2
AgroinovasI Dusun Subak Berbasis Social-Industry of Agriculture
“Meningkatkan Potensi Pertanian Bali dan Kesejahteraan Para Abdi Bumi Melalui Dusun Subak Berbasis Social-Industry of Agriculture” Indonesia adalah salah satu negara agraris terbesar di kawasan Asia Tenggara. Enam puluh persen dari keseluruhan jumlah penduduk di Indonesia adalah petani. Sektor pertanian di Indonesia memegang andil besar dalam menyumbangkan devisa bagi negara. Salah satu daerah agraris di Indonesia adalah Pulau Bali. Hal ini terlihat dari penduduk daerah Bali yang mayoritas berprofesi sebagai petani, hampir 60% penduduk Bali menggantungkan hidupnya sebagai petani atau abdi bumi. Namun seiring dengan kemajuan jaman, para petani menemukan permasalahan baru yang menghambat perkembangan di bidang pertanian, antara lain masalah lahan pertanian, penyampaian informasi yang tidak merata dan keterampilan (SDM) petani, masalah modal dan pemasaran hasil produksi, sehingga penetapan prioritas pembangunan pertanian penting dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar pembangunan tersebut lebih terfokus dan menyentuh aspek penting yang berdampak besar bagi kesejahteraan petani, ketahanan pangan dan keberhasilan pembangunan. Permasalahan yang dihadapi petani tersebut menimbulkan gagasan baru dalam mengembangkan pertanian dan mensejahterakan petani. Pembangunan pertanian dan petani di Indonesia dapat dilakukan dengan mengubah metode dasar siklus produksi-konsumsi produk pertanian menjadi metode sosial-industri. Dalam penerapan metode sosial-industri tersebut akan dibuat alur sistematis segala pendukung pertanian Bali dalam bentuk Dusun Subak. Pembangunan Dusun Subak dan berbagai materi pecahannya, diharapkan dapat menjawab segala permasalahan pertanian di Bali. Beberapa fasilitas yang terdapat dalam Dusun Subak, seperti Koperasi Tani Mandiri, Bali Green Academy, Bali Green Club, Agrowisata Bali dan Pasar Tani Bali. Semua fasilitas tersebut akan menjalankan tugas tersendiri dalam mendukung pekerjaan Abdi Bumi dan memajukan pertanian Bali. Pengembangan Petani selalu menjadi buah bibir setiap kali menyinggung masalah pangan di dalam negeri. Walaupun secara kasat mata sektor pertanian mengalami perkembangan yang cukup signifikan, tetapi pada kenyataannya taraf hidup para petani masih menunjukkan grafik datar, malah semakin menurun. Berbagai upaya yang telah dicanangkan oleh pemerintah tidak sebanding dengan yang terjadi pada kondisi saat ini, seperti naiknya harga beras lokal yang disertai dengan ramainya beras impor, sehingga diperlukan suatu gagasan yang mengaplikasikan pemikiran-pemikiran baru untuk meningkatkan pertanian dan kesejahteraan petani Edisi 21-27 Desember 2011 No.3436 Tahun XLII
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
3
menyangkut metode yang diterapkan pada pertanian tersebut. Selama ini metode dan prinsip yang dominan diterapkan pada pertanian di Bali adalah metode sosial. Para petani begitu mempertimbangkan aspek kekeluargaan sehingga faktor keuntungan sedikit ditinggalkan. Selain itu metode yang dominan ini juga mempengaruhi siklus produksi-konsumsi menjadi kurang terencana dan berdampak pada kesejahteraan petani yang tidak pasti. Hal inilah yang mendasari adanya penerapan metode baru, yaitu metode social-industri. Melalui metode ini segala hal atau kegiatan yang menyangkut siklus produksi-konsumsi menjadi terencana dan terprogram. Metode industri dalam pertanian didefinisikan sebagai metode yang menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal (http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pertanian). Melalui metode ini diharapkan setiap kegiatan produksi-konsumsi dalam pertanian dari hulu ke hilir dapat dilaksanakan dengan baik dan terencana. Hal ini terkait dengan industri yang umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah (http://id.wikipedia.org/wiki/Industri). Jadi, metode industri ini diterapkan dalam pertanian dengan penekanan pada pendayagunaan dan pendistribusian hasil-hasil pertanian, seperti pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk kompos, biogas, dan biourin, menjual berbagai produk olahan pertanian (bukan mentahnya saja). Hal ini secara otomatis akan meningkatkan harga hasil-hasil pertanian tersebut. Metode industri dalam pertanian merupakan paduan dari dua disiplin, yaitu teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan hasil pertanian. Metode industri dalam karya tulis ini, menitikberatkan pada manajemen industri. Manajemen industri berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri (http:// id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pertanian). Penerapan metode ini tidak murni dilakukan secara tunggal. Namun, penerapan metode ini harus dipadukan dengan metode sosial untuk mempertahankan kekhasan pertanian Indonesia, dengan prinsip gotong royong dan kekeluargaan. Dengan demikian, metode sosial tetap dapat diteruskan sebagai tradisi dan siklus produksi-konsumsi dapat lebih terencana sehingga dapat membawa abdi bumi kita pada kesejahteraan yang lebih baik. Dusun Subak Metode sosial-industri yang diuraikan pada pembahasan sebelumnya, tentu saja memerlukan media nyata untuk merealisasikannya. Aplikasi metode ini akan lebih dijelaskan dalam gagasan pembangunan Dusun Subak. Melalui gagasan Badan Litbang Pertanian
Edisi 21-27 Desember 2011 No.3436 Tahun XLII
4
AgroinovasI
ini akan diterapkan menejemen pertanian yang pasti berdasarkan metode sosialindustri sehingga dapat dibuat sistem yang berkelanjutan dari hulu ke hilir dalam siklus produksi-konsumsi produk pertanian. Dusun Subak ini terdiri atas berbagai komponen yang secara umum meningkatkan pertanian dalam hal pendidikan, manajemen, distribusi, hingga kepastian kesejahteraan petani dan anak-anak petani serta calon-calon petani muda. Pembahasan mengenai Dusun Subak dalam karya tulis ini lebih mengacu pada pengembangan program Simantri, khususnya Simantri 031 di daerah Blahbatuh, Gianyar. Melalui beberapa pembicaraan dengan Pak Baskara, salah satu pengelola Simantri 031 sekaligus narasumber dalam karya tulis ini, begitu terlihat adanya semangat beberapa pihak untuk membangun pertanian dan abdi bumi. Namun, semangat itu belum didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Melalui proses diskusi panjang dengan petani terlahir ide untuk memanfaatkan lahan dan dana pribadinya untuk pengembangan pertanian, tambak, dan koperasi tani. Beliau juga berharap adanya kepastian pendidikan mengenai pertanian, baik untuk petani dan calon-calon petani, hingga timbullah gagasan untuk membentuk sekolah tani, yang sekarang sudah terealisasi dalam bentuk Kiddy Educare yaitu pengajaran pertanian kepada anak-anak SD. Sehingga, dapat ditarik benang merah antara gagasan-gagasan dari Pak Baskara dengan gagasan penulis untuk membangun petani dan pertanian Bali yang terangkum pada realisasi Dusun Subak yang berlandaskan metode sosialindustri. Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai komponen-komponen dalam Dusun Subak sebagai gagasan dalam karya tulis ini. Bali Green Academy Konsep pada Bali Green Academy ini adalah social-learning, jadi para peserta datang ke suatu tempat yang telah ditentukan (kelas) lalu belajar bersama mengenai pertanian. Kelas tani ini merupakan dukungan pendidikan secara informal. Para mahasiswa pertanian dapat didayagunakan dalam kegiatan ini sebagai pembicara. Sebagai peserta tidak ada pembatasan umur. Anak-anak pun dapat mengikutinya dengan program “Organic From School and Family to Field”. Pembahasan akan dikhususkan pada penanaman mental bertani dengan metode pertanian organik. Fasilitas pertama yang ditawarkan dalam Dusun Subak sebagai gagasan dalam karya tulis ini berkaitan dengan semakin minimnya peminat dalam dunia pertanian, khususnya remaja. Jadi, diperlukan suatu metode penanaman pendidikan pertanian sejak dini. Bali Green Club Pemahaman dasar mengenai pertanian sangat perlu dikembangkan, khususnya agar para remaja lebih tertarik untuk berkecimpung dalam sektor agraris. Bali Green Club merupakan salah satu fasilitas yang dapat menunjangBadan perkembangan Litbang Pertanian Edisi 21-27 Desember 2011 No.3436 Tahun XLII
AgroinovasI
5
pemahaman dasar mengenai pertanian yang disediakan oleh Dusun Subak. Melalui fasilitas ini berbagai topik yang erat kaitannya dengan dunia agraris didiskusikan. Hal ini dapat menumbuhkan suasana keakraban dan pertukaran pikiran yang cakupannya cukup luas. Para remaja, petani dan pihak pemerintah yang tergabung tidak hanya mendapat pemahaman dasar saja melainkan dapat mendengar secara langsung sudut pandang para abdi bumi. Koperasi Tani Mandiri Salah satu permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh para petani adalah modal. Perencanaan pembangunan Koperasi Tani Mandiri di Dusun Subak diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi para petani. Berbagai sarana yang dibutuhkan oleh para petani disediakan di koperasi tani ini. Beberapa perlengkapan pertanian, misalnya pupuk dan bahan bakar biogas (dapat digunakan untuk mengoperasikan mesin pembajak) yang diproduksi oleh masyarakat Dusun Subak sendiri melalui proses pengolahan kotoran ternak. Selain itu, produk hasil pertanian sebagian juga akan dipasarkan di sini. Sehingga fungsi koperasi ini menjadi maksimal untuk para abdi bumi. Pasar Tani Para petani terkadang mengalami kendala dalam pendistribusian hasil panen. Oleh sebab itu, Dusun Subak berupaya mendirikan suatu fasilitas yang dapat memudahkan para petani untuk memasarkan hasil panen mereka. Fasilitas tersebut dinamakan Pasar Tani, yang hampir sama dengan pasar-pasar pada umumnya. Selain digunakan untuk menjual produk-produk pertanian, secara tidak langsung Pasar Tani menjadi tempat berkompetisi bagi para petani dalam berbisnis. Kondisi ini dapat menjadi motivator bagi petani untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik. Sehingga, produk tersebut mampu bersaing dengan produk impor yang menjamur saat ini. Tempat para pedagang menjajakan barang dagangan mereka diatur sedemikian rupa sehingga tetap mempertahankan kerapian dan keindahan pasar. Keberadaan Pasar Tani juga menambah variasi mata pencaharian masyarakat Dusun Subak dan sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat. Hal ini akan berdampak pula pada peningkatan perekonomian para petani di Dusun Subak. Agrowisata Konsep agrowisata yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan agrowisata di daerah lain, seperti Jatiluwih, Tabanan. Namun, akan dilakukan suatu inovasi baru, yaitu penginapan ala petani. Jadi, tidak perlu merabas sawah dan membangun penginapan untuk menjamin tempat para pengunjung yang ingin menginap tetapi pengunjung akan langsung menginap di rumah petani, berangkat ke sawah bersama, Badan Litbang Pertanian
Edisi 21-27 Desember 2011 No.3436 Tahun XLII
6
AgroinovasI
dan pulang ketika sore tiba. Hasil wawancara yang diadakan dengan salah satu petani di kawasan Simantri 031, yaitu Bpk. Wayan Sadia, beliau begitu senang jika ada yang mau mewujudkan wisata pertanian seperti itu. Beliau juga sangat senang jika ada pengunjung yang mau menginap dan bertani bersamanya. Realisasi tempat ini agar wisata pertanian yang dirasakan pengunjung tidak sekedar menikmati sawah melainkan mengetahui bagaimana menjadi petani itu sendiri. Centre of Subak Village Centre of Subak Village ini sendiri merupakan suatu tempat yang dirancang khusus untuk mengatur, mengontrol, serta memantau segala kegiatan dan perkembangan Dusun Subak. Secara singkatnya, sama seperti kantor pusat dari suatu perusahaan alam tanpa memonopoli abdi bumi kita. Dampak Penerapan metode sosial-industri dalam dunia agraris seyogyanya memberi peluang bagi para abdi bumi untuk dapat memajukan usahanya. Dusun Subak sebagai salah satu wujud realisasi metode sosial-industri akan memberikan kemudahan yang lebih bagi para petani untuk mendapatkan kemajuan tersebut. Adapun, fasilitas yang disediakan oleh Dusun Subak sangat menunjang kegiatan produksi-konsumsi dalam pertanian dari hulu hingga hilir. Dengan adanya fasilitasfasilitas tersebut, kesejahteraan para petani akan terjamin dan lebih pasti. Selain itu, pendirian Dusun Subak juga akan meningkatkan minat sebagian orang terhadap dunia pertanian, terutama kaum remaja. Bali Green Academy dan Bali Green Club merupakan komponen utama dari Dusun Subak karena pemahaman dasar mengenai pertanian diperkenalkan melalui fasilitas tersebut. Tidak adanya batasan usia, memungkinkan masyarakat bukan petani mendapatkan informasi dari para petani yang telah berpengalaman mengenai kondisi pertanian saat ini. Begitu pula para petani, juga akan mendapat timbal balik berupa pemecahan masalah seputar pertanian melalui diskusi. Sehingga kegiatan tersebut memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan dan pengetahuan dalam dunia agraris. Fasilitas lain yang sangat mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat Dusun Subak adalah Koperasi Tani Mandiri dan Pasar Tani. Keduanya berperan dalam proses penyaluran dana dan pemasaran produk. Para petani muda tidak perlu khawatir untuk mendapatkan modal dalam mengembangkan usahanya, karena keberadaan Koperasi Tani Mandiri akan menjadi solusi dari masalah tersebut. Berbagai perlengkapan dan peralatan pertanian juga disediakan dengan harga terjangkau. Perlengkapan seperti pupuk dan biogas (sebagai bahan bakar mesin pembajak) merupakan produk olahan dari masyarakat Dusun Subak sendiri. Pupuk maupun biogas didapat dari proses pengolahan kotoran hewan ternak. Dengan demikian, masyarakat dan para petani dituntut untuk saling bekerjasama Edisi 21-27 Desember 2011 No.3436 Tahun XLII
Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI
7
dan mampu bersikap mandiri. Kemudian, hasil panen yang didapat oleh para petani akan dijual di Pasar Tani. Pendirian Pasar Tani akan meningkatkan daya saing para petani dalam berbisnis. Sehingga mereka akan berlomba untuk menciptakan produk dengan kualitas terbaik. Produk unggulan tersebut tentunya akan mampu sejajar dengan produk impor yang kini membanjiri pasar. Kesetaraan antara produk yang dihasilkan oleh petani Dusun Subak dengan produk impor, dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk terus melakukan proses produksi. Ini akan menyebabkan ketersediaan pangan lokal cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain, ketahanan pangan lokal berada dalam grafik yang menguntungkan. Penjelasan tersebut memberikan gambaran bahwa Dusun Subak sebagai wujud nyata dari metode sosial-industri mampu mempertahankan ketahanan pangan lokal dan menjadikan kesejahteraan para petani menemui titik terang. Terlebih lagi, metode ini sangat cocok dengan ciri khas masyarakat lokal yang cenderung berjiwa sosial. Putri Puspitaningrum!) dan Pande Bayu Pratama2), SMA Negeri 1 Denpasar, Bali Narasumber
: Pak Baskara selaku penanggung jawab Simantri 031 dan Bpk Wayan Sadia
Tempat Wawancara
: Simantri 031, Desa Blahbatuh, Gianyar, Bali.
Waktu Wawancara
: 8 Mei 2011 dan 11 Juni 2011
(perwakilan petani Simantri 031)
Salah satu Sistem Pertanian Terintegrasi di Bali, tepatnya di Desa Blahbatuh, Gianyar, Bali.
Badan Litbang Pertanian
Edisi 21-27 Desember 2011 No.3436 Tahun XLII
8
AgroinovasI
Bali Green Academy : Sebuah pondok di tengah sawah untuk tempat anak-anak dan berbagai elemen masyarakat untuk belajar dan berdiskusi mengenai pertanian.
Petani yang menjelaskan penggunaan biogas sebagai bahan bakar. Terdapat pula pengolahan kotoran sapi sebagai biogas dan biourin (pupuk) sehingga menunjang proses belajar bertani.
Edisi 21-27 Desember 2011 No.3436 Tahun XLII
Badan Litbang Pertanian