DAFTAR ISI SAMPUL DALAM ....................................................................................... I LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... II PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................... III KATA PENGANTAR .................................................................................. IV PRASYARAT GELAR ................................................................................ V ABSTRAK ................................................................................................... VI ABSTRACT .................................................................................................. VII DAFTAR ISI ................................................................................................. VIII DAFTAR TABEL ......................................................................................... X Bab I. Pendahuluan ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4 Bab II. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 6 2.1 HIV/AIDS ........................................................................................ 6 2.2 Terapi ARV ...................................................................................... 7 2.4 Hipertensi ......................................................................................... 13 2.5 Hipertensi Pada Pasien HIV ............................................................. 14 BAB III. Kerangka Berpikir, Kerangka Konsep, dan Hipotesis .................. 16 3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 16 3.2 Kerangka Konsep ............................................................................. 17 3.3 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 17 BAB IV. Metode Penelitian ......................................................................... 18 4.1 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 18 4.2 Rancangan Penelitian ....................................................................... 18 4.3 Variabel Penelitian ........................................................................... 18 4.4 Subyek Penelitian ............................................................................. 21 4.5 Sampel dan Besar Sampel ................................................................ 22
4.6 Instrumen Penelitian......................................................................... 23 4.7 Cara Pengumpulan Data ................................................................... 24 4.8 Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 25 4.9 Etika Penelitian ................................................................................ 25 BAB V. Hasil dan Pembahasan ................................................................... 26 5.1 Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian ....................................... 26 5.2 Hubungan Karakteristik Subjek dan Hipertensi ............................... 33 BAB VI. Simpulan dan Saran ...................................................................... 39 Daftar Pustaka .............................................................................................. 40 Lampiran
ABSTRAK HUBUNGAN JENIS TERAPI ANTIRETROVIRAL DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN HIV DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH Terapi antiretroviral (ARV) kombinasi merupakan modalitas utama pada pengobatan infeksi HIV dan secara signifikan memberikan prognosis yang baik, namun penggunaan terapi ARV mempunyai banyak komplikasi. Sejak ditemukannya ARV, masalah yang dihadapi pasien HIV tidak hanya dari virus dan infeksi oportunistik yang ditimbulkan, tetapi juga berbagak komplikasi metabolik dan kardiovaskular yang disebabkan oleh ARV (khususnya penggunaan terapi lini dua), seperti hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara jenis terapi ARV dengan hipertensi pada pasien HIV. Penelitian potong lintang yang melibatkan 232 pasien HIV di klinik VCT, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah dalam kurun waktu Maret hingga Juni 2016. Pengumpulan data meliputi jenis kelamin, usia, kadar CD4, stadium klinis (WHO), regimen ARV, durasi penggunaan ARV, dan tekanan darah. Data sekunder diekstraksi dari rekam medis menggunakan formulir pengambilan data. Data dianalisis menggunakan SPSS dengan analisis univariat dan bivariate (uji chisquare). Dari total 232 sampel, 72% adalah laki-laki, dan mayoritas sampel berusia rentang 30-40 tahun (49.1%). Prevalensi hipertensi pada pasien HIV di Klinik VCT Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah adalah 20.8%. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis terapi ARV (lini satu dan lini dua) terhadap hipertensi (p<0.0001). Hubungan yang signifikan antara durasi penggunaan ARV dengan hipertensi (p=0.044) juga dilaporkan. Tidak terdapat hubungan antara kadar CD4 dan stadium klinis dengan hipertensi (p>0.05). Penggunaan ARV lini dua dan durasi penggunaan lebih dari lima tahun terbukti berpengaruh dalam kejadian hipertensi pada HIV. Selain faktor penggunaan ARV, berbagai faktor juga mempengaruhi hipertensi, seperti BMI, merokok, konsumsi alcohol, riwayat stres pada pasien HIV. Penelitian lebih lanjut menggunakan data primer dibutuhkan untuk menghindari bias data dan ketidaksesuaian instrumen pengambilan data.
Kata kunci: terapi antiretroviral, HIV, hipertensi, komplikasi, kardiovaskular
ABSTRACT ASSOCIATION BETWEEN REGIMEN OF ANTIRETROVIRAL THERAPY AND HYPERTENSION AMONG HIV PATIENTS IN SANGLAH GENERAL HOSPITAL Highly Active Antiretroviral Therapy (HAART) is the main modality in HIV infections treatment and significantly to give a good prognostic output, yet the use of HAART had many complications. In the era of HAART, HIV patients’ problems are not only from viral and opportunistic infections, but also cardiovascular disease that are caused by HAART (especially in second-line therapy), such as hypertension. This study was aimed to describe the association between the type of antiretroviral therapy and hypertension among HIV patients. A cross-sectional study who involved 232 HIV patients in VCT Clinic, Sanglah General Hospital from March to June 2016. The collected data include: gender, age, CD4 level, stadium (WHO), ARV regimen, duration of ART, and blood pressure. Secondary data extracted from medical record by extraction form. Data were analyzed using SPSS with univariate and bivariate analysis (chi-square test). From a total 232 samples, 72% were males, and the majority of samples age in range 30-40 years old (49.1%). The prevalence of hypertension among HIV patients in VCT Clinic Sanglah General Hospital is 20.8%. There was significant association between the type of antiretroviral therapy with hypertension (p<0.0001). Significant association between duration using ARV with hypertension also documented (p=0.044). There was no association between the level of CD4 and clinical stadium with hypertension (p>0.05). Antiretroviral therapy second-line and duration of using ARV more than five years showed the effect can cause hypertension among HIV patients. Other factors may cause hypertension that include BMI, smoking, alcohol, and stress factor. Future research needed using primary data to minimize bias in data collecting. Keywords: antiretroviral therapy, HIV, hypertension, complication, cardiovascular
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan masalah kesehatan yang terus menjadi perhatian khusus di seluruh dunia, baik di negara maju maupun negara berkembang. Menurut perkiraan dari WHO dan UNAIDS, saat ini terdapat 35,3 juta orang yang hidup dengan HIV. Pada akhir tahun 2012, sekitar 2,3 juta orang yang baru terinfeksi serta 1,6 juta orang meninggal karena AIDS (WHO, 2013). Data di Indonesia berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan. Lingkungan (Ditjen PP dan PL, 2013) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia jumlah kumulatif infeksi HIV sampai dengan Desember 2013 sebanyak 127.427 orang. Perkembangan kedokteran saat ini Antiretroviral (ARV) yang ditemukan pertama kali pada tahun 1996 merupakan satu-satunya obat yang memberikan manfaat besar dalam pengobatan pada orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). ARV terdiri dari kombinasi agen-agen potensial yang di desain mampu menekan replikasi virus dan menunda timbulnya AIDS. Efek pengobatan secara signifikan dapat meningkatkan harapan hidup pada ODHA (Anderson et al., 2008). Pengobatan ini berhasil menurunkan angka kematian hingga 80-84% di negaranegara berkembang (JOTHI, 2010). Terapi kombinasi ARV dapat menekan replikasi HIV hingga di bawah tingkat yang tidak dapat dideteksi oleh pemeriksaan yang peka, seperti dengan Polymerase Chain Reaction (PCR). Penekanan virus secara efektif ini mencegah timbulnya resistensi virus terhadap obat dan memperlambat progresivitas penyakit, dengan demikian tujuan terapi ARV adalah
untuk menekan perkembangan virus secara maksimal. Penggunaan terapi kombinasi ARV harus dipertimbangkan pada semua pasien. Penggunaan monoterapi hendaknya dihindari karena uji klinis telah menunjukkan bahwa efektivitas regimen menjadi lebih rendah, selain itu penggunaan kombinasi ARV yang hanya terdiri dari dua nukleosida saja hendaknya dihindari karena efektivitas penekanan virus menjadi tidak optimal (Dumond dan Kashuba, 2009). Teknik pemberian obat antiretroviral yang cukup dikenal adalah Highly Active Antiretroviral Therapy (HAART), yang telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pengobatan dan prognosis penyakit HIV dan AIDS. HAART merupakan suatu kombinasi dari agen antiretrovirus yaitu Reverse Transcriptase Inhibitors dan Protease Inhibitor. Strategi penggunaan terapi ini telah memberikan hasil yang sangat progresif dalam mengurangi kecacatan, menekan replikasi virus, dan kematian yang disebabkan oleh infeksi HIV. Oleh karena itu HAART dapat memperbesar harapan hidup dari pasien HIV. Meskipun penggunaan HAART dapat meningkatkan harapan hidup dari pasien HIV dan AIDS kendala yang dihadapi adalah berbagai manifestasi komplikasi akibat penggunaan jangka panjang, salah satunya adalah penyakit degeneratif, khususnya penyakit kardiovaskuler (Manner, 2014). Penyakit kardiovaskular masih menjadi penyumbang terbesar dalam morbiditas dan mortalitas sebagai penyakit degeneratif pada populasi umum. Di negara berkembang maupun negara maju prevalensinya telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Hipertensi merupakan salah satu dari faktor risiko terbesar penyakit kardiovaskular (Manner, 2014).
Prevalensi hipertensi akibat penggunaan HAART jangka panjang pada penderita HIV didapati sebesar 20 % - 25 % dalam decade. Laporan terkini pada HAART menunjukkan peningkatan tekanan darah dan juga berhubungan dengan pengguna terapi protease inhibitor (PI) yang memicu lipodistrofi dan sindroma metabolik, dengan prevalensi sebesar 74% (Socio et al, 2013). Pada penelitian Ingjerd W Manner pada tahun 2013 di Oslo, terapi ARV pada penderita HIV secara signifikan mempengaruhi peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah juga berhubungan siginifikan dengan lama menggunakan ARV, jenis ARV, lama menderita HIV, dan jumlah CD4. (Manner et al, 2013) Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan masih sedikitnya data yang ada, khususnya di Indonesia, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini guna memberikan gambaran penyakit hipertensi pada penderita HIV setelah mendapatkan pengobatan HAART. Dalam penelitian ini akan dibahas hubungan antara berbagai faktor risiko yang berperan dalam kejadian hipertensi pada pasien HIV.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apakah terdapat hubungan antara penggunaan terapi ARV lini pertama dan lini kedua terhadap hipertensi pada pasien HIV/AIDS di Poliklinik VCT RSUP Sanglah?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara jenis terapi ARV terhadap hipertensi pada pasien HIV/AIDS di Poliklinik VCT RSUP Sanglah 1.3.2. Tujuan khusus a. Mengetahui prevalensi hipertensi pada pasien HIV/AIDS yang sedang menjalani terapi ARV di Poliklinik VCT RSUP Sanglah b.
Mengetahui hubungan antara durasi penggunaan ARV terhadap hipertensi di Poliklinik VCT RSUP Sanglah
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat akademik Manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini adalah dapat memberikan informasi secara ilmiah mengenai prevalensi hipertensi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pasien HIV/AIDS yang sedang menjalani terapi ARV pasien HIV/AIDS yang sedang menjalani terapi ARV. 1.4.2 Manfaat praktis a.
Dapat digunakan sebagai langkah untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa, pasien, dan masyarakat.
b.
Hasil penelitian ini dapat dipakai dalam pemberian konsultasi, informasi, edukasi (KIE) kepada pasien dengan HIV/AIDS sebagai pencegahan dari penyakit degeneratif.
c.
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan dapat dipakai sebagai data dasar untuk pengembangan penelitian selanjutnya mengenai penyakit
metabolik khususnya hipertensi yang harus diwaspadai pada pasien dengan HIV/AIDS.