PENGARUH SIMPANAN DANA PIHAK KETIGA, KREDIT YANG DISALURKAN DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP LABA OPERASI (Studi Kasus Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) ABSTRAK Oleh : REZA TIARA ARIFIN NPM. 083403032 Di Bawah Bimbingan : TEDI RUSTENDI, SE.,M.Si RITA TRI YUSNITA, SE., MM Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Simpanan dana pihak ketiga, kredit yang disalurkan, Kredit Bermasalah, dan laba operasi bank pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya, (2) Hubungan dana pihak ketiga, jumlah kredit yang disalurkan, dan kredit Bermasalah, secara bersama-sama terhadap laba operasi PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya (3) Pengaruh dana pihak ketiga, jumlah kredit yang disalurkan, dan kredit bermasalah, secara parsial terhadap laba operasi PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t dan secara simultan dengan menngunakan uji F. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Secara simultan dana pihak ketiga, kredit yang disalurkan dan kredit bermasalah berpengaruh signifikan terhadap laba operasi. (2) Secara parsial dana pihak ketiga dan kredit bermasalah tidak berpengaruh signifikan terhadap laba operasi, sedangkan kredit yang disalurkan berpengaruh signifikan terhadap laba operasi. Kata Kunci : Dana Pihak Ketiga, Kredit Yang Disalurkan, Kredit bermasalah, Laba operasi
THE INFLUENCE OF THIRD PARTY DEPOSITS, UNEXPEDITE AND CREDIT DISTRIBUTION ON OPERATING PROFIT (A Case Study at PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya) ABSTRACT Compiled by: REZA TIARA ARIFIN NPM. 083403032 Guided by : TEDI RUSTENDI, SE.,M.Si RITA TRI YUSNITA, SE., MM This study aimed to determine: (1)Third Party Deposits, Unexpedite and Credit distribution on operating profit at PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya, (2) Relationship of third party deposits, unexpedite and credit distribution on the same time on operating profit at PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya, (3) The influence of third party deposits, parcial unexpedite and credit distribution on operating profit at PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya. the method of research used descriptive method of analysis with a study case approach. the data analysis technique used is the analysis of the path (path analysis). Partial hypothesis testing using t-test and test simultaneously with F tets. based on the results of the study showed that (1) Third party deposits, unexpedite and credit distribution simultaneously significant influence to operating profit, (2) Third party deposits, unexpedite credit parcialy not influence to operating profit, but credit distribution a significant influence to operating profit. Keyword: Credit distribution, Operating profit, Third party deposits, and Unexpedite credit
PENDAHULUAN Krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang dampaknya masih dirasakan sampai sekarang ini salah satu penyebabnya yaitu didahului dengan terjadinya krisis moneter, krisis perbankan bahkan sampai dengan krisis kepercayaan disegala bidang kehidupan. Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional lebih merosot setelah pemerintah memcabut izin atau melikuidasi 16 bank pada tanggal 1 November 1997. Alasan utamanya yaitu bisnis perbankannya telah melanggar rambu-rambu perbankan yang telah ditetapkan oleh otorita moneter. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang dalam aktivitasnya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, deposito, dan lain-lain yang selanjutnya menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Menurut UU No. 14 Tahun 1967 tentang pokokpokok perbankan, Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Fungsi pokok perbankan adalah menarik atau menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya sebagai kredit kepada masyarakat. Karena itu, perbankan menempati posisi yang stategis dalam pembangunan dan perekonomian negara serta dalam pembangunan pendapatan di dalam masyarakat. Dalam kebijakan memberikan kredit perbankan memegang peranan penting karena turut serta menentukan pendapatan masyarakat dan corak masyarakat dimasa yang akan datang. Pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan di bidang ekonomi, salah satunya dengan cara mendirikan bank-bank pemerintah daerah untuk membantu masyarakat. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disebut PT. BPR, menurut Undang-undang pokok perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 1 adalah :
“Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.” Suber dana PT. BPR dapat bersumber dari modal sendiri yaitu modal yang berasa pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah disegala bidang, serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. PT. BPR merupakan salah satu kelengkapan alat ekonomi daerah dibidang keuangan/perbankan dan merupakan badan usaha milik daerah yang menjalankan usahanya sebagai Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan perundang-undangan. Selain itu sumber dana PT. BPR berasal dari jumlah simpanan yang dihimpun masyarakat dalam bentuk simpanan dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga yang ditawarkan PT. BPR adalah dalam bentuk tabungan, serta deposito berjangka. Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun pihak bank, akan menambah modal bagi perbankan, sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kredit masyarakat. Dari kegiatan pemberian kredit, pihak bank akan menerima imbalan yang berupa bunga pinjaman. Semakin besar pendapatan bunga pinjaman yang diterima, akan semakin besar pula laba yang diperoleh. Dalam menjalankan kedua fungsi pokok perbankan, PT. Bank Perkreditan Rakyat berusaha mendapatkan keuntungan yang optimal. Dengan adanya keuntungan (laba) dapat digunakan untuk menambah modal bank, yang selanjujtnya dapat meningkatkan fungsinya, khususnya kegiatan penyaluran kredit kepada masyarakat. Pemberian kredit oleh pihak bank menunjukkan betapa pentingnya peranan bank dalam pembangunan. Bidang perbankan merupakan salah satu faktor yang mendapatkan perhatian pemerintah
karena bank merupakan salah satu sumber permodalan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya. Bank sebagai salah satu rekan kerja pemerintah dituntut peran sertanya untuk menyukseskan pembangunan, dalam arti ikut serta membiayai proyek-proyek pembangunan melalui jasa kredit yang diberikannya. Jumlah kredit yang disalurkan akan memberikan pengaruh terhadap keluar masuknya dana di PT. BPR. Semakin besar jumlah dana yang disalurkan maka pihak bank akan memperoleh pendapatan bunga kredit yang semakin tinggi, yang nantinya laba yang diperoleh semakin meningkat.(Kasmir,2004:37) Pemberian kredit disamping memberikan keuntungan juga mengandung resiko-resiko yang akan timbul terutama dalam kaitannya dengan kredit macet. Adanya kredit macet memberikan pengaruh tehadap laba yang diperoleh dan tingkat kesehatan bank. Perolehan laba PT. BPR sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut adalah jumlah simpanan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh pihak bank, jumlah nasabah pengguna bank, jumlah kredit yang disalurkan kepada masyarakat, adanya kredit macet, dan keahlian karyawan bank dalam menjalankan usaha perbankan. Diantara faktor-faktor tersebut, variabel jumlah simpanan, jumlah kredit yang disalurkan dan kredit macet merupakan variabel yang mempunyai peranan terhadap laba PT. BPR.
TINJAUAN PUSTAKA Simpanan dana Pihak Ketiga Menurut Khasmir (2011:70) Simpanan Dana pihak ketiga yaitu dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berbentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau yang dapat dipersamakan dengan itu.
Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun pihak bank akan menambah modal bagi perbankan dengan adanya laba yang diperoleh dari bunga simpanan, sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kredit masyarakat. Selain itu juga akan menimbulkan biaya dana yang akan mengakibatkan beban operasional bank dan akan berpengaruh negatif terhadap laba bank. Dari kegiatan pemberian kredit, pihak bank akan menerima imbalan yang berupa bunga pinjaman. Pemberian kredit disamping memberikan keuntungan juga mengandung resiko-resiko yang akan timbul terutama dalam kaitannya dengan kredit macet. Sehingga akan memberikan pengaruh tehadap laba yang diperoleh bank. Jumlah kredit yang disalurkan akan memberikan pengaruh terhadap keluar masuknya dana di PT. BPR. Semakin besar jumlah dana yang disalurkan maka pihak bank akan memperoleh pendapatan bunga kredit yang semakin tinggi, yang nantinya laba yang diperoleh semakin meningkat.(Kasmir,2004:37) Pemberian kredit disamping memberikan keuntungan juga mengandung resiko-resiko yang akan timbul terutama dalam kaitannya dengan kredit macet. Adanya kredit macet memberikan pengaruh tehadap laba yang diperoleh dan tingkat kesehatan bank. Perolehan laba PT. BPR sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktorfaktor tersebut adalah jumlah simpanan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh pihak bank, jumlah nasabah pengguna bank, jumlah kredit yang disalurkan kepada masyarakat, adanya kredit macet, dan keahlian karyawan bank dalam menjalankan usaha perbankan. Diantara faktor-faktor tersebut, variabel jumlah simpanan, jumlah kredit yang disalurkan dan kredit macet merupakan variabel yang mempunyai peranan terhadap laba PT. BPR.
Kredit Istilah kredit, berasal dari perkataan latin credere, yang berarti I Believe, I Trust, si pemberi percaya atau saya menaruh kepercayaan kepada si penerima. (Kasmir 2011:101). Kata credere berasal dari kombinasi perkataan sansekerta cred yang berarti kepercayaan (trust) dan perkataan latin do, yang berarti saya menaruh. Sesudah kombinasi tersebut menjadi bahasa latin, kata kerjanya dan kata bendanya masing-masing menjadi credere dan creditum (Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, 2007: 3). Dewasa ini kehidupan ekonomi modern adalah prestasi uang, maka transaksi kredit menyangkut uang sebagai kredit yang menjadi pembahasan. Kredit berfungsi kooperatif antara pemberi kredit dan penerima kredit, atau antara kreditur dan debitur. Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas kemampuan komponen kepercayaan, resiko, dan pertukaran ekonomi dimasa mendatang. Pengertian kredit menurut Pasal 1 ayat 12 Undang-undang tentang perbankan adalah sebagai berikut : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga”. Pengertian kredit diatas pada Undang-undang No.10 tahun 1998, sebagaimana tertuang dalam pasal 1 ayat 11 mengalami sedikit perubahan selengkapnya adalah sebagai berikut : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan dengan jumlah bunga”.
Kredit yang diberikan dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. ( Taswan, 2005:195). Dari pengertian tersebut terlihat adanya satu perbedaan mengenai kontraprestasi yang akan diterima, semula kontra prestasi dari kredit tersebut dapat berupa bunga, imbalan, atau hasil keuntungan, sedangkan pada ketentuan yang baru kontraprestasi hanya berupa imbalan hasil keuntungan merupakan kontraprestasi yang khusus terdapat dalam pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sangat berbeda sekali perhitungannya dengan kontraprestasi berupa bunga. Menurut Stice, Stice, Skousen (2009:240) laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya. Selanjutnya menurut Suwardjono (2008 : 464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa). Laba merupakan selisih lebih antara pendapatan dan beban. Besarnya laba tergantung pada besar pendapatan yang diperoleh dari penjualan dibandingkan dengan jumlah beban yang terjadi dalam membuat produk yang akan dijual. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh manajemen dalam mencapai tingkat laba yang diinginkan dengan mengetahui berapa besar laba operasi yang diperoleh oleh suatu perusahaan.
METODE PENELITIAN
Terpercaya (TAMMAT) dan Tabungan Ceria.
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian yaitu PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri yang berlokasi di Jl. RTA. Prawira Adinigrat No. 190 Manonjaya Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Sugiyono, 2009: 54). Pendekatan studi kasus yaitu penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti (Mohammad Nazir, 2005: 57).
Kredit yang Disalurkan pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kredit bermasalah merupakan suatu keadaan dimana nasabah tidak mampu membayar lunas kredit bank tepat pada waktunya. BI menetapkan sebuah pinjaman dapat digolongkan macet, apabila debitur sudah tidak lagi membayar bunga dan atau angsurannya lebih daripada 6 bulan, begitupun pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya, tetapi pada nasabah atau debitur tertentu perusahaan menetapkan pada jangka waktu tunggakan lebih daripada 3 bulan sudah dianggap macet. Kredit bermasalah merupakan masalah krusial yang sulit di hindari oleh perusahaan, walaupun sudah melakukan upaya-upaya untuk menghindari. Keberadaan kredit yang macet akan mempengaruhi aktivitas operasi perusahaan, karena sebagian sumber dana perusahaan dimungkinkan akan hilang atau mengurangi optimalisasi pengelolaan sumber dana dan hal itu akan
Dana Pihak Ketiga Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Dana pihak ketiga adalah danadana masyarakat yang disimpan pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya yaitu bersumber dari tabungan dengan deposito. Dana pihak ketiga merupakan salah satu modal bagi bank perkreditan dalam mendorong aktivitas kegiatan usaha, sehingga PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya selalu memberikan perhatian dalam upaya penghimpunan dana dari pihak ketiga dengan menawarkan berbagai produk ke pada masyarakat diantaranya : Tabunganku, Tabungan Mitra Mandiri, Tabungan Mitra Sekolah/Instansi, Tabungan Arisan Mitra Mandiri
Penyaluran kredit merupakan salah satu kegiatan pokok pada bank perkreditan dan merupakan kegiatan yang memberikan keuntungan paling besar bagi pendapatan perusahaan. PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya dalam menyalurkan kreditnya mengelompokkan kedalam tiga penyaluran kredit yaitu Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI) dan Kredit Konsumtif (KK). Pada periode tahun 2005 sampai 2011 kredit yang telah disalurkan oleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya sebesar Rp. 149.382.366.166, yang sebagian besarnya di salurkan kepada kredit konsumtif. Kredit Bermasalah pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya
mengurangi perusahaan.
tingkat
pendapatan
Laba Operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Laba operasi sering digunakan sebagi tolak ukur dalam menentukan kesuksesan operasi suatu perusahaan, selain itu dengan laba operasi perusahaan memiliki kesempatan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, bahkan memilik peluang untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya. Laba operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya diperoleh dari selisih antara pendapatan langsung dari kegiatan perusahaan di kurang dengan biaya kegiatan operasi. Pada periode tahun 2005 sampai 2011 laba operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 9.006.960.000 atau pertahunnya Rp. 1.286.708.571, dimana laba operasi terbesar yang diperoleh perusahaan adalah sebesar Rp. 2.357.455.000 yang bersumber dari pendapatan sebesar Rp 6.635.668.000 dengan biaya operasi sebesar Rp. 4.278.213.000. Sedangkan laba operasi terkecil terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 495.456.000 dengan total pendapatan sebesar Rp. 2.452.903.000 dan biaya operasi yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.957.447.000. Dana pihak ketiga yang terhimpun oleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya periode tahun 2005 sampai 2006 melalui tabungan dan deposito yang terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu Rp. 19.594.091.000, sedangkan yang terkecil pada tahun 2008 yaitu Rp. 12.456.895.000. Dimana pada setiap tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan, peningkatan tertinggi mencapai 16,21% yaitu pada tahun 2011 yang mengalami peningkatan sebesar Rp.
3.177.131.000 dibanding tahun 2010, peningkatan terkecil tahun 2007 yaitu Rp. 157.438.000 (1,22%) dibanding tahun 2006. Sedangkan penurunan terjadi hanya 2 periode yaitu tahun 2006 yang merupakan penurunan terbesar mencapai Rp. 1.052.392.000 (8,25%) disbanding tahun 2005, dan penurunan terkecil tahun 2008 yaitu Rp. 463.605.000 (3,72%) disbanding tahun 2007. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan naik turunnya dana pihak ketiga yang terhimpun oleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya diantaranya suku bunga dan penambahan jumlah nasabah. Pada periode tahun 2005 sampai 2011 laba operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 9.006.960.000 atau pertahunnya Rp. 1.286.708.571, dimana laba operasi terbesar adalah Rp. 2.357.455.000 yaitu pada tahun 2011 dan laba operasi terkecil tahun 2006 yaitu Rp. 495.456.000. Pada setiap tahunnya laba operasi yang diperoleh perusahaan pada umumnya mengalami peningkatan, dimana dalam kurun waktu 7 tahun perusahaan mengalami penurunan laba operasi hanya satu kali yaitu pada tahun 2006 yang mengalami penurunan sebesar Rp. 42.994.000 atau menurun 8,68% dibanding tahun 2005 yang memperoleh laba operasi sebesar Rp. 538.450.000, sedangkan mulai tahun 2007 sampai 2011 laba operasi yang diperoleh perusahaan mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2011 merupakan peningkatan tertinggi yaitu mencapai Rp. 659.185.000, sedangkan peningkatan terkecil pada tahun 2009 yaitu Rp. 56.335.000. hal itu lebih disebabkan terjadinya peningkatan penyalurkan kredit yang didukung dengan kinerja perusahaan terutama pada bagian sales analis kredit. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara dana pihak ketiga, jumlah kredit yang disalurkan dan kredit macet terhadap laba operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya dilakukan dengan menggunakan analisis
jalur (path analysis). Berdasarkan uji regresi berganda yang proses perhitungnya menggunakan program SPSS versi 16, dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel, Dari hasil perhitungan melalui SPSS (lampiran 1), diperoleh nilai Fhitung sebesar 11,444 dengan nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,021 yang lebih kecil dari 0,05 maka tolak Ho. Artinya dana pihak ketiga, kredit yang disalurkan dan kredit bermasalah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasi. Pada bank perkreditan sumber pendapat paling besar berasal dari penyaluran kredit, sedangkan salah satu modal dalam penyaluran kredit bersumber dari dana pihak ketiga, sehingga jika kedua faktor tersebut dapat optimal dan diiringi dengan rendahnya angka kredit macet maka dimungkinkan laba operasional yang diperoleh perusahaan akan lebih optimal. Dengan demikian semakin baik dana pihak ketiga, kredit yang disalurkan dan kredit macet maka akan meningkatkan perolehan laba operasional perusahaan. Untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga secara parsial terhadap laba operasi dapat dilihat dari hasil analisis jalur/path analysis (Tabel 4.5). Berdasarkan hasil analisis jalur dengan koefisien beta (ß) sebesar 0,014 dapat diketahui pengaruh dana pihak ketiga terhadap laba operasional adalah sebesar 0,0002 atau 0,02%, yang berarti bahwa dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh terhadap laba operasi sebesar 0,02%, dan hal itu menunjukkan dana pihak ketiga yang terhimpun oleh perusahaan memberikan kontribusi sebesar 0,02% terhadap laba operasional pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya. Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel atau probabilitas (Sig.) < 0,05, maka untuk menguji tingkat signifikansi antara dana pihak ketiga terhadap laba operasi dapat dilihat dari nilai thitung . Dari hasil perhitungan uji t (lampiran 1)
diperoleh nilai thitung sebesar 0,036 dengan probabilitas (sig.) sebesar 0,974 yang lebih besar dari 0,05, maka terima Ho, artinya dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap laba operasi. Hal itu menunjukkan bahwa besar kecilnya dana pihak ketiga yang terhimpun oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap laba operasi tetapi tidak signifikan atau peningkatan dana pihak ketiga tidak akan meningkatkan secara tajam terhadap laba operasi. Untuk mengetahui pengaruh jumlah kredit yang disalurkan secara parsial terhadap laba operasi dapat dilihat dari hasil analisis jalur/path analysis (Tabel 4.5). Berdasarkan hasil analisis jalur dengan koefisien beta (ß) sebesar 0,976 dapat diketahui pengaruh dana kredit yang disalurkan terhadap laba operasional adalah sebesar 0,9525 atau 95,25%, yang berarti bahwa kredit yang disalurkan secara parsial berpengaruh terhadap laba operasi sebesar 95,25%, dan hal itu menunjukkan penyaluran kredit yang dilakukan oleh perusahaan memberikan kontribusi sebesar 95,25% terhadap perolehan laba operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya. Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel atau probabilitas (Sig.) < 0,05, maka untuk menguji tingkat signifikansi antara kredit yang disalurkan terhadap laba operasi dapat dilihat dari nilai thitung . Dari hasil perhitungan uji t (lampiran 1) diperoleh nilai thitung sebesar 3,412 dengan probabilitas (sig.) sebesar 0,0,42 yang lebih kecil dari 0,05, maka tolak Ho, artinya kredit yang disalurkan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap laba operasi. Hal itu memberikan indikasi bahwa semakin baik kredit yang disalurkan maka akan semakin baik pula laba operasi yang diperoleh perusahaan. Hal itu terungkap dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2006 dalam Dahlan Slamat (2005:230) yang menyatakan bahwa kredit merupakan sumber pendapatan dan keuntungan bank
yang terbesar. Disamping itu kredit juga merupakan jenis kegiatan penanaman dana yang sering menjadi penyebab utama bank menghadapi masalah besar. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa usaha bank sangat dipengaruhi oleh keberhasilan mereka dalam mengelola kredit. Usaha bank yang berhasil mengelola kreditnya akan berkembang, sedangkan usaha bank yang selalu dirong-rong kredit bermasalah akan mundur. Untuk mengetahui pengaruh jumlah kredit bermasalah secara parsial terhadap laba operasi dapat dilihat dari hasil analisis jalur/path analysis (Tabel 4.5), dengan koefisien beta (ß) sebesar 0,036 dapat diketahui pengaruh kredit bermasalah terhadap laba operasi adalah sebesar 0,0013 atau 0,13%, yang berarti bahwa kredit bermasalah secara parsial berpengaruh terhadap laba operasi sebesar 0,13%, dan hal itu menunjukkan kredit bermasalah yang terjadi pada perusahaan memberikan kontribusi sebesar 0,013% terhadap perolehan laba operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya. Dengan kriteria penolakan Ho jika thitung > ttabel atau probabilitas (Sig.) < 0,05, maka untuk menguji tingkat signifikansi antara kredit macet terhadap laba operasi dapat dilihat dari nilai thitung . Dari hasil perhitungan uji t (lampiran 1) diperoleh nilai thitung sebesar -0,156 dengan probabilitas (sig.) sebesar 0,886 yang lebih besar dari 0,05, maka terima Ho, artinya kredit bermasalah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap laba operasi. Kredit macet menjadi suatu hal yang wajib di hindari oleh pihak bank, keberadaan kredit bermasalah akan menjadi sumber masalah yang sangat besar bagi kelangsungan usaha bank, dimana semakin besarnya kredit bermasalah maka akan semakin besar pula modal perusahaan dimungkinkan hilang atau sudah barang tentu akan mempengaruhi kinerja perusahaan dalam tingkat penyaluran kredit yang pada akhirnya tidak
optimalnya pendapatan perusahaan, bahkan dimungkinkan mengalami kerugian yang akan berdampak terhadap kebangkrutan, hal itu tersirat dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2006 dalam Dahlan Slamat (2005:230) mengungkapkan kredit merupakan jenis kegiatan penanaman dana yang sering menjadi penyebab utama bank menghadapi masalah besar, usaha bank yang berhasil mengelola kreditnya akan berkembang, sedangkan usaha bank yang selalu dirongrong kredit bermasalah akan mengalami kemundur. Olah karena itu untuk menanggulangi kredit macet maka setiap bank diharuskan melakukan penilaian terhadap debitur. Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam penilaian debitur seperti yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/2/PBI/2006 Pasal 10 dan 11, yang mengungkapkan bahwa penilaian dan penetapan kualitas kredit dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap faktor penilaian :yaitu prospek usaha, kinerja debitur, dan kemampuan membayar dengan mempertimbangkan komponen-komponen tertentu.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh dana pihak ketiga, kredit yang disalurkan dan kredit macet berpengaruh signifikan terhadap laba operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya dapat disimpulkan sbagai berikut : 1. Secara simultan dana pihak ketiga, kredit yang disalurkan dan kredit bermasalah berpengaruh signifikan terhadap laba operasi 2. Secara parsial dana pihak ketiga dan kredit bermasalah tidak berpengaruh signifikan terhadap laba operasi, sedangkan kredit yang disalurkan berpengaruh signifikan terhadap laba operasi.
DAFTAR PUSTAKA
_______ Manajemen Perbankan. Edisi Pertama Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Agus. 2006. Analisa Pengaruh Modal Kerja Terhadap Perubahan Laba. downloading 5 Mei 2007 http://www.gunadarma.ac.id
Ketut Silvanita. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Erlangga.
Brigham, Eugene F dan Michael C Ehrarhd. 2004. Financial Management (Theory and Practice). Tenth edition. Thomson Learning Inc.
Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Dahlan
Dahlan
Siamat. 2008. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi ke-4. Jakarta : Penerbit FE UI. Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Erry Purwanto, 28 Unit PD BPR Tak Hasilkan Laba. Harian Seputar Indonesia. Edisi Rabu tanggal 14 Maret 2007.downloading 20 Juli 2007 http://www.seputar_indonesia.c om Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Iman Solihin.2004. Pengaruh Simpanan Dana Pihak Ketiga Terhadap Laba Operasional Bank. Universitas Siliwangi. Jumingan. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Kasmir. 2011. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Malayu S.P.Hasibuan. 2005. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara. Martono.
2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Cetakan Pertama. Yogyakarta: Ekonisia.
Masyhud Ali. 2004. Assets Liability Management : Menyiasati Risiko Pasar Operasional Dalam Perbankan, Jakarta. PT. Elex Media Komputindo Mohammad Nazir. Penelitian. Indonesia.
2006. Jakarta:
Metode Ghalia
Muchdarsyar Sinungan. 2000. Manajemen Dana Bank. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Niswonger, Reeve, Fess, Warren. 2007. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Edisi Kesembilan Belas, Jilid 2, Diterjemahkan oleh Alfonsus dan Helda. Jakarta : Erlangga. Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya No.8 Tahun 2003 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Kabupaten Tasikmalaya. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ketiga belas Bandung : Alfabeta.
Suyatno, Thomas. 2007. Kelambagaan Perbankan.edisi ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka. Taswan. 2005. Akuntansi Perbankan. Yogyakarta : UPP AMPN YKPN. Undang-undang RI No.10 Tahun 1998. Tentang Pokok-pokok Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika.
http://www.manbisnis.tripod.com. Jurnal Ilmiah “Manajemen & Bisnis”. Tanggal akses 18 juli 2012. http://www.bi.go.id.Peraturan Bank Indonesia No.13/26/PBI/2011 Tanggal 28 Desember 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.8/19/PBI/2006. Tanggal akses 3 oktober 2012.