PEMAKNAAN MASYARAKAT PADA IMAGE MANAGEMENT JOKOWI MELALUI PENGUNGGAHAN VIDEO YOUTUBE ‘JOKOWI BLUSUKKAN’ DI NEW MEDIA. (Studi pada Kasus Video Jokowi di @pemprovDKI ) Idayu Kristina Simatupang Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok Jalan Lingkar Kampus Raya, Depok, 16424, Indonesia Email:
[email protected]
ABSTRAK Penyusunan strategi komunikasi politik yang sesuai setelah seorang pemimpin terpilih sangat dibutuhkan guna mendapat dukungan masyarakat atas program-program politik yang telah dirancang tokoh tersebut. Saat tokoh politik berhasil mendapat pemaknaan citra yang positif di benak konstituennya, diharapkan program-programnya akan mendapat dukungan penuh. Penelitian ini menggali pemaknaan masyarakat terhadap proses Image Management yang telah dilakukan oleh Jokowi melalui peran Political Public Relations –PPR- yang menggunakan pendekatan digital dalam penyampaian strategi penyampaian komunikasi politik Jokowi, yaitu pada tahap pasca (“to govern” phase) Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012. Perumusan pemaknaan masyarakat terhadap gaya-gaya baru kegiatan PPR di era new media menjadi sentral tulisan ini. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan indepth interview terhadap beberapa informan. Melalui wawancara mendalam, penelitian ini diharapkan dapat memotret pemaknaan sepenggal masyarakat DKI terhadap penggunaan new media dalam pembentukkan citra politik Jokowi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya perspektif akan pemaknaan masyarakat pada proses image management tokoh politik yang menggunakan peranan Political Public Relations berbasis digital atau dikenal dengan istilah Digital Political Public Relations –DPPR- yang dewasa ini sudah mulai diperhatikan untuk pembentukan image. Kata Kunci: Political Public Relations, Political Image, Digital Political Public Relations, Youtube, Studi Resepsi, Pemprov DKI, Jokowi blusukkan.
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
ABSTRACT The right political communication strategy is based on the citizen’s characteristics ir really important to consider to. The assumption is the program from politician must be run well if public have the good perspective on them. This research studies about reception of DKI’s citizen toward image management Jokowi whose created with his Political Public Relations by using digital approachment as their political communication strategy for Jokowi, pasca (“to givern” phase) Jakarta Local Governor Election 2012. The formula of DKI’s citizen reception while seeing their government using the new media is a key research of this. Indepth interviews with the informant were conducted, and it is helped to analyse how far the using of new media gave the interpretation among DKI’s citizen to see the success of image management’s Jokowi. The result of this research give more perspectives about PPR who using the digital approachment or called digital political public relations –DPPR- whose used for political image. Keywords: Political Public Relations, Political Image, Digital Political Public Relations, Youtube, Studi Resepsi, Pemprov DKI, Jokowi blusukkan.
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
1. Latar Belakang Sejarah demokrasi di Indonesia dimulai pada tahun 2001, dimana pemilihan kepala daerah (pilkada) mulai dilakukan secara langsung oleh rakya t,yang disusul pemilihan umum langsung pertama pada tahun 2004. Perubahan konteks politik ini membawa konsekuensi yang nyata pada pola dan mekanisme pengaturan politik elektoral. Pemilihan langsung mengaktifkan peluang keterlibatan publik, yang membawa konsekuensi bahwa “selera” konstituen terhadap calon pemimpin yang akan menentukan seorang pemimpin tersebut berhasil memasuki roda pemerintahan atau tidak. Kekuatan seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh kemampuan dirinya dalam me’mementaskan’ diri dan menarik selera masyarakat, dimana peran PPR atau Polititical Public Relations sangat dibutuhkan untuk menciptakan hal tersebut. Hal ini sejalan dengan teori Smith (2009:212) dalam studinya mengenai partai politik di Britania menuliskan bahwa citra pemimpin dan partai-partai kini menjadi aspek yang lebih dominan dalam menarik pemilih dibandingkan kebijakan yang mereka tawarkan.
Melalui peranan seorang PPR, seorang tokoh politik berusaha melakukan berbagai pembentukkan citra positif terkait dirinya dengan berbagai cara, seperti melalui iklan, talkshow, kampanye, dsb. Adapun pada praktiknya, seorang PPR tidak hanya berperanan untuk melakukan pembentukkan citra, tetapi juga untuk mempertahankan citra positive yang telah terbentuk. Pencitraan yang positif dapat terbentuk dan terus dipertahankan apabila ada strategi komunikasi yang tepat dalam perancangannya. Citra diperlukan oleh seorang partai politik atau tokoh politik sebagai alat pembeda antara suatu partai (tokoh) dengan partai (tokoh) lainnya. Pembentukkan citra (image) berperan sebagai salah satu strategi kesuksesan seorang tokoh politik, dimana citra terkait dengan identitas dari partai atau tokoh politik itu sendiri. (Firmanzah, 2007 : 230)
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
Pendekatan PPR pun tidak hanya mengedepankan kemenangan di masa pemilihan (“to win” phase), tetapi juga relasi jangka panjang (“to govern” phase) dengan konstituen pasca terpilihnya kandidat sebagai (Firmanzah; dalam Wasesa, 2013). Salah satu pendekatan digital yang sering digunakan oleh PPR tokoh politik di Indonesia adalah dengan menggunakan social media. Media social atau social media mulai diperhatikan menjadi alternatif karena pada saat ini perkembangan teknologi telah berhasil membawa keuntungan serta kemudahan bagi seorang PPR dalam rangkaian penyampain informasi dan juga pembentukkan citra positif seorang tokoh politik kepada publiknya. Hal ini didukung dengan keadaan bahwa Indonesia menduduki peringkat keempat untuk
pengguna internet di seluruh Asia. Dari banyaknya jejaring sosial yang ada di internet, youtube adalah salah satu jejaring sosial yang banyak memiliki users.Tak mengherankan jika banyak perusahaan, tokoh ternama, hingga organisasi memanfaatkan youtubesebagai sarana berinteraksi, baik dengan rekan-rekannya atau dengan konsumen. Bahkan, youtubemenjadi sarana terbentuknya sebuah dialog komunikasi politik. Jokowi seperti yang telah dituliskan diatas menggunakan youtube sebagai sarananya untuk memberitahukan program-programnya kepada public. Akun pemprov DKI di youtube sendiri telah mengupload lebih dari 100 video dengan jumlah viewers yang juga banyak. Youtube yang tadinya tidak pernah digunakan sebagai sarana untuk memberitahukan program-program politik ini mendapat animo yang beragam dari masyarakat. Jokowi adalah salah satu tokoh politik yang terkenal dengan istilah
raja
blusukkan melalui youtube. Blusukkan ini sendiri melekat pada Jokowi karena banyaknya pemberitaan di media yang mengekspose hal tersebut. Selain itu, tim PPRJokowi
melalui
akun
@pemprovDKI
di
youtube
juga
hampir
selalu
menguploadvideo tokoh politik nya tersebut.Youtube sendiri memang memiliki karakteristik unik dibanding media sosial lainnya yaitu media social yang tidak hanya
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
berfokus pada teks, tetapi juga gambar dan audio yang setelahnya sesame viewers juga dapat berdialog. Tim PPRpemprov DKI mendapat banyak sambutan positif pada awalnya karena aktif menyebarkan video-video kegiatan Jokowi, namun lama kelamaan-kelamaan muncul sebuah anggapan bahwa youtube mungkin saja hanya digunakan sebagai saran pencitraan oleh Jokowi karena dengan kegiatan blusukkan belum tentu memberi perubahan. Pendapat lainnya muncul seperti terdapat kemungkinan rekayasa dari peristiwa tersebut. Oleh karena itulah, penelitian ini ingin melihat bagaimana pemaknaan masyarakat DKI yang notabene berasal dari latar belakang beragam dalam melihat pemimpin mereka yang menggunakan youtube sebagai sarana komunikasi politiknya. Penelitian ini juga ingin melihat sejauh mana citra Jokowi yang terbenakkan di persepsi masyarakat terkait Jokowi. Hal ini dimaksudkan untuk melihat memotret penggunaan new mediatelah dapat diterima atau belum. Dengan landasan konsep bahwa keberadaan PPR membuat politisi ataupun parpol mampu membuat perencanaan strategis yangmenyangkut eksistensi dan keberlanjutan karir mereka dalam jangka panjang (Wenas dalam Suwardi, Djuarsa, dan Budi, 2002:152), Penelitian ini melihat Jokowi sebagai wujud nyata dari tim PPRyang berada dibelakangnya. Oleh karena itu, pembahasan dalam penelitian ini akan berfokus pada Jokowi, yang dimana saat membahas tentang Jokowi secara tidak langsung juga membahasa keberadaan tim PPRpemprov DKI, baik dengan kelebihan maupun kekurangnnya. Pada penelitian ini, peneliti fokus hanya kepada media social youtube Jokowi karena media social ini lah yang masih terbilang jarang digunakan oleh seorang actor politik disbanding media social lainnya. Selain itu, youtube memiliki karakter yang agak berbeda dari social media kebanyakan karena ia bukan hanya memamerkan dialog tetapi juga memberikan suatu “informasi nyata” kepada public dalam bentuk video. Jokowi juga dipilih oleh peneliti dikarenakan berbagai latar belakang yang telah dijabarkan diatas,
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
yaitu mulai dari bagaimana proses mengagetkan kemenangan Jokowi hingga Jokowimenjadi sosok dengan citra yang sangat dicintai saat ini. Peneliti ingin melihat bagaimana sebenarnya masyarakat memaknai penggunaan youtube oleh PPRv pemprov DKI untuk mengukuhkan konsistensi image positive Jokowi sebagai kegiatan PPR pasca pemilihan, yaitu pemaknaan masyarakat pada proses image management Jokowi melalui peran PPR nyayang menggunakan new media sebagai salah satu strategi pembentukkan citra politiknya. Adapun pertanyaan permasalahan yang peneliti rangkum, seperti : Bagaimana pemaknaan masyarakat pada image managementJokowi yang mengunggah setiap kegiatan blusukkan dalam bentuk video melalui youtube?
Adapun secara lebih spesifik, tujuan adalah untuk mengetahui, : 1. Mengetahui pemaknaanmasyarakat pada image management Jokowi yang mengunggah video kegiatan ‘blusukkan’ milik Jokowi melalui youtube. 2. Mengetahui
pemaknaan
masyarakat
mengenai
pemanfaatan
new
mediasebagai sarana pembentukkan image Jokowi.
2. Kerangka Teori Political Public Relations (PPR) Kehadiran konsep yang merupakan perpaduan antara kehumasan, ilmu politik, dan ilmu komunikasi ini memiliki definisi yaitu “proses manajemen yang dilakukan organisasi atau aktor individual untuk tujuan politik, dengan memanfaatkan aksi dan komunikasi yang telah diperhitungkan, guna memengaruhi dan meletakkan, membangun, dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan dan reputasinya dengan publik kuncinya supaya memberikan dukungan bagi misinya dan membantunya meraih tujuan.” (Strömbäck & Kiosis, 2011:1-8).
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
Sebagai sebuah ilmu yang merupakan perpaduan antara banyak konsep, dalam perjalanannya perkembangan political public relations tidak bisa dilepaskan dari banyak pendekatan-pendekatan konsep lain. Citra Politik (Political Image) dan Image Management Strategi komunikasi dan persuasi politik yang dilakukan oleh parpol bertujuan membangun, meningkatkan, serta memperbaiki citra politik. Kriyantono dalam bukunya “Teknik Praktis riset komunikasi” menyatakan bahwa citra adalah gambaran tentang objek di pikiran khalayak. Citra merupakan mental pictures yang dibentuk akibat terpaan stimulus (2007, p. 350) . Citra terbentuk karena adanya permainan asosiasi. Khalayak membentuk citra mengenai public atau organisasi dengan mengasosiasikannya kepada hal-hal lain (termasuk apa yang dilakukan oleh organisasi atau partau politik tersebut). Pada umumnya, landasan citra itu muncul dari ‘nilai-nilai kepercayaan’ yang konkret . Robert (1977) seperti dikemukan oleh Hikmat (2010, p.39) dalam buku komunikasi politik : Teori dan Praktik (dalam pilkada langsung) mengatakan bahwa komunikasi tidak dapat menimbulkan pendapat ataupun perilaku secara langsung, melainkan cenderung mempengaruhi cara komunikasinya. Citra atau image adalah gambaran figure pemaknaan yang tersusun melalui persepsi dengan cara penilaian, kepercayaan, dan harapan. Menurut Harrop, citra politik dapat meningkatkan tingkat kepercayaan dan kompetensi suatu partai politik. (1990, p 227). Citra politik didefinisikan sebagai konstruksi atas representasi masyarakat.akan suatu partai terkait seluruh aktivitas politiknya. Citra politik mempengaruhi opini public sekaligus menyebarkan makn-makna tertentu. Adapun hal pembentukan citra ini sangat terkait dengan konsep image management yang menjadi tugas dari seorang PPR. Saat seorang PPR dapat melakukan tugas nya dengan baik, maka secara langsung ia juga dapat menaikkan citra kandidat politik nya.
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
Digital Political Public Relations (DPPR) Dengan adanya pengaruh internet, seperti inilah keadaan perkembangan media untuk
komunikasi politik saat ini
Tradisional -‐lisan, seleharan
Gambar 2.1
Tradisional -‐surat kabar, radio, telebvisi
Post modern -internet
Schooder (2004) mengatakan bahwa internet adalah sebuah ruang public dimana orang-orang menggunakannya untuk membaca dan mengekspresikan opini-opini politik mereka. Sebelumnya, blummer dan Kavanagh (1999) telah menyadari akan kemunculan Third Age of Political Communication, yaitu dimana media cetak dan penyiaran akan kehilangan tempatnya sebagai saluran utama komunikasi politik pada era baru melimpahnya informasi. Kehadiran internet telah membawa sebuah harapan dan warna baru dalam system demokrasi di Indonesia. Cangara (2009) mengatakan bahwa keberadaan internet diharapkan dapat memfasilitasi penyebarluasan informasi public dan politik, termasuk menjembatani kelompok oposisi dan minoritas yang dimarginalkan untuk menyuarakan keingingan dan hak-haknya, pada saat media massa seperti radio, surat kabar, dan televisi telah banyak dikuasai oleh pemegang pemerintahan. New Media sangat membantu aktivitas kehumasan. New media mempunyai keunikan dibandingkan dengan media massa (tradisional) lainnya, yaitu memunculkan komunikasi dua arah dan juga sangat update. Sehingga memunculkan unsure interaktivitas.
Menurut Juju dan Sulianta, media social memiliki karakteristik tersendiri, yaitu : 1. Transparansi, segalanya tampak keterbukaan karena elemen dan materinya memang ditujukan untuk konsumsi public atau sekelompok orang. 2. Dialog dan komunikasi, didalamnya akan terjalin suatu hubungan yang sepenuhnya berupa komunikasi, misalnya antara brand dan penggemarnya. 3. Jenjang relasi, membuat adanya suatu ikatan komunitas yang kuat. Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
Analisis Resepsi (Model Encode-Decode) Dalam pendekatan yang dikembangkan oleh Van Zoonen (1997:42) mengatakan bahwa proses produksi media bukanlah suatu refleksi yang sederhana, tetapi merupakan suatu proses negosiasi yang kompleks. Demikian pula khalayak tidak menerima pesan secara sederhana, mengikuti atau menolak pesan itu, namun menggunakannya dan menginterpretasikannya sesuai dengan kondisi di sekitar, kultur dan logika. Menurut Stuart Hall, masyarakat bukanlah pecandu kebudayaan yang membaca teks secara pasif. Teks secara umum dapat dibaca berbeda, karena memiliki nilai polisemi. Teks memang memiliki makna sendiri yang semua ditawarkan kepada khalayak. Penelitian ini menggunakan landasan decode yang dimana ingin melihat bagaimana masyarakat memaknai youtube jokowi sebagai proses pembentukkan image nya.
3. Metodologi Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretative, yang dimana mempelajari bermacam realitas (multiple realities) yang dikonstruksikan oleh manusia dan impilikasi dari konstruksi-konstruksi tersebut terhadap hidup dan interaksi mereka kepada sesama. Konstruktivis atau interpretative mencoba melihat suatu proses konstruksi atas pengetahuan mengenai realitas, bukan sebuah proses konstruksi atas realitas itu sendiri. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif, dan
Strategi yang digunakan adalah case study, atau studi
kasus. Dalam penelitian ini, peneliti hanya memaparkan tentang suatu situasi atau peristiwa, yakni terkait bagaimana konten video blusukkan yang selama ini telah diunggah melalui new media berhasil menanamkan suatu nilai di masyarakat.Penelitian ini dilakukan tanpa pengujian terhadap suatu hipotesa. Unit observasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang memiliki kartu tanda penduduk DKI Jakarta dan juga berdomisili di Jakarta dan pernah menonton video Jokowi di youtube, serta seluruh video yang diunggah oleh akun pemprov DKI yang berisi tentang liputan Jokowi. Adapun unit analisis nya adalah video youtube Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
Jokowi yang bertema blusukkan. Sejurus dengan tujuan penelitian yakni ingin melihat bagaimana pemaknaan masyarakat DKI pada image management yang dilakukan Jokowi melalui PPR nya, maka informan yang mewakili masyarakat DKI dan akan di akan diminta pendapatnya dalam penelitian ini adalah pengamat politik, akademisi yang sekaligus peneliti di bidang new media, politicial PR, jurnalis, mahasiswa yang tergolong aktif di organisasi, dan juga pelajar SMA yang tergolong aktif di organisasi kepemudaan. Semuanya adalah masyarakat DKI yang tergolong kedalam SES A-B, baik berjeniskelamin laki-laki maupun perempuan.
Penelitian ini menggunakan metode tematik dalam menganalisis data, yaitu dengan menggunakan bukti-bukti empiris guna mengilustrasikan konsep dasar yang telah disusun pada kerangka pemikiran. Peneliti mengaplikasikan teori kepada konteks sosial, atau mengorganisasikan data dengan berbasis pada teori telah muncul sebelumnya. 4.
Hasil Temuan dan Analisis Data Berdasarkan wawancara dengan sejumlah informan, peneliti menemukan berbagai macam informasi terkait pemaknaan masyarakat DKI terhadap video kegiatan blusukkan jokowi, pemaknaan terkait penggunaan medium youtube sebagai sarana penunggahan video Jokowi tersebut oleh PPR pemprov DKI, dan juga bagaimana pemaknaan masyarakat terhadap keadaan perkembangan media social yang saat ini mulai digunakan untuk sarana komunikasi politik Berdasarkan teori dan konsep yang telah ditulis, peneliti akan berusaha mengkategorikan pemaknaan masyarakat yang beragam tersebut berdasarkan konteks teori yang telah dijabarkan sebelumnya, yang akan dibahas secara mendetil pada sub-bab selanjutnya. Adapun apabila terdapat perbedaan pemaknaan antara informan yang satu dengan informan yang lainnya, peneliti akan berusaha menganalisisnya berdasarkan teori studi resepsi dengan asumsi bahwa perbedaan latar belakang (pendidikan, budaya, dsb) dapat membuat seseorang memiliki pandangan yang berbeda dalam melihat sesuatu hal.
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
PPR Pemprov DKI dilihat sudah berfokus pada kegiatan persuasi dengan maksud mengubah sikap dan perilaku khalayak sasaran agar berpihak atau mendukung suatu kandidat. Maksudnya adalah, Jokowi yang di back up oleh tim PPR nya selalu berusaha menyampaikan apapun programnya dengan tujuan meraih perhatian rakyat -baik melalui media baru maupun tradisional- dan memang terbukti secara umum komunikasi seperti ini mampu mempersuasi rakyat secara tidak langsung sehingga masyarakat berpihak mendukung segala kegiatannya. Hasil wawancara menunjukkan bahwa tim PPR pemprov mengetahui cara-cara how to deal dengan media dan meraih perhatian media, secara lebih khusus informan jurnalis dalam penelitian ini yang notabene adalah orang media juga menyatakan hal yang serupa terkait keterbukaan pemerintahan jokowi terhadap media, yang membuat media menjadi “sahabat” dari tokoh politik ini.
5.
Diskusi dan Interpretasi Pada awalnya, pendapat semua informan terkait pemaknaan mereka terhadap image management Jokowi melalui peran PPR nya terbilang hampir sama - tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan-, yakni bahwa PPR DKI sudah mampu menjalankan fungsi image management secara tepat. Selain itu, semua informan juga berpendapat bahwa PPR Pemprov DKI telah menggunakan strategi komunikasi yang tepat guna menaikkan citra Jokowi di mata masyarakat. Tidak adanya perbedaan pendapat yang signifikan diantara informan diasumsikan karena semua informan berasal dari kelas pendidikan menengah keatas, yang dimana tidak ada masalah dalam penggunaan akses internet atau media baru, dan juga berasal dari latar belakang yang terbiasa dengan diskusi terkait isu-isu politik.
Pemaknaan masyarakat terhadap penggunaan Internet oleh Jokowi melalui PPR Pemprov DKI untuk membentuk suatu citra yang positive pun mendapatkan hasil yang beragam, ada suatu pendapat tertentu yang dirasa sama oleh semua informan, tetapi ada juga yang berbeda.
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
Secara garis besar, semua informan setuju bahwa internet memiliki keunggulankeunggulan unik yang jauh berbeda dari media konvensional dan melihat bahwa PPR pemprov dki sudah dapat memanfaatkan media tersebut secara tepat guna untuk membentuk pencitraan positive Jokowi, walaupun ada beberapa kekurangan dari sisi pemanfaatan teknologi yang sebenarnya bila di kembangkan dapat balik menguntungkan bagi pemprov sendiri. Hanya saja pada kemudiannya, informan mengatakan bahwa penggunaan media baru bukanlah satu-satu nya alasan terkait ‘hebatnya’ PPR pemprov DKI dapat menaikkan nama Jokowi di mata masyarakat. Sebagian informan berpendapat bahwa banyak faktor lain seperti pengemasan pesan, atau pun pemanfaatan media konvesional seperti Koran dan televisi, atau pula memang program-program nya Jokowi yang membuat dirinya menjadi dikenal dengan citra baik oleh masyarakat. Namun poinnya, semua informan setuju bahwa cara yang dilakukan PPR Pemprov DKI untuk selalu berusaha mengkomunikasikan segala progam pemerintah nya adalah hal yang sangat tepat untuk meraih perhatian dan pemaknaan positive masyarakat. Adapun dengan menggunakan analisis studi resepsi, perbedaan pendapat diantara informan dapat terjadi karena adanya perbedaan latar belakang, seperti akademsi new media yang tentunya akan membahas lebih dari sisi teknologi media nya dan juga mampu mencetuskan suatu ide tentang ekonomi internet yang tidak terpikirkanb oleh informan lain. Begitu pula dengan Informan 4 yang notabene adalah seorang jurnalis di metro TV yang mengatakan bahwa televisi masih menjadi media yang paling efektiv untuk memberitakan sesuatu, hal ini bisa saja disebabkan karena informan tersebut setiap hari bergaul dengan kebijakan media TV dan juga dihadapkan pada fakta-fakta tentang manajemen TV serta keuntungan yang didapatkan melalui industry TV, sehingga secara tidak langsung membuatnya lebih mengetahui tentang media televisi disbanding yang lainnya. Terkait informan 5 dan 6 yang notabene adalah mahasiswa, mereka masing-masing mengatakan bahwa media hanyalah sebuah tempat untuk mencari informasi dan media konvensional (Koran). tetap menjadi media yang paling dipercaya . Hal ini bisa saja disebabkan karena informan 5 adalah seorang kalangan intelektual yang tidak pernah
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
berkecimpung langsung dalam suatu media seperti Yurgen, ataupun tidak pernah bersentuhan langsung dengan isu-isu politik seperti seorang pengamat sehingga ia melihat suatu media lebih kepada suatu penyalur informasi akan kebutuhannya. Begitu pun dengan informan 5 yang percaya media Koran lebih terpercaya, hal ini mungkin disebabkan karena Ia tergabung dalam kegiatan menulis di fakultas nya dan juga dalam SUMA (Suara Mahasiswa UI) . Informan pengamat dan PPR lebih menyoroti masalah “pekerjaan yang harus ada” lebih dahulu sebelum sesuatu terlihat di media, hal ini bisa saja dikarenakan mereka tahu betul bahwa media internet adalah sesuatu yang sulit dibohongi sebab di drive langsung oleh masyarakat. Mereka beranggapan sebelum memutuskan ingin menggunakan media apa, setidaknya seorang tokoh politik harus betul-betul mengkomunikasikan program apa yang memang telah dilakukan. Informan SMA lebih kepada pendapat netral kemungkinan dikarenakan latar belakang pendidikan SMA yang membuatnya belum bersentuhan langsung dengan ‘kehidupan’ yang tercipta akibat suatu pemimpin , terutama informan ini kelas 3 dan sedang fokus mempersiapkan UN sehingga mungkin ia belum terlalu memperhatikan hak nya sebagai seorang pemilih baru dengan berusaha melihat calon mana yang benar-benar cocok. Selanjutnya, mengenai pemaknaan terhadap penggunaan youtube Yang paling penting untuk ditekankan adalah, PPR pemprov DKI tidak bekerja hanya dengan beberapa pihak tertentu (hanya media saja misalnya), tetapi dengan semua pihak. PPR pemprov DKI tidak hanya bekerja dengan media dan matian-matian untuk menaikkan publisitas, tanpa berbuat sesuatu yang dapat disentuh langsung oleh masyarakat. Titik tolak nya adalah, terlepas dari video ini pencitraan atau bukan, penunggahan video ini terbukti mampu mempengaruhi masyarakat ke arah positif, dan PPR pemprov DKI memang tau betul mengenai apa yang menonjol dalam diri kandidatnya dan berusaha untuk selalu memaksimalkan hal tersebut.
Secara lebih spesifik dianalisis bahwa informan siswi SMA selalu mengatakan hal yang netral tentang Jokow (tidak pernah memuji) dikarenakan siswi SMA tersebut memiliki
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
ibu yang merupakan caleg FPPI, partai sutiyoso. Sehingga berdasarakan analisis studi resepsi, perbedaan pemaknaan dapat terjadi memang dikarenakan banyak faktor Masyarakat yang diwakili oleh informan beranggapan bahwa banyak banyak faktor lain diluar sana –selain penggunaan media social untuk berkomunikasi- yang dapat membuat Jokowi menjadi seperti dipuja oleh masyarakat seperti saat ini. Faktor lain tersebut seperti adanya kerja sama dengan media konvensional dan juga memaksimalkan kemampuan yang dimiliki oleh tokoh politiknya. Jadi, perlu ada hal kesesuaian antara apa yang diperlihatkan oleh seorang PPR di media dengan apa yang sebenarnya dirasakan oleh rakyat. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa media social memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menanamkan suatu persepsi positif terhadap seorang tokoh politik, apalagi bila media social tersebut dapat dikembangkan dan akhirnya semakin menambah keuntungan financial bagi pemprov DKI dan juga menambah citra positive bahwa kepemimpinan jokowi adalah kepemimpinan yang penuh dengan inovasi, Pembahasan pada bab 4 juga bermuara bahwa tidak semua publisitas seorang tokoh politik dapat serta merta menjadi baik apabila mereka mendekatkan dirinya kepada rakyat melalui media, karena dibutuh kan proses panjang untuk dapat membuat seorang jokowi menjadi dicintai seperti saat ini, dan PPR pemprov dki mampu melakukan hal tersebut sejauh ini. Peneliti menggaris bawahi perkataan sejauh ini karena gaya komunikasi melalui youtube di social media ini juga akan ‘mati’ apabila tim PPR tidak segera memperbaharui dirinya PPR pemprov DKI dimaknai oleh masyarakat perlu untuk terus melakukan inovasiinovasi baru agar masyarakat tidak jenuh melihat pola komunikasi melalu jokowi blusukkan yang berulang-ulang. Kumpulan pemaknaan diatas menyiratkan bahwa sosok (program komunikasi melalui melalui youtube) + karya (melalui program-program yang betul-betul terlihat) adalah kunci kesuksesan tim PPR pemprov DKI dalam membangung citra Jokowi saat ini. Saat ada satu saja yang tidak lengkap, maka tidak akan ada Jokowi yang seperti saat ini.
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
Adapun sesuai dengan prinsip kerja PPR bahwa ketika ada stakeholder yang berbeda maka dibutuhkan pula treatment yang berbeda guna tercapainya suatu tujuan. Oleh karena itu, walaupun zaman sekarang sudah dikuasai oleh teknologi, tidak semua daerah di Indonesia dapat dipenetrasi oleh komunikasi politik yang menggunakan social 6. Kesimpulan Diskusi menunjukkan masyarakat melihat proses image management Jokowi yang dilakukan dengan peran DPPR nya sudah mampu membentuk suatu opini public yang positiv. Hal ini terlihat berdasarkan pemaknaan berbagai informan dan juga didukung dengan data-data sekunder seperti hasil survey yang menunjukkan bahwa program komunikasi ini works. Namun pada prakteknya, hal ini sesuai karena survey yang dilakukan berlingkup dikota-kota besar dan pemaknaan juga dilakukan dari masyarakat DKI ke PPR pemprov DKI yang pastinya update denga teknologi. Sehingga bisa dikatakan, hal ini memang sesuai untuk PPR pemprov DKI, tetapi belum tentu sesuai untuk PPR di wilayah lain di Indonesia. Selain itu, ditegaskan kembali bahwa Image Jokowi dapat tercitrakan secara positive karena dPPR pemprov DKI mampu mengemas –me-manage image- tokoh Jokowi sebagai pemimpin yang bukan hanya “mampu menyapa” seperti tokoh politik kebanyakan, tetapi juga bekerja. Pemaknaan pada masyarakat dapat tumbuh berbeda karena adanya perbedaan latar belakang, baik itu usia, pengalaman, profesi, tempat wawancara, kelas social, atau pun latar belakang pendidikan. Termasuk didalam waktu dan tempat wawancara yang mungkin terburu-buru.
Rekomendasi Akademis Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
1. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang mengambil perspektif pengemas media – dalam hal ini ada tim PPR pemprov DKI- terkait apakah makna yang diterima masyarakat sudah sesuai atau belum dengan makna sebenarnya yang diinginkan terbentuk oleh tim PPR pemprov DKI. 2. Akan lebih baik apabila penelitian ini dapat dipadukan dengan penelitian kuantitaif untuk melihat seberapa berpengaruhkan sebenarnya komunikasi media social melalui video youtube Jokowi Blusukkan terhadap pengukuhan legitimasi politik Jokowi. Praktis 1. Tim PPR pemprov DKI dapat lebih mengembangkan server berjenis yotube yang lisensinmya dimiliki lansgsung oleh pmeprov DKI, karena selain dapat meningkatkan pengukuhan legitimasi positive dan berbiaya rendah, hal ini juga dapat meningkatkan keuntungan financial serta aspek komunikasi dua arah atau interaktivitas baik diantara pemprov dengan public maupun antar sesama public 2. Tim PPR pemprov DKI dapat lebih menambah variasi video pengunggahan Jokowi, agar masyarakat tidak menjadi jemu.
Referensi Barker, Chris. Cultural Studies, Theories, and Practice. California: Sage Publication. 2003 Baxter, L. A. & Babbie, E. The Basics of Communication Research. Belmont, CA: Wadswort/Thomson Learning. 2004 Communication Models. New York: Longman Publishing. 1993 Bell, david. 2001. Introduction of Cyberculture. London : Routledge. Breakenridge, Deirdreb & Deloughry. 2003. The New PR Toolkit : Successful for media relations strategy. Pearson Education. Budiarjo, Miriam. (1983). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia. Bunging, Burhan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Media Group. Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design . California : Sage.
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
Cutlip, Scott M., Center, Allen H., dan Broom, Glen M. (2006). Effective Public Relations. Ed. IX. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Danzin & Lincoln. 2000. Handbook of quality research . London : Sage Daymon, Christine. 2008. Metode-metode riset kualitatif dalam public relations and marketing communications. Yogyakarta : PT Bentang Pusataka. Faisal, Sanapiah. Penelitian Kualitatif, dasar-dasar dan aplikasinya. Malang : YA3, 1990. Flew, Therry. 2008. New Media an introduction 3rd edition. Oxford University. Haryanto, Ignatius, Theo Rika, dan Malik, Abdul. (2012). Foke atau Jokowi? Menguji Keberimbangan Media dalam Pemilihan Gubernur Jakarta 2012. Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia. Holtz, Shel. 2002. Public Relations on the net 2nd edition. USA : AMACOM
Ledingham, J., & Bruning, S. (Eds.) (2000). Public relations as relationship management: A relational approach to the study and practice of public r elations. New Jersey: Lawrence Erlbaum. Lindolf, Thomas R & Taylor, Bryan C. 2002. Qualitative Communication Research Methods. USA : Sage. Morley, David. Populism, Revisionism, and The ‘New’ Audiences Research. 1996. Dalam James Curran, et. al (Eds). Cultural Studies and Communications. London: Arnold. Neuman, W. L. Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: Allyn and Bacon. 1997 Nimmo, Dan D. (1989). Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung: Remadja Karya. Patton, Michael Quinn. Qualitative Reseaech & Evalution Methods (3rd ed). Thousand Oaks: Sage Publications. 2002. Pawito (2009). Komunikasi Politik : Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta : Jalasutra Rahmat, Jallaludin. 2005. Metode Penelitian Komunikasi . Bandung. Penerbit, : Remaja Karya. Robbins, S P & Judge. 2007. Organizational Behaviour London. Pearson Prentice.
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
Rogers, M. Everett. Communication Technology : The New Media in Society. New York : The Free Pass. The division of Macmillan, Inc. 1986. Ruslan, Rosady (2005), Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : PT Rajagrasindo Persada. Silalalhi, U. 2009. Metode Penelitian Sosial, Bandung : Refika Aditama Smith, Matthew J & Wood, Andrew F Lawrence. 2005. Online Communication, Technology, Identity, and Culture. New Jersey : Erlbaum Associates. Suyanto, Bagong & Sutinah. 2011. Metode Penelitian Sosial : BERBAGAI ALTERNATIF PENDEKATAN. Jakarta ; Kencana Strömbäck, Jesper dan Kiousis, Spiro. (2011). Political Public Relations, Principles and Applications. New York: Routledge. Tsai, W. H. S. (2006, August) . What does it mean to be a Gay in American consumer culture ? Gay advertising and Gay consumers : a cultural studies perspectives. Proquest dissertations and databeses. Wasesa, Silih Agung (2005), Strategi Public Relations, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama West, Richard. 2008. Pengantar Teori Komunikasi : Teori & Aplikasi. Jakarta : Salemba, Humanika. Wimmer & Domminick. 1991. Mass Media Research : An Introduction. USA. Cencage Learning JURNAL Anggoro, A Sapta. Detikcom Legenda Media Online. Yogyakarta. MocoMedia. 2012. Bruning, Stephen D., Dials, Melissa, dan Shirka, Amanda. (2007). Using Dialog to Build Organization-Public Relationship, Engage Publics, and Positively Affect Organizational Outcomes. Public Relations Review 34 (2008), 25-31.
Corthell, Austin. (2008). Public Relations and Politics: Background and Contemporary Practice Literature Review and Case Studies. Public Relations Theory & Practice (JMC 68000) Public Relations Special Report 10/13/08.
Edelman, Murray. (1993). Contestable Communication, Vol. 10. No. 3.
Categories
and
Public
Opinion,
Political
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
Gustavsen, Petter Alexander & Tilley. 2002. Public relations communication through corporate websites: Towards an understanding of the role of interactivity. Bond University and University of Queensland. Journal. Hamad, Ibnu. Artikel: Media danDemokrasi di Asia Tenggara: Kasus Indonesia. Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI, 2006. Jensen, J. F. (1999). The concept of interactivity in interactive television and interactive media. In J. Jensen & C. Toscan (Eds.), Interactive television, tv of the future or the future (pp. 2566). Aalborg: Aalborg University. Kent, M. L., & Taylor, M. (1998). Building dialogic relationships through the world wide web. Public Relations Review, 24(3), 321- 334. Massey, B. L., & Levy, M. R. (1999). Interactivity, online journalism, and Englishlanguage web newspapers in Asia. Journalism and Mass Communication Quarterly, 76(1), 138-151. Retrieved June 24, 2002, from InfoTrack database. TUGAS AKHIR Budi Utami., (2008), Politik Pencitraan Calon Presiden: Studi Pemanfaatan Media Massa dalam Membentuk Citra Politik Megawati Soekarno Putri dan Wiranto Pilpres 2009, Jakarta : Tesis S2 Pasca Sarjana Universitas Indonesia Gadis. (2013). Branding Dalam Politik Elektoral (Kajian Komunikasi Politik Pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2012). Skripsi. Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Hamad, Ibnu. “Membumikan criteria kualitas penelitian”, Jurnal penelitian ilmu komunikasi, thesis vol 4/no 1 Januari-April 2005. Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI, 2005. Mawardi, Gema. Pembingkaian Berita Media Online (Analisis Framing Berita Mundurnya Surya Paloh dari Partai Golkar di mediaindonesia.com dan vivanews.com tanggal 17 September 2011). Skripsi, FISIP UI, 2012. Mayasari, Rieska Dwi. Pemaknaan Premarital Sexual intercourse oleh remaja putri tingkat akhir (analisis pemaknaan premarital sexual intercourse dalam film virgin oleh remaja putrid tingkat akhir). Depok : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2006. Skripsi Nugroho, Y., Putri, DA., Laksmi, S. 2012. Mapping the landscape of the media industry in contemporary Indonesia. Report Series. Engaging Media, Empowering Society: Assessing media policy and governance in Indonesia through the lens of citizens’ rights. Research
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013
collaboration of Centre for Innovation Policy and Governance and HIVOS Regional Office Southeast Asia, funded by Ford Foundation. Jakarta: CIPG and HIVOS. Yutanti, Widya. (2004). Aktivitas dan Strategi Kehumasan Partai Politik Menjelang Pemilu 2004 (Studi Pada Enam Partai Politik Besar di Kota Malang). Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
Sarwono, Billy., (2004)., Pemaknaan Karir Politik Presiden Perempuan Dalam Masyarakat Patriarkhi (Analisi Pemaknaan Ibu Rumah Tangga Kelas Menegah di Jaboabek Tentang Megawati Soekarnoputri). Jakarta : Desertasi S3 Pasca Sarjana Komunikasi UI
Universitas Indonesia
Pemaknaan masyarakat..., Simatupang, Idayu Kristina, FISIP UI, 2013