ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis fungsi-fungsi bahasa dalam bahasa Inggris yang digunakan di bidang tata hidangan. Hasil analisis mengenai fungsifungsi bahasa kemudian diterapkan dalam sebuah metode pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam bahasa Inggris. Disertasi ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development – R&D) yang terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap determinasi masalah, tahap desain, dan tahap pengembangan. Metode penelitian menggunakan Mixed Methods, yakni metode campuran antara pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pada tahap determinasi masalah, data verbal berupa rekaman percakapan antara tamu dan pelayan di restoran diklasifikasikan dan dianalisis secara kualitatif berdasarkan teori fungsi bahasa. Pada tahap desain, hasil analisis berupa fungsi-fungsi bahasa yang digunakan di bidang tata hidangan kemudian diterapkan dalam desain metode pembelajaran yang disebut Metode ASRI. Setelah melalui proses validasi dan revisi, Metode ASRI kemudian diimplementasikan di sebuah sekolah pariwisata untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang memengaruhi keunggulan dan kelemahan metode tersebut. Tahap ini merupakan tahapan terakhir yaitu tahap pengembangan di mana implementasi Metode ASRI dilakukan dengan eksperimen yang menggunakan dua kelompok belajar yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan khusus menggunakan Metode ASRI dan kelompok kontrol yang tetap menggunakan metode konvensional. Hasil belajar kedua kelompok kemudian dibandingkan dan dianalisis secara kuantitatif. Hasil analisis menggunakan Uji T menunjukkan bahwa pencapaian kelompok eksperimen secara signifikan lebih besar daripada pencapaian kelompok kontrol. Dengan demikian, Metode ASRI yang menerapkan fungsi-fungsi bahasa dinyatakan lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam bahasa Inggris. Dua temuan baru dalam penelitian ini bersifat teoretis dan praktis. Temuan pertama yang bersifat teoretis adalah teori fungsi bahasa yang direkonstruksi sesuai bidang tata hidangan. Sejumlah fungsi bahasa yang ditemukan yaitu: fungsi interaktif (untuk menyapa, berbasa-basi, dan mengucapkan salam perpisahan); fungsi informatif (untuk memperkenalkan, menunjukkan, menyatakan, menjelaskan, menanyakan, menyetujui, menolak, dan memastikan); dan fungsi direktif (untuk menyuruh, memesan, dan meminta) yang sesuai dengan rumusan teori fungsi bahasa terdahulu. Selain ketiga fungsi tersebut, penelitian ini menemukan tiga fungsi bahasa baru, yaitu: fungsi permisif (untuk memperhalus ujaran, menghindari repetisi, dan menyesuaikan intonasi); fungsi persuasif (untuk menawarkan, menjanjikan, menyarankan, dan membujuk); dan fungsi indikatif (untuk mengeluh, berterima kasih, dan meminta maaf). Temuan kedua yang bersifat praktis adalah desain Metode ASRI dengan empat komponen dasarnya, yaitu: tujuan berkomunikasi (Aims), prosedur operasional di restoran (Sequence of service), kegiatan bermain peran dalam
pembelajaran bahasa (Role play), dan interaksi antara partisipan dalam kegiatan berkomunikasi (Interaction). Metode ASRI yang menerapkan fungsi-fungsi bahasa dalam prosedur ABCD, yaitu Acquire, Brainstorm, Chance dan Develop telah terbukti efektif untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Inggris siswa khususnya di bidang tata hidangan. Kata
kunci:
fungsi bahasa, metode pembelajaran, keterampilan berbicara, tata hidangan.
ii
tujuan
komunikasi,
ABSTRACT
This research is aimed to analyse language functions in English, specifically those which are used in the context of Food Service. The findings of the analysis related to the language functions are then applied in a teaching method which is designed to improve the students’ abilities in speaking English. This dissertation is a Research and Development (R & D) which consists of three stages namely Problem Determination, Design, and Development. The research methods apply Mixed Methods, that combine qualitative and quantitative approaches. In the first stage, Problem Determination, the verbal data in the form of conversation recordings between guests and waiters in a restaurant are qualitatively classified based on the theories of language functions. In the second stage, that is Desain, the findings of language functions used in the context of Food Service are then applied in a teaching method, which is named the method of ASRI. After having validated and revised, this learning method is next implemented in a tourism school in Denpasar. This implementation is to find out the strength and the weakness of this method. Finally, the Development stage is completed by an experiment which involves two groups, such as experiment group which is treated with the ASRI method and control group which is taught with the conventional method. The result of the two groups are compared and analysed using T-test that shows the achievement of experiment group is significantly higher than that of control group. Therefore, the ASRI method which applied the language functions is confirmed to be successful and effective in improving the English speaking skills of the students. There are two novelties in this research, theoretical and practical novelties. The first one is the theories of language functions which is reconstructed in accordance with the Food Service context. Those language functions are: interactive (to greet, to have small talks, and farewell); informative (to introduce, to show, to state, to explain, to ask, to agree, to reject, and to confirm); and directive (to tell, to order, and to request), which are in accordance with previous theories of language functions. The other functions found in this research are permisive (to soften utterances, to avoid repetition, and to adjust intonation); persuasive (to offer, to promise, to suggest, and to persuade); and indicative (to praise, to complain, to thank, and to apologize). The second novelty which is more practical is the design of the ASRI method which consists of four basic components, namely: Aims (the purpose in communicating); Sequence (the operational procedure in handling guests in the restaurant); Role play (the simmulation activities in language learning); and Interaction (the interactive communications between participants). The ASRI method with the application of the language functions in its ABCD procedure, namely Acquire, Brainstorm, Chance and Develop is proven to be effective in improving the students’ abilities in speaking English, specifically in the context of Food Service.
iii
Keywords: language functions, teaching method, communication goals, speaking skills, food service.
iv
RINGKASAN DISERTASI PENGGUNAAN FUNGSI-FUNGSI BAHASA DI BIDANG TATA HIDANGAN DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BAHASA INGGRIS
1.
Pendahuluan Penelitian ini mengkaji penggunaan fungsi-fungsi bahasa dalam bahasa Inggris di bidang tata hidangan dengan tujuan merancang metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kompetensi berbahasa Inggris, khususnya keterampilan berbicara, siswa di bidang tata hidangan. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris adalah untuk memenuhi kebutuhan bahasa Inggris di bidang profesional yang disebut sebagai English for Specific Purposes (ESP) misalnya di bidang pariwisata, akunting, kedokteran, dan sebagainya. Berhubung penelitian ini dilaksanakan di Pulau Bali yang menjadi barometer perkembangan pariwisata di tanah air, maka topik yang diangkat adalah pembelajaran ESP untuk bidang pariwisata, di mana posisi yang paling membutuhkan keahlian berbahasa Inggris di hotel dan restoran adalah staf tata hidangan karena melakukan kontak langsung dengan para tamu. Bahasa Inggris sangat berperan penting sebagai alat pengungkap product knowledge dan service yang diberikan oleh para front liners tersebut. Kegiatan berbahasa sesungguhnya mengacu pada interaksi komunikatif dan bukan pada seperangkat aturan berbahasa sehingga pembelajaran bahasa seharusnya diarahkan pada penggunaan bahasa dalam konteks sehari-hari. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya merupakan usaha untuk memperoleh keterampilan berkomunikasi secara lisan dengan penekanan pada pemerolehan keterampilan berbicara serta pembiasaan dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa inggris, secara umum bertujuan untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa yaitu membaca dan menyimak sebagai keterampilan reseptif serta menulis dan berbicara sebagai keterampilan produktif. Ditetapkannya Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional di skala regional ASEAN, terutama dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tentunya membuat keterampilan berbahasa Inggris menjadi teramat penting. Sungguh disayangkan jika tenaga kerja di tanah air harus kehilangan kesempatan dalam berkompetisi hanya karena kekurangmahirannya dalam berbahasa Inggris. Hal ini dapat mengakibatkan para lulusan dipandang kurang terampil berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang kemudian menimbulkan generalisasi bahwa tenaga kerja atau sumber daya manusia Indonesia, khususnya Bali, kurang kompeten sehingga mempengaruhi pencitraan Bali sebagai pintu gerbang pariwisata internasional. Tidak dapat disangkal bahwa para front liners yang menjadi ujung tombak praktisi pariwisata Bali. Salah satu cara memperbaiki keadaan ini adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di sekolah atau lembaga pelatihan kepariwisataan melalui pemutakhiran metode dan materi pembelajaran.
v
Demi meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam bahasa Inggris, sebuah metode pembelajaran dirancang dengan pertimbangan bahwa pengenalan fungsi-fungsi bahasa diyakini dapat mempercepat pemahaman suatu ekspresi bahasa sehingga mempermudah siswa dalam latihan percakapan atau bermain peran. Dengan menerapkan teori fungsi bahasa dalam pembelajaran bahasa, diharapkan keterampilan berbahasa Inggris siswa dapat mengalami peningkatan yang signifikan sehingga siswa menjadi lebih kompeten dan siap bersaing. Metode yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan metode yang sangat aplikatif sehingga mudah untuk diterapkan pada siswa yang umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan hasil triangulasi dari penerapan ilmu linguistik, pembelajaran bahasa, dan pariwisata khususnya bidang tata hidangan, dengan tujuan sebagai berikut: 1) Untuk memaparkan realisasi fungsi-fungsi bahasa dalam bahasa Inggris di bidang tata hidangan. 2) Untuk mengajukan metode pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk merealisasikan fungsi-fungsi bahasa di bidang tata hidangan guna meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris. 3) Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapan metode pembelajaran tersebut dalam merealisasikan fungsifungsi bahasa di bidang tata hidangan dalam pembelajaran keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris. 2.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D), atau penelitian pengembangan, dengan rancangan Exploratory Mixed Method. Model rancangan tersebut dipilih karena penelitian ini menggunakan gabungan dua jenis data yakni data kualitatif dan data kuantitatif, di mana data kualitatif dikumpulkan dan dianalisis terlebih dahulu sedangkan data kuantitatif dikumpulkan dan dianalisis kemudian. Produk dari penelitian ini berupa desain metode pembelajaran keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris di bidang tata hidangan yang dapat diimplementasikan langsung di sekolah-sekolah pariwisata di Bali. Model penelitian yang digunakan mengikuti model Logan (1982) meliputi tiga tahapan yakni Determinasi Masalah, Desain, dan Pengembangan. 2.1 Tahap Determinasi Masalah Tahap pertama dari penelitian ini dilakukan di Mamasan Restaurant dan The Sunset Hotel pada bulan April hingga Mei 2015. Data verbal yang diperoleh ada tahap ini berupa rekaman percakapan antara waiter dan tamu serta hasil wawancara terhadap para waiter menggunakan alat perekam dan daftar pertanyaan untuk mengetahui fungsi-fungsi bahasa yang digunakan di bidang tata hidangan. Metode yang digunakan adalah metode observasi non partisipatif. Analisis data kualitatif dilakukan dengan reduksi data dan klasifikasi. Hasil analisis kemudian ditampilkan dalam transkripsi percakapan dan uraian deskriptif.
vi
2.2 Tahap Desain Tahap kedua merupakan library research yang dilaksanakan mulai awal bulan Juni hingga pertengahan bulan Juli 2015. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap silabus dan materi ajar yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris di bidang tata hidangan, menggunakan lembar observasi dan lembar validasi sebagai dasar pertimbangan dalam mengembangkan metode pembelajaran. Metode yang digunakan adalah metode observasi dengan teknik catat. Analisis kualitatif disertai dengan perumusan hipotesis mengenai metode pembelajaran yang dirancang. Hasil analisis kemudian disajikan secara informal dan deskriptif-naratif. 2.3 Tahap Pengembangan Tahap terakhir merupakan implementasi metode pembelajaran yang telah dirancang pada tahap kedua, yang dilaksanakan di Balindo Paradiso mulai awal bulan Agustus sampai dengan akhir bulan Oktober 2015. Data yang diperoleh pada tahap ini berupa data verbal dan hasil tabulasi dari kuesioner dan hasil Speaking Test. Instrumen yang digunakan adalah alat perekam, lembar observasi, lembar kuesioner, dan rubrik penilaian untuk melihat tingkat efektivitas penerapan metode pembelajaran serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Metode observasi partisipatif dengan teknik simak dan rekam digunakan dalam analisis kuantitatif yang dilakukan dengan cara eksperimen menggunakan metode pembelajaran yang dirancang. Hasil implementasi kemudian disajikan secara formal dalam bentuk angka dan tabel. 3.
Landasan Teori 3.1 Fungsi-Fungsi Bahasa Fungsi bahasa merupakan tujuan komunikatif dari penggunaan suatu bentuk bahasa. Dalam penelitian ini fungsi bahasa diklasifikasikan ke dalam enam fungsi makro, yaitu: 1) Fungsi permisif yang mengutamakan kenyamanan dalam berkomunikasi dengan lebih memperhatikan kelancaran daripada ketepatan berbahasa; 2) Fungsi Interaktif yang tidak mengandung informasi penting dan hanya untuk mempertahankan interaksi dalam kegiatan komunikasi; 3) Fungsi Informatif yang sarat akan pertukaran informasi; 4) Fungsi Direktif yang digunakan untuk membuat pendengar melakukan apa yang diinginkan oleh pembicara; 5) Fungsi Persuasif yang bertujuan memengaruhi dan membujuk pendengar; dan 6) Fungsi Indikatif yang menjadi penanda akan apa yang dirasakan atau dipikirkan oleh pembicara. 3.2 Pembelajaran Bahasa Penelitian ini berpijak pada pendekatan Communicative Language Teaching (CLT) yang memandang bahasa sebagai media komunikasi untuk menyampaikan makna fungsional. Dalam upaya menghasilkan sebuah metode pembelajaran harus diperhatikan sistem instruksionalnya yang terdiri dari: (a) tujuan, (b) silabus, (c) jenis kegiatan belajar mengajar, (d) peran siswa, (e) peran guru, dan (f) peran materi pembelajaran.
vii
4. Pembahasan dan Temuan 4.1 Fungsi-Fungsi Bahasa di Bidang tata hidangan Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan di Mamasan Restaurant dan The Sunset Hotel, ditemukan sejumlah fungsi bahasa yang digunakan di bidang tata hidangan. Fungsi-fungsi bahasa tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut. 1) Permisif Fungsi permisif merupakan fungsi bahasa yang membingkai lingkungan teks yang mengutamakan kelancaran daripada ketepatan berbahasa, fungsi ini memperbolehkan penggunaan bahasa non standar/informal atau colloquial yang tetap berterima. Realisasi dari fungsi permisif terlihat dalam penggunaan intonasi dan tekanan nada, penggunaan alat kohesi, keselarasan serta pemilihan kata untuk menghindari repetisi yang monoton. Contoh: “The reservation is for Sarong or Mamasan?” (rising intonation) “Your fried noodle is still being cooked.” (bentuk pasif) 2) Interaktif Fungsi interaktif digunakan untuk membangun dan mempertahankan hubungan dalam kegiatan komunikatif. Dalam fungsi interaktif ini tidak ada informasi penting yang dibagikan antar partisipan sehingga fungsi ini tidak bersifat informatif melainkan hanya untuk menjaga hubungan baik antar partisipan. Fungsi ‘menyapa’, ‘berbasa-basi’, dan ‘mengucapkan salam perpisahan’ merupakan sub kategori dari fungsi interaktif. Contoh: “ Mamasan Restaurant, Good afternoon. May I help you? How are you today?” (Menyapa) 3) Informatif Fungsi informatif mengandung suatu informasi yang dibagikan oleh pembicara kepada pendengar, meliputi setiap pernyataan deklaratif yang diyakini mengandung informasi penting dan mengacu pada kebenaran. Fungsi ini juga bertujuan untuk menggali informasi yang dibutuhkan, seperti yang digunakan dalam bentuk interogatif, ataupun mengulangi pesan yang diterima dengan tujuan mengkonfirmasi kebenarannya. Fungsi mikro dalam fungsi informatif meliputi: ‘memperkenalkan’, ‘menunjukkan’, dan ‘menyatakan’, ‘menjelaskan’, ‘menanyakan’, ‘menyetujui’, ‘menolak’, dan ‘memastikan’. Contoh: “We have holding table for twenty minutes from your reservation, and we do the smart casual for the dress code.” (Menjelaskan) 4) Persuasif Fungsi persuasif digunakan untuk membujuk dan memengaruhi pendengar (dalam hal ini tamu) untuk mencoba atau membeli produk yang ditawarkan. Fungsi mikro dari fungsi persuasif ini meliputi ‘menawarkan’, ‘menjanjikan’, ‘menyarankan’, dan ‘membujuk’. Contoh: “I recommend you for the Pork Vindaloo and then the Crispy Whole Fish, that’s very popular in our restaurant and very tasty, madam.” (Merekomendasikan makanan)
viii
5) Direktif Fungsi direktif digunakan oleh pembicara dengan tujuan membuat pendengar melakukan apa yang diinginkan oleh pembicara. Fungsi mikro yang termasuk dalam kategori direktif antara lain ‘menyuruh’, ‘memesan’, dan ‘meminta’. Contoh: “Could I see the menu again, please?” (meminta) 6) Indikatif Fungsi indikatif digunakan ketika pembicara berniat mengindikasikan serta memperlihatkan apa yang dirasakan atau dipikirkannya. Fungsi indikatif ini terealisasikan dalam ‘memuji’, ‘mengeluh’, ‘mengucapkan terima kasih’, dan ‘meminta maaf’. Contoh: “We do apologize about your food.” (Meminta) Keenam fungsi bahasa tersebut dirumuskan berdasarkan peristiwa tutur yang terjadi di restoran. Fungsi informatif adalah yang paling sering digunakan karena interaksi yang terjadi antara tamu dan staf memerlukan pertukaran informasi, seperti ketika ‘menanyakan’ reservasi atau saat ‘menjelaskan’ menu. 4.2 Metode ASRI Penelitian ini mengajukan sebuah desain metode pembelajaran yang disebut Metode ASRI. Terdapat empat komponen yang menjadi landasan pengembangan metode ini, antara lain: 1) Aims yakni tujuan apa yang ingin dicapai oleh pembicara melalui penggunaan fungsi-fungsi bahasa yang direalisasikan dalam ekspresi bahasa; 2) Sequence yang berasal dari sequence of service yaitu urutan pelayanan tamu di restoran; 3) Role play yaitu kegiatan bermain peran di mana siswa berlatih menggunakan fungsi-fungsi bahasa dalam simulasi percakapan; dan 4) Interaction yaitu interaksi antar siswa dengan memperhatikan unsur-unsur paralinguistik. Prosedur pembelajaran dalam Metode ASRI disebut sebagai Prosedur ABCD yang merupakan akronim dari Acquire, Brainstorm, Chance, dan Develop. Tahap pertama dalam penerapan Metode ASRI disebut sebagai Acquire, tahap inisial di mana siswa diperkenalkan pada penggunaan bahasa dalam topik tertentu. Siswa memeroleh input bahasa dari dialog yang diperdengarkan melalui rekaman audio dan video. Tahap kedua merupakan tahap diskusi, melibatkan interaksi antara guru-siswa dan siswa-siswa. Pada tahap ini guru menjelaskan fungsi-fungsi bahasa beserta ekspresi bahasa yang digunakan dalam topik tertentu. Pada tahap ketiga (Chance) siswa mulai menggunakan fungsi dan bentuk bahasa yang baru dipelajari dengan mengerjakan latihan-latihan baik secara lisan maupun tulisan. Siswa yang telah memahami penggunaan fungsi-fungsi bahasa akan mampu mengembangkan percakapan, tidak hanya sekedar meniru contoh dialog, dan berinteraksi secara komunikatif. Tahap terakhir disebut sebagai Develop di mana guru memberikan masukan atau koreksi mengenai penampilan siswa. Istilah ini digunakan dengan tujuan memberikan siswa lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan diri secara mandiri (independent study) bahkan setelah pembelajaran usai.
ix
4.3 Implementasi Metode ASRI di Balindo Paradiso Implementasi Metode ASRI melalui eksperimen terhadap kelompok kontrol (menggunakan metode pembelajaran konvensional) dan kelompok eksperimen (menggunakan metode ASRI). Pengujian hasil pembelajaran kedua kelompok dilakukan dengan T-test berkorelasi yang menghasilkan T hitung lebih besar daripada T tabel yaitu 1,71 > 2,74. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kedua kelompok, sehingga dapat digeneralisasikan bahwa metode ASRI lebih efektif daripada metode konvensional, baik dari aspek kecepatan pemahaman siswa terhadap pembelajaran, kreativitas, dan hasil belajar siswa. 4.4 Temuan Penelitian ini menghasilkan dua temuan utama. Temuan pertama adalah rumusan teori tentang fungsi-fungsi bahasa di bidang tata hidangan yang terdiri atas enam fungsi makro, yaitu fungsi permisif, fungsi informatif, fungsi interaktif, fungsi direktif, fungsi persuasif, dan fungsi indikatif. Temuan kedua adalah metode ASRI dengan Prosedur ABCD (Acquire, Brainstorm, Chance, Develop) yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam bahasa Inggris khususnya di bidang tata hidangan. 5. Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan dan temuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik tiga kesimpulan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu: 1) Terdapat enam fungsi bahasa yang digunakan di bidang tata hidangan yaitu fungsi fungsi permisif, fungsi informatif, fungsi interaktif, fungsi direktif, fungsi persuasif, dan fungsi indikatif. 2) Metode ASRI dengan prosedur ABCD telah terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam bahasa Inggris, khususnya di bidang tata hidangan. 3) Sejumlah faktor yang menghambat efektivitas metode ASRI antara lain faktor kognitif, faktor afektif dan faktor performa. 5.2 Saran Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber acuan bagi penelitianpenelitian di masa mendatang. Berdasarkan sejumlah temuan yang dikemukakan dalam penelitian ini, maka berikut ini diuraikan beberapa saran yang dianggap bermanfaat bagi masa depan penelitian dan pengembangan di bidang pembelajaran bahasa.
x
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL DALAM PRASYARAT GELAR ........................................................................ LEMBAR PERSETUJUAN................................................................. PENETAPAN PANITIA PENILAI .................................................... PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................... UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................ ABSTRAK ............................................................................................ ABSTRACT ........................................................................................... RINGKASAN DISERTASI ................................................................. DAFTAR ISI .......................................................................................... DAFTAR TABEL .................................................................................. DAFTAR GAMBAR ............................................................................. DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................. 1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN .............................................................. 2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................ 2.2 Konsep ............................................................................................... 2.2.1 Fungsi-Fungsi Bahasa .................................................................... 2.2.2 Metode Pembelajaran ..................................................................... 2.2.3 Keterampilan Berbicara .................................................................. 2.2.4 Tata Hidangan ............................................................................... 2.3 Landasan Teori .................................................................................. 2.3.1 Fungsi-Fungsi Bahasa .................................................................... 2.3.2 Konteks Situasi ............................................................................... 2.3.3 Metode Pembelajaran Bahasa ......................................................... 2.3.4 Kompetensi Komunikatif ............................................................... 2.3.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Efektifitas Berbicara ................. 2.4 Model Penelitian ................................................................................. BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................. 3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................... 3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ..............................................
xi
i ii iii iv v ix xi xiii xix xxii xxiv xxv 1 1 7 8 8 8 9 11 11 21 21 22 23 24 27 28 37 39 55 59 63 67 67 68 71 72 73
3.6 Metode dan Teknik Analisis Data ....................................................... 3.7 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ............................. BAB IV PENGGUNAAN FUNGSI-FUNGSI BAHASA DI BIDANG TATA HIDANGAN ............................................................................... 4.1 Pengantar ........................................................................................ 4.2 Fungsi Informatif dalam Menangani Reservasi.................................. 4.2.1 Fungsi Informatif ‘Menyatakan’ .................................................. 4.2.2 Fungsi Interaktif ‘Menyapa’.......................................................... 4.2.3 Fungsi Indikatif ‘Meminta Maaf’ ................................................. 4.2.4 Fungsi Permisif ‘Menggunakan Bentuk Non-Standar’ ................ 4.3 Fungsi Interaktif dalam Menyambut Tamu ....................................... 4.3.1 Fungsi Interaktif ‘Menyapa’ ......................................................... 4.3.2 Fungsi Informatif ‘Menanyakan’ ................................................... 4.3.3 Fungsi Permisif ‘Menggunakan Bentuk Non-Standar’ .................. 4.3.4 Fungsi Indikatif ‘Meminta Maaf’ ................................................... 4.4 Fungsi Persuasif dalam Merekomendasikan Menu ........................... 4.4.1 Fungsi Persuasif ‘Merekomendasikan’ dan ‘Menjanjikan’ ....... 4.4.2 Fungsi Informatif ‘Menjelaskan’ dan ‘Menanyakan’ ................. 4.4.3 Fungsi Indikatif ‘Berterima Kasih’ .............................................. 4.4.4 Fungsi Permisif ‘Menggunakan Bahasa Non-Standar’ ............... 4.5 Fungsi Direktif dalam Mencatat Pesanan ........................................ 4.5.1 Fungsi Direktif ‘Meminta’ ........................................................... 4.5.2 Fungsi Informatif ‘Menanyakan’ dan ‘Memastikan’ ................... 4.5.3 Fungsi Persuasif ‘Menyarankan’ dan ‘Menawarkan’ .................. 4.5.4 Fungsi Permisif ‘Memperhalus Suruhan’ .................................... 4.5.5 Fungsi Indikatif ‘Berterima Kasih’ ............................................ 4.6 Fungsi Indikatif dalam Menangani Keluhan .................................... 4.6.1 Fungsi Indikatif ‘Mengeluh’ dan ‘Meminta Maaf’ ....................... 4.6.2 Fungsi Informatif ‘Menjelaskan’ .................................................. 4.6.3 Fungsi Persuasif ‘Menawarkan’ ................................................... 4.7 Fungsi Permisif dalam Salam Perpisahan ........................................ 4.7.1 Fungsi Permisif ‘Memperhalus Ujaran’ ....................................... 4.7.2 Fungsi Interaktif ‘Mengucapkan Salam Perpisahan’ ................... 4.7.3 Fungsi Indikatif ‘Berterima Kasih’ ............................................... BAB V PROTOTIPE METODE ASRI DALAM MENGAJARKAN FUNGSI-FUNGSI BAHASA DI BIDANG TATA HIDANGAN 5.1 Pengantar ............................................................................................ 5.2 Latar Belakang Metode ASRI ............................................................ 5.3 Tujuan Metode Pembelajaran ............................................................ 5.4 Silabus................................................................................................ 5.5 Jenis Kegiatan Belajar Mengajar ....................................................... 5.5.1 Mempraktikkan Dialog .................................................................. 5.5.2 Melengkapi Dialog ...................................................................... 5.5.3 Bermain Peran (Role play) .......................................................... 5.5.4 Latihan Berpasangan dan Berkelompok ..................................... 5.6 Peranan Guru dan Siswa ................................................................
xii
74 75 78 78 82 83 90 91 94 98 99 103 109 111 112 112 115 119 120 121 122 126 135 140 143 146 147 149 149 150 151 151 153 155 155 156 158 160 163 164 166 167 168 170
5.6.1 Peranan Guru .............................................................................. 5.6.2 Peranan siswa ........................................................................... ...... 5.7 Peranan Materi Pembelajaran ........................................................ 5.8 Prosedur ......................................................................................... 5.9 Indikator Metode ASRI ................................................................ BAB VI IMPLEMENTASI METODE ASRI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI BIDANG TATA HIDANGAN ............................................... .............................. 6.1 Pengantar ............................................................................................ 6.2 Validasi Prototipe Metode ASRI ....................................................... 6.3 Revisi Prototipe Metode ASRI ....................................................... 6.4 Kondisi Pembelajaran Bahasa Inggris di Balindo Paradiso ............ 6.5 Implementasi Metode ASRI ............................................................ 6.6 Hasil Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....... 6.7 Implementasi Metode ASRI pada Kelompok Eksperimen .............. 6.8 Pembelajaran Konvensional pada Kelompok Kontrol ....................... 6.9 Hasil Post-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ........ 6.10 Pengujian Efektivitas Metode ASRI ................................................. 6.11 Faktor-Faktor Pendukung Penghambat Penerapan Metode ASRI ..... 6.12 Revisi Metode ASRI .......................................................................... BAB VII TEMUAN BARU DISERTASI ............................................. 7.1 Pengantar ............................................................................................ 7.2 Keterkaitan Fungsi-Fungsi Bahasa di Bidang Tata Hidangan ........... 7.3 Metode ASRI ..................................................................................... BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN ................................................. 8.1 Simpulan ............................................................................................ 8.1.1 Fungsi-Fungsi Bahasa di Bidang Tata Hidangan .......................... 8.1.2 Desain Metode ASRI ..................................................................... 8.1.3 Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Metode ASRI ............. 8.2 Saran .................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................
xiii
170 171 172 177 182
185 185 186 189 194 195 197 199 203 204 207 208 213 214 214 214 218 220 220 220 223 226 219 230 228
DAFTAR TABEL Halaman 2.1 Taksonomi Fungsi Bahasa ...................................................... 3.1 Metode Penelitian R&D Berdasarkan Model Logan.................. 4.1 Keterkaitan Fungsi-Fungsi Bahasa Secara Makro dan Mikro dalam Sequence of Service di Bidang Tata Hidangan............. 5.1 Indikator Metode ASRI ............................................................. 6.1 Hasil Validasi Prototipe Metode ASRI ................................... 6.2 Gambaran Umum Kegiatan Pembelajaran Bahasa Inggris di Balindo Paradiso .................................................................. 6.4 Model Eksperimen dalam Implementasi Metode ASRI .......... 6.5 Rumus T-test Berkorelasi ....................................................... 6.6 Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............................................................. 6.7 Perbandingan Hasil Eksperimen pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .............................................................. 7.1 Keterkaitan Fungsi-Fungsi Bahasa di Bidang Tata Hidangan dan Realisasinya dalam Bahasa Inggris ......................................
xiv
36 77 80 184 187 194 195 196 206 207 215
DAFTAR GAMBAR Halaman 2.1 Model Penelitian Research and Development .................................... 5.1 Prosedur Pembelajaran dalam Implementasi Metode ASRI .............. 6.1 Situasi Restoran ................................................................................. 5.3 Alur Pengembangan Percakapan dalam Metode ASRI ..................... 5.4 Desain Metode ASRI ........................................................................ 6.1 Situasi Restoran ................................................................................ 6.2 Alur Pengembangan Percakapan dalam Metode ASRI ................... 6.3 Desain Metode ASRI ........................................................................ 6.4 Model Eksperimen dalam Implementasi Metode ASRI ................... 6.5 Rumus T-Test Berkorelasi ................................................................ 6.6 Perbandingan Hasil Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ..................................................................... 6.7 Perbandingan Hasil Eksperimen pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ................................................................. 6.8 Uji Hipotesis Pihak Kanan Metode ASRI ....................................... 7.1 Desain Metode ASRI ............................................................................
xv
66 180 190 192 195 190 191 193 199 200 205 206 210 219
DAFTAR SINGKATAN
ABCD: Acquire, Brainstorm, Chance, Develop (Prosedur penerapan Metode ASRI) AFL : Asking about Food Alergy (Menanyakan tentang alergi makanan) ASRI : Aims, Sequence, Role Play, Interaction (Tujuan, Urutan, Bermain peran, Interaksi) BFS : Breakfast (Sarapan pagi) CGS : Checking Guests’ Satisfaction (Mengecek kepuasan tamu) CRB : Crumbing down (Membersihkan remah-remah makanan) ESP : English for Specific Purposes (Bahasa Inggris Profesi) FBS : Food and Beverage Service (Layanan Makanan dan Minuman) FCM : Functional Communicative Method (Metode Komunikatif Fungsional) FRC : Food Recommending (Merekomendasikan makanan) FRW : Farewell (Mengucapkan salam perpisahan) HCL : Handling Complaint (Menangani keluhan) HDP : Handling Payment (Menangani Pembayaran) OFD : Offering Dessert (Menawarkan hidangan penutup) RCO : Explaining Restaurant Concept (Menjelaskan konsep restoran) RMS : Room Service (Layanan kamar) RSV : Reservation (Pemesanan tempat di restoran) STF : Serving the Food (Menghidangkan makanan) TFO : Taking Food Order (Mencatat pesanan makanan) WLC : Welcoming Guest (Menyambut tamu)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ............................................................ Lampiran 2............................................................................................... Lampiran 3. Realisasi Fungsi Bahasa dalam Sequence of Service di Restoran ........................................................................ Lampiran 4. Data Responden ................................................................. Lampiran 5. Instrumen Penelitian ........................................................... Lampiran 6. Hasil Pre-Test ..................................................................... Lampiran 7. Contoh Materi Pembelajaran .............................................. Lampiran 8. Hasil Post-Test .................................................................... Lampiran 9. Transkripsi Percakapan di Restoran
xvii
237 229 238 246 249 256 258 261
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiterer, yang digunakan oleh
masyarakat penuturnya untuk berinteraksi. Bahasa dapat bersifat positif (positivisme) yakni sebagai filsafat bermakna mengenai suatu peristiwa tutur yang benar-benar dialami dalam suatu realita. Sebaliknya, bahasa juga dapat bersifat konstruktif (konstruktivisme) yang terdiri atas konstruksi kemampuan berpikir akal manusia. Selain itu, bahasa juga bersifat pragmatis yaitu berfungsi untuk membuktikan kebenaran dan melihat kegunaan praktis pengetahuan manusia. Bahasa, baik lisan maupun tulisan, pada hakikatnya terdiri atas bentuk, makna, dan eskpresi. Kegiatan berbahasa dalam situasi apapun tidak terlepas dari competence dan performance. Competence adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seorang penutur bahasa mengenai bahasanya, sedangkan performance merupakan pencerminan dari competence yakni pemakaian bahasa dalam situasi yang sebenarnya (Chomsky, 1965: 10). Ilmu bahasa, disebut juga Linguistik, tidak hanya meneliti aspek-aspek kebahasaan secara mikro, baik dari sudut pandang fonologi (bunyi bahasa), morfologi (pembentukan kata), maupun sintaksis (susunan kalimat), tetapi juga secara makro, yakni menghubungkan bahasa dengan lingkungan sosialnya
(sosiolinguistik),
bahasa
dengan
perkembangan
manusia
(psikolinguistik), bahasa dengan lingkungannya (ekolinguistik), serta penggunaan
1 xviii
2
bahasa dalam kehidupan sehari-hari (pragmatis). Terdapat juga ilmu bahasa yang dapat digunakan di berbagai aspek kehidupan, disebut Linguistik Terapan, salah satunya adalah bidang pembelajaran bahasa seperti yang dibahas dalam penelitian ini. Kegiatan berbahasa sesungguhnya mengacu pada interaksi komunikatif dan bukan pada seperangkat aturan berbahasa sehingga pembelajaran bahasa seharusnya diarahkan pada penggunaan bahasa dalam konteks sehari-hari. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya merupakan usaha untuk memperoleh keterampilan berkomunikasi secara lisan dengan penekanan pada pemerolehan keterampilan berbicara serta pembiasaan dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Hanya dengan memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik para penutur dapat mengekspresikan diri mereka dan belajar mengikuti aturan sosial dan budaya yang berlaku (Kayi, 2006). Pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, secara umum bertujuan untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa yaitu membaca dan menyimak sebagai keterampilan reseptif serta menulis dan berbicara sebagai keterampilan produktif. Tujuan pembelajaran pun dibagi menjadi tiga kategori, yang pertama adalah tujuan umum (General English) yaitu peserta didik mempelajari struktur bahasa target dari segi tenses, conjunctions, word classes, dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan bahasa sehari-hari, sedangkan yang kedua adalah untuk tujuan akademis (English for Academic Purposes) misalnya persiapan untuk melanjutkan studi di luar negeri, dan tujuan ketiga adalah untuk tujuan khusus (English for Specific Purposes atau ESP) yaitu kebutuhan bahasa
xix
3 Inggris di bidang profesional misalnya pariwisata, hukum, kesehatan, dan sebagainya. Berhubung penelitian ini dilaksanakan di pulau Bali yang menjadi barometer perkembangan pariwisata di tanah air, maka topik yang diangkat adalah pembelajaran ESP untuk bidang pariwisata. Dunia pariwisata identik dengan hotel dan restoran yang menyediakan akomodasi bagi para wisatawan manca negara. Posisi yang paling membutuhkan keahlian berbahasa Inggris di hotel dan restoran adalah staf kantor depan dan staf tata hidangan karena melakukan kontak langsung dengan para tamu. Bahasa Inggris sangat berperan penting sebagai alat pengungkap product knowledge dan service yang diberikan oleh para front liners tersebut. Kemampuan berbahasa asing, terutama bahasa Inggris, semakin menjadi kebutuhan dan syarat utama demi meraih profesi yang diidamkan. Sebuah momentum penting terjadi pada akhir tahun 2015 yakni dibukanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tenaga kerja dari negara-negara ASEAN bebas bersaing memperebutkan lahan pekerjaan. Sejumlah negara yang terlibat dalam MEA yaitu Indonesia, Thailand, Laos, Myanmar, Brunei, Kamboja, Filipina, Singapora, Malaysia, dan Vietnam. Kesepuluh negara tersebut sepakat untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana komunikasi internasional, meskipun mereka bukan penutur asli bahasa tersebut. Ditetapkannya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional di skala regional ASEAN tentunya membuat keterampilan berbahasa Inggris menjadi teramat penting. Sungguh disayangkan jika tenaga kerja di tanah air harus kehilangan kesempatan dalam berkompetisi hanya karena kekurangmahirannya dalam
xx
4 berbahasa Inggris. Hal ini dapat mengakibatkan para lulusan dipandang kurang terampil berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang kemudian menimbulkan generalisasi bahwa tenaga kerja atau sumber daya manusia Indonesia, khususnya Bali, kurang kompeten sehingga mempengaruhi pencitraan Bali sebagai pintu gerbang pariwisata baik nasional maupun internasional. Tidak dapat disangkal bahwa para front liners merupakan ujung tombak praktisi pariwisata Bali. Salah satu cara memperbaiki keadaan ini adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di sekolah atau lembaga pelatihan kepariwisataan melalui pemutakhiran metode dan materi pembelajaran. Keterampilan berkomunikasi lisan yang baik, idealnya dimiliki seseorang sebelum ia memasuki dunia profesional. Di bangku kuliah, misalnya, peserta didik seharusnya tidak hanya dibekali dengan job skills tetapi juga dengan keterampilan berbahasa, khususnya dalam bahasa Inggris, terutama jika mereka dipersiapkan untuk menjadi praktisi di bidang pariwisata. Akan tetapi masalah pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing di tanah air sangat kompleks sehingga kurang mendukung perkembangan kemampuan peserta didik. Dalam sebuah penelitian tindakan kelas (Putra, 2013) di beberapa lembaga pendidikan di Kota Denpasar, ditemukan bahwa nilai rata-rata kemampuan awal peserta didik adalah 30,6% yang dikategorikan masih di bawah standar. Masa pelatihan yang sangat singkat, khususnya untuk jenjang Diploma 1 (kurang dari enam bulan), tidak menyediakan cukup kesempatan bagi peserta didik untuk berlatih keterampilan berbicara menggunakan bahasa Inggris. Terlebih lagi peserta didik tidak cukup aktif berbicara menggunakan bahasa Inggris saat
xxi
5 pembelajaran di kelas (Mustadi, 2012). Penyebab lemahnya keterampilan berbicara para peserta didik tersebut antara lain rendahnya motivasi untuk berbicara dalam bahasa target, perasaan malu berbicara di depan teman-temannya, kurang menguasai teknik untuk berbicara dengan baik, kesulitan mengekspresikan ide-ide, serta metode pengajaran yang tidak menarik (Efrizal, 2012). Faktor-faktor tersebut menghambat perkembangan keterampilan komunikatif peserta didik dalam berbahasa Inggris, meskipun mereka telah mempelajari bahasa Inggris sejak sekolah dasar, bahkan sejak taman kanak-kanak. Kegiatan bermain peran atau Role Play juga sudah sering diterapkan dalam pembelajaran bahasa yang bersifat komunikatif. Seperti dalam penelitian Rahimy dan Safarpour (2012) yang menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan teknik role play berhasil meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris para pembelajar di Iran. Hasil eksperimen mereka menunjukkan bahwa melalui penggunaan teknik role play dalam pembelajaran keterampilan berbicara, nilai rata-rata dari kelompok eksperimen mencapai 23,63 atau lebih tinggi daripada nilai rata-rata dari kelompok kontrol yakni 21,03. Akan tetapi, teknik role play ini terlalu banyak menyita waktu dalam persiapannya dan peserta didik cenderung sekadar menghapalkan dialog tanpa benar-benar memahami ekspresi dan fungsi bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah metode pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai fungsi-fungsi bahasa yang kemudian dapat mendukung peningkatan kompetensi komunikatif para peserta didik.
xxii
6 Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran bahasa Inggris, penelitian ini mengusulkan sebuah rancangan metode pembelajaran yang berpijak pada teori linguistik yakni teori fungsi bahasa. Perumusan fungsi bahasa dalam rancangan metode pembelajaran tersebut berdasarkan pada hakikat bahasa yaitu suatu bahasa tidak akan bermakna jika tidak digunakan atau difungsikan dalam kegiatan komunikatif sesuai konteks situasi dan latar belakang budaya. Setiap kegiatan komunikatif tentunya membutuhkan bahasa sebagai perantara yang disepakati oleh kedua belah pihak yaitu pembicara dan pendengar. Fungsi bahasa adalah penggunaan bahasa dengan cara bertutur dan menulis serta membaca dan menyimak untuk mencapai sasaran dan tujuan komunikasi (Halliday, 1985). Sejumlah teori mengenai fungsi-fungsi bahasa (Leech: 1974, Halliday: 1973, Bühler: 1965, dan Jacobson: 1960) kemudian dirangkum dan dielaborasi sebagai landasan teoretis penelitian ini. Pada tahap awal penelitian, dilaksanakan sebuah needs analysis yang berlokasi di hotel dan restoran di wilayah Kabupaten Badung untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi bahasa yang digunakan di bidang tata hidangan. Hasil needs analysis tersebut menunjukkan bahwa fungsi-fungsi bahasa tidak digunakan dengan tepat dan kompetensi komunikatif staf restoran masih di bawah standar. Misalnya, kalimat yang diucapkan oleh penerima tamu (host) di salah satu restoran: “Actually, we don’t have anything down here, we have only upstairs.”. Ketika menjelaskan keadaan restoran yang sudah penuh kepada tamu, seharusnya host tersebut menggunakan kalimat yang lebih santun. Misalnya, “We do apologize, tonight we are fully booked. Would you like to wait upstairs?”
xxiii
7 Kekeliruan
dalam
pemilihan
ekspresi
bahasa
ini
dapat
menyebabkan
ketidaknyamanan pada pihak pendengar serta menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi. Mengingat pentingnya peranan fungsi bahasa dalam komunikasi maka penelitian ini mencoba menerapkan realisasi fungsi-fungsi bahasa dalam pembelajaran bahasa. Demi meningkatkan keterampilan berbicara peserta didik dalam bahasa Inggris, sebuah metode pembelajaran dirancang dalam penelitian ini dengan pertimbangan bahwa pengenalan fungsi-fungsi bahasa diyakini dapat mempercepat pemahaman suatu ekspresi bahasa sehingga mempermudah peserta didik dalam latihan percakapan atau bermain peran. Dengan menerapkan teori fungsi bahasa dalam pembelajaran bahasa, diharapkan keterampilan berbahasa Inggris peserta didik dapat mengalami peningkatan yang signifikan sehingga peserta didik menjadi lebih kompeten. Metode yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan metode yang sangat aplikatif sehingga mudah untuk diterapkan pada peserta didik yang umumnya
masih
menggunakan
memiliki
bahasa
Inggris.
kemampuan
rendah
dalam
Metode
pembelajaran
berkomunikasi
tersebut
kemudian
dipaparkan secara rinci dalam sebuah buku panduan sebagai produk dari penelitian Research and Development (R&D) ini. Dapat disampaikan bahwa penelitian ini merupakan hasil triangulasi dari penerapan ilmu linguistik, pembelajaran bahasa, dan pariwisata, khususnya bidang tata hidangan.
xxiv
8 1.2
Rumusan Masalah Dengan berpijak pada teori fungsi bahasa, penelitian ini mengangkat
sejumlah permasalahan dalam pembelajaran keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris. Berdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas, permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimanakah realisasi fungsi-fungsi bahasa dalam bahasa Inggris di bidang tata hidangan? 2) Metode pembelajaran apakah yang dapat dikembangkan untuk merealisasikan fungsi-fungsi bahasa di bidang tata hidangan guna meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris? 3) Bagaimanakah efektivitas metode tersebut dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris, khususnya di bidang tata hidangan?
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang
telah dirumuskan di atas. Tujuan penelitian ini disusun dalam bentuk tujuan umum dan tujuan khusus. 1.3.1 Tujuan Umum 1) Untuk memberi gambaran mengenai proses pembelajaran fungsi-fungsi bahasa di bidang tata hidangan dalam bahasa Inggris di lingkungan sekolah pariwisata di Bali. 2) Untuk menawarkan solusi atas permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran bahasa menggunakan teori-teori linguistik yang dipadukan dengan metode dan
xxv
9 teknik pembelajaran bahasa, khususnya untuk pembelajaran bahasa Inggris di bidang tata hidangan.
1.3.2 Tujuan Khusus 4) Untuk memaparkan realisasi fungsi-fungsi bahasa dalam bahasa Inggris di bidang tata hidangan. 5) Untuk mengajukan metode pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk merealisasikan
fungsi-fungsi
bahasa
di
bidang
tata
hidangan
guna
meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Inggris. 6) Untuk mengidentifikasi efektivitas metode pembelajaran tersebut dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Inggris di bidang tata hidangan.
1.4
Manfaat Penelitian Temuan baru dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik
secara teoretis maupun praktis. Terdapat dua temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini. Temuan pertama adalah penggunaan fungsi-fungsi bahasa secara makro dan mikro di bidang tata hidangan yang diharapkan mampu memperkaya teori-teori linguistik terapan serta menjadi sebuah referensi bagi para pengajar maupun peneliti bahasa untuk melakukan penelitian sejenis di masa depan. Temuan kedua penelitian ini adalah metode pembelajaran keterampilan berbicara yang berfokus pada penggunaan fungsi-fungsi bahasa di bidang tata hidangan. Metode yang dirancang dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara peserta didik dalam bahasa Inggris.
xxvi
10 Temuan-temuan baru dalam disertasi ini juga diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi instansi pendidikan tinggi dan lembaga pelatihan kerja yang bergerak di bidang pariwisata dalam upaya memutakhirkan metode pembelajaran. Para dosen dan instruktur bahasa dapat memanfaatkan hasil temuan dalam penelitian ini sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, para lulusan akan memiliki kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris dan mampu bersaing secara profesional di dunia kerja demi meningkatkan pencitraan Bali di mata dunia internasional, khususnya dalam menghadapi kompetisi Masyarakat Ekonomi Asean dan persaingan global.
xxvii