LAPORAN AKHIR TIM PENGEMBANGAN TEKNIS PERPUSTAKAAN/DOKUMENTASI HUKUM TENTANG ABSTRAK INDIKATIF YANG BERKAITAN DENGAN KETENAGA NUKLIRAN
DISUSUN OLEH TIM KERJA DI BAWAH PIMPINAN Ny. L. SUMARTINI, S.H.
BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL DEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya laporan akhir Tim Pengembangan Teknis Perpustakaan/Dokumentasi Hukum tentang Abstrak Indikatif Yang Berkaitan Dengan Ketenaga Nukliran Tahun 2005 dapat diselesaikan. Karena keterbatasan waktu dan tenaga Tim ini hanya dapat mengerjakan Abstrak Indikatif Yang Berkaitan Dengan Ketenaga Nukliran kurang lebih
77
peraturan yang
dimulai dari tahun 1964 sampai dengan 1996. Tim ini menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak luput dari kekurangan dan ke tidak sempurnaan karena keterbatasan kemampuan, waktu, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dalam kesempatan yang baik ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada anggota Tim maupun pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan pembuatan abstrak ini, kepada Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Cq. Kepala Pusat Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk memimpin Pembuatan Abstrak Indikatif Yang Berkaitan Dengan Ketenaga Nukliran.
ii
Abstrak Indikatif Yang Berkaitan Dengan Ketenaga Nukliran dapat memenuhi harapan Badan Pembinaan Hukum Nasional dan dapat berguna bagi pelayanan informasi.
Jakarta, Tim
Desember 2005
Pengembangan
Teknis
Perpustakaan/
Dokumentasi Hukum tentang Abstrak Indikatif Yang Berkaitan Dengan Ketenaga Nukliran. Ketua,
Ny. L. Sumartini, S.H.
iii
ABSTRAK INDIKATIF YANG BERKAITAN DENGAN KETENAGA NUKLIRAN
A. PENDAHULUAN Sejak Garis-garis Besar Haluan Negara menjadi dasar dan arah kebijaksanaan pembangunan nasional telah banyak dikeluarkan berbagai produk legislatif baik di Pusat maupun Daerah dengan beraneka ragam bentuk peraturan perundang-undangan yang berisikan berbagai bidang . Peraturan perundang-undangan tersebut tidak ada yang berdiri sendiri melainkan selalu berbenturan dengan peraturan lainnya. Dalam kegiatan ini akan diolah khusus peraturan Pusat yang berkaitan dengan Ketenaga Nukliran sangat banyak dan selalu bertambah, keadaan tersebut akan menyulitkan dalam membaca materi/isi keseluruhan peraturan yang ada . Demikian pula pencariannya apabila tidak dilaksanakan dengan teknis pendokumentasian yang dibakukan secara seragam. Salah satu metode yang tepat dapat digunakan dalam teknis pendokumentasian tersebut adalah melalui abstrak peraturan perundang-undangan yaitu salah satu metode pengolahan yang berisikan penjelasan singkat mengenai alasan atau dasar pertimbangan lahirnya suatu peraturan. Dasar hukum atau sumber hukum dikeluarkannya peraturan tersebut dan ringkasan materi yang terkandung dalam peraturan perundang-undangan itu, sehingga dapat diperoleh secara cepat data yang lengkap mengenai suatu bidang tertentu yang diatur dalam suatu peraturan, sehingga pencari informasi dengan memakai abstrak
iv
peraturan dapat mengetahui isi, permasalahan, ke dalam maupun kaitan dengan peraturan lainnya.
B. TUJUAN DAN SASARAN 1. Guna memperoleh gambaran/pikiran data secara singkat dan tepat atas peraturan perundang-undangan Abstrak Indikatif Yang Berkaitan Dengan Ketenaga Nukliran. 2. Untuk memperoleh rangkaian peraturan mengenai bidang Ketenaga Nukliran yang telah
diatur dalam berbagai bentuk peraturan perundang-undangan.
3. Untuk penelitian serta perbandingan hukum terhadap suatu masalah. 4. Sebagai sarana pencarian dan penemuan kembali bahan peraturan perundang undangan kususnya di bidang Ketenaga Nukliran. 5. Membantu para pembentuk/pembuat peraturan maupun masyarakat dalam penelusuran peraturan perundang-undangan.
C. METODE KERJA Untuk kegiatan ini Pusat Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional bekerjasama dengan Badan Tenaga Atom Nasional. Kegiatan ini dikerjakan satu kesatuan kerja yang terdiri dari tenaga terampil dari Badan Pembinaan Hukum Nasional.
v
D. TAHAP PELAKSANAAN. 1. Pembuatan proposal dan menginventarisasi semua peraturan perundang-undangan dalam bidang Ketenaga Nukliran, khususnya peraturan pusat dan dimulai dari tahun 1964 sampai dengan tahun 1996. 2. Pembuat konsep abstrak peraturan perundang-undangan di bidang
Ketenaga
Nukliran. 3. Pengetikan abstrak peraturan perundang-undangan di bidang Ketenaga Nukliran. 4. Pengoreksian hasil abstrak peraturan perundang-undangan bidang
Ketenaga
Nukliran. 5. Penyusunan laporan akhir.
E. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Pembuatan Abstrak Peraturan
ini dilaksanakan dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun terhitung dari tanggal 1 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2005. Organisasi Pelaksanaan. Berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : G-18.PR.09.03 Tahun 2005 tanggal 21 Pebruari 2005. Tim Pelaksanaan Teknis Perpustakaan/Dokumentasi Hukum tentang Abstrak Indikatif Yang Berkaitan Dengan Ketenaga Nukliran.
vi
Dikerjakan oleh suatu tim yang terdiri dari : Ketua
:
Ny. L. Sumartini, S.H.
Sekretaris
:
Sunarto, S.Sos, M.Si
Anggota
:
1. Robinson Siburian, S.H. 2. Nursalam Sianipar, S.H. 3. Pujiono Triwaluyo, S.H, MH. 4. Nurwilis Raid, S.H. 5. Mugiyati, S.H, MH.
Asisten
:
1. Sudarso. 2. Sutrisno.
Pengetik
:
1. Edi Susanto. 2. Parino.
Jakarta,
Desember 2005 Sekretaris
Sunarto, S.Sos, M.Si
vii
DAFTAR ISI
Halaman I. KATA ENGANTAR ……………………………………………………............... i
II. UNDANG-UNDANG 1. UU. No. 31 Tahun 1964 HP Batan 1986 …………………………………….. 1 2. UU. No.8 Tahun 1978 LN No.53 HP Batan 1997 (II) ………………………. 3
III. PERATURAN PEMERINTAH 3. PP. No. 33 Tahun 1965 HP Batan 1997 (I) ………………………………….. 4 4. PP. No. 11 Tahun 1975 HP Batan 1975 LN 15, TLN 3061…………………. 6 5. PP. No. 12 Tahun 1975 LN 16 TLN 3052 …………………………............... 8 6. PP. No. 13 Tahun 1975 LN 17 TLN 3053 . ………………………………... 9
IV. KEPUTUSAN PRESIDEN 7. KEPPRES No. 219 Tahun 1966 HP Batan 1997 (II) ….…………………….. 11 8. KEPPRES No. 219 Tahun 1967 HP Batan 1997 (II) ………………………… 12 9. KEPPRES No. 298 Tahun 1968 HP Batan 1986…..…………………………. 14 10. KEPPRES No. 298 Tahun 1968 HP Batan 1997 (I) …………………………. 16 11. KEPPRES No. 27 Tahun 1969 HP Batan 1997 II)…………………………… 17 12. KEPPRES No. 27 Tahun 1969 HP Batan 1986 ……………………………… 18 13. KEPPRES No. 51 Tahun 1969 LN 33 HP Batan 1997 (II)…………………... 19
viii
14. KEPPRES No. 58 Tahun 1970 LN 55 HP Batan 1997 (II)…………………… 20 15. KEPPRES No. 14 Tahun 1980 HP Batan ……………………………………. 21 16. KEPPRES No. 54 Tahun 1981 LN 60 HP Batan 1997 (II)…………………… 22 17. KEPPRES No. 21 Tahun 1983 HP Batan 1997 (II) ………………………….. 23 18. KEPPRES No. 82 Tahun 1985 HP Batan 1986 ………………………………. 24 19. KEPPRES No. 49 Tahun 1986 LN Batan 1964 HP Batan 1997 ……………... 26 20. KEPPRES No. 80 Tahun 1993 HP Batan 1986 (IV) …………………………. 27 21. KEPPRES No. 81 Tahun 1993 HP Batan 1996 (IV) …………………………. 29 22. KEPPRES No. 82 Tahun 1993 LN 76 HP Batan (IV) ………………………. 31
V. KEPUTUSAN DIRJEN BATAN. 23. KEPDIRJEN BATAN No. 07/DJ/19/I/1976 HP Batan 1997 (I)..……………. 33 24. KEPDIRJEN BATAN No. 14/DJ/16/II/1976 HP Batan …………………….. 35 25. KEPDIRJEN BATAN No. 45/DJ/31/III/1977 HP Batan 1997 (I)…………… 36 26. KEPDIRJEN BATAN No. 45/DJ/31/III/1997 HP Batan 1985 ……………… 38 27. KEPDIRJEN BATAN No. 42/DJ/30/III/1978 HP Batan 1997 (I) …………… 39 28. KEPDIRJEN BATAN No. 97/DJ/15/VII/1980 HP Batan 1997 (I) ………….. 41 29. KEPDIRJEN BATAN No. 54/DJ/5/II/1982 HP Batan 1997 (I) ……………... 43 30. KEPDIRJEN BATAN No. 62/DJ/3/VI/1982 HP Batan 1985…..……………. 45 31. KEPDIRJEN BATAN No. 134/DJ/11/X/1982 HP Batan 1997 (II) …………. 46 32. KEPDIRJEN BATAN No. 149/DJ/25/XI/1982 HP Batan 1997 (II) ………… 47 33. KEPDIRJEN BATAN No. 148/DJ/VI/1983 HP Batan 1997 (II)…………….. 48 34. KEPDIRJEN BATAN No. 194/DJ/IX/1993 HP Batan 1997 (II)…………….. 49
ix
35. KEPDIRJEN BATAN No. 78/DJ/V/1984 HP Batan 1997 (II) ……………… 50 36. KEPDIRJEN BATAN No. 79/DJ/V/1984 HP Batan 1997 (II) ……………… 51 37. KEPDIRJEN BATAN No. 154/DJ/X/1984 HP Bid Tenaga Atom ………….. 52 38. KEPDIRJEN BATAN No. 157/DJ/XI/1984 HP Bid Tenaga Atom …………. 54 39. KEPDIRJEN BATAN No. 23/DJ/III/1985 HP Batan 1997……..…………… 56 40. KEPDIRJEN BATAN No. 83/DJ/V/1985 HP Bid Tenaga Atom…………… 58 41. KEPDIRJEN BATAN No. 10/DJ/II/1986 LL Batan ………………………… 60 42. KEPDIRJEN BATAN No. 23/92/DJ/III/1986 HP Bid Tenaga Atom………... 61 43. KEPDIRJEN BATAN No. PN 0001/145/DJ/1985 HP Batan 1997 (I)………. 63 44. KEPDIRJEN BATAN No. 84/DJ/VII/1986 HP Bid Tenaga Atom ………….. 65 45. KEPDIRJEN BATAN No. 0008/01/DJ/1988 HP Bidang Tenaga Atom …….. 67 46. KEPDIRJEN BATAN No. PN.02/114/DJ/1989 HP Batan (IV) ……………... 69 47. KEPDIRJEN BATAN No. 173/DJ/XI/1990 HP Batan 1990 ………………… 71 48. KEPDIRJEN BATAN No. PS.0511/57/DJ/1990 LL Batan 1986 (IV)……….. 72 49. KEPDIRJEN BATAN No. PS.0511/57/DJ/1990 HP Batan 1993 …………… 74 50. KEPDIRJEN BATAN No. 84/DJ/IV/1991 LL Batan 1996 (IV)……………... 76 51. KEPDIRJEN BATAN No. 16/DJ/I/1992 LL Batan 1996 (IV) ……………… 78 52. KEPDIRJEN BATAN No. 98/DJ/III/1992 HP Batan 1992 (IV) …………….. 80 53. KEPDIRJEN BATAN No. 199/DJ/III/1992 HP Batan 1992 (IV)……………. 82 54. KEPDIRJEN BATAN No. 294/DJ/IX/1992 HP Batan 1992 (IV) …………… 84 55. KEPDIRJEN BATAN No. 445/DJ/XII/1992 HP Batan (IV)……………….. 86 56. KEPDIRJEN BATAN No. 190/DJ/IV/1993 HP Batan 1996 (IV)…………… 88 57. KEPDIRJEN BATAN No. 564/DJ/XI/1993 LL Batan 1993 ………………... 90
x
58. KEPDIRJEN BATAN No. 190/DJ/IV/1993 HP Batan 1993 ………………. 92 59. KEPDIRJEN BATAN No. 574/DJ/XII/1993 LL Batan 1993 ………………. 94 60. KEPDIRJEN BATAN No. 603/DJ/XII/1993 HP Batan (IV) ……………….. 96 61. KEPDIRJEN BATAN No. 608/DJ/XII/1993 HP Batan (IV) ……………….. 98 62. KEPDIRJEN BATAN No. 362/DJ/IX/1994 LL Batan 1994 ………………. 100 63. KEPDIRJEN BATAN No. 445/DJ/X/1994 LL Batan 1994 ………………... 102 64. KEPDIRJEN BATAN No. 445/DJ/X/1994 HP Batan 1995 ………………... 103 65. KEPDIRJEN BATAN No. 446/DJ/X/1994 HP Batan 1995 ………………... 105 66. KEPDIRJEN BATAN No. 447/DJ/X/1994 HP Batan 1995 ………………… 107 67. KEPDIRJEN BATAN No. 293/DJ/VII/1995 HP Batan 1995 ………………. 109 68. PERMENDAG No.397/KP/XI/1974 HP Batan 1977 (II) …………………… 111 69. KEPMENAKERTRANSKOP No.KEP.116/MEN/1977 HP Batan 1997 (I) …………………………………………………………… 113 70. KEPBERMENAKER DAN DIRJEN BATAN No. KEP. 08/MEN/1979 dan No. 24/DJ/20/II/1979 HP Batan 1987 (I) ……………….. 115 71. KEPBERMENAKERTRANS DAN DIRJEN BATAN No. KEP. 08/MEN/1979 dan No.2405/20/II/1979 HP Batan 1985 …………………….. 117 72. KEPMENAKERTRANS DAN DIRJEN BATAN No. KEP. 08/MEN/1979 dan No. 2405/20/II/1979 HP Batan 1985 ……………………. 119 73. INSTRUKSI DIRJEN BATAN No. 09/DJ/V/1982 HP Batan 1997 (I)……………………………………………………………. 121 74. KEPBERMENKES DAN DIRJEN BATAN No.502/MENKES/ SKB/VII/1985 dan PN.0001/94/DJ/1989 HP Batan (IV)……………………. 123
xi
75. KEPMENKES No. 00474/B/II/1987 HP Batan 1997 ………………………. 125 76. PERMENKES No. 172/MENKES/PER/III/1991 HP Batan (IV) …………… 126 77. SURAT EDARAN DIRJEN BATAN No. 182/DJ/X/1991 HP Batan (IV) ……………………………………………………………….. 128
xii
TENAGA ATOM - KETENTUAN POKOK 1964 UU. NO.31 LN 1964/NO. 124, HP. BATAN 1986 : 12 HLM UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK TENAGA ATOM
ABSTRAK :
-
Penemuan dan penggunaan tenaga atom mempunyai pengaruh yang sangat besar dan telah membuat perubahan dalam kehidupan manusia. Di satu pihak pemakaiannya berupa alat perusak yang dahsyat, di lain pihak memberikan manfaat yang tak ternilai. Pada zaman modern pengembangan dan penggunaan tenaga atom sangat diperlukan di lapangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk pengembangan penelitian, pendidikan, kesehatan, biologi, pertanian, industri dan lain-lain, guna kepentingan rakyat dan negara, karena penggunaan tenaga atom juga mempunyai dampak yang berbahaya maka dalam penggunaannya perlu diawasi mendapat bimbingan dan dorongan dari pemerintah untuk kepentingan nasional, untuk kepentingan ini diperlukan hukum nasional yang menjamin penggunaan tenaga atom disegala bidang.
• •
-
Dasar Hukum Undang-undang ini adalah :
Ps. 5 Ps. 20, Ps. 23 dan Ps. 33 UUD 1945; TAP MPRS No.VI /MPRS/1960; No. 11/MPRS/1960; UU. No. 37 Prp Tahun 1960. • •
-
Dalam Undang-undang ini diatur tentang :
Pengertian-pengertian tentang tenaga atom, badan tenaga atom, bahan-bahan nuklir;
xiii
Unsur-unsur radioaktif, reaktor, instalasi atom operator dan pengusaha instalasi atom. Pembentukan Dewan Tenaga Atom oleh Presiden mengenai keanggotaan, tugas, srtuktur organisasinya;
Wewenang dan kekuasaan negara, pemerintah dan badan tenaga atom nasional; Perizinan mengenai penerimaan penguasaan, pengolahan, dan penyerahan badan tenaga atom; Pembangunan dan penggunaan instalasi atom dan izin untuk para ahli; Penghargaan terhadap penemuan baru dalam lapangan tenaga atom; Pengawasan atas keselamatan dan kesehatan; Kewenangan pemerintah tentang keamanan nasional; Ketentuan pidana; Ketentuan keuangan yang menyangkut pengeluaran untuk dewan tenaga atom dan badan tenaga atom nasional.
CATATAN :
-
Badan-badan, organisasi-organisasi dan peraturan-peraturan yang ada pada waktu berlakunya undang-undang ini, bekerja terus/tetap berlaku selama belum diadakan yang baru berdasarkan undangundang ini;
• •
-
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 26
Desember 1964.
xiv
DEWAN TENAGA ATOM – PEMBENTUKAN 1968 KEPPRES NO. 298 TAHUN 1968, HP. BATAN 1986 : 3 HLM KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN TENAGA ATOM.
ABSTRAK :
- Untuk mensukseskan program pemerintah pada umumnya dan program-program yang dapat memanfaatkan tenaga atom pada khususnya dipandang perlu untuk segera membentuk Dewan Tenaga Atom yang bertugas memberi pertimbangan kepada Presiden dalam soal-soal yang berhubungan dengan perkembangan dan penggunaan tenaga atom di Indonesia dan di dunia Internasional, yang pengaturannya perlu ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
• -
•
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah :
Ps. 4 ay (1) UUD 1945; UU. No. 31 Tahun. 1964; PP. No.31 Tahun 1965; KEPPRES No. 183 Tahun. 1968. • -
•
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
Kedudukan, tugas , fungsi, dan wewenang Dewan Tenaga Atom; Susunan anggota Dewan Tenaga Atom yang terdiri dari anggota tetap dan
anggota tidak tetap;
Tata kerja Dewan
Tenaga Atom
serta sekretariatan
yang
membantunya; Pembiayaan Dewan Tenaga Atom yang dibebankan pada anggaran belanja BATAN.
CATATAN :
-
Pengangkatan/pemberhentian anggota tetap dan anggota tidak tetap ditetapkan dengan Keputusan Presiden; xv
• •
-
Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur
lebih lanjut dengan keputusan tersendiri; • •
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 16
Oktober 1968.
xvi
xvii
DEWAN TENAGA ATOM – ANGGOTA – PENAMBAHAN 1969 KEPPRES NO. 27 TAHUN 1969, HP. BATAN 1986 : 1 HLM KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENAMBAHAN KEANGGOTAAN DEWAN TENAGA ATOM.
ABSTRAK :
- Dalam rangka kegiatan penggunaan tenaga atom, perlindungan perawatan tenaga kerja perlu mendapat perhatian yang sebaikbaiknya. Sehubungan dengan itu dipandang perlu untuk menambah keanggotaan Dewan Tenaga Atom dari bidang tenaga kerja yang pengaturannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
• -
•
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah:
Ps. 4 ay (1) UUD 1945; UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 33 Tahun 1965; KEPPRES No. 183 Tahun 1968; KEPPRES No. 298 Tahun 1968. • -
•
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang:
Penambahan Anggota Dewan Tenaga Atom dengan Menteri Tenaga Kerja sebagai anggota tidak tetap.
CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 13 Maret 1969.
xviii
xix
BADAN TENAGA ATOM NASIONAL 1985 KEPPRES NO. 82 TAHUN 1985, HP. BATAN 1986 : 9 HLM. KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG BADAN TENAGA ATOM NASIONAL
ABSTRAK :
-
Dengan semakin berkembangnya tugas dan semakin pentingnya peranan Badan Tenaga Atom Nasional dalam memajukan teknologi, ilmu pengetahuan dan pembangunan nasional, maka dipandang perlu suatu
pengaturan
menyempurnakan
dengan
organisasi
Keputusan Badan
Tenaga
Presiden Atom
untuk Nasional
sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden No. 14 tahun 1980 tentang Badan Tenaga Atom Nasional. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah:
Ps. 4 ay (1) UUD 1945; UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 33 Tahun 1965. • •
-
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang:
Kedudukan, tugas pokok dan fungsi Badan Tenaga Atom Nasional; Susunan Organisasi Badan Tenaga Atom Nasional yang terdiri dari Direktur Jenderal, Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Aplikasi, Deputi Bidang Penelitian Pengembangan Industri Nuklir, Deputi Bidang Pengkajian Sains dan Teknologi Nuklir, Deputi Bidang Umum, Pusat Pendidikan dan Latihan, Staf Ahli. Tugas Direktur Jenderal, tugas dan fungsi Deputi serta pusat-pusat yang ada di bawah Deputi-deputi, Tugas Pusat Pendidikan dan Latihan, Staf Ahli dan Unit Pelaksana Teknis;
xx
Tata kerja dilingkungan Badan Tenaga Atom Nasional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dilingkungan BATAN sendiri maupun antar instansi pemerintah. Kepangkatan,
Pengangkatan
dan
Pemberhentian
Pejabat
dilingkungan BATAN. Pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas BATAN.
CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mencabut Keputusan Presiden No. 14 tahun 1980.
•
-
Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, segala
ketentuan yang bertentangan dinyatakan tidak berlaku; •
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 31
Desember 1985.
xxi
INSTALASI NUKLIR – JAMINAN KUALITAS xxii
1990 KEPDIRJEN BATAN NO. PS 0511/57/DJ/1990, HP. BATAN 1986 (IV) : 7 HLM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG 0000JAMINAN KUALITAS INSTALASI NUKLIR.
ABSTRAK :
-
Teknologi nuklir sudah mencapai suatu tahap yang dapat memanfaatkan instalasi nuklir sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu instalasi nuklir juga mempunyai potensi bahaya radiasi, karena itu pembangunan dan pengoperasiannya harus mengikuti persyaratan keselamatan yang ditentukan. Untuk itu diperlukan persyaratan yang mutlak berupa jaminan kualitas agar rencana bangun, rekayasa pembangunan dan pengoperasian serta pemeliharaan instalasi nuklir dilakukan dengan mematuhi persyaratan yang ditentukan. Sehubungan dengan itu diperlukan pengaturan yang ditetapkan dengan keputusan Direktur Jenderal untuk jaminan kualitas nuklir.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah: UU. No. 31 Tahun 1975; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No. 31 Tahun 1975; KEPPRES No. 82 Tahun 1985; KEPMEN PERIND No. 09/M/SK/I/88; KEPDIRJEN BATAN No. 54/DJ/5/V/82; KEPDIRJEN BATAN No. PN. 0001/92/DJ/87. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang: Pengertian-pengertian mengenai Instalasi nuklir, pembangunan, konstruksi, operasi, permohonan dan jaminan kualitas; Kewajiban menyusun dan melaksanakan program jaminan kualitas ;
xxiii
Fungsi jaminan kualitas yang meliputi penyusunan program jaminan kualitas, organisasi dan tata kerja pelaksanaan jaminan kualitas dan pengawasan jaminan kualitas. Program dan persyaratan penyusunan program jaminan kualitas; Organisasi yang meliputi tanggung jawab, tugas dan wewenang personil dan organisasi dalam melaksanakan kegiatan jaminan kualitas; Pengawasan terhadap pelaksanaan program jaminan kualitas.
CATATAN :
-
Pengawasan terhadap pelaksanaan program jaminan kualitas kriteria persyaratan dan ketentuan lain tentang program jaminan kualitas akan diatur lebih lanjut dalam keputusan tersendiri.
• •
-
Ketentuan lain tentang jaminan kualitas yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan lainnya tetap berlaku sepanjang tidak diatur lain dalam keputusan ini. • •
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 25 Mei 1990.
xxiv
INSTALASI NUKLIR – JAMINAN KUALITAS 1990 KEPDIRJEN BATAN NO. PS. 0511/57/DJ/1990, LL. BATAN 1986 (IV) : 4 HLM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG JAMINAN INSTALASI NUKLIR.
ABSTRAK :
-
Dalam Keputusan Dirjen Batan No. Ps. 0511/57/DJ/1990 tanggal 29 Mei 1990 ditetapkan tentang jaminan kualitas instalasi nuklir. Sebagai konsekwensi dari keputusan dimaksud setiap pusat di lingkungan BATAN sebagai pelaksana Keputusan Dirjen itu harus melakukan ketentuan jaminan kualitas tersebut. Sementara itu terdapat beberapa unit kerja di lingkungan BATAN yang tidak memiliki unit jaminan kualitas. Sehubungan dengan hal tersebut perlu ditetapkan suatu pengaturan tentang pelaksanaan tugas jaminan kualitas dilingkungan BATAN dengan Keputusan Direktur Jenderal BATAN.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 64; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No.12 Tahun 1975; PP. No. 13 Tahun 1975; KEPPRES No. 82 Tahun 1985; KEPMEN PERIND No. 09/M/SK/I/1982; KEPDIRJEN BATAN No.
127/DJ/XII/1986;
PN.0001/92/DJ/1987;
KEPDIRJEN KEPDIRJEN
BATAN BATAN
No. No.
PS.05/11/57/DJ/1990. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang :
xxv
Kewajiban pusat-pusat di lingkungan BATAN yang mengelola instalasi nuklir untuk menerapkan ketentuan jaminan kualitas; Kewajiban di pusat-pusat di lingkungan pusat penelitian tenaga atom Serpong yang tidak membawahkan suatu kerja jaminan kualitas untuk
membentuk
satuan-satuan
jaminan
kualitas
dibawah
koordinasi bidang jaminan kualitas; Kewajiban lain dari bidang jaminan kualitas yaitu membina dan membantu unit-unit yang menangani masalah keselamatan radiasi dalam melaksanakan ketentuan Keputusan Dirjen BATAN No. PS.05/11/57/DJ/1990 tentang jaminan kualitas instalasi nuklir khususnya dalam membuat program jaminan kualitas; Kewajiban Biro Pengawasan Tenaga Atom untuk melaksanakan audit secara ektern terhadap pelaksanaan program jaminan kualitas.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 1990.
xxvi
xxvii
NON REAKTOR – AMDAL – PEDOMAN TEKNIS 1994 KEPDIRJEN BATAN NO. 447/DJ/X/1994, HP. BATAN 1995 : 43 HLM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
BADAN TENAGA ATOM NASIONAL
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN UNTUK RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN INSTALASI NUKLIR NON REAKTOR.
ABSTRAK :
-
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan hidup telah menetapkan pedoman umum penguasaan analisis mengenai dampak lingkungan melalui Keputusan No. Kep 14/01510 KLH/3/1994 sementara itu rencana pembangunan dan pengoperasian instalasi nuklir non reaktor diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan karena wajib dilengkapi dengan
proses
mengenai dampak lingkungan. Keputusan Dirjen BATAN No. 119/DJ/III/1992 yang mengatur pedoman teknis penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) untuk kegiatan di bidang nuklir non reaktor sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan. Sehubungan dengan itu perlu dibuat pedoman yang baru yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen BATAN. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah: UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 4 Tahun 1982; UU. No. 5 Tahun 1990; UU. No. 24 Tahun 1992; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. 12 Tahun 1975; PP. No. 13 Tahun 1975; PP. No. 51 Tahun 1993; KEPMENEG LH No. KEP 11/MENLH/3/1994; KEPMENEG LH No. KEP 14/MENLH/3/1994;
KEP.KLH No. KEP. 056 Tahun
1994; KEPDIRJEN BATAN No. 07/DJ/4/I/1976; KEPDIRJEN
xxviii
BATAN No. 134/DJ/II/1982;
KEP. DIRJEN BATAN No.
363/DJ/IX/1994. • -
•
Dalam
Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pedoman teknis penyusunan kerangka acuan analisis dampak lingkungan, Analisis dampak lingkungan, Rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan ligkungan untuk rencana pembangunan dan pengoperasian instalasi nuklir non reaktor, yang secara rinci diatur dalam lampiran I s.d IV keputusan ini; Jenis rencana pembangunan dan pengoperasian instalasi
•
nuklir dan reaktor yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan yang terdiri dari : a. Fabrikasi bahan bakar nuklir dengan produksi > 50 elemen baker/tahun; Semua instalasi pengelola limbah radioaktif; b. Iradiator dengan aktivitas sumber > 1850 TBq (5000 c1); Semua instalasi produksi radioisotop. Mengenai pengujian analisis mengenai dampak lingkungan pada kawasan yang terdapat beberapa rencana pembangunan dan pengoperasian instalasi nuklir non reaktor maka penggunaanya dapat dijadikan satu berupa analisis mengenai dampak lingkungan kawasan untuk kawasan tersebut.
CATATAN :
-
Keputusan Dirjen ini mencabut Keputusan Dirjen BATAN No. 119/DJ/III/1992 tentang pedoman teknis pengaturan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) untuk kegiatan di bidang nuklir non reaktor.
•
-
Keputusan
ini mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober
1994.
xxix
REAKTOR NUKLIR – AMDAL – PEDOMAN TEKNIS 1994 KEPDIRJEN BATAN NO. 445/DJ/X/1994, HP. BATAN 1995 : 35 HLM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN UNTUK RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN REAKTOR NUKLIR.
ABSTRAK :
-
Pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup. Sementara itu dengan telah ditetapkan keputusan MENNEG LH
No.
14/MENKLH/31/1994 tentang pedoman umum pengawasan analisis mengenai dampak lingkungan, maka dipandang perlu meninjau kembali Kep. Dirjen BATAN No. 445/DJ/XII/1992 yang mengatur pedoman teknis penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan untuk rencana pembangunan pusat listrik tenaga nuklir, karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan. Sehubungan dengan itu perlu dibuat pedoman teknis penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan untuk rencana pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen BATAN. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah :
xxx
UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 4 Tahun 1982; UU. No. 5 Tahun 1990; UU. No. 24 Tahun 1992; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No.13 Tahun 1975; PP. No.51 Tahun 1993; KEPPRES No. 3/M Tahun 1984; KEPPRES No. 82 Tahun. 1985; KEPMENEG LH No. KEP. 11/MENLH/3/1994; KEPMENEG LH No. KEP 14/MENLH/3/1994; KEP.KA. AMDAL No. KEP. 056 Tahun.
1994;
KEPDIRJEN
BATAN
No.
07/DJ/4/I/1976;
KEPDIRJEN BATAN No. 134/DJ/II/1982; KEPDIRJEN BATAN No.363/DJ/IX/1994. • -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pedoman Teknis Penyusunan Analisis mengenai dampak lingkungan untuk rencana pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir, yang secara rinci diakui dalam lampiran keputusan ini, lampiran I s/d IV. Tentang kewajiban utnuk melampiri analisi mengenai dampak lingkungan, yaitu rencana pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir dengan daya lebih dari 100 KWK. Tentang pengujian analisis mengenai dampak lingkungan yang dapat dijadikan satu , berupa analisis mengenai dampak lingkungan kawasan,
jika
dalam
satu
kawasan
dan
terdapat
rencana
pembangunan dan pengoperasian beberapa reaktor nuklir dan instalasi pendukung.
CATATAN :
-
Keputusan
ini
mencabut
Keputusan
Dirjen
BATAN
No.
445/DJ/XII/1992 tentang Pedoman teknis Penyusunan Analisis mengenai dampak lingkungan untuk rencana pembangunan pusat listrik tenaga nuklir. •
xxxi
-
•
Keputusan
ini mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober
1994.
RADIATOR – IZIN KERJA 1993 KEPDIRJEN BATAN NO. 190/DJ/IV/1993, HP. BATAN 1986 (IV) : 11 HLM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG IZIN KERJA BAGI PEKERJA IRADIATOR.
ABSTRAK :
-
Berdasar Pasal 5 ayat (2) huruf e Keputusan Dirjen BATAN No. PN. 001/92/DJ/1987 tentang izin konstruksi dan operasi iradiator, izin operasi iradiator diberikan setelah dipenuhi persyaratan yaitu mempunyai tenaga yang telah mendapat izin bekerja dari BATAN. Sehubungan dengan izin bekerja bagi pekerja iradiator tersebut perlu suatu pengaturan yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen BATAN.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah:
xxxii
UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975;
KEPDIRJEN BATAN No. PN. 0001/92/DJ/1987;
KEPDIRJEN BATAN No. PN. 03/160/DJ/1989. • -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang: Pengertian-pengertian kata dan kalimat yang terdapat dalam pasal pasal keputusan Dirjen ini, yaitu dalam ketentuan umum; Klasifikasi pekerja iradiator yang terdiri operator idiator, Petugas radiometri, Petugas proteksi radiasi, petugas perawatan dan perbaikan , dan tanggung jawab dari masing-masing pekerja iradiator tersebut. Surat izin bekerja bagi pekerja iradiator beserta, syarat-syarat memperoleh, jangka waktu surat izin dan pencabutan surat izin; Pendidikan , pelatihan dan pengujian bagi pekerja iradiator beserta pedoman sebagaimana terlampir dalam keputusan ini; Perangkapan dan kurangnya perangkapan tugas bagi pekerja iradiator.
CATATAN :
-
Biaya penyelenggaraan ujian bagi pekerja iradiasi dibebaskan kepada para peserta ujian yang
akan ditentukan kemudian oleh
BATAN. • •
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 8 April 1993.
xxxiii
xxxiv
CONVENTION – PENGESAHAN 1993 KEPPRES NO. 81, HP. BATAN 1996 (IV) : 13 HLM KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON EARLY NOTIFICATION OF A NUCLEAR ACCIDENT.
ABSTRAK :
-
Pada tanggal 26 September 1986 di Wina Austria, delegasi Indonesia telah menandatangani Convention on early Natification of Nuclear Accident sebagai hasil sidang umum ke 30 Badan Tenaga Atom Internasional (Tahune General Conference of Tahune International Atomic Energy Agency) yang mengatur tentang pemberitahuan secara dini mengenai terjadinya kecukaian nuklir. Convention tersebut
mempunyai
arti
penting
untuk
mencegah
dan
menanggulangi kecelakaan nuklir secara dini, memperkecil akibat yang ditimbulkannya, serta memperkokoh kerjasama internasional dalam pengembangan dan penggunaan teknologi nuklir secara aman. Sehubungan dengan itu dan sesuai dengan amanat Presiden RI kepada ketua DPR No. 2826/HK/1960 tanggal 22 Agustus 1960 tentang pembuatan perjanjian-perjanjian dengan negara lain, dipandang perlu untuk mengesahkan convention tersebut dengan Keputusan Presiden. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah:
Ps. 4 ay (1) dan Ps. 11 UUD 1945. • •
-
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang:
Pengesahan convention on early motification of nueclear accident yang telah ditandatangani oleh delegasi RI di Wina Austria pada tanggal 26 September 1986, sebagai ketua sidang umum ke 30
xxxv
Badan Tenaga Atom Internasional (Tahune General Conference on Tahune International Atomic energy Agency) dengan persetujuan (reservation) terhadap pasal 11 mengenai pendelegasian sengketa atas penafsiran atau penerangan convention , yang salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggris sebagaimana terlampir pada Keputusan Presiden ini.
CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 11 September 1993.
xxxvi
AMANDEMENT - PENGESAHAN 1993 KEPPRES NO. 80, HP. BATAN 1986 (IV) : 5 HLM KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN AN AMANDEMENT OF ARTICLE IV OF TAHUNE STATUTE OF TAHUNE INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY.
ABSTRAK :
-
Dalam Sidang Umum Badan Tenaga Atom Internasional (Tahune General of Tahune International Atomic Energy Agency) yang ke 28 tanggal 27 September 1984 telah diterima resolusi yang mengubah pasal IV A I Anggaran Dasar Badan Tenaga Atom Internasional mengenai susunan anggota tetap Dewan Gubernur sehubungan dengan itu dan sesuai dengan Amanat Presiden RI kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat No. 2826/HK/1996 tanggal 22 Agustus 1960 tentang Pembuatan perjanjian-perjanjian dengan Negara lain dipandang perlu untuk memasukkan amandement of article VI of Tahune statute of Tahune International Atomic Energy Agency tersebut dengan Keputusan Presiden.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah :
Ps. 4 ay (1); Ps. 11 UUD 1945; UU. No. 25 Tahun 1957; UU. No. 2 Tahun 1973. • •
-
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
Pengesahan An Amandement of article name of Tahune statude of Tahune International Atomic Energy Agency yang telah diterima dalam sidang umum Badan Tenaga Atom Internasional (Tahune General Converence of Tahune International Atomic Energy Agency) yang ke 28 tanggal 27 September 1984 yang salinan naskah
xxxvii
aslinya dalam Bahasa Inggris sebagaimana terlampir pada Keputusan Presiden ini. CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 11 September 1993.
xxxviii
NON RADIASI – KESELAMATAN KERJA – PEDOMAN 1992 KEPDIRJEN BATAN NO. 16/DJ/I/1992, LL. BATAN 1986 (IV) : 82 HLM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA NON RADIASI BADAN TENAGA ATOM NASIONAL.
ABSTRAK :
-
Penggunaan mesin, pesawat isolasi, dan peralatan serta bahan berbahaya lainnya makin meningkat dilingkungan Badan Tenaga Atom Nasional di lain pihak terjadi pula lingkungan yang memenuhi syarat,
proses
dan
sifat
pekerjaan
yang
berbahaya
serta
meningkatnya intensitas kerja operasional dalam bidang non radiasi dari
pegawai.
Kondisi-kondisi
yang
demikian
akan
sangat
mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah dan tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan atom bahaya, dari pekerjaan non radiasi yang dapat terjadi pada diri pegawai atau terhadap orang lain, oleh karena itu perlu dikembangkan dan ditingkatkan pula keselamatannya dan ketekunan kerja dalam bidang non radiasi. Biro pengawasan tenaga atom
berdasarkan
surat
edaran
Dirjen
BATAN
No.
HK
0009/01/DJ/1989 diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur mengawasi dan menetapkan ketentuan yang menyangkut keselamatan dan kerja non radiasi serta mengkoordinasikan seluruh kegiatan keselamatan kerja non radiasi di pusat/biro UPT-MPIN dilingkungan BATAN. Sehubungan hal-hal tersebut dianggap perlu ditetapkan keputusan Dirjen BATAN yang mengatur tentang pedoman keselamatan dan kesehatan kerja non radiasi dilingkungan BATAN. •
xxxix
• • •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun. 1964; UU. No. 1 Tahun 1970; KEPDIRJEN BATAN
No.
127/DJ/XII/1986;
PN.03/160/DJ/1989;
KEPDIRJEN
KEPDIRJEN
BATAN
BATAN No.
No. PS
05/11/57/DJ/1990; KEPDIRJEN BATAN No. 173/DJ/XI/1990. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja non radiasi Badan Tenaga Atom Nasional, Deputi tersebut pada lampiran keputusan ini yang pokok-pokoknya adalah : Pedoman umum keselamatan dan kesehatan kerja; Pedoman penanggulangan bahaya kebocoran, tujuan pedoman ini untuk memberikan petunjuk kepada seluruh karyawan agar tercipta kesatuan langkah dalam upaya penanggulangan bahaya kebocoran di seluruh unit BATAN. Pedoman pekerjaan di bengkel, dengan maksud untuk memberikan petunjuk secara umum kepada seluruh karyawan BATAN tentang keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan perbengkelan. Pedoman bagi pekerjaan yang menggunakan peralatan listrik; Pedoman bagi pekerjaan dengan menggunakan bahan kimia; Pedoman bagi pekerjaan dilengkapi bejana tekan yang dapat menimbulkan bahaya peledakan; Pedoman pertolongan yang berkaitan dengan medik; Pedoman pakaian kerja dan alat pelindung.
xl
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 20 Januari 1992.
ALAT UKUR – KALIBRASI 1991 KEPDIRJEN BATAN NO. 84/DJ/VI/1991, LL. BATAN 1986 (IV) : 11 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG KALIBRASI ALAT UKUR RADIASI DAN KELUARAN SUMBER RADIASI STANDARDISASI RADIONUKLIDA DAN FASILITAS KALIBRASI.
ABSTRAK :
-
Untuk menjamin kebenaran nilai pengukuran, dosis tetap, fluks, atau aktivitas diperlukan alat ukur radiasi dan keluaran sumber radiasi yang
memberikan
ketelitian
dan
kendala
yang
dapat
dipertanggungjawabkan, sehingga keselamatan pekerja maupun anggota masyarakat terjamin. Keputusan Dirjen BATAN No. 78/DJ/V/1984 mengatur tentang kalibrasi alat ukur radiasi, pengukuran
keluaran
sumber radiasi
dan
fasilitas
kalibrasi
pengaturan ini dirasa sudah tidak sesuai perkembangan karena sesuai perkembangan pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya lainnya di Indonesia dirasa perlu pengaturan mengenai standardisasi
radionuklida.
Sehubungan
dengan
hal
tersebut
Keputusan Dirjen tersebut perlu disetujui kembali dan ditetapkan ke pihak Dirjen BATAN yang mengatur standardisasi radio nuklir. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah: UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; KEPPRES No. 3/M Tahun 1984; KEPPRES No. 82 Tahun 1985; KEPDIRJEN BATAN
No. 127/DJ/XII/1986;
KEPDIRJEN BATAN No. PN.03/160/DJ/1989. xli
• • • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang: Pengertian-pengertian kata atau kalimat yang terdapat dalam Keputusan Dirjen yang diatur dalam ketentuan umum. Kewajiban kalibrasi dan standardisasi. Tingkat dan kewajiban fasilitas kalibrasi tingkat kalibrasi terdiri dari fasilitas kalibrasi tingkat wasiat dan fasilitas kalibrasi tingkat lokal, masing-masing tingkat ini mempunyai kewajiban masing-masing. Dengan persetujuan fasilitas kalibrasi tingkat nasional, fasilitas kalibrasi tingkat lokal bertindak atas nama fasilitas kalibrasi tingkat nasional. Sertifikat dan tanda kalibrasi atau standarisasi yang menurut lebih lanjut muatan sertifikat maupun tanda kalibrasi dan tanda standardisasi.
CATATAN :
- Keputusan Direktur Jenderal ini mencabut Keputusan Dirjen BATAN No. 78/DJ/V/1984.
•
-
Keputusan Dirjen ini sebagai peraturan pelaksanaan lebih
lanjut PP. No. 12 Tahun 1975 tentang izin pemakaian zat radioaktif dan sumber radiasi lainnya. • •
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 18 Juni 1991.
xlii
INSTALASI ATOM – PETUGAS PROTEKSI – PENGUJIAN 1989 KEPDIRJEN BATAN NO. PN 02/114/DJ/1989, HP. BATAN (IV) : 8 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PENGUJIAN TENAGA YANG AKAN BERTUGAS SEBAGAI PETUGAS PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ATOM.
ABSTRAK :
-
Setiap instalasi atom harus mempunyai petugas proteksi radiasi yang cakap yang terlatih baik. Pernyataan seseorang dianggap cakap dan terlatih baik untuk bertindak sebagai petugas proteksi radiasi di instalasi
atom,
khususnya
untuk
bidang
kesehatan,
industri/teknik/komersial dan penelitian/ pendidikan diperlukan suatu pengujian tehadap calon petugas dimaksud. Dalam rangka pengujian itu perlu suatu pengaturan yang ditetapkan sebagai Keputusan Direktur Jenderal. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No. 13 Tahun 1975; KEPPRES No. 3 /M Tahun 1984; KEPPRES
No.
82
Tahun
1985;
KEPDIRJEN
BATAN
No.42/DJ/30/III/78; KEPDIRJEN BATAN No. 24/DJ/II/1983; KEP DIRJEN BATAN No. 127/DJ/XII/1985.
xliii
• -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Bidang yang diatur meliputi kesehatan, industri/teknik/komersial dan penelitian/pendidikan; Pelaksanaan penilaian kemampuan seseorang yang akan ditugaskan sebagai petugas proteksi radiasi;
Tugas dan kewajiban petugans proteksi radiasi; Persyaratan peserta ujian yang meliputi pendidikan, kesehatan dan syarat administrasi berupa surat pengantar dari intalasi atom yang bersangkutan bahwa yang bersangkutan bekerja di bagian dan kesehatan kerja (K3) atau bagian lain yang menangani masalah keselamatan; Materi ujian yang diujikan secara tertulis dan praktek; Pedoman penelitian; Perpanjangan surat keterangan, bagi mereka yang lulus akan diberikan surat keterangan. Surat keterangan diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Perpanjangan akan diberikan tanpa ujian apabila diminta; ujian ulang, bagi yang tidak lulus ujian dapat mengikuti ujian ulang pada kesempatan berikutnya.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 29 Agustus 1989.
xliv
xlv
INSTALASI NUKLIR – LINGKUNGAN HIDUP – PELAKSANAAN 1991 SE. DIRJEN BATAN NO. : 182/DJ/X/1991, HP. BATAN (IV) : 30 HLM SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM BIDANG LINGKUNGAN HIDUP BAGI INSTALASI NUKLIR DILINGKUNGAN BATAN.
ABSTRAK :
-
Dalam rangka pelasanaan peraturan perundang-undangan dalam bidang lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud dalam UU No. 4 Tahun 1982 dan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 serta pedoman pelaksanaannya yang menyangkut masalah susunan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal), dipandang perlu dikeluarkan Surat Edaran Dirjen BATAN yang ditujukan kepada pusat-pusat di lingkungan BATAN.
• •
-
Dasar Hukum Surat Edaran ini adalah :
UU. No. 4 Tahun 1982; PP No. 29 Tahun 1986; KEPMEN. No. KEP.51/MNKLH/1987. • •
-
Dalam Surat Edaran ini diatur tentang :
Beberapa kewajiban di pusat-pusat dilingkungan BATAN. Pedoman-pedoman dari Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup : Pedoman studi evaluasi lingkungan dari kegiatan yang sudah berjalan. Pedoman rencana pengelolaan lingkungan dari kegiatan yang sudah dilakukan.
xlvi
Pedoman rencana pemantauan lingkungan dari kegiatan yang sudah berjalan.
CATATAN :
-
Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 31 Oktober 1991.
xlvii
KESEHATAN – PEMAKAIAN ZAT RADIO AKTIF – PEMERIKSAAN 1989 KEPBER MENKES DAN DIRJEN BATAN NO. 502/MENKES/SKB/VII/1989 DAN PN.0001/94/DJ/1989 HP. BATAN (IV) : 7 HLM KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN DIREKTUR JENDERAL BADAN
TENAGA
ATOM
NASIONAL
TENTANG
PENDELEGASIAN
WEWENANG PEMERIKSAAN PEMAKAIAN ZAT RADIO AKTIF DAN / ATAU DI BIDANG KESEHATAN.
ABSTRAK :
-
Dengan semakin meningkatnya pemakaian zat Radio aktif dan/ atau sumber
radiasi
di
bidang
kesehatan
khususnya
di
rumah
sakit/poliklinik, praktek dokter, maka untuk menjamin ditaatinya ketentuan keselamatan kerja terhadap radiasi perlu dilakukan peningkatan pengawasan dengan melaksanakan pemeriksaan yang lebih intensif. Pasal 12 PP. No.12 Tahun 1975 menyebutkan bahwa wewenang pelaksanaan pemeriksaan dapat didelegasikan oleh BATAN
kepada
Departemen
Kesehatan.
Dalam
rangka
pendelegasian dimaksud perlu ditetapkan dengam keputusan bersama. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Bersama ini adalah :
UU. No. 9 Tahun 1960; UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PP No. 13 Tahun 1975; PP. No.15 Tahun 1984; KEPPRES No. 3/M Tahun 1984; KEPPRES No. 82 Tahun 1985 ; KEPPRES No. 64/M Tahun 1988. • •
-
Dalam Keputusan Bersama ini diatur tentang :
xlviii
Pendelegasian
wewenang
dari
BATAN
kepada
Departemen
Kesehatan tentang wewenang pemeriksaan atau inspeksi pemakaian zat radio aktif dan/atau sumber radiasi lainnya di rumah sakit/poliklinik/ praktek dokter dan lain bidang kesehatan; Lingkup wewenang yang didelegasikan : Prosedur laporan yang dibuat oleh Departemen Kesehatan; Kewenangan BATAN baik berdasar laporan atau tidak sewaktuwaktu melakukan pemeriksaan zat radio aktif dan/atau sumber radiasi lainnya di rumah sakit/ poliklinik/ praktek dokter; Pelaksanaan Evaluasi hasil pemeriksaan.
CATATAN :
-
Wewenang pemeriksaan sebagaimana diatur dalam keputusan bersama ini tidak mencakup wewenang perizinan zat radio aktif radiasi;
•
-
Pengaturan
terinci
pelaksanaan
delegasi
wewenang
pemeriksaan ditetapkan bersama oleh unit stuktural di BATAN dan Departemen Kesehatan; •
-
Keputusan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal 1
Agustus 1989.
xlix
SUMBER RADIASI – IZIN PEMAKAIAN 1992 KEPDIRJEN BATAN NO. 98/DJ/III/1992, HP. BATAN (IV) : 9 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG IZIN PEMAKAIAN ZAT RADIOAKTIF DAN/ATAU SUMBER RADIASI LAINNYA.
ABSTRAK :
-
Untuk mengintensifkan penerimaan negara perlu menetapkan kembali pungutan yang dikerahkan terhadap izin pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya. Penetapan kembali terhadap pungutan izin dimaksud, karena peraturan yang telah ditetapkan dalam keputusan Dirjen BATAN No. 97/DJ/VII/1980 sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan. Sehubungan dengan itu perlu pengaturan kembali tentang pungutan dimaksud yang ditetapkan dengan keputusan Direktur Jenderal BATAN.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 12 Tahun 1975; KEPPRES No. 82 Tahun 1985; KEPDIRJEN BATAN No. 127/DJ/XI/1985. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pengertian kata atau kalimat yang terdapat pada pasal-pasal Keputusan Dirjen ini;
l
Jangka waktu izin pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya;
Jenis dan besaran tarif pungutan izin pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya pada BATAN, yang tercantum dalam lampiran Keputusan Dirjen ini.
CATATAN :
-
Keputusan Dirjen ini mencabut Keputusan Dirjen BATAN No. 97/DJ/15/VII/1980.
•
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 27 Maret 1992.
li
KESELAMATAN RADIASI – PELAYANAN - PUNGUTAN 1993 KEPDIRJEN BATAN NO. 608/DJ/XII/1993, HP. BATAN (IV) : 6 HLM KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG
PUNGUTAN PELAYANAN OLEH PUSAT STANDARDISASI DAN
PENELITIAN KESELAMATAN RADIASI BADAN TENAGA ATOM NASIONAL.
ABSTRAK :
-
Untuk mengintensifkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) perlu mengesahkan besarnya pungutan pelayanan oleh Pusat Standardisasi dan penelitian BATAN, dan meninjau kembali Keputusan Dirjen BATAN No. 23/DJ/III/1986 dan KepDirjen BATAN
No.
KU
05.02/1971/DJ/1987.
Sehubungan
dengan
penyelesaian tarif dimaksud pada pengaturan kembali yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen BATAN. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : PP. No. 12 Tahun 1975;
KEPPRES No. 3/M Tahun 1984;
KEPPRES No. 82 Tahun 1985;
KEPDIRJEN BATAN No.
84/DJ/VII/1986; KEPDIRJEN BATAN No. 127/DJ/XII/1986; KEPDIRJEN BATAN No. 84/DJ/VI/1991. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Tugas Pusat Standardisasi dan penelitian keselamatan radiasi BATAN,
sebagai fasilitas kalibrasi tingkat
nasional dalam
memberikan pelayanan; Kalibrasi alat ukur radiasi, sertifikat bebas radiasi radiasi untuk komoditi ekspor/impor, pengukuran keluaran sumber radiasi pesawat
lii
sinar-x dan radioterapi; serta kewajiban para pemakai jasa untuk membayar pungutan yang besarnya sebagaimana
tersebut dalam
lampiran keputusan ini; Nama jenis pungutan yang diterima, dan Pejabat yang berhak memungut yaitu Bendaharawan Penerima Pusat Standardisasi dan penelitian keselamatan radiasi. Kewajiban Bendaharawan Penerima Pungutan untuk menyetor penerimaan ke Kas Negara, membuat laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran kepada Dirjen BATAN dan tembusan kepada Bagian Pengawasan, Biro Bina Program BATAN. Tugas Pusat Standarisasi dan penelitian keselamatan radiasi untuk setiap saran membuat laporan tentang tugas pelayanan.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 3 Januari 1994.
liii
NUKLIR DAN REAKTOR – AMDAL 1992 KEPDIRJEN BATAN NO. 199/DJ/III/1992, HP. BATAN (IV) : 91 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) UNTUK KEGIATAN DI BIDANG NUKLIR DAN REAKTOR.
ABSTRAK :
-
Menteri Negara kependudukan dan lingkungan hidup telah menetapkan pedoman penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan melalui keputusan No. Kep. 50/MENKLH/6/1987. Sementara itu kegiatan di bidang nuklir non reaktor diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, karena itu wajib dilengkapi
dengan
analisis
mengenai
dampak
lingkungan
sehubungsn dengan hal tersebut perlu dibuat pedoman teknis penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) untuk kegiatan di bidang nuklir non reaktor yang ditetapkan dengan keputusan Dirjen BATAN. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 4 Tahun 1992; PP. No. 11 Tahun 1975; PP No. 13 Tahun 1975; PP No. 29 Tahun 1986; KEPMEN. LH No. KEP. 50/MENLH/6/1987. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pedoman teknis punyusunan analisis mengenai dampak lingkungan untuk kegiatan di bidang nuklir non reaktor;
liv
Jenis kegiatan di bidang nuklir non reaktor yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) atom studi evaluasi mengenai dampak lingkugan (AMDAL). Tipe laboratorium atau tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaan; Pedoman teknis penyusunan pengujian informasi lingkungan, kerangka acuan analisis dampak lingkungan, analisisnya dampak lingkungan
rencana
pengelolaan
lingkungan
dan
rencana
pemantauan lingkungan, untuk rencana kegiatan di bidang nuklir non reaktor berturut-turut sebagaimana tersebut dalam lampiran II s.d IV; Pedoman Teknis Penyusunan Pengujian Evaluasi lingkungan kerangka acuan studi evaluasi lingkungan, studi evaluasi (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL) untuk kegiatan di bidang nuklir yang sudah berjalan, berturut-turut sebagaimana yang sudah berjalan, berturut-turut sebagaimana tersebut dalam lampiran VII s.d XI keputusan ini.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 30 Maret 1992.
lv
RADIOAKTIF – NILAI BATAS 1992 KEPDIRJEN BATAN NO. 294/DJ/IX/1992, HP. BATAN (IV) : 48 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG NILAI BATAS RADIO AKTIF DILINGKUNGAN.
ABSTRAK :
-
Radiasi selain bermanfaat bagi kesejahteraan manusia juga mengandung potensi bekerja yang dapat menimbulkan gangguan kesejahteraan dan kerusakan lingkungan hidup apabila potensi bahaya tidak ditekan akan dapat mengganggu proses pembangunan pada umumnya, karena pembangunan yang diharapkan adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan, yaitu pembangunan yang tetap menjaga kelestarian hubungan yang dinamis antara berbagai kegiatan pembangunan dengan fungsi lingkungan hidup. Sementara ini zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya semakin banyak digunakan. Sehubungan dengan hal tersebut perlu suatu pengaturan tentang nilai batas radioaktif di lingkungan yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen BATAN.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah: UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 4 Tahun 1982; PP. No. 11 Tahun 1975;
PP. No. 12 Tahun 1975;
PP. No. 29 Tahun 1986;
KEPDIRJEN BATAN No. PN. 03/160/DJ/1989. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pengertian-pengertian kata atau kalimat yang digunakan dalam pasal-pasal Keputusan Dirjen ini, diatur dalam pasal 1;
lvi
Tanggungjawab, kewajiban, penguasa instalasi nuklir dalam hal : keselamatan personil, anggota masyarakat dan lingkungan disekitar instalasi nuklirnya, menjamin kader radioaktif yang terlepas dari instalasi nuklirnya tidak melampaui nilai batas radio aktifitas, menjaga tidak terjadi pencemaran lingkungan oleh zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya. Melakukan pemantauan tingkat radioaktifitas lingkungan disekitar instalasi nuklirnya secara berkala sekurangkurangnya sekali sebulan dan sewaktu-waktu tidak diperlukan. Mengatur tentang nilai batas radioaktifitas yang tersusun dalam tabel-tabel sebagaimana tersebut dalam keputusan ini.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 11 September 1992.
lvii
PLTN – RENCANA – PEDOMAN TEKNIS 1992 KEPDIRJEN BATAN NO. 445/DJ/XII/1992, HP. BATAN (IV) : 66 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN UNTUK RENCANA PEMBANGUNAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR.
ABSTRAK :
-
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup telah manetapkan pedoman penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan melalui Keputusan No. Kep. 50/MENKLH/6/1987 sementara itu pembangunan pusat listrik tenaga nuklir diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungannya. Karena itu wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Sehubungan dengan permasalahan ini dan mengacu pada pedoman dari Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dipandang perlu mengatur lebih lanjut dengan Keputusan Dirjen BATAN mengenai pedoman teknis pengaturan analisis mengenai dampak lingkungan untuk Rencana Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 4 Tahun 1982; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PP No. 13 Tahun 1975; PP. No. 29 Tahun 1986; KEPMENEG.KLH No. KEP. 29/MENKLH/6/1967; KEPMENEG.KLH No. 50/MENKLH/6/1986; KEPMENEG.KLH No.
02/MENKLH/I/1988;
lviii
KEPDIRJEN
BATAN
No.
07/DJ/4/I/1976;
KEPDIRJEN
BATAN
No.
134/DJ/II/1982;
KEPDIRJEN BATAN No. PN. 03/160/DJ/1989. -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pedoman teknis penyusunan analisis mengnai dampak lingkungan untuk Rencana Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir, sebagaimana tersebut dalam lampiran I s.d V mengenai : Lampiran I :
Pedoman Teknis Penyusunan Pengujian Informasi
Lingkungan (PIL) Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN); Lampiran II :
Pedoman Teknis Penyusunan Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Rencana Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir; Lampiran III :
Pedoman Teknis Penyusunan Analisis Dampak
Lingkungan Pusat Listrik Tenaga Nuklir; Lampiran IV :
Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN); Lampiran V :
Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Pemanfaatan
Lingkungan (PRL) Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
CATATAN :
-
Keputusan Dirjen ini mencabut keputusan Dirjen BATAN No. 148/DJ/VI/1989 tentang Pedoman Pembuatan Analisis Dampak Lingkungan.
•
-
Keputusan
ini mulai berlaku pada tanggal 4 Desember
1992.
lix
KESEHATAN KERJA – KESELAMATAN – PEMBINAAN 1993 KEPDIRJEN BATAN NO. 603/DJ/XII/1993, HP. BATAN (IV) : 6 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG
PEMBINAAN
KESELAMATAN
DAN
KESEHATAN
KERJA
DILINGKUNGAN BADAN TENAGA ATOM NASIONAL.
ABSTRAK :
-
Harapan dari suatu lingkungan kerja seperti juga dilingkungan BATAN tercipta lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman serta sehat, karena itu mutlak harus dilaksanakan pembinaan keselamatan dan kesehatan untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan, penyakit akibat kerja, mengamankan instalasi, peralatan, bahan baku dan bahan hasil produksi. Juga dalam penggunaan tenaga atom diberbagai bidang yang meliputi penggunaan mesin pesawat, alat instalasi, bahan yang kompleks dan rumit menurut keahlian serta ketrampilan pegawai yang memadai untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja. Sehubungan dengan hal-hal tersebut perlu suatu penyusunan yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen yang mengatur tentang pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan BATAN.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 1 Tahun 1970; PP. No. 11 Tahun 1975; KEPPRES No.82 Tahun 1985; KEPDIRJEN BATAN No. PN. 127/DJ/XII/1986; KEPDIRJEN BATAN No. PN. 03/160/DJ/1989; KEPDIRJEN BATAN No. 16/DJ/I/1992. lx
• • • -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Ketentuan umum yang mengatur tentang K3 keselamatan dan kesehatan
kerja
yang
pembinaannya
menjadi
tugas
dan
tanggungjawab unit kerja Eselon II di luar kantor pusat dan deputi bidang umum untuk unit kerja Eselon II dikantor pusat serta lingkup kegiatan pembinaan K3. Struktur organisasi Pembina K3 yang terdiri Deputi Bidang Umum, kepala Pusat diluar kantor pusat, UPT – MPIN;
Biro
Pengawasan
Tenaga
Atom
serta
tugas
dan
tanggungjawab dari pembina-pembina K3 tersebut; P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) sebagai panitia yang membantu pembina K3, struktur organisasinya baik di kantor pusat, pusat di luar kantor pusat, dan UPT-MPIN yang tidak mempunyai unit K2/K3/K2 dan lingkungan; Tugas dan tanggungjawab pembina K3, koordinator dan pengawas K3; Tata kerja dan pelaporan, pelaporan evaluasi yang telah dibuat P2K3.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 15 Desember 1993.
lxi
CONVENTION – PENGESAHAN 1993 KEPPRES NO. 82, LN. 76, HP. BATAN (IV): 16 HLM KEPUTUSAN
PRESIDEN
ASSISTANCE
IN
TENTANG
TAHUNE
CASE
PENGESAHAN OF
A
CONVENTION
NUCLEAR
ACCIDENT
ON OR
RADIOLOGICAL EMERGENCY.
ABSTRAK :
-
Pada tanggal 26 September 1986 di Wina Austria delegasi Indonesia telah menandatangani convention on assistance in Tahune case of a nuclear accident or radiological emergency, sebagai hasil sidang umum ke 30 Badan Tenaga Atom Internasional (Tahune General Converence of Tahune International Atomic Energy Agency), yang mengatur tentang pemberitaan secara dini mengenai terjadinya kecelakaan nuklir. Convention ini mempunyai visi penting untuk mencegah dan menanggulangi kecelakaan nuklir secara dini, memperkecil akibat yang ditimbulkannya serta memperkokoh kerjasama internasional dalam pengembangan dan penggunaan teknologi nuklir secara aman. Sehubungan dengan itu, dan sesuai amanat Presiden RI kepada ketua DPR No. 2826/HK/1960 tanggal 22 Agustus 1960 tentang pembuatan perjanjian-perjanjian dengan negara lain, dipandang perlu untuk mengesahkan convention tersebut dengan Keputusan Presiden.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah:
Ps. 4 ay. (1) dan Ps. 11 UUD 1945. • •
-
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang:
Pengesahan convention on assistance in Tahune case of a nuclear accident or radiological emergency, yang telah ditandatangani
lxii
delegasi RI di Wina Austria, pada tanggal 26 September 1986, sebagain hasil sidang umum ke 30 Badan Tenaga Atom Internasional (Tahune General Converence of Tahune International Atomic Energy Agency), dengan persyaratan (reservation) terhadap pasal 11 mengenai penyelesaian sengketa atas penafsiran atau penerapan convention yang salinan naskah aslinya dalam bahasa Inggris sebagaimana terlampir pada Keputusan Presiden ini.
CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 1 September 1993.
lxiii
BIDANG NUKLIR – RENCANA USAHA – PENGELOLAAN 1994 KEPDIRJEN BATAN NO. 446/DJ/X/1994, HP. BATAN 1995 : 37 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEDOMAN TEKNIS UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN UNTUK RENCANA USAHA ATAU KEGIATAN DI BIDANG NUKLIR.
ABSTRAK :
-
Untuk menunjang pembangunan yang berwawasan lingkungan, maka segala pembangunan termasuk sebagai rencana usaha atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi dengan AMDAL, diharuskan melakukan upaya pengelolaan lingkungan (UPL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL) . Keterangan tersebut adalah dalam laporan menindak lanjuti PP. No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Kep. MENEG Lingkungan Hidup No. Kep. 12/MENLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan sehubungan dengan hal-hal tersebut, untuk melaksanakan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tersebut perlu pengaturan tentang Pedoman
teknis
upaya
pengelolaan
lingkungan
dan
upaya
pemantauan lingkungan untuk rencana usaha atau kegiatan di bidang nuklir yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen BATAN. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 4 Tahun 1982; UU. No. 5 Tahun 1990; UU No. 24 Tahun 1992; PP No. 11 Tahun 1975; PP No. 12 Tahun 1975; PP No. 13 Tahun 1975; PP. No. 51 Tahun 1993;
lxiv
KEPMENEG KLH No. KEP. 12/MENLH/3/1994; KEPDIRJEN BATAN No. 363/DJ/XI/1994. • -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Jenis rencana usaha atau kegiatan yang dirasakan melakukan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan yang secara rinci diatur dalam Keputusan Presiden ini. Pedoman
teknis
upaya
pengelolaan
lingkungan
dan
upaya
pemantauan lingkungan untuk rencana usaha atau kegiatan di bidang nuklir, yang secara rinci diatur dalam lampiran II Keputusan ini.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 1994.
lxv
PEKERJA RADIASI – PENGAWASAN – KESEHATAN 1991 PERMENKES NO. 172/MENKES/PER/III/1991, HP. BATAN (IV) : 7 HLM. PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PENGAWASAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI.
ABSTRAK :
-
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975 pengawasan kesehatan pekerja radiasi perlu dilaksanakan. Pengawasan ini dimaksudkan untuk menentukan apakah keadaan kesehatan pekerja radiasi sesuai dengan tugas yang akan dilaksanakan, dan untuk mengetahui pengaruh radiasi pada kesehatannya selama bekerja dengan radiasi. Untuk maksud tersebut dipandang perlu mengatur pengawasan kesehatan pekerja radiasi dengan Peraturan Menteri Kesehatan.
• •
-
Dasar Hukum Peraturan Menteri Kesehatan ini adalah :
UU. No. 6 Tahun 1963; UU. No. 31 Tahun 1964; PP No. … Tahun 1966; PP. No. 11 Tahun 1975. • •
-
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan ini diatur tentang :
Pengertian-pengertian mengenai pekerja radiasi, instalasi atom, penguasa instalasi atom, sarana pelayanan kesehatan dan petugas profesi radiasi; Kakanwil; Dirjen dan instansi yang berwenang; Lingkungan
pengawasan
kesehatan
radiasi
yang
meliputi
pemantauan radiasi dan pemeriksaan kesehatan; Pemonitor radiasi ; Dimaksudkan untuk mengetahui dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi dalam menjalankan tugasnya. Pekerja radiasi
diharuskan
mempergunakan
lxvi
alat
monitor
radiasi.
Pemeriksaan kesehatan, pengukuran meliputi siapa yang harus diperiksa, lingkup pemeriksaan kesehatan. Kewajiban Dirjen dan Kakanwil dalam pembinaan dan pengawasan sanksi pidana dan administratif.
CATATAN :
-
Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku pada tanggal 14 Maret 1991.
lxvii
SENJATA NUKLIR – PENCEGAHAN 1978 UU. NO. 8 LN. 1978 NO 53, HP. BATAN 1997 (II): 15 HLM. UNDANG-UNDANG
TENTANG
PENGESAHAN
PERJANJIAN
MENGENAI
PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR.
ABSTRAK :
-
Sehubungan perjanjian mempunyai pencegahan penyebaran senjatasenjata nuklir (Treaty on Tahune Non Proliferation of Nuclear Weapons) telah ditandatangani oleh wakil Republik Indonesia di London, Moskow dan Washington DC tahun 1970, maka perjanjian tersebut perlu disahkan dengan undang-undang.
• -
•
Dasar Hukum Undang-undang ini adalah :
Ps. 5 ay (1), Ps. 11, Ps 20 ay (1), Ps ay 33 (3) UUD 1945; TAP MPR No. IV/MPR/1978; UU. No. 31 Tahun 1964. • -
•
Dalam Undang-undang ini diatur tentang :
Pengesahan perjanjian mengenai pencegahan penyebaran senjatasenjata nuklir, berikut lampiran undang-undang berupa salinan naskah asli perjanjian, dan penjelasan UU. No. 8 Tahun 1978.
CATATAN :
-
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 18 Desember 1978.
lxviii
lxix
TENAGA ATOM – PENGGUNAAN 1966 KEPPRES NO. 219 TAHUN 1966, HP. BATAN 1997 (II): 12 HLM. KEPUTUSAN
PRESIDEN
TENTANG
PENGESAHAN
AMANDEMEN
PERSETUJUAN KERJASAMA ANTARA INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT TENTANG PENGGUNAAN TENAGA ATOM UNTUK KEPERLUAN DARI TAHUN 1960.
ABSTRAK :
-
Bahwa pengesahan dokumen yang telah ditandatangani oleh wakilwakil yang berkuasa penuh dari Pemerintah Republik Indonesia dan Amerika Serikat D.C pada tanggal 12 Januari 1966, tidak ada yang keberatan.
• -
•
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah :
Ps 4 ay (1) dan Ps 11 UUD 1945. • -
•
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
Pengesahan amandemen persetujuan kerjasama antara Indonesia dan Amerika Serikat tentang penggunaan tenaga atom untuk keperluan sipil dari tahun 1960, yang telah ditandatangani di Washington D.C pada tanggal 12 Januari 1966, Berikut salinan naskah amandemen persetujuan kerjasama tersebut.
CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 7 Oktober 1966.
lxx
lxxi
AGREEMENT – PENETAPAN 1967 KEPPRES NO. 219 TAHUN 1967, HP. BATAN 1997 (II) : 16 HLM. KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENETAPAN “AGREEMENT BETWEEN TAHUNE
INTERNATIONAL
ATOMIC
ENERGY
AGENCY,
TAHUNE
GOVERNMENT OF TAHUNE UNITED STATES OF AMERICA AND TAHUNE GOVERNMENT IF TAHUNE REPUBLIC OF INDONESIA FOR TAHUNE APPLICATION SAFEGUARDS”
ABSTRAK :
-
Bahwa perjanjian antara pemerintah dan Amerika Serikat serta Badan Tenaga Atom Internasional yang telah ditandatangani di Wina tanggal 14 tahun 1967, telah disetujui pula oleh Badan Tenaga Atom Nasional dan tidak ada yang keberatan untuk disalahkan.
• •
Ps
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah : 4
ay
(1)
dan
No.XXXIII/MPRS/1967;
Ps
11
UUD
1945;
TAP
MPRS
219
Tahun
1966;
AMANAT PRESIDEN
No.
KEPPRES
KEPPRES 171 Tahun 1967;
No.
2826/HK/1960. • •
-
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
Pengesahan Agrement between Tahune Internasional Acomic Energy Agency Tahune Government of Tahune united states of America and Tahune government of Tahune Republic of Indonesia for Tahune application of safeguard, dan mengirimkan salinan Keppres tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong, Para Menteri,
lxxii
Badan Tenaga Atom Nasional dan Kepala Biro Hukum dan Konsuler Departemen Luar Negeri.
CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 20 Nopember 1967.
DEWAN TENAGA ATOM – ANGGOTA – PENAMBAHAN 1969 lxxiii
KEPPRES NO. 27 TAHUN 1969, HP. BATAN 1997 (II) : 2 HLM. KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENAMBAHAN KEANGGOTAAN DEWAN TENAGA ATOM.
ABSTRAK :
-
Untuk meningkatkan perlindungan dan perawatan tenaga kerja dalam kegiatan penggunaan tenaga atom diperlukan penambahan keanggotaan Dewan Tenaga Atom dari bidang tenaga kerja.
• -
•
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah :
Ps 4 ay (1) UUD 1945; UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 33 Tahun 1965; KEPPRES No. 15 Tahun 1968; KEPPRES 298 Tahun 1968. • -
•
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
Penambahan Keanggotaan Dewan Tenaga Atom seperti dimaksud dalam Keputusan Presiden No. 298 Tahun 1968 dengan Menteri Tenaga Kerja sebagai anggota tidak tetap.
CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 13 Maret 1969.
KONVENSI – PENGESAHAN 1969 KEPPRES NO. 51 LN. 1969.NO. 33, HP. BATAN 1997 (II) : 52 HLM. lxxiv
KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN KONVENSI PRIVILEGES AND IMMUNITIES.
ABSTRAK :
-
Dalam Sidang Umum PBB tanggal 13 Pebruari 1946 dan tanggal 21 Nopember 1947 telah disahkan Convention on Tahune Privileges and Immunities of Tahune united nations dan Convention on Tahune Privilages and Immunities of Specialized Agencies dan 9 tahun berikutnya
Badan
Tenaga
Atom
Selanjutnya diadakan persetujuan
Internasional
terbentuk
.
yang mengatur pemberian
privileges dan Immunities kepada Badan Tenaga Atom Internasional itu di Negara-negara anggotanya termasuk Indonesia. • -
•
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah :
Ps 4 ay (1); Ps 11 UUD 1945; UU. No. 25 Tahun 1967; KEPPRES No. 183 Tahun 1968; AMANAT PRESIDEN No. 2826/HK/1960. • -
•
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
Pengesahan Convention on Tahune Privileges and Immunities of Tahune united Nations, 1946; Convention on Tahune Privilages and Immunities of Tahune Specialized Agencies 1947; and Agreement on Tahune Privilages and Immunities of Tahune Internasional Atomic
Energy
Agencies
1959
dan
beberapa
reservation
sebagaimana terlampir.
CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 24 Juni 1969.
lxxv
AMANDEMENT – PENGESAHAN 1970 KEPPRES NO. 58 LN. 1970 NO. 55, HP. BATAN 1997 (II) : 13 HLM. KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG AMANDMENT TO AGREEMENT FOR COOPERATION BETWEEN TAHUNE COVERMENT OF TAHUNE REPUBLIC OF INDONESIA AND GOVERNMENT OF TAHUNE UNITED STATES OF AMERICA CONCERNING
CIVIL
PENANDATANGANAN
USES
OF
ANTARA
ATOMIC DELEGASI
ENERGY
SEBAGAI
PEMERINTAH
HASIL
REPUBLIK
INDONESIA DAN PEMERINTAH AMERIKA SERIKAT DI WASHINGTON PADA TANGGAL 10 JUNI 1970 SEBAGAIMANA TERLAMPIR.
ABSTRAK :
-
Pemerintah tidak keberatan untuk mengesahkan amandemen persetujuan kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat tentang penggunaan tenaga atom untuk kepentingan masyarakat.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah :
Ps 4 ay (1) dan Ps 11 UUD 1945; KEPPRES No. 219 Tahun 1966; KEPPRES No. 193 Tahun 1968; AMANAT PRESIDEN No. 2826/HK/1960. • •
-
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
Pengesahan Amandement to Agreement for Coorporation between Tahune government of Tahune Republic of Indoensia and government of Tahune United States of America Concerning civil uses of Atomic Energy.
lxxvi
CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 23 September 1970.
TENAGA NUKLIR – PERSETUJUAN 1981 KEPPRES NO. 54 LN. 1981 NO. 60, HP. BATAN 1977 (II) : 13 HLM. KEPUTUSAN
PRESIDEN
TENTANG
PENGESAHAN
AMANDEMENT
PERSETUJUAN KERJASAMA ANTARA INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT TENTANG PENGGUNAAN TENAGA NUKLIR UNTUK
MAKSUD-MAKSUD
DAMAI.
ABSTRAK :
-
Sebagai hasil perundingan antara delegasi Pemerintah Republik Indonesia
dengan
delegasi
Pemerintah
Amerika
Serikat
di
Washington DC. Amerika Serikat pada tanggal 30 Juni 1980, telah ditandatangani persetujuan ke dua belah pihak tentang Penggunaan Tenaga Nuklir untuk maksud-maksud damai . Untuk itu diperlukan pengesahannya oleh pemerintah. • -
•
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah :
Ps 4 ay (1) dan Ps 11 UUD 1945; AMANAT PRESIDEN No. 2826/HK/1960. • -
•
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
Pengesahan persetujuan perjasama antara pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat tentang Penggunaan Tenaga Nuklir untuk maksud-maksud damai, berikut lampirannya.
CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 23 Nopember 1981.
lxxvii
lxxviii
TENAGA NUKLIR – PENGESAHAN PERSETUJUAN 1983 KEPPRES NO. 21 TAHUN 1983, HP. BATAN 1997 (II) : 49 HLM. KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH
REPUBLIK
INDONESIA
DAN
KANADA
TENTANG
PENGGUNAAN TENAGA NUKLIR UNTUK TUJUAN DAMAI.
ABSTRAK :
-
Sehubungan Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kanada telah menandatangani persetujuan tentang Penggunaan Tenaga Nuklir untuk Tujuan Damai di Otawa Kanada pada tanggal 12 Juli 1982 maka persetujuan tersebut perlu disahkan oleh Pemerintah.
• -
•
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah :
Ps 4 ay (1) dan Ps 11 UUD 1945; AMANAT PRESIDEN No. 2826/HK/1960. • -
•
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
Pengesahan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kanada tentang
Penggunaan Tenaga Nuklir untuk
tujuan damai, berikut lampiran , naskah persetujuan tersebut.
CATATAN :
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 27 April 1983.
lxxix
ZAT RADIOAKTIF – IMPOR – PEREDARAN 1974 PERMENDAG NO. 397/KP/XI/1974, HP. BATAN 1977 (II) : 3 HLM. KEPUTUSAN MENTERI PERDAGANGAN TENTANG PEREDARAN IMPOR DAN EKSPOR OBAT-OBATAN KHUSUS UNTUK HEWAN DAN OBAT/PERALATAN YANG MENGANDUNG ZAT RADIOAKTIF DAN RADIASI.
ABSTRAK :
-
Masalah peredaran impor dan ekspor obat, makanan dan minuman, alat kecantikan, alat kesehatan, pemakaian vaksin serta bahan-bahan diagnostika biologis untuk hewan sebelumnya telah diatur oleh pemerintah maka berikutnya dianggap perlu untuk menertibkan dan memperlancar pengadaan obat-obatan untuk hewan dalam arti luas termasuk peredaran ekspor impor obat-obatan/peralatan yang mengandung zat radioaktif.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Menteri Perdagangan ini adalah :
UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. Tahun 1967; PP. No. 9 Tahun 1969; PP. No. 16 Tahun 1970; PP. No. 17 Tahun 1973; KEPPRES No. 260 Tahun 1967; KEPPRES No. 298 Tahun 1968; KEPPRES No. 299 Tahun 1968; KEPPRES No. 9 Tahun 1973; KEPPRES No. 18 Tahun 1973; KEPPRES No. 429/KPTS/UM/8/1974 jo No. 430/KPTS/DP/8/1974; KEPMENDAG No. 314/KP/VIII/1974. • •
-
Dalam Keputusan Menteri Perdagangan ini diatur tentang :
Pengertian obat, izin dan atau persetujuan Menteri Pertanian atau pejabat yang ditunjuk olehnya bila peredaran import dan ekspor obat-obatan khusus untuk hewan yang tidak dapat dipakai untuk manusia, izin dan atau persetujuan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional atau pejabat yang ditunjuk olehnya; para importer
lxxx
yang masih mempunyai kontrak dengan pihak-pihak luar negeri diberikan kesempatan menyelesaikan dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal dikeluarkan Surat Keputusan ini; sanksi administrasi dan sanksi hukum lainnya akan dikenakan bila terjadi pelanggaran terhadap Surat Keputusan tersebut.
CATATAN :
-
Hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan ini yang berkenaan dengan :
-
Obat-obatan khusus untuk hewan akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Peternakan menurut bidangnya masing-masing.
-
Obat/peralatan yang mengandung zat radioaktif dan radiasi akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional menurut bidangnya masing-masing.
•
- Keputusan Menteri Perdagangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 1974.
lxxxi
TAPAK REAKTOR NUKLIR – PEDOMAN 1982 KEPDIRJEN BATAN NO. 134/DJ/11/X/1982, HP. BATAN 1977 (II) : 34 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEDOMAN PENENTUAN TAPAK REAKTOR NUKLIR.
ABSTRAK :
-
Dalam
rangka
pelaksanaan
perizinan
pembangunan
dan
pengoperasian reaktor nuklir perlu ditetapkan pedoman untuk penentuan tapak reaktor nuklir dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal. • -
•
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1974; PP. No. 33 Tahun 1965; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; KEPDIRJEN BATAN No. 31/DJ/13/IV/1981; KEPDIRJEN BATAN No. 54/DJ/5/V/1982. • -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pedoman Penentuan Tapak Reaktor Nuklir seperti dalam lampiran.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 11 Oktober 1982.
lxxxii
lxxxiii
ANALISIS KESELAMATAN – PEDOMAN 1982 KEPDIRJEN BATAN NO. 149/DJ/25/XI/1982, HP. BATAN 1977 (II) : 48 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEDOMAN PEMBUATAN LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN.
ABSTRAK :
-
Dalam
rangka
pelaksanaan
perizinan
pembangunan
dan
pengoperasian reaktor nuklir perlu ditetapkan pembuatan laporan analisis keselamatan dengan Keputusan Direktur Jenderal. • -
•
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 33 Tahun 1965; KEPPRES No. 14 Tahun
1980;
KEPDIRJEN
BATAN
No.
31/DJ/13/IV/1981;
KEPDIRJEN BATAN No. 54/DJ/5/V/1982. • -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pedoman Pembuatan Laporan Analisis Keselamatan seperti pada lampiran.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 25 Nopember 1982.
lxxxiv
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN – PEDOMAN 1983 KEPDIRJEN BATAN NO. 148/DJ/VI/1983, HP. BATAN 1977 (II) : 27 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEDOMAN PEMBUATAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN.
ABSTRAK :
-
Berkaitan dengan pelaksanaan permohonan izin pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir ditetapkan suatu pedoman pembuatan analisis dampak lingkungan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal.
• -
•
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 33 Tahun 1965; KEPPRES No. 14 Tahun
1980;
KEPDIRJEN
BATAN
No.
31/DJ/13/1981;
KEPDIRJEN BATAN No. 54/DJ/5/V/1982. • -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pedoman
Pembuatan
Analisis
Dampak
Lingkungan,
lampirannya.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 8 Juni 1983.
lxxxv
berikut
ZAT RADIOAKTIF – IZIN – PUNGUTAN 1983 KEPDIRJEN BATAN NO. 194/DJ/IX/1983, HP. BATAN 1977 (II): 1 HLM. DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEMBEBASAN PUNGUTAN IZIN PEMAKAIAN ZAT KEPUTUSAN RADIOAKTIF.
ABSTRAK :
- Bahwa sekalipun setiap pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya dikenakan peraturan tentang keharusan memiliki izin bagi instansi atom yang dioperasikan Badan Tenaga Atom Nasional untuk itu diberikan pembebasan biaya atau pungutan. Karena mengingat pengawasan dan inspeksinya tidak merupakan beban tambahan atas biaya BATAN.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 12 Tahun 1975; PP No. 13 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; KEPDIRJEN BATAN No. 97/DJ/15/VII/1980. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pembebasan pungutan izin pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya; Pembebasan semua instansi atom di lingkungan BATAN dari pungutan yang berkaitan dengan izin pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya.
lxxxvi
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 24 September 1983.
ALAT UKUR – KALIBRASI 1984 KEPDIRJEN BATAN NO. 78/DJ/V/1984, HP. BATAN 1977 (II): 9 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG KALIBRASI ALAT UKUR RADIASI PENGUKURAN KELUARAN SUMBER RADIASI DAN FASILITAS KALIBRASI.
ABSTRAK :
-
Bahwa untuk mengetahui dan memastikan kebenaran dosis dan nilai dosis radiasi yang diterima oleh para pekerja dan masyarakat diperlukan alat ukur yang dapat dipertanggungjawabkan akan ketelitian dan keandalannya sehingga keselamatan pekerja dan masyarakat terjamin. Untuk itu perlu ditetapkan keputusan yang mengatur pengkalibrasian alat ukur radiasi pengukuran keluaran sumber radiasi terapi dan fasilitas kalibrasi.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 14 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; KEPPRES No. 3/M Tahun 84; KEPDIRJEN
BATAN
No.
BATAN No. 54/DJ/5/V/1982; 24/DJ/II/1983. •
lxxxvii
31/DJ/13/IV/1981;
KEPDIRJEN
KEPDIRJEN BATAN No.
-
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Kalibrasi alat ukur radiasi, pengukuran keluaran sumber radiasi terapi dan fasilitas kalibrasi; ketentuan umum; kewajiban kalibrasi dan pengukuran; tingkat dan kewajiban fasilitas kalibrasi; sertifikat dan tanda kalibrasi.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 9 Mei 1984.
FASILITAS KALIBRASI – STANDARDISASI – PENETAPAN 1984 KEPDIRJEN BATAN NO 79/DJ/V/1984, HP. BATAN 1977 (II) : 1 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PENETAPAN PUSAT DOSIMETRI DAN STANDARDISASI SEBAGAI FASILITAS KALIBRASI TINGKAT NASIONAL.
ABSTRAK :
-
Ditinjau dari aspek teknis bahwa untuk mengatasi masalah pengelolaan kalibrasi alat ukur radiasi dan pengukuran keluaran sumber radiasi terapi di Indonesia, pusat dosimetri dan standardisasi dianggap mampu sebagai fasilitas kalibrasi tingkat nasional.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP No 12 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; KEPPRES No 3/M Tahun 84; KEPDIRJEN BATAN No. 31/DJ/13/IV/1981; BATAN
No.
24/DJ/II/1983;
78/DJ/V/1984.
lxxxviii
KEPDIRJEN
KEPDIRJEN BATAN
No.
• -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pusat Dosimetri dan Standardisasi Badan Tenaga Atom sebagai fasilitas kalibrasi tingkat nasional.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 9 Mei 1984.
RADIASI – KESELAMATAN KERJA 1975 PP. NO. 11 LN. 1975/NO. 15, TLN. 3061, LL. BATAN 1986 : 9 HLM. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI.
ABSTRAK :
-
Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi modern semakin meluas di Indonesia khususnya pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya. Pemakaian zat radioaktif tersebut mempunyai pengaruh berbahaya terhadap kehidupan manusia dan harta benda, sehingga untuk menghindari akibat buruk terhadap lingkungan perlu diatur keselamatan kerja terhadap bahaya radiasi.
• •
-
Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah :
Ps. 5 ay. (2) UUD 1945; UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 1 Tahun. 1970; PP. No. 33 Tahun. 1965. • lxxxix
-
•
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tentang :
Keselamatan kerja terhadap radiasi, ketentuan umum, nilai batas yang diizinkan, petugas dan ahli proteksi radiasi, pemeriksaan kesehatan calon pekerja dan pekerja radiasi, kartu kesehatan, ketentuan-ketentuan kerja dengan zat-zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya, pembagian daerah kerja dan pengurusan sampah radioaktif, kecelakaan, ketentuan pidana.
CATATAN :
-
Hal-hal yang belum diatur akan diatur lebih lanjut oleh instansi yang berwenang.
• •
-
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 16
April 1975.
xc
RADIOAKTIF – PEMAKAIAN 1975 PP. NO. 12 LN. 1975/NO.16, TLN.3052, LL. BATAN 1986 : 8 HLM. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG IZIN PEMAKAIAN ZAT RADIOAKTIF DAN SUMBER RADIASI LAINNYA.
ABSTRAK :
-
Bahwa pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya dapat mendatangkan bahaya radiasi yang merusak kehidupan maka
xci
diperlukan pengaturan izin pemakaian zat radioaktif agar tercapai manfaat dan daya gunanya. • -
•
Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah :
Ps. 5 ay. (2) UUD 1945; UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 33 Tahun. 1965; PP. No. 11 Tahun 1975. • -
•
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tentang :
Izin pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya; Ketentuan umum, pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya, berakhirnya izin, kewajiban dan tanggung jawab pemegang izin, pemeriksaan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan.
CATATAN :
-
Peraturan Pemerintah ini mencabut PP. No. 9 Tahun 1969. -
•
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 16
April 1975.
RADIOAKTIF – PENGANGKUTAN 1975 PP. NO. 13 LN. 1975/NO.17, TLN. 3053, LL. BATAN 1986 : 12 HLM. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF.
ABSTRAK :
-
Sehubungan pemakaian zat radioaktif mengandung bahaya radiasi maka untuk menghindari penyebarannya diperlukan pengaturan dalam pemindahan dan atau pengangkutannya dari satu tempat ke xcii
tempat lain harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. • -
•
Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah :
Ps. 5 ay. (2) UUD 1945; UU. PELAYANAN INDONESIA Tahun 1936 (INDISCHESHEEPVAART WET 1936) (STB 1936 No 70); UU No. 83 Tahun 1958; UU No. 31 Tahun 1964; UU. No. 3 Tahun. 1965; BFS (BEPALINGEN VERVORER VOOR SPOOR WEGEN) (STB 1927 No 262); LUCHTVERVOER ORDONANTIE (STB 1939 No 100); PP. No. 33 Tahun 1965; PP. No. 2 Tahun 1969; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975. • -
•
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tentang :
Pengangkutan zat radioaktif, ketentuan umum, pembungkusan, pengangkutan, pemeriksaan, kecelakaan, kewajiban pengirim, pengangkut dan penerima, ketentuan pidana.
CATATAN :
-
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini akan diatur lebih lanjut tersendiri.
• •
-
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 16
April 1975.
xciii
BAHAN NUKLIR – EKSPLORASI - RPL 1994 KEPDIRJEN BATAN NO. 445/DJ/X/1994, LL. BATAN 1994 : 2 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG
RENCANA
PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
(RPL)
PROYEK
PENELITIAN TEKNIK EKSPLORASI DAN PENAMBANGAN BAHAN NUKLIR.
xciv
ABSTRAK :
-
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1953 Pasal 8 ayat (4) , telah disusun Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Proyek Penelitian Teknik Eksplorasi dan Penambahan bahan nuklir. Untuk itu diperlukan Surat Keputusan Direktur Jenderal Batan.
• -
•
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderak BATAN ini
adalah : UU. No. 51 Tahun 1983; KEPPRES No. 3/M Tahun 1984; KEPPRES
No. 82 Tahun 1985;
KEPMEN. LH No.KEP-
14/MEN.LH/3/1994. • -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Proyek Penelitian Teknik Eksploirasi dan Penambangan Bahan Nuklir, berikut lampirannya.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 25 Oktober 1994.
xcv
LIMBAH RADIOAKTIF – KESELAMATAN 1986 KEPDIRJEN BATAN NO. 10/DJ/II/1986, LL. BATAN : 2 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN UNTUK PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF.
ABSTRAK :
-
Melihat perkembangan pemakaian zat radioaktif dibidang penelitian, kesehatan dan industri yang semakin meningkat maka untuk melengkap kebutuhan akan petunjuk ketentuan keselamatan kerja, khususnya di bidang pengelolaan limbah radioaktif oleh pemakai perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur Jenderal Batan.
• -
•
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No. 13 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; KEPDIRJEN BATAN No. 31/DJ/13/IV/1981;
KEPDIRJEN
BATAN No. 24/DJ/II/1983. • -
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Ketentuan Keselamatan untuk Pengelolaan Limbah Radioaktif, berikut lampirannya.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 6 Pebruari 1986.
xcvi
ZAT RADIOAKTIF - PEMAKAIAN 1975 PP. NO. 12 TAHUN 1975; HP. BATAN 1997 (I) : 9 HLM. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG IZIN PEMAKAIAN ZAT RADIOAKTIF DAN ATAU SUMBER RADIASI LAINNYA.
ABSTRAK :
-
Sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya semakin luas, namun dapat pula mendatangkan bahaya. Untuk mencapai manfaat dan daya guna dari pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya perlu pengaturan perizinan dan tata tertib pemakaiannya.
• •
-
Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah :
Ps 5 ay (2) UUD 1945: UU. No.31 Tahun 1964: PP. 33 Tahun 1965; PP. No. 11 Tahun 1975. • •
-
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tentang :
Pengertian yang berkaitan dengan pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya. Pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya. Syarat dan cara memperoleh izin pemakaian. Berakhirnya izin. Kewajiban dan tanggung jawab pemegang izin. Pemeriksaan terhadap pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya. Pelanggaran atas ketentuan dalam pasal 2, 9 dan 14 diancam dengan pidana denda setinggi-tingginya Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
xcvii
CATATAN :
-
Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah berlakunya PP. ini setiap orang atau badan yang telah memakai zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya dalam usahanya, harus melaporkan kepasa instansi yang berwenang.
• •
-
Mencabut PP. No. 9 Tahun 1969 tentang Pemakaian Isotop
Radioaktif dan Radiasi. • •
-
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 16
April 1975.
xcviii
RADIASI – KESELAMATAN KERJA 1975 PP. NO. 11 TAHUN 1975; HP. BATAN 1997 (I): 11 HLM. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI.
ABSTRAK :
-
Pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya disamping mengandung
segi-segi
positif
bagi
kehidupan,
juga
dapat
menimbulkan bahaya radiasi, baik terhadap manusia maupun terhadap harta dan benda. Oleh karena itu untuk mencapai suasana kerja yang aman dan sehat serta untuk menghindarkan akibat-akibat buruk yang mungkin terjadi tehadap para pekerja, penduduk, dan lingkungan sekitarnya maka perlu diatur masalah keselamatan kerja terhadap bahaya radiasi. • •
-
Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah :
Ps. 5 ay (2) UUD 1945; UU. No. 31 Tahun. 1964; UU. No. 1 Tahun. 1970; PP. No. 32 Tahun 1965. • •
-
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tentang :
Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan keselamatan kerja terhadap radiasi. Nilai batas yang diizinkan dalam pemakaian radiasi. Petugas dan Ahli Proteksi Radiasi. Pemeriksaan kesehatan dalam pekerja dan pekerja Radiasi. Kartu kesehatan bagi setiap pekerja radiasi. Penukaran tugas pekerjaan. Ketentuan-ketentuan kerja dengan zat-zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya.
xcix
Pembagian daerah kerja dan pengurusan sampah radioaktif. Kecelakaan yang diakibatkan oleh penggunaan radiasi. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal 5 ayat (1), (6), pasal 11 ayat (2) dan pasal 18 diancam dengan pidana denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).
CATATAN :
-
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan pemerintah ini akan diatur lebih lanjut oleh instansi yang berwenang.
• •
-
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 16
April 1975.
c
DEWAN TENAGA ATOM – BADAN TENAGA ATOM NASIONAL
ci
1965 PP. NO. 33 TAHUN 1965; HP. BATAN 1997 (I): 6 HLM. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG DEWAN TENAGA ATOM DAN BADAN TENAGA ATOM NASIONAL.
ABSTRAK :
-
Untuk mewujudkan tujuan pemerintah dalam penggunaan tenaga atom di Indonesia pelu diberikan keleluasaan bertindak kepada Dewan Tenaga Atom maupun Pimpinan Badan Tenaga Atom Nasional agar usaha-usaha tersebut dapat dilaksanakan seefisien mungkin. Disamping itu untuk menggantikan PP. No. 65 tahun 1958 tentang Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom.
• •
-
Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah :
KETETAPAN MPRS No. VI/MPRS/1965; Ps. 5 ay (2) UUD 1945; UU. No. 31 Tahun. 1964; UU. No. 19 Prp Tahun. 1960; UU. No. 18 Tahun 1961; PP. No. 200 Tahun 1961; PP. No. 14 Tahun 1962; PP. No.
43
Tahun
1964;
KEPPRES/PANGLIMA
TERTINGGI
ABRI/KOMANDO OPERASI TERTINGGI No. 3 Tahun 1965; KEPPRES No. 182 Tahun 1962; KEPPRES No. 173 dan 206 Tahun 1965; UU. No. 21 Tahun 1952. • •
-
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tentang :
Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Badan Tenaga Atom Nasional. Keanggotaan Dewan. Sekretariat Dewan diselenggarakan oleh BATAN. Pimpinan BATAN. Tugas dan wewenang BATAN.
cii
Tempat kedudukan, kantor-kantor cabang dan penempatan wakilwakil BATAN di luar negeri . Pengamanan berkaitan dengan kegiatan-kegiatan BATAN. Keuangan berkaitan dengan Anggaran Belanja BATAN Perusahaanperusahaan Negara di lingkungan BATAN, gaji dan tunjangan pegawai BATAN.
CATATAN : •
-
Peraturan Pemerintah ini mencabut PP. No. 63 Tahun 1958. -
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan
Pemerintah ini akan diatur kemudian lebih lanjut. •
-
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 14
Oktober 1965.
ciii
TENAGA ATOM – KETENTUAN POKOK 1964 UU. NO. 31 TAHUN 1964; HP. BATAN 1997 (I): 15 HLM. UNDANG-UNDANG TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK TENAGA ATOM.
ABSTRAK :
-
Bahan-bahan tenaga atom mempunyai arti yang penting sebagai unsur bagi pembangunan dan kemajuan dalam bidang penelitian, pendidikan, kesehatan, biologi, pertanian, industri dan lain-lain guna kepentingan rakyat dan negara, oleh karena itu penggunaan dan perkembangan tenaga atom disegala bidang dan dalam segala bentuk harus diawasi. Dilain pihak karena begitu pentingnya bahan-bahan tenaga atom, maka penggunaan dan perkembangannya harus diikuti dan mendapat bimbingan serta dorongan dari Pemerintah dan harus dimiliki dan dikuasai oleh Negara.
• •
-
Dasar Hukum Undang-undang ini adalah :
Ps. 5 jo Ps 20, 23 dan 33 UUD 1945; KETETAPAN MPRS No. I/MPRS/1960 dan
No. II/MPRS/1960; UU. No. 37 Prp Tahun.
1960. • •
-
Dalam Undang-undang ini diatur tentang :
Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan tenaga atom. Dewan Tenaga Atom. Wewenang dan kekuasaan Badan Tenaga Atom Nasional. Perizinan dalam hal penerimaan, penguasaan, pengelolaan dan pengarahan bahan-bahan tenaga atom serta para ahli dan petugas yang akan menjalankan reaktor atom dan alat-alat tenaga atom. Penemuan dan penghargaan dalam lapangan tenaga atom.
civ
Pemerintah mengawasi penggunaan tenaga atom dan mengeluarkan peraturan-peraturan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta mengatur penggantian kerugian kepada penderita yang disebabkan oleh kecelakaan reaktor atom. Pemerintah bertanggung jawab atas keamanan nasional yang berkaitan dengan tenaga ahli, semua reaktor atom dan instalasi atom. Ketentuan pidana yang diatur pada pasal 22, 23 dan pasal 24. Mengenai keuangan yang berkaitan dengan Dewan Tenaga Atom dan Badan Tenaga Atom Nasional.
CATATAN :
-
Badan-badan, organisasi-organisasi dan peraturan-peraturan yang ada pada waktu berlakunya UU. ini bekerja terus dan tetap berlaku selama belum diadakan yang baru berdasarkan UU. ini.
•
-
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 26
November 1964.
cv
ZAT RADIOAKTIF – PENGANGKUTAN 1975 PP. NO. 13 TAHUN 1975; HP. BATAN 1997 (I) : 13 HLM. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF.
ABSTRAK :
-
Pemakaian zat radioaktif telah meluas di Indonesia oleh karena itu pemindahan dan atau pengangkutannya harus menggunakan jaringan lalu-lintas yang sedemikian rupa dan untuk itu perlu diatur masalah pengangkutan zat radioaktif tersebut.
• •
-
Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah :
Ps. 5 ay. (2) UUD 1945; UU. PELAYANAN INDONESIA Tahun 1936; UU. No. 83 Tahun 1958; UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 3 Tahun 1965; BEPALINGEN VERVOER VOOR STAATSPOOR AND TRAMEGEN; LUCHTVERVOOR ORDONANTIE; PP. No. 33 Tahun 1965; PP. No. 2 Tahun 1969; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975. • •
-
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tentang :
Pengertian yang berkaitan dengan pengangkutan. Pengangkatan zat radioaktif baik di darat, air maupun udara. Tidak berlaku untuk pengankutan di dalam instalasi atom dimana zat radioaktif dipergunakan. Izin pengiriman pengangkutan dan penerimaan kiriman zat radioaktif. Petugas yang melaksanakan pengangkutan tidak diperkenankan mendapat penyinaran melebihi 0,3 dari nilai batas yang diizinkan untuk pekerja radiasi.
cvi
Pembungkusan zat radioaktif. Pengangkutan. Pemeriksaan. Kecelakaan berkaitan dengan pengangkutan zat radioaktif. Kewajiban pengirim pengangkut dan penerima. Pelanggaran atas ketentuan-ketentuan sebagai tersebut dalam Ps. 4,6,10,19,21,23 dan 24 diancam dengan pidana denda setinggitingginya Rp. 500.000,-.
CATATAN : •
- Hal-hal yang belum diatur dalam PP ini diatur tersendiri. -
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 16
April 1975.
cvii
DEWAN TENAGA ATOM – PEMBENTUKAN
cviii
1968 KEPPRES NO. 298 TAHUN 1968; HP. BATAN 1997 (I) : 3 HLM. KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN TENAGA ATOM.
ABSTRAK :
-
Penggunaan tenaga atom untuk kesejahteraan umat manusia telah mencapai perkembangan yang padat, oleh karena itu untuk mensukseskan program pemerintah dengan memanfaatkan tenaga atom dipandang perlu membentuk Dewan Tenaga Atom yang bertugas memberi pertimbangan kepada Presiden dalam soal-soal yang berhubungan dengan perkembangan dan penggunaan tenaga atom di Indonesia.
• -
•
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah :
Ps. 4 ay. (1) UUD 1945; UU. No. 31 Tahun 1994; PP. No. 33 Tahun 1965; KEPPRES No. 183 Tahun 1968. • -
•
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
Kedudukan Dewan Tenaga Atom. Tugas dan fungsi Dewan Tenaga Atom. Wewenang Dewan Tenaga Atom. Susunan Anggota Dewan Tenaga Atom. Tata kerja dan Sekretariat Dewan. Pembiayaan Dewan Tenaga Atom.
CATATAN :
-
Hal-hal yang belum diatur dalam Keppres ini akan diatur lebih lanjut.
•
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 16
Oktober 1968.
cix
BADAN TENAGA ATOM – TUGAS DAN FUNGSI 1985 KEPPRES NO. 82 TAHUN 1985; HP. BATAN 1997 (I) : 9 HLM. KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG BADAN TENAGA ATOM NASIONAL.
ABSTRAK :
-
Sehubungan dengan semakin berkembangnya tugas dan pentingnya Badan Tenaga Atom Nasional dalam memajukan teknologi, ilmu pengetahuan dan pembangunan nasional pada umumnya, maka dipandang perlu menyempurnakan organisasi Badan Tenaga Atom Nasional.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah :
Ps. 4 ay (1) UUD 1945; UU. No. 31 Tahun 1994 ; PP. No. 33 Tahun 1965. • •
-
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Badan Tenaga Atom Nasional. Organisasi Badan Tenaga Atom Nasional. Direktur Jenderal, Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Aplikasi, Deputi Bidang Penelitian, Pengembangan Industri Nuklir. Deputi Bidang Pengkajian Sains dan Teknologi Nuklir. Deputi Bidang Umum. Pusat Pendidikan dan Latihan. Staf ahli Unit Pelaksana Teknis Tata kerja Kepangkatan, pengangkatan dan pemberhentian. Pembiayaan.
cx
CATATAN :
- Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dinyatakan tidak berlaku.
•
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 31
Desember 1985.
cxi
PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR - PEDOMAN 1976 KEPDIRJEN BATAN NO. 07/DJ/19/I/1976: HP. BATAN 1997 (I) : 5 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEDOMAN PENENTUAN LOKASI PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR.
ABSTRAK :
- Dalam rangka memanfaatkan tenaga nuklir untuk pembangkitan tenaga listrik telah dibentuk Komisi Persiapan Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir dan agar pembangunan tersebut berhasil dengan baik perlu dilakukan dengan pengawasan . Untuk itu dipandang perlu dikeluarkan pedoman Penentuan Lokasi Pusat Listrik Tenaga Nuklir.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 33 Tahun 1965; KEPBERSAMA MEN. PU. DAN TENAGA LISTRIK DAN DIRJEN BATAN No. 99/KPTS/1972 dan No.96/DD/19/IV/1972.
•
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Ketentuan umum yang berkaitan dengan Pedoman Penentuan Lokasi Pusat Listrik Tenaga Nuklir. Faktor-faktor yang menentukan lokasi Sifat-sifat dari rancangan reaktor (reaktor design). Kepadatan penduduk serta sifat-sifat khusus disekitar lokasi.
cxii
Keadaan fisik dari lokasi termasuk segi-segi seismologi , meteorologi, geologi dan hidrologi. Keadaan lingkungan (nilai-nilai ekologi, sejarah dan budaya). Penentuan daerah eksklusif, daerah penduduk rendah dan jarak pusat penduduk didasarkan adanya asumsi mengenai terlepasnya zat radioaktif hasil pembelahan dari teras reaktor karena keadaan yang tidak normal, kebocoran dari pengungkang (containment) dan keadaan mikro meteorologi pada lokasi.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 9 Januari 1976.
cxiii
ZAT RADIOAKTIF/SUMBER RADIASI – IZIN PEMAKAIAN 1989 KEPDIRJEN BATAN NO. PN. 00.01/145/DJ/85; HP. BATAN 1997 (I) : 38 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIOANAL TENTANG PENGECUALIAN DARI KEWAJIBAN MEMILIKI IZIN PEMAKAIAN ZAT RADIOAKTF DAN/ATAU SUMBER RADIASI LAINNYA.
ABSTRAK :
-
Dalam hal izin pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya pelu ditetapkan batas aktifitas atau paparan
yang
dikecualikan dari kewajiban memiliki izin. Hal tersebut telah diatur, namun karena perkembangan yang terjadi dirasakan ketentuan dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN No. 14/DJ/16/II/76 perlu disempurnakan. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 12 Tahun 1975; KEPPRES No. 3/M Tahun 1984; KEPPRES No. 82 Tahun 1985; KEPDIRJEN BATAN No. 127/DJ/XII/86. • •
- Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Pengecualian kewajiban memiliki izin pemakaian terhadap
zat
radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya. Instrumen navigasi atau jam yang mengandung zat beredar radioaktif yang memenuhi persyaratan. Kaos lampu yang mengandung Tahunorian. Tabung sinar katoda. Peralatan yang menggunakan electron.
cxiv
Persediaan cat berpendar radioaktif. Radionuklida campran bukan Tahun alam dan u alam. Peralatan yang memancarkan radiasi pengion. Pengecualian tersebut tidak berlaku untuk Penggunaan zat radioaktif untuk keperluan kedokteran. Pembubuhan zat radioaktif untuk keperluan penelitian pada bahan makanan, pupuk dan barang farmasi. Larangan pembubuhan zat radioaktif dengan sengaja bukan untuk keperluan penelitian pada kosmetika, mainan anak-anak, bahan makanan dan barang-barang farmasi.
CATATAN :
- Hal-hal lain yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur kemudian.
•
- Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 20 Oktober 1989.
cxv
PENANGKALAN PETIR RADIOAKTIF – PEMAKAIAN
cxvi
1977 KEPDIRJEN BATAN NO. 45/DJ/31/III/1977; HP. BATAN 1997 (I) : 4 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN PEMAKAIAN PENANGKAL PETIR RADIOAKTIF.
ABSTRAK :
-
Pemakaian penangkal petir yang mengandung zat radioaktif semakin meluas dan banyak digunakan, maka untuk keselamatan masyarakat umum perlu diberikan petunjuk-petunjuk dan ditetapkan ketentuanketentuan pemakaian panangkal petir radioaktif.
• -
•
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No. 13 Tahun 1975; KEPPRES No. 299 Tahun 1968; KEPDIRJEN BATAN No. 07/DJ/S/II/1974. • - Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang :
•
Ketentuan umum yang berkaitan dengan importer, instalatir, pemilik. Izin pemakaian penangkal petir yang mengandung zat radioaktif diberikan kepada importer, instalatir atau pemilik. Syarat-syarat penangkal petir radioaktif Syarat dan kewajiban importer, instalatir dan pemilik. Pemeriksaan atas pemasangan penangkal petir dan persediaan yang belum dipasang.
CATATAN :
-
Hal-hal lain yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur kemudian. cxvii
•
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 31 Maret 1977.
PENANGKAL PETIR RADIOAKTIF – PERIZINAN DAN PENGAWASAN 1979 KEP.BER MEN.NAKERTRANS DAN DIRJEN BATAN NO. KEP. DAN 24/DJ/20/II/1979 HP. BATAN 1997 (I) : 3 HLM.
cxviii
08/MEN/1979
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PERIZINAN
DAN
PENGAWASAN
PEMAKAIAN
PENANGKAL
PETIR
RADIOAKTIF.
ABSTRAK :
-
Pemakaian penangkal petir radioaktif semakin meluas maka untuk mencapai kordinasi peraturan perizinan dan pengawasan pemakaian penangkal petir radioaktif telah disepakati untuk mengatur prosedur perizinan dan pengawasan pemakaian penangkal petir radioaktif ke dalam Keputusan Bersama antara Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan Direktur Jenderal BATAN.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi dengan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 1 Tahun 1970; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PERAT MEN.NAKERTRANS No. PER. 03/MEN/Tahun 1978. • •
- Dalam
Keputusan
Bersama
Menteri
Tenaga
Kerja
dan
Transmigrasi dan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Perijinan bagi setiap instalatir, importir, dan pemilik penangkal petir radioaktif. Pengawasan atas pemasangan dan pemakaian penangakal petir radioaktif. Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara berkala mengadakan pemeriksaan dan membuat akte pemeriksaan. Instalator dan pemilik diwajibkan melapor apabila terjadi kecelakaan ditempat kerja.
cxix
CATATAN :
-
Hal-hal lain yang belum diatur dalam keputusan bersama ini akan diatur kemudian.
•
-
Keputusan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal 19
Pebruari 1979.
cxx
RADIOAKTIF INDUSTRI - PELAKSANAAN
cxxi
1978 KEPDIRJEN BATAN NO. 42/DJ/30/III/78; HP. BATAN 1997 (I) : 13 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PASAL 4 SUB B PP. NO. 12 TAHUN 1975 DI BIDANG RADIOAGRAFI INDUSTRI.
ABSTRAK :
- Untuk menghindarkan terjadinya akibat-akibat yang tidak diinginkan dalam pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya, maka dipandang perlu mengatur cara-cara penentuan tenaga-tenaga yang cakap dan terlatih baik untuk bekerja dengan zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya di bidang radiografi industri.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; KEPPRES No. 299 Tahun 1968. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Penilaian atas persyaratan tenaga-tenaga yang cakap dan terlatih untuk bekerja dengan zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya. Pengertian tentang petugas proteksi radiasi, ahli radiografi, operator radiasi. Penentuan tenaga-tenaga ahli dan operator radiografi dan petugas proteksi radiasi. Pengujian bagi tenaga-tenaga pekerja bagi radiografi . Biaya penyelenggaraan pengujian dibebankan kepada para peserta ujian yang besarnya akan ditentukan kemudian.
cxxii
CATATAN :
-
Lampiran Keputusan ini ditentukan pedoman pengujian pekerja radiografi industri.
•
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 30 Maret 1978.
cxxiii
RADIOGRAFI INDUSTRI - PERUBAHAN
cxxiv
1982 KEPDIRJEN BATAN NO. 62/DJ/3/VI/1982; HP. BATAN 1997 (I) : 1 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN
TENAGA
ATOM
NASIONAL
NO.
42/DJ/30/III/78
TENTANG
KETENTUAN PELAKSANAAN PASAL 4 SUB B PP. NO. 12 TAHUN 1975 DI BIDANG RADIOGRAFI INDUSTRI.
ABSTRAK :
-
Oleh karena Keputusan Presiden No. 14 Tahun 1980 tentang Badan Tenaga Atom Nasional yang diikuti dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal BATAN No. 31/DJ/13/IV/81 tentang Struktur Organisasi BATAN, dan ketentuan Ps. 5 ay. 2 Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional No. 42/DJ/30/III/78 tentang Ketentuan Pelaksanaan pasal 4 Sub b PP. No. 12 Tahun 1975 di bidang radiografi industri sudah tidak sesuai lagi, maka perlu diadakan perubahan.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; KEPDIRJEN BATAN No. 31/DJ/13/IV/81 • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Mengubah ketentuan pasal 5 ayat 2 Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Nasional No. 42/DJ/30/III/1978 tentang ketentuan pelaksanaan pasal 4 Sub b PP. No. 12 Tahun 1975
cxxv
dibidang radiografi industri, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut. Sekretariat Tim Penguji diselenggarakan oleh Bagian Pengendalian Zat Radioaktif dan Sumber Radiasi Biro Pengendalian Radiasi dan Zat Radioaktif.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 3 Juni 1982.
cxxvi
ZAT RADIOAKTIF/SUMBER RADIASI LAINNYA – PUNGUTAN 1980 KEPDIRJEN BATAN NO. 97/DJ/15/VII/1980; HP. BATAN 1997 (I) : 4 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PUNGUTAN PEMAKAIAN ZAT RADIOAKTIF DAN/ATAU SUMBER RADIASI LAINNYA.
ABSTRAK :
-
Sesuai dengan peningkatan pemakaian zat radioaktif dan sumber radiasi lainnya, maka telah ditingkatkan pula tindakan pengawasan atau inspeksi terhadap pemakaian zat tersebut. Dalam izin pemakaian diatur adanya pungutan, dan pengaturan tentang pungutan yang ditetapkan dalam Keputusan Dirjen BATAN No. 10/DJ/18/II/74 sudah tidak memadai lagi. Oleh karena itu untuk mengintensifkan penerimaan negara perlu ditetapkan kembali pengaturan pungutan tersebut.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 12 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; KEPPRES No. 14 A Tahun 1980; INPRES No. 6 Tahun 1973;
SURAT MEN KEU No. B-573/MK/IV/5/1973;
SURAT MEN KEU No. B-981/MK/IV/11/1973; SURAT DIRJEN MONETER DALAM NEGERI No. S-182/MK.11/1980. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pungutan pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya dilakukan sekali dalam jangka waktu izin pemakaian diberikan.
cxxvii
Besarnya pungutan pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya ditentukan atas dasar penggunaan tujuan pemakaian. Besarnya pungutan ditinjau kembali setiap tahun. Hasil pungutan disetorkan seluruhnya ke Kantor Bendahara Negara.
CATATAN :
-
Mencabut Keputusan Direktur Jenderal Badan Tenaga Nasional No. 10/DJ/18/V/1974.
• •
-
Segala ketentuan mengenai pungutan untuk pemakaian zat
radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya yang bertentangan dengan Keputusan Direktur Jenderal ini dinyatakan tidak berlaku. • •
-
Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini mulai berlaku
pada tanggal 15 Juli 1980.
cxxviii
KAOS LAMPU – PABRIK – KETENTUAN
cxxix
1981 KEPDIRJEN BATAN NO. 36/DJ/16/VI/1981; HP. BATAN 1997 (I) : 3 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG KETENTUAN PABRIK KAOS LAMPU.
ABSTRAK :
-
Proses pembuatan kaos lampu menggunakan zat radioaktif yang mempunyai bahaya radiasi terhadap keselamatan pekerja maupun masyarakat umum oleh karena itu perlu diadakan pengaturan tentang pabrik kaos lampu.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
dalah : UU. GANGGUAN (HINDER ORDONANTIE Tahun 1926 No. 226 RUANG TELAH DIUBAH DAN DITAMBAH DENGAN STB Tahun
1940
No.
450;
BEDRIJFS
REGLEMLATERING
ORDONANTIE STB Tahun 1934 No. 595; UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 1 Tahun 1970; UU. No. 11 Tahun 1975; UU. No. 12 Tahun 1975; PP. No. 13 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; PERMEN PERBURUHAN No. 7 Tahun 1964;
KEP. DIRJEN
BATAN No. 104/DJ/5/IX/79. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Ketentuan yang berkaitan dengan pabrik kaos lampu. Perizinan. Izin impor torium. Izin instalasi dan pengoperasian. Persyaratan Bangunan. Lokasi.
cxxx
Syarat Umum dan Syarat Khusus. Persyaratan Operasi. Tenaga kerja. Peralatan. Prosedur kerja. Proses pencelupan. Proses pemerasan. Proses pengeringan. Proses produksi. Pengelolaan sampah radioaktif. Keselamatan kerja radiasi. Pemeriksaan Kesehatan. Inspeksi.
CATATAN :
-
Dengan berlakunya keputusan ini, setiap pabrik kaos lampu yang pada waktu ditetapkan keputusan ini belum memenuhi persyaratan yang tercantum dalam keputusan ini secara bertahap wajib menyesuaikan instalasi/tempat kerjanya.
-
Tenggang waktu bagi setiap pabrik kaos lampu untuk menyesuaikan instalasi/tempat kerjanya adalah 4 (empat) tahun.
•
-
Penyesuaian tersebut harus sudah dimulai selambat-
lambatnya 1 (satu) tahun sejak ditetapkan peraturan ini. Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur
•
kemudian. •
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 16 Juni 1981.
cxxxi
REAKTOR NUKLIR – PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN 1982 KEPDIRJEN BATAN NO. 54/DJ/5/V/1982; HP. BATAN 1997 (I) : 15 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN REAKTOR NUKLIR.
ABSTRAK :
-
Teknologi nuklir sudah mencapai suatu tahap yang dapat memanfaatkan reaktor nuklir sebagai pembangkit tenaga dan sebagain sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dilain pihak reaktor nuklir merupakan sumber bahaya radiasi yang besar apabila pengelolaannya tidak memenuhi persyaratan keselamatan yang ditentukan, maka untuk mencegah timbulnya bahaya radiasi yang besar perlu diatur tentang pembangunan dan pengelolaan reaktor nuklir.
• •
- Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 31 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; KEPDIRJEN BATAN No. 31/DJ/13/IV/81.
• •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Pengertian
reaktor
nuklir,
BATAN,
tampak,
pembangunan,
konstruksi, operasi, operator, pemohon, pemegang izin, dan dekomesioning. Ketentuan mengenai pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir. Perizinan.
cxxxii
Syarat dan cara memperoleh izin tapak, izin konstruksi, izin operasi, izin dekomisioning. Penilaian permohonan izin. Kewajiban pemegang izin operasi. Pengawasan dan pelaporan. Pengadaan pemakaian bahan bakar nuklir.
CATATAN :
- Reaktor nuklir yang dibangun sebelum adanya ketentuan ini, dengan Keputusan ini maka pengelola reaktor nuklir diwajibkan mengajukan permohonan izin sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Keputusan ini dengan petunjuk yang akan diberikan oleh BATAN.
• •
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 5 Mei 1982.
cxxxiii
PERATURAN PEMERINTAH NO. 11, 12, 13 TAHUN 1975 – PELAKSANAAN 1982 INS. DIRJEN BATAN NO. 09/DJ/V/1982; HP. BATAN 1997 (I) : 1 HLM. INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 11, 12, 13 TAHUN 1975 DILINGKUNGAN BADAN TENAGA ATOM NASIONAL.
ABSTRAK :
-
Sebagai pelaksanaan ketentuan-ketentuan pokok tenaga atom, maka dikeluarkan peraturan yang berkaitan dengan keselamatan kerja terhadap radiasi, izin pemekaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya. Untuk melaksanakan dan memenuhi hal tarsebut diatas dan khususnya untuk meningkatkan pengawasan tehadap pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya dilingkungan BATAN, maka dikeluarkan Instruksi Dirjen BATAN.
•
- Dasar Hukum Instruksi Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No. 13 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; KEPDIRJEN BATAN No. 07/DJ/5/II/74; KEPDIRJEN BATAN No. 104/DJ/5/IX/79; KEPDIRJEN BATAN No. 31/DJ/13/IV/81.
• •
-
Dalam Instruksi Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Menginstruksikan
kepada
Kepala-kepala
Pusat
dilingkungan
BATAN untuk melaksanakan ketentuan sebagai mana ditentukan dalam PP. No. 11, 12 dan 13 Tahun 1975.
Mengajukan permohonan izin pemakaian zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya termasuk irradiator, neutron generator, cxxxiv
akselerator dan lain-lain. Alat yang memancarkan radiasi dengan mengisi formulir.
CATATAN :
- Instruksi Direktur Jenderal BATAN ini mulai berlaku pada tanggal 5 Mei 1982.
ASURANSI TENAGA KERJA – TATA CARA 1977
cxxxv
KEPMENAKERTRANSKOP NO. KEP. -116/MEN/1977: HP. BATAN 1997 (I) : 14 HLM. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KOPERASI TENTANG PERATURAN TATA CARA, PERSYARATAN PENDAFTARAN PEMBAYARAN IURAN DAN PEMBAYARAN JAMINAN ASURANSI SOSIAL TENAGA KERJA.
ABSTRAK :
-
Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja, maka perlu segera diatur tata cara persyaratan pendaftaran, pembayaran iuran dan pembayaran jaminan Asuransi Sosial Tenaga Kerja.
• •
- Dasar Hukum Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi ini adalah : PP. No. 33 Tahun 1977; PP. No. 34 Tahun 1977.
• • • •
-
Dalam Keptusan Menteri ini diatur tentang : Ketentuan umum hal-hal yang berkaitan dengan Asuransi
Sosial Tenaga Kerja. •
Kepesertaan.
•
Kewajiban bagi perusahaan yang mengerjakan tenaga kerja sebanyak 100 (seratus) orang atau lebih atau membayar upah paling sedikit Rp. 5.000.000,- sebulan.
•
Dapat ikut secara sukarela.
•
Kewajiban Perusahaan dan setiap tenaga kerja mengisi pendaftaran tenaga kerja (formulir Astek).
•
Perusahaan diwajbkan untuk melapor setiap perubahan alamat, status kepemilikan, jenis/bidang usaha perubahan upah dan tenaga kerjanya ke Perum ASTEK.
•
Penetapan dan tata cara pembayaran iuran.
cxxxvi
•
Penetapan klasifikasi iuran asuransi kecelakaan kerja didasarkan pada klasifikasi ILO.
•
Penentuan pembayaran iuran Asuransi Sosial Tenaga Kerja.
•
Keterlambatan pembayaran iuran dikenakan denda 5 % dari iuran yang seharusnya dibayar.
•
Penetapan dan tata cara pembayaran jaminan kecelakaan kerja.
•
Tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja atau penyakit – penyakit dalam lampiran I.
•
Jaminan kecelakaan kerja.
•
Perusahaan diwajibkan melaporkan setiap kecelakaan yang menimpa tenaga kerjanya.
•
Pembayaran tunjangan yang menjadi hak tenaga kerja.
•
Tata cara pembayaran tabungan hari tua dan jaminan kematian.
•
Ketentuan peralihan. Bagi perusahaan sebelum berlakunya PP. ini telah
•
mempertanggungkan tenaga kerja pada program asuransi ini diambil alih oleh PERUM. • • •
CATATAN : -
Kekeliruan yang sengaja ataupun yang tidak dalam pengisian formulir-formulir ASTEK yang mengakibatkan
kerugian bagi PERUM merupakan pelanggaran dan menjadi piutang PERUM pada perusahaan yang bersangkutan. •
-
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peratuan ini akan
diatur lebih lanjut oleh Direksi. •
-
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 26 Desember
1977. • • •
cxxxvii
• •
INSTALASI NUKLIR – PELAKSANAAN JAMINAN
•
1992
•
KEPDIRJEN BATAN NO. 564/DJ/XI/1993; LL. BATAN 1993 : 32 HLM.
•
KEPUTUSAN
DIREKTUR NASIONAL
JENDERAL TENTANG
BADAN
TENAGA
PETUNJUK
ATOM
PELAKSANAAN
JAMINAN KUALITAS INSTALASI NUKLIR. • •
ABSTRAK : -
Jaminan Kualitas matahari nuklir telah diberlakukan di
lingkungan BATAN maupun diluar BATAN melalui KEPDIRJEN BATAN no. Ps. 05.II/57/DJ/1990. Dalam rangka pelaksanaan KepDirjen ini, perlu adanya petunjuk untuk melaksanakan jaminan kualitas dan instalasi nuklir yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No.
•
13 Tahun 1975; KEPPRES No. 82 Tahun 1985; KEPMENPERIN No.
091/M/SK/I/1988;
KEPDIRJEN
BATAN
No.
54/DJ/5/V/1982; KEPDIRJEN BATAN No. PN.00.01/92/DJ/1987; KEPDIRJEN BATAN No. PS.05.11/57/DJ/1990. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang
: Juklak yang harus dipenuhi dalam menyusun dan
•
melaksanakan program jaminan kualitas pelaksanaan harus sesuai dengan prosedur, Instruksi dan gambar, peninjauan kembali manajemen, tanggung jawab, kewenangan dan komunikasi organisasi keterkaitan antara organisasi, pengadaan dan pelatihan staf,
pengendalian dalam desain, pengadaan, Barang, peran, cxxxviii
inspeksi dan Pengendalian Perjanjian, Pengendalian ketidak sesuaian,
pencatatan
dan
audit,
Dengan
instalasi
nuklir,
Membangun konstruksi, Operasi, Pemakai, Jaminan kualitas persetujuan, audit, kewenangan, komisioning, Dekomisioning, Desain
Dokumentasi,
Pemeriksaan
Inspeksi,
barang,
ketidaksesuaian, keselamatan nuklir atau keselamatan, bukti objektif, personil cakap, kualitas, catatan, organisasi pemakai, pemilihan tajuk, spesifikasi, evaluasi, pemasok, penyusun, keputusan, pengendalian kualitas, jasa, produk, tim audit, auditor, audit ekstern, audit intern, auditor kepala. • •
CATATAN : -
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 19 November
1993. • • • • • • • • • • • • • • • • •
cxxxix
• • • •
PENGELOLAAN BAHAN GALIAN – KESELAMATAN KERJA
•
1993
•
KEPDIRJEN BATAN NO. 574/DJ/XII/1993, LL. BATAN 1993: 48 HLM.
•
KEPUTUSAN
DIREKTUR
JENDERAL
BADAN
TENAGA
ATOM
NASIONAL TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN KERJA PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN RADIOAKTIF. • •
ABSTRAK :
-
Untuk melindungi para pekerja dalam
tambang dan instalasi pengolahan bahan galian radioaktif perlu ditetapkan
ketentuan
keselamatan
kerja
penambangan
dan
pengolahan bahan galian radioaktif. Ketentuan keselamatan kerja penambangan dan pengolahan bahan galian radioaktif perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal. • •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975;
•
KEPPRES No. 3/M Tahun 1984; KEPPRES No. 82 Tahun 1985; KEPDIRJEN BATAN No. 127/DJ/XII/1986;
KEPDIRJEN
BATAN No. PN. 03/160/DJ/1989. • •
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : •
Perlindungan bagi yang bekerja dalam tambang dan instalasi pengolahan bahan galian radioaktif terhadap radiasi pengion, tanggung jawab penguasa instalasi atom dan para pekerja; nilai batas yang diizinkan; organisasi praktisi radiasi; pengawas
cxl
radiasi; tindakan proteksi administrasi dan dan rekayasa; pengertian dan
rekomendasi/CRP tentang proteksi radiasi;
pengendalian radiasi akibat kerja dan radioaktifitas dalam tambang dan instalasi pengolah; • • •
spesifikasi
peralatan
dan
sesuai
yang
digunakan
penambangan dan instalasi pengolah bahan galian radioaktif. • •
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 13
Desember 1993. • • • • • • • • • • • • • • • • • • • cxli
• • • • • • •
PENGENDALIAN NUKLIR – PERTANGGUNGJAWABAN
•
1994
•
KEPDIRJEN BATAN NO. 362/DJ/IX/1994, LL. BATAN 1994 : 33 HLM.
•
KEPUTUSAN
NASIONAL
DIREKTUR
TENTANG
JENDERAL
SISTEM
BADAN
TENAGA
ATOM
PERTANGGUNGJAWABAN
DAN
PENGENDALIAN NUKLIR.
ABSTRAK :
-
Sebagai tindak lanjut pengesahan perjanjian mengenai pencegahan penyebaran senjata-senjata nuklir pada tanggal 14 Juli 1980 telah ditandatangani “Agreement between the Republic of Indonesian and the International Atomic Energy Agency for the Application of Safe guards in connection with the treaty on the Ion Proliferation at Nuclear Weapons”. Berdasarkan persetujuan antar Negara RI dan Badan Tenaga Atom Internasional, Indonesia harus mempunyai sistem pertanggungjawaban dan pengendalian bahan nuklir yang taken safe guards, yang perlu ditetapkan dengan Keputusan Dirjen.
• •
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini
adalah : •
UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 8 Tahun 1978; KEPPRES No. 3/M Tahun 1984; KEPPRES No. 82 Tahun 1985; KEPDIRJEN BATAN No. 54/DJ/5/V/1982; BATAN No. 127/DJ/XII/1986.
•
cxlii
KEPDIRJEN
-
•
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur
tentang : Maksud dan bahan nuklir; bahan sumber; bahan dapat bilah khusus; instalasi atom; penguasa instalasi atom; fasilitas; invection; inventaris buku; inventaris fisik; pelaksanaan inventaris fisik (Physical Inventary Valling); Verifikasi inventari fisik (Physical Inventary Verification); bahan nuklir yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
(Material
balance
area);
tempat
penyuluhan paket (Key Measurance Panit); batch; data sumber; data batch; struktur; kilogram efektif; Direktur Jenderal; Instansi yang
berwenang;
pengaturan
pertanggungjawaban
dan
pengendalian bahan nuklir yang diperlukan. Untuk mendeteksi hilangnya bahan nuklir atau pengguna bahan nuklir sikon tidak sah;
tanggungjawab
pelaksanaan
pertanggungjawaban
dan
pengendalian bahan nuklir dikelola akan penguasa instalasi atom. Tugas dan wewenang pengawas bahan nuklir untuk mengawasi pertanggungjawaban dan pengendalian bahan nuklir diatur mengawasi menyusun bahan nuklir; persyaratan administratif pertanggung jawaban dan pengendalian; bahan nuklir. Bahan nuklir yang dipindahkan kedalam atau keluar daerah neraca bahan nuklir atau tidak digunakan lagi oleh fasilitas harus dilakukan berdasarkan turunan; kewajiban situasi daerah neraca bahan nuklir wajib membuat laporan; kewajiban daerah neraca bahan nuklir menciptakan instruksi tertulis tentang pertanggung jawaban dan pengendalian bahan nuklir dalam bentuk Juklak; peristiwa diluar kebiasaan; bahan nuklir dapat dimintkan perubahan sementara; pembubaran dan pengendalian dan pengawasan.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 7 Oktober 1994.
cxliii
RADIOAKTIVITAS – BAKU 1995 KEPDIRJEN BATAN NO. 293/DJ/VII/1995, HP. BATAN 1995 : 23 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DILINGKUNGAN.
ABSTRAK :
-
Dewasa ini pemanfaatan radioaktif semakin meningkat dan untuk meningkatkan perlindungan terhadap lingkungan maka Keputusan Dirjen Batan No. 294/DJ/IX/1992 tentang nilai batas radioaktivitas dilingkungan perlu ditingkatkan kembali sehubungan dengan itu, maka perlu ditetapkan Keputussan Dirjen yang mengatur tentang Bahan tingkat Radioaktivitas dilingkungan.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah: UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 4 Tahun 1982; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No. 51 Tahun 1993; KEPDIRJEN BATAN No. PN.03/160/DJ/1989.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang: Maksud
dari
radiasi;
Radioaktivitas;
Baku
radioaktivitas;
pengawasan; instalasi nuklir; penguasaan instalasi nuklir; keadaan darurat; tanggung jawab penguasa instalasi nuklir atau pencemaran
cxliv
lingkungan atau instalasi nuklir; kewajiban pengawasan nuklir; menaati peraturan; menjamin baku tingkat radioaktivitas terlampoi;
melaksanakan
pemantauan
tidak
lingkungannya;
melaksanakan tindakan penanggulangan jika melebihi tingkat radioaktivitas agam masyarakat terhindar dari bahaya radiasi; dan kerjasama prosedur kerja.
CATATAN :
-
Keputusan ini mencabut Kep. Dirjen BATAN No. 294/DJ/IX/1992 tentang nilai batas Radioaktivitas dilindungi.
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 21 Juli 1995.
cxlv
NUKLIR – KUALITAS – JAMINAN 1990 KEPDIRJEN BATAN NO. PS.0511/57/DJ/1990, HP. BATAN 1993 : 6 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG JAMINAN KUALITAS INSTALASI NUKLIR.
ABSTRAK :
-
Teknologi nuklir sudah mencapai suatu tahap yang dapat memanfaatkan instalasi nuklir sebagai pembangkit tenaga nuklir dan sebagai sarana untuk mengembangkan tentang jaminan kualitas instalasi nuklir.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah: UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975: PP. 12 Tahun 1975; PP. No. 13 Tahun 1975; KEPPRES No. 32 Tahun 1985;. KEPMENPERIN No.09/J/SK/I/88; KEPDIRJEN BATAN No. PN.0001/92/DJ/87.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Pengertian instalasi nuklir; pembangunan konstruksi; operasi; perusahaan; jaminan kualitas. Penyusunan program jaminan kualitas; Mencakup pengaturan tentang
pengendalian terhadap seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan masalah nuklir meliputi : komponen; struktur dan sistem sesuai dengan kepentingan keselamatan.
cxlvi
Menurut persyaratak kualitas personil untuk setiap kegiatan yang mempengaruhi kualitas kompunen, struktur dan sistem . Organisasi; Pengawasan meliputi: pengendalian dokumen, pengendalian desai, pengendalian pengaduan , pengendalian barang dan pengendalian pengujian tindakan perbaikan/pembetulan, pencetakan serta audit menjadi tanggung jawab pemeriksaan.
CATATAN :
-
Kriteria persyaratan dan ketentuan lain tentang program jaminan kualitas akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan sendiri.
-
Ketentuan lain tentang peraturan
jaminan kualitas yang diatur dalam
perundangan lainnya tetap berlaku sepanjang tidak
diatur dalam Keputusan ini.
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 20 Mei 1990.
cxlvii
JAMINAN KUALITAS – PELAKSANAAN TUGAS 1990 KEPDIRJEN BATAN NO. 173/DJ/XI/1990, HP. BATAN 1990: 2 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PELAKSANAAN TUGAS JAMINAN KUALITAS DI LINGKUNGAN BATAN.
ABSTRAK :
-
Dengan Keputusan Dirjen Batan No. PS.0511/57/DJ/1990 telah ditetapkan tentang Jaminan Kualitas Instalasi Nuklir. Untuk itu perlu ditetapkan
suatu pengaturan tentang pelaksanaan tugas
jaminan kualitas dilingkungan Batan dengan Keputusan Dirjen BATAN.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No.31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No. 13 Tahun 1975; KEPPRES No. 32 Tahun 1985; BATAN
KEPMENPERIN
No.9/DI/SK/I/1988;
No.54/DJ/5/V/1982;
No.127/DJ/XII/1986;
KEPDIRJEN
KEPDIRJEN
KEPDIRJEN
BATAN
BATAN No.
PN.0511/57/DJ/1990.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Setiap pusat yang mengelola instalasi nuklir harus menerapkan ketentuan tentang jaminan kualitas. Di Pusat Penelitian Tenaga Atom Serpong yang tidak yang membawakan suatu unit kerja jaminan kualitas dibentuk satuan jaminan kualitas dibawah koordinasi Pusat Perangkat Nuklir dan Rekayasa dalam hal ini Bidang Jaminan Kualitas.
cxlviii
Di Pusat-pusat lain tugas jaminan kualitas dilakukan oleh unit kerja yang menangani keselamatan radiasi.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 1990.
SUPERVISOR – OPERATOR – IZIN 1985 KEPDIRJEN BATAN NO. 83/DJ/V/1985, HP. BIDANG TENAGA ATOM JID III, HLM : 25-30. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG IZIN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR.
ABSTRAK :
-
Reaktor merupakan sumber bahaya radiasi yang besar apabila dikelola dengan tidak mematui persyaratan keselamatan yang ditentukan dan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan masyarakat, maka perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal yang mengatur tentang izin operator dan Supervisor Reaktor.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No.12 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Pengertian; operator, supervisor; pemohon; dan instansi yang berwenang Setiap orang yang akan menjalankan fungsi operator ataaau supervisor harus memiliki ingin dari Biro Pengendalian radiasi
dan
zat
radioaktif
dengan
mengajukan
formulir
permohonan dengan bukti cakap dan sehat dan telah lulus ujian tertulis dan praktek tentang operasi reaktor. Berdasarkan permohonan yang diajukan disertai bukti-bukti dari penguasa instalasi tempat pemohon bekerja sebelumnya, Biro
cxlix
Pengendalian Radiasi
dan zat radioaktif dapat membebaskan
pemohon dari ujian dan ujian operasi. Izin berlaku untuk untuk jangka waktu dua tahun dan dapat diperpanjang dengan permohonan dengan bukti-bukti telah menjalankan tugasnya dengan baik. Izin dapat dicabut apabila kesehatannya tidak baik ataaau karena melakukan kesalahan sehingga dapat mengakibatkan bahaya radiasi dan kontaminasi bagi dan atau anggota masyarakat lainnya.
CATATAN : -
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 2 Juli 1985.
cl
ZAT RADIOAKTIF – PENGAWASAN 1984 KEPDIRJEN BATAN NO.157/DJ/XI/84, HP. BIDANG TENAGA ATOM , JIL III, HLM: 17-18. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG WEWENANG PENGAWASAN ZAT RADIOAKTIF DAN SUMBER RADIASI LAINNYA.
ABSTRAK :
-
Undang-undang No.1 Tahun 1964 memberikan wewenang kepada Badan Tenaga Atom Nasional sebagai badan penyelenggara dan Pengawas Tertinggi dalam penggunaan tenaga atom di Indonesia dan untuk memperlancar penyelenggaraan pengawasan dan perizinan maka perlu untuk menegaskan wewenang
Biro
Pengendalian Radiasi dan Zat Radioaktif dalam melaksanakan tugas pengawasan dan perizinan.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. 21 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun
1980;
KEPDIRJEN
BATAN
No.97/DJ/15/VII/1980;
KEPDIRJEN BATAN No.31/DJ/13/IV/1981.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Arti dari Biro Pengendalian Radiasi dan Zat Radioaktif. Wewenang dari Kepala Biro Pengendalian Radiasi dan zat radioaktif untuk menandatangani setiap izin pemakai zat radioaktif dan
sumber
radiasi
lainnya,
memerintahkan/
menugaskan
pelaksanaan pengawasan atas semua instansi atau menetapkan keputusan tentangberlakunya peraturan di bidang zat radioaktif dan radiasi serta mengeluarkan persyaratan nuklir.
cli
keadaan darurat di bidang
Kepala Biro Pengendalian Radiasi dan Zat Radioaktif membuat laporan kepada Direktur Jenderal BATAN tentang pelaksanaan tugas secara berkala dan paling tidak sekali dalam satu tahun.
CATATAN : -
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 3 Nopember 1984.
PENANGKAL PETIR – RADIOAKTIF – LARANGAN 1984
clii
KEPDIRJEN BATAN NO. 154/DJ/X/84, HP. DI BIDANG TENAGA ATOM , JIL III, HLM: 15-16. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG LARANGAN IMPOR DAN PEMASANGAN BARU PENANGKAL PETIR RADIOAKTIF.
ABSTRAK :
-
Setelah dipelajari dan diteliti secara sesama pemakaian penangkal petir radioaktif kurang bisa diharapkan dan sekarang telah banyak dipasang berbagai macam penangkal petir, radioaktif dan untuk mencegah makin banyaknya zat radioaktif dari luar yang masuk ke wilayah Republik Indonesia maka dipandang perlu melarang impor dan pemasangan baru penangkal petir radioaktif.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 12 Tahun 1975; KEPPRES No. 14
Tahun
1980;
dan
KEPDIRJEN
BATAN
No.
45/DJ/31/III/1977.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Pengertian tentang Penangkal Petir Radioaktif; Dilarang memasukkan penangkal petirradioaktif dengan cara apapun ke dalam wilayah Rumah Sakit dan dilarang memasang memasang yang baru penangkal petir radioaktif di Indonesia. Pelanggaran atas larangan
ini diancam dengan pidana denda
sebagaimana disebutkan dalam pasal 13 PP. No.12 Tahun 1975. Dalam tenggang waktu enam bulan sejak ditetapkan keputusan ini setiap orang atau badan yang masih memiliki atau menguasai penangkal petir radioaktif diwajibkan untuk melapor kepada Badan Tenaga Atom Nasional Cq Biro Pengendalian Radiasi dan Zat Radioaktif kecuali yang masih mempunyai izin yang berlaku.
cliii
CATATAN :
-
Semua ketentuan dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN No. 45/DJ/31/III/1977 yang tidak sesuai dengan Keputusan ini dianggap tidak berlaku.
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 29 Oktober 1984.
PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR - PEMBANGUNAN 1992 KEPDIRJEN BATAN NO. 445/DJ/XII/1992, HP. BATAN 1992 : 60 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK
cliv
LINGKUNGAN UNTUK RENCANA PEMBANGUNAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR.
ABSTRAK :
-
Pembangunan
Pusat
Listrik
Tenaga
Nuklir
diperkirakan
mempunyai dampak penting terhadap lingkungannya, karena itu wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan dengan
Keputusan
Lingkungan
Menteri
Hidup
No.
Negara
Kependudukan
Kep.50/MENKLH/6/1987
Pedoman Penyusunan Analisis mengenai
dan
tentang
Dampak lingkungan
maka dipandang perlu dibuat Pedoman Teknis Penusunan Analisi Mengenai Dampak Lingkungan untuk Rencana Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No.31 Tahun 1964; UU. No.4 Tahun 1982; PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No.13 Tahun 1975; PP. No. 29 Tahun 1986; KEPMENEG.KLH
No.
KEP-49/MEN.KLH/6/1987;
KEPMENEG.KLH No. 50/MEN.KLH/6/1982; KEPMENEG.KLH No.KEP-02/MEN.KLH/1988; No.07/DJ/4/I/1976;
KEPDIRJEN
KEPDIRJEN.BATAN
BATAN
No.134/DJ/II/1982;
KEPDIRJEN No. PN.03/160/DJ/1999.
- Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Pedoman Teknis Penyusunan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) seperti tersebut dalam lampiran Keputusan ini.
CATATAN : -
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 4 Desember 1992.
clv
RADIOAKTIF – PUNGUTAN 1980 KEPDIRJEN BATAN NO.97/DJ/15/VII/1980; HP. 1985 HLM: 135-136. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PUNGUTAN PEMAKAAIAN ZAT RADIOAKTIF DAN/ATAU SUMBER RADIASI LAINNYA.
ABSTRAK :
-
Seorang dengan peningkatan pemakaian radioaktif di Indonesia, maka dipandang perlu untuk mengambil langkah dengan memproteksi bahaya penggunaan zat tersebut oleh karena itu
clvi
pemerintah
melakukan
penggunaannya.Untuk
pengawasan
mengintensifkan
dan
pengaturan
pengawasan
dan
penerimaan negara atas penggunaan radioaktif maka dipandang perlu untuk mengeluarkan suatu aturan pengawasan dan pungutan penggunaan radioaktif dalam suatu Keputusan Direktur Jenderal.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No.31 Tahun 1964; PP. No.12 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; KEPPRES No. 14 A Tahun 1980; INSPRES No.6 Tahun1973.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Pengertian, pemungutan, penggunaan zat radioaktif; besarnya pungutan; penggolongan; pemakaian zat radioaktif; tujuan pemakaian; besarnya pungutan; penggunaan hasil pungutan.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 15 Juli 1980 dan segala peraturan pungutan penggunaan zat radioaktif lainnya yang bertentangan dengan Keputusan
Dirjen. ini dinyatakan tidak
berlaku.
RADIOGRAFI – INDUSTRI – PERUBAHAN 1982 KEPDIRJEN BATAN NO. 62/DJ/3/VI/1982; HP. 1985 HLM : 131-132. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BATAN NO. 42/DJ/30/78 TENTANG RADIOGRAFI INDUSTRI.
ABSTRAK :
-
Dengan dikeluarkannya Keputusan Direktur Jenderal
Badan
Tenaga Atom Nasional No.42/DJ/30/III/78 tentang pelaksanaan pasal 4 sun b PP. No. 12 Tahun 1975 di bidang radiografi industri,
clvii
seiring dengan perubahan jaman dan waktu maka Keputusan Dirjen No. 42/DJ/30/III/78 tersebut dirasa sudah tidak sesuai lagi. Oleh karena itu untuk mengatur hal tersebut perlu dikeluarkan suatu Keputusan Direktur Jenderal di bidang Radiografi.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; KEPPRES No. 14 Tahun 1980; KEPDIRJEN BATAN No. 31/DJ/13/IV/81.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Perubahan khususnya pasal 5 ayat (2) Surat Keputusan Dirjen BATAN tentang Sekretariat Tim Penguji.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 3 Juni 1982.
IRADIATOR – IZIN KERJA 1993 KEPDIRJEN BATAN NO. 190/DJ/IV/1993 HP. 1992 : 9 HLM. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL NO. 190/DJ/IV/1993 TENTANG IZIN KERJA BAGI PEKERJA IRADIATOR.
ABSTRAK :
-
Dalam rangka menunjang
pemanfaatan nuklir dalam berbagai
kehidupan manusia maka diperlukan adanya suatu konstruksi yang dapat menunjang kegiatan tersebut. Dan di dalam pemanfaatan suatu konstruksi diperlukan adanya tenaga operator, yang dalam hal ini perlu diperlukan izin kerja dan perlindungannya. Oleh karena itu perlu dibuatkan suatu Keputusan Direktur Jenderal izin kerja Iradiator.
clviii
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1974; PP. 12 Tahn 1975;
KEPDIRJEN
BATAN
No.PN.0001/92/DJ/1987;
KEPDIRJEN BATAN No.PN03/160/DJ/1989.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Beberapa pengertian atau istilah tentang iradiator, instalasi iradiator, operator iradiator, petugas proteksi radiasi, petugas Dosimetri, petugas perawatan. Klasifikasi pekerja iradiator. Surat izin bekerja sebagai pekerja irradiator dinyatakan dengan sertifikat dan masa berlakunya surat izin adalah 5 tahun, surat izin bekerja dapat dicabut karena kondisi fisik dan mental yang tidak layak atau karena adanya kesalahan yang mengakibatkan adanya radiasi. Pendidikan dan pelatihan pengujian, pendidikan tenaga iradiator dengan pedoman yang telah ditentukan. Tugas rangkap pekerja, tidak dimungkinkan untuk rangkap bidang pekerjaan lain karena akan sangat mengganggu.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 8 April 1993.
clix
DEWAN TENAGA ATOM 1965 PP. NO. 33 LN 1965/NO.88, HP. BATAN 1985 (I), HLM : 19 – 25. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG DEWAN TENAGA ATOM DAN BADAN TENAGA ATOM.
ABSTRAK :
-
Untuk mewujudkan tujuan pemerintah dalam penggunaan tenaga atom di Indonesia maka perlu diberikan keleluasaan untuk bertindak kepada Pimpinan Badan Tenaga Atom Nasional agar usaha-usaha tersebut dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif.
- Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah : UUD 1945 Ps. 5 (2); TAP MPR No. VI/MPRS/1965; UU. No. 31 Tahun 1964 TLN NO. 24/1965; UU No. 59/Tahun 1960; UU. No. 21/1952; UU. No. 18/1961 TLN No 2312/1961; UU. No. 1/1961
clx
TLN No. 2124/1961; PP. No. 200 Tahun 1961; TLN No. 2280/1961; PP. No. 14/1962; TLN No. 27161; KEPPRES. No. 2 dan No. 3 Tahun 1965; KEPPRES No. 188/1962; KEPPRES. 173 dan No. 206/1965.
-
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tentang : Pengertian Dewan Tenaga Atom. Maksud pembentukan Dewan Tenaga Atom. Keanggotaan Dewan Tenaga Atom. Tugas dan wewenang Badan Tenaga Atom. Wewenang dan kekuasaan pemanfaatan tenaga atom dan nuklir bahan radioaktif lainnya dikuasai oleh negara dan dalam pelaksanaan dilakukan oleh Badan Tenaga Atom Nasional, sehingga setiap penggunaan, penguasaan tenaga atom atas izin dari pemerintah, penemuan-penemuan baru dalam bidang atom dan nuklir menjadi milik negara.
CATATAN :
-
Peraturan Pemerintah ini mencabut PP. No. 65 Tahun 1958 LN
No.1958 No. 130, TLN No.1679.
-
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 14 Oktober
1965.
clxi
RADIASI – KESELAMATAN KERJA 1975 PP. NO. 11/ 1995 HP. BATAN 1975 HLM : 27 – 38. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI.
ABSTRAK :
-
Dengan meningkatnya penggunaan zat radioaktif dan atau sumber radiasi diberbagai bidang kehidupan di Indonesia. Maka perlu diatur tata cara pemanfaatan dan keselamatan pekerja radioaktif, sehingga radioaktif menjadi suatu zat yang sangat bermanfaat dalam berbagai kehidupan manusia.
-
Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah : Ps. 5 ay (2) UUD 1945; UU. No. 31 Tahun 1964, LN NO. 24 Tahun 1964; TLN. 2722 Tahun 1964; UU No. 1 Tahun 1970; PP. No. 33 Tahun 1965.
clxii
-
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tentang : Radioaktif dan atau radiasi dan dosos radiasi. Batas/nilai batas yang diizinkan. Petugas proteksi radiasi dan ahli proteksi radiasi. Pekerja radiasi, penguasa, panguasa instalasi atom. Sampah radioaktif. Zat-zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya. Ketentuan pidana.
CATATAN :
-
Hal-hal yang belum diatur dalam PP ini diatur lebih lanjut oleh Menteri yang bersangkutan dan Dirjen BATAN.
-
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 16 April 1975.
RADIOAKTIF – IZIN PEMAKAIAN 1975 PP. NO. 12/1975 HP. BATAN 1975 HLM : 39 – 48. PERATURAN PEMERINTAH TENTANG IZIN PEMAKAIAN ZAT RADIOAKTIF DAN ATAU SUMBER RADIASI LAINNYA.
ABSTRAK :
-
Dewasa ini zat-zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya makin banyak digunakan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Disamping itu penggunaan zat-zat radioaktif dan atau radiasi tersebut dapat merugikan bagi kelangsungan hidup manusia pada umumnya dan pekerja radioaktif pada khususnya. Oleh karena itu perlu dikeluarkan peraturan yang mengatur tentang keselamatan kerja radiasi.
-
Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah : UUD 1945 Ps. 5 (2); UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 33 Tahun 1965; PP. No. 11 Tahun 1975.
clxiii
-
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tentang : Pemakaian isotop radioaktif dan radiasi. Pengertian pemakaian zat radioaktif dan radiasi. Instansi yang berwenang untuk mengeluarkan izin pemakaian radioaktif dan atau radiasi. Syarat dan cara memperoleh izin penggunaan/pemakaian radiasi. Berakhirnya izin pemakaian radioaktif dan atau radiasi. Kewajiban dan tanggungjawab pemegang izin. Wewenang pemeriksaan terhadap pemakaian radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya.
CATATAN :
-
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 16 April
1975. RADIOAKTIF – PENGANGKUTAN - IZIN 1975 PP.NO. 13/1975. HP. BATAN1975 HLM : 49-62. PERATURAN
PEMERINTAH
TENTANG
IZIN
PENGANGKUTAN
ZAT
RADIOAKTIF.
ABSTRAK :
-
Sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan akan zat radioaktif, maka pengangkutan zat radioaktif, dari suatu tempat ke tempat lainnya haruslah dilakukan dengan sangat hati-hati, karena bahan tersebut berpotensi untuk menimbulkan radioaktifitas yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu untuk memberikan rasa yang aman dalam melakukan pengangkutan, maka perlu diatur dengan peraturan pemerintah.
-
Dasar Hukum Peraturan Pemerintah ini adalah : UUD 1945 Ps 5 (2), STAATBLAD 1936 No. 700 UU. No. 83 Tahun 1958; UU.
No. 31 Tahun 1964;
UU. 3 Tahun 1965
STAATBLAD 1967 No. 262 ; STAATBLAD 1963 No. 100 ; PP
clxiv
No. 33 Tahun 1965 ; PP No. 2 Tahun 1969 ; PP. No. 11 Tahun 1975 ; PP No. 12 Tahun 1975.
-
Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tentang : Dalam peraturan pemerintah ini diatur tentang pengertianpengertian, pengangkutan, pengiriman, pengangkut, penerima, bungkusan, pembungkus, jenis angkutan instalasi yang berwenang memindahkan zat radioaktif. Instansi yang berwenang untuk meminta melakukan pengawasan terhadap radioaktif. Kewajiban pengirim, pengangkut dan penerima zat radioaktif.
CATATAN :
- Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Pemerintah ini diatur tersendiri. -
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 16 April
1975.
clxv
TENAGA ATOM – PEMBENTUKAN DEWAN 1968 KEPPRES NO. 298 TAHUN 1968 HP. BATAN HLM : 63 – 67. KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN TENAGA ATOM.
ABSTRAK :
-
Pemanfaatan tenaga atom baik untuk kesejahteraan manusia maupun untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi makin meningkat. Untuk mensukseskan pemanfaatan tenaga atom tersebut maka dipandang perlu untuk Dewan Tenaga Atom yang bertugas
memberikan
pertimbangan
baik
kepada
Pemerintah/Presiden maupun negara-negara lain/internasional tentang pemanfaatan tenaga atom baik secara politis, ekonomis, sosiologis, maka untuk lebih dewan tersebut dalam bekerja, maka perlu dikeluarkan Keputusan Presiden.
-
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah : UUD 1945 Ps. 4 (2); UU. No. 31 Tahun 1964: UU. No. 33 Tahun 1965; KEPPRES No. 183 Tahun 1968.
-
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang :
clxvi
Kedudukan, fungsi dan tugas serta wewenang Dewan Tenaga Atom. Susunan Anggota Dewan Tata Kerja Sekretariat Dewan.
CATATAN :
-
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Keputusan Presiden ini diatur lebih lanjut oleh Menteri terkait.
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 16 Oktober 1968.
TENAGA ATOM – BADAN 1980 KEPPRES NO. 14 TAHUN 1980 HP. BATAN HLM : 69 – 76. KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG BADAN TENAGA ATOM NASIONAL.
ABSTRAK :
-
Sehubungan dengan makin berkembangnya tugas dan semakin pentingnya sebuah lembaga Badan Tenaga Atom Nasional dalam memajukan teknologi, dan ilmu pengetahuan. Maka dipandang perlu
untuk
menyempurnakan
organisasi
BATAN
perlu
dikeluarkan Keputusan Presiden.
-
Dasar Hukum Keputusan Presiden ini adalah : UUD 1945 Ps. 4 (1); UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 33 Tahun 1969; KEPPRES No. 59/M/1978.
-
Dalam Keputusan Presiden ini diatur tentang : Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi BATAN; Struktur Organisasi BATAN; Pengangkatan dan pemberhentian pejabat BATAN;
clxvii
Pembiayaan keperluan BATAN.
CATATAN :
-
Dengan berlakunya Keputusan Presiden ini maka ketentuan yang bertentangan dinyatakan tidak berlaku.
-
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal 20 Pebruari 1980.
PLTN – LOKASI – PEDOMAN 1976 KEPDIRJEN BATAN NO. 07/DJ/19/I/1976. HP. BATAN HLM : 77 – 82. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL NO. 07/DJ/19/I/1976 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN LOKASI PLTN.
ABSTRAK :
-
Sehubungan dengan makin meningkatnya penggunaan tenaga nuklir khususnya sebagai pembangkit tenaga listrik, maka dipandang perlu untuk dikeluarkan suatu Keputusan Direktur Jenderal sebagai pedoman penentuan lokasi pusat listrik tenaga nuklir.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 33 Tahun 1965; KEP.MEN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA LISTRIK DAN DIRJEN BATAN No. 99/KPTS/1972 dan 96/DD/19/IV/1972.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Ketentuan pedoman penentuan lokasi, pengamanan lokasi yang dipilih,
keamanan masyarakat.
clxviii
Pengertian-pengertian : reaktor, instalasi reaktor, penguasa instalasi, daerah eksklusif, daerah penduduk rendah, jarak antara pusat reaktor dengan penduduk. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
penentuan
lokasi
sifat
rancangan reaktor, maksud penggunaan reaktor, penggunaan teknologi.
CATATAN :
-
Keputuasan ini mulai berlaku pada tanggal 19 Januari 1976.
ADMINISTRATIF – TEKNIS 1976 KEPDIRJEN BATAN NO. 14/DJ/16/II/1976 HP. BATAN HLM : 83 – 85. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PASAL 2 DAN PASAL 4 PERATURAN PEMERINTAH NO. 12 TAHUN 1997.
ABSTRAK :
-
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 1975 tentang pemakaian zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya,
maka
untuk
ditetapkan/disusun pemakaian
zat
pemakaian
radioaktif
pedoman-pedoman radioaktif
dan
kiranya
pelaksanaan
perlu
perizinan
ketentuan-ketentuan
teknis
administrasinya yang lebih terpacu perlu dikeluarkan suatu Keputusan Direktur Jenderal BATAN sebagai pedoman teknis.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No. 13 Tahun 1975; KEPPRES No. 299 Tahun 1968.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang :
clxix
Syarat-syarat pemakaian zat radioaktif, batas toleransi penggunaan zat radioaktif
ketentuan
pengangkutan dan peredaran zat
radioaktif.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 16 Pebruari 1976.
RADIOAKTIF – PEMAKAIAN – PENANGKAL PETIR 1977 KEPDIRJEN BATAN NO. 45/DJ/31/III/1977 HP. BATAN 1985 HLM : 105 – 110. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN PEMAKAIAN PENANGAKAL PETIR.
ABSTRAK :
-
Sehubungan
dengan
semakain
meningkatnya
penggunaan
penangkal petir yang mengandung zat radioaktif, maka Badan Tenaga Atom memandang perlu untuk memberi petunjuk demi keselamatan pemakaianya, oleh karena itu dipandang perlu untuk dikeluarkan suatu Keputusan Direktur Jenderal BATAN sebagai pedoman.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : PP. No. 12 Tahun 1975; PP. No. 13 Tahun 1975; KEPPRES No. 299 Tahun 1968; KEPDIRJEN BATAN No. 7/DJ/S/II/1974.
-
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : Pengertian-pengertian yang terkait dengan penangkal petir yang mengandung radioaktif, pemberian izin pemakaian penangkal petir
clxx
radioaktif, syarat-syarat penggunaan, syarat dan kewajiban penjual instalasi dan pemilih penangkal petir radioaktif.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 31 Maret 1977.
PENANGKAL PETIR – IZIN – PENGAWASAN 1979 KEPBERMENAKER TRANS DAN DIRJEN BATAN NO. KEP. 08/MEN/1979 dan 2405/20/II/1979 HP. BATAN 1985 HLM : 111 – 114. KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG PERIZINAN DAN PENGAWASAN PEMAKAIAN PENANGKAL PETIR RADIOAKTIF.
ABSTRAK :
-
Sehubungan dengan makin meluasnya penggunaan penangkal petir radioaktif, maka perlu dilakukan pengaturan perizinan dan pengawasannya. Karena itu dipandang perlu untuk dikeluarkan suatu Keputusan Bersama antara Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan Direktur Jenderal BATAN sebagai salah satu buruh koordinasi perizinan dan pengawasannya.
-
Dasar Hukum Keputusan Bersama ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; UU. No. 1 Tahun 1970; PP. No. 11 Tahun 1975; PP. No. 12 Tahun 1975; PERMENAKERTRANS No. PER 03/MEN/Tahun 1978.
clxxi
-
Dalam Keputusan Bersama ini diatur tentang : Persyaratan perizinan instalatir, importer, dan pemilik penangkal petir, pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja. Pengawasan pemakaian penangkal petir radioaktif dilakukan oleh pegawai Depnakertrans dikoordinasikan dengan BATAN.
CATATAN :
-
Hal-hal lain yang belum diatur dalam Keputusan Bersama ini akan diatur kemudian.
-
Keputusan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal 19 Pebruari 1979.
clxxii
RADIASI – STANDARDISASI – PENETAPAN 1988 KEPDIRJEN BATAN NO. HK. 0008/01/DJ/1988; HP BIDANG TENAGA ATOM NASIONAL, JIL III; HLM 111 – 112. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN TENAGA ATOM NASIONAL TENTANG
PENETAPAN
PUSAT
STANDARDISASI
DAN
PENELITIAN
KESELAMATAN RADIASI SEBAGAI UNIT KERJA YANG BERWENANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN CEMARAN RADIASI PADA MAKANAN.
ABSTRAK :
-
Untuk mengetahui ada tidaknya cemaran radiasi pada makanan baik yang ada di ekspor maupun produksi dalam negeri maka perlu diadakan penetapan pusat standardisasi dan penelitian keselamatan radiasi sebagai unit kerja yang berwenang melakukan pemeriksaan cemaran radiasi dan makanan.
-
Dasar Hukum Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini adalah : UU. No. 31 Tahun 1964; PP. No. 11 Tahun 1975; KEPPRES No. 3/m Tahun 1984; KEPPRES No. 82 Tahun 1985; KEPMENKES No.
329/MENKES/PER/XII/76;
KEPMENKES
No.
00474/B/II/87; KEPDIRJEN BATAN No. 127/DJ/XII/1986 dan KEPDIRJEN BATAN No. KU.05/197/DJ/87. -
Dalam Keputusan Direktur Jenderal BATAN ini diatur tentang : 1. Kewenangan Pusat Standardisasi dan penelitian keselamatan Radiasi untuk melakukan pemeriksaan cemaran radiasi pada
clxxiii
makanan produksi dalam negeri termasuk yang akan di ekspor dan makanan impor. 2. Makanan ekspor dan impor yang sudah diperiksa dan bebas radiasi akan diberikan sertifikat dan salinan hasil pemeriksaan disampaikan kepada Kepala Biro Pengawasan Tenaga Atom. 3. Untuk makanan impor hanya akan diperiksa bila ada permintaan dari Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan. 4. Untuk
produksi dalam negeri yang tidak akan di ekspor
wewenang pemeriksaan dapat dilimpahkan kepada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta dan Pusat Penelitian Teknik Nuklir.
CATATAN :
-
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal 6 Januari 1988.
clxxiv
clxxv