Volume 17, Nomor 1, Hal. 01-10 Januari – Juni 2015
ISSN:0852-8349
AMELIORASI LAHAN KERING TERDEGRADASI DENGAN BEBERAPA TRICHOKOMPOS CHROMOLAENA PLUS DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL KEDELAI Ajidirman, Endriani, Zurhalena Fakultas Pertanian Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo – Darat Jambi 36361 Email:
[email protected] Abstract The objective of this study was to investigate the growth and production of soybean var. Tanggamus is applied with organic fertilizer of Trichokompos Chromolaena plus, and to determine the physical properties of soil improvement is applied with organic fertilizer TrichokomposChromolaena plus. The field experiment was conducted at farmer farm at Suka Maju, Mestong District Jambi Province, from May to November, 20014. The design was Randomized Complete Block Design, with 4 treatment and replicated 5 times and the data was subjected to ANOVA and DMRT tests. Trichokompos Chromolaena plus applied at the rate of 10 ton ha–1 :(k0) control (no treatment); (k1) Trichokompos Chromolaena plus 13; (k2) Trichokompos Chromolaena plus 22; and (k3) Trichokompos Chromolaena plus 13. The organic amendments were thoroughly incorporated in the soil to a depth of 10 cm and incubated for seven days by watering (± 80% field capacity). A week after compost incubation, soybean (Tanggamus) was sown (one per hill) at 5 cm depth with a row spacing of 20 x 30 cm (100 plants per plot). The result of this research indicated that the 10 ton/ha dosage of trichokompos chromolaena plus significantly improved the early growth of soybean species. Meanwhile, positive effects of biocompost application on physical soil fertility were revealed with the raise of concentrations of soil organic carbon, water content, total porosity and decrease of soil bulk density. Best vegetative growth performance of soybean Tanggamus was shown by the application of Trichokompos Chromolaena plus with the addition of 6 kg/plot. Yield of dry grain of soybean was higher by application of Trichokompos Chromolaena plus (6 kg/plot) than that obtained by control (no compost). The application of trichokompos Chromolaena plus increase the number of pods and grain yield of soybean, and lower the number of empty pods. Kata Kunci : Chromolaena sp, trichocompost, dryland, physical properties, soybean PENDAHULUAN
Bahan organik mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah, baik terhadap pertumbuhan maupun hasil tanaman. Jumlah takaran pupuk organik yang diberikan sangat berpengaruh terhadap perbaikan sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman. Sisa-sisa tanaman yang diberikan ke dalam tanah berupa pupuk hijau dapat berfungsi sebagai sumber dan penyangga unsur hara melalui proses dekomposisi dan peranannya terhadap bahan organik tanah, termasuk mikroorganisme 01
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
(Tala’ohu, Juarsa dan Erfandi, 2007). Disamping pemanfaatan gulma siam pemanfaatan fungi Trichoderma pseudokoningii sebagai biodekomposer dan sekaligus berperan sebagai biopestisida adalah bentuk rakitan teknologi dan pengembangan inovasi teknologi yang menarik untuk diteliti dan diterapkan dalam upaya meningkatkan produktivitas kedelai di Provinsi Jambi. Disamping pemanfaatan gulma siam sebagai sumber pupuk organik alternatif (biofertilizer), pemanfaatan fungi Trichoderma pseudokoningii sebagai biodekomposer dan sekaligus berperan sebagai biopestisida adalah bentuk rakitan teknologi dan pengembangan inovasi teknologi yang menarik untuk diteliti dan diterapkan dalam upaya meningkatkan produktivitas kedelai di Provinsi Jambi.Menurut Olabode et al.,(2007daun Chromolaena odorata mengandung 1,26% Nitrogen, fosfor 0,67%, Kalium 1,08%, 2,33% Kalsium dan Magnesium 0,005%. Gulma Chromolaena odorata tumbuh di semaksemak liar tanpa budidaya yang terorganisir. Memang benar kebanyakan tumbuh sebagai gulma pada lahan usaha tani masyarakat. Hasil penelitian Olaniyi et al., (2009) menunjukkan bahwa aplikasi kompos terlepas dari metode pengomposan meningkatkan hasil dan komponen hasil mentimun, seperti yang dilaporkan jugaoleh peneliti lain (Akanbi et al., 2005; Olaniyi & Akanbi, 2008). Pemberian Trichokompos janjang kosong kelapa sawit setara 0,5% bahan organik tanah sudah dapat meningkatkan hasil kedelai, memperbaiki agregat terbentuk dan meningkatkan stabilitas agregat tanah (Endriani, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk :mengetahui peningkatan produktivitas kedelai yang diaplikasikan dengan Trichokompos Chromolaena plus, dan 02
sebagai sumber pupuk organik alternatif (biofertilizer), Gulma siam/kirinyu/Chromalena odorata adalah sejenis tumbuhan yang hidup liar dilahan kering, di Jambi gulma ini banyak dijumpai dan tersebar/tumbuh pada lahan-lahan terbuka dan lahan marginal. Gulma siam ini sangat berpotensi dijadikan sebagai sumber pupuk organik pengganti pupuk kimia karena mengandung hara yang cukup tinggi. Suntoro et al., (2001) menyatakan bahwa pupuk hijau Chromolaena odorata mempunyai kandungan karbon, kalsium, magnesium, kalium dan nitrogen yang tinggi dibandingkan pupuk kandang sapi, sehingga dapat dijadikan alternatif pupuk organik. Komposisi hara bahan organik Chromolaena odorata adalah 50,40% C, 2,42% N, 0,2% P, 20,82 C/N, 11,60% K, 2,02% Ca dan 0,78% Mg. Daun Chromolaena odorata mengandung 1,26% Nitrogen, fosfor 0,67%, Kalium 1,08%, 2,33% Kalsium dan Magnesium 0,005% (Olabode et al., 2007). Gulma Chromolaena odorata tumbuh di semak-semak liar tanpa budidaya yang terorganisir. Memang benar kebanyakan tumbuh sebagai gulma pada lahan usaha tani masyarakat. Hasil penelitian Olaniyi et al., (2009) menunjukkan bahwa aplikasi kompos terlepas dari metode pengomposan meningkatkan hasil dan komponen hasil mentimun, seperti yang dilaporkan oleh peneliti lain (Akanbi et al., 2005) mengetahui perbaikan sifat fisika tanah yang diaplikasikan dengan trichokompos Chromolaena plus.
Ajidirman., dkk: Ameliorasi Lahan Kering Terdegradasi Dengan Beberapa Trichompos Chromolaena Plus dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Kedelai
METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai Mei 2014 sampai dengan November 2014 pada lahan petani di Desa Suka Maju kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi pada order Ultisol. Analisis sifat tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pencacah, bak kompos, alat pengolah tanah, sprayer, screen house, tali, dan alat tulis, serta semua bahan yang diperlukan baik untuk bahan kompos maupun untuk budidaya kedelai, seperti pupuk kandang sapi, biomasa chromolaena, pupuk alam P, benih kedelai, dan bahan untuk analisis tanah dan tanaman. Rancangan Penelitian Penelitian lapangan pada tanaman kedelai dilakukan dengan rancangan acak kelompok( layout percobaan disajikan pada Gambar. 3 ) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, kombinasi perlakuan sebagai berikut: k0: Kontrol k1: Trichokompos Chromolaena plus 31 k2: TrichokomposChromolaena plus 22 k3: TrichokomposChromolaena plus 13 Pupuk organic trichokompos plus sebagai bahan ameliorant di inkoorporasikan kedalam tanah pada kedalaman sekitar 10 cm dan diinkubasi selama 7 hari pada kadar air sekitar 80% kapasitas lapang,. Setelah inkubasi, tanaman kedelai varietas Tanggamus ditanam pada kedalaman 5 cm dengan jarak tanam 20 x 30cm( 100 tanaman perplot), kedelai ditugal satu tanaman per lubang tanam. PupukUrea, SP36 dan KCl diberikan
sebagai starter pada saat penanaman dengan dosis setengah dosis anjuran, pupuk ditugalkan pada kedalamam sekitar 7 cm. Variabel pengamatan meliputi komponen pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah cabang primer dan cabang produktif) dan komponen hasil( umur berbunga, jumlah polong berisi dan hampa, berat biji per tanaman. Sifa ttanah yang diamatiadalah kadar air, bobot volume dan total ruang pori tanah. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan formula Trichok kompos chromolaena terbaik terhadap pertumbuhan digunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan diikuti dengan uji lanjutan menggunakan Duncan multiple range test (DMRT) padataraf 5 % (Gomez and Gomez, 1976), dengan menggunakan program IRRI Stat HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas tanah akibat pemberian beberapa formula pupuk Tric hokompos Chromolaena plus. Hasil analisis tanah setelah penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk bioorganik berpengaruh terhadap kualitas tanah, data hasil analisis disajikan pada Gambar1, Gambar 2 dan Gambar 3, serta Tabel 1. Dan Tabel 2. Pemberian beberapa komposisi pupuk Trichokompos Chromolaenaplus meningkatkan kadar Corgani ktanah secara signifikan dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk Trichokompos Chromolaena plus. Karbon organik tanah meningkat seiring dengan penambahan 10 ton/ha pupuk pupuk organik dengan beberapa komposisi, dimana antara komposisi yang satu dengan yang lainnya tidak berbeda sama lainnya. Menurut Grossman et al., (2011), Zareaet al., (2011) dan Manna,et al. (2007) bahan organik yang terkandung 03
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
dalam kompos merupakan sumber karbon dalam tanah, kompos yang diaplikasikan
akan mengalami proses dekomposisi dan menyumbangkan sejumlah karbon
C-organik (%)
. 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 Kontrol
biokom-31
biokom-22
Gambar 1. Rata-rata nilai karbon organic tanah akibat pupuk trichokompos Pemberian beberapa komposisi pupuk Trichokompos Chromolaena plus meningkatkan kandungan air tanah secara signifikan dibandingkan dengan tanpa perbedaan yang signifikan. namun pada perlakuantrichokompos 04 menunjukkan kelembaban yang relatif tinggi dibandingkan perlakuanlainnya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai mencapai optimum dan pada saat itu kontribusi pupuk trihokompos dengan komposisi berbeda sudah terlihat. Tidak
Kadar air (%)
40,00 30,00
biokom-13
pemberian beberapa komposisi
pemberian pupuk trichokompos. Kelembaban tanah antara perlakuan trichokompos 31; 22 dan 13 terlihat tidak begitu menunjukkan berbedanya kandungan air tanah pada perlakuan tiga komposisi trichokompos diduga akibat sumbangan bahan organik yang relatif tidak berbeda dan porositas tanah yang juga relative sama, sehingga kemampuan mempertahankan air tanah juga relative tidak berbeda. jumlah total ruang pori akan semakin kecil berat volumenya
32,00
31,92
biokom-31
biokom-22
30,39
22,43
20,00 10,00 0,00
Kontrol
biokom-13
.
Gambar 2. Kelembaban tanah akibat Trichokompos Chromolaena Plus
04
pemberian beberapa komposisi pupuk
Ajidirman., dkk: Ameliorasi Lahan Kering Terdegradasi Dengan Beberapa Trichompos Chromolaena Plus dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Kedelai
Bobot
volume (g/cm³ )
Hasil analisis data bobot volume tanah (Gambar. 3) menunjukkan bahwa pemberian pupuk trichokompos menurunkan bobot volume tanah secara signifikan dibandingkan tanpa pemberian
1,22 1,21 1,20 1,19 1,18 1,17 1,16 1,15 1,14
pupuk trichokompos. Bobot volume tanah akibat pemberian pupuk trichokompos - 04 trichokompos - 13 nyata lebih rendah dibandingkan dengan
1,22 1,20
1,17
Kontrol
biokom-31
biokom-22
1,17
biokom-13
Gambar 3. Bobot volume tanah akibat pemberian beberapa komposisi pupuk trichokompos chromolaena plus perlakuan lainnya. Secara keseluruhan terlihat perlakuan pupuk trichokompos10 ton/ha memberi bobot lebih rendah dibandingkan kontrol. Penurunan bobot volume tanah ini kemungkinan karena pupuk trichokompos yang diberikan menyumbangkan bahan organik ke dalam tanah, bahan organik yang telah terdekomposisi menghasilkan asam-asam organik yang berperan sebagai penyemen agregat tanah, selanjutnya tanah akan menjadi sarang sehingga bobot volume tanah menjadi rendah. Porositas tanah merupakan perbandingan antara volume ruangpori (makro/mikro) dengan volume total contoh tanah. Pori makro berfungsi sebagai tempat lalu lintas air dan udara, sedangkan pori mikro berfungsi menyimpan air. Pemberian pupuk organik trichokompos meningkatkan total ruang
pori tanah secara signifikan dibandingkan tanpa pemberian pupuk trichokompos. Gambar 4. menunjukkan bahwa total ruang pori tanah akibat aplikasi pupuk bioorganik komposisi Trichokompos Chromolaena - 22 dan Trichokompos Chromolaena 13 nyata lebih tinggi dibandingkan pemberian Trichokompos dengan komposisi 13. Hal ini sejalan dengan bobot volume tanah akibat aplikasi pupuk trichokompos Chromolaena Plus, terjadi penurunan bobot volume tanah secara signifikan dibandingkan dengan control. Porositas tanah merupakan perbandingan antara volume ruangpori (makro/mikro) dengan volume total contoh tanah. Pori makro berfungsi sebagai tempat lalu lintas air dan udara, sedangkan pori mikro berfungsi menyimpan air.
05
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
1,22
volume (g/cm³ )
1,22
1,20
1,20
1,17
1,17
1,18
Bobot
1,16 1,14
Kontrol
biokom-31
biokom-22
biokom-13
Gambar 4. Total ruang pori tanah akibat pemberian beberapa komposisi pupuk Trichokompos Chromolaena Plus Pemberian pupuk biorganik meningkatkan total ruang pori tanah secara signifikan dibandingkan tanpa pemberian pupuk trichokompos. Gambar 4 menunjukkan bahwa total ruang pori tanah akibat aplikasi pupuk trichokompos Trichokompos Chromolaena 13 dan Trichokompos Chromolaena 04 nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Hal ini sejalan dengan bobot volume tanah akibat aplikasi pupuk trichokompos dimana semakin rendah bobot volume tanah semakin sarang tanahnya yang ditunjukkan oleh porositas tanah yang semakin tinggi.
Sedangkan pemberian pupuk trichokompos Chromolaena 40; 31 dan 22 tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol. Komponen agronomis tanaman kedelai akibat pemberian pupuk organik TrichokomposChromolaena plus Hasil analisis data tinggi tanaman pada minggu II sampai VI setelah tanam yang disajikan pada Gambar 4., menunjukkan bahwa perlakuan pupuk organik Trichokompos Chromolaena plus beberapa pupuk bioorganik berpengaruh terhadap laju pertumbuhan tanaman.
80
Kontrol
40
Biokompos 31
20
Biokompos 22
0
Biokompos13
Tinggi tanaman (cm)
60
I
II
III Minggu keIV-
V
VI
. Gambar 5. Tinggi tanaman kedelai akibat pemberian beberapa formula Trichokompos Chromolaena Plus
06
pupuk
Ajidirman., dkk: Ameliorasi Lahan Kering Terdegradasi Dengan Beberapa Trichompos Chromolaena Plus dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Kedelai
Pertambahan tinggi tanaman akibat perlakuan menunjukkan pebedaan pada minggu III setelah tanam, dan terus meningkat sampai VIII MST (minggu setelah tanam). Laju pertumbuhan tanaman yang terbaik ditunjukkan perlakuan pupuk Trichokompos chromolaena 04, diikuti Trichokompos chromolaena 40, 31 dan 22 serta13. Pertumbuhan tanaman kedelai yang baik ini diduga karena pupuk trichokompos
yang diberikan telah memberikan sumbangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga tanaman bisa tumbuh lebih baik. Di samping itu kemungkinan karena pupuk trichokompos yang diberikan sudah dapat mempebaiki lingkungan tumbuh tanaman melalui peningkatan pH tanah dan penurunan kandungan Al-dd tanah, sehingga pada gilirannya menyebabkan pertumbuhan tanaman kedelai menjadi lebih baik.
Tabel 1. Jumlah cabang primer, jumlah cabang produktif, umur berbunga dan umur panen tanaman kedelai akibat pemberian beberapa komposisi pupuk Trichokompos Chromolaena Plus Cabang Perlakuan
Cabang primer
Umur berbunga
Umur panen
produktif
kontrol
3.75 a
3.17 a
38,2 a
89.0 a
Biokompos 31
4.42 b
4.29 b
44.0 b
92.6 b
Biokompo22
4.79 b
4.46 b
42.3 c
93.0 b
Biokompo 13
5.63 b
5.46 b
43.2 d
90.3 b
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5 %.
Tabel 1. memperlihatkan bahwa pemberian beberapa komposisi pupuk Trichokompos chromolaena berpengaruh nyata terhadap komponen agronomis tanaman. Pemberian beberapa komposisi trichokomposchromolaena meningkatkan jumlah cabang primer dan jumlah cabang produktif dibandingkan tanpa pemberian pupuk bioorganik. Namun antar pupuk trichokompos dengan komposisi berbeda juga menunjukkan perbedaan satu sama lainnya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pemberian pupuk Trichokompos chromolaena dengan komposisi berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap umur berbunga dan umur panen tanaman kedelai (Tabel 1). Pemberian pupuk Trichokomposchromolaena pada
beberapa komposisi diduga menyebabkan ketersediaan hara di dalam tanah meningkat sehingga dapat diserap tanaman. Tanaman yang tumbuh pada kondisi tanah yang memiliki hara yang cukup akan menghasilkan pertumbuhan vegetatif dan generatif yang baik. Berdasarkan analisis data penelitian yang disajikan pada Tabel 3, diketahui bahwa perlakuan beberapa komposisi pupuk Trichokompos chromolena mampu meningkatkan jumlah polong berisiper tanaman kedelai secara signifikan dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk bioorganik. Pupuk trichokompos chromolena - 04 dan trichokompos chromolena - 40 memberi hasil polong berisi tertinggi, diikuti berturut-turut oleh perlakuan trichokompos chromolena 22, 07
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
13 dan 31. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu, yang dilaporkan Logah et al., (2011) bahwa aplikasi pupuk kandang ayam meningkatkan karbon organik dalam
tanah dan berkorelasi positif dengan hasil tanaman, aplikasi pupuk kandang ayam meningkatkan hasil jagung dan hasil jagung kedelai pada sistem intercropping.
Tabel 2. Jumlah polong berisiper tanaman dan jumlah polong hampa per tanaman akibat pemberian beberapa komposisi pupuk trichokompos chromolena plus Perlakuan
JumlahPolong /tanaman
polonghampa/tanaman
Kontrol
138,93 a
25,23 a
Biokompos 31
211.20 c
21.83 b
Biokompo 22
182,71 b
23.29 ab
Biokompos 13
182,10 d
25.91 a
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT 5 %. Pemberian beberapa komposisi pupuk trichokompos chromolaena berpengaruh nyata terhadap bobot biji per tanaman, sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Bobot biji kedelai per tanaman tertinggi adalah pada perlakuan pupuk trichokompos chromolena 04 dantrichokompos chromolena-40. Secara keseluruhan terlihat bahwa pemberian pupuk trichokompos chromolena meningkatkan bobot biji kedelai per tanaman. Secara keseluruhan terlihat bahwa pemberian pupuk bio kompos meningkatkan bobot biji kedelai per tanaman. Dalam hal ini, kompos berperan memperbaiki sifat fisik tanah yang menyebabkan pertumbuhan akar menjadi lebih baik sehingga unsur hara mudah diserap oleh akar.
08
Aplikasi kompos pada penelitian ini tidak disertai dengan pengapuran. Aplikasi kompos dapat meningkatkan pH tanah dan mampu meningkatkan kandungan unsur hara tersedia dalam tanah (Zarea et al., 2011) dan mengikat Al di tanah masam (Willert dan Stehouwer 2003). Kompos di dalam tanah akan mengalami dekomposisi dan hasil dekomposisi akan menghasilkan asam organik yang dapat mengikat Al (Wahyudin 2006; Manna et al., 2007). Bahan organik yang terkandung dalam kompos merupakan sumber karbon untuk pertumbuhan mikroba sehingga aktivitas mikroba akan meningkat dan berdampak positif terhadap proses mineralisasi unsur hara sehingga ketersediaan unsur hara bagi tanaman meningkat.
Ajidirman., dkk: Ameliorasi Lahan Kering Terdegradasi Dengan Beberapa Trichompos Chromolaena Plus dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Kedelai
Gambar 5. Bobot kering biji kedelai akibat pemberian beberapa komposisi pupuk Trichokompos Chromolaena Plus Sebagaimana dijelaskan sebelum nya, bahwa pupuk trichokompos chromolaena dengan beberapa komposisi akan mampu meningkat bobot biji kedelai. Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya, penelitian Olaniyiet al., (2009) menunjukkan bahwa aplikasi kompos
terlepas dari metode pengomposan meningkatkan hasil dan hasil komponen tanaman.,seperti yang dilaporkan oleh peneliti lain bahwa pupuk organik dalam bentuk kompos meningkatkan komponen agronomis tanaman (Akanbiet al., 2005; dan Olaniyi dan Akanbi, 2008). 3.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data pada saat tanaman belum berpdoduksi maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pemberian pupuk organik tricho kompos chromolaena plus meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai, jumlah cabang primer dan cabang produktif, serta meningkatkan umur berbunga dan umur panen tanaman kedelai. 2. Pemberian pupuk organic trichokompos trichokompos chromolena plus.
Meningkatkan kandungan C- organik tanah, kadar air tanah, menurunkan bobot volume tanah dan meningkatkan total ruang pori tanah. 4. Pemberian pupuk organik trichokompos chromolaena plus meningkatkan jumlah polong pertanaman, menurunkan jumlah polong hampa dan meningkatkan bobot biji kedelai dibandingkan kontrol.. Saran Berdasarkan hasil penelitiaan yang telah dilakukan, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan pada lokasi yang berbeda dan pada musim yang berbeda.
09
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains
DAFTAR PUSTAKA Endriani.2012. Kontribusi Trichokom pos Janjang Kosong Kelapa Sawit terhadap Perbaikan Beberapa Sifat Fisika Ultisol Menuju Pertanian Produktif dan Berkelanjutan. Dalam Prosiding Seminar Nasional dan Rapat Tahunan Dekan Bidang IlmuGrossman, J.M., M.E. Schipanski, T. Sooksanguan, S. Seehaver, L.E. Drinkwater. 2011. Diversity of rhizobia in soybean [Glycine max (Vinton)] nodules varies under organic and conventional management. Appl. Soil Ecol. 50:1420. Kastono, D. 2005. Tanggapan pertumbuhan dan hasil kedelai hitam terhadap penggunaan pupuk organic dan biopestisida gulmasiam (Chromolaenaodorata). Ilmu Pertanian 12 (2) : 103 – 116 Manna, M.C., A. Swarup, R.H. Wanjari, B. Mishra, D.K. Shahi. 2007. Longterm fertilization, manure and liming effects on soil organic matter and crop yields. Soil Till. Res. 94:397409. Olabode, O. Sola, W.B. Akanbi, G.O. Adesina and P.A. Babajide .2007. Evaluation of Tithonia diversifolia (Hemsl.)A Gray for Soil Improvement.World Journal of Agricultural Sciences 3 (4): 503-507 Olaniyi, J.O., Akanbi, W.B., Olabiyi, T.I. and Akpede O.E. 2009. Effect of different methods of Chromolae naodorata compost preparation on the growth and yield of cucumber (Cucumis sativa) in southwestern Nigeria. Journal of Applied Biosciences 22: 1289 - 1293. Quansah C. ; Fening J. O.; Ampontuah E. O.; Afreh D ; Amin A. ; 2001. Potential Of Chromolaenaodorata, 010
ilmuPertanian BKS PTN Wilayah Barat di FakultasPertanian USU Medan, Tanggal 3 s.d 5 April 201 Jamilah. 2006 a. Pemberdayaan ultisol dengan pupuk hijau, fosfat alam, SP36, dan CMA untuk tumpangsari jagung dan jahe. Disertasi Doktor, PPs Universitas Andalas Padang. 250 hal. Panicum maximum and Pueraria phaseoloides as nutrient sources and organic matter amendments for soil fertility maintenance in Ghana. Biological agriculture & horticulture J. 19 (2) : 101-113 (16 ref. Suntoro, Syekhfani, Handayanto, E., danSumarno (2001). Penggunaan bahan pangkasan ‘Kirinyu’ (Chromolaena odorata) dan ‘Gamal’ (Gliricidia sepium) untuk meningkatkan ketersediaan P, K, Ca dan Mg pada Ozic Dystrundept. Agrivita 23 (1) 20-26. Wahyudin, U.M. 2006.Pengaruh pemberian kapur dan kompossisa tanaman terhadap aluminium dapat ditukar dan produksi tanaman kedelai pada tanah Vertic Hapludult dari Gajrug, Banten. Bul. Agron. 34:141-147. Willert, F.J., R.C. Stehouwer. 2003. Compost, limestone, and gypsum effect on calsium and aluminium transport in acidic minespoil. Soil Sci. Soc. Am. J. 67:778-786. Zarea, M.J., N. Karimi, E.M. Goltapeh, A. Ghalavand. 2011. Effect of cropping systems and arbuscularmycorrhizal fungi on soil microbial activity and root nodule nitrogenase. Saudi Soc. Agric. Sci. 10:109-120