WANASTRA Vol.I No.2 SEPTEMBER 2010
AKURASI DAN KUANTITAS DALAM PEMETAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Wiruma Titian Adi ABA BSI Jakarta Jl. Kramat Raya 25 Jakarta
[email protected]
ABSTRACT This research is carried out based on Vocabulary Mapping Quiz that was held by Computer Science Faculty of Indonesia University. This quiz was done online by all of students of Bina Sarana Informatika and Nusa Mandiri. The aims of this research are first, to know how far the correlation between accuracy and quantity of vocabulary significantly. Second, to know which students level that has the most significant-correlation. Both students in this two institutions are allowed to follow this quiz for six months, and are allowed to answer the questions mentioned on the website as much as possible and correctly. After using normalization data test, the data is categorized in non-parametric data, so the data is analyzed using bivariate Correlation and Spearman Correlation Coefficients. This correlation can be seen from the different semester and institution, or it can be said that it is categorized in six classifications. From the analyzed data, it can be seen that the Accuracy of vocabulary variable has a significant correlation with the Quantity of vocabulary variable in six classifications. The most significant-correlation is on the first semester. This result implies that Vocabulary Building subject given in first semester can be accepted well. Keywords: accuracy, quantity, vocabulary, vocabulary mapping
I. PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam era global ini, tak dapat dipungkiri bahwa kemampuan berbahasa asing terutama bahasa Inggris menjadi sangat penting. Kemampuan berbahasa Inggris ini bukan hanya ditunjukkan dengan seorang hanya dapat berbicara dengan bahasa Inggris, namun dapat pula ditunjukkan dengan kemampuan seseorang dapat menulis dengan baik dan benar. Kemampuan seseorang untuk dapat menulis dengan baik dan benar tentu saja sangat dipengaruhi dengan seberapa luas dan banyak kosakata yang dipilih untuk dapat mengekspresikan pendapat seorang penulis. Bukan hanya itu, ketepatan penggunaan kosakata dalam kalimat pun turut memberikan kontribusi terhadap kualitas tulisannya. Selain itu, kosakata juga berpengaruh pada kemampuan seseorang untuk dapat memahami inti bacaan. Berdasarkan hasil penelitian Susanti (2002), seseorang yang mempunyai penguasaan kosa kata tinggi, mempunyai kemampuan membaca yang tinggi, sebaliknya yang
penguasaan kosakatanya rendah, memiliki kemampuan membaca yang rendah pula. Hal semacam ini dapat terjadi karena kosakata adalah inti dari suatu bacaan. Seperti disebutkan bahwa kosakata berhubungan langsung dengan empat keahlian bahasa. Dalam keahlian Listening, kosakata pun juga mempengaruhi seseorang untuk dapat memahami isi pembicaraan. Bagaimana seseorang dapat memahami isi pembicaraan, apabila tidak mempunyai kosakata yang cukup untuk dapat memahaminya. Keahlian yang tak kalah pentingnya adalah berbicara. Kemampuan berbicara seseorang ditentukan pula oleh kecukupan kosakata yang dimiliki. Ibarat seorang anak yang perlu menambah kosakata untuk dapat mengekspresikan kemauannya diperlukan kosakata yang cukup sehingga dapat isi pembicaraan dapat dipahami oleh lawan bicara. Seseorang yang dianggap mempunyai perbendaharaan kosakata yang banyak pun juga belum tentu dianggap menguasai bahasa. Hal ini disebabkan kosakata bersifat polisemi. Kosakata bisa 85
WANASTRA Vol.I No.2 SEPTEMBER 2010
bermakna ganda dan makna tersebut tergantung dari konteks yang melingkupi kosakata tersebut. Pemetaan kosakata (vocabulary) ini dilaksanakan di situs wordnet, yang berfungsi untuk memetakan kosakata bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Mahasiswa Nusa Mandiri dan mahasiswa Bina Sarana Informatika diminta untuk memetakan vocabulary ini. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia sebagai penyedia dan pengelola website Wordnet memudahkan peneliti untuk mendapatkan data-data mahasiswa yang melakukan registrasi beserta dengan hasil pemetaan yang telah dikerjakan mahasiswa secara online. Penelitian ini hanya membatasi pada analisis korelasi antara kuantitas dan akurasi kosakata pada hasil kuis Pemetaan Kosakata Online yang diselenggarakan atas kerja sama dengan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Pelaksanaan kuis ini diselenggarakan selama 6 bulan, yakni bulan Mei s.d. Oktober 2009. Data hasil kuis yang dijadikan penelitian adalah data mahasiswa BSI dan NURI yang melakukan registrasi dengan benar serta yang memetakan kosakata, minimal satu kali pemetaan. Registrasi yang benar adalah mahasiswa yang mencantumkan data institusi dan data tingkat semester yang ditunjukkan dengan NIM masing-masing mahasiswa. Kuis Pemetaan Kosakata dilaksanakan secara online. Dalam pemetaan tersebut, yang difokuskan adalah melakukan pemetaan kosakata sebanyak-banyaknya (Kuantitas) dan dalam pemetaan tersebut dicari padanan kata dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia setepat-tepatnya (Akurasi). Kedua variabel tersebut kemudian dianalisis korelasinya berdasarkan sampel yang dibedakan klasifikasinya. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya mengenai kosakata di atas, terdapat beberapa permasalahan terkait dengan adanya permasalahan pokok yang memunculkan pertanyaan sbb: 1. Apakah Kuantitas dan Akurasi Kosakata berkorelasi erat untuk semua kelompok (BSI, NURI, semester 1, semester 3, semester 5, semester 7)?
2.
Korelasi mana yang paling tinggi nilainya diantara keenam kelompok tersebut? 3. Apakah korelasi untuk kelompok 1, 3, 5, dan 7 secara berturut-turut meningkat? Secara sederhana, penggambaran permasalahan penelitian ini bisa dilihat pada Gambar 1. Skema Kerangka Penelitian. Pengelompokan pertama untuk masing-masing variabel Kuantitas dan Akurasi Kosakata didasarkan pada institusi, yaitu BSI dan Nusa Mandiri (NURI). Pengelompokan berikut adalah berdasarkan tingkat semester di kedua institusi. Kelompok semester 1 terdiri atas mahasiswa semester 1 di BSI dan NURI. Kelompok semester 3 terdiri atas mahasiswa dari BSI dan NURI, demikian seterusnya. Sedangkan kelompok semester 7 hanya berasal dari mahasiswa NURI karena NURI merupakan institusi sekolah tinggi dan BSI merupakan akademi. Pengumpulan data berlangsung di semester ganjil 2009/2010, atau sekitar 6 bulan, oleh karena itu peserta yang ikut pemetaan berada pada tingkat semester 1, 3, 5, dan 7. Setelah dilakukan pengklasifikasian atau pengelompokan maka dilakukan korelasi variabel Kuantitas dan Akurasi Kosakata dengan beberapa kelompok sampel. Variabel Kuantitas mahasiswa BSI dikorelasikan dengan variabel Akurasi mahasiswa BSI, dan seterusnya. Dengan demikian akan terdapat 6 (enam) kelompok hasil korelasi Kuantitas dan Akurasi, yaitu kelompok BSI, kelompok NURI, kelompok semester 1, kelompok semester 3, kelompok semester 5, dan kelompok semester 7. Langkah selanjutnya dilakukan hipotesis yang digeneralisasikan untuk semua kelompok. Hipotesis awal penelitian ini adalah terdapat hubungan signifikan antara Kuantitas dan Akurasi Kosakata di kelompok BSI, NURI, semester 1, 3, 5, dan 7.
86
WANASTRA Vol.I No.2 SEPTEMBER 2010
Gambar 1. Skema Kerangka Penelitian. Skema ini menjelaskan proses penelitian dengan mengelompokkan obyek penelitian berdasarkan semester dan institusi.
II. TINJAUAN PUSTAKA Vocabulary is the total number of words in a language. It is also a collection of words a person knows and uses in speaking and writing. Kosakata atau perbendaharaan kata adalah jumlah seluruh kata dalam suatu bahasa; juga kemampuan kata-kata yang diketahui dan digunakan seseorang dalam berbicara dan menulis. Kosakata dari suatu bahasa itu selalu mengalami perubahan dan berkembang karena kehidupan yang semakin kompleks. Jumlah yang tepat mengenai kosa kata dalam bahasa Inggris sampai saat ini tidak dapat dipastikan, namun perkiraan yang dapat dipercaya menyebutkan sekitar 1 juta. Berdasarkan definisi di atas, jelas bahwa penguasaan kosa kata yang cukup, penting untuk bisa belajar bahasa dengan baik. Di samping itu, berbicara mengenai bahasa maka hal itu tidak bisa terlepas dari kosa kata. Kosa kata adalah kata-kata yang dipahami orang baik maknanya maupun penggunaannya. Berapa banyak kosa kata yang harus dipunyai seseorang? Seorang harus punya kosakata yang cukup untuk bisa memahami apa yang dibaca dan didengar, bisa berbicara dan menulis dengan kata yang tepat sehingga bisa dipahami oleh orang lain. Pemetaan online adalah proses penerjemahan kosakata bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Proses pernerjemahan tersebut ditujukan untuk menerjemahkan seberapa tepat kosakata bahasa Inggris dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia. Jadi penerjemahan tersebut bukan hanya alih bahasa seperti dalam kamus, namun lebih pada pemahaman makna kosakata bahasa sumber (bahasa Inggris) yang kemudian diterjemahkan dalam konteks bahasa target (bahasa Indonesia). Pelaksanaan pemetaan ini dilakukan secara online, artinya proses pemetaan terhubung dengan internet, dan setelah peserta melakukan registrasi, para peserta mulai memilih dan memetakan kosakata. Karena bersifat online, maka para
peserta mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban kosakata di manapun, kapanpun, dan bisa menggunakan bantuan apapun, asal terhubung dengan internet. Kosakata merupakan pijakan dasar bagi pembelajar untuk dapat meningkatkan kemampuan berbahasa, baik pemahaman bacaan (reading skill), tulisan (writing skill), mendengarkan (listening skill), dan berbicara (speaking skill). Perbendaharaan kosakata ini diperlukan untuk dapat mengakomodir ide atau pesan nara sumber (penulis atau pembicara) untuk dapat disampaikan kepada penerima (pendengar atau pembaca) sehingga pesan atau ide yang disampaikan dapat diterima dengan baik melalui salah satu keahlian tersebut. Di sisi lain, penerima memerlukan perbendaharaan kosakata yang baik pula untuk dapat memahami ide atau pesan yang disampaikan oleh nara sumber. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa semakin banyak perbendaharaan kosakata yang dipunyai, semakin terampil seseorang untuk menggunakan kosakata tersebut dalam berbagai keahlian bahasa. Selain itu, perbendaharaan kosakata yang banyak pun belum tentu menjamin seseorang untuk dapat menyampaikan atau menerima ide dan pesan. Aplikasi kosakata tersebut sangat bergantung pada makna kosakata tersebut dalam kalimat. Pemilihan kosakata atau diksi bersifat polisemi, artinya makna kosakata bergantung pada letak kosakata tersebut dalam kalimat. Selain itu, dengan kosakata yang sama bisa berbeda pula posisinya dalam kalimat atau berbeda jenis katanya. Oleh karena itu pemilihan kosakata haruslah tepat supaya struktur kalimat menjadi jelas dan baku. Dalam penelitian yang dilakukan Wise dkk (2007) menyatakan bahwa kemampuan menguasai dan memahami kosakata sangat berpengaruh terhadap kemampuannya dalam memilih dan menggunakan kosakata tersebut secara lisan 87
WANASTRA Vol.I No.2 SEPTEMBER 2010
maupun tulisan. Pemilihan kosakata yang tepat dapat menentukan struktur kalimat menjadi benar sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dalam penelitian tersebut lebih lanjut disimpulkan bahwa pemahaman kosakata sangat berpengaruh pada kemampuan membaca seseorang dalam memahami materi bacaan. Kemampuan membaca ini kemudian berhubungan langsung dengan aspek bahasa secara lisan (speaking dan listening skill). Penelitian yang dilakukan Wise dkk ini melibatkan sekitar 300 anak dengan berbagai kebangsaan lebih lanjut menghasilkan kesimpulan bahwa dengan kemampuan menguasai kosakata disertai dengan keahlian pada aspek listening skill akan memudahkan pembelajar untuk memilih dan menentukan kosakata yang tepat (akurasi) untuk penyampaian idenya. Penelitian lain yang berhubungan dengan kosakata adalah yang dilakukan oleh Susanti (2002). Dalam penelitiannya Susanti menyimpulkan bahwa penguasaan kosakata siswa berhubungan lurus dengan kemampuan membaca bacaan bahasa Inggris. Semakin tinggi penguasaan kosakata yang dimiliki siswa semakin besar pula pemahaman membaca siswa. Sebaliknya semakin rendah penguasaan kosakata yang dimiliki siswa, semakin rendah pula kemampuan mambaca bahasa Inggris siswa. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa kosakata sangat diperlukan siswa/pembelajar untuk dapat memahami isi bacaan (reading skill). Masih mengenai penelitian tentang kosakata dalam hubungannya dengan pemahaman membaca (Reading skill). Martin-Chang (2008) mengadakan penelitian tentang kosakata dan pemahaman membaca. Objek penelitian ini adalah mahasiswa dengan berbagai tingkat semester yang didominasi oleh mahasiswa semester tingkat awal. Variabel yang dinilai adalah tes uji tentang kosakata, pemahaman bacaan, dan membaca. Salah satu hasil penelitiannya menyebutkan bahwa kosakata memberikan kontribusi 10% terhadap kemampuan membaca dan tingkat keterampilan membaca. Ketepatan memilih kosakata yang akan digunakan secara tulisan dan lisan harus didasarkan pada beberapa hal. Dark (2007) dalam pendahuluannya menyebutkan bahwa pemilihan kosakata yang tepat mendukung terjalinnya komunikasi dalam berbagai situasi. Tujuan pemilihan kosakata yang tepat ditujukan agar proses komunikasi
dapat dipahami dan memuaskan kedua belah pihak. Tujuan kedua adalah agar proses penyampaian pesan dapat diterima dengan baik serta sesuai dengan konteks pembicaraan. Pemilihan kosakata juga harus mempertimbangkan faktor usia, gender, dan lingkungan. Ketepatan pemilihan kosakata tersebut dikondisikan pada 2 lingkungan yang berbeda. Lingkungan yang berbeda memberikan pemilihan kosakata yang diperlukan untuk komunikasi menjadi berbeda pula. Pemilihan kosakata merupakan proses yang dinamis. Nilai suatu kosakata ditentukan dengan penggunaannya dalam situasi tertentu. Allman (2005) memberikan tambahan variabel untuk penelitian kosakatanya. Dia menambahkan faktor eksternal objek penelitiannya, yaitu menghubungkan pengaruh kondisi monolingual dan bilingual siswa dengan pemahaman kosakata yang dimilikinya. Berdasarkan penelitian tersebut siswa yang menggunakan dua bahasa (Inggris dan Spanyol) lebih baik dan lebih mampu mengaplikasikan kosakata dalam aspek bahasa daripada siswa yang monolingual. Selain itu, kuantitas kosakata yang dimiliki bilingual lebih banyak daripada monolingual. Hal ini bisa disimpulkan bahwa kosakata di bahasa yang berbeda mempunyai akar kata yang sama, sehingga dimungkinkan untuk menganalogikan kosakata yang mempunyai makna sama dengan bahasa lain. Penelitian mengenai kosakata memang dapat dilihat dari berbagai aspek. Namun secara keseluruhan, berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya kosakata memegang peran penting dalam pembelajaran empat aspek bahasa, karena kosakata pasti akan selalu digunakan baik dalam aspek reading, listening, writing, dan speaking. Selain dibahas dari segi internalnya, kosakata pun bisa diteliti dari aspek eksternalnya, misalkan dapat dihubungkan dengan aspek sosial dan psikologi pembelajar.
III. METODE PENELITIAN Statistika merupakan alat bantu analisis dalam penentuan data yang digunakan dalam penelitian ini. Secara spesifik jenis teori yang dipergunakan meliputi uji kenormalan, uji kecukupan dan uji keseragaman data, serta teori statistika lainnya yang berhubungan dengan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan 88
WANASTRA Vol.I No.2 SEPTEMBER 2010
analisis data serta pengambilan kesimpulan akhir mengenai data yang didapat. Data merupakan landasan bagi seorang peneliti untuk melakukan tahapan penelitian. Pengumpulan data meliputi teknik dan alat pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode yang memperhatikan tahapan-tahapan dan langkah statistika yang mencakup pemilihan populasi dan penentuan jumlah sampel yang akan diteliti, pemilihan variabel-variabel pengukuran sehingga akan diperoleh kelompok data yang memenuhi tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang diinginkan. Populasi jumlah mahasiswa yang akan diambil datanya adalah seluruh mahasiswa Nusa Mandiri dan mahasiswa Bina Sarana Informatika untuk semua angkatan di tahun 2009. Metode pengambilan sampel dilaksanakan secara purposive sampling, artinya sampel yang diambil adalah mahasiswa yang melakukan registrasi dan yang memetakan kosakata di website. Untuk selanjutnya data tersebut akan diproses dengan metoda statistika berupa penghitungan dan pengujian data menggunakan perangkat lunak komputer (SPSS). Penggunaan perangkat lunak tersebut digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan secara signifikan antara akurasi dan kuantitas kosakata yang dipetakan mahasiswa. Kemudian, sampel mahasiswa yang diambil, diklasifikasikan lagi berdasarkan tingkat semester. Pemetaan vocabulary Online ini dilakukan di website. Mahasiswa diminta untuk masuk di website selama waktu yang ditentukan. Setelah melalukan registrasi, mahasiswa dapat langsung memetakan kosakata sesuai dengan definisi yang sudah ditentukan dalam website tersebut. Mahasiswa melakukan registrasi dan melakukan pemetaan kosakata selama 6 bulan, yaitu Mei s.d. Oktober 2009. Mahasiswa yang melakukan registrasi sejumlah 254 orang termasuk mahasiswa BSI dan Nusa Mandiri. Setelah itu dilakukan pengelompokan, mahasiswa BSI berjumlah 161 sampel, sedangkan Nusa Mandiri sejumlah 48 sampel. Pengklasifikasian kemudian dikelompokkan lagi berdasarkan tingkat semester, dan didapat data mahasiswa semester 1, semester 3, semester 5, dan semester 7 berturut-turut sejumlah 17, 97, 54, 38 sampel. Mahasiswa semester 3 yang terbanyak mengikuti kuis kosakata online ini.
Pengolahan data dengan menggunakan program software SPSS versi 16. Tahap awal, data diolah dengan mencari mean, median, mode dan standar deviasi serta uji Skewness dan Kurtosis. Uji Skewness dan Kurtosis ini ditujukan untuk mengetahui data terdistribusi secara normal. Pengujian ini dihitung rasio antara Skewness dan Kurtosis dengan standar error-nya. Apabila data terdistribusi normal dan jumlah sampel lebih dari 30, maka Korelasi yang dipakai adalah Korelasi Pearson, karena memenuhi asumsi parametrik. Sebaliknya apabila data tidak terdistribusi normal dan jumlah sampel kurang dari 30, maka Korelasi yang dipakai adalah Korelasi Spearman atau Kendall karena memenuhi asumsi non-parametrik (Sujianto, 2009). Data yang tidak terdistribusi normal kemudian diuji normalitasnya lagi dengan menggunakan Uji Non-Parametrik Kolmogorov-Sminov. Nilai Z tiap variabel dinyatakan normal apabila nilainya lebih dari signifikansi p>0.05.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum, nilai korelasi antara Akurasi dan Kuantitas Kosakata berada pada range nilai 0,00 sampai dengan 1,00. Nilai korelasi yang semakin mendekati angka 1,00 maka semakin erat korelasinya. Dengan kata lain, semakin banyak jumlah kosakata yang dikerjakan mahasiswa, maka kosakata yang dipetakan pun semakin tepat jawabannya. Berdasarkan penghitungan dan analisis data yang menggunakan SPSS, beberapa hasil penghitungan adalah sebagai berikut : korelasi untuk kelompok BSI sebesar 0,634. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa korelasi antara Kuantitas dan Akurasi Kosakata kelompok BSI mempunyai korelasi cukup kuat. Dengan jumlah sampel sebesar 161 mahasiswa dan juga merupakan jumlah sampel terbesar dalam pengelompokan di penelitian ini, menunjukkan bahwa korelasi ini pun masuk dalam kategori signifikan. Perlu diketahui bahwa kelompok BSI terdiri atas beberapa akademi dan jurusan. Jadi dalam kelompok ini memungkinkan jurusan non-Bahasa Inggris ikut dalam pemetaan kosakata bahasa Inggris. Oleh karena itu dibandingkan dengan kelompok lain, kelompok BSI mempunyai korelasi yang terendah. Kelompok berikut adalah kelompok NURI. Jumlah sampel sebesar 48 mahasiswa mempunyai korelasi sebesar 0,926. Nilai 89
WANASTRA Vol.I No.2 SEPTEMBER 2010
Korelasi tersebut masuk dalam kategori korelasi yang sangat kuat. Kasus yang sama juga pada kelompok NURI, bahwa kelompok ini terdiri atas mahasiswa nonSastra Inggris, walaupun mahasiswa Sastra Inggris yang masih mendominasi jumlah kepersertaannya. Dominasi kepersertaan mahasiswa Sastra Inggris memungkinkan hasil korelasi tersebut menjadi tinggi. Kelompok selanjutnya diklasifikasikan berdasar tingkat semester. Jumlah sampel kelompok semester 1 sejumlah 17 mahasiswa, sehingga menggunakan penghitungan analisis nonparametrik karena jumlah sampel yang kurang dari 30. Kelompok semester 1 mempunyai nilai korelasi 0,929. Nilai korelasi ini merupakan nilai korelasi yang tertinggi dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menjawab permasalahan bahwa yang mempunyai korelasi tertinggi adalah kelompok semester 1. Hasil penelitian ini didukung oleh fakta bahwa mahasiswa semester 1 mendapat mata kuliah Vocabulary Building sehingga sangat memungkinkan kelompok semester 1 sangat terbantu dalam mengerjakan kuis online ini. Hal menarik lain yang bisa didapat dari kelompok ini adalah walaupun dengan jumlah mahasiswa yang ikut kuis ini hanya 17 orang, namun mempunyai korelasi yang paling tinggi dibanding kelompok semester lain. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas yang dilakukan mahasiswa untuk memetakan kosakata ini sangat baik, baik dari segi kuantitas maupun akurasinya. Sampel kelompok semester 3 sejumlah 97 mahasiswa. Nilai korelasi kelompok ini sebesar 0,834. Apabila dibandingkan dengan hasil korelasi kelompok semester 1, maka korelasi kelompok semester 3 ini lebih rendah. Perlu dikaji penelitian lebih lanjut mengenai alasan tersebut, mengingat bahwa seharusnya mahasiswa semester 3 lebih banyak mempunyai pengalaman belajar bahasa dibandingkan mahasiswa semester 1. Kelompok berikutnya adalah kelompok semester 5 yang berjumlah 54 mahasiswa. Nilai korelasi antara Akurasi dan Kuantitas Kosakata yang didapat bernilai 0,849. Pada kelompok ini nilai korelasi meningkat dibandingkan kelompok semester 3. Korelasi yang meningkat ini menunjukkan bahwa mahasiswa semester 5 lebih mempunyai pengalaman belajar lebih banyak daripada mahasiswa semester 3. Keakurasian mahasiswa semester 5 dalam memetakan kosakata bahasa Inggris lebih
baik dibandingkan mahasiswa semester 3. Di samping itu dari segi kuantitas, mahasiswa semester 5 juga lebih banyak dalam memetakan kosakata bahasa Inggris. Kelompok terakhir adalah kelompok semester 7 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 38 orang. Nilai korelasi untuk kelompok ini sebesar 0,872, meningkat dibandingkan dengan kelompok semester 5. Penelitian kosakata dengan mengelompokkan berdasar institusi memberikan hasil bahwa semakin beragam latar belakang pendidikan mahasiswa, semakin rendah tingkat korelasinya. Mahasiswa BSI yang mengikuti dan memetakan kosakata in berasal dari jurusan Bahasa, Komputer, Komunikasi, Sekretari dan Manajemen. Sedangkan mahasiswa NURI hanya mempunyai dua latar belakang pendidikan Bahasa dan Komputer. Hal ini terlihat pada hasil korelasi keduanya, dimana korelasi kelompok BSI yang lebih rendah dibandingkan kelompok NURI. Penelitian kosakata yang mengelompokkan berdasar tingkat semester menghasilkan bahwa tiap semester nilai korelasi semakin meningkat. Semakin tinggi tingkat semester diharapkan semakin erat pula korelasi antara Kuantitas dan Akurasi Kosakata. Hasil ini ternyata terbukti pada tingkat semester 3, 5 dan 7. Namun yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut adalah bahwa terjadi penurunan nilai korelasi dari semester 1 ke semester 3. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa tingkat akurasi pemilihan kosakata berhubungan erat dengan kuantitas kosakata yang dipilih dalam kuis kosakata online. Semakin banyak kosakata yang dipetakan oleh peserta semakin akurat tingkat kosakata yang benar. Sebaliknya, semakin sedikit kosakata yang dipetakan semakin sempit kemungkinan akurasi kosakata yang dipetakan. Berdasarkan pengklasifikasian kelompok, yaitu kelompok semester 1, 3, 5, dan 7, serta kelompok BSI dan NURI; maka korelasi antara akurasi dan kuantitas kosakata tertinggi ada pada kelompok 1, yaitu sebesar 0,929, yang mengindikasikan korelasi sangat kuat sekali. Korelasi tersebut turun nilainya pada semester 3, namun secara berturut-turut meningkat di semester 5 dan 7.
90
WANASTRA Vol.I No.2 SEPTEMBER 2010
VI. SARAN Sebagai materi dasar dalam pembelajaran bahasa, kosakata merupakan hal terpenting untuk dipelajari, karena empat keahlian berbahasa semuanya membutuhkan kosakata untuk mengaplikasikannya baik Reading, Writing, Speaking maupun Listening. Pemahaman kosakata sebaiknya bukan hanya ditujukan pada kuantitas saja, namun dari segi penggunaan kosakata tersebut dalam kalimat. Artinya selain kuantitas, dalam mempelajari kosakata seseorang harus pula mampu menggunakan kosakata tersebut dalam kalimat, serta mengkaitkan dengan kata lain. Penelitian selanjutnya disarankan bisa lebih fokus pada satu latar belakang pendidikan yang sama. Hal ini akan dapat memberikan kontribusi kepada institusi untuk pengembangan kurikulum bahasa. Namun dapat juga, penelitian bisa lebih diperluas, baik dari segi durasi waktu penelitian maupun jumlah sampel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Allman, Bohdana. 2005. Vocabulary Size and Accuracy of Monolingual and Bilingual Preschool Children. Proceedings of the 4th International Symposium on Bilingualism, ed. James Cohen, Kara T. McAlister, Kellie Rolstad, and Jeff MacSwan, 58-77. Somerville, MA: Cascadilla Press.
Dark, Leigha and Susan Balandin. 2007. Prediction and Selection of Vocabulary for Two Leisure Activities. International Society for Augmentative and Alternative Communication. The University of Sydney, Sydney, Australia Martin-Chang, Sandra Lyn and Odette N. Gould. 2008. Revisiting Print Exposure: Exploring Differential Links to Vocabulary, Comprehension and Reading Rate. Journal of Research in Reading, Volume 31, Issue 3 pp 273–284 Sujianto, Agus Eko. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta : Prestasi Pustaka Susanti, Ratna. 2002. Penguasaan Kosa Kata Dan Kemampuan Membaca Bahasa Inggris. Jurnal Pendidikan Penabur - No.01 / Th.I / Maret 2002 halaman 87-93 Wise, Justin C, Rose A. Sevcik, Robin D. Morris. 2007. The Relationship Among Receptive and Expressive Vocabulary, Listening Comprehension, Pre-Reading Skills, Word Identification Skills, and Reading Comprehension by Children With Reading Disabilities. Journal of Speech, Language, and Hearing Research Vol. 50 page 1093–1109
91