Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
Pengaruh Penguasaan Kosakata Dan Tata Bahasa Terhadap Menulis Bahasa Inggris Sri Mulyati ABA BSI Jakarta Jl. Salemba Tengah Raya No. 45, Jakarta Pusat
[email protected] ABSTRACT This study is a survey research. The aims are to find and analyze empirically the effects of vocabulary and grammar mastery toward students’s English writing skill. The population are students of Pamulang University, Tangerang, with the result that 60 respondents used as sample in this research. The research sample were obtained from simple random sampling method, that is the researcher mixing the subjects in the population so that all subjects are considered equal. The research design used by correlation techniques with three variables consisting of two independent variables, that is vocabulary and grammar mastery, and one dependent variable, that is English writing skill. Data collection was done by using a questionnaire and then taking the score. The collected data then analyzed by using correlation and multiple linear regression technic. Before the data is analyzed, firstly test the data requirements (normality and linearity tests), and descriptive statistical analysis. The research result showed that: 1). Found the significant influence of vocabulary and grammar mastery concurrently toward students’s English writing skill, where Fhitung= 163,056 > Ftable = 3, 16 and Sig = 0,000 < 0,05. 2). Found the significant influence of vocabulary mastery toward students’s English writing skill, where thitung = 5,334 > ttable = 2,00 and Sig = 0, 000, and 3). Found the significant influence of grammar mastery toward students’s writing skill, where thitung = 4,889 and Sig = 0,000. It means that students’s writing skill were affected by vocabulary and grammar mastery. Keywords: vocabulary mastery, grammar mastery, English writing skill.
1.
PENDAHULUAN
Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa, baik bahasa lisan ataupun tulisan. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berkomunikasi diperlukan pemakaian komponen-komponen bahasa dengan tepat dan benar supaya makna yang terkandung dapat dipahami dengan mudah. Untuk dapat menuangkan gagasan dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan baik, seseorang harus bisa menguasai kosakata dan tata bahasa dengan baik pula. Menguasai kosakata dan tata bahasa, khususnya bahasa Inggris tentunya bukanlah hal yang mudah, namun tidak berarti sulit untuk dipelajari. Logikanya untuk bisa menguasai sebuah bahasa, langkah pertama
ISSN 2086-6151
yang harus diambil adalah dengan menguasai banyak kosa kata dan memahami tata bahasa. Mengingat kosakata dan tata bahasa adalah komponen penting dari bahasa, dibentuk dengan aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar. Dalam mempelajarinya diperlukan kesungguhan supaya tidak menyebabkan gangguan atau semacam kesalahpahaman di dalam proses komunikasi. Penguasaan kosakata dan tata bahasa secara bersama-sama berpengaruh terhadap kemampuan berbicara ataupun menulis. Bahasa erat kaitannya dengan fungsi kecerdasan tertinggi pada manusia, karena kemampuan berbahasa tidak dimiliki oleh hewan. Bahasa lisan dan tulis dapat lebih hidup, lebih mudah dipahami maknanya dalam proses komunikasi sehari hari, apabila di dalam penyusunannya
65
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
berdasarkan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar. (http//dahucity.blogspot.com). Aspek bahasa meliputi keterampilan mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan dalam berbahasa untuk mengungkapkan ide, gagasan, ataupun cerita. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran bahasa. Seperti halnya aspek bahasa yang lain, menulis juga memerlukan, latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus menerus. Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa yang baik dan benar. Atau dengan kata lain, tata bahasa merupakan suatu himpunan dari patokanpatokan dalam struktur bahasa. Jadi tata bahasa sangat penting sebagai modal awal yang harus dikuasai oleh seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Kosakata juga merupakan bagian dari komponen bahasa. Kosakata terdiri dari kata-kata yang digunakan dalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Untuk bisa mengungkapkan gagasan baik secara lisan maupun tulisan diperlukan pemilihan kata yang tepat. Seseorang yang memiliki penguasaan kosakata yang cukup banyak diasumsikan tidak merasa kesulitan dalam menuangkan gagasan kedalam bentuk tulisan. Pemahaman pembaca terhadap teks yang dibaca ditandai dengan pembaca mampu mengidentifikasi kosakata yang dipilih oleh penulis. Pembaca dapat mengenali hubungan antara kosakata yang tertera dalam teks dan mampu menghubungkan kosakata dalam teks menjadi satu makna yang utuh. Peran kosakata dalam sebuah teks pendek atau dalam bentuk karangan sangat penting. Menurut para ahli bahasa faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan menulis adalah penggunaan kosakata yang tepat. Selain itu juga dipengaruhi oleh pehaman tata bahasa yang baik dan benar. Penguasaan kosakata, kemampuan mendengar, kemampuan memahami percakapan sehari-hari, dan rasa percaya diri untuk berbicara atau menulis dalam bahasa Inggris, semuanya sama pentingnya untuk dikuasai agar keahlian tata bahasa Inggris
66
semakin sempurna. Pembelajaran kosakata diajarkan dalam konteks wacana dipadukan dengan kegiatan pembelajaran seperti percakapan, mendengarkan, membaca, dan menulis. Upaya memperkaya kosakata perlu dilakukan secara terus menerus melalui berbagai sumber pembelajaran yang mendukung. Untuk dapat memperoleh hasil pembelajaran kosakata yang optimal, guru perlu membekali siswa dengan kata-kata yang berkaitan dengan bidang tertentu. Karena dalam setiap bidang ilmu digunakan kata-kata khusus. Pembekalan yang tidak tepat dapat menyebabkan pemahaman siswa tidak sempurna terhadap suatu ilmu. Kekayaan kosakata yang dimiliki oleh seseorang secara umum dianggap sebagai gambaran dari kecerdasan atau tingkat pendidikan orang tersebut. Kosakata merupakan dasar dari bahasa. Penguasaan kosakata yang baik dan benar dapat memberikan pengaruh yang baik dalam penyampaian bahasa terhadap orang lain. Begitu juga ketika penguasaan kosakata disampaikan melalui tulisan yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan, berpengaruh terhadap tingkat pemahaman pembaca. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan dalam berbahasa untuk mengungkapkan ide, gagasan, atau cerita berupa tulisan. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Oleh karena itu, keterampilan menulis harus dapat dikuasai oleh siswa. Menulis memerlukan ketekunan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus menerus. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kemampuan Menulis Bahasa Inggris a. Pengertian Kemampuan Kegiatan belajar mengajar dikelas memberikan pengetahuan dan pemahaman baru tentang materi-materi pelajaran kepada mahasiswa. Dalam proses ini diharapkan mahasiswa tidak hanya mengetahui dan memahami materi, tetapi juga termpil dalam menyelesaikan semua tugas-tugas belajar. Serta terampil dalam menerapkan dan
ISSN 2086-6151
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
mempraktekkan pengetahuan dan pemahaman mereka dalam kehidupan sehari hari. Kemampuan adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas. Dari definisi itu dapat diketahui bahwa individu yang terampil adalah individu yang memiliki kemampuan dan kecakapan dalam penguasaan sesuatu. Sehingga mampu menyelesaikan semua tugas-tugasnya dengan baik.n mempraktekkan pengetahuan dan pemahaman mereka dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan adalah kecakapan dalam menyelesaikan tugas. Dari definisi itu dapat diketahui bahwa individu yang terampil adalah individu yang memiliki kemampuan dan kecakapan dalam penguasaan sesuatu. Sehingga mampu menyelesaikan semua tugas-tugasnya dengan baik. Menurut Morse dan Winggo, kemampuan adalah cara yang efisien untuk melakukan suatu keterampilan yang dimiliki seseorang dapat membantu orang tersebut dalam melaksanakan aktifitas yang berhubungan dengan keterampilannya. (dalam Sahabudin 2003:3). Sebagai contoh, siswa yang mampu dalam membuat kerajinan tangan tentu akan dengan mudah menyelesaikan tugas yang diberikan padanya. Misalnya, membuat kerajinan yang terbuat dari kertas. Keterampilan yang dimiliki tidak saja membuat tugas dapat dengan mudah diselesaikan, tetapi juga hasil yang diperoleh maksimal. Kemampuan memiliki dua bagian komponen, yaitu komponen gerak dan komponen tanggapan/persepsi. Misalnya berlari, melompat, menari, dan sebagainya memiliki komponen gerak yang tinggi, tetapi komponen tanggapan rendah. Sedangkan mendengar, membaca, berbicara, dan menulis memiliki komponen persepsi yang tinggi tetapi komponen gerak rendah. Menurut Sudjana kemampuan memiliki tiga karakteristik; kemampuan menggambar rangkaian responden motorik;
ISSN 2086-6151
kemampuan meliputi koordinasi dari respon motorik, kemampuan meliputi koordinasi dari rangkaian respon motorik, kemampuan meliputi koordinasi dari gerak tangan dan mata, dan kemampuan memerlukan organisasi dari rangkaian pola responden yang komplek. ( dalam Nur Hasanah 2003;43). Gerak motorik secara khusus merupakan bagian dari respon verbal seperti gerak tangan dan mata. Hal ini sering kita lihat pada kegiatan olahraga seperti; badminton, tenis,dan sebagainya. Dari beberpa pendapat tentang keterampilan dapat disimpulkan bahwa kemampuan pada hakikatnya adalah kecakapan, kesanggupan, atau kemampuan individu dalam melakukan suatu aktifitas tertentu. Baik yang melibatkan gerak respon gerak motorik maupun respon tanggapan. b. Pengertian Menulis Menulis adalah aktifitas aktif produktif, aktifitas menghasilkan bahasa secara umum, dan menulis adalah aktifitas mengemukakan (DP.Tampubolon,1994;3). Pendapat lain menulis adalah meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain dapat membaca simbolsimbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan-satuan ekspresi bahasa. (Lado dalam Muchlisoh dkk, 2002:56). Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi dan atau menuangkan ide dan gagasan pada suatu media menggunakan huruf. Dengan semakin berkembangnya tekhnologi, menulis dapat juga dilakukan dengan menggunakan kompu ter atau laptop. Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan manusia tidak akan terlepas dari penggunaan bahasa sepanjang hidupnya. Manusia memiliki kemampuan berbahasa. Manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berpikir. Kemampuan inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
67
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
Manusia sebagai makhluk sosial menggunakan bahasa untuk berkomuniksai dengan manusia lainnya. Hal ini bertujuan untuk menjalin hubungan sosial yang baik. Karena manusia tidak akan mampu hidup sendiri dan memiliki kebutuhan-kebutuhan sosial. Kemudian hubungan sosial yang positif akan dapat terjalin dengan adanya komunikasi interpersonal yang efektif. Bahasa merupakan perilaku yang dipelajari secara sosial dan suatu keterampilan yang diperoleh dalam masyarakat. Manusia mengekspresikan kegiatan berbahasanya dengan bahasa lisan maupun tulisan. Bahasa tulis merupakan salah satu cara berkomuniksi yang dapat digunakan untuk; 1). Menjelaskan satu pikiran, perasaan, kesan, atau pengalaman bagi penulis atau pembaca. 2) memberikan informasi kepada pembaca, 3). Menyalurkan pembaca untuk menerima suatu gagasan, dan, 4). Menciptakan suatu bacaan imajinatif yang mungkin dapat membuat pembaca menjadi senang. Kemampuan menuangkan ide atau gagasan tidak serta merta dapat dimiliki oleh setiap orang. Ada syarat khusus yang harus dimiliki oleh orang tersebut. Seperti pendapat berikut, bahwa kemampuan menjelaskan pikiran dalam bentuk tulisan menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Seorang penulis yang berpengalaman memiliki keyakinan dalam kebiasan mereka menulis. Ia juga bersandar pada elemen-elemen yang mendasari berbagai situasi menulis yang memandu mereka dalam bekerja. Tuntutan tersebut menjadi syarat bagi seseorang untuk dapat menulis dengan baik. (DP. Tampubolon, 1987:76). Menurut pendapat lain, menulis adalah proses penemuan yang terus-menerus. Bagaimana menemukan bahasa yang efektif untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan mengaplikasikan apa yang dimilikinya, baik kosakata ataupun tata
68
bahasa yang pernah dipelajari di kelas. (Bello dalam Atar M. Semi, 1995:5). 2. Penguasaan Kosakata a. Pengertian Kata Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. (Hasan alwi, 2001:13). Menurut Poerwodarminto (2007:21), kata adalah suatu kesatuan bahasa yang mengandung suatu pengertian. Kata merupakan kesatuan terkecil yang mengandung ide, yang diperoleh apabila susunan atau sebuah kalimat dibagi atas bagian-bagiannya. (Keraf, 1993:53). Begitu juga menurut Harimurti Kridalaksana (1993:89), kata adalah satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Pendapat lain, kata adalah satu kesatuan yang terpisahkan dan tak dapat diuraikan lagi. (Alwasilah,1993:120). Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki sifat bebas, dapat diujarkan dan mengandung suatu pengertian. b. Pengertian Kosakata Ada beberapa pengertian kosakata menurut beberapa ahli bahasa. Menurut Mukidi (1994;43), kosakata sama dengan leksikon. Disini leksikon diartikan sebagai perbendaharaan kata dalam suatu bahasa. Leksikon merupakan komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam suatu bahasa. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007:597), kosakata diartikan sebagai perbendaharaan kata. Kridalaksana (1993:127), menjelaskan bahwa kosakata sama dengan leksikon. Sedangkan yang dimaksud dengan leksikon adalah; 1. Komponen bahasa yang memuat secara informatif tentang makna dan pemakaian kata dalam suatu bahasa.
ISSN 2086-6151
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
menguasai kosa kata maka semakin baik pula kemampuan menulis bahasa Inggris.
2.Kekayaan kosakata yang disusun seseorang pembicara atau penulis. 3.Daftar kata yang disusun penjelasan singkat dan praktis.
dengan
Dari uraian diatas dapt disimpulkan bahwa kosakata merupakan komponen bahasa yang memuat daftar kata-kata beserta batasannya yang penggunaannya sesuai dengan makna dan fungsinya. B. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh penguasaan kosa kata dan tata bahasa secara bersama-sama terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa. Kemampuan menulis bahasa Inggris adalah perpaduan kemampuan menguasai kosa kata dan kemampuan menguasai tata bahasa. Namun dalam menulis juga didukung oleh kemampuan menuangkan ide, pikiran dan gagasan, serta mengembangkan ide, pikiran dan gagasan tersebut. Sehingga dapat menarik perhatian pembaca. Jika kemampuan penguasaan kosa kata dan tata bahasa baik maka kemampuan menulis bahasa Inggris pun akan baik. Dengan kata lain, semakin baik kemampuan penguasaan kosa kata dan tata bahasa seorang mahasiswa maka semakin baik pula kemampuan menulisnya. 2. Pengaruh penguasaan kosa kata terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa.. Kemampuan menulis merupakan perpaduan dari beberapa kemampuan menguasai aspek-aspek berbahasa. Aspek berbahasa itu salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan penguasaan kosa kata. Kemampuan penguasaan kosa kata ditandai oleh kemampuan menguasaai ragam jenis kata apakah itu kata kerja, kata sifat, kata keterangan, preposisi, dan lain-lain. Jika kemampuan menguasai kosa kata mahasiswa baik maka akan memberi pengaruh pada kemampuan menulis bahasa Inggrisnya. Dengan kata lain, semakin baik kemampuan
ISSN 2086-6151
3. Pengaruh penguasaan tata bahasa terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa. Kemampuan menulis merupakan perpaduan dari beberapa kemampuan menguasai aspek-aspek berbahasa. Aspek berbahasa itu salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan penguasaan tata bahasa Kemampuan penguasaan tata bahasa oleh kemampuan menguasaai tara aturan bahasa dalam membentuk sebuah kalimat. Jika kemampuan menguasai tata bahasa mahasiswa baik maka akan memberi pengaruh pada kemampuan menulis bahasa Inggrisnya. Dengan kata lain, semakin baik kemampuan menguasai tata bahasaa kata maka semakin baik pula kemampuan menulis bahasa Inggris.
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kampus UNPAM, Tangerang. 2.Waktu Penelitian Proses penelitian ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar empat bulan, terhitung dari bulan Maret-Juni 2015. Dimulai dari penentuan masalah, penyusunan proposal, dan menyelesaikan dan menyelesaikan laporan penelitian. Tabel 3.1 Jadwal penelitian (Ali dalam Sugiyono, 2008:5)
69
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
N o .
Bulan Kegiatan
Ma ret
Apr il
Me i
Jun i
Juli
Perencana 1
an
. 1.1.
√
Pengajuan Judul 1.2.
√
Penyusunan Instrument 1.3.
√
Pengujian Instrumen 2
Pelaksanaa
.
n 2.1.
√
Pengumpul an Data 2.2.
√
Analisis Data 3
Penyelesai
.
an 3.1.
√
Penyusunan Laporan 3.2.
√
Perbaikan Laporan 3.3.
√
Finalisasi Laporan
B. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian lapangan. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode survei deskriptif. Metode survei deskriptif adalah metode yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan tes sebagai alat pengumpulan data. Data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan tes. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya dipaparkan secara deskriptif pada akhir penelitian ini. Metode penelitian survei dilakukan untuk mendapatkan keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu penelitian. Penelitian dilakukan untuk suatu
70
tindakan yang bersifat deskriptif, yaitu melukiskan hal-hal yang mengandung fakta yang fungsinya merumuskan dan melukiskan apa yang terjadi. (Ali dalam Sugiyono, 2008:5). Berkaitan dengan metode deskriptif menjelaskan bahwa penelitian ditinjau dari hadirnya variabel dan saat terjadinya penelitian. Maka penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan atau menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang adalah penelitian deskrifptif.( Arikunto 2006:10). Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan hubungan antar fenomena yang diselidiki. Berdasarkan pendapat para pakar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode survey deskriptif cocok digunakan dalam penelitian ini. Karena sesuai dengan maksud dan tujuan peneliti, yaitu untuk memperoleh gambaran pengaruh penguasaan kosakata dan tata bahasa terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa semester IV jurusan Sastra Inggris di Universitas Swasta di Tangerang. Sebelum melakukan analisis data tentang pengaruh variabel data, kemudian teknik analisa data dengan menggunakan statistik inferesial, korelasi sederhana, korelasi ganda, korelasi parsial, dan regresi berganda. Korelasi sederhana memerlukan minimal dua variabel, sedangkan korelasi ganda memerlukan tiga variabel pada penelitian ini. Variabel bebas pertama adalah penguasaan kosakata (X1), variabel bebas kedua adalah penguasaan tata bahasa (X2), dan variabel terikatnya adalah kemampuan menulis bahasa Inggris (Y), yang sesuai dengan gambar 1 berikut; Hubungan atau keterkaitan antar variabel tersebut dapat digambarkan dalam konstelasi permasalahan sebagai berikut :
Penguasaan Kosa Kata (X1)
Kemampuan Menulis Bahasa Inggris (Y) Penguasaan Tata Bahasa ((X2)
Gambar 3.1
ISSN 2086-6151
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
Model Konstelasi Masalah dan Pengaruh Antar Variabel Keterangan: X1 = penguasaan kosakata X2 = penguasaan tata bahasa Y = kemampuan menulis bahasa Inggris (Arikunto:2006:10)
sebuah populasi penelitian. Maka untuk mendapatkan hasil penelitian yang persis dibutuhkan jumlah sampel yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan populasi yang tidak seragam. b.Tingkat ketelitian analisa yang dikehendaki dalam penelitian. Jumlah sampel yang lebih banyak dapat mengahsilkan tingkat ketelitian analisa yang lebih baik.
C. Populasi dan Sampel
c.Rencana analisa
1. Populasi
d.Tenaga, biaya, dan waktu yang tersedia.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau suatu objek menjadi kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono,2008:54). Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap. (Nawawi dalam Sugiyono, 20:54). Populasi yang dipilh peneliti dalam penelitian ini.
Salah satu metode yang dapat dipakai untuk menentukan jumlah sampel ini adalah metode purposive sampling. Dalam metode ini besarnya sampel ditentukan dengan mempertimbangkan tujuan penelitian berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan terlebih dahulu.
2.Sampel Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel penelitian adalah sebagian populasi dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dapat mewakili seluruh populasi. (Ariyanto dalam Sugiyono, 2008: 55). Kemudian Sugiyono(2008:55), memberikan pengertian bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimilki oleh populasi. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Adapun sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah para mahasiswa semester IV UNPAM, Tangerang, tahun ajaran 20142015. D. Teknik Pengambilan Data Teknik dilakukan dengan menggunakan metode Random Sampling. Dalam teknik ini sampel adalah anggota populasi yang dianggap homogen. Dalam sebuah penelitian, besarnya sampel tergantung pada beberapa hal, yaitu; a.Derajat keseragaman (degree of homogenity) dari populasi, makin seragam
ISSN 2086-6151
Berdasarkan data mengenai jumlah mahasiswa sastra Inggris STIBA Nusa Mandiri di kota Tangerang tahun ajaran 2014-2015, dalam hal penentuan jumlah sampel, peneliti mempertimbangkan rencana analisa, tenaga, biaya, dan waktu yang tersedia. Maka dalam hal ini peneliti menentukan jumlah mahasiswa UNPAM kota Tangerang sebanyak 60 sebagai sampel penelitian ini. F. Variabel penelitian
Penelitian
dan
Instrumen
Sesuai dengan variabel penelitian, ada tiga jenis data yang dikumpulkan, yaitu tentang; 1). Penguasaan kosakata, 2). Penguasaan tata bahasa, 3). Kemampuan menulis bahasa Inggris. Data tentang penguasaan kosa kata, penguasaan tata bahasa, dan kemampuan menulis bahasa Inggris diperoleh melalui ujian atau tes yang disusun oleh peneliti. 1.Variabel Penguasaan Kosakata (X1) Untuk dapat mengukur secara kuantita tif, maka variabel penguasaan kosakata adalah kemampuan seseorang untuk mengenal, memahami, dan menggunakan kata-kata didefinisikan sebagai berikut; a.Definisi Konseptual Penguasaan kosakata adalah kemampuan seseorang untuk mengenal, memahami, dan menggunakan, kata-kata dengan baik dan
71
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
benar dengan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Mengenal kata adalah memperoleh kata-kata baru dari hasil mendengarkan atau dari hasil membaca. Selanjutnya, hakikat memahami kata-kata adalah memperoleh kosakata baru, mengerti kata dan artinya, serta memahami keterkaitan kata dan konsep yang diawali kata-kata tersebut. (Darmiyati Zuchdi, 1995:3-7). Kamus besar bahasa Indonesia (2000:534),memberikan batasan penguasaan kosakata sebagai pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan sesuatu hal (sejumlah kekayaan kata yang terdapat dalam suatu bahasa). Penguasaan kosakata adalah kemampuan untuk mempergunakan katakata. Kemampuan untuk memahami diwujudkan dalam kegiatan membaca dan menyimak. Sedangkan kemampuan mempergunakan diwujudkan dalam kegiatan menulis dan berbicara. (Nurgiyantoro, 2001:213). Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata adalah kemampuan untuk mempergunakan secara tepat kata-kata yang dimiliki, baik secara lisan ataupun tulisan. b. Definisi Operasional Data yang diperoleh untuk penguasaan kosakata melalui tes objektif berbentuk pilihan ganda yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang penguasaan kosakata. Tes kosakata dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa, baik yang bersifat reseptif maupun produktif. Dengan demikian dalam tes kosakata anatara kemampuan repsetif dan kemampuan produktif harus saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dalam tes kosakata ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu; a). Pemilihan kosakata yang akan diteskan, dan b). Pemilihan bentuk dan cara pengetesan khususnya yang menyangkut penyusunan tes yang sesuai dengan tingkatan-tingkatan aspek kognitif tertentu.(Nurgiyantoro, 2001:196). Tingkatan tes penguasaan kosakata dalam penelitian ini mengacu pada tingkatan kognitif yang biasa disebut taksonomi Bloom. Tingkatan ini terdiri dari enam tingkatan yaitu tingkat pengetahuan atau ingatan (C1), tingkat pemahaman (C2), tingkat aplikasi (C3), tingkat analisis (C4), tingkat evaluasi (C5), dan tingkat kreativitas
72
(C6). (Anderson 2001:66).
&
Crathwohl
(Ed),
Untuk tes penguasaan kosakata tingkatan kognitif yang dipakai sampai pada tingkat analisis (C4). (Nurgiyantoro, 2001;209). Berdasarkan pendapat tersebut, tes penguasaan kosakata dalam penelitian ini menggunakan empat tingkatan yaitu tingkat ingatan/pengetahuan (C1),tingkat pemahaman (C2), tingkat aplikasi (C3), dan tingkat analisis (C4). Tes kosakata tingkat kognitif yang tinggi (C5 dan C6), tidak digunakan dalam penelitian ini, karena tes dengan tingkat kognitif tersebut menuntut kemampuan yang lebih, dalam, dan sekaligus dapat menilai proses berpikir. Selain itu, tes kosakata tingkat C5 dan C6 lebih tepat apabila digunakan untuk tes bentuk esai. c. Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Kosakata Tabel 3.2 Instrumen Penguasaan Kosa kata Varia
Aspe
ble
k
Kosa kata
Sino nim
Anto nim
Mele ngka pi kalim at
Indikator
Butir soal
Mampu menguasai persamaan kata dari tiap kata (verb, noun, adjective) beserta pemahaman maknanya. Mampu menguasai lawan kata dari tiap kata (verb,noun,adjective ) beserta pemahaman maknanya. Mampu melengkapi kalimat dengan kata atau frase yang sesuai dengan konteks kalimat .
1,2,3,4,5, 6,7, 8
Total Butir
9,10,11,1 2,13,14,1 5,
16,17,18, 19,20
20
(Nurgiyantoro,2001:209) d. Jenis Instrumen Penguasaan Kosakata Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pengusaan kosakata adalah berbentuk soal penguasaan kosakata. Hasil dari seluruh nilai soal
ISSN 2086-6151
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
penguasaan kosakata dapat dikategorikan dalam: 1. Nilai ujian penguasaan kosakata = > 85 termasuk kategori sangat baik. 2. Nilai ujian penguasaan kosakata = 75-85 termasuk dalam kategori baik. 3. Nilai ujian penguasaan kosakata = 70-75 termasuk dalam kategori sedang. 4. Nilai ujian penguasaan kosakata = 60-70 termasuk dalam kategori cukup. 5. Nilai ujian penguasaan kosakata = 50-60 termasuk dalam kategori kurang. 6. Nilai ujian penguasaan kosakata = < 50 termasuk dalam kategori sangat kurang. 2. Variabel Penguasaan Tata bahasa (X2) a. Definisi Konseptual Secara konseptual, penguasaan tata bahasa adalah penguasaan aturan –aturan yang menerangkan bagaimana kalimat dibentuk, disusun atau diubah untuk menjadikan beberapa jenis kalimat yang lain. Penguasaan tata bahasa juga meliputi kemampuan menggunakan aturan bentuk waktu kapan kalimat tersebut digunakan. b. Definisi Operasional Secara operasional, penguasaan tata bahasa ditunjukkan oleh skor mahasiswa mengerjakan soal pilihan ganda (multiple choice) yang berisi kalimat-kalimat yang terikat dengan aturan tata bahasa.
disertai fakta. Dalam menulis hal yang dituangkan adalah buah pikiran atau ide, perasaan, atau pendapat penulisnya untuk diketahui orang banyak.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Analisis deskripsi data dilakukan untuk mengetahui gambaran umum distribusi data yang diperoleh dari penelitian. Data penelitian yang disajikan adalah data setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan metode statistik deskriptif (program SPSS version 20.0 for windows), yaitu: simpangan baku, modus, median, mean, mean, distribusi frekuensi, kurtosis, skewness, serta grafik histogram. Data yang diperoleh berupa hasil tes preferensial dan tes pilihan ganda berasal dari 60 responden dimana semua data telah dinyatakan valid dan reliabel pada uji coba (pra-penelitian) sebelumnya. Selanjutnya, berdasarkan banyaknya variabel dan merujuk pada masalah penelitian yang ada, maka deskripsi data dapat disajikan menjadi tiga bagian yakni: 1) penguasaan kosakata, 2) tata bahasa dan 3) kemampuan menulis bahasa Inggris. Tiga bagian tersebut akan diurai secara terpisah sehingga dapat diperoleh gambaran secara jelas dan rinci mengenai data deskrpitif masing-masing variabel. Hasil perhitungan deskriptif masing-masing variabel secara lengkap diuraikan berupa hasil perhitungan statistik deskriptif. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada table 4.1 sebagai berikut: Table 4.1 Deskripsi Data Penelitian
3. Variabel Menulis Bahasa Inggris
Statistics
a. Definisi Konseptual Keterampilan menulis merupakan kemampuan menulis yang memaparkan sejumlah pengetahuan, fakta, atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan jelas.
Pengua
Pengua
Kemamp
saan
saan
uan
Kosa
Tata
Menulis
Kata
Bahasa
Bahasa Inggris
b. Definisi Operasional Val
Kemampuan menulis terlihat dari nilai yang diperoleh dari siswa atau responden yang ditugaskan untuk menulis bahasa Inggris. Indikatornya adalah mampu menjelaskan suatu hal secara menjabar yang
ISSN 2086-6151
60
60
60
0
0
0
id N
Mis sin g
73
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
Mean
69.67
70.00
77.00
Median
70.00
70.00
80.00
75
65
80
11.382
11.350
10.504
128.814
110.339
-.156
-.036
-.315
.309
.309
.309
-.815
-.874
-.515
.608
.608
.608
Range
45
40
40
Minimum
45
50
55
Maximum
90
90
95
4180
4200
4620
Mode Std. Deviation
Gambaran secara keseluruhan dari data penguasaan kosa kata siswa dapat dilihat pada grafik 4.1 yang berupa histogram dan polygon. Grafik dibawah ini memberikan gambaran mengenai distribusi skor penguasaan kosakata siswa sebagai berikut:
129.54 Variance 8 Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis
Sum
(Sudjana,1992:46) 1.Analisis Data Penguasaan Kosakata (X1) Perolehan data dari variabel penguasaan kosakata berdasarkan hasil tes preferensial berbentuk angket / kuesioner. Soal angket terdiri dari 25 butir soal dengan jumlah responden 60 orang. Setiap butir soal diberikan skor berdasarkan skala Likert, dengan rentang skor dari 5 (Selalu) sampai 1 (Tidak Pernah). Berdasarkan table 4.1 diatas diperoleh bahwa skor maksimum 90, sementara skor minimum 45. Tingkat penguasaan kosakata siswa berada pada angka rata-rata 69,67, standar deviasi 11,382, median 70, modus 75. Skewness -0,156 dan kurtosis -0,815. Angka standar deviasi 11,382. Berarti 17% dari skor rata-rata. Ini menunjukkan bahwa disparitas penguasaan kosakata siswa relatif cukup rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kosa kata siswa bersifat homogen. Dari deskripsi data berdasarkan table 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor dan median relatif hampir sama yaitu 69,67 dan 70. Sementara tingkat disiplin siswa yang lebih rendah dibandingkan skor rataratanya ini mengindikasikan bahwa rata-rata responden yang berada ditingkat bawah lebih banyak dibandingkan mereka yang mempunyai tingkat lebih tinggi.
74
Grafik 4.1 . Histogram dan Polygon Data Penguasaan Kosakata Siswa. (Sudjana,1992:46) Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat sebaran data penguasaan kosakata siswa relatif normal karena sebarannya banyak berada dalam kurva normal. Sedangkan data yang berada diluar kurva normal relatif sedikit.
2. Analisis Data Penguasaan Tata Bahasa (X2) Perolehan data dari variabel penguasaan tata bahasa berdasarkan hasil tes preferensial berbentuk angket / kuesioner. Soal angket terdiri dari 30 butir soal dengan jumlah responden 60 orang. Setiap butir soal diberikan skor berdasarkan skala Likert, dengan rentang skor dari 5 (Selalu) sampai 1 (Tidak Pernah). Berdasarkan table 4.1 diatas diperoleh bahwa skor maksimum 90, sementara skor minimum 50. Tingkat penguasaan tata bahasa berada pada angka rata-rata 70, standar deviasi 11,350, median 70, modus 65 Skewness -0,036 dan kurtosis -0,874. Angka standar deviasi 11,350. Berarti 17% dari skor rata-rata. Ini menunjukkan bahwa disparitas penguasaan
ISSN 2086-6151
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
tata bahasa siswa relatif cukup rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan tata bahasa siswa bersifat homogen. Dari deskripsi data berdasarkan table 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor dan median sama yaitu 70 dan 70. Sementara tingkat penguasaan tata bahasa siswa yang lebih rendah dibandingkan skor rata-ratanya ini mengindikasikan bahwa rata-rata responden yang berada ditingkat bawah lebih banyak dibandingkan mereka yang mempunyai tingkat lebih tinggi. Gambaran secara keseluruhan dari data penguasaan tata bahasa siswa dapat dilihat pada grafik 4.1 yang berupa histogram dan polygon. Grafik dibawah ini memberikan gambaran mengenai distribusi skor penguasaan tata bahasa siswa sebagai berikut:
berada pada angka rata-rata 77, standar deviasi 10,504, median 80, modus 80 Skewness -0,315 dan kurtosis -0,515. Angka standar deviasi 10,504. Berarti 14% dari skor rata-rata. Ini menunjukkan bahwa disparitas kemampuan menulis bahasa Inggris siswa relatif cukup rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kemampuan menulis bahasa Inggris siswa bersifat homogen. Dari deskripsi data berdasarkan table 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata skor dan median relatif hampir sama yaitu 77.dan 80. Sementara tingkat kemampuan menulis bahasa Inggris siswa yang lebih rendah dibandingkan skor rata-ratanya ini mengindikasikan bahwa rata-rata responden yang berada ditingkat bawah lebih banyak dibandingkan mereka yang mempunyai tingkat lebih tinggi. Gambaran secara keseluruhan dari data kemampuan menulis bahasa Inggris siswa dapat dilihat pada grafik 4.1 yang berupa histogram dan polygon. Grafik dibawah ini memberikan gambaran mengenai distribusi skor kemampuan menulis bahasa Inggris siswa sebagai berikut:
Grafik 4.2. Histogram and Polygon Data Penguasaan Tata Bahasa Siswa. (Sudjana,1992:46)
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat sebaran data penguasaan tata bahasa siswa relatif normal karena sebarannya banyak berada dalam kurva normal. Sedangkan data yang berada diluar kurva normal relatif sedikit. 3. Analisis Data Kemampuan Menulis Bahasa Inggris (Y) Perolehan data dari variabel kemampuan menulis bahasa Inggris berdasarkan hasil tes berbentuk menulis teks deskripsi (essay). Soal pilihan terdiri dari 3 butir soal dengan jumlah responden 60 orang. Setiap butir soal diberikan skor berdasarkan penilaian point 5 untuk setiap jawaban yang benar sehingga skor tertinggi pada data variabel ini adalah skor 100. Berdasarkan table 4.1 diatas diperoleh bahwa skor maksimum 95, sementara skor minimum 55. Tingkat kemampuan menulis bahasa Inggris siswa
ISSN 2086-6151
Grafik 4.3. Histogram and Polygon Data Kemampuan Menulis Bahasa Inggris (Y)
(Sudjana,1992:46) Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat sebaran data kemampuan menulis bahasa Inggris siswa relatif normal karena sebarannya banyak berada dalam kurva normal. Sedangkan data yang berada diluar kurva normal relatif sedikit. B. Uji Persyaratan Analisis Data Seluruh data variabel penelitian yang dianalisis menggunakan analisis statistic inferensial melalui teknik korelasi dan regresi ganda harus memenuhi beberapa persyaratan . Diantara persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:
75
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
1. Data berasal dari sampel berupa pasangan data variabel X dan variabel Y harus diambil secara acak (random) dan memenuhi sampel minimum. 2. Setiap kelompok data baik harga variabel X maupun variabel Y harus independen dan berdistribusi normal. 3. Hubungan pasangan data variabel X dan variabel Y harus linier. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian dan analisis hasil pengujian hipotesis, maka beberapa simpulan penelitian dapat disajikan sebagai berikut: 1.Terdapat pengaruh yang signifikan penguasaan kosakata dan tata bahasa secara bersama-sama terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa perguruan tinggi swasta di Tangerang Selatan. Hal ini dibuktikan oleh F hitung = 163,056 dan Sig = 0,000 < 0,05. Berarti bahwa semakin baik penguasaan kosakata dan tata bahasanya, maka semakin tinggi pula kemampuan menulis bahasa Inggrisnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa penguasaan kosakata dan tata bahasa merupakan dua variabel yang penting untuk diperhatikan dalam menjelaskan peningkatan kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa perguruan tinggi swasta di Tangerang Selatan. Hal ini dibuktikan oleh t hitung = 5,334 dan Sig = 0,000 < 0,05. Ini berarti bahwa makin baik penguasaan kosakata mahasiswa, makin tinggi pula kemampuan menulis bahasa Inggrisnya. Sebaliknya, makin rendah tingkat penguasaan kosakata mahasiswa maka makin rendah pula kemampuan menulis bahasa Inggrisnya. Oleh karena itu faktor penguasaan kosakata belajar bahasa Inggris merupakan variabel yang penting untuk diperhatikan dalam memperoleh kemampuan menulis bahasa Inggris. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan penguasaan tata bahasa terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa perguruan tinggi swasta di Tangerang Selatan. Hal ini dibuktikan oleh t hitung = 4,889 dan Sig = 0,000 < 0,05. Ini
76
berarti bahwa makin baik penguasaan tata bahasa mahasiswa, makin tinggi pula kemampuan menulis bahasa Inggrisnya. Sebaliknya, makin rendah tingkat penguasaan tata bahasa mahasiswa maka makin rendah pula kemampuan menulis bahasa Inggrisnya. Oleh karena itu faktor penguasaan tata bahasa dalam belajar bahasa Inggris merupakan variabel yang penting untuk diperhatikan dalam memperoleh kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris siswa. B. Saran Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1.Dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa hendaknya lebih memberi porsi yang memadai pada pentingnya menguatkan penguasaan kosakata dan tata bahasa. Intensifikasi penguasaan kosakata dan tata bahasa pada gilirannya sangat efektif meningkatkan kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa 2. Dosen selaku fasilitator di dalam kelas hendaknya mampu menciptakan iklim yang dapat menjadi katalisator berkembangnya kreatifitas dalam penguasaan kosakata dan tata bahasa sehingga mahasiswa terdorong untuk lebih produktif dan kreatif. Berangkat dari kondisi itulah maka diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan menulis bahasa Inggris. 3. Disadari bahwa penelitian ini masih terbatas jangkauan penelaahannya, maka masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut berkaitan pengaruh penguasaan kosakata dan tata bahasa terhadap kemampuan menulis bahasa Inggris di perguruan tinggi swasta pada wilayah lain. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Mukhsin. (1996). Dasar-Dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang: YA3 Depdiknas. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
ISSN 2086-6151
Wanastra Vol IX No. 2 September 2016
Furey, Patricia. Monasche, Lionel. (1993). Making progress in English Grammar and Composition. Bina Rupa Aksara. Hudelson, Sarah. (1989). Children Writing in ESL. Prentice Hall. Nanalbrahim, Sudjana. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:BPFE. Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: gramedia Pustaka Utama. Keraf, Gorys. (1994). Komposisi. Ende Flores : Nusa Indah. Richards, Jack. (2001). Curriculum Development in Language Teaching. Cambridge Unversity Press, UK. Sihombing, Binsar & Burton, Barbara. (2010). English Grammar Comprehension. Jakarta; Grasindo. Semi, Atar. (2003). Menulis Efektif. Padang : Angkasa Raya.
ISSN 2086-6151
77