ANALISIS PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (STUDY EMPIRIS PADA BAWASKO MEDAN)
TESIS
Oleh RIZAL ISKANDAR BATUBARA 067017024/AKT
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
ANALISIS PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (STUDY EMPIRIS PADA BAWASKO MEDAN)
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
RIZAL ISKANDAR BATUBARA 067017024/AKT
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
:
ANALISIS PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (STUDY EMPIRIS PADA BAWASKO MEDAN) : Rizal Iskandar Batubara : 067017024 : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak)
Ketua
Ketua Program Studi,
Anggota
Direktur
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,M.Sc)
Tanggal Lulus : 27 Februari 2008
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Telah Diuji Pada Tanggal
: 27 Februari 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: 1. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak 2. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak 3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak 4. Drs. Rasdianto, M.Si, Ak 5. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul “ Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Study Empiris Pada Bawasko Medan)” Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan infomasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, 27 Februari 2008 Yang membuat pernyataan
Rizal Iskandar Batubara
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Pemerintah Kota Medan. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota, propinsi sampai dengan tingkat departemen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa. Untuk variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas hasil pemeriksaan. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada seluruh staf Bawasko Medan. Hasil penelitian ini menunjukkan latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan. Kata Kunci: Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, independensi pemeriksa, dan kualitas hasil pemeriksaan.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
ABSTRACT The purpose of this study was to describe the influence of education background, professional efficiency, continuing education, and independency of examiner to the quality of the result of inspection at the Bawasko governmental of Medan. Observation of the management of the local government was done by ladder from the regency level, province and up to departmental level. Independent variables in this study were education background, professional efficiency, continuing education, and independency of examiner. Dependent variable of this study was the quality of the result of inspection. The data in this study was the primary data that has obtained from the spreading kuesioner directly to all of staff of the Bawasko Medan. The result of this study has shown that the education background, professional efficiency, continuing education, and independency of examiner were simultaneus affected significantly to the quality of the result of inspection at Bawasko Medan. In this study only education background that not affected significantly to the quality of the result of inspection at Bawasko Medan. Keyword: Education background, professional efficiency, continuing education, independency of examiner, and quality of the result of inspection
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil’ Alamin Pertama-tama penulis panjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis telah dapat merampungkan studi. Shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan selama ini. Tesis ini dimaksudkan untuk melengkapi sebagian dari syarat-syarat untuk menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan penulisan ini, segala upaya maksimal telah penulis berikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik agar kelak dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, usaha, bimbingan, serta dorongan moral serta spritual, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. 1. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, MAFIS, Ak selaku ketua program studi Ilmu Akuntansi dan juga sebagai pembimbing pertama. 2. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si. Ak. selaku sekretaris program studi ilmu akuntansi 3. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak. selaku pembimbing kedua yang telah banyak sekali memberikan waktu untuk membimbing penulis dalam penulisan tesis ini. 4. Seluruh dosen yang telah menyumbangkan ilmunya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu selama penulis mengikuti perkuliahan. 5. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Drs. H. Chalik Batubara, dan Ibunda Hj. Zuraida Amir, yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
6. (Alm) H. Chairulsyah Lubis dan Ibu Siti Zainab yang merupakan mertua dari penulis. 7. Istriku tercinta dr. Siska Mayasari Lubis, yang juga telah memberikan dukungan, doa, cinta dan kasih sayang tanpa kenal lelah kepada penulis. 8. Drs. H. M. Ramli Purba, MM. Selaku Kepala Bawasko Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan tugas belajar di Sekolah Pascsarjana USU. 9. Syahminan, SE, selaku Kepala Bidang di Bawasko Medan yang banyak membantu penulis dalam memperoleh bahan penelitian 10. Teman – teman di Bawasko Medan yang telah bersedia memberikan waktunya untuk pengisian kuesioner dalam penelitian ini. 11. Saudara-saudaraku, Roy, Rini, dan Faisal terima kasih untuk dukungan dan motivasi yang tak penah henti. 12. Seluruh teman-teman seperjuangan angkatan IX, X, XI Ilmu Akuntasi USU Semoga sukses dalam meraih cita-cita. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan tesis ini. Hal tersebut disebabkan antara lain adanya keterbatasan pengetahuan penulis. Mudahmudahan karya tulis ini dapat memberi manfaat bagi penulis terutama dalam penyempurnaannya ke depan. Pada semua pihak yang telah banyak membantu untuk kesempurnaan tesis ini, penulis ucapkan terima kasih. Akhirnya, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan hidayah-Nya, serta memberikan kemudahan bagi kita semua. Amin
Medan, 27 Februari 2008 Penulis
Rizal Iskandar Batubara NIM. 067017024
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
1.
Nama
2.
Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 9 Agustus 1979
3.
Alamat
: Jl. Sidodame No. 242 Medan
4.
Telepon/HP
: (061) 77004805/081361280250
5.
Agama
: Islam
6.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
7.
Status
: Menikah
8.
Pekerjaan
: Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan
9.
Pendidikan
:
a. b. c. d.
10.
: Rizal Iskandar Batubara
Lulus SD Swasta Pertiwi Medan tahun 1991 bersertifikat Lulus SMP Swasta Al-Ulum Tahun 1994 bersertifikat Lulus SMU Negeri I Medan Tahun 1997 bersertifikat Lulus Sarjana (S1) Akuntansi Universitas Islam Bandung, Bandung Tahun 2002 bersertifikat
Hobby
: Olahraga, Travelling
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK...............................................................................................
i
ABSTRACT............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR.............................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP................................................................................
v
DAFTAR ISI............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
xi
Bab I. PENDAHULUAN…………………………………………....
1
1.1
Latar Belakang Penelitian…………………………………..
1
1.2
Perumusan Masalah…………………………………………
10
1.3
Tujuan Penelitian…………………………………………....
10
1.4
Manfaat Penelitian………………………………….............
10
1.5
Batasan Scope Penelitian........................................................
11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………
12
2.1
Latar Belakang Pendidikan …………………………………
12
2.2
Kecakapan Profesional Pemeriksa …………………………
14
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
2.3
Pendidikan Berkelanjutan ………………………………….
18
2.4
Independensi Pemeriksa ……………………………………
20
2.5
Kualitas Hasil Pemeriksaan …………………………...........
23
2.6
Penelitian Terdahulu ………………………………………..
26
2.7
Kerangka Konsep …………………………………………..
30
2.8
Hipotesis …………………………………………................
31
BAB III. METODE PENELITIAN………………….........................
32
3.1
Rancangan Penelitian……………………………..................
32
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian…………………………......
32
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................
33
3.4
Jenis dan Sumber Data...........................................................
33
3.5
Teknik Pengumpulan Data………………………………....
33
3.6
Instrumen Penelitian……………………………..................
34
3.7
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.....................
34
3.7.1
Variabel Independen..................................................
34
3.7.2
Variabel Dependen.....................................................
37
Model dan Teknik Analisis Data............................................
39
3.8.1 Uji Kualitas Data…………………………………....
39
Uji Asumsi Klasik…………………………………………..
40
3.9.1
Statistik Deskriptif…………………………………..
42
3.9.2
Uji Hipótesis………………………………………..
42
3.8
3.9
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………… 4.1
45
Hasil Penelitian……………………………………………..
45
4.1.1
Gambaran Umum Responden Penelitian……………
45
4.1.2
Pengujian Alat Ukur………………………………...
46
4.1.2.1
Uji Validitas…………………………….....
47
4.1.2.2
Uji Reabilitas……………………………...
49
4.2 Uji Asumsi Klasik…………………………………...............
50
4.2.1 Deskripsi Statistik…………………………..............
55
4.2.2
Pengujian Hipotesis…………………………………
57
4.2.3
Pembahasan………………………………………….
62
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………..................
69
5.1
Kesimpulan………………………………………………….
69
5.2
Keterbatasan…………………………………………………
69
5.3
Saran…………………………………………………………
70
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. .
72
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL
No
Judul
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu………………………………
28
3.1
Definisi Operasional Variabel…………………….
38
4.1
Masa dan Pengalaman Kerja Responden ………...
46
4.2
Keterangan Butir Pernyataan Kuesioner………….
47
4.3
Hasil Pengujian Validitas ………………………...
48
4.4
Tingkat Realibilitas Berdasarkan Nilai Alpha …...
49
4.5
Hasil Pengujian Reabilitas ……………………….
50
4.6
Pengujian Normalitas …………………………….
50
4.7
Pengujian Multikolinearitas ………………………
54
4.8
Rangkuman Statistik Deskriptif ………………. …
55
4.9
Pengujian Model ……………………………........
59
4.10
Model Summary…………………………………..
61
4.11
Anova……………………………………………..
62
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
No 2.1
Judul
Halaman
Gambar Pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan………………………………..........
31
4.1
Normal Q-Q Plot………………………………...........
51
4.2
Pengujian Heteroskedastisitas…………………...........
53
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul
Halaman
1
Kuesioner………………………………………….
76
2
Data Hasil Kuesioner………………………………
81
3
Data Hasil Olahan Untuk Regresi…………………
82
4
Statistik Deskriptif…………………………………
83
5
Uji Validitas dan Realibilitas………………………
86
6
Uji Normalitas……………………………………..
88
7
Uji Multikolinearitas………………………………
90
8
Uji Heteroskedastisitas…………………………….
91
9
Pengujian Model…………………………………..
92
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Paradigma pengawasan atas penyelenggaran pemerintah daerah di era otonomi
daerah dari perubahan UU No. 5 tahun 1974 sampai dengan UU No. 32 Tahun 2004 telah mengalami perubahan yang sangat signifikant, terutama di era UU tahun No. 22 Tahun 1999 telah menimbulkan kondisi yang stagnan dalam pelaksanaan fungsi pengawasan
secara
berjenjang
dengan
adanya
pemahaman
otonomi
pada
Kabupaten/Kota yang beragam sehingga berdampak pada lahirnya pemahaman bahwa pengawasan juga berotonomi. Kondisi ini mengakibatkan sulitnya informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah khususnya dilingkungan internal pemerintah, sehingga kebijakan nasional yang ditetapkan kurang mendapat masukan dari aspek pengawasan. Pemahaman otonomi daerah di bidang pengawasan berdampak pula pada tidak seimbangnya kapasitas yang dimiliki Bawasda Kabupaten/Kota dalam melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi kewenangan daerah otonom, karena perubahan yang drastis terjadi tidak segera atau tidak dipersiapkan suatu strategi penguatan dan pemberdayaan Bawasda Kabupaten/Kota baik dari aspek kelembagaan dan manajerial, maupun dari aspek standar, pedoman dan sumber daya yang memadai.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Bawasda/Bawasko adalah lembaga pengontrol/pengawas terhadap lembaga teknis,
pelaksana,
dan
perencana.
Berdasarkan
Surat
Menpan
No.
B/2009/M.PAN/10/2004 perihal perubahan nonmenklatur Bawasda telah dirubah menjadi Inspektorat Propinsi, Inspektorat Kabupaten, dan Inspektorat Kota dengan sebutan Kepala Inspektorat adalah Inspektur Propinsi, Inspektur Kabupaten, dan Inspektur Kota. Khusus Kota Medan perubahan ini masih menunggu Peraturan Daerah yang akan dikeluarkan oleh Walikota Medan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun (pasal 24) menyatakan Bawasda/Bawasko merupakan aparat pengawas intern pemerintah daerah. Dalam melakukan tugas, pokok, dan fungsinya bawasda/bawasko melakukan pemeriksaan rutin keseluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada pada setiap Propinsi, Kabupaten dan Kota. Hasil dari pemeriksaan menghasilkan laporan hasil pemeriksaan (LHP). Pengawasan merupakan fungsi terakhir dari manajemen penyelenggaraan pemerintah daerah. Pengawasan dilakukan oleh aparat pengawas intern pemerintah daerah (APIPDA) yang berada di bawah langsung kepala daerah dan diharapkan independen dari pengaruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan secara berjenjang mulai tingkat kabupaten/kota, tingkat propinsi, dan tingkat departemen. Bawasda/Bawasko melakukan pemeriksaan dan pengawasan khusus pada SKPD yang ada pada setiap kabupaten, kota dan propinsi.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Badan Pengawas Kota Medan yang dibentuk berdasarkan Keputusan Walikota Medan No 55 Tahun 2001 telah melakukan tugas sebagai aparat pengawas intern Pemerintah Kota Medan. Hasil dari pemeriksaan yang telah dilaksanakan, dijelaskan pada laporan hasil pemeriksaan. Kualitas hasil pemeriksaaan yang dilaksanakan Bawasko Medan telah disesuaikan dengan standar pemeriksaan yang ada. Sesuai dengan Keputusan Walikota Medan No 55 Tahun 2001 (pasal 52) dinyatakan laporan pemeriksaan tersebut kemudian disampaikan kepada Walikota Medan c/q Sekretaris daerah Kota. Menurut Elim (2006) peran auditor internal adalah : 1. Terlibat dalam pengelolaan risiko membantu manajemen 2. Berperan sebagai pihak yang melaksanakan control self assessment atas pengendalian manajemen 3. Melakukan audit berbasis risiko Tidak adanya definisi yang pasti mengenai kualitas audit disebabkan tidak adanya pemahaman umum mengenai faktor penyusun kualitas audit dan sering terjadi konflik peran antara pengguna laporan audit (Sutton, 1993). Sutton menjelaskan dengan mengumpulkan beberapa pendapat peneliti sebelumnya terdapat perbedaan persepsi mengenai kualitas audit. Walaupun demikian, para peneliti mempunyai kesamaan pendapat mengenai kualitas pengukuran kualitas audit. Penelitian mengenai pengukuran kualitas audit pada tahap proses telah dilakukan oleh Sutton (1993). Sutton meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas proses audit. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
kesepakatan diantara para responden mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas proses audit mulai dari tahap perencanaan penugasan, tahap pekerjaan lapangan, dan pada tahap administrasi akhir. Penelitian pengalaman
sebelumnya
auditor
ternyata
oleh
Ariesanti
(2001)
menyatakan
tidak
banyak
memberikan
konstribusi
ternyata untuk
meningkatkan keahlian auditor, yang berarti pengalaman tidak pula berpengaruh terhadap kualitas audit. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendro dan Aida (2006) yang menyatakan profesionalisme yang tinggi akan membuat kebebasan auditor semakin terjamin. DeAngelo (1981) menyatakan kualitas audit merupakan probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (dalam Deis dan Giroux, 1992). Sedangkan probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor, dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor (Deis dan Giroux, 1992). Kualitas hasil pemeriksaan pada penelitian ini dipengaruhi variabel latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa. Proses pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Bawasko Medan merupakan bagian dari Tugas, Pokok, Fungsi (TUPOKSI) yang tercantum pada Keputusan Walikota Medan No 55 Tahun 2001. Staf Bawasko Medan sesuai dengan Program Kerja Pemeriksaan (PKP) yang telah disusun untuk melakukan pemeriksaan secara rutin kepada setiap dinas, badan, kantor, dan sekolah-sekolah negeri yang berada dalam lingkup Pemerintah Kota Medan. Pemeriksaan yang dilakukan pada akhirnya
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
akan menghasilkan laporan hasil pemeriksaaan. Untuk mengetahui kualitas hasil pemeriksaan, dapat dinilai dari laporan hasil pemeriksaan. Dalam laporan hasil pemeriksaan akan diketahui apa yang menjadi permasalahan pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Bawasko Medan dalam laporannya juga akan memberikan saran kepada objek yang telah diaudit. Saran tersebut merupakan jawaban dari permasalahan yang ditemukan pada auditee. Bawasko Medan adalah bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berada di dalam lingkup Pemerintah Kota Medan. Kedudukan Bawasko Medan berada dalam posisi yang sejajar dengan dinas atau badan di Pemko Medan. Bawasko dalam melakukan pemeriksaan, berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat eksternal. Bawasko Medan merupakan auditor internal pada Pemerintah Kota Medan. Hasil pemeriksaan Bawasko Medan hanya terbatas pada pemberian saran kepada Kepala Daerah seperti saran pemberian sanksi, surat peringatan, mutasi, atau pemberhentian. Untuk implementasi dari saran-saran tersebut merupakan hak prerogratif Walikota Medan. Berdasarkan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (Pasal 1) definisi pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Aparat
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pengawas Internal Pemerintah adalah unit organisasi di lingkungan pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Kementerian Negara, Lembaga Negara dan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan dalam lingkup kewenangannya. Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh aparat pemeriksa hendaknya disesuaikan dengan tugas yang dilaksanakan. Pada Bawasko Medan latar belakang pendidikan yang dimiliki cukup beraneka ragam. Menurut data yang diperoleh dari Sub Bagian administrasi Bawasko Medan, staf yang mempunyai latar belakang pendidikan pascasarjana sejumlah 4 orang, sarjana sejumlah 20 orang, untuk sarjana muda dan SLTA masing-masing sejumlah tiga orang. Untuk sarjana yang mempunyai latar belakang akuntansi 4 orang. Kondisi seperti ini turut mempengaruhi kualitas kinerja Bawasko dalam melaksanakan tugas, peran, fungsi, dan tanggung jawab sebagai pengawas ” auditor”. Sesuai dengan Keputusan Walikota Medan No 55 Tahun 2001 (pasal 3) yang menyatakan Bawasko Medan mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemko Medan di bidang pengawasan, untuk itu staf Bawasko harus mempunyai latar belakang pendidikan yang beraneka ragam . Hal ini disebabkan karena objek yang ada pada Pemko Medan atau yang akan diperiksa terdiri dari dari berbagai macam dinas atau kantor. Untuk itu tidak hanya yang berlatar belakang pendidikan sosial, tapi latar belakang pendidikan teknik juga diperlukan. Karena dalam melakukan pemeriksaan akan mencakup aspek pemerintahan, keuangan, teknik, dan lain-lain.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Sarundajang (2004) menyatakan Kondisi Sumber daya manusia (SDM) pengawasan saat ini masih memprihatinkan. Khususnya pada Bawasda Kabupaten dan Kota. Pada masa lalu Bawasda (Itwil Prop/Kab/Kota) merupakan tempat pembinaaan aparat-aparat yang bermasalah. Berdasarkan hasil survey ADB tahun 2003 bahwa tenaga Auditor yang berlatar belakang pendidikan Akuntansi di Bawasda sedikit sekali (kurang dari 1%). Sementara Bawasda juga melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan di daerah dan hasilnya belum memenuhi prinsip akuntansi. Untuk mengatasi hal ini tentu ada program peningkatan sumber daya manusia di bidang akuntansi dan diperlukan rekrutment tenaga baru untuk dijadikan auditor. Kecakapan profesional dari seorang pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaannya. Dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) pada standar umum pemeriksaan yang pertama menyatakan bahwa pemeriksa diwajibkan untuk menggunakan dengan cermat dan seksama keahlian/kemahiran profesionalnya dalam melakukan pemeriksaan. Standar ini menghendaki pemeriksa keuangan harus memiliki keahlian di bidang akuntansi dan auditing, serta memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berkaitan dengan entitas yang diperiksa. Berdasar penelitian-penelitian terdahulu, faktor pengalaman yang merupakan indikator dari variabel kecakapan profesional berpengaruh terhadap kinerja auditor (Ashton, 1991; Choo dan Trotman, 1991; dan Tubbs, 1992). Peneliti lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel ”intervening” efek pengetahuan mengenai pekerjaan (job Knowledge) (Bonner dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al., 1986), terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik (Bonner, 1990) Pendidikan berkelanjutan yang dimiliki oleh pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan, pemeriksa harus mengikuti berbagai macam pelatihan atau kursus informal yang berhubungan dengan tugas seorang pemeriksa. Staf Bawasko Medan merupakan auditor internal yang berada di dalam lingkup Pemerintah Kota Medan. Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal (2004) telah menetapkan beberapa kode etik bagi auditor internal, antara lain Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa memenuhi Standar Profesi Audit Internal. Auditor internal wajib mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan. Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pemeriksa harus mempunyai kemampuan yang lebih terhadap objek yang akan diperiksa. Pendidikan berkelanjutan yang diikuti oleh staf Bawasko Medan akan dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Banyak peraturan-peraturan, undang-undang, meode-metode yang baru dalam hal audit. Independensi pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi kualitas hasil Menurut Harahap (1991), auditor harus bebas dari segala kepentingan terhadap perusahaan dan laporan yang dibuatnya. Kebebasan itu mencakup Bebas secara nyata (Independent infact), Bebas secara penampilan (independent in appearance)
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Penelitian mengenai independensi telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Fogarty (1996), Pany dan Reckers (1980), Supriyono (1988). Banyaknya penelitian mengenai independensi menunjukkan bahwa faktor independensi merupakan faktor penting bagi dalam menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang baik. Penelitianpenelitian tersebut dilakukan terutama untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap independensi auditor. Di Kota Medan pada kenyataannya fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Kota sebagai satuan Pengawas Internal dalam membantu Walikota masih belum bisa diharapkan efektifitasnya. Hal ini disebabkan kualitas para pemeriksa yang kurang dapat diandalkan, keberadaan unit pengawas belum bisa diterima sebagai mitra kerja dalam memecahkan persoalan, aparat pengawas dinilai selalu mencari-cari kesalahan dalam melakukan tugas dan hasil pemeriksaan dirasakan tidak memberikan sumbangan pada kegiatan operasional dalam pencapaian tujuan organisasi. Bawasko Medan dengan jumlah staf 52 orang terus berusaha meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Objek audit yang menjadi tugas dari Bawasko sangat banyak, dimulai dari Dinas, Badan, Kantor sampai pada sekolah yang berada di lingkup Pemko Medan. Empat variabel yang telah dijelaskan diatas sangat penting dalam meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan dari hasil pemeriksaan oleh Bawasko Medan. Didasari atas kerangka tersebut diatas penulis tertarik menyusun karya akhir ini dengan mengambil judul “Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan,
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Kecakapan Pofesional, Pendidikan Berkelanjutan dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Pada Badan Pengawas Kota Medan”
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka research question
(masalah penelitian) dirumuskan sebagai berikut : Apakah latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan?.
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini mempunyai tujuan untuk : Untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris tentang pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan di Bawasko Medan
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat : 1. Bagi Bawasko, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang kualitas auditor dan kualitas hasil pemeriksaan, cara
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
2. rekrutment staf, pelatihan, tuntutan kecakapan professional yang dibutuhkan yang dapat meningkatkan kinerja Bawasko Medan di masa yang akan datang. 3. Bagi Pemko Medan, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan yang baru bagi jajaran Pemko Medan, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, Pemerintah Pusat (Inspektorat Jendral Departemen Dalam Negeri) dalam memahami fungsi, peran, tanggung jawab dan tugas Bawasda/Bawasko 4. Bagi Peneliti diharapkan dapat menambah pengalaman, pemahaman kemampuan intelektual tentang pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 5. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan memperkaya hasil penelitian dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti hal yang sama
1.5
Batasan Scope Penelitian Dalam hal melakukan penelitian, peneliti mempunyai keterbatasan, antara lain: 1. Batasan Aspek, penelitian ini dibatasi pada audit internal di lingkup pemerintahan, khususnya pada tugas dan fungsi Badan Pengawas Kota Medan. 2. Batasan Lokasi penelitian, pada lokasi penelitian terbatas di Pemerintah Kota Medan.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
3. Batasan Lain-lain, dimana untuk batasan lain-lain seperti batasan waktu, biaya, dan kemampuan peneliti dalam melakukan penelitian.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Latar Belakang Pendidikan Profesi auditor internal sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi apapun, baik
perusahaan swasta, BUMN/BUMD, perusahaan multinasional, perusahaan asing, pemerintahan, lembaga pendidikan dan Organisasi Nir Laba. Dalam melakukan rekrutmen terhadap tenaga auditor internal untuk suatu organisasi, selain dapat diambil dari karyawan / staf dari bagian / Divisi lain, juga diperoleh dari pihak luar organisasi, baik yang telah berpengalaman maupun yang baru lulus dari perguruan tinggi (fresh graduate). Persaingan untuk memperebutkan posisi auditor internal ternyata lebih ketat dibandingkan posisi tenaga staf akuntansi (accounting staff) atau auditor untuk Kantor Akuntan Publik (KAP), sebab auditor internal dapat diperebutkan oleh lulusan dari berbagai disiplin ilmu serta berbagai pengalaman kerja. Latar belakang pendidikan yang dimiliki staf Bawasko Medan terdiri dari beranekaragam jurusan. Bawasko Medan merupakan bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berada di Pemko Medan. Proses mutasi pada Bawasko Medan juga menjadi penyebab beraneka ragamnya latar belakang pendidikan yang ada. Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh Bawasko Medan terdiri dari dari latar belakang pendidikan Ekonomi, Hukum, Sosial dan Politik. Latar belakang pendidikan mempunyai peran yang sangat penting. SKPD yang berada di Pemko Medan terdiri dari berbagai bidang. Untuk itu keaneka ragaman latar belakang pendidikan sangat berguna dalam proses pemeriksaan oleh staf Bawasko Medan.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Apabila dikaitkan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pemeriksa intern bahwa semua syarat-syarat profesionalisme dituruti. Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal (2004) telah menetapkan kode etik bagi para auditor internal, antara lain Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa memenuhi standar profesi audit, auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya. Keahlian yang memungkinkan bertambah tingginya kualitas seorang hanya dapat diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup. Untuk mengimbangi dan menghadapi tantangan dari luar, maka kualitas para pemeriksa harus lebih tinggi dibandingkan pelaksana itu sendiri dalam hal menilai seberapa jauh pelaksana tugas yang telah dilakukan dan diikuti penilaian atas sistem dan prosedur pekerjaan tersebut.
2.2
Kecakapan Profesional Pemeriksa Pemeriksaan adalah merupakan teknik pengawasan yaitu kegiatan untuk
menilai apakah hasil pelaksanaan yang sebenarnya telah sesuai dengan yang seharusnya dan untuk mengidentifikasi penyimpangan atau hambatan yang ditemukan. Auditor mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik. (Mulyadi, 2002). Kehatihatian profesional adalah auditor diharuskan untuk merencanakan dan mengawasi secara seksama. Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan dinyatakan dalam pelaksanaan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Hayes-Roth (1975), Hutchinson (1983), Murphy dan Wright (1984) memberikan bukti empiris bahwa seseorang yang lebih berpengalaman pada bidang subtantif, maka orang tersebut mempunyai lebih item yang disimpan dalam memorinya. Sehingga akan lebih mudah baginya untuk membedakan item-item menjadi beberapa kategori. Weber dan Crocker (1983) dalam Tubbs (1992) menunjukkan semakin banyak pengalaman seseorang, maka hasil pekerjaan semakin akurat dan lebih banyak mempunyai memori tentang struktur kategori yang rumit. Penelitian lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan terhada kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel ”intervening” efek pengetahuan menganai pekerjaan (job Knowledge) (Bonner dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al., 1986), terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik (Bonner, 1990) Penelitian yang dilakukan Choo dan Trotman (1991) menunjukkan bahwa auditor yang berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
(atypical) dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman, tetapi tidak menemukan item-item yang umum, tidak ada bedanya antara auditor berpengalaman dengan yang kurang pengalaman. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Tubbs (1992) yang melakukan pengujian mengenai efek pengalaman terhadap kesuksesan pelaksanaan audit. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin banyak pengalaman yang dimiliki, semakin banyak kesalahan yang dapat ditemukan oleh auditor. Abdolmohammadi dan Wright (1987) yang menyatakan bahwa pengalaman mungkin penting bagi keputusan yang kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan terstruktur. Pengaruh pengalaman akan signifikan ketika tugas yang dilakukan semakin kompleks. The Contemporary Dictionary (1989) mendefinisikan keahlian (expertise) sebagai keahlian khusus yang dimiliki seorang ahli. Auditor memberikan pendapatnya berdasarkan investigasi yang dilakukan dalam memberikan opininya tersebut auditor tidak terhindarkan untuk membuat pendapat yang subyektif. Agar pendapat auditor benar, maka proses investigasi yang dilakukan harus sesuai prosedur, dan inputnya (berupa data dan pengetahuan) juga harus memadai (Hogart, 1991). Hal ini menunjukkan bahwa pendapat auditor yang baik akan bergantung pada prosedur audit yang dilaksanakan dan keahlian auditor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murtanto (1998) dalam Mayangsari (2003) menunjukkan bahwa komponen kompetensi untuk auditor di Indonesia terdiri atas :
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
1. Kompetensi pengetahuan,yang merupakan komponen penting dalam suatu kompetensi. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur dan pengalaman. Kanfer dan Ackerman (1989) juga mengatakan 2. bahwa pengalaman akan memberikan hasil dalam menghimpun dan memberikan kemajuan bagi pengetahuan. 3. Ciri-ciri psikologi, seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas kemampuan bekerjasama dengan orang lain. Gibbin’s dan Larocque’s (1990) juga menunjukkan bahwa kepercayaan, komunikasi, dan kemampuan untuk bekerja sama adalah unsur penting bagi kompetensi audit. Dalam Standar Profesi Audit Internal (1200;9) menyatakan auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan komptensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Fungsi audit internal secara kolektif harus memiliki atau memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
2.3
Pendidikan Berkelanjutan Pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan menurut standar pemeriksaan
harus memelihara kompetensinya melalui pendidikan profesional berkelanjutan. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara menyatakan, Setiap pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan menurut standar pemeriksaan, setiap 2 (dua) tahun
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
harus menyelesaikan paling tidak 80 (Delapan puluh) jam pendidikan yang secara langsung meningkatkan kecakapan profesional pemeriksa unutk melaksanakan pemeriksaan. Sedikitnya 24 (Dua puluh empat) jam dari 80 (Delapan Puluh) jam pendidikan tersebut harus dalam hal yang berhubungan langsung dengan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara di lingkungan pemerintah atau lingkungan yang khusus dan unik dimana entitas yang diperiksa beroperasi. Sedikitnya 20 (Dua Puluh) jam dari 80 (Delapan Puluh) jam tersebut harus diselesaikan dalam 1 (Satu) tahun dari 2 (Dua) periode 2 (Dua) tahun. Pusat Pengembangan Akuntansi & Keuangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PPAK STAN) memberikan pengakuan berupa pemberian sertifikat Professional Internal Auditor (PIA) terhadap peserta Pendidikan dan Pelatihan (diklat) auditor internal yang telah menyelesaikan 5 tahapan Pendidikan dan Pelatihan auditor internal yaitu
Diklat Dasar-dasar Audit, Diklat Audit Operasional, Diklat Psikologi
dan Komunikasi Audit, Diklat Audit Kecurangan, Diklat Pengelolaan Tugas-tugas Audit. Selain kepada peserta diklat yang telah mengikuti kelima tahapan diklat tersebut, sertifikat Professional Internal Auditor juga diberikan bagi para Kepala Satuan Pengawas Intern dan Kepala Badan Pengawas Daerah yang telah mengikuti Diklat Khusus yang diselenggarakan oleh PPAK STAN. Dalam Standar Profesi Audit Internal (1230;11) menyatakan auditor internal harus meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensinya melalui pengembangan profesional yang berkelanjutan.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pendidikan profesional berkelanjutan yaitu mencakup seperti : Perkembangan mutakhir dalam metodologi dan standar pemeriksaan, prinsip akuntansi, penilaian akuntansi, penilaian atas pengendalian intern, prinsip manajemen atau supervisi, pemeriksaan atas sistem informasi, sampling pemeriksaan, analisis laporan keuangan, manajemen keuangan, statistik disain evaluasi, dan analisis data. Pendidikan ini juga mencakup topik tentang pekerjaan pemeriksaan di lapangan, seperti administrasi negara, struktur dan kebijakan pemerintah, teknik industri, keuangan, ilmu ekonomi, ilmu sosial, dan teknologi informasi. Bawasko Medan dalam Rencana Anggaran Belanja Daerah Kota Medan Tahun 2008 juga telah mengalokasikan dana untuk pengembangan Sumber Daya Manusia. Hal ini dimaksudkan agar staf Bawasko Medan dapat mengikuti berbagai macam pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi staf Bawasko Medan.
2.4
Independensi Pemeriksa Dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara dinyatakan dalam semua
hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya. Penelitian yang dilakukan Aldhizer dan Lampe (1997) menunjukkan bahwa lama penugasan auditor yang optimal adalah antara 2 sampai 10 tahun. Sedangkan Supriyono (1988) menunjukkan 34% responden penelitiannya menyatakan bahwa lama penugasan audit mempengaruhi rusaknya independensi auditor. Sedangkan
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Shockley (1981) menunjukkan bahwa lama penugasan audit tidak berpengaruh terhadap rusaknya independensi auditor. Supriyono (1988) telah melakukan penelitian mengenai independesi auditor di Indonesia. Penelitian ini mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor, yaitu (1) ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien; (2) persaingan antar kantor akuntan publik; (3) pemberian jasa lain selain jasa audit; (4) lama penugasan audit; (5) besar kantor akuntan; (6) besarnya fee audit. Responden yang dipilih meliputi direktur keuangan perusahaan yang telah go publik, pejabat kredit bank dan lembaga keuangan non-bank, dan Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Hasil penelitiannya menunjukkan 78% responden menyatakan bahwa ikatan keuangan dengan perusahaan klien dan hubungan bisnis dengan klien mempengaruhi rusaknya independensi. Pemeriksa perlu mempertimbangkan tiga macam gangguan terhadap indepedensi, yaitu gangguan pribadi, ekstern, dan atau gangguan organisasi. Apabila satu atau lebih gangguan indepedensi tersebut mempengaruhi kemampuan pemeriksa secara individu dalam melaksanakan tugas pemeriksaannya, maka pemeriksa tersebut harus menolak penugasan pemeriksaan. Dalam keadaan pemeriksa yang karena suatu hal tidak dapat menolak penugasan pemeriksaan, gangguan dimaksud harus dimuat dalam bagian lingkup pada laporan hasil pemeriksaan. Menurut Harahap (1991), auditor harus bebas dari segala kepentingan terhadap perusahaan dan laporan yang dibuatnya. Kebebasan itu mencakup Bebas secara nyata (Independent infact),yaitu ia benar-benar tidak mempunyai kepentingan
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
ekonomis dalam perusahaan yang dilihat dari keadaan yang sebenarya, Bebas secara penampilan (independent in appearance), yaitu kebebasan yang dituntut bukan secara fakta, tetapi juga harus bebas dari kepentingan yang kelihatannya cenderung dimilikinya dalam perusahaan tersebut. Auditor independen tidak hanya memberikan jasa untuk menguji laporan keuangan (audit), tetapi juga melakukan jasa lain selain audit. Pemberian jasa selain audit ini merupakan ancaman potensial bagi independensi auditor, karena manajemen dapat meningkatkan tekanan agar auditor bersedia untuk mengeluarkan laporan yang dikehendaki oleh manajemen, yaitu wajar tanpa syarat (Barkess dan Simnett, 1994; Knapp, 1985). Pemberian jasa selain audit berarti auditor telah terlibat dalam aktivitas manajemen klien. Jika pada saat dilakukan pengujian pelaporan keuangan klien ditemukan kesalahan yang terkait dengan jasa yang diberikan auditor tersebut, maka auditor enggan untuk melaporkan kesalahan tersebut. Auditor tidak mau reputasinya buruk karena dianggap memberikan alternatif yang tidak baik bagi kliennya. Definisi Independensi dalam The CPA Handbook menurut E.B Wilcox adalah merupakan suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Pada Standar Audit Pemerintahan (4;11) menyatakan ” dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan organisasi/lembaga audit dan auditor baik pemerintah maupun akuntan publik harus independen (secara organisasi maupun secara pribadi), bebas dari gangguan independensi yang bersifat pribadi dan yang diluar pribadinya
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
(ekstern),
yang
dapat
mempengaruhi
independensinya
serta
harus
dapat
mempertahankan sikap dan penampilan yang independen. Independensi pada Bawasko Medan sangat berbeda dengan Independensi yang dimiliki oleh BPK, BPKP, atau Akuntan Publik. Bawasko Medan merupakan bagian dari SKPD pada Pemko Medan. Hasil pemeriksaan yang dilaksanakan Bawasko Medan hanya dapat memberikan saran kepada kepala daerah melalui laporan hasil pemeriksaan untuk memberikan sanksi dari temuan penyalahgunaan wewenang pada SKPD-SKPD di Pemko. Tindakan yang dilakukan merupakan hak mutlak Kepala Daerah. Berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK atau BPKP, kedua lembaga ini berhak melakukan ekspose kepada pusat atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Perbedaan ini menyebabkan masih kurangnya independensi Bawasko Medan. 2.5
Kualitas Hasil Pemeriksaan Kualitas hasil pemeriksaan adalah pelaporan tentang kelemahan pengendalian
intern dan kepatuhan terhadap ketentuan, tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, merahasiakan pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Yang menjadi indikator dalam kualitas pemeriksaan yaitu kelemahan pengendalian intern, penyimpangan dari peraturan perundang-undangan, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan, kerahasiaan informasi, dan tindak lanjut dari rekomendasi.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Kualitas hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa. Variabel-variabel ini merupakan bagian dari kualitas hasil pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan yang telah disusun merupakan hasil dari pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Latar belakang pendidikan yang sesuai akan menghasilkan laporan pemeriksaan yang sesuai dengan standar pemeriksaan. Kecakapan profesional dalam melakukan pemeriksaan mutlak dilakukan, kualitas laporan pemeriksaan akan sangat baik karena pada saat pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang berlaku. Pendidikan berkelanjutan yang telah diikuti oleh auditor akan menghasilkan peraturan-peraturan, metode –metode yang baru dalam melakukan pemeriksaan. Independensi dalam pemeriksaaan yaitu tidak adanya gangguan dari auditee pada dan setelah pemeriksaan akan membuat pemeriksa melakukan pekerjaanya secara profesional. Austin dan Langston (1981) ingin menggali dampak telaah dari rekan auditor terhadap pengendalian kualitas dan kinerja yang dilakukan oleh akuntan. Faktor pengendalian kualitas dan kinerja yang dipelajari adalah pengendalian kualitas, selfregualtion, dan efektitivitas kos. Sampel penelitian ini adalah 133 orang akuntan dan 63 orang non-akuntan. Hasil penelitian ini menunjukkan 75% dari responden akuntan setuju bahwa telaah dari rekan auditor merupakan media yang bermanfaat untuk meningkatkan pengendalian kualitas firma auditor. Menurut Elim (2006), menyatakan prinsip penyusunan rencana audit adalah :
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
1. Memahami dan memaksimalkan peran dan tanggung jawab unit pengawasan internal 2. Penaksiran resiko dan menggunakan skala prioritas 3. Kriteria penaksiran risiko atas audit universe 4. Adanya risiko melekat dan keterbatasan sistem dan metode penetapan prioritas audit sehingga mengharuskan unit pengawasan secara berkala mengkaji semua faktor risiko dan penilaiannya Dalam Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
menyatakan definisi
kualitas hasil pemeriksaan yaitu : Laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, dan ketidakpatutan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang bertanggung jawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan. Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatu laporan hasil pemeriksaan telah dibuat secara wajar, lengkap, dan obyektif adalah dengan mendapatkan reviu dan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab pada entitas yang diperiksa. Tanggapan atau pendapat dari pejabat yang bertanggung jawab tidak hanya mencakup kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, atau tidak ketidakpatutan yang dilaporkan oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan perbaikan yang direncanakan.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pemeriksa
harus
memuat
komentar
pejabat
tersebut
dalam
laporan
hasil
pemeriksaannya. Pemeriksa harus meminta pejabat yang bertanggung jawab untuk memberikan tanggapan tertulis terhadap temuan, simpulan, dan rekomendasi, termasuk tindakan perbaikan yang direncanakan oleh manajemen entitas yang diperiksa. Tanggapan yang diperoleh harus dievaluasi secara seimbang dan obyektif. Tanggapan yang berupa suatu janji atau rencana untuk tindakan perbaikan tidak boleh diterima sebagai alasan untuk menghilangkan temuan yang signifikan atau rekomendasi yang berkaitan. Apabila tanggapan dari entitas yang diperiksa bertentangan dengan temuan, simpulan, atau rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan dan menurut pemeriksa, tanggapan tersebut tidak benar atau apabila rencana tindakan perbaikannya tidak sesuai dengan rekomendasi, maka pemeriksa harus menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan dan rencana tindakan perbaikan tersebut beserta alasannya. Ketidaksetujuan tersebut harus disampaikan secara seimbang dan obyektif. Sebaliknya, pemeriksa harus memperbaiki laporannya apabila pemeriksa berpendapat bahwa tanggapan tersebut benar.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
2.6
Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian
yang telah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia. Di Indonesia penelitian masalah kualitas hasil audit dilakukan oleh Ariesanti (2001) di Yogyakarta, Kualitas hasil audit dalam penelitian tersebut dilihat dari persepsi auditor. Penelitian tentang profesionalisme auditor dilakukan oleh Hendro dan Aida (2006) di Kota Malang. Penelitian oleh Trisnawati & Suryaningsum (2003) di Jogjakarta tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Ariesanti (2001) meneliti persepsi auditor terhadap kualitas audit. Hasil penelitiannya menunjukkan auditor berpersepsi bahwa hanya pengetahuan saja yang berpengaruh terhadap kualitas audit. Pengalaman auditor ternyata tidak banyak memberikan konstribusi untuk meningkatkan keahlian auditor, yang berarti pengalaman tidak pula berpengaruh terhadap kualitas audit. Penugasan audit bersifat rutin sehingga tugas yang dilakukan tidak bersifat kompleks. Hendro dan Aida (2006) di Kota Malang, Jawa Timur, dengan judul pengaruh profesionalisme auditor terhadap tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan, yang menjelaskan profesionalisme merupakan syarat utama bagi seorang auditor. Apakah itu auditor intern maupun ekstern. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi maka kebebasan auditor akan semakin terjamin. Gambaran tentang profesionalisme seorang auditor tercermin dalam lima hal yaitu: pengabdian pada profesi, hubungan dengan rekan seprofesi, kewajiban sosial,
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
kemandirian, dan kepercayaan terhadap peraturan profesi. Di dalam menjalankan auditing, diperlukan juga informasi yang bisa diverifikasi dan sejumlah standar yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian informasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Suprihadi dan rekan.
Pengambilan data menggunakan survei langsung dan instrumen yang
digunakan adalah kuesioner. Trisnawati & Suryaningsum (2003) di Jogjakarta tentang pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi, pengaruh kecerdasan emosional mempunyai pengaruh yang positif tehadap pemahaman akuntansi adalah motivasi dan pengendalian diri, sedangkan pengaruh negatif ditunjukkan oleh ketrampilan sosial, pengendalian diri, dan empati Sososutikno (2003) melakukan penelitian tentang hubungan tekanan anggaran waktu dengan perilaku disfungsional serta pengaruhnya terhadap kualitas audit. Penelitin yang dilakukan di Jojakarta ini menyatakan tekanan anggaran waktu menungkinkan munculnya perilaku disfungsional yang tercermin dari perilaku premature sign-off, under reporting of time, dan audit quality reduction behavior namun perilaku disfungsional ini tidak berepengaruh terhadap kualitas audit. Begitupun tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memilik hubungan negatif terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan kuesioner, dengan pengambilan sampel auditor ahli pada BPK perwakilan III Jogjakarta, BPKP Jawa Tengah dan DKI Jakarta.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Mayangsari (2003) di Jakarta melakukan penelitian tentang pengaruh independensi, kualitas audit, serta mekanisme corporate governance terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan metode sampel yaitu perusahaan publik yang terdaftar selama periode 1998-2002. Hasil penelitian menyatakan spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan. Independensi berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan. Mekanisme corporate governance berpengaruh secara statistis signifikan terhadap integritas laporan keuangan Untuk penelitian ini mencoba membahas faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas hasil pemeriksaan melalui latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa pada Badan Pengawas Kota Medan. Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu Peneliti
Tahun
Judul Penelitian
Variabel
Hasil Penelitian
Penelitian Alia Ariesanti
2001
Persepsi Auditor Terhadap Kualitas Audit
Tidak ada variabel dependen dan independen
Hendro
2006
Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan
Variabel Independen: Pengabdian pada profesi, Kewajiban sosial, Kemandirian, Keyakinan
Aida
&
Pengalaman auditor tidak banyak memberikan konstribusi untuk meningkatkan keahlian auditor, tidak juga berpengaruh terhadap kualitas audit. Pengabdian pada profesi mempunyai pegaruh yang signifikant terhadap tingkatMaterialitas. .
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Profesi, Hubungan dengan Rekan Profesi. Variabel Dependen:Tingkat Materialitas Trisnawati &
2003
Suryaningsum
Pengaruh Emosional Tingkat Akuntansi
Kecerdasan Terhadap Pemahaman
Sososutikno
2003
Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit
Mayangsari
2003
Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, Serta Mekanisme Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan
2.7
Variabel independen: Pengenalan Diri, Pengendalian Diri, Motivasi Diri, Kemampuan Sosial Variabel Dependen: Penguasaan Keterampilan Variabel Independen: Tekanan Anggaran Waktu Variabel Dependen: Kualitas Audit Variabel Independen: Independensi, Kualitas audit, Mekanisme Corporate Governance, Variabel Dependen: Laporan Keuangan
Kecerdasan emosional secara statitis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi
Tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif terhadap kualitas audit. Spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan
Kerangka Konsep Latar belakang pendidikan staf Bawasko Medan salah satu variabel yang
mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Latar belakang pendidikan merupakan jenjang pendidikan dimulai dari SLTA sampai dengan program pasca sarjana yang
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
dimiliki oleh staf Bawasko Medan. Selain itu program studi yang ditempuh dari universitas atau institut yang dimiliki oleh staf Bawasko Medan juga menjadi indikator dari latar belakang pendidikan yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Kecakapan profesional staf Bawasko Medan. Untuk variabel ini dapat dilihat pengalaman dalam mengikuti training akuntansi, training audit serta pengalaman dalam melakukan pemeriksaan. Pendidikan berkelanjutan staf Bawasko Medan. Untuk variabel ini tolak ukurnya adalah berbagai macam pelatihan yang pernah diikuti baik itu dalam atau luar negeri. Pemeriksa harus mengikuti pelatihan tentang pemeriksaan, baik itu di dalam atau luar negeri. Materi pelatihan yang diikuti seorang pemeriksa harus mengikuti perkembangan teknologi yang terbaru. Independensi staf Bawasko, seorang pemeriksa harus terbebas dari gangguan intern, ekstern, dan organisasi dalam melakukan pemeriksaan. Karena dengan terbebas dari ketiga gangguan tersebut maka laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan telah sesuai dengan standar yang ada. Kualitas hasil pemeriksaan. Kualitas hasil pemeriksaan merupakan hasil dari pemeriksaan yang telah dilaksanakan oleh staf Bawasko Medan. Kualitas hasil pemeriksaan ini dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa. Dari uraian diatas, kerangka konseptual dalam bentuk bagan digambarkan berikut ini.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
X1 Latar belakang pendidikan
X2 Kecakapan profesional Y Kualitas hasil pemeriksaan X3 Pendidikan berkelanjutan
X4 Independensi
Gambar 2.1 : Pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan
2.8
Hipotesis Berdasarkan uraian teori dan kerangka konseptual bahwa latar belakang pendidikan,
kecakapan
profesional,
pendidikan
berkelanjutan,
dan
independensi pemeriksa berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal. Penelitian ini berusaha
memberikan bukti empiris dan menganalisis latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh staf Bawasko Medan yang
menurut Keputusan Walikota Medan Nomor 55 Tahun 2001 tentang tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengawas Kota Medan berjumlah 52 (Lima Puluh Dua) Orang, dengan struktur sebagai berikut: 1. Kepala Badan
1 orang
2. Sekretaris
1 orang
3. Kepala Sub Bagian (kasubag)
4 orang
4. Kepala Bidang (Kabid)
6 orang
5. Kepala Sub Bidang (Kasubid)
18 0rang
6. Staf Pemeriksa
20 orang Jumlah
52 orang
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Jenis penelitian ini adalah sensus, seluruh populasi yaitu staf Bawasko Medan sejumlah 52 orang dijadikan sampel. Metode yang digunakan adalah survey, merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh langsung dari sumber asli.
3.3
Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian adalah Badan Pengawas Kota Medan (Bawasko) Pemerintah
Kota Medan (Pemko) yang berlokasi di Jalan Kapten Maulana Lubis No 1, Medan.
3.4
Jenis dan Sumber Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu berupa jawaban atas
pertanyaan yang diajukan kepada responden. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari responden yaitu seluruh staf Bawasko Medan.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh staf
Bawasko yang berjumlah lima puluh dua orang. Tahapan dalam pengumpulan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh staf Bawasko kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut. Tahapan yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh staf Bawasko Medan untuk kemudian dilakukan pengolahan data dari kuesioner tersebut.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
3.6
Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang sendiri oleh
peneliti, kuesioner ini mengacu pada variabel dan indikator penelitian yang peneliti mengambil bahan untuk pembuatan kuesioner dari buku Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), Peraturan Daerah Kota Medan, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang berhubungan dengan variabel penelitian dan indikatornya.
3.7
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ini menggunakan empat variabel independen dan satu variabel
dependen yang diukur dengan menggunakan skala likert. Menurut Ghozali dan Ikhsan (2006) skala likert merupakan metode untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam skala likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
3.7.1
Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini yaitu: 1. Latar belakang pendidikan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan staf Bawasko Medan yang diukur dengan jenjang atau strata pendidikan dan jurusan (program studi) yang dimiliki oleh staf Bawasko Medan. Tingkat pendidikan dimulai dari SLTA sampai dengan Pascasarjana. Indikator lainnya yaitu jurusan yang dimiliki ada pada staf Bawasko Medan, dimana jurusan (program studi)
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
yang dimiliki staf Bawasko Medan seperti jurusan Ekonomi, FISIP, Hukum, dan Teknik. Pengukurannya menggunakan skala Likert. Untuk penilainnya adalah sebagai berikut Pascasarjana plus Training
= Skor 1 kategori sangat baik
Pascasarjana
= Skor 2 kategori baik
Sarjana
= Skor 3 kategori netral
Sarjana Muda atau D3
= Skor 4 kategori tidak baik
SLTA
= Skor 5 kategori sangat tidak baik
2. Kecakapan profesional dalam penelitian ini adalah staf Bawasko yang telah mengikuti training akuntansi, staf Bawasko yang telah mengikuti training audit, dan pengalaman dalam melakukan pemeriksaan. Untuk penilaiannya adalah sebagai berikut : Sangat sering
= Skor 1
Sering
= Skor 2
Pernah
= Skor 3
Hampir tidak pernah
= Skor 4
Tidak pernah sama sekali
= Skor 5
3. Pendidikan berkelanjutan dalam penelitian ini adalah staf Bawasko Medan yang telah mengikuti program pendidikan singkat untuk dalam dan luar negeri,
materi
pelatihan
yang
diikuti
tersebut
harus
mengikuti
perkembangan teknologi yang terbaru, jenis pelatihan yang diikuti oleh staf pemeriksa harus berhubungan dengan obyek pemeriksaan yang ada, dan
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
frekuensi pelatihan seorang pemeriksa setiap dua tahun minimal 80 jam mengikuti pelatihan. Untuk penilaiannya adalah sebagai berikut : Sangat setuju
= Skor 1
Setuju
= Skor 2
Netral
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 4
Sangat tidak setuju
= Skor 5
4. Independensi dalam penelitian ini adalah pemeriksa tidak memiliki hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa, pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan tidak mempunyai batasan waktu yang tidak wajar, organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan independensi, dan tidak ada campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan dan promosi pemeriksa. Kategori penilaiannya adalah : Sangat setuju
= Skor 1
Setuju
= Skor 2
Netral
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 4
Sangat tidak setuju
= Skor 5
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
3.7.2 Variabel Dependen Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kualitas pemeriksaan. Menurut Kuncoro (2001) variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Kualitas hasil pemeriksaan adalah pelaporan tentang kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan,
tanggapan
dari
pejabat
yang
bertanggungjawab,
merahasiakan
pengungkapan informasi yang dilarang, pendistrbusian laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Yang menjadi indikator dalam kualitas pemeriksaan yaitu kelemahan pengendalian intern, penyimpangan dari peraturan perundang-undangan, kerahasiaan informasi, pendistribusian laporan hasil pemeriksan, dan tindak lanjut dari rekomendasi. Pengukurannya menggunakan skala likert. Kategori penilaiannya adalah : Sangat setuju
= Skor 1
Setuju
= Skor 2
Netral
= Skor 3
Tidak setuju
= Skor 4
Sangat tidak setuju
= Skor 5
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel 3.1 : Definisi Operasional Variabel
Jenis Variabel
A. Dependen 1.Kualitas hasil pemeriksaan
B. Independen 1.Latar belakang pendidikan 2. Kecakapan profesional
3. Pendidikan berkelanjutan
Definisi Varibel
Indikator
pelaporan tentang kelemahan pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan, tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, merahasiakan pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan perundangundangan
- kelemahan pengendalian intern - tanggapan dari auditee - kerahasiaan informasi - pendistribusian LHP - tindak lanjut dari rekomendasi
Jenjang pendidikan dan program studi yang dimiliki staf auditor Training dalam bidang akuntansi, audit, dan pengalaman kerja dalam melakukan pemeriksaan Pendidikan berkelanjutan di bidang audit, perkembangan teknologi audit, relevansi dengan objek pemeriksaan dan masa pendidikan
- Tingkat pendidikan - Program studi - Training akuntansi - Training audit - Pengalaman audit - Pelatihan audit di dalam dan luar negeri - Perkembangan auditee - Materi perkem bangan teknolo gi informasi akuntansi dan audit yang
Instrumen
Skala
Kuesioner
Likert
Kuesioner
Likert
Kuesioner
Likert
Kuesioner
Likert
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
terbaru - Frekuensi pelatihan 4. Independensi
3.8
Organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya
- Pemeriksa tidak memiliki kerjasama dengan yang diperiksa Tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar dalam pemeriksaan Organisasi pemeriksa bebas dari hambatan independensi Tidak ada campur tangan pihak ekstern dalam pemeriksaan
Kuesioner
Likert
Model dan Teknik Analisis Data 3.8.1
Uji Kualitas Data
Menurut Hair et al (1998), kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan realibilitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Ada dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data, yaitu: 1. Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji Validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara score masing-masing pertanyaan dengan total score dari item-item
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
pertanyaan. Ghozali dan Ikhsan (2006) menyatakan validitas dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda. Uji Validitas dihitung dengan menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan software SPSS akan dilihat tingkat signifikansi untuk semua pertanyaan. 2. Uji Realibilitas ditentukan dengan koefisien Cronbach Alpha setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan software SPSS. Setelah di dapat hasilnya dengan software SPSS, angka Cronbach Alpha(r) di bandingkan dengan angka koefisien product moment r, dengan α = 0.01 dan n = 30, maka akan diperoleh r 3. tabel. Jika r > r tabel, maka pernyataan dinyatakan signifikant yang berarti bahwa pernyataan tersebut reliabel
3.9
Uji Asumsi Klasik Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi
klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Uji Asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskesdastisitas 1. Uji Normalitas, untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang terdistribusi
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
secara normal atau mendekati normal. Data yang digunakan adalah model regresi yang telah ada (Singgih Santoso, 2000). Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan pengujian Shapiro Wilk dengan gambar Q-Q Plot 2. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi,maka dinamakan terdapat poblem Multikolinieritas (multiko). Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen (Singgih Santoso, 2000). Data yang dipakai adalah model regresi yang telah ada. Pengujian dilakukan dengan Colinearity Diagnostoc serta partial correlation. 3. Uji Heteroskedastisitas, menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Singgih Santoso, 2000). Jika ada pola tertentu, seperti
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Data yang digunakan adalah model regresi yang ada.
3.9.1
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden.
3.9.2
Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan untuk menemukan apakah ada pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap hasil pemeriksaaan di Bawasko Medan. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dilakukan uji parsial dan simultan dengan analisis regresi sederhana dan berganda. Regresi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel dependen, sedangkan regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh latar belakang pendidikan,
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan dan independensi secara simultan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Adapun bentuk matematis analisis regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana: Y = Kualitas hasil pemeriksaan X1 = Latar belakang pendidikan X2 = Kecakapan profesional X3 = Pendidikan berkelanjutan X4 = Indepedensi a = Konstanta b = Koefisien Regresi e = Error Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5% untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak dilakukan dengan cara menguji nilai F. Apabila nilai F positif berarti hipotesis diterima, jika nilai F negatif berarti hipotesis ditolak. Hal ini menunjukkan latar belakang
pendidikan,
kecakapan
profesional,
pendidikan
berkelanjutan
dan
independensi secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Untuk menguji masing-masing variabel independen secara parsial terhadap kualitas hasil pemeriksaan dilakukan dengan menguji nilai t dengan uji dua sisi pada tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5% atau keyakinan 95%. Uji t digunakan untuk menguji
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
signifikansi konstanta dan setiap variabel independen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah menerima hipotesis jika nilai t hasil perhitungan adalah positif atau lebih besar dari 0,05, yang berati hipotesis diterima. Sebaliknya jika nilai t hasil perhitungan lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ditolak.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Penelitian ini dimulai sejak bulan Juli tahun 2007 dengan tahapan penyusunan
proposal. Tahapan berikutnya adalah tahapan pengumpulan dan pengolahan data di Badan Pengawasan Kota Medan. Tahapan ini dilakukan selama 3 (tiga bulan). Pada tahapan selanjutnya pengolahan data yang relatif. Tahapan ini dilanjutkan dengan penyusunan laporan hasil penelitian, Tahapan ini dapat diselesaikan dengan berbagai tambahan pembahasan. Dalam bab ini akan dilakukan pembahasan hasil-hasil pengujian yang dilakukan baik pengujian syarat yang harus dilakukan maupun pengujian model yang diajukan. Pengujian ini dilakukan dalam proses penerimaan ataupun penolakan terhadap hipotesis yang diajukan. Berbagai hasil pengujian akan dirangkumkan sementara detail output pengujian terdapat di dalam lampiran.
4.1.1
Gambaran Umum Responden Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Badan Pengawas Pemerintah Kota Medan (Bawasko Medan) yang memiliki staf keseluruhan sebanyak 52 orang. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 52 orang staf Bawasko Medan yang merupakan jumlah keseluruhan dari staf Bawasko Medan. Staf Bawasko Medan mayoritas mempunyai pendidikan sarjana. Hampir 70% staf pada Bawasko Medan
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
telah mempunyai masa kerja di atas 15 tahun (tabel 4.1). Artinya staf Bawasko Medan mayoritas telah mempunyai pengalaman yang kerja yang lama. Pengalaman kerja tersebut tidak hanya pada Bawasko, tapi juga pada satuan kerja perangkat daerah lainnya.
Tabel 4.1 : Masa dan Pengalaman kerja responden Masa Kerja
Pengalaman Kerja
Tahun
Jumlah
%
Jumlah
%
0-5
7
13.5
5
21.7
6-10
10
19.2
10
19.2
11-15
15
28.9
12
23.1
16-20
12
23.1
15
28.8
21-25
8
15.3
10
19.2
Jumlah
52
100
52
100
Sumber
4.1.2
: Sub Bagian Administrasi Bawasko Medan
Pengujian Alat Ukur
Sebelum melakukan pengujian data dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian atas kualitas data untuk menjamin bahwa data yang diperoleh sudah dapat digunakan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian ini secara umum diarahkan untuk menguji alat ukur yang digunakan (kuesioner) serta data yang diperoleh dari responden. Kuesioner yang diajukan kepada responden berisikan 18
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
butir pernyataan yang digunakan untuk mengukur 5 buah variable penelitian. Tabel 4.2 menunjukkan butir pernyataan untuk setiap variabel penelitian.
Tabel 4. 2 : Keterangan Butir Pernyataan Kuesioner Variabel Latar Belakang Pendidikan (X1) Kecakapan Profesional (X2) Pendidikan Berkelanjutan (X3) Independensi (X4) Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) Sumber : Pengolahan Data SPSS
Butir Pernyataan Butir 1 dan 2 Butir 3, 4, dan 5 Butir 6, 7, 8, dan 9 Butir 10, 11, 12, dan 13 Butir 14, 15, 16, 17, dan 18
4.1.2.1 Uji Validitas Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan suatu alat ukur mampu melakukan fungsinya. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antara skor pernyataan dan skor keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi dalam kuesioner melalui metode pearson correlation. Asumsi yang digunakan dalam uji validitas adalah jika rhitung lebih besar dari rkritis (rhitung > r
kritis),
maka item pernyataan tersebut dinyatakan
valid.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel 4.3 : Hasil Pengujian Validitas Variabel
Butir Pernyataan Latar Belakang 1 Pendidikan 2 Kecakapan 3 Profesional 4 5 Pendidikan 6 Berkelanjutan 7 8 9 Independensi 10 11 12 13 Kualitas Hasil 14 Pemeriksa 15 16 17 18 Sumber : Pengolahan Data SPSS
rhitung 0.316 0.373 0.322 0.258 0.299 0.464 0.718 0.496 0.660 0.408 0.329 0.251 0.528 0.314 0.490 0.744 0.615 0.372
rkritis
Keterangan 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241 0.241
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Nilai rkritis pada penelitian ini untuk N sebanyak 30 (df = 28) dan p = 0.05 adalah sebesar 0.241 (Santoso, 2005), sehingga nilai ini akan digunakan sebagai pembanding dengan nilai rhitung yang diperoleh dari pengolahan dengan menggunakan SPSS. Tabel 4.3 merangkumkan output pengujian validitas yang terdapat di dalam lampiran 5. Latar belakang pendidikan yang diukur dengan pernyataan nomor 1 dan 2 masing masing memiliki nilai rhitung masing-masing sebesar 0,316 dan 0,373, dimana kedua nilai tersebut lebih besar dari 0.241. Variabel lain serta butir pernyataan pembentuknya dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.2. Berdasarkan hasil pengujian diatas maka semua butir pernyataan yang diajukan pada kuesioner penelitian ini dapat dikatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrument penelitian karena nilai rhitung
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
lebih besar dari rtabel. Semua pernyataan di dalam kuesioner yang merupakan pembentuk variabel telah valid. Hasil pengujian validitas ini menyatakan bahwa semua pernyataan dalam kuesioner dapat digunakan sehingga pengujian realibilitas dapat dilakukan.
4.1.2.2 Uji Realibilitas Pengujian lanjutan yang harus dilakukan terhadap data setelah pengujian validitas adalah pengujian realibilitas yang bertujuan untuk mengukur konsistensi alat ukur yang digunakan untuk suatu objek yang diteliti. Hasil uji realibilitas dapat dipercaya atau tidaknya suatu instrument penelitian berdasarkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu alat ukur dalam pengertian bahwa hasil pengukuran yang didapatkan merupakan ukuran yang benar dari sesuatu yang diukur. Metode yang sering digunakan untuk mengukur realibilitas adalah Cronbach’s Alpha. Menurut Santoso (2005), jika alpha hitung lebih besar dari alpha tabel dengan nilai positif maka instrument penelitian dapat disebut reliabel dengan penggolongan yang ditunjukkan oleh tabel 4.4 Tabel 4.4 : Tingkat Realibilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Realibilitas 0.0 s/d 0.20 Kurang Reliabel 0.20 s/d 0.40 Agak Reliabel 0.40 s/d 0.60 Cukup Reliabel 0.60 s/d 0.80 Reliabel 0.80 s/d 1.00 Sangat Reliabel Sumber : Pengolahan Data SPSS
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diuji tingkat realibilitasnya dengan output dalam lampiran 5 yang ditunjukkan di dalam tabel 4.5. Pengujian realibilitas yang dilakukan dengan Cronbach’s Alpha menunjukkan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai alat ukur yang konstan. Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.816 menyatakan bahwa kuesioner sangat reliabel untuk digunakan sebagai alat ukur penelitian. Tabel 4.5 : Hasil Pengujian Realibilitas Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.816
18
Sumber : Pengolahan data SPSS
4.2
Uji Asumsi Klasik Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Kolmogorov-
Smirnov. Pengujian dengan metode ini menyatakan jika nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki probabilitas lebih besar dari 0.05 (Santoso, 2005), maka variabel penelitian tersebut dapat dinyatakan berdistribusi normal. Tabel 4.6 disusun berdasarkan lampiran 6. Tabel 4.6 : Pengujian Normalitas Variabel Latar Belakang Pendidikan (X1) Kecakapan Profesional (X2) Pendidikan Berkelanjutan (X3) Independensi (X4) Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) Sumber : Pengolahan data SPSS
Nilai p 0.140 0.488 0.058 0.523 0.066
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Berdasarkan hasil pengujian yang terdapat di dalam lampiran, semua variabel yang digunakan telah berdistribusi normal. Hasil yang sama diperoleh dengan menggunakan pengujian Shapiro Wilk dengan menggambar Q-Q Plot seperti yang ditunjukkan di dalam gambar 4.1. Plot menunjukkan walau ada sedikit data outlier namun matoritas data berada di sekitar garis acuan normalitas. Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih mempertegas bahwa data yang digunakan sudah berdistribusi normal.
Normal Q-Q Plot of Hsl_Pemeriksaan
2
Expected Normal
1
0
-1
-2 5
10
15
20
25
Observed Value
Gambar 4.1 : Normal Q-Q Plot Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil yang diperoleh diatas menunjukkan masingmasing variabel penelitian memiliki nilai yang membentuk asumsi distribusi normal.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Data yang berdistribusi normal dapat digunakan untuk penarikan kesimpulan karena data sudah menyebar dengan karakteristik menyerupai populasi yang diwakili. Gejala heteroskedastisitas timbul karena adanya ketidak-konstanan variansi error sehingga hasil regresi menjadi diragukan karena estimator yang digunakan menjadi tidak efisien. Pengujian ini dilakukan terhadap hasil regresi untuk mengetahui pola persebaran error. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan membentuk diagram plot untuk melihat pola persebaran data. Apabila pola persebaran data tidak membentuk pola tertentu maka data dapat dikatakan terbebas dari heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan oleh gambar 4.2 yang diadaptasi dari output lampiran 8, dapat disimpulkan bahwa data di dalam penelitian ini terbebas dari gejala heteroskedastisitas karena diagram plot yang terlihat pada pengujian tersebut tidak menunjukkan suatu pola tertentu namun bersifat sangat acak. Kelompok data yang terindikasi memiliki sifat heteroskedastisitas akan membentuk pola tertentu seperti berpusat di titik tertentu atau membentuk suatu pola yang memiliki ciri khas tertentu, dimana dalam pengujian model penelitian ini tidak ditemukan hal tersebut. Kesimpulan pengujian model menujukkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, artinya variasi error tidak terlampau besar sehingga hasil regresi cukup dapat diandalkan (Triton, 2006).
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Scatterplot Regression Studentized Residual
Dependent Variable: Hasil_Pemeriksaan 2
1
0
-1
-2
-3 -4
-2
0
2
4
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.2 : Pengujian Heteroskedastisitas Multikolinearitas dapat timbul jika variabel bebas saling berkorelasi satu sama lain, sehingga multikolinearitas hanya dapat terjadi pada regresi berganda. Hal ini mengakibatkan perubahan tanda koefisien regresi serta mengakibatkan fluktuasi yang besar pada hasil regresi. Perubahan tanda koefisien regresi ini dapat mengakibatkan kesalahan
menafsirkan
hubungan
antara
variabel
sehingga
keberadaan
multikolinearitas ini harus diuji (Levin, 1998) supaya dapat dijamin bahwa variabel independen di dalam penelitian tidak saling berkorelasi. Pengujian dapat dilakukan dengan Colinearity Diagnostic serta partial correlation.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel 4.7 : Pengujian Multikolinearitas Variabel Tolerance Variance Inflaction Factor Latar Belakang Pendidikan (X1) 0.743 1.347 Kecakapan Profesional (X2) 0.799 1.251 Pendidikan Berkelanjutan (X3) 0.810 1.234 Independensi (X4) 0.716 1.397 Sumber : Pengolahan data SPSS Berdasarkan output yang terdapat pada lampiran 7 yang ditunjukkan di dalam tabel 4.7 terlihat bahwa nilai tolerance masih berada di sekitar 1 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Nilai tolerance berkisar 0.716 sampai 0.810 Nilai Variance Inflaction Factor (VIF) juga dekat dengan 1 yaitu sekitar 1.234 sampai 1.397. Hasil ini menunjukkan walau kedua nilai tersebut tidak mutlak berada di sekitar 1 tetapi hasil ini masih dapat dinyatakan tidak mengandung multikonearitas (Triton, 2006) Regresi berganda yang baik tidak boleh mengandung dua buah variabel bebas yang saling berkorelasi. Hasil yang ditunjukkan oleh output pada tabel 4.7 memberikan
kesimpulan
bahwa
model
yang
diajukan
tidak
mengandung
multikolinearitas sehingga model dapat digunakan dalam pengujian hipotesa. Setelah dilakukan pengujian terhadap alat ukur dan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa alat ukur (kuesioner) dan data dapat digunakan dalam menguji model yang diajukan.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
4.2.1
Deskripsi Statistik
Ukuran-ukuran statistik deskriptif dapat memberikan gambaran yang cukup bermanfaat dalam melakukan analisa permasalahan. Tabel 4.8 merangkumkan statistik deskriptif variabel dalam penelitian ini. Hasil lengkap statistik deskriptif terdapat di dalam lampiran 4.
Variabel
Tabel 4.8 : Rangkuman Statistik Deskriptif Pendidikan Independensi Kecakapan Kualitas Latar Belakang Profesional Berkelanjutan Hasil Pemeriksaan pendidikan 11.90 6.03 9.43 8.80 7.33 12.00 6.00 9.50 9.00 7.00 13.00 6.00 10.00 9.00 5.00 24,00 8.00 15.00 17.00 13.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 3.29 1.27 2.12 2.51 2.29
Mean Median Modus Nilai Max Nilai Min Standard deviasi Interval 5 - 25 Kemungkinan Sumber : Pengolahan data SPSS
2 – 10
3 - 15
4 - 20
4 - 20
Kualitas hasil pemeriksaan memiliki rata-rata sebesar 11.90 dengan median 12.00 dan modus 13.00, hasil ini menunjukkan penyebaran data tidak terlampau jauh dari nilai rata-rata. Persebaran nilai kualitas hasil pemeriksaan masih kurang baik karena jika dibuat range (Mean +/- 3 standar deviasi) yaitu 2,03 – 21,77, maka nilai maksimum masih berada diluar range ini. Berdasarkan teori 99% data seharusnya berada di dalam interval tersebut (Levin, 1998). Nilai rata-rata sendiri dapat dikatakan cukup moderat karena lebih dekat ke nilai range kemungkinan minimum, artinya kualitas hasil pemeriksaan masih sedikit diatas nilai tengah. Nilai tengah yang
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
dimaksud adalah seandainya semua responden menjawab nilai moderat (3) maka nilai rata rata adalah 15, sedangkan berdasarkan alat ukur yang digunakan semakin kecil nilai yang diperoleh maka semakin baik ukuran tersebut sehingga nilai mean sebesar 11.90 menunjukkan rata-rata kualitas hasil pemeriksaan moderat. Variabel latar belakang pendidikan terlihat sangat homogen dengan nilai mean, median, dan modus yang sama. Hal ini mengindikasikan data yang diperoleh untuk variabel ini cukup homogen. Berdasarkan standard deviasi jika dibuat interval 3 x standard deviasi, maka semua data yang diperoleh sudah masuk dalam interval tersebut. Berdasarkan rata-rata ini terlihat bahwa latar belakang pendidikan mayoritas adalah sarjana. Responden dengan latar belakang pendidikan sarjana sebanyak 19 orang, tingkat magister sebanyak 3 orang, diploma sebanyak 5 orang, dan berpendidikan SLTA sebanyak 3 orang. Variabel kecakapan profesional memiliki rata 9.43 dengan median dan 9.50, serta modus 10.00. Jika dibuat range dari nilai rata +/- 3 standar deviasi maka rangenya adalah 3.07 – 15.79 dimana semua data sudah masuk ke dalam range ini, sehingga persebaran data dianggap cukup baik. Berdasarkan nilai rata-rata persepsi responden terhadap kecakapan profesional mereka hanya berada pada nilai pertengahan atau kecakapan profesional yang moderat. Variabel pendidikan berkelanjutan memiliki rata-rata 8.80 dengan nilai median dan modus 9.00. Berdasarkan persebaran data dengan perhitungan seperti diatas, maka masih terdapat data bernilai maksimum yang belum masuk ke dalam interval, walaupun demikian persebaran datanya sudah dapat dikatakan baik. Berdasarkan rata-
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
rata, media dan modus terlihat bahwa variabel ini memiliki tingkat persetujuan yang tinggi karena nilainya cenderung rendah, artinya responden cenderung menyetujui bahwa pendidikan berkelanjutan akan meningkatkan kemampuan pemeriksaan mereka. Independensi memiliki nilai rata-rata 7.33 dengan median yang hampir sama sebesar 7, namun modusnya relatif berbeda yaitu 5. Berdasarkan hal ini terlihat pemusatan data berada di nilai dibawah rata-rata. Jika membuat range seperti yang dilakukan terhadap variabel lain terlihat bahwa semua data sudah masuk ke dalam range tersebut, sehingga persebaran data dapat dikatakan cukup baik. Nilai rata-rata juga menunujukkan bahwa independensi cenderung mendapat tingkat persetujuan yang tinggi, artinya responden cenderung menyatakan bahwa jika mereka memiliki independensi maka proses pemeriksaan akan semakin baik. Secara simultan variabel latar belakang pendidikan, kecakapan professional, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa mempunyai pengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
4.2.2
Pengujian Hipotesis
Penelitian ini mengajukan sebuah model persamaan regresi berganda yang menguji pengaruh variable independen terhadap variable dependen, dengan persamaan regresi sebagai berikut :
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Y X1 X2 X3 X5 a b e
= Kualitas Hasil Pemeriksaan = Latar Belakang pendidikan = Kecakapan Profesional = Pendidikan Berkelanjutan = Independensi = Konstanta = Koefisien regresi = error
H0 akan ditolak jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 0,05 karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diuji atau menunjukkan hubungan bahwa korelasi antara kedua variabel cukup nyata. Disamping itu tingkat signifikansi 0,05 sering digunakan dalam penelitian-penelitian ilmu sosial (Levin, 1998). Tabel 4.8 merangkum hasil pengujian model yang terdapat di dalam lampiran 8. Berdasarkan lampiran 8 yang dirangkumkan di dalam tabel 4.9, dapat disampaikan beberapa kesimpulan umum sebagai berikut : 1. Hipotesis penelitian yang menyatakan secara simultan latar belakang pendidikan,
kecakapan
profesional,
pendidikan
berkelanjutan,
dan
independensi pemeriksa berpengaruh signifikan terhadap hasil kualitas hasil pemeriksaan dapat diterima. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas model sebesar 0.000 (lampiran 8) jauh lebih kecil dari batas signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0.05. Berdasarkan uji F dengan jumlah sampel 30,
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
variabel independen 4 dan tingkat signifikansi sebesar 0.05 dihasilkan bahwa FHitung (25.023)> FTabel (2.76) sehingga hipotesa penelitian dapat diterima. Tabel 4.9 : Pengujian Model Keterangan
B
Konstan 5.544 Latar Belakang -0.418 Pendidikan Kecakapan Profesional -0.515 Pendidikan 1,267 Berkelanjutan Independensi 0.353 2 R Model Signifikansi model FTabel FHitung Sumber : Pengolahan Data SPSS
Standard TTabel Error 2.625 0.275 2.06
THitung
Signifikansi
2.112 -1.520
0.450 0.141
0.166 0.139
2.06 2.06
-3.104 9.102
0.005 0.000
0.134
2.06 0.800 0.000 2.760 25.023
2.633
0.014
Jika dinyatakan di dalam bentuk persamaan regresi maka dapat dituliskan sebagai berikut : Y = 5.544 -0.418X1 – 0.515X2 + 1.267X3 + 0.353X4 2. Variabel latar belakang pendidikan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan karena berdasarkan output yang terdapat di lampiran 8 yang diringkaskan di dalam tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.141, dimana nilai ini lebih besar dari batas signifikansi model yaitu 0.05 serta uji t menghasilkan nilai tHitung (-1.520) < tTabel (2.06), dimana jika nilai thitung lebih kecil dari tTabel maka hipotesa penelitian ditolak. Karena variabel ini tidak signifikan maka nilai koefisien sebesar -0.418 menjadi tidak dapat dianalisa dengan baik.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
3. Variabel kecakapan profesional secara parsial menunjukkan pengaruh yang signifikan karena berdasarkan output nilai probabilitas lebih kecil (0.005) lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 0.05 serta uji t menghasilkan nilai tHitung (-3.104) < tTabel (2.06). Koefisien sebesar -0.515, koefisien ini berarti bahwa kecakapan profesional mempunyai hubungan yang terbalik dengan kualitas hasil pemeriksaan. Penjelasan lebih rinci akan dijelaskan pada bagian berikutnya. 4. Variabel
pendidikan
berkelanjutan
secara
parsial
terbukti
signifikan
mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Hasil uji variabel ini menunjukkan probabilitas 0.000 jauh lebih kecil dari batas signifikansi yang digunakan (0.05) serta uji t menghasilkan nilai tHitung (9.102) > tTabel (2.06). Nilai tHitung yang lebih besar dari tTabel menyatakan hipotesis penelitian dapat diterima Koefisien variabel ini (1,267) secara jelas memberikan gambaran hubungan yang searah, atau dengan perkataan lain peningkatan pendidikan berkelanjutan memberikan pengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 5. Varibel independensi secara parsial memiliki probabilitas 0.014 yang lebih kecil dari batas signifikansi penelitian (0.05) serta uji t menghasilkan nilai tHitung (2.633) > tTabel (2.06). sehingga variabel ini dinyakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Koefisien variabel independensi (0.353) memberikan gambaran hubungan yang searah antara tingkat independensi dengan kualitas hasil pemeriksaan, atau dapat dinyatakan peningkatan independensi akan meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
6. Konstanta penelitian ini sangat tidak signifikan (Nilai signifikansi 0.450 jauh lebih besar dari batasan 0.05) sehingga nilainya tidak perlu dianalisa. Konstanta penelitian dengan dengan skala memang kurang dapat memberikan gambaran yang berarti. 7. Koefisien determinasi memiliki nilai 0.800 atau 80%, artinya kualitas hasil pemeriksaan 80% dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi. Sisanya sebanyak 20% dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang digunakan di dalam penelitian ini. Tabel 4.10 : Model Summary
Model
R
R Square
1
.895a
.800
Adjusted R. Square .768
Std. Error of The estimate 1.58611
Sumber : Pengolahan data SPSS Pada tabel 4.10 yang juga terdapat pada lampiran 9 dapat dijelaskan angka R sebesar 0.895 menunjukkan bahwa korelasi antara kualitas hasil pemeriksaan dengan keempat variabel independentnya adalah kuat. Angka R Square atau Koefisien determinasi adalah 0.800, hal ini menunjukkan pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan professional, pendidikan berkelanjutan, independensi pemeriksa sebesar 80% terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Namun untuk jumlah variabel independent lebih dari dua, lebih baik digunakan adjusted R square, yang adalah 0.768 (selalu lebih kecil dari R square). Hal ini berarti 76.8 % variasi dari Kualitas hasil pemeriksaan
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
dipengaruhi oleh keempat variabel independen. Sedangkan sisanya (100%-76.8% = 23.2%) dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain. Standard Error of Estimate (SEE) adalah 1.586. Makin kecil SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependent. Tabel 4.11 : Anova
Model
Sum of
Df
Squares 1
Mean
F
Sig
25.023
.000a
Square
Regression
251.806
4
62.952
Residual
62.894
25
2.516
Total
314.700
29
Sumber : Pengolahan data SPSS Dari tabel 4.11 dapat dijelaskan yaitu dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 25.023 dengan tingkat signifikansi 0.0000. Karena probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari 0.05, maka model regresi bisa dipakai untuk menjelaskan pengaruh kualitas hasil pemeriksaan. Atau bisa dikatakan latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.
4.2.3 Pembahasan Berdasarkan pengujian hipotesa dinyatakan bahwa model yang diajukan dapat diterima. Hal ini berarti bahwa secara simultan variabel independen dalam penelitian
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
ini mempengaruhi variabel dependen. Artinya latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi secara bersama-sama mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendro dan Aida (2006) yang menyatakan profesionalisme mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian oleh Ariesanti (2001) yang menyatakan pengalaman auditor ternyata tidak banyak memberikan konstribusi untuk meningkatkan keahlian auditor, yang berarti pengalaman tidak pula berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Standar Profesional Audit Internal (1200;1210), auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Latar belakang pendidikan sebagai salah satu variabel independen, pada pengujian secara parsial menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Pada penelitian Muthmainah (2006) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan orientasi etis dari berbagai disipilin ilmu yang ada. Latar belakang pendidikan akuntansi lebih mampu menilai suatu dilema etis dan dibandingkan latar belakang pendidikan lain lebih menunjukkan kemauan untuk tidak melakukan tindakan tidak etis. Hasil pengujian juga menunjukkan latar belakang pendidikan akuntansi mempunyai kemauan yang paling kuat untuk untuk tidak melakukan perbuatan tidak etis. Konsisten dengan hal tersebut, latar belakang pendidikan akuntansi lebih dapat menilai suatu kondisi adalah tidak etis. Effendi (2007), menyatakan persaingan untuk memperebutkan posisi
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
auditor internal ternyata lebih ketat dibandingkan posisi tenaga staf akuntansi (accounting staff) atau auditor untuk Kantor Akuntan Publik (KAP), sebab auditor internal dapat diperebutkan oleh lulusan dari berbagai disiplin ilmu serta berbagai pengalaman kerja. Kecakapan profesional berdasarkan hasil penelitian ini berpengaruh secara signifikan tetapi memiliki tanda negatif sehingga bertentangan dengan asumsi dan teori dasar bahwa kecakapan profesional akan meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa r sebesar 0.895 yang berarti variabel kecakapan profesional mempunyai hubungan yang kuat karena dengan kualitas hasil pemeriksaan r hitung lebih besar dari 0.5. Menurut I Wayan Suartana (2006), berdasarkan penelitian bahwa pengalaman audit yang merupakan bagian dari kecakapan profesional dapat mengurangi efek kekinian pada pertimbangan auditor. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa auditor yang lebh berpengalaman tidak sensitif terhadap bukti tipe tertentu, dalam hal ini bukti yang bersifat negatif atau positif. Pengalaman auditor mampu untuk memetakan informasi sehingga tidak terjebak oleh urutan informasi yang diterimanya. Mekanismenya telah dapat mengurangi bias, karena efek kekinian pada kasus evaluasi pada pengendalian intern perusahaan berkurang dibandingkan dengan tanpa metode telaah. Mekanisme telaah yang dilakukan secara kelompok juga dapat mengurangi besaran bias, karena efek kekinian pada kasus penilaian kelangsungan hidup perusahaan. Butt yang dikutip Jeffrey (1992) mengungkapkan bahwa auditor yang berpengalaman membuat
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
judgment frekuensi relatif yang lebih baik dalam tugas-tugas profesional ketimbang auditor yang belum berpengalaman. Menurut standar Internal auditor (1200;1210), internal auditor harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, meneliti, dan menguji adanya indikasi kecuarangan. kecakapan profesional merupakan Penarikan kesimpulan akan hal ini sulit dilakukan, salah satu cara yang layak dipertimbangkan adalah dengan cara melakukan berbagai penelitian lain pada area yang sama tetapi dengan alat ukur yang berbeda sehingga dapat dilakukan berbagai analisa lain yang saling melengkapi. Penelitian mengenai hal ini cukup penting karena sesuai dengan latar belakang penelitian ini, dinyatakan bahwa kecakapan profesional sangat dibutuhkan agar proses pemeriksaan bukan sekedar formalitas saja. Namun hasil penelitian ini tetap perlu diperhatikan untuk melakukan evaluasi. Pendidikan berkelanjutan adalah variabel yang dibentuk dari berbagai pernyataan yang terkait dengan pelatihan pemeriksaan, terkait langsung dengan objek pemeriksaan, serta teknologi pemeriksaan terbaru. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa r sebesar 0.895 yang berarti variabel pendidikan berkelanjutan mempunyai hubungan yang kuat karena dengan kualitas hasil pemeriksaan r hitung lebih besar dari 0.5. Penelitian Trisnawati & Suryaningsum (2003) menyimpulkan pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi empati, dan ketrampilan sosial dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang positif tehadap pemahaman akuntansi adalah motivasi dan pengendalian diri, sedangkan pengaruh negatif ditunjukkan oleh ketrampilan sosial, pengendalian diri dan empati. Melalui pendidikan berkelanjutan, akan diperoleh pemahaman akuntansi yang lebih
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
mendalam dan meningkatkan motivasi dalam melakukan audit. Pusat Pengembangan Akuntansi & Keuangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PPAK STAN) memberikan pengakuan berupa sertifikat Professional Internal Auditor (PIA) terhadap peserta Pendidikan & Pelatihan (diklat) auditor internal yang telah menyelesaikan 5 tahapan diklat auditor internal yaitu : (1) Diklat dasar-dasar audit; (2) Diklat audit operasional; (3) Diklat Psikologi dan komunikasi audit; (4) Diklat audit kecurangan; (5) Diklat pengelolaan tugas-tugas audit. Berdasarkan hasil penelitian ini variabel pendidikan berkelanjutan berpengaruh secara signifikan dengan koefisien yang positif, artinya pendidikan berkelanjutan yang diperoleh seorang staf akan meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Pendidikan berkelanjutan sebaiknya diberikan agar kualitas yang mereka miliki lebih meningkat, hal ini juga dapat mengurangi dampak negatif dari ketidaksesuaian latar belakang pendidikan dan pendidikan terakhir yang dimiliki oleh masing-masing staf. Hasil ini sesuai dengan berbagai teori dan tujuan dari pelatihan tersebut untuk meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Koefisien sebesar 1,267 dapat dikatakan trelatif besar karena lebih besar dari 1 (satu). Penelitian Sososutikno (2003) menyimpulkan tekanan anggaran waktu memungkinkan munculnya perilaku disfungsional yang tercermin dari perilaku premature sign-off, under reporting of time, dan audit quality reduction behavior namaun perilaku disfungsional ini tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Ariesanti (2001) menyatakan hanya pengetahuan saja yang berpengaruh terhadap kualitas audit. Pengalaman auditor ternyata tidak banyak memberikan konstribusi untuk meningkatkan keahlian auditor, yang berarti
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
pengalaman tidak pula berpengaruh terhada kualitas audit. Dalam standar profesi audit internal pada butir 9 dinyatakan auditor internal harus mengungkapkan semua faktafakta penting yang diketahuinya yaitu fakta-fakta yang jika tidak diungkap dapat mendistorsi kinerja kegiatan yang direviu atau menutupi praktek-praktek yang melanggar hukum. Independensi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa r sebesar 0.895 yang berarti variabel independen mempunyai hubungan yang kuat karena dengan kualitas hasil pemeriksaan r hitung lebih besar dari 0.5. Mayangsari (2003) menyimpulkan bahwa independensi mempunyai hubungan yang kuat dengan integritas laporan keuangan. Ariesanti (2001) menyimpulkan bahwa kualitas hasil pemeriksaan tidak mempunyai hubungan yang kuat terhadap pengalaman audit. Supriyono (1998) telah melakukan penelitian mengenai independensi auditor di indonesia. Penelitian ini mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditor, yaitu : (1) ikatan kepentingan keuangan dan hubungan usaha dengan klien; (2) persaingan antar kantor akuntan; (3) pemberian jasa lain selain jasa audit; (4) lama penugasan audit; (5) beasr kantor akuntan; (6) besarnya fee audit. Independensi menurut Standar Pemeriksaan Keuangan negara merupakan organisasi pemeriksa yang harus terbebas dari
gangguan
ekstern,
intern
dan
organisasi
yang
dapat
mempengaruhi
independensinya. Hasil penelitian menyangkut hal ini perlu untuk diperhatikan karena proses pemeriksaan seperti yang disampaikan dalam latar belakang penelitian dapat mengurangi tingkat independensi. Berdasarkan hasil penelitian ini, independensi
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
menjadi hal yang signifikan padahal struktur jabatan dan proses pelaporan dapat mengarah pada kurangnya independensi. Tingkat eselon jabatan pemeriksa sebaiknya lebih tinggi agar tidak timbul kesungkanan dalam proses pemeriksaaan. Laporan hasil pemeriksaan yang terlebih dahulu diserahkan kepada sekretaris daerah dapat menimbulkan keadaan yang kurang independen.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bagian sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Latar belakang pendidikan, kecakapan professional, pendidikan berkelanjutan dan independensi secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 2. Kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan dan independensi pemeriksa secara parsial berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Untuk Latar belakang pendidikan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hipotesis dalam penelitian ini diterima.
5.2 Keterbatasan Penelitian ini memiliki keterbatasan, antara lain : 1. Persamaan regresi penelitian ini tidak dapat digunakan secara optimal karena adanya variabel yang pengaruhnya tidak signifikan dan variabel yang tandanya bertentangan dengan teori yang disebabkan berbagai hal yang telah diterangkan di dalam bagian pembahasan. Secara umum koefisien persamaan yang dihasilkan dengan instrumen skala likert memang tidak dapat dimanfaatkan semaksimal persamaan regresi dengan data numerik.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
2. Kuesioner ini diberikan kepada responden yang menilai diri mereka sendiri untuk sebuah penelitian yang berkaitan dengan kinerja mereka sehingga pemberian nilai yang tidak sewajarnya merupakan kemungkinan yang dapat saja terjadi. 3. Kualitas hasil pemeriksaan dalam penelitian ini diukur dari variabel latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa. Variabel –variabel lain tidak menjadi indikator. 4. Penelitian ini hanya menggunakan satu sampel yaitu Bawasko Medan
3.3 Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran berikut : 1. Bawasko Medan beserta instansi terkait perlu memberikan training yang berhubungan secara langsung dengan pemeriksaan termasuk teknologi-teknologi pemeriksaan terbaru untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan. Bawasko Medan juga perlu untuk menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan bagi staf Bawasko Medan untuk mengatasi SDM yang kurang memadai. 2. Bagi peneliti selanjutnya perlu untuk memperbanyak item untuk menilai variabel agar diperoleh gambaran yang lebih optimal dan menambah sampel seperti Bawasda atau bawasko dari kabupaten atau kota lain. 3. Kategori responden yang digunakan juga sebaiknya ditambah, bukan hanya pemeriksa (auditor) tetapi juga yang diperiksa (auditee) sehingga pengambilan kesimpulan dapat dilakukan dengan lebih baik.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
4. Variabel lain yang kemungkinan memberikan pengaruh pada kualitas hasil pemeriksaan sebaiknya ditambahkan ke dalam model, misalnya loyalitas, kecukupan waktu, Program Kerja Pemeriksaan (PKP), dan lain-lain.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, Mohammad. dan Arnold Wright., (1987), An Examination of The Effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgements, The Accounting Review, 1-13. Aida, dan Hendro, (2006), Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas dalam pemeriksaan laporan Keuangan, Simposium Nasional Akuntansi IX, IAI, Padang. Ariesanti, (2001), Persepsi Auditor Terhadap Kualitas Audit. (Tesis) Ashton, Alison Hubbard, (1991), Experience and Error Frequency Knowledge as Potential Determinants of Audit Expertise, The Accounting Review, 218-239. Austin, Kenneth R. dan David C. Langston., (1981), Peer Review: Its Impact on Quality Control, Journal of Accountancy, 78-82. Barkess, Lynn dan Roger Simnett., (1994), The Provision of Other Services By Auditors: Independence and Pricing Issues, Accounting and Business Research vol. 24, 99-108 Bonner, Sarah E, (1990), Experience Effects in Auditing: The Role of Task-Specific Knowledge, The Accounting Review, 72-92. Choo, Freddie dan Ken T. Trotman., (1991), The Relationship Between Knowledge Structure and Judgements for Experienced and Inexperienced Auditors, The Accounting Review, 464-485. Deis, Donald R. dan Gary A., (1992), Determinants of Audit Quality in The Public Sector, The Accounting Review, 462-479. Effendi, A, (2007), Tantangan Untuk Menjadi Seorang Auditor Internal Yang Profesional, STIE Trisakti, Jakarta. Elim, John, (2006), Implementasi Risk-Based in Audit, Diklat Teknis Substansi Bawasda, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP, Jakarta. Fogarty, Timothy J, (1996), The Imagery and Reality of Peer Review in The US: Insights from Institutional Theory, Accounting, Organizations, and Society, 243-267. Harahap, Sofyan Syafri, (1991), Auditing Kontemporer, Erlangga, Surabaya.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Hogart, Robin M., (1991), A Perspective on Cognitive Research in Accounting, The Accounting Review, 277-290 Ikhsan, Arfan. dan Ghozali, Imam., (2006), Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi dan Manajemen, PT Madju Medan Cipta, Medan Keputusan Walikota Medan Nomor 55 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengawas Kota Medan. Lembaran Daerah Kota Medan Nomor 18 Tahun 2001. Knapp, Michael C., (1985), Audit Conflict: An Empirical Study of The Perceived Ability of Auditors to Resist Management Pressure, The Accounting Review, 202-211 Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, (2004), Standar Profesi Audit Internal, Jakarta. Kuncoro, M., (2003), Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?, Erlangga, Jakarta Levin, Richard L., Rubin, David S., (1998), Statistic For Management, 7th Edition. Prentice-Hall International, Inc. Mayangsari, (2003), Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, Serta Mekanisme Corporate Governance Integritas Laporan Keuangan, Simposium Nasional Akuntansi VI, IAI, Surabaya. Meier, Heidi Hylton, dan Jayne fuglister., (1992), How to Improve Audit Quality: Perceptions of Auditors and Clients, The Ohio CPA Journal, 21-24 Mulyadi, (2002), Auditing, PT Salemba, Jakarta Muallim, (2005), Permasalahan dan Strategi Penguatan Peran Badan Pengawasan Daerah, Rapat Koordinasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tingkat Nasional, Jakarta. Muthmainah, (2006), Studi Tentang Perbedaan Evaluasi Etis, Intensi Etis, dan Orientasi Etis Dilihat dari Gender dan Disiplin Ilmu: Potensi Rekruitment Staf Profesional pada Kantor Akuntan Publik, Simposium Nasional Akuntansi IX, IAI, Padang. Pany, Kurt dan Philip M. J. Reckers., (1980), The Effect of Gifts, Discount, and Client Size on Perceived Auditor Experience, The Accounting Review, 50-61.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Tahun 2007. Salim, Peter., (1989), The Contemporary English-Indonesia Dictionary, Modern English Press. Sarundajang, (2004), Pembukaan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pengawasan, Jakarta. Santoso, Singgih., (2001), SPSS Statistik Parametrik, Elex Media Komputindo, Jakarta Schmidt, Frank L., Alice N. Outerbridge, dan John E. Hunter., (1986), Impact of Job Experience and Ability on Job Knowledge, Work Sample Performance, and Supervisory Ratings on Job Performance, Journal of Applied Psychology, 432439. Shockley, Radolph., (1981), Perceptions of Auditors Independence: An Empirical Analysis, The Accounting Review, 785-800 Sososutikno, (2003), Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit, Simposium Nasional Akuntansi IX, IAI, Surabaya. Supriyono, R. A., (1988), Pemeriksaan Akuntan: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik. Edisi Pertama, BPFE. Sutton, Steve G, (1993), Toward an Understanding of The Factors Affecting The Quality of The Audit Process, Decision Sciences Vol 24, 88-105. Trisniwati, dan Suryaningsum, (2003), Pengaruh Profesionalisme Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Simposium Nasional Akuntansi VI, IAI, Surabaya. Triton P.B. 2006, SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik Parametrik. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Tubbs, Richard M, (1992), The Effect of Experience on the Auditor’s Organization and Amount of Knowledge, The Accounting Review, 783-801.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 1 : Kuesioner
KUESIONER A.
Data Demografis Nama Responden
:
Nama Unit Kerja
: Badan Pengawas Kota Medan
Nama Jabatan
:
Pendidikan
:
Alamat Satuan Kerja
:
ITEM
PERNYATAAN
PENDIDIKAN,
MENGENAI
KECAKAPAN
PENGARUH
LATAR
PROFESIONAL,
BELAKANG PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN B.
Pertanyaan mengenai Latar Belakang Pendidikan Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas
pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut : •
Sangat baik
(SB)
Skor 1
•
Baik
(B)
Skor 2
•
Netral
(N)
Skor 3
•
Tidak Baik
(TB)
Skor 4
•
Sangat tidak baik (STB)
Skor 5
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Jawaban No
Uraian pertanyaan/pernyataan
5
4
3
2
1
Latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh bapak/ibu
SLTA
D3
S1
S2
2
Program studi sesuai dengan dengan ijazah yang dimiliki
FISIP
Tehnik
Hukum
Ekonomi
C.
1 S2 +Training Ekonomi /Akuntansi
Pertanyaan mengenai Kecakapan Profesional Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas
pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut : •
Sangat Sering
Skor 1
•
Sering
Skor 2
•
Pernah
Skor 3
•
Hampir tidak pernah
Skor 4
•
Tidak pernah
Skor 5
Jawaban No
Uraian pertanyaan/pernyataan
1
Apakah sudah pernah mengikuti training akuntansi
2
Apakah sudah pernah mengikuti training mengenai audit (pemeriksaan) Pengalaman dalam melakukan pemeriksaan sebelumnya
3
5
4
3
2
1
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
D.
Pertanyaan mengenai Pendidikan berkelanjutan Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas
pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut : •
Sangat Setuju (SS)
Skor 1
•
Setuju
(S)
Skor 2
•
Netral
(N)
Skor 3
•
Tidak Setuju (TS)
Skor 4
•
Sangat tidak setuju (STS) Skor 5
Jawaban No 1 2 3 4
Uraian pertanyaan/pernyataan
5
4
3
2
1
Seorang pemeriksa harus mengikuti pelatihan tentang pemeriksaan, baik itu dalam atau luar negeri Materi pelatihan bagi seorang pemeriksa harus mengikuti perkembangan teknologi yang terbaru Jenis pelatihan yang diikuti pemeriksa harus berhubungan dengan obyek pemeriksaan yang ada Frekuensi pelatihan seorang pemeriksa setiap dua tahun minimal 80 jam mengikuti pelatihan
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
E.
Pertanyaan mengenai Independensi Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas
pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut : •
Sangat Setuju (SS)
Skor 1
•
Setuju
(S)
Skor 2
•
Netral
(N)
Skor 3
•
Tidak Setuju (TS)
Skor 4
•
Sangat tidak setuju (STS) Skor 5
Jawaban No 1
Uraian pertanyaan/pernyataan
5
4
3
2
1
Pemeriksa tidak memiliki hubungan kerjasama dengan entitas atau program yang diperiksa
2
Dalam melakukan pemeriksaan, tidak ada pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu pemeriksaan
3
Organisasi
pemeriksa
harus
bebas
dari
hambatan
indepedensi 4
Tidak ada campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi pemeriksa.
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
F.
Pertanyaan mengenai Kualitas Hasil Pemeriksaan Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan yang sesuai atas
pernyataan-pernyataan berikut dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut : •
Sangat Setuju (SS)
Skor 1
•
Setuju
(S)
Skor 2
•
Netral
(N)
Skor 3
•
Tidak Setuju (TS)
Skor 4
•
Sangat tidak setuju (STS) Skor 5
Jawaban No 1
2
3
4 5
Uraian pertanyaan/pernyataan
5
4
3
2
1
Laporan hasil pemeriksaan memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan peraturan perundang-undangan Informasi rahasia yang dilarang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan untuk diungkapkan kepada umum tidak diungkapkan dalam laporan hasil pemeriksaan Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan atau entitas yang diberikan dan pihak yang bertanggungjawab untuk melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan Ekspose hasil pemeriksaan harus sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat pemeriksaan Tindak lanjut dari hasil pemeriksaan
Komentar Bapak/Ibu terhadap kuesioner ini : ......................................................................................................................................... Terima kasih atas waktu dan bantuan yang telah Bapak/Ibu berikan untuk mengisi kuesioner ini
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 2 : Data Hasil Kuesioner
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 5 5 5 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3 2 3 1
2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4
3 2 3 2 2 4 3 3 2 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 4 2 4 5 4 2 4 4 2
4 2 2 2 1 4 4 3 1 4 4 3 3 4 4 4 5 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 2
5 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2
6 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 3 3 2 2 1 3 1 1 1 2 2 3 2 2 3 1
7 1 2 3 1 3 3 1 2 2 2 2 5 3 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1
8 2 3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 5 2 2 3 3 1 1 2 3 3 1 1 3 2 2 2 2 2 1
9 2 2 3 1 2 3 3 2 3 3 3 5 2 4 3 2 3 2 4 3 3 1 1 3 3 3 2 3 3 1
Butir 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 5 1 2 1 3 2 2 2 3 5 2 1 2 1 2 2 1 3 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 3 3 5 1 2 1 2 1 1 2 3 5 2 1 1 1 2 1 1 2 5 3 2 4 5 5 5 5 4 5 2 3 2 3 2 2 3 3 5 4 4 2 2 1 2 2 3 5 2 2 1 1 2 2 2 2 5 2 1 2 1 1 1 2 3 5 1 2 2 3 1 3 2 3 5 1 2 2 2 1 2 2 2 5 1 2 2 2 4 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2 5 2 2 1 2 1 2 3 3 5 2 1 3 3 1 1 1 1 5 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 2 3 2 2 1 1 1 1 5 1 1 1 2 3 2 2 3 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 5 1 2 1 1 1 2 2 2 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 3 : Data Hasil Olahan Untuk Regresi
Variabel Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Latar Belakang Pendidikan
8 8 7 5 6 6 6 6 6 7 6 8 8 8 8 4 6 6 6 6 7 6 7 7 4 7 7 6 6 5
Kecakapan Profesional
5 7 5 5 9 9 7 4 10 9 9 9 12 11 10 13 10 6 9 10 10 8 5 9 11 10 7 8 10 6
Pendidikan Berkelanjutan
6 9 10 7 9 10 7 7 10 8 9 17 10 10 11 11 7 7 9 11 9 4 5 10 9 11 8 9 10 4
Independensi
7 7 6 4 7 7 6 7 5 6 5 14 10 12 6 6 8 7 7 5 7 9 4 5 9 5 8 9 5 8
Hasil Pemeriksaan
7 11 11 5 13 14 12 10 13 12 11 24 15 13 13 12 14 12 10 14 14 9 8 13 9 15 10 13 12 10
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 4 : Statistik Deskriptif Statistics
N
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Range Minimum Maximum
Hsl_ Pendidikan_ Kecakakapan Pendidikan_ Pemeriksaan Formal _Profesional Berkelanjutan Independensi 30 30 30 30 30 0 0 0 0 0 11.9000 6.0333 9.4333 8.8000 7.3333 12.0000 6.0000 9.5000 9.0000 7.0000 a 13.00 6.00 10.00 9.00 5.00 3.29420 1.27261 2.12835 2.51067 2.29442 19.00 4.00 11.00 13.00 9.00 5.00 4.00 4.00 4.00 4.00 24.00 8.00 15.00 17.00 13.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table Statistik Deskriptif Hsl_Pemeriksaan
Valid
5.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 24.00 Total
Frequency 1 1 1 2 5 3 4 6 4 2 1 30
Percent 3.3 3.3 3.3 6.7 16.7 10.0 13.3 20.0 13.3 6.7 3.3 100.0
Valid Percent 3.3 3.3 3.3 6.7 16.7 10.0 13.3 20.0 13.3 6.7 3.3 100.0
Cumulative Percent 3.3 6.7 10.0 16.7 33.3 43.3 56.7 76.7 90.0 96.7 100.0
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pendidikan_Formal
Valid
4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 Total
Frequency 3 8 10 3 6 30
Percent 10.0 26.7 33.3 10.0 20.0 100.0
Valid Percent 10.0 26.7 33.3 10.0 20.0 100.0
Cumulative Percent 10.0 36.7 70.0 80.0 100.0
Kecakakapan_Profesional
Valid
4.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 13.00 14.00 15.00 Total
Frequency 1 3 5 6 10 2 1 1 1 30
Percent 3.3 10.0 16.7 20.0 33.3 6.7 3.3 3.3 3.3 100.0
Valid Percent 3.3 10.0 16.7 20.0 33.3 6.7 3.3 3.3 3.3 100.0
Cumulative Percent 3.3 13.3 30.0 50.0 83.3 90.0 93.3 96.7 100.0
Pendidikan_Berkelanjutan
Valid
4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 17.00 Total
Frequency 2 1 1 5 2 7 7 4 1 30
Percent 6.7 3.3 3.3 16.7 6.7 23.3 23.3 13.3 3.3 100.0
Valid Percent 6.7 3.3 3.3 16.7 6.7 23.3 23.3 13.3 3.3 100.0
Cumulative Percent 6.7 10.0 13.3 30.0 36.7 60.0 83.3 96.7 100.0
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Independensi
Valid
4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 13.00 Total
Frequency 1 7 4 6 4 3 3 2 30
Percent 3.3 23.3 13.3 20.0 13.3 10.0 10.0 6.7 100.0
Valid Percent 3.3 23.3 13.3 20.0 13.3 10.0 10.0 6.7 100.0
Cumulative Percent 3.3 26.7 40.0 60.0 73.3 83.3 93.3 100.0
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 5 : Uji Validitas dan Realibilitas
Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded Total
30 0 30
a
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha .816
N of Items 18
Item-Total Statistics
Butir1
Scale Mean if Item Deleted 39.7000
Scale Variance if Item Deleted 66.010
Corrected Item-Total Correlation .316
Cronbach's Alpha if Item Deleted .813
Butir2
39.8667
57.361
.373
.810
Butir3
39.0000
59.931
.322
.811
Butir4
39.4000
60.110
.258
.816
Butir5
41.0333
61.482
.299
.812
Butir6
40.9333
59.375
.464
.804
Butir7
40.7000
55.390
.718
.789
Butir8
40.5667
57.564
.496
.801
Butir9
40.2000
55.131
.660
.791
Butir10
41.1667
60.075
.408
.807
Butir11
41.0333
60.861
.329
.811
Butir12
41.1333
61.568
.251
.814
Butir13
40.8333
57.592
.528
.800
Butir14
40.9667
59.620
.314
.812
Butir15
40.8333
58.420
.490
.802
Butir16
40.8667
55.292
.744
.788
Butir17
40.5000
57.569
.615
.797
Butir18
38.8667
53.706
.372
.818
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Scale Statistics Mean 42.8000
Variance 65.131
Std. Deviation 8.07038
N of Items 18
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 6 : Uji Normalitas
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N a,b Normal Parameters
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Latar_ Belakang_ Pendidikan 30 6.0333 1.27261 .210 .210 -.139 1.153 .140
Kecakapan_ Pendidikan_ Hasil_ Profesional Berkelanjutan Independensi Pemeriksaan 30 30 30 30 6.3000 8.2333 7.3667 14.0667 1.48904 2.17641 1.58622 4.34649 .152 .243 .148 .238 .152 .243 .125 .149 -.148 -.157 -.148 -.238 .835 1.329 .813 1.306 .488 .058 .523 .066
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Case Processing Summary Cases Valid N Hsl_Pemeriksaan
Missing Percent
30
N
100.0%
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 30
100.0%
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov(a) Statistic .162 a Lilliefors Significance Correctio Hsl_Pemeriksaan
df 30
Sig. .043
Shapiro-Wilk Statistic .875
df 30
Sig. .002
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Normal Q-Q Plot of Hsl_Pemeriksaan
2
Expected Normal
1
0
-1
-2 5
10
15
20
25
Observed Value
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 7 : Uji Multikolinearitas
Regression b
Variables Entered/Removed Variables Entered Independe nsi, Pendidika n_ Berkelanju tan, Kecakapa n_ Profesiona l, Latar_ Belakang_ Pendidika a n
Model 1
Variables Removed
Method
.
a.
All requested variables entered.
b.
Dependent Variable: Hasil_Pemeriksaan
Enter
Coefficients a
Model 1
Zero-order Latar_Belakang_ Pendidikan Kecakapan_Profesional Pendidikan_ Berkelanjutan Independensi
Correlations Partial
Part
Collinearity Statistics Tolerance VIF
.068
-.320
-.225
.743
1.347
.583
.529
.415
.799
1.251
.541
.561
.452
.810
1.234
.311
.126
.084
.716
1.397
a. Dependent Variable: Hasil_Pemeriksaan a Collinearity Diagnostics
Variance Proportions Latar_ Condition Belakang_ Kecakapan_ Pendidikan_ Index Model Dimension Eigenvalue (Constant) Pendidikan Profesional Berkelanjutan Independensi 1 1 4.878 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 2 .047 10.152 .00 .02 .23 .63 .07 3 .035 11.824 .02 .30 .45 .24 .07 4 .022 14.972 .17 .20 .10 .12 .85 5 .018 16.338 .81 .48 .21 .00 .00 a. Dependent Variable: Hasil_Pemeriksaan
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 8 : Uji Heteroskedastisitas
Regression b
Variables Entered/Removed Variables Entered Independe nsi, Pendidika n_ Berkelanju tan, Kecakapa n_ Profesiona l, Latar_ Belakang_ Pendidika a n
Model 1
Variables Removed
Method
.
a.
All requested variables entered.
b.
Dependent Variable: Hasil_Pemeriksaan
Enter
Scatterplot
Dependent Variable: Hasil_Pemeriksaan
Regression Studentized Residual
2
1
0
-1
-2
-3 -4
-2
0
2
4
Regression Standardized Predicted Value
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 9 : Pengujian Model
Test Pengujian Klasik Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Variables Entered Method Removed Independe nsi, Pendidika n_ Berkelanju tan, . Enter Latar_Belakang_Pendidikan n_Formal, Kecakakap an_ Profesiona a l
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Hsl_Pemeriksaan Model Summaryb Model 1
R .895 a
R Square .800
Adjusted R Square .768
Std. Error of the Estimate 1.58611
a. Predictors: (Constant), Independensi, Pendidikan_ Berkelanjutan, Latar_Belakang_Pendidikan, Kecakakapan_ Profesional b. Dependent Variable: Hsl_Pemeriksaan ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 251.806
df 4
Mean Square 62.952
62.894
25
2.516
314.700
29
F 25.023
Sig. .000 a
a. Predictors: (Constant), Independensi, Pendidikan_Berkelanjutan, Latar_Belakang_Pendidikan , Kecakakapan_Profesional b. Dependent Variable: Hsl_Pemeriksaan
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
Standardized Coefficients
B 5.544
Std. Error 2.625
Latar_Belakang_Pendidikan
-.418
.275
Kecakakapan_ Profesional
-.515
Pendidikan_ Berkelanjutan Independensi
(Constant)
Beta
t 2.112
Sig. .045
-.161
-1.520
.141
.166
-.333
-3.104
.005
1.267
.139
.966
9.102
.000
.353
.134
.246
2.633
.014
a. Dependent Variable: Hsl_Pemeriksaan
Residuals Statisticsa Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value
Minimum 6.0071 -2.000
Maximum 23.6917 4.002
Mean 11.9000 .000
Std. Deviation 2.94669 1.000
N
.309
1.295
.608
.226
30
6.6736 -2.75306 -1.736 -2.003 -3.78351 -2.142 .137 .000 .005
23.0755 2.88341 1.818 2.019 3.55694 2.162 18.360 .336 .633
11.9301 .00000 .000 -.009 -.03010 -.012 3.867 .052 .133
2.86290 1.47267 .928 1.032 1.83283 1.070 3.857 .083 .133
30 30 30 30 30 30 30 30 30
30 30
a. Dependent Variable: Hsl_Pemeriksaan
Rizal Iskandar Batubara : Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Kecakapan Profesional, Pendidikan…, 2008 USU e-Repository © 2008