Risa/ah Pertemuan
Ilmiah Penelilian
dan Pengembangan
Aplikasi
lsotop dan RadiaSl; 2fXJ 1
PENYELmIKAN TINGKA T KEBOCORAN BENDUNGAN JA TILUHUR DENGAN PENDEKATAN ISOTOP ALAM DAN HmRO-KIMIA PastonSidauruk,Indrojono,Djiono, Eva Rista Ristin,Satriodan Alip PuslitbangTeknologiIsotopdan Radiasi,BATAN, Jakarta
ABSTRAK PENYELIDIKAN TINGKAT KEBOCORAN BENDUNGAN JATll..UHUR DENGAN PENDEKATAN ISOTOP ALAM DAN mDRO-KIMIA. Tingkat kebocoranbendunganJatiluhur telah diselidiki melalui penyelidikanasal usul berbagaisumberair yang terdapatdi sekitarbendungan.Penentuan asal usul air ini dilakukan denganpendekatankandunganisotopalarn dan hidro-kimia dari contohair yang dikumpulk811dari berbagaisumberdi sekitarbendunganJatiluhur.Pekerjaanill meliputi pengarnbilandan analisis sampeldaTiberbagaisumberair yangditemukandi sekitarbendungansepertiair waduk, air keluaran, mata air, air pompa penduduksetempat,air hujan, dan air dalarnlubang piezometerdan air pantau. Untuk tujuanpenelitian ini, masing-masingsampelair yang dikumpulkantelah dianalisiskandunganisotopalarn dan hidro-kimianya.Dari interpretasikomposisidataisotopalarnkhususnya180dan 2H maupunhidro-kimia dari berbagaisumberair keluarandi sekitarbendunganyangmenunjukkankarakteristikyangberbedadenganair waduk, hal ini berarti bahwasebagianbesarair yangberadadalarnberbagaisumberair di sekitarbendungan padaumumnyatidak menunjukkanhubunganlangsungdenganair waduk.
ABSTRACT INVESTIGATION OF LEAKAGE CONDITION OF JATILUHUR DAM USING NATURAL ISOTOPES AND HYDRO-CHEMISTRY APROACHES. The leakage condition of Jatiluhur Dam has beenstudiedthroughtlle investigatiionof tlle origin of variouswaterdischargesaroundthe dam.The origin of tllese dischargesis interpretedfrom tlle stableisotopesandhydro-chemistrycompositionof collectedsamples from various sourcesaround the Jatiluhur dam. Field work for field parametersmeasurementand water samples collection, labomtory work for stable isotopesand \\'aterchemistry analysis,interpretationare the main part of this work. Water samplesare collected from various sourcessuch as from dam reservoir, discharges,springs,local groundwaterextractionpoint, precipitation,and observationwells in tlle vicinity. The work hasbeen succesfu1ly identitytlle relationshipof thosevarioussourcesrelative to tlle reservoirwater. The Stableisotopes and water chemistrycontents of most of collected samplesthat shows a significant different characteristicwilli tlle reservoirwater suggeststhat mostof tlle dischargesfounds in tlle vicinity of tlle dam hasno a direct relationshipto reservoirwater.
PENDAHULUAN Bendungan Jatiluhur yang merupakanproyek pengembangan daernh pengairan sungai CitaTUm, terletak kirn-kirn 130 km tenggaraJakarta.Bendungan yang merupakanjenis tanahdan barnurugan(earthand rockfill type) mempunyaipanjang1200m padapuncak dan tinggi 105 m, dengankapasitassimpan 9.100.000 m3. Bendungan ini merupakansalah satubendungan terbesardi Indonesia.Dilihat dari fungsinya,bendungan ini merupakan bendungan serbagunaseperti untuk penyediaanair minum, irigasi, pembangkitlistrik dan untuk pengendalianbanjir. Karena fungsi bendungan yang serbagunadan sangatstrategis,maka keamanan bendunganperlu diupayakanseoptirnalmungkin.Salah satumasalahyang dihadapioleh pengelolabendungan ini adalall adanya air keluaran (discharges)yang terdapat di sekitar bendunganyang belum jelas asalusulnya seperti illata air di sekitar menaradan tubuh bendungan. Dikhawatirkan air keluaran tersebut berhubungan langsung dengan air waduk yaitu merupakanrembesanataukebocoranair waduk,untuk itu perlu dilakukan penyelidikanasal-usulair keluaran tersebut.
Untuk mengidentifikasikebocorantersebuttelah dilakukan penyelidikan hubungan air waduk dengan berbagai sumber air yang terdapat di sekitamya. Penyelidikan ini dilakukan menggunakanpendekatan analisisdan interpretasikandunganisotop stabil180 dan 2H maupunhidro-kimia sanipelair yang dikumpulkan daTisekitarbendungan.Penelitianini adalahmerupakan kerjasama antara Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, Bagian Proyek Bimbingan Teknis KeamanandenganPusat Penelitian dan PengembanganTeknologi Isotop dan Radiasi, BATAN.
METODE PENELITIAN DAN ANALISIS Pengambilan Contoh. Contoh-contoh air secukupnyadikumpulkan dari setiap air keluaran, air waduk, air hujan dan illata air/ sumur pendudukyang beradadi sekitarwaduk. Lokasi pengambilan contoh air ditampilkan dalamGambar1 denganidentitas contohpada Tabel 1. Untuk mengamatiperubahankomposisi isotop stabil 180dan 2Hmaupunkandunganhidro-kimia dari sumber
25
'"
Risalah Pertemuan Ilmiah Penelilian dan Pengembangan Aplikasi IsOIOpdan Radias4 200 i
~~
~
/-:7 1 _::~"~
="J
/\ .
'.
~
"-..;-;.
~
-JT-'S C~.16
~1~~,~ l'\~~I"1~ '~1 ~
h~3
~~~ ~
.'"'"
1:-'1$.WIT~.TAT~
Gambar1. Lokasipengambilancontohair yangadadi sekitarbendunganJatiluhur
Tabell. Penjelasankode contoh
air sebagaifungsi waktu makapengambilancontoh air dilakukan 4 kali dengan selang waktu pengambilan rata-rataadalah satu bulan. Khusus untuk contoh air untuk analisisisotop stabil digunakankontainer khusus untukmencegahpenguapan. Contoh-contoh air yang telah dikumpulkan dibawa ke laboratorium Hidrologi dan Kimia, Pusat Penelitian dan PengembanganTeknologi Isotop dan Radiasi,BAT AN untuk analisis komposisi isotop stabil 180dan 2Hmaupunkandunganhidrokimianya. Metode Analisis Analisis 180 daD 2H. Kelimpahan relatif molekul-molekulH2 180 (80) dan HDI60 (D atau 2H) dalarn contoh air diukur relatif terhadap suatu air standar intemasional,SMOW (StandardMean Ocean Water). Pengukuran kelimpahan relatif tersebut dilakukan dengan alat spektrometermassa dengan persiapanberikut : .untuk pengukuran180,contohair direaksikandengan gas CO2 standar. Contoh air dan gas CO2 standar dikocok selarna 8 jam sampai mencapai kesetimbangan dalam reaksidi bawah ini : H2 180(cair) + Cl6O2(gaS)-+ H;160 (cair) + CI802 (gas)
selanjutnyagasCO2yang diperolehakan dimasukkan ke dalarnalat spektrometermassa. 26
Risa/ahPeltemuan//miahPenelitiandan Pengembangan ,4,o/ikasi /sotopdanRadiaSl;2(x)1
.untuk pengukuranDeuteriwn, sebanyak9,45 gr Zn dimasukkanke dalam tabungreaksikhususbersamasarna dengan contoh air yang akan dianalisis sebanyak 10 ~l kernudian divakun1kan,dengan terlebih dahulu dibekukan dengan N2 cair sampai tekanan rnencapai :!: 10-2 lObar. Tabung reaksi tersebut kernudian dilnasukkan ke dalam blok pernanas pada ternperatur 520°C, dimana akan berlangsungreaksisebagaiberikut : Zn (padat)+ H2O (cair) ~ ZnO (padat)+ H2(gas) selanjutnyagas H2 yang diperolehdari reaksidi atas diukur denganalat spektrometermassa. Analisis hidro-Kimia. Analisis hidro-kimia dilakukan untuk membantu mengungkapkan asal-usul air dari sampel air yang dikumpulkan dari sekitar waduk. Unsur-unsur kimia yang dianalisis adalah garam-~minernl yang larot dalam air seperti Na+, K+, Ca +, Mi+, 804=, CI- dan ion HC03-[1]. Analisis hidro-kimia ini dilakukan dengan perlakuan berikut : a) Analisis HC03 dilakukan dengan metode volumetri menggunakan indikator metil orange dengan asam sulfat sebagai penitrasi. b) Analisis kation Ca2+,Mg2+, Na+, K+, Fe2+dilakukan dengan spektrometer serapanatom (AA8). c) Analisis anion CI-, 8042-, C03- dilakukan dengan menggunakan alat spektrometer UV -Visible, dimana terlebih dahulu ion-ion (sampel) ditambahkan HCI 10 % kemudian direaksikan dengan larutan BaCl2 yang sudah distabilkan dengan tween 20, sedangkan ion CI- (sampel) dibuat dalam bentuk kompleks merkuri triosionat.
KandlUlgan ion-ion Inineral dinyatakan dalam satuanppm(part per million ataumgr/l) ataudapatjuga dinyatakandalam bentuk satuan epm (equivalent per million atau grek/l). Untuk interpretasi data basil analisis lUlSur yang dinyatakan dalam satuan epm ditabulasikandalam bentukdiagram Trilinier Piper [5J. Dalam diagram trilinier Piper, kandlUlgan atau konsentrasi kation dan anion dinyatakan dalam prosentasi dari seluruh kation atau anion dalam milliequivalent/l (meq/l). Untuk memudahkananalisis hidro-kimia melalui diagram trilinier Piper, para peneliti biasanyamenggolongkanair menjadibeberapa golongan berdasarkankomposisi kation-anion contoh tersebut. Salah satu cara tersebut diadopsi dalam makalah ini, bagian berbentukempat persegi panjang dari diagramtrilinier Piperdibagi menjadi empatdaerah yang mewakili: daerah bikarbonat-karbonat dan Sodium-Potassum;daerah bikarbonat-karbonat dan calsium-magnesium(daerah ini biasa juga dikenal sebagai daerahfreshwater); daerah sulfat-klor dan calsium-magnesium; dan daerah sulfat-klor dan sodium-potassum (daerahini adalahdaerahair taut) [5J. BASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis kelimpahan relatif oksigen-18 (Bo-1s) dan deuterium(~) ditabuiasikanpactaTabel 2 sedangkandiagram Trilinier Piper dari harga rata-rata analisis kation dan anion sampelair pactawaduk ini dapatdilihat dalamGambar2. Dari diagram trilinier ini dapatdilihat bahwakandunganhidro-kimia dari sampel air yang dikumpulkandari sekitarbendunganmenyebar pactadaerahyang cukup luas. Hal ini menunjukkan
Gambar2. Diagram Triliner Piper sampelair padabendunganJatiluhur
27
°D;: 10.'
Risalah Pertemuan
IImiah Penelitian
dan Pengembangan
Aplikasi
Isotop dan RadiaSl; ZOO t
bahwa sumber air tersebuttelah berinteraksidengan formasi batuan atau tanah yang berbedadenganlama interaksi yang mungkin juga berbeda.Disarnping itu, sebaranyang cukup luas dari kation dan anion seperti terlibat dalarn Gambar 2 dapat juga terjadi karena percobaanyangdilakukan sebelumnyayang melibatkan beberapasumur pantaumembuatpola kation dan anion sumur keluaran atau sumur pantau berbedadari pola kation dan anion air tanahdan air waduk. Hal ini juga diperkuatdaIi basil observasipenulis yang menemukan bahwa confabair yang diarnbildari OW-O7mempunyai WarDa hijau pekat. yang merupakan sisa dari zat fluoresence pada percobaan beberapa tahun sebelumnya.Dari basil analisis dan interpretasidata hidro-kimia bendungan Jatiluhur, untuk sementara dapatdisimpulkan bahwa pergerakanair tanahditubuh bendunganberjalan sangatlarnbat. Salah satu indikator penting lainnya yang dapat digunakan untuk menjejak asal-usul air adalah kandunganhidro-kimia yang sangatkonservatif yaitu ion CI-. Dari basil analisiskandunganCI- dari seluruh confab air yang dikurnpuIkan seperti dapat dilibat dalam Gambar 3 maka sumber air keluaran dengan kode sampelJT-01 air di RD dalam terowonganPLTA dan JT-02 mempunyai indikasi kuat berasal dari air reservoir bendungan. Hal ini dapat dilihat dari kandunganCl- dari kedua sumberair yang harnpirsarna yaitu kira-kira 8 ppm. Namun basil ini hanya bersifat indikator awal yang hams dibuktikan denganindikator lainnya sepertiakan dibahasdalarn analisis komposisi isotop stabil dibawah ini. KesarnaankandunganCI- ini bolah saja bersifat kebetulan yang diakibatkanproses percarnpurandan penguapanyang terjadi.
Grafik Konsentrasi
Untuk membantu pembahasan kelimpahan relatif isotop alam dari contoh air yang dikumpulkan, makanotasidanrumusberikut ini diberikari. 1. Kelimpahan relatif deuteriwn ditulis dengan 8v denganrwnus [3, 4] : ~conlDh)
~. tan dar)
6D=[
2. Kelimpahan relatif oksigen-18 ditulis dengan mmus [3, 4] :
=
(
Ro
00-18
-J8(contoh)
-1
)
x
1000
%0
RO-J8(slandar)
Dimana : t5o = Kelimpahan deuterium <>'0-18 = Kelimpahan oksigen-18
00-18
=
nH 2180
nHD160 nH ]160
Para ahli telah membuktikan bahwa hubungan antarakelimpahandeuterium(~) dan oksigen-18(80-18) suatu contoh air mengikuti hubungan linier dengan persamaan[3, 4] : ~ = 8 Do-18 +d
Ion CI dalam Contoh
Air
00000000000000
16.'14.
E:: 12.'10. U .'U)
.s c
8.
Q) U)
~
UJ00gg00
~j)
I.).
4. 2.
A..
O.
~ ~ .., ~ -,
f')
0
t::;
it)
9 ~ -. I-,
!Qt'-como.!:;. .,.0 ..:. .'!
.-,-,
..:. 0
..:.
..:.
-,-,-,
Kode Contoh Air
Gambar3. Konsentrasiion CI- padacontohair yangdiselidiki
28
J
nH 2160
18.
E D-
dan 80-18
~ ~ -,
M
~ -,
.., ~ -.
U1
CD
~
~
~
'"")
RisalahPeltemuanIlmiahPeneliliandanPengembangan Aplikasilsalopdan Radias~ 200 1
dimana d tergantungdari faktor geografissuatudaerah. Sedangkan untuk suatu contoh air yang telah mengalami penguapansepertihalnya air waduk harga slopemempunyaiharga < 8. Sebagaicontohuntuk air hujan yang diperolehdari 91 stasiunbumi seluruhdunia diperolehhubunganberikut [4] :
Persamaandi alas selanjutnyadisebut dengan Global Meteoric Water Line (MWL). Untuk Indonesia para peneliti BAT AN melalui beberapa stasiun penadah hujan di beberapa tempat di Indonesia diperoleh hubungan~ vs 80-18 sebagaiberikut [2] : ~ = 8 00-18 + 14
«5D= 8 80.18+ 10
Gambar4. Garis meteroriklokal, penguapan(waduk)daDpercampuran
Gambar 5. Grafik hubungan antara ~ vs 60-18 contoh r air bendungan Jatiluhur
RisalahPeltemuan//miahPenelitiandan Pengembangan Aplikasilsotopdan RadiaSl; 200 1
Di atas telah disinggung bahwa air yang mengaiami penguapansepertihalnya air waduk akan mempunyai slope lebih kecil dari 8. Untuk lebih jelasnya slope garis penguapan ini tergantung dari beberapaparameterdiantaranya;suhu,kelembapan,dan kecepatanangin. Sidaumk, P. [6] mendapatkangaris penguapanuntuk suhu rata-rata30°C dan kelembapan relatif 57 % sebagaiberikut : ~ = 4.54 t5Q-18 -10.17. Sedangkanuntuk suatu sumberair yang berasaldari percampuranantaraair hujan (garis meteorik) dengan air waduk (garis penguapan)maka ~ dan t5Q-18 akan berada diantara garis meteoric dan garis penguapan tersebut (untuk lebih jelasnya lillat Gambar 4); Fenomenaini dipergunakanmenentukanasal-usulsuatu air keluaranpadawaduk. Tabel2. Hasil analisiscontoh~~~~an No.
Kode
Contoh JT-Ol
2
ff:o2
3
Jf-O3
4
JT-04
5
Jf-O5
JT-O5
7
JT-O6
8
JT-06
9
If -07
10
JT-O7
II
JT-O8
12
JT-O9
13
IT-IO IT-II
Tgl" sampling
Jatiluhur
I
Hasilanalisis
Hasil analisiskimia
I
(1999)-~:!=-
Gambarmemperlihatkanbahwa air bocoran pactaRD da1amterowongan (JT-Ol) adalah merupakanbocoran yang berasaldari air waduk. Hal ini juga telah dibahas di atasyaitukesamaankandunganCI- antarasumberini denganair waduk adalahjuga suatuindikasi bahwa air sampel JT-01 berasal langsung dari air waduk. Kandunganhidro-kimia yang tidak sarnaantarakedua sumberbolehsaja diakibatkanoleh pertukaranion yang terjadi denganformasi tanahliat yang dilewati oleh air tersebut.Melihat debit bocoran ini relatif sangat kecil (Q -0,2 It/miD) maka sesungguhnyatidak terdapat masalah rembesan/bocoranyang cukup berarti pacta waduk Jatiluhur ini. Dua buah air keluaran yang mempunyaidebit yang relatif besar yaitu JT-02 (air diacceunsureQ -150 l/menit) dan JT-03 (air di
CI-
(ppm) Na K Ca 60.07 5.03 18.23 36.45 4.39 20.52
Isotop alam
~
Fe
(%0) D 0 -43.10 -7.01
~
15-04 183.61 7.47 3.34 0.18 9.71 29-04 150.06 8.51 2.45 0 9.81 -41.2 -6.68 17-05 111.33 8.32 11.02 -44.7 -6.43 15-04 85.40 8.35 13.32 2.94 18.23 5.68 0.09 9.71 -33.9 -6.49 29-04 87.84 8.37 11.51 2.7 16.78 4.44 0.05 8.33 -40.5 -6.64 17-05 87.84 8.37 11.43 -40.8 -6.77 15-04 110.72 1.76 49.71 2.42 81.60 25.92 0.14 298.31 -41.3 -7.22 29-04 119.87 2.66 44.54 4.36 78.36 24.82 0.015 282.76 -39.2 -6.53 17-05 115.90 3.19 305.18 -41.0 -7.52 15-04 72.59 0 41.43 7.69 76.39 86.40 0.14 461.82 -12.8 -3.26 29-04 276.94 1.06 34.45 7.20ill 72.35 91.14 0.03 429.63 -33.2 -5.85 17-05 -41.0 -6.70 15-04 75.25 15.02 1736 5.37 0.05 U36 -38.0 -6.30 29-04 76.25 8.51. 10.45 3.14 7.01 15.03 0.02 11.03 -37.0 -5.56 17-05 -6.85 15-04 75.03 7.58 2.84 17.88 4.63 0.012 9.86 -40.4 -7.22 29-04 -41.9 -6.52 17-05 i -45.9 -7.15 15-04 14.19 2.94 17.36 5.33 0.07 -6.11 29-04 -40.3 -5.66 17-05 -39.7 -6.38 Ijil4U 15-04 73jI 7.98 9.98 3.22 5.40 5.33 0.012 -49.3 -6.34 29-04 75.34 8.37 16.8 3.10 19.79 4.79 0.009 10.69 -43.5 -6.45 17-05 I -33.3 4I5 -6.05 15.04 80.12 9.41 9.39 3.14 7.01 15.03 0.03 10.69 -29.7 -5.24 29.04 75.34 8.37 14.45 2.00 19.79 4.79 0.026 11.14 17.05 15-04 74.73 7.98 17.00 2.88 17.78 4.90 0.038 13.47 43:-8 -6.35 29-04 -44.3 -6.73 15-04 146.7 3.70 41.27 12.75 46.64 78.68 0.008 100.2 ~ -7.22 29-04 147.3 3.68 40.39 13.06 44.79 15.82 0.162 99.66 -45.4 -6.94 29-04 260.17 3.68 47.91 4.51 100.7 57.73 0.013 296.55 ~ -6.77 17-05 318.73 2.81 51.40 3.24 137.5 55.94 0.069 335.05 -39.01-:j8T-6.29 29-04 , 186.66 I 9.58 I 12.57 I 2.28 '50.37 I 59.18 I 0.01 22.2 -6.43 29-04 -51.8 -8.19 17.05 743.3 18.76 46.76 56.40 82.29 41.13 0.169 34.9 -41.2 -8.65! -6.95 17-05 I 869.25 I 4.50 I 59.65 I 13.90 I 229.2 I 77.09 I 0.240 I 305.18 I -37.4 17.05 445.3 I 2.61 I 183.6 13.10 1~f2-1 12.76 I 0.066 f 96.44 1-:'f§:8 r-:-;;:wI I 187.58 I 3.29 I 27.02 I 2.56 m¥r-2T:2IITo661 132.55 1-=3il -6.41 II
m
~
~
1
1
1
I
I
14
16
II-I2 II-I3
17
Jr-I4
18 19
II-I5 JT-I6
20
CH-II
15
~
17.05
~
Mei
6 _1~~§,-~51
-44.2
-7.03
I
-7.03
I
-6.31 -6.13
!
-:f66"-1
-46.6 Juni
30
14.06 J_22:~_)_J_Q)8 I 53.13 ",_24.55 I 0.353 I 28.54 I -44.2
17-05 \ 137.25 I 6.43 , 16.02 I 1.11 I 59.38 116.92 I 0.166 I JOO.5
-34.4 -32.4
Risalah Pettemuan
Buchon Q -300 l/mnt) tidak mempunyai indikasi berasal dari air waduk. Air pada JT-02 dan JT-O3 kemungkinan mernpakan mala air yang berasaldari reservoir terkekang (countiner aquifer) dibawah tubuh waduk ataumala air dari air tanahsetempat.
KESIMPULAN
Ilmiah Penelilian
don Pengembangan
AplikaSl" Isolop don RadiaSl; 2(X) 1
DAFTARPUSTAKA 1. TODD,DK., Groundwater Hydrology. John and Sons,New York (1980). 2. BAFI-BATAN, Studi rembesan waduk BeningNganjuk, Jawa Timur. Final Report, Jakarta (1984).
3. Karateristik komposisi isotop alam khususnya 180 dan 2H maupun hidro-kimia dari berbagaisumber air keluaran disekitar bendunganyang relatif berbeda denganair waduk, menunjukantidak adanyahubungan 4. langsungantaraair keluarantersebutdenganair waduk. Hal ini juga berarti bahwapada umumnyaair keluaran tersebut bukan merupakan bocoranlrembesanyang 5. berasaldari waduk. Walaupunair keluaranJr-Ol (air dari RD dalam terowongan)mempunyaiindikasi kuat berasal dari air waduk namun air keluaran ini untuk sementaratidak menjadi ancamanbagi keselamatan 6. bendungankarenadebit airnya yangrelatif sangatkecil.
DROST, W., MOSER, H., Leakagefrom lakes and reservoirs, Guide Book on Nuclear Tech. in Hydrology: Technical Report Series.2]., IAEA, Vienna(1983). HOEFS J., Stable isotop geochemistry Spring verlag, Berlin -Heidelberg-NewYork (1990). STIFF, H.A., JR., The Interpretationsof Chemical Water Analyses by Means of Patterns. J. of Petroleum Technology, Atlantic refining Co.DallasTexas(1951). SffiAURUK, P., Pengaruh proses fenguapan terhadapperbandinganD/H dan 180/60 dalam air :Skripsi sarjana, Fakultas MIPA-UNAS, Jakarta(1987)
DISKUSI WISNU HENDROMARTONO
PASTONSIDAURUK
Apakah juga dilakukan pembenaranadanya kebocoran pada JT 1 dengan lapisan batuan pada konstruksi bendlUlgan (gambar lapangan konstruksi dapat dilihat pada ruang pamer di Jatiluhur) sehingga dengandianalisis lapisan tersebutdenganteori strength and vibration atauyang lain geofisikadan denganpasti Anda dapat menentukan bahwa titik yang bocor tersebut memplUlyai hublUlgan dengan air danau Jatiluhur.
Kita tidak melakukanuji geofisika atau analisis strengthdan vibrasi. Penentuanhubungan antara air keluaran dengan air waduk hanya dilakukan dengan isotopalmndanhidro kimia.
31