ANALISIS POTENSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH DI WILAYAH KOTA MEDAN
TESIS
Oleh ALWI REZA NASUTION 047017003/Akt
S
C
N
PA
A
S
K O L A
H
E
A S A R JA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
ANALISIS POTENSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH DI WILAYAH KOTA MEDAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh ALWI REZA NASUTION 047017003/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: ANALISIS POTENSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH DI WILAYAH KOTA MEDAN : Alwi Reza Nasution : 047017003 : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Muslich Lufti, MBA) Ketua
Ketua Program Studi
(Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) Anggota
Direktur
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir.T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Tanggal lulus: 19 September 2006
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Telah diuji pada Tanggal: 19 September 2006
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Dr. Muslich Lufti, MBA
Anggota
: 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak 2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS. MBA. Ak 3. Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak 4. Drs. Idhar Yahya, MBA. Ak
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
ANALISIS POTENSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP BANK SYARIAH DI WILAYAH KOTA MEDAN Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, September 2006 Yang membuat pernyataan,
Alwi Reza Nasution
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji serta memberikan bukti empiris mengenai potensi dan preferensi masyarakat terhadap bank syariah di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode sampel dengan jumlah sampel sebanyak 340 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua golongan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan oleh enumerator yang berjumlah 5 orang kepada para responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari pihak-pihak terkait. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Butir-butir pertanyaan yang terdapat dalan kuesioner tersebut sebelumnya telah dilakukan uji validitas untuk mengukur tingkat ketehandalan atau kesahihan dari setiap pertanyaan. Dengan menggunakan metode pearson product moment didapat nilai correlated item correlation dari masing-masing variabel > dari nilai r sebesar 0,098 (dF=300-2;0,05). Selain dilakukan uji validitas, butir-butir pertanyaan tersebut juga dilakukan uji reabilitas. Untuk melakukan uji realibilitas maka digunakan uji alpha cronbach. Dengan menggunakan program SPSS versi 11.0, didapat nilai alpha cronbach dari masing-masing variabel > dari nilai r sebesar 0,098 (dF=300-2;0,05). Hasil penelitian untuk pengujian seluruh sampel didapat bahwa potensi masyarakat kota medan dari segi demografi diketahui bahwa sampel terbanyak memiliki tingkat pendidikan maksimal Strata-1 dengan jumlah sebanyak 187 orang responden atau sebesar 55% dari seluruh responden, beragama Islam sebanyak 268 orang responden (78%), selain itu sebanyak 200 orang responden berjenis kelamin laki-laki, dan juga sampel terbanyak memiliki umur 27 tahun (8,2%). Dari segi ekonomi sebanyak 159 responden atau 46% yang dijadikan sampel mengaku bekerja pada sektor pemerintahan dengan tingkat penghasilan berkisar antara 1,5 hingga 5 juta rupiah. Sebanyak 141 orang responden yang dijadikan sampel mengaku telah menikah namun belum memiliki anak sebanyak 141 orang atau sebanyak 41% dari keseluruhan responden, dan menjalani kehidupan sehari-hari berdasarkan pada norma-norma agama yang diyakini. Sementara itu preferensi masyarakat kota medan terhadap bank syariah dari seluruh responden yang dijadikan sampel sebanyak 17 orang atau 5% mengaku berhubungan dengan bank syariah karena keuntungan yang tidak didapatkan di bank konvensional. Selain itu sebanyak 58 orang responden atau 17,1% mengaku mendapatkan informasi yang lebih dari bank syariah dibanding dengan bank konvensional. Sementara itu dari segi kompatibilitas, kompleksitas dan triabilitas sebanyak 155 orang atau 45,6% responden mengaku bank syariah cocok diterapkan di wilayah Kota Medan, karena bank syariah juga terlibat dalam hal-hal yang bersifat sosial. Dengan menggunakan analisis regresi logistik didapat faktor yang paling dominan mempengaruhi responden dalam menabung dibank syariah adalah faktor pekerjaan, hal ini ditunjukkan dengan derajat signifikansi sebesar 0,552. Sementara itu dalam hal memperoleh pembiayaan faktor yang paling dominan
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
berpengaruh adalah faktor kompleksitas dari perbankan syariah, dengan derajat signifikansi sebesar 0,961. Kata Kunci: Potensi, Preferensi, Kota Medan, Bank Syariah, Masyarakat.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
ABSTRACT
This Research aim to analyse, test and also give the empirical evidence hit the potency and preferency society to islamic bank in Kota Medan. This Research use the method sampel with the amount sampel as much 340 people. Data used in this research is divided to become two faction that is data of primary and data sekunder. Primary data obtained by using kuesioner alloted by enumerator amounting to 5 people to all responder, while data sekunder obtained from party - related parties. This research use kuesioner as research instrument. Item questions which is there are in kuesioner previously have been conducted by a validity test to measure the validity dan reability from each question. By using method of pearson product moment got value of correlated of item correlation from each variables > from value r of tables of equal to 0,098 (dF=300-2;0,05). Besides conducted by validity test, the question items is also conducted by realibility test. To conduct the reability test is used by test of alpha cronbach. By using program of SPSS version 11.0, got value of alpha cronbach from each variable > from value of r tables wich is equal to 0,098 (dF=300-2;0,05). Result of research for the examination of all sampel got that potency of medan community from demography facet known that most of the sampel has maximal education level of Strata-1 with the amount as much 187 responder people or equal to 55% from all responder, believe in the Islam as much 268 responder people (78%), others as much 200 people of responder are men, most of responder is 27 year old (8,2%). From economic facet as much 159 responder or 46% taken as sampel confess to put hand to the governance sector with the production level range from 1,5 till 5 million rupiah. As much 141 responder people of taken as sampel confess have married but not yet owned the child as much 141 people or as much 41% from overall of responder, and experience the life every day pursuant to religion norm believed. Meanwhile preference of Medan community to islamic bank, from all responder which is being sample as much 17 people or 5% confessing relate to the islamic bank because of the advantage which is not got in conventional bank. Others as much 58 responder people or 17,1% confessing get more information from islamic bank than conventional bank. Meanwhile from facet kompatibilitas, complexity and triabilitas as much 155 people or 45,6% responder confess the applied of islamic bank compatible in Kota Medan, because islamic bank is also involved in public and social matter. By using analysis of regresi logistics got a most of dominant factor influence the responder in saving in islamic bank work factor, this matter is shown with the degree of significant equal to 0,552. Meanwhile in the case of obtaining, most dominant factor defrayal have an effect on is complexity factor from islamic banking, with the degree of significant equal to 0,961 Keywords: Potency, Preferency, Medan City, Islamic Bank, Society. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, karena hanya atas karunia-Nya tesis yang berjudul “Analisis Potensi dan Preferensi Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Kota Medan” ini dapat terselesaikan, dan juga kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dengan kata “Iqra” Beliau telah membawa semua ummatnya ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dalam penyelesaian tesis ini, penulis banyak menerima bantuan serta dorongan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada: 1.
Ayahanda H. Sutan Nasution dan Ibunda Hj. Arwati Lubis yang telah memberikan semua kasih sayang dan doanya dengan tulus. Adinda Fany Andaruri Nasution dan Nurul Wardani Lubis yang telah terlibat dalam proses pembuatan tesis ini.
2.
Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Chairuddin P Lubis, DTM&H, Sp.A(K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Studi Ilmu Akuntansi.
3.
Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
4.
Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak dan Dra. Sri Mulyani MBA, Ak selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan arahan dan tuntunannya selama ini.
5.
Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA dan Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah berusaha mencurahkan seluruh pengetahuan dan pengalamannya selama proses bimbingan.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
6.
Rekan-rekan angkatan VII Program Studi Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera Utara yang banyak membantu selama proses perkuliahan, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, kritik maupun saran penulis
harapkan dari pembaca. Semoga tesis ini dapat bermanfaat.
Medan,
September 2006 Penulis
Alwi Reza Nasution
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI Nama
: Alwi Reza Nasution
Tempat/Tgl Lahir
: Jambi/31 Januari 1981
Alamat
: Komp. Puri Tanjung Sari II No. 6 Medan
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Status
: Belum Menikah
Tinggi Badan
: 176 Cm
Berat Badan
: 66 Kg
Kewarganegaraan
: Indonesia
Telepon/Hp
: (061) 8221812/ 0819-857891
II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN 1987 – 1993
: Lulus SD Xaverius 1 Jambi
1993 – 1996
: Lulus SMP Xaverius 1 Jambi
1996 – 1999
: Lulus SMU Xaverius 1 Jambi
1999 – 2003
: Lulus Program Sarjana Akuntansi (S1) Universitas Sumatera Utara
2004 – 2006
: Lulus Sekolah Pascasarjana Ilmu Akuntansi (S2) Universitas Sumatera Utara
III. LATAR BELAKANG PEKERJAAN 2003 – 2005
: Staff Akuntansi PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk, Cabang Medan
2005 – September 05 : Account Officer PT. Bank Syariah Mandiri, KCU Medan 2005 – Sekarang
: Customer Service PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk, Cabang Medan Balaikota
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK.. ........................................................................................... ................ i ABSTRACT ..................................................................................................... ......iii KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vi DAFTAR ISI........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ..................................................................................................x DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv BAB I
PENDAHULUAN................................................................................1 1.1. Latar Belakang.............................................................................1 1.2. Rumusan Masalah .....................................................................11 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................11 1.4. Manfaat Penelitian .....................................................................11
BAB II
LANDASAN TEORITIS ..................................................................13 2.1. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam ..................................................13 2.2. Bank Syariah..............................................................................17 2.3. Prinsip Bank Syariah .................................................................19 2.3.1. Prinsip Utama ..................................................................19 2.3.2. Sistem Operasional Bank Syariah ...................................24
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
2.4. Keterbukaan Informasi ..............................................................35 2.5. Kompleksitas, Kompabilitas dan Triabilitas Perbankan Syariah .....................................................................................41 2.6. Medan Sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara .....................48 2.7. Review Penelitian Sebelumnya .................................................57 2.8. Kerangka Konseptual Penelitian................................................59 BAB III
METODE PENELITIAN .................................................................62 3.1. Jenis Penelitian ..........................................................................62 3.2. Data Penelitian...........................................................................63 3.2.1. Jenis dan Sumber Data.....................................................63 3.2.2. Pengumpulan Data...........................................................64 3.2.3. Tempat Penelitian ............................................................65 3.3. Populasi dan Sampel .................................................................66 3.3.1. Populasi............................................................................66 3.2.2. Sampel .............................................................................66 3.4. Instrumen Penelitian ..................................................................68 3.4.1. Uji Validitas.....................................................................68 3.4.2. Uji Realibilitas .................................................................71 3.5. Variabel Penelitian.....................................................................72 3.6. Analisis Data..............................................................................74
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ......................................76 4.1. Potensi Masyarakat Kota Medan ...............................................76 4.1.1. Karakteristik Responden..................................................76 4.2. Preferensi Masyarakat terhadap Bank Syariah ..........................80 4.2.1. Preferensi terhadap Keuntungan Relatif..........................80 4.2.2. Preferensi terhadap Keterbukaan Informasi ....................91 4.2.3. Preferensi terhadap Kompatibilitas, Kompleksitas, dan Triabilitas .........................................................................95 4.3. Analisis Logistik Regressi .......................................................103 4.3.1. Keinginan Masyarakat Menabung .................................103 4.3.2. Keinginan Masyarakat Memperoleh Pembiayaan .........105
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................109 5.1. Kesimpulan ..............................................................................109 5.2. Keterbatasan Penelitian ...........................................................113 5.3. Saran ....................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 115
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
DAFTAR TABEL
No
Judul
Halaman
1.1.
Bank Syariah di Kota Medan ....................................................... ...... 9
1.2.
Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Medan (Trilliun Rp) .... 10
2.1.
Penelitian Terdahulu .................................................................... .... 57
2.2.
Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya................................... .... 58
3.1.
Jenis dan Sumber Data ................................................................. .... 63
3.2.
Proses Pengumpulan Data............................................................ .... 64
3.3.
Lokasi Penelitian (Kecamatan Objek Penelitian) ........................ .... 65
3.4.
Uji Validitas ................................................................................. .... 69
3.5.
Uji Reliabilitas ............................................................................. .... 71
4.1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................. .... 76
4.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ...................... .... 77
4.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Agama............................. .... 77
4.4.
Kelompok Pendapatan Responden di Kota Medan...................... .... 78
4.5.
Kelompok Pekerjaan Responden di Kota Medan ........................ .... 79
4.6.
Preferensi Masyarakat terhadap Kepedulian terhadap Bagi Hasil.... 80
4.7.
Preferensi Masyarakat terhadap Beda Bagi Hasil dengan Bunga .... 81
4.8.
Preferensi Masyarakat terhadap Beda Bagi Hasil Kredit dengan Suku Bunga Kredit ...................................................................... .... 81
4.9.
Preferensi Masyarakat terhadap Jaringan yang Masih Sedikit .... .... 82
4.10. Preferensi Masyarakat terhadap Beda Bagi Hasil Produk Dana Bank Syariah dan Bank Konvensional ............................... .... 82 4.11. Preferensi Masyarakat terhadap Beda Bagi Hasil Produk Pembiayaan Bank Syariah dan Bank Konvensional .................... .... 83 4.12. Preferensi Masyarakat terhadap Proses Pembukaan Produk Dana Bank Syariah....................................................................... .... 83 4.13. Preferensi Masyarakat terhadap Proses Pemberian Pembiayaan Bank Syariah................................................................................ .... 84
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
4.14. Preferensi Masyarakat terhadap Pencairan Dana Lebih Cepat Lebih Diminati Dibandingkan Suku Bunga yang Rendah ......... .... 84 4.15. Preferensi Masyarakat terhadap Performance Kedepan Bank Syariah Dibandingkan Bank Konvensional........................ .... 85 4.16. Preferensi Masyarakat terhadap Operasionalisasi Berdasarkan Prinsip Syariah ............................................................................. .... 86 4.17. Preferensi Masyarakat terhadap Pasar Bank Syariah Tidak Hanya Umat Muslim.......................................................... .... 86 4.18. Preferensi Masyarakat terhadap Prinsip Syariah Merupakan Hal yang Tidak Asing .................................................................. .... 87 4.19. Preferensi Masyarakat terhadap Kepedulian Penggunaan Prinsip Syariah ............................................................................. .... 87 4.20. Preferensi Masyarakat terhadap Kebutuhan Sosialisasi Prinsip Syariah ............................................................................. .... 88 4.21. Preferensi Masyarakat terhadap Penggunaan Prinsip Syariah yang Kurang Tepat....................................................................... .... 88 4.22. Preferensi Masyarakat terhadap Prinsip Wadiah ......................... .... 89 4.23. Preferensi Masyarakat terhadap Prinsip Mudharabah.................. .... 89 4.24. Preferensi Masyarakat terhadap Prinsip Murabahah.................... .... 90 4.25. Preferensi Masyarakat terhadap Prinsip Ijarah ............................ .... 90 4.26. Preferensi Masyarakat terhadap Kemudahan Informasi .............. .... 91 4.27. Preferensi Masyarakat terhadap Informasi Laporan Keuangan Merupakan Indikator Sehatnya Sebuah Bank.............................. .... 92 4.28. Preferensi Masyarakat terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Sebagai Alasan Mengikuti Laporan Keuangan........... .... 92 4.29. Preferensi Masyarakat terhadap Kemudahan Informasi Jumlah Dana yang Terhimpun dari Pihak Ketiga ........................ .... 93 4.30. Preferensi Masyarakat terhadap Kemudahan Informasi Jumlah Dana yang Disalurkan Kepada Pihak Ketiga .................. .... 93 4.31. Preferensi Masyarakat terhadap Informasi Perkembangan Aset . ... 94 4.32. Preferensi Masyarakat terhadap Kemudahan Informasi tentang Zakat yang Disalurkan oleh Bank Syariah ...................... .... 94 4.33. Preferensi Masyarakat terhadap Keingintahuan Porsi Bagi Hasil .... 95
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
4.34. Preferensi Masyarakat terhadap Bank Syariah Identik dengan Bagi Hasil..................................................................................... .... 96 4.35. Preferensi Masyarakat terhadap Bagi Hasil Hanya cocok untuk Bank Syariah ...................................................................... .... 96 4.36. Preferensi Masyarakat terhadap Bank Syariah yang Sangat Cocok dengan Masyarakat Indonesia........................................... .... 97 4.37. Preferensi Masyarakat terhadap Bank Syariah Tidak Hanya Cocok untuk Ummat Islam Saja .................................................. .... 97 4.38. Preferensi Masyarakat terhadap Kesesuaian Janji akan Janji Bagi Hasil dengan Kenyataan yang ada....................................... .... 98 4.39. Preferensi Masyarakat terhadap Menabung di Bank Syariah Sekaligus Bersedekah .................................................................. .... 98 4.40. Preferensi Masyarakat terhadap Menabung di Bank Syariah Sekaligus Mengatasi Masalah Sosial ........................................... .... 99 4.41. Preferensi Masyarakat terhadap Investasi yang Diberikan Bank Syariah Hanya Kepada yang Bersifat Halal Saja ............... .... 99 4.42. Preferensi Masyarakat terhadap Semua Transaksi di Bank Konvensional Tidak Dapat Semua Dilakukan di Bank Syariah .. .. 100 4.43. Preferensi Masyarakat terhadap Kemudahan Memperoleh Informasi tentang Prinsip Syariah................................................ .. 101 4.44. Preferensi Masyarakat terhadap Sosialisasi yang Masih Jarang Dilakukan oleh Bank Syariah ........................................... .. 101 4.45. Preferensi Masyarakat terhadap Jumlah Bank Syariah yang Masih Sedikit ............................................................................... .. 102 4.46. Preferensi Masyarakat terhadap Sulitnya Informasi tentang Produk Bank Syariah ................................................................... .. 102
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
1.1
Peta Kota Medan ....................................................................................6
2.1
Alur Operasional Bank Syariah ...........................................................25
2.2
Kerangka Konseptual Penelitian ..........................................................59
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1.
Judul
Halaman
Kuesioner Penelitian ..........................................................................119
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Sebagai negara dengan kuantitas penduduk muslim terbesar di dunia, institusi
perbankan di Indonesia dituntut untuk dapat mengoperasionalkan sistem perbankan yang berbasiskan kepada syariah Islam. Meskipun agak terlambat, setelah beberapa dekade diambangkan oleh kaum ulama dan pemerintah tentang persoalan halal dan haramnya bunga dalam perbankan, tahun 1992 dikeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang merupakan tonggak legalitas diadopsinya perbankan syariah dalam sistem perbankan di Indonesia. Peraturan ini kemudian diperbaiki dengan UU No. 10 Tahun 1998, lalu UU No. 23 Tahun 1999 dan terakhir dengan UU No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Sampai saat ini, perkembangan perbankan syariah sangat pesat baik dari segi jumlah usaha, kantor, penghimpunan dan pembiayaan, maupun ragam produknya. Meskipun pertumbuhan jaringan kantor bank syariah di Indonesia relatif cepat, namun kontribusi perbankan syariah terhadap perbankan nasional masih relatif kecil, sampai dengan akhir tahun 2005 total aset perbankan syariah baru mencapai 1,46 % dari total aset perbankan nasional (Bank Indonesia, 2005). Berbagai langkah dilakukan oleh berbagai pihak untuk terus meningkatkan kualitas operasional
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
perbankan syariah yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kepercayaan para pengguna jasa perbankan syariah (Bank Indonesia, 2005). Sejak tahun 1992, mulai beroperasi apa yang dimaksud dengan dual banking system di Indonesia. Perbankan konvensional yang menerapkan bunga berjalan berdampingan dengan perbankan syariah yang mendasarkan kepada sistem bagi hasil. Struktur kebijakan seperti ini merupakan opsi yang realistis, karena saat ini struktur berpikir di tengah masyarakat juga demikian. Struktur pengetahuan dan preferensi masyarakat yang sudah terbangun sejak lama tentu saja tidak mudah untuk diarahkan kepada hanya perbankan yang berasaskan syariah Islam. Dengan alasan itu, penelitian ini dirasa penting untuk mengungkapakan bagaimana sikap masyarakat saat ini, serta bagaimana strateginya untuk diubah agar lebih menerima perbankan syariah. Meskipun perbankan syariah dikenal belum lama, adalah hal yang menarik untuk dipelajari bagaimana karakteristik masyarakat yang selama ini telah mengadopsi perbankan syariah. Apakah karakteristik tersebut bersifat khas, dan apakah mereka merupakan pasar yang potensial. Penelitian tentang perilaku, karakteristik, dan preferensi masyarakat terhadap bank syariah khususnya di Indonesia masih sangat terbatas. Namun penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Wibisana dkk, (1999) di Jawa Timur secara sederhana dapat memberikan gambaran tentatif tentang perilaku dan preferensi masyarakat terhadap bank syariah. Penelitian lain tentang masalah yang sama juga
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
pernah dilakukan di negara Jordan oleh Erol dan El-Bdour (1989) dan El-Bdour (1984) (Bank Indonesia, 2000). Studi pendahuluan preferensi masyarakat tentang BPR syariah di Jawa Timur menunjukkan adanya keberagaman preferensi masyarakat terhadap bank syariah. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ada indikasi bahwa masyarakat belum memahami keberadaan bank syariah. Temuan penelitian tersebut sebetulnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh Erol dan El-Bdour (1989). Hasil penelitian yang dilakukan di Jordan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat sebetulnya lebih berorientasi kepada profit daripada agama. Dengan kata lain, motivasi pada profit merupakan faktor dominan yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk memilih bank syariah, bukan berdasarkan pada motivasi agama (Bank Indonesia, 2000). Apa yang diungkapkan di atas merupakan sebuah gambaran tentang preferensi masyarakat terhadap bank syariah. Penelitian yang lebih mendalam dan lengkap masih sangat diperlukan untuk mengetahui preferensi masyarakat terhadap bank syariah. Penelitian tentang Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah tahun 2000 lalu, mengungkapkan banyak hal, penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan beberapa Lembaga Penelitian Universitas Negeri di Pulau Jawa, seperti Pusat Pengkajian Bisnis dan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya dan Pusat Penelitian Kajian Pembangunan Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, menunjukkan, bahwa kualitas pelayanan dan kedekatan lokasi bank dari pusat kegiatan merupakan faktor dominan yang Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
mempengaruhi pereferensi masyarakat Jawa Timur untuk menggunakan jasa bank syariah. Sementara, masyarakat Jawa Tengah lebih didominasi oleh pertimbangan keagamaan dalam menggunakan jasa bank syariah (Bank Indonesia, 2000). Temuan tersebut diperkuat dengan informasi bahwa masyarakat non-nasabah bank syariah yang diberi penjelasan sistem, produk dan jasa, serta kehalalan bank syariah memiliki kecenderungan kuat untuk memilih bank syariah. Namun sebaliknya, nasabah yang telah menggunakan jasa bank syariah, sebagian cenderung untuk berhenti menjadi nasabah karena kualitas pelayanan yang kurang baik dan atau ragu akan konsistensi penerapan prinsip syariah. Hasil penelitian itu memantapkan hasil penelitian Haron, yang menunjukkan, untuk kasus Malaysia, terdapat 40 persen dari muslim yang mempercayai bahwa agama merupakan faktor utama dari masyarakat untuk mempertahankan rekeningnya di bank syariah. Selebihnya, sekitar 60 persen muslim, masih mempertimbangkan faktor-faktor seperti kecepatan transaksi, kualitas jasa, keramahan staf, dan lokasi sebagai kriteria penting pada saat mereka menyeleksi suatu bank (Bank Indonesia, 2005). Lebih lanjut penelitian Muryani (1998) menunjukkan, alasan utama nasabah menabung di bank syariah adalah karena untuk menjalankan syariah, dan alasan kedua adalah bagi hasil. Nasabah memutuskan memilih bank syariah sebagai tempat menitipkan uangnya, lebih didorong oleh pertimbangan yang bersifat emosional (emotional motives) dibandingkan rational motives (Ramadania, 2002). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terdapat dua faktor utama yang digunakan sebagai dasar pertimbangan nasabah pada saat memilih bank syariah, yaitu kualitas penerapan prinsip syariah dan kualitas pelayanan. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Bertitik tolak dari penelitian terdahulu tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian yang sejenis dengan wilayah penelitian Kota Medan. Kota Medan sebagai ibukota dari Provinsi Sumatera Utara, dengan luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari luas keseluruhan Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah penduduk 2.036.185 jiwa (data BPS, 2005), bagian terbesar dari penduduk kota medan menganut agama Islam (66,83%) kemudian agama Kristen (21,02%), Buddha (10,40%), Hindu (0,68%) dan kepercayaan lainnya (0,07%), hal tersebut merupakan potensi yang sangat besar bagi perkembangan perbankan syariah. Secara administratif Kota Medan di sebelah Barat, Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu lintas laut paling sibuk (padat) di dunia. Secara relatif Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografisnya Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
19
NORTH SUMATERA PROVINCE
IT A TR S
DELI SERDANG REGENCY
A K LA A M
21
MEDAN
SUMATERA ISLAND
20 18
DELI SERDANG REGENCY
16 14 13
15
12
17 7
9 10 11 8 2
1
6
N 5
4 3
DELI SERDANG REGENCY DISTRICT 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun
8. Medan Polonia 9. Medan Baru 10. Medan Selayang 11. Medan Sunggal 12. Medan Helvetia 13. Medan Petisah 14. Medan Barat
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Medan Medan Medan Medan Medan Medan Medan
Timur Perjuangan Tembung Deli Labuhan Marelan Belawan
Sumber: www.deprindag.go.id
Gambar 1.1. Peta Kota Medan Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Sebagai aktivitas yang diorientasikan untuk memperoleh keuntungan secara ekonomi, kegiatan bisnis merupakan bidang yang sangat luas dan terkait dengan bidang-bidang lainnya. Perubahan kondisi atau kebijakan dalam bidang lain akan selalu mempengaruhi kondisi bisnis yang ada. Kegiatan bisnis, terlebih yang berskala besar, akan sangat dipengaruhi lingkungan nasional, budaya, hukum, politik, teknologi, hankam, dan lain-lain khususnya lingkungan makroekonomi. Kondisi saling ketergantungan tersebut merupakan alasan kuat bagi Pemerintah Kota Medan bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat, untuk selalu berusaha menciptakan iklim atau lingkungan yang kondusif bagi kegiatan bisnis di kota ini, baik bagi bisnis lokal, domestik, maupun asing. Dengan dukungan dari 21 kecamatan yang dimilikinya, Kota Medan berusaha mewujudkan lingkungan bisnis yang kondusif, pengaruh mempengaruhi antar berbagai faktor sehingga sangat multi dimensi. Untuk itulah Pemko Medan secara intens dan terus menerus selalu melakukan dialog, berinteraksi dengan seluruh kalangan dan lapisan masyarakat untuk membangun dan menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi semua pelaku bisnis tanpa diskriminatif. Sebagai salah satu kegiatan ekonomi, keberadaan lembaga keuangan, khususnya perbankan di Kota Medan dirasakan sangat strategis khususnya untuk mendukung ketersediaan modal, baik yang bersifat modal investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Rusaknya sistem perbankan sebagai akibat krisis ekonomi ternyata tidak sampai menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Salah satu indikasinya adalah terus meningkatnya simpanan dana Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
masyarakat pada perbankan, baik yang berbentuk giro, tabungan, deposito, maupun dana pihak ketiga. Indikator utama keuangan perbankan di Sumatera Utara hingga triwulan I tahun 2006 pada umumnya menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Hal ini tercermin dari laju pertumbuhan aset sebesar 18,13%. Peningkatan aset ini disebabkan karena peningkatan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh pihak perbankan selama triwulan pertama sebesar 13,68%. Sejalan dengan hal tersebut, penyaluran kredit di Sumatera Utara juga mengalami peningkatan yang cukup berarti sebesar 25,20% (Bank Indonesia, 2006). Saat ini paling tidak ada 40 bank yang beroperasi di Kota Medan, baik jenis bank umum devisa, bukan devisa, termasuk bank perkreditan rakyat (BPR). Walaupun fungsi intermidiasi perbankan sejak krisis ekonomi belum pulih sepenuhnya, namun data hingga posisi bulan Maret 2006 menunjukkan meningkatnya penggunaan fasilitas kredit perbankan secara nominal maupun pertumbuhan kreditnya oleh para pengusaha (debitur). Total kredit yang tersalur di Kota Medan per 31 Maret 2006 telah mencapai Rp 22,8 trilyun (Sumatera Utara Rp 35,86 trilyun). Kredit yang paling banyak digunakan adalah kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan konsumsi (Bank Indonesia, 2006). Perkembangan perbankan syariah di wilayah Sumatera Utara khususnya Kota Medan menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari penyebaran jumlah kantor baik sebagai kantor cabang utama, kantor cabang pembantu, maupun kantor kas yang hanya melayani transaksi penarikan dan Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
penyetoran uang nasabah. Sampai dengan Maret 2006 jumlah bank syariah yang beroperasi di wilayah Kota Medan mencapai 8 bank syariah yang digolongkan menjadi Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Nama, Jenis dan Alamat Kantor Cabang Utama dari perbankan syariah yang beroperasional di wilayah Kota Medan dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1.1. Bank Syariah di Kota Medan Nama Bank Bank Syariah Mandiri Bank Muamalat Bank Negara Indonesia Syariah Bank Rakyat Indonesia Syariah Bank Bukopin Syariah Bank Sumut Syariah BPRS Gebu Prima BPRS Al-Wasliyah
Jenis Bank Umum Syariah Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah Unit Usaha Syariah Unit Usaha Syariah Unit Usaha Syariah BPRS BPRS
Alamat Jl. Ahmad Yani No. 100 Medan Jl. Gajah Mada No. 21 Medan Jl. Gatot Subroto No. 199 - 201 Medan Jl. Gatot Subroto No. 196 Medan Jl. Letjen. S. Parman Jl. Imam Bonjol No.18 Medan Jl. Utama No.2 A Medan Jl. Sisingamangaraja No. 51 D Medan
Sumber: Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah (LPPD) Sumatera Utara, diterbitkan oleh Kantor Bank Indonesia (BI) Medan, 2006
Sampai dengan Triwulan I tahun 2006, indikator keuangan bank umum syariah yang tercermin dari pertumbuhan Assets, Kredit/Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, dan Laba/rugi apabila dibandingkan dengan triwulan I tahun sebelumnya menunjukkan kecenderungan menurun. Perkembangan indikator perbankan syariah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 1.2. Perkembangan Perbankan Syariah di Kota Medan (Trilliun Rp) Indikator Assets Credit DPK Laba
2005 I 1.05 1.07 0.67 0.02
II 1.09 1.14 0.71 0.03
III 1.23 1.22 0.69 0.05
IV 1.22 1.24 0.63 0.05
2006 I 0.95 0.97 0.5 0.01
Growth I/2006 -10,23% -8,66% -24,89% -48,56%
Sumber: Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah (LPPD) Sumatera Utara, Diterbitkan oleh Kantor Bank Indonesia (BI) Medan, 2006
Dilihat dari segi pertumbuhan ekonominya, pertumbuhan ekonomi Kota Medan menunjukkan tingkat elastisitas yang tinggi terhadap pertumbuhan propinsinya, artinya jika pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara positif, maka pertumbuhan ekonomi Kota Medan menunjukkan angka positif yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi propinsinya (www.pemkomedan.go.id). Ini menunjukkan Kota Medan masih merupakan mesin pembangunan bagi daerah kota dan kabupaten lainnya di Sumatera Utara. Namun demikian untuk memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat minimal sama dengan masa sebelum krisis (6 s/d 7%), Kota Medan masih membutuhkan dana investasi paling tidak mencapai 12 trilyun rupiah, untuk lima tahun ke depan (www.pemkomedan.go.id). Berdasarkan uraian singkat tersebut, maka pada penulisan tesis ini peneliti akan meneliti bagaimana potensi dan preferensi masyarakat Kota Medan terhadap bank syariah. Nantinya diharapkan hasil dari penelitian/penulisan tesis ini akan dapat memberikan masukan bagi pengembangan perbankan syariah di Sumatera Utara khususnya di wilayah Kota Medan.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka
permasalahan yang penulis temukan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana potensi masyarakat yang ada di wilayah penelitian? 2. Bagaimana preferensi masyarakat yang ada di wilayah penelitian terhadap perbankan syariah?
1.3.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai: 1. Potensi masyarakat yang ada di wilayah penelitian. 2. Preferensi masyarakat yang ada di wilayah penelitian terhadap perbankan syariah.
1.4.
Manfaat Penelitian Penelitian yang berkaitan dengan perbankan syariah masih relatif sedikit
dilakukan di Indonesia, dan di Kota Medan penelitian sejenis sangat jarang dilakukan, oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak antara lain: 1. Peneliti dalam hal ini juga sebagai penulis, semoga dengan adanya penelitian ini akan dapat menambah wawasan bagi peneliti baik mengenai perbankan secara umum maupun perbankan syariah secara khususnya.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
2. Pihak akademisi, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan/ informasi yang berguna bagi penelitian-penelitian berikutnya. 3. Masyarakat umum, penelitian ini diharapkan mampu memberikan suatu tambahan wawasan ataupun pengetahuan kepada masyarakat umum, baik mengenai perbankan secara umum maupun perbankan syariah khususnya. 4. Bagi pengelola bank syariah, khususnya yang beroperasional di wilayah Kota Medan, sehingga dapat memberikan masukan/informasi yang berguna bagi perluasan jaringan perbankan syariah di wilayah Kota Medan. 5. Bagi pihak Bank Indonesia (BI), dengan adanya penelitian ini semoga dapat membantu pihak Bank Indonesia untuk mengetahui seberapa besar minat masyarakat Kota Medan terhadap produk perbankan syariah, dan potensi apa saja yang terdapat di wilayah Kota Medan khususnya bagi pengembangan perbankan syariah.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1.
Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam Sistim keuangan dan perbankan syariah adalah merupakan bagian dari konsep
yang lebih luas tentang ekonomi Islam, yang tujuannya, sebagaimana dianjurkan oleh para ulama, adalah memperkenalkan sistim nilai dan etika Islam ke dalam lingkungan ekonomi. Karena dasar etika ini maka keuangan dan perbankan syariah bagi kebanyakan muslim adalah bukan sekedar sistem transaksi komersial. Persepsi Islam dalam transaksi finansial itu dipandang oleh banyak kalangan muslim sebagai kewajiban agamis. Kemampuan lembaga keuangan Islam menarik investor dengan sukses bukan hanya tergantung pada tingkat kemampuan lembaga itu menghasilkan keuntungan, tetapi juga pada persepsi bahwa lembaga tersebut secara sungguhsungguh memperhatikan restriksi-restriksi agamis yang digariskan oleh Islam. Dalam kehidupan sehari-hari, Islam dapat diterjemahkan ke dalam teori dan juga diinterpretasikan ke dalam praktek tentang bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain. Ajaran Islam bertujuan untuk membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid. Dalam tatanan tersebut, setiap individu diikat oleh tali persaudaraan dan kasih sayang bagai suatu keluarga, sebuah persaudaraan yang tidak diikat oleh batas-batas geografis. “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan, Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah kamu, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Maa’idah: 8). Perilaku individu dan masyarakat dalam islam diarahkan ke arah bagaimana cara pemenuhan kebutuhan mereka dilaksanakan dan bagaimana menggunakan sumber daya yang ada. “Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (Al-Baqarah: 168). “Dan janganlah kalian merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kalian merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan” (Asy-Syu’araa’: 183). Hal ini menjadi subyek yang dipelajari dalam ekonomi Islam sehingga implikasi ekonomi yang dapat ditarik dari ajaran Islam berbeda dengan ekonomi umum. Oleh sebab itu, dalam ekonomi Islam, hanya pemeluk Islam yang berimanlah yang dapat mewakili satuan ekonomi Islam. M. Abdul Mun’im Afar (Ahmad Rizal Purnama, 2000) Prinsip-prinsip Ekonomi Islam itu secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Dalam Ekonomi Islam, berbagai jenis sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan Tuhan kepada manusia. Manusia harus memanfaatkannya seefisien dan seoptimal mungkin dalam produksi guna memenuhi kesejahteraan secara bersama di dunia yaitu untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Namun yang terpenting adalah bahwa kegiatan tersebut akan dipertanggung-jawabkannya di akhirat nanti. Dalam islam pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada di muka Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
2.
3.
4.
5.
bumi ini, termasuk harta benda adalah Allah SWT. Kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif, sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuannya. Firman Allah SWT “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagaian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka, orang-orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya mendapatkan pahala yang besar” (Al-Hadiid: 7). Islam mengakui kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu, termasuk kepemilikan alat produksi dan faktor produksi. Pertama, kepemilikan individu dibatasi oleh kepentingan masyarakat, dan Kedua, Islam menolak setiap pendapatan yang diperoleh secara tidak sah, apalagi usaha yang menghancurkan masyarakat. “Belanjakanlah (hartamu) pada jalan Allah dan janganlah kamu jatuhkan dirimu kedalam kebinasaan dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berbuat baik” (AlBaqarah: 195). Kekuatan penggerak utama Ekonomi Islam adalah kerjasama. Seorang muslim, apakah ia sebagai pembeli, penjual, penerima upah, pembuat keuntungan dan sebagainya, harus berpegang pada tuntunan Allah SWT dalam Al Qur'an: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan perdagangan yang dilakukan dengan suka sama suka diantara kamu…' (An-Nissa: 29). Pemilikan kekayaan pribadi harus berperan sebagai kapital produktif yang akan meningkatkan besaran produk nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Al Qur'an mengungkapkan bahwa, 'Apa yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya sebagai harta rampasan dari penduduk negeri-negeri itu, adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu…' (QS 57: 7). Oleh karena itu, Sistem Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh beberapa orang saja. Konsep ini berlawanan dengan Sistem Ekonomi Kapitalis, di mana kepemilikan industri didominasi oleh monopoli dan oligopoli, tidak terkecuali industri yang merupakan kepentingan umum. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari Sunnah Rasulullah yang menyatakan bahwa, "Masyarakat punya hak yang sama atas air, padang rumput dan api" (Al Hadits). Sunnah Rasulullah tersebut menghendaki semua industri ekstraktif yang ada
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
6.
7. 8.
9.
hubungannya dengan produksi air, bahan tambang, bahkan bahan makanan harus dikelola oleh negara. Demikian juga berbagai macam bahan bakar untuk keperluan dalam negeri dan industri tidak boleh dikuasai oleh individu. Orang muslim harus takut kepada Allah dan hari akhirat, seperti diuraikan dalam Al Qur'an sebagai berikut: “Dan takutlah pada hari sewaktu kamu dikembalikan kepada Allah, kemudian masing-masing diberikan balasan dengan sempurna usahanya. Dan mereka tidak teraniaya…” (Al-Baqarah: 281). Oleh karena itu Islam mencela keuntungan yang berlebihan, perdagangan yang tidak jujur, perlakuan yang tidak adil, dan semua bentuk diskriminasi dan penindasan. Seorang muslim yang kekayaannya melebihi tingkat tertentu (Nisab) diwajibkan membayar zakat. Zakat merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya (sebagai sanksi atas penguasaan harta tersebut), yang ditujukan untuk orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan. Menurut pendapat para alim-ulama, zakat dikenakan 2,5% (dua setengah persen) untuk semua kekayaan yang tidak produktif (Idle Assets), termasuk di dalamnya adalah uang kas, deposito, emas, perak dan permata, pendapatan bersih dari transaksi (Net Earning from Transaction), dan 10% (sepuluh persen) dari pendapatan bersih investasi. Islam melarang setiap pembayaran bunga (Riba) atas berbagai bentuk pinjaman, apakah pinjaman itu berasal dari teman, perusahaan perorangan, pemerintah ataupun institusi lainnya. Al Qur'an secara bertahap namun jelas dan tegas memperingatkan kita tentang bunga. Hal ini dapat dilihat dari turunnya ayat-ayat Al Qur'an sebagai berikut “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba yang berlipat-lipat ganda dan takutlah kepada Allah,….” (Al-Imran: 130). “Jual beli itu hanya seperti riba, Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba……” (Al-Baqarah: 275). Islam bukanlah satu-satunya agama yang melarang pembayaran bunga.
Banyak pemikir zaman dahulu yang berpendapat bahwa pembayaran bunga adalah tidak adil. Bahkan meminjamkan uang dengan bunga dilarang pada zaman Yunani kuno. Aristoteles adalah orang yang amat menentang dan melarang bunga, sedang Plato juga mengutuk dipraktekkannya bunga (Al-Mushlih, 2005: 10-11).
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
2.2.
Bank Syariah Dalam Booklet Perbankan Bank Indonesia (2005), yang dimaksud dengan
bank adalah “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berdasarkan demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama dari perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup orang banyak. Perbankan memiliki posisi yang strategis, yaitu sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 butir 13, yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah Aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (Musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (Murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (Ijarah wa itiqna). Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 59 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bank syariah adalah: Bank yang berasaskan, antara lain, pada asas kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi islam dengan karakteristik, antara lain, sebagai berikut: a. pelarangan riba dalam berbagai bentuknya; b. tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang (time value of money); c. konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai alat komoditas; d. tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif; e. tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang; dan f. tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad. Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil, bukan menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Berbeda dengan bank konvensional, bank syariah tidak membedakan secara tegas antara sektor moneter dan sektor riil sehingga dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi-transaksi sektor riil, seperti jual beli dan sewa menyewa. Bank syariah juga dapat menjalankan kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Bank syariah memiliki fungsi yang berbeda dengan bank konvensional, fungsi bank syariah juga merupakan karakteristik dari bank syariah. Dengan diketahuinya
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
fungsi bank syariah, maka hal ini akan membawa dampak dalam pelaksanaan kegiatan usaha bank syariah. Banyak para pengelola dan pelaksana bank syariah tidak memahami dan menyadari fungsi dari bank syariah ini dan menyamakan fungsi bank syariah sama seperti fungsi dari bank konvensional, sehingga membawa dampak dalam pelaksanaan di lapangan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 59 disebutkan bahwa fungsi bank syariah itu ada empat antara lain: a. Sebagai manajer investasi yang mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan akad mudharabah atau sebagai agen investasi; b. Sebagai investor yang menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dan nasabah yang dipercayakan kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang sesuai dengan prinsip syariah dan membagi hasil yang diperoleh sesuai dengan nisbah yang disepakati antara bank dan pemilik dana; c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran seperi bank non syaria (bank konvensional) sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; dan d. Pengemban fungsi sosial berupa pengelola dana zakat, infak, shadaqah, serta pinjaman kebajikan (qarhul hasan) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2.3.
Prinsip Bank Syariah
2.3.1. Prinsip Utama Islam adalah suatu Din (Way of Life) yang praktis, yang mengajarkan segala sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi manusia, dengan mengabaikan waktu, tempat atau tahap-tahap perkembangannya (Wiyono, 2005: 15). Manusia adalah khalifah dimuka bumi. “Islam memandang bahwa bumi dengan segala isinya merupakan
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
amanah Allah kepada sang khalifah agar dipergunakan dengan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan bersama” (Antonio, 2001: 5-7). “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang….” (Al-Maa’idah: 48). Tan Sri Datuk Ahmed bin Mohd. Ibrahim (Ahmad Rizal Purnama, 2000: 6) menyatakan: Banking and financial activities have emerged to meet genuine human needs. Therefore, unless these activities belong to the category expressly forbidden by Islam, there is nothing in the nature of these activities which is contrary to the Syariah. Examples of forbidden activities include gambling and manufacturing and trading in forbidden goods such as liquor. Aktivitas keuangan dan perbankan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka kepada, paling tidak, pelaksanaan dua ajaran Qur'an, yaitu: (1) Prinsip Al Ta'awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama diantara anggota masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an: "Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran" (AlMaaidah: 2). (2) Prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu
menahan
uang
(dana)
dan
membiarkannya menganggur (Idle) dan tidak berputar dalam transaksi yang
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
bermanfaat bagi masyarakat umum, sebagaimana dinyatakan di dalam Al Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu…" (An-Nissa: 29). Sejak dekade tahun 70-an, umat Islam di berbagai negara telah berusaha untuk mendirikan bank-bank syariah. “Tujuan dari pendirian bank-bank syariah ini pada umumnya adalah untuk mempromosikan dan mengembangkan aplikasi dari prinsipprinsip syariah Islam dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan dan bisnis lain yang terkait” (Antonio, 2001: 13). Muhammad Syafii Antonio, (2001: 14-16) menyebutkan prinsip utama yang dianut oleh Bank Syariah adalah: a. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi; b. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada memperoleh keuntungan yang sah menurut syariah; c. Memberikan zakat. Pada dasarnya Islam memandang uang hanya sebagai alat tukar, bukan sebagai barang dagangan (komoditas). Oleh karena itu motif permintaan akan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money demand for transaction), bukan untuk spekulasi. Islam juga sangat menganjurkan penggunaan uang dalam pertukaran karena Rasulullah telah menyadari kelemahan dari salah satu bentuk pertukaran di zaman dahulu yaitu barter (Bai' al Muqayyadah), di mana barang saling dipertukarkan. Menurut Afzalur Rahman (Marthon, 2004: 79)
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
"Rasulullah SAW menyadari akan kesulitan-kesulitan dan kelemahankelemahan akan sistem pertukaran ini, lalu beliau ingin menggantinya dengan sistem pertukaran melalui uang. Oleh karena itu beliau menekankan kepada para sahabat untuk menggunakan uang dalam transaksi-transaksi mereka " (Al-Mushlih, 2003: 3638). Hal ini dapat dijumpai dalam hadits-hadits antara lain seperti diriwayatkan oleh Ata Ibn Yasar, Abu Said dan Abu Hurairah, dan Abu Said Al Khudri. "Ternyata Rasulullah tidak menyetujui transaksi-transaksi dengan sistem barter, untuk itu dianjurkan sebaiknya menggunakan uang. Nampaknya beliau melarang bentuk pertukaran seperti ini karena ada unsur riba di dalamnya." Dalam konsep Islam tidak dikenal money demand for speculation, karena spekulasi tidak diperbolehkan. Kebalikan dari sistem konvensional yang memberikan bunga atas harta, Islam malah menjadikan harta sebagai obyek zakat. Uang adalah milik masyarakat sehingga membiarkan uang tidak produktif adalah merupakan hal yang dilarang, karena hal itu berarti mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dalam pandangan Islam, uang adalah flow concept, oleh karenanya harus selalu berputar dalam perekonomian. Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, maka akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan semakin baik perekonomian (Marthon, 2004: 35). Bagi
mereka
yang
tidak
dapat
memproduktifkan
hartanya,
Islam
menganjurkan untuk melakukan investasi dengan prinsip Musyarakah atau Mudharabah, yaitu bisnis dengan bagi hasil. Bila ia tidak ingin mengambil resiko Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
karena musyarakah atau mudharabah, maka Islam sangat menganjurkan untuk melakukan Qard yaitu meminjamkannya tanpa imbalan apapun karena meminjamkan uang untuk memperoleh imbalan adalah riba. Zainul Arifin, menyebutkan secara mikro, Qard tidak memberikan manfaat langsung bagi orang yang meminjamkan. Namun secara makro, Qard akan memberikan manfaat tidak langsung bagi perekonomian secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena pemberian Qard membuat perputaran uang (velocity of money) akan bertambah cepat, yang berarti bertambahnya darah baru bagi perekonomian, sehingga pendapatan nasional (National Income) meningkat. Dengan peningkatan pendapatan nasional, maka si pemberi pinjaman akan meningkat pula pendapatannya. Demikian pula pengeluaran Shadaqah juga akan memberikan manfaat yang lebih kurang sama dengan pemberian Qard. Islam juga tidak mengenal konsep Time Value of Money, namun Islam mengenal konsep Economic Value of Time yang artinya bahwa yang bernilai adalah waktu itu sendiri. Islam memperbolehkan penetapan harga tangguh bayar lebih tinggi dari pada harga tunai. Ahmad Rizal Purnama menyebutkan Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Husin bin Ali bin Abi Thalib, cicit Rasulullah saw, adalah orang yang pertama kali menjelaskan diperbolehkannya penetapan harga tangguh bayar (Deferred Payment) lebih tinggi daripada harga tunai (Cash). Yang lebih menarik adalah bahwa dibolehkannya penetapan harga tangguh yang lebih tinggi itu sama sekali bukan disebabkan Time Value of Money, namun karena semata-mata ditahannya hak si penjual barang. Dapat dijelaskan di sini bahwa Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
bila barang dijual tunai dengan laba Rp 500 maka si penjual dapat membeli lagi dan menjual lagi sehingga dalam satu hari itu keuntungannya adalah Rp 1000. Sedangkan bila dijual tangguh bayar maka hak si penjual menjadi tertahan, sehingga dia tidak dapat membeli lagi dan menjual lagi. Akibat lebih jauh dari itu, hak dari keluarga dan anak si penjual untuk makan malam pada hari itu tertahan oleh pembeli. Untuk alasan inilah, yaitu tertahannya hak penjual yang telah memenuhi kewajibannya (menyerahkan barang), maka Islam membolehkan penetapan harga tangguh lebih tinggi dari harga tunai. 2.3.2. Sistim Operasional Bank Syariah Sistim keuangan dan perbankan modern telah berusaha memenuhi kebutuhan manusia untuk mendanai kegiatannya, bukan dengan dananya sendiri, melainkan dengan dana orang lain, baik dalam bentuk penyertaan (equity financing) maupun dalam bentuk pinjaman (debt financing). Islam mempunyai hukum sendiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut, yaitu melalui akad-akad bagi hasil (Profit and Loss Sharing), sebagai metoda pemenuhan kebutuhan permodalan (equity financing), dan akad-akad jual-beli (al bai') untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan (debt financing).
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Bagi Hasil
Mudharib
Penghimpun Dana Wadiah Dhamanah
Yad
Mudharabah Muthalaqah Lainnya ( Modal )
P O O L I N G D A N A
Penyalur Dana Prinsip Bagi Hasil
Prinsip Ijarah
Prinsip Jual Beli
Pendapatan Bagi Hasil/laba
Sewa Netto
Margin
Bagi Hasil
Laporan Laba rugi Pendapatan Mudharabah Muthalaqah
Pendapataan Berbasis Imbalan (Fee Base Income)
Agen : Mudharabah Muqayaddah Jasa Keuangan : Wakalaf, Kafalah, Sharf
Sumber: Wiroso; 2005 Gambar 2.1. Alur Operasional Bank Syariah
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
a. Produk Pembiayaan 1) Equity Financing Ada dua macam kontrak dalam kategori ini yaitu: a) Musyarakah (Joint Venture Profit Sharing) Melalui kontrak ini, dua pihak atau lebih (termasuk bank dan lembaga keuangan bersama nasabahnya) dapat mengumpulkan modal mereka untuk membentuk sebuah perusahaan (Syirkah al Inan) sebagai sebuah Badan Hukum (legal entity). Setiap pihak memiliki bagian secara proporsional sesuai dengan kontribusi modal mereka dan mempunyai hak mengawasi (Voting Right) perusahaan sesuai dengan proporsinya. Untuk pembagian keuntungan, setiap pihak menerima bagian keuntungan secara proporsional dengan kontribusi modal masing-masing atau sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya. Bila perusahaan mengalami kerugian, maka kerugian itu juga dibebankan secara proporsional kepada masing-masing pemberi modal. Aplikasinya dalam perbankan terlihat pada akad yang diterapkan pada usaha atau proyek di mana bank membiayai sebagian saja dari jumlah kebutuhan investasi atau modal kerjanya, selebihnya dibiayai sendiri oleh nasabah. Akad ini juga diterapkan pada sindikasi antar bank atau lembaga keuangan. Dalam kontrak tersebut, salah satu pihak dapat mengambil alih modal pihak lain sedang pihak lain tersebut menerima kembali modal mereka secara bertahap. Inilah yang disebut dengan Musyarakah al Mutanakishah. Aplikasinya dalam perbankan adalah pada pembiayaan proyek oleh bank bersama nasabahnya atau bank dengan lembaga keuangan lainnya, di mana bagian dari bank atau lembaga keuangan Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
diambil alih oleh pihak lainnya dengan cara mengangsur. Akad ini juga dapat dilaksanakan pada mudharabah yang modal pokoknya dicicil, sedangkan usahanya berjalan terus dengan modal yang tetap. b) Mudharabah (Trustee Profit Sharing) Kontrak mudharabah adalah juga merupakan suatu bentuk equity financing, tetapi mempunyai bentuk yang berbeda dengan musyarakah. Di dalam mudharabah, hubungan kontrak bukan antar pemberi modal melainkan antara penyedia dana (Shahib al Maal) dengan entrepreneur (Mudharib). Di dalam kontrak mudharabah, seorang mudharib (dapat perorangan, rumah tangga perusahaan atau suatu unit ekonomi) memperoleh modal dari unit ekonomi lainnya untuk tujuan melakukan perdagangan atau perniagaan. Mudharib dalam kontrak ini menjadi trustee atas modal tersebut. Dalam hal obyek yang didanai ditentukan oleh penyedia dana, maka kontrak tersebut dinamakan Mudharabah al Muqayyadah. Dia menggunakan modal tersebut, dengan tujuan yang dinyatakan secara khusus, untuk menghasilkan keuntungan. Pada saat proyek sudah selesai, Mudharib akan mengembalikan modal tersebut kepada penyedia modal berikut porsi keuntungan yang telah disetujui sebelumnya. Bila terjadi kerugian maka seluruh kerugian dipikul oleh Shahib al Maal. Bank dan lembaga keuangan dalam kontrak ini dapat menjadi salah satu pihak. Mereka dapat menjadi penyedia dana (Mudharib) dalam hubungan mereka dengan para penabung, atau dapat menjadi penyedia dana (Shahib al Maal) dalam hubungan mereka dengan pihak yang mereka beri dana. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
2) Debt Financing Kalimat Al Qur'an "… Allah menghalalkan jual beli (al bai) dan melarang riba…" (Al-Baqarah: 275) menunjukkan bahwa praktek bunga adalah tidak sesuai dengan spirit Islam. Istilah jual-beli (al Bai') memiliki arti yang secara umum meliputi semua tipe kontrak pertukaran, kecuali tipe kontrak yang dilarang oleh syariah. Al Bai' berarti setiap kontrak pertukaran barang dan jasa dalam jumlah tertentu atas barang (termasuk uang) dan jasa yang lain. Penyerahan jumlah atau harga barang dan jasa tersebut dapat dilakukan dengan segera (cash) atau dengan tangguh (deferred). Oleh karenanya syarat-syarat Al Bai' dalam Debt Financing menyangkut berbagai tipe dari kontrak jual beli tangguh (Deferred Contract of Exchange) yang meliputi transaksi-transaksi sebagai berikut: a) Prinsip Jual-beli (1) Al Murabahah, yaitu kontrak jual beli di mana barang yang diperjual-belikan tersebut diserahkan segera, sedang harga (baik pokok dan margin keuntungan yang disepakati bersama) atas barang tersebut dibayar di kemudian hari secara sekaligus (Lump Sum Deferred Payment). Dalam prakteknya, bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli dengan kewajiban membayar secara tangguh dan sekaligus. (2) Al Bai' Bitsaman Ajil, yaitu kontrak al murabahah di mana barang yang diperjual-belikan tersebut diserahkan dengan segera sedang harga atas barang tersebut dibayar di kemudian hari secara angsuran (Installment Deferred
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Payment). Dalam prakteknya pada bank sama dengan murabahah, hanya saja kewajiban nasabah dilakukan secara angsuran. (3) Bai' as Salam, yaitu kontrak jual beli dimana harga atas barang yang diperjual-belikan dibayar dengan segera (secara sekaligus), sedangkan penyerahan atas barang tersebut dilakukan kemudian. Bai' as salam ini biasanya dipergunakan untuk produk-produk pertanian yang berjangka pendek. Dalam hal ini, bank bertindak sebagai pembeli produk dan menyerahkan uangnya lebih dulu sedangkan para nasabah menggunakannya sebagai modal untuk mengelola pertaniannya. Karena kewajiban nasabah kepada bank berupa produk pertanian, biasanya bank melakukan paralel salam yaitu mencari pembeli kedua sebelum saat panen tiba. (4) Bai' al Istishna', hampir sama dengan bai' as salam yaitu kontrak jual beli dimana harga atas barang tersebut dibayar lebih dulu tetapi dapat diangsur sesuai dengan jadwal dan syarat-syarat yang disepakati bersama, sedangkan barang yang dibeli akan diproduksi (manufactured) dan diserahkan kemudian. Dalam prakteknya bank bertindak sebagai penjual (mustashni' ke-1) kepada pemilik/pembeli proyek (bohir) dan mensubkannya kepada kontraktor (mustashni' ke-2). b) Prinsip sewa-beli Sewa dan sewa-beli (Ijarah dan Ijara wa Iqtina) oleh para ulama, secara bulat dianggap sebagai model pembiayaan yang dibenarkan oleh syariah Islam. Model ini secara konvensional dikenal sebagai lease dan financing lease. Al Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Ijarah atau sewa, adalah kontrak yang melibatkan suatu barang (sebagai harga) dengan jasa atau manfaat atas barang lainnya. Penyewa dapat juga diberikan options untuk membeli barang yang disewakan tersebut pada saat sewa selesai, dan kontrak ini disebut Al Ijarah wa Iqtina', di mana akad sewa yang terjadi antara bank (sebagai pemilik barang) dengan nasabah (sebagai penyewa) dengan cicilan sewanya sudah termasuk cicilan pokok harga barang. c) Al Qard al Hasan Dalam rangka mewujudkan tanggung jawab sosialnya, bank dapat memberikan fasilitas yang disebut Al Qard al Hasan, yaitu penyediaan pinjaman dana kepada pihak-pihak yang patut mendapatkannya. Secara syariah
peminjam
hanya
berkewajiban
membayar
kembali
pokok
pinjamannya, walaupun syariah membolehkan peminjam untuk memberikan imbalan sesuai dengan keikhlasannya tetapi bank sama sekali dilarang untuk menerima imbalan apapun.
b. Produk Penghimpunan Dana Bank
syariah
menjalankan
fungsi-fungsi
financing
tersebut
dalam
kapasitasnya sebagai mudharib dengan menggunakan dana-dana yang diperoleh dari para nasabah sebagai Shahib al Maal, yang menyimpan dan menanamkan dananya pada bank melalui rekening-rekening sebagai berikut:
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
1) Rekening Koran Jasa simpanan dana dalam bentuk rekening koran diberikan oleh bank Islam dengan prinsip Al Wadi'ah yad Dhamanah, di mana penerima simpanan bertanggung jawab penuh atas segala kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan tersebut. Dengan prinsip ini, bank menerima simpanan dana dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dengan kebebasan mutlak untuk menariknya kembali sewaktu-waktu. Jadi, Bank memperoleh ijin dari nasabah untuk menggunakannya selama dana tersebut mengendap di bank. Nasabah sewaktu-waktu dapat menarik sebagian atau seluruh saldo yang mereka miliki. Dengan demikian mereka memerlukan jaminan pembayaran kembali dari bank atas simpanan mereka. Semua keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan dana tersebut selama mengendap di bank adalah menjadi hak bank. Bank diperbolehkan memberikan bonus kepada nasabah atas kehendaknya sendiri, tanpa diikat oleh perjanjian. Bank menyediakan cek dan jasa-jasa lain yang berkaitan dengan rekening koran tersebut. Berdasarkan prinsip wadiah ini penerima simpanan juga dapat bertindak sebagai Yad al Amanah (tangan penerima amanah), artinya ia tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan selama hal itu bukan akibat kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan (terjadi karena faktor di luar kemampuan penerima simpanan). Penerapannya dalam perbankan dapat kita saksikan, misalnya dalam pelayanan safe deposit box.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
2) Rekening Tabungan Bank menerima simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasaan tertentu untuk menariknya kembali berikut kemungkinan memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip Wadi'ah. Bank memperoleh izin dari nasabah untuk menggunakan dana tersebut selama mengendap di bank. Nasabah dapat menarik sebagian atau seluruh saldo simpanannya sewaktu-waktu atau sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Bank menjamin pembayaran kembali simpanan mereka. Semua keuntungan atas pemanfaatan dana tersebut adalah milik bank, namun berbeda dengan rekening koran, bank dapat memberikan imbalan keuntungan yang berasal dari sebagian keuntungan bank. Bank menyediakan buku tabungan dan jasajasa yang berkaitan dengan rekening tersebut. 3) Rekening Investasi Umum Bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investasi dari dana mereka dalam bentuk rekening investasi umum berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah. Simpanan diperjanjikan untuk jangka waktu tertentu. Bank dapat menerima simpanan tersebut untuk jangka waktu 1, 3, 6, 12, 24 bulan dan seterusnya. Dalam hal ini bank bertindak sebagai Mudharib dan nasabah bertindak sebagai Shahib al Maal, sedang keduanya menyepakati pembagian laba (bila ada) yang dihasilkan dari penanaman dana tersebut dengan Nisbah tertentu. Dalam hal terjadi kerugian, nasabah menanggung kerugian tersebut dan bank kehilangan keuntungan.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
4) Rekening Investasi Khusus Bank dapat juga menerima simpanan dari pemerintah atau nasabah korporasi dalam bentuk rekening simpanan khusus. Rekening ini juga dioperasikan berdasarkan prinsip mudharabah, tetapi bentuk investasi dan nisbah pembagian keuntungannya biasanya dinegosiasikan secara kasus per kasus (mudharabah muqayyadah).
c. Produk Jasa-jasa 1) Rahn Rahn adalah akad menggadaikan barang dari satu pihak kepada pihak lain, dengan uang sebagai gantinya. Akad ini dapat digunakan sebagai tambahan pada pembiayaan yang beresiko dan memerlukan jaminan tambahan. Akad ini juga dapat menjadi produk tersendiri untuk melayani kebutuhan nasabah untuk keperluan yang bersifat jasa dan konsumtif, seperti pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Lembaga keuangan tidak menarik manfaat apapun kecuali biaya pemeliharaan atau keamanan barang yang digadaikan tersebut. 2) Wakalah Wakalah adalah akad perwakilan antara dua pihak. Dalam aplikasinya pada Perbankan Syariah, Wakalah biasanya diterapkan untuk penerbitan Letter of Credit (L/C) atau penerusan permintaan akan barang dalam negeri dari bank di luar negeri (L/C ekspor). Wakalah juga diterapkan untuk mentransfer dana nasabah kepada pihak lain.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
3) Kafalah Kafalah adalah akad jaminan satu pihak kepada pihak lain. Dalam lembaga keuangan, akad ini terlihat dalam penerbitan garansi bank (Bank Guarantee), baik dalam rangka mengikuti tender (Bid bond), pelaksanaan proyek (Performance bond), ataupun jaminan atas pembayaran lebih dulu (Advance Payment bond). 4) Hawalah Hawalah adalah akad pemindahan hutang/piutang suatu pihak kepada pihak lain. Prakteknya dapat dilihat pada transaksi anjak piutang (Factoring). Namun kebanyakan ulama tidak memperbolehkan mengambil manfaat (imbalan) atas pemindahan hutang/piutang tersebut. 5) Jo'alah Jo'alah adalah suatu kontrak dimana pihak pertama menjanjikan imbalan tertentu kepada pihak kedua atas pelaksanaan suatu tugas/pelayanan yang dilakukan oleh pihak kedua untuk kepentingan pihak pertama. Prinsip ini dapat diterapkan oleh bank dalam menawarkan berbagai pelayanan dengan mengambil fee dari nasabah. 6) Sharf Sharf adalah transaksi pertukaran antara emas dengan perak atau pertukaran valuta asing, di mana mata uang asing dipertukarkan dengan mata uang domestik atau dengan mata uang asing lainnya. Muhammad Syafii Antonio, 2001: 175 Bank syariah sebagai lembaga keuangan dapat menerapkan prinsip ini, dengan catatan harus memenuhi syarat-syarat yang disebutkan dalam beberapa hadits antara lain: Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
a. Harus tunai; b. Serah terima harus dilaksanakan dalam majelis kontak; c. Bila dipertukarkan mata uang yang sama harus dalam jumlah/kuantitas yang sama.
2.4.
Keterbukaan Informasi Masyarakat sebagai salah satu bagian dari pelaku ekonomi, dengan
perkembangan yang terjadi di masyarakat sebagai akibat perkembangan dari teknologi informasi, telah mempengaruhi perilakunya sebagai pelaku ekonomi. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Soemitro Djojohadikusumo dalam Sulaiman Effendy (2005) bahwa: ...dalam proses pengambilan keputusan para pelaku ekonomi mengandalkan pengalaman dan pengetahuannya dari masa lalu dan masa kini, perkiraanperkiraan yang akan terjadi di masa mendatang ditambah dengan segenap informasi data yang sekarang tersedia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi yang tersedia tentang kondisi sektor perbankan, dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil yang berkaitan dengan dengan kepercayaannya kepada bank. Peranan bank yang sangat strategis dalam perkembangan ekonomi, sehingga perlu diperhatikan dan dijaga kontinuitas usahanya, dengan meningkatkan kemampuan menggali sumber dana masyarakat. Untuk itu perlu didukung oleh instrumen yang efektif yang dapat memotivasi masyarakat menyimpan uangnya
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
di bank. Instrumen tersebut diantaranya adalah (a) adanya jaminan keamanan atas simpanan masyarakat, (b) tingkat pengembalian yang stabil dan kompetitif, (c) pelayanan yang baik dan (d) informasi yang tersedia tentang perkembangan industri perbankan. Motivasi masyarakat mempercayakan dananya di bank tentunya selain mengharapkan mendapatkan keuntungan, juga mengharapkan adanya jaminan keamanan atas simpanan masyarakat secara hukum. Perilaku seseorang pada saat tertentu biasanya ditentukan oleh kebutuhan yang paling kuat, yaitu rasa aman. Kerangka kekuatan kebutuhan manusia telah dikembangkan oleh Abraham Maslow, yang dikenal dengan Hirarki Kebutuhan Maslow – fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan dan perwujudan diri. Dikatakan bahwa “Kebutuhan rasa aman yang berada pada alam sadar cukup jelas dan sangat umum diantara semua orang pada umumnya”. Sedangkan Paul Hersey mengutip pendapat dari Soul W. Gellerman dalam Sulaiman Effendy (2005) dikatakan bahwa “Semua orang memiliki keinginan untuk terbebas dari bahaya yang mengancam kehidupannya, yaitu kecelakaan, peperangan dan ketidakpastian ekonomi”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap individu maupun kelompok sangat membutuhkan rasa aman, tanpa kecuali kebutuhan rasa aman yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya. Instrumen berikutnya yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap berbagai kondisi ekonomi yaitu tingkat bunga. Wasis, dalam Nanang Sasongko (1999) mengatakan bahwa “Tingkat bunga yang tinggi akan dapat menarik
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank, karena para pemilik dana mengharapkan keuntungan dari dana yang disimpan di bank”. Sedangkan Budiono dalam Sualiman Effendi (2005) mengatakan bahwa “Tingkat bunga adalah harga dari penggunaan uang yang dapat dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu”. Dengan demikian bahwa tingkat bunga yang tinggi masih efektif dijadikan sebagai instrumen dalam meningkatkan mobilisasi dana masyarakat. Seperti halnya yang diungkapkan Soemitro Djojohadikusumo, dalam Nanang Sasongko (1999) tentang pelaku ekonomi yang memiliki perilaku rasional, yaitu “Perilaku ekonomi (economic behaviour) pada dasarnya bersifat rasional, artinya para pelaku ekonomi bersikap rasional di dalam mengadakan pilihan ekonomi dan mengambil keputusan ekonomi”. Sikap ini tercermin dari perkembangan simpanan masyarakat bila dibandingkan dengan perkembangan jumlah nasabah. Dimana pada tahun 1997 di mana perekonomian Indonesia sedang dilanda krisis dan langkah berani dari BPPN dengan melikuidasi 16 bank umum swasta nasional, yang dilanjutkan dengan program beku operasi atau pengambil alihan operasional. Namun demikian minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank masih tetap tinggi, yaitu memanfaatkan tingkat bunga deposito yang cukup tinggi (67% per bulan tahun 1997/1998), walaupun jika dilihat jumlah orang (nasabah) mengalami penurunan. Kondisi ini membuktikan masih berlakunya teori Keynes bahwa “Bunga uang ditentukan oleh preferensi likuiditas, yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga dan motif spekulasi”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat bunga merupakan imbalan atau kontraprestasi yang diberikan oleh bank kepada Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
penyimpanan dana. Suku bunga yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk menghemat pengeluaran konsumsinya dan menyimpan bagian yang lebih dari aktiva totalnya dalam bentuk aktiva yang memberikan penghasilan. Kepercayaan masyarakat terhadap bank tidak terlepas dari masalah Ketersediaan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Tindakan atau pengambilan keputusan secara rasional didasarkan pada pengalaman dan informasi yang diperoleh. Kondisi perilaku masyarakat yang semakin kritis, menuntut peranan Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia dan pihak perbankan syariah sebagai lembaga
yang
berwenang
mengeluarkan
informasi,
dapat
secara
aktif
mensosialisasikan setiap perubahan kebijakan tentang perbankan khususnya kebijakan mengenai perbankan syariah, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan perbankan, baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah dengan baik, khususnya yang terkait dengan tingkat kesehatan bank. Dengan demikian informasi dapat dijadikan sebagai instrumen yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank. Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2004: 12) menyebutkan bahwa informasi dianggap berguna jika memiliki antara lain: a. Relevan: informasi dikatakan relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya. b. Handal : dikatakan handal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas organisasi. c. Lengkap: lengkap jika tidak menghilangkan asprk-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
d. Tepat waktu: informasi tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambilan keputusan. e. Dapat dipahami: informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas. f. Dapat diverifikasi: informasi dapat diverifikasi, jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan mengahasilkan informasi yang sama. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (PSAK No. 1 Tahun 2002) disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah “untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”. Secara umum dalam PSAK No. 1 tersebut dinyatakan bahwa komponen laporan keuangan terdiri dari sebagai berikut: a. b. c. d. e.
Neraca. Laporan Laba – rugi. Laporan Perubahan Ekuitas. Laporan Arus kas. Catatan atas laporan keuangan. Dalam PSAK No. 59 Tahun 2002 disebutkan bahwa sesuai dengan
karakteristik laporan keuangan bank syariah meliputi antara lain: a. Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai investor beserta hak dan kewajibannya, yang dilaporkan dalam: a. Laporan posisi keuangan. b. Laporan laba rugi. c. Laporan arus kas. d. Laporan perubahan ekuitas. b. Laporan Keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat yang dikelola oleh bank syariah untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasarkan akad mudharabah atau agen investasi yang dilaporkan dalam laporan perubahan dana investasi terikat. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
c. Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai pemegang amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah, yang dilaporkan dalam: a. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shadaqah; dan b. Laporan sumber dan penggunaan dana qurdhul hasan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) disebutkan pihakpihak pemakai laporan keuangan antara lain: a. b. c. d. e. f. g.
Investor. Karyawan. Pemberi pinjaman. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pelanggan. Pemerintah. Masyarakat. Selain tersebut di atas dalam PSAK No. 59 disebutkan pihak-pihak lain yang
menjadi pemakai laporan keuangan Perbankan Syariah antara lain: a. pemilik dana investasi yang berkepentingan akan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan investasi dengan tingkat keuntungan yang bersaing; b. pembayar zakat, infak, dan shadaqah yang berkepentingan akan informasi mengenai sumber dan penyaluran dana tersebut; dan c. dewan pengawas syariah yang berkepentingan dengan informasi tentang kepatuhan pengelola bank akan prinsip syariah. Dalam kaitannya dengan fungsi bank syariah sebagai fungsi sosial, maka dalam Pasal 37 Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/24/PBI/2004 tanggal 14 Oktober 2004 (Wiroso, 2005: 15), disebutkan bahwa: Bank syariah dalam melaksanakan fungsi sosial dapat bertindak sebagai penerima dana sosial antara lain dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah, hibah, dan menyalurkannya sesuai dengan syariah atas nama bank atau lembaga amil zakat yang ditunjuk oleh pemerintah.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
2.5.
Kompleksitas, Kompabilitas dan Triabilitas Perbankan Syariah Dalam
moral
Islam,
menabung
mendapat
penilaian
yang
tinggi.
Mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang serba tidak pasti sangat dianjurkan dalam Islam. Anjuran bahkan perintah untuk mempersiapkan hari esok secara baik, tersirat dalam sejumlah ayat Al-Qur’an. Salah satunya terdapat pada QS Al-Baqarah ayat 266: “…Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang tua itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil (lemah)…”. Kandungan ayat tersebut jelas memerintahkan kepada umat Islam untuk menyiapkan masa depan anak keturunannya, baik dari sisi keimanan dan ketakwaannya, maupun dari sisi dunianya (Setianto, 2002). Bagi umat Islam d Indonesia, sesungguhnya pilihan sudah tersaji. Dua bank umum dengan basis syariah dan enam bank konvesional yang membuka cabang syariah kini telah beroperasi dan siap menerima dana tabungan masyarakat khususnya masyarakat Islam. Secara sepintas, sesungguhnya tidak ada beda yang nyata antara menabung di bank konvensional dengan bank syariah. Namun kalau kita cermati, terlihat sejumlah keunggulan bila kita menabung di perbankan syariah. Keunggulan itu bersumber pada basis syariah yang mendasari operasinya. Kelebihan itu terlihat antara lain dalam konsep hubungan antara bank dengan penabung. Di perbankan konvensional bank menjadi debitur dan penabung menjadi kreditur. Atas dasar simpan pinjam ini bank membayar bunga kepada penabung Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
dengan tingkat bunga yang sudah ditentukan, tak peduli berapa keuntungan yang diperoleh bank atau justru kerugian yang diderita bank. Sedangkan di perbankan syariah si penabung merupakan mitra bagi bank, sekaligus investor bagi bank itu. Karena sebagai investor ia berhak menerima hasil investasi dari bank itu. Hasil yang diperoleh penabung naik turun secara proporsional, mengikuti perolehan banknya. Muamalah berdasarkan konsep kemitraan dan kebersamaan dalam profit dan risk ini akan lebih mewujudkan ekonomi yang lebih adil dan transparan. Keunggulan lainnya terletak pada bagaimana dana penabung dimanfaatkan. Di bank konvensional penabung tidak tahu dan tidak punya hak untuk tahu kemana dana bakal disalurkan, termasuk bila dana itu ternyata untuk proyek-proyek yang haram seperti perjudian, pornografi dan bisnis lain yang tidak sesuai syariah. Sedangkan deposan yang menabung di bank syariah, insya Allah akan mendapatkan hasil yang diperoleh dari usaha yang halal. Karena ketika bank syariah menyeleksi proyek yang hendak didanai, ia bukan hanya melihat dari sisi kelayakan usaha saja, tapi juga melihat pada halal-haramnya usaha itu. Pada bank syariah, semua nasabah, baik itu deposan maupun debitur, terhindar dari praktik moral hazard yang biasanya bersumber dari sistem riba (Antonio, 2001: 30). Keunggulan lain yang tak kalah menarik adalah perbankan syariah mampu memberikan early warning system, peringatan dini akan adanya bahaya. Manakala perolehan bagi hasilnya terus merosot, maka penabung bank syariah memperoleh isyarat bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi pada banknya, sehingga ia bisa mengantisipasi.
Sedangkan
di
bank
konvensional
sinyalnya
sering
malah
berkebalikan. Misalnya dalam kasus BHS Bank. Ketika itu bank tersebut sudah hancur, namun ia bisa memberikan tingkat bunga yang tinggi karena disubsidi. Dengan subsidi ini maka keterkaitan kinerja bank dengan sektor riilnya tidak terlihat sehingga nasabah bisa tertipu dan keliru menangkap sinyalnya (Setianto, 2002).
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Dan yang lebih penting dari itu semua, dengan datang ke bank syariah maka umat mengumpulkan dana untuk dialokasikan pada umat juga. Salah satu fungsi bank syariah yang sangat penting adalah sebagai manager investasi. Bank syariah merupakan manager investasi dari pemilik dana, dari dana yang dihimpun, dalam perbankan konvensional disebut dengan deposan ataupun penabung, karena besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh pemilik dana tersebut sangat tergantung dari pendapatan yang diterima oleh bank syariah dalam mengelola dana penabung/deposan, sehingga sangat tergantung pada keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme dari bank syariah. Bank syariah dapat menghimpun dana yang besar, kemudian dalam penyalurannya dilakukan dengan tidak efektif, kurang memperhatikan prinsip kehatihatian, sembarangan dan banyak yang macet atau banyak yang dikategorikan dengan Non Performing, dengan banyaknya penyaluran dana yang tidak melakukan pembayaran angsuran, maka akan berdampak pada pendapatan yang diikuti aliran kas masuk yang sedikit. Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 14/DSNMUI/IX/2000 (Wiroso, 2005: 14), pendapatan yang dibagikan kepada pemilik dana didasarkan pada pendapatan yang benar-benar terjadi (Cash Basis). Dengan adanya pendapatan yang sedikit tersebut, makan pendapatan yang akan dibagi antara bank syariah dengan pemilik dana juga akan sedikit, yang pada akhirnya membawa dampak kecilnya pendapatan yang diterima oleh pemilik dana. Begitu juga sebaliknya. Jika pendapatan bank syariah besar maka bagi hasil yang akan diterima oleh pemilik dana juga akan besar. Jika hasil investasi ini besar, seyogyanya hibahnya Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
kepada nasabah juga besar. Sebaliknya jika rugi, bank tidak wajib memberi hibah. Dana nasabah tetap harus dikembalikan utuh. Di sinilah letak keadilan. Nasabah memperoleh bonus sementara tak menanggung risiko uangnya berkurang. Sebab itu, besaran hibah bergantung pada kemurahan bank. Sebagai daya tarik, biasanya bank selalu memberi hibah kompetitif. Karena itu posisi bank pun tidak dalam keadaan yang dirugikan. Jadi apa yang dilakukan oleh bank syariah, khususnya yang berkaitan dengan penyaluran dana akan membawa dampak atau resiko kepada pemilik dana, hal inilah yang membedakan bank syariah dengan bank konvensional. Pada bank syariah pihak pemilik dana juga menanggung resiko atas dana yang dititipkan atau disimpan di bank syariah. Beda dengan bank konvensional, deposan atau penabung tidak menanggung resiko atas dana yang disimpannya, setiap akhir periode tertentu penabung akan menerima jumlah yang telah dijanjikan sebelumnya. Pembayaran imbalan kepada pemilik dana yang dihimpun bank syariah tidak sama dengan pembayaran imbalan kepada pemilik dana bank konvensional. Bank konvensional memberikan imbalan kepada deposannya dalam bentuk bunga yang ditetapkan di muka, tidak dipengaruhi oleh resiko atau masalah yang dihadapi oleh pihak bank, sedangkan imbalan pemilik dana bank syariah sangat tergantung pada pendapatan yang diperoleh, bank syariah tidak diperkenankan memberikan imbalan dalam jumlah yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk menarik publik, bank syariah biasanya membuat yang disebut indicative return. Masyarakat tak boleh salah persepsi dengan menghakimi bahwa hal itu sama dengan suku bunga bank. Harus Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
dipahami bahwa indicative rate itu hanyalah prediksi analitis. Biasanya didasarkan pada performa bank sebelumnya. Bank tidak memberi return sesuai indikasi melainkan berlandaskan perolehan aktual periode yang bersangkutan. Hasil itu didistribusikan kepada nasabah. Indicative rate sepintas sama dengan suku bunga bank. Tapi sejatinya beda. Bunga bank dijanjikan dimuka. Sehingga bank harus memberikan jumlah yang dijanjikan tak peduli bank yang bersangkutan rugi atau untung besar. Bank syariah hanya menjanjikan nisbah. Sedangkan indicative hanya perkiraan (NN, 2006). Kepedulian dan kemauan bank syariah dalam menyentuh emosi nasabah merupakan strategi paling jitu untuk membangun loyalitas nasabah. Sentuhan emosional nasabah bank syariah terbagi dalam dua hal yaitu emosi keagamaan (religious emotion) yaitu derajat kepatuhan penerapan prinsip-prinsip syariah, dan emosi pelayanan (service emotion) yaitu derajat kualitas pelayanan nasabah. Kepatuhan penerapan prinsip-prinsip syariah meliputi kemampuan untuk secara penuh menjalankan hukum Islam dan operasionalisasi prinsip-prinsip ekonomi dan perbankan syariah. Menurut Said Sa’ad Marthon (2004), Penerapan prinsip ekonomi Islami ini akan tercermin dalam nilai-nilai yang secara umum dapat dibagi dalam dua perspektif, yaitu mikro dan makro. Nilai-nilai syariah dalam perspektif mikro menghendaki bahwa semua dana yang diperoleh dalam sistem perbankan syariah dikelola dengan integritas tinggi dan sangat hati-hati dengan mencerminkan nilai-nilai sebagai berikut:
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
a. Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. b. Tabligh, secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk dan jasa perbankan syariah. c. Amanah, menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana. d. Fathanah, memastikan bahwa pengelolaan bank dilakukan secara profesional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat resiko yang memadai. Nilai-nilai syariah dalam perspektif makro berarti bahwa perbankan syariah harus berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dengan: a. Kaidah zakat, mengkondisikan perilaku masyarakat yang lebih menyukai berinvestasi dibandingkan hanya menyimpan hartanya. b. Kaidah pelarangan riba, menganjurkan pembiayaan bersifat bagi hasil (equity based financing). c. Kaidah pelarangan judi atau maysir, yang tercermin dari kegiatan bank yang melarang investasi yang tidak memiliki kaitan dengan sektor riil. d. Kaidah pelarangan gharar, mengutamakan transparansi dalam bertransaksi dan kegiatan operasi lainnya dan menghindari ketidakjelasan. Menurut Othman, Abdul Qawi dan Lynn Owen, (Susanto, 2004) kualitas pelayanan nasabah terbagi empat.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
a. Jaminan yang meliputi pengetahuan dan kesopan-santunan karyawan bank syariah dan kemampuannya untuk menjaga kepercayaan. Termasuk di dalamnya, kemudahan untuk mengakses informasi, suasana kantor bank syariah yang nyaman dan ketersediaan konsultan keuangan. b. Kepercayaan yang merupakan kemampuan untuk melakukan pelayanan seperti yang dijanjikan, dapat diandalkan dan akurat. c. Ketersediaan infrastruktur yang berupa fasilitas fisik, perlengkapan, peralatan, karyawan dan alat komunikasi. Misalnya seperti, tersedianya kantor bank dan kantor kas, jam kantor operasional, kecepatan dan efisiensi transaksi. d. Empati yang merupakan kepedulian, perhatian personal yang disediakan oleh bank syariah terhadap para nasabahnya. Hal tersebut meliputi kepercayaan kepada manajemen bank syariah; citra, reputasi dan keakraban bank syariah. e. Responsif yang merupakan itikad baik untuk membantu nasabah dan menyediakan pelayanan secara tepat dan cepat. Untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat ini, maka kepercayaan terhadap penerapan prinsip syariah dan komitmen terhadap pelayanan nasabah merupakan sebuah keniscayaan bagi terbangunnya loyalitas nasabah bank syariah
2.6.
Medan Sebagai Ibukota Propinsi Sumatera utara
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas merupakan modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional. Namun dengan pertumbuhan yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah untuk dicapai. Program kependudukan di Kota Medan seperti halnya di daerah Indonesia lainnya meliputi: pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi dan anak, perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang terus ditingkatkan. Sejak tahun 1990 penduduk Kota Medan mengalami kenaikan yang cukup nyata hingga ke tahun 2001 yaitu berdasarkan Sensus Penduduk dari 1.730.725 jiwa pada tahun 1990 menjadi 1.926.520 jiwa di tahun 2001. Dan semakin bertambah menjadi 2.036.185 jiwa pada tahun 2005. Sebagai aktivitas yang diorientasikan untuk memperoleh keuntungan secara ekonomis, kegiatan bisnis merupakan bidang yang sangat luas dan terkait dengan bidang-bidang lainnya. Perubahan kondisi atau kebijakan dalam bidang lain akan selalu mempengaruhi kondisi bisnis yang ada. Kegiatan bisnis, terlebih yang berskala besar, akan sangat dipengaruhi lingkungan nasional, budaya, hukum, politik, teknologi, hankam, dan lain-lain khususnya lingkungan makro ekonomi. Kondisi saling ketergantungan tersebut merupakan alasan kuat bagi Pemerintah Kota Medan bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat, untuk selalu berusaha menciptakan iklim atau lingkungan yang kondusif bagi kegiatan bisnis di kota ini, baik bagi bisnis lokal, domestik, maupun asing. Kenyataan Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
menunjukkan bahwa faktor yang menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif sangat kompleks, saling ketergantungan, pengaruh mempengaruhi antar berbagai faktor sehingga sangat multi dimensi. Untuk itulah Pemerintah Kota Medan secara intens dan terus menerus selalu melakukan dialog, berinteraksi dengan seluruh kalangan dan lapisan masyarakat untuk membangun dan menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi semua pelaku bisnis tanpa diskriminatif. Dalam pembangunan Kota Medan paling tidak ada lima pelaku yang paling menonjol; pemerintah, swasta (dunia usaha), masyarakat, profesional, dan intelektual. Demikian juga dalam kegiatan ekonomi, selain dikenal sektor publik yang diperankan oleh Pemerintah juga tidak kalah pentingnya sektor swasta dan masyarakat. Bahkan dilihat dari kontribusi masing-masing sektor, sektor swasta memberikan sumbangan jauh lebih besar, bahkan mencapai 80% dari total investasi yang ada. Dengan demikian sektor Pemerintah hanya memberikan sumbangan 20%. Oleh karena itu salah satu kebijakan penting yang ditempuh Pemerintah Kota Medan adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi sektor swasta dan masyarakat untuk terlibat tidak saja dalam aktivitas-aktivitas yang diorientasikan mencari laba, tetapi juga kegiatan pembangunan kota secara keseluruhan. Untuk
mendorong
partisipasi
luas
swasta
dan
masyarakat
dalam
pembangunan kota maka salah satu cara (taktik) yang ditempuh adalah membangun kemitraan antara pemko, swasta dan masyarakat dengan dukungan kaum profesional dan intelektual.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Berbagai kemitraan dan kerjasama tersebut terus dibangun dan dikembangkan dengan dasar saling memperkuat, saling membutuhkan dan saling menguntungkan satu sama lain. Adalah komitmen Pemerintah Kota Medan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi sektor swasta dan masyarakat untuk terlibat dalam proyek pembangunan kota (sektor publik), dengan berbagai bentuk perjanjian yang mungkin dilaksanakan seperti sistem kontrak sewa dan lain-lain. Dengan demikian tanggung jawab pembangunan kota, dipandang merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh lapisan masyarakat. Berbagai terobosan dilakukan Pemerintah Kota Medan untuk dapat menarik minat investor asing, mulai dari penyempurnaan pelayanan perizinan investasi sampai kepada pemberian insentif baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Berbagai langkah debirokrasi dan deregulasi terus dilanjutkan untuk menciptakan efisiensi berusaha dan berivestasi termasuk konsistensi aturan dan kepastian hukum untuk meminimalisir ketidakpastian berusaha bagi investasi asing. Dalam operasionalisasinya, berbagai langkah yang sedang, telah dan akan dilakukan Pemerintah Kota Medan adalah: a. Membentuk institusi Kantor Penanaman Modal Daerah Kota Medan sebagai institusi yang menyelenggarakan kewenangan perizinan investasi baik yang bersifat PMDN, maupun sebahagian PMA, yang sebelumnya ada pada pemerintah pusat/propinsi, dalam layanan sistem satu atap, (one stop service). b. Membentuk Medan Bisnis Forum (MBF) sebagai wadah kemitraan antara Pemko, Masyarakat dan Dunia Usaha (swasta) yang berfungsi sebagai forum Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
komunikasi, fasilitator, mediator, kegiatan bisnis dan investasi usaha swasta dan asing. c. Mempersiapkan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Satu Atap, sebagai bentuk pengintegrasian pelayanan perizinan bagi insvestor dalam negeri dan asing sehingga diharapkan dapat lebih sederhana, cepat, mudah, murah, terbuka, baku, efisien dan ekonomis (terjangkau). d. Mengusahakan insentif dan kemudahan melalui Pemerintah Pusat dengan pemberian: 1. Keringanan bea masuk, impor barang-barang modal (mesin, bahan baku, dan lain-lain) sesuai dengann SK Mentri Keuangan No. 135/KM 05/2000. 2. Pembebasan PPN atas impor dan atau penyerahan barang kena pajak tertentu yang bersifat strategis, sesuai dengan SK Menteri Keuangan RI No. 155/KMK 03/2001. 3. Memberikan visa izin tinggal sementara dan atau izin tinggal terbatas bagi perusahaan yang ingin memperkerjakan tenaga kerja asing, melalui Ditjen Imigrasi/Kantor Imigrasi setempat. 4. Menggalang kerjasama perdagangan dan investasi dalam wadahwadah regional seperti IMT-GT, Sister City dan lain-lain. 5. Peningkatan pelayanan pada pintu-pintu masuk khususnya bandara dan pelabuhan, sehingga menciptakan budaya yang maju.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
6. Melakukan koordinasi secara terus menerus dengan kepolisian dan TNI untuk memberikan rasa aman dan tenteram bagi seluruh pelaku bisnis baik domestik maupun asing yang ada di Kota Medan. Berbagai langkah yang telah, sedang dan akan dilanjutkan tersebut diharapkan juga menghapus perbedaan perlakuan antara invetor asing dan lokal, sehingga investor asing dapat memiliki akses yang sama termasuk dari lembaga perbankan domestik/lokal (menyamakan perlakuan terhadap investor). Di samping itu diharapkan regulasi lebih berpihak kepada pasar serta transparan dengan mengusahakan mengurangi jumlah larangan yang terdapat pada negative investment list. Sebagai salah satu kegiatan ekonomi, keberadaan lembaga keuangan, khususnya perbankan di Kota Medan dirasakan sangat strategis khususnya untuk mendukung ketersediaan modal, baik yang bersifat modal investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Rusaknya sistem perbankan sebagai akibat krisis ekonomi ternyata tidak sampai menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Salah satu indikasinya adalah terus meningkatnya simpanan dana masyarakat pada perbankan, baik yang berbentuk giro, tabungan, deposito, maupun dana pihak ketiga. Saat ini paling tidak ada 40 bank yang beroperasi di Kota Medan, baik jenis bank umum devisa, bukan devisa, termasuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Walaupun fungsi intermidiasi perbankan sejak krisis ekonomi belum pulih sepenuhnya, namun data hingga posisi bulan Maret 2006 menunjukkan meningkatnya Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
penggunaan fasilitas kredit perbankan secara nominal maupun pertumbuhan kreditnya oleh para pengusaha (debitur). Total kredit yang tersalur di Kota Medan per 31 Maret 2006 telah mencapai Rp 22,8 trilyun (Sumatera Utara Rp 35,86 trilyun). Kredit yang paling banyak digunakan adalah kredit modal kerja, diikuti kredit investasi dan konsumsi (Bank Indonesia, 2006). Sedangkan dilihat dari segi pertumbuhan ekonominya menunjukkan tingkat elastisitas yang tinggi terhadap pertumbuhan propinsinya, artinya jika pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara positif, maka pertumbuhan ekonomi Kota Medan menunjukkan angka positif yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi propinsinya. Ini menunjukkan Kota Medan masih merupakan mesin pembangunan bagi daerah kota dan kabupaten lainnya di Sumatera Utara. Di samping kesiapan perbankan di Kota Medan untuk berpartisipasi dalam pembiayaan investasi, dan modal kerja, lembaga keuangan (BI Cabang Medan) juga concern terhadap informasi bisnis. Oleh karenanya BI juga menyediakan sistem informasi baseline (SIB) dan sistem informasi agrobisnis berorientasi ekspor (SIABE). Adanya SIB tersebut telah memberikan informasi bagi wirausahawan dalam berbagai bentuk identifikasi peluang usaha yang ada, sedangkan adanya SIABE juga telah memberikan informasi lengkap tentang produk-produk agro industri yang telah diekspor ke berbagai negara tujuan, termasuk asal komoditi, teknologi pengolahan, daftar eksportir, pasar ekspor dan standar mutu produk. Bantuan teknis BI juga meliputi bantuan teknis pengembangan Usaha Kecil dan Mikro (PUKM) dengan sasaran sektor perbankan dalam bentuk penelitian dan Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
pelatihan. Untuk pemberian informasi yang mencakup perkembangan asset, dana, kredit, kliring, jumlah perbankan, inflasi, kurs perdagangan internasional, investasi dan lain-lain, BI juga menerbitkan secara rutin (bulanan, triwulan, semesteran) Buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah, sehingga memberikan gambaran perkembangan ekonomi regional. Dengan demikian lembaga keuangan yang ada, kenyataannya telah memberikan peranan penting bagi mendorong iklim investasi di Kota Medan. Disadari, salah satu tantangan dalam era global yang semakin berorientasi pasar adalah memperkuat daya saing. Oleh karena itu, dukungan jaringan jalan, sarana pelabuhan, lalu lintas udara, sarana telekomunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan penentu dalam meningkatkan daya saing internasional. Pengembangan kebutuhan infrastruktur ini sekaligus diharapkan dapat memperluas jangkauan kegiatan ekonomi masyarakat, mobilitas penduduk, arus barang dan jasa, serta informasi dengan biaya yang semakin murah. Untuk mendorong efisiensi berusaha di sektor industri dan perdagangan, Kota Medan menyediakan beberapa kawasan khusus sebagai pilihan lokasi dan investasi dan perdagangan. Kebijakan ini diharapkan mampu mendorong minat berinvestasi di Kota Medan. Sebagai kawasan yang peruntukannya disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan, maka pilihan lokasi ini memberikan berbagai fasilitas (infrastruktur) yang dibutuhkan dalam kegiatan penanaman modal baik yang bersifat lokal, domestik nasional, maupun asing (PMDN/PMA).
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Salah satu kawasan industri yang menyiapkan fasilitas investasi yang relatif lengkap adalah Kawasan Industri Medan, yang terletak di Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli, yang termasuk dalam WPP B. Kawasan Industri ini memiliki luas lebih kurang 514 Ha. Untuk mengantisipasi kebutuhan lokasi berusaha yang lebih besar pada masa datang sesuai dengan perkembanganindustri yang ada khususnya memasuki era perdagangan bebas (AFTA/APEC), Kota Medan juga menyediakan kawasan yang disebut Kawasan Industri Baru (KIB) di Kecamatan Medan Labuhan dengan luas 650 Ha yang dapat diperluas mencapai 1000 ha. Seperti halnya kawasan industri yang sudah ada lebih dahulu, kawasan ini juga menyediakan berbagai fasilitas berproduksi yang dibutuhkan seperti tenaga listrik, air bersih, jaringan telepon, gas dan unit pengolahan limbah termasuk sarana pelabuhan. Kawasan ini juga termasuk kawasan berikat
(bounded
area),
sehingga
kebutuhan
perizinan
yang
diperlukan
diselenggarakan satu atap (one stop service) dan diselenggarakan oleh manajemen KIB secara langsung. Namun demikian, dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, (khususnya Pasal 2 (3) point 5 f), kewenangan Pemerintah Pusat dan Propinsi tinggal hanya tahap pengaturan kawasan berikat, sedang bidang perizinan, kewenangannya telah diserahkan kepada Pemerintah Kota Medan. Oleh karena kawasan ini relatif baru maka kawasan ini juga menunggu mitra manajemen
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
pengelolaan lahan untuk lebih meningkatkan produktivitas khususnya bagi investor asing. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 membawa pada pertumbuhan ekonomi secara nasional negatif. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap perekonomian Kota Medan, di mana pada periode tahun 1998 laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan mengalami penurunan hingga -18,11%, namun pada tahun 1999 Pemerintah Kota Medan dengan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh berhasil memulihkan kondisi perekonomian Kota Medan hingga mengalami pertumbuhan mencapai 3,438%. Pada tahun 2001, laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan terus meningkat hingga mengalami pertumbuhan sebesar 5,23% bila dibandingkan dengan tahun 2000 yang lalu. Walaupun perekonomian nasional belum pulih yang masih dipengaruhi dengan berfluktuasinya nilai dollar Amerika terhadap nilai rupiah dan juga mempengaruhi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Medan. Walaupun belum pulihnya perekonomian nasional, para pelaku ekonomi sudah mulai melakukan perbaikan dan antisipasi di bidang ekonomi dan didukung dengan suku bunga bank yang telah menurun, sehingga kegiatan ekonomi sektor riil mulai bergerak menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi di Kota Medan mengalami kenaikan positif. Pendapatan per kapita sebagai salah satu indikator untuk melihat tingkat kemakmuran masyarakat merupakan hasil pembagi antara PDRB dengan Jumlah Penduduk. Pendapatan per kapita masyarakat Kota Medan atas dasar harga berlaku pada tahun 2000 mencapai Rp. 6.264.429,65 atau mengalami kenaikan yang cukup Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
besar bila dibandingkan dengan pendapatan per kapita pada tahun 1993 yang baru mencapai Rp. 2.402.155,05. Bila didasarkan harga konstan tahun 1993, pendapatan per kapita masyarakat Kota Medan mengalami peningkatan dari Rp. 2.402.155,05 pada tahun 1993 menjadi Rp. 2.775.285,56 pada tahun 2000. Angka-angka ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu secara umum kesejahteraan masyarakat Kota Medan semakin meningkat.
2.7.
Review Penelitian Sebelumnya Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Tahun 2000
Judul Penelitian Penelitian Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
2000
Penelitian Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah: Studi pada Wilayah Propinsi Jawa Timur
Variabel Penelitian Potensi Demografi Ekonomi Sosial Nilai Sosial Sistem Sosial Preferensi Keuntungan Relatif Kompabilitas Komprehensif Triabilitas dan Observabilitas Perilaku Masyarakat Penentuan Kebutuhan Pencarian Informasi Penilaian Alternatif Keputusan Membeli Perilaku Pasca Pembelian Karakteristik Masyarakat Kultural Sosial Personal Psikologis Stimuli Pasar Product Price Place Promotion Stimuli Lainnya Ekonomi Teknologi
Dilaksanakan Oleh Bank Indonesia (BI) dan Pusat Penelitian Kajian Pembangunan Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro
Bank Indonesia (BI) dan Pusat Pengkajian Bisnis dan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Sumber: www.bi.go.id
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Ide dasar dari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan di wilayah Jawa Tengah dan DI. Yogyakarta, sehingga variabel yang digunakanpun sebagian besar mengacu pada variabel penelitian yang telah dilakukan tersebut, namun terdapat perbedaan dari penelitian yang telah dilakukan pada kedua wilayah tersebut, yaitu sebagai berikut: Tabel 2.2. Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya Judul Penelitian Penelitian Potensi, Preferensi, dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
Variabel Penelitian Potensi
Sub Variabel Demografi Ekonomi Nilai Sosial
Sistem Sosial
Preferensi
Keuntungan Relatif Kompabilitas Kompleksitas Triabilitas
Penelitian Analisis Potensi dan Preferensi Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Kota Medan
Potensi
Demografi
Ekonomi
Indikator Umur Jenis Kelamin Pendidikan Penghasilan Status Pekerjaan Aksesibilitas Wilayah Kedudukan Sosial Keterbukaan terhadap Hal Baru Aktivitas Sosial Status Perkawinan Tipologi Keluarga Norma Keluarga Toleransi terhadap Penyimpangan Agama Toleransi Perbedaan Budaya Akses terhadap Informasi Pengetahuan tentang Bank Syariah Penerapan Sistem Bagi Hasil Keuntungan Secara Ekonomi, Sosial dan Agama Tingkat Pencarian Informasi Bank Syariah Umur Jenis Kelamin Pendidikan Alamat Jumlah Penghasilan Perbulan Status Pekerjaan Aksesibilitas Wilayah
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Lanjutan Tabel 2.2 Nilai Sosial
Sistem Sosial
Preferensi
Kompleksitas Keuntungan Relatif Keterbukaan Informasi
2.8.
Kedudukan Sosial Keterbukaan terhadap Hal Baru Aktivitas Sosial Status Perkawinan Tipologi Keluarga Norma Keluarga Toleransi terhadap Penyimpangan Agama Toleransi Perbedaan Budaya Akses terhadap Informasi Keuntungan Secara Ekonomi, Sosial dan Agama Prinsip Syariah Porsi Bagi Hasil Total Funding Total Landing
Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka konseptual yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai
berikut: MEDAN
POTENSI 1. Demografi 2. Ekonomi 3. Nilai sosial 4. Sistem sosial
PREFERENSI 1. Keuntungan Relatif 2. Keterbukaan Informasi 3. Kompatibilitas 4. Kompleksitas 5. Triabilitas
BANK SYARIAH
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Penelitian Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Keterangan: Potensi 1. Demografi
: Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan
2. Ekonomi
: Penghasilan, Status Pekerjaan, Aksesibilitas Wilayah
3. Nilai Sosial
: Kedudukan Sosial, Keterbukaan terhadap hal baru, Aktivitas
Sosial,
Tipologi
Keluarga,
Status
Perkawinan. 4. Sistem Sosial
: Norma Keluarga, Toleransi terhadap Penyimpangan agama, Toleransi terhadap perbedaan budaya, Akses terhadap informasi.
Preferensi 1. Keuntungan Relatif
: Besar porsi bagi hasil bank syariah dibandingkan dengan tingkat bunga bank konvensional, serta penggunaan prinsip-prinsip syariah.
2. Keterbukaan Informasi
: Jumlah dana yang berhasil diperoleh oleh bank syariah, pertumbuhan aset bank syariah, dan total penyaluran pembiayaan yang berhasil dilakukan oleh bank syariah selama periode tertentu.
3. Kompatibilitas
: Pandangan responden tentang kecocokan penerapan sistem bagi hasil.
4. Kompleksitas
: Seberapa jauh perbankan syariah memiliki dimensi
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
universal yang menyangkut aspek ekonomi dan sosial. 5. Triabilitas
: Tingkat pencarian informasi mengenai perbankan syariah.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian Penelitian mengenai Potensi dan Preferensi Masyarakat Kota Medan terhadap
Bank Syariah ini merupakan penelitian Jenis Deskriptif. Dalam penelitian ini yang ingin diungkap oleh peneliti adalah potensi dan preferensi masyarakat terhadap bank syariah. Uma Sekaran, (2006: 158) menyebutkan bahwa “penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya”. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh tim peneliti dari Bank Indonesia bekerja sama dengan tim peneliti dari Pusat Penelitian Kajian Pembangunan Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro, yang telah terlebih dahulu meneliti mengenai Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Bertitik tolak dari penelitian tersebut maka, penulis mencoba untuk mengangkat hal tersebut dengan wilayah penelitian Kota Medan.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
3.2.
Data Penelitian
3.2.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang hendak diperoleh dalam penelitian ini adalah data mengenai responden yang menjadi objek penelitian seperti demografi, ekonomi, sistem sosial dan nilai sosial dari responden, serta bagaimana tanggapan responden mengenai kompleksitas perbankan syariah, keuntungan relatif perbankan syariah, keterbukaan informasi perbankan syariah, kompabilitas dan triabilitas perbankan syariah. Sedangkan data sekunder yang hendak diperoleh dalam penelitian ini adalah data mengenai produk perbankan khususnya perbankan syariah, jumlah penduduk, jumlah bank baik bank syariah maupun bank konvensional yang ada di Kota Medan, dan data lain yang mendukung penelitian ini. Tabel 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis Data 1 2 3 4 Primer 1 2 3 4 5 Sekunder
Variabel Potensi Demografi Ekonomi Nilai Sosial Sistem Sosial Preferensi Kompleksitas Keuntungan relatif Keterbukaan Informasi Kompabilitas Triabilitas Jumlah Penduduk Jumlah Bank Produk Perbankan
Sumber
Kuesioner
Badan Pusat Statistik Prop. Sumatera Utara Bank Indonesia Medan Seluruh Bank Syariah Kota Medan
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
3.2.2. Pengumpulan Data Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Data primer yang dikumpulkan terutama berkaitan dengan potensi dan preferensi masyarakat terhadap perbankan syariah. Adapun pokok-pokok isi kuesioner adalah: a. Screening terhadap responden. b. Variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian dalam hal ini variabel potensi dan preferensi yang ada di wilayah penelitian. Proses pengumpulan data primer terangkum dalam tabel berikut ini: Tabel 3.2. Proses Pengumpulan Data Proses Penyebaran
Periode Penyebaran
Jumlah Enumerator
disebar
Kuesioner Memenuhi Kriteria
Lokasi Penyebaran
Tahap I
01-07-06 s/d 08-07-06
5
200
136
10 Kecamatan
Tahap II
10-07-06 s/d 15-07-06
5
300
204
11 Kecamatan
Medan Belawan Medan Marelan Medan Labuhan Medan Deli Medan Tembung Medan Perjuangan Medan Timur Medan Barat Medan Petisah Medan Helvetia Medan Sunggal Medan Selayang Medan Baru Medan Polonia Medan Maimun Medan Kota Medan Area Medan Denai Medan Amplas Medan Johor Medan Tuntungan
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
3.2.3. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di seluruh wilayah Kota Medan yang terdiri dari 21 kecamatan. Tabel 3.3. Lokasi Penelitian (Kecamatan Objek Penelitian) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Kecamatan Medan Tuntungan Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polania Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Medan Deli Medan Labuhan Medan Marelan Medan Belawan
Kelurahan 9 6 7 6 12 12 6 5 6 6
Luas Wlayah ( Km2 ) 20.68 14.58 11.19 9.05 5.52 5.84 2.98 9.01 5.84 12.81
6 7 7 6 11 9 7 6 6 5 6
15.44 13.16 5.33 6.82 7.76 4.09 7.99 20.84 36.67 23.82 26.25
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi Sugiyono (2004 : 35) menyebutkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi digolongkan menjadi dua jenis yaitu Populasi Terbatas dan Populasi tidak Terbatas. Populasi dalam penelitian ini digolongkan kedalam populasi yang terbatas, di mana yang menjadi objek adalah penduduk Kota Medan yang berjumlah 2.036.185 jiwa (Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2005). 3.3.2. Sampel Sugiarto (2003: 12) menyebutkan bahwa sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili pupulasinya. Sampel yang diambil memiliki kriteria sebagai berikut: a. Umur 17 sampai dengan 55 tahun, (Wiroso, 2005). b. Bekerja dan bertempat tinggal di wilayah Kota Medan. Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel responden yang digunakan adalah kombinasi dari metode kuota sampling, dan metode area sampling. Menurut Sugiarto, dkk, (2003: 42), Quota sampling merupakan teknik pengambilan setiap elemen dari populasi yang didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, sementara itu yang dimaksud dengan area sampling adalah teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada (Riduwan, 2004: 60). Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara, untuk periode sampai dengan tahun 2005 jumlah tenaga kerja yang terdapat di wilayah Kota Medan sebanyak 15.581 orang, yang terdiri dari 5.088 pekerja laki-laki dan 10.493 pekerja perempuan (Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara, 2005). Isaac dan Michael (Sugiyono, 2004: 79) mengembangkan suatu tabel yang dapat membantu untuk menentukan jumlah sampel dengan taraf kesalahan sebesar 1%, 5% dan 10%. Tabel tersebut dikembangkan dari rumus sebagai berikut.
λ2. N. P. Q s
= -------------------------------------------------------
d 2 ( N – 1) + λ 2 . P . Q Dari total populasi yang ada dan dengan bantuan tabel penentuan sampel yang dibuat oleh Isaac dan Michael maka dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 340 orang dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya (Lihat Lampiran Tabel). Untuk daerah yang relatif jumlah penduduknya lebih banyak, maka pengambilan jumlah sampel akan lebih diperbesar untuk mengantisipasi beberapa daerah yang jumlah penduduknya relatif lebih sedikit. Semakin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (Sugiyono, 2004).
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
3.4.
Instrumen Penelitian Instrumen utama dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner penelitian
ini merupakan kuesioner yang dibuat sendiri (Selfrating) dengan memperhatikan variabel-variabel yang akan diteliti. Kuesioner tersebut digunakan untuk memperoleh data primer dari masyarakat yang akan dijadikan sampel. Instrumen penelitian harus berkualitas dan sesuai dengan kriteria teknik pengujian validitas dan realibilitas. Jika instrumen yang digunakan tidak valid dan tidak reliabel, maka data hasil penelitian juga kurang baik dan tidak ada gunanya. Selain itu perlu pula diketahui tingkat kesukaran dan daya beda (discriminating power) dari tiap butir pertanyaan yang diajukan ( Lihat Lampiran). 3.4.1. Uji Validitas Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen Arikunto (Riduwan, 2004: 109) menyebutkan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keterandalan atau kesahihan dari suatu alat ukur. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir, dengan rumusan Pearson Product moment. Dari uji validitas yang dilakukan dengan program SPSS versi 11.0 yaitu dengan melihat nilai dari Corrected Item Correlation disajikan pada Tabel 3.4 berikut:
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 3.4. Uji Validitas Variabel
Keuntungan Relatif
Keterbukaan Informasi
Butir Pertanyaan 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Nilai CITC 0,2809 0,3152 0,2961 0,0162 0,2586 0,2137 0,1993 0,1896 0,1308 0,0893 0,3941 0,4228 0,3633 0,4495 0,5935 0,5014 0,5364 0,5609 0,4552 0,5302 0,3603 0,4242 0,3022 0,4339 0,4688 0,3831 0,309 0,42
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Lanjutan Tabel 3.4
Kompabilitas
Kompleksitas
Triabilitas
Produk Dana
Produk Pembiayaan
Produk Jasa
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
0,4676 0,5305 0,4041 0,469 0,4028 0,3913 0,3793 0,3604 0,3531 0,4826 0,2403 0,3286 0,2711 0,1886 0,1861 0,2304 0,1898 0,2126 0,2425 0,1582 0,179 0,1614 0,2405 0,2987 0,3216 0,2717 0,154 0,2462 0,225 0,26 0,1152 0,2636
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Berdasarkan tabel di atas, nilai Corrected Item correlation dari masing-masing variabel > dari nilai r tabel sebesar 0,098 (df=300-2;0,05) dengan demikian dinyatakan valid dan dimasukkan kedalam pengujian penelitian sesungguhnya. 3.4.2. Uji Realibilitas Sedangkan untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian maka digunakan uji alpha, Riduwan, 2004 menyebutkan bahwa uji alpha cronbach digunakan untuk menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Realibilitas instrumen dianggap handal jika memiliki koefisien realibilitas ≥ 0,5 (lebih besar atau sama dengan 0,5). Tabel 3.5. Uji Reabilitas Variabel
Cronbach Alpha (r hasil)
R (Tabel)
Keterangan
Prinsip Syariah
0,8365
0,098
Realibel
Keuntungan Relatif
0,8916
0,098
Realibel
Keterbukaan Informasi
0,8407
0,098
Realibel
Kompabilitas
0,82
0,098
Realibel
Kompleksitas
0,68
0,098
Realibel
Triabilitas
0,6795
0,098
Realibel
Produk Dana
0,6926
0,098
Realibel
Produk Pembiayaan
0,7928
0,098
Realibel
Produk Jasa
0,8888
0,098
Realibel
Berdasarkan uji reabilitas dengan menggunakan program SPSS versi 11.0, maka didapat nilai dari cronbach alpha dari masing-masing variabel > dari nilai r tabel 0,098 (df=340-2; 0,05), dengan demikian maka setiap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner adalah realibel. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
3.5.
Variabel Penelitian Darmawan Wibisono, (2003: 31) mendefinisikan variabel “sebagai segala
sesuatu yang bervariasi atau nilainya berubah atau segala sesuatu yang membuat nilai berubah baik secara numerik maupun kategorinya”, sedangkan Uma Sekaran, (2006: 115) mendefinisikan variabel “sebagai apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda”. Dalam penelitian ini digunakan dua variabel yaitu: 1. Potensi: Yang dimaksud dengan potensi dalam penelitian ini adalah peluang atau sumber daya yang dimiliki oleh Kota Medan untuk dieksplorasi, khususnya dari segi demografi, ekonomi, nilai sosial dan sistem sosial. Indikator yang digunakan dalam pengukuran variabel potensi ini antara lain yaitu: a. Demografi diukur melalui umur, jenis kelamin, alamat, dan pendidikan terakhir responden. b. Ekonomi diukur melalui jumlah penghasilan perbulan, status pekerjaan, serta jenis pekerjaan. c. Nilai sosial diukur melalui kedudukan responden di masyarakat, keterbukaan terhadap hal-hal baru, aktivitas sosial, status perkawinan, dan tipologi keluarga.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
d. Sistem sosial diukur melalui norma keluarga, toleransi terhadap penyimpangan agama, toleransi terhadap perbedaan budaya, akses terhadap informasi 2. Preferensi: Sedangkan yang dimaksud dengan preferensi dalam penelitian ini adalah ketertarikan masyarakat kota Medan terhadap jasa yang ditawarkan oleh perbankan syariah. Variabel ini diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut: a. Keuntungan Relatif: besar porsi bagi hasil bank syariah dibandingkan dengan tingkat bunga yang diberikan bank konvensional, serta penggunaan prinsip-prinsip syariah dalam perbankan syariah. b. Keterbukaan Informasi: jumlah dana yang berhasil di peroleh oleh bank syariah, pertumbuhan aset bank syariah, dan total penyaluran pembiayaan yang berhasil dilakukan oleh bank syariah selama periode tertentu. c. Kompatibilitas: pandangan responden tentang kecocokan penerapan sistem bagi hasil. d. Kompleksitas: seberapa jauh perbankan syariah memiliki dimensi universal yang menyangkut aspek ekonomi dan sosial. e. Triabilitas: tingkat pencarian informasi mengenai perbankan syariah.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
3.6.
Analisis Data Untuk menjawab pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah maka
analisis data dilakukan dengan menggunakan alat analisis tabulasi silang. Analisis tabulasi silang pada prinsipnya menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom data untuk penyajian crosstab adalah berskala nominal atau kategori (Imam Ghozali, 2005). Darmawan Wibisono, (2004: 137) menyebutkan bahwa tujuan dari dilaksanakannya tabulasi silang adalah untuk mengidentifikasi perbedaanperbedaan di antara grup-grup tersebut dan membuat perbandingannya. Bentuk analisis ini juga memungkinkan untuk menentukan jenis hubungan antara dua variabel. Hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabulasi silang akan membantu mengklarifikasi penemuan-penemuan yang ada dalam suatu penelitian. Sedangkan untuk mengetahui potensi dan preferensi masyarakat terhadap perbankan syariah digunakan metode skoring, dan untuk memperoleh gambaran tentang hubungan antar variabel maka digunakan Logistic Regression. Estimasi pengembangan bank syariah dari sisi tabungan dan pembiayaan akan digunakan model logit dengan persamaan sebagai berikut (Gujarati, 2003: 597).
Di mana
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Jadi
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritik maka persamaan (2) tersebut dapat dioperasinalisasikan sebagai berikut:
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1.
Potensi Masyarakat Kota Medan
4.1.1. Karakteristik Responden Setelah kuesioner disebarkan kepada 340 orang responden maka dilakukanlah identifikasi terhadap responden yang menjadi sampel sebagai berikut. Dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut bahwa berdasarkan jenis kelamin maka responden didominasi oleh laki-laki yang berjumlah 200 orang atau 58,8% sedangkan wanita hanya 140 orang atau 41,2% Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Valid
Laki-laki Perempuan Total
Frekuensi 200 140 340
Percent 58,8 41,2 100
Valid Percent 58,8 41,2 100
Cumulative Percent 58,8 100,0
Berdasarkan tingkat pendidikan responden maka responden terbanyak memiliki pendidikan S1 sebesar 55% diikuti responden yang berpendidikan diploma sebanyak 66 orang atau 19,4%, S2 sebanyak 45 orang atau 13,2% dan SMU 42 orang atau 12,4%.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Valid
SMU D3 S1 S2 Total
Frekuensi 42 66 187 45 340
Percent 12,4 19,4 55,0 13,2 100
Valid Percent 12,4 19,4 55,0 13,2 100
Cumulative Percent 12,4 31,8 86,8 100,0
Berdasarkan agama yang dianut oleh responden didominasi oleh pemeluk agama Islam dengan jumlah responden 268 orang atau 78,8%, disusul Protestan 30 orang, Katolik 22 orang dan Budha 20 orang masing-masing 8,8%, 6,5% dan 5,9%. Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
Valid
Islam Katolik Protestan Buddha Total
Frekuensi 268 22 30 20 340
Percent 78,8 6,5 8,8 5,9 100
Valid Percent 78,8 6,5 8,8 5,9 100
Cumulative Percent 78,8 85,3 94,1 100,0
Apabila dilihat lebih detail tentang pendapatan keluarga yang dibagi menjadi 4 kategori maka untuk daerah Kota Medan, responden yang menyatakan pendapatan mereka di atas Rp. 20.000.000,00 per bulan tercatat hampir 1,5 persen, yaitu di Kecamatan Medan Johor, Medan Baru dan Medan Helvetia. Responden yang menyatakan pendapatan mereka diantara Rp. 10.000.000,00 sampai Rp. 20.000.000,00 per bulan tercatat hampir 4,1 persen, selain di Kecamatan Medan Johor, Medan Baru dan Medan Helvetia, juga ada di 7 kecamatan lain. Responden yang menyatakan pendapatan mereka diantara Rp. 5.000.000,00 sampai Rp. 10.000.000,00 per bulan tercatat hampir 35,9 persen yang berada
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
di seluruh kecamatan yang menjadi sampel dan hal itu sama halnya dengan responden yang memiliki pendapatan antara Rp. 1.500.000,00 sampai Rp. 5.000.000,00 per bulan tercatat hampir 58,5 persen seperti terlihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Kelompok Pendapatan Responden di Kota Medan Penghasilan 1,5-3 Juta Kecamatan
Medan Baru Medan Amplas Medan Denai Medan Johor Medan Petisah Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Selayang Medan Area Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Tuntungan Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Total
Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total
17 5.0% 27 7.9% 25 7.4% 18 5.3% 18 5.3% 12 3.5% 20 5.9% 10 2.9% 8 2.4% 5 1.5% 12 3.5% 6 1.8% 2 .6% 10 2.9% 4 1.2% 5 1.5% 199 58.5%
5-10 Juta 14 4.1% 14 4.1% 14 4.1% 14 4.1% 8 2.4% 12 3.5% 6 1.8% 8 2.4% 3 .9% 1 .3% 10 2.9% 3 .9% 2 .6% 4 1.2% 6 1.8% 2 .6% 1 .3% 122 35.9%
10-20 Juta 2 .6% 1 .3% 1 .3% 2 .6% 1 .3%
Total Lebih dari 20 Juta 1 .3%
2 .6% 1 .3%
2 .6% 1 .3% 2 .6% 2 .6%
1 .3%
1 .3% 1 .3% 14 4.1%
5 1.5%
34 10.0% 42 12.4% 40 11.8% 36 10.6% 28 8.2% 24 7.1% 28 8.2% 18 5.3% 12 3.5% 6 1.8% 24 7.1% 10 10.0% 4 1.2% 14 4.1% 10 2.9% 8 2.4% 2 .6% 340 100.0%
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Dilihat dari pekerjaan utama responden, secara keseluruhan responden di Medan mempunyai pekerjaan utama sebagai pegawai negeri sipil, tercatat sebesar 48,6 persen, kemudian jasa 20,3 persen, kemudian wiraswasta atau berusaha sendiri tercatat 11,2 persen diikuti industri sebesar 6,5 persen, di bidang pertanian 3,8 persen dan lainnya sebesar 11,5 persen. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5: Tabel 4.5. Kelompok Pekerjaan Responden di Kota Medan
Pertanian Kecamatan
Medan Baru Medan Amplas Medan Denai Medan Johor Medan Petisah Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Selayang Medan Area Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Tuntungan Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung Total
Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total
1 .3%
Industri 5 1.5% 6 1.8% 1 .3%
3 .9% 1 .3% 1 .3% 2 .6% 1 .3%
2 .6% 1 .3% 1 .3%
2 .6% 2 .6%
Pekerjaan PerdaJasa gangan 1 6 .3% 1.8% 6 7 1.8% 2.1% 8 10 2.4% 2.9% 3 2 .9% .6% 3 3 .9% .9% 2 .6% 2 .6% 3 .9%
3 .9%
2 .6%
6 1.8% 2 .6% 1 .3% 4 1.2%
1 .3% 13 3.8%
22 6.5%
38 11.2%
3 .9% 3 .9% 4 1.2% 2 .6% 6 1.8% 6 1.8% 1 .3% 69 20.3%
Total Pemerintahan 17 5.0% 17 5.0% 17 5.0% 24 7.1% 16 4.7% 10 10.0% 14 4.1% 10 10.0% 10 10.0% 2 .6% 12 3.5% 2 .6% 3 .9% 1 .3% 2 .6% 2 .6% 159 46.8%
Lainnya 5 1.5% 5 1.5% 4 1.2% 4 1.2% 4 1.2% 5 1.5% 2 .6% 3 .9% 1 .3% 1 .3% 1 .3%
34 10.0% 42 12.4% 40 11.8% 36 10.6% 28 8.2% 24 7.1% 28 8.2% 18 5.3% 12 3.5% 6 1.8% 24 7.1% 10 10.0% 4 1.2% 2 14 .6% 4.1% 2 10 .6% 2.9% 8 2.4% 2 .6% 39 340 11.5% 100.0%
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
4.2.
Preferensi Masyarakat terhadap Bank Syariah
4.2.1. Preferensi terhadap Keuntungan Relatif Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap kepedulian akan bagi hasil yang ditawarkan oleh bank syariah. Hal ini ditunjukkan dengan 218 orang (64,1%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 73 orang (21,5%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 46 orang (13,5%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut tersebut dan sisanya 3 orang (0,9%) menjawab tidak setuju Tabel 4.6. Preferensi Masyarakat terhadap Kepedulian terhadap Bagi Hasil Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 3 46 73 218 340
Percent 0 0.9 13.5 21.5 64.1 100
Valid Percent 0 0.9 13.5 21.5 64.1 100
Cumulative Percent 0 0.9 14.4 35.9 100
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap perbedaan bagi hasil dengan bunga yang ditawarkan oleh bank syariah. Hal ini ditunjukkan dengan 202 orang (59,4%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 105 orang (30,9%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, 22 orang (6,5%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut tersebut, 6 orang (1,8%) menjawab tidak setuju dan 5 orang (1,5%) menjawab sangat tidak setuju.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.7. Preferensi Masyarakat terhadap Beda Bagi Hasil dengan Bunga
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 5 6 22 105 202 340
Percent 1.5 1.8 6.5 30.9 59.4 100
Valid Percent 1.5 1.8 6.5 30.9 59.4 100
Cumulative Percent 1.5 3.2 9.7 40.6 100
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap bagi hasil kredit dengan bunga pinjaman yang ditawarkan oleh bank syariah. Hal ini ditunjukkan dengan 206 orang (60,6%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 78 orang (22,9%) setuju terhadap prinsip preferensi, sebanyak 53 orang (15,6%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut tersebut, 1 orang (0,3%) menjawab tidak setuju dan 2 orang (0,6%) menjawab sangat tidak setuju. Tabel 4.8. Preferensi Masyarakat Terhadap Beda Bagi hasil Kredit dengan Suku Bunga Kredit Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 2 1 53 78 206 340
Percent 0.6 0.3 15.6 22.9 60.6 100
Valid Percent 0.6 0.3 15.6 22.9 60.6 100
Cumulative Percent 0,6 0,9 16,5 39,4 100
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap masih sedikitnya jumlah jaringan bank syariah. Hal ini ditunjukkan dengan 203 orang (59,7%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 102 orang (30%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 16 orang (4,7%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut tersebut, 16 orang (4,7%) menjawab tidak setuju dan 3 orang (0,9%) menjawab sangat tidak setuju. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.9. Preferensi Masyarakat terhadap Jaringan yang Masih Sedikit Valid
Frekuensi 3 16 16 102 203 340
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Percent 0,9 4,7 4,7 30,0 59,7 100
Valid Percent 0,9 4,7 4,7 30,0 59,7 100
Cumulative Percent 0,9 5,6 10,3 40,3 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap bagi hasil produk dana yang ditawarkan oleh bank syariah dengan produk dana yang ditawarkan bank konvensiol. Hal ini ditunjukkan dengan 219 orang (58,5%) menjawab lebih besar terhadap preferensi tersebut, 69 orang (20,3%) menjawab besar terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 60 orang (17,6%) menjawab sama prinsip tersebut tersebut, 9 orang (2,6%) menjawab kecil dan 3 orang (0,9%) menjawab lebih kecil. Tabel 4.10. Preferensi Masyarakat terhadap Beda Bagi Hasil Produk Dana Bank Syariah dan Bank Konvensional Valid
Lebih kecil Kecil Sama Besar Lebih Besar Total
Frekuensi 3 9 60 69 199 340
Percent 0,9 2,6 17,6 20,3 58,5 100
Valid Percent 0,9 2,6 17,6 20,3 58,5 100
Cumulative Percent 0,9 3,5 21,2 41,5 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap bagi hasil yang diminta oleh bank syariah dibandingkan dengan tingkat suku bunga kredit bank konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh 202 orang (59,4%) menjawab lebih besar terhadap preferensi tersebut, 60 orang (17,6%) menjawab besar terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 71 orang (20,9%) Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
menjawab sama prinsip tersebut tersebut, 4 orang (1,2%) menjawab kecil dan 3 orang (0,9%) menjawab lebih kecil. Tabel 4.11. Preferensi Masyarakat terhadap Beda Bagi Hasil Produk Pembiayaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Valid
Lebih kecil Kecil Sama Besar Lebih Besar Total
Frekuensi 3 4 71 60 202 340
Percent 0,9 1,2 20,9 17,6 59,4 100
Valid Percent 0,9 1,2 20,9 17,6 59,4 100
Cumulative Percent 0,9 2,1 22,9 40,6 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap proses dalam pembukaan produk dana yang ditawarkan oleh bank syariah. 210 orang (61,8%) menjawab sangat cepat terhadap preferensi tersebut, 56 orang (16,5%) cepat terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 67 orang (19,7%) merasa sama saja tentang prinsip tersebut tersebut, 3 orang (0,9%) menjawab lambat dan 4 orang (1,2%) menjawab sangat lambat. Tabel 4.12. Preferensi Masyarakat terhadap Proses Pembukaan Produk Dana Bank Syariah Valid
Sangat Lambat Lambat Sama Cepat sangat Cepat Total
Frekuensi 4 3 67 56 210 340
Percent 1,2 0,9 19,7 16,5 61,8 100
Valid Percent 1,2 0,9 19,7 16,5 61,8 100
Cumulative Percent 1,2 2,1 21,8 38,2 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap proses pemberian pembiayaan yang ditawarkan oleh bank syariah. 199
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
orang (58,5%) menjawab sangat cepat terhadap preferensi tersebut, 70 orang (20,6%) menjawab cepat terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 68 orang (20%) merasa sama saja tentang prinsip tersebut tersebut, dan 3 orang (0,9%) menjawab lambat. Tabel 4.13. Preferensi Masyarakat terhadap Proses Pemberian Pembiayaan Bank Syariah Valid
Sangat Lambat Lambat Sama Cepat sangat Cepat Total
Frekuensi 0 3 68 70 199 340
Percent 0 0,9 20,0 20,6 58,5 100
Valid Percent 0 0,9 20,0 20,6 58,5 100
Cumulative Percent 0,9 20,9 41,5 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap tingkat pencairan yang cepat lebih disukai daripada bunga yang rendah. 191 orang (56,2%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 85 orang (25%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 63 orang (18,5%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut tersebut dan hanya satu orang (0,3%) menjawab tidak setuju. Tabel 4.14. Preferensi Masyarakat terhadap Pencairan Dana Lebih Cepat Lebih Diminati Dibandingkan Suku Bunga yang Rendah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 1 63 85 191 340
Percent 0 0,3 18,5 25,0 56,2 100
Valid Percent 0 0,3 18,5 25,0 56,2 100
Cumulative Percent 0,3 18,8 43,8 100,0
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap performance kedepan bank syariah dan performance bank konvensional kedepan. Hasil penelitian menunjukkan 179 orang (52,6%) menjawab lebih baik terhadap preferensi tersebut, 80 orang (23,5%) baik terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 71 orang (20,9%) merasa sama saja tentang prinsip tersebut tersebut, 9 orang (2,6%) menjawab jelek dan sisanya hanya 1 orang (0,3%) yang menjawab sangat jelek. Tabel 4.15. Preferensi Masyarakat terhadap Performance Kedepan Bank Syariah Dibandingkan Bank Konvensional Valid
Lebih Jelek Jelek Sama Bagus Sangat Bagus Total
Frekuensi 1 9 71 80 179 340
Percent 0,3 2,6 20,9 23,5 52,6 100
Valid Percent 0,3 2,6 20,9 23,5 52,6 100
Cumulative Percent 0,3 2,9 23,8 47,4 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap apakah bank syariah benar-benar beroperasional berdasarkan prinsip-prinsip syariah menunjukkan bahwa 272 orang (80%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 32 orang (9.4%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut dan sisanya sebayak 36 orang (10,6%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut tersebut.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.16. Preferensi Masyarakat terhadap Operasionalisasi Berdasarkan Prinsip Syariah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 0 36 32 272 340
Percent 0,0 0,0 10,6 9,4 80,0 100
Valid Percent 0,0 0,0 10,6 9,4 80,0 100
Cumulative Percent 10,6 20,0 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap bahwa produk yang ditawarkan oleh bank syariah tidak hanya untuk ummat muslim saja menunjukkan bahwa 258 orang (75,9%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 59 orang (17.4%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut dan sisanya sebayak 23 orang (6,8%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut. Tabel 4.17. Preferensi Masyarakat terhadap Pasar Bank Syariah Tidak Hanya Umat Muslim Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 0 23 59 258 340
Percent 0,0 0,0 6,8 17,4 75,9 100
Valid Percent 0,0 0,0 6,8 17,4 75,9 100
Cumulative Percent 6,8 24,1 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap prinsip syariah yang tidak asing menunjukkan bahwa 271 orang (79,9%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 43 orang (12,6%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut dan sisanya sebanyak 26 orang (7,6%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut tersebut. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.18. Preferensi Masyarakat terhadap Prinsip Syariah Merupakan Hal yang Tidak Asing Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 0 26 43 271 340
Percent 0,0 0,0 7,6 12,6 79,7 100
Valid Percent 0,0 0,0 7,6 12,6 79,7 100
Cumulative Percent 7,6 20,3 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap keperdulian terhadap prinsip syariah yang ditawarkan oleh bank syariah menunjukkan bahwa 216 orang (63,5%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 73 orang (21,6%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebayak 37 orang (10,9%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut tersebut dan sisanya sebanyak 14 orang (4,1%) menjawab sangat tidak setuju. Tabel 4.19. Preferensi Masyarakat terhadap Kepedulian Penggunaan Prinsip Syariah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 14 0 37 73 216 340
Percent 4,1 0,0 10,9 21,5 63,5 100
Valid Percent 4,1 0,0 10,9 21,5 63,5 100
Cumulative Percent 4,1 4,1 15,0 36,5 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap perlu tidaknya sosialisasi prinsip syariah yang ditawarkan oleh bank syariah menunjukkan bahwa 229 orang (67,4%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 66 orang (19.4%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut dan sisanya sebanyak 45 orang (13,2%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut tersebut.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.20. Preferensi Masyarakat terhadap Kebutuhan Sosialisasi Prinsip Syariah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 0 45 66 229 340
Percent 0,0 0,0 13,2 19,4 67,4 100
Valid Percent 0,0 0,0 13,2 19,4 67,4 100
Cumulative Percent 13,2 32,6 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap penggunaan prinsip syariah yang kurang tepat yang ditawarkan oleh bank syariah menunjukkan bahwa 216 orang (63,5%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 110 orang (32.4%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut dan sisanya sebanyak 14 orang (4,2%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut. Tabel 4.21. Preferensi Masyarakat terhadap Penggunaan Prinsip Syariah yang Kurang Tepat Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 0 14 110 216 340
Percent 0,0 0,0 4,1 32,4 63,5 100
Valid Percent 0,0 0,0 4,1 32,4 63,5 100
Cumulative Percent 4,1 36,5 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap pemahaman produk wadiah yang ditawarkan oleh bank syariah menunjukkan bahwa 261 orang (76,8%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 51 orang (15%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 14 orang (4,1%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut dan sisanya menjawab tidak setuju yaitu 14 orang (4,1%).
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.22. Preferensi Masyarakat terhadap Prinsip Wadiah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 14 14 51 261 340
Percent 0,0 4,1 4,1 15,0 76,8 100
Valid Percent 0,0 4,1 4,1 15,0 76,8 100
Cumulative Percent 4,1 8,2 23,2 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap pemahaman produk mudharabah yang ditawarkan oleh bank syariah menunjukkan bahwa 224 orang (65,9%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 75 orang (22,1%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut dan sisanya sebanyak 41 orang (12,1%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut. Tabel 4.23. Preferensi Masyarakat terhadap Prinsip Mudharabah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 0 41 75 224 340
Percent 0,0 0,0 12,1 22,1 65,9 100
Valid Percent 0,0 0,0 12,1 22,1 65,9 100
Cumulative Percent 12,1 34,1 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap pemahaman produk murabahah yang ditawarkan oleh bank syariah menunjukkan bahwa 269 orang (79,1%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 40 orang (11,8%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut dan sisanya sebanyak 31 orang (9,1%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.24. Preferensi Masyarakat terhadap Prinsip Murabahah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 0 31 40 269 340
Percent 0,0 0,0 9,1 11,8 79,1 100
Valid Percent 0,0 0,0 9,1 11,8 79,1 100
Cumulative Percent 9,1 20,9 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap pemahaman produk ijarah yang ditawarkan oleh bank syariah menunjukkan bahwa 244 orang (71,8%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 65 orang (19.1%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut dan sisanya sebanyak 31 orang (9,1%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut. Tabel 4.25. Preferensi Masyarakat terhadap Prinsip Ijarah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 0 31 65 244 340
Percent 0,0 0,0 9,1 19,1 71,8 100
Valid Percent 0,0 0,0 9,1 19,1 71,8 100
Cumulative Percent 9,1 28,2 100,0
Dari 10 butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti yang berkaitan dengan preferensi masyarakat terhadap bank syariah menunjukkan bahwa pada umumnya preferensi masyarakat terhadap bank syariah sudah cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan rata-rata responden menjawab sangat setuju lebih dari 60%. Preferensi terkecil hanya pada kepedulian terhadap prinsip bank syariah dan penerapan prinsip syariah yang sudah baik yaitu 63,5%. Hal ini menunjukkan bahwa bank syariah
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
memiliki eksistensi yang baik di mata masyarakat yang merupakan sistem perbankan baru yang menawarkan solusi akan pemahaman miring terhadap bank konvensional. 4.2.2. Preferensi terhadap Keterbukaan Informasi Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap kemudahan informasi tentang produk yang ditawarkan oleh bank syariah. 184 orang (54,1%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 103 orang (30,3%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 41 orang (12,1%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, 9 orang (2,6%) menjawab tidak setuju dan sisanya 3 orang (0,9%) menjawab sangat tidak setuju. Tabel 4.26 Preferensi Masyarakat terhadap Kemudahan Informasi Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 3 9 41 103 184 340
Percent 0,9 2,6 12,1 30,3 54,1 100
Valid Percent 0,9 2,6 12,1 30,3 54,1 100
Cumulative Percent 0,9 3,5 15,6 45,9 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap laporan keuangan bank merupakan informasi tentang kesehatan bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 136 orang (40%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 104 orang (30,6%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 88 orang (25,9%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, 9 orang (2,6%) menjawab tidak setuju dan sisanya 3 orang (0,9%) menjawab sangat tidak setuju.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.27. Preferensi Masyarakat terhadap Informasi Laporan Keuangan Merupakan Indikator Sehatnya Sebuah Bank Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 3 9 88 104 136 340
Percent 0,9 2,6 25,9 30,6 40,0 100
Valid Percent 0,9 2,6 25,9 30,6 40,0 100
Cumulative Percent 0,9 3,5 29,4 60,0 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap “saya tidak mengikuti laporan keuangan karena tidak mengerti laporan keuangan”. 142 orang (41,8%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 116 orang (34.1%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 75 orang 22,1%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, 4 orang (1,2%) menjawab tidak setuju dan 3 orang (0,9%) menjawab sangat tidak setuju. Tabel 4.28. Preferensi Masyarakat terhadap Pemahaman Laporan Keuangan Sebagai Alasan Mengikuti Laporan Keuangan Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 3 4 75 116 142 340
Percent 0,9 1,2 22,1 34,0 41,8 100
Valid Percent 0,9 1,2 22,1 34,0 41,8 100
Cumulative Percent 0,9 2,1 24,1 58,2 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap kemudahan jumlah dana yang terhimpun pada bank syariah mudah diperoleh 158 orang (46,5%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 102 orang (30%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 73 orang
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
(21,5%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, 3 orang (0,9%) menjawab tidak setuju dan 4 orang (1,2%) menjawab sangat tidak setuju. Tabel 4.29. Preferensi Masyarakat terhadap Kemudahan Informasi Jumlah Dana yang Terhimpun dari Pihak Ketiga Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 4 3 73 102 158 340
Percent 1,1 0,9 21,5 30,0 46,5 100
Valid Percent 1,1 0,9 21,5 30,0 46,5 100
Cumulative Percent 1,2 2,1 23,5 53,5 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap informasi jumlah dana yang disalurkan kepada pihak ketiga mudah diperoleh 172 orang (50,6%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 101 orang (29,7%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 64 orang (18,7%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut dan 3 orang (0,9%) menjawab tidak setuju. Tabel 4.30. Preferensi Masyarakat terhadap Kemudahan Informasi Jumlah Dana yang Disalurkan Kepada Pihak Ketiga Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 3 64 101 172 340
Percent 0 0,9 18,8 29,7 50,6 100
Valid Percent 0 0,9 18,8 29,7 50,6 100
Cumulative Percent 0,9 19,7 49,4 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap informasi perkembangan asset bank syariah. 226 orang (66,5%) menjawab
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 64 orang (18,8%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 40 orang (11,8%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut dan 10 orang (2,9%) menjawab tidak setuju. Tabel 4.31. Preferensi Masyarakat terhadap Informasi Perkembangan Aset Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 10 40 64 226 340
Percent 0 2,9 11,8 18,8 66,5 100
Valid Percent 0 2,9 11,8 18,8 66,5 100
Cumulative Percent 2,9 14,7 33,5 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap kemudahan informasi akan zakat yang disalurkan oleh bank syariah. 239 orang (70,3%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 48 orang (14.1%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 20 orang (5,9%) merasa raguragu tentang prinsip tersebut, 9 orang (2,6%) menjawab tidak setuju dan 24 orang (7,1%) menjawab sangat tidak setuju. Tabel 4.32. Preferensi Masyarakat terhadap Kemudahan Informasi tentang Zakat yang Disalurkan oleh Bank Syariah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 24 9 20 48 239 340
Percent 7,1 2,6 5,9 14,1 70,3 100
Valid Percent 7,1 2,6 5,9 14,1 70,3 100
Cumulative Percent 7,1 9,7 15,6 29,7 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap nasabah hanya menginginkan porsi bagi hasil yang ditawarkan oleh bank syariah. 233 orang (68,5%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
40 orang (11,8%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 64 orang (18,8%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, 2 orang (0,6%) menjawab tidak setuju dan 1 orang (0,3%) sangat tidak setuju. Tabel 4.33. Preferensi Masyarakat terhadap Keingintahuan Porsi Bagi Hasil Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 1 2 64 40 233 340
Percent 0,3 0,6 18,8 11,8 68,5 100
Valid Percent 0,3 0,6 18,8 11,8 68,5 100
Cumulative Percent 0,3 0,9 19,7 31,5 100,0
Dari 8 butir pertanyaan yang diajukan yang berkaitan dengan keterbukaan bank syariah itu sendiri menunjukkan bahwa bank syariah sudah cukup dianggap terbuka oleh nasabahnya, hal ini dibuktikan dengan lebih dari 40% menjawab sangat setuju atau lebih dari 50% menjawab setuju akan keterbukaan yang telah dilakukan oleh bank syariah. 4.2.3. Preferensi terhadap Kompatibilitas, Kompleksitas dan Triabilitas Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap produk yang ditawarkan oleh bank syariah bahwa bank syariah identik dengan bagi hasil. 233 orang (65,5%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 54 orang (15,9%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 56 orang (16,5%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, 3 orang (0,9%) menjawab tidak setuju dan 4 orang (1,2%) menjawab sangat tidak setuju.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.34. Preferensi Masyarakat terhadap Bank Syariah Identik dengan Bagi Hasil Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 4 3 56 54 223 340
Percent 1,2 0,9 16,5 15,9 65,6 100
Valid Percent 1,2 0,9 16,5 15,9 65,6 100
Cumulative Percent 1,2 2,1 18,5 34,4 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda bahwa system bagi hasil hanya cocok untuk bank syariah. 217 orang (63,8%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 82 orang (24.1%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 38 orang (11,2%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, dan sisanya 3 orang (0,9%) menjawab tidak setuju. Tabel 4.35. Preferensi Masyarakat terhadap Bagi Hasil Hanya Cocok untuk Bank Syariah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 3 38 82 217 340
Percent 0 0,9 11,2 24,1 63,8 100
Valid Percent 0 0,9 11,2 24,1 63,8 100
Cumulative Percent 0,9 12,1 36,2 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap produk yang memang sangat cocok untuk masyarakat Indonesia. 218 orang (64,1%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 87 orang (25,6%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 34 orang (10%) merasa raguragu tentang prinsip tersebut, dan hanya 1 orang (0,3%) yang menjawab tidak setuju.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.36. Preferensi Masyarakat terhadap Bank Syariah yang Sangat Cocok dengan Masyarakat Indonesia Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 1 34 87 218 340
Percent 0 0,3 10,0 25,6 64,1 100
Valid Percent 0 0,3 10,0 25,6 64,1 100
Cumulative Percent 0,3 10,3 35,9 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda bahwa bank syariah tidak hanya untuk ummat Islam saja. 226 orang (66,5%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 69 orang (20,3%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 22 orang (6,5%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, 22 orang (6,5%) menjawab tidak setuju dan hanya 1 orang (0,3%) yang menjawab sangat tidak setuju. Tabel 4.37. Preferensi Masyarakat terhadap Bank Syariah Tidak Hanya Cocok untuk Ummat Islam Saja Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 1 22 22 69 226 340
Percent 0,3 6,5 6,5 20,3 66,5 100
Valid Percent 0,3 6,5 6,5 20,3 66,5 100
Cumulative Percent 0,3 6,8 13,2 33,5 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda tentang bagi hasil yang ditentukan oleh bank syariah sudah sesuai dengan yang dijanjikan. 218 orang (64,1%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 85 orang (25%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 31 orang (9,1%)
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, 2 orang menjawab tidak setuju dan 1 orang menjawab sangat tidak setuju yaitu masing-masing 0,6% dan 0,3%. Tabel 4.38. Preferensi Masyarakat terhadap Kesesuaian Janji Akan Janji Bagi Hasil dengan Kenyataan yang Ada Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 1 2 34 85 218 340
Percent 0,3 0,6 10,0 25,0 64,1 100
Valid Percent 0,3 0,6 10,0 25,0 64,1 100
Cumulative Percent 0,3 0,9 10,9 35,9 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda tentang menabung di bank syariah sekaligus bersedekah. 169 orang (49,7%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 121 orang (35,6%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 43 orang (12,6%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, 4 orang (1,2%) menjawab tidak setuju dan sisanya 3 orang (0,9%) menjawab sangat tidak setuju. Tabel 4.39. Preferensi Masyarakat terhadap Menabung di Bank Syariah Sekaligus Bersedekah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 3 4 43 121 169 340
Percent 0,9 1,2 12,6 35,6 49,7 100
Valid Percent 0,9 1,2 12,6 35,6 49,7 100
Cumulative Percent 0,9 2,1 14,7 50,3 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda tentang menabung di bank syariah sekaligus mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan. 163 orang (47,9%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut,
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
78 orang (22,9%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 82 orang (24,1%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, 13 orang menjawab tidak setuju dan sisanya 4 orang menjawab sangat tidak setuju atau masing-masing 3,8% dan 1,2%. Tabel 4.40. Preferensi Masyarakat terhadap Menabung di Bank Syariah Sekaligus Mengatasi Masalah Sosial Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 4 13 82 78 163 340
Percent 1,2 3,8 24,1 22,9 47,9 100
Valid Percent 1,2 3,8 24,1 22,9 47,9 100
Cumulative Percent 1,2 5,0 29,1 52,1 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap produk investasi yang ditawarkan oleh bank syariah hanya kepada yang bersifat halal saja. 211 orang (62,1%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 73 orang (21,5%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 40 orang (11,8%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, 3 orang menjawab tidak setuju atau 0,9% dan sisanya 13 orang menjawab sangat tidak setuju atau 3,8%. Tabel 4.41. Preferensi Masyarakat terhadap Investasi yang Diberikan Bank Syariah Hanya Kepada yang Bersifat Halal Saja Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 13 3 40 73 211 340
Percent 3,8 0,9 11,8 21,5 62,1 100
Valid Percent 3,8 0,9 11,8 21,5 62,1 100
Cumulative Percent 38,0 4,7 16,5 37,9 100,0
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda tentang tidak semua transaksi yang bias dilakukan di bank konvensional juga bias dilakukan di bank syariah. 220 orang (64,7%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 97 orang (28,5%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 22 orang (6,5%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut dan sisanya hanya 1 orang menjawab tidak setuju atau hanya 0,3%. Tabel 4.42. Preferensi Masyarakat terhadap Semua Transaksi di Bank Konvensional Tidak Dapat Semua Dilakukan di Bank Syariah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 0 1 22 97 220 340
Percent 0 0,3 6,5 28,5 64,7 100
Valid Percent 0 0,3 6,5 28,5 64,7 100
Cumulative Percent 0,3 6,8 35,3 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda tentang kemudahan mendapatkan informasi tentang prinsip syariah. 257 orang (75,6%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 47 orang (13,8%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 32 orang (9,4%) merasa raguragu tentang prinsip tersebut, masing-masing 3 orang menjawab tidak setuju dan 1 orang menjawab sangat tidak setuju.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Tabel 4.43. Preferensi Masyarakat terhadap Kemudahan Memperoleh Informasi tentang Prinsip Syariah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 1 3 32 47 257 340
Percent 0,3 0,9 9,4 13,8 75,6 100
Valid Percent 0,3 0,9 9,4 13,8 75,6 100
Cumulative Percent 0,3 1,2 10,6 24,4 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda tentang sosialisasi yang dilakukan oleh bank syariah masih sangat jarang dilakukan. 205 orang (60,3%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 67 orang (19.7%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 35 orang (10,3%) merasa ragu-ragu tentang prinsip tersebut, tidak setuju dijawab oleh 14 orang (4,2%) dan sangat tidak setuju dijawab oleh 19 orang (5,6%). Tabel 4.44. Preferensi Masyarakat terhadap Sosialisasi yang Masih Jarang Dilakukan oleh Bank Syariah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 19 14 35 67 205 340
Percent 5,6 4,1 10,3 19,7 60,3 100
Valid Percent 5,6 4,1 10,3 19,7 60,3 100
Cumulative Percent 5,6 9,7 20,0 39,7 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda tentang jumlah bank syariah yang masih sedikit. 162 orang (47,6%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 108 orang (31,8%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 60 orang (17,6%) merasa ragu-ragu tentang prinsip
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
tersebut, 9 orang (2,6%) menjawab tidak setuju dan 1 orang (0,3%) menjawab sangat tidak setuju. Tabel 4.45. Preferensi Masyarakat terhadap Jumlah Bank Syariah yang Masih Sedikit Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 1 9 60 108 162 340
Percent 0,3 2,6 17,6 31,8 47,6 100
Valid Percent 0,3 2,6 17,6 31,8 47,6 100
Cumulative Percent 0,3 2,9 20,6 52,4 100,0
Dari 340 responden yang menjadi sampel memiliki preferensi yang berbeda terhadap sulitnya memperoleh informasi tentang produk bank syariah. 183 orang (53,8%) menjawab sangat setuju terhadap preferensi tersebut, 87 orang (25,6%) setuju terhadap prinsip preferensi tersebut, sebanyak 48 orang (14,1%) merasa raguragu tentang prinsip tersebut, 21 orang (6,2%) menjawab tidak setuju dan 1 orang (0,3%) menjawab sangat tidak setuju. Tabel 4.46. Preferensi Masyarakat terhadap Sulitnya Informasi tentang Produk Bank Syariah Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 1 21 48 87 183 340
Percent 0,3 6,2 14,1 25,6 53,8 100
Valid Percent 0,3 6,2 14,1 25,6 53,8 100
Cumulative Percent 0,3 6,5 20,6 46,2 100,0
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
4.3.
Analisis Logistik Regressi Untuk lebih mendukung hasil analisis dengan menggunakan tabulasi silang
(Crosstabs), maka peneliti menggunakan analisis logistik regresi seperti yang telah disebutkan dalam sub bab teknik analisis data. 4.3.1. Keinginan Masyarakat Menabung Berdasarkan persamaan model logit seperti yang terdapat dalam sub bab teknik analisis data dengan menggunakan program SPSS versi 11.0 maka didapat persamaan sebagai berikut: Z = - 2,154 - 0,178X1 + 0,027x2 – 0,024x3 + 0,233x5 – 0,188x6 + 0,063x7 - 0,022x9 + 0,018 x10 – 0,019x11 - 0,048x12 + 0,109x13 – 0,075x14 + e 1. Dalam mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keinginan masyarakat untuk menabung maka semua faktor telah dimasukkan dalam persamaan. Dari hasil perhitungan logistik maka terlihat bahwa faktor jenis kelamin memiliki korelasi negatif dengan derajat signifikansi sebesar 0,508. 2. Sementara untuk faktor usia maka terlihat bahwa usia berpengaruh terhadap keinginan menabung dengan tingkat signifikansi sebesar 0,097. Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang menginginkan untuk menabung pada perbankan syariah sangat bervariasi mulai dari usia di bawah 30 tahun hingga usia setelah 50 tahun.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
3. Sementara untuk faktor akses wilayah terlihat bahwa faktor akses wilayah berpengaruh negatif terhadap keinginan masyarakat menabung, hal ini dapat dilihat dari taraf signifikansi sebesar 0,437. 4. Untuk faktor pendidikan, maka terlihat bahwa pendidikan memiliki korelasi positif dengan keinginan masyarakat menabung, hal ini ditunjukkan dengan taraf signifikansi sebesar 0,138. 5. Dari persamaan Logistik regresi di atas, diketahui bahwa agama memiliki korelasi yang negatif terhadap keinginan masyarakat menabung di bank syariah, hal ini dapat dilihat dari derajat signifikansi sebesar 0,186. 6. Untuk faktor pekerjaan, maka dari persamaan tersebut di atas dapat dilihat bahwa faktor pekerjaan memiliki korelasi yang positif dengan keinginan seseorang menabung di bank syariah. Hal ini ditunjukkan dengan derajat signifikansi sebesar 0,552. 7. Sedangkan untuk faktor pengeluaran maka terlihat bahwa tingkat pengeluaran responden memiliki korelasi yang negatif dengan keinginan masyarakat menabung di bank syariah, hal ini terlihat dengan derajat signifikansi sebesar 0,913. 8. Untuk faktor keuntungan relatif, ternyata dari persamaan logistik regresi tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum keuntungan relatif memiliki korelasi yang positif terhadap keinginan masyarakat menabung di bank syariah. Hal ini ditunjukkan dengan derajat signifikansi sebesar 0,355.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
9. Sama halnya dengan keuntungan relatif, faktor keterbukaan informasi juga memiliki korelasi yang positif dengan keinginan masyarakat menabung di bank syariah. Hal tersebut terlihat dengan derajat signifikansi sebesar 0,537. 10. Sementara itu untuk faktor kompatibilitas, disini terlihat bahwa hal tersebut memiliki korelasi yang negatif dengan keinginan masyarakat untuk menabung di bank syariah. Dengan derajat signifikansi sebesar 0,537. 11. Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam hal keinginan masyarakat menabung pada bank syariah adalah kompleksitas perbankan syariah. Dari persamaan logistik tersebut dapat dikatakan bahwa kompleksitas perbankan syariah memiliki korelasi yang positif terhadap keinginan masyarakat menabung di bank syariah dengan derajat signifikansi sebesar 0,201. 12. Faktor lain lagi yang perlu diperhatikan terhadap keinginan masyarakat menabung di bank syariah adalah tingkat triabilitas/observatilitas masyarakat. Dalam penelitian ini dengan menggunakan persamaan logit di atas maka didapat bahwa tingkat triabilitas memiliki korelasi yang negatif terhadap keinginan masyarakat untuk menabung di bank syariah, dengan derajat signifikansi sebesar 0,212. 4.3.2. Keinginan Masyarakat Memperoleh Pembiayaan Sedangkan untuk mengetahui keinginan masyarakat dalam memperoleh pembiayaan maka dengan menggunakan persamaan logit tersebut dan dengan menggunakan Program SPSS Versi 11.0 didapat persamaan sebagai berikut: Z = - 0,858 - 0,304X1 + 0,010x2 – 0,003x3 - 0,109x5 – 0,263x6 + 0,103x7 + 0,190x9 Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
+ 0,033 x10 – 0,036x11 - 0,058x12 + 0,004x13 – 0,037x14 + e 1. Dalam mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keinginan masyarakat untuk memperoleh pembiayaan maka semua faktor telah dimasukkan dalam persamaan. Dari hasil perhitungan logistik maka terlihat bahwa faktor jenis kelamin memiliki korelasi negatif dengan derajat signifikansi sebesar 0,267. 2. Sementara untuk faktor usia maka terlihat bahwa usia berpengaruh terhadap keinginan memperoleh pembiayaan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,559. 3. Sementara untuk faktor akses wilayah terlihat bahwa faktor akses wilayah berpengaruh negatif terhadap keinginan masyarakat memperoleh pembiayaan, hal ini dapat dilihat dari taraf signifikansi sebesar 0,926. 4. Untuk faktor pendidikan, maka terlihat bahwa pendidikan memiliki korelasi negatif dengan keinginan masyarakat memperoleh pembiayaan, hal ini ditunjukkan dengan taraf signifikansi sebesar 0,512 5. Dari persamaan Logistik regresi di atas, diketahui bahwa agama memiliki korelasi yang negatif terhadap keinginan masyarakat menabung di bank syariah, hal ini dapat dilihat dari derajat signifikansi sebesar 0,063 6. Untuk faktor pekerjaan, maka dari persamaan tersebut di atas dapat dilihat bahwa faktor pekerjaan memiliki korelasi yang positif dengan keinginan seseorang memperoleh pembiayaan dari Bank syariah. Hal ini ditunjukkan dengan derajat signifikansi sebesar 0,329.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
7. Sedangkan untuk faktor pengeluaran maka terlihat bahwa tingkat pengeluaran responden memiliki korelasi yang positif dengan keinginan masyarakat memperoleh pembiayaan dari bank syariah, hal ini terlihat dengan derajat signifikansi sebesar 0,397. 8. Untuk faktor keuntungan relatif, ternyata dari persamaan logistik regresi tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum keuntungan relatif memiliki korelasi yang positif terhadap keinginan masyarakat memperoleh pembiayaan dari bank syariah. Hal ini ditunjukkan dengan derajat signifikansi sebesar 0,095. 9. Bertolak belakang dengan keuntungan relatif, faktor keterbukaan informasi memiliki korelasi yang negatif dengan keinginan masyarakat memperoleh pembiayaan dari bank syariah. Hal tersebut terlihat dengan derajat signifikansi sebesar 0,270. 10. Sementara itu untuk faktor kompatibilitas, di sini terlihat bahwa hal tersebut memiliki korelasi yang positif dengan keinginan masyarakat untuk memperoleh pembiayaan dari bank syariah. Hal ini terlihat dengan derajat signifikansi sebesar 0,442. 11. Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam hal keinginan masyarakat memperoleh pembiayaan dari bank syariah adalah kompleksitas perbankan syariah. Dari persamaan logistik tersebut dapat dikatakan bahwa kompleksitas perbankan syariah memiliki korelasi yang positif terhadap keinginan
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
masyarakat memperoleh pembiayaan dari bank syariah dengan derajat signifikansi sebesar 0,961. 12. Faktor lain lagi yang perlu diperhatikan terhadap keinginan masyarakat untuk memperoleh pembiayaan di bank syariah adalah tingkat triabilitas/ observatilitas masyarakat. Dalam penelitian ini dengan menggunakan persamaan logit diatas maka didapat bahwa tingkat triabilitas memiliki korelasi yang positif terhadap keinginan masyarakat untuk memperoleh pembiayaan dari bank syariah dengan derajat signifikansi sebesar 0,536.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Dari hasil pembahasan terhadap potensi dan preferensi masyarakat terhadap
bank syariah di Kota Medan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Potensi Masyarakat Kota Medan Dalam penelitian ini Potensi masyarakat Kota Medan diukur melalui empat indikator yaitu: a. Demografi Potensi demografi yang meliputi umur, jenis kelamin pendidikan dan agama menunjukkan bahwa responden yang dijadikan sampel berusia antara 21 tahun sampai dengan 55 tahun sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan sebelumnya. Sampel terbanyak berusia 27 tahun dengan jumlah sebanyak 28 orang atau 8,2% dari seluruh responden yang dijadikan sampel, yang tersebar di seluruh wilayah. Responden yang dijadikan sampel lebih didominasi oleh laki-laki sebanyak 200 responden dan perempuan 140 responden. Tingkat pendidikan responden paling banyak ditemukan memiliki pendidikan tingkat Strata-1 sebanyak 187 orang atau 55% yang paling sering ditemukan di wilayah Medan Baru dan Medan Johor serta paling rendah berpendidikan SMU 42 orang atau 12% dari keseluruhan responden, yang banyak ditemukan di wilayah Medan Amplas. Dari 340 orang responden, 268 responden atau Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
78% mengaku beragama Islam, sedangkan sisanya tergolong ke dalam agama lainnya seperti Katholik, Protestan, dan Budha. b. Ekonomi Potensi ekonomi yang menunjukkan tentang pekerjaan, tingkat pendapatan dan pengeluaran responden maka terlihat bahwa 159 orang responden atau 46% mengaku bekerja pada sektor pemerintahan yang tersebar merata di seluruh wilayah penelitian, sementara 13 orang atau 3% mengaku bekarja pada sektor pertanian, yang dijumpai di wilayah Medan Amplas, Medan Barat, Medan Johor, dan Medan Selayang. Dalam hal pendapatan dan pengeluaran, maka 199 orang (58%) mengaku berpenghasilan antara 1,5 juta hingga 5 juta perbulan dengan tingkat pengeluaran lebih kecil dari 1 juta, yang tersebar merata di seluruh wilayah penelitian, sedangkan 5 orang (1%) mengaku memiliki pengasilan lebih dari 15 juta perbulan dengan tingkat pengeluaran antara 5-10 juta terdapat kecamatan yang pendapatan masyarakatnya termasuk ke dalam kategori sangat tinggi. c. Nilai Sosial Secara keseluruhan dari 340 orang responden, 141 orang (41%) mengaku menikah dan belum memiliki anak dan menyebar di seluruh wilayah penelitian, sedangkan 22 orang (6%) mengaku menikah dan memiliki 2 orang anak. 228 orang responden (67%) mengaku sebagai masyarakat umum dalam hal kedudukannya dalam masyarakat, sedangkan sisanya bervariasi antara kepala pemerintahan, pemuka agama dan ketua organisasi. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
d. Sistem Sosial Dari seluruh responden yang dijadikan sampel penelitian ini maka sebanyak 229 orang (67%) mengaku menjalani kehidupan sehari-hari berdasarkan norma-norma agama, sedangkan sisanya 111 orang (33%) menjalankan kehidupan sehari-hari berdasarkan pada norma-norma adat, dan kebiasaan yang berlaku umum. 2. Preferensi Masyarakat Kota Medan Sesuai halnya dengan potensi maka variabel preferensi masyarakat Kota Medan diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: a. Keuntungan Relatif Preferensi terhadap keuntungan relatif mencerminkan pandangan responden tentang perbankan syariah yang memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan bank konvensional dan penggunaan prinsip-prinsip syariah dalam operasional perbankan. Dari 340 orang respoden yang menjawab kuesioner dengan maximum nilai 100 dan minimum nilai 20 maka 17 orang (5%) menyatakan mereka berhubungan dengan bank syariah karena didasari atas keuntungan relatif yang diberikan oleh pihak perbankan syariah yang tidak mereka dapatkan diperbankan konvensional, mereka tersebut tersebar di wilayah Medan Baru, Medan Amplas, Medan Johor dan Medan Maimun. b. Keterbukaan Informasi Keterbukaan informasi menilai sejauhmana informasi yang diberikan oleh pihak bank berguna bagi nasabah. Sama halnya dengan keuntungan relatif, Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
untuk menilai preferensi masyarakat terhadap keterbukaan informasi yang diberikan oleh pihak bank syariah maka diajukan pertanyaan dalam kuesioner yang memiliki bobot nilai maximum 40 dan nilai minimum 8. Dari 340 orang responden, 58 orang (17,1%) menyatakan bahwa mereka berhubungan dengan bank syariah karena keterbukaan informasi yang diberikan oleh pihak bank syariah, yang tidak didapatkannya dari pihak bank konvensional. Responden tersebut tersebar di wilayah Medan Baru, Medan Amplas, dan Medan Maimun. c. Kompatibilitas Preferensi terhadap tingkat kompatibilitas menunjukkan tingkat kecocokan terhadap system perbankan syariah, maka dari 340 orang responden terlihat bahwa 155 orang (45,6%) memberikan nilai maximum sebesar 25 point yang menyatakan menyetujui sistem bank syariah sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat Kota Medan, responden tersebut tersebar di wilayah Medan Baru, Medan Amplas, Medan Denai, dan Medan Johor. d. Kompleksitas Preferensi
terhadap
tingkat
kompleksitas
perbankan
syariah
yang
menunjukkan nilai dimana perbankan syariah mempunyai dimensi yang komplek, di mana perbankan syariah juga terlibat dalam hal yang bersifat sosial, seperti penyaluran pemberian zakat, infaq, shadaqah. Dari seluruh
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
responden maka terlihat 92 orang (27,1%) setuju terhadap tingkat kompleksitas perbankan syariah. e. Triabilitas Preferensi terhadap tingkat triabilitas/observabiltas yang menunjukkan derajat keingin-tahuan masyarakat terhadap perbankan syariah. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa 235 orang responden (69,6%) menyatakan bahwa informasi mengenai perbankan syariah baik dalam hal produk perbankan syariah, sistem perbankan syariah, prinsip perbankan syariah dan sosialisasi perbankan syariah dapat dengan mudah mereka dapatkan.
5.2.
Keterbatasan Penelitian Penelitian mengenai potensi, preferensi dan perilaku masyarakat terhadap
bank syariah di wilayah Kota Medan ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain: 1.
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri (Selfrating), sehingga mempengaruhi subjektifitas penilaian.
2.
Wilayah penelitian yang terbatas hanya pada Kota Medan, sehingga belum dapat mewakili seluruh wilayah Propinsi Sumatera Utara.
3.
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif, di mana hasil yang ada hanya menggambarkan potensi dan preferensi yang ada di wilayah penelitian, tidak menganalisis hubungan antar variabel.
4.
Waktu pelaksanaan penelitian yang relatif singkat, di mana kemungkinan terjadinya bias dalam proses analisis dan intepretasi data.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
5.3.
Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian tersebut di atas maka
saran yang dapat peneliti kemukakan sebagai berikut: 1. Penelitian ini bersifat Deskriptif, hanya melihat Potensi dan Preferensi masyarakat Kota Medan terhadap bank syariah, oleh karena itu bagi penelitipeneliti selanjutnya agar dapat menambahkan, variabel-variabel lain yang berhubungan dengan perbankan syariah, sehingga hasilnya diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan bagi pengembangan perbankan syariah di wilayah Propinsi Sumatera Utara Khususnya Kota Medan. 2. Upaya sosialisasi yang lebih intensif oleh pihak-pihak yang terkait khususnya pihak bank syariah, terutama untuk wilayah penelitian yang jumlah respondennya sedikit bahkan tidak ada seperti wilayah Medan Belawan, Medan Marelan, dan Medan Labuhan, Medan Tembung. Hal ini berkaitan dengan penyebaran bank syariah yang belum ada di wilayah-wilayah tersebut. 3. Bagi kelompok yang sudah dan ingin berhubungan dengan perbankan syariah harus dijaga rasa simpatinya jangan sampai dikecewakan, karena sekali dikecewakan upaya pemulihannya memerlukan waktu dan upaya tidak sedikit, mengingat saat ini setiap bank, baik bank syariah maupun bank konvensional saling berlomba untuk dapat mempertahankan loyalitas nasabah mereka. 4. Perlu
dilakukan
studi
lebih
lanjut
bagi
pendirian
bank
syariah
di kabupaten/kota lain karena masing-masing daerah mempunyai karakter yang berbeda. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i, (1999), Bank Syari’ah bagi Bankir & Praktisi Keuangan, Bank Indonesia dan Tazkia Institut, Jakarta. _________, (2001), Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Gema Insani, Tazkia Cendekia, Jakarta. Abdillah Wahyu, (2006), Kondisi Bank Syariah Diprediksi Tidak Terpengaruh Rencana Pencabutan Penajminan, www.wartaekonomi.com, (download 7 Juli 2006). Al-Mushlih, Abdullah, Ash-Shawi, Shalah, (2003), Bunga Bank Haram?, Darul Haq, Jakarta. Arifin, Zainul, (2003), Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, AlvaBet, Jakarta. Arifin,
Zainul, (2002), Bank Syariah Versus www.tazkiaonline.com, (download 7 Juli 2006).
Bank
Konvensional,
Bahri,
Efri S, (2004), Institutional Building www.tazkiaonline.com, (download 7 Juli 2006).
Perbankan
Syariah,
Bank Indonesia, (2002), Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, Bank Indonesia, Jakarta. _________, (2005), Booklet Perbankan Indonesia, Bank Indonesia, Jakarta _________, (2005), Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2005, Bank Indonesia, Jakarta. _________, (2005), Mencari Solusi Rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil di Perbankan Syariah Indonesia, Bank Indonesia, Jakarta.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
_________, (2006), Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah (LPPD) Sumatera Utara, Bank Indonesia, Medan. _________, (2006), Statistik Ekonomi – Keuangan Daerah Sumatera Utara, Bank Indonesia, Medan. Beik, Irfan Syauq, (2005), Bank Syariah dan Pengembangan Sektor Riil, www.tazkiaonline.com, (download 7 Juli 2006). Direktorat Perbankan Syariah-Bank Indonesia, Pusat Penelitian Kajian Pembangunan Universitas Diponegoro (L.P UNDIP), (2000), Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Bank Indonesia, Jakarta. Direktorat Perbankan Syariah-Bank Indonesia, Pusat Pengkajian Bisnis dan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, (2000), Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah Studi Pada Wilayah Propinsi Jawa Timur, Bank Indonesia, Jakarta. Efendi, Edi Dwi, (2003), Bank Syariah dan Tren Penurunan Suku Bunga, www.republikaonline.com, (download 9 April 2006). Fuady, Munir, (1998), Hukum Perbankan Modern, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Ghozali, Imam, (2005), Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati. Damondar N, (2003), Basic Econometric. Internasional Edition, Mc GrawHill, New York. Harisman, (2002), Perbankan Syariah di Indonesia: Sejarah, Kini, dan Strategi Pengembangan, www.tazkiaonline.com, (download 16 April 2006).
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Hidayat, Muhammad, (2002), Antara Cash dan Accrual Basis, www.tazkiaonline.com, (download 16 April 2006). Hilman, Iman, dkk, (2003), Perbankan Syariah Masa Depan, Senayan Abadi Publishing, Jakarta. Hilman, Iman, (2003), Transformasi Perbankan Syariah di Masa Depan, www.tazkiaonline.com, (download 8 Mei 2006). Ikhsan, Arfan, Muhammad Ishak, (2005), Akuntansi Keperilakuan, Penerbit. Salemba Empat, Jakarta. Karim,
Adiwarman, (2005), Spread Margin www.investoronline.com, (download 8 Mei 2006).
Bank
Syariah,
Marthon, Said Sa’ad, (2004), Ekonomi Islam, Zikrul, Jakarta. Muhammad Taufiq, Ali, (2004), Praktik Manajemen Berbasis Al-Quran, Gema Insani, Jakarta. Muflih, Muhammad, (2006), Perilaku Konsumen dalam Persepektif Ilmu Ekonomi Islam, Rajawali Press, Jakarta. NN, (2000), Aspek Akuntansi dalam Perbankan Islam, www.tazkiaonline.com, (download 9 April 2006). _________, (2003), Tiga Parameter Bank Syariah www.republikaonline.com, (download 16 Maret 2006).
Meningkat,
_________, (2005), Kualitas Layanan dan Return Faktor Utama Migrasi Nasabah, www.pasarmuslim.com, (download 17 Juli 2006).
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
_________, (2006), Mencermati Perilaku Deposan www.republikaonline.com, (download 25 Juli 2006).
Bank
Syariah,
Nurgiyantoro, Burhan, Gunawan, Marzuki, (2002), Statistik Terapan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Prasetijo, Ristiyanti., John,J,O,I Ihalauw, (2005), Perilaku Konsumen, Penerbit Andi, Yogyakarta. Rahmadana, Muhammad Fitri, (2003), Dampak Krisis Ekonomi terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat di Indonesia, Tesis (tidak dipublikasikan) Pasca Sarjana, Universitas Syah Kuala Nanggroe Aceh Darussalam. Riduwan, (2004), Metode & Teknik Menyusun Tesis, CV. Alfabeta, Bandung. Riyadi, Selamet, (2003), Banking Assets and Liability Management, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Sekaran, Uma, (2006), Metode Penelitian untuk Bisnis, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Setiadi, Nugroho J, (2003), Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Penerbit Kencana, Jakarta. Setyanto, Budi, (2002), Keuntungan Menabung di Perbankan Syariah, www.tazkiaonline.com, (download 15 Mei 2006). Siregar, Saparuddin, (2000), Bank Syari’ah Teori dan Praktek Tinjauan terhadap Metode Pendistribusian Bagi Hasil. Studi kasus pada BPRS se-Sumatera Utara, Tesis (tidak dipublikasikan) Pasca Sarjana, IAIN Sumatera Utara. Sugiarto, dkk, (2003), Teknik Sampling, Gramedia, Jakarta. Sugiyono, (2004), Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Susanto, Anang Arif, (2004), Membangun Loyalitas Nasabah Bank Syariah, www.tazkiaonline.com, (download 30 April 2006). Taflinger,
Richard
F,
(1996), Psychology of Consumer www.psychology.com, (download 15 Agustus 2006).
Behavior,
Tampubolon, Robert, (2004), Risk Management, Manajemen Resiko Pendekatan Kualitatif untuk Bank Komersial, Elex Media Komputindo, Jakarta. Wiroso, (2005), Penghimpun Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Grasindo, Jakarta. Wibisono, Dermawan, (2003), Riset Bisnis Panduan bagi Praktisi dan Akademisi, Gramedia, Jakarta. Wirdyaningsih, (2005), Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta. Wiyono, Slamet, (2005), Akuntansi Perbankan Syariah. Berdasarkan PSAK dan PAPSI, Grasindo, Jakarta. www.deprin.go.id www.depdagri.go.id www.pemkomedan.com Yunus, Mahmud, (1985), Tafsir QURAN KARIM, PT. Hidakarya Agung, Jakarta.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
Lampiran 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU AKUNTANSI
PENGANTAR Dengan Hormat, Dalam rangka penulisan tesis yang berjudul Potensi, Preferensi, Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Wilayah Kotamadya Medan, maka saya mohon dengan hormat kepada saudara untuk menjawab beberapa pertanyaan dari angket yang telah disediakan. Jawaban saudara diharapkan objektif artinya diisi apa adanya. Angket ini hanya bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat kota medan terhadap produk perbankan khususnya produk perbankan syariah. Saudara tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya. Artinya semua jawaban yang saudara berikan adalah benar, dan jawaban yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang saudara rasakan. Oleh karena itu, saudara tidak perlu khawatir. Data dan identitas saudara akan dijamin kerahasiaanya dan tidak akan dipublikasikan. Demikianlah pengantar ini dibuat, atas perhatian, bantuan dan kerjasamanya saya sampaikan terima kasih. Hormat saya Alwi Reza Nasution Pembimbing I Dr. Muslich Lufti, MBA
Pembimbing II Drs. Zainul Bahri Torong, Msi
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
PETUNJUK : 1. Mohon bantuan dan kesediaan saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan yang disediakan. 2. Berilah tanda silang ( X ) pada kolom yang sesuai dengan keadaan saudara. A. Potensi A.1. Demografi 1. Nama
:
2. Jenis Kelamin a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Usia anda sekarang……… tahun 4. Alamat : ……………………. 5. Status tempat tinggal anda saat ini : a. Rumah milik sendiri b. Sewa / Kontrak d. Rumah saudara / kerabat
c. Rumah Orang Tua
e. Lainnya………………
6. Pendidikan terakhir a. SD
b. SLTP
c. SMU
d. D3
e. S1
f. S2
7. Agama a. Islam
b. Katholik
d. Buddha
c. Protestan
e. Hindu
f. Lainnya…………..
b. Industri
c. Perdagangan
A.2. Ekonomi 8. Jenis Pekerjaan a. Pertanian d. Jasa
f. Pemerintahan
g. Lainnya……
9. Penghasilan anda perbulan a. s/d 1,5 juta d. 10 -15 juta
b. 1,5 - 5 juta
c. 5 -10 juta
e. Lebih dari 15 juta
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
10. Pengeluaran rutin anda tiap bulan a. ≤ 1.000.000 b. 1,500,000 s/d 3,000,000 c. 5.000.000 s/d 10.000.000 d. 10.000.000 s/d 15.000.000 e. ≥ 15.000.000 A.3. Nilai Sosial 11. Status pernikahan anda saat ini? a. Belum nikah b. Menikah belum punya anak c. Menikah punya anak 1 d. Menikah punya anak lebih dari 1 12. Kedudukan anda dalam keluarga a. Kepala keluarga b. ibu rumah tangga c. anak sulung d. anak paling kecil e. anak tunggal 13. Kedudukan anda dalam masyarakat a. Masyarakat umum b. Kepala Pemerintahan ( Lurah, Camat, Kepala Lingkungan ) c. Pemuka Agama d. Ketua Organisasi Massa 14. Seberapa sering anda pergi keluar kota? a. 1 kali seminggu b. 1 kali sebulan c. 1 kali setahun d. tidak pernah
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
15. Kegiatan sosial apa yang sering anda ikuti dalam lingkungan tempat tinggal anda? a. kegiatan keagamaan b. Gotong-royong c. Siskamling d. Peringatan hari-hari besar nasional A.4. Sistem Sosial 16. Norma-norma apa saja yang menjadi dasar dalam keluarga anda? a. Norma agama b. Norma adat c. Norma adat dan agama d. Nasional 17. Apakah dalam keluarga anda terdapat anggota keluarga yang berlainan agama? a. ya b. tidak 18. apakah dalam keluarga anda terdapat perkawinan antar budaya? a. ya b. tidak 19. Bagaimana cara anda mendapatkan informasi ? a. melalui koran b. melalui siaran TV c. Internet d. Surat e. Teman / tetangga.
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
B. Preferensi PETUNJUK : Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka ( 1 s/d 5 ) yang ada pada masing-masing pernyataan berikut ini. Semakin besar angka yang anda pilih, maka semakin sesuai pernyataan tersebut dengan sikap ataupun pendapat anda. B.1. Keuntungan Relatif 20. Bagaimana pendapat anda, bahwa Bank syariah merupakan bank yang beroperasional berdasarkan prinsip-prinsip syariah. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
21. Setujukah anda bahwa bank syariah hanya untuk umat muslim (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
22. Bagaimana pendapat anda mengenai prinsip syariah merupakan hal yang asing bagi nasabah (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
23. Apakah anda setuju bahwa Nasabah sangat peduli dengan penggunaan prinsip syariah. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
24. Bagaimana pendapat anda bahwa sosialisasi mengenai prinsip syariah kepada nasabah perlu dilakukan (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
25. Bagaimana pendapat anda tentang penentuan penggunaan prinsip syariah yang sering kurang tepat. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
26. Apakah anda tahu mengenai prinsip titipan / Wadiah? (1) Sangat tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
27. Apakah anda mengetahui mengenai prinsip bagi hasil / Mudharabah ? (1) Sangat tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
28. Apakah anda mengetahui mengenai prinsip jual beli / Murabahah ? (1) Sangat tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
29. Apakah anda mengetahui mengenai prinsip sewa / Ijarah ? (1) Sangat tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
30. Nasabah peduli dengan bagi hasil yang diberikan (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
31. Jika dijadikan dalam rupiah, maka bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah sama dengan yang diberikan oleh bank konvensional. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
32. Porsi bagi hasil yang diminta oleh bank syariah terhadap pembiayaan / kredit yang diberikan sama dengan yang berlaku pada bank konvensional. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
33. Jumlah jaringan / cabang bank syariah masih sedikit (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
34. Bagaimana menurut anda bagi hasil yang diberikan oleh produk dana bank syariah di banding dengan produk dana bank konvensional ? (1) Lebih Kecil
(2) Kecil
(3) Sama
(4) Besar
(5) Lebih Besar
35. Bagaimana menurut anda proporsi bagi hasil yang diminta oleh bank syariah dibandingkan dengan tingkat bunga kredit yang diberikan oleh bank konvensional ? (1) Lebih Kecil
(2) Kecil
(3) Sama
(4) Besar
(5) Lebih Besar
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
36. Bagaimana menurut anda proses dalam pembukaan produk dana pada bank syariah ? (1) Sangat Lambat
(2) Lambat
(3) Biasa ( Rata -Rata )
(4) Cepat
(5) Sangat Cepat
37. Bagaimana menurut anda proses pemberian pembiayaan pada bank syariah? (1) Sangat Lambat
(2) Lambat
(3) Biasa ( Rata -Rata )
(4) Cepat
(5) Sangat Cepat
38. Setujukah anda, bahwa dalam pemberian pembiayaan nasabah lebih tertarik dengan jangka waktu pencairan yang cepat dibandingkan dengan tingkat bunga/bagi hasil yang rendah. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
39. Secara keseluruhan, menurut pendapat anda bagaimana performance/ kinerja perbankan syariah dibandingkan dengan preformance / kinerja perbankan konvensional ? (1) Lebih Jelek
(2) Jelek
(3) Sama
(4) Baik
(5) Lebih Baik
B.2. Keterbukaan Informasi 40. Bagaimana pendapat anda mengenai pernyataan bahwa Informasi umum tentang bank syariah dapat dengan mudah saya temukan melalui media cetak dan elektronik? (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
41. Setujukah anda bahwa Laporan keuangan bank merupakan informasi tentang kesehatan bank? (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
42. Setujukah anda dengan pernyataan “ saya tidak mengikuti laporan keuangan karena tidak mengerti “ (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
43. Setujukah anda bahwa Informasi mengenai total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun bank syariah pada suatu periode dapat dengan mudah saya dapatkan di bank syariah. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
44. Apakah anda setuju Informasi mengenai total pembiayaan yang berhasil disalurkan oleh bank syariah selama periode tertentu dapat dengan mudah saya dapatkan di bank syariah. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
45. informasi mengenai perkembangan aset bank syariah selama periode tertentu dapat dengan mudah saya dapatkan di bank syariah. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
46. saya dapat dengan mudah mengetahui / mendapatkan informasi mengenai zakat yang disalurkan oleh perbankan syariah. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
47. Setujukah anda dengan pernyataan bahwa nasabah hanya butuh informasi mengenai porsi bagi hasil? (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
B. 3. Kompatibilitas 48. Bank syariah identik dengan sistem bagi hasil. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
49. Setujukah anda dengan pernyataan bahwa sistem bagi hasil hanya cocok / sesuai untuk bank syariah. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
50. Bank syariah sesuai dengan kondisi masyarakat indonesia. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
51. Bank syariah tidak hanya untuk umat islam. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
52. Bagi hasil yang ditentukan oleh bank syariah tidak sesuai dengan yang dijanjikan (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
B.4. Kompleksitas 53. Dengan menabung di bank syariah maka penabung juga sekaligus bersedekah. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
54. Dengan menabung / menyimpan dana di bank syariah maka penabung secara tidak langsung ikut membantu mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
55. Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah hanya ditujukan pada investasi yang bersifat halal. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
56. Tidak semua transaksi yang dapat dilakukan pada bank konvensional dapat dilakukan pada bank syariah. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
B.5. Triabilitas 57. Informasi mengenai prinsip syariah sulit saya dapatkan (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
58. sosialisasi mengenai prinsip syariah masih jarang dilakukan. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
59. Jumlah bank syariah masih sangat sedikit (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
60. Informasi mengenai produk bank syariah sulit didapatkan. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
C. Produk Bank Syariah PETUNJUK : Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu angka ( 1 s/d 5 ) yang ada pada masing-masing pernyataan berikut ini. Semakin kecil angka yang anda pilih, maka semakin sesuai pernyataan tersebut dengan sikap ataupun pendapat anda. C.1. Produk Dana 61. Apakah anda tahu mengenai produk giro bank syariah ? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
62. Apakah anda tahu mengenai tabungan bank syariah ? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
63. Apakah anda tahu mengenai deposito bank syariah ? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
C.2 Produk Pembiayaan 64. Apakah anda mengetahui produk Mudharabah ? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(3) Kurang Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(3) Kurang Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(3) Kurang Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(3) Kurang Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
65. Apakah anda mengetahui produk Musyarakah? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
66. Apakah anda mengetahui produk Murabahah? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
67. Apakah anda mengetahui produk Salam? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
68. Apakah anda mengetahui produk Istishna? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
69. Apakah anda mengetahui produk Ijarah? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
C.3. Produk Jasa 70. Apakah anda tahu mengenai produk Hawalah ? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
71. Apakah anda tahu mengenai produk Wakalah ? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
72. Apakah anda tahu mengenai produk Kafalah ? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008
73. Apakah anda tahu mengenai produk Rahn ? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(4) Tahu
(5) Sangat Tahu
(4) Ingin
(5) Sangat Ingin
(4) Ingin
(5) Sangat Ingin
74. Apakah anda tahu mengenai produk Qardh ? (1) Sangat Tidak Tahu
(2) Tidak Tahu
(3) Kurang Tahu
75. Apakah anda ingin menabung pada bank syariah? (1) Sangat Tidak Ingin
(2) Tidak Ingin
(3) Kurang Ingin ( Ragu-Ragu )
76. Apakah anda ingin memperoleh pembiayaan dari bank syariah? (1) Sangat Tidak Ingin
(2) Tidak Ingin
(3) Kurang Ingin ( Ragu-Ragu )
77. Apakah anda setuju bahwa promosi mengenai produk-produk perbankan syariah jarang dilakukan. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
78. Bagaimana pendapat anda tentang produk – produk perbankan syariah belum semua mampu memenuhi kebutuhan transaksi perbankan yang nasabah butuhkan. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
79. Bagaimana tanggapan anda dengan pendapat bahwa Istilah yang digunakan pada produk perbankan syariah membingungkan. (1) Sangat Tidak Setuju
(2) Tidak Setuju
(3) Kurang setuju
(4) Setuju
(5) Sangat Setuju
Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008