ABSTRACT ANALISIS PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA KEPUTUSAN PEMBELIAN BARANG SETENGAH JADI DENGAN MEMBUAT DALAM HAL PRODUKSI MEBEULAIR (Studi kasus pada Mebeul Madinah di Kota Banjar)
Oleh: NISA ISMIYANI SUMIRAT 113403092
Di Bawah Bimbingan : H.Tedi Rustendi, SE., M.Si. Ak Rita Tri Yusnita, SE., M.M
This study aims to analyze (1) the cost of production with the purchase of intermediate goods (2) the cost of production by producing their own (3) whether there are differences between the calculations buy semi-finished goods and produce their own in determining the cost of production. The method used in this study is a description of the method of analysis with case studies. The analytical tool used is a quantitative approach and different hypothesis testing using t-test. The results showed that (1) the cost of production purchase of intermediate goods increased each year. (2) the cost of production by producing its own shows and lower than the increase in the cost of production purchase of intermediate goods. (3) a comparative analysis between the cost of production with the purchase of intermediate goods and produce their own different. cost of production, intermediate goods and production costs
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) harga pokok produksi dengan membeli barang setengah jadi (2) harga pokok produksi dengan memproduksi sendiri (3) apakah terdapat perbedaan antara perhitungan membeli barang setengah jadi dan memproduksi sendiri dalam penentuan harga pokok produksi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis dengan studi kasus. Alat analisis yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dan pengujian hipotesis menggunakan uji beda t-test. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) harga pokok produksi membeli barang setengah jadi mengalami peningkatan tiap tahunnya. (2) harga pokok produksi dengan memproduksi sendiri menunjukkan peningkatan dan lebih rendah dari harga pokok produksi membeli barang setengah jadi. (3) analisis perbandingan antara harga pokok produksi dengan membeli barang setengah jadi dan memproduksi sendiri berbeda. harga pokok produksi, barang setengah jadi dan biaya produksi
PENDAHULUAN Setiap perusahaan berupaya memaksimalkan pemakaian sumber daya yang dimiliki agar dapat berproduksi secara optimal, meminimumkan pemborosan, dan melakukan proses produksi yang efisien dan efektif. Banyak hal yang harus dipahami perusahaan selain proses produksi, ada komponen pembentukan laba dan biaya. Komponen pembentukan laba adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.Sedangkan biaya adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi atau menghasilkan sesuatu barang atau jasa. Penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produksi adalah untuk menentukan harga jual produk serta penentuan harga
pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam neraca. Adapun Penentuan harga pokok produk menurut Mulyadi (2001:49), dapat dihitung dengan dua pendekatan, yaitu dengan menggunakan full costing danvariable costing. Full Costing merupakan salah satu metode penentuan kos produk, yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai kos produk, baik biaya produksi yang berperilaku variabel maupun tetap. Variable costing merupakan salah satu metode penentuan kos produk, di samping full costing, yang membebankan hanya biaya produksi yang berperilaku variabel saja kepada produk. Alokasi biaya yang tepat dibutuhkan untuk menentukan harga pokok produksi yang akurat.Biaya langsung dapat ditelusuri dengan mudah namun biaya overhead sulit untuk ditelusuri.Maka dibutuhkan suatu metode yang dapat mengalokasikan biaya overhead secara tepat ke tiap produk.Selama ini perusahaan menggunakan biaya konvensional yang membebankan biaya secara tidak tepat ke tiap produk. Informasi yang dibutuhkan adalah informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Ketiga jenis biaya tersebut harus ditentukan secara cermat, baik dalam pencatatan maupun penggolongannya sehingga informasi harga pokok produksi yang dihasilkan dapat diandalkan baik untuk penentuan harga jual produk maupun untuk perhitungan laba rugi periodik.Hal ini juga bertujuan untuk dapat membandingkan dan memutuskan apakah perusahaan harus membeli barang setengah jadi dari pihak luar atau memproduksi barang sendiri dengan menambah biaya-biaya produksi.
Perencanaan pada dasarnya adalah pengambilan keputusan, karena perencanaan tersebut dilakukan dengan cara memilih berbagai alternatif yang ada yang dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat maka manajer memerlukan informasi yang tepat pula. Kalau keputusan tersebut akan mengakibatkan perubahan pendapatan dan perubahan biaya maka manejer harus mendapatkan informasi tentang pendapatan dan biaya deferensial untuk meramalkan pengaruhnya biaya tersebut terhadap laba perusahaan. Pada keputusan yang hanya mengakibatkan perubahan biaya, maka keputusan yang paling menguntungkan adalah keputusan yang mengakibatkan biaya yang paling rendah. Untuk mengetahui biaya yang paling rendah dari berbagai
alternatif maka
dalam
proses pengambilan keputusan adalah
membandingkan biaya dari berbagai alternatif. Karena biaya merupakan faktor yang penting, bahkan boleh dikatakan sebagai faktor kunci dalam pengambilan keputusan, akuntan manajemen harus menyajikan informasi biaya yang relevan dengan keputusan yang akan diambil oleh manajer. Berkaitan dengan ini setiap perusahaan manufaktur memiliki cara sendirisendiri dalam menentukan bagaimana cara memproduksi produknya. Hal ini dapat kita lihat dari bagaimana karakteristik perusahaan tersebut dalam menghasilkan produk serta bagaimana proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Cara memproduksi produk dapat dengan membeli barang setengah jadi atau membuat sendiri hingga menjadi barang jadi. Suatu perusahaan dapat membuat produk sendiri dengan mengeluarkan biaya bahan baku atau
menggunakan barang setengah jadi. Menurut Sofjan Assauri (2004:171) barang setengah jadi atau barang dalam proses yaitu bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi. Tetapi mungkin saja barang setengah jadi suatu pabrik, merupakan barang jadi bagi pabrik lain karena proses produksinya memang hanya sampai disitu saja. Mungkin pula barang setengah jadi itu merupakan bahan baku bagi perusahaan lainnya yang akan memprosesnya menjadi bahan jadi. Sedangkan yang dimaksud denganproduksi atau memproduksi adalahsuatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Suatu usaha atau kegiatan untuk menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang. Dalam memproduksi dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu alat atau sarana untuk melakukan proses produksi.
TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah di kemukakan maka tujuan yang ingin di capai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Harga pokok produksi mebeulair apabila menggunakan bahan setengah jadi hingga finishing pada perusahaan mebeulair Madinah Banjar. 2. Harga pokok produksi mebeulair apabila memproduksi sendiri dari bahan mentah hingga finishing pada perusahaan mebeulair Madinah Banjar.
3. Perbedaan harga pokok produksi mebeulair antara menggunakan bahan setengah jadi dengan memproduksi sendiri hingga finishing pada perusahaan mebeulair Madinah Banjar. Analisis pengambilan keputusan perusahaan mebeulair
Madinah Banjar atas
membuat produk sendiri atau membeli barang setengah jadi hingga finishing.
METODE PENELITIAN YANG DIGUNAKAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu
kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta,
sifat,
serta
hubungan
antara
fenomena
yang
diselidiki.(Mohammad Nazir, 2003: 54).Metode deskriptif kuantitatif yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini adalah Metode Full Costing. Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi baik biaya tetap maupun biaya variabel ke dalam harga pokok produksi
TEKNIK ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS Dalam melakukan penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah
Metode
Deskriptif
Kuantitatif.
Analisis
ini
dilakukan
dengan
merekomendasikan penyusunan harga pokok produksi yang seharusnya dimana
metode ini dinyatakan dengan angka-angka. Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode stattistik parametrik yaitu dengan mengunakan statistik t-test. Teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji komparasi data rasio atau interval. (Sugiyono, 2003 : 134). Teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis asosiatif ni adalah analisis komparatif melalui uji beda sampel berpasangan. Analisis ini digunakan untuk menguji dua sampel berpasangan, apakah rata-ratanya sama atau berbeda secara signifikan (Danang Sunyoto, 2012: 36). Dalam hal ini uji beda merupakan sebuah teori statistic yang digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Uji ini ditujukan untuk mengungkap apahkah ada perbedaan rata-rata atntara dua populai dengan dasar dua sampel.
PEMBAHASAN Harga Pokok Produksi Mebeulair Menggunakan Bahan Setengah Jadi pada Perusahaan Mebeulair Madinah Banjar Berdasarkan hasil perhitungan
harga pokok produksi menggunakan bahan
setengah jadi, diketahui biaya bahan baku yang digunakan untuk membeli barang setengah jadi mengalami perkembangan yang fluktuasi. Pada tahun 2010, perusahaan mengeluarkan biaya sebesar 205.680.600 didominan pada HPP kursi tamu sebesar 77.037.400 disebabkan karena jumlah produksi kursi tamu lebih
banyak dari pada produk lainnya. Pada tahun 2011 perusahaan mengeluarkan biaya yang lebih banyak dari tahun sebelumnya dikarenakan jumlah produksi kursi tamu dan kursi makan yang dihasilkan meningkat. Berbeda halnya pada tahun 2012, jumlah HPP yang dikeluarkan perusahaan lebih rendah dari pada tahun sebelumnya menjadi sebesar 228.921.600, hal ini disebabkan karena kursi tamu, kursi makan dan ranjang mengalami penurunan jumlah produksi sedangkan lemari pintu 2 dan lemari pintu 3 mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 dan 2014, perusahaan mengalami kenaikan dalam menghasilkan produk kursi tamu sehingga perusahaan mengeluarkan HPP masing-masing sebesar 257.409.500 dan 289.925.600. Dalam hal ini, membeli produk setengah jadi perusahaan hanya mengeluarkan biaya tenaga kerja langsung berupa upah finishing dan membeli cat warna dll, sedangkan bahan baku yang digunakan perusahaan harus membeli barang setengah jadi dari pihak lain (supplier). Harga Pokok Produksi Mebeulair Menggunakan Produksi Sendiri pada Perusahaan Mebeulair Madinah Banjar Bahan baku langsung dalam pembuatan meubelair yaitu kayu jepara, dengan melalui beberapa proses. Dalam menghasilkan produk perusahaan membutuhkan beberapa meter kubik kayu. Dengan 2 kubik kayu perusahaan dapat menghasilkan 1 buah kursi tamu, kursi makan, lemari pintu 2, lemari pintu 3 dan 2 ranjang. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui biaya bahan baku yang dikeluarkan perusahaan lebih kecil dibandingkan membeli produk setengah jadi.Tetapi biaya yang dikeluarkan perusahaan lebih banyak dibandingkan membeli barang setengah jadi seperti biaya perakitan, pemasangan jok, pengecetan, finishing, dan
biaya overhead pabrik, biaya listrik, pemeliharaan mesin dll. Pada tahun 2010, perusahaan mengeluarkan biaya bahan baku kayu sebesar 1.056.000 per unit dengan jumlah harga pokok produksi sebesar 185.335.600. Pada tahun 2011, perusahaan menghasilkan jumlah produk sebanyak 70 set, perusahaan mengalami kenaikan dalam segi pembiayaan seperti biaya bahan baku yang digunakan menjadi sebesar 13.619.900. pada tahun 2012 perusahaan juga mengalami penurunan dalam jumlah produksi yaitu menjadi sebesar 68 set sehingga perusahaan mengeluarkan harga pokok produksi sebesar 209.750.000. sedangkan pada tahun 2013 dan 2014, perusahaan mengalami kenaikan masing-masing menghasilkan
produk
75
dan
79 sehingga
produk yaitu perusahaan
mengeluarkan harga pokok produksi sebesar 240.377.600 dan 270.976.700. Perbedaan Harga Pokok Produksi Mebeulair antara Menggunakan Bahan Setengah Jadi dengan Memproduksi Sendiri pada Perusahaan Mebeulair Madinah Banjar Setelah mengetahui hasil perhitungan harga pokok produksi mebeulair antara menggunakan bahan setengah jadi dengan memproduksi sendiri pada perusahaan mebeulair
Madinah Banjar, maka
produksi dengan menggunakan
hasil perhitngan harga pokok
kedua alternative tersebut, terlihat adanya
perbedaan dalam penentuan harga produk produksi. Ringkasan hasil perhitungan harga pokok produksi mebeulari antara menggunakan bahan setengah jadi dengan memproduksi sendiri pada perusahaan mebeulair UD Madinah Banjar disajikan pada tabel dibawah ini:
Perbandingan Harga Pokok Produksi per Unit HPP HPP Tahun Menggunakan Bahan Memproduksi Setengah Jadi Sendiri 2010
205.680.600
185.335.600
2011
227.406.000
207.858.000
2012
228.921.600
209.750.000
2013
257.409.500
240.377.600
2014
289.925.600
270.976.700
Berdasarkan perbandingan harga pokok produksi diatas, menunjukkan perbedaan membeli barang setengah jadi dan membuat barang sendiri. Apabila membeli barang setengah jadi, dari segi biaya bahan baku perusahaan harus membeli barang setengah jadi dari pihak lain (supplier), hal ini biasanya harga yang ditetapkan lebih mahal dibandingkan membuat sendiri. Sedangkan dari segi biaya tenaga kerja langsung perusahaan hanya mengeluarkan biaya upah finishing dan membeli cat warna dll, tanpa harus mengeluakan biaya upah perakitan.Seperti data yang diketahui biaya tenaga kerja yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan membeli produk setengah jadi memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan biaya tenaga kerja langsung memproduksi sendiri.Hal ini disebabkan memproduksi sendiri harus mengeluarkan biaya perakitan meubel sehingga biaya yang dihasilkan lebih besar dari penggunaan barang setengah jadi.Berdasarkan data diatas, dapat diketahui harga pokok produksi per unit yang dihasilkan lebih besar penggunaan barang setengah jadi dari pada harga pokok produksi memproduksi sendiri. Dalam penggunaan membuat barang sendiri perusahaan mengharuskan membeli bahan baku berupa kayu jati dengan ukuran per kubik, dan mengeluarkan biaya TKL dan BOP tetap. Dengan menghitung
harga pokok produksi, kita dapat mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi per satuan produk.
Setelah harga pokok produksi mebeulari antara menggunakan bahan setengah jadi dengan memproduksi sendiri pada perusahaan mebeulair Madinah Banjar diketahui, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan diantara kedua alternative tersebut. Metode pengujian statistic yang dipakai adalah uji beda. Adapun langkah-langkah uji stasistik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Formulasikan Ho dan Ha Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan Harga Pokok Produksi antara membeli barang setengah jadi dengan memproduksi sendiri. Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan Harga Pokok Produksi antara membeli barang setengah jadi dengan memproduksi sendiri. 2. Pemilihan tes statistic Pemilihan tes statistic ini digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara dua variabel ang diuji, yang berarti bahwa populasi dari sample-sample yang diambil mempunyai rata-rata yang tidak sama. Dengan menggunakan SPSS 17 dan rumus seperti yang telah dicantumkan pada pembahasan sebelumnya di atas, maka diperoleh rata-rata tiap sampel dan simpangan baku tiap sampel sebagai berikut: Untuk rata-rata harga pokok produksi menggunakan barang setengah jadi diperoleh sebesar 254.900.000 dengan jumlah data lima tahun, simpangan baku
sebesar 34.677.500 dengan standar error mean sebesar 15.508.200. Sementara itu, untuk rata-rata harga pokok produksi menggunakan memproduksi sendiri adalah sebesar 177.140.000 dengan jumlah data lima tahun, simpangan baku sebesar 19.719.300 dan standar error mean sebesar 8.818.750. 3. Menentukan nilai t Berdasarkan hasil pengujian dua arah terhadap hipotesis yang diajukan dengan menggunakan uji beda, diperoleh nilai t hitung harga pokok produksi sebesar4,359. Selanjutnya, hasil t hitung tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel. Untuk tingkat signifikansi 5 %, uji dua pihak dengan derajat kebebasan (df)=(n1+n2-2) atau 5+5-2= 8, maka berdasarkan data-data ada tabel distribusi, diperoleh nilai t tabel adalah sebesar 2.306. 4. Penerimaan dan penolakan hipotesis Setelah t hitung dan t tabel diketahui, selanjutnya kedua nilai tersebut dibandingkan dengan kriteria pengujian sebagai berikut Ho diterima (Ha ditolak) jika : -tα/2;df ( (
≤ + tα/2;df
).
Ho ditolak (Ha diterima) jika :<-tα/2;df ( (
) ≤
) atau
>+tα/2;df
). Berdasarkan signifikansi : - Jika signifikansi > 0,05. Maka Ho diterima - Jika signifikansi < 0,05, maka H ditolak Dari perhitungan t test diatas, diperoleh t hitung sebesar 4,359dan t tabel
2,306. Hal ini berarti bahwa t hitung > t tabel (4,359>2,306) dan signifikansi <
0,05 atau 0,040< 0,05, dengan demkiant hitung berada di daerah penolakan Hojadi dengan ditolaknya Ho dan diterimanya Ha dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara harga pokok produksi membeli barang setengah jadi dengan harga pokok memproduksi sendiri. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, perbandingan antara membeli barang setengah jadi atau membuat sendiri dengan mengeluarkan biaya-biaya yang tidak sedikit. Hasil ini menunjukkan bahwa harga pokok produksi dengan membuat sendiri lebih efektif dibandingkan membeli setengah jadi. Jika perusahaan membuat sendiri akan mendapatkan penghematan biaya produksi yang bisa meningkatkan laba perusahaan, tetapi perusahaan harus menambah biaya produksi dan penambahan biaya lainnya dibandingkan membeli barang setengah jadi. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Stefanie (2012) yang menunjukkan pengambilan keputusan membuat sendiri lebih mendapatkan keuntungan dan penghematan biaya perusahaan. Maka dari itu perusahaan sangat perlu untuk melakukan Pengambilan keputusan, melalui
hasil analisis
pembahasan yang sudah dilakukan menunjukkan bagaimana jika perusahaan menggunakan metode perhitungan analisis biaya relevan dengan penentuan harga pokok produksi sehingga dapat menentukan harga jual yang ditetapkan perusahaan. Biaya relevan dalam pengambilan keputusan jika perusahaan menggunakan alternatif pengambilan keputusan membuat produk sendiri maka perusahaan dapat menetapkan harga jual yang lebih rendah dipasaran dibandingkan perusahaan membeli barang setengah jadi dari pihak luar, harga jual
yang ditetapkan akan lebih tinggi sehinggi tidak dapat bersaing dipasaran. Dengan demikian pengambilan keputusan membuat sendiri atau membeli produk setengah jadi telah sesuai dan dapat diterapkan perusahaan meubelair Madinah Banjar.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai
Analisis
Perbedaan
harga
pokok
produksi
mebeulari
antara
menggunakan bahan setengah jadi dengan memproduksi sendiri pada perusahaan mebeulair Madinah Banjar, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Harga pokok produksi menggunakan bahan setengah jadi, diketahui biaya bahan baku yang digunakan untuk membeli barang setengah jadi mengalami peningkatan terus-menerus. Harga pokok produksi tertinggi terjadi pada tahun 2014 dikarenakan adanya kenaikan harga bahan setengah jadi. Adapun keputusan untuk membeli barang setengah jadi maka perusahaan akan menghasilkan produk dengan waktu yang cepat tetapi harus mengorbankan pembiayaan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan membuat sendiri. 2. Harga pokok produksi menggunakan produksi sendiri, biaya bahan baku yang dikeluarkan perusahaan lebih kecil dibandingkan membeli produk setengah jadi. Tetapi biaya yang dikeluarkan perusahaan lebih banyak dibandingkan membeli barang setengah jadi seperti biaya perakitan,
pemasangan jok, pengecetan, finishing, dan biaya overhead pabrik, biaya listrik, pemeliharaan mesin dll. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara membeli barang setengah jadi dengan memproduksi sendiri pada perusahaan mebeulair Madinah Banjar. 4. Perbedaan membeli barang setengah jadi dan membuat barang sendiri dari segi biaya bahan baku perusahaan harus membeli barang setengah jadi dari pihak lain (supplier), hal ini biasanya harga yang ditetapkan lebih mahal dibandingkan membuat sendiri. Sedangkan dari segi biaya biaya tenaga kerja yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan membeli produk setengah jadi memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan biaya tenaga kerja langsung memproduksi sendiri.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan Sebaiknya perusahaan harus memperhatikan biaya yang terjadi yang dapat terpengaruh dalam pengambilan keputusan membuat sendiri atau membeli produk setengah jadi dalam perhitungan harga pokok produk. Dengan menerapkan konsep biaya relevan dalam pengambilan keputusan seperti biaya diferensial yaitu memilih penentuan harga pokok produksi memproduksi sendiri daripada membeli dari pihak lain sehingga perusahaan akan mendapatkan penghematan biaya dan peningkatan laba perusahaan. b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan penelitian lanjutan baik dengan menggunakan variabel yang sama pada perusahaan lain atau dengan mengubah salah satu variabel maupun variabel lainnya. Peneliti selanjutnya hendaknya mengarahkan penelitian pada obyek penelitian yang lebih luas dengan mengambil sampel yang lebih banyak atau menambah tahun pengamatan. Sehingga hasil penelitian menjadi lebih baik karena unsur keterwakilan data yang lebih tinggi dibandingkan pengambilan sampel yang lebih sedikit.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta: PT. Rineka Cipta. Blocher, Edward J., Chen Kung H. Lin, Thomas W. 2000.Manajemen Biaya: Dengan Tekanan Strategik. Jakarta: SalembaEmpat. Carter, William K.2009. AkuntansiBiaya.Jakarta. SalembaEmpat. Cindy Elizabeth Kaligis.2013.”Analisis Perbandingan Laba Penjualan Produk Jadi Dengan Produk Setengah Jadi Pada Meubel UD. Berkat Anugerah Tuminting Kota Manado”.Jurnal EMBA 1881 Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 1879-1890
Cokins, Gary. 2001. Activity Based Cost Management : An Executive’s Guide. New York: John Wiley & Sons, Inc. EuisRosidah. 2013. AkuntansiBiaya.Bandung.Mujahid Press. Hariadi, Bambang. 2002. Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang. Yogyakarta: BPFE 105 HerningEka Saputri.2013.“ Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Tas Berdasarkan Sistem Activity Based Costing Pada Perusahaan TasMonalisa”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Horngren, Charles T., Dastar., Srikant M. Foster, dan George. 2005. Akuntansi Biaya Penekanan Manajerial. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Media Indriantoro, Nur., Supomo, Bambang. 2012. Metode Penelitian Untuk Akuntansidan Manajemen.EdisiPertama.BPEE-Yogyakarta. Mulyadi.2003. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat ---------- 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat . Mulyadi, dan Setiawan Jhonny. 2001. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Setyawan, Rahmad Bayu. 2011. “Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi berdasarkan Sistem Activity Based Costing pada Batik Agus Sukoharjo”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang 106 Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Manajemen. Jakarta: SalembaEmpat Slamet, Achmad. 2007. Penganggaran, Perencanaan dan Pengendalian Usaha. Semarang: UNNES Press Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Supriono.2007. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Untuk Tekhnologi Majudan Globalisasi edisi II. Yogyakarta: BPFE Jurnal : Prishadi. 2012. Efesiensi Metode EOQ dalam pengambilan keputusan pembelian bahan baku dan pengaruhnya terhadap total biaya pembelian pada PT. Amitex Pekalongan. Universitas Diponegoro. Stefanie. 2014. Penerapan biaya relevan dalam pengambilan keputusan membuat sendiri atau membuat prduk setengah jadi untuk meningkatkan laba pada CV. Tabea. Jurnal EMBA ISSN. Vol.2 No.2 Juni.