Daftar Isi LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2003
ISBN. 978-979-99141-2- 5
TINJAUAN PUSTAKA ISOTOP ALAM DALAM SISTEM HIDROLOGI (P2BGGN/EKS1KI02/2003
)
Oleh : Tyas Djuhariningrum, Richard Hutabarat, Endang Muhtar
ABSTRAK TINJAUAN PUSTAKA ISOTOP ALAM DALAM SISTEM HIDROLOGl Dalam sistem hidrologi komposisi isotop stabil ISO dan 2H dapat dipergunakan sebagai perunut dalam menentukan asal usul dan kualitas air tanah karena sifatnya yang tidak mengalami perubahan dalam reaksi kimia akibat proses kimia dan biologi setelah berinteraksi dengan mineral-mineral batuan. ISO dan 2H merupakan komposisi isotop stabil dengan kandungan terbesar dalam sistem hidrologi yang tidak berpengaruh bagi kesehatan manusia. Cara menentukan konsentrasi isotop stabil dalam air dapat dipergunakan standar SMOW (Standart Mean Ocean Water) dan JAWS (Jakarta Working Stand art ). Sedangkan untuk menentukan konsentrasi isotop stabil dalam air hujan dapat dipergunakan persamaan meteoric waterline. Konsentrasi isotop stabil dapat diekspresikan dalam nilai o( %0 ). Faktorfaktor yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan komposisi isotop stabil yaitu: pengaruh ketinggian daerah tangkapan hujan ( Altitude Effect ), pengaruh temperatur dan garis lintang ( temperature and latitude effect) dan pengaruh jumlah curah hujan ( amount effect ). Cara menetukan komposisi isotop stabil pada setiap daerah tangkapan hujan tidak sam a, semakin tinggi daerah semakin berkurang, di Indonesia besarnya penguranganlkenaikan IS0= 0,123 %0 1100m dan 2H =. 0,9195 %0/100m, makin rendah temperatur komposisi isotop stabil makin besar dan pada musim panas molekul-molekul masa berat terkondensasi menjadi hujan dan setiap penambahan curah hujan 100mm kandungan ISOberkurang 15 % Kata kunci : Isotop alarn, hidrologi.
ABSTRACT A LITERATUR STUDY ON NATURAL ISOTOPE IN HYDROLOGY SYSTEM. In hydrology system stable isotope composition oksigen-18 esO) and deutrium ( 2H) can be used as trace element to determine history and quality of ground water. The chemical characteristic of them are not accuring to exchange in chemical reaction and biology after interaction with mineral rock.Oksigen-18 esO) and deuterium (2H) are stable isotope composition with the largest pregnant in ground water.To determine concentration stable isotope composition can be used Standart Mean Ocean water ( SMOW ) and Jakarta Working Standart ( JAWS ). For determine concentration 2H and ISO in meteoric water can be used relation ship meteoric water line.Stable isotope concentration are expressed as 0 (%0) values. The factors that can cause accur to exchange stabil isotope composition are altitude effect , latitude effect and amount meteoric water effect. To determine catch a meteoric water at eash area is not same, so much the altitude effect stable isotope composition is depleted. In Indonesia Oksigen-18 esO) 0,123 %0 I 100m and deuterium( 2H)_ 0,9195 %0 1100m, temperature and latitude effect, so much low temperature stable isotope composition increase and the hevier molecules aecur condensation to meteoric water at the warmer climate and for increase 100mm amount effect oksigen-18 content to decrease 15%.
Key word: Natural isotop, hidrology.
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
529
lAPORAN HAS11. PENELlT1AN TAHUN 2003
ISBN.978-979-99141-2-5
PENDAHULUAN Latar Belakang Tulisan ini merupakan realisasi dari Usulan Kegiatan Penunjang Penelitian (UKPP) Bidang Eksplorasi dan Geologi dengan NO.Kode:P2BGGN/Eks/K/02
/2002.
Pada sistem hidrologi yang penting untuk dipelajari didalam menentukan kualitas air tanah yaitu: kandungan kimia ( hidrokimia) dim kandimgan isotop aram (hidrologi isotop alam) .Kedua kandungan tersebut sangat penting dalam menentukan kualitas air tanah yang layak untuk dikonsumsi manusia sebagai contoh air tanah mengandung isotop yang bersifat radioaktif yaitu tritium 3H tidak layak dikonsumsi manusia. Air tanah yang mengandung isotop alam antara lain: deutrium (2H ),Oksigen( 180), tritium ( 3H) dan carbon 14(
14C ).
Isotop -isotop tersebut dalam air berupa molekul-molekul
H2180, HDO,HTO,
14C02 dapat diketahui dengan analisis isotop. Di alam isotop- isotop terdapat dalam air hujan ( meteoric water ), meskipun berinteraksi secara kimia dan biologi dengan mineral-mineral batuan, isotop-isotop tersebut tidak mengalami perubahan, dapat digunakan sebagai perunut dalam menentukan kualitas air tanah.Sedangkan
oleh karenaitu .isotoptersebut
umur, asal-usul , arah aliran, dan
kandungan kimia setelah berinteraksi dengan mineral-mineral
batuan dapat terjadi perubahan akibat proses kimia dan biologi berupa anion dan kation antara lain
cr,
cot., S04 =, Ca2+, M~+,
kandungan tersebutsatudengan"yang
K+, Mn2+dapat dianalisis secara kimia. Kedua
lainnya tidak saling mempengaruhi.
Pada tulisan ini akan dibahas khusus mengenai isotop alam dalam system hidrologi, hal ini dilaksanakan
dalam rangka
menunjang kegiatan eksplorasi dan geologi dalam
pencarian air tanah (studi geohidrologi). Studi hidrologi isotop alam perlu dilakukan guna ""mengembangkanpengetahuan
agar dapat berperan serta dalam menunjang kegiatan pencarian
air tanah.
Tujuan Tinjauan pustakaisotop
alam dalam sistem hidrologi adalah untuk mendapatkan
pengetahuan tentang isotop alam yang bermanfaat dalam menentukankualitas aliran air tanah pada proses hidrologi
530
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLffi-BA TAN
,umur dan arah
l.APORAN HASl1. PENEUTlAN
TAHUN 2003
ISBN.978-979-99141-2-5
PEMBAHASAN Sistem Hidrologi Dalam sistem hidrologi berdasarkan proses terjadinya dapat dibedakan 3 macam air yaitu :air hujan ( meteoric water ), air permukaan ( surface water) dan air tanah (ground water). Ketiga jenis air tersebut mempunyai kandungan kimia ( hidrokimia) dan kandungan isotop ( hidrologi isotop alam ) yang berbeda-beda, seperti terlihat pada gambar 1 ( siklus hidrologi ). Siklus hidrologi adalah merupakan proses berantai antara air permukaan dan air tanah. Air hujan jatuh kebumi tersebar merata, sebagian meresap kedalam tanah dan batuan melalui bagian-bagian yang lolos air menjadi air tanah dan sebagian menjadi air permukaan. Aliran air tanah mencapai suatu lapisan penampungan yang disebut aquifer, dan bergerak mengikuti kemiringan lapisan batuan sesuai dengan keadaan topografi. Air tanah lebih berkualitas dibandingkan air permukaan ditinjau dari segi kimia dan fisika karena air tanah telah melalui peristiwa infiltrasi, absorpsi dan penukar ion ( ion exchange). Selama infiltrasi air tanah mengandung atau mengikat
mineral-mineral garam alkali yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia dan juga komponen kimia yang bersifat disinfektan sebagai pembasmi kumankuman. Air tanah yang bergerak di bagian tanah lunak disebut soil water, sedangkan pergerakan air tanah disebut ground water movement. rainfeil (hnilm)
lingkungan air tanah ( belt soil of water)
aliran dari dataran tinggj
water table (level air)
pcnnukaan saturan air
Gambar 1. Siklus Hidrologi
PUSAT PENGEMBANGAN GEOWGI NUKLIR-BATAN
531
lAPORAN HASH_ PENELlT1AN TAHUN 2003
TSBN.978-979-99141-2-5
Isotop Alam Atom atau unsur terdiri dari inti yang dikelilingi oleh elektron yang bergerak dalam orbitnya. Inti terdiri dari proton bermuatan + dan netron tidak bermuatan. Jumlah elektron suatu atom sarna dengan jumlah proton. Isotop adalah unsur yang mempunyai nomer atom sarna tetapi masanya berbeda.sebagai
contoh atom hydrogen mempunyai isotop : protium,
deuterium dan tritium seperti terlihat pada gambar 2
P= 1 N=2
P=l
Kulit
8N:'
G
Deuterium (2IH)
Tritium (
31H )
Gambar 2: Isotop Hidrogen
Isotop atom hidrogen teTdiri dari : protium mempunyai 1 proton, lelektron dan 0 neutron; deutrium mempunyai 1 proton , 1 elektron dan 1 neutron. Sedangkan tritium mempunyai 1 proton, 1 elektron dan 2 neutron. Isotop alam yang sering diketahui keberadaannya pada siklus hidrologi terdiri dari : 1. Tritium ( 3H ) 2. Carbon-14 ( 14C) 3. Oksigen-18 (
180)dan
Deutrium (2H)
Proses terjadinya isotop pada sistem hidrologi 1. Tritium ( 3H ) Tritium merupakan isotop hidrogen yang tidak stabi1 bersifat radioaktif dengan umUT paruh 12,43 tahun [1] dan proses terjadinya pada sistem hidrologi dapat secara
532
PUSAT PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLffi-BATAN
alamiah
l.,APORAN HASH. PENEUTTAN TAHUN 2003
ISBN.978-979-99141-2-5
dan buatan. Proses terjadinya tritium secara. alamiah adalah sebagai. akibat .interaksi neutron capat dan sinar kosmik dengan nitrogen di atmosfer dengan reaksi inti seperti berikut :
+
------------------------
6
P
-C
3
+\H
+ E
Energi yang dihasilkan 18 keY. Sebelum tahun 1953 besamya tritiumdalam air tanah mencapai 2-4 TU (TU= Tritium Unit) 1 TU = 1 3H / ( 10\8 H atom ).Pada 1953 di bumi belahan utara terdapat uji thermonuklir yang menyebabkan kandungan tritium meningkat karena hasil uji thermonuklir
10-20 TU hingga pada tahun 1960 nilai pengkayaan
diperkirakan mencapai 103 TU. Namun sekarang terjadi penurunan secara berangsurangsur karena me1uruh sehingga diperkirakan mencapai 5-10 TU . Pada studi hidrologi tritium dapat dipergunakan untuk menentukan umur air taoah yaitu : jika air tanah hasil akhir proses pengkayaan
mencapai< 3 TU hal ini menunjukan bahwa air tersebut
berumur lebih dari 25 tahun. Bila dalam air tanah terdeteksi adanya tritium maka hal ini menunjukan: terjadinyaproses'
pencampuran antara air lama dengan air barn ( sesudah
tahun 1953 ).
2. Carbon-14 (14C) Proses terjadinya carbon secara alamiah hampir sarna dengan tritium yaitu , sebagai akibat interaksi neutron sinar kosmik sekunder dengan inti nitrogen [1].
-------------------------
614C + IIH + 156 keY
14Cteroksidasi menjadi 14C02 dalam air tanah membentuk ion bicarbonat HCO-
dan
CO2 yang larnt dalam air dan meresap kedalam tanah. Carbon -14 memancarkan sinar
13
dan mempunyai waktu paruh 5730 tahun.
PUSAT PENGEMBANGAN GEOWGI NUKLIR-BATAN
533
TAPORAN HASH. PENEUTTAN TAHUN 2003
ISBN.978-979-99141-2-5
3..Oksigen~18( 180 )dan .Deutrium (2B.) Penyusun molekulair
terdiri dari hidrogen dan oksigen. Hidrogen mempunyai 3 isotop
yang terdiri dari 2 isotop stabil clan lisotop tidakstabil bersifat radioaktif Protium
dan
deutrium
proses
pembentukannya
berbeda
dengan
tritium.Proses
pembentukannya protium dan deutrium ( isotop hidrogen stabil ) secara alamiah melalui evaporasi,presipitasi dan kondensasi menjadi air hujan. Seclangkan tritium·· ( isotop hidrogen tidak stabiL ) proses' pembentukannya .secara alamiah sebagai akibat interaksi sinar kosmik dengan nitrogen. Di alam komposisi isotop hidrogen, oksigen dan carbon kelimpahannya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berlkut [2]:
Tabel 1. Komposisi isotop Hidrogen, Oksigen danCarbon dalam sistem hidrologi [2]. 0-10-15 stabil stabiL stabil < 0,001 00,04 ,20 0,016 99,984 99,76 radioak'1if(5730th) Komposisi radioaktif (12,3th) (%) Tipe
Isotop
Isotop-isotop dalam air berupa molekul-molekul
H2180, HDO,
H2160 masa 18 dan molekul berat 2H2180. Pada perubahan
molekul-molekul kecenderungan
HTO , molekul ringan phase dari cair ke gas,
berat dengan komposisi isotop stabil ( 180 dan 2H ) mempunyai berupa phase cair, sedangkan
molekul
ringan berupa
uap dengan
komposisi isotop stabil e60 dan IH ). Komposisi isotop stabil di atmosfer dipengaruhi oleh' temperatur"dan terkondensasi
kelembaban:' Uap qair yang'mengalcimi
membentuk awan dan hujan, molekul berat ( 000
terkondensasi lebih dahulu
534
pendinginan
sehingga
uap
air
( molekul berat )
PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN
kemudian
dan H2180 akan
) akan
mengalami
TAPORAN HAS"_ PENEUTTAN TAHUN 2003
pengurangan ( depleted).
ISBN. 978-979-99141-2-5
Siklus evaporasi dan presipitasi di atmosfer merupakan proses
fraksinasi memegang peranan penting dalam hidrologi isotop alamo
Interaksi air permukaan dengan air tanah Siklus hidrologi merupakan proses berantai air yang berada dibumi berlangsung secara terus menerus sehingga mengalami proses-proses evaporasi (uap air), presipitasi (air hujan),dan pengaliran (air tanah) seperti terlihat pada gambar 1.Air taut ( surface water) mengalami
evaporasi menuju atmosfer menjadi uap air , komposisi
isotop stabil
dipengaruhi oleh temperatur dan garis lintang (latitude effect). Uap air yang terdiri dari molekul berat ( lIDO dan H2180 ) yang lebih dulu terkondensasi menjadi hujan dengan demikian uap air mengalami pengurangan molekul berat (depleted). Siklus evaporasi,dan presipitasi di atmosfer merupakan proses ttaksinasi yaitu:air hujan jatuh menembus tanah mengalami peresapan (infiltrasi) terjadi pengisian air tanah menjadi aquifer dan sebagian mengalir ke sungai yang disebut air permukaan bergerak mengikuti kemiringan lapisan tanah. Kandungan isotop didalam siklus hidrologi dapat dipergunakan sebagai perunut asal usul air tanah. Komposisi isotop stabil setelah berinteraksi dengan mineral-mineral padatan tidak mengalami reaksi kimia dan biologi ( tidak berpengaruh terhadap proses kimia dan biologi ) [3]. Isotop yang bersifat radioaktif ( 3H ) dari air permukaan meluruh lebihdulu
sebelum'mencapai'permukaanair
tanah',karena mempunyai umur paruh yang
relatif singkat 12,43 tahun dan dapat dipergunakan untuk menentukan umur air tanah begitu juga carbon-14 (14C ). Pada kenyataannya air permukaan mempunyai komposisi isotop stabil lebih kecil /pengurangan dibandingkan air tanah yang mengalam evaporasi dan infiltrasi kedalam tanah. Perubahan isotop yaitu pengurangan ( depleted ) dan pengkayaan ( enrichment)
bukan proses kimia dan biologi. Hasil penyelidikan
[I]
hubungan sistem air permukaan dan air tanah sebagai berikut : setiap 100 m perubahan ketinggian permukaan, komposisi isotop 180 berkurang -0,2%0 sampai -0,3%0 sebagai hasil efek ketinggian daerah tangkapan hujan ( altituade effect ). Perubahan komposisi isotop stabildalam
air tanah merupakan hasil pengisian air hujan dan peresapan air
sebagai contoh sungai Rio Chimbo
daerah
PUSAT PENGEMBANGAN
sebelah
GEOLOGI
selatan Guayaguil
NUKLffi-BATAN
di
Ecuador
535
T.APORAN HASTI- PENEUTlAN TAHUN 2003
ISBN.978-979-99141-2-5
mempunyai variasi komposisi isotop stabil air tanah 180=4 mengidentifikasikan infiltrasi
%0
clan 2H=30
%0,
hal ini
bahwa air tanah tercampur 2 sumber yaitu sungai Rio Chimbo dan
dari air hujan. [1]. Komposisi
isotop
stabil dalam
pengukurannya
dapat
dipergunakan referensi standar isotop stabil oksigen dan hidrogen dalam air tanah dengan menggunakan
SMOW ( Standart Mean Ocean Water)
dan JAWS ( Jakarta Working
Standart ); Air laut juga dapat diterima sebagai standar intemasionalkarena
bersifat stabil,
haL ini disebabkan karena penguapan tidak mempengaruhi jumLah air Laut yang berada di permukaan bumi yaitu sekitar 97,5 %. Cara menentukan kandungan isotop dalam air tanah dapat digunakan rumus sebagai berikut: [1,2,3] B = ( Rs - R ref) / R ref x 1000 Dimana : Rs
= ratio isotopD/H atau
R ref
= ratio
B
= konsentrasi isotop stabil180
180
/
160
isotop D / H atau 180/160
standar ( SMOW ,JAWS) dan
2H
( %0)
Sedangkan untuk menentukan kandungan isotop dalam air hujan ( meteoric water ), dengan menggunakan meteoric water line : 8D= 88
8
180
+ 10
= konsentrasi Deutrium dalam air hujan
(0/00)
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi isotop dalam air hujan 1. Pengaruh garis lintang dan temperatur ( latitude effect and temperature ). Faktor musim berpengaruh terhadap perubahan komposisi isotop stabil dalam air hujan . sebagai contoh air hujan di musim dingin isotop molekul berat bertambah dibandingkan musim panas karena pada temperatur rendah teIjadi kondensasi. Sedangkan isotop molekul berat pada uap air di atmosfer mengalami pengurangi dan isotop masa ringan pada daerah garis lintang lebih besar.
536
PUSAT PENGEMBANGAN GEOWGI NUKLffi-BATAN
/APORAN HASll, PENEUTlAN TAHUN 2003
ISBN.978-979-99141-2-5
2. Pengaruh ketinggian ( altitude effect) .Air hujan di daratan, 6 nya lebih kecil dibandingkan air laut karena dipengaruhi oleh ketinggian rata-rata daerah tangkapan hujan. Nilai 6 menurun dengan meningkatnya ketinggian 6 D =-4 %0 sampai -1,2 %0/100 meter dan 6 3
180
=-0,5 %0/100 meter [4]
Pengaruh jumlah curah hujan ( amount effect ). Jumlah hujan menunjukan isotop air diperkaya oleh isotop masa ringan ( IH dan
komposisi
)pada setiap air hujandi daerah
160
tropis seperti di Indonesia jumlah curah hujan sangat berpengaruh terhadap kandungan deutrium 2H dan 180. Hubungan antara deutrium dan dipergunakan menurunkan
meteoric
dalam air hujan dapat
180
water line Setiap penambahan
curah hujan
100mm akan
kandungan oksigen sebesar 15 %.Untuk menentukan komposisi isotop
dalam air hujan dapat diperoleh dengan persamaan : 6D =86
180
+
10
Hubungan sistematis ini dapat dipergunakan untuk mengevaluasi sejarah air tanah (asal usul air tanah).Diagram studi air tanah terlihat pada gambar 3 yaitu mengenai proses penyebab perubahan komposisi isotop stabilpada hubungan deutrium ( 2H ) dan
180
air tanah. Setiap negara mempunyai
dengan slope yang tidak sarna.Wilayah yang curah
hujannya relatif sedikit , hubungan antara 2H dan
180
memiliki slope <8 pada meteoric
water line [1] tidak memberikan perubahan komposisi isotop yang berarti sebagai akibat efek ketinggian daerah tangkapan hujan ( altitude effect) . Pada masing-masing daerah mempunyai
slope yang tidak sarna .Daerahdimana
dipengaruhi oleh temperatur dan-garislintang
slope meteoric water line =8
.Apabilatemperatur
'rendah' akan terjadi
kondensaSi molekul isotop berat makin besar sehingga terjadi perubahan komposisi isotop stabil
cukup
berarti.
Perbedaan
temperatur
kondensasi
sangat berpengaruh
pada
perubahan komposisi isotop stabil dan proses-proses perubahan H2S , Si02nH20 , CO2 [3]. Gambar 4 memperlihatkan perubahan komposisi isotop air meteorik yang terjadi pada formasi recharge area dan air tanah sebagai berikut :
PUSA T PENGEMBANGAN
GEOLOGI
NUKLIR-BATAN
537
l.APORAN HASH_ PENEUTlAN TAHUN 2003
ISBN.978-979-99141-2-5
A Presipitasi air hujan ( Precipitation Meteoric Water) Air permukaan mengalami evaporasi menjadi uap air pada temperatur
tinggi.
Uap air
mengandung komposisi isotop masa ringan ( H dan 160 ) dan komposisi isotop masa berat (
2H
dan 180)
membentuk molekul-molekul masa ringan ( H2160),
molekul masa berat
( HDO , 2H2180 ) .Pada temperatur rendah molekul masa berat lebih mudah terkondensasi menjadi endapan air hujan sehingga molekul-molekul berat akan mengalami pengurangan (depleted ).
B.Daerah Sera pan ( Recharge Area) Komposisi isotop stabil 180 dan 2H dari air hujan ( meteoric water ) jatuh ke bumi menjadi air permukaan dan sebagian melalui recharge area menjadi air tanah. Pada air permukaan teIjadi penguapan menyebabkan komposisi isotop stabil berkurang, sehingga komposisi isotop stabil pada air tanah lebih besar dibandingkan air permukaan.
C Air tanah ( Ground Water) Komposisi isotop stabil pada air tanah akan mengalami pengkayaan ( enrichment ),air tanah merupakan pencampuran air laut ,air permukaan , air purba ( paleo water)
dan
adanya proses geo thermal.
KESIMPULAN Dari hasil pembahasan pustaka hidrologi isotop alam dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Konsentrasi komposisi isotop stabil e80 dan 2H ) pada air permukaan dan air tanah dapat ditentukan dengan standar SMOW dan JAWS.
2. Komposisi isotop stabil
180
dan 2H dapat dipergunakan sebagai perunut dalam'
menentukan asal usul dan kualitas air tanah karena sifat isotop stabil tersebut tidak mengalami perubahan proses kimia dan biologi setelah berinteraksi dengan mineralmineral batuan.
538
PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN
l.APORAN HASll. PENEHTlAN TAHUN 2003
3. 180 dan 2H
TSBN.978-979-99141-2-5
merupakan komposisi isotop stabil dengan kandungan terbesar dalam
sistem hidrologi yang tidak berpengaruh bagi kesehatan manusia. 4. Pada pengaruh ketinggian daerah tangkapan hujan ( altitude effect)
setiap daerah
tidak sarna untuk slope <8 pada meteoric water line tidak terjadi perubahan konsentrasi
yang sangat berarti
untukslope
=8 pada meteoric
terhadap
komposisi
isotop stabil , sedangkan
water line maka terjadi perubahan
konsentrasi
komposisi isotop stabiL 5. Hasil ketinggian tangkapan hujan (altitude effect) Di Indonesia 180 = O,123%o/100m 2H
= -O,919%o/100m.
6. Pengaruh temperatur dan garis lintang (temperature and latitude effect) Musim dingin konsentrasi isotop stabillebih besar dibandingkan musim panas karena molekul-molekul masa berat mengalami kondensasi pada suhu rendah. 6. Pengaruhjumlah
curah hujan (amount effect)
Setiap penambahan
jumlah
curah hujan
100mm akan menurunkan
kandungan
oksigen-18 sebesar 15 %
DAFTAR PUSTAKA 1. IAEA;" Guide Book On Nuclear Technique In Hydrology ," Technical Report Serie No 91,Viena, 1983. 2. R. Allan Freeze / Jonh A Cherry ;" Ground Water ," Department of Geological Universitas of British Colombia, 1979. 3. IAEA; "Guide Book On Nuclear Technique In Hydrology",
Technical Report Serie,
Viena, 1968. 4. Gat JR and Gon Fiautini ; " Stabil Isotope Hydrology Deutrium and Oksigen-18 in water Cycle Technical Report ,Serie No.21O,Viena, 1981.
Daftar Isi PUSATPENGEMBANGANGEOLOGINUKLIR-BATAN
539