125
PENGARUH INTRODUKSI TEKNOLOGI ANEKA PENGOLAHAN RUMPUT LAUT TERHADAP LABA USAHA KELOMPOK TANI TUNAS BAHARI Oleh: Ine Fausayana
1)
ABSTRACT This research target is to know the society earnings after existence of technological introduksi of processing of result to seaweed to become multifarious product food. Research location in Tani Tunas Bahari Farmer Group of Village of Bungkutoko of Subdistrict of Abeli of Town Kendari. This research is executed in May 2011. Analysis used is (a) profit analysis (b) enterprise budget analysis or net farm cash income the Turner. J And Taylor. M., Model, 1989 in Ine Fausayana (1995), and (c) Return On Investment (ROI). Result of analysis indicate that the net profit of farmer group is equal to Rp. 6,998,375 and ROI equal to 0,895. Key words: seaweed, added value, profit, enterprise analysis
PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara maritim mempunyai potensi yang besar sebagai produsen rumput laut. Penggunaan rumput laut sangat luas dalam bidang industri antara lain: industri makanan (kue, media cita rasa, roti, saus, manisan), kosmetik (lulur mandi, lotion), obatobatan (penurun kholesterol). Pemanfaatan rumput laut yang terbesar adalah dalam bentuk rumput laut kering. Rumput laut dibagi menjadi empat kelompok antara lain yaitu: alga hijau (Chlorophiceae), alga hijau biru (Cyanophyceae), alga coklat (Phacophyceae), alga merah (Rhodophyceae). Echeuma cottonii termasuk kelas Rhodophyceae yang menghasilkan karaginan, selain itu rumput laut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan manusia. Namun pemanfaataan tersebut masih sangat kurang, selama ini Echeuma cottonii di pasaran hanya diolah menjadi cendol dan manisan. Jadi perlu dilakukan usaha guna memberikan nilai tambah dan meningkatkan penganekaragaman jenis olahan dari rumput laut tersebut. Salah satu alternatif pemanfaatannya adalah diolah menjadi dodol dengan kualitas yang baik, karena dodol merupakan makanan tradisional yang banyak disukai oleh masyarakat (Eryanti dkk., 2004). Wilayah Kota Kendari terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi dengan ibukotanya 1
Kendari dan sekaligus juga sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, wilayah daratannya sebagian besar terdapat di daratan Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari dan terdapat satu pulau yaitu Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 Km2 atau 0,70 persen dari luas wilayah daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Pemerintahan Kota Kendari dibagi menjadi 10 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Mandonga, Baruga, Poasia, Abeli, Kendari, Kendari Barat, Puwatu, Wua-Wua, Kadia dan Kecamatan Kambu. Luas wilayah menurut Kecamatan sangat beragam, kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Poasia (52,52 Km2), disusul Kecamatan Abeli (50,49 Km2), sedangkan kecamatan yang mempunyai wilayah terkecil adalah Kecamatan Kadia yang memiliki luas wilayah 9,97 Km2 dari keseluruhan luas wilayah Kota Kendari. Data potensi perikanan laut termasuk potensi lestarinya di wilayah Kota Kendari diduga cukup besar mengingat Kota Kendari memiliki posisi yang strategis, antara lain panjang garis pantai yang dimiliki tidak kurang dari 85,8 km, terdapat Pulau Bungkutoko yang berhadapan langsung dengan Laut Banda serta relatif dekat dengan Laut Seram, Laut Maluku, Laut Arafura dan Laut Flores yang terkenal kaya akan berbagai jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi seperti ikan
)Staf Pengajar Pada Fakultas PertanianVolume Universitas AGRIPLUS, 22Haluoleo,Kendari. Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
125
126
cakalang, layang, tenggiri, kembung, udang dan lain-lain. Berdasarkan data letak dan luas wilayah Kota Kendari tersebut, maka potensi pengembangan usahatani rumput laut di Kota Kendari masih sangat terbuka, karena terdapat beberapa kecamatan yang terletak di daerah pesisir pantai yang sangat sesuai untuk pengembangan usahatani rumput laut dan merupakan daerah pusat pemasaran yang dapat memudahkan petani dalam menjual hasil produksinya. Data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kendari, menunjukan bahwa luas areal potensial budidaya rumput laut terdapat di Kecamatan Abeli sebesar 200 ha yang sudah terolah 86 ha dan Kendari sebesar 160 ha yang sudah terolah 5,50 ha dengan total keseluruhan mencapai 360 ha dan yang sudah terolah seluas 91,50 ha. Jumlah pembudidaya rumput laut di perairan tersebut mencapai 252 orang. Sektor ini secara cepat tumbuh dengan baik, akan tetapi masyarakat masih membudidayakan rumput laut ini secara sederhana dan pemanfaatan rumput laut tersebut masih sangat kurang hanya dalam bentuk rumput laut kering belum ada pengolahan hasil yang lebih baik. Padahal selain itu rumput laut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan, penggunaan dalam bidang industri antara lain: industri makanan (kue, media cita rasa, roti, saus, manisan), kosmetik (lulur mandi, lotion), obatobatan (penurun kholesterol). Jadi komoditi ini perlu dibudidayakan secara intensif dan perlu dilakukan usaha guna memberikan nilai tambah dan meningkatkan penganekaragaman jenis olahan dari rumput laut tersebut. Salah satu alternatif pemanfaatannya adalah diolah menjadi minuman es campur dan dodol dengan kualitas yang baik, karena dodol merupakan makanan tradisional yang banyak disukai oleh masyarakat. Pengolahan rumput laut hingga kini belum optimal. Hanya 15% dari total produksi rumput laut diolah di dalam negeri, selebihnya diekspor sehingga tidak memberikan nilai tambah produk. Tingginya ekspor rumput laut dalam bentuk glondongan juga menyebabkan industri pengolahan rumput laut di dalam negeri tidak memiliki jaminan pasokan bahan baku.
Pengolahan rumput laut di Indonesia saat ini baru terbatas pada tepung agar-agar. Sehingga perlu penanganan melalui teknologi pengolahan hasil dalam kemasan siap makan yang dapat bertahan lama dan mudah didistribusikan. Dengan demikian ini dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat yang cukup prospektif. Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari, terdapat beberapa kelompok tani tambak yang potensial (ulet, tekun, sabar) dan mempunyai keinginan untuk maju. Adapun kendala yang dihadapi oleh petani tersebut antara lain adalah: (a) Tingkat pengetahuan dan keterampilan serta teknologi yang dikuasai masih sangat rendah seperti dalam hal budidaya (selama ini belum ada yang menggunakan metode long line dengan sistem keramba jaring apung) dan pengolahan hasil, (b) Potensi lahan masih banyak yang belum dimanfaatkan, (c) Potensi tenaga kerja keluarga juga belum optimal, (d) Tidak ada kepastian pasar akan komoditas yang dihasilkan. Melihat potensi, sarana dan prasarana serta kendala yang dihadapi oleh masyarakat maka perlu dilakukan kajian introduksi teknologi pengolahan hasil sehingga dapat membantu meningkatkan produksi dan produktivitas serta pendapatan masyarakat. Penelitian ini difokuskan pada pengamatan terhadap peningkatan produksi dan produktivitas lahan serta pendapatan petani sebelum dan setelah adanya introduksi teknologi dalam model yang diukur dengan menggunakan Analisa Laba Usaha dan Pendapatan Tunai Bersih Usahatani (Net Farm Cash Income). Pendapatan tunai bersih usahatani diperoleh dari selisih antara pendapatan bersih usahatani dengan besarnya konsumsi keluarga. Menurut Kristanto, K. (1984), sebelum mendapatkan pendapatan bersih maka terlebih dahalu harus diketahui gross margin yang diperoleh dari selisih antara Penerimaan Total (Total Revenue) dengan Biaya Variabel (Variable Cost). Dalam hubungannya dengan keluaran dan biaya variabel sistem ini disebut Konstruksi Gross Margin (Turner, J dan Tailor, M, 1989).
AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
127
Analisa ROI digunakan untuk melihat seberapa berapa besar modal dapat berputar atau dapat menghasilkan laba. Penelitian ini secara khusus adalah: Untuk mengetahui pendapatan sebelum dan pengaruhnya setelah introduksi teknologi pengolahan hasil rumput laut menjadi aneka produk olahan makanan.
METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan mei 2011. Penelitian difokuskan pada introduksi teknologi pengolahan hasil rumput laut menjadi aneka produk makananLokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari. Dasar pertimbangan sehingga dipilih menjadi lokasi penelitian oleh karena Kecamatan Abeli Kota Kendari dapat dikembangkan menjadi kawasan agribisnis perikanan, dimana Wilayah Kecamatan Abeli, secara geografis terletak di bagian Selatan garis Khatulistiwa, berada diantara 3°59’20” - 4°00” Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur 122°34’00” - 122°38’40” Bujur Timur. Kecamatan Abeli, sebagian besar wilayahnya berada di pesisir pantai, sekitar 70% luas wilayahnya berada di pinggir pantai, bahkan
terdapat 1 buah pulau, yaitu Pulau Bungkutoko yang mempunyai luas 2,25 Km2 atau 4,45% dari luas keseluruhan wilayah Kecamatan Abeli, yang mempunyai luas 50,49 Km2. Alasan lain Di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan terdapat kelompok pengolah hasil-hasil rumput laut, Jenis dan Sumber Data Jenis Penelitian Study Kasus, sedangkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Variabel Penelitian Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : Harga, Prime Cost, Conversion Cost dan Produksi Analisis Data a. Anggaran Enterprise atau Pendapatan Tunai Bersih Usahatani (melihat gross margin produk olahan secara keseluruhan) dan untuk mengetahui berapa kali perputaran modal) digunakan analisa ROI (Return On Investment). Adapun Model Analisis Anggaran Pendapatan dan ROI adalah sebagai berikut: b. Analisis Enterprise (Pendapatan Tunai Bersih Usahatani) digunakan formula dari Turner, J dan Taylor, M, dalam Ine Fausayana (1995), sebagai berikut:
Tabel 1. Formula Analisa Enterprise No. Uraian I. Usaha Budidaya dan Pasca Panen Rumput Laut: TR : (Harga x Quantity) VC : (Bibit, dll.) GM : TR – VC II. Usahatani Pengolahan Hasil Rumput Laut: TR : (Harga x Quantity) VC : (Masing-masing Produk Olahan) GM : TR – VC III. Total Gross Margin Usahatani IV. Biaya Tetap V. Pendapatan Bersih Usahatani Kurangi Konsumsi Keluarga VI. Pendapatan Tunai Bersih Usahatani/Laba Usaha
Nilai (Rp.) Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxxx Rp. xxx Rp. xxx Rp. xxxx Rp. xxxxx Rp. xxxxx Rp. xxxxx Rp. xxxxx Rp. xxxx
AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
128
c. Return On Investment (ROI) ROI per 1 Kg Rumput Laut Kering = Laba Usaha / Modal Produksi
Bungkutoko. Setelah diadakan survei ternyata kelompok tani ini belum berani melakukan produksi dalam skala besar karena belum adanya kejelasan akan keuntungan yang akan diterima jika rumput lautnya diolah menjadi Dodol Rumput laut. Dodol Rumput laut merupakan produk olahan baru dari rumput laut. Dengan kegiatan mencoba mengolah produk baru ini, diharapkan nantinya dapat memberikan pendapatan bagi anggota kelompok pengolah rumput laut Tunas Bahari di Kelurahan Bungkutoko.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kelompok Tani Tunas Bahari Kelompok Tani Tunas Bahari terbentuk atas dasar salah satu program pemerintah yakni program pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan sejak tahun 2005, yang awalnya dibentul kelompok budidaya rumput laut dengan nama kelompok Tunas Bahari terdiri dari 10 orang anggota petani rumput laut bertempat di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari. Selanjutnya pada awal tahun 2010 dibentuk kelompok pengolah rumput laut yang umumnya beranggotakan perempuan yang merupakan ibu – ibu tani rumput laut yang bertempat di Kelurahan Bungkutoko, untuk saat ini kelompok ini hanya memproduksi Dodol Rumput Laut dan dipasarkan hanya di Kelurahan Tabel 2. Biaya Bahan dan Tenaga Kerja No Bahan Baku 1 Gula 2 Tepung Beras Ketan 3 Rumput Laut Kering 4 Mentega 5 Essence 6 Kelapa 7 Pasta
1 2 3 4
Hasil Analisis Produksi Jenang a. Analisis Enterprise (Pendapatan Tunai Bersih Usahatani) digunakan formula dari Turner, J dan Taylor, M, dalam Ine Fausayana (1995), sebagai berikut: Analisis ini digunakan dengan menggunakan asumsi : Asumsi 1 Produksi adalah 1 Kg (satu) rumput laut kering.
Harga 11,400 6,500 13,000 4,500 3,500 3,000 3,500 45,400
Jumlah 71,250 16,250 13,000 1,125 8,750 30,000 8,750 149,125
Ltr Dos Exm Exm
5,500 1,200 50 50
16,500 96,000 4,000 4,000
3 0rg Total Total Biaya bahan baku, Penolong & Tenaga Kerja
30,000 36,800
90,000 210,500 359,625
Bahan Penolong M Tanah Kemasan Luar Kemasan Dalam Selotif
Biaya Tenaga Kerja 1 Tk Olah
Volume 6.25 Kg 2.5 Kg 1 Kg 0.25 Kg 2.5 Btl 10 Bh 2.5 Btl Total 3 80 80 80
AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
129
Tabel 3. Produksi Jenang Uraian Produksi Jenang
Volume Jumlah Kemasan Dos 150 12,500 Gram gram 80* Hasil
Jika dalam satu bulan kelompok tani dapat menjual atau berproduksi selama 15 hari (1 hari 80 dos) maka laba usaha perbulan adalah Tabel 5. Laba Usaha Jenang Dalam Sebulan Uraian
Hasil
Harga/ dos
Jumlah
Pembulatan ke bawah Penerimaan Biaya Produksi
Tabel 4. Laba Usaha Jenang Uraian
Hasil
Penerimaan 80 DOS Biaya Produksi Laba Usaha
7.500
3,736,875
600,000 359,625 240,375
Produksi Cendol Analisis ini digunakan dengan menggunakan asumsi : Asumsi 1 Produksi adalah 1 Kg (satu) rumput laut kering.
Asumsi 2 : Tabel 6. Biaya Bahan dan Tenaga Kerja Es Cendol No Bahan Baku Volume 1 Gula Merah 5 Bks 2 Tepung Kanji 2.5 Kg 3 Rumput Laut Kering 1 Kg 4 Mentega 1 Kg 5 Essence 2.5 Btl 6 Kelapa 2.5 Bh 7 Pasta 2.5 Btl Bahan Penolong 1 M Tanah 2 Kemasan Luar Tenaga Kerja 1 Tenaga Kerja Olah Total Biaya
9,000,000 5,263,125
Laba Usaha
harga Jumlah 7.500
1,200
1 Ltr 100 Gelas
1 0rg
Harga 2,500 10,000 13,000 4,500 3,500 3,000 3,500 40,000
Jumlah 12,500 25,000 13,000 4,500 8,750 7,500 8,750 80,000
5,500 120
5,500 12,000
30,000
47,500 30,000 127,500
AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
130
Tabel 8. Produksi Es Cendol Uraian Produksi Cendol
Hasil 5,000
Gram
Volume Kemasan
Jumlah gelas
50 gram
100
Jika dalam satu bulan kelompok tani dapat menjual atau berproduksi selama 20 hari (1 hari 100 gelas) maka laba usaha perbulan adalah : Tabel 10. Laba Usaha Cendol Dalam Sebulan
Tabel 9. Laba Usaha Cendol Dalam 1 Kg Rumput Laut Kering Uraian Penerimaan Biaya Produksi Laba Usaha
Hasil 100
Gls
Harga/Gls
Jumlah
3.000
300,000
Uraian Penerimaan Biaya Produksi Laba Usaha
127,500 172,500
Hasil 2,000
Gls
Harga/Gls
Jumlah
3,000
6,000,000 2,550,000 3,450,000
Perbandingan antara penerimaan kelompok tani apabila rumput laut dijual dalam bentuk gelondongan dan diolah menjadi beberapa aneka olahan:
Asumsi 2 : Tabel 11. Laba Usaha Hasil Olahan Dalam Sebulan Uraian PenerimaanRumput Laut Kering Penerimaan Jenang Laba Usaha Jenang Laba Usaha Cendol
Hasil 15 1,200 1,200 2,000
Kg DOS DOS Gls
Harga 13,000 7.500 7.500 3,000
Jumlah 195,000 9,000,000 3,736,875 3,450,000
Analisis Enterprise Tabel 12. Laba Bersih Hasil Olahan dalam Sebulan No. Uraian I. Usaha Pengolahan Jenang Rumput Laut: TR : (Harga x Quantity) VC : (Bahan baku, dll.) GM : TR – VC II. Usaha Pengolahan Cendol Rumput Laut: TR : (Harga x Quantity) VC : (Bahan baku, dll) GM : TR – VC III. Total Gross Margin Usahatani IV. Biaya Tetap V. Laba Bersih Kelompok Tani
Nilai (Rp.) Rp. 9,000,000 Rp. 5,263,125 Rp. 3,736,875 Rp. 6,000,000 Rp. 2,550,000 Rp. 3,450,000 Rp. 7,186,875 Rp. 188,500 Rp. 6,998,375
AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128
131
b. Return On Investment (ROI) ROI per 1 Kg Rumput Laut Kering = Laba Usaha / Modal Produksi = 6,998,375 / 7,813,125 = 0.895 Artinya laju perputaran atau pegembalian modal usaha adalah 89,5%.
KESIMPULAN Kegiatan penelitian yang dilakukan dengan melibatkan masyarakat atau kelompok tani sangat bermanfaat oleh karena kegiatan petani selama ini yang dilakukan terbatas pada budidaya saja, dengan adanya kegiatan penelitian ini maka kelompok tani dapat melakukan diversifikasi usaha dan dapat menambah pendapatan petani. DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik Kota Kendari, 2008. Kota Kendari Dalam Angka, Kendari. Biro Pusat Statistik Kota Kendari, 2008. Kecamatan Abeli Dalam Angka, Kendari. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kendari, 2008. Laporan Tahunan Perikanan Tangkap Kota Kendari Tahun 2007, Kendari. Eryanti, M.V., Warkoyo dan Mujianto, 2004. Pemanfaatan Rumput Laut (Seaweed) Untuk Pembuatan Dodol (Kajian Jenis Larutan Perendam Dan Proporsi Tepung Beras Ketan). Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian UMM, Malang. Ine Fausayana, 2000. Peluang Bisnis Beberapa Komoditi Unggulan Agribisnis di Propinsi Sulawesi Tenggara. Majalah Agriplus. Fakultas Pertanian, Unhalu, Kendari. ----------------, 2003. Efisiensi Pemasaran Rumput Laut di Kecamatan Batauga Kabupaten Buton. Laporan Hasil
Penelitian Dosen Muda Berbagai Bidang Ilmu Dikti, Tidak Dipublikasikan. ----------------, 2004. Penguatan Teknologi dan Manajemen Budidaya Rumput Laut Pokmas Lung Memong Desa Lemobaja Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe. Laporan Hasil Penelitian IPTEKDA LIPI, Tidak Dipublikasikan. Kasim M., 2008. Rumput Laut Harapan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pesisir. (Online). http://Marufkasim.blog.com. -------------, 2010. Modal Sosial dan Sumber Daya Kelautan Dalam Masyarakat Pesisir di Kawasan Timur Indonesia. Australia Indonesia Governance Research Partnership Crawford School of Economics and Government ANU College of Asia and the Pacific The Australian National University. www.aigrp.anu.edu.au/docs/project/103B/ maruf Kasim brief in.pdf Mubyarto, 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta. Turner, J and Martin Taylor, 1989. Applied Farm Management, Oxford London, Boston, Melbourne. Tim Peneliti Rumput Laut, 2003. Teknologi Pemanfaatan Rumput Laut. Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Sulistijo, 2002. Penelitian Budidaya Rumput Laut (Algae Makro/Sea Weed) di Indonesia. Pidato Pengukuhan Ahli Peneliti Utama Bidang Akuakultur pada Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta, September 2002. Katalog.pdii.lipi,go.id/index.php/searchka talog/4302/4303.pdf Winarno, 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Sinar Harapan, Jakarta.
AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN 0854-0128