abul Pratama Jaya 1. Sejarah PT. Abul Pratama Jaya. 2. Perkembangan Perusahaan a. Karyawan b. Jumlah TKI c. Wilayah kerja PT. Abul Pratama Jaya 3. Stuktur Organisasi PT. Abul Pratama Jaya E.
Prosedur Penempatan TKI ke Luar Negeri di PT. Abul Pratama Jaya d. Prosedur Penyediaan Calon TKI e. Prosedur Pemberangkatan f. Prosedur Pemulangan
F.
Analisis Prosedur Penempatan TKI ke luar negeri di PT. Abul Pratama Jaya
BAB IV
: Permasalahan Hukum dan Analisis Upaya Perlindungan Hukum TKI PT. Abul Pratama Jaya A. Prosedur Perlindungan Hukum TKI PT. Abul Pratama Jaya 1. Proses penyelesaian masalah TKI di Luar Negeri 2. Asuransi Perlindungan TKI
22
a) Pra Penempatan b) Masa penempatan c) Purna Penempatan 3. Prosedur Pengajuan Klaim Asuransi 4. Prosedur Perpanjangan Perjanjian Kerja B. Kasus Hukum Dan Fakta Penanganan Hukum PT. Abul Pratama Jaya C. Analisis
Prosedur
Perlindungan
Hukum
dan
Fakta
Penanganan Masalah Hukum TKI PT. Abul Pratama Jaya BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran
23
BAB II KETENTUAN HUKUM KETENAGAKERJAAN DAN PENGIRIMAN TKI DI INDONESIA A. Pengertian Tenaga Kerja Banyak dijumpai dalam masyarakat ada berbagai pengertian mengenai arti dari tenaga kerja, baik pengertian yang diberikan oleh pembentuk undangundang maupun pengertian tenaga kerja yang diberikan oleh para sarjana. Pembentuk undang-undang sebenarnya telah memberikan batasan mengenai pengertian tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pada Pasal 1 ayat (2) UU No. 13 tahun 2003 menyebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan
sendiri
maupun
untuk
memenuhi
kebutuhan
masyarakat.23 Pengertian tenaga kerja yang diberikan oleh para sarjana dalam hal ini yaitu Payaman Simanjuntak (1990:3) adalah "Penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, atau yang melaksanakan kegiatan lain seperti mengurus rumah tangga". pengertian tersebut secara fakta dapat dilihat bahwa Payaman dalam memberikan pengertian membedakan tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dengan membedakan berdasarkan umur.24 Pengertian tenaga kerja juga diberikan oleh Djumaldji (1978:32) dalam bukunya Perjanjian Kerja. Adapun pengertian tenaga kerja menurutnya adalah 23
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Senjun H. Manulang, Ketentuan Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1990), Hlm 3. 24
24
"Tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat".25 Imam Soepomo (1992:27) memberikan pengertian tenaga kerja adalah meliputi semua orang yang mampu dan dibolehkan melakukan pekerjaan, baik yang sudah mempunyai pekerjaan, dalam hubungan kerja atau sebagai swasta pekerja maupun yang belum atau tidak mempunyai pekerjaan.26 Dalam pengertian ini cakupan mengenai tenaga kerja lebih luas lagi yaitu meliputi tenaga kerja yang bekerja di dalam maupun di luar hubungan kerja yang belum mempunyai pekerjaan (pengangguran). Berdasarkan pengertian di atas, bahwa Manulang (1990:3) menarik kesimpulan singkat tentang pengertian tenaga kerja yaitu penduduk tenaga kerja yang meliputi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang mengganggur atau sedang mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, yang mengurus rumah tangga dan golonggan lainlain atau penerima pendapatan. Selain pengertian tenaga kerja, dikenal pula istilah pekerja/buruh yaitu setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan tertentu istilah pekerja/buruh ini diganti dengan istilah karyawan.
25 26
Djumaldji, Perjanjian Kerja, (Jakarta: Bina Aksara, 1978), Hlm 32. Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, (Jakarta: Djambatan, 1992), Hlm 27.
25
B. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia Mengenai pengertian TKI terdapat dalam pasal 1 Angka 1 UU No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri yaitu setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja jangka waktu tertentu dengan menerima upah.27 Sedangkan yang dimaksud dengan calon TKI merupakan setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. Penempatan TKI merupakan kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan, pemberangkatan sampai ke Negara tujuan, dan pemulanggan dari Negara tujuan. C. Tujuan dan Sasaran Pengiriman TKI Tujuan pengiriman TKI pada intinya adalah untuk : 1. Perluasan lapangan kerja. 2.
Peningkatan kualitas tenaga kerja.
3. Peningkatan perlindungan tenaga kerja. 4. Peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.
27
UU RI No. 39 tahun 2004, Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri, (Bandung: Fokus media, 2005).
26
5. Peningkatan penerimaan devisa Negara.28 Sedangkan, sasaran yang tercantum dalam Pasal 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 204 Tahun 1999 adalah : " Penempatan TKI diselanggarakan secara tertib, efisien dan efektif untuk meningkatkan perlindungan, kesejahteraan tenaga kerja, perluasan lapangan kerja, kualitas tenaga kerja, dan peningkatan penerimaan devisa dengan memperhatikan harkat dan martabat manusia, bangsa dan negara. D. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Pengiriman TKI Ada beberapa pihak yang terlibat dalam pengiriman TKI ke luar negeri yaitu: 1. Calon TKI Calon TKI adalah setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. 2. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) PPTKIS adalah badan hukum yang telah memperoleh izin tertulis dari pemerintah untuk menyelenggarkan pelayanan penempatan TKI di luar negeri. Perusahaan yang akan menjadi pelaksana penempatan TKI swasta, wajib mendapat izin tertulis dari Menakertrans yang berupa SIPPTKI (surat Izin Pelaksana Penempatan TKI).
28
Direktorat jasa TKI ke Luar Negeri, Pedoman Penempatan Tenaga Kerja ke Luar Negeri, (Bina Penta, 1994).
27
Untuk memperoleh SIPPTKI pelaksana penempatan TKI swasta harus memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Pasal 13 UU No. 39 Tahun 2004 sebagai berikut : a. Berbentuk badan hukum Persero Terbatas (PT) yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan b.
Memiliki modal yan tercantum dalam akta pendirian perusahaan, sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000,-/tiga milyar rupiah.
c. Menyetor uang kepada bank sebagai jaminan dalam bentuk deposito sebesar Rp 500.000.000,-/lima ratus juta rupiah pada bank pemerintah. d. Memiliki rencana kerja penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri sekurang-kurangnya kurun waktu 3 tahun berjalan. e. Memiliki unit pelatihan kerja. f. Memilki sarana dan prasarana pelayanan penempatan TKI. Izin untuk melaksanakan penempatan TKI ke luar negeri tersebut diberikan untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diperpanjang 5 tahun sekali. (pasal 1 UU No. 39/2004) Perpanjangan izin tersebut dapat diberikan pada pelaksanan penempatan TKI swasta, selain harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam pasal 14 ayat 2 UU No. 39 Tahun 2004 sebagai berikut: a) Telah melaksanakan kewajiban untuk memberikan laporan secara periodik kepada Menteri. b) Telah melaksanakan penempatan sekurang-kurangnya 75% dari rencana penempatan pada waktu memperoleh SIPPTKI.
28
c) Masih memiliki sarana dan prasarana yang sesuai dengan standard yang ditetapkan. d) Memiliki neraca keuangan selama 2 tahun terahir tidak memiliki kerugian yang diaudit diakuntan publik. e) Tidak dalam kondisi diskors. 3. Kantor cabang di daerah (PERWADA/Perwakilan Daerah) Pelaksana penempatan dapat membentuk kantor cabang di daerah di luar wilayah domisili kantor pusatnya. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh kantor cabang menjadi tanggung jawab kantor pusat pelaksana penempatan TKI swasta. Tugas kantor cabang seperti yang diatur dalam pasal 22 UU No.39/2004 sebagai berikut: a)
Melakukan penyuluhan dan pendataan calon TKI.
b)
Melakukan pendaftaran dan seleksi calon TKI.
c)
Menyelesaikan kasus calon TKI atau TKI pada pra atau purna penempatann
d)
Menandatangani Perjanjian penempatan dengan calon TKI atas nama pelaksana penempatan TKI swasta. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh kantor cabang menjadi tanggung jawab kantor pusat pelaksana penempatan TKI swasta.
4. Perwakilan
pelaksanan
penempatan
(PERWALU/Perwakilan Luar Negeri)
29
TKI
di
luar
negeri
Untuk mewakili kepentingan pelaksanaan penempatan TKI swasta wajib mempunyai perwakilan di Negara TKI ditempatkan. Perwakilan pelaksana penempatan TKI swasta tersebut harus berbadan hukum yang berbentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan di negara tujuan. Pelaksana penempatan TKI swasta tersebut harus melaporkan keberadaan PERWALU kepada kepala perwakilan RI di Negara tujuan dan kepala Direktur Jendral Pembina Penempatan Tenaga kerja Depnakertrans dengan melampirkan : a) Nama dan alamat lengkap PERWALU b) Surat keputusan Direksi tentang dasar pembentukan serta penanggung jawab PERWALU c) Struktur organisasi, tugas dan fungsi PERWALU Tugas PERWALU adalah: a. Melakukan promosi dan pemasaran jasa TKI di luar negeri b. Mencari lowongan pekerjaan c. Menandatangani dokumen yang berkaitan dengan penempatan TKI untuk atas nama PJTKI 5. Mitra Usaha Pelaksanan penempatan TKi ke luar negeri harus mempunyai mitra usaha. Mitra usaha adalah instansi atau badan usaha berbentuk hukum di Negara tujuan yang bertanggung jawab atas penempatan TKI pada pengguna.
30
Mitra usaha seperti diatas harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam Pasal 24 ayat (2) kepmenakertrans No. 104 A/MEN/2002 tentang Penempatan Tenaga Kerja ke Luar Negeri yang berbunyi sebagai berikut29: a. Berbadan hukum dan memiliki izin usaha sebagai pelaksanaan penempatan TKI dari instansi berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan Negara tujuan. b. Mempunyai alamat dan penanggung jawab yang jelas c. Mempunyai Perjanjian kerjasama penempatan. d. Memiliki kinerja reputasi yang baik dibidang penempatan tenaga kerja. 6. Pengguna Jasa Pengguna jasa adalah instansi Pemerintah, Badan Hukum Pemerintah, Badan Hukum Swasta dan atau perseorangan di Negara tujuan yang mempekerjakan TKI. Pengguna jasa seperti tersebut di atas harus memenuhi persyaratan yaitu : a. Badan hukum atau perseoranggan yang diizini mempekerjakan tenaga kerja asing dengan peraturan perundang-undangan Negara tujuan. b. Mempunyai alamat yang jelas. 7. Badan Nasional dan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (Balai Penempatan TKI/BP3TKI)
29
Kepmenakertrans RI No. Kep-104 A/MEN/2002, (Bandung: Nuansa Aulia, 2005), hal 332.
31
Untuk menjamin dan mempercepat terwujudnya tujuan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri diperlukan pelayanan dan tanggung jawab yang terpadu. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibentuk Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI. BP3TKI ini merupakan lembaga pemerintah non departemen yang bertanggung jawab pada Presiden yang berkedudukan di Ibu Kota Negara. BP3TKI tersebut mempunyai fungsi pelaksana kebijakan di bidanag penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, BP2TKI bertugas sebagai berikut: 1) Melakukan penempatan
atas
dasar Perjanjian
tertulis
antara
Pemerintah RI dengan Pemerintah Negara pengguna TKI atau pengguna berbadan hukum di Negara tujuan penempatan. 2) Memberikan pelayanan, mengkoordinasi dan melakukan pengawasan tentang : Dokumen . Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP). Peneyelesaian masalah. Sumber-sumber pembiayaan. Pemberangkatan sampai pemulangaan. Peningkatan kualitas calon TKI.
32
Informasi. Kualitas pelaksana penempatan calon TKI. Peningkatan kesejahteraan TKI dan keluarganya. E. Syarat-syarat Menjadi TKI Untuk menjadi calon TKI harus memenuhi persyaratan antara lain : 1) Berusia sekurang-kurangnya 18 tahun kecuali bagi calon TKI yang akan dipekerjakan pada pengguna peroragan sekurang-kurangnya berusia 21 tahun 2) Sehat jasmani dan rohani 3) Tidak dalam keadaan hamil bagi calon tenaga kerja perempuan 4) Berpendidikan sekurang-kurangnya lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau sederajat. F. Hak dan Kewajiban TKI 1. Hak TKI Setiap calon TKI/TKI mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk: a. Bekerja di luar negeri b. Memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri dan prosedur penempatan TKI di luar negeri c. Memperoleh
pelayanan
dan
perlakukaan
yang
sama
dalam
penempataan di luar negeri d. Memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinannya serta kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya
33
e. Memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di Negara tujuan f. Memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama diperoleh tenaga kerja asing lainnya sesuai dengan peraturan perundangundangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan selama penempatan di luar negeri. g. Memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke tempat asal h. Memperoleh naskah Perjanjian kerja yang asli. 2. Kewajiban TKI Setiap calon TKI/TKI mempunyai kewajiban untuk : 1. Menaati peraturan perundang-undangan baik di dalam negeri maupun di negara tujuan 2. Menaati dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Perjanjian kerja 3. membayar biaya pelayanan penempatan TKI di luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan 4. Memberitahukan atau melaporkan kedatangan, keberadaan dan kepulangan TKI kepada Perwakilan Republik Indonesia di Negara tujuan.
34
G. Prosedur Penempatan TKI Penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke Negara tujuan yang pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah RI yang mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing. Kuota permintaan dari Negara pengguna jasa TKI tersebut harus mengajukan job order kepada yang berwenang dalam hal ini ditanggani oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang berada di tingkat pusat, yang selanjutnya mengeluarkan surat ijin pengerahan yang disebarkan di setiap propinsi di seluruh Indonesia melalui Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) dan bila setiap daerah telah terbagi menurut kebutuhan tenaga kerja, maka setiap daerah akan memperoleh informasi untuk mempersiapkan TKI yang memenuhi syarat untuk mendaftar, biasanya pengumuman ini dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja Daerah setempat dengan dibantu oleh pihak swasta dalam hal ini PPTKIS (Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta). Dalam prosedur Penempatan TKI ke luar negeri terdapat kegiatan Pra Penempatan yang meliputi : a. Pengurusan SIP Untuk mendapat SIP, pelaksana penempatan TKI swasta harus memiliki: 1) Perjanjian kerja sama penempatan ; 2) Surat permintaan TKI dari Pengguna ; 3) Rancangan perjanjian penempatan ;dan
35
4) Rancangan perjanjian kerja. b. Rekruitmen Proses perekrutan didahului dengan memberikan informasi kepada calon TKI sekurang-kurangnya tentang: 1. Tata cara perekrutan ; 2. Dokumen yang diperlukan ; 3. Hak dan kewajiban calon TKI/TKI ; 4. Situasi, kondisi, dan resiko di Negara tujuan ; dan 5. Tata cara perlindungan bagi TKI. c. Pendidikan dan pelatihan kerja Calon TKI berhak mendapat pendidikan dan pelatihan kerja sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan, yaitu : a) Membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja calon TKI ; b) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang situasi, kondisi, adat istiadat, budaya, agama, dan resiko bekerja di luar negeri ; c) Membekali kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Negara tujuan; d) Memberi pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban calon TKI/TKI. d. Pemeriksaan kesehatan dan psikologi Pemeriksaan kesehatan dan psikologi bagi calon TKI dimaksudkan untuk mengetahui derajat kesehatan dan tingkat kesiapan psikis serta
36
kesesuaian kepribadian calon TKI dengan pekerjaan yang akan dilakukan di Negara tujuan. Setiap calon TKI harus mengikuti pemeriksaan kesehatan dan psikologi yang diselenggarakan oleh sarana kesehatan dan lembaga pemeriksaan psikologi yang ditunjuk pemerintah. PPTKIS dilarang memberangkatkan calon TKI yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan psikologi. e. Uji kompetensi Uji kompetensi ini bersifat mutlak dan apabila dinyatakan tidak lulus ayau gagal maka pelaksana penempatan TKI dilarang memberangkatkan calon TKI yang bersangkutan, bahkan seleksi juga harus pada tingkat pematangan psikologis dan kesehatan agar dapat diketahui tingkat kesiapan mental dan fisik para TKI, sehingga diharapkan para TKI dapat menjalankan pekerjaan dengan stamina yang lebih kuat. f. Pengurusan dokumen Untuk dapat diberangkatkan ke luar negeri, calon TKI harus memiliki dokumen yang meliputi: 1. Kartu tanpa penduduk, ijazah pendidikan terahir, akte kelahiran, atau surat keterangan kenal lahir; 2. Surat keterangan status perkawinan, bagi yang telah menikah melampirkan copy buku nikah; 3. Surat keterangan izin suami atau istri, izin orang tua, atau izin wali; 4. Sertifikat kompetensi kerja;
37
5. Surat keterangan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dan psikologi; 6. Paspor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi setempat; 7. Visa kerja; 8. Perjanjian penempatan TKI; 9. Perjanjian kerja; dan 10. KTLN (Kartu Tanda Luar Negeri) g. Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) PAP diadakan dengan maksud untuk memberi pemahaman dan pendalaman terhadap peraturan perundang-undangan di Negara tujuan dan materi Perjanjian kerja. Materi PAP seperti yang diatur dalam Pasal 49 ayat (2) Kepmenakertrans No.104 A/MEN/2002 meliputi: a. Pembinaan mental kerohanian. b.
Pembinaan fisik, disiplin, kepribadian.
c. Social budaya, adat istiadat, kondisi Negara tujuan. d. Peraturan perundang-undangan Negara tujuan. e. Tata cara keberangkatan dan kepulangan. f. Informasi tentang keberadaan Perwakilan RI. g. Progam pengiriman uang/remittance dan tabungan. h. Kelengkapan dokumen TKI. i. Isi Perjanjian penempatan. j. Hak dan kewajiban TKI/PJTKI
38
Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) menjadi tanggung jawab Pemerintah.
h. Prosedur Pemberangkatan Palaksana penempatan TKI swasta wajib memeberangkatkan TKI ke luar negeri yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan dokumen sesuai dengan perjanjian penempatan. Perjanjian penempatan TKI dibuat secara tertulis dan ditanda tangani oleh calon TKI dan PPTKIS setelah calon TKI yang bersangkutan terpilih dalam perekrutan. Perjanjian penempatan TKI tersebut sekurangkurangnya harus memuat antara lain : a) Nama dan alamat Pelaksana Penempatan TKI swasta; b) Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, dan alamat calon TKI; c) Nama dan alamat calon pengguna; d) Hak dan kewajiban para pihak dalam rangka penempatan TKI di luar negeri yang harus sesuai dengan kesepakatan dan syarat-syarat yang ditentukan oleh calon pengguna tercantum dalam perjanjian kerjasama penempatan; e) Jabatan dan jenis pekerjaan calon TKI sesuai permintaan pengguna; f) Jaminan pelaksana penempatan TKI swasta kepada calon TKI, apabila pengguna tidak memenuhi kewajibannya kepada TKI sesuai Perjanjian kerja; g) Waktu keberngkatan calon TKI;
39
h) Biaya penempatan yang harus ditanggung oleh calon TKI da cara pembayarannya; i) Tanggung jawab pengurusan penyelesaian masalah; j) Akibat atas terjadinya pelanggaran perjanjian penempatan TKI oleh salah satu pihak; dan k) Tanda tangan para pihak dalam perjanjian penempatan TKI. Ketentuan perjanjian penempatan tidak boleh bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan. Syarat dalam Perjanjian penempatan TKI tersebut sekurang-kurangnya rangkap 2 (dua) dengan bea materai dan masing-masing pihak mendapat 1 (satu) perjanjian penempatan TKI yang mempunyai kekuatan hukum yang sama. Berdasarkan uraian di atas, maka secara singkat prosedur penempatan TKI di luar negeri meliputi: 1) Calon TKI mencari informasi lowongan kerja luar negeri ke sumber informasi yakni : Depnakertrans, BP3TKI, Dinaskertrans, PPTKIS, media masa, internet, dll. 2) Calon TKI mengikuti penyuluhan, pendaftaran dan mengikuti seleksi. 3) Calon TKI yang lulus seleksi menandatangani perjanjian penempatan dengan PJTKI. 4) Calon TKI mengikuti tes kesehatan, pelatihan kerja dan uji kompetensi, mengurus paspor dan mengikuti progam asuransi TKI. 5) Calon TKI mengikuti PAP dan menandatangani perjanjian kerja.
40
6) TKI melalui PJTKI mengurus rekomendasi bebas fiscal ke luar negeri ke BP3TKI. 7) TKI berangkat ke luar negeri dengan membawa dokumen lengkap. 8) Setelah sampai di Negara tujuan, TKI melaporkan diri ke Perwkilan RI atau KBRI. 9) TKI bekerja sesuai dengan perjanjian kerja dan memilih ijin tinggal dan ijin kerja di Negara tujuan. 10) TKI selesai kontrak, dapat melaporkan ke KBRI untuk kembali ke tanah air atau memperpanjang kontrak kerja. 11) TKI tiba di tanah air. H. Perlindungan Hukum Terhadap TKI Secara umum dapat dijelaskan bahwa pengertian Perlindungan hukum adalah melindungi ataupun memberikan pertolongan dalam bidang hukum.30 Definisi perlindungan TKI terdapat dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No KEP-104 A/MEN/2002 tentang Penempatan TKI ke luar negeri Pasal 1 ayat (8) dinyatakan "lembaga perlindungan TKI yang selanjutnya disebut perlindungan TKI adalah lembaga perlindungan dan pembelaan hak serta kepentingan TKI yang wajib dipenuhi oleh PJTKI melalui kerjasama dengan konsultan hukum dan atau lembaga asuransi di luar negeri"31. Dalam Kepmenakertrans ini melihat perlindungan sebagai tanggung
30
W.J.S, Purwodarminto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka),
hlm 224. 31
Kepmenakertrans RI No. Kep-104 A/MEN/2002, (Bandung: Nuansa Aulia, 2005), hal
331.
41
jawab secara kelembagaan tetapi beban tanggung jawab tersebut hanya wajib dilaksanakan oleh PJTKI saja Undang-undang No. 39 tahun 2004 Pasal 1 Angka 4 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri di jelaskan bahwa Perlindungan TKI merupakan segala upaya untuk melindungi kepentingan calon TKI/TKI dalam mewujudkan terjaminya pemenuhan hak-haknya sesuai dengan peraturan Perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja. Adapun tujuan perlindungan hukum yaitu untuk: 1. Memperdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; 2. Menjamin dan melindungi calon TKI/TKI kembali ketempat asal di Indonesia; 3. Meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya. Adapun perlindungan hukum terhadap TKI meliputi: 1) Setiap calon TKI/TKI mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan. 2) Perlindungan hukum terhadap TKI dilaksanakan mulai dari Pra Penempatan, masa penempatan, purna penempatan. Pra Penempatan Perlindungan TKI pra penempatan meliputi: a. Calon TKI betul-betul memahami informasi lowongan pekerjaan dan jabatan;
42
b. Calon TKI dijamin kepastian untuk bekerja di luar negeri ditinjau dari segi ketrampilan dan kesiapan mental; c. Calon TKI menandatangani perjanjian kerja. Masa Penempatan Perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri yang harus dilaksanakan antara lain: 1)
Pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di Negara tujuan serta hukum dan kebiasaan internasional;
2)
Pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja dan atau peraturan perundang-undangan di Negara TKi ditempatkan. Selain itu, juga dijelaskan bahwa perlindungan TKI selama masa
penempatan meliputi: 1. Penanganan masalah TKI perselisihan TKI dengan pengguna jasa; 2. penanganan masalah TKI akibat kecelakaan, sakit atau meninggal dunia; 3. Perpanjangan perjanjian kerja; 4. penaganan proses TKI apabila cuti. Purna Penempatan Perlindungan TKI purna penempatan, meliputi: 1. Kepulangan TKI setelah melaksankan perjanjian kerja; 2. kepulangan TKI karena kasus;
43
3. kepulangan TKI karena alas an khusus.32 Setiap TKI yang akan kembali ke Indonesia wajib melaporkan kepulangannya kepada Perwakilan RI. Pelaporan bagi TKI yang bekerja pada pengguna perorangan dilakukan oleh pelaksana penempatan TKI swasta. 3) Perlindungan terhadap TKI di luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta hukum dan kebiasaan internasional. 4) Dalam rangka perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri, Perwakilan
RI melakukan
pembinaan
dan
pengawasan
terhadap
perwakilan pelaksana penempatan TKI swasta dan TKI yang ditempatkan di luar negeri. 5) Pelaksana penempatan TKI swasta bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada calon TKI/TKI sesuai dengan perjanjian penempatan. 6) Setiap calon TKI/TKI bekerja di luar negeri baik secara perseorangan maupun yang ditempatkan oleh pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengikuti progam pembinaan dan perlindungan TKI. 7) Pelaksana penempatan TKI swasta wajib mengikut sertakan TKI yang diberangkatkan ke luar negeri dalam progam asuransi. Perusahaan asuransi yang menyelenggarakan progam asuransi TKI tersebut harus memenuhi persyaratan antara lain : a) Memiliki izin usaha dari Departemen Keuangan RI;
32
Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: PT. raja Grafindo Persada, 2003), hlm 23.
44
b) Mendapatkan rekomendasi dari Direktur Asuransi Direktorat lembaga Keuangan Departemen Keuangan RI; c) Membuat surat pernyataan sanggup menyelenggarakan progam asuransi TKI sesuai keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI; d) Memiliki perjanjian kerja sama dengan perusahaan asuransi jiwa atau kerugian
yang
telah
memiliki
rekomendasi
dari
Departemen
Keuangan; e) Memiliki Kantor Cabang di wilayah domosili BP2TKI; dan f) Memiliki system pendataan on line.33 8) Pelaksana penempatan TKI swasta bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada calon TKI atau TKI berupa pemberian Jamsostek. Pemberian jamsostek, misalnya jenis resiko yang ditanggung bagi TKI yang bekerja di Negara-negara tujuan antara lain: a) Resiko Kematian; seperti : 1. Jaminan kematian (meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja), 2.
Biaya pemakaman di Negara penempatan atas persetujuan ahli waris,
b) Resiko Sakit; seperti: 1. Jaminan pemeliharaan kesehatan di Negara penempatan yaitu rawat inap dan rawat jalan, 33
Pasal 2 ayat (1) Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. KEP157/MEN/2003 tentang Asuransi TKI.
45
2.
Perawatan lanjutan di dalam negeri yaitu rawat inap dan rawat jalan.
c) Resiko kecelakaan kerja; seperti: 1. Meninggal dunia akibat kecelakaan kerja, 2. santunan cacat total, 3. santunan cacat sebagaian. d) Permasalahan selama penempatan; seperti: 1) Gaji tidak dibayar sama sekali, 2) Gaji tidak dibayar sebagian, 3) Pemutusan hubungan kerja sepihak oleh majikan dan TKI harus dipulangkan, 4) Pemerkosaan dengan pembuktian, 5) Pemulangan TKI karena bermasalah. e) Pembatalan kontrak oleh usaha atau majikan sebelum TKI melakukan pekerjaan sesuai perjanjian kerja bukan karena kesalahan TKI. f) Pembelaan hukum di dalam maupun di luar negeri.
46
BAB III PROFIL PT. ABUL PRATAMA JAYA DAN ANALISIS PROSEDUR PENEMPATAN TKI DI PT. ABUL PRATAMA JAYA A. Gambaran Umum PT. Abul Pratama Jaya 1. Sejarah PT. Abul Pratama Jaya PT. Abul Pratama Jaya didirikan oleh Ibu Siti Maesaroh pada tahun 2000. Siti maesaroh hingga hari ini menjabat sebagai ketua kantor cabang di PT. Abul Pratama Jaya. Awalnya PT. Abul Pratama Jaya adalah anak cabang dari perusahaan penggerahan TKI PT. Jatim Duta Pembangunan yang beralamat di Jl kenangan No. 3 Kec. Pabelan ini di pimpin Ibu Sri Nuryati yang juga kakak kandung dari Ibu Siti Maesaroh. Setelah berdiri sendiri, PT. Abul Pratama Jaya belum memiliki gedung sendiri awalnya PT. Abul Pratama Jaya masih menggunakan rumah Ibu Siti Maesaroh sebagai kantor. Gagasan memiliki gedung kantor sendiri disebabkan terbitnya peraturan dari Depnaker jateng bahwa PJTKI harus memiliki kantor sendiri dan ridak diperbolehkan menjadi satu dengan rumah. Ibu Siti Maesaroh akhirnya mendirikan kantor sendiri sebagai pusat pengurusan administrsi PT. Abul Pratama Jaya. Lokasi kantor baru ini tidak begitu jauh dari rumah Ibu Siti Maesaroh yaitu di Komplek Pasar Pabelan Blok A.2-B.3 Kec. Pabelan. PT. Abul Pratama Jaya yang berada di wilayah Salatiga adalah Perwakilan daerah Jawa Tengah dari perusahaan pengerahan TKI ke luar negeri yaitu PT. Abul Pratama Jaya kantor pusat yang beralamat di Jl.
47
Sukantani No. 2 RT. 07 / RW 02 Kelurahan Tegal Alur Kecamatan Kelideres Jakarta barat.34 2. Perkembangan perusahaan a. Karyawan PT. Abul Pratama Jaya didirikan dengan mendapat Surat Izin Usaha Penempatan (SIUP) Nomor: KEP. 110/MEN/BP/LN/2000, sedangkan Nomor izin di PT. Abul Pratama Jaya yaitu : B. 1306/W.10.K.2000. Jumlah karyawan yang bekerja pada PT. Abul Pratama Jaya sampai saat ini berjumlah 7 orang yang terdiri dari 4 laki-laki dan 3 perempuan yang meliputi : Tabel 2 Data staf dan karyawan PT. Abul Pratama Jaya No Golongan L P Jumlah 1
Staf kantor
1
3
4
2
Karyawan
3
-
3
4
3
10
Jumlah
b. Jumlah TKI PT. Abul Pratama Jaya telah menyalurkan dan menempatkan ribuan orang TKI dengan tujuan Timur Tengah (Arab Saudi ), Singapura, Taiwan, Hongkong, dan Korea. PT. Abul Pratama Jaya saat ini bergerak dalam usaha penempatan sektor informal dan formal. Formal artinya bahwa TKI yang dikirim ke luar negeri akan ditempatkan sebagai pekerja perusahaan-perusahaan atau
34
Wawancara dengan Ibu Eni Rahmawati Staf Administrsi, tanggal 27 Oktober 2009
48
pabrik ke berbagai Negara sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pihak pengguna jasa. Sedangkan dalam bidang informal bahwa TKI yang dikirimkan ditempatkan sebagai pembantu rumah tangga (PRT). PT ini rata-rata memberangkatkan TKI 20 sampai 30 orang setiap bulannya
yang
diberangkatkan
dalam
1
atau
2
gelombang
pemberangkatan. Sebagian besar TKI yang diberangkatkan berasal dari Kota Salatiga sendiri dan Daerah Kab. Semarang. Sedangkan proses seleksi adalah melalui penyaluran dari Dinas Tenga Kerja dan Transmigrasi. PT. Abul Pratama Jaya menempatkan TKI ke Timur Tengah sesuai dengan job order yang diterima sehingga akan didapat angka yang pasti sesuai denagan prosedur yang tercantum dalam job order tersebut. Sebagai
gambaran
pada
tahun
2008
jumlah
TKI
yang
sudah
diberangkatkan mulai bulan Januari sampai bulan Desember adalah sebanyak 961 orang. Berikut ini data keberangkatan TKI di PT. Abul Pratama Jaya yang dapat dilihat dari tabel :35 Tabel 3 Data Keberangkatan TKI PT. Abul Pratama Jaya Th.2000-2008 No
1
No
2
35
Jenis kelamin
2000
2001
Laki-laki Perempuan Jumlah
8 90 98
11 100 111
Jenis kelamin
2000
2001
Laki-laki Perempuan Jumlah
12 50 62
41 200 241
Tahun/Bulan 2002 2003 2004 2005 Januari 5 14 11 36 5 126 32 100 10 140 43 136 Tahun/Bulan 2002 2003 2004 2005 Februari 20 84 10 7 202 100 48 28 222 184 58 35
Data TKI PT. Abul Pratama Jaya tahun 2000 sampai 2008
49
2006
2007
2008
3 8 13
3 8 11
5 11 16
2006
2007
2008
8 20 28
17 18 35
6 37 43
No
3
No
4
No
5
No
6
No
7
No
8
No
9
No
10
Jenis kelamin
2000
2001
Laki-laki Perempuan Jumlah
17 127 144
6 29 25
Jenis kelamin
2000
2001
Laki-laki Perempuan Jumlah
9 100 109
4 27 31
Jenis kelamin
2000
2001
Laki-laki Perempuan Jumlah
25 231 256
8 39 47
Jenis kelamin
2000
2001
Laki-laki Perempuan Jumlah
3 80 83
10 45 55
Jenis kelamin
2000
2001
Laki-laki Perempuan Jumlah
13 50 63
13 24 37
Jenis kelamin
2000
2001
Laki-laki Perempuan Jumlah
16 55 71
7 70 77
Jenis kelamin
2000
2001
Laki-laki Perempuan Jumlah
3 20 23
9 72 81
Jenis kelamin
2000
2001
Laki-laki Perempuan Jumlah
8 10 18
5 106 111
Tahun/Bulan 2002 2003 2004 2005 Maret 45 45 26 30 189 200 22 181 234 248 125 211 Tahun/Bulan 2003 2004 2005 April 31 66 9 81 156 150 43 28 187 216 52 109
2002
Tahun/Bulan 2003 2004 2005 Mei 30 30 30 8 59 31 35 121 89 61 65 129
2002
Tahun/Bulan 2003 2004 2005 Juni 6 16 17 12 73 40 250 116 79 56 267 128
2002
Tahun/Bulan 2003 2004 2005 Juli 24 9 100 19 55 58 119 260 80 67 219 279
2002
Tahun/Bulan 2002 2003 2004 2005 Agustus 46 15 100 19 233 21 119 20 279 36 219 39 Tahun/Bulan 2002 2003 2004 2005 September 7 17 45 21 282 19 65 88 289 36 110 109 Tahun/Bulan 2002 2003 2004 2005 Oktober 19 7 80 55 179 12 122 95 198 19 202 150
50
2006
2007
2008
16 3 19
26 22 48
19 9 28
2006
2007
2008
18 210 228
13 23 36
4 9 13
2006
2007
2008
90 128 218
19 18 37
4 9 13
2006
2007
2008
6 66 72
21 65 86
14 70 84
2006
2007
2008
21 200 221
7 80 87
34 41 75
2006
2007
2008
21 200 221
7 80 87
34 41 75
2006
2007
2008
8 10 18
15 200 215
4 75 76
2006
2007
2008
7 20 27
7 71 78
24 117 141
No
Jenis kelamin
2001
2002
11
Laki-laki Perempuan Jumlah
48 50 98
90 155 245
No
Jenis kelamin
2000
2001
Laki-laki Perempuan Jumlah
23 43 66
17 80 97
12
Tahun/Bulan 2003 2004 2005 2006 Nopember 17 4 5 81 245 80 45 110 262 84 50 191 Tahun/Bulan 2002 2003 2004 2005 Desember 23 9 115 51 271 40 119 100 294 49 234 151
2007
2008
2009
8 30 38
12 20 32
23 213 236
2006
2007
2008
17 110 127
17 40 57
60 101 161
Berdasarkan data tersebut di atas dapat diketahui selama satu dawarsa terakhir PT. Abul Pratama Jaya mengalami pasang surut dalam pengiriman TKI. Dalam penelitian ini pada prinsipnya PJTKI memang telah memberikan pelatihan kepada setiap calon TKI, tetapi apakah pelatihan yang dilakukan tersebut cukup atau tidak, seharusnya ada sesuatu standar yang baku baik itu berupa jangka waktu pelatihan maupun standar kualitas TKI yang ditetapkan oleh pemerintah. Selama ini kualitas TKI tergantung dari PJTKI menyalurkan, apabila PJTKI melakukan pelatihan yang memadai maka kualitas TKI juga lebih baik, sedangkan bila PJTKI asalasalan dalam menempatkan TKI nya, maka kualitasnya juga kurang baik. Di dalam Kepmenakertrans Nomor KEP-104 A/MEN/2002 pasal 42 memang telah ditetapkan bahwa setiap calon TKI yang akan berangkat harus mengikuti pelatihan dan lulus uji ketrampilan dari Lembaga Uji Kompetensi Independent yang telah ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
51
Setiap peristiwa yang dialami oleh para TKI di luar negeri kerap kali tidak dilaporkan oleh TKI yang bersangkutan. Oleh karena itu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap TKI sangat sulit dilakukan. Sedangkan pihak PJTKI ataupun pemerintah bersifat menunggu adanya laporan kasus tersebut. Perlindungan yang dilakukan oleh PJTKI adalah melalui pemberian bagi TKI baik ketrampilan maupun bahasa, penempatan Perwalu di luar negeri, pengikutsertaan TKI dalam progam asuransi, pemberian batas waktu pemberangkatan yamg tidak terlalu lama. c. Wilayah Kerja PT. Abul Pratama Jaya PT. Abul Pratama Jaya termasuk PJTKI yang sudah beroperasi kurang lebih dari 10 tahun (sejak tahun 1999). PT ini telah dipercaya Pemerintah untuk mengelola pengiriman TKI ke luar negeri khusususnya tujuan Timur Tengah. Wilayah kerja kantor pusat PT. Abul Pratama Jaya adalah seluruh daerah yang ada di Indonesia. Kantor pusat PT. Abul Pratama Jaya terletak di Jl. Sukantani No. 2 RT.07 / RW. 02 Kelurahan Tegal Alur Kecamatan Kalideres Jakarta Barat Indonesia. Sudah mempunyai 10 kantor cabang yang tersebar di Propinsi-propinsi yang berada di Indonesia. Salah satunya kantor cabang propinsi Jawa Tengah sebagai tempat penelitian terletak di Dusun Karang Rejo RT. 01 / RW. 02 Desa Pabelan Kec. Pabelan Kota Salatiga. Wilayah kerjanya mencakup daerah yang ada di Propinsi Jawa Tengah meliputi Kab. Semarang, Kab. Kendal, Kab. Boyolali, Kota
52
Salatiga, Kota Solo, Kab. Demak dll. Akan tetapi kebanyakan dari TKI yang diberangkatkan dari daerah Kota Salatiga dan Kab. Semarang.36 3. Struktur Organisasi PT. Abul Pratama Jaya Untuk mendukung tata kerja perusahaan yang baik diperlukan penanganan organisasi perusahaan yang disusun secara sistematis, oleh karena itu perlu adanya struktur organisasi yang rapi. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan terperinci mengenai struktur organisasi yang ada di PT. Abul Pratama Jaya dapat dilihat pada skema berikut ini :
36
Wawancara dengan Ibu Siti Maesaroh (Pimpinan PT. Abul Pratama Jaya), Tanggal 16 September 2009.
53
STRUKTUR ORGANISASI PT. ABUL PRATAMA JAYA KANTOR PUSAT Direktur Wakil Direktur
Sekertaris
Kabag
Bendahara
Pengurusan Visa
Administrasi
Tiket
Viskal
Depnaker
Penerbangan
Kasus & Asuransi
Driver
Penampungan Keterangan : 1) Direktur Utama
: Marie Amir. T.
2) Wakil Direktur
: M. Hamdan
3) Sekertaris
: Umi Nafilah
4) Kepala Bagian
: Muh. Ahmad Syukron
5) Bendahara
: Eva Zuliana
6) Pengurusan Visa
: M. Almi dan M. Imron
7) Administrasi
: Ana Zuhdiana
8) Tiket
: M. Shidiq
9) Viskal
: M. Anis
10) Depnaker
: M. Najmudin
11) Penerbangan
: M. Ridwan
12) Kasus dan Asuransi
: Iwan dan Bayu
13) Driver
: Amsori dan Roni
14) Penampungan
: Amir Tholib
54
KANTOR CABANG
Kepala Cabang
Manager Operasional
Administrsi
Transportasi
Bendahara
Driver
Medical Center
Keterangan : 1) Ketua Perwakilan Daerah
: Ibu Siti Maesaroh
2) Manager Operasional
: Drs. Mustofa
3) Administrasi
: Eni Rahmawati & Nur hayati
4) Bendahara
: Riwayati
5) Transportasi
: M. Ridwan
6) Driver
: Samsuri
7) Medical Center
: Rama
55
B. Prosedur Penempatan TKI ke Luar Negeri di PT. Abul Pratama Jaya a. Prosedur Penyediaan Calon TKI Penempatan TKI ke luar negeri hanya dapat dilakukan ke Negara tujuan yang pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Indonesia yang mempunyai peraturan peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing. Kuota permintaan dari Negara pengguana jasa TKI harus mengajukan job order kepada Instansi yang berwenang dalam hal ini ditangani oleh Badan Nasional Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang berada di tingkat pusat, yang selanjutnya mengeluarkan Surat Ijin Pengerahan (SIP) yang disebarkan di setiap propinsi di seluruh Indonesia melalui Balai Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI), dan bila setiap daerah telah terbagi menurut kebutuhan tenaga kerja, maka setiap daerah akan memperoleh informasi untuk mempersiapkan TKI yang memenuhi syarat untuk mendaftar. PT. Abul Pratama Jaya dalam hal akan merekrut calon TKI dengan cara TKI datang atau mendaftarkan lansung ke kantor PT. Abul Pratama Jaya, akan tetapi mendaftar langsung bukan satu-satunya jalan untuk mendaftar menajadi TKI, sebab PT. Abul Pratama Jaya juga menggunakan sistem jemput bola yaitu dengan membuat tim sendiri untuk mencari calon TKI masuk ke desadesa. Nama yang disebutkan yaitu bapak Samsuri, M. Aziz, Munawir, Musatain. Adapun fee yang diberikan mereka dari satu calon TKI yang sudah diberangkatkan mendapat Rp 300.000-Rp 400.000 dan bagi masyarakat umum yang bersedia memberikan informasi tempat tinggal orang yang mau ke luar
56
negeri PT bersedia memberi fee Rp 150.000-Rp 200.000 bila orang tersebut benar mau berangkat ke luar negeri. Dalam menyediakan calon TKI PT. Abul Pratama Jaya harus melakukan koordinasi dengan Kantor Wilayah atau Balai Pelayan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) lebih dahulu atas dasar permintaan nyata.37 Selanjutnya yang dilakukan adalah merencanakan pembagian daerah rekrut dan rencana kebutuhan calon TKI. Di sini juga perlu dilakukan rencana pembekalan akhir, rekomendasi bebas fiskal luar negeri dan proses pemberangkatan TKI. Bebas fiskal luar negeri diberikan bagi setiap tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri melalui PPTKIS (Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta) dulu bernama PJTKI (Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia). Untuk mendapatkan rekomendasi bebas fiskal luar negeri, PPTKIS mengajukan permohonan kepada kantor wilayah Departemen Kerja atau BP3TKI daerah asal TKI. Langkah berikutnya, PPTKIS juga harus bekerja sama dengan kantor Depnakertrans dan instansi, terkait dalam mengadakan penyuluhan yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat pencari kerja. Penyuluhan tersebut berisi tentang : a) Adanya lowongan pekerjaan yang tersedia di luar negeri ; b) Persyaratan administrasi calon TKI, termasuk pemilikan paspor;
37
Wawancara dengan bapak Samsuri driver PT. Abul Pratama Jaya, tanggal 12 november
2009
57
c) Syarat-syarat kerja, misalnya upah, jaminan sosial, waktu kerja, kondisi kerja, lokasi kerja; d) Situasi dan kondisi Negara tempat kerja; dan e) Hak dan kewajiban TKI. Dengan adanya penyuluhan tersebut, diharapkan calon TKI yang akan bekerja di luar negeri akan mendapatkan informasi dan penjelasan yang benat dan tepat, sehingga mereka terhindar dari penipuan dan mereka dapat mempersiapkan diri baik fisik maupun mental. Selanjutnya, kantor Departemen Tenaga Kerja dan BP3TKI bersama-sama dengan PPTKIS akan melakukan pendaftaran bagi calon TKI yang akan bekerja di luar negeri. Adapun bagi warga yang berminat menjadi TKI wajib memiliki ketentuan dasar sebagai Warga Negara Indonesia dengan memenuhi syarat-syarat antara lain : 1) Berusia sekurang-kurangnya 18 tahun kecuali bagi calon TKI yang akan dipekerjakan pada pengguna peroragan sekurang-kurangnya berusia 21 tahun; 2) Sehat jasmani dan rohani; 3) Tidak dalam keadaan hamil bagi calon tenaga kerja perempuan; dan 4) Berpendidikan sekurang-kurangnya lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau sederajat. Khusus bagi calon TKI yang akan bekerja di Arab Saudi, PPTKIS dalam hal ini PT. Abul Pratama Jaya telah menetapkan persyaratan sebagai berikut :
58
a. Syarat Umum 1. Umur
: minimal 23 tahun dan maksimal 35 tahun.
2. Jenis kelamin
: laki-laki dan perempuan
3. berbadan lengkap dan sehat jasmani tidak cacat sedikitpun.38 b. Syarat Administrasi 1. Kartu Keluarga (KK); 2. KTP; 3. Akte/Surat kelahiran; 4. Surat Nikah / Cerai bagi yang sudah menikah; 5. Surat ijin orang tua/wali/suami/istri/yang diketahui oleh pejabat setempat (Lurah/Camat), bermaterai Rp. 6.000,-; 6. Foto berwarna terbaru 4x6 (10 lembar) dan hitam putih 4x6 (10 lembar); 7. Lulus tes kesehatan ; 8. Ijazah / STTB minimal SMP; 9. Lulus seleksi; c. Kesiapan Mental 1) Siap untuk bekerja keras 2) Menyetujui perjanjian terkait yang berlaku baik di Indonesia maupun di negar Timur tengah dalam hal ini Arab Saudi; dan 3) Melaksanakan hak dan kewajiban sebagaimana tertuang dalam kontrak kerja.
38
Wawancara dengan Ibu Siti Maesaroh, Tanggal 1 Oktober 2009
59
d. Kesiapan Biaya 1. Sanggup membayar biaya pengurusan keberangkatan calon TKI Arab Saudi yang besarnya ditentukan oleh PT. Abul Pratama Jaya; 2. Bersedia menyetor dana partisipasi tersebut langsung pada PPTKIS yaitu PT. Abul Pratama Jaya; 3. Menunjukkan dan menyerahkan bukti pembayaran kepada PT. Abul Pratama Jaya sebagai dasar bahwa calon TKI yang berangkat telah siap dalam biaya keberangkatan ke Arab Saudi.39 Setelah Pendaftaran, maka akan dilanjutkan dengan seleksi yang dilakukan secara bersamam-sama antara Kantor Departemen Tenaga Kerja dengan perwakilan PT. Abul Pratama Jaya. Seleksi ini meliputi 2 (dua) hal yaitu seleksi awal dan seleksi akhir. Adapun seleksi awal meliputi : 1. Seleksi Administrsi Seleksi ini berupa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon TKI untuk dapat dipekerjakan di luar negeri. 2. Seleksi Tertulis Untuk mengetahui kemampuan menulis dan membaca. 3. Seleksi Ketrampilan Untuk mengetahui ketrampilan/keahlian calon TKI. 4. Seleksi wawancara
39
Wawancara dengan Ibu Siti Maesaroh, Tanggal 3 Oktober 2009.
60
Untuk mengetahui kesiapan mental, minat, bakat serta kemampuan berkomunikasi dari para calon TKI. 5. Seleksi kesehatan Dilakukan di rumah disakit yang ditunjuk yang dibuktikan dengan surat bukti pemeriksaan (fit/unfit) dari rumah sakit tersebut.
Sedangkan seleksi akhir dilakukan setelah orientasi pra pemberangkatan (pembekalan akhir) yang meliputi penelitian mengenai kelengkapan dan keabsahan isi dokumen antara lain syarat administrasi calon TKI, daftar identitas calon TKI, sertifikat atau surat keterangan keahlian/ketrampilan khususnya surat keterangan mengikuti progam orientasi pra pemberangkatan. Bagi para calon TKI yang lulus seleksi tersebut, maka kemudian akan dimasukkan dalam daftar nominasi calon TKI yang dinyatakan lulus yang dibuat oleh PPTKIS dan diserahkan kepada Departemen Tenaga Kerja. Dengan berdasarkan daftar nominasi tersebut Kantor Departemen Tenaga Kerja kemudian akan memberikan Kartu Identitas Tenaga Kerja Indonesia (KITKI) kepada setiap calon TKI, yang selanjutnya dengan kartu tersebut akan digunakan mengurus paspor. Sedangkan mengenai pembebanan biaya penempatan TKI ke luar negeri, disini dibebankan oleh PPTKIS kepada calon TKI atas dasar kesepakatan antara calon TKI dengan PJTKI setelah mendapat persetujuan Kantor Wilayah daerah asal TKI. Komponen biaya proses penempatan TKI meliputi antara lain :
61
a) Jasa penempatan; b) Dokumen jati diri; c) Tes kesehatan; d) Biaya pelatihan; e) Biaya pelatihan ketrampilan; f) Biaya visa;biaya akomodasi sebelum berangkat ke luar negeri; dan g) Biaya transportasi. Diatas telah disebutkan bahwa pembebanan biaya penempatan tersebut harus ada persetujuan dari Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja setempat, sehingga PPTKIS harus melakukan pengajuan biaya proses penempatan TKI tersebut secara tertulis. PT. Abul Pratama Jaya dalam hal ini juga telah menetapkan beban biaya penempatan TKI ke luar negeri yang harus ditanggung oleh setiap calon TKI yang akan bekerja di luar negeri sesuai dengan Negara tujuan, yaitu : Arab Saudi (Pembantu rumah tangga) Total biaya
: Rp. 1.500.000, 00
Nilai kurs yang digunakan
: 1 Real = Rp. 2.500, 00
Abudabi (Pembantu rumah tangga) Total biaya
: Rp. 1.200.000, 00
Nilai kurs yang digunakan
: 1 Dirham = Rp. 2.600, 00
62
PT. Abul Pratama Jaya selaku perwakilan Jawa Tengah sejak tahun 1999 sampai tahun 2009 telah berhasil mengirim TKI dan menempatkan TKI di Negara-negara yang ada di Timur Tengah.
b. Prosedur Pemberangkatan Setelah TKI memenuhi persyaratan, maka siap untuk diberangkatkan dan ditempatkan di luar negeri dengan : 1. TKI diantar oleh PPTKIS, berangkat menuju pelabuhan pemberangkatan dengan membawa dokumen perjalanan berupa : a. Paspor/visa; b. Tiket perjalanan; c. Perjanjian kerja yang sudah sah; d. Rekomendasi Bebas Fiskal Luar Negeri (BFLN); e. Surat keterangan Medikal. 2. Setibanya di tempat pemberangkatan TKI diantar oleh PPTKIS melapor kepada : a. BP3TKI untuk diadakan pengecekan kelengkapan dokumen perjalanan TKI oleh petugas BP3TKI yang ada dengan membubuhkan praf/cap pada paspor dan BFLN TKI. b. Kantor pelayanan Pajak (Unit Fiskal Luar Negeri) untuk memperoleh pengesahan BFLN. c. Counter penerbangan untuk memastikan tempat duduk (seat) pesawat dan memperoleh boarding pass.
63
d. Bea cukai untuk pemeriksaan barang bawaan TKI. e. Caunter imigrasi untuk check in dan pemeriksaan dokumen perjalan yang
diperlukan,
selanjutnya
TKI
masuk
ke
ruang
tunggu
keberangkatan. 3.
Sesuai dengan jadwal penerbangan yang tertera pada tiket pesawat, maka TKI berangkat menuju Negara tujuan.
4. setelah sampai di Negara tujuan tempat bekerja, TKI yang bersangkutan akan memperoleh pelayanan sebagai berikut : a. Pemeriksaan Dokumen Setibanya di luar negeri para TKI sebelum keluar dari bandara kedangan Negara tujuan, diadakan pemeriksaan dokumen TKI (paspor/visa dan calon pengguna jasa TKI) oleh aparat yang berwengan di bandara kedangan Negara tujuan. b. Pengguna jasa atau perwakilan luar nageri PPTKIS menjemput calon TKI di bandara Negara tujuan untuk selanjutnya dibawa menuju asrama/penampungan TKI atau lokasi kerja. c. TKI dibantu oleh pengguna jasa atau perwakilan luar negeri melaporkan kedatangannya kepada Kantor Perwakilan RI Negara setempat. d. Pengguna jasa atau perwakilan luar negeri membantu TKI untuk mengurus Re Medical Check-Up sesuai dengan peraturan yang berlaku di Negara setempat.
64
e. TKI dibantu oleh perwakilan luar negeri atau pengguna jasa mengurus izin kerja (work permit) dan izin tinggal ke instansi yang berwenang di Negara setempat. f. Setelah memperoleh work permit dan ijin tinggal maka TKI yang bersangkutan dapat bekerja pada pengguna jasa sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati dan ditanda tangani oleh kedua pihak.40
c. Prosedur pemulangan Pengguana jasa mitra usaha, Perwakilan luar negeri dan Pelaksana Penempatan Tenga Kerja Swasta (PPTKIS) sesuai dengan fungsinya bertanggung jawab, atas pemulangan TKI karena berakhirnya masa kerja, menjalankan cuti dan keberngkatan kembali atau karena sebab lain. Adapun langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pengurusan Tiket Pengguna jasa atau mitra usaha perwakilan luar negeri atau pelaksana penempatan lain wajib mengurus tiket pesawat untuk kepulangan TKI ke Indonesia. 2. Pengurusan Dokumen TKI Pengguna jasa atau mitra usaha perwakilan luar negeri atau pelaksana penempatan lain mengurus dokumen TKI (paspor) yang akan pulang ke Indonesia ke kantor Perwakilan RI Negara setempat karena : 40
Wawancara dengan Ibu Siti Maesaroh pimpinan PT. Abul Pratama Jaya, Tanggal 3 Oktober 2009
65
a) Habis kontrak atau telah berakhirnya perjanjian kerja; dan b) Cuti atau memperpanjang/memperbaharui hubungan kerja. 3. Pengurusan Cuti Apabila TKI akan melakukan cuti pengurusan dokumennya di perwakilan RI, maka harus dibantu oleh mitra usaha/perwakilan luar negeri atau pengguna jasa TKI. Bagi TKI yang menjalani cuti dan pulang ke tanah air serta dibekali Re-entry visa, maka harus melapor kepada kanwil/BP3TKI/Kandepnaker setempat, juga harus melapor kepada PPTKIS pengirim. 4. Transportasi ke Tempat Pemberangkatan. Pengguna jasa bertanggung jawab atas tersedianya transportasi dari lokasi kerja pelabuhan pemberangkatan. 5. Transportasi ke Tanah Air Pengguna jasa bertanggung jawab untuk mengurus dan menyediakan biaya transportasi dan tempat pemberangkatan di luar negeri ke daerah asal TKI. 41 C. Analisis Prosedur Penempatan TKI ke Luar Negeri di PT. Abul Pratama Jaya Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia namun dalam pelaksanaannya melibatkan pula Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, serta Institusi Swasta. Instustusi Swasta dalam hal ini Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia 41
Wawancara dengan Ibu Eni Rahmawati Staf Administrsi PT. Abul Pratamajaya, Tanggal 5 Oktober 2009
66
sebagai penyelenggara Penempatan Tenaga kerja Indonesia di luar negeri harus memenuhi beberapa persyaratan secara administrasi. Selain itu Instansi Swasta tersebut harus mempunyai perwakilan di negara dimana TKI ditempatkan, sedangkan untuk penempatan TKI pada pengguna perseorangan harus melalui Mitra Usaha di negara tujuan. Penempatan TKI di luar negeri oleh PJTKI didasarkan pada perjanjian penempatan yang dibuat dan ditandatangani
oleh
TKI
dan
PJTKI
selain
persyaratan-persyaratan
administrasi lainnya. Perjanjian Penempatan tersebut harus dilaporkan kepada Instansi Pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan pada tingkat Pemerintah Kabupaten/Kota. Penempatan TKI di luar negeri oleh Perorangan dilarang dan diancam dengan hukuman Pidana. Penempatan TKI di luar negeri harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi beberapa tahapan mulai dari masa pra penempatan, masa penempatan, sampai dengan purna penempatan. Perlindungan hukum yang diberikan terhadap TKI dimulai sejak masa pra penempatan, masa penempatan, dan pasca penempatan. Perlindungan hukum tersebut berupa perlindungan hukum yang bersifat Preventive maupun bersifat Represive. Namun perlindungan hukum tersebut dapat diberikan secara maksimal kepada TKI legal yang telah melalui prosedur yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Abul Pratama Jaya, maka dapatlah penulis menganalisis prosedur penempatan TKI ke luar negeri yang telah dijalankan selama ini. Bahwa prosedur penempatan TKI yang dijalankan
67
PT. Abul Pratama Jaya terbagi menjadi empat tahap yaitu tahap rekruitmen atau penyedian calon TKI dilanjutkan Pra penempatan atau pembekalan kemudian Penempatan TKI ke negara tujuan dan Pemulangan TKI ke tanah air untuk TKI yang sudah habis masa kerjanya ataupun masa cuti. Kalau ditinjau dari segi legalitas perusahaan bahwa PT. Abul Pratama Jaya sudah mendapat Surat Izin Pelaksana Penempatan TKI ke luar negeri dari Departemen Tenaga Kerja Indonesia sesuai yang ditetapakan dalam pasal 12 UU No. 39 Tahun 2004 disebutkan "Perusahaan yang akan menjadi pelaksana penempatan TKI swasta wajib mendapat izin tertulis berupa SIPPTKI dari Menteri" dan dalam jangka 5 tahun sekali PT. Abul Pratama Jaya harus melakukan Perpanjangan ke kantor Depnaker pusat sesuai peraturan pasal 14 ayat 1 UU No. 39 Tahun 2004 "Bahwa izin untuk melaksanakan penempatan TKI di luar negeri diberikan untuk jangka waktu 5 tahun dan dapat diperpanjang 5 tahun sekali ". Bila ditelusuri pada pasal-pasal yang mengatur hak dan perlindungan TKI menurut Undang-undang No. 39 tahun 2004, dalam prosedur penempatan TKI ke luar negeri di PT. Abul Pratama Jaya seperti yang telah dituturkan oleh pimpinan PT. Abul Pratama Jaya menjelaskan kegiatan pra penempatan meliputi : seleksi calon TKI, pelatihan kerja, pemeriksaan kesehatan, pengurusan dokumen, uji kopetensi, pembekalan akhir pemberangkatan (PAP) kemudian pemberangkatan. Prosedur yang dijelaskan memang sudah sesuai dengan peraturan dari pemerintah seperti yang di jelaskan dalam pasal 31 UU No. 39/2004 tentang kegiatan pra penempatan, akan tetapi menurut penuturan dari mantan TKI bernama Saroh yang diberangkatkan oleh PT. Abul Pratama
68
Jaya menuturkan bahwa kegiatan pra pemberangkatan yang dialaminya di PT. Abul Pratama Jaya tidak semua dilakukannya, dia hanya menjelaskan setelah didaftar oleh karyawan PT. Abul Pratama Jaya selang tiga hari dia dibawa ke penampungan Jakarta untuk pembekalan kerja dan belajar berbahasa arab sebab tujuan kerja yang diberikan adalah negara Arab Saudi setelah itu diberangkatkan dengan dibekali paspor, visa, surat perjanjian kerja, dan lainlain. Melihat penuturan tersebut bahwa dalam prosedur pra penempatan walaupun tidak sesuai dengan peraturan pemerintah akan tetapi prosedurnya masih tetap sejalan dengan peraturan pemerintah dengan tetap memberikan bekal keahlian dan bekal administrasi42 Prosedur masa penempatan TKI ke luar negeri dalam undang-undang dalam bab kelima pasal 71 UU No. 39/2004 hanya menjelaskan "Setiap TKI wajib melaporkan kedatangannya kepada Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan". Setiap perusahaan pengerah TKI mempunyai prosedur penempatan berbeda-beda dalam artian tidak bertentangan dengan Undangundang. PT. Abul Pratama Jaya menjelaskan prosedur penempatan yang diterapkan sesuai dengan Peraturan yang berlaku yaitu dengan mendampingi, melaporkan, mengantar sampai ke rumah pengguna jasa. Semua itu dilakukan oleh Mitra Usaha PT. Abul Pratama Jaya yang ada di negara tujuan, seperti Mitra Usaha PT. Abul Pratama Jaya di Negara Arab Saudi bernama Al Quway Recruitmen beralamat PO BOX LIC.NO.556 Al-khafji Kingdom of Arab Saudi. Setelah semua urusan selesai Mitra Usaha akan memberikan kabar
42
Wawancara dengan Ibu Saroh tanggal 12 november 2009
69
kepada PT. Abul Pratama Jaya mengenai TKI yang telah diberangkatkannya. Pengalaman mengenai masa penempatan seperti yang dituturkan Ibu Saroh dan Ibu Darwati. Ibu saroh menceritakan berangkat dari Bandara Soekarno bersama teman-teman sekitar 180 orang sampai di air port Riyadh ditampung sekitar 4 jam kemudian mendapat panggilan sudah dijemput majikan. Ibu Saroh langsung dibawa kerumah majikan, sesampainya dirumah majikan disuruh makan terus istirahat keesokan harinya dia sudah disuruh bekerja. Dia tidak tahu apakah keberadaan dirinya sudah dilaporkan ke Perwakilan RI atau belum karena ingin menanyakannya tidak berani, tetapi sekitar satu minggu di rumah majikan dia diberi surat izin kerja (work permit) dan surat izin tinggal beserta penanda tanganan perjanjian kerja. Begitu juga yang dialami Ibu Darwati, sesampai di Air port All Jouf dia sudah di jemput majikannya dan lansung dibawa kerumah majikannya. Sampai dirumah dia langsung disuruh untuk bekerja, baru sekitar 2 bulan disana dia mendapatkan surat izin kerja dan penanda tanganan perjanjian kerja dari majikannya. Melihat dari penuturan tersebut mulai pelaporan ke Perwakilan RI kemudian pengurusan surat izin kerja dan izin tinggal dilakukan pengguna jasa dengan membawa bukti paspor maupun visa dan perjanjian kerja tanpa melibatkan TKI. Prosedur pemulangan TKI PT. Abul Pratama Jaya baik habis masa kontraknya maupun cuti bekerja harus memberitahu Mitra Usaha melalui pengguna jasa maupun sendiri. Selanjutnya Mitra Usaha menguruskan tiket pesawat untuk kepulangannya ke Indonesia dan mengurus dokumen TKI ke kantor Perwakilan RI. Untuk biaya transportasi ke daerah asal TKI di
70
tanggung oleh pengguna jasa, seperti yang dikatakan Mitra Usaha sesampai di bandara Jakarta akan dijemput oleh perwakilan dari PT. Abul Pratama Jaya untuk pelaporan dan pengurusan dokumen ke kantor Depnaker setempat. Akan tetapi pengakuan dari Ibu Darwati ketika pulang ke tanah air dia hanya diantar oleh majikan ke Air port setelah itu bersama 27 orang TKI yang sedang menunggu pengurusan tiket pulang ke Indonesia, kurang lebih 3 hari menunggu tiket itu jadi baru bisa terbang. Sesampainya di bandara Jakarta sudah ada dari pihak PT yang menuggu dan 1 hari untuk menunggu pengurusan dokumen ke Depnaker setempat. Baru dipulangkan setelah semua selesai dengan menggunakan transportasi travel dengan menggunakan biaya sendiri. Prosedur Penempatan TKI ke luar negeri yang diterapkan PT. Abul Pratama Jaya mulai Pra penempatan, masa penempatan, dan purna penempatan walaupun tidak sesuai atau sama persis dengan apa yang ada di undang-undang N0. 39 Th 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, tetapi prosedur yang dilakukan sampai saat ini masih sejalan dengan Undang-Undang yang berlaku meskipun dalam pelaksanakan atau tekinsnya perlu pembenahaan-pembenahan lagi supaya mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga para TKI yang diberangkatkan tidak merasa dirugikan.
71
BAB IV PERMASALAHAN HUKUM DAN ANALISIS PROSEDUR PERLINDUNGAN HUKUM TKI PT. ABUL PRATAMA JAYA
A. Prosedur Perlindungan Hukum TKI PT. Abul Pratama Jaya 1. Proses Penyelesaian Masalah TKI di Luar Negeri Penganiayaan yang menimpa sebagian tenaga kerja Indoensia (TKI) di luar negeri, khususnya di kawasan Timur Tengah belakangan ini memprihatinkan semua pihak. Bukan saja bagi keluarga TKI itu sendiri tetapi juga semua warga negara. Perlu ada tindakan konkret dari pemerintah dan pelaksana penempatan TKI untuk lebih berperan dalam melindungi nasib TKI. Berbagai simpati baik dari masyarakat Indonesia sendiri, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan pers terus mengalir. Pemerintah Indonesia secara terbuka sesungguhnya telah menyatakan akan membela dan melindungi TKI hingga ke pengadilan. Namun, proses penyelesaian yang berpihak padaTKI bukanlah soal mudah. Peristiwa penganiayaan terhadap para TKI di luar negeri, harus diakui belum berhasil dirumuskan suatu mekanisme yang pasti untuk menjamin dan melindungi hak-hak para TKI itu secara nyata. PT. Abul Pratama Jaya sebagai PPTKIS juga ikut bertanggung jawab atas permasalahan yang menimpa TKI di luar negeri maupun dalam negeri. PT. Abul Pratama Jaya memberikan gambaran tentang proses penyelesaian masalah di luar negeri seperti bagan sebagai berikut :
72
BAGAN 1
Bagan Proses Penyelesaian Masalah PT. Abul Pratama Jaya Terhadap TKI di Luar Negeri Dari Instansi Kab/Kota meminta kepada PPTKIS untuk menyelesaikan permasalahan Kasus Penempatan CTKI/TKI
Kasus TKI
Intansi yang bertanggung jawab dibidang ketenaga kerjaan tingkat Kab/Kota meneliti jenis permasalahan/ kasus
Instansi di bidang ketenagakerjaan meminta BP2TKI untuk memfasilitasi penyelesaian masalah TKI
Kasus Penipuan
POLRI
Kejaksaan
Jika diperlukan, PPTKIS menghubungi Perwalu, User dan Perwakilan RI di negara tersebut dalam rangka koordinasi penyelesaian masalah
BP2TKI mengkoordinasi permaslahan dengan Instansi ketenaga kerjaan, Dinas, Lembaga terkait, PPTKIS, Perwakilan luar negeri
Pengadilan
KASUS SELESIA
73
73
2. Asuransi Perlindungan TKI Perlindungan terhadap progam pengiriman TKI ke luar negeri merupakan kewajiban lembaga pelaksana penempatan yang harus dilakukan sesuai dengan perundang-undang yang berlaku. Pada dasarnya perlindungan
TKI
mencakup
sejak
TKI
berangkat
dari
daerah
pemberangkatan (pra penempatan), hingga kembali ke daerah asal. Setiap TKI yang ditempatkan di luar negeri wajib diikutsertakan dalam progam asuransi
perlindungan
yang
penyelenggaranya
dilaksanakan
oleh
perusahaan asuransi yang diatur dan terdaftar pada Departemen Keuangan RI. Perusahaan asuransi yang memberikan perlindungan TKI wajib memenuhi persyaratan-persyaratan sesuai dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor KEP-157/MEN/2003 tentang Asuransi. Selain itu, perusahaan asuransi harus memiliki surat penunjukan sebagai pelaksana progam asuransi perlindungan TKI oleh Direktur Jendral Pembina Penempatan Tenaga Kerja atas nama Menteri Tenaga Kerja. Mereka juga berkewajiban mempunyai perwakilan di negara tujuan penempatan TKI. Kantor Perwakilan ini harus mempunyai penanggung jawab yang jelas dan terdaftarkan pada perwakilan RI setempat. Adapun bentuk perlindungan TKI mulai dari masa pra penempatan, masa penempatan sampai masa purna penempatan sebagai berikut:
74
a) Masa Pra Penempatan Progam asuransi TKI dalam pra penempatan adalah memberikan perlindungan terhadap TKI baik mengalami kecelakaan, sakit, meninggal dunia sebelum TKI berangkat ke luar negeri.43 Ruang lingkup yang dijamin asuransi adalah selama TKI berada di lingkungan asrama dan mengikuti pelatihan. Kompensasi yang diberikan adalah : a. Santunan karena meninggal dunia akibat kecelakaan atau sakit selama di asrama dan mengikuti pelatihan; b. Biaya pengobatan maksimum selama sakit di asrama; c. Cacat tetap sebagian akibat kecelakaan selama di asrama atau selama mengikuti pelatihan; d. Biaya pengobatan akibat kecelakaan. Jangka waktu pertanggungan asuransi berlaku sejak TKI lulus seleksi di Dinas kabupaten/Kota yang dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Calon TKI dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota kepada PPTKIS dan berakhir pada saat
TKI diberangkatkan untuk
ditempatkan di luar negeri paling lama 5 (lima) bulan. Pembayaran premi untuk pertanggungan pra penempatan berlaku sejak TKI lulus seleksi dengan melampirkan Berita Acara Serah Terima Calon TKI dari Kepala Dinas kabupaten/kota. Besarnya premi tersebut sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) yang dibayar 43
Pasal 1 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor KEP157/MEN/2003 tentang Asuransi TKI
75
oleh PPTKIS bersangkutan melalui Koordinator/Kantor Cabang Koordinator di daerah asal TKI. b) Masa Penempatan Progam asuransi TKI dalam masa penempatan adalah suatu perjanjian bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang dan sebagian akibat dari peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan, sakit atau meniggal dunia selama TKI bekerja di luar negeri sampai berakhirnya kontrak kerja/masa kerja di negara penempatan TKI. Selama TKI melaksanakan kontraknya, PPTKIS melalui pengguna jasa di luar negeri wajib mengikutsertakan TKI pada progam asuransi TKI atau progam perlindunagan lain di negara penempatan melalui perusahaan atau lembaga lainnya yang mendapat ijin khusus untuk itu. Ruang
lingkup
progam
perlindungan
sekurang-kurangnya
memberikan pertanggungan sebagi resiko yang dialami TKI meliputi : 1. Kecelakaan selama dan di luar jam kerja; 2. Biaya pengobantan dan perawatan selama sakit di luar negeri; 3. Meninggal dunia karena kecelakaan atau karena sakit termasuk biaya pemakaman/pemulangan jenazah ke daerah asal; 4. Upah tidak dibayar; 5. Pemutusan hubungan kerja oleh pihak pengguna jasa TKI;
76
Ruang lingkup jaminan asuransi TKI selama melaksanakan kontrak kerja meliputi : 1) Biaya pembelaan hukum bagi TKI yang mengalami kasus pidana dan perdata di negara tempat TKI bekerja; 2) Uang muka klaim selama mununggu pengurusan klaim asuransi yang bersifat wajib (compulsory) di negara tempat klaim yang diperoleh TKI; 3) Santunan biaya pemulangan TKI bermasalah di Perwakilan RI di negara tempat TKI bekerja. Jangka waktu pertanggungan asuransi selama masa penempatan berlaku selama 24 (dua puluh empat) bulan sesuai dengan perjanjian kerja/kontrak kerja. Pembayaran premi untuk masa kontrak kerja dilakukan sebelum pengurusan Kartu Kerja Tenaga Luar Negeri (KKTLN) di BP3TKI di kota tempat embarkasi. Total premi sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dibayar oleh PPTKIS bersangkutan melalui kantor Koordinasi/kantor Cabang Koordinasi di kota embarkasi. c) Purna Penempatan Ruang lingkup jaminan asuransi TKI ini adalah setelah berakhirnya kontak kerja di negara penempatan TKI sampai kembali ke tanah air daerah asal meliputi : 1. Meninggal akibat kecelakaan; 2. Meninggal karena sakit;
77
3. Cacat tetap total akibat kecelakaan; 4. Cacat tetap sebagian akibat kecelakaan; 5. Biaya pengobatan akibat kecelakaan. Jangka waktu pertanggungan asuransi selama purna kerja berlaku sejak berakhirnya masa kontrak kerja dan berakhirnya pada saat TKI kembali ke tanah air sampai daerah asal paling lama 1 (satu) bulan. Pembayaran premi purna penempatan dilakukan sebelum pengurusan Kartu Kerja Tenaga Luar Negeri (KTKLN) di BP3TKI di kota tempat embarkasi. Besarnya premi sama dengan besarnya pada masa penempatan yaitu Rp.350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dibayar oleh PPTKIS bersangkutan melalui kantor Koordinasi/Kantor Cabang Koordinasi di kota tempat embarkasi. Untuk pembayaran premi pada masa penempatan dan purna penempatan , koordinator akan menerbitkan Kartu Peserta Asuransi (KPA) sebagia bukti kepesertaan Asuransi dan TKI berhak mendapat KPA. Kartu Peserta Asuransi harus diberikan kepada dan disimpan oleh TKI serta copy KPA disimpan oleh BP3TKI setempat. KPA dapat berfungsi sebagi Kartu Kerja Tenaga Luar Negeri (KTKLN) setelah mendapat pengesahan dari BP3TKI di daerah embarkasi. Jangka waktu pertanggungan asuransi yang kurang atau lebih dari 30 (tiga puluh) bulan, besarnya premi dihitung sesuai dengan lamanya bekerja dengan perkalian secara proporsional.
78
TKI yang memperpanjang perjanjian kerja di luar negeri, diwajibkan memperpanjang kepesertaan Asuransi TKI. Besarnya premi asuransi TKI untuk perpanjangan pertanggungan meliputi : 1. Untuk Perpanjangan perjanjian kerja 1 tahun sebesar 40% dari besarnya premi asuransi dan biaya perlindungan hukum. 2. Untuk Perpanjangan kerja 2 tahun sebesar 80% dari besarnya asuransi dan biaya perlindungan hukum.44 3.
Prosedur Klaim Asuransi Beberapa prosedur untuk mengajukan klaim asuransi meliputi : 1) TKI peserta progam asuransi atau ahli waris segera menghubungi PPTKIS untuk mengurus klaim asuransi ke kantor Cabang Koordinator setelah mendapat surat rekomendasi dari BP3TKI setempat. 2) PPTKIS pengirim mengajukan klaim atas nama dan untuk TKI peserta progam asuransi kepada perusahaan asuransi selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah TKI mengalami musibah (meninggal dunia, kecelakan, atau PHK). Persyaratan mengajukan Klaim Asuransi dengan melampirkan surat-surat/dokumen sebagai berikut : a) Bila TKI yang meninggal dunia
Surat pengajuan klaim yang ditanda tangani PPTKIS
Surat Keterangan meninggal dunia dari :
44
Pasal 17 keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI Nomor KEP157/MEN/2003 Tentang Asuransi Tenaga Kerja Indonesia.
79
1. Perwakilan RI setempat, bila TKI meninggal dunia di luar negeri atau Kandepnaker setempat, bila TKI meninggal di dalam negeri. 2. Rumah sakit negara setempat, bila TKI meninggal dunia di luar negeri. 3. Kepolisian negara setempat, bila TKI meninggal dunia akibat kecelakaan.
Kartu peserta Asuransi atau bukti pembayaaran premi;
Foto copy identitas diri TKI.
b) Bila TKI tidak meninggal dunia 1. Surat keterangan tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari Perwakilan RI negara setempat, bila TKI terkena PHK. 2. Surat
keterangan
dari
perwakilan
RI
setempat
yang
menerangkan TKI bersangkutan mengalami masalah dan harus dikembalikan ke Indonesia, 3. Surat keterangan dari Perwakilan yang menerangkan bahwa TKI sedang dalam proses pengajuan klaim asuransi sesuai dengan ruang lingkup dan jenis pertanggungan di Negara tempat TKI bekerja, 4. Paspor asli TKI, bila TKI dipulangkan oleh majikan, 5. Surat pernyataan dari lembaga negara setempat tentang perusahaan/majikan yang mengalami pailit,
80
6. Surat keterangan dari Perwakilan RI di negara setempat atau surat keterangan dari rumah sakit/dokter dalam hal TKI menderita sakit atau cacat tetap, 7. Surat rekomendasi PPTKIS tentang terjadinya resiko yang dijamin oleh polis asuransi, 8.
Surat Keterangan berperkara dari pengadilan atau lembaga berwenang atau Perwakilan RI di negara setempat, bila TKI menghadapi permasalahan hukum dinegara setempat.
3) Pengajuan klaim asuransi diajukan selambat-lambatnya 6 bulan sejak TKI mengalami kejadian/musibah; 4) Dalam hal pengajuan klaim melebihi jangka waktu 6 bulan, hak menurut klaim tersebut dinyatakan gugur. Jenis dan besarnya jaminan asuransi perlindungan TKI di PT. Abul Pratama Jaya sebagai berikut : 1. Pra Penempatan : a. Meninggal akibat kecelakaan
: Rp. 20.000.000,-
b. Meninggal karena sakit
: Rp. 10.000.000,-
c. Cacat tetap total akibat kecelakaan
: Rp. 20.000.000,-
d. Cacat tetap sebagian akibat kecelakaan
: Rp. 20.000.000,-
e. Biaya pengobatan akibat kecelakaan
: Rp. 2.000.000,-
81
2. Masa penempatan / masa kontrak kerja : a. Santunan biaya pembelaan hukum bagi TKI yang mengalami kasus pidana dan perdata di negara tempat TKI bekerja (maksimal per kasus / TKI : Rp. 100.000.000,-) b. Uang muka selama pengurusan klaim asuransi yang bersifat wajib di negara tempat TKI bekerja oleh Perwakilan Perusahaan Asuransi yang akan diperhitungkan kemudian dengan jumlah klaim yang diperoleh TKI : Rp. 10. 000.000,c. Santunan biaya pemulangan TKI bermasalah di Perwakilan RI di negara
tempat
TKI
bekerja
sesuai
dengan
rekomendasi
Depnakertrans, maksimum harga tiket pulang (kelas ekonomi). 3. Purna penempatan / masa purna kerja : a. Meninggal akibat kecelakaan
: Rp. 20.000.000,-
b. Meninggal karena sakit
: Rp. 10.000.000,-
c. Cacat tetap total akibat kecelakaan
: Rp. 20.000.000,-
d. Cacat tetap sebagian akibat kecelakaan
: Rp. 20.000.000,-
e. Biaya pengobatan akibat kecelakaan
: Rp. 2.000.000,-
f. Biaya pengobatan akibat sakit yang diderita TKI sejak masa kontrak kerja
: Rp. 20.000.000,-
PT. Abul Pratama Jaya memberikan gambaran tentang prosedur pengajuan
klaim
asuransi
seperti
82
bagan
sebagai
berikut
:
BAGAN II BAGAN PROSEDUR PENGAJUAN KLAIM ASURANSI PT ABUL PRATAMA JAYA -
Pemegang Polis/TKI Ahli Waris TKI
Konsorsium Asuransi
Surat pengajuan Klaim dari Dirut PJTKI
-
-
Jenis Klaim : Meninggal dunia Cacat tetap PHK akibat perusahaan/majikan pailit Perawatan sakit Gaji yang belum di bayar Biaya bantuan hukum Konsorsium asuransi memeriksa persyaratan Klaim
TKI atau Ahli Waris
83
4. Perpanjangan Perjanjian Kerja Bagi setiap TKI yang telah berakhir masa kerja atau perjanjian kerjanya dan ingin memperpanjang hubungan kerja dengan pengguna jasa di negara setemapat, TKI dan pengguna jasa harus membuat perjanjian kerja baru dengan memperhatikan pengalaman dan prestasi kerja yang dikaitkan dengan peningkatan upah untuk jangka 1 (satu) tahun dihadapan dan diketahui Perwakilan RI. Dalam hal ini pengguna jasa harus membuat laporan tertulis kepada mitra usaha dan perwakilan luar negeri setempat. Perpanjangan hubungan kerja di luar negeri dimaksud, harus dilengkapi dengan Perpanjangan Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamasostek) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mitra usaha dan perwakilan luar negeri harus segera membuat laporan tertulis kepada PPTKIS yang bersangkutan tentang adanya perpanjangan hubungan kerja antara TKI dengan pengguna jasa yang dimaksud. Dalam hal ini PT. Abul Pratamajaya memberikan gambaran tentang prosedur perpanjangan kerja TKI di luar negeri sebagai berikut :
84
BAGAN 3 BAGAN PROSEDUR PERPANJANGAN KERJA ( PK ) PT ABUL PRATAMA JAYA
PPTKIS mengirim melalui Mitra Usaha
Sebelum kembali ke tanah air hak-hak TKI dipenuhi sesuai ketentuan
Mitra Usaha memberitahu rencana PK kepada PPTKIS Pengirim, 30 hari sebelum PK berakhir
PPTKIS wajib mengurus proses PK TKI
PPTKIS tetap bertanggung jawab atas perlindungan dan pembelaan TKI
TKI melaksanakan kontrak sesuai PK maksimal 2 tahun
TKI kembali setelah PK selesai
85
TKI dan pengguna jasa TKI menanda tangani PK disahkan oleh pejabat KBRI setempat
PPTKIS bertanggung jawab terhadap TKI yang menandatangani PK
85
B. KASUS HUKUM UMI SAUDAH DAN FAKTA PENANGANAN HUKUM DI PT ABUL PRATAMA JAYA PT. Abul Pratama Jaya menuai kesuksesannya sejak berdirinya tahun 2000 lalu. Namun PT. Abul Pratama Jaya pernah pula mengalami permasalahan servis dalam proses penempatan TKI ke luar negeri. Permasalahan hukum yang harus diselesaikan oleh PT. Abul Pratama Jaya sampai ke luar negeri adalah kasus hukum Umi Saudah. TKI asal Dusun Tlawongan RT 06 RW 05 Salatiga yang terjebak peperangan di jalur Gaza Palestina. Umi Saudah adalah putri sulung dari empat bersaudara anak Bapak Muh Yasmin dan Ibu Katinem. Perempuan berumur 21 tahun itu hanya dapat mengenyam pendidikan sampai lulus SMP, karena himpitan ekonomi ia tidak dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya. Adik-adik Umi Saudah yaitu Somi berumur 18 tahun lulus SMP tidak melanjutkan, Ashari berumur 14 tahun masih kelas 2 SMP dan Ansori berumur 10 tahun kelas 5 SD. Ia bercerita bahwa awalnya tidak pernah berangan-angan bekerja ke luar negeri sebagai TKI. Namun himpitan ekonomi keluarga memaksanya menjadi TKI. Sebagai anak pertama ia ingin meringankan beban orang tuanya untuk membiayai sekolah adik-adiknya supaya bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya. Kehidupan ekonomi keluarganya hanya bertumpu pada pengahasilan bapaknya sebagai kuli bangunan. Semua itu memaksa Umi Saudah terbang ke Timur Tengah untuk ikut andil dalam membantu kehidupan keluarga. Pada saat itu Umi Saudah tidak bisa membedakan antara penyalur tenaga kerja yang resmi dan yang tidak resmi, karena keinginan yang sangat kuat
86
untuk membantu perekonomian keluarga ia hanya ingin cepat berangkat. Akhirnya ia minta doa restu orang tuanya untuk bekerja di luar negeri. Umi Saudah bersama dengan tiga orang yaitu Halimah (adik sepupunya), Ani dan Dariah (tetangganya) berangkat mendaftar menjadi TKI. Pilihan ketiga orang ini jatuh pada PT. Abul Pratama Jaya. Saat itu alasan Umi Saudah memilih
PT. Abul Pratama Jaya adalah karena adik perempuan
ayahnya (bu lek) sudah pernah menggunakan PT ini. Pertimbangan yang lain adalah pimpinan PT. Abul Pratama Jaya yaitu Ibu Maesaroh kenal dekat dengan pamannya yaitu Bapak Hanafi. Semua persyaratan administrasi pemberangkatan diuruskan oleh PT. Abul Pratama Jaya. Ia
dikenakan biaya sebesar Rp. 500.000 untuk biaya
administrasi. Akhir tahun 2000 Umi Saudah bersama tiga temannya diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan bekerja. Sampai di Jakarta ia ditampung di kawasan perumahan daerah Suka Bumi, sekitar satu bulanan ia harus belajar bahasa Arab dan ketrampilan-ketrampilan yang mendukung pekerjaan di luar negeri. Beberapa ketrampilan yang diajarkan seperti belajar cara mencuci pakaian dengan mesin cuci, menyetrika, memandikan bayi, menata kasur beserta sprei, menjahit dengan tangan, membersihkan WC serta kamar mandi. Sebelum berangkat ke Jakarta pihak PT. Abul Pratama Jaya menjanjikan Umi Saudah akan bekerja di Arab Saudi. Namun setelah sampai di Jakarta pihak PT berencana mengalihkan penempatan Umi Saudah ke Palestina dengan iming-iming gaji yang lebih tinggi dari pada di Arab Saudi. Mereka
87
hanya bisa percaya dengan apa yang disampaikan apalagi niat mereka sudah bulat untuk bekerja di luar negeri. Mereka juga tidak mungkin pulang karena sudah sampai Jakarta. Setelah Satu bulan berada di penampungan Umi saudah bersama rekannya sudah
dibekali
paspor,
visa
dan
administrasi
lainnya
untuk
siap
diberangkatkan ke negara tujuan. Sekitar pukul 05.00 WIB pagi Umi Saudah bersama 50 orang lainnya dibawa ke Bandara Soekarno Hatta. Di bandaara harus menunggu berjam-jam karena pesawat baru terbang pukul 11.00 WIB. Pesawat yang ditumpangi Umi Suadah baru sampai ke negara tujuan pukul 20.00 waktu setempat. Setelah turun dari Umi saudah ditampung di area air port Palestina untuk menunggu jemputan majikan. Saat itulah terahir Umi saudah bertemu dengan rekan-rekannya setelah menunggu sekitar 1 jam untuk dijemput majikan masing-masing. Ia dibawa ke rumah majikan dengan alamat di PO. BOK. 1439 Gaza Palestina. Umi Saudah bekerja pada majikannya DR Suhaib Kamal sebagai pembantu rumah tangga. Anggota keluarga DR Suhaib Kamal berjumlah tujuh orang yaitu empat orang anak, istri dan dua orang tua Suhaib. Fasilitas yang didapatkan Umi Saudah di rumah majikan meliputi : mendapatkan satu kamar tidur, lengkap dengan perlengkapannya, terdapat lemari pakaian, kipas angin, semua dalam keadaan lumayan, waktu makan bebas dan kebutuhan sehari-hari beli sendiri. Ia mendapat gaji sebesar 125 dollar AS tiap bulan. Pekerjaan Saudah sehari-hari yaitu : bangun jam 5 pagi, kemudian mencuci pakaian, alat-alat dapur dan membersihkan rumah termasuk mengepel dan mengasuh
88
anak. Majikan perempuannya berprofesi sebagai guru sementara suaminya jadi dokter. Bila mereka sudah pulang kerja Saudah kembali mengerjakan tugasnya yaitu memasak dan bersih-bersih rumah lagi. Begitulah rutinitas Saudah dalam kesehariannya, bahkan ia hanya diperbolehkan tidur 1 jam setiap harinya yaitu 11-12 malam setelah itu ia harus bekerja lagi. Sifat majikan antara lain : majikan tidak pelit tapi cerewet, selalu memarahi Saudah kalau anak-anaknya melapor, kalau Saudah sakit hanya didiamkan saja awalawal bekerja gaji diberikan tepat waktu tapi lama kelamaan gaji tidak tepat waktu bahkan tidak diberikan. Seperti yang dituturkan oleh Umi Saudah bahwa untuk jenis pekerjaan tidak menjadi masalah sebab waktu di kampung juga bekerja seperti itu. Demikian halnya dengan makanan. Ia menerima menu apapun yang diberikan majikan. Satu-satunya kesulitan yang harus dihadapi Umi Saudah adalah cerewetnya majikan. Saudah sampai menangis kalau anak majikan lapor kepada orang tuanya tentang kekurangan pelayanan Umi Saudah dan majikan lebih percaya cerita anaknya dari pada penuturan Umi Saudah. Akibatnya Saudah sering ditampar dan dipukul. Seringnya perlakuan ini membuat ia telah terbiasa dan menganggap itu menjadi masalah kecil atau biasa dihadapi. Masalah lain yang lebih besar muncul setelah dua tahun bekerja. Saat itu masa berlaku paspornya habis, sebab paspor Umi Saudah hanya berlaku selama kontrak kerja yaitu dua tahun dan kalau ingin memperpanjang kontrak kerja juga harus memperpanjang paspornya. " Saya sudah minta berkali-kali pada majikan saya untuk mengurus paspor saya. Namun hanya menyangupi, kenyataannya
89
sampai berlarut-larut. Tanpa bekal paspor tentu saya tidak nyaman maka saya mengancam pulang ke Indonesia bila paspor tidak diuruskan" tutur Saudah Saudah menceritakan, sebenarnya waktu itu keinginan pulang ke tanah air sudah bulat. Namun ketika melihat Afsah (Ibunya Suhaib) meninggal dunia dia terpaksa menunda niatnya. Niatnya tertunda karena setelah beberapa minggu meningggalnya Afsah, Kamal (Ayah Suhaib) tiba-tiba menderita lumpuh. Saudah merasa kasihan dengan Kamal yang sudah tua, terpaksa menunda lagi kepulanngannya. Selama bapak Kamal sakit Saudahlah yang mengurus kebutuhannya. Pada akhir tahun 2007 Kamal meninggal. Beberapa hari setelah hari pemakaman saudah segera meminta izin untuk pulang, namun Suhaib tidak mengizinkan. Selain tidak diizinkan pulang, Saudah juga tidak digaji. Meskipun telah 8 tahun bekerja Umi Saudah hanya menerima gaji selama 4 tahun pertama (2001-2004). Gaji yang dikirimkan pada keluarganya hanya sebesar 20 juta rupiah. Sementara 4 tahun sisanya (2004-2008) tidak dibayarkan. Umi Saudah menuntut haknya kepada suami istri Suhaib dan Rudenah. Namun Rudenah (istri Suhaib) justru menuduh Umi Saudah mencuri perhiasan dan uang milik Rudenah yang berada di Almari kamar Rudenah, dengan dalih bahwa Saudah adalah orang luar yang dapat keluar masuk kamarnya. Tuduhan ini berujung pada Umi Saudah dihajar oleh kedua majikannya Namun Umi Saudah tetap tidak mau mengakuinya. Akhirnya Suhaib melaporkan Umi Saudah ke polisi hingga Umi Saudah digelandang ke kantor polisi untuk diinterogasi dan sempat dipenjara di Rehabilitation Center Gaza City. Namun penyidikan membuktikan bahwa Saudah tidak bersalah,
90
selain itu polisi menemukan sejumlah kejanggalan atas laporan Suhaib, untunglah polisi segera berbalik arah melindungi Saudah. Pada tanggal 19 November 2008 Mr. Ramzes Timraz petugas agama dan sosial di Rehabilitation Center Gaza City menginformasikan ke KBRI Cairo bahwa ada TKI a.n. Umi Saudah Yusmin Tajab berada di penjara Saraya Reform Rehabilitation Center Gaza City. KBRI Cairo kemudian berupaya mengeluarkan Saudah dari Rehabilitation Center Gaza City. Mr. Ramzes mengatakan bahwa Saudah dapat dikeluarkan dari Gaza dan dapat dipulangkan ke Indonesia asal dilengkapi dengan dokumen perjalanan. KBRI Cairo kemudian menguruskan dokumen kepulangan Umi Saudah ke Indonesia. Akan tetapi sebelum delegasi dari KBRI Cairo berhasil ke Gaza, tanggal 6 Januari 2009 diperoleh kabar bahwa tentara Israel telah memblokade akses jalur menuju penjara Rehabilitation Center Gaza City. Mr. Ramzes tidak melepaskan tanggung jawabnya ia menyarankan agar rencana kunjungan delegasi KBRI Cairo ditangguhkan sampai situsi normal. Selain itu, semua tahanan termasuk Umi Saudah dikeluarkan (dilepas) dari penjara karena dikhawatirkan penjara akan diserang Israel. Sejak saat itu Umi saudah sudah tidak ada lagi di Rehabilitation Center Gaza City, sejak saat itu pula komunikasi antara KBRI dan Mr. Ramzes terputus. Mulai tanggal 7 Januari 2009 keberadaan Umi Saudah tidak terpantau lagi. Seperti yang telah dituturkan oleh Umi Saudah, setelah dikeluarkan dari penjara Rehabilitation Center Gaza City Saudah sulit mencari perlindungan sebab dentuman bom di mana-mana.
91
"Dalam perang tidak ada tempat yang aman. Penjara untuk berlindung pun hancur dihantam bom. Untung saya bisa menyelamatkan diri," tutur Umi Saudah Di tengah kepanikan itu Saudah bertemu dengan Rana teman sesama TKI asal Purwodadi, sekitar satu migggu Saudah tinggal bersama Rana di tempat majikan Rana, mulai dari makan, pakaian dikasih oleh Rana sampai majikan Rana menyuruh Saudah untuk bekerja padanya, tapi Saudah menolak karena keinginan pulang ke tanag air sudah bulat. Setelah situasi normal atas jasa Rana, Saudah diantar ke Mr. Ramzes dan kemudian dipertemukan dengan delegasi KBRI Cairo. Meskipun KBRI telah menyiapkan berkas-berkas kepulangan secara komplit, Umi Saudah bersikeras tidak akan pulang dengan tangan kosong. Akhirnya atas desakan KBRI dan kepolisian Palestina Suhaib majikannya mau membayar sebagian dari gaji Saudah dan akan dilunasi setiba di tanah air. Keluarga Umi Saudah mengetahui anaknya dalam bahaya ketika melihat berita di SCTV. "Seolah gak percaya kalau itu adalah Umi Saudah dan tidak tahu harus melapor kemana" tutur bapak Hanafi (Paman Umi Bapak Hanafi
(paman Umi
Saudah) melaporkan
Saudah).
ke PJTKI yang
memberangkatkan yaitu PT. Abul Pratama Jaya. Saat itu hanya bertemu dengan karyawannya dan ternyata PT. Abul Pratama Jaya juga belum tahu masalah ini. Kemudian datang utusan dari aktivis perlindungan TKI Migrant Care menanyakan kelengkapan data Umi Saudah, sedangkan M. Yasmin bapak Umi Saudah hanya diam dan membiarkan pamannya Hanafi beserta aktivis Migrant Care mendatangi PT yang memberangkatkan untuk memfasilitasi pertemuan dengan Departemen Luar Negeri di Jakarta dan PT
92
Abul Pratama Jaya menangggung semua biaya yang dikeluarkan untuk proses pemulangan Umi Saudah ke tanah air. Dengan mendapat fasilitas dari PT dan bantuan dari Migrant Care, M. Yasmin dan Hanafi berangkat ke Jakarta untuk koordinasi dengan Departemen Luar Negeri. Tanggal 12-13 Januari 2009 keluarga Umi Saudah didampingi PT Abul Pratama Jaya dan Migrant Care melakukan
audensi
dengan
Bapak
Kuswanto
(Sekertaris
Menteri
Pemberdayaan Perampuan RI), Bapak Subagyo (Deputi perlindungan Perempuan), Bapak Safruddin (Asdep. Perlindungan Perempuan) dan Bapak Menteri Tenaga Kerja RI Bapak Erman Suparno. Hasilnya Menteri Tenaga Kerja merekomendasikan untuk terus berkoodinasi dengan Deplu terkait dan KBRI guna mengupayakan evakuasi Umi Saudah dari Palestina serta mengintruksikan agar semua hak Umi Saudah meliputi gaji dan asuransi harus dipenuhi. Akhirnya Tanggal 26 Januari 2009 lewat KBRI Cairo dan fasilitas dari Perwalu PT. Abul Pratama Jaya memfasilitasi Umi Saudah dapat tiba di Indonesia dengan selamat. Dua hari tinggal di Jakarta bersama bapak dan pamannya untuk wawancara dengan Pers baik dari media masa maupun cetak. Selama kurang lebih satu jam Saudah juga diwawancari oleh stasiun televisi yaitu SCTV. Selama masih di Jakarta Saudah juga bertemu dengan jajaran pemerintah termasuk Menteri Luar Negeri. Hari Kamis tanggal 29 Januari 2009 jam 3 pagi Umi Saudah tiba di kampung halaman dengan disambut keluarganya. Menurut penuturan Umi Saudah musibah yang dialaminya membawa berkah baginya sebab banyak pihak yang menyalurkan bantuan
93
untuknya seperti dari Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI), Deplu, Depnaker terkumpul Rp 60 juta dan PT. Abul Pratama Jaya Pusat memberikan Asuransi sebesar 20 juta. Umi Saudah bersyukur masih dapat berkumpul dengan keluarga dan selamat dari Gaza Palestina. Setelah beberapa bulan di rumah Umi Saudah memutuskan untuk menikah dengan Muhlisin laki-laki asal Poncol Bringin yang bekerja sebagai sales di salah satu dialer Salatiga. Hasil bantuan yang didapat sekitar 80 juta digunakan untuk merehab rumah dan membuka kios kelontong di daerah pasar Bringin. Saat ini kehidupan Umi Saudah sudah mapan, selain menjadi Ibu rumah tangga juga berjualan di kiosnya sendiri sedangkan suaminya masih bekerja menjadi sales kendaraan.
C. ANALISIS PROSEDUR PERLINDUNGAN HUKUM DAN FAKTA PENANGANAN HUKUM TKI PT ABUL PRATAMA JAYA Undang-undang No. 39 tahun 2004 pasal 1 angka 4 telah menjelaskan bahwa perlindungan TKI merupakan segala upaya untuk melindungi kepentingan calon TKI/TKI dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan hakhaknya dengan peraturan Perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun sesudah bekerja. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Abul Pratama Jaya, maka dapatlah penulis menganalisis perlindungan hukum terhadap TKI di PT. Abul Pratama Jaya. Dalam hal memberikan perlindungan hukum terhadap TKI, PT. Abul Pratama Jaya memberikan perlindungan mulai dari pra penempatan, masa penempatan dan purna penempatan. Seperti yang telah disampaikan oleh
94
pimpinan PT. Abul Pratama Jaya bahwa perlindungan pra penempatan yang diberikan meliputi : ketrampilan dan pemahaman mengenai pekerjaaan, tempat tinggal, memberikan jaminan yang pasti untuk calon TKI bekerja di luar negeri ditinjau dari segi ketrampilan dan kesiapan mental, penanda tanganan kontrak atau perjanjian kerja antara TKI dan PJTKI. Kemudian perlindungan pada masa penempatan meliputi : PT. Abul Pratama Jaya akan memberikan bantuan hukum sampai selesai sesuai peraturan yang berlaku apabila TKI di negara tujuan terkena permasalahan hukum, dan PT. Abul Pratama Jaya akan memberikan atau membela apabila hak-hak TKI dalam perjanjian kerja antara TKI dan majikan tidak terpenuhi. Kemudian perlindungan pada masa purna penempatan meliputi : PT. Abul Pratama Jaya dalam hal pemulangan TKI ke tanah Air memberikan perlindungan mulai dari pengurusan tiket, pengurusan dokumen, pengurusan cuti untuk TKI yang belum habis masa bekerjanya, kemudian sampai di tanah air menyediakan transportasi sampai daerah masing-masing. Bila ditelusuri perlindungan hukum dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-104 A/MEN/2002 pasal 1 ayat 8 dinyatakan bahwa lembaga perlindungan TKI yang selanjutnya disebut Perlindungan TKI adalah lembaga perlindungan dan pembelaan hak serta kepentingan TKI wajib dipenuhi oleh PJTKI melalui kerja sama konsultan hukum dan atau lembaga Asuransi di luar negeri. Dalam hal ini PJTKI yaitu PT. Abul Pratama Jaya mempunyai tanggung jawab yang wajib dilaksanakan yaitu memberikan perlindungan terhadadap TKI secara keseluruhan mulai dari
95
pemberangkatan sampai pemulangan. PT. Abul Pratama Jaya dalam memberikan perlindungan terhadap TKI menjamin dengan adanya Asuransi jiwa bagi setiap TKI yang diberangkatkan ke luar negeri, asuransi yang didaftar di perusahaan Asuransi yang telah terdaftar pada Departemen Keuangan RI. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor KEP-157/MEN/2003 tentang Asuransi TKI. Setiap PJTKI harus memiliki perwakilan di negara penempatan TKI baik sendirisendiri maupun secara bersamaan. Prosedur perlindungan hukum terhadap TKI di PT. Abul Pratama Jaya yang telah dijelaskan di atas memang tampak sudah sesuai dengan peraturan pemerintah seperti penjelasan dalam pasal 1 UU No. 39/2004 tentang perlindungan TKI di luar negeri. Namun agaknya progam perlindungan ini belum dapat dirasakan oleh semua TKI pengguna jasa PT. Abul Pratama Jaya. Seorang TKI asal Tuntang Kab. Semarang bernama Muslikhah berangkat pada tahun 2003 saat itu Muslikhah berumur 28 tahun. Ia mengalami musibah yang bisa dikategorikan penelantaran. Menurutnya perlindungan TKI hanya dapat ia rasakan pada masa pemberangkatan hingga sampai pada majikan masingmasing saja. Saat pulang PT. Abul Pratama Jaya sudah tidak memberikan pelayanan sebagaimana waktu pemberangkatan sampai ia mengalami kesulitan untuk pulang ke tanah air. Sebelum habis masa kontrak Muslikhah sudah coba melapor dengan cara telepon ke nomor yang dulu pernah di berikan PT. Abul Pratama Jaya. Namun ia tidak mendapat respon yang baik. Akirnya ia harus mengeluarkan uang sendiri untuk perjalanan pulang sampai
96
rumah. Hingga hari ini ia hanya diam dan tidak melapor ke Depnaker setempat karena takut. Menurutnya ia sudah senang bisa pulang sampai rumah dengan selamat dapat berkumpul keluarga. Sampai saat ini pun Muslikhah tidak lagi berangkat menjadi TKI, ia memilih hidup di rumah dengan keluarga dan mengasuh anaknya sambil usaha membuat krupuk rendeng. Penuturan lain Ibu Siti Juwariyah (31 tahun) dari Pabelan, berangkat menjadi TKI pada tahun 2004. Ketika pulang dari Arab Saudi dia merasakan pemerasan saat waktu pulang dari luar negeri menuju daerah asalnya. Juwariyah bekerja selama 2 tahun di Arab Saudi pulang pada tahun 2006. Saat berangkat ke luar negeri ia hanya mengeluarkan uang Rp.500.000 karena semua biaya pemberangkatan sudah ditanggung oleh PT. Di Arab Saudi tepatnya ia ditempatkan di Riyadh. Juwariyah merasa bersyukur sebab mendapat majikan yang sangat baik, ia sering diajak makan bersama-sama, jalan-jalan ke beberapa kota sampai luar negeri hingga Suriah dan Lebanon. Majikan Juwariyah merasa cocok dengan Juwariyah sehingga saat kontrak hampir habis ia ditawari lagi untuk memperpanjang kontraknya dengan imingiming akan ditambah gajinya. Namun ia memilih untuk pulang ke Indonesia. Ia kemudian menghubungi perwakilan PT yang ada di Arab Saudi menegaskan bahwa kontraknya sudah habis dan tidak memperpanjang kontraknya lagi. Namun laporannya tidak direspon perwakilan PT. Abul Pratama Jaya di Arab Saudi. Akhirnya tetap memutuskan untuk pulang, Beruntung semua biaya pulang ditanggung oleh majikan. Bahkan majikanya yang akan mengurus pemulangannya ke KBRI. Masalah mulai muncul ketika
97
Juwariyah sudah sampai di Bandara Jakarta. Keadaan di Bandara waktu itu semprawut, banyak calo-calo berkeliaran sehingga Juwariyah banyak mengeluarkan uang untuk pulang ke daerahnya. Kemudian waktu perjalanan dari Jakarta sampai kampung halamannya sopir travel yang ia tumpangi meminta uang lagi Rp. 300.000 buat ngemel polisi kalau tidak diberi maka mobilnya akan ditangkap dan yang tidak memberi diancam akan diturunkan di Daerah Jakarta. Dengan terpaksa Juwariyah bersama bersama 8 teman TKW lainnya memberinya, padahal sebelumnya sudah ada kesepakatan tentang harga tiket. Penuturan di atas membuktikan masih adanya perlindungan yang terabaikan sehingga para buruh migran yang akhirnya harus menanggung semua itu. Walaupun PT. Abdul Pratama Jaya mempunyai prosedur perlindungan hukum terhadap para TKI dan menjamin para TKI dengan Asuransi jiwa tapi ternyata fakta penanganan di lapangan jelas harus ada pembenahan lagi dari PT. Abdul Pratama Jaya meliputi perlindungan terhadap TKI mulai pemberangkatan sampai pulang ke daerah asal, karena masih ada para TKI yang diberangkatkannya harus menanggung akibat dari perlindungan yang terabaikan. Pemahaman di atas sesuai dengan Peraturan pemerintah dalam penjelasan pasal 1 UU No. 39/2004 tentang perlindungan TKI di luar negeri mulai dari pra pemberangkatan sampai purna pemulangan harus benarbenar di terapkan dalam prosedur perlindungan terhadap TKI oleh Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) ditingkat cabang maupun pusat.
98
BAB V PENUTUP . A. KESIMPULAN 1. Mekanisme prosedur penempatan TKI ke luar negeri PT. Abul Pratama Jaya meliputi tahap pra penempatan, tahap penempatan, dan purna penempatan. Pra penempatan dimulai sejak seleksi calon TKI, pelatihan kerja, pemeriksaan kesehatan, pengurusan dokumen, uji kopetensi, progam asuransi, dan pembekalan akhir pemberangkatan (PAP). Masa Penempatan yang disesuaikan dengan UU Nomor 39/2004 bab 5 pasal 71 dengan mendampingi TKI, melaporkan kedatangan TKI ke KBRI, dan mengantar TKI sampai ke rumah pengguna jasa. Purna penempatan meliputi pelaporan habis kontrak TKI oleh mitra usaha PT. Abul Pratama Jaya, pengurusan dokumen ke kantor Perwakilan RI di negara setempat, tiket pesawat pemulangan, dan transportasi sampai daerah asal TKI. Walaupun Prosedur Penempatan TKI di PT. Abul Pratama Jaya belum sesuai betul dengan UU No. 39 Th 2004 namun prosedur ini telah sejalan dengan peraturan pemerintah tersebut. Ketidaksesuaian terlihat dari UU Nomor 39 Th. 2004 pasal 1 angka 4 begitu juga Kepmenakertrans Nomor KEP-104 A/MEN/2002 pasal 1 ayat 8 mengenai perlindungan hak TKI mulai pra penempatan, penempatan, purna penempatan belum dijalankan secara sempurna sehingga menimbulkan permasalahan terhadap TKI.
99
2. Bentuk permasalahan hukum yang dialami PT. Abul Pratama Jaya adalah kasus penentuan sepihak tempat kerja TKI dan perselisihan dengan majikan yang dialami Umi Saudah. Problem lain adalah kasus penelantaran TKI yang dialami Muslikhah dan kasus calo transportasi bandara Soekarno Hatta yang dialami Siti Juwariyah. Kasus Umi Saudah bisa diselesaikan karena ada campur tangan media dan LSM. Sementara kasus Juwariyah dan Muslikhah tidak tersentuh penyelesaian karena kasus mereka tidak mendapat dukungan media dan LSM. 3. PT. Abul Pratama Jaya memberikan Perlindungan hukum terhadap TKI yang dikirim meliputi pemberian bekal mental skill sebagai TKI dan memberikan bantuan hukum terhadap TKI bila diperlukan. Bantuan hukum diberikan terkait pembelaan dan pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja, penanganan masalah TKI apabila terjadi perselisihan dengan pengguna jasa, penanganan masalah akibat kecelakaan, sakit meninggal dunia, perpanjangan perjanjian kerja, dan penangaan proses cuti. Perlindungan hukum sesudah kerja juga diberikan berupa pendampingan pengurusan dokumen, tiket penerbangan dan progam asuransi. Akan tetapi dalam kasus Umi Saudah yang sudah tersentuh oleh media dan LSM hanya sebatas memberikan perhatian terhadap Umi Saudah yaitu dengan membiayai dan memberikan santunan mengenai proses evakuasi Umi Saudah pulang ke tanah air.
100
B. SARAN Saran-saran sebagai bahan masukan bagi perbaikan perlindungan TKI yang akan bekerja ke luar negeri sebagai berikut : 1. Untuk Pemerintah : Pemerintah adalah pihak yang memiliki posisi sentral sebagi policy maker yang diharapkan dapat menerapkan kebijakan yang lebih sensitif dengan kebutuhan masyarakat. Tanggung jawab mengenai pelaksanaan perlindungan TKI yang bekerja ke luar negeri tidak hanya ditimpakan kepada PJTKI saja tetapi Pemerintah juga harus bertanggung jawab mengingat para buruh migrant merupakan pahlawan devisa negara. Pemerintah melalui instansi terkait dalam hal ini Depnaker dan BP3TKI seharusnya tidak hanya memberikan rekomendasi terhadap persyaratan administrasi yang harus dipenuhi dalam penempatan TKI, tetapi juga harus melaksanakan pengawasan yang ketat bagi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan penempatan TKI ke luar negeri. Kedepan perlu diupayakan TKI tidak bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) karena akan menyulitkan pengawasan dan job order standar mereka. 2. Untuk PPTKIS atau PT. Abul Pratama Jaya : PT. Abul Pratama Jaya sebagai Pelaksana Penempatan TKI Swasta harus dapat memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak terhadap TKI sesuai dengan Kepmenakertrans No. KEP-104 A/MEN/2002 dan UU No. 39 Th. 2004, sebab berdasar dari penelitian belum sepenuhnya melaksanakan ketentuanketentuan yang berlaku. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian masih
101
adanya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan tersebut di atas, terutama untuk penempatan TKI yang bekerja di bidang in formal
(sektor
rumah
tangga).
Ketentuan-ketentuan
yang
belum
dilaksanakan berkaitan dengan jam kerja yang berlebihan, istirahat kurang, keselamatan, kesehatan dan keamanan TKI belum terjamin terbukti masih terdapat penganiayaan dan kesewenang-wenangan terhadap TKI, sehingga menuntut terhadap PPTKIS untuk selalu melakukan pembenahanpembenahan dalam prosedur penempatan TKI ke luar negeri sebab kalau tidak segera dilakukan pembenahan maka para TKI yang akhirnya harus merasakan pahitnya menjadi buruh migrant. Selain itu PPTKIS harus menyampaikan informasi yang terarah dan teratur khususnya mengenai syarat-syarat menjadi TKI dan jabatan bekerja di luar negeri, jagan sampai ada manipulasi data. 3.
Untuk masyarakat atau calon TKI : sebelum memutuskan menjadi buruh migrant persiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik dari segi rohani maupun jasmani. Perbanyak informasi dari manapun tentang TKI terutama orang-orang yang pernah bekerja ke luar negeri. Jangan asal-asalan berangkat ke luar negeri sebab lebih berat resikonya, Berangkatlah melalui PPTKIS yang legal atau sudah terdaftar sebab akan lebih terjamin keselamatan dan perlindungannya.
102
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mursyid, Lagi-lagi TKW Indonesia jadi Korban, (Cirebon: Oktober 2008 ). Tim PSGK STAIN Salatiga, Sepeninggal Kisah Kelabu Tenaga Kerja Indonesia (Yogyakarta: Mitra Cendekia, 2007). Tim PSG UNISMA, Profil Buruh Migran Jawa Timur (Malang: November 2007) Moch. Rusmana, Sosialisasi Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI asal Kabupaten Cianjur,(Cianjur:April 2009). Disampaikan dalam rapat kepala PPTKIS se-Cianjur di ruang rapat Kantor APPJATIC. Jimly Asshiddiqie, Tantangan Penempatan dan Perlindungan TKI ke Luar Negeri, (Jakarta: Desember 2008 ). Majalah Hati Beriman, TKI butuh Perhatian Lintas, (Salatiga: Kantor Informasi dan Komunikasi Kota salatiga, November 2008). Mustofa H.A., 40 Uraian Mutiara Hadist, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999),. Mughni S.A , Trafficking: Sebuah Praktek Neo-Perbudakan Dalam Perspektif Islam, (Malang: 2004 ). Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Reseach I, Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981. Lexy J. Maleong,
Metodologi Penelitian kualitatif (edisi revisi), PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, Maret 2008. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Yogyakarta: UI Pers , 1986). Tatang M. Amin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, cet. Ke-II, 1990). Keoncoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1991). S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, , (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Senjun H. Manulang, Ketentuan Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan, (Jakarta: Rieneka Cipta, 1990). Djumaldji, Perjanjian Kerja, (Jakarta: Bina Aksara, 1978). Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, (Jakarta: Djambatan, 1992).
103
Direktorat jasa TKI ke Luar Negeri, Pedoman Penempatan Tenaga Kerja ke Luar Negeri, (Bina Penta, 1994) W.J.S, Purwodarminto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: balai Pustaka), Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, (Jakarta: PT. raja Grafindo Persada, 2003), Prihatini Ambareretnani, Selly Riawanti, Upaya Meningkatkan dan melindungi Reproduksi TKIw, (Yogyakarta: Yayasan Galang, 1999). UU RI No. 39 tahun 2004, Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri, (Bandung: Fokus media, 2005). UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Kepmenakertrans RI No. Kep-104 A/MEN/2002 tentang penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri, (Bandung: Nuansa Aulia, 2005) Kepmenakertrans RI No. Kep-102 A/MEN/VI/2002 tentang Waktu kerja lembur dan upah kerja lembur, (Bandung: Nuansa Aulia, 2005). Peraturan Pemerintah RI No. 5 tahun 2005 tentang penyelenggaraan Jamsostek, (Bandung: Nuansa Aulia, 2005). Kepmenakertrans RI No. Kep-150 A/MEN/VI/2000 tentang Pemutusan Hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, Uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian di perusahaan, (Bandung: Nuansa Aulia, 2005). Depnakertrans,
Perkembangan
jumlah
TKI
di
Luar
Negeri
http://www.nakertrans.go.id/pusdatinaker/tki, diakses tgl 30 Maret 2009, jam 10.41 Lagi-lagi TKI disiksa majikan ,http://ecosoc-monitor2.blogspot.com/2009/06/lagi-tkidisiksa-majikan.html. diakses tgl 19 November 2009 http:/indotkw.blogspot.com/2008/08/01Archive.html. diakses tgl 19 November 2009 Tempo interaktif, MUI Haramkan Perempuan jadi TKW, http://www.apa kabar.go.id diakses
tgl
22
Juli
104
2009,
jam
13.42
WIB
BIOGRAFI PENULIS
Nama
: Edy Irawan
Tempat, Tanggal Lahir
: Kab. Semarang, 12 September 1986
Alamat
: Rt 01 Rw 03 Sarowo, Kel. Kalirejo, Kec. Ungaran Timur Kab. Semarang
Riwayat Pendidikan
: SD N I KALIREJO
1994 -1999
SLTP N 2 TUNTANG
1999 - 2002
MAN I SALATIGA
2002 - 2005
STAIN SALATIGA
2005 - 2010
PON-PES PANCASILA
1999 - Sekarang
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 11 Februari 2010 Penulis
Edy Irawan NIM : 21105004
105