ABSTRAK
Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2013 Nama NIM
: Renisa Septia : 209000268
Judul Karya Ilmiah
: Pengaruh Komunikasi Efektif antara Dosen Pembimbing Akademik dengan Mahasiswa terhadap Motivasi Belajar (survei terhadap mahasiswa Universitas Paramadina angkatan 2010-2012) Jumlah Keseluruhan : 11 halaman + 2 tabel Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi efektif antara dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa terhadap motivasi belajar (survei terhadap mahasiswa Universitas Paramadina angkatan 2010-2012). Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode penelitiannya adalah survei. Sampel pada penelitian adalah mahasiswa aktif Universitas Paramadina angkatan 2010-2012 dengan total sebanyak 90 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner, dan skala pengukuran dalam kuesioner menggunakan Skala Likert. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment, diperoleh nilai koefisien korelasi variabel X (Komunikasi Efektif antara dosen Pembimbing Akademik dengan mahasiswa) terhadap variabel Y (Motivasi Belajar) sebesar (rxy= 0,481) dan (p = 0,001 ≤ 0,05). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi efektif dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa terhadap motivasi belajar, pada tingkat kekuatan hubungan sedang. Kemudian hasil pengujian hipotesis, di uji dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana, Kemudian hasil pengujian hipotesis, di uji dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana, diketahui bahwa koefisien determinasi (Rsquare) sebesar R2 = 0,231. Nilai tersebut menunjukkan bahwa komunikasi efektif dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa mempengaruhi motivasi belajar dengan persentase sebesar (23,10%), sedangkan sisanya (76,90%) ditentukan oleh faktor lainnya. Kesimpulan penelitian berdasarkan rumusan hipotesis, yaitu hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi efektif dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa terhadap motivasi belajar Saran peneliti, diharapkan hasil penelitian ini menjadi masukan bagi Universitas Paramadina untuk mempertahankan komunikasi efektif yang telah terjalin antara dosen Pembimbing Akademik dengan mahasiswa dalam memotivasi belajar. Sehingga, mahasiswa dapat mencapai kesuksesan dalam melakukan kegiatan studi secara optimal, baik dalam perkuliahan maupun kehidupan mahasiswa selama menjalani studi. Kata Kunci Daftar Pustaka
: Komunikasi Pendidikan, Komunikasi Efektif dan Motivasi Belajar, Dosen Pembimbing Akademik, Mahasiswa : 8 buku (2003-2011), 1 skripsi, 1 Agenda Universitas Paramadina 20122013, 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
PENDAHULUAN Komunikasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh aktivitas manusia, yang tidak hanya terjadi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, tetapi juga pada semua segi kehidupan termasuk dunia pendidikan. Sehingga, komunikasi dan pendidikan memiliki kaitan yang sangat erat, segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya komunikasi. Dalam komunikasi pendidikan, Effendy (2009:10) mengemukakan bahwa “Terlibat dua komponen yang terdiri atas pengajar dan pelajar dimana pada tingkatan tinggi pengajar itu dinamakan dosen, sedangkan pelajar dinamakan mahasiswa” dan komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan di perguruan tinggi adalah komponen dosen. Hal tersebut karena selain berhubungan langsung dengan mahasiswa, dosen memiliki peran penting, yaitu “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator” (Sanjaya, 2007: 20-30), sehingga dapat menentukan keberhasilan mahasiswa. Menjadi seorang mahasiswa, tentu berbeda dengan apa yang pernah dialami dalam lingkungan sekolah tingkat menengah. Sebagai konsekuensinya mahasiswa dituntut untuk lebih banyak belajar mandiri, mencari dan menemukan sumber-sumber belajar secara sendiri, mengkaji dan memperdalam bahan perkuliahan tanpa banyak diatur, diawasi dan dikendalikan oleh dosen. Dalam pengelolaan hidup, mahasiswa juga telah dipandang cukup dewasa dalam bertindak dan berpikir untuk dapat mengatur kehidupannya sendiri. Pada kenyataannya mahasiswa pun tidak luput dari masalah. Masalah-masalah umum yang sering dihadapi mahasiswa adalah masalah akademik maupun masalah non-akademik yang bersifat pribadi. Pada masalah akademik, biasanya adalah kesalahan menyusun program dan beban belajar, sehingga mahasiswa kesulitan mengikuti pelajaran, kurangnya motivasi belajar dari dalam diri mahasiswa, atau mahasiswa pernah mengalami konflik dengan dosen yang mengajar, sehingga berdampak pada hasil belajar mahasiswa. Sedangkan, masalah nonakademik yang dihadapi mahasiswa terkait dengan konflik pribadi atau masalah sosial seperti sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan lingkungan budaya kampus. Dari masalah umum dihadapi mahasiswa, peneliti memilih motivasi belajar untuk dijadikan variabel penelitian, karena pada dasarnya setiap mahasiswa tentu memiliki keinginan untuk segera menyelesaikan masa studinya dan ingin sukses. Hal tersebut dapat terwujud apabila mahasiswa memiliki kesungguhan dalam proses belajarnya. 1
Namun, motivasi belajar setiap mahasiswa berbeda-beda. Bagi mahasiswa yang memiliki dorongan belajar tinggi ditandai dengan rajin kuliah dan sungguh-sungguh dalam belajar. Sedangkan, mahasiswa yang memiliki motivasi belajar rendah ditandai dengan jarang masuk kuliah dengan sengaja. Seperti pada kasus yang terjadi di Universitas Paramadina, yang memberlakukan peraturan dimana selama satu semester “Maksimal ketidakhadiran 4 kali petemuan, dan 2 kali pertemuan dengan surat keterangan dari PM atau KaPs” (Agenda universitas Paramadina, 2012-2013: 32) . Apabila melewati batas yang ditentukan mahasiswa tidak dapat mengikuti Ujian Tengah Semester maupun Ujian Akhir Semester. Meskipun, mahasiswa mengetahui aturan tersebut tetapi masih saja terdapat mahasiswa yang harus mengulang mata kuliah karena persoalan tadi. Hal ini merupakan salah satu contoh motivasi belajar yang rendah pada mahasiswa. Melihat kondisi tersebut, maka dibutuhkan peran dosen pembimbing akademik (dosen PA) untuk memberikan bimbingan akademik kepada mahasiswa, memberi pengarahan yang tepat, termasuk memotivasi mahasiswa agar studinya berjalan baik dan lancar. Dalam proses pembimbingan, komunikasi harus disesuaikan antara dosen PA dengan mahasiswa. Tujuan komunikasi tidak akan tercapai, jika komunikasi tidak berjalan efektif. Karena, pada proses komunikasi hakikatnya adalah ditujukan untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif antara dosen PA dengan mahasiswa, diharapkan dapat mempermudah mahasiswa untuk menerima pesan yang disampaikan dosen PA dengan baik. Sebagai pertimbangan dan acuan perbandingan untuk penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti menggunakan penelitian terdahulu tentang komunikasi efektif dosen dengan mahasiswa terhadap motivasi yaitu penelitian oleh Vera Vania dengan judul “Pengaruh Efektivitas Komunikasi Interpersonal antara Dosen dengan Mahasiswa terhadap Motivasi dalam Menulis Skripsi (Survei terhadap Mahasiswa Semester Akhir Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina Angkatan 2005-2008). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara efektivitas komunikasi interpersonal dosen dengan mahasiswa terhadap motivasi dalam menulis skripsi di Universitas Paramadina. Namun, hubungannya “weakly positif” atau rendah. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Komunikasi Efektif antara Dosen Pembimbing Akademik dengan Mahasiswa terhadap Motivasi Belajar” . Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
2
pengaruh komunikasi efektif dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa terhadap motivasi belajar pada mahasiswa Universitas Paramadina angkatan 2010-2012. TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Pendidikan Komunikasi Pendidikan
menurut Pawit (2010:10) adalah “Komunikasi yang sudah
merambah atau menyentuh dunia pendidikan dan segala aspeknya dan merupakan proses komunikasi yang dipola dan dirancang secara khusus untuk mengubah perilaku sasaran tertentu kearah yang lebih baik. Sasaran atau komunikan disini maksudnya adalah sekelompok orang, yang mana dalam proses pendidikan disini adalah murid atau siswa.” Penyataan di atas, menunjukkan bahwa komunikasi pendidikan tidak hanya terjadi pada saat proses belajar mengajar di kelas yang merupakan wadah transfer pengetahuan, namun bisa saja terjadi pada saat bimbingan dosen PA kepada mahasiswa, karena tujuan pesannya adalah untuk mengubah perilaku mahasiswa tertentu kearah yang lebih baik. B. Dosen Pembimbing Akademik dan Mahasiswa Definisi dosen Pembimbing Akademik adalah “Staf edukatif yang ditugaskan untuk memberikan bimbingan akademik kepada mahasiswa” dan bimbingan akademik adalah “Pemberian penjelasan, petunjuk, dan arahan dalam kegiatan akademik kepada mahasiswa agar studinya berjalan baik dan lancar” (Agenda Universitas Paramadina, 2012:28). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 1 ayat 6, definisi mahasiswa adalah “Peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu”, dan pada pasal 108 ayat 1, menyebutkan bahwa “Untuk menjadi mahasiswa seseorang harus memiliki Surat Tanda Tamat Belajar Pendidikan Menengah dan memiliki kemampuan yang disyaratkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan.” C. Komunikasi Efektif Komunikasi Efektif menurut Naim (2011:46-50), menyebutkan bahwa “Komunikasi yang efektif terangkum dalam apa yang disebut Lima Hukum Komunikasi yang Efektif (The Five Inevitable Laws of Effective Communication). yaitu dalam kata REACH yang bermakna merengkuh atau meraih”. Terdiri dari 1) Respect
(Saling Menghormati); 2) Empathy
(Empati); 3) Audible (Dapat didengar) ; 4) Clarity (Kejelasan) ; 5) Humble (Rendah Hati).
3
Kemampuan komunikasi berdasarkan Lima Hukum Komunikasi yang Efektif perlu dilakukan dosen pembimbing akademik maupun mahasiswa. Pertama, Respect (Saling menghormati), agar tercipta saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Dosen PA menghormati mahasiswa dengan mengingatkan mahasiswa yang salah dengan cara yang baik, memperlakukan semua mahasiswa dengan adil, serta toleransi terhadap perbedaan kemampuan setiap mahasiswa. Begitu juga mahasiswa harus menghormati dosen PA, yaitu dengan cara menunjukkan cara bicara dengan sikap santun, dan mau mendengar nasehat yang diberikan. Kedua, Empathy (Empati), seorang dosen PA perlu menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi mahasiswa, ditunjukkan dengan sikap memperhatikan dan mendengarkan secara empatik, untuk mengerti dan menjawab persoalan yang dihadapi mahasiswa. Ketiga, Audible (Dapat didengar), yaitu pesan yang disampaikan dosen PA dapat didengar dan dipahami oleh mahasiswa. Jika ditinjau dari cara pesan yang disampaikan, dapat didengar berkaitan dengan kualitas suara pada saat komunikasi berlangsung. Karena bisa saja terlalu banyak noise (gangguan), sehingga pesan yang disampaikan tidak terdengar dan komunikasi menjadi tidak efektif. Sedangkan, melalui sikap yang dapat diterima, tidak hanya pesan dosen pembimbing akademik yang perlu didengar, namun juga pesan mahasiswa berhak untuk didengarkan. Keempat, Clarity (Kejelasan) , seorang dosen PA harus menggunakan bahasa yang tepat, agar pesan yang disampaikan benar-benar jelas, dan memiliki sikap transparan dalam memberikan informasi. Kelima, Humble (Rendah hati), sikap rendah hati dosen pembimbing akademik ditinjau dari
kewajiban dosen pembimbing akademik adalah meluangkan waktunya untuk
berkonsultasi ditunjukkan dengan sikap penuh melayani, menghargai, mau mendengar dan menerima kritik. D. Motivasi Belajar Motivasi belajar menurut Aunurrahman (2008:138) adalah “Motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar.”
4
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa, Angkowo & Kosasih (2006:45-46) menjelaskan terdapat beberapa indikator sebagai berikut: 1) Keinginan mencapai hasil yang optimal yaitu: dorongan untuk selalu maju dalam menekuni pelajaran budi pekerti; dorongan untuk selalu mendapat nilai baik; dorongan untuk menyelesaikan tugas-tugas budi pekerti; kesungguhan siswa dalam merespon pendidikan budi pekerti; 2) Keinginan untuk meningkatkan pengetahuan yaitu: dorongan untuk membaca hal-hal yang terkait dengan budi pekerti; dorongan untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas; dorongan untuk membaca buku baru ; 3) Rasa percaya diri dan kepuasan yaitu: dorongan untuk menguasai materi pembelajaran secara mandiri; memiliki kepuasan dalam megikuti proses pembelajaran; adanya keinginan umpan balik dalam pembelajaran. Ketiga indikator motivasi belajar menurut Angkowo dan Kosasih di atas, tidak hanya dapat berlaku untuk pendidikan budi pekerti namun juga pendidikan secara umum. Sehingga indikator-indikator inilah yang menjadi acuan peneliti untuk mengetahui motivasi belajar. Berdasarkan ketiga indikator yang disebutkan di atas, bila dikaitkan pada penelitian motivasi belajar mahasiswa, maka: Pertama, keinginan untuk mencapai hasil yang optimal, dapat dilihat apabila mahasiswa memiliki dorongan untuk selalu masuk kuliah, dorongan untuk selalu mendapat nilai baik, dorongan untuk menyelesaikan setiap tugas-tugasnya mata kuliah, dan senantiasa sungguhsungguh dalam menyelesaikan masa studinya. Kedua, mahasiswa yang memiliki keinginan untuk meningkatkan pengetahuan, tentu memiliki dorongan untuk membaca buku dan aktif mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas atau yang mereka belum pahami. Ketiga, rasa percaya diri dan kepuasan, dapat dilihat apabila mahasiswa memiliki dorongan untuk menguasai materi pembelajaran secara mandiri, merasa puas dalam mengikuti pembelajaran, dan memiliki keinginan umpan balik terhadap hasil belajarnya.
E. Hubungan Antara Komunikasi dan Motivasi Hubungan antara komunikasi dengan motivasi juga diungkapkan oleh Effendy (2003: 48) yakni “Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang lainnya, dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikianlah pula intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang 5
semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang tak sesuai dengan motivasinya.” METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode penelitiannya adalah survei. Sifat penelitian ini adalah eksplanatif, penelitian eksplanatif adalah “Penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lain” (Sugiyono,2009 :10-11). Variabel X atau variabel independent dalam penelitian ini adalah komunikasi efektif antara dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa, yang terdiri dari 5 dimensi yaitu: 1) Respect (Saling Menghormati); 2) Empathy (Empati); 3) Audible (Dapat didengarkan) ; 4) Clarity (Kejelasan) ; 5) Humble (Rendah Hati). Variabel Y atau variabel dependent dalam penelitian adalah motivasi belajar, yang terdiri dari 3 dimensi yaitu: 1) Keinginan untuk mencapai hasil yang optimal; 2) Keinginan meningkatkan pengetahuan; 3) Rasa percaya diri dan kepuasan. Populasi penelitian adalah mahasiswa aktif Universitas Paramadina angkatan 2010-2012 yang terdiri dari delapan program studi (prodi) yaitu Manajemen, Falsafah dan Agama, Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, Psikologi, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk Industri, Teknik Informatika, berjumlah 794 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok probability sampling yaitu proportionate
stratified
random sampling, karena terdapat
populasi yang mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Perhitungan sampel yang diperoleh untuk setiap prodi yaitu: 7 responden pada prodi Manajemen; 3 responden pada prodi Falsafah dan Agama; 26 responden pada prodi Hubungan Internasional; 26 responden pada prodi Ilmu Komunikasi; 11 responden pada prodi Psikologi; 7 responden pada prodi Desain Komunikasi Visual; 3 responden pada prodi Desain Produk Industri dan 4 responden pada prodi Teknik Informatika. Sehingga, diperoleh total sampel sebanyak 90 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner, dan skala pengukuran dalam kuesioner menggunakan Skala Likert. Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik agar dapat memberikan hasil yang objektif. Kemudian, data diolah dengan bantuan program SPSS versi 16.0 for Windows. Teknik analisis data yang 6
digunakan dalam penelitian ini adalah analis korelasi Pearson Product Moment dan analisis regresi linier sederhana. Analisis data dilakukan pada taraf signifikansi 0,05 dan 0,01.
HASIL PENELITIAN Bertitik tolak dari rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi yang efektif antara dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa terhadap motivasi belajar mahasiswa (survei terhadap mahasiswa Universitas Paramadina angkatan 2010-2012). Peneliti memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Tingkat penilaian terhadap dimensi-dimensi pada variabel X (Komunikasi Efektif) yaitu: - Saling menghormati (respect); 64 mahasiswa berada di kategori tinggi (71,1%), 25 mahasiswa berada di kategori sedang (27,8%), dan hanya seorang mahasiswa yang berada di kategori rendah (1,1%). Kesimpulan bahwa tingkat dimensi adalah tinggi, menunjukkan bahwa terdapat sikap saling menghormati antara dosen PA dengan mahasiswa di Universitas Paramadina. Dalam penelitian ini, dosen PA menghormati mahasiswa dengan cara memperlakukan semua mahasiswa perwaliannya dengan adil, serta toleransi terhadap perbedaan kemampuan setiap mahasiswa. - Empati (empathy); 52 mahasiswa berada di kategori tinggi (57,8%), 34 mahasiswa berada di kategori sedang (37,8%), dan 4 mahasiswa yang berada di kategori rendah (4,4%). Kesimpulan bahwa tingkat dimensi adalah tinggi, menunjukkan bahwa dosen PA di Universitas Paramadina berhasil menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi mahasiswa. Dalam penelitian ini, dosen PA
menunjukkan dengan sikap
memperhatikan dan mendengarkan secara empatik, untuk mengerti dan menjawab persoalan yang dihadapi mahasiswa khususnya mengeai masalah belajar. - Dapat didengar (audible); pada dimensi ini hanya terdapat dua kategori yaitu tinggi dan rendah berdasarkan perhitungan interval. Hasil diperoleh 66 mahasiswa berada di kategori tinggi (73,3%), dan 24 mahasiswa yang berada di kategori rendah (26,7%). Kesimpulan bahwa tingkat dimensi adalah tinggi, menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan dosen PA dapat didengar secara baik oleh mahasiswa. - Kejelasan (clarity); 57 mahasiswa berada di kategori tinggi (63,3%), 30 mahasiswa berada di kategori sedang (33,3%), dan 3 mahasiswa berada di kategori rendah (3,3%). Kesimpulan bahwa tingkat dimensi adalah tinggi, menunjukkan bahwa pesan yang disampaikan dosen PA
menggunakan bahasa yang tepat, sehingga pesan yang
7
disampaikan benar-benar jelas dan dapat dimengerti, dosen PA juga memiliki sikap transparan dalam memberikan informasi. - Rendah Hati (humble); 55 mahasiswa berada di kategori tinggi (61,1%), 32 mahasiswa berada di kategori sedang (35,6%), dan 3 mahasiswa berada di kategori rendah (3,3%). Kesimpulan bahwa tingkat dimensi adalah tinggi, menunjukkan bahwa dosen PA bersikap rendah hati kepada mahasiswa. Dalam penelitian ini, dosen PA Universitas Paramadina bersedia meluangkan waktunya untuk berkonsultasi ditunjukkan dengan sikap penuh melayani, dan mampu menciptakan suasana komunikasi yang akrab dengan mahasiswa . Secara keseluruhan, tingkat penilaian untuk variabel X dari jumlah pertanyaan kuesioner sebanyak 15 soal, diketahui 54 mahasiswa berada di kategori tinggi (60,0%), 34 mahasiswa berada di kategori sedang (37,8%), dan 2 mahasiswa termasuk ke dalam kategori rendah (2,2%). Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa tingkat komunikasi efektif antara dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa di Universitas Paramadina mayoritas adalah tinggi (60,0%). Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar pada setiap program studi, berikut disajikan dalam tabel: Tabel 1 Program Studi * Komunikasi Efektif Crosstabulation
X Program Studi
Sedang
Rendah
Manajemen
Count % within Program Studi
7 70.0%
3 30.0%
0 0.0%
10 100.0%
Falsafah Agama
Count
0 0.0%
2 66.7%
1 33.3%
3 100.0%
18 69.2%
8 30.8%
0 0.0%
26 100.0%
19 73.1%
7 26.9%
0 0.0%
26 100.0%
% within Program Studi
8 72.7%
3 27.3%
0 0.0%
11 100.0%
Desain Komunikasi Visual
Count % within Program Studi
1 14.3%
6 85.7%
0 0.0%
7 100.0%
Desain Produk Industri
Count
1 33.3%
2 66.7%
0 0.0%
3 100.0%
0 0.0%
3 75.0%
1 25.0%
4 100.0%
54 60.0%
34 37.8%
2 2.2%
90 100.0%
% within Program Studi Hubungan Internasional
Count % within Program Studi
Ilmu Komunikasi
Count % within Program Studi
Psikologi
Count
% within Program Studi Teknik Informatika
Count % within Program Studi
Total
Total
Tinggi
Count % within Program Studi
8
Sedangkan, tingkat penilaian motivasi belajar mahasiswa Universitas Paramadina angkatan 2010-2012 dari 90 responen adalah sebagai berikut: - Keinginan mencapai hasil optimal; 74 mahasiswa berada di kategori tinggi memiliki (82,2%), 16 mahasiswa berada di kategori sedang (17,8%). Kesimpulan bahwa tingkat dimensi adalah tinggi, menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki dorongan untuk maju dalam menekuni kuliah, seperti menyelesaikan tugas-tugas mata kuliah dan memiliki kesungguhan untuk menyelesaikan masa studi mereka tepat waktu. - Keinginan meningkatkan pengetahuan; 53 mahasiswa berada di kategori sedang memiliki (58,9%), 32 mahasiswa berada di kategori tinggi (35,6%) dan 5 mahasiswa berada di kategori rendah (5,6%). Kesimpulan bahwa tingkat dimensi adalah sedang, menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki dorongan untuk membaca hal-hal terkait dengan mata kuliah, dan mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum jelas meskipun pada tingkatan sedang. - Rasa Percaya Diri dan Kepuasan; 57 mahasiswa berada di kategori tinggi memiliki (63,3%), 33 mahasiswa berada di kategori sedang (36,7%). Kesimpulan bahwa tingkat dimensi adalah tinggi, menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki dorongan untuk menguasai materi pembelajaran secara mandiri, memiliki kepuasan dalam mengikuti proses pembelajaran. Secara keseluruhan, tingkat penilaian untuk variabel Y dari jumlah pertanyaan kuesioner sebanyak 20 soal, diperoleh kategori tinggi dengan persentase sebesar (67,8%), kategori sedang dengan persentase sebesar (32,2%), dan tidak ada mahasiswa yang termasuk ke dalam kategori rendah. Sehingga peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa tingkat motivasi belajar mahasiswa Universitas Paramadina angkatan 2010-2012 adalah tinggi. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar pada setiap program studi, berikut disajikan dalam tabel: Tabel 2 Program Studi * Motivasi Belajar Crosstabulation Y Program Studi
Manajemen Falsafah Agama Hubungan Internasional
Count % within Program Studi Count % within Program Studi Count % within Program Studi
9
Total
Tinggi
Sedang
7 70.0%
3 30.0%
10 100.0%
1 33.3%
2 66.7%
3 100.0%
21 80.8%
5 19.2%
26 100.0%
Ilmu Komunikasi
Count % within Program Studi
20
6
26
76.9%
23.1%
100.0%
Psikologi
Count
5 45.5%
11 100.0%
Desain Komunikasi Visual
% within Program Studi Count
6 54.5% 3
4
7
42.9% 1
57.1% 2
100.0% 3
33.3% 2
66.7% 2
100.0% 4
Count
50.0% 61
50.0% 29
100.0% 90
% within Program Studi
67.8%
32.2%
100.0%
% within Program Studi Desain Produk Industri
Count % within Program Studi
Teknik Informatika
Count % within Program Studi
Total
Tabel 2 (Sambungan): Program Studi * Motivasi Belajar Crosstabulation
Hasil penelitian dengan menggunakan analis korelasi Pearson Product Moment, diperoleh nilai koefisien korelasi variabel X (Komunikasi Efektif antara dosen Pembimbing Akademik dengan mahasiswa) dan variabel Y (Motivasi Belajar) sebesar rxy= 0,481 dan (p = 0,001 ≤ 0,05). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi efektif dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa terhadap motivasi belajar, pada tingkat kekuatan hubungan sedang. Kemudian hasil pengujian hipotesis, di uji dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana, diketahui bahwa koefisien determinasi (Rsquare) sebesar R2 = 0,231. Nilai tersebut menunjukkan bahwa komunikasi efektif dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa mempengaruhi motivasi belajar dengan persentase sebesar (23,10%), sedangkan sisanya (76,90%) ditentukan oleh faktor lainnya. Persamaan regresi linier yang didapat adalah Ŷ = 43,081 + 0,430 X. Persamaan di atas bermakna bahwa tanda (+) menyatakan arah hubungan yang searah, dimana angka koefisien sebesar 0,430 memiliki arti bahwa setiap penambahan nilai Komunikasi Efektif (X) antara dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa sebesar 1 satuan, maka Motivasi Belajar (Y) meningkat sebesar 0,430 satuan. Sebaliknya, jika nilai komunikasi
efektif antara dosen
pembimbing akademik menurun sebesar 1 satuan, maka motivasi belajar mahasiswa juga diprediksi mengalami penurunan sebesar 0,430. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan rumusan hipotesis alternatif yakni terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi efektif dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa terhadap motivasi belajar.
10
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa komunikasi efektif dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa mempengaruhi motivasi belajar dengan persentase sebesar (23,10%), sedangkan sisanya (76,90%) ditentukan oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut bisa berupa faktor intelektual, faktor psikologis, faktor sosiologis, dan faktor fisiologis. Kesimpulan penelitian berdasarkan rumusan hipotesis, yaitu hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan komunikasi efektif dosen pembimbing akademik dengan mahasiswa terhadap motivasi belajar Saran penelitian ini, diharapkan hasil penelitian dapat memberi masukan untuk Universitas Paramadina untuk memberikan pelayanan yang sama kepada mahasiswa seluruh program studi. Diharapkan kepada pihak akademik Universitas Paramadina membuat buku pedoman secara tertulis mengenai prosedur penjelasan tentang tugas dan fungsi dosen pembimbing akademik terhadap mahasiswa perwaliannya. Pada penelitian terdahulu diperoleh hasil tingkat hubungan yang rendah. Namun, penelitian kini memperoleh tingkat hubungan sedang. Peneliti berharap agar komunikasi efektif yang telah terjalin antara dosen dalam memotivasi belajar mahasiswa dapat dipertahankan dan terus meningkat untuk tahun ajaran berikutnya. Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian komunikasi efektif terhadap motivasi dapat menggunakan teori yang berbeda atau menambahkan variabel untuk mengungkap wacana baru pada penelitian, sehingga dapat memperkaya hasil penelitian.
11
DAFTAR PUSTAKA
Angkowo,
Robertus
dan
A.Kosasih.
(2007).
Optimalisasi
Media
Pembelajaran
Memperngaruhi Motivasi, Hasil Belajar dan Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo
Aunurrahman. (2008). Belajar dan Pembelajaran Memadukan Teori-teori Klasik dan Pandangan-pandangan Kotemporer. Jakarta: Alfabeta
Effendy, Onong Uchjana. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya ____________________. (2003). Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Naim, Ngainun. (2011). Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Sanjaya,Wina. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta
Yusuf, Pawit M. (2010). Komunikasi Instruksional. Jakarta: Bumi Aksara
Sumber lain :
Skripsi. Vania,Vera. (2011). Pengaruh Efektivitas Komunikasi Interpersonal antara Dosen dengan Mahasiswa terhadap Motivasi dalam Menulis Skripsi (Survei terhadap Mahasiswa Semester Akhir Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina Angkatan 2005-2008). Jakarta: Universitas Paramadina Fakultas Falsafah dan Peradaban.
Agenda dan Panduan Universitas Paramadina 2012-2013
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tetang Pendidikan Tinggi. 12