46
STAIN Palangka Raya
Pengaruh Penguasaan Kosakata, Sintaksis, dan Minat Baca terhadap Kemampuan Memahami Bacaan Teks Berbahasa Inggris Muhammad Zainal Arifin*) Abstract This study aims to investigate the influence of the mastery of vocabulary, syntax, and reading interest towards the comprehension of English reading texts. This research is an ex-post facto, involving three independent variables and one dependent variable. The mastery of vocabulary is the first independent variable (X1), syntax is the second independent variable (X2), and reading interest is the third independent variable (X3). The comprehension of English reading texts is the dependent variable (Y). This research was conducted at State College of Islamic Studies (STAIN) Palangka Raya in academic year 2008/2009. Among 249 students, only 151 were used as sample, selected using the proportional cluster random sampling. The research instruments used tests and questionnaires. The data are analyzed using multiple regression statistics analysis technique and partial correlation. The result of descriptive analysis indicates that the mastery of vocabulary is in very good category (70.20%), syntax is in good category (57.61%), reading interest is in good category (67.54%), and the comprehension of English reading texts is in good category (52.32%). The result of multiple regression indicates that the mastery of vocabulary, syntax, and reading interest in aggregate influences the comprehension of English reading texts (F = 13.121 sig. ρ < 0.05). As many as 64.1% variance of the comprehension of English reading texts is determined by the mastery of vocabulary, syntax, and reading interest. The result of the partial correlation indicates that the mastery of vocabulary influences the comprehension of English reading texts (r = 0.504 sig. ρ < 0.05) with a contribution as many as 22.6%. Syntax influences the comprehension of English reading texts (r = 0.619 sig. ρ < 0.05) with a contribution as many as 25.6%. Reading interest influences the comprehension of English reading texts (r = 0.242 sig. ρ < 0.05) with a contribution as many as 16.9%. Keywords: penguasaan kosakata, sintaksis, minat baca, kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris. *)
Muhammad Zainal Arifin adalah dosen Bahasa Inggris pada Jurusan Tarbiyah STAIN Palangka Raya, menyelesaikan pendidikan S2 bidang linguistik terapan konsentrasi Teaching English as a Foreign Language (TEFL) di Universitas Negeri Yogyakarta.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
47
STAIN Palangka Raya
Pendahuluan Dalam dunia pendidikan aktivitas membaca merupakan suatu hal yang sangat penting dilakukan untuk menambah wawasan seseorang. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan oleh seseorang didapat melalui membaca. Keberhasilan studi seseorang akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan membacanya, selain kemampuan berbicara, mendengar, dan menulis. Pengajaran bahasa yang mempunyai tugas membina dan meningkatkan kemampuan membaca mahasiswa hendaknya mendapat perhatian sebaik-baiknya. Pada sisi lain, keterampilan dan atau kemampuan membaca teks berbahasa Inggris sangat penting bagi mahasiswa dikarenakan banyak buku-buku berbahasa Inggris yang harus mereka baca dan pahami. Proses pemahaman suatu bacaan tidak bisa dilepaskan dari proses belajar. Padahal proses belajar itu sebagian besar merupakan proses membaca. Keberhasilan proses belajar dapat dilihat dari indek prestasi yang diperoleh seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa diharapkan memperoleh indek prestasi akhir minimal 3.00, hal ini diharapkan akan mempermudahnya dalam mendapatkan suatu pekerjaan, di samping juga merupakan suatu syarat untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat lebih tinggi bagi mereka yang ingin melanjutkannya. Berdasarkan data wisuda Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya ke XVII tahun 2008, lulusan Prodi Tadris Bahasa Inggris berjumlah 27 orang. Hanya 9 orang dari 27 orang tersebut yang mendapatkan indek prestasi di atas 3.00. Banyaknya lulusan yang masih memiliki di bawah indeks prestasi 3.00 mencerminkan masih banyaknya lulusan yang berkemampuan bahasa Inggris jauh dari memuaskan. Dari kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa rendahnya indeks prestasi akhir lulusan Prodi Tadris Bahasa Inggris mungkin berhubungan kekurangmampuaan lulusan tersebut dalam memahami bacaan, yang mungkin mencerminkan kurangnya kemampuan penguasaan kosakata dan sintaksis seperti frase, klausa, kalimat, paragraf, dan juga minat baca yang masih rendah. Penelitian ini menitikberatkan bagaimana pengaruh penguasaan kosakata, sintaksis, dan minat baca secara bersama-sama terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris, bagaimana pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris, bagaimana pengaruh penguasaan sintaksis terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris, dan bagaimana pengaruh minat baca terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya. Penguasaan kosakata mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan, khususnya di dalam komunikasi. Dengan penguasaan kosakata yang memadai, Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
48
STAIN Palangka Raya
seseorang akan mampu berbahasa dengan baik dan lancar, baik produksi maupun resepsi. Nurgiyantoro mengemukakan bahwa penguasaan kosakata dalam jumlah memadai diperlukan dalam kegiatan komunikasi dengan bahasa.1 Bahkan menurut Funk dan Lewis dalam Ramli mengatakan kosakata dapat dipakai sebagai ukuran kepandaian seseorang.2 Makin banyak kosakata yang dimiliki seseorang, makin mudah dan kompleks pula ia dalam menyampaikan dan menerima informasi. Laufer dan Sim dalam Nation menyatakan bahwa : ”As a result of interviews which involved seeing how learners dealt with the text, and supplying needed items to see how comprehension was effected, Laufer and Sim determined that the most pressing need of the foreign language learner was vocabulary, then ...”.3 Kemampuan penguasaan kosakata mahasiswa Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Palangka Raya terkait sekali dengan silabus perkuliahan Jurusan Tarbiyah yang terdiri dari topik inti, yakni: ”(1)Synonyms, (2)antonyms, (3)derivational and inflectional affixes, (4)words in sentence, (5)idiom and English expression, and (6)words meaning/definitions”.4 Sintaksis merupakan salah satu bagian dari gramatika. Gramatika memegang peranan yang penting dalam hal kemampuan seseorang berbahasa dengan baik. Para ahli bahasa telah banyak sekali memberikan pengertian tentang sintaksis ini. Stryker dalam Tarigan mengatakan bahwa sintaksis adalah ilmu yang mempelajari penggabungan kata untuk membuat kalimat.5 Robins mengatakan bahwa “syntax to cover the relations between morphemes within words as well as the relation between words in constructions; for these linguists morphology is a part of syntax”.6
1
Burhan Nurgiyantoro. (2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Hal 116. 2 Ramli. (2002). Hubungan penguasaan kosakata dan struktur kalimat dengan pemahaman informasi. Linguistik Indonesia. Tahun 20, Nomor 2, halaman 219. 3 Nation, I.S.P. (2001). Learning vocabulary in another language. Cambridge: University Press. Hal 145. 4 STAIN Palangka Raya. (2008). Mata kuliah, topic inti, dan referensi perkuliahan program S1 tadris (pendidikan) bahasa Inggris. Palangka Raya: Jurusan Tarbiyah. 5 Tarigan, H. G. (1983). Prinsip-prinsip dasar sintaksis. Bandung: Angkasa. Hal 3. 6 Robin, R. H. (1989). General linguistics an introductory survey (4th ed.). New York: Addison Wesley Longman. Hal 182.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
49
STAIN Palangka Raya
Ramlan dalam Suhardi7 dan Abdul Chaer8 memasukkan wacana dalam kajian sintaksis, sedangkan suhardi9 dan Tarigan10 kajian sintaksis meliputi frasa, klausa, dan kalimat. Berdasarkan penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa sintaksis adalah merupakan salah satu cabang dari gramatikal (tata bahasa) yang membicarakan struktur-struktur frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Penguasaan sintaksis menurut Ramlan dalam Suhardi dan Abdul Chaer terbagi kepada empat macam11, yaitu: 1) Penguasaan tentang frasa menurut Soegeng meliputi: (a) frasa benda (noun phrase), (b) frasa kata kerja (verb phrase), (c) frasa kata depan (prepositional phrase), (d) frasa kata sifat (adjective phrase), dan (e) frasa kata keterangan (adverbial phrase).12 2) Penguasaan tentang klausa menurut Soegeng meliputi: (a) klausa benda, (b) klausa kata sifat, dan (c) klausa kata keterangan.13 3) Penguasaan tentang kalimat menurut Frank meliputi: (a) simple sentences, (b) compound sentences, (c) complex sentences, and (d) compound-complex sentences.14 4) Penguasaan tentang paragraf menurut McWhorter meliputi: (a) topik, (b) ide pokok, dan (c) penjelas (details).15 Minat merupakan salah satu faktor penting dalam pendidikan, pekerjaan, atau dalam kegiatan lainnya. Dalam bidang pendidikan, minat mempunyai pengaruh yang besar dalam meraih kesuksesan. Minat terhadap sesuatu akan membawa seseorang untuk menekuni dan mendalami bidang tersebut dengan sepenuh hati dan tanpa adanya paksaan dalam mencapai kesuksesan cita-citanya. Menurut Getzel dalam Djemari Mardapi mengatakan minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan 7
Suhardi. (2008). Sintaksis. Yogyakarta: UNY Press. Hal 32. Abdul Chaer. (1994). Linguistik umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Hal 206. 9 Suhardi. Loc. Cit. Hal 33. 10 Tarigan, H. G. Op. Cit. Hal 4. 11 Abdul Chaer. Op. Cit. Hal 206. 12 Soegeng, A. J. (1987). Pedoman penerjemahan (Cet. ke-2). Semarang: Dahara Prize. Hal 63. 13 Ibid. Hal 55. 14 Frank, Marcella. (1972). Modern English. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Hal 222-223. 15 McWhorter, Kathleen T. (1992). College reading and study skills (5th Ed). New York: HarperCollins Publishers Inc. Hal 165. 8
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
50
STAIN Palangka Raya
perhatian atau pencapaian.16 James dalam Skinner menyatakan bahwa minat adalah ”... a form of selective awareness or attention that produces meaning out of the mass of one’s experiences”.17 Sedangkan menurut Kartono dalam Grahacendikia menyatakan minat merupakan momen-momen dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap paling efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat.18 Yang terpenting dari minat menurut Djemari adalah intensitasnya.19 Dayles Fryer dalam Nurkancana dan Sumartana mengatakan minat atau intrest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.20 Perasaan senang inilah yang mendorong seseorang untuk terus melakukan sesuatu sebagai objek, kegiatan, pemahaman, keterampilan, atau sasaran perhatian atau kemahirannya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Elliot & dkk bahwa minat adalah suatu karakter yang selalu diekspesikan melalui hubungan antara seseorang dengan aktivitas tertentu.21 Crow dan Crow dalam Djaali yang menyatakan bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi kegiatan.22 Menurut Gie dalam Grahacendikia bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.23 Minat dapat mengarah pada beraneka macam objek. Dalam tulisan ini akan dikaji tentang minat terhadap aktivitas membaca. Namun sebelum dibahas tentang minat baca, perlu diketahui terlebih dahulu tentang membaca. Para ahli bahasa memberikan pengertian tentang membaca. Membaca dianggap sebagai proses memahami makna, oleh karenanya akan menjadikan seseorang terus berpikir memahami makna yang terkandung 16
Djemari Mardapi.(2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Jogyakarta: Penerbit Mitra Cendikia Press. Hal 106. 17 Skinner Charles E. (2004). Educational psychology. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited. Hal 337. 18 Grahacendikia. (2009). Minat belajar siswa. Diambil pada tanggal 11 Januari 2010, dari http://grahacendikia.wordpress.com/2009/04/23/minat-belajar-siswa/. Hal 1. 19 Djemari Mardapi. Op. Cit. Hal 106. 20 Wayan Nurkancana & Sunartana. (1983). Evaluasi pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Hal 224. 21 Elliot, Stephen N., Kratochwill, Thomas R., Cook, Joan Littlefield., & Travers, Jhon F. (2000). Educational psychology: effective teaching, effective learning (3rd ed). Singapore: McGraw-Hill Book Co. Hal 349. 22 Djaali. (2008). Psikologi pendidikan. Cet.III. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal 121. 23 Grahacendikia. Op Cit. Hal 1.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
51
STAIN Palangka Raya
dalam tulisan. Semakin banyak seseorang membaca, semakin tertantang seseorang untuk terus berpikir terhadap apa yang mereka telah baca. Benarlah apa yang dikatakan oleh Wallace dan Temple yang menyatakan bahwa membaca dapat menimbulkan seseorang merasa tertantang untuk berpikir.24 Dikatakan lebih lanjut meskipun membaca sangat terkait dengan berbicara, akan tetapi belum tentu semua orang yang berbicara berkesempatan untuk membaca. Untuk itu diperlukan strategi tersendiri dalam membaca agar dalam proses membaca dapat lebih baik sebagaimana yang diharapkan. Hal inilah yang dimaksudkan oleh Wallace dan Temple bahwa dalam membaca diperlukan strategi yang kompleks.25 Darmiyati dalam membaca melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat suatu bahan bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsepkonsep yang relevan yang telah dimiliki oleh pembaca sedangkan pemahaman membaca melibatkan penguasaan bahasa, motivasi, persepsi, pengembangan konsep, bahkan keseluruhan pengalaman.26 Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan pengertian minat baca dalam penelitian ini adalah kecenderungan jiwa seseorang diwujudkan dalam intensitas kegiatan tersebut, perhatian seseorang terhadap aktivitas membaca, sehingga dari sini seseorang termotivasi dan tumbuh rasa sukanya terhadap membaca. Keinginan membaca yang tinggi dalam diri seorang anak menimbulkan gairah dan perasaan senang untuk membaca, sehingga seorang anak akan sibuk dan tertarik akan pentingnya membaca dan berusaha untuk mendapatkan bacaan untuk memenuhi kebutuhannya. Memahami bacaan mempunyai pengertian yang sama dengan pemahaman membaca. Pemahaman membaca menurut Darmiyati (2008: 22) adalah pemerolehan makna dari unit-unit tertulis yang lebih luas dari kata.27 Pengertian ini menyiratkan adanya kompleksitas karena pemahaman membaca itu sendiri merupakan gabungan keterampilan yang perlu dikuasai oleh seseorang ketika dia membaca. Penjelasan yang senada dikemukakan oleh Brown bahwa membaca merupakan suatu process interaktif yang terjadi antara pembaca dan teks, yang menghasilkan pemahaman. Teks menyajikan huruf, kata, kalimat, dan paragraf 24
Wallace, Jean & Temple, Charles. (1994). Understanding reading problems (4th Ed). New York: HarperCollins College Publishers. Hal 3. 25 Ibid. Hal 7. 26 Darmiyati Zuchdi. (2008). Strategi meningkatkan kemampuan membaca. Yogyakarta: UNY Press. Hal 15. 27 Ibid. Hal 22.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
52
STAIN Palangka Raya
yang digunakan untuk menata makna. Pembaca menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan strategi untuk menentukan makna.28 Menurut Alderson kemampuan membaca dapat diukur dengan bermacammacam cara. Suatu cara tertentu mungkin akan mengukur aspek membaca tertentu.29 Tidak ada satu cara yang paling baik untuk mengukur kemampuan membaca, karena masing-masing cara memiliki kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, masing-masing cara menurut Farr & Carey disukai oleh sejumlah orang dan tidak disukai oleh sejumlah orang yang lain.30 Farr & Carey menguraikan beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengukur pemahaman membaca. Cara-cara tersebut antara lain: (1) tes pilihan ganda, (2) tes cloze, (3) membaca keras, dan (4) mengingat.31 Cara yang pertama, tes pilihan ganda, adalah cara yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan membaca. Tes pilihan ganda mendominasi tes kemampuan membaca baik yang dikembangkan untuk kepentingan komersial maupun yang dikembangkan untuk pengujian berskala nasional, regional, atau kelas. Melalui tes pilihan ganda, pembaca dihadapkan pada sejumlah teks yang diikuti oleh sejumlah pertanyaan bacaan yang pilihan jawabannya sudah disediakan. Salah satu kelebihan dari tes pilihan ganda adalah tes ini mudah digunakan dan mudah dinilai. Namun pembuatan tes jenis ini tidak mudah karena harus mengikuti langkah-langkah tertentu yang sudah dibakukan. Tes jenis ini juga memiliki kekurangan. Salah satunya adalah keharusan memilih satu jawaban yang paling tepat. Pemahaman membaca sebagai proses konstruktif menyiratkan bahwa makna tidak semata-mata bergantung pada teks, tetapi juga pada pembaca. Dengan demikian, satu jawaban yang paling tepat menjadikan pembaca tidak punya peluang untuk menyampaikan tafsirannya. Model-model pendekatan dalam membaca yang telah dikenal yang dapat diterapkan, seperti pendekatan bawah-atas (bottom-up) dan pendekatan atas-bawah (top-down). Pada pendekatan yang pertama, pembaca memanfaatkan pengetahuannya tentang kosakata dan aturan tentang tata bahasa untuk memahami isi teks bacaan yang dimaksud oleh penulis. Hal ini sesuai dengan temuan 28
Brown, H. Douglas. (2001). Teaching by principle (2nd ed.). New York: Addison Wesley Longman, Inc. Hal 298-302. 29 Phakiti, A. (2003) A. closer look at gender and strategy use in L2 reading. Language learning, 53:4, Desember 2003, 649 – 702. Hal 691. 30 Farr, R. & Carey, R. F. (1986). Reading: what can be measured? (2nd ed.). Newark: International Reading Association, Inc. Hal 33. 31 Ibid. Hal 34-39.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
53
STAIN Palangka Raya
penelitian yang dikemukakan Hinkel (2006, 121) bahwa pada proses bawah-atas merupakan kemahiran mengenali kata, bentuk kata, dan frase mengarahkan pembaca kepada maksud yang sebenarnya.32 Pemerosesan ini memastikan bahwa penyimak/pembaca akan sensitif terhadap informasi yang baru atau yang tidak sesuai dengan hipotesis yang ada berkenaan dengan isi atau struktur teks tersebut.33 Pada pendekatan yang kedua (top-down) menurut Suwarsih Madya bahwa pembaca bukannya mulai dengan melihat kalimat demi kalimat, melainkan dengan langsung melihat pada konteks bacaan terkait.34 Pemerosesan ini membantu menyimak/pembaca untuk memecahkan ketaksaan atau memilih berbagai interpretasi alternatif yang mungkin dari data yang masuk.35 Kemudian, pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki pembaca tersebut, baik yang umum maupun yang langsung terkait dengan pokok pembicaraan tersebut, akan membantunya dalam memahami isi teks bacaan yang sedang dibacanya. Seringkali teks yang dibaca memerlukan kombinasi kedua model pendekatan, yang mengharuskan pembaca memulai dengan pendekatan atasbawah, kemudian berusaha untuk menganalisis kalimat-kalimat yang relatif sulit dipahami melalui penelusuran mulai dari bagian terkecil kalimat (kata-kata). Pemahaman akan didapatkan secara tepat bila pembaca meletakkan permasalahan dalam konteksnya tetapi juga tidak terlepas dari konsep yang dibawa oleh struktur bahasa yang digunakan penulis. Model pendekatan seperti ini dikenal dengan model pendekatan interaktif (gabungan). Sehingga penerapan kedua pendekatan secara terpadu akan menjamin ketepatan dan kebenaran pemahaman.36 Tujuan tes membaca adalah untuk mengetahui dan mengukur tingkat kemampuan untuk memahami bahan bacaan. Soenardi Djiwandono mengatakan bahwa : Tingkat kemampuan membaca itu tercermin pada tingkat pemahaman terhadap isi bacaan, baik yang secara jelas diungkapkan di dalamnya (tersurat), maupun 32
Hinkel, Eli. (2006). Current perspectives on teaching the four skills. Tesol quarterly. 40, Maret 2006, 1. Hal 121. 33 Fuad Abdul Hamid. (1995). Teori skemata dan kemampuan analistis dalam bahasa Indonesia. Dalam Soenjono Dardjowidjojo (Ed.), Penyebaran Bahasa Indonesia pada Masa Purba Skemata dalam Bahasa Wanita dalam Bahasa (PELLBA 8). Yogyakarta: Kanisius. Hal 98. 34 Suwarsih Madya. (2000). Belajar memahami teks akademik berbahasa Inggris secara sistematik. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY. Hal 1. 35 Fuad Abdul Hamid. Loc.Cit. Hal 98. 36 Suwarsih Madya. Loc. Cit. Hal 2.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
54
STAIN Palangka Raya
yang hanya terungkap secara tersamar dan tidak langsung (tersirat), atau bahkan sekedar merupakan implikasi dari isi bacaan. Semua ini merupakan bagian dan perwujudan dari kemampuan memahami bacaan.37 Jadi dapat disimpulkan bahwa memahami bacaan seseorang terhadap suatu teks bacaan sangat terkait sekali bagaimana menemukan informasi yang secara jelas diungkapkan (tersurat), dan informasi yang terungkap secara samar dan tidak langsung (tersirat) dari suatu teks bacaan. Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh penguasaan kosakata, sintaksis, dan minat baca secara bersama-sama terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya ? 2) Bagaimana pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris ? 3) Bagaimana pengaruh penguasaan sintaksis terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris ? 4) Bagaimana pengaruh minat baca terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya ? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penguasaan kosakata, sintaksis, dan minat baca secara bersama-sama maupun secara korelasi parsial terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian ex post facto karena dalam penelitian ini tidak diberikan perlakuan tertentu (treatment), tetapi hanya mengungkapkan gejala-gejala yang telah ada saat penelitian ini dilakukan, sehingga tidak ada kontrol langsung terhadap variabel-variabel bebas. Penelitian ini melibatkan 3 variabel bebas yaitu penguasaan kosakata sebagai X1, penguasaan sintaksis sebagai X2, dan minat baca sebagai X3, sedangkan variabel terikat adalah kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris sebagai Y. 37
Soenardi Djiwandono. (2008). Tes bahasa : pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta: PT Indeks. Hal 63.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
55
STAIN Palangka Raya
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya yang masih aktif dari semester II sampai semester VIII dan telah lulus mata kuliah structure I dan reading comprehension I dengan nilai minimal C yaitu sejumlah 249 orang mahasiswa. Besarnya sampel adalah 151 orang dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan empat macam instrumen yang dikembangkan oleh peneliti. Tiga instrumen tes untuk penguasaan kosakata, sintaksis, dan kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris, serta satu instrumen angket untuk minat baca. Instrumen yang sudah dibuat sebelum diujicobakan dilakukan validitas dan reliabilitas untuk mengungkap apakah instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data tepat dan relevan dengan variabel dan masalah yang dibahas, maka sebelum digunakan untuk menguji hipotesis penelitian perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen format tes dan kuesioner. Validitas instrumen dalam penelitian ini terdiri dari validitas logik yaitu dengan validitas isi (content validity) dengan professional expert, dan validitas empirik. Untuk mendapatkan validitas empirik, instrumen tes diujicobakan dilanjutkan dengan analisis butir tes dengan menggunakan program ITEMAN versi 3.00. Reliabilitasnya menggunakan KR-20. Adapun instrumen angket validitasnya menggunakan validitas konstruk dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dengan model maximum likelihood, untuk reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil uji coba tes penguasaan kosakata bentuk pilihan ganda yang telah diberikan kepada 54 mahasiswa mata kuliah reading comprehension I kelas C dan D pada Prodi Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya dan jumlah soal sebanyak 60 butir diperoleh bahwa hanya 40 soal (66,67 %) yang diterima, sedangkan 33,33 % lainnya harus ditolak. Hasil uji coba tes penguasaan sintaksis dengan jumlah soal sebanyak 75 butir diperoleh bahwa hanya 63 soal (84%) yang diterima, sedangkan 12 soal (16%) lainnya harus ditolak. Hasil analisis terhadap perangkat soal tes uji coba instrumen kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris bahwa 20 soal (100%) yang diterima. Hasil ujicoba angket minat baca berjumlah 30 butir pernyataan, yang terbagi menjadi 5 faktor. Butir angket yang valid adalah sebanyak 26 butir sedangkan yang tidak valid sebesar 3 butir. Ada dua langkah pokok yang diperlukan dalam teknik analisis data pada penelitian ini, yaitu: (1) uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas, uji linearitas, Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
56
STAIN Palangka Raya
uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas dengan uji Park, dan (2) analisis data, meliputi analisis desktiptif, analisis regresi ganda, dan analisis korelasi parsial. Analisis deskriptif terdiri-dari: nilai minimal dan maksimal, mean, simpangan baku, modus, dan median. Hasil Penelitian dan Pembahasan Untuk melihat kecenderungan penguasaan kosakata mahasiswa Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, dilakukan dengan skor ideal yang disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Kriteria Kecenderungan Penguasaan Kosakata Rumus Skor > Mi + 1,5 Sdi Mi < Skor < Mi + 1,5 Sdi Mi – 1,5 Sdi < Skor < Mi Skor < Mi – 1,5 Sdi
Kategori Sangat Tinggi (skor 45 – 60) Tinggi (skor 30 – 45) Rendah (skor 15 – 30) Sangat Rendah (skor 0 – 15)
Realisasi 45 – 60
Frekuensi 106
Persentasi 70,20%
30 – 44
45
29,80%
15 – 29
0
0%
0 – 14
0
0%
Dari Table di atas, dapat diketahui bahwa penguasaan kosakata mahasiswa masuk dalam dua kategori dari empat kategori yang ditetapkan, yaitu kategori sangat tinggi, dan tinggi. Mahasiswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi sebanyak 106 orang atau 70,20%, dan mahasiswa yang masuk dalam kategori tinggi sebanyak 45 orang atau 29,80%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata mahasiswa cenderung dalam kategori sangat tinggi. Kecenderungan penguasaan sintaksis mahasiswa disajikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Kriteria Kecenderungan Penguasaan Sintaksis Rumus Skor > Mi + 1,5 Sdi Mi < Skor < Mi + 1,5 Sdi
Kategori Sangat Tinggi (skor 56 – 75) Tinggi
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Realisasi 56,25 – 75 37,50 –
Frekuensi 57
Persentasi 37,75%
87
57,61%
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
57
STAIN Palangka Raya
Mi – 1,5 Sdi < Skor < Mi Skor < Mi – 1,5 Sdi
(skor 38 – 56) Rendah (skor 19 – 38) Sangat Rendah (skor 0 – 19)
56,24 18,75 – 37,49 0 – 18,74
7
4,64%
0
0%
Dari Table di atas, dapat diketahui bahwa penguasaan sintaksis mahasiswa masuk dalam tiga kategori dari empat kategori yang ditetapkan, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, dan rendah. Mahasiswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi sebanyak 57 orang atau 37,7%, mahasiswa yang masuk dalam kategori tinggi sebanyak 87 orang atau 57,6%, dan mahasiswa yang masuk dalam kategori rendah 7 orang atau 4.6%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penguasaan sintaksis mahasiswa cenderung dalam kategori tinggi. Kecenderungan minat baca mahasiswa disajikan pada Tabel 3 berikut. Tabel 3 Kriteria Kecenderungan Minat Baca Rumus Skor > Mi + 1,5 Sdi Mi < Skor < Mi + 1,5 Sdi Mi – 1,5 Sdi < Skor < Mi Skor < Mi – 1,5 Sdi
Kategori Sangat Tinggi (skor 84,5–104) Tinggi (skor 65 – 84,5) Rendah (skor 45,5 – 65) Sangat Rendah (skor 26 – 45,5)
Realisasi 84,5-104
Frekuensi 24
Persentasi 15,90%
65-84,4
102
67,54%
45,5-64,9
25
16,56%
26-45,4
0
0%
Dari Table di atas, dapat diketahui bahwa minat baca mahasiswa masuk dalam tiga kategori dari empat kategori yang ditetapkan, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, dan rendah. Mahasiswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi sebanyak 24 orang atau 15,90%, mahasiswa yang masuk dalam kategori tinggi sebanyak 102 orang atau 67,54%, dan mahasiswa yang masuk kategori rendah 25 orang atau 16,56%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa minat baca mahasiswa cenderung dalam kategori tinggi.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
58
STAIN Palangka Raya
Kecenderungan kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa disajikan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 Kriteria Kecenderungan Hasil Kemampuan Memahami Bacaan Teks Berbahasa Inggris Rumus Skor > Mi + 1,5 Sdi Mi < Skor < Mi + 1,5 Sdi Mi – 1,5 Sdi < Skor < Mi Skor < Mi – 1,5 Sdi
Kategori Sangat Tinggi (skor 15 – 20) Tinggi (skor 10 – 15) Rendah (skor 5 – 10) Sangat Rendah (skor 0 – 5)
Realisasi 15 – 20
Frekuensi 27
Persentasi 17,88%
10 – 14
79
52,32%
5–9
45
29,80%
0–4
0
0%
Dari Table di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa masuk dalam tiga kategori dari empat kategori yang ditetapkan, yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, dan rendah. Mahasiswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi sebanyak 27 orang atau 17,88%, mahasiswa yang masuk dalam kategori tinggi sebanyak 79 orang atau 52,32%, dan mahasiswa yang masuk dalam kategori rendah 45 orang atau 29,80%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa cenderung dalam kategori tinggi. Hasil uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dengan uji Chi Square (Chi kuadrat) semua variabel penelitian berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji linearitas dapat disimpulkan bahwa semua model regresi mempunyai nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel dengan signifikansi (ρ) lebih dari 0.05, sehingga bisa disimpulkan bahwa hubungan yang linear antara variabel terikat, kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris dengan variabel bebas, yaitu penguasaan kosakata, penguasaan sintaksis, dan minat baca. Uji multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai nilai VIF kurang dari 10. Berdasarkan hal ini maka disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolenieritas. Uji heteroskedastisitas dengan uji Park menunjukkan bahwa semua model regresi mempunyai nilai t dengan signifikansi (ρ) lebih dari 0.05, sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
59
STAIN Palangka Raya
Untuk menjawab permasalahan bagaimana pengaruh penguasaan kosakata, sintaksis, dan minat baca secara bersama-sama terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya, uji regresi ganda semua variabel penelitian perlu dilakukan. Rangkuman hasil penghitungan uji regresi ganda dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Ringkasan Hasil Uji Regresi Ganda Jumlah Db Kuadrat Regresi 97,254 3 Residu 1526,919 147 Total 1624,172 150 ρ = 0,000 (kecil sekali). Model
Rata-Rata Kuadrat 32,418 10,387
F-hitung 13,121
Ftabel 5,630
Sig.
Ket.
0,000 Signifikan
Pada Tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Freg hitung sebesar 13,121 pada taraf signifikansi 0,000 (sangat kecil). Ftabel dengan db 3 pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 5,630. Berdasarkan hal tersebut, berarti Freg hitung > Freg tabel (13,121 > 5,630). Selain itu, ρ = 0,000 < 0,005. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata, sintaksis, dan minat baca berpengaruh terhadap kemampuan memahami bacaan mahasiswa. Selain itu, melalui persamaan regresi linear ganda Y atas X1, X2, dan X3 yaitu Ŷ = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 maka Ŷ = 19,056 + 4,008 X1 + 6.013X2 + 0,206X3. X1 adalah penguasaan kosakata, X2 adalah penguasaan sintaksis, X3 adalah minat baca, dan Y adalah kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris. Konstanta 19,056 menunjukkan bahwa jika tidak ada penguasaan kosakata, penguasaan sintaksis, dan minat baca, maka kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris adalah 19,056. Koefisien X1 sebesar 4,008 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tandanya positif) 1 unit penguasaan kosakata akan meningkatkan kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris sebesar 4,008. Begitu juga dengan penguasaan sintaksis dan minat baca, setiap penambahan 1 unit masing-masing akan meningkatkan kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris sebesar (X2) 6,013 dan (X3) 0,206. Selain dengan melakukan uji F, ketepatan model juga dapat dilakukan dengan memperhatikan angka koefisien determinasi R² dan nilai korelasi r. Dari perhitungan diperoleh angka r sebesar 0,245. Hal ini menunjukkan adanya
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
60
STAIN Palangka Raya
korelasi/hubungan antara variabel independent yang terdiri-dari variabel penguasaan kosakata, sintaksis, dan minat baca terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris. Melalui analisis regresi dengan program SPSS Versi 17.0, ditemukan juga harga koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0,641 atau 64,1%. Hal ini berarti variabel penguasaan kosakata, sintaksis, dan minat baca dapat memprediksi kemampuan memahami bacaan sebesar 64,1%. Dengan kata lain, kemampuan memahami bacaan mahasiswa Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya dapat diterangkan oleh variabel penguasaan kosakata, sintaksis, dan minat baca sebesar 64,1%. Sisanya, 100%-64,1% = 35,9% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini juga didukung oleh Mark Clarke dan Silberstain (1977) dalam Brown yang mengatakan bahwa kemampuan dalam membaca sangat tergantung dengan hubungan yang baik antara penguasaan kebahasaan (linguistic knowledge) dan juga penguasaan yang lain.38 Hudson juga mengatakan bahwa membaca melibatkan beberapa elemen secara bersama-sama, seperti pengetahuan tata bahasa, isi, kosakata, kaidah wacana, pengetahuan graphemik, dan metacognitive sehingga tercapai kesesuaian maksud.39 Sementara minat baca memberikan pengaruh kepada kemampuan memahami bacaan seseorang memang selaras dengan apa yang diungkapkan Johnson dan Pearson dalam Darmiyati Zuchdi bahwa minat merupakan salah satu faktor dari dalam diri pembaca yang memberikan pengaruh terhadap komprehensi membaca, selain kemampuan linguistik (kebahasaan), motivasi, dan juga kumpulan kemampuan membaca.40 Untuk menjawab permasalahan bagaimana pengaruh variabel penguasaan kosakata (X1) terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris (Y) dengan menghilangkan pengaruh X2 dan X3, uji korelasi parsial antar variabel perlu dilakukan. Hasil analisis Korelasi Parsial variabel penguasaan kosakata dan kemampuan memahami bacaan mahasiswa dapat dilihat dari pada tarap signifikansi (ρ) < 0,05. Nilai ρ dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
38
Brown, H. Douglas. Op. Cit. Hal 300. Hudson, Thom. (1991). A content comprehension approach to reading English for science and technology. Tesol quarterly. 26, 1991, 1. Hal 83. 40 Djemari Mardapi. Op. Cit. Hal 23. 39
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
61
STAIN Palangka Raya
Tabel 6 Hasil Analisis Korelasi Parsial Variabel Penguasaan Kosakata dan Kemampuan Memahami Bacaan Teks Berbahasa Inggris Korelasi Variabel
r
ρ
Kesimpulan
ry1.23
0,504
0,000
Berpengaruh
ρ = 0,000 (kecil sekali). Pada Tabel di atas, nilai r dan ρ digunakan untuk memprediksi apakah pengaruh variabel X1 terhadap Y signifikan atau tidak, dengan menghilangkan pengaruh X2 dan X3. Hasil analisis Korelasi Parsial menunjukkan nilai r sebesar 0,504 dengan ρ = 0,000 (ρ < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel penguasaan kosakata berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami bacaan mahasiswa. Untuk menjawab permasalahan bagaimana pengaruh variabel penguasaan sintaksis (X2) terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris (Y) dengan menghilangkan pengaruh X1 dan X3, uji korelasi parsial antar variabel perlu dilakukan. Hasil analisis Korelasi Parsial variabel penguasaan sintaksis dan kemampuan memahami bacaan mahasiswa dapat dilihat dari nilai r pada tarap signifikansi ρ < 0,05. Nilai r dan ρ dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7 Hasil Analisis Korelasi Parsial Variabel Penguasaan Sintaksis dan Kemampuan Memahami Bacaan Teks Berbahasa Inggris Korelasi Variabel
r
ρ
Kesimpulan
ry2.13
0,619
0,000
Berpengaruh
ρ = 0,000 (kecil sekali). Pada Tabel di atas, hasil analisis Korelasi Parsial variabel X2 terhadap Y dengan menghilangkan pengaruh X1 dan X3 menunjukkan nilai r sebesar 0,619 dengan ρ = 0,000 (ρ < 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel penguasaan sintaksis berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami bacaan mahasiswa. Untuk menjawab permasalahan bagaimana pengaruh variabel minat baca (X3) terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris (Y) dengan menghilangkan pengaruh X1dan X2, uji korelasi parsial antar variabel perlu dilakukan. Hasil analisis Korelasi Parsial variabel minat baca terhadap kemampuan Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
62
STAIN Palangka Raya
memahami bacaan teks bahasa Inggris mahasiswa dapat dilihat dari nilai r pada tarap signifikansi (ρ) < 0,05. Nilai r dan ρ dapat dilihat pada Tabel 8 berikut. Tabel 8 Hasil Analisis Korelasi Parsial Variabel Minat Baca dan Kemampuan Memahami Bacaan Teks Berbahasa Inggris Korelasi Variabel
r
ρ
Kesimpulan
Ry3.12
0,242
0,003
Berpengaruh
Pada Tabel di atas, hasil analisis Korelasi Parsial variabel X3 terhadap Y dengan menghilangkan pengaruh X1 dan X2 menunjukkan nilai r sebesar 0,619 dengan ρ = 0,000 (ρ < 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel minat baca berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh penguasaan kosakata, sintaksis, dan minat baca sebesar 64,1% terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya dengan F = 13,121 sig. dengan ρ < 0,05. 2. Terdapat pengaruh penguasaan kosakata sebesar 22,6% terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya dengan r = 0,504 sig. dengan ρ < 0,05. 3. Terdapat pengaruh penguasaan sintaksis sebesar 25,6% terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya dengan r = 0,619 sig. dengan ρ < 0,05. 4. Terdapat pengaruh minat baca sebesar 16,9% terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa Program Studi Tadris Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya dengan r = 0,242 sig. dengan ρ < 0,05. Berdasarkan simpulan di atas, beberapa implikasi dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
63
1.
STAIN Palangka Raya
Implikasi Teoritis
Hasil penelitian berimplikasi secara teoritis bahwa penguasaan kosakata, sintaksis, dan minat baca memberikan pengaruh terhadap kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa. Terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa mahasiswa yang menguasai kosakata, sintaksis, dan memiliki minat baca yang tinggi memiliki kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris lebih bagus dari mahasiswa yang tidak menguasai kosakata, sintaksis, dan memiliki minat baca yang kurang. 2.
Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis menuntut dosen bahasa Inggris memberikan penekanan yang lebih, dalam setiap proses belajar mengajar yang dilaksanakannya, pada kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menguasai kosakata dan sintaksis sehingga akan meningkatkan kemampuan memahami bacaan teks berbahasa Inggris mahasiswa. Adapun bagi mahasiswa yang memiliki minat baca rendah hendaknya dapat meningkatkan minat bacanya dengan memperbanyak kegiatan membaca, sehingga kegiatan tersebut menjadi suatu kebutuhan yang harus terus dilakukan.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
64
STAIN Palangka Raya
Daftar Pustaka Abdul Chaer. (1994). Linguistik umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Brown, H. Douglas. (2001). Teaching by principle (2nd ed.). New York: Addison Wesley Longman, Inc. Burhan Nurgiyantoro. (2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa dan sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Darmiyati Zuchdi. (2008). Strategi meningkatkan kemampuan membaca. Yogyakarta: UNY Press. Djaali. (2008). Psikologi pendidikan. Cet.III. Jakarta: PT Bumi Aksara. Djemari Mardapi.(2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Jogyakarta: Penerbit Mitra Cendikia Press. Elliot, Stephen N., Kratochwill, Thomas R., Cook, Joan Littlefield., & Travers, Jhon F. (2000). Educational psychology: effective teaching, effective learning (3rd ed). Singapore: McGraw-Hill Book Co. Farr, R. & Carey, R. F. (1986). Reading: what can be measured? (2nd ed.). Newark: International Reading Association, Inc. Frank, Marcella. (1972). Modern English. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Fuad Abdul Hamid. (1995). Teori skemata dan kemampuan analistis dalam bahasa Indonesia. Dalam Soenjono Dardjowidjojo (Ed.), Penyebaran Bahasa Indonesia pada Masa Purba Skemata dalam Bahasa Wanita dalam Bahasa (PELLBA 8). Yogyakarta: Kanisius. Grahacendikia. (2009). Minat belajar siswa. Diambil pada tanggal 11 Januari 2010, dari http://grahacendikia.wordpress.com/2009/04/23/minat-belajar-siswa/ Hinkel, Eli. (2006). Current perspectives on teaching the four skills. Tesol quarterly. 40, Maret 2006, 1. Hudson, Thom. (1991). A content comprehension approach to reading English for science and technology. Tesol quarterly. 26, 1991, 1. McWhorter, Kathleen T. (1992). College reading and study skills (5th Ed). New York: HarperCollins Publishers Inc.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010
65
STAIN Palangka Raya
Nation, I.S.P. (2001). Learning vocabulary in another language. Cambridge: University Press. Phakiti, A. (2003) A. closer look at gender and strategy use in L2 reading. Language learning, 53:4, Desember 2003, 649 – 702. Ramli. (2002). Hubungan penguasaan kosakata dan struktur kalimat dengan pemahaman informasi. Linguistik Indonesia. Tahun 20, Nomor 2, halaman 219. Robin, R. H. (1989). General linguistics an introductory survey (4th ed.). New York: Addison Wesley Longman. Skinner Charles E. (2004). Educational psychology. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited. Soegeng, A. J. (1987). Pedoman penerjemahan (Cet. ke-2). Semarang: Dahara Prize. Soenardi Djiwandono. (2008). Tes bahasa : pegangan bagi pengajar bahasa. Jakarta: PT Indeks. STAIN Palangka Raya. (2008). Mata kuliah, topic inti, dan referensi perkuliahan program S1 tadris (pendidikan) bahasa Inggris. Palangka Raya: Jurusan Tarbiyah. Suhardi. (2008). Sintaksis. Yogyakarta: UNY Press. Suwarsih Madya. (2000). Belajar memahami teks akademik berbahasa Inggris secara sistematik. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY. Tarigan, H. G. (1983). Prinsip-prinsip dasar sintaksis. Bandung: Angkasa. Wallace, Jean & Temple, Charles. (1994). Understanding reading problems (4th Ed). New York: HarperCollins College Publishers. Wayan Nurkancana & Sunartana. (1983). Evaluasi pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Jurnal Studi Agama dan Masyarakat
Volume 4, Nomor 1, Juni 2010