ANALISIS BRAND EQUITY TEN TABUNGAN BRITAMA (Studi Kasus Pengunjung Puri Indah Mall)
Oleh ERRYA NAVY ANDARWATI H24061106
DEPERTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN
ERRYA NAVY ANDARWATI. H24061106. Analisis Brand Equity Ten Tabungan Britama (Studi Kasus Pengunjung Puri Indah Mall). Di bawah bimbingan JONO M. MUNANDAR Kondisi banyaknya jumlah bank yang ada di Indonesia membuat persaingan antar bank baik bank pemerintah maupun bank swasta tidak dapat dihindari. Persaingan perbankan dalam menjaring nasabah masih akan terus berlangsung mewarnai kompetisi di industri perbankan. BRI sebagai pelaku tertua di industri perbankan telah dikenal sebelumnya memiliki tabungan Simpedes yang diperuntukkan masyarakat desa. Namun, untuk menghadapi persaingan yang lebih kompetitif BRI pun memiliki tabungan BRI Britama untuk masyarakat kota. Dalam kondisi nasabah bukan lagi sebagai pelengkap usaha tetapi sebagai partner usaha bagi bank, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan ekuitas merek yang kuat. Model Brand Equity Ten merupakan perluasan dari konsep model ekuitas merek oleh David A. Aaker. Pengukuran dikelompokan dalam lima kategori, empat kategori mewakili persepsi konsumen tentang suatu merek, yaitu loyalty measure, perceived quality dan leadership measure, association measure, dan awareness measure. Kategori kelima market behavior measure yang mewakili informasi yang diperoleh berdasarkan pasar. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui posisi kategori awareness di benak pengunjug Puri Indah Mall terhadap merek tabungan Britama, (2) Menganalisis kategori association di benak pengunjung Puri Indah Mall terhadap merek tabungan Britama, (3) Menganalisis kategori perceived quality dan Leadership merek tabungan Britama, (4) Menganalisis kategori loyalty terhadap merek tabungan Britama, (5) Mengetahui market behavior merek tabungan Britama. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling. Jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin sebanyak 200 orang. Metode skala yang digunakan yaitu skala likert dan semantic differential. Alat analisis yang digunakan yaitu uji cohran dengan menggunakan software SPSS for windows versi 15.0, analisis deskriptif, nilai rataan dan estimasi pangsa pasar. Pada analisis awareness measure, tabungan Britama masih belum mempunyai tingkat kesadaran yang baik. Dari hasil analisis association measures, didapatkan bahwa asosiasi-asosiasi yang menjadi brand image tabungan Britama adalah hadiah yang menarik, jaminan keamanan transaksi dan dana, merek tabungan dari bank terkemuka dan merek tabungan dari bank terpercaya. Pada analisis perceived quality dan leadership measures menunjukkan bahwa merek tabungan Britama unggul dibandingkan dengan merek tabungan lain pada atribut setoran awal, biaya administrasi, dan pengelolaan dana. Pada kategori leadership tabungan Britama unggul dari merek tabungan lainnya untuk dua atribut, yaitu peningkatan popularitas dan inovasi produk yang cepat. Pada analisis loyalty measures, hasil penelitian menunjukkan bahwa merek tabungan Britama belum memiliki brand loyalty yang kuat karena mencerminkan piramida brand loyalty yang mengecil pada tingkatan committed buyer. Pada kategori harga optimum, responden hanya bersedia membayar biaya administrasi
sampai dengan harga Rp 9500 per bulan. Pada analisis market behaviour measures tabungan britama menunjukkan nilai estimasi pangsa pasar tabungan Britama sebesar 12,19 persen. Hal ini tidak jauh berbeda dengan data yang dimiliki oleh divisi Dana dan Jasa BRI sebesar 10 persen. Berdasarkan jangkauan distribusi, kantor wilayah DKI, DKI 2 dan Bandung yang memiliki paling banyak rekening tabungan Britama.
ANALISIS BRAND EQUITY TEN TABUNGAN BRITAMA (Studi Kasus Pengunjung Puri Indah Mall)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh ERRYA NAVY ANDARWATI
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi : Analisis Brand Equity Ten Tabungan Britama (Studi kasus Pengunjung Puri Indah Mall) Nama
: Errya Navy Andarwati
NIM
: H24061106
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.) NIP 196101231986011002
Mengetahui: Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.) NIP 196101231986011002
Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP
Errya Navy Andarwati dilahirkan di Bogor, 31 Oktober 1988 sebagai anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak H. Iik Suhendi dan Ibu Hj. Neneng Sundawati. Penulis menikah dengan Ari Indyastomo, ST, SH, M.Hum pada tahun 2008 dan dikaruniai satu orang putri bernama Kiera Hanin Indyastomo yang lahir pada tahun 2010. Penulis mengawali pendidikan formal pada TK Kuncup Harapan lulus pada tahun 1994. Menempuh pendidikan dasar pada SDN Bantarjati V Bogori tahun 1994 hingga 2000. Melanjutkan pendidikan di SLTPN 1 Bogor lulus tahun 2003 dan SMUN 1 Bogor lulus tahun 2006. Di terima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama Institut Pertanian Bogor melalui proses SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) pada tahun 2006. Pada tahun 2007 diterima di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Minor Ilmu Konsumen pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia. Selama masa studi penulis aktif dalam himpunan profesi Centre of Management (COM@) sebagai staf direktorat Public Relation pada periode 20072008 dan ikut serta dalam beberapa kepanitiaan acara yang diadakan oleh COM@ yaitu, “PROFIT” pada tahun 2008, “MOVE” pada tahun 2008, dan “STAR” pada tahun 2008.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang tanpa henti memberikan nikmat dan hidayah-Nya kepada semua makhluk tanpa terkecuali, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Brand Equity Ten tabungan Britama (Studi Kasus Pegunjung Puri Indah Mall) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi yang berjudul Analisis Brand Equity Ten tabungan Britama (Studi Kasus Pengunjung Puri Indah Mall) membahas tentang kategori-kategori Brand Equity Ten tabungan Britama. Kategori tersebut yaitu Awareness measures, Association measures, Perceived quality dan Leadership measures, Loyalty measures, dan terakhir Market Behaviour measures. Untuk melihat adanya perbandingan disertakan pula merek tabungan lain, dalam penelitian ini disertakan tabungan Mandiri, Taplus BNI dan Tahapan BCA. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skirpsi ini. Karena itu penulis sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak demi kebaikan bersama. Penulis juga memohon maaf jika banyak kekurangan dalam skripsi ini. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan kekurangan banyak pada pribadi penulis. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Bogor, Juli 2011
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Skripsi yang berjudul Analisis Brand Equity Ten tabungan Britama (Studi Kasus Pengunjung Puri Indah Mall) tak mungkin bisa diselesaikan tanpa bantuan orang lain. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua tercinta Bapak Iik dan Mama Neneng serta Bapak Nindyo dan Mama Cucu yang selalu mendampingi, mendidik, menyemangati, memberikan kasih sayang, dan mendoakan penulis. 2. Bapak Prof. Dr. W.H. Limbong, MS dan Ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM selaku dosen penguji skripsi yang telah meluangkan waktu serta memberikan masukan dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 4. Ibu Inge yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk dapat melakukan penelitian di Puri Indah Mall dan bersedia meluangkan waktu untuk memberikan informasi dalam skripsi ini. 5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM IPB. 6. Kakak dan adik-adik, Teh Tiara, Vidhan, Ridho atas semangat, canda dan tawa yang mengisi hari-hari penulis. 7. Teman-teman Manajemen 43 yang selalu membuat suasana ceria selama ada di IPB khususnya Geng Bogor (Thifa, Fifi, Tiara, Ayu), Erni, Erika, Putri ayu, Tania, Afif, serta Fauzan yang selalu menyemangati untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman-teman Manajemen 44 Norvi, Eka, Atul, Azwar, Duta, dan Lely. 9. Sahabat yang selalu ada, Elvira dan Dhinasty yang selalu mengingatkan, dan juga menghibur dalam masa-masa sulit. Qorry, Arum, Agista yang menjadikan masa TPB menjadi indah dan tak terlupakan.
v
10. Ari Indyastomo, ST, SH, M.Hum yang senantiasa selalu mendoakan, menyemangati, dan memberikan kasih sayang untuk penulis. Kiera anak bunda tersayang yang mengajarkan bunda untuk terus berusaha menjadi ibu yang baik dan menjadi motivasi terbesar dalam hidup. 11. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Demikian ucapan terima kasih ini penulis sampaikan. Tidak banyak yang bisa penulis berikan sebagai tanda terima kasih atas bantuan selama ini. Semoga Allah yang membalas semua kebaikan dengan balasan yang berlipat ganda.
vi
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 1.4. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 5 1.5. Manfaat Penelitian .................................................................... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6 2.1. Pengertian Bank dan Tabungan ................................................ 6 2.2. Pengertian Pemasaran ............................................................... 6 2.3. Pengertian Merek ..................................................................... 7 2.4. Brand Equity (Ekuitas Merek) .................................................. 7 2.5. Kategori Awareness Measures .................................................. 9 2.6. Kategori Assosiacion Measures ................................................ 10 2.7. Kategori Perceived Quality dan Leadership Measures............. 12 2.8. Kategori Loyalty Measures ....................................................... 13 2.9. Kategori Market Behavior Measures ....................................... 15 2.10. Promosi..................................................................................... 16 2.11. Uji Validitas ............................................................................. 18 2.12. Uji Realiabilitas ........................................................................ 19 2.13. Tabulasi silang.......................................................................... 20 2.14. Uji cohran ................................................................................. 20 2.15. Skala likert dan nilai rata-rata .................................................. 23 2.16. Skala semantic differential ....................................................... 23 2.17. Estimasi market share............................................................... 23 2.18. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................ 24 III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 26 3.1. Kerangka Pemikiran ................................................................... 26 3.2. Metodologi penelitian ................................................................ 27 3.2.1 Lokasi dan waktu peneitian ............................................... 27 3.2.2 Pengumpulan data ............................................................. 28
vii
3.2.3 Metode pemilihan sampel .................................................. 28 3.2.4 Pengolahan dan analisis data ............................................. 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 31 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................... 31 4.1.1 Sejarah Bank Rakyat Indonesia ......................................... 31 4.1.2 Visi dan Misi BRI .............................................................. 32 4.1.3 Budaya Perusahaan BRI ..................................................... 32 4.1.4 Produk Simpanan dan Pinjaman BRI ................................. 33 4.2. Karakteristik Responden ............................................................ 35 4.3. Tabulasi silang ............................................................................ 41 4.4. Awareness Measures ................................................................... 41 4.4.1 Analisis Top of Mind .......................................................... 42 4.4.2 Analisis Brand Recall ........................................................ 42 4.4.3 Analisis Brand Recognition ............................................... 43 4.4.4 Analisis Brand Unaware .................................................... 44 4.4.5 Sumber Informasi ............................................................... 44 4.5. Association Measures.................................................................. 45 4.6. Perceived Quality dan Leadership Measures.............................. 49 4.6.1 Perceived Quality ............................................................... 49 4.6.2 Leadership .......................................................................... 52 4.7. Loyalty Measures ........................................................................ 53 4.7.1 Harga Optimum .................................................................. 53 4.7.2 Loyalty ................................................................................ 54 4.7.3 Piramida Brand Loyalty ..................................................... 59 4.8. Market Behaviour Measures ...................................................... 61 4.8.1 Estimasi Pangsa pasar ........................................................ 61 4.8.2 Harga Pasar dan Jangkauan Distribusi ............................... 62 4.9. Implikasi Manajerial ................................................................... 64 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 67 Kesimpulan ............................................................................................ 67 Saran ....................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 69 LAMPIRAN ................................................................................................. 70
viii
DAFTAR TABEL No
Halaman
1. Sepuluh bank terbesar di Indonesia ....................................................... 2 2. Volume tabungan enam bank terbesar ................................................... 3 3. Jumlah nasabah Britama tahun 2004-2010 ............................................ 4 4. Tabulasi silang antara usia dan klasifikasi pekerjaan ............................ 40 5. Tabulasi silang antara penghasilan dan usia .......................................... 40 6. Tabulasi silang antara pengeluaran dengan penghasilan ....................... 41 7. Hasil uji cohran asosiasi Britama .......................................................... 46 8. Hasil uji cohran asosiasi Mandiri .......................................................... 47 9. Hasil uji cohran asosiasi Taplus ............................................................ 47 10. Hasil uji cohran asosiasi Tahapan.......................................................... 48 11. Asosiasi yang menjadi brand image masing-masing merek ................. 49 12. Nilai rata-rata atribut produk tabungan bank ......................................... 50 13. Hasil perhitungan atribut-atribut kepemimpinan ................................... 53 14. Persetujuan responden dengan variasi biaya administrasi ..................... 54 15. Hasil perhitungan switcher .................................................................... 55 16. Hasil perhitungan habitual buyer .......................................................... 56 17. Hasil perhitungan satisfied buyer .......................................................... 56 18. Hasil perhitungan liking the brand ........................................................ 57 19. Hasil perhitungan committed buyer ....................................................... 58 20. Ketertarikan terhadap Britama ............................................................... 61 21. Keinginan memiliki tabungan Britama .................................................. 62 22. Kemudahan mendapatkan tabungan Britama ........................................ 62 23. Suku bunga tabungan ............................................................................. 63 24. Jumlah rekening Britama pada setiap kantor wilayah BRI ................... 64 ix
DAFTAR GAMBAR No
Halaman
1. Piramida brand awareness ...................................................................... 9 2. Piramida brand loyalty ............................................................................ 15 3. Kerangka pemikiran penelitian ............................................................... 27 4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin................................ 35 5. Karakteristik responden berdasarkan usia............................................... 36 6. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan ......................... 36 7. Karakteristik responden berdasarkan klasifikasi pekerjaan .................... 37 8. Karakteristik responden berdasarkan klasifikasi profesi ........................ 37 9. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ................................... 38 10. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan ................................... 38 11. Karakteristik responden berdasarkan dana untuk menabung .................. 39 12. Top of mid produk tabungan bank........................................................... 42 13. Brand Recall produk tabungan bank ....................................................... 43 14. Brand Recognition produk tabungan ...................................................... 44 15. Sumber informasi tabungan Britama ...................................................... 45 16. Semantic differential ............................................................................... 51 17. Pilihan tabungan dengan biaya administrasi ........................................... 54 18. Piramida brand loyalty ............................................................................ 59 19. Jumlah rekening masing-masing bank .................................................... 64
10 x
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari peran bank sebagai penggerak perekonomian negara. Peran bank sebagai lembaga yang menghimpun dan penyalur dana dari masyarakat, serta memiliki tujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang diharapkan dapat meningkatkan pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat yang lebih baik. Seiring dengan perkembangan zaman serta kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang sudah modern telah banyak yang menggunakan jasa perbankan untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan bisnis. Pada perkembangannya, bank-bank tumbuh di Indonesia dengan cukup pesat. Berdasarkan rekapitulasi Bank Indonesia (BI) terdapat 112 bank umum yang terbagi menjadi empat bank pemerintah dan 117 bank swasta serta 2296 bank perkreditan rakyat. Empat bank pemerintah yang dimaksud adalah Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Nasional Indonesia (BNI). Selain ke-empat bank pemerintah, bank swasta yang ikut meramaikan industri perbankan diantaranya, Bank Central Asia (BCA), Bank Danamon, Bank CIMB Niaga, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Internasional Indonesia (BII) dan masih banyak lagi. Namun, dari banyaknya jumlah bank yang ada hanya terdapat sepuluh bank terbesar berdasarkan nilai aset yang dimiliki, yaitu Bank Mandiri, BRI, BCA, BNI, Bank Danamon, Bank CIMB Niaga, Bank Panin, Citibank, Bank Permata dan BII. Jumlah aset sepuluh bank terbesar di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Banyaknya jumlah bank yang ada di Indonesia membuat persaingan antar bank baik bank pemerintah maupun bank swasta tidak dapat dihindari. Persaingan perbankan dalam menjaring nasabah masih akan terus berlangsung mewarnai kompetisi di industri perbankan. Bank-bank, terutama para penguasa pasar, terus agresif memberikan iming-iming hadiah menarik
2
untuk memikat masyarakat. Reputasi bank, kemudahan akses, fitur-fitur yang menarik, dan mutu pelayanan akan terus menjadi faktor penting untuk menjaring nasabah. Berdasarkan data yang dimiliki divisi dana dan jasa Bank Rakyat Indonesia, selama tahun 2009 sampai 2010 tercatat mayoritas bankbank mengalami peningkatan tabungan. Bank yang memiliki volume tabungan terbesar yaitu, BCA, Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga dan Danamon. Volume tabungan bank-bank tersebut pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Sepuluh bank terbesar di Indonesia Nama Bank Bank Mandiri BRI BCA BNI Bank Danamon Bank CIMB Niaga Bank Panin Citibank Bank Permata BII
Total Aset Rp 328,01 Triliun Rp 250,54 Triliun Rp 247,61 Triliun Rp 198,92 Triliun Rp 102,98 Triliun Rp 74,48 Triliun Rp 68,14 Triliun Rp 55,49 Triliun Rp 54,37 Triliun Rp 53,09 Triliun
Sumber: Bank Indonesia, Mei 2010
Tabel 2. Volume Tabungan 6 Bank Terbesar (dalam Rp. Miliar) Nama Bank Tahun 2010 BCA 120,389 MANDIRI 95,958 BRI 89,097 BNI 54,167 CIMB NIAGA 17,384 DANAMON 13,830 Sumber: Divisi dana dan jasa BRI, 2010
Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu bank milik pemerintah dan juga merupakan bank tertua di Indonesia. Selaku pelaku tertua di industri perbankan, BRI pun tak luput dari persaingan dunia perbankan dan tetap memerlukan strategi untuk dapat menghadapi persaingan terutama dalam menjaring nasabah. BRI pada mulanya lebih dikenal dengan produk tabungan BRI Simpedes yang menjaring masyarakat pedesaan.
3
Namun, untuk menghadapi persaingan yang lebih kompetitif BRI pun mengembangkan produk tabungannya, yaitu tabungan BRI Britama. Tabungan BRI Britama merupakan produk tabungan yang dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk segmen masyarakat perkotaan. Tabungan BRI Britama ini merupakan salah satu bentuk dari ekspansi yang dilakukan oleh BRI untuk menjaring nasabah perkotaan, sehingga jaringan yang dimilki BRI semakin meluas. Tercatat BRI memiliki lebih dari 5.000 kantor yang berada tersebar di seluruh Indonesia, baik di kota-kota besar maupun kota kecil, bahkan di daerah pedesaan. Di samping jaringan kantor, saat ini BRI juga memiliki 1.262 ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Sejak tahun 2007, BRI mulai giat membuat program promosi yang lebih intensif untuk menjaring nasabah tabungan BRI Britama dengan mengadakan program undian berhadiah yaitu “Untung Beliung BritAma”. Pertumbuhan nasabah tabungan BRI Britama mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2008. Pertumbuhan nasabah tabungan BRI Britama dari tahun 2004 sampai September 2010 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Nasabah Britama Tahun 2004-2010 Periode Desember 2004 Desember 2005 Desember 2006 Desember 2007 Desember 2008 Desember 2009 September 2010
Jumlah Nasabah 3.181.059 3.389.775 3.479.579 3.970.123 4.678.965 5.467.712 6.076.447
Sumber: Divisi Dana & Jasa BRI, 2010
Dalam kondisi perekonomian yang belum stabil akibat krisis financial global, persaingan perbankan dalam menjaring nasabah akan semakin kompetitif. Sebagai industri jasa, setiap pelaku perbankan akan berusaha memberikan layanan produk dan jasa yang maksimal bagi nasabahnya. Suatu bank harus mempunyai nilai tambah yang membuat bank tersebut berbeda dari bank lainnya. Dalam kondisi ini nasabah bukan lagi sebagai pelengkap usaha tetapi sebagai partner usaha bagi bank. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan ekuitas merek yang kuat. Menurut Durianto, dkk
4
(2001), hanya produk yang memiliki brand equity kuat yang akan tetap mampu bersaing, merebut, dan menguasai pasar. Merek merupakan aset perusahaan yang harus dikelola dengan baik agar dapat menghadapi persaingan dengan merek lain. Untuk itu, perlu dilakukan analisis brand equity yang dapat dijadikan salah satu modal untuk menentukan keunggulan kompetitif dan komparatif perusahaan. Merek yang prestisius memiliki ekuitas merek yang tinggi. Dengan demikian merek memegang peran amat penting bagi perusahaan mengingat ekuitas merek yang kuat memunculkan banyak keuntungan bagi perusahaan (Durianto, dkk, 2004). Pada awalnya ekuitas merek yang merupakan seperangkat aset dan liabilitas merek dikembangkan oleh David Aaker yang memaparkan lima elemen utama yang merupakan pendukung dari ekuitas merek, yaitu kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (perceived quality), loyalitas merek (brand loyalty) dan propriety brand assets lainnya. Model Brand Equity Ten merupakan suatu model yang dikembangkan oleh David A. Aaker sebagai perluasan dari konsep model ekuitas merek. Dalam model Brand Equity Ten, pengukuran dikelompokan dalam lima kategori. Empat kategori yang pertama mewakili persepsi konsumen tentang suatu merek melalui empat dimensi ekuitas merek, yaitu loyalitas merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan kesadaran merek. Kategori kelima meliputi pengukuran dua jenis perilaku pasar (market behavior) yang mewakili informasi yang diperoleh berdasarkan pasar, dan bukan langsung dari konsumen (Durianto, dkk, 2004). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kategori Awareness Measures merek tabungan Britama? 2. Bagaimana kategori Associations Measures merek tabungan Britama? 3. Bagaimana kategori Perceived Quality dan Leadership merek tabungan Britama? 4. Bagaimana kategori Loyality Measures merek tabungan Britama?
5
5. Bagaimana kategori Market Behaviour Measures merek tabungan Britama? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui posisi kategori awareness di benak pengunjung Puri Indah Mall terhadap merek tabungan Britama. 2. Menganalisis kategori association di benak pengunjung Puri Indah Mall terhadap merek tabungan Britama. 3. Menganalisis kategori perceived quality dan leadership di benak pengunjung Puri Indah Mall terhadap merek tabungan Britama. 4. Menganalisis kategori loyalty pada pengunjung Puri Indah Mall terhadap merek tabungan Britama. 5. Mengetahui posisi kategori market behavior merek tabungan Britama.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan untuk menganalisis kategori brand equity ten tabungan Britama. Untuk melihat adanya tingkat persaingan, dilibatkan tiga merek tabungan lainnya yang memiliki jumlah tabungan terbesar, yaitu Bank Mandiri (tabungan Mandiri), Bank BNI (TaPlus BNI) dan Bank Central Asia (Tahapan BCA). Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung Puri Indah Mall.
1.5. Manfaat Penelitian Hasil peneiltian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak manajemen BRI (khususnya tabungan Britama) dalam mengambil keputusan mengenai langkah-langkah dalam kegiatan pemasaran. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan masukan bagi perusahaan terkait dengan ekuitas merek tabungan. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Serta, bagi masyarakat yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan mengenai brand equity ten dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagain bahan referensi
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bank dan Tabungan Pengertian bank menurut UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Siamat, 2005). Menurut Siamat (2005) usaha utama bank adalah menghimpun dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dananya, hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik tapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Hal tersebut merupakan komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia. Pengertian tabungan adalah sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek. 2.2. Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pemasaran adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Menurut American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2007), pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Guna menciptakan nilai dan hubungan kepada pelanggan perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Penyediaan kebutuhan yang dilakukan perusahaan dapat berupa barang/produk maupun jasa. Produk
7
adalah semua hal yang ditawarkan kepada pasar untuk menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, sedangkan jasa adalah semua kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. (Kotler dan Amstrong, 2008). 2.3. Pengertian Merek Aaker (1997) menyatakan bahwa merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barangbarang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor. Menurut Durianto (2001) merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol disain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakan dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Lebih jauh, sebenarnya merek merupakan nilai tangible dan intangible yang terwakili dalam sebuah trademark (merek dagang) yang mampu menciptakan nilai dan pengaruh tersendiri di pasar bila diatur dengan tepat. Saat ini merek sudah menjadi konsep yang kompleks dengan sejumlah ratifikasi teknis dan psikologis. Merek memegang peranan sangat penting, salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama.
2.4. Brand Equity (Ekuitas Merek) Merurut Durianto, dkk (2001) brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan.
8
Menurut Kotler (2007) ekuitas merek (brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas merek merupakan asset tak berwujud yang penting, yang memiliki nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan. Menurut Aaker dalam Durianto (2004) brand equity ten dapat dikelompokan ke dalam lima kategori, yaitu: 1. Kategori Awareness Measures (pengukuran kesadaran merek) Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari ketegori produk tersebut. 2. Kategori Association Measures (pengukuran asosiasi merek) Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan persepsi nilai (perceived value), kepribadian merek (brand personality), dan asosiasi organisasi (organizational associations). 3. Kategori Perceived Quality dan Leadership (persepsi kualitas dan kepemimpinan) Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan, sedangkan kepemimpinan sangat terkait erat dengan popularitas. 4. Kategori Loyalty Measures (pengukuran loyalitas merek) Mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk, yang terkait dengan harga optimum (price premium) dan loyalitas/kepuasan (loyalty/satisfaction). 5. Kategori Market Behaviour Measures (pengukuran perilaku pasar) Kategori ini meliputi pengukuran dua jenis perilaku pasar yang mewakil informasi yang diperoleh berdasarkan pasar dan bukan langsung dari konsumen.
9
2.5. Kategori Awareness Measures (Pengukuran Kesadaran Merek) Brand Awareness (kesadaran merek) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Tingkatan kesadaran merek digambarkan dalam suatu piramida (Gambar 1) oleh Durianto (2001) dengan tingkatan sebagai berikut: 1. Brand Unaware (tidak menyadari merek) Tingkatan ini merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek. 2. Brand Recognition (pengenalan merek) Tingkatan ini merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seseorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. 3. Brand Recall (pengingatan kembali merek) Tingkatan ini disebut juga sebagai tingkatan pengingat kembali merek tanpa bantuan (unaided recall) karena konsumen tidak perlu dibantu untuk mengingat merek. Brand recall didasarkan pada permintaan kepada seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk. 4. Top of Mind (puncak pikiran) Top of mind adalah brand awareness tertinggi yang merupakan pimpinan dari berbagai merek yang ada dalam pikiran konsumen. Top of mind menggambarkan merek yang pertama kali diingat responden atau pertama kali disebut ketika seseorang ditanya tentang suatu kategori produk. Top of Mind Brand Recall Brand Recognition Brand Unaware Gambar 1. Piramida brand awareness (Durianto, et.al. 2001)
10
2.6. Kategori Association Measures (Pengukuran Asosiasi Merek) Brand association (Asosiasi Merek) adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya merek tersebut muncul dalam strategi komunikasi yang dilakukan, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan. Suatu merek yang telah mapan akan memiliki posisi yang unggul dalam persaingan bila didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki oleh merek tersebut (Durianto, et.al, 2001). Persepsi Nilai (Perceived Value) Salah satu peran brand identity adalah membentuk value proposition yang biasanya melibatkan manfaat fungsional yang merupakan dasar bagi merek dalam hampir semua kelas produk. Jika merek tidak menghasilkan nilai (value), biasanya ia mudah diserang oleh pesaing. Ukuran nilai menghasilkan indikator singkat tentang sukses suatu merek dalam menciptakan value proposition. Dengan berfokus pada nilai lebih manfaat fungsional, suatu pengukuran dapat diaplikasikan pada berbagai kelas produk. Secara umum terdapat lima penggerak utama pembentuk perceived value yang terkait dengan kepuasan pelanggan, yaitu kualitas produk, harga, kualitas layanan (service quality), faktor emosional (emotional factor) dan kemudahan (Durianto, 2004).
Kepribadian Merek (Brand Personality) Menurut
Durianto
(2004)
untuk
beberapa
merek,
kepribadian
(personality) menghubungkan ikatan emosi merek tersebut dengan manfaat merek itu sendiri sebagai dasar untuk diferensiasi merek dan customer
11
relationship. Kepribadian merek akan melibatkan dimensi yang unik untuk sebuah merek. Asosiasi Organisasi (Organizational Association) Asosiasi organisasi akan menjadi faktor yang penting jika merek yang kita miliki mirip dalam hal atribut dengan merek lainnya, atau jika organisasi merupakan hal penting untuk dilihat atau jika memang corporate-brand. Unsur-unsur asosiasi organisasional menurut Durianto (2004) adalah: a.
Orientasi pada masyarakat/komunitas Organisasi yang baik dapat dibuktikan melalui banyak hal seperti peka terhadap lingkungan, mensponsori kegiatan amal, memperlakukan para pekerja/karyawan dengan layak. Organizational association sangat diperlukan dalam mengembangkan asosiasi yang berorientasi pada komunitas/masyarakat, dan tentu saja mempertinggi loyalitas konsumen walaupun sangat sulit untuk menyatakan besaran loyalitas itu.
b.
Persepsi kualitas Persepsi konsumen hampir selalu menjadi pertimbangan pada setiap pilihan konsumen. Kualitas dapat dikomunikasikan secara langsung dengan demonstrasi atau argumen bahwa sebuah atribut produk lebih unggul dibandingkan yang dimiliki pesaing. Banyak perusahaan berkomitmen pada kualitas atau ingin menjadi yang terbaik. Asosiasi organisasi menjadi sarana yang baik untuk mengkomunikasikan kualitas
yang
dapat
dipercaya
dan
selanjutnya
membantu
mengembangkan loyalitas. c.
Inovasi Inovasi merupakan hal penting bagi perusahaan, terutama persaingan di dalam kelas produk dimana teknologi dan inovasi menjadi penting bagi konsumen.
d.
Perhatian pada pelanggan Banyak perusahaan selalu menempatkan konsumen pada tempat pertama sebagai nilai inti. Beberapa merek perusahaan melihat konsep “persahabatan” sebagai elemen identitas merek perusahaan. Hal ini
12
mengimplikasikan bahwa merek tersebut akan memberikan yang diinginkan oleh konsumen, seperti kejujuran, perhatian, dapat dipercaya, dan rasa hormat. e.
Keberadaan dan keberhasilan Berbisnis dengan organisasi yang mempunyai sumber daya yang mendukung produk dan sejarah panjang dalam berbisnis dapat memberikan rasa aman. Sukses, yang diindikasikan dengan penjualan dan atau pertumbuhan penjualan, juga menciptakan rasa percaya diri bagi konsumen yang telah memilih merek tersebut.
f.
Lokal vs Global Menjadi lokal Satu pilihan strategi diferensiasi adalah membuat satu merek dipersepsikan sebagai merek lokal dari perusahaan lokal. Menjadi lokal terutama efektif bila program pemasaran pesaing global tidak peka atau tidak sejalan dengan selera lokal. Usaha yang serius untuk berlaku lokal juga dapat menghasilkan pengertian yang lebih baik mengenai kebutuhan dan kebiasaan lokal. Menjadi global Pilihan identitas lain adalah menjadi global. Sebuah merek global memberikan sinyal umur panjang, sumber daya untuk investasi merek, dan komitmen terhadap masa depan merek. Sebuah perusahaan global akan dianggap lebih maju secara teknologi, yaitu mampu berinvestasi di R&D dan mendatangkan kemajuan di Negara dimana mereka berkompetisi. Sebuah merek global juga mempunyai prestise karena ia mampu berkompetisi secara sukses dalam pasar yang berbeda.
2.7. Kategori Perceived Quality dan Leadership (Kategori Kualitas Merek dan Kepemimpinan) Kualitas Merek (Perceived Quality) Menurut Durianto (2001) brand perceived quality (persepsi kualitas merek) adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu merek produk. Perceived quality didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap
13
keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Karena perceived quality merupakan persepsi dari pelanggan maka perceived quality tidak dapat ditentukan secara obyektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan (yang diukur secara relatif) yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa. Kepemimpinan (Leadership) Kepemimpinan mempunyai tiga dimensi (Durianto, et.al, 2004), yaitu: a.
Menggambarkan bagian dari sindrom “nomor satu” Artinya, jika cukup banyak konsumen ikut berperan dalam konsep merek dan membuatnya menjadi sales leader, merek tersebut pasti memiliki suatu kelebihan.
b.
Kepemimpinan menarik dinamika customer acceptance, yaitu fakta bahwa setiap orang selalu ingin popular dan tidak ingin melawan arus.
c.
Kepemimpinan menimbulkan inovasi di dalam kelas produk, dimana sebuah merek bergerak mendahului teknologi.
2.8. Kategori Loyalty Measures (Pengukuran Loyalitas Merek) Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya (Durianto, 2001). Rangkuti (2002) menyatakan bahwa loyalitas adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari ekuitas merek yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran karena hal ini merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan terhadap suatu merek. Apabila brand loyalty meningkat, maka kerentanan kelompok pelanggan dari serangan pesaing dapat dikurangi.
14
Harga Optimum (Price Premium) Menurut Durianto (2004) indikator dasar loyalitas adalah jumlah konsumen yang bersedia membayar untuk sebuah merek lain yang menawarkan manfaat yang sama atau sedikit lebih rendah. Dalam menentukan harga produk, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti pengaruh elemen bauran pemasaran, kebijakan penetapan harga perusahaan, dampak harga pada pihak-pihak lain, termasuk penetapan harga psikologis. Kepuasan/Loyalitas (Satisfaction/Loyalty) Kepuasan adalah pengukuran secara langsung bagaimana konsumen tetap loyal kepada suatu merek. Kepuasan terutama menjadi pengukuran di bisnis jasa. Sementara itu, loyalitas merupakan hasil akumulasi pengalaman penggunaan produk. Tingkatan brand loyalty terdiri dari (Aaker, 1997): a.
Switcher (berpindah-pindah) Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian.
b.
Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan) Pembeli yang berada pada tingkat ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsikannya atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut. Pembeli membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
c.
Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan) Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung
15
switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau risiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. d.
Likes the brand (menyukai merek) Pembeli yang masuk dalam kategori ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan symbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi.
e.
Committed buyer (pembeli yang komit) Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain. Commited buyer Liking the brand Satisfied buyer Habitual buyer switcher
Gambar 2. Piramida brand loyalty (Durianto, et.al, 2001) 2.9. Kategori Market Behaviour Measures (Pengukuran Perilaku Pasar) Pangsa Pasar (Market Share) Merek suatu produk akan menjadi aset yang berharga pada saat merek itu sedang mengalami pertumbuhan penjualan atau berada pada kondisi yang stabil. Pada kondisi tersebut struktur harga produk menciptakan kondisi yang menguntungkan perusahaan. Jika suatu merek menancap kuat di benak
16
konsumen, pangsa pasar merek tersebut pada umumnya akan mengalami peningkatan atau setidaknya stabil. Pangsa pasar merupakan salah satu cermin pengukuran ekuitas merek yang baik. Jika ekuitas merek suatu produk tidak kuat, pangsa pasarnya akan menurun tajam sebagai dampak aktivitas pesaing yang mampu mengikis ekuitas merek produk yang menjadi perhatian itu. Harga pasar dan Jangkauan Distribusi Pengukuran ekuitas merek dapat menjadi bias bila kenaikan pangsa pasar disebabkan oleh penurunan harga atau promosi harga. Bahkan harga yang diturunkan tanpa mengikuti mekanisme struktur harga akan mengikis nilai ekuitas merek. Pengukuran harga pasar menjadi sangat penting untuk mengetahui apakah harga kita terlalu tinggi (over pricing) atau terlalu rendah (under pricing). Jadi penetapan harga harus memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal. Penetapan harga berdasarkan harga pasar biasanya dimulai dari kebutuhan pelanggan (customer needs) kemudian baru dari faktor-faktor lainnya, seperti reaksi pesaing, posisi produk dipasar, dan masalah biaya serta margin. Pangsa pasar atau sales data juga sensitif terhadap jangkauan distribusi. Perolehan atau kehilangan outlet utama, atau perpindahan ke wilayah geografis lain dapat mempengaruhi pencapaian penjualan. Oleh karena itu sangat penting untuk melihat dengan jelas ekuitas merek berdasarkan
perubahan
jangkauan
distribusi
yang
dibentuk
dengan
memperkuat persepsi kualitas atau identitas merek. 2.10. Promosi Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, dan meningkatkan para konsumensasaran agar membeli produk tersebut (Kotler, 2005). Strategi bauran promosi terdiri atas empat komponen utama, yaitu: (1) Periklanan, (2) Promosi penjualan, (3) Hubungan masyarakat, dan (4) Penjualan perorangan.
17
1. Periklanan (advertising): merupakan tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yng dibayar mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang atau memicu penjualan. Contoh : biro iklan, media, riset pemasaran, dan lain-lain. 2. Promosi pnjualan (sales promotion): adalah insentif jangka pendek untuk eningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang juga. Kegiatan promosi yang termasuk ke dalam promosi penjualan misalnya: pemberian kupon, obral, kontes, diskon, undian, hadiah, dan pameran. 3. Hubungan masyarakat (publicity): bertujuan membangun hubungan yang baik dengan pblik dan perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkembangan citra perusahaan yang baik, menangani atau melenyapkan desas-desus dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau PR merupakan sebuah konsep yang menggunakan banyak sarana seperti siaran pers, publisitas produk, komunikasi perusahaan, lobbying dan penyuluhan. 4. Penjualan perorangan (personal selling): manajemen armaa penjualan (para wiraniaga) adalah suatu analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian merupakan
atas
kegiatan
pengembangan
wiraniaga. dari
Penjualan
penjualan
dengan
perorangan
ini
menggunakan
komunikasi person-to-person. Di dalamnya termasuk menetapkan sasaran, strategi armada penjual, merekrut, menyeleksi, melatih, mensupervisi serta mengevaluasi armada penjualan perusahaan. Jefkins (1997) dalam Imani, media beriklan terdiri dari dua media, yaitu a. Above The Line Merupakan lima media utama yang memberikan pemasukan bagi agen periklanan yang terdiri atas pers, radio, televisi, outdor, dan sinema. Media promosi ini dilakukan secara langsung.
18
b. Below The Line Merupakan media yang tidak memberikan pemasukan bagi agen periklanan, namun ditambahkan dalam persentase biaya. Media ini meliputi direct email, eksebisi, display ,penjualan tambahan, brosur penjualan, dan berbagai macam media lainnya. Media promosi ini dilakukan tidak seperti biasanya dan dilakukan secara tidak langsung, bersifat terselubung dengan tujuan membangun citra positif suatu produk/perusahaan. 2.11. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Simamora, 2001). Pengujian validitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur (instrumen) dapat mengukur apa yang ingin diukur. Suatu kuisioner dianggap valid jika memiliki butir-butir pertanyaan yang saling berhubungan dengan konsep-konsep yang diinginkan. Apabila ada pertanyaan yang tidak berhubungan berarti pertanyaan tersebut tidak valid, dan akan dihilangkan atau diganti dengan konsep pertanyaan lain yang lebih valid. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variable yang diteliti. Rumus yang digunakan adalah teknik kolerasi Product Moment Pearson adalah sebagai berikut:
r xy =
N(∑XY) –(∑X ∑Y) √N∑X2 – (∑X)2 √N∑Y2 – (∑Y)2
Keterangan: N = Jumlah responden X = Skor masing- masing pernyataan dari tiap responden Y = Skor total semua pertanyaan dari tiap responden
(1)
19
2.12. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat yang menunjukkan sejauh mana keandalan kuisioner. Kuisioner yang reliable adalah kuisioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama (Simamora, 2001). Pada penelitian ini, uji reliabilitas diukur dengan menggunakan Alpha Cronbach dan metode Spearman-Brown. Metode Alfa Cronbach digunakan pada pengujian kategori perceived quality dan Leadership. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
r 11 =
k (k-1)
1-
∑ σb
2
(2)
σ2 t
Keterangan : r 11
= Keandalan instrumen
k
= Banyak butir pertanyaan
Σσb2
= Jumlah ragam butir
σt2
= Ragam total
Untuk kategori association measures metode yang digunakan adalah metode Spearman-Brown. Dalam menguji realibilitas dengan teknik ini, skor yang diperoleh dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian butirnya yaitu teknik pembelahan ganjil-genap. Dengan teknik pembelahan ganjil-genap, nilai butir bernomor ganjil dikelompokkan menjadi belahan pertama dan nilai butir bernomor genap dikelompokkan
menjadi
belahan
kedua.
Langkah
selanjutnya
adalah
mengkolerasikan nilai belahan pertama dengan nilai belahan kedua sehingga diperoleh kolerasi antara dua belahan instrument (rxy) dengan rumus sebagai berikut (Durianto, dkk, 2001):
r xy =
N(∑XY) –(∑X ∑Y) √N∑X2 – (∑X)2 √N∑Y2 – (∑Y)2
Keterangan : ∑X
= total skor belahan ganjil
∑Y
= total skor belahan genap
(3)
20
∑XY = total skor hasil kali belahan ganjil dan genap
rxy Nilai r
xy
= kolerasi antara dua belahan instrumen
tersebut menunjukkan hubungan antara dua belahan instrument.
Untuk selanjutnya nilai tersebut dimasukkan dalam rumus Spearman-Brown berikut: r 11 =
2rxy (1+ rxy)
(4)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument rxy = kolerasi antara dua belahan instrumen Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai dari tabel r product moment. Jika r11 < r product moment dapat disimpulkan bahwa instrument yang digunakan tidak reliable. Sebaliknya jika r11 > r product moment dapat disimpulkan bahwa instrument yang digunakan reliable dan penelitian dengan menggunakan instrument yang sama dapat dilanjutkan. 2.13. Tabulasi Silang Tabulasi silang adalah prosedur yang menyajikan deskripsi data dalam bentuk baris dan kolom. Tabulasi silang digunakan untuk melakukan analisis hubungan di antara baris dan kolom. Data yang digunakan untuk analisis ini adalah data yang berskala ordinal dan nominal. Pengambilan keputusan pada tabulasi silang dilakukan berdasarkan perbandingan antara uji chi-square dengan tabel chi-square. Bila nilai hasil hitung chi-square kurang dari atau sama dengan tabel chi-square maka hipotesis diterima. Bila chi-squared test menampilkan hasil kurang dari atau sama dengan 0,05, maka artinya ada hubungan antara baris dan kolom 2.14. Uji Cohran Uji Cohran digunakan untuk menguji nyata hubungan setiap asosiasi yang ada dalam suatu merek. Uji ini dilakukan untuk menganalisis hubungan asosiasi antar berbagai atribut dalam kategori association measures. Asosiasi
21
yang saling berhubungan akan membentuk brand image dari merek tersebut. Uji Cohran digunakan pada data dengan skala pengukuran nominal atau untuk informasi dalam bentuk terpisah dua (dikotomi), yaitu “ya” atau “tidak”. Hipotesis pengujian: H0 : Kemungkinan jawaban “ya” adalah sama untuk semua variable (asosiasi) H1 : Kemungkinan jawaban “ya”
adalah berbeda untuk setiap variable
(asosiasi) Langkah-langkah pengujiannya adalah: a.
Hitung Nilai Q (Cochran) dengan rumus: C (C – 1) ∑Cj 2 – (C – 1) N 2
Q =
(5)
CN - ∑Ri 2
Keterangan: C = banyaknya asosiasi (atribut) Ri = jumlah baris jawaban “ya” Cj= jumlah kolom jawaban “ya” b.
2
Tolak H0 bila Q > χ (α, db)
db = C – 1
Uji Cochran digunakan untuk mengetahui nyatanya setiap asosiasi (atribut) yang ada dalam suatu merek dimulai dengan pengujian semua asosiasi. Atas dasar hasil analisis dilakukan perbandingan antara nilai Q 2
2
dengan χ (α, db). Jika diperoleh nilai Q < χ (α, db) , maka H0 diterima, yang berarti semua asosiasi yang diuji saling berhubungan dan membentuk brand image dari suatu merek. 2
Jika diperoleh nilai Q > χ (α, db), dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk menerima H0. Dengan demikian tidak semua asosiasi adalah sama dan pengujian dilajutkan ke tahap dua untuk mengetahui asosiasi mana yang tidak sama dan dapat dikeluarkan dari asosiasi-asosiasi penyusun brand image suatu merek. 2
Jika nilai Q > χ (α, db), maka pengujian dilanjutkan ke tahap tiga dengan menggunakan teknik yang sama sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya. 2
Jika nilai Q < χ (α, db), maka pengujian dihentikan, yang berarti brand image
22
suatu merek terbentuk dari asosiasi-asosiasi sisanya yang belum diuji dan asosiasi terakhir diuji. 2.15. Skala Likert dan Nilai rata-rata Skala Likert, dan nilai rataan digunakan untuk menganalisis kategori loyalty measurer. Skala Likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk. Informasi yang diperoleh dengan skala Likert berupa skala pengukuran ordinal, oleh karenanya terhadap hasilnya hanya dapat dibuat ranking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan ke tanggapan lainnya. Misalnya, skala 1= sangat jelek, skala 2= jelek, skala 3= cukup, skala 4= baik, skala 5= sangat baik. Setelah data diperoleh, data digolongkan ke dalam kategori berdasarkan nilai yang dipeoleh dengan cara mengalihkan besarnya bobot pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang masuk ke dalam kategori yang sama. Dari data yang diperoleh, dicari nilai rataannya untuk mengetahui ukuran pemusatan dan ukuran keragaman tanggapan responden dengan menggunakan rumus (Durianto, dkk, 2001) berikut: Rata-rata (x) =
∑ xi. Fi
(6)
N
Hasil dari rataan tersebut dipetakan ke rentang skala dengan mempertimbangkan informasi interval berikut:
Interval =
nilai tinggi – nilai terendah banyaknya kelas
=
5–1 5
= 0,8
Setelah besarnya skala diketahui, kemudian dibuat rentang skala agar dapat diketahui dimana letak rataan penilaian responden terhadap setiap unsure diferensiasinya dan sejauh mana variasinya. Rentang skala tersebut adalah: 1,00 – 1,80 = sangat buruk
23
1,80 – 2,60 = buruk 2,60 – 3,40 = cukup 3,40 – 4,20 = baik 4,20 – 5,00 = sangat baik 2.16. Skala Semantic Differential Alat analisis lainnya digunakan dalam penelitian ini adalah skala semantic differential. Skala ini digunakan untuk menganalisis kategori perceived quality. Skala ini merupakan salah satu skala faktor yang dikembangkan untuk menganalisis dua masalah (Durianto, dkk, 2001), yaitu: 1. Pengukuran populasi yang multidimensi 2. Pengungkapan dimensi yang belum dikenal atau belum diketahui. Metode skala ini dikembangkan khususnya untuk mengukur arti psikologis dari suatu objek di mata seseorang. Metode ini didasarkan pada proporsi bahwa suatu objek memiliki berbagai dimensi pengertian kontatif yang berbeda dalam ruang ciri multidimensi yang disebut ruang semantic. Metode ini dibuat dengan menempatkan dua skala penilaian dalam titik-titik ekstrim yang berlawanan, yang sering disebut bipolar. Biasanya di antara dua titik ekstrim didapati lima atau tujuh titik-titik butir skala dimana responden menilai suatu konsep atau lebih pada setiap butir skala. Sebagai contoh butir-butir skala semantic differential: Baik
(5) ___:___:___:___:___ (1) Baik
Lambat (1) ___:___:___:___:___ (5) Cepat Lemah (1) ___:___:___:___:___ (5) Kuat Menarik (5) ___:___:___:___:___ (1) Tidak Menarik 2.17. Estimasi Market Share (Pangsa pasar) Memperkirakan pangsa pasar merupakan bukan hal yang mudah. Pendekatan perhitungan pangsa pasar pada penelitian ini dilakukan berdasarkan data hasil kuisioner yang dibagikan kepada responden. Pada hakikatnya, pangsa pasar suatu produk dapat dibangun dari faktor-faktor yang dideskripsikan sebagai berikut (Durianto, dkk, 2004):
24
Market share = Awareness x Product attractiveness x Willingness to pay x Availability Keterangan: 1. Awareness Dapat dilihat dari hasil survey yang telah diperoleh, yaitu dari unaided brand awareness yang merupakan penjumlahan Top of Mind dan Brand Recall. 2. Product attractiveness Di dapat atas penilaian responden terhadap suatu merek yang menjadi objek
penelitian
relative
terhadap
merek-merek
lainnya
dengan
menanyakan ketertarikan responden terhadap suatu merek. 3. Willingness to pay Dilakukan melalui pendekatan dari tingkat kepuasan responden terhadap performance pada atribut harga yang sesuai dengan kualitas. 4. Availability Diukur
berdasarkan
pendekatan
kemudahan
responden
dalam
mendapatkan objek/produk.
2.18. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Wuryaningsih (2007) menganalisis brand equity Esia prabayar dalam persaingan industri telekomunikasi CDMA dan implikasinya terhadap bauran pemasaran pada mahasiswa di Depok. Metode yang digunakan adalah metode Product Moment, Hoyt, Alfa Cronbach, skala likert, skala differential, Uji Cochran, Biplot, Brand Switching Pattern Matrix, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Esia merupakan merek yang paling diingat oleh konsumen berdasarkan posisi top of mind tertinggi pada elemen brand awareness. Dari hasil analisis brand association, didapatkan bahwa asosiasiasosiasi pembentuk brand image merek Esia adalah produk mudah diperoleh di pasaran, mudah mendapatkan voucher isi ulang, tarif pembicaraan ke sesama operator murah, taris SMS ke sesama operator murah, dan produk yang sedang trend saat ini. Penilaian konsumen pada perceived quality menunjukan bahwa merek Esia unggul dibandingkan dengan merek lain dalam atribut pusat
25
pelayanan (gerai). Analisis pada elemen brand loyalty menunjukkan bahwa merek Esia belum memiliki brand loyalty yang kuat. Hal ini tercermin dari bentuk piramida brand loyalty yang mengecil pada tingkatan linking the brand dan committed buyer. Dari hasil analisis brand equity Esia, implikasi terhadap bauran pemasaran adalah meningkatkan kualitas produk dalam atribut suara, sinyal, customer service, jaringan, kualitas sambungan telepon dan SMS sehingga kualitas Esia dapat dinilai baik oleh konsumen. Menurut Pratama (2006) dalam analisis brand equity Pocari Sweat dalam persaingan industri minuman bahwa elemen brand awareness merek Pocari Sweat merupakan merek yang paling diingat oleh konsumen. Asosiasi pembentuk brand image pada elemen brand association menunjukan bahwa merek Pocari Sweat mendapatkan dua brand image, yaitu aman bagi kesehatan dan rasa yang segar pelepas dahaga. Penilaian konsumen pada perceived quality menunjukan bahwa merek Pocari Sweat lebih unggul dibandingkan merek lainnya dalam atribut manfaat, aman bagi kesehatan, menghilangkan dehidrasi, rasa, dan memulihkan stamina. Analisa pada elemen brand loyalty menunjukkan bahwa merek Pocari Sweat belum memiliki brand loyalty yang kuat. Hal ini tercermin dari bentuk piramida brand loyalty yang mengecil pada tingkatan liking the brand dan committed buyer. Menurut Abadi (2009) dalam analisis elemen-elemen brand equity PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk cabang Bogor bahwa elemen brand awareness merek PT. BMI menempati urutan tertinggi. Pada analisis brand association diketahui brand image PT. BMI cabang Bogor adalah bank murni syariah pertama di Indonesia, terjamin halal, bernuansa islami, pelayanan karyawan yang ramah dan sistemnya lebih fair. Pada analisis perceived quality PT. BMI cabang Bogor nilai rataan tertinggi berada pada atribut terjamin halal. Sedangkan nilai rataan terendah berada pada atribut program promosi dan iklan. Pada analisis brand loyalty, terdapat 7 persen responden swircher, terdapat 27 persen responden yang termasuk tingkatan habitual buyer, terdapat 43 persen responden yang termasuk tingkatan satisfied buyer, terdapat 45 persen responden yang termasuk tingkatan liking the brand dan terdapat 14 persen responden yang termasuk tingkatan committed buyer.
26
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Merek memberikan nilai tambah bagi suatu produk ataupun jasa, sehingga nilai total produk yang memiliki merek baik menjadi tinggi dibandingkan produk atau jasa sejenis lainnya. Dewasa ini, konsumen cenderung lebih kritis dalam menentukan produk atau jasa mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, kualitas yang baik serta merek yang kuat dari suatu produk atau jasa menjadi salah satu pertimbangan penting ketika konsumen akan mengkonsumsi suatu produk atau jasa. Persaingan dalam industri perbankan dalam mendapatkan ataupun mempertahankan nasabah saat ini semakin kompetitif. Banyaknya bank pemerintah maupun bank swasta berlomba-lomba untuk mendapatkan dana pihak ketiga dari masyarakat baik dalam bentuk tabungan, giro ataupun deposito. PT Bank Rakyat Indonesia (persero), selaku pelaku di industri perbankan harus dapat bersaing dengan para bank kompetitor, baik bank pemerintah lainnya ataupun bank swasta. Dengan dilakukan penelitian mengenai ekuitas merek dari tabungan Britama, BRI akan memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh persepsi dan loyalitas masyarakat khususnya pengunjung Puri Indah Mall dari merek tabungan Britama. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis brand equity (Ekuitas merek) tabungan Britama. Kategori brand equity yang dianalisis adalah kategori awareness measures (pengukuran kesadaran merek), kategori association measures (pengukuran asosiasi merek), kategori perceived quality dan leadership (persepsi kualitas dan kepemimpinan), kategori loyalty measures (pengukuran loyalitas merek), dan kategori market behavior (pengukuran perilaku pasar). Dari kelima kategori tersebut akan dilihat bagaimana brand equity ten tabungan Britama, sebagaimana digambarkan pada Gambar 3 berikut:
27
Kategori awareness measures
Kesadaran merek
Analisis deskriptif
Persepsi nilai Kategori association measures
Asosiasi organisasi
Uji Cohran
Kepribadian merek
Merek tabungan BRI BritAma
Persepsi kualitas
Kategori perceived quality dan leadership
Kepemimpinan/ popularitas
Kepuasan/loyalitas Kategori loyalty measures Harga optimum
Skala semantic differensial, nilai rata-rata
Analisis deskriptif Skala likert, nilai ratarata
Pangsa pasar
Kategori market behavior measures
Harga pasar/jangkauan distribusi
Analisis deskriptif, Estimasi market share (pangsa
Brand Equity Ten tabungan BRI Britama
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian
3.2. Metodologi Penelitian 1.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di pusat perbelanjaan Puri Indah Mall. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) karena lokasi tersebut terdapat
28
responden dari berbagai kalangan sehingga populasi cukup beragam dan letaknya yang strategis Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei sampai dengan Juni 2011. 3.2.2. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari sumber data utama yang dilakukan dengan cara wawancara langsung dan pengisian kuesioner oleh pengunjung Puri Indah Mall. Secara legkap kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 1. Data sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan studi literatur menggunakan buku, internet dan penelitian terdahulu serta data tentang pengunjung Puri Indah Mall yang diperoleh dari pihak manajemen Pondok Indah Group. 3.2.3. Metode Pemilihan Sampel Pemilihan sampel dilakukan dengan prosedur penarikan sampel non probabilitas dengan menggunakan metode judgment sampling. Dengan metode ini, sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pendekatan jumlah pengunjung rata-rata perbulan yaitu sekitar 1.275.000 orang. Hasil perhitungan Rumus Slovin dengan nilai kesalahan sampel 7,5% menghasilkan ukuran sampel 200 orang. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: N
n=
(7)
1 + N(e)2 1.275.000
1 + 1.275.000 (0,1)2
= 177,7592 (dibulatkan menjadi 200)
Keterangan: n =
Jumlah sampel
N =
Ukuran populasi
e
=
Persen kelonggaran karena kesalahan sampel yang dapat ditolelir atau diinginkan, yaitu sebesar 7,5 persen.
29
3.2.4. Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan melalui survey dan studi pustaka, selanjutnya diolah agar data tersebut memiliki makna yang berguna untuk memecahkan masalah yang diteliti. Dalam pelaksanaan pengolahan data, diusahakan agar kealahan yang terjadi dalam penelitian sekecil mungkin. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan kode (coding) terhadap data yang diperoleh untuk menyeragamkan data. Sedangkan untuk data kualitatif, dianalisis secara deskriptif. a. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, kuesioner harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu, agar instrument atau variable pertanyaan yang digunakan terbukti sahih (valid) dan handal (reliabel). Sebelum instrumentasi digunakan, dilakukan uji coba terlebih dahulu di lapangan dengan menyebar kuesioner kepada 30 orang responden dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90 persen, sehingga nilai r tabel yang digunakan sebagai acuan adalahh sebesar 0,361. Setelah itu, untuk mengetahui validitas instrument yang digunakan, dilakukan dengan cara mengkolerasikan antara skor yang diperoleh pada masingmasing pertanyaan dengan skor total. Apabila skor semua pertanyaan yang disusun berkolerasi dengan skor total, maka dapat dikatakan bahwa instrumentasi sahih. Koefisien kolerasi tingkat validitas yang digunakan adalah teknik kolerasi Perason product moment. Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa atribut pada kategori perceived quality/leadership memiliki nilai rhitung > rtabel, maka instrument pertanyaan tersebut dapat dinyatakan valid. Setelah dilakukan uji validitas, dilakukan uji reliabilitas pada instrument pertanyaan dalam kuesioner. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunaka teknik Spearman-brown dan Cronbach’s Alpha. Hasil pengujian reliabilitas karegori association menunjukkan bahwa nilai α untuk merek tabungan berada pada nilai 0,679 - 0,908. Sedangkan pada kategori perceived quality/leadership menunjukkan nilai reliabilitas antara 0,840 - 0,894 sehingga semua instrument pertanyaan memiliki reliabilitas
30
yang baik. Secara lengkap hasil mengenai uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2 b. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis profil responden dan juga kategori awareness measures dan kategori market behavior measures. Profil responden dibagi berdasarkan beberapa karakteristik, yaitu jenis kelamin, usia, status pernikahan, pekerjaan, pendidikan terakhir/yang sedang dijalani, pendapatan dan pengeluaran dalam satu bulan. Sedangkan pada kategori awareness measures, analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui besarnya masing-masing tingkatan di dalam brand awareness, yaitu top of mind, brand recall, brand recognition dan unaware brand dan pada market behavior measures analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasikan pangsa pasar dan harga pasar/jangkauan distribusi. c. Analisis Uji Cohran Uji cohran digunakan untuk mengetahui elemn-elemen kesan yang berasosiasi dalam membentuk brand image dari masing-masing merek tabungan. d. Analisis Estimasi Market Share Estimasi market share merupakan hasil perkalian antara Awareness x Product attractiveness x Willingness to pay x Availability. Awareness dilihat dari hasil survey yang telah diperoleh, yaitu dari unaided brand awareness yang merupakan penjumlahan Top of Mind dan Brand Recall. Product attractiveness di dapat atas penilaian responden terhadap suatu merek yang menjadi objek penelitian relative terhadap merek-merek lainnya dengan menanyakan ketertarikan responden terhadap suatu merek.Willingness to pay dilakukan melalui pendekatan dari tingkat kepuasan responden terhadap performance pada atribut harga yang sesuai dengan kualitas. Availability diukur berdasarkan pendekatan kemudahan responden dalam mendapatkan objek/produk.
31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada mulanya bernama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden didirikan oleh Raden Aria Wiriatmadja pada 16 Desember 1895 di Purwokerto Jawa Tengah, berawal dari lembaga yang mengelola dana masjid dan kemudian disalurkan kepada masyarakat dengan system dan skema yang sederhana. Seiring dengan berjalannya waktu, lembaga yang didirikan oleh beliau semakin berkembang dan dibutuhkan masyarakat. Sepanjang perkembangannya, lembaga ini mengalami beberapa kali pergantian nama. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II dan Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia kembali mengubah nama lembaga tersebut menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada 22 Februari 1946. Dengan Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1946, BRI menjadi bank pertama yang dimiliki Pemerintah Republik Indonesia. Sebagai bank milik pemerintah, BRI banyak berperan mewujudkan visi pemerintah dalam membangun ekonomi kerakyatan. Pada tahun 1960, pemerintah mengubah nama BRI menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN). Berdasarkan Undang-Undang No.21 Tahun 1968 pemerintah menetapkan kembali nama Bank Rakyat Indonesia sebagai bank umum dan status badan hukumnya menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (persero). Dengan fokus bisnis pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), BRI telah menginspirasi berbagai pihak untuk lebih mendayagunakan sector UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Pada tanggal 10 November 2003, BRI go public dan pemerintah melepas 30% kepemilikan sahamnya kepada publik. Dengan komposisi saham public yang mencapai 43 persen, saham BRI aktif diperdagangkan di pasar modal. Kini, BRI semakin kokoh berdiri di tengah-tengah perekonomian Indonesia dari desa sampai ke kota.
32
4.1.2. Visi dan Misi BRI PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) memiliki visi menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. BRI menetapkan tiga misi yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut, yaitu : 1.
BRI
melakukan
kegiatan
perbankan
yang
terbaik
dengan
memprioritaskan pelayanan kepada Usaha Mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menunjang perekonomian masyarakat. 2.
BRI memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung sumber daya manusia (SDM) yang professional dengan melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
3.
BRI memberikan keuntungan dan manfaat seoptimal mungkin kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
4.1.3. Budaya Perusahaan BRI BRI menerapkan nilai-nilai perusahaan (corporate value) yang menjadi landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku setiap insan BRI sehingga menjadi budaya kerja perusahaan yang solid dan berkarakter. Nilai-nilai tersebut adalah integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan, dan penghargaan kepada SDM. BRI sebagai perusahaan terbuka berkomitmen mematuhi seluruh ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam kegiatan operasional bank maupun pasar modal. Hal tersebut telah mendorong BRI untuk selalu mengutamakan prudential banking dan kepentingan stakeholders. Komitmen ini juga diwujudkan dalam bentuk tata kelola perusahaan sebagai berikut: 1.
Mengintensifkan program budaya sadar risiko dan kepatuhan kepada setiap pekerja di seluruh unit kerja.
2.
Mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit kerja.
33
3.
Menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai perusahaan ke dalam rencana tindakan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan oleh setiap unit kerja.
4.1.4. Produk Simpanan dan Pinjaman BRI BRI selaku bank umum memiliki produk simpanan yang terdiri dari tabungan, giro dan deposito. Tabungan BRI terdiri dari dua jenis tabungan yaitu Britama dan Simpedes. a. Britama Britama merupakan jenis simpanan yang ditawarkan di seluruh outlet BRI terutama di outlet yang sudah on line. Tabungan ini dilengkapi dengan berbagai fitur customer banking yang lengkap karena ditujukan untuk menyerap dana masyarakat yang berada di daerah perkotaan. b. Simpedes Simpedes memberikan kontribusi terbesar dari keseluruhan total tabungan BRI yaitu sebesar 64,45%. Jenis tabungan ini dilayani di seluruh outlet BRI terutama di BRI Unit karena simpedes bertujuan untuk menyerap dana masyarakat di daerah pedesaan. Untuk lebih melengkapi
fitur
simpedes,
maka
sejak
tahun
2006,
telah
diperkenalkan simpedes berkartu bagi para nasabah simpedes. Dengan adanya simpedes berkartu ini, maka para nasabah simpedes dapat bertansaksi secara on line seperti halnya nasabah Britama di semua outlet BRI. c. Tabungan lainnya Untuk mempersiapkan ibadah haji bagi para nasabahnya yang beragama Islam, BRI juga menyediakan Tabungan Haji yang ditawarkan di seluruh outlet BRI. Giro BRI Giro BRI ditawarkan di seluruh outlet BRI dalam mata uang rupiah maupun valas. Dalam beberapa tahun terakhir, Giro BRI tumbuh cukup signifikan karena adanya dana-dana yang berasal dari institusi. Menyadari pangsa pasar yang besar dari segmen tersebut, maka di
34
tahun 2007, BRI membentuk Unit Kerja tersendiri untuk melayani institusi-institusi tersebut yaitu Divisi Hubungan Lembaga. Deposito BRI Deposito BRI ditawarkan di seluruh outlet BRI dalam mata uang rupiah ataupun valas dengan berbagai jangka waktu yaitu 1, 2, 3, 6, 12, 18, 24 bulan. Selain produk simpanan BRI pun memiliki produk pinjaman atau produk kredit. Terdapat delapan divisi di BRI yang menangani produk pinjaman atau kredit, yaitu Divisi Agribisnis, Divisi BUMN, Divisi Bisnis Mikro, Divisi Bisnis Komersial, Divisi Hubungan Lembaga, Divisi Bisnis Ritel, Divisi Bisnis Program, dan Divisi Konsumer. 1. Kredit Mikro Kredit mikro adalah kredit yang disalurkan melalui BRI Unit dengan besaran kredit sampai dengan Rp. 100 juta. Jenis Kupedes meliputi Kupedes Modal Kerja dan Kupedes Investasi, sedangkan sektor yang dilayani antara lain sektor pertanian, perindustrian, perdagangan, jasa lainnya, dan golongan berpenghasilan tetap. 2. Kredit Kecil Kredit kecil adalah kredit yang disalurkan melalui kantor cabang dan kantor cabang pembantu BRI dengan besaran kredit sampai dengan Rp. 5 milyar baik direct maupun contingen. 3. Kredit Konsumer Kredit consumer ditujukan untuk motif konsumtif dengan produk yang
ditawarkan
berupa
kredit
multiguna
(KMG),
kredit
kepemilikan rumah (KPR), dan kredit kendaraan bermotor (KKB). 4. Kredit Kecil Komersial Kredit kecil komersial adalah kredit yang disalurkan untuk kegiatan produktif baik sebagai modal kerja maupun investasi. Selain untuk usaha, skim kredit ini juga ditujukan untuk mendukung program pemerintah.
35
5. Kredit Menengah Kredit menengah adalah kredit yang disalurkan melalui kantor cabang BRI, kantor wilayah BRI, dan kantor pusat BRI (divisi bisnis umum, divisi BUMN, dan divisi agribisnis) dengan besaran kredit di atas Rp 50 miliar. 6. Kredit kepada BUMN Kredit BUMN disalurkan melalui kantor pusat BRI dengan besaran kredit diatas Rp 5 miliar sampai batas maksimum pemberian kredit (BMPK) BRI. 4.2. Karakteristik Responden Variabel demografi yang dianalisis dalam penelitian ini menggambarkan pengelompokkan responden dalam berbagai kategori yaitu berdasarkan jenis kelamin, status pernikahan, usia, klasifikasi pekerjaan, profesi, pendidikan ,penghasilan per bulan, dan dana untuk tabungan per bulan. Penelitian ini melibatkan responden sebanyak 200 orang pengunjung Puri Indah Mall. 4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Mayoritas pengunjung yang menjadi responden adalah wanita dengan jumlah persentase sebanyak 117 orang (59%). Sedangkan responden pria sebanyak 83 orang (41%) yang secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 4. laki‐laki
perempuan
41% 59%
Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pengunjung Puri Indah Mall yang menjadi responden tidak ada yang berusia kurang dari 15 tahun dan lebih dari 65 tahun. Sedangkan yang
36
paling banyak adalah yang berusia 26-35 tahun sebanyak 81 orang (41%) lalu yang berusia 36-45 tahun sebanyak 62 orang (31%). Secara lengkap karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 5. 16‐25
26‐35
36‐45
46‐65
10% 18% 31% 41%
. Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan Mayoritas pengunjung Puri Indah Mall yang menjadi responden adalah responden yang telah menikah dengan jumlah persentase sebanyak 117 orang (67%). Sedangkan responden yang belum menikah sebanyak 67 orang (33%) yang secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 6. belum menikah
menikah
33% 67%
Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan 4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifiasi Pekerjaan Klasifikasi pekerjaan mayoritas pengunjung Puri Indah Mall yang menjadi responden adalah employee (pegawai) yaitu sebanyak 110 orang (55%) dan tidak ada responden yang memiliki pekerjaan sebagai investor. Secara lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 7.
37
unemployee
investor
business owner
self‐employee
employee
28% 55%
15%
0%
2%
Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Profesi Mayoritas responden di Puri Indah Mall mempunyai klasifikasi profesi sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 41 orang (21%). Hal ini berkaitan dengan mayoritas usia pengunjung Puri Indah Mall adalah 26-35 tahun. Sedangkan paling sedikit adalah profesi psikolog, sekertaris dan aktor/aktris yang tidak ada satu pun menjadi responden. Secara lengkap karakteristik responden pengujung Puri Indah Mall berdasarkan klasifikasi profesi bisa dilihat pada Gambar 8. 21% 13%
11% 4%
12% 1%
12% 5% 0%
0% 1%
4% 4%
0%
3%
6% 7%
Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi 4.2.6. Karakteristik responden Berdasarkan Pendidikan Responden Puri Indah Mall, tidak ada yang memiliki pendidikan terakhir sampai tingkat SD atau SLTP. Mayoritas memiliki pendidikan terakhir sampai tingkat S1/Sarjana yaitu sebanyak 128 orang (64%). Secara lengkap karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Gambar 9.
38
SLTA
Diploma
S1
1%
S2/S3
14%
21%
64%
Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 4.2.7. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan per Bulan Mayoritas
pengunjung
yang
menjadi
responden
memiliki
penghasilan Rp 3.000.000 – Rp 6.000.000 yaitu sebanyak 91 orang (46%). Hal ini berhubungan dengan karakteristik sebelumnya yaitu klasifikasi pekerjaan yang mayoritas sebagai employee yang sebagian besar mempunyai rentang penghasilan Rp 3.000.000 – Rp 6.000.000. Secara lengkap karakteristik responden berdasarkan penghasilan per bulan dapat dilihat pada Gambar 10. <1,000,000
1,000,001‐3,000,000
6,000,001‐10,000,000
>10,000,000 9%
3%
3,000,001‐6,000,000
12%
30% 46%
Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per Bulan. 4.2.8. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Besar Dana Untuk Tabungan Pengunjung yang menjadi responden mayoritas menyisihkan penghasilannya sebesar Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000 per bulan yaitu 84 orang (42%). Sedangkan paling sedikit responden yang menyisihkan penghasilannya untuk menabung dibawah Rp 500.000 per bulan yaitu 13 orang (6%). Dan lainnya menghabiskan secara bervariasi yang secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 11.
39
<500,000
500,001‐1,000,000
2,000,001‐3,000,000
>3,000,000 6% 29%
1,000,001‐2,000,000
9% 14%
42%
Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Dana untuk Menabung.
4.3 Tabulasi Silang Setelah melakukan tabulasi deskriptif pada karakteristik responden, maka dilakukan tabulasi silang untuk melihat apakah terdapat hubungan antara karakteristik responden yang satu dengan karakteristik responden lainnya. Untuk melihat adanya hubungan, maka dilihat perbandingan antara uji chisquare dengan tabel chi-square. Bila nilai hasil hitung chi-square kurang dari atau sama dengan tabel chi-square maka Ho ditolak. Dengan menggunakan SPSS 15, maka dapat dilihat uji ketergantungan dengan nilai Asymp. Sig. (2sided) yang terdapat pada chi-square test. Bila chi-square test menampilkan hasil kurang dari atau sama dengan 0,05, maka asumsi diterima yang artinya ada hubungan antara baris dan kolom. 4.3.1. Tabulasi silang antara usia dengan klasifikasi pekerjaan Tabulasi
silang
antara
usia
dengan
klasifikasi
pekerjaan
menunjukkan bahwa didapat nilai chi-square sebesar 0,00 yang berarti bahwa usia mempengaruhi klasifikasi pekerjaan. Banyak responden yang berusia 16-25 tahun sebagai employee. Pada usia 26-35 tahun mayoritas responden sebagai employee. Pada usia 35-45 tahun responden banyak sebagai employee. Pada usia lebih dari 45 tahun yang menjadi responden merupakan pensiunan sehingga termasuk dalam klasifikasi pekerjaan sebagai unemployee. Hal tersebut karena pada usia 16-25 tahun adalah masa memasuki dunia kerja. Sedangkan pada usia 25 ke atas, biasanya seseorang telah memperoleh pekerjaan yang layak.
40
Hasi tabulasi silang antara usia dan klasifikasi pekerjaan dapat dilihat dengan lengkap pada Tabel 4. Tabel 4. Tabulasi silang antara usia dan klasifikasi pekerjaan Usia 16-25 26-35 35-45 >45 Total
Unemployee 0 2 0 2 4
Klasifikasi Pekerjaan Business Self Employee Owner 0 5 16 24 4 4 0 0 20 23
Employee
Total
18 120 5 0 133
23 162 13 2 200
4.3.2. Tabulasi Silang antara penghasilan dengan usia Tabulasi silang antara penghasilan dengan usia menunjukkan bahwa didapat nilai chi-square sebesar 0,004 yang berarti bahwa penghasilan mempengaruhi usia. Responden yang memiliki penghasilan Rp 1.000.000–Rp 3.000.000 sebagian besar berusia diantara 26-35 tahun. Responden yang memiliki penghasilan sebesar Rp 3.000.000- Rp 6.000.000 sebagian besar berusia antara 36-45 tahun. Responden yang memiliki penghasilan Rp 6.000.000-Rp 10.000.000 mayoritas berusia 26-35 tahun dan responden yang memiliki penghasilan lebih dari Rp 10.000.000 mayoritas berusia 36-45 tahun. Hal tersebut karena mayoritas responden dari penelitian ini berada pada usia produktif dan telah memasuki dunia kerja. Hasi tabulasi silang antara penghasila dan usia dapat dilihat dengan lengkap pada Tabel 5. Tabel 5. Tabulasi silang antara penghasilan dan usia Penghasilan
Usia
Total
16-25
26-35
36-45
>45
< 1.000.000
0
6
2
0
8
1.000.001-3.000.000
6
24
6
0
36
3.000.001-6.000.000
26
24
30
4
84
6.000.00110.000.000 >10.000.001
24
26
10
4
64
4
2
2
0
8
Total
60
82
50
8
200
41
4.3.3. Tabulasi silang antara pengeluaran untuk dana tabungan dengan penghasilan Hasil tabulasi silang antara pengeluaran dengan penghasilan menunjukkan bahwa nilai chi-square sebesar 0,00 yang berarti pengeluaran mempengaruhi penghasilan. Responden yang memiliki pengeluaran untuk tabungan per bulan sebesar Rp 500.000-Rp 2.000.000 mayoritas berpenghasilan sebesar Rp 3.000.000-Rp 6.000.000. Responden yang memiliki pengeluaran untuk tabungan per bulan sebesar Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 mayoritas berpenghasilan sebesar Rp 3.000.000-Rp 6.000.000.Responden yang memiliki pengeluaran untuk tabungan per bulan sebesar Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 mayoritas berpenghasilan sebesar Rp 6.000.000-Rp 9.000.000. Hal ini karena pengeluaran untuk dana tabungan disesuaikan dengan pendapatan yang pada umumnya disisihkan setelah dikurangi dengan pengeluaran konsumsi. Tabel 6. Tabulasi silang antara pengeluaran untuk dana tabungan dengan penghasilan Pengeluaran
Pendapatan
Total
<1.000.000
1.000.001 3.000.000
3.000.001 6.000.000
6.000.001 9.000.000
>9.000.001
<500.000
2
4
6
2
0
14
500.001-2.000.000
0
5
26
6
0
38
1.000.001-2.000.000
0
6
10
22
0
38
2.000.001-3.000.000
0
0
24
38
6
72
>3.000.000
0
0
20
0
18
38
Total
8
36
84
64
8
200
4.4. Awareness Measures Brand awareness adalah kesanggupan seorang konsumen untuk mengenali, atau mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. Dalam analisis ini brand awareness terbagi
42
berdasarkan beberapa tingkatan yaitu top of mind, brand recall, brand recognition, dan unaware brand. 4.4.1.Analisis Top of Mind Top of mind adalah brand awareness tertinggi yang merupakan pimpinan dari berbagai merek yang ada dalam pikiran konsumen. Analisis top of mind dilakukan untuk mengetahui tabungan bank apa yang pertama kali muncul di benak pengunjung mall. Hasil perhitungan top of mind bank dapat dilihat pada Gambar 12. 38% 20%
17%
15% 5%
4%
1%
1%
Gambar 12. Top of mind produk tabungan bank Berdasarkan penelitian yang dilakukan
terhadap 200 responden,
maka diperoleh hasil bahwa Tahapan BCA menempati urutan tertinggi dengan persentase 38 persen. Hal ini dikarenakan BCA adalah bank swasta terbesar dan cukup sering berpromosi di televisi dan media lain. Tabungan Mandiri menempati posisi kedua dengan persentase sebesar 20 persen. Sedangkan Britama berada pada posisi ke empat dengan persentase 15 persen, hal ini karena BRI baru gencar melakukan promosi pada sekitar tahun 2007. 4.4.2. Analisis Brand Recall Brand recall merupakan tingkatan kedua dari brand awareness. Brand recall adalah tingkatan pengingatan kembali merek tanpa bantuan dan jawaban yang diberikan mencerminkan merek-merek yang diingat konsumen setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut. Analisis brand recall dilakukan untuk mengetahui merek tabungan yang telah disebutkan pada pertanyaan top of mind diatas tanpa bantuan dalam mengingat merek tersebut. Hasil perhitungan brand recall merek tabungan dapat dilihat pada perhitungan pada Gambar 13.
43
31% 20%
17% 11%
9%
5%
3%
2%
2%
Gambar 13. Brand recall produk tabungan bank Hasil perhitungan menyebutkan tabungan Mandiri merupakan produk tabungan yang paling disebut setelah produk tabungan yang pertama kali disebut, yaitu sebanyak 31 persen, Danamon 20 persen, Britama 17 persen, Tahapan 11 persen dan Taplus 9 persen. Untuk merek-merek yang disebutkan sebagai top of mind, nilai brand recall ideal merek-merek tersebut adalah nilai yang rendah karena nilai brand recall yang rendah menunjukkan bahwa merek tersebut sudah disebutkan pertama kali oleh responden sebagai top of mind. 4.4.3 Analisis Brand Recognition Brand recognition adalah tingkatan pengingatan kembali dengan bantuan (aided recall). Dalam penelitian ini analisis brand recognition dilakukan kepada empat merek tabungan yaitu Britama, Mandiri, Taplus, dan Tahapan. Berdasarkan riset, jumlah responden yang perlu diingatkan kembali akan keberadaan merek Britama sebanyak 76 orang (38%). Untuk merek tabungan Mandiri sebanyak 22 orang (11%) kemudian Taplus sebanyak 98 orang (49%) dan Tahapan sebanyak 4 orang (2%). Hasil tersebut mengindikasikan bahwa sebagian pengunjung mall belum memiliki ingatan yang kuat akan keberadaan produk Britama dari BRI sehingga harus diingatkan kembali dengan bantuan. Hal tersebut karena BRI adalah bank yang telah cukup lama berdiri sehingga orang lebih mengenal banknya dibandingkan dengan produk tabungannya terutama
44
tabungan Britama. Hasil perhitungan brand recognition merek tabungan dapat dilihat pada perhitungan pada Gambar 14. 49% 38%
11% 2% Britama
Mandiri
Taplus
Tahapan
Gambar 14. Brand recognition produk tabungan 4.4.4. Analisis Brand Unaware Analisis brand unaware dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya responden yang tidak mengenal tabungan Britama, Mandiri, Taplus dan Tahapan. Dari 200 responden, diketahui bahwa hanya 1 persen responden yang tidak mengenal produk tabungan Britama dan sebesar 4 persen responden yang tidak mengenal Taplus. Reponden yang tidak mengenal Britama ataupun Taplus disebabkan karena nasabah kurang mendapat informasi
tentang
produk
tabungan
tersebut
dan
tidak
terlalu
memperhatikan merek tabungan apa yang mereka gunakan tetapi lebih fokus kepada bank apa yang mereka gunakan untuk menabungkan uangnya. 4.4.5. Sumber Informasi Pada penelitian ini, para pengunjung Puri Indah Mall untuk mengetahui informasi tentang Britama menurut hasil penelitian yang diperoleh, sumber informasi terbesar berasal dari iklan TV sebesar 42 persen, kemudian relative (keluarga/saudara/teman) sebesar 19 persen, surat kabar 17 persen, dan even sebesar 8 persen. Secara lengkap hasil persentase sumber informasi tabungan Britama dapat dilihat pada Gambar 15.
45
42% 17%
11%
19% 8%
3% iklan tv
iklan radio
surat kabar
billboard
relative
even
Gambar 15. Sumber informasi tabungan Britama 4.5 Assosiacion Measures Brand Association adalah sesuatu yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. Setelah ke 13 asosiasi tersebut terbukti keandalannya, asosiasi tersebut kemudian diuji dengan menggunakan uji Cochran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan asosiasi-asosiasi tersebut yang terdapat pada masing-masing merek tabungan. Asosiasi-asosiasi yang dilakukan pengujian adalah sebagai berikut : 1.
Tabungan dengan bunga yang kompetitif
2.
Biaya administrasi yang rendah
3.
Tabungan dengan tambaha kemudahan transaksi (pembayaran telepon, ponsel, listrik, kartu kredit dll)
4.
Tabungan dengan duungan teknologi canggih (sms/mobile banking dan internet banking)
5.
Cabang & jaringan ATM mudah ditemui/tersebar luas
6.
Memberikan hadiah yang menarik
7.
Jaminan keamanan dana dan transaksi
8.
Merek tabungan dari bank terkemuka
9.
Merek tabungan dari bank terpercaya
10. Tabungan untuk masyarakat kota/modern 11. Tabungan untuk usia muda/dinamis 12. Tabungan untuk usia dewasa/mapan 13. Produk tabungan yang menawarkan kepraktisan.
46
4.5.1. Association Britama Pengujian asosiasi-asosiasi merek tabungan Britama dilakukan dengan teknik uji cohran dengan menggunakan software SPSS versi 15.00 for Windows. Tabel 7. Hasil uji cohran asosiasi merek tabungan Britama Uji 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Asosiasi Semua Asosiasi Kecuali asosiasi no.5 Kecuali asosiasi no.5,11 Kecuali asosiasi no. 5,11,2 Kecuali asosiasi no, 5,11,2,3 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3,12 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3,12,10 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3,12,10,1 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3,12,10,1,13 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3,12,10,1,13,4
Df 12 11 10 9
X2 tabel 21,026 19,675 18,307 16,919
Q hit 268,088 156,286 110,844 65,976
Hasil Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel
8
15,507
40,909
Qhit>X2tabel
7
14,067
33,229
Qhit>X2tabel
6
12,592
26,527
Qhit>X2tabel
5
11,071
19,070
Qhit>X2tabel
4
9,488
11,795
Qhit>X2tabel
3
7,815
4, 370
Qhit<X2tabel
Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat bahwa pada tahap ke kepuluh proses pengujian dihentikan karena nilai Qhit < X2 yang artinya H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa asosiasi yang menjadi brand image dari merek tabungan Britama adalah asosiasi hadiah yang menarik, jaminan keamanan dana dan transaksi, tabungan dari bank terkemuka, dan tabungan dari bank terpercaya. 4.5.2. Association Mandiri Pengujian asosiasi-asosiasi merek tabungan Mandiri dilakukan dengan teknik uji cohran dengan menggunakan software SPSS versi 15.00 for Windows. Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa pada tahap ke delapan proses pengujian dihentikan karena nilai Qhit < X2 yang artinya H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa asosiasi yang menjadi brand image dari merek tabungan Mandiri adalah asosiasi tabungan dengan tambahan kemudahan transaksi, tabungan dengan dukungan teknologi
47
canggih, jaminan keamanan dana dan transaksi, merek tabungan dari bank terkemuka, merek tabungan dari bank terpercaya, dan tabungan untuk masyarakat kota/modern. Tabel 8. Hasil uji cohran asosiasi merek tabungan Mandiri Uji 1 2 3 4 5 6 7 8
Asosiasi Semua Asosiasi Kecuali asosiasi no.2 Kecuali asosiasi no.2,11 Kecuali asosiasi no. 2,11,1 Kecuali asosiasi no, 2,11,1,13 Kecuali asosiasi no. 2,11,1,13,6 Kecuali asosiasi no. 2,11,1,13,6,12 Kecuali asosiasi no, 2,11,1,13,6,12,5
Df 12 11 10 9
X2 tabel 21,026 19,675 18,307 16,919
Q hit 393,822 260,175 181,372 91,375
Hasil Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel
8
15,507
51,917
Qhit>X2tabel
7
14,067
17,747
Qhit>X2tabel
6
12,592
12986
Qhit>X2tabel
5
11,071
9,103
Qhit<X2tabel
4.5.3. Association Taplus BNI Pengujian asosiasi-asosiasi merek tabungan Taplus BNI dilakukan dengan teknik uji cohran dengan menggunakan software SPSS versi 15.00 for Windows. Tabel 9. Hasil uji cohran asosiasi merek tabungan Taplus BNI Uji 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Asosiasi Semua Asosiasi Kecuali asosiasi no.5 Kecuali asosiasi no.5, 11 Kecuali asosiasi no. 5,11,2 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3,12 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3,12,10 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3,12,10,1 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3,12,10,1,13 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3,12,10,1,13,7 Kecuali asosiasi no. 5,11,2,3,12,10,1,13,7,4
Df 12 11 10 9
X2 tabel 21,026 19,675 18,307 16,919
Q hit 261,852 151,517 106,891 63,254
Hasil Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel
8
15,507
39,179
Qhit>X2tabel
7
14,067
32,079
Qhit>X2tabel
6
12,592
25,970
Qhit>X2tabel
5
11,071
19,482
Qhit>X2tabel
4
9,488
13,463
Qhit>X2tabel
3
7,815
8,415
Qhit>X2tabel
2
5,024
1,647
Qhit<X2tabel
48
Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa pada tahap ke sebelas proses pengujian dihentikan karena nilai Qhit < X2 yang artinya H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa asosiasi yang menjadi brand image dari merek tabungan taplus BNI adalah asosiasi hadiah yang menarik, merek tabungan dari bank terkemuka dan merek tabungan dari bank terpercaya.
4.5.4 Association Tahapan BCA Pengujian asosiasi-asosiasi merek tabungan Tahapan BCA dilakukan dengan teknik uji cohran dengan menggunakan software SPSS versi 15.00 for Windows. Tabel 10. Hasil uji cohran asosiasi merek tabungan Tahapan BCA Uji 1 2 3 4 5 6
Asosiasi Semua Asosiasi Kecuali asosiasi no.5 Kecuali asosiasi no.5,2 Kecuali asosiasi no. 5,2,11 Kecuali asosiasi no, 5,2,11,12 Kecuali asosiasi no. 5,2,11,12,1
Df 12 11 10 9
X2 tabel 21,026 19,675 18,307 16,919
Q hit 256,346 156,806 105,876 33,441
Hasil Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel Qhit>X2tabel
8
15,507
20,269
Qhit>X2tabel
7
14,067
7,505
Qhit>X2tabel
Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat bahwa pada tahap ke enam proses pengujian dihentikan karena nilai Qhit < X2 yang artinya H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa asosiasi yang menjadi brand image dari merek tabungan tahapan BCA adalah asosiasi tabungan dengan tambahan kemudahan transaksi, tabungan dengan dukungan teknologi canggih, hadiah yang menarik, jaminan keamanan dana dan transaksi, merek tabungan dari bank terkemuka, merek tabungan dari bank terpercaya, dan tabungan untuk masyarakat kota/modern dan produk tabungan yang menawarkan kepraktisan. Berdasarkan hasil pengujian asosiasi terhadap masing-masing merek tabungan, didapatkan asosiasi tabungan dari bank terkemuka dan tabungan dari bank terpercaya menjadi brand image dari semua merek. Hal ini karena keempat merek tabungan pada penelitian ini merupakan
49
produk dari bank yang telah dikenal kredibilitasnya sejak dahulu. Asosiasi tabungan dengan dukungan teknologi canggih menjadi brand image dari tabungan Mandiri dan Tahapan, kedua merek tabungan ini merupakan tabungan pertama yang didukung oleh adanya internet banking dan mobile banking. Tabungan Mandiri dan Tahapan menjadi tabungan memiliki kesan merek sebagai tabungan untuk masyarakat kota/modern sedangkan tabungan Britama tidak memiliki kesan merek sebagai tabungan untuk masyarakat kota/modern. Hal ini karena BRI telah terlebih dahulu dikenal dengan tabungan Simpedes yang menyasar masyarakat desa. Adapun brand image dari masing-masing tabungan dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Asosiasi yang menjadi brand image masing-masing merek. Merek Britama
Brand image Hadiah yang menarik, jaminan keamanan dana, tabungan dari bank terkemuka, dan tabungan dari bank terpercaya.
Mandiri
Tambahan kemudahan transaksi, tabungan dengan dukungan teknologi canggih, tabungan dari bank terkemuka, tabungan dari bank terpercaya dan tabungan untuk masyarakat kota/modern.
Taplus
Hadiah yang menarik, tabungan dari bank terkemuka dan tabungan dari bank terpercaya.
Tahapan
Tabungan dengan dukungan teknologi canggih, hadiah yang menarik, jaminan keamanan dana, tabungan dari bank terkemuka, tabungan dari bank terpercaya, tabungan untuk masyarakat kota/modern dan tabungan yang menawarkan kepraktisan.
4.6. Perceived Quality dan Leadersip Measures 4.6.1. Perceived Quality Analisis perceived quality adalah persepsi responden terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Analisis perceived quality dilakukan unuk mengetahui persepsi responden terhadap kualitas dan kinerja tabungan Britama, dan juga tabungan bank pesaing dalam riset ini tabungan Mandiri, BNI Taplus dan Tahapan BCA. Hasil perhiungan nilai rataan dapat dilihat dengan lengkap pada Tabel 12.
50
Tabel 12. Nilai rata-rata atribut produk tabungan bank Atribut Setoran awal Bunga Biaya administrasi Promosi dan hadiah Keamanan dana Kemudahan transaksi Cabang/ATM Pengelolaan dana Kenyamanan bank Pelayanan prima
Britama Mandiri 3,75 3,49 3,41 4,14 3,62 3,42
Taplus Tahapan 3,70 3,34 3,77 4,32 3,58 3,35
3,89 3,83
3,72 3,83
3,49 3,71
3,94 3,84
3,54 3,90 3,94 3,93 3,87
4,01 3,71 3,81 3,83 4,30
3,69 3,54 3,61 3,83 4,05
3,73 3,91 3,74 3,97 4,23
Berdasarkan hasil nilai rataan atribut pada masing-masing merek pada tabel 12, akan disajikan dalam bentuk skala semantic differential. Skala tersebut menggunakan rentang skala 1 sampai 5 yang nantinya akan diperoleh gambaran keadaan merek tabungan yang akan dianalisis. Metode skala ini dikembangnkan khususnya untuk mengukur arti psikologis dari suatu objek. Skala semantic differential akan memplotkan hasil nilai rataan pada setiap atribut masing-masing merek tabungan sehingga dapat diketahui merek mana yang lebih unggul dibandingan dengan merek tabungan lainnya. Berdasarkan gambar 16, dapat dilihat bahwa grafik semantic differential masing-masing tabungan mempunyai pola yang berbeda dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis atribut besar setoran awal, responden menilai bahwa setoran awal tabungan Tahapan dinilai mahal diantara tabungan merek lainnya. Tahapan memiliki nilai rataan 3,34. 2. Berdasarkan analisis atribut biaya administrasi, responden menilai bahwa biaya administrasi tabungan Britama dinilai murah dengan nilai 3,62, jika dibandingkan dengan merek tabungan lainnya.
51
Setoran awal mahal
Setoran awal murah
Bunga tabungan rendah
Bunga tabungan tinggi
Biaya administrasi mahal
Biaya administrasi murah
Promosi & hadiah tidak menarik
Promosi dan hadiah menarik
Keamanan dana buruk
Keamanan dana baik
Sulit akses transaksi
Kemudahan akses transaksi
Cabang & ATM sedikit
Cabang &ATM banyak
Pengelolaan dana buruk
Pengelolaan dana baik
Bank tidak nyaman
Bank nyaman
Pelayanan tidak prima
Pelayanan prima
3,3 3,6 3,9 4,2 4,4
Britama
Mandiri
Taplus
Tahapan
Gambar 16. Semantik Diferensial 3. Berdasarkan analisis atribut bunga tabungan, responden menilai bahwa tabungan Tahapan BCA memiliki bunga yang paling besar jika dibandingkan dengan merek tabungan lainnya. Tahapan BCA memiliki nilai rataan 4,32 4. Berdasarkan analisis atribut program promosi dan hadiah, responden menilai bahwa Tahapan BCA memiliki promosi yang lebih baik dari merek tabungan lainnya. Begitu pula dengan hadiah yang diberikan Tahapan BCA dinilai sangat baik dengan nilai rataan 3,94. 5. Berdasarkan analisis atribut keamanan dana, responden menilai bahwa Tahapan BCA memiliki keamanan dana yang baik dibandingkan dengan merek tabungan lainnya dengan nilai rataan 3,84. 6. Berdasarkan analisis atribut kemudahan transaksi, responden menilai bahwa
proses
memudahkan
transaksi
tabungan
dibandingakn
dengan
Mandiri merek
paling tabungan
baik
dan
lainnya.
52
Tabungan mandiri yang dinilai paling mudah dalam transaksi dengan nilai rataan 4,01. 7. Berdasarkan analisis atribut cabang dan jumlah ATM, responden menilai bahwa Tahapan BCA memiliki paling banyak cabang dan jaringan ATM jika dibandingkan dengan merek tabungan lainnya dengan nilai rataan 3,91. 8. Berdasarkan analisis atribut pengelolaan dana, responden menilai tabungan Britama mengelola dana tabungan dengan baik dengan nilai rataan 3,94 jika dibandingkan dengan merek tabungan lainnya. 9. Berdasarkan analisis atribut kenyamanan bank, responden menilai BCA yang paling nyaman dengan nilai rataan 3,97 jika dibaningkan dengan bank lainnya. 10. Berdasarkan analisis atribut pelayanan yang prima, responden menilai bank Mandiri memiliki pelayanan yang paling prima dengan nilai rataan 4,30 jika dibandingkan dengan bank lainnya. Berdasarkan keseluruhan hasil analisis tersebut, terlihat bahwa tabungan Britama dipersepsikan baik dalam atribut setoran awal, biaya administrasi dan pengelolaan dana dibandingkan dengan tabungan dari bank lain pada penelitian ini. Tabungan Mandiri meraih nilai tertinggi pada atribut kemudahan akses transaksi dan pelayanan yang prima. Sedangkan Tahapan BCA berhasil meraih hampir setengah dari keseluruhan atribut. Hal ini dimungkinkan karena faktor informasi yang dimiliki responden mempengaruhi persepsi mereka. 4.6.2. Leadership Kepemimpinan
pada
umumnya
dinikmati
oleh
perusahaan-
perusahaan yang pertama kali bergerak di bidang tersebut, namun banyak pula perusahaan pionir yang tergeser karena ketidakmampuannya mempertahankan posisi. Kepeminpinan sangat erat dengan popularitas. Hasil perhitungan nilai rataan atribut-atribut kepemimpinan/popularitas tabungan britama, mandiri, taplus dan tahapan dapat dilihat pada tabel 13.
53
Tabel 13. Hasil perhitungan atribut-atribut kepemimpinan Atribut Peningkatan popularitas Inovasi produk cepat Produknya sangat laku Produknya "up to date" Teknologi produk modern
Britama Mandiri Taplus Tahapan 4,05 4,02 3,39 3,37
3,83 3,74 3,78 3,67
3,45 3,38 3,31 3,36
3,96 3,9 3,72 3,77
3,40
3,80
3,50
4,01
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, bahwa Britama lebih unggul dari merek tabungan lainnya untuk dua atribut, yaitu peningkatan popularitas dan inovasi yang cepat. Hal ini mungkin disebabkan karena BRI sedang aktif mempromosikan Britama, terutama di media televisi, sejak diluncurkan program undian “Untung Beliung Britama”. Tahapan BCA unggul pada dua atribut, yaitu produknya “up to date” dan teknologi modern. Hal ini mungkin disebabkan BCA lebih fokus dalam hal teknologi jika dibandingkan dengan bank lainnya. Tabungan Mandiri unggul pada atribut produknya laku. Hal ini sesuai dengan data yang dimiliki divisi dana dan jasa BRI berdasarkan quartal ke tiga tahun 2010, tabungan Mandiri memiliki jumlah account tabungan paling banyak sebesar 9.576.011 rekening, Taplus 9.123.915 rekening, Tahapan 8.485.796 rekening dan Britama 6.076.447 rekening. 4.7. Loyalty Measures 4.7.1 Harga Optimum Harga optimum mencerminkan kebijakan penetapan harga yang lebih mahal daripada harga pasar yang disebabkan oleh banyak hal. Dalam bidang jasa khususnya tabungan, harga optimum yang relevan adalah biaya administrasi yang harus dibayar nasabah setiap bulannya. Pengukuran harga optimum diajukan pada kuesioner dengan pertanyaan Bila biaya administrasi bulanan rekening tabungan britama, mandiri, taplus dan tahapan sebesar Rp. 9.000 per bulan, merek tabungan mana yang akan Anda pilih?. Dari 44 responden yang merupakan nasabah britama, responden yang memilih merek tabungan britama sebesar 43,18
54
persen, tahapan sebesar 31,82 persen, mandiri sebesar 20,35 persen dan taplus 4,55 persen. Hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
43.18%
31.82%
20.45% 4.55% britama
mandiri
taplus
tahapan
Gambar 17. Pilihan tabungan dengan biaya administrasi Responden tabungan britama selanjutnya ditanyakan kembali persetujuannya jika mereka harus membayar biaya administrasi bila biayanya dinaikkan. Biaya dinaikkan dengan rentang Rp 500 hingga Rp 11.000 (terdapat 4 titik). Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Persetujuan responden dengan variasi biaya administrasi (%). Biaya Administrasi
Ya
Tidak
Jika biaya adm Rp 9500
73
27
Jika biaya adm Rp 10000
32
68
Jika biaya adm Rp 10500
18
82
Jika biaya adm Rp 11000
5
95
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa nasabah tabungan britama masih cukup banyak yang setuju
jika biaya administrasi dinaikan
menjadi Rp 9500. Namun, nasabah mulai merasa keberatan dan tidak setuju jika biaya administrasi melebihi Rp 9500 karena hal ini terasa berat jika tabungan mereka dipotong lebih besar dari Rp 9500 untuk setiap bulannya. 4.7.2. Loyalty Pengukuran brand loyalty merupakan ukuran keterikatan seorang pelanggan pada sebuah merek. Analisis brand loyalty mencakup analisis switcher, analisis habitual buyer, analisis satisfied buyer, analisis liking the brand dan analisis committed buyer. Dalam penelitian ini, analisis
55
brand loyalty dilakukan untuk mengetahui loyalitas dari nasabah tabungan Britama yang melibatkan 44 responden. a. Analisis Switcher Switcher adalah nasabah tabungan britama yang menjawab “sering” dan “selalu” pada pertanyaan kuesioner “Apakah Anda sering berpindah merek tabungan karena faktor harga/biaya (besar setoran awal/saldo minimal dan biaya administrasi)?”. Hasil perhitungan switcher dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil perhitungsn Switcher Britama Jawaban Tidak pernah Jarang Kadang-kadang Sering Selalu Total Rata-rata Switcher
F 24 10 7 2 1 44
X 1 2 3 4 5
Fx 24 20 21 8 5 78
1,773 6,80%
Berdasarkan tabel perhitungan switcher analisis, diketahui nilai 1,773 termasuk dalam rentang sangat baik (1,00-1,80). Dengan demikian nilai rata-rata responden yang tergolong switcher masuk dalam kategori sangat baik. Dari 44 responden terdapat 6,80 persen responden yang sering berpindah-pindah merek karena faktor harga atau biaya. Namun lainnya sebanyak 54,5 persen, 22,7 persen dan 15,9 persen menjawab tidak pernah, jarang dan kadang-kadang. b. Analisis Habitual Buyer Habitual buyer adalah nasabah tabungan britama yang menjawab ”sangat setuju” dan ”setuju” pada pertanyaan kuesioner ” Apakah Anda setuju bahwa alasan anda menggunakan jasa tabungan Britama karena kebiasaan (sudah terbiasa, tidak memiliki keinginan untuk berganti merek)?”. Hasil perhitungan habitual buyer dapat dilihat pada Tabel 16.
56
Tabel 16. Hasil perhitungsn Habitual Britama Jawaban Sangat tidak setuju Tidak setuju Netral Setuju Sangat setuju Total Rata-rata Habitual buyer
F 2 14 16 11 1 44
X 1 2 3 4 5
Fx 2 28 48 44 5 127
2,886 27,3%
Berdasarkan tabel perhitungan habitual buyer analisis, diketahui nilai 2,886 termasuk dalam rentang cukup (2,60-3,30). Dengan demikian nilai rata-rata responden yang tergolong habitual buyer masuk dalam kategori cukup. Dari 44 responden terdapat 25 persen menjawab setuju dan 2,3 persen menjawab sangat setuju. Persentase responden dalam menggunakan jasa tabungan britama karena faktor kebiasaaan atau tidak memiliki keinginan untuk berganti merek karena sudah terbiasa dengan merek tabungan britama berjumlah 27,3 persen yang diperoleh dari analisis habitual buyer. c. Analisis Satisfied Buyer Analisisis satisfied buyer dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak nasabah tabungan britama yang puas terhadap tabungan Britama. Satisfied buyer adalah responden yang memilih jawaban ”sangat puas” dan ”puas” pada pertanyaan kuesioner ” Apakah Anda merasa puas menjadi nasabah tabungan Britama (atas biaya, bunga, hadiah dan lainnya yang diperoleh dari BRI)?”. Hasil perhitungan satisfied buyer dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil perhitungan Satisfied Buyer Britama Jawaban Sangat tidak puas Tidak puas Cukup puas Puas Sangat puas Total Rata-rata Satisfied buyer
F 0 1 14 13 16 44
X 1 2 3 4 5 4,00 65,9%
Fx 0 2 42 52 80 176
57
Berdasarkan tabel perhitungan satisfied buyer analisis, diketahui nilai 4,00 termasuk dalam rentang baik (3,40-4,20). Dengan demikian nilai rata-rata responden yang tergolong satisfied buyer masuk dalam kategori baik. Dari 44 responden terdapat 29,5 persen menjawab puas dan hanya 36,4 persen menjawab sangat puas. Pada analisis satisfied buyer persentase kepuasan pelanggan mengindikasikan bahwa secara umum puas dengan tabungan britama. d. Analisis Liking the brand Analisis liking the brand dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa banyak nasabah tabungan britama yang menyukai tabungan tersebut. Liking the brand adalah responden yang memilih jawaban “sangat suka” dan “suka” pada pertanyaan kuesioner ” Apakah Anda benar-benar menyukai yang berhubungan dengan tabungan Britama (atas biaya, bunga, hadiah dan lainnya yang diperoleh dari BRI)?”. Hasil perhitungan liking the brand
dapat
dilihat pada Tabel 18. Berdasarkan tabel perhitungan liking the brand analisis, diketahui nilai 3,773 termasuk dalam rentang baik (3,40-4,20). Dengan demikian nilai rata-rata responden yang tergolong liking the brand masuk dalam kategori baik. Dari 44 responden terdapat 9,1 persen menjawab sangat suka dan 59,1 persen menjawab suka. Tabel 18. Hasil perhitungan Liking the Brand Britama Jawaban Sangat tidak suka Tidak suka Biasa saja Suka Sangat suka Total Rata-rata Liking the Brand
F 0 0 14 26 4 44
X 1 2 3 4 5
Fx 0 0 42 104 20 166
3,773 68,2%
Pada analisis liking the brand
menunjukkan bahwa merek
tabungan britama mempunyai nilai yang tinggi pada tingkatan liking the brand. Rasa suka nasabah tabungan britama BRI didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam
58
penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi yang dimiliki oleh tabungan britama. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek tabungan britama. Hal tersebut berarti nasabah tabungan britama sebagian besar suka dan akrab terhadap penggunaan jasa. Hal tersebut menjadi peluang yang harus dipertahankan bahkan bila perlu ditingkatkan oleh manajemen BRI terutama divisi dana & jasa untuk lebih memperkuat nasabah yang benar-benar loyal pada merek tabungan britama. d. Analisis Commited Buyer Tahapan terakhir dalam tingkatan loyalitas merek adalah committed buyer. Committed buyer adalah responden yang memilih jawaban “selalu” dan “sering” pada pertanyaan kuesioner ”Apakah Anda menyarankan orang lain untuk menggunakan jasa/menjadi nasabah tabungan britama?”. Hasil perhitungan committed buyer dapat dilihat pada Tabel 19. Berdasarkan
tabel
perhitungan
committed
buyer
analisis,
diketahui nilai 2,56 termasuk dalam rentang buruk (1,80-2,60). Dengan demikian nilai rata-rata responden yang tergolong committed buyer masuk dalam kategori buruk. Dari 44 responden terdapat 18,2 persen menjawab sering. Namun lainnya sebanyak 31,8 persen menjawab jarang dan 9,1 persen responden yang menjawab tidak pernah dan 40,9 persen kadang-kadang. Tabel 19. Hasil perhitungan Commited Buyer Britama Jawaban Tidak pernah Jarang Kadang-kadang Sering Selalu Total Rata-rata Commited buyer
F 4 14 18 8 0 44
X 1 2 3 4 5 2,56 18,2%
fx 4 28 54 32 0 118
59
Hal ini menunjukkan bahwa nasabah tabungan britama belum memiliki ikatan emosional terhadap merek, sehingga belum pada taraf menyarankan atau merekomendasikan merek kepada orang lain. 4.7.3. Piramida Brand Loyalty
18,2%
•Committed Buyer
68,2%
65,9%
27,3%
6,8%%
•Liking the Brand
• Satisfied Buyer • Habitual Buyer • Switcher Buyer
Gambar 18. Piramida Brand Loyalty Piramida brand loyalty merupakan piramida yang disusun berdasarkan hasil perhitungan analisis switcher, analisis habitual buyer, analisis satisfied buyer, analisis liking the brand dan analisis committed buyer. Piramida brand loyalty dapat dilihat pada Gambar 18. Menurut Durianto, (2001), gambar piramida brand loyalty yang baik akan memperlihatkan bentuk piramida yang terbalik yang semakin atas akan semakin melebar.
Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa
piramida brand loyalty tabungan Britama tidak menunjukkan piramida terbalik. Hal ini menunjukkan bahwa brand loyalty yang dimiliki oleh tabungan Britama belum kuat. Dari gambar di atas terlihat bahwa bentuk piramida mengecil pada tingkatan committed buyer. Hal ini menunjukkan bahwa merek tabungan Britama harus memiliki strategi untuk dapat meningkatkan
jumlah
kelompok
tersebut
diantaranya
dengan
meningkatkan pelayanan dan fitur-fitur sehingga hal tersebut dapat membuat para nasabah semakin tertarik untuk merekomendasikan merek tabungan Britama tersebut kepada orang lain.
60
Menurut Durianto, dkk (2001) rasa suka pembeli biasanya didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang diamati pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun yang disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan liking the brand maka tingkat perceived quality harus ditingkatkan pula, sehingga nasabah tidak memiliki pengalaman yang mengecewakan dalam memilih. Pengalaman yang memuaskan dalam memilih akan mempengaruhi tingkatan satisfied buyer. Pada penelitian ini didapatkan persentase sebesar 68,2 persen untuk analisis liking the brand. Nasabah dapat saja sekedar suka pada suatu merek dengan alasan yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya melalui persepsi dan kepercayaan merek yang terkait dengan atribut merek. Ukuran dari rasa suka tersebut tercermin dengan kemauan untuk membayar dengan biaya administrasi yang lebih mahal. Oleh karena itu, untuk meningkatkan liking the brand maka tingkat perceived quality harus ditingkatkan pula, sehingga nasabah tidak memiliki pengalaman yang mengecewakan. Pengalaman yang memuaskan dalam memilih akan mempengaruhi tingkat satisfied buyer. Dalam penelitian ini tingkat satisfied buyer sebesar 65,9 persen merepresentasikan bahwa nasabah puas memiliki tabungan britama. Dengan meningkatnya liking the brand dan satisfied buyer maka akan meningkatkan commited buyer. Commited buyer adalah salah satu pembentuk loyalitas merek yang timbul karena adanya kepercayaan diri pelanggan tersebut terhadap merek suatu produk, sehingga terjadi komunikasi
dan
interaksi
diantara
pelanggannya
yaitu
dengan
membicarakan produk tersebut. Analisis commited buyer sebesar 18,2 persen menunjukkan nasabah
yang setia dengan segala bentuk
komitmennya terhadap merek tabungan britama belum mempunyai ikatan emosional yang kuat terhadap merek tabungan britama sehingga tidak terdapat kecenderungan dari nasabah tersebut untuk menyarankan atau merekomendasikan merek kepada orang lain. Apabila pelanggan
61
mempunyai ikatan emosional yang kuat, menyukai dan merasakan kepuasan terhadap suatu merek maka mereka akan menceritakan mengenai alasan mereka memilih dan pada akhirnya merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain. Peningkatan perceived quality dapat dilakukan dengan menjaga dan meningkatkan mutu atribut-atribut yang terdapat pada perceived quality merek tabungan Britama, sehingga nasabah britama akan merasakan pengalaman emosional ketika menggunakan jasa BRI akibat adanya mutu yang baik pada atribut-atribut merek tabungan Britama. Sehingga, diharapkan mereka dapat menceritakan merek tersebut kepada orang lain dan akhirnya akan menyarankan dan mempromosikan merek tersebut. 4.8. Market Behavior Masures 4.8.1 Estimasi pangsa pasar Memperkirakan pangsa pasar tabungan Britama bukanlah hal yang mudah. Pendekatan perhitungan pangsa pasar pada penelitian ini dilakukan berdasarkan data hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden. Pada hakikatnya, pangsa pasar suatu produk dapat dibangun dari faktor-faktor yang dideskripsikan sebagai berikut: Market share = Awareness x Product attractiveness x Willingness to pay x Availability Berdasarkan hasil riset yang diperoleh, awareness dapat dilihat dari unaided brand awareness, yaitu penjumlah top of mind dan brand recall yaitu sebesar 32 persen. Product arractiveness ditayakan dalam kuesioner mengenai ketertarikan responden terhadap merek tabungan Britama, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Ketertarikan terhadap tabungan Britama Ketertarikan
Jumlah Responden
Persentase (%)
terhadap Britama Ya
140
70
Tidak
60
30
200
100
62
Willingness to pay ini dilakukan dengan pendekatan dari kesediaan atau keinginan responden untuk memiliki tabungan Britama dengan membayar biaya administrasi bulanan. Diperoleh hasil 64 persen responden bersedia memiliki tabungan Britama, secara detail dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Keinginan memiliki tabungan Britama Keinginan
Jumlah Responden
Persentase (%)
Ya
126
64
Tidak
72
36
200
100
memiliki Britama
Availability
ini
diukur
berdasarkan
pendekatan
kemudahan
responden dalam mendapatkan produk tabungan Britama. Diperoleh hasil 85 persen responden menjawab bahwa BRI mudah ditemui. Hasil secara detail dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Kemudahan mendapatkan tabungan Britama Kemudahan
Jumlah Responden
Persentase (%)
Ya
169
85
Tidak
31
15
200
100
mendapatkan Britama
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka pangsa pasar tabungan Britama dapat dihitung dengan rumus diatas: Pangsa pasar Britama = 32% x 70% x 64% x 85% = 12,19% Data pangsa pasar Britama berdasarkan hasil estimasi sebesar 12,19 persen, mendekati dengan data yang dimiliki divisi dana dan jasa BRI yaitu sebesar 10 persen (selisih 2,19 persen). 4.8.2. Harga pasar dan Jangkauan distribusi Pada penelitian ini, harga pasar yang dimaksud adalah biaya administrasi bulanan rekening yang dikenakan pada masing-masing merek tabungan dan bunga tabungan. Tabungan Britama, Tabungan
63
Mandiri dan Taplus menetapkan biaya administrasi per bulan sebesar Rp. 9.000. Sedangkan, Tahapan BCA memiliki biaya administrasi termahal sebesar Rp. 10.000 per bulan. Suku bunga yang diterapkan oleh setiap bank adalah berbeda. Setiap bank memiliki strategi cut of pricing yang berbeda dengan bank lainnya. Untuk nominal tabungan dengan nominal Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 5.000.000 BCA merupakan bank yang menerapkan strategi cut of pricing terbesar dibandingkan dengan bank lainnya. Secara lebih detail dapat dilihat pada Tabel 23. Jangkauan distribusi pada penelitian ini terkait dengan jumlah rekening tabungan Britama pada setiap kantor wilayah (kanwil) BRI. Adapun rinciannya dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 23. Suku Bunga Tabungan (%) 100-500 ribu 500ribu-1juta 1–5 juta 5–10 juta 10-25 juta 25–50 juta 50–100 juta 100–250 juta 250-500 juta 500–1 M >1 M
BRI 0 0 1,75 2 2 2,25 2,25 2,5 2,5 2,5 3
MANDIRI 0 0 1,75 2,25 2,25 2,25 2,5 2,75 2,75 2,75 3,75
BNI 0 0 1,75 1,75 2 2 2,25 2,5 2,5 2,75 3
BCA 0 0 2 2 2,5 2,5 2,5 2,75 2,75 2,75 3,75
Berdasarkan Tabel 24 dapat dilihat bahwa jumlah rekening Britama paling banyak terdapat pada kantor wilayah DKI, DKI 2, dan Bandung. Sedangkan rekening tabungan Britama yang paling sedikit terdapat pada kantor wilayah Banda Aceh dan Padang. Untuk itu BRI harus meningkatkan jumlah rekening tabungan Britama terutama di luar pulau jawa. Berdasarkan data yang dimiliki oleh BRI sebagai perbandingan jumlah rekening yang dimiliki oleh Mandiri, BNI dan BCA, Mandiri yang memiliki paling banyak jumlah rekening tabungan. Pada tahun 2010, BNI mengalami penurunan yang besar karena terjadi penghapusan
64
rekening tabungan yang non-aktif. Banyaknya jumlah rekening masingmasing bank dapat dilihat pada Gambar 19. Tabel 24. Jumlah rekening Britama pada setiap kantor wilayah BRI Kanwil Banda Aceh Bandung Banjarmasin Denpasar DKI DKI2 DKI 3 Makassar Manado Medan Padang Palembang Semarang Surabaya Yogyakarta Malang Total
Rekening 179.175 439.004 366.082 302.322 551.166 575.134 322.834 582.843 304.849 355.505 293.402 366.791 266.611 395.617 394.138 380.939 6.076.412
12,000,000 10,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 0
2008
2009
2010
BRI
4,678,965
5,467,712
6,076,447
Mandiri
7,882,388
8,412,392
9,576,011
BNI
10,742,000
10,323,727
9,123,915
BCA
7,768,062
8,006,250
8,485,796
Gambar 19. Jumlah Rekening Masing-Masing Bank 4.9. Implikasi Manajerial Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukanan dapat diperoleh beberapa informasi yang berguna bagi BRI dalam memperbaiki elemen-
65
elemen brand equity ten Tabungan Britama yang terdiri dari analisis awareness measure, asociation measure, perceived quality dan leadership measure, loyalty measure dan market behaviour measure sebagaimana diuraikan dibawah ini: Awareness measures atau pengukuran awareness merek tabungan Britama memiliki hasil yang kurang baik dalam kategori top of mind karena hanya memperoleh persentase sebesar 15 persen. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat belum sadar secara penuh terhadap keberadaan dari merek tabungan Britama tersebut, karena BRI sendiri pun baru gencar mempromosikan merek tabungan Britama ini pada tahun 2007. Oleh karena itu, BRI sebaiknya lebih gencar lagi mempromosikan tabungan Britama baik secara above the line maupun below the line sehingga kesadaran masyarakat akan semakin bertambah dan awareness measure dari tabungan britama pun akan meningkat. Pada kategori pengukuran asosiasi (asosiasi measure), asosiasi-asosiasi yang menjadi brand image dari tabungan Britama adalah hadiah yang menarik, jaminan keamanan transaksi dan dana, tabungan dari bank yang terkemuka dan tabungan dari bank yang terpercaya. Atribut-atribut yang menjadi brand image inilah yang harus dipertahankan oleh BRI. Karena brand image akan menjadi pembeda atau ciri yang dapat menjadi keunggulan dari tabungan Britama. Pada kategori perceived quality dan leaership measures, dapat diketahui atribut-atribut tabungan Britama berada pada rentang baik. Nilai rataan tertinggi berada pada atribut
pengelolaan dana. Pengelolaan dana
tabungan oleh BRI dilakukan dengan menyalurkannya ke pada masyarakat kembali dalam bentuk berbagai macam jenis kredit. Pada kategori kepemimpinan, atribut-atribut tabungan Britama yang berada pada rentang cukup adalah produk up to date, produknya laku, dan teknologi produk modern. Atribut peningkatan popularitas dan inovasi produk cepat berada pada retang skala sangat baik. Atribut-atribut yang berada pada skala cukup mengindikasikan bahwa leadership dari tabungan Britama masih kurang baik, hal ini dikarenakan BRI baru gencar melakukan trobosan terhadap tabungan
66
Britama pada tahun 2007, sehingga dibandingkan dengan merek tabungan lain yang sudah lebih dulu memasuki pasar, tabungan britama ini cukup tertinggal dan masih harus mengejar ketertinggalannya agar mampu bersaing dalam menjaring nasabah. Pada kategori loyalty measures yang mencakupi analisis switcher, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, committed buyer dan harga optimum, tabungan Britama menunjukkan brand loyalty yang cukup baik sampai dengan kelompok liking the brand. Akan tetapi, untuk kelompok committed buyer menunjukan hasil yang kurang baik. Oleh karena itu, BRI sebaiknya melakukan tindakan yang dapat meningkatkan jumlah committed buyer yaitu dengan menjaga dan meningkatkan mutu atribut-atribut yang terdapat pada perceived quality merek tabungan Britama, sehingga nasabah akan merasakan pengalaman emosional ketika menggunakan jasa tabungan Britama. Hal ini selain diharapkan akan meningkatkan committed buyer juga meningkatkan liking the brand dan satisfied buyer. Kemudian, diharapkan para nasabah akan menceritakan lalu menyarakan dan mempromosikan merek tersebut kepada orang lain.
67
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan: 1. Awareness measures merek tabungan Britama secara umum belum cukup baik. Tabungan Britama hanya menempati posisi keempat pada tingkatan top of mind, dan yang menempati posisi pertama adalah Tahapan BCA. Pada brand recall tabungan Mandiri menempati posisi tertinggi sebagai merek tabungan kedua yang mereka ingat setelah menyebutkan merek tabungan pertama. Pada elemen unaware hanya dua orang yang tidak mengenal merek tabungan Britama. 2. Pada kategori association measure merek tabungan Britama memiliki empat asosiasi yang menjadi brand image, yaitu hadiah yang menarik, jaminan keamanan dana dan transaksi, tabungan dari bank terkemuka, tabungan dari bank terpercaya. 3. Pada kategori perceived quality dan leadersip measures, responden menilai bahwa tabungan Britama hanya memiliki keunggulan pada atribut setoran awal, biaya administrasi, dan pengelolaan dana. Pada kategori leaership tabungan Britama lebih unggul dari merek tabungan lainnya untuk dua atribut, yaitu peningkatan popularitas dan inovasi produk yang cepat. 4. Loyalty measures tabungan Britama memiliki nilai 6,8 persen pada tingkatan switcher, tingkatan habitual buyer dalam penelitian ini memiliki nilai sebesar 27,3 persen, pada tingkatan satisfied buyer jumlah responden yang merasa puas terhadap tabungan Britama sebesar 65,9 persen. Pada tingkatan liking the brand jumlah responden yang benar-benar menyukai tabungan Britama sebesar 68,2 persen. Sedangkan pada tingkatan committed
buyer
jumlah
responden
yang
mempromosikan
dan
menyarankan tabungan tersebut ke pihak lain sebesar 18,2 persen. Sementara itu, bentuk piramida brand loyalty tabungan Britama belum memperlihatkan bentuk piramida terbalik yang menunjukkan bahwa brand loyalty tabungan Britama belum kuat. Pada kategori harga optimum,
68
responden hanya bersedia membayar biaya administrasi sampai dengan harga Rp 9500 per bulan. 5. Market behaviour measures tabungan britama menunjukkan bahwa estimasi pangsa pasar tabungan Britama sebesar 12,19 persen. Hal ini tidak jauh berbeda dengan data yang dimiliki oleh divisi Dana dan Jasa BRI sebesar 10 persen. Berdasarkan jangkauan distribusi, kantor wilayah DKI, DKI 2 dan Bandung yang memiliki paling banyak rekening tabungan Britama. SARAN 1. Peneliti menyarankan kepada pihak Bank Rakyat Indonesia sebaiknya meningkatkan posisi top of mind dan posisi brand recall yang merupakan elemen dari kategori awareness measures melalui kegiatan promosi yang lebih intensif baik secara above the line maupun below the lne. 2. BRI harus dapat mengkomunikasikan bahwa Britama merupakan produk tabungan yang ditujukan untuk masyarakat kota. Karena selama ini BRI lebih dikenal dengan produk tabungan Simpedes. 3. BRI sebaiknya melakukan trobosan-trobosan terhadap fitur-fitur yang melengkapi tabungan Britama. Sehingga tabungan Britama dapat bersaing dan memiliki keunggulan dengan merek tabungan lain yang telah lebih dahulu dan memiliki kelebihan fitur-fitur. Sehingga menarik minat dari masyarakat untuk menabungkan uangnya di tabungan Britama. 4. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar dilakukan
penelitian ekuitas merek tabungan Britama di tempat yang berbeda untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat menjadikan masukan bagi perusahaan.
69
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek. Jakarta: Mitra Utama. Fitra. 2009. Analaisis Elemen-elemen Brand Equity PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemn Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Durianto, D, Sugiarto dan T. Sijintak. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Durianto, D, Sugiarto, Lie Joko Budiman. 2004. Brand Equity Ten: Strategi Memimpin Pasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kotler, P, Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12, Jilid 1. PT Indeks, Jakarta. Kotler, P, Amstrong. 2008. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi 9. PT Indeks Gramedia, Jakarta. Pratama, 2007. Analisis Brand Equity Pocari Sweet Dalam Persaingan Industri Minuman. Skripsi pada Departemen Manajemn Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Rangkuti, F. 2002. The Power Of Brands : Teknik Mengelola Brand Equity Strategy Pengembangan Merek Plus Analisa Kasus dengan SPSS. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Umar, H. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Umar, H. 2005. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia Indonesia, Jakarta. Wuryaningsih. 2007. Analisis Brand Equity Esia Prabayar Dalam Persaingan Industri Telekomunikasi CDMA dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran. Skripsi pada Departemen Manajemn Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
70
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS BRAND EQUITY TEN TABUNGAN BRI BRITAMA PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk (Studi Kasus Pengunjung Puri Indah Mall) Selamat pagi/siang/sore, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas partisipasi Anda dalam membantu mengisi kuisioner ini dengan baik dan benar. Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan tugas akhir (skripsi) yang dilakukan oleh: Errya Navy Andarwati H24061106 Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Informasi yang Anda berikan bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas partisipasi dan kerjasama Anda.
Screening 1. Apakah anda memiliki account tabungan? a. Ya (Lanjutkan) b. Tidak ( Stop) 2. Merek tabungan apa yang paling anda ingat? (satu merek saja) ____________________________________________ 3. Selain merek yang anda sebutkan di atas, merek tabungan apa lagi yang paling anda ingat? (boleh lebih dari satu) ____________________________________________ Petunjuk : berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda. 1. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 2. Usia Anda saat ini: a. <15 tahun d. 36-45 tahun g. >65 tahun b. 16-25 tahun e. 45-55 tahun c. 26-35 tahun f. 56-65 tahun 3. Status pernikahan: a. Belum menikah c. Janda e. Lainnya,……… b. Menikah d. Duda 4. Klasifikasi pekerjaan Anda saat ini: a. Unemployee (tidak bekerja) d. Self-employee (pekerja lepas) b. Investor (penanam modal) e. Employee (pegawai) c. Business owner (pemilik usaha) 5. Klasifikasi profesi Anda saat ini: a. PNS e. Psikolog j. Bankir b. Dosen/Guru f. Sekretaris k. Jurnalis b. Pengusaha/Wirausaha g. TNI/Polisi l. Konsultan c. Dokter/Tenaga ahli medis h. Pedagang m. Analis d. Bankir i. Aktris/Aktor n. Lainnya,……………….. 6. Penghasilan per bulan : a. < Rp 1.000.000 d. Rp 6.000.001 – Rp 10.000.000 b. Rp 1.000.001 – Rp 3.000.000 e. > Rp 10.000.000 c. Rp 3.000.001 – Rp 6.000.001 7. Pendidikan terkakhir : a. SD b. SMP/sederajat c. SMA/sederajat d. Diploma e. Sarjana (S1) f. S2/S3
71
Lanjutan lampiran 1. 8. Dana untuk menabung dalam sebulan : a. < Rp 500.000 d. Rp 1.800.001 – Rp 2.700.000 b. Rp 500.001 – Rp 1.000.000 e. > Rp 2.700.000 c. Rp 1.000.001 – Rp 1.800.000 Petunjuk : Jawablah setiap pertanyaan pada titik-titik yang tersedia atau berilah tanda silang (X) pada soal pilihan ganda. 1. Apakah anda mengenal tabungan BRI Britama? a. Ya, dan saya telah saya sebutkan diatas b. Ya, tetapi saya lupa menyebutkan di atas c. Tidak mengenal sama sekali 2. Dari mana anda mengenal tabungan BRI Britama? a. Iklan di TV b. Iklan di Radio c. Surat Kabar d. Billboard (papan reklame) e.Relative (Kerabat, saudara, teman) f.Even g. Lainnya______________________________________ Estimasi pangsa pasar (market share) 3. Apakah Anda merasa tertarik dengan merek tabungan BRI Britama? a. Ya b. Tidak 4. Apakah Anda memiliki keinginan untuk mempunyai tabungan Britama? a. Ya b. Tidak 5. Apakah Anda dapat dengan mudah menemukan Bank BRI atau ATM BRI? a. Ya b. Tidak Kategori Association measures 6. Apakah asosiasi/kesan anda terhadap merek tabungan Britama? Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dari masing-masing asosiasi/kesan N o
Britama Asosiasi/kesan
1
Tabungan dengan bunga yang kompetitif
2 3
Biaya administratif yang rendah Tabungan dengan tambahan kemudahan transaksi (pembayaran telepon, ponsel, listrik, kartu kredit dll) Tabungan dengan dukungan teknologi canggih (sms/mobile banking dan internet banking) Cabang & jaringan ATM mudah ditemui/tersebar luas Memberikan hadiah yang menarik Jaminan keamanan dana dan transaksi Merek Tabungan dari bank terkemuka Merek Tabungan dari bank terpercaya Tabungan untuk masyarakat kota/modern Tabungan untuk usia muda/dinamis Tabungan untuk usia dewasa/mapan Produk tabungan yang menawarkan kepraktisan
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Ya
Tidak
72
Lajutan lampiran 1. Kategori Perceived quality and leadership measure 7. Bagaimana penilaian Anda terhadap mutu merek tabungan Britama? Berilah tanda checklist (√) pada kolom dibawah ini dengan skala evaluasi 5 angka. Britama Atribut-atribut Atribut-atribut TB KB C B SB 1 2 3 4 5 Setoran awal mahal Setoran awal murah Bunga tabungan rendah Bunga tabungan tinggi Biaya Administrasi Biaya administrasi mahal murah Promosi dan hadiah Promosi dan hadiah tidak menarik menarik Keamanan dana nasabah Keamanan dana buruk nasabah baik Sulit akses transaksi Kemudahan akses transaksi Cabang & ATM sedikit Cabang & ATM banyak Pengelolaan dana buruk Pengelolaan dana baik Bank tidak nyaman Bank nyaman Pelayanan yang tidak Pelayanan prima prima Souvenir/hadiah tidak Souvenir/hadiah menarik menarik 8. Bagaimana penilaian Anda terhadap atribut tabungan dibawah ini? Berilah tanda checklist (√) pada kolom dibawah ini dengan skala evaluasi 5 angka. Britama Atribut-atribut
Peningkatan popularitas cepat Terdapat inovasi yang cepat Produknya sangat laku Produknya “up to date” Didukung teknologi modern
TB
KB
1
2
C B 3
4
SB
Atribut-atribut
5
Peningkatan popularitas lambat Terdapat inovasi yang lambat Produknya tidak laku Produknya tidak “up to date” Tidak didukung teknologi modern
Ket: TB= Tidak Baik, KB= Kurang Baik, C= Cukup, B= Baik, SB= Sangat Baik 9. Apakah anda mengenal merek tabungan Mandiri? a. Ya, saya telah mencantumkan dalam jawaban sebelumnya b. Ya, tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban sebelumnya c. Tidak mengenal sama sekali
73
Lanjutan lampiran 1. Kategori Association measure 10. Apakah asosiasi/kesan anda terhadap merek tabungan Mandiri? Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dari masing-masing asosiasi/kesan No Asosiasi/kesan
Ya
1
Tabungan dengan bunga yang kompetitif
2 3
Biaya administratif yang rendah Tabungan dengan tambahan kemudahan transaksi (pembayaran telepon, ponsel, listrik, kartu kredit dll) Tabungan dengan dukungan teknologi canggih (sms/mobile banking dan internet banking) Cabang & jaringan ATM mudah ditemui/tersebar luas Memberikan hadiah yang menarik Jaminan keamanan dana dan transaksi Merek Tabungan dari bank terkemuka Merek Tabungan dari bank terpercaya Tabungan untuk masyarakat kota/modern Tabungan untuk usia muda/dinamis Tabungan untuk usia dewasa/mapan Produk tabungan yang menawarkan kepraktisan
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Mandiri Tidak
Kategori perceived quality dan leadership measure 11. Bagaimana penilaian Anda terhadap mutu merek tabungan Mandiri? Berilah tanda checklist (√) pada kolom dibawah ini dengan skala evaluasi 5 angka. Atribut-atribut Setoran awal mahal Bunga tabungan rendah Biaya Administrasi mahal Promosi dan hadiah tidak menarik Keamanan dana nasabah buruk Sulit akses transaksi Cabang & ATM sedikit Pengelolaan dana buruk Bank tidak nyaman Pelayanan yang tidak prima Souvenir/hadiah tidak menarik
TB
KB
1
2
Mandiri C
3
B
SB
4
5
Atribut-atribut Setoran awal murah Bunga tabungan tinggi Biaya administrasi murah Promosi dan hadiah menarik Keamanan dana nasabah baik Kemudahan akses transaksi Cabang & ATM banyak Pengelolaan dana baik Bank nyaman Pelayanan prima Souvenir/hadiah menarik
74
Lanjutan lampiran 1. 12. Bagaimana penilaian Anda terhadap atribut tabungan dibawah ini? Berilah tanda checklist (√) pada kolom dibawah ini dengan skala evaluasi 5 angka. Mandiri Atribut-atribut
TB 1
KB 2
C 3
B 4
SB 5
Peningkatan popularitas cepat Terdapat inovasi yang cepat Produknya sangat laku Produknya “up to date”
Atribut-atribut Peningkatan popularitas lambat Terdapat inovasi yang lambat Produknya tidak laku Produknya tidak “up to date” Tidak didukung teknologi modern
Didukung teknologi modern
Ket: TB= Tidak Baik, KB= Kurang Baik, C= Cukup, B= Baik, SB= Sangat Baik 13. Apakah anda mengenal merek tabungan Taplus BNI? a. Ya, saya telah mencantumkan dalam jawaban sebelumnya b. Ya, tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban sebelumnya c. Tidak mengenal sama sekali Kategori association measure 14. Apakah asosiasi/kesan anda terhadap merek tabungan Taplus BNI? Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dari masing-masing asosiasi/kesan No Asosiasi/kesan 1
Tabungan dengan bunga yang kompetitif
2 3
Biaya administratif yang rendah Tabungan dengan tambahan kemudahan transaksi (pembayaran telepon, ponsel, listrik, kartu kredit dll) Tabungan dengan dukungan teknologi canggih (sms/mobile banking dan internet banking) Cabang & jaringan ATM mudah ditemui/tersebar luas Memberikan hadiah yang menarik Jaminan keamanan dana dan transaksi Merek Tabungan dari bank terkemuka Merek Tabungan dari bank terpercaya Tabungan untuk masyarakat kota/modern Tabungan untuk usia muda/dinamis Tabungan untuk usia dewasa/mapan Produk tabungan yang menawarkan kepraktisan
4
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Ya
Taplus BNI Tidak
75
Lanjutan lampiran 1. Kategori perceived quality dan leadership measure 15. Bagaimana penilaian Anda terhadap mutu merek tabungan Taplus BNI? Berilah tanda checklist (√) pada kolom dibawah ini dengan skala evaluasi 5 angka. Atribut-atribut
Taplus BNI KB C B 2 3 4
TB 1
SB 5
Setoran awal mahal Bunga tabungan rendah Biaya Administrasi mahal
Atribut-atribut Setoran awal murah Bunga tabungan tinggi Biaya administrasi murah Promosi dan hadiah menarik Keamanan dana nasabah baik Kemudahan akses transaksi Cabang & ATM banyak Pengelolaan dana baik Bank nyaman Pelayanan prima Souvenir/hadiah menarik
Promosi dan hadiah tidak menarik Keamanan dana nasabah buruk Sulit akses transaksi Cabang & ATM sedikit Pengelolaan dana buruk Bank tidak nyaman Pelayanan yang tidak prima Souvenir/hadiah tidak menarik
Ket: TB= Tidak Baik, KB= Kurang Baik, C= Cukup, B= Baik, SB= Sangat Baik
16. Bagaimana penilaian Anda terhadap atribut tabungan dibawah ini? Berilah tanda checklist (√) pada kolom dibawah ini dengan skala evaluasi 5 angka. Atribut-atribut Peningkatan popularitas cepat Terdapat inovasi yang cepat Produknya sangat laku Produknya “up to date” Didukung teknologi modern
TB 1
KB 2
Taplus BNI C B 3 4
SB 5
Atribut-atribut Peningkatan popularitas lambat Terdapat inovasi yang lambat Produknya tidak laku Produknya tidak “up to date” Tidak didukung teknologi modern
Ket: TB= Tidak Baik, KB= Kurang Baik, C= Cukup, B= Baik, SB= Sangat Baik 17. Apakah anda mengenal merek Tahapan BCA? a. Ya, saya telah mencantumkan dalam jawaban sebelumnya b. tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban sebelumnya c. Tidak mengenal sama sekali
76
Lanjutan lampiran 1. Kategori Association measure 18. Apakah asosiasi/kesan anda terhadap merek Tahapan BCA? Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dari masing-masing asosiasi/kesan No Asosiasi/kesan
Ya
1
Tabungan dengan bunga yang kompetitif
2 3
Biaya administratif yang rendah Tabungan dengan tambahan kemudahan transaksi (pembayaran telepon, ponsel, listrik, kartu kredit dll) Tabungan dengan dukungan teknologi canggih (sms/mobile banking dan internet banking) Cabang & jaringan ATM mudah ditemui/tersebar luas Memberikan hadiah yang menarik Jaminan keamanan dana dan transaksi Merek Tabungan dari bank terkemuka Merek Tabungan dari bank terpercaya Tabungan untuk masyarakat kota/modern Tabungan untuk usia muda/dinamis Tabungan untuk usia dewasa/mapan Produk tabungan yang menawarkan kepraktisan
4
5 6 7 8 9 10 11 12 13
Tahapan Tidak
Kategori perceived quality dan leadership measure 19. Bagaimana penilaian Anda terhadap mutu merek tabungan Tahapan BCA? Berilah tanda checklist (√) pada kolom dibawah ini dengan skala evaluasi 5 angka. Taplus BNI Atribut-atribut Setoran awal mahal Bunga tabungan rendah Biaya Administrasi mahal Promosi dan hadiah tidak menarik Keamanan dana nasabah buruk Sulit akses transaksi Cabang & ATM sedikit Pengelolaan dana buruk Bank tidak nyaman Pelayanan yang tidak prima Souvenir/hadiah tidak menarik
TB 1
KB 2
C 3
B 4
SB 5
Atribut-atribut Setoran awal murah Bunga tabungan tinggi Biaya administrasi murah Promosi dan hadiah menarik Keamanan dana nasabah baik Kemudahan akses transaksi Cabang & ATM banyak Pengelolaan dana baik Bank nyaman Pelayanan prima Souvenir/hadiah menarik
77
Lanjutan lampiran 1. 20. Bagaimana penilaian Anda terhadap atribut tabungan dibawah ini? Berilah tanda checklist (√) pada kolom dibawah ini dengan skala evaluasi 5 angka.
Atribut-atribut Peningkatan popularitas cepat Terdapat inovasi yang cepat Produknya sangat laku Produknya “up to date” Didukung teknologi modern
TB 1
KB 2
Taplus BNI C B 3 4
SB 5
Atribut-atribut Peningkatan popularitas lambat Terdapat inovasi yang lambat Produknya tidak laku Produknya tidak “up to date” Tidak didukung teknologi modern
Ket: TB= Tidak Baik, KB= Kurang Baik, C= Cukup, B= Baik, SB= Sangat Baik Kategori Loyalty Measures 21. Apakah anda memiliki tabungan Britama? a. Ya (lanjutkan no. 22) b. Tidak (Stop, Terima kasih) 22. Apakah Anda sering mengganti merek jasa Bank karena faktor harga/biaya (besar setoran awal/saldo minimal dan biaya administrasi) dan hadiah? a. tidak pernah c. kadang-kadang e. sangat sering b. jarang d. sering 23. Apakah Anda setuju bahwa alasan anda menggunakan jasa tabungan Britama karena kebiasaan (sudah terbiasa, tidak memiliki keinginan untuk berganti merek)? a. sangat tidak setuju c. netral e. sangat setuju b. tidak setuju d. setuju 24. Apakah Anda merasa puas menjadi nasabah tabungan Britama (atas biaya, bunga, hadiah dan lainnya yang diperoleh dari BRI)? a. sangat tidak puas c. cukup puas e. sangat puas b. tidak puas d. puas 25. Untuk masa yang akan datang, apakah anda ingin pindah ke bank lain? a. Ya, sebutkan banknya __________________________ b. Tidak 26. Apakah Anda benar-benar menyukai yang berhubungan dengan tabungan Britama (atas biaya, bunga, hadiah dan lainnya yang diperoleh dari BRI)? a. sangat tidak suka c. biasa saja e. sangat suka b. tidak suka d. suka 27. Apakah Anda setuju untuk menyarankan/mempromosikan kepada orang lain untuk menjadi nasabah tabungan BRI Britama? a. sangat tidak setuju c. biasa saja e. sangat setuju b. tidak setuju d. setuju 28. Bila biaya administrasi bulanan rekening tabungan britama, mandiri dan taplus BNI sebesar Rp. 9.000/bulan, merek tabungan mana yang akan Anda pilih? a. BRI Britama c. Taplus BNI b. Mandiri Tabungan d. Tahapan BCA
78
Lanjutan lampiran 1. 29. Apakah Anda setuju bila biaya administrasi bulanan rekening tabungan Britama sebesar Rp. 9.500/bulan? a. Ya b. Tidak 30. Apakah Anda setuju bila biaya administrasi bulanan rekening tabungan Britama sebesar Rp. 10.000/bulan? a. Ya b. Tidak 31. Apakah Anda setuju bila biaya administrasi bulanan rekening tabungan Britama sebesar Rp. 10.500/bulan? a. Ya b. Tidak 32. Apakah Anda setuju bila biaya administrasi bulanan rekening tabungan Britama sebesar Rp. 11.000/bulan? a. Ya b. Tidak
= TERIMA KASIH =
79
Lampiran 2. Uji reliabiitas association measure Britama Diketahui : rtab (0,05) = 0,361
N = 30
∑ 2
∑
∑
∑ 2
2
∑
∑
∑
2
30 967 30 1107
179
179 159 2
30 875
159
2
0,5158
2
1
2 1
0,5158 0,5158
0,679
r11 = 0,679; di peroleh r11 > rtab; maka dinyatakan reliabel Mandiri Diketahui : rtab (0,05) N = 30,= 0,361 ∑ ∑
∑
∑
∑ ∑
∑
30 1003 30 1237 0,833 ,
30 824
152
,
189
189 154
0,908
r11 = 0,908; di peroleh r11 > rtab ; maka dinyatakan reliabel
80
Lanjutan lampiran 2. Taplus BNI
Diketahui : rtab (0,05) N = 30,= 0,361 ∑ ∑
∑
∑
∑
∑
∑
30 788 30 947
161
161 140 30 698
140
0,602 2 1 2 1
0,602 0,602
0,751
r11 = 0,751; di peroleh r11 > rtab ; maka dinyatakan reliabel Tahapan BCA Diketahui : rtab (0,05) N = 30,= 0,361 ∑ ∑
∑
∑
∑
∑
∑
30 969 30 1180
184
184 153 30 813
153
0,745 2 1 2 1
0,745 0,745
0,854
r11 = 0,854; di peroleh r11 > rtab ; maka dinyatakan reliabel
81 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Perceived Quality Britama Correlations VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00001 1
VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 .705** .074 .374* .255 .292 .514** .368* .477** .563** .660** .000 .698 .042 .173 .117 .004 .045 .008 .001 .000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 .705** 1 .117 .467** .143 .258 .545** .300 .485** .536** .653** .000 .538 .009 .450 .168 .002 .107 .007 .002 .000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 .074 .117 1 .471** .398* .292 .270 .471** .622** .381* .543** .698 .538 .009 .029 .117 .149 .009 .000 .038 .002 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 .374* .467** .471** 1 .418* .212 .683** .418* .628** .394* .695** .042 .009 .009 .021 .261 .000 .021 .000 .031 .000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 .255 .143 .398* .418* 1 .643** .530** .811** .639** .550** .736** .173 .450 .029 .021 .000 .003 .000 .000 .002 .000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 .292 .258 .292 .212 .643** 1 .406* .643** .569** .373* .650** .117 .168 .117 .261 .000 .026 .000 .001 .042 .000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 .514** .545** .270 .683** .530** .406* 1 .598** .683** .383* .769** .004 .002 .149 .000 .003 .026 .000 .000 .037 .000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 .368* .300 .471** .418* .811** .643** .598** 1 .765** .694** .833** .045 .107 .009 .021 .000 .000 .000 .000 .000 .000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 .477** .485** .622** .628** .639** .569** .683** .765** 1 .649** .894** .008 .007 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 .563** .536** .381* .394* .550** .373* .383* .694** .649** 1 .780** .001 .002 .038 .031 .002 .042 .037 .000 .000 .000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 .660** .653** .543** .695** .736** .650** .769** .833** .894** .780** 1 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
82 Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Perceived Quality Mandiri Correlations VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00001 1 30 ,457* ,011 30 ,406* ,026 30 ,337 ,068 30 ,342 ,064 30 ,449* ,013 30 ,527** ,003 30 ,425* ,019 30 ,441* ,015 30 ,441* ,015 30 ,679** ,000 30
VAR00002 ,457* ,011 30 1
VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 ,406* ,337 ,342 ,449* ,527** ,425* ,441* ,441* ,679** ,026 ,068 ,064 ,013 ,003 ,019 ,015 ,015 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,506** ,437* ,169 ,337 ,419* ,289 ,422* ,529** ,664** ,004 ,016 ,371 ,069 ,021 ,121 ,020 ,003 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,506** 1 ,233 ,179 ,357 ,461* ,467** ,608** ,385* ,650** ,004 ,215 ,343 ,053 ,010 ,009 ,000 ,036 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,437* ,233 1 ,289 ,502** ,457* ,520** ,349 ,489** ,653** ,016 ,215 ,121 ,005 ,011 ,003 ,059 ,006 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,169 ,179 ,289 1 ,688** ,452* ,527** ,506** ,479** ,620** ,371 ,343 ,121 ,000 ,012 ,003 ,004 ,007 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,337 ,357 ,502** ,688** 1 ,669** ,573** ,647** ,612** ,793** ,069 ,053 ,005 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,419* ,461* ,457* ,452* ,669** 1 ,693** ,768** ,445* ,796** ,021 ,010 ,011 ,012 ,000 ,000 ,000 ,014 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,289 ,467** ,520** ,527** ,573** ,693** 1 ,772** ,438* ,773** ,121 ,009 ,003 ,003 ,001 ,000 ,000 ,015 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,422* ,608** ,349 ,506** ,647** ,768** ,772** 1 ,561** ,826** ,020 ,000 ,059 ,004 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,529** ,385* ,489** ,479** ,612** ,445* ,438* ,561** 1 ,752** ,003 ,036 ,006 ,007 ,000 ,014 ,015 ,001 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,664** ,650** ,653** ,620** ,793** ,796** ,773** ,826** ,752** 1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
83
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Perceived QualityTaplus Correlations VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00001 1 30 ,313 ,093 30 ,291 ,119 30 ,244 ,195 30 ,227 ,228 30 ,305 ,101 30 ,096 ,615 30 ,090 ,636 30 ,306 ,100 30 ,380* ,038 30 ,491** ,006 30
VAR00002 ,313 ,093 30 1
VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 ,291 ,244 ,227 ,305 ,096 ,090 ,306 ,380* ,491** ,119 ,195 ,228 ,101 ,615 ,636 ,100 ,038 ,006 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,503** ,276 ,165 ,000 ,056 ,071 ,025 ,411* ,472** ,005 ,139 ,382 1,000 ,768 ,711 ,896 ,024 ,008 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,503** 1 ,446* ,388* ,427* ,143 ,216 ,190 ,396* ,677** ,005 ,013 ,034 ,019 ,450 ,252 ,315 ,030 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,276 ,446* 1 ,542** ,266 ,550** ,313 ,280 ,420* ,685** ,139 ,013 ,002 ,155 ,002 ,092 ,134 ,021 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,165 ,388* ,542** 1 ,637** ,578** ,525** ,564** ,582** ,791** ,382 ,034 ,002 ,000 ,001 ,003 ,001 ,001 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,000 ,427* ,266 ,637** 1 ,470** ,566** ,498** ,415* ,695** 1,000 ,019 ,155 ,000 ,009 ,001 ,005 ,023 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,056 ,143 ,550** ,578** ,470** 1 ,554** ,702** ,371* ,643** ,768 ,450 ,002 ,001 ,009 ,002 ,000 ,044 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,071 ,216 ,313 ,525** ,566** ,554** 1 ,783** ,367* ,649** ,711 ,252 ,092 ,003 ,001 ,002 ,000 ,046 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,025 ,190 ,280 ,564** ,498** ,702** ,783** 1 ,379* ,665** ,896 ,315 ,134 ,001 ,005 ,000 ,000 ,039 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,411* ,396* ,420* ,582** ,415* ,371* ,367* ,379* 1 ,729** ,024 ,030 ,021 ,001 ,023 ,044 ,046 ,039 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ,472** ,677** ,685** ,791** ,695** ,643** ,649** ,665** ,729** 1 ,008 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
84
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Perceived Quality Tahapan Correlations VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00001 1 30 ,431* ,018 30 ,328 ,077 30 ,336 ,069 30 ,257 ,170 30 ,435* ,016 30 ,441* ,015 30 ,333 ,072 30 ,378* ,040 30 ,385* ,036 30 ,639** ,000 30
VAR00002 ,431* ,018 30 1 30 ,451* ,012 30 ,452* ,012 30 ,095 ,616 30 ,336 ,070 30 ,112 ,555 30 ,213 ,258 30 ,333 ,073 30 ,496** ,005 30 ,608** ,000 30
VAR00003 ,328 ,077 30 ,451* ,012 30 1 30 ,233 ,215 30 ,179 ,343 30 ,357 ,053 30 ,312 ,093 30 ,467** ,009 30 ,573** ,001 30 ,385* ,036 30 ,636** ,000 30
VAR00004 ,336 ,069 30 ,452* ,012 30 ,233 ,215 30 1 30 ,289 ,121 30 ,502** ,005 30 ,279 ,135 30 ,520** ,003 30 ,336 ,069 30 ,489** ,006 30 ,663** ,000 30
VAR00005 ,257 ,170 30 ,095 ,616 30 ,179 ,343 30 ,289 ,121 30 1
VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 ,435* ,441* ,333 ,378* ,385* ,639** ,016 ,015 ,072 ,040 ,036 ,000 30 30 30 30 30 30 ,336 ,112 ,213 ,333 ,496** ,608** ,070 ,555 ,258 ,073 ,005 ,000 30 30 30 30 30 30 ,357 ,312 ,467** ,573** ,385* ,636** ,053 ,093 ,009 ,001 ,036 ,000 30 30 30 30 30 30 ,502** ,279 ,520** ,336 ,489** ,663** ,005 ,135 ,003 ,069 ,006 ,000 30 30 30 30 30 30 ,688** ,475** ,527** ,482** ,479** ,622** ,000 ,008 ,003 ,007 ,007 ,000 30 30 30 30 30 30 30 ,688** 1 ,484** ,573** ,611** ,612** ,802** ,000 ,007 ,001 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30 30 ,475** ,484** 1 ,495** ,561** ,191 ,598** ,008 ,007 ,005 ,001 ,313 ,000 30 30 30 30 30 30 30 ,527** ,573** ,495** 1 ,734** ,438* ,755** ,003 ,001 ,005 ,000 ,015 ,000 30 30 30 30 30 30 30 ,482** ,611** ,561** ,734** 1 ,561** ,796** ,007 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 30 30 30 30 30 30 30 ,479** ,612** ,191 ,438* ,561** 1 ,743** ,007 ,000 ,313 ,015 ,001 ,000 30 30 30 30 30 30 30 ,622** ,802** ,598** ,755** ,796** ,743** 1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
85
Lampiran 7. Hasil uji reliabilitas perceived quality Reliability
Tabungan Britama Reliability Statistics Cronbach's Alpha .894
N of Items 10
Tabungan Mandiri Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,890
N of Items 10
Tabungan Taplus Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,840
N of Items 10
Tabungan Tahapan Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,870
N of Items 10
86
Lampiran 8. Hasil uji validitas Leadership Hasil Uji Validitas Leadership Britama Correlations VAR00001 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00002 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00003 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00004 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00005 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N VAR00006 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 1 1.000** .568** .568** .969** .939** .000 .001 .001 .000 .000 30 30 30 30 30 30 1.000** 1 .568** .568** .969** .939** .000 .001 .001 .000 .000 30 30 30 30 30 30 .568** .568** 1 1.000** .520** .812** .001 .001 .000 .003 .000 30 30 30 30 30 30 .568** .568** 1.000** 1 .520** .812** .001 .001 .000 .003 .000 30 30 30 30 30 30 .969** .969** .520** .520** 1 .912** .000 .000 .003 .003 .000 30 30 30 30 30 30 .939** .939** .812** .812** .912** 1 .000 .000 .000 .000 .000 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Leadership Mandiri
Correlations VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00001 1
VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 ,967** ,551** ,406* ,513** ,813** ,000 ,002 ,026 ,004 ,000 30 30 30 30 30 30 ,967** 1 ,600** ,449* ,555** ,845** ,000 ,000 ,013 ,001 ,000 30 30 30 30 30 30 ,551** ,600** 1 ,761** ,816** ,887** ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30 ,406* ,449* ,761** 1 ,756** ,800** ,026 ,013 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30 ,513** ,555** ,816** ,756** 1 ,869** ,004 ,001 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30 ,813** ,845** ,887** ,800** ,869** 1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
87
Lanjutan lampiran 8. Hasil uji validitas Leadership
Hasil Uji Validitas Leadership Taplus Correlations VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00001 1
VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 ,665** ,411* ,397* ,428* ,733** ,000 ,024 ,030 ,018 ,000 30 30 30 30 30 30 ,665** 1 ,354 ,486** ,345 ,729** ,000 ,055 ,006 ,062 ,000 30 30 30 30 30 30 ,411* ,354 1 ,430* ,477** ,727** ,024 ,055 ,018 ,008 ,000 30 30 30 30 30 30 ,397* ,486** ,430* 1 ,761** ,819** ,030 ,006 ,018 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30 ,428* ,345 ,477** ,761** 1 ,795** ,018 ,062 ,008 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30 ,733** ,729** ,727** ,819** ,795** 1 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Leadership Tahapan
Correlations VAR00001
VAR00002
VAR00003
VAR00004
VAR00005
VAR00006
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR00001 1
VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 ,966** ,433* ,083 ,467** ,656** ,000 ,017 ,665 ,009 ,000 30 30 30 30 30 30 ,966** 1 ,387* ,000 ,422* ,592** ,000 ,035 1,000 ,020 ,001 30 30 30 30 30 30 ,433* ,387* 1 ,603** ,704** ,861** ,017 ,035 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30 ,083 ,000 ,603** 1 ,432* ,661** ,665 1,000 ,000 ,017 ,000 30 30 30 30 30 30 ,467** ,422* ,704** ,432* 1 ,774** ,009 ,020 ,000 ,017 ,000 30 30 30 30 30 30 ,656** ,592** ,861** ,661** ,774** 1 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
88
Lampiran 9. Hasil uji reliabilitas Leadership Reliability
Tabungan Britama Reliability Statistics Cronbach's Alpha .930
N of Items 5
Tabungan Mandiri Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,898
N of Items 5
Tabungan Taplus Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,829
N of Items 5
Tabungan Tahapan Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,803
N of Items 5
89
Lampiran 10. Hasil uji cohran Britama Cochran Test
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013
1 167 136 149 173 102 188 180 184 190 165 129 162 170
33 64 51 27 98 12 20 16 10 35 71 38 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 268,088a 12 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013
1 167 136 149 173 188 180 184 190 165 129 162 170
33 64 51 27 12 20 16 10 35 71 38 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 156,286a 11 ,000
a. 0 is treated as a success.
90
Lanjutan lampiran 10. Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00013
1 167 136 149 173 188 180 184 190 165 162 170
33 64 51 27 12 20 16 10 35 38 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 110,844a 10 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00013
1 167 149 173 188 180 184 190 165 162 170
33 51 27 12 20 16 10 35 38 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 65,976a 9 ,000
a. 0 is treated as a success.
91
Lanjutan lampiran 10. Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00013
1 167 173 188 180 184 190 165 162 170
33 27 12 20 16 10 35 38 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 40,909a 8 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00013
1 167 173 188 180 184 190 165 170
33 27 12 20 16 10 35 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 33,229a 7 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00013
1 167 173 188 180 184 190 170
33 27 12 20 16 10 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 26,527a 6 ,000
a. 0 is treated as a success.
92
Lanjutan lampiran 10. Frequencies Value 0 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00013
Test Statistics 1
173 188 180 184 190 170
27 12 20 16 10 30
N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 19,070a 5 ,002
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Test Statistics
Value 0 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009
1 188 180 184 190
12 20 16 10
N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 4,370a 3 ,224
a. 0 is treated as a success.
93
Lampiran 11. Hasil uji cohran Mandiri Cochran Test
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013
1 132 102 183 186 180 162 186 189 188 195 125 178 154
68 98 17 14 20 38 14 11 12 5 75 22 46
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 393,822a 12 ,000
a. 1 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013
1 132 183 186 180 162 186 189 188 195 125 178 154
68 17 14 20 38 14 11 12 5 75 22 46
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 260,175a 11 ,000
a. 1 is treated as a success.
94
Lanjutan lampiran 11. Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00013
1 132 183 186 180 162 186 189 188 195 178 154
68 17 14 20 38 14 11 12 5 22 46
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 181,372a 10 ,000
a. 1 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00013
1 183 186 180 162 186 189 188 195 178 154
17 14 20 38 14 11 12 5 22 46
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 91,375a 9 ,000
a. 0 is treated as a success.
95
Lanjutan lampiran 11. Frequencies Value 0 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012
1 183 186 180 162 186 189 188 195 178
17 14 20 38 14 11 12 5 22
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 51,917a 8 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012
1 183 186 180 186 189 188 195 178
17 14 20 14 11 12 5 22
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 17,747a 7 ,013
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010
Test Statistics
1 183 186 180 186 189 188 195
17 14 20 14 11 12 5
N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 12,986a 6 ,043
a. 0 is treated as a success.
Frequencies
Test Statistics
Value 0 VAR00003 VAR00004 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010
1 183 186 186 189 188 195
17 14 14 11 12 5
N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 9,103a 5 ,105
a. 0 is treated as a success.
96
Lampiran 12. Hasil uji cohran Taplus Cochran Test
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013
1 167 136 149 176 102 188 173 184 190 165 129 162 170
33 64 51 24 98 12 27 16 10 35 71 38 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 261,852a 12 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013
1 167 136 149 176 188 173 184 190 165 129 162 170
33 64 51 24 12 27 16 10 35 71 38 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 151,517a 11 ,000
a. 0 is treated as a success.
97
Lanjutan lampiran 12.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00013
1 167 136 149 176 188 173 184 190 165 162 170
33 64 51 24 12 27 16 10 35 38 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 106,891a 10 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00013
1 167 149 176 188 173 184 190 165 162 170
33 51 24 12 27 16 10 35 38 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 63,254a 9 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00013
1 167 176 188 173 184 190 165 162 170
33 24 12 27 16 10 35 38 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 39,179a 8 ,000
a. 0 is treated as a success.
98
Lanjutan lampiran 12.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00013
1 167 176 188 173 184 190 165 170
33 24 12 27 16 10 35 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 32,079a 7 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00013
1 167 176 188 173 184 190 170
33 24 12 27 16 10 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 25,970a 6 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00013
1 176 188 173 184 190 170
24 12 27 16 10 30
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 19,482a 5 ,002
a. 0 is treated as a success.
99
Lanjutan lampiran 12.
Frequencies Value 0 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009
Test Statistics 1
176 188 173 184 190
24 12 27 16 10
N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 13,463a 4 ,009
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Test Statistics Value 0 VAR00004 VAR00006 VAR00008 VAR00009
1 176 188 184 190
24 12 16 10
Value 0
1 188 184 190
200 8,415a 3 ,038
a. 0 is treated as a success.
Test Statistics
Frequencies
VAR00006 VAR00008 VAR00009
N Cochran's Q df Asymp. Sig.
12 16 10
N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 1,647a 2 ,439
a. 0 is treated as a success.
100
Lampiran 13. Hasil uji cohran Tahapan Cochran Test
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013
1 164 133 180 176 111 177 180 181 182 175 134 161 188
36 67 20 24 89 23 20 19 18 25 66 39 12
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 256,346a 12 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013
1 164 133 180 176 177 180 181 182 175 134 161 188
36 67 20 24 23 20 19 18 25 66 39 12
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 156,806a 11 ,000
a. 0 is treated as a success.
101
Lanjutan lampiran 13.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013
1 164 180 176 177 180 181 182 175 134 161 188
36 20 24 23 20 19 18 25 66 39 12
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 105,876a 10 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00012 VAR00013
1 164 180 176 177 180 181 182 175 161 188
36 20 24 23 20 19 18 25 39 12
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 33,441a 9 ,000
a. 0 is treated as a success.
Frequencies Value 0 VAR00001 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00013
1 164 180 176 177 180 181 182 175 188
36 20 24 23 20 19 18 25 12
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 20,269a 8 ,009
a. 0 is treated as a success.
102
Lanjutan lampiran 13.
Frequencies Value 0 VAR00003 VAR00004 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00013
1 180 176 177 180 181 182 175 188
20 24 23 20 19 18 25 12
Test Statistics N Cochran's Q df Asymp. Sig.
200 7,505a 7 ,378
a. 0 is treated as a success.
103
Lampiran 14. Hasil tabulasi silang Tabulasi silang usia dengan pekerjaan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 196.959a 118.111
9 9
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000
1
.000
df
93.659 105
a. 13 cells (81.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .03.
Tabulasi silang penghasilan dengan usia Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 28,651a 32,258
12 12
Asymp. Sig. (2-sided) ,004 ,001
1
,165
df
1,930 200
a. 11 cells (55,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,32.
Tabulasi silang pengeluaran dengan penghasilan Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 48,549a 51,105 1,131
20 20
Asymp. Sig. (2-sided) ,000 ,000
1
,288
df
200
a. 17 cells (56,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,08.