ABSTRAK
UNIVERSITAS PARAMADINA PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI 2014 Nama NIM Judul
: Rio Fajar Adiputra : 210000241 : Hubungan Elemen Iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ Terhadap Perubahan Perilaku Mendukung Kebijakan Jokowi
Background : Lately we already selected our future leader President Joko Widodo and his Vice President, Jusuf Kalla. For a several months our days are being filled with so many politic-ad, they tried really hard to get everyone’s sympathy. The campaign took 2 month-straight for each candidate to used it wisely. As we know, the campaign are being broadcasted by television, where it is really a very one strong media because its frequenty. This is why they choose television as their media by airing the Jokowi’s-ad version Marzuki Kill The DJ as one of their promotion plan and to see its relation to the behavioral-changing of supporting Jokowi’s policies. Formulation of the problem: “the extent to which the relationship element jokowi-ads to support behavior change policies Jokowi”. Purpose: “to determine the relation between advertising elements to behavioral-changing to support the Jokowi’s policies”. Research Method: This thesis using the quantitative research methodology that performed to see whether there is a relation between advertising element and behavioral changing of supporting the policies. The data obtained by distributing the questionnaire to Perumahan Bukit Cengkeh II Blok F citizen as many as 72 person. After the data were collected, then it being processed by using SPSS for Macbook 22.0 and Pearson’s correlation and linear regression. Research Result: There is a strong relation between the advertising element to behavioral-changing to support the Jokowi’s policies. The linear regression result showed that 57,2% contribution from the advertising elements to behavioral-changing to support the Jokowi’s policies. Conclusion: Advertising element in Jokowi’s ads version Marzuki Kill The DJ have a strong relation to the behavioral-changing to support the Jokowi’s policies in Perumahan Bukit Cengkeh II Blok F citizen. Kata Kunci : Elemen iklan, Jokowi, Perubahan perilaku Jumlah Literatur : 20 Buku
PENDAHULUAN Komunikasi sudah menjadi istilah umum, bukan lagi istilah eksklusif milik kelompok tertentu. Komunikasi sudah menjadi kata- kata pasaran yang dapat digunakan oleh siapapun dalam konteks apa pun. Oleh karena itu, orang- orang sudah memiliki kebebasan mempersepsikan istilah komunikasi sesuai dengan frame masing- masing. Ketika orang berpidato, berceramah, atau mengungkapkan pikiran dan perasaannya, baik melalui media massa maupun tidak, banyak pihak memersepsi bahwa orang tersebut sedang berkomunikasi. Ketika sekelompok orang atau kerumunan orang berdiskusi, baik di televise maupun dalam ruangan, bahkan di warung kopi sekalipun, itu pun dapat dipersepsi sedang berkomunikasi. Bahkan, orang terduduk diam atau berdiri mematung tanpa mengungkapkan sepatah kata pun sering dikategorikan sedang berkomunikasi. Mulyana (2005:4) menjelaskan tentang apa itu komunikasi Komunikasi secara etimologis berasal dari perkataan latin "communicatio". Istilah ini berdasarkan kalimat "communis" yang berarti sama; sama disini maksudnya adalah sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Dan jika tidak terjadi kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi (communication actors) --- yakni komunikator dan komunikan itu dengan perkataan lain komunikan tidak mengerti pesan yang diterimanya, maka komunikasi tidak akan terjadi. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama Menurut paparan dapat disimpulkan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin yang berarti maknanya sama. Komunikasi akan terjadi apabila terjadi kesamaan makna mengenai pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Dan apabila tidak terjadi kesamaan makna tersebut maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan berpegang pada objek formalnya, ilmu komunikasi menjadi ilmu normative karena mempunyai dan memberi norma- norma kepada masyarakat. Walaupun ilmu komunikasi memperlihatkan persamaan dengan politik, sama- sama memiliki ilmu normatif dan menginginkan harmoni, ilmu komunikasi mempunyai segi penilaian yang lebih khas. Ilmu politik berpegang pada norma- norma yang telah berlaku, sedangkan, ilmu komunikasi menilai dan menyelidiki pendapat- pendapat yang seringkali belum menjadi norma. Ilmu politik menilai kekuatan- kekuatan dalam masyarakat serta bagaimana penyelesaiannya setelah ia menjadi norma.
Menurut Mahi yang dikutip dari Maswardi Rauf (2001: 36) menyebutkan bahwa Komunikasi politik sebagai objek kajian ilmu politik karena pesan- pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi bercirikan politik, yaitu berkaitan dengan kekuasaan politik negara, pemerintah, dan aktivitas komunikator sebagai pelaku kegiatan politik. Komunikasi politik dibagi dalam dua dimensi yakni (1) sebuah kegiatan politik: penyampaian pesan- pesan yang bercirikan politik oleh aktor- aktor politik kepada pihak lain; (2) kegiatan ilmiah: kegiatan politik dalam sistem politik. Berdasarkan kutipan diatas dapat diartikan bahwa komunikasi politik sebagai objek kajian ilmu politik karena pesan- pesan yang disampaikannya dalam proses komunikasi bercirikan politik, yaitu berhubungan dengan kekuasaan politik negara, pemerintah, dan aktivitas komunikator sebagai pelaku kegiatan. Dan komunikasi politik dibagi kedalam dua dimensi yakni sebuah kegiatan politik dan kegiatan ilmiah. Komunikasi politik yang dilakukan oleh banyak partai pada saat ini memang tidak begitu efektif karena semua komunikasi yang mereka lakukan hanya dianggap sebagai sebuah drama sementara. Dimana masyarakat sudah susah untuk mempercayai semua perkataan, karena perkataan dengan perbuatan bertolak belakang. Iklan yang dibuat mereka pun tidak sama sekali sama dengan yang aslinya, dan itu sudah dibuktikan dengan banyak fakta. Periklanan menurut Kotler (2005:277) adalah Bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Berdasarkan paparan, periklanan adalah segala proses komunikasi yang dilakukan secara komersil dilakukan untuk memberitahu masyarakat tentang produk/jasa suatu perusahaan. Dan dilakukan melalui media- media yang bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, e-mail, papan reklame, atau mungkin menggunakan kendaraan umum. Namun zaman sudah berkembang, teknologi berkembang, pesan- pesan periklanan dilakukan lebih mudah dengan media baru, khususnya internet. Iklan politik dalam berbagai media, mulai dari iklan politik di televisi, internet, media cetak sampai dengan media iklan luar ruang yang didesain secara lebih komunikatif menghiasi komunikasi politik di Indonesia. Bahkan partai politik tidak segan- segan menggunakan jasa konsultan politik untuk mendesain komunikasi politik yang mereka lakukan, serta meminta biro iklan untuk membuat iklan yang komunikatif. Walaupun terbilang terlambat dibandingkan negara- negara lain, terutama negara- negara yang menganut demokrasi liberal di Eropa dan Amerika, reformasi telah membawa perubahan besar dalam fenomena komunikasi politik di Indoneisa yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Dapat dikatakan bahwa politik di Indonesia beriklan dengan menggunakan berbagai macam media mulai dari televisi, internet, media cetak hingga media iklan luar ruang yang didesain secara lebih komunikatif menghiasi komunikasi politik di Indonesia. Bahkan mereka tidak segan- segan untuk menggunakan jasa konsultan politik untuk mendesain komunikasi politik yang mereka lakukan, serta meminta biro iklan untuk membuat iklan politik yang lebih komunikatif. PDIP adalah salah satu dari banyak partai yang ikut berpartisipasi dalam Pemilu (Pemilihan Umim) 2014. PDIP merupakan pemain lama dalam ruang lingkup politik di Indonesia. Sekitar tahun 1986 – 1987 berkembang semangat rehabilitasi nama Soekarno sebagai “Proklamator dan juga pencetus Pancasila” maka pada masa kepemimpinan Soejardi dimulai pendeketan pada keluarga Soekarno, yaitu Megawati Soekarnoputri dan juga Guruh Soekarnoputra untuk bergabung dalam PDI. Dalam pemilu 1987 PDI mendapat sambutan yang baik dari banyak pihak termasuk dari golongan pemuda. Di Pemilihan Presiden 2014 PDIP berhadapan dengan Partai Gerindra. Gerindra mengusung Prabowo dan Hatta Rajasa sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden mereka. Sedangkan PDIP mengusung Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden mereka. Pada saat pemilihan presiden inilah muncul banyak iklan politik, iklan politik ini bisa berbagai macam bentuk mulai dari iklan cetak, iklan radio, iklan televisi, hingga iklan di media baru (internet). Iklan politik merupakan iklan yang sering muncul pada saat- saat pemilihan umum Presiden/Wakil Presiden, Gubernur/Wakil Gubernur, Walikota/Wakil Walikota dan sebagainya. Pada saat melakukan pemilihan inilah biasanya masyarakat akan disuguhkan peran- peran atau kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh calon- calon pejabat yang akan dipilih oleh mereka nanti. Dalam periklanan terdapat beberapa elemen iklan yang diperlukan agar iklan tersebut sempurna. Menurut Nina Janich (2003:44) dia melampirkan contoh sebuah iklan mobil untuk menjelaskan unsur- unsur iklan tersebut. Secara umum, unsur- unsur iklan adalah: 1. Headline 2. Body-copy 3. Slogan 4. Unsur Gambar
Dapat disimpulkan bahwa unsur- unsur iklan antara lain adalah headline yang paling pertama akan kita lihat, selanjutnya adalah body-copy yang mewakili dari apa yang disebutkan oleh headline, slogan membuat kita terus teringat dengan iklan tersebut, dan unsur gambar yang menjadi unsur pelengkap dalam sebuah iklan Hubungannya dalam penelitian ini adalah peneliti ingin melihat apakah terdapat hubungan yang kuat dan pengaruhnya terhadap perubahan perilaku masyarakat. Apakah dengan melihat iklan ini masyarakat akan tetap mendukung beliau terhadap kebijakankebijakan yang akan dikeluarkannya nanti. Komunikasi yang dilakukan oleh Jokowi bukanlah komunikasi belaka yang biasa dilakukan oleh para politisi, tetapi dengan tindakan yang nyata yang membuat efek komunikasinya bisa dikatakan sangat berhasil. Kegiatan yang dilakukan Jokowi sudah menarik attention (perhatian) masyarakat, selanjutnya bagaimana dia membuat masyarakat interest (minat) dengannya. Dengan tindakan- tindakan yang nyata dan sering dilakukan oleh Jokowi pada saat dia masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, maka pantaslah dia mendapat kepercayaan serta perhatian yang lebih dari masyarakat Indonesia, dan banyak orang yang berhasrat (desire) untuk membantu dia menuju kursi yang lebih tinggi yaitu dengan menjadi seorang Presiden. Bantuan dari masyarakat itu adalah dengan adanya Relawan Jokowi. Dari ada banyaknya masyarakat yang berhasrat untuk membantu beliau maka akan terjadi sebuah keputusan (decision) yang pasti apakah nantinya akan tetap mendukung kebijakan- kebijakan yang akan keluar nanti (action). Konsep komunikasi yang dinamakan AIDDA, yang merupakan singkatan dari attention (perhatian), interest (minat), desire (hasrat), decision (keputusan), dan action (aksi). Menurut Effendi (2007:51-52) AIDDA sering juga disebut sebagai A-A Procedure dimana agar terjadi action oleh komunikan maka terlebih dahulu harus dibangkitkan attention terlebih dahulu. Dapat disimpulkan bahwa AIDDA biasa disebut orang banyak sebagai A- A Procedure dimana kita harus meningkatkan attention komunikan terlebih dahulu agar sebuah tindakan yang diinginkan akan dilakukan. Iklan yang akan diteliti oleh peneliti adalah iklan Jokowi yang dibuat oleh Marzuki Kill The DJ. Menurut peneliti iklan ini ditargetkan untuk kalangan menengah keatas dan bawah, karena ditampilkannya pegawai kantoran dan lingkungan masyarakat kecil. Peneliti menyimpulkan dari iklan yang ada, responden yang akan dipilih adalah warga warga perumahan yang konotasinya warga menegah atas dan bawah.
1.2 Rumusan Masalah Sejauh mana hubungan elemen iklan Jokowi versi (Jogja Hip-hop Foundation) terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi 1.3 Identifikasi Masalah 1. Sejauh mana hubungan Headline iklan Jokowi versi Jogja Hiphop Foundation terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi? 2. Sejauh mana hubungan Body-copy iklan Jokowi versi Jogja Hiphop Foundation terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi? 3. Sejauh mana hubungan Slogan iklan Jokowi versi Jogja Hiphop Foundation terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi? 4. Sejauh mana hubungan Unsur gambar iklan Jokowi versi Jogja Hiphop Foundation terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui hubungan elemen iklan Headline Jokowi versi Jogja hiphop Foundation terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi 2. Untuk mengetahui hubungan elemen iklan Body-copy Jokowi versi Jogja hiphop Foundation terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi 3. Untuk mengetahui hubungan elemen iklan Slogan Jokowi versi Jogja hiphop Foundation terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi 4. Untuk mengetahui hubungan elemen iklan Unsur gambar Jokowi versi Jogja hiphop Foundation terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut D. Lawrence Kincaid (1981) yang dikutip dari buku Pengantar Ilmu Komunikasi (Hafied Cangara, 2008:19) Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang pada akhirnya mereka akan mengerti dan memahami masing- masing dari mereka. Dengan adanya komunikasi yang baik seperti yang dikatakan teori diatas dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan alat pembentuk hubungan sesama manusia, dan tanpa komunikasi kita tidak akan pernah mengerti keadaan orang lain di sekitar kita. Dalam karya ilmiah ini peneliti menggunakan beberapa teori antara lain adalah komunikasi dan periklanan. Laswell menerangkan bahwa cara terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa Mengatakan Apa Melalui Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan paradigmatic Laswell merupakan unsur- unsur proses komunikasi yang meliputi: komunikator, pesan media, komunikan, dan efek (Wiryanto, 2008:3). Paradigma tersebut antara lain dijelaskan dalam penjelasan dibawah berikut: 1. Who (Komunikator) Komunikator adalah individu, kelompok, organisasi, perusahaan maupun negara yang memiliki informasi dan akan mengkomunikasikan informasi yang ada dalam pemikiran komunikator kepada penerima pesan. 2. Says What (Pesan) Pesan atau berita yang harus diinformasikan komunikator kepada komunikan. Pesan dapat berupa pesan verbal maupun pesan non verbal yang terkandung unsur- unsur nilai, perasaan, gagasan atau maksud dari komunikator tersebut. Simbol penting dalam komunikasi adalah kata- kata (bahasa) baik ucapan/tulisan. 3. In Which Channel (Media) Media yaitu alat yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan. Manusia berkomunikasi pada dasarnya menggunakan dua saluran, yaitu cahaya dan suara, walau kita juga dapat menerima pesan menggunakan kelima indera kita. 4. To Whom (Komunikan) Komunikan atau yang kita sebut penerima pesan dapat kita sebut juga sebagai sasaran/ tujuan. Komunikan akan memproses informasi tersebut untuk dijadikan sebagai sebuah gagasan. 5. With What Effect (Pengaruh) Pengaruh yang terjadi pada komunikan setelah menerima informasi atau pesan dapat disebut pengaruh. Pengaruh terhadap komunikan berbeda- beda antara satu individu dengan individu lainnya.
Dalam penelitian ini, komunikatornya adalah Marzuki Ali, dengan menyampaikan pesan peran Jokowi terhadap masyarakat, mereka menggunakan media televisi sebagai sarana untuk menjangkau khalayak, dan pesan dalam iklan ini adalah diharpakan ketika audience melihat iklan ini, dapat mempengaruhi keyakinan khalayak bahwa Jokowi memang benarbenar Presiden yang jujur, adil, dan merakyat, sehingga tujuan yang lebih dari itu akan tercapai dengan baik. Dalam beriklan, dibutuhkan komunikasi pemasaran yang baik dan benar sehingga iklan akan mencapai tujuan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini dijelaskan terlebih dahulu apa itu pemasaran. Pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007:6) adalah Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Dari pemahaman tersebut terlihat bahwa pemasaran mencakup keseluruhan sistem kegiatan bisnis mulai dari perencanaan, penentuan harga, promosi, dan pendistribusian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan pelayanan yang bermutu. Komunikasi pemasaran menurut Kennedy (2006:04) Aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan, aplikasi itu sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk media yang digunakan, daya tarik pesan, dan frekuensi penyajian. Berdasarkan paparan diatas, komunikasi pemasaran dapat dikatakan sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan satu perusahaan dengan memakai banyak media dan dipengaruhi oleh daya tarik pesan, dan frekuensi penyajiannya. Dan hubungan dengan bauran komunikasi pemasaran menjelaskan bahwa terdapat lima model yang menjelaskan tentang kegiatan pemasaran yang disebut dengan iklan dan promosi. Bauran komunikasi pemasaran, menurut Kotler (2005:249) merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu : •
Iklan : setiap bentuk presentasi yang dilakukan orang dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan
•
Promosi penjualan : berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa
•
Hubungan masyarakat dan pembertitaan : berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing- masing produknya
•
Penjualan pribadi : interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan memperoleh pesanan
•
Pemasaran langsung dan interaktif : penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Bauran komunikasi pemasaran ini selalu dikaitkan dengan penyampaian sejumlah
pesan dan penggunaan visual yang tepat sebagai syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi. Hubungan antara komunikasi pemasaran dengan promosi adalah promosi yang dilakukan oleh setiap perusahaan dilakukan dengan dasar- dasar pemahaman komunikasi pemasaran. Dan model komunikasi pemasaran yang digunakan oleh Jokowi adalah iklan melalui media televisi. Iklan digunakan sebagai media penyampaian kepada media khalayak mengenai sesuatu dan mengajak mereka untuk melakukan sesuatu seperti yang pengiklan inginkan. Secara umum iklan membantu untuk menjelaskan tentang suatu produk, sedangkan bagi sebuah perusahaan. Iklan merupakan alat pemasar yang sangat mempengaruhi penjualan dan memberikan pengetahuan kepada khalayak tentang produk yang ingin ditawarkan oleh perusahaan. Iklan yang digunakan untuk mempromosikan barang atau jasa kepada konsumen ditujukan agar konsumen melakukan suatu tindakan yang diinginkan oleh pemasang iklan. Tujuan dari dilakukan kegiatan iklan menurut Phil Astrid S. Susanto yang dikutip oleh Soemanagara (2006:49) adalah : • Menyadarkan komunikan dan memberikan informasi tentang sebuah barang, jasa, atau gagasan. • Menumbuhkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan barang, jasa, ataupun ide yang disajikan dengan memberikan persepsi kepadanya. • Meyakinkan komunikan akan kebenaran tentang apa yang dianjurkan dalam iklan dan karenanya menggerakkanya untuk berusaha memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang dianjurkan.
Jadi berdasarkan paparan tersebut tujuan dari periklanan adalah untuk menyadarkan masyarakat atas adanya sebuah barang, jasa atau gagasan yang baru. Kemudian untuk menumbuhkan adanya rasa ingin memiliki barang atau jasa tersebut, dan meyakinkan masyarakat atas kebeneran yang ditampilkan dalam iklan tersebut. Bila dikaitkan dengan penelitian yang peneliti lakukan, tujuan dari periklanan ini adalah untuk menumbuhkan dalam diri komunikan suatu perasaan suka akan barang, jasa ataupun ide yang disajikan oleh para pengiklan. Agar pada saat melihat iklan ini masyarakat akan tetap mendukung kebijakan- kebijakan yang akan dikeluarkan oleh presiden Jokowi. Menurut Nina Janich (2003:44) dia melampirkan contoh sebuah iklan mobil untuk menjelaskan unsur- unsur iklan tersebut. Secara umum, unsur- unsur iklan adalah: •
•
•
•
Schlagzeile (Headline) Schlagzeile adalah bagian menonjol dari sebuah iklan dan juga elemen utama, selaingambar yang membangkitkan perhatian dan ketertarikan untuk terus membaca meskipun seseorang hanya melihatnya secara sepintas. Fließtext (Body- copy) Flißtext adalah elemen teks yang berfungsi untuk menangkap kaitan topic dalam headline sebagai tema teks dan ditampilkan ke dalam sebuah bentuk yang menarik dan bermakna. Slogan Fungsi slogan adalah memungkinkan dan menguatkan yang terus- menerus akan sebuah produk, sebuah merk atau sebuah perusahaan dan dengan demikian membentuk citra perusahaan tersebut. Slogan juga memiliki ikatan dengan sebuah barang atau perusahaan dan turut membentuk penjelasan terpadu dari aspek- aspek positif yang sering bersifat tidak konkret menjadi citra perusahaan, merk atau produk tertentu. Bildelemente (Unsur Gambar) Gambar mempunyai peranan yang penting sebagai pemikat perhatian dan sering menjadi hal yang pertama kali ditangkap panca indera (mata) serta lebih cepat dimengerti daripada teks. Gambar diperlukan untuk membangkitkan perhatian, memberi kesan emosional atau memperkenalkan produk- produk.
Dapat disimpulkan bahwa dalam iklan terdapat unsur- unsur antara lain, yaitu headline yang merupakan bagian yang paling menonjol dalam sebuah iklan yang tidak hanya sebuah tulisan tapi juga bisa gambar, dan headline ini digunakan untuk menarik perhatian, lalu terdapat body copy yang digunakan sebagai penyempurna dari headline, kemudia barulah slogan yang berfungsi sebagai penyempurna sebuah iklan. Jika dikaitkan dalam periklanan politik, maka unsur- unsur iklan politik kurang lebih hampir sama dengan unsur iklan. Unsur iklan politik adalah terdapat headline, body copy, serta slogan. Headline dari iklan politik akan menarik perhatian masyarakat, body copy akan menjelaskan lebih rinci apa maksud dari headline yang mereka tunjukan, lalu slogan akan
menjadi identitas diri mereka, gambar juga merupakan unsur karena dari gambar lah yang akan pertama kali dilihat baru masyarakat baru akan mulai membaca. Dalam penelitan ini diharapkan pada saat penayangan iklan Jokowi ini pengetahuan khalayak akan bertambah dan mereka yakin bahwa pilihan mereka terhadap Jokowi memang benar, sehingga mereka akan tetap mendukung setiap kebijakan yang akan dikeluarkan Jokowi kedepannya nanti. Dalam mencari hubungan antara elemen iklan hingga akhirnya audience akan mendukung kebijakan Jokowi ini, peneltii menggunakan teori AIDDA yang dikemukakan oleh Effendi (2007:51-52), AIDDA adalah akronim dari kata- kata Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (tindakan) : 1. 2.
3.
4. 5.
Attention (perhatian): suatu hal yang dapat menimbulkan keingintahuan, mencari tahu tentang sesuatu yang didengarnya. Interest (minat): pada fase ini komunikator berusaha untuk membangkitkan minat para pendengar untuk mendengarkan dan pendekatan yang dilakukan dalam menarik minat calon pendengar adalah dengan menawarkan konten program dengan semenarik mungkin yang dibawakan oleh penyiar. Desire (hasrat): fase dimana keinginan dan minat sudah timbul maka akan ada kemungkinan yang timbul dari calon pendengar untuk bertanya atau mencari tahu tentang program yang dibawakan oleh penyiar. Fase ini adalah kesempatan bagi komunikator atau penyiar untuk mengajukan kalimat sugesif agar calon pendengar terkesan. Decision (keputusan): fase dimana calon pendengar sudah merasa yakin akan keputusan, apakah ia akhirnya akan bertindak menolak atau menerima program yang dibawakan oleh penyiar. Action (tindakan): fase dimana calon pendengar secara nyata menerima dalam artian jadi mendengarkan atau menolak untuk mendengarkan program yang ditawarkan oleh penyiar.
Dapat diambil kesimpulan bahwa teori AIDDA adalah teori dimana agar terjadi tindakan yang diinginkan oleh seseorang/organisasi maka dia harus mendapatkan perhatiannya terlebih dahulu, kemudian menaikkannya ke tahap minat dimana harus lebih menampilkan sesuatu yang lebih menarik lagi. Lalu hasrat adalah fase dimana keinginan dan minat sudah bergabung, fase ini adalah kesempatan untuk komunikator mengajukan katakata yang lebih sugesif. Kemudian setelah hasrat ada keputusan dimana calon pendengar sudah merasa yakin, barulah tindakan dimana calon pendengar secara nyata menerima dalam artian jadi mendengarkan atau menolak untuk mendengarkan program yang ditawarkan oleh komunikator.
METODE PENELITIAN Peneliti memilih metode survey dalam metodologi kuantitatif. Menurut Kriyantono (2010:59) Metode survey adalah: Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan datanya. Dalam survey proses pengumpulan dan analisis data social bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrument utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Dapat ditarik kesimpulan bahwa metode suvey adalah sebuah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai alat dalam untuk mengumpulkan datanya. Dalam proses pengumpulan datanya, serta analisisnya bersifat sangat terstruktur dan mendetail yang dilakukan melalui kuesioner. Jenis penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah jenis eksplanatif. Dimana menurut Kriyantono (2010:69) jenis eksplanatif adalah: Periset menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variable) yang akan diteliti. Periset membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual, dan kerangka teori. Periset perlu melakukan kegiatan berteori untuk menghasilkan dugaan awal (hipotesis) antara variable satu dengan lainnya. Variabel adalah konsep yang bisa dikukur. Kegiatan berteori ini ada dalam kerangka teori. Sering disebut pula sebagai jenis riset korelasional dan komparatif. Dapat disimpulkan jenis eksplanatif lebih mencari sebab dan akibat dari dua variable yang akan diteliti. Dimana peniliti membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual, dan kerangka teorinya. Populasi dalam penelitian ini adalah warga Perumahan Bukit Cengkeh II Blok F. sedangkan teknik pengambilan sampelnya dengan non-prability yaitu sampling jenuh atau total sampling karena populasinya kecil atau kurang dari 100. Data yang diperoleh dari kuesioner diproses menggunakan Pearson’s Correlations dan Regresi Linear Sederhana dengan menggunakan aplikasi SPSS for Macbook 22.0
HASIL PENELITIAN Peneliti mendapatkan hasil perhitungan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 72 responden yang merupakan warga Perumahan Bukit Cengkeh II Blok F yang terdiri dari 22 pertanyaan. Pada penelitian ini, penilaian terhadap dimensi elemen Headline dinyatakan tinggi dengan total presentase 55,6%. Peneliti menyimpulkan, dengan tingginya angka tersebut menunjukan bahwa responden menilai kualitas dari Headline tersebut memang bagus, dan memang terlihat jelas oleh mereka sehingga didapatkan total presentase yang tinggi. Selain itu, responden juga setuju bahwa saat mereka melihat Headline pada iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ, itu menarik minat mereka untuk mencari tahu lebih lanjut sosok Jokowi. Kemudian penilaian terhadap dimensi elemen Body-copy dinyatakan tinggi dengan total presentase 47,2%. Peneliti menyimpulkan, dengan tingginya angka tersebut menunjukan bahwa responden memang menganggap lirik lagu pada iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ terlihat jelas oleh responden, dan dalam lirik lagu tersebut memang menjelaskan dengan baik sosok Jokowi sehingga dimensi ini mendapatkan angka yang cukup tinggi. Dalam dimensi elemen Slogan peneliti menyatakan tinggi dengan total presentase sebesar 54,2%. Peneliti menyimpulkan, dengan tingginya angka tersebut menunjukan bahwa responden memang menganggap slogan pada iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ mengingat setiap saat responden mendengar slogan mereka, yaitu “Pemimpin yang lahir dari rakyat”. Kemudian dalam dimensi elemen Unsur gambar peneliti menyatakan tinggi dengan total presentase sebesar 51,4%. Peneliti menyimpulkan, dengan tingginya angka tersebut menunjukan bahwa responden memang berpendapat unsur gambar yang terdapat pada iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ memang menarik dan menunjukan keberpihakan Jokowi pada rakyat kecil, sehingga pada dimensi ini bisa mendapatkan angka dan total presentase yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel X, sebagian besar responden memberikan respon positif untuk semua dimensi yang terkait dengan elemen- elemen iklan. Peneliti menyimpulkan bahwa responden melihatnya adanya andil elemen- elemen iklan dalam iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ dan hal tersebut cukup mempengaruhi responden dalam menerima pesan iklan tersebut.
Pada penelitian ini terdapat penilaian terhadap beberapa dimensi perubahan perilaku seperti dimensi Attention, Interest, Desire, Decision, Action. Pada dimensi ini peneliti menyatakan sedang dengan total presentase 56,9%. Peneliti menyimpulkan bahwa responden memang akan tetap mendukung setiap kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Jokowi. Faktor dari luar banyak yang mempengaruhi juga hingga akhirnya peneliti mendapatkan total presentase dengan tingkat sedang saja. Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel Y, sebagian besar responden memberikan respon positif. Namun dengan tingkat presentase sedang, peneliti menyimpulkan ini terjadi karena menurut peneliti ini dapat terjadi karena hal diluar atau faktor lain yang mempengaruhi setiap persepsi responden hingga akhirnya tidak setiap responden akan mendukung kebijakan yang akan dikeluarkan oleh Jokowi nanti. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, dapat disimpulkan terdapat hubungan antara elemen iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ terhadap perubahan perilaku mendukung kebijkan Jokowi terhadap responden warga Perumahan Bukit Cengkeh II Blok F. hasil penelitian menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Melalui kuesioner yang telah peneliti sebarkan, didapatkan hasil bahwa hubungan elemen iklan terhadap perubahan perilaku responden adalah tinggi. Peneliti telah melakukan analisa data penelitian dengan menggunakan Correlation Pearson’s untuk mengukur kekuatan hubungan elemen iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ dengan perubahan perilaku responden. Elemen iklan dibagi menjadi empat dimensi antara lain Headline, Body- copy, Slogan, dan Unsur gambar. Berdasarkan hasil analisa data yang peneliti dapatkan, telah dijabarkan bahwa elemen iklan tersebut memiliki kekuatan yang tinggi untuk merubah perilaku mendukung kebijakan Jokowi dengan nilai 0.757. Peneliti juga menganalisa data dengan menggunakan regresi linear sederhana, yang menunjukan hasil bahwa sebanyak 57,2% besar kontribusi elemen iklan dalam iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ mempunyai hubungan terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi di Perumahan Bukit Cengkeh II Blok F. Kedua variabel ini mempunyai hubungan yang signifikan, karena menurut hasil analisa data didapatkan angka signifikansi 0.000 yang masih dibawah angka 0.05 melalui hasil analisa data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara elemen iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi di Perumahan Bukit Cengkeh II Blok F. Hal ini ditandai dengan sedikitnya presentase mengenai faktor lain yang mempengaruhi perubahan perilaku yaitu sebesar 42,8%.
KESIMPULAN
KESIMPULAN & SARAN
Untuk dapat mencapai tujuan penelitian, maka peneliti mengembangkan beberapa teori terkait dengan variabel- variabel yang ingin diteliti. Salah satu teori yang dapat menjelaskan dan pengembangannya serta elemen- elemen iklan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain Headline, Body-copy, Slogan, Unsur Gambar. Sedangkan untuk dapat menjelaskan hasil pengembangan dalam perubahan perilaku pada penelitian, maka peneliti menggunakan teori Effendy (2003:35) menjelaskan tahapan- tahapan bagaimana audience dalam prosesnya yang pada akhirnya nanti akan terpengaruh iklan yang dikeluarkan dan akan mendukung kebijakan kebijakan yang akan keluar nanti dan itu semua dapat peneliti lihat dengan menggunakan teori AIDDA. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa analisa korelasi elemen iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ didapatkan sebesar 0,826. Angka tersebut menunjukan bahwa elemen iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ memiliki korelasi yang kuat terhadap peruabahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi. Sedangkan untuk perhitungan dengan regresi linear sederhana elemen iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ mempunyai hubungan sebesar 42,8% , tersisa 57,2% untuk faktor lain yang dapat mempengaruhi responden dalam memutuskan apakah mereka akan mendukung kebijakan tersebut atau tidak. SARAN Diharapkan kemudian hari penelitian ini dapat menjadi acuan bagi penelitian lain yang memiliki fokus yang sama. Penelitian ini meneliti tentang hubungan elemen iklan Jokowi versi Marzuki Kill The DJ terhadap perubahan perilaku mendukung kebijakan Jokowi pada warga Perumahan Bukit Cengkeh II Blok F. Melalui penelitian ini diharapkan Jokowi dapat meningkatkan kualitas iklan dari segi konsep maupun teknik penyampaian pesannya agar dapat diterima dengan baik oleh audiens. Lalu, dengan iklan yang dibuat semenarik mungkin tersebut, Jokowi diharapkan dapat membuktikan kepada setiap khalayak bahwa yang terdapat dalam setiap iklan yang dia tampilkan tersebut, dia akan melakukannya dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA A. Shimp, Terence. 2003. Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I ( edisi 5), Jakarta Erlangga Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. 2005. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Baksin, A. 2009. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Cangara, Hafied H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Cangara, H. Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti. Haris, A, S, Sumadiria. 2008. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Featur. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Janich, Nina. 2003. Werbesprache: Ein Arbeitsbuch. Tübingen: Gunter Narr V erlag Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Rauf, Maswadi. 2001. Konsensus dan Konflik Politik: Sebuah Penjajagan Teoritis, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Sendjaja, D. S. 2004. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka Trubus Rahardia, 2006. Pengantar Ilmu Politik Konsep Dasar, Paradigma, dan Pendekatannya. Wiryanto. 2008. Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta : PT Grasindo. Widyatama, Rendra. 2005. Pengantar Periklanan. Jakarta: Buana Pustaka Indonesia.