BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini uraian difokuskan pada: Metode Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Instrumen dan Pengumpulan Data, dan Teknik Pengolahan Data. A. Metode Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan Model Computer Assisted Language Learning (CALL) untuk meningkatkan kompetensi vocabulary siswa dalam pembelajaran speaking pada mata pelajaran bahasa Inggris di jenjang MTsN. Sehubungan dengan itu, pendekatan penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R & D), dengan mengacu pada langkah-langkah yang dikemukakan oleh Borg & Gall (1979:626), dalam bukunya "Educational Research". Langkah-langkah tersebut secara umum diuraikan sebagai berikut: 1. Research and information collecting atau penelitian dan pengumpulan informasi, yang termasuk di dalamnya review literature serta observasi yang dilakukan di kelas. 2. Planning (perencanaan), termasuk di dalamnya menentukan tujuan, menetapkan urutan pembelajaran, dan uji kemungkinan dalam skala yang kecil/terbatas. 3. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk produk pendahuluan, yang di dalamnya mencakup persiapan materi pembelajaran, dan bahan ajar yang digunakan dan evaluasi. 4. Prelimenary field testing atau uji coba pendahuluan dengan melibatkan sekolah dalam jumlah terbatas (satu hingga tiga sekolah). Pada bagian ini dilakukan
analisis data berdasarkan angket subjek penelitian, hasil wawancara, dan observasi. Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Main product revision (revisi terhadap produk utama), yang dalam hal ini didasarkan atas hasil uji coba pendahuluan. 6. Main field testing yang berarti uji coba utama, dengan melibatkan sekolah dalam jumlah yang lebih banyak. Data kuantitatif beropa pretest dan posttest. Untuk hal kegiatan ini apabila memungkinkan hasil tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol. 7. Operational product revision yaitu berupa revisi atau kajian ulang terhadap produk-produk operasional yang dilakukan berdasarkan pada hasil uji coba utama. 8. Operasional field testing adalah uji coba operasional, yang melibatkan sekolah dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Selanjutnya pada Iangkah ini dikumpulkan data angket, observasi, dan hasil wawancara untuk kemudian dianalisis. 9. Final product revision artinya revisi terakhir pada bagian produk yang dihasilkan, dengan berdasarkan pada hasil uji coba operasional pada sekolahsekolah tersebut. 10. Dissemination and distribution atau disseminasi dan distribusi, dimana pada Iangkah ini dilakukan penyebarluasan dengan monitoring sebagai kontrol terhadap kualitas produk. Dengan berpedoman pada langkah-langkah di atas, maka berikut ini adalah penjelasan prosedur penelitian dan pengembangan dalam bentuk bagan pengembangan model CALL untuk meningkatkan kompetensi vocabulary siswa dalam pembelajaran speaking.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
MULAI
PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA AWAL
-
Penelitian dan pengumpulan data awal Penyusunan proposal penelitian
-
Penyusunan hasil penelitian pendahuluan
PERENCANAAN
-
Perencanaan materi pembelajaran Perencanaan produk
PEMBUATAN PRODUK AWAL
-
Produksi CD – ROM Pembelajaran
1.
Evaluasi teman sejawat Pendidikan computer Komunikasi visual Teknologi informasi Evaluasi pakar Pendidikan computer Komunikasi visual Teknologi informasi
UJI COBA AWAL
EVALUASI TEMAN SEJAWAT
2. EVALUASI TEMAN SEJAWAT
PERBAIKAN PRODUK AWAL
UJI COBA TERBATAS UJI COBA AWAL
PERBAIKAN PRODUK UJI COBA LUAS
PERBAIKAN PRODUKSI OPERASIONAL
EVALUASI PRAKTISI
1. Uji coba terbatas pada MTsN Ciruas terhadap 37-40 siswa 2. Uji coba lebih luas Pada 114 siswa di tiga sekolah yaitu : MTsN Cikeusal, MTsN Padarincang dan MTsN Serang
HASIL AKHIR
-
Perbaikan produk Evaluasi praktisi 1. Pendidikan computer 2. Komunikasi visual 3. multimedia
Bagan 3.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan Pembelajaran CALL
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Computer Assisted Language Learning (CALL) secara lebih rinci prosedur tahapan proses dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Awal. Dalam tahap ini dilakukan identifikasi perkiraan kebutuhan, mempelajari literatur dan meneliti dalam skala kecil. 2. Perencanaan. Setelah mempelajari literatur selengkapnya dan memperoleh informasi yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah merencanakan pembuatan produk. Aspek yang penting dalam perencanaan adalah peryataan tujuan yang harus dicapai pada produk yang akan dikembangkan. 3. Pembuatan Produk Awal. Setelah inisiasi dalam perencanaan lengkap, langkah utama dalam tahapan R&D adalah membuat bentuk awal produk pembelajaran yang dapat diuji coba Dalam tahap pengembangan produk ini termasuk pembuatan instrument untuk mendapatkan umpan balik dari pengguna. Sebelum uji coba dilaksanakan, diperlukan tanggapan dan saran dari teman sejawat dalam bidang yang berkaitan yaitu pendidikan komputer, komunikasi visual dan teknologi informasi 4. Uji Coba Awal. Setelah produk awal selesai dilakukan uji coba awal yaitu evaluasi pakar yang berkaitan dengan
bidang pendidikan komputer, komunikasi visual, dan
teknologi informasi.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Perbaikan Prodnk Awal. Setelah dilakukan uji coba awal, tahap berikutnya adalah perbaikan produk sesuai dengan data yang diperoleh dari uji coba awal. Saran dari pakar digunakan untuk menyempurnakan produk. 6. Uji Coba Lapangan. Setelah produk awal diperbaiki sesuai dengan saran dari pakar pendidikan komputer, komunikasi visual dan teknologi informasi, dilaksanakan uji coba lapangan untuk mendapatkan evaluasi atas produk. Kuesioner dibuat untuk mendapatkan umpan balik dari siswa dan guru bahasa Inggris dan TIK. Wawancara mendalam dilakukan terhadap beberapa orang siswa selama dalam tahap uji coba. 7. Perbaikan Produk Operasional. Setelah dilakukan uji coba lapangan, tahap berikutnya adalah mempelajari apakah produk pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan yang ditentukan sebelumnya. Data yang diperoleh pada uji coba tersebut dianalisis, dan pengembang melakukan perbaikan yang diperlukan. Perbaikan Produk Operasional yang menghasilkan tutorial pembelajaran dalam bentuk CD-ROM dan dapat digunakan oleh siswa untuk belajar bahasa Inggris. Tahap ke-8 Uji Coba Operasional, Tahap ke-9 Perbaikan Produk Akhir, dan Tahap ke-10 Deseminasi Nasional tidak dilakukan. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tahap ke-1 sampai tahap ke-7, sesuai dengan kebutuhan pada materi pelajaran bahasa Inggris di MTsN.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Lokasi das Subjek Penelitian Produk dari pengembangan model CALL dalam pembelajaran bahasa Inggris ini, diharapkan akan menjadi bahan rujukan bagi pelaksanaan pembelajaran speaking di MTsN, khususnya di wilayah Serang. Merujuk pada tujuan penelitian, maka penentuan sekolah sebagai lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan cara non-probability sampling, dimana pengambilan sampel dari populasi, ditentukan oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan, atau tidak menggunakan dasar peluang. (Sudjana. 2001: 85). Salah satu teknik pengambilan sample yang dilakukan adalah teknik purposive dengan mempertimbangkan letak dan lokasi sekolah serta kelompok sekolah. Dalam hal ini untuk memenuhi keterwakilan diambil 4 (empat) sekolah dari sejumlah 7 MTsN yang ada, yaitu sekolah dengan kriteria Baik. Mengacu pada permasalahan dan ruang lingkupnya, maka yang dijadikan subyek penelitian pada uji coba terbatas model adalah guru bahasa Inggris dan siswa kelas VII (Tujuh) pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciruas Kabupaten Serang, sebagai sekolah rintisan ICT School Model Tahun Pelajaran 2009/2010. Selanjutnya untuk keperluan uji coba model secara lebih luas ditetapkan 3 (tiga) sekolah yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Serang, dengan mempertimbangkan karakteristik, homogenitas dan heterogenitas hasil studi pendahuluan.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berikut adalah daftar sekolah yang menjadi subjek penelitian Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian untuk Uji Coba Model Klasifikasi dan Kriteria Baik
Sekolah dan Lokasi MTsNCiruas
Keterangan / Keperluan Uji Coba Terbatas
MTsN Serang
Uji Coba Luas
Cukup
MTsN Padarincang
Uji Coba Luas
Kurang
MTsN Cikeusal
Uji Coba Luas
Baik
Lebih jauh lagi, penelitian ini difokuskan pada hal-hal sebagai berkut: a. Siswa yang diteliti pada uji terbatas ini adalah siswa pada kelas VTI MTsN Ciruas Kabupaten Serang . Hal ini dilakukan berdasarkan pada pertimbangan bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah tumbuh yang potensial, dimana pada saat ini sedang melaksanakan program rintisan ICT School Model yang manajemen
operasionalnya
dibantu
dan
diawasi
oleh
Kandepag
Kabupaten/Kota Serang serta Kanwil Depag Provinsi Banten. b. Siswa yang diamati pada uji lapangan untuk skala yang lebih luas pada penelitian ini adalah siswa kelas VII pada 3 (tiga) MTsN di Wilayah Serang dengan mempertimbangkan klasifikasi dan karakteristik sekolah, termasuk letak dan lokasi sekolah, yaitu pada MTsN Cikeusal Kabupaten Serang. Uji coba lapangan selanjutnya dilakukan di MTsN Padarincang Kabupaten Serang. Pada uji coba dalam lingkup yang lebih luas ini juga dilaksanakan di sekolah potensial dan unggulan daerah yaitu MTsN Serang Kota Serang.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sebelum instromen ini digunakan terlebih dahulu dikonsultasikan substansi maupun efektifitasnya, dan selanjutnya dilakukan peniiaian serta rekomendasi keterpakaiannya dari dosen pembimbing serta pakar pendidikan. Berdasaikan konsultasi dan dari basil peniiaian terhadap instrumen tersebut diperoleh beberapa perbaikan dan sekaligus direkomendasikan seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Hasil Penilaian Instrumen Penelitian No
Instrumen
1
Pedoman Wawancara untukGuru
2
Pedoman Wawancara untuk Siswa Angket untuk Guru Angket untuk Siswa
3
Perbaikan dan Rekomendasi Substansi tidak terlalu Iuas dan lebih fokus pada pembelajaran Bahasa Inggris, dan implementasinya. Pedoman diganti Panduan. Pertanyaan lebih sederhana agar mudah dimengerti, terarah pada substansi masalah. Pertanyaan lebih singkat, tidak menimbulkan keraguan jawaban. Ada pertanyaan tingkat motivasi dan beri opsi jawaban pendapat guru Pilihan jawaban agar lebih jelas dan singkat
4
C. Instrumen dan Pegumpulan Data Model pembelajaran Computer Assisted Langauage Learning (CALL) akan diterapkan pada subyek penelitian sebagai sumber data selama tahap evaluasi teman sejawat, uji eoba awal, uji coba terbatas, uji coba luas, dan evaluasi dari praktisi. Tahap pertama adalah evaluasi dari teman sejawat yang dilakukan selama produksi hampir selesai. Uji coba awal berupa evaluasi pakar yang memiliki disiplin ilmu pendidikan komputer, komunikasi visual dan teknologi informasi. Pada tahap uji coba terbatas diterapkan model pembelajaran dengan komputer. Setelah mendapatkan data dan umpan balik, dilakukan perbaikan atas model tersebut. Selanjutnya dilakukan uji coba luas terhadap produk yang telah diperbaiki. Tahap terakhir adalah evaluasi dari praktisi yang memiliki disipiin dan keterampilan sesuai dengan produk, yaitu pendidikan komputer, komunikasi visual
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan multimedia. Pengumpulan data dilakukan dengan wawaneara dan kuesioner, dengan rincian sebagai berikut: 1. Kuesioner. Kuesioner menggunakan pertanyaan open ended untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat yang mendukung teori, informasi kebutuhan untuk pengembangan model, informasi apakah siswa dapat melakukan perintah yang terdapat dalam model pembelajaran Computer Assisted Language Learning (CALL), serta penilaian atas kualitas model pembelajaran yang dikembangkan. 2. Wawaneara. Dalam penelitian dilakukan wawaneara dengan pertanyaan open ended sehingga responden dapat memberikan informasi yang tidak terbatas dari berbagai perspektif. Wawaneara mendalam diperlukan untuk memperoleh data tentang proses belajar vocabulary dalam pembelajaran speaking. Semua wawancara dibuat transkrip dan disimpan dalam dokumen teks. 3.
Pengamatao. Pangamatan untuk memperoleh data tentang proses dan pembelajaran speaking di dalam laboratorium komputer. Pengamatan memerlukan ketelitian untuk mendengarkan dan perhatian yang hati-hati dan terinci pada apa yang dilihat. Tahap perencanaan dan pengembangan model serta uji coba lapangan dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan (Action Research).
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dalam pelaksanaanya penelitian tindakan ini dilakukan mengikuti langkahlangkah menurut teori Kemmis dan Mc Taggart (Hopkins, 1993), yang terdiri atas: 1.
Perencanaan (Plan)
2. Pelaksanaan (Act) 3.
Pengamatan (Observe)
4.
Refleksi (reflect). Kegiatan pada komponen-komponen tahap penelitian tersebut adalah berupa
siklus, dimana antar tahap satu dengan lainnya saling berkaitan secara berkesinambungan. Adalah juga menjadi tolak ukur untuk kelanjutan penelitian ini. Adapun siklus penelitian tersebut digambarkan seperti pada bagan dibawah ini: Orientasi
Reflect
Act
Observe Dst Revised Plan
Reflect
Act
Observe
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bagan 3.2 Model Siklus Penelitian Tindakan (Diadopsi dari Model Spiral Kemmis &Taggart) Prosedur kegiatan pada penelitian tindakan ini dilaksanakan sebagai langkahlangkah penelitian untuk mendeskripsikan mengenai proses pembelajaran CALL melalui beberapa putaran kegiatan sampai diperoleh kondisi stabil. Mengenai tahapan komponen penelitian tindakan ini lebih jelas didesknpsikan sebagai berikut: a. Tahap orientasi, yaitu dilakukan sebagai studi pendahuluan sebelum pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini meliputi pengamatan lingkungan, kegiatan pembelajaran, wawancara dengan stakeholders di MTsN. b. Pada perencanaan (plan), yaitu kegiatan menyusuhan rencana tindakan yang akan dilakukan di MTsN kelas VII. Pada tahap ini dilaksanaan observasi terhadap pokok bahasan, buku sumber, tempat dan waktu pelaksanaan, persiapan pembelajaran, kriteria penilaian, dan fasilhas yang digunakan. c. Tahap pelaksanaan / tindakan (act), yaitu implementasi kegiatan pembelajaran speaking di kelas VII MTsN, dengan model CALL yang direncanakan dalam tiga siklus pembelajaran, dimana pada siklus ke-empat diharapkan pembelajaran tersebut berada pada kondisi stabil
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d.
Berkenaan dengan implementasi, maka dilakukan pengamatan (observe), yaitu kegiatan dalam mengenali, mengamati, dan mendokumentasikan (mencatat /merekam) proses, pengaruh, dan hasilnya.
e. Tahap terakhir dari siklus adalah refleksi (reflect), yaitu menganalisis rencana yang belum terlaksana dan telah dilaksanakan secara terpadu antara objek dan subjek kegiatan untuk ditindaklanjuti pada siklus berikutnya. D. Teknik Pengolahan Data
Seperti uraian di atas bahwa penelitian ini difokuskan pada tiga tahapan proses, yaitu studi pendahuluan, perencanaan dan pengembangan model, serta uji coba draff model yang mencakup uji lapangan pada skala terbatas dan uji lapangan pada skala yang lebih luas, dengan melakukan pengujian pada tingkat efektivitas model pembelajaran yang dikembangkan. Data yang diperoleh pada tahap studi pendahuluan ini meliputi sejumlah dokumen yang terkait dengan program pembelajaran seperti: silabus mata pelajaran, program tahunan, program semester, kriteria ketuntasan minimal, rencana pelaksanaan pembelajaran. Data yang diperoleh melalui kuesioner yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran sebelum uji coba model meliputi: kondisi objektif guru, siswa, dan faktor-faktor pendukung maupun penghambat implementasi pembelajaran speaking dengan pendekatan CALL. Selanjutnya data tersebut diahalisis dalam bentuk paparan naratif melalui beberapa tahap berikut : 1. berdasarkan hasil analisis dokumen, dipilih materi pembelajaran yang
akan dikembangkan dalam model. 2. mengklasiftkasi data hasil angket (kuesioner) agar sesuai konteksnya yaitu
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
data yang berkaitan dengan kondisi objektif pelaksanaa pembelajaran saat ini dan setelah pengembangan model, serta faktor pendukung maupun penghambat dalam implmentasi model pembelajaran speaking dengan pendekatan CALL. Sejumlah data yang diperoleh pada tahap uji coba terbatas serta uji coba pada skala lebih luas antara lain meliputi: 1. hasil observasi pelaksanaan pembelajaran speaking yang dilakukan oleh guru. 2. skala penilaian pelaksanaan model pembelajaran CALL. 3. tes hasil belajar siswa, dimana data tersebut dianaiisis melalui tahapan reduksi data, pemaparan data, dan verifikasi data. Ketiga proses tersebut difokuskan untuk penyempurnaan serta penyesuaian model pembelajaran yang diinginkan. Pada tahap reduksi data dianaiisis melalui proses editing, pemfokusan dan mengabstraksikannya menjadi informasi yang lebih bermakna. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner, wawancara, dan self reflection diklasifikasikan berdasarkan kelompok-kelompok sebagai berikut : 1. kesulitan guru mengimplementasikan program serta upaya untuk mengatasinya. 2. kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran serta upaya untuk mengatasinya. Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner diklasifikasikan berdasarkan penggolongan kesamaan pendapat siswa dan guru mengenai efektivitas model dalam meningkatkan minat, motivasi, dan sikap terhadap model yang dikembangkan. Paparan data dilakukan dengan menampilkan data secara lebih sederhana dalam berbagai representasi seperti: 1. tabulasi data hasil pengisian kuesioner dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berikut prosentasenya. 2. deskripsi secara grafis dalam bentuk histogram, dan 3. paparan deskriptif-naratif yang menjelaskan tabel dan grafik yang diperlihatkan, serta data-data lain hasil observasi, skala penilaian, dan selfreflekcion yang telah direduksi untuk mendukungnya. Inti dari proses analisis data ini akan mengkaji keterkaitan antara hasil kajian teori mengenai metode CALL dan implementasinya dalam kedua tahap ujicoba. Dalam rangka menguji tingkat efektivitas model pembelajaran yang telah dikembangkan, dilakukan dengan cara mengevaluasi hasil pembelajaran dengan menganalisis antara nilai siswa sebelum pembelajaran {pretest) dan nilai siswa setelah pembelajaran {postest). Pengolahan data yang dilakukan adalah perbandingan rata-rata antara nilai pretest dengan postest dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan desain The Matching Control Group Pretest- Postest. Untuk lebih jelas hal ini dapat ditunjukkan pada tabel
berikut:
(Sukmadinata, 2006: 188) Tabel 3.3 The Matching Control Group Pretest- Postest. Kelompok
Pretest
Perlakuan
Pascates
Esperimen
0
VII
0
Kontrol
0
-
0
Untuk mengukur tingkat efektivitas model yang dikembangkan dilakukan pengujian melalui uji t dengan membandingkan dua buah rata-rata, yaitu: 1. Uji perbedaan dua buah rata-rata yang berkorelasi (pretest dan posttest)
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Uji perbedaan dua buah rata-rata yang tidak berkorelasi (pretes-pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, serta postest-postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol). Keperluan pengujian sejumlah data yang diperoleh tersebut dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Kemudian langkah berikutnya adalah menafsirkan dan menyimpulkan data untuk memproyeksikan sebuah draf model pembelajaran hasil penelitian yang sesuai untuk diimplementasikan. Prosedur ini diupayakan melalui kajian uiang pada semua paparan data yang diperoleh melalui setiap analisis dari proses penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan, terdiri atas 7 (tujuh) bagian yaitu sebagai berikut: Bagian pertama memuat hasil penelitian dan pengumpulan data awal. Bagian kedua
menyajikan deskripsi perencanaan pembelajaran tentang
pengembangan model CALL (Computer Assisted Language Learning). Bagian ketiga mendeskripsikan mengenai pembuatan produk awal tentang pengembangan model CALL (Computer Assisted Language Learning) yang dapat meningkatkan kompetensi Vocabulary dalam pembelajaran speaking. Bagian keempat mendeskripsikan mengenai hasil uji coba model secara terbatas yang dilakukan di MTsN Ciruas dan mencakup pandangan serta kegiatan siswa selama pembelajaran dengan metode CALL, pandangan dan kegiatan guru selama pembelajaran dengan metode CALL, faktor pendukung serta penghambat pembelajaran dengan metode CALL untuk meningkatkan kompetensi Vocabulary dalam pembelajaran speaking. Bagian kelima mendeskripsikan mengenai perbaikan produk awal tentang pengembangan model CALL (Computer Assisted Language Learning) yang dapat meningkatkan kompetensi Vocabulary dalam pembelajaran speaking. Bagian keenam mendeskripsikan mengenai hasil uji coba lapangan yang mencakup pandangan serta kegiatan siswa selama pembelajaran dengan metode CALL, pandangan dan kegiatan guru selama pembelajaran dengan metode CALL, faktor pendukung serta penghambat pembelajaran dengan metode CALL untuk meningkatkan kompetensi Vocabulary dalam pembelajaran speaking, yang dilakukan di tiga sekolah Kabupaten dan Kota Serang yaitu MTsN Cikeusal, MTsN Padarincang dan MTsN serang. Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bagian ketujuh mendeskripsikan tentang perbaikan produk oprasional model Computer Assisted Language Learning (CALL)
A. Hasil Penelitian dan Pengumpulan Data Awal 1. Deskripsi Subjek Penelitia Penelrtian dilaksanakan di empat Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) yang berada di wilayah kabupaten dan kota Serang. MTs Negeri Ciruas Kabupaten Serang dipilih sebagai sekolah subjek penelrtian pada uji coba terbatas. Hal ini didasarkan pada pertimbangan tentang eksistensnya di dunia pendidikan selama 15 tahunan dan dinilai telah cukup dewasa untuk dapat berprestasi dibidang akademik maupun non akademik. Sebagai Madrasah yang pertama berdiri di daerah timur kabupaten Serang, saat ini telah dan sedang bergeliat untuk menmgkatkan prestasinya diberbagai bidang. Meskipun sekolah ini berada sekitar 10 km dari Kota Serang, cukup jauh dari Pusat Pemerintahan Privinsi Banten. Tepatnya di Jalan raya Ciptayasa Pontang No. 250 Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang. Dibidang akademik telah banyak mengantarkan para siswanya berhasil masuk ke SMA/MA favorit, baik melaluai ujian tulis maupun melalui jalur khusus. Saat ini sedang mengembangkan program rintisan School Model dengan bantuan pemerintah dimulai tahun pembelajaran 2009/2010. Kegiatan ini juga dilakukan penelitian di tiga sekolah lain. Pada institusi pendidikan ini dilaksanakan uji coba lapangan (lebih luas), yaitu pertama di MTs Negeri Cikeusal Kabupaten Serang yang terletak di Jalan Raya PanosoganCikeusal, wilayah Kecamatan Cikeusal, berbatasan langsu ng dengan Kecamatan Petir. MTs Negeri Cikeusal pada awal berdirinya merapakan MTs Swasta yang mengalami penegrian tahun pelajaran 2005/2006. Meskipun usianya yang relatif muda, sekolah ini terus berbenah diri dan berupaya untuk mensejajarkan diri Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan sekolah lain yang telah lebih dulu berkembang. Hasil akreditasi sekolah yang dilaksanakan pada Tahun 2008 berhasil menyamai kualitas MTs Negeri Ciruas secara umum dengan mendapat predikat B. Bersamaan dengan MTs Negeri Ciruas, pada Tahun Pelajaran 2009/2010 MTs Negeri Cikeusal juga mulai merintis Madrasah Standar Nasional untuk satu kelas di kelas VII dari 12 rombongan belajar yang ada. Penelitian uji coba lebih luas kedua dilakukan di MTs Negeri Padarincang Kabupaten Serang yang memiliki jumlah rombongan pelajar cukup banyak, yaitu 30 kelas. Sekolah ini merupakan sasaran program pertama di Serang untuk Madrasah Katagori Model (MKM) yang mulai dicanangkan pada Tahun Pelajaran 2005/2006. Sekolah dengan luas lebih dari dua hektar ini, terletak di wilayah barat Kabupaten Serang di jalan Raya Ciomas-Padarincang, merupakan tempat yang nyaman sekali untuk berkembangnya sarana pendidikan dan kondisi yang kondusif untuk terselenggaranya proses pembelajaran. Berbagai prestasi telah banyak diraihnya, seperti prestasi dibidang seni, keagamaan, olah raga yang sering berjaya di even-even kegiatan siswa atau tumamen-tumamen terbuka lainnya. Dan tak ketinggalan pula prestasi akademiknya, dengan meluluskan para siswa berprestasinya di berbagai SMA/MA terkenal.
Uji coba lapangan (lebih luas) terakhir dilaksanakan di MTs Negeri Serang, yang berada di tengah kota Serang, tepatnya di Jalan Bayangkara. Merupakan madrasah tertua di Serang. Hingga saat ini masih menjadi madrasah favorit dengan prestasi akademik paling unggul dibandingkan dengan semua madrasah yang ada di wilayah Serang dan sekitarnya. Madrasah tersebut dirintis sebagai Madrasah Berstandar Unggul (RMBU) pada Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan menerapkan tint teaching di dikelas Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang memanfaatkan multimedia dan sumber belajar internet dalam pembelajarannya. Pada dasarnya hal ini semua didukung oleh sarana dan fasilitas yang memadai untuk terselenggaranya proses pendidikan (pembelajaran) yang maju, berkembang serta berkualhas. Setiap tahunnya mendidik siswa lebih dari 800 orang yang dibagi atas 25 rombongan reiajar. Sebagian besar gurunya telah relatif lama berkiprah serta berpengalaman dibidang pendidikan dan pengajaran. Para staff pengajar bahasa Inggris di madrasah-madrasah tempat penelitian ini terutama yang menjadi guru sebagi subjek penelitian, umumnya sebagai guru senior disekolah tersebut dan telah lama mengajar di jenjang MTs. Memiliki kualifikasi pendidikan S-l dan S-2 (Sarjana Pendidikan bahasa Inggris), dengan kompetensi didaktik akademik yang dapat diandalkan, selain keiengkapan fasilitas yang cukup memadai untuk memajukan potensi, kuaiitas pembelajaran maupun pengembangan bidang pendidikan. Untuk informasi lebih lengkap diperoleh dari angket yang disebarkan untuk enam orang guru bahasa Inggris, maka diperoleh latar belakang responden di sekolah tempat penelitian yang secara umum digambarkan pada tabel 4.1 berikut:
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.l Latar Belakang Responden (Guru bahasa Inggris) Guru
Pendidikan
Pemgalaman
Mengajar
Terakhir
Mengajar
bahasa 3 Tahun Inggris 3 Tahun KlsVn 5 Tahun
Sekolah
A B
S-2 S-1
C
S-1
6Tahun Bahasa 3Tahun Inggris 6Tahun
MTs N Ciruas MTs N Ciruas
D
S-1
8Tahun
6 Tahun
MTs N Padarincang
E
S-1
20 Tahun
10 Tahun
MTs N Padarincang
F
S-1
22 Tahun
22 Tahun
MTs N Serang
MTs N Cikeusal
Pada empat sekolah tempat uji coba terbatas dan uji coba lebih luas, masing-masing ditentukan satu rombongan belajar (40 siswa) kelas VII sebagai kelompok eksperimen, sehingga diperoleh populasi sebanyak 160 siswa. Untuk bahan perbandingan, pada sekolah tempat uji coba lebih mas, direkomendasikan juga masing-masing satu rombogan belajar sebagai kelompok kontrol. Akan tetapi berdasarkan pertimbangan homogenitas populasi, efektifitas, dan efesiensi, maka dari populasi sejumlah 160 siswa tersebut diambil lebih dari 50 % pupulasi, yaitu sebanyak 80 siswa sebagai responden angket penelitian, untuk keperluan pengambilan informasi dan pengoiahan data. Hal ini merujuk kepada teori sampling kuota dengan konsep non probability sampling (Riduan, 2004:61-65). 2. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajarau Bahasa Inggris. a. Pandasgaa dan Kegiataa Beiajar Siswa Pandangan
siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris,
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ditunjukkan berdasarkan latar belakang motivasi serta minat untuk mengikuti proses kegiatan tersebut. Seperti terlihat pada table di bawah, bahwa minat siswa dalam beiajar bahasa Inggris yaitu mencapai 103 siswa yang menyukai pelajaran bahasa Inggris dari 114 siswa atau mencapai 90,35 %. Selebihnya yaitu 11 siswa atau 9,64 % yang tidak menyukai pelajaran bahasa Inggris. TABEL 4.2 MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN BAHASA INGGRIS NO 1.
2.
3.
VARIABEL/ INDIKATOR Minat siswa dalam mata pelajaran bahasa inggris Jumlah Alasan siswa menyukai mata pelajaran bahasa inggris
Jumlah Alasan tidak menyukai mata pelajaran bahasa inggris
Jumlah
a. b.
ALTERNATIF JAWABAN Ya Tidak
F
%
103 11
90,35 9,64
114 a. Pelajarannya menarik b. Pembelajarannya menyenangkan c. Gurunya baik d. Merasa tertantang e. Bahasa inggris banyak manfaatnya a. Pelajarannya susah b. Banyak menterjemahkan c. Pelajarannya membosankan d. Gurunya galak e. Bahasa inggris tidak ada manfaatnya
10
12,05
17
20,48
10 5 41 83 13 11 0 52
12,05 6,02 49,40 41.94 35,48 0 16,13 6,45
31
Dari 83 siswa yang menyukai terhadap mata pelajaran bahasa Inggris, alasan mereka bervariasi yaitu, 10 siswa atau 12.05 % menganggap bahwa
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pelajarannya
menarik,
17
siswa
atau
20,48
%
merasakan bahwa
pembelajarannya menyenangkan, 10 siswa atau 12,05 % menilai gurunya baik, 5 siswa atau 6.02 % merasa tertantang dan 41 siswa atau 49,40 % berpendapat bahwa bahasa Inggris banyak manfaatnya. Sedangkan dari 31 siswa yang tidak menyukai peiajaran bahasa Inggris beralasan bahwa pelajarannya susah sebanyak 13 orang atau 41,94 %, tak seorangpun
yang
menyatakan
pelajarannya
membosankan,
banyak
menterjemahkan sebanyak 11 siswa atau 35,48 %, gurunya galak sebanyak 5 siswa atau 16,13 % dan yang menganggap bahwa pelajaran bahasa Inggris tidak ada manfaatnya
sebanyak 2 siswa atau 6,45 %.
Untuk mengetahui cara belajar siswa dan metode yang digunakan guru dari 114 siswa bisa dilihat pada table berikut TABEL 4.3 METODE YANG DIGUNAKAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS NO 1.
2.
VARIABEL/ INDIKATOR Cara belajar yang paling sering digunakan dalam mata peiajaran bahasa inggris Jumlah Metode yang paling sering digunakan guru anda dalam pembelajaran bahasa inggris Jumlah
a. b. c. d. e.
ALTERNATIF JAWABAN Diterjemahkan Dihafalkan Dipraktekkan Diulang-ulang Dibuat catatan
a. b. c. d. e.
Ceramah Diskusi Siswa aktif Bermain peran Banyak metode
F
%
34 51 8 7 14 114 5 8 6 14, 81 114
29,82 44,74 7,01 6,14 12,28 4,38 7,01 5,26 12,28 71,05
Terdapat variasi cara belajar bahasa Inggris para siswa yaitu sebanvak 34 siswa (29,82 % ) dengan eara menteriebmahkan, 51 siswa (44,74 % ) Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menghapalkan , 8 siswa (7,01 % ) mempraktekan, 7 siswa (6,14 % ) mengulangulang dan sebanyak 14 siswa (12,28 % ) dengan cara membuat catatan. Dari 114 siswa menilai metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Inggris yaitu terdapat 5 siswa (4,38 % ) yang menjawab bahwa metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah ceramah sedangkan yang lainnya, 8 siswa (7,01 %) menjawab diskusi, 6 siswa (5,26 % ) menjawab siswa aktif, 14 siswa (12,28 % ) bermain peran sedangkan sisanya sebanyak 81 siswa (71,05%) menjawab banyak metode ( bervariasi). Adapun pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bahasa Inggris bisa dilihat pada table berikut TABEL 4.4 PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN NO 1.
VARIABEL/ INDIKATOR Siswa dapat mengikuti materi pembelajaran bahasa inggris yang diajarkan
ALTERNATIF JAWABAN a. b. c.
Ya, selalu Kadang-kadang tidak
Jumlah
2.
Alasan siswa dapat mengikuti mated pelajaran
Jumlah
F
%
110 0 4
96,49 0 3,50
114
a. guru menggunakan media pembeiajaran b. guru menjelaskan dengan baik c. materinya mudah d. pembelajarannya menarik
19 14
26,02 19,17 20,54 34,24
15 25 73
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.
4.
Alasan siswa tidak a. dapat memahami b. pelajaran c. d. Jumlah Upaya yang siswa lakukan untuk dapat mengikuti materi pelajaran
a. b. c. d.
guru tidak menjelaskan guru tidak menggunakan media pembeiajaran materi sulit guru tidak memberikan pekerjaan rumah Mengerjakan latihan Membuat ringkasan Mencari sumber lain Bekerjasama dengan teman
Jumlah
11 16 10 4
26,83 39,02 24,39 9,75
41 60 20 23 11
52,63 17,54 20,18 9,64
114
Dari 114 siswa hanya 110 siswa (96,49 % ) yang menyatakan bahwa mereka dapat mengikuti materi pembelajaran bahasa Inggris yang diajarkan, tidak ada siswa yang kadang-kadang dapat mengikuti pelajaran bahasa Inggris dan 4 siswa (3,50 % ) menyatakan tidak dapat mengikuti materi pembelajaran bahasa Inggris yang diajarkan Dari sebanyak 73 siswa yang menyatakan bahwa mereka dapat mengikuti materi pembelajaran bahasa Inggris yang diajarkan ternyata memiliki alasan yaitu : guru menggunakan media pembeiajaran sebanyak 19 siswa (26,02 %) dan sebanyak 14 siswa (19,17 %) menyatakan alasan bahwa guru menjelaskan dengan baik. Sedang sebanyak 15 siswa (20,54 %) yang memberi alasan bahwa materinya mudah dan sebanyak 25 siswa (34,24 %) menyatakan bahwa pembelajarannya menarik. Siswa yang kadang - kadang dan tidak dapat mengikuti pelajaran bahasa Inggris mempunyai alasan yang berbeda beda. Sebanyak 11 siswa (26,83 %) menyatakan bahwa guru tidak menjelaskan dan 16 siswa (39,02% ) memberikan alasan bahwa guru tidak menggunakan media pembelajaran, 10 siswa (24,39 %) menganggap bahwa materi pelajaran bahasa Inggris sulit untuk dipahami dan
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sebanyak 4 siswa (9,75 %) menyatakan guru tidak memberi pekerjaan rumah. Selanjutnya dalam table diatas dikemukakan upaya siswa untuk dapat mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Cara mereka untuk dapat mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Sebanyak 60 siswa (52,63 %) dengan mengerjakan soal-soal latihan, 20 siswa ( 17,54 % ) dengan membuat ringkasan, 23 siswa ( 20,18 % ) dengan mencari sumber lain dan sisanya sebanyak 11 siswa ( 9,64 % ) bekerjasama dengan orang lain, b. Pengganaan Media Dalam Pembelajaran Dalam
hal
penggunaan
media
pengajaran
oleh
guru
tergambar dalam table berikut: Tabel 4.5 PENGGUNAAN MEDIA OLEH GURU NO 1.
VARIABEL/ INDIKATOR Guru anda dalam pembelajaran bahasa inggris selalu menggunakan media pembelajaran atau alat peraga
a. b. c. d.
ALTERNATIF JAWABAN Tidak Jarang Sering Ya, selalu
Jumlah
2.
3.
4.
Jenis media yang sering digunakan
Jumlah Ketersediaan laboratorium disekolah Jumlah Penggunaan media computer dalam pembelajaran Jumlah
F 40 47 20 7
%
35,09 41,23 17,54 6,14
114
a. b. c. d.
Gambar Benda nyata Alat peraga Computer
a. b.
Ya Tidak
a. b. c. d.
Tidak Jarang Sering Ya, selalu
56 49,12 14 12,28 16 14,01 28 24,56 114 114 100 0 0 114 87 24 21
76,32 21,05 1,75 0.87
114
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Terdapat 40 siswa (35,09 % ) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran bahasa Inggris tidak menggunakan media pembelajaran atau alat peraga, selebihnya sebanyak 47 siswa (41,23 % ) mengatakan jarang, 20 siswa (17,54 % ) menyatakan sering dan sisanya sebanyak 7 siswa ( 6.14 % ) menyatakan bahwa guru selalu menggunakan media pembelajaran atau alat peraga dalam pembelajaran. Adapun mengenai jenis media yang digunakan sebanyak 56 siswa (49,12 % ) menyatakan bahwa jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah gambar, benda nyata dinyatakaa oleh 14 siswa (12,28 % ), alat peraga dinyatakan oleh 16 siswa (14.01% ), dan sebanyak 28 siswa (24,56 %) yang menyatakan bahwa komputer digunakan dalam pembelajaran bahasa inggris. Sebagai kelanjutan dari data jenis media yang paling sering digunakan semua siswa dari 114 orang menyatakan bahwa tersedia laboratorium komputer disekolah mereka. Selanjutnya mengenai penggunaan komputer tersebut dalam pembelajaran, sebanyak 87 siswa (76^32 % ) menyatakan bahwa tidak pernah menggunakan komputer
dalam
pembelajaran
bahasa Inggris, selebihnya sebanyak 24 siswa
(21,05 % ) menyatakan jarang, sebanyak 2 siswa (1,75 %) menyatakan sering dan sebanyak 1 siswa (0,87 %) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran bahasa Inggris selalu menggunakan komputer. Sebagai factor pendukung mengenai pembelajaran dengan menggunakan komputer sebagai media, disajikan data ketersediaan komputer di rumah siswa yang nantinya akan membantu ketarampilan siswa dalam mengoperasikan komputer. Seperti (terlihat dalam table berikut).
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.6 FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT NO 1. 2.
VARIABEL/ INDIKATOR Ketersediaan computer dirumah Jumlah Kemampuan siswa menggunakan komputer Jumlah
ALTERNATIF JAWABAN a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak
F
%
28 86 114 91 23
24,56 75,44 79,82 20,18
114
Sebanyak 28 siswa (24,56 %) memiliki komputer dirumah sedangkan sisanya sebanyak 86 siswa (75,44 %) tidak memiliki komputer dirumah. Dengan adanya pelajaran komputer di sekolahnya meskipun kebanyakan para siswa pada umumnya mereka tidak memiliki komputer tetapi mengoperasikan komputer.
dapat
Hal ini sesuai dengan data bahwa sebanyak 91
(79,82%) siswa dapat menggunakan komputer sedangkan selebihnya sebanyak 23 siswa (20,18 %) tidak dapat menggunakan komputer. c. Implemeirtasi Peadekataa PembelajaraB CALL. Untuk
mengetahui
sejauh
mana
implementasi
pendekatan
pembelajaran CALL pada pembelajaran bahasa Inggris yang berlangsung selama ini dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.7 IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COMPUTER ASSISTED LANGUAGE LEARNING ( CALL ) DALAM PEMBELAJARAN NO 1.
VARIABEL/ INDIKATOR Upaya guru agar siswa memahami pelajaran
Jumlah
ALTERNATIF JAWABAN a. b. c. d. e.
Mengulang Mengerjakan latihan Bertanya pada teman Membaca buku Mencarisumberlain
F
%
84 13 3 12 2 114
73,68 11,40 2,63 10,53 1,75
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.
3.
Yang dilakukan guru, bila siswa telah memahami mated pelajaran
Jumlah Urutan pemberian materi pelajaran
Member tugas tambahan Mengulang pelajaran Mengerjakan latihan Guru tidak memperdulikan e. Mencari sumber lain a. b. c. d.
a. b. c. d.
4.
Jumlah Cara yang digunakan guru agar tujuan pembelajaran tercapai
6.
7.
8.
16,67 11,40 71,93 0 0
114 10 74 22 8
8,77 64,91 19,30 7,01
114 a.
Materi diurai menjadi bagian kecil Materi disampaikan satu paket Sesuai kehendak guru
38
33,33
44
38,60
Jumlah
32 114
28,07
Ketika siswa belum a. Dibiarkan saja berhasil menguasai b. Langsung mempelajari materi pelajaran materi baru c. Diberikan remedial d. Diberikan teguran Jumlah Yang dilakukan guru a. Siswa harus menguasai materi sebelumnya untuk memberikan b. Siswa tidak harus materi baru menguasai materi sebelumnya c. Langsung mempelajari materi baru Jumlah Pelaksanaan evaluasi a. Tidak b. Jarang hasil belajar c. selalu d. Sering Jumlah Hasil belajar siswa a. Sangat baik dalam mata pelajaran b. Baik bahasa Inggris c. Cukup d. Kurang Jumlah
1 10 95 8
0,87 8,77 83,33 7,01
114 105 5 4
92,11
b. c.
5.
Tidak menentu Sesuai dengan buku teks Sesuai dengan kemampuan siswa Sesuai kehendak guru
19 13 82 0 0
114 1 47 19 47 114 9 53 50 2 114
4,38 3,50
0,87 41,23 16,67 41,23 7,89 46,49 43,86 1,75
Hasil pemantauan implementasi pembelajaran CALL menurut pemyataan
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa diperoleh data bahwa sebanyak 84 siswa (73,68 % ) menyatakan bahwa usaha yang dilakukan guru untuk mencapai keberhasilan dalam belajar dengan cara mengulang, 13 siswa (11,40 %) menyatakan dengan cara mengerjakan latihan, 3 siswa (2,63 %) menyatakan dengan bertanya pada teman, 12 siswa (10,53 %) disuruh membaca buku dan selebihnya sebanyak 2 siswa (1,75 %) diminta untuk mencari sumber lain. Sebanyak 19 siswa (16,67 % ) menyatakan bahwa yang dilakukan guru ketika siswa telah memahami pelajaran adalah memberi tugas tambahan, 13 siswa (11,40 %) mengulang pelajaran, 82 siswa (71,93 % ) mengerjakan latihan, tidak ada siswa yang menyatakan guru tidak memperdulikan dan mencari sumber lain. Mengenai urutan materi pelajaran yang diberikan guru menurut penilaian siswa (dinyatakan dalam table di atas bahwa guru dalam memberikan materi pelajaran sebanyak 10 siswa (8,77 % ) menganggap tidak menentu, 74 siswa (64,91 % ) sesuai dengan buku teks, 22 siswa (19,30 % ) menyatakan sesuai dengan kemampuan siswa dan sisanya sebanyak 8 siswa (7,01 %) menyatakan sesuai dengan kehendak guru. Pada table di atas juga memberi gambaran bagaimana penyajian materi pelajaran yang digunakan guru dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sebanyak 38 siswa (33,33 % ) menyatakan bahwa materi pelajaran diurut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, 44 siswa (38,60 % ) menyatakan bahwa materi disampaikan satu paket dan selebihnya sebanyak 32 siswa (28,07 % ) menyatakan sesuai dengan kehendak guru. Data mengenai bagaimana pelaksanaan remedial menurut pengamatan
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa menyatakan bahwa apabila belum berhasil menguasai materi pelajaran yang satu, sebanyak 1 siswa (0,87 % ) menyatakan guru membiarkan saja, sebanyak 10 siswa (8,77 % ) menyatakan guru langsung pada materi bam, 95 siswa (83,33 % ) guru memberikan remedial dan sisanya sebanyak 8 siswa (7,01 % ) guru memberi teguran. Adapun mengenai ketuntasan belajar siswa, untuk mempelajari materi baru sebanyak 105 siswa (92,11 %) menyatakan siswa harus menguasai materi sebelumnya, sebanyak 5 siswa (4,38 %) menyatakan bahwa siswa tidak diharuskan menguasai materi sebelummiya dan selebihnya sebanyak 4 siswa (3,50 %) menyatakan langsung mempelajari materi baru. Evaluasi merupakan hal yang harus diperhatikan untuk mengukur sejauhmana keberhasilan belajar siswa. Data di atas menggambarkan bagaimana evaluasi yang berlangsung pada mata pelajaran bahasa Inggris. Sebanyak 1 siswa (0,87 %) menyatakan tidak melakukan evaluasi, 47 siswa (41,23 %) menyatakan jarang, 19 siswa (16,67 %) menyatakan selalu melakukan evaluasi dan sisanya sebanyak 47 siswa (41,23 %) yang menyatakan bahwa guru sering melakukan evaluasi. Berdasarkan pengamatan siswa sendiri mereka menilai hasil belajar bahasa Inggris mereka selama ini terlihat bahwa sebanyak 9 siswa (7,89 %) menganggap sangat baik, 53 siswa (46,49 %) menyatakan baik, sebanyak 50 siswa (43,86 %) mengganggap cukup dan selebihnya sebanyak 2 siswa (1,75 %) menyatakan bahwa mereka masih kurang. 3. Pandangan dan Kegiataa Guru dalam Pembelajaran. Guru merupakan komponen sentral dalam kegiatan pendidikan.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Peranannya
menjadi
penentu
utama
untuk
terselenggaranya
proses
pembelajaran. Dengan demikian sangatlah beralasan apabila dikatakan bahwa guru adalah implementer pengajaran dan pendidikan. Bahkan disebutkan juga guru merupakan kurikulum pendidikan yang sebenamya
(the real
curriculum). Terkait dengan dengan eksistensmya terhadap kegiatan pembelajaran, guru mempunyai tujuan maupun pandangan tersendiri dalam melaksanakan aktivitasnya. Pada tabel berikut, sekilas tergambar tentang tujuan serta pandangannya terhadap pelaksanaan tugasnya sebagai pendidik, teratama berkenaan dengan kegiatan pembelajaran dikelas. a. Pembelajaran Bahasa Inggris Berdasarkan wawancara dengan enam orang guru responden terlihat data mengenai pembuatan rencana pelajaran Berdasarkan hasil wawancara dmyatakan bahwa sebanyak enam orang guru membuat rencana pelajaran dan tidak ada seorang gurupun yang tidak membuat rencana pelajaran. Terdapat variasi mengenai tujuan pembelajaran bahasa Inggris, tiga orang guru menyatakan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Inggris untuk dapat berkomunikasi, satu orang guru menyatakan bahwa tujuannya untuk dapat berpikir kreatif dan dua orang guru menyatakan untuk dapat menjawab soal dengan benar. Tidak ada guru yang menyatakan bahwa tujuan pembelajaran untuk mengingat pelajaran dan mengingat konsep dan prinsip. Untuk mengetahuai metode yang digunakan guru bisa diperoleh data bahwa sebanyak tiga orang guru menyatakan bahwa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah siswa aktif, dua orang guru menyatakan ketrampilan proses dan seJebihnya sebanyak satu orang guru menyatakan
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bahwa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah diskusi. Tidak ada guru yang menyatakan bahwa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah dan bervariasi. Terdapat variasi upaya yang diiakukan guru untuk menambab pemahaman siswa. Sebanyak dua orang guru benipaya supaya siswa mudah memahami pelajaran dengan memberi latihan soal dan pekerjaan siswa, satu orang guru memberikan remedial dan tiga orang guru dengan cara memberikan siswa kesempatan untuk mencari sendiri. Tidak ada guru yang menjadikan siswa yang mampu menjadi tutor sebaya sebagai upaya yang diiakukan agar siswa mudah memahami pelajaran
b. Penggunaan Media dalam Pembelajaran Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh guru didapat data, sebanyak dua orang guru menggunakan media pembelajaran dan selebihnya empat orang guru kadang - kadang menggunakan media pembelajaran, jadi tidak ada guru yang tidak menggunakan media pembelajaran. Meskipun disediakan beberapa pilihan tetapi dari keenam guru menyatakan bahwa mereka menggunakan media pembelajaran sebab media dapat membantu siswa memahami konsep, tidak ada yang menyatakan bahwa menggunakan media merupakan tuntutan kurikulum, sudah kebiasaan dan mengharuskan ada dalam rencana pembelajaran. Selanjutnya para guru menggunakan jenis media yang bervariasi. Sebanyak satu orang guru menggunakan alat peraga, satu orang guru yang menggunakan benda nyata dan selebihnya yaitu sebanyak tiga orang guru menggunakan gambar dalam pembelajaran bahasa Inggris, dan satu orang Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
guru yang mengunakan komputer sebagai media dalam pembelajaran bahasa Inggris. Untuk mempertegas pernyataan diatas berikut
data mengenai
pengukuran komputer untuk pembelajaran. Sebanyak Hma orang guru menyatakan tidak menggunakan komputer untuk pembelajaran, selebihnya satu orang guru menyatakan kadang-kadang menggunakan komputer berarti tidak ada guru yang menggunakan komputer untuk pembelajaran bahasa Inggris. Adapun alasan mengapa mereka tidak menggunakan media komputer dalam pembelajaran diketahui bahwa, sebanyak satu orang guru tidak bisa menggunakan komputer, empat orang guru menyatakan mahal dan satu orang guru menyatakan merepotkan. Semua guru menganggap bahwa penggunakaan komputer ada manfaatnya. Sebagai faktor penunjang dan penghambat dalam penggunaan media komputer dalam pembelajaran bahasa Inggris diperoleh data mengenai ketersediaan komputer di sekolah tempat guru mengajar. Sebanyak enam orang guru menyatakan bahwa ketersediaan komputer masih kurang. Sebagai factor pendukung lain kemampuan guru menggunakan komputer dapat menunjang pada tercapainya tujuan pembelajaran. Sebanyak lima orang guru menyatakan dapat menggunakan komputer dan selebihnya yaitu sebanyak satu orang guru tidak dapat menggunakan komputer dalam pembelajaran. c Implementasi Pendekatan Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk mengetahui sejauh mana implementasi pembelajaran bahasa Inggris yang berlangsung selama ini dengan responden guru dapat diperoleh data
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melalui wawancara. Dapat diketahui bahwa upaya guru agar siswa dapat memahami materi pelajaran sebanyak satu orang guru menyunih siswa untuk mengulang di rumah, satu orang guru menyuruh siswa untuk menghapal, satu orang guru menyuruh siswa untuk bertanya pada teman, satu orang guru menyuruh siswa untuk membaca buku dan selebihnya sebanyak dua orang guru menyuruh siswa untuk mencari sumber lain. Dalam hal pengayaan, dapat diketahui bahwa sebanyak satu orang guru memberi tugas tambahan, satu orang guru menyuruh mengulang pelajaran, satu orang guru menyuruh siswa mengerjakan latihan dan selebihnya sebanyak satu orang guru, meminta siswa mencari sumber lain. Terdapat variasi bagaimana urutan materi pelajaran yang diberikan oleh guru, sebanyak satu orang guru menyatakan tidak menentu dan selebihnya yaitu sebanyak lima orang guru memberikan materi sesuai dengan urutan buku teks dan tidak ada guru yang memberikan urutan materi pelajaran yang menyesuaikan dengan kemampuan siswa. Adapun bagaimana tentang cara yang digunakan guru supaya tujuan pembelajaran tercapai dapat diketahui bahwa sebanyak satu orang guru mengurai materi kedalam satuan kecil, empat orang guru menyampaikan materi secara garis besar dan selebihnya sebanyak satu orang guru menyampaikan materi setiap satu tema. Dalam hal pelaksanaan remedial berdasarkan pengalaman guru, diketabui bahwa sebanyak tiga orang guru memberikan materi baru, satu orang guru memberikan remedial kepada yang kurang, dua orang guru memberikan
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
peringatan pada siswa yang kurang dan tidak ada yang menyatakan mengulang materi tersebut. Perlakuan guru terhadap siswa ketika akan menyampaikan materi baru sebanyak satu orang guru mengharuskan siswa menguasai materi sebelumnya, empat orang guru mengharuskan siswa mempelajari materi sebelumnya dan selebihnya satu orang guru mengharuskan siswa mempelajari materi baru. Data tentang pelaksanaan evaluasi hasil belajar menyatakan bahwa sebanyak dua orang guru jarang melaksanakan evaluasi, dua orang guru sering melaksanakan evaluasi dan selebihnya dua orang guru selalu melaksanakan evaluasi. Berikutnya adalah data tentang hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris menurut penilaian guru. Berdasarkan data, sebanyak satu orang guru menyatakan baik, dua orang guru menyatakan cukup dan tiga orang guru menyatakan kurang hasil evaluasi belajar bahasa Inggris. 4. Peralatan Produksi Peralatan yang digunakan untuk memproduksi model CALL telafa tersedia, yaitu PC Pentium 4 dengan RAM 1 GB dan harddisk 80 GB serta dilengkapi dengan scarmer dan printer. Sedangkan perangkat lunak sistem adalah Windows XP Professional dengan authoring tool Macromedia Flash MX 2004 Professional. Untuk membuat video yang memperiihatkan gerakan kursor menggunakan Camtasia 2.0 trial version yang diperoleh dari www.techsmith.com. Perangkat lunak pendukung iaimrya yang diperoleh dari internet sebagai trial version adalah Adobe Flash CS3, Adobe Photoshop CS2 dan Power Director. Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia untuk membuat produk terdiri dari illustrator animator, video editor, progammer multimedia dan multimedia designer. Dalam penelitian ini diperlukan sumber daya manusia dari luar, karena peneliti tidak dapat melakukan semua pekerjaan tersebut. Setelah memperoleh informasi pada penelitian dan pengumpulan data awal pengembangan model Computer Assisted Language Learning (CALL.) B. Perencanaan Pembelajaran Pada perencanaan pembelajaran ini peneliti membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang akan diberikan kepada siswa. Berkenaan dengan
format
rencana
pembelajaran
dan
penyajiannya, melalui
pengamatan dan studi dokumenter pada beberapa sekolah, diperoleh bahwa bentuk format rencana pembelajaran agak beragam. Sebagian besar guru sudah menggunakan format renpel sesuai dengan tuntutan kurikulum (kurikulum berbasis kompetensi) secara lengkap, sebagian lain hanya menyajikan komponen-komponen pentingnya saja, namun ada juga guru yang menggunakan format lain. Walaupun ada variasi kelengkapan dan urutan, unsur-unsur rencana pembelajaran berisi rumusan: kompetensi dasar, hasil belajar, materi ajar, indikator, pengalaman belajar, penilaian dan alat/sumber belajar. Langkahlangkah kegiatan pembelajaran diurut atas tiga kegiatan. yaitu kegiatan awal, inti dan akhir atau penutup.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C.
Pembuatan Produk Awal a. Koleksi Material Koleksi material dapat dikerjakan paralel dengan tahap produksi. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan seperti clip art image, animasi, audio, video dan Iain-lain yang diperlukan untuk tahap berikutnya. Jika materi yang dicari tidak ditemukan, maka harus dibuat menggunakan perangkat lunak yang sesuai. b. Produksi Tahap produksi merupakan tahap dimana seJuruh objek CALL dibuat. Pembuatan aplikasi berdasarkan storyboard dan flowchart. Pada tahap produksi ini diperlukan authoring tool untuk membuat aplikasi CALL. Model CALL yang dibuat mempunyai banyak interaktif dan kompleks, sehingga authoring tool sederhana tidak dapat digunakan untuk menanganinya. Untuk mengatasinya adalah dengan pemrograman menggunakan Action Script yang merupakan bagian dari fitur dalam authoring Macromedia Flash.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
METODOLOGI RISET & PENGEMBANGAN BORG & GALL
MULAI
PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA AWAL
PERENCANAAN
PEMBUATAN PRODUK AWAL
UJI COBA AWAL
PRODUKSI CD ROOM
EVALUASI TEMAN SEJAWAT EVALUASI TEMAN SEJAWAT
PERBAIKAN PRODUK AWAL
Prosedural Tahapan Pengembangan Model Computer Assited Language Learning (CALL)
UJI COBA TERBATAS UJI COBA AWAL
PERBAIKAN PRODUK UJI COBA LUAS
PERBAIKAN PRODUKSI OPERASIONAL
EVALUASI PRAKTISI
HASIL AKHIR
Bagan 4.1 Prosedural Tahapan Pengembangan Model CALL
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c Pembuatan Video Yang merekam gerakan kursor untuk tutorial dilakukan dengan merekam cara menjelaskan materi pelajaran dengan perangkat lunak Camtasia 2.0. Camtasia merekam gerakan kursor dan menyimpannya ke dalam format file AVI. Selanjutnya video dimasukkan ke dalamjile Flash dengan cara mengimpornya. d. Implementasi dari desain Desain digunakan sebagai pedoman pembuatan produk. Dengan storyboard dapat dibuat tampilan setiap scene, sedangkan struktur navigasi (Flowchart) digunakan untuk menentukan link antara satu scene dengan scene lainnya. e. Distribusi Model Computer Assisted Language Learning (CALL) dibuat terdiri dari banyak file dengan format dan ukuran berbeda, disimpan dalam CD-ROM. Pada tahap ini dibuat kemasan seperti label dan cover CD-ROM, seperti Gambar 1.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. UjiCobaAwal 1. Perencanaan dan Pengembangan Model a) Dasar Pengembangan Model Heinich dalam AECT (1977:90) menggambarkan pola instuksional modifikasi dari Moms dengan menggabungkan pembelajaran tradisional dengan pola guru dengan media, karena menurutnya keputusan digunakan dan tidak digunakannya media tergantung kepada guru, sehingga pola instruksional terbagi menjadi tiga pola seperti pada diagram berikut.
Cirruculum Planning (Strategi)
Mediated Teacher
Mediated Teacher
Mediated Teacher
Classroom Teacher
Student
Bagan 4.2 A Model of Paradigm of Instruksional Management (Heinich dalam AECT, 1977:90)
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada pola pertama (IX komunikasi antara guru dengan siswa dibantu alat peraga. Dengan alat peraga diharapkan gangguan yang dapat menghambat proses komunikasi dapat ditekan bahkan dihilangkan tetapi kedudukan guru masih memegang peran yang dominan. Kurikuium disampaikan kcpada siswa melalui guru dengan bantuan alat-alat bantu tertentu. Dalam pola ini guru aktif menyampaikan isi kurikuium, murid menerima apa yang disampaikan kepadanya. Dalam menyampaikan isi pelajaran guru menggunakan buku teks, papan tulis, peta, alat-alat peraga, alat-alat audiovisual. Dalam pola kedua (2), guru bukan satu-satunya sumber pesan atau sumber belajar. Peranan dan tanggung jawab gura dalam proses belajar tidak lagi dominan, sebab siswa dapat memperoleh informasi dari sumber lain yaitu dengan cara memanfaatkan media yang ada dan telah dirancang. Dalam pola ini telah terjadi perbedaan peranan guru sebagai pengelola kegiatan belajar dengan media pengajaran sebagai sumber belajar. Pola ketiga (3), siswa hanya belajar dari media saja. Sumber belajar tidak lagi dari guru melainkan peranan media sekaligus sebagai guru. Dalam praktek tidak dijumpai pengajaran yang ekstrim, sebab pola pengajaran tersebut saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Kurikuium sampai kepada siswa melalui media saja, dalam hal ini murid belajar atas kemauan dan keaktifan sendiri. Bantuan guru hampir tidak diperlukan lagi. Pola ini hanya bisa terlaksana kalau faktor-faktor yang ada dalam diri siswa {internal conditions) telah cukup untuk bekal penerimaan pengetahuan baru.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b) Model Pembelajaran Dengan Language Learning (CALL)
Menggunakan
Computer Assisted
Pembelajaran adalah proses interaksi antara guru, siswa dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Proses interaksi dalam pembelajaran dapat berlangsung dalam beberapa pola pembelajaran,
yaitu
kurikulum-guru-siswa, kurikukum-guru+media-siswa,
kurikulum-guru-media-siswa dan kurikulum-media-siswa. Sebagai wujud dari proses pengembangan media pembelajaran dengan menggunakan CALL tergambar dalam skema berikut Dertimated Behavioral Objective
Content Fasilitas Strategi
Student Need Assesment Analisys
Computer Asissted Language Learning (CALL) 1. Flowchart 2. storyboard
Learning Proses
Language Abilities
Teacher
Bagan 4.3 Model Pembelajaran Dengan Menggunakan Computer Assisted Language Learning (CALL) c) Mekanisme Pengembangan Model Berdasarkan pada perilaku awal siswa bahwa media yang dikembangkan akan mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa Madrasah Tsanawiyah khususnya pada pembelajaran bahasa Inggris kelas VII. Dasar Pertimbangan ini
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
meliputi bahwa : a) media yang dikembangkan harus sesuai dengan siswa, b)
media
yang dikembangkan haras sesuai dengan kurikulum dan c) media
yang dikembangkan haras sesuai dengan kemampuan siswa dalam mengoperasikan komputer. Setelah mengadakan analisis kebutuhan siswa kemudian dikembangkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini tentang Vocabulary dalam pembelajaran speaking pada kurikulum kelas VII MTs. Dengan menganalisis kurikulum yang berlaku (Kurikulum 2004) dan berbagai buku sumber mata pelajaran bahasa Inggris MTs. penulis mengembangkan analisis bahan ajar, silabus dan alat evaluasi untuk pengembangan CALL. Adapun tahapannya melalui tahap analisis perencanaan dan tahap analisis dari pengembangna model. Tahap pereneanaan terdiri meliputi analisis terhadap bahan bahan ajar, flowchart view dan storyboard 2. Evaluasi Teman Sejawat Evaluasi teman sejawat yang memiliki kompetensi memadai dalam bidang pendidikan komputer, desain komunikasi visual
dan teknologi
informasi dilakukan selama proses produksi beriangsung dan hampir selesai. Berdasarkan evaluasi teman sejawat, untuk menyelesaikan produk awal, peneliti melakukan perbaikan sebagai berikut: a.
Pada bagian contoh CALL kurang komunikatif karena tidak ada instruksi jelas apa yang haras dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut, dibuat teks yang menjelaskan
masing-masing
contoh
sehingga
pengguna
dapat
membedakannya.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b.
Teman sejawat mengatakan periunya judul pada setiap modui yang ditampilkan, sehingga ada perbedaan perabahan pada ikon navigasi jika diklik. Sebenamya setiap tampilan sudah memiiiki judul, yaitu sebagai latar belakang,
namun
kurang
jelas.
Untuk
memperbaikinya,
peneliti
menambahkan judul pada setiap tampilan. c.
Font untuk penjelasan subjek yang dipelajari terlalu kecil dan kurang kontras karena menggunakan font Arial 14 pt dengan warna putih. Agar teks kelihatan jelas, ukuran font diubah menjadi 17pt.
d.
teman sejawat menyatakan bahwa e-book masih diperlukan sebagai panduan, keculai instruksi dalam tutotial lengkap untuk seluruh topic. Dengan pertimbangan bahwa pengguna dapat belajar dengan melihat animasi, video dan teks pada saat yang bersamaan, maka penggunaan e-book tidak tepat. Cara yang baik adalah menampilkan animasi dan teks bersamaan
3. Evaluasi Pakar Selelah produk awal diselesaikan, selanjutnya dilakukan evaluasi oleh dua orang pakar, yaitu pendidikan komputer, komunikasi visual dan rekayasa perangkat lunak (teknologi informasi) yaitu DR. Rusman, M.Pd. dan DR. Munir, MIT. Berdasarkan penilaian para ahli, yang dalam hal ini dilakukan oleh ahli media dari UPI terhadap analisis konsep bahan ajar, flowchart view dan storyboard yang dikembangkan diperoleh data sebagai berikut:
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Flowchart : LEST SPEAK ENGLISH Grade VII
Open In
Materi 1
Menu
Prolog
Materi 2
Materi 4
Materi 3
Materi 5
Materi 6
Anima
Input data
Evaluasi
Keluar
Star dan Finish Pengambilan keputusan atas pilihan Interaksi input - output Proses pengambilan informasi Preparing (Persiapan)
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Movie
TABEL4.8 SKALA PENILAIAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN MODEL COMPUTER ASISSTED LANGUAGE LEARNING ASPEK
INDIKATOR
Outline Content
Analisis konsep sesuai dengan struktur keilmuan Konsep sesuai dengan karakteristik peserta didik Struktur sesuai dengan tujuan dan isi Branching komplit dan jelas Masing-masing element mempunyai label yang jelas dan mudah dimengerti Semua simbol benar yang dipakai benar Mudah untuk diikuti dan dimengerti Memiliki seluruh layar yang dibutuhkan Semua link mempunyai tujuan yang jelas memiliki konten yang lengkap, menarik, dan mudah dimengerti memiliki desain yang konsisten dan jelas elemen media yang dibutuhkan tersedia dan tergambar informasi jenis huruf, latar belakang, dan informasi tambahan Total
Flowchart
Storyboard
1
2
3
4
5
X X
X X X
X X X X X X X X
49
Diadaptasi dari Ivers dan Barron (2002) : Multimedia Projects in Education : Designing, Producing and Assessing Keterangan : Skor 1 Skor 14 Skor 27 Skor 40 Skor 53 -
13 26 39 52 65
= Sangat kurang = Kurang = Cukup = Baik = Sangat Baik
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah proses tahap perencanaan yang terdiri dari analisis konsep, pembuatan flowchart view dan storyboard selesai dilaksanakan, selanjutnya dikembangan draft model berupa CD CALL yang dapat menerapkan konsep ketuntasan belajar siswa berdasarkan storyboard yang dibuat. (CD teHatnpir). Hasil evaluasi di atas mcja (desk evaluation) teriiadap CALL yang dikembangkan yang dilakukan oleh para ahli, diperoleh data sebagai berikut: TABEL 4.9 Hasil Analisis Pcngembangan Model ASPEK Kontent
Teknik
Design
INDIKATOR
1
2
3
4
level
X
memiliki struktur keilmuan yang sesuai dengan kebutuhan memiliki urutan yang sesuai dengan kebutuhan
X
memiliki tata tulis (teknik pcnulisan) yang sesuai dengan ketentuan memiliki sistem navigation link yang bekerja dengan baik
X
memiliki menu link yang bekerja dengan baik memiliki elcmen media yang beroperasi dengan tepat tersedia tools yang dibutuhkan mengikuti flowchat dan storyboard dengan benar memiliki layout yang jelas dan konsisten memiliki semua elemen media yang bermanfaat
X
semua teks mudah dibaca dan kontras dengan background memiliki botton navigasi yang jelas dan teridentifikasi
X
mendeskripsikan tujuan performasi tertinggi
pada
5
X
X
X
X X
X X
X
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
X
memiliki feed back yang konsisten dan memuaskan
Suara mempunyai artikulasi yang jelas dan volume yang memadai memiliki tarnpilan yang professional memiliki tarnpilan yang menarik minat memiliki tarnpilan yang terorganisasi dengan baik memiliki tarnpilan yang tidak memiliki tarnpilan yang mudah dipahami Total
Penyajian
X X X X X X
77
Diadaptasi dari Ivers dan Barron (2002) : Multimedia Projects in Education: Designing, Producing and AssessingKeterangan : Skor Skor Skor Skor Skor
1 21 41 61 81
-
20 40 60 80 100
= = = = =
Sangat kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Dari penilaian akhir yang dilakukan terhadap pengembangan model Computer Assisted Language Learning (CALL) maka menghasilkan Flowchart Akhir Model yaitu :
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Flowchart : LEST SPEAK ENGLISH Grade VII
Open In
Prolog
Menu
Anima
Materi Materi Materi
Movie
Evaluasi
Materi Materi Materi
Evaluasi
Materi Materi Materi
Evaluasi
Input
Evaluasi
Finis
Start dan Finish Pengambilan keputusan atas pilihan Interaksi input - output Proses pengambilan informasi Preparing (Persiapan)
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Tujuan pembelajaran Pada bagian ini tidak ada komentar dan saran dari pakar pendidikan komputer maupun pakar komunikasi visual. Pakar rekayasa perangkat lunak mengatakan bafawa tujuan pembelajaran sudah spesifik. 5. Materi pembelajaran Pada bagian ini tidak ada komentar dan saran dari pakar pendidikan komputer maupun pakar komunikasi visual. Pakar rekayasa perangkat lunak mengatakan bahwa materi ditekankan pada pencapaian kompetensi vocabulary siswa dalam pembelajaran speaking dan kemasan materi sudah bagus, hanya ada beberapa yang kurang user friendly, misalnya format teks pada pengantar lebih baik menggunakan scroll bar. 6. Konten CALL Pakar pendidikan komputer mengatakan bahwa secara umum instalasi cukup mudah. Pada bagian teks pengantar CALL, navigasi teks berupa panah ke atas dan panah ke bawah (terletak di kiri atas) hendaknya diganti dengan panah ke kanan dan ke kiri, dan diletakkan di kanan bawah. Pada tampilan layar presentasi seharusnya dhambahkan dengan penjelasan setiap butir (point) yang ditampilkan. Pakar komunikasi visual mengatakan bahwa biasanya memang diperlukan teks pendamping dalam bentuk buku yang isinya sama dengan apa yang terdapat dalam CD-ROM E. Perbaikan Produk Awal Berdasarkan komentar dan saran dari pakar pendidikan komputer, komunikasi visual, dan rekayasa perangkat lunak, peneliti melakukan perbaikan sebagai berikut:
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Materi pembelajaran ditekankan pada beragamnya model pengajaran vocabulary, sehingga pencapaian kompetensi dapat terwujud. Animasi yang ditampilkan hanya yang berhubungan dengan penguasaan vocabulary. 2. Tampilan presentasi diubah sesuai saran. Sebelumnya tidak ada tampilan teks berjalan arti bahasa Indonesia sehingga siswa merasa kesulitan maksud dari setiapucapan yang ditampilkan. F. Pengujian Model Pada tahap pengujian model
yang telah dilakukan terdiri dari tiga
kegiatan, yaitu : a) uji lapangan skala terbatas, b) uji coba skala lebih luas dan c) hasil penelitian. Data hasil penelitian pada masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut: a. Uji lapangan skala terbatas Uji lapangan skala terbatas dilakukan di MTs Negeri Ciruas yang terletak di Jalan Ciptayasa Pontang No. 250 Kec. Ciruas Kab. Serang. Sekolah ini berdiri pada tahunl995 dan sampai sekarang ini terus mengalami perkembangan, terutama menjadi rintisan ICT School Model untuk Kabupaten Serang. Penelitian dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu sebagai berikut: 1. Menyusun Pereneanaan (Planning). Yaitu meliputi penetapan materi pembelajaran Bahasa Inggris dan penetapan alokasi waktu pelaksanaanya yaitu (minggu pertama April 2010minggu keempat April 2010) 2. Melaksanakaa Tindakan (Acting). Yaitu meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar melalui metode
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Computer Assisted Language Learning (CALL). Dalam proses beriangsungnya pembelajaran, secara garis besar meliputi kegiatan; a.
Pendahuluan/kegiatan awal, yakni kegiatan atau aktivitas untuk menarik minat serta memusatkan perhatian siswa, dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
b.
Inti, yakni aktivitas menyajikan/mempresentasikan pelajaran dengan menggunakan metode yang menarik, sarana dan sumber belajar yang relevan, serta melakukan penilaian disela-sela pembelajaran sedang beriangsung.
c.
Penutup, yakni aktivitas merumuskan kesimpulan pelajaran bersamasama melakukan tindak lanjut, dan menutup pelajaran.
Adapun
langkah-langkah
pembelajaran
dengan
metode Computer
Assisted Language Learning (CALL) adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan Dalam perencanaan hal yang dapat dilakukan antara lain: Merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, baik dari segi kognitif, afektif,
dan
psikomotorik,
sehingga
tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai setelah diterapkannya metode CALL. Menetapkan garis besar langkah-langkah metode CALL. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan. Menyiapkan
sarana/sumber
belajar
dalam
proses
pembelajaran. Menerapkan rencana penilaian terhadap kemampuan siswa. Menerapkan observasi dan evaluasi.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Pelaksanaan Dalam pelaksanaannya terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup. I. Kegiatan Awal Apersepsi (Salam, membaca doa, dan mengabsen) Guru mereview mata pelajaran minggu lalu Guru mendeskripsikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa II. Kegiatan Inti Guru memberi petunjuk kepada siswa untuk menyimak pengucapan kata yang didengar Guru dan siswa mendengarkan teks vocabulary yang di putar 4- Guru membagi siswa secara berpasangan Guru memberi siswa copyan pejrtanyaan yang berkaitan dengan materi Siswa secara berpasangan mengerjakan tugasnya Guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas Guru mengevalusi unjuk kerja siswa III. Kegiatan Peautnp Guru memberi tugas individu untuk siswa. Guru memberi kesimpulan dan motivasi siswa. Guru dan murid berdoa diakhir pelajaran Guru memberi salam penutup
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Evaluasi Evaluasi dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir. Kegiatan ini berupa pemberian tugas, yaitu menceritakan kembali isi cerita yang didengar dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 3. Melaksanakan Pengamatan (Observing) Obsevasi ini dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran, meliputi minat, keaktifan siswa, dan keseriusan siswa dalam menyimak dan merespon materi vocabulary yang disajikan serta hasil (prestasi belajar) yang didapatkan. 4. Melakukan Refleksi (Reflecting) Pada tahap refleksi ini meliputi kegiatan analisis hasil pembelajaran yang telah berlangsung untuk melakukan perbaikan dari kekurangan- kekurangan yang dirasakan guru saat proses pembelajaran dan sekaligus menyusun rencana pada siklus berikutnya. Penelitian. dengan alur atau tahapan (Pereneanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi) disajikan dalam tiga siklus yaitu: a. SIKLUS I (Pertama) Pereneanaan Tindakan Observasi Refleksi 1)
Menyusun RPP (Rencana Peiaksanaan Pembelajaran terlampir)
2)
Menyiapkan media pembelajaran
3)
Menyiapkan persoalan atau permasalahan
4)
Menyiapkan lembar observasi dan evaluasi
5)
Menjelaskan indikator-indikator yang harus dicapai
6)
Menjelaskan materi
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7)
Memberi petunjuk mendengarkan
8)
MemutarCDC4II
9)
Mendengarkan pengucapan kata-kata
10)
Mengucapkan kembali kata-kata secara berpasangan
11)
Mengadakan evaluasi
12)
Mengamati perilaku siswa pada proses pembelajaran
13)
Memantau siswa dalam menyimak pengucapan kata
14)
Mengamati presentasi siswa
15)
Mengamati pemahaman masing-masing siswa
16)
Mencatat hasil observasi
17)
Mengevaluasi hasil observasi
18)
Menganalisis hasil pembelajaran
19)
Memperbaiki kelemahan untuk daur atau siklus berikutnya
b. SEKLUSII(Kedua) Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 1) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) perbaikan terlampir 2) Memadukan hasil refleksi daur I agar daur II lebih efektif 3) Memakshnalkan waktu 4) Menyiapkan lembar observasi dan evaluasi 5) Menjelaskan indikator-mdikator yang haras dicapai 6) Menjelaskan materi 7) Memberi petunjuk mendengarkan 8) Memutar CD CALL
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9) Mendengarkan pengucapan kata-kata 10) Mengueapkan kembali kata-kata secara berpasangan 11) Memaksimalkan peran aktif seluruh siswa 12) Menarik kesimpulan 13) Mengadakan evaluasi 14) Mengamati perilaku siswa pada proses pembelajaran 15) Memantau siswa dalam menyimak pengucapan kata 16) Mengamati presentasi siswa 17) Mengamati catatan dan pemahaman masing-masing siswa 18) Mencatat hasil observasi 19) Mengevaluasi hasil observasi 20) Menganalisis hasil pembelajaran 21) Menyusun laporan selama proses pembelajaran
c. SIKLUS HI (Ketiga) Perettcanaan Tindakan ObservasI Refleksi 1) Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) perbaikan terlampir 1) Memadukan hasil refleksi daur II agar daur III lebih efektif 2) Memaksimalkan waktu 3) Menyiapkan lembar observasi dan evaluasi 4) Menjelaskan indikator-indikator yang harus dicapai 5) Menjelaskan materi 6) Memberi petunjuk cara menggunakan CD CALL
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memutar CD CALL pada komputernya masing-masing 8) Mendengarkan pengucapan kata-kata 9) Mengucapkan kembali kata-kata yang didengar secara individu 10) Memaksimalkan peran aktif seluruh siswa 11) Menarik kesimpulan 12) Mengadakan evaluasi 13) Mengamati perilaku siswa pada proses pembelajaran 14) Memantau siswa daiam menyimak pengucapan kata 15) Mengamati presentasi siswa 16) Mengamati catatan dan pemahaman masing-masing siswa 17) Mencatat hasil observasi 18) Mengevaluasi hasil observasi 19) Menganalisis hasil pembelajaran 20) Menyusun laporan selama proses pembelajaran Pada uji lapangan terbatas komputer
yang
ini
relatif tidak ada masalah
karena
digunakan mempunyai spesifikasi yang memadai dan
software pendukung sudah lengkap terinstall. b. Hasil uji coba lebih luas Uji coba lebih luas dilaksanakan pada tiga sekolah yaitu : 1) MTs Negeri Cikeusal Kabupaten Serang, 2) MTs Negeri Padarincang Kabupaten Serangi, dan 3) MTs Negeri Serang Kota Serang. Pada tahap ini dilakukan setelah kegiatan uji coba model media pembelajaran Computer Assisted Language Learning (CALL) untuk meningkatkan
kompetensi
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Vocabulary siswa dalam pembelajaran speaking yang telah direvisi. Dari ketiga madrasah tersebut dilibatkan 114 siswa dan tiga orang guru sebagai responden
untuk
mcmperoleh
data tentang
pembelajaran
dengan
menggunakan CALL yang telah dilakukan dengan cara membagikan kuesioner dan wawancara. Hasil uji coba lebih luas adalah sebagai berikut: 1. Siswa Tabel di bawah ini menyajikan data mengenai bagaimana menurut pendapat siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan Computer Assisted Language Learning (CALL) yang telah dilaksanakan. TABEL 4.10 KEGIATAN DAN PENDAPAT SISWA SELAMA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTER ASISSTED LANGUAGE LEARNING ( CALL ) NO 1.
2.
VAPvlABEL/ INDIKATOR Pendapat siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan Computer Assisted Language Learning (CALL) Jumlah Pandangan siswa tentang Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media Computer Assisted Language Learning ( CALL ) dapat membantu siswa dalam mempelajari bahasa Inggris Jumlah
F
%
89 25 0 0
78,07 21,92 0 0
114 85 29
74,56 25,43
ALTERNATIF JAWABAN a. Sangat menarik b. Menarik c. Tidak menarik d. membosankan
a. b.
Ya Tidak
114
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.
4.
5.
6.
7.
Kesulitan penggunaan Computer Assisted Language Learning ( CALL)
Jumlah Pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran melalui Computer Assisted Language Learning ( CALL) Jumlah Materi pelajaran yang disajikan dalam CD Jumlah Tampilan bahan ajar dalam Computer Assisted Language Learning ( CALL ) Jumlah Kualitas suara dalam Computer Assisted Language Learning ( CALL ) yang
a. Siswa merasa kesulitan karena petunjuknya tidak jelas b. Siswa merasa kesulitan karena tidak dapat menggunakan computer c. Siswa merasa kesulitan karena terlalu banyak menu
15
13,15
65
57,01
34
29,82
114 101 13 0
88,59 11,40 0
a. b. c.
Sangat membantu Membantu Kurang membantu
a. b. c.
Dapat mengikuti Tidak dapat mengikutii Bingung
a. b. c.
Baik Cukup Kurang
114 105 4 92,10 5 3,50 4,38 114 98 85,96 14 12,28 2 1,75
a. b. c.
Kurang baik Baik Sangat baik
114 3 74 37
Baik Kurang baik Biasa saja
114 111 0 97,37 3 0 2,63
2,63 64,91 32,46
dikembangkan
8.
Jumlah Penyajian mated a. dalam Computer b. Assisted Language c. Learning ( CALL ) Jumlah
114
Sebanyak 89 siswa (78,07 % ) menyatakan bahwa pembelajaran yang telah diklaksanakan dengan menggunakan Computer Assisted Language Learning (CALL) adalah sangat menarik, 25 siswa (21,92 % ) menyatakan menarik, tidak ada siswa
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang menyatakan tidak menarik dan membosankan. Sebanyak 85 siswa (74,56 % ) menyatakan bahwa Computer Assisted Language Learning (CALL) dapat membantu siswa dalam mempelajari Vocabulary dan selebihnya sebanyak 29 siswa (25,43 % ) menyatakan tidak dapat membantu dalam mempelajari Vocabulary pada mata pelajaran bahasa Inggris. Masih ditemukannya kesulitan dalam penggunaan Computer Assisted Language Learning (CALL) yaitu : sebanyak 15 siswa (13,15 % ) menyatakan kesulitan karena petunjuknya tidak jelas, 65 siswa (57,01 % ) mengalami kesulitan karena tidak dapat menggunakan komputer, dan sebanyak 34 siswa (29,82 %) mengalami kesulitan dalam menggunakan Computer Assisted Language Learning (CALL) karena terlalu banyak menu. Data
mengenai
pemahaman
siswa
memberikan
gambaran
apakah
penggunaan Computer Assisted Language Learning (CALL) dapat membantu
pemahaman siswa terhadap materi pembeiajaran. Sebanyak 101 siswa (88,59 %) menyatakan bahwa penggunaan Computer Assisted Language Learning (CALL)
sangat
membantu
siswa
dalam
meningkatkan
kompetensi
Vocabulary, 13 siswa (11,40) menyatakan membantu sementara itu tidak ada siswa yang menyatakan kurang membantu penggunaan Computer Assisted Language Learning (CALL) dalam meningkatkan kompetensi Vocabulary dalam pembeiajaran speaking pada mata pelajaran bahasa Inggris. Selanjutnya data mengenai apakah siswa dapat mengikuti materi pelajaran yang disajikan dalam CD terifliat bahwa sebanyak 105 siswa (92,10 % ) dapat mengikuti materi yang pelajaran yang disajikan dalam CD, 4 siswa (3,50 % ) tidak dapat mengikuti, selebihnya yaitu sebanyak 5 siswa (4,38 % )
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
merasa bingung dalam mengikuti materi yang pelajaran yang disajikan dalam CD tersebut. Sebanyak 98 siswa (85,96 % ) menyatakan baik dalam tampilan bahan ajar dalam Computer Assisted Language Learning (CALL) tersebut sementara itu sebanyak 14 siswa (12,28 % ) menyatakan cukup, dan selebihnya sebanyak 2 siswa ( 1,75 % ) menyatakan kurang. Adapun mengenai bagaimana kualitas suara dalam Computer Assisted Language Learning (CALL) yang kembangkan tergambar bahwa sebanyak 3 siswa (2,63 % ) menyatakan kurang baik mengenai
kualitas
suara
dalam
Computer Assisted Language Learning (CALL) tersebut, 74 siswa (64,91 % ) menyatakan kuaiitas suara baik dan selebihnya sebanyak 37 siswa ( 32,46 % ) menyatakan sangat baik. Pernyataan siswa mengenai bagaimana penyajian materi dalam Computer Assisted Language Learning (CALL) terlibat bahwa sebanyak 111 siswa (97,37 %) menyatakan bahwa penyajian materi dalam Computer Assisted Language Learning (CALL) baik, 3 siswa (2,63 % ) biasa saja dan tidak ada siswa yang menyatakan bahwa penyajian materi dalam Computer Assisted Language Learning (CALL) kurang baik. 2. Guru Dari hasii wawancara diketahui, sebanyak tiga orang guru menyatakan bahwa siswa menjadi iebih aktif belajar jadi tidak ada guru yang menyatakan bahwa dengan pembelajaran yang dilakukan siswa menggunakan Computer Assisted Language Learning (CALL) siswa menjadi bingung atau kegiatan tersebut hanya untuk mengurangi pekerjaan guru.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Adapun pendapat guru mengenai pemahaman siswa terhadap vocabulary dengan menggunakan Computer Assisted Language Learning (CALL), sebanyak tiga orang guru menyatakan bahwa dengan menggunakan Computer Assisted Language Learning (CALL) akan membantu siswa dalam menerima materi pelajaran dan tidak ada guru yang menyatakan bahwa memungkinkan siswa salah memahami konsep dalam pembelajaran speaking dengan menggunakan Computer Assisted Language Learning (CALL). Mengenai tingkat kesulitan menggunakan Computer Assisted Language Learning (CALL), diketahui bahwa sebanyak satu orang guru berpendapat bahwa ada sebagian siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan CALL sedangkan selebihnya sebanyak dua orang guru menyatakan bahwa tidak ada kesulitan yang berarti bagi siswa dalam menggunakan Computer Assisted Language Learning (CALL). Sebanyak tiga orang guru menyatakan bahwa materi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dan sebanyak tiga orang guru menyatakan bahwa materi sesuai dengan urutan materi. Berkenaan dengan kesesuaian materi dengan kurikulum, seluruh responden guru menyatakan bahwa materi dalam Computer Assisted Language Learning (CALL) sudah sesuai dengan kurikulum, selanjutnya data mengenai pendapat guru tentang kadalaman materi pada CALL. Seluruh responden guru yaitu sebanyak tiga orang guru menyatakan bahwa kedalaman materi dalam CALL sudah sesuai dengan kurikulum. Adapun mengenai tampilan Computer Assisted Language Learning (CALL), dapat diketahui bahwa sebanyak dua orang guru menyatakan tampilan
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Computer Assisted Language Learning (CALL) sudah baik dan sisanya yaitu sebanyak satu orang guru menyatakan bahwa tampilan Computer Assisted Language Learning (CALL) kurang baik. Kemudian tentang bagaimana kualitas suara.yang dikembangkan, sebanyak dua orang guru menyatakan bahwa kualitas suara dalam Computer Assisted Language Learning (CALL) yang dikembangkan kurang baik, sebanyak satu orang guru menyatakan baik. Adapun mengenai kesesuain Computer Assisted Language Learning (CALL) dengan pendekatan pembelajaran speaking, sebanyak tiga orang guru menyatakan bahwa Computer Assisted Language Learning (CALL) sesuai dengan konsep pembelajaran speaking c Hasil Penelian Hasil belajar siswa yang diperoleh dengan menggunakan metode eksperimen dengan desain Matching Pretest-Posttest Control Group Design (Desain Kelompok Kontrol Pretest-Posttest Berpasangan) yang dilakukan terhadap 37 siswa dalam efektivitas metode Computer Asissted Language Learning (CALL) dalam pembelajaran speaking pada tahap uji coba terbatas diperoleh data sebagai berikut: 1. Pretest-Posttest 1 Uji Coba Terbatas (UC 1) Pretest dan posttest 1 yang dilaksanakan terhadap kelompok eksperimen ini merupakan dua variabel yang dependence, maka dilakukan uji perbedaan rata-rata melalui T-Tes sampel berpasangan / Paired-Sample T-Test (C.Trihendrardi, 2008:146) pada software SPSS yang menginformasikan data hasil olahan program sebagai berikut:
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a) Statistik dari Sampel Hasil perhitungan statistik
terhadap
sampel
tampak pada tabel
berikut: Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Pair 1
Pretest
Postest 1
Std. Error Mean
45.1892
37
8.82181
1.45030
79.7297
37
9.14588
1.50357
Rata-rata nilai evaluasi hasil belajar siswa sebeium perlakuan /implementasi model CALL 45,1892 dengan simpangan baku 8,82181. Sedangkan ratarata nilai yang diperoleh siswa setelah diberi perlakuan/implementasi model CALL adalah 79,7297 dengan simpangan baku 9,14588. Maka terdapat panambahan rata-rata nilai sebesar 34,5405. Dengan demikian teriihat peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam komptensi Vocabulary dalam pembelajaran speaking pada mata pelajaran bahasa Inggris. b) Korelasi dari Sampel Kekuatan hubungan antara nilai tes sebeium pembelajaran dan setelah mengikuti proses pembelajaran, diuji melalui perhitungan koefisien korelasinya. Korelasi dari pasangan sampel tersebut ditunjukkan pada tebel berikut: Paired Samples Correlations
Pair 1
Pretest & Postest 1
N
Correlation
Sig.
37
-215
.202
Koefisien korelasi antara nilai hasil belajar pretest dan posttest 1
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
adalah sebesar 0,215. Harga signifikasi pada tabel tersebut adalah 0,202. Maka kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan proses pengolahan data ini adalah terdapat perbedaan rata-rata pretest dan posttest 1. c) Uji t Sampel Pada uji t ini ditetapkan hipotesis: H0 : Nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran sama Hi : Nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berbeda Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut: Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, untuk t nilai mutlak. Atau jika nilai Sig(2-tailed) >cc, maka Ho diterima, untuk ά- 0,05. Apabila tidak memenuhi kriteria penerimaan tersebut, maka H0 ditolak. Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std. Deviation
t
Std. Error
95% Confidence
Mean
Interval of the
df
Sio . : tailed)
Difference
Pair 1
Pretest -
-3.45405
14.00316
2.30211
Lower
Upper
-39.20943
-29.87165
-15.004
36
.008
Postest 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat selisih rata-rata pasangan nilai dari sampei tersebut 3,45405 dengan simpangan baku 14,00316. Untuk perbandingan nilai t terlihat bahwa t hitting (15,004) > t tabel
QT> 0,os)
adalah 2,021 sehingga Ho ditolak atau dengan drperlihatkan
bahwa: Sig(2-tailed) (0,00) < a (0,05), sehingga Ho ditolak. Jadi kesimpulannya bahwa nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berbeda. 2. Posttest 1 - Posttest 2 Uji Coba Terbatas (UC 2) Posttest 1 dan posttest 2 yang dilaksanakan terhadap kelompok eksperimen juga merupakan dua variabel yang dependence, maka dilakukan uji perbedaan rata-rata melalui T-Tes sampei berpasangan / Paired-Sample TTest (C.Trihendrardi, 2008:146) pada software SPSS yang menginformasikan data hasil olahan program sebagai berikut: a) Statistik dari Sampel Hasil perhitungan statistik terhadap sampei tampak pada tabel berikut: Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Pair 1
Postest 1
Postest 2
Std. Error Mean
79.7297
37
9.14588
1.50357
83.1622
37
6.92625
1.13867
Rata-rata nilai hasil posttest 1 siswa adalah 79,7297 dengan simpangan baku 9,14588. Sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada posttest 2 adalah 83,1622 dengan simpangan baku 6,92625. Maka terdapat panambahan rata-rata nilai sebesar 34,325. Ini menunjukkan peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti pembelajaran. b) Korelasi dari Sampel Untuk menguji kekuatan hubungan antara nilai tes sebelum pembelajaran dan setelah mengikuti proses pembelajaran, maka dapat di lihat melalui perhitungan koefisien korelasinya. Korelasi dari pasangan sampel tersebut ditunjukkan pada tebel berikut:
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Paired Samples Correlations N Pair 1
Postest 1 & Postest 2
Correlation 37
Sig.
-.098
.564
Koefisien korelasi antara nilai hasil belajar posttest 1 dan posttest 2 adalah sebesar -0,98. Harga signifikasi pada tabel tersebut 0,564. Berdasarkan proses
pengolahan
data
ini
maka
disimpulkan
bahwa
terdapatperbedaanrata-rata pontes/1 dan posttest 2. c) Uji t Sampel Pada uji t ini ditetapkan hipotesis: Ho: Nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran sama H1: Nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berbeda Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut: Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, untuk t nilai mutlak. Atau jika nilai Sig(2-tailed) > a, maka Ho diterima, untuk a = 0,025 Jika tidak memenuhi kriteria penerimaan tersebut, maka Ho ditolak. Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
Std. Error
Deviation Mean
t
df
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Pair 1 Postest 1 -
-3.43243 12.00125 1.97299 -7.43385
Upper .56898 -1.740
36
.090
Postest 2
Dari label di atas terlihat bahwa terdapat rata-rata selisih pada pasangan nilai dari sampel tersebut yaitu -3,43243 dengan simpangan baku 12,00125. Mengenai perbandingan nilai t terlihat bahwa t hitung (1,740) < t tabel (37; o,o5) yaitu 2,045 sehingga H0 diterima. Atau dengan diperiihatkan juga bahwa: Sig(2tailed) (0,090) > a (0,05), sehingga Ho diterima. Dengan demikian nilai tes Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran sama. 3. Posttest 2 - Posttest 3 Uji Coba Terbatas (UC 3) Posttest 2 dan posttest 3 yang dilaksanakan terhadap kelompok eksperimen merupakan dua variabel yang dependence, maka dilakukan uji perbedaan rata-rata melalui T-Tes sampel berpasangan / Paired-Sample T-Test (C.Trihendrardi, 2008:146) pada software SPSS yang menginformasikan data hasil olahan program sebagai berikut: a) Statistik dari Sampel Hasil perhitungan statistik terhadap sampel tampak pada tabel berikut: Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Pair 1
Postest 2
Postest 3
Std. Error Mean
83.1622
37
6.92625
1.13867
85.7838
37
7.37162
1.21189
Rata-rata nilai hasil posttest 2 siswa adalah 83,1622 dengan simpangan baku 6,92625. Sedangkan rata-rata nilai yang diperoieh siswa pada posttest 3 adalah 85,7838 dengan simpangan baku 7,37162. Maka terdapat panambahan rata-rata nilai sebesar 26,216. Ini menunjukkan peningkatan kompetensi rata-rata nilai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. b) Korelasi dari Sampel Untuk menguji kekuatan hubungan antara nilai tes sebelum pembelajaran dan setelah mengikuti proses pembelajaran, maka dapat di lihat melalui perhitungan koefisien korelasinya. Korelasi dari pasangan sampel tersebut ditunjukkan pada tebel berikut: Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Paired Samples Correlations N Pair 1
Postest 2 & Postest 3
Correlation 37
Sig.
.403
.013
Koefisien korelasi antara nilai hasil belajar posttest 2 dan posttest 3 adalah sebesar 0,403. Harga signiftkasi pada tabel tersebut 0,013. yaitu lebih kecil dari 0,05 (<0,05). Maka kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan proses pengolahan data ini adalah bahwa terdapat perbedaan rata-rata posttest 2 dan posttest 3 dengan korelasi yang signifikan. c)
Uji t Sampel Pada uji t ini ditetapkan hipotesis: Ho: Nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran sama Hi: Nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berbeda Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut: Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, untuk t nilai mutlak. Atau jika nilai Sig(2-tailed) > a, maka Ho dherima, untuk a = 0,05 Jika tidak memenuhi kriteria penerimaan tersebut, maka Ho ditolak.
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval of the
Mean
Difference Lower
Pairl Postest2-
-2.62162
t
7.81861 1.28537 -5.22848
df
Sig. (2tailed)
Upper -.01477
-2.040
36
.049
Postest3
Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat selisih rata-rata pada Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pasangan nilai dari sampel tersebut yaitu -2,62162 dengan simpangan baku 7,81861. Mengenai perbandingan nilai t terlihat bahwa t hitung (2,040) > t tabel (37; 0,os) yaitu 2,021 sehingga H0 ditolak. Atau dengan diperlihatkan juga bahwa: Sig(2-tailed) (0,049) < a (0,05), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian nilai tes siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran berbeda. Sementara itu hasil penelitian dengan metode Computer Assisted Language Learning (CALL) dalam pembelajaran speaking pada tahap uji coba luas yaitu :
4. Pretest - Posttest Kelompok Eksperimen Pretest dan posttest yang dilaksanakan terbadap kelompok eksperimen ini merupakan dua variabel yang dependence, maka dilakukan uji perbedaan ratarata melalui T-Tes sampel berpasangan / Paired-Sample T-Test (C.Trihendrardi, 2008:146) pada software SPSS yang menginformasikan data hasil olahan program sebagai berikut: a) Statistik dari Sampel Hasil perhitungan statistik terhadap sampel tampak pada tabel berikut:
Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean
Paid Pretest
48.1140
114
9.97764
.93449
Postest
86.6053
114
7.52297
.70459
Rata-rata nilai evaluasi hasil belajar siswa sebelum perlakuan /implementasi model inquiri adalah 48,1140 dengan simpangan baku
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9,97764. Sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa setelah diberi perlakuan/implementasi model CALL adalah 86,6053 dengan simpangan baku 7,52297. Maka terdapat panambahan rata-rata nilai sebesar 38,4913. Dengan demikian terlihat peningkatan kemampuan kognitif siswa dalam kompetensi Vocabulary dalam pembelajaran speaking pada mata pelajaran bahasa Inggris. b) Korelasi dari Sampel Kekuatan hubungan antara nilai tes sebelum pembelajaran dan setelah mengikuti proses pembelajaran, koefisien
korelasinya.
Korelasi
di
dari
uji
melalui perhitungan
pasangan
sampel
tersebut
ditunjukkan pada tebel berikut: Paired Samples Correlations N Pair 1
Pretest & Postest
Correlation 114
.010
Sig. .918
Koefisien korelasi antara nilai hasil belajar posttest dan pretest adalah sebesar 0,10. Harga signifikasi pada tabel tersebut 0,918 yaitu lebih besar dari 0,05 (>0,05). Maka kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan proses pengolahan data ini adalah terdapat perbedaan rata-rata pretest dan posttest dengan korelasi yang signifikan. c) Uji t Sampel Pada uji t ini dhetapkan hipotesis: Ho: Nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran sama H1: Nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berbeda Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut:
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jika t hrtung < t tabel, maka Ho diterima, untuk t nilai mutlak. Atau jika nilai Sig(2-tailed) >a, maka Ho diterima, untuk a — 0,025 Jika tidak memenuhi kriteria penerimaan tersebut, maka Ho ditolak. Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std. Deviation
t
Std. Error
95% Confidence
Mean
Interval of the
df
Sig. (2tailed)
Difference
-3.84912
Pair Pretest -1
12.43692
1.16482
Lower
Upper
-40.79895
-36.18350
-33.045
113
.000
Postest
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat rata-rata selisih pada pasangan nilai dari sampel tersebut yaitu -3,84912 dengan simpangan baku 12,43692. Untuk perbandingan nilai t terlihat bahwa t hitung (33,045) > t tabel (n4; o,o25) adalah 1,980 sehingga H0 ditolak. Atau dengan diperlihatkan juga bahwa: Sig(2-tailed) (0,00) < ά (0,05), sehingga Ho ditolak. Jadi kesimpulannya bahwa nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berbeda 5. Pretest - Posttest Kelompok Kontrol Pretest dan posttest yang dilaksanakan terhadap kelompok kontrol ini juga merupakan dua variabel yang dependence, maka dilakukan uji perbedaan ratarata melalui T-Tes sampel berpasangan / Paired-Sample T-Test (C.Trihendrardi, 2008:146) pada software SPSS yang menginformasikan data hasil olahan program sebagai berikut: a)
Statistik dari Sampel Hasil perhitungan statistik terhadap sampel tampak pada tabel
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berikut. Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1
Pretest
Postest
46.6754
114
8.63979
.80919
72.5877
114
7.53847
.70604
Rata-rata nilai hasil pretest siswa adalah 46,6754 dengan simpangan baku 8,63979 Sedangkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada posttest adalah 72,5877, dengan simpangan baku 7,53847. Ini menunjukkan peningkatan kompetensi siswa setelah mengikuti pembelajaran. b) Korelasi dari Sampel Untuk menguji kekuatan hubungan antara nilai tes sebelum pembelajaran dan setelah mengikuti proses pembelajaran, maka dapat di lihat melalui perhitungan koefisien korelasinya. Korelasi dari pasangan sampel tersebut ditunjukkan pada tebel berikut: Paired Samples Correlations N Pairl Pretest & Postest
Correlation 114
Sig.
.031
.747
Koefisien korelasi antara nilai hasil belajar posttest dan pretest adalah sebesar 0,31. Harga signifikasi pada tabel tersebut 0,747 yaitu lebih besar dari 0,05 (<0,05). Maka berdasarkan proses pengolahan data ini adalah terdapat perbedaan rata-rata pretest dan posttest. c) Ujit Sampel Pada uji t ini ditetapkan hipotesis: Ho: Nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran sama H1: Nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berbeda Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dengan kriteria penerimaan sebagai berikut: Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima, untuk t nilai mutlak. Atau jika nilai Sig(2-tailed) > a, maka Ho diterima, untuk a = 0,025 Jika tidak memenuhi kriteria penerimaan tersebut, maka Ho ditolak. Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
Std. Error
Deviation Mean
t
df
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Pairl Pretest -
-2.59123
11.29144
1.05754
Upper
-23.81710 -24.502 113 28.00746
.000
Postest
Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat rata-rata selisih pada pasangan nilai dari sampel tersebut yaitu -2,59123 dengan simpangan baku 11,29144. Mengenai perbandingan nilai t terlihat bahwa t hitung (24,502) > t tabel (113; 0,05) yaitu 1,980 sehingga H0 ditolak. Atau dengan diperlihatkan juga bahwa: Sig(2-tailed) (0,00) < a (0,05), sehingga H0 ditolak. Dengan demikian nilai tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berbeda. 6. Pretest Eksperimen —Pretest Kontrol Pretest
kelompok
eksperiment
dan pretest
kelompok
kontrol
merupakan dua variabel yang independent, maka dilakukan uji perbedaan rata-rata dengan t-tes dua sampel independent. Selanjutnya pada proses ini digunakan software SPSS untuk menghasilkan data berikut ini: a) Statistik dari Sampel
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil perhitungan statistik dari sampel disajikan pada tabel di bawah ini.
Group Statistics Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest Eksperimen
114
46.6667
10.12459
.94825
Kontrol
114
45.8772
8.97996
.84105
Rata-rata pretest kelompok eksperimen adalah 46,667 dengan simpangan baku 10,12459. Sedangkan untuk kelompok kontrol rataratanya 45,8772 dengan simpangan baku 8,97996. Dikatakan bahwa rata-rata nilai pretest kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol b) UjitSampel Tabel uji t yang dihasilkan dari pengolahan data pretest dua kelompok independent tersebut adalah sebagai berikut: Independent Samples Test t-test for Equality of Means
Levene's Test for Equality of Variances F
Skj.
t
df
Skj. (2-
taited)
Pretest Equal
5.948
Mean
Std.
Difference Error
95% Confidence Interval of the
Differen
Difference
ce
Lower
Upper
.016
variance s assumed
.623
226
.534
.78947
1.26750
-1.70815 - 3.28710
.623
222.823
.534
.78947
1.26750
1.70834 3.28729
Equal variance snot assumed
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada tabel independent samples test terdapat dua tahap analisis yaitu berdasarkan hasil pada tabel grup statistik melalui levene's test menguji apakah varians kedua sampel sama. Juga apakah rata-rata niiai tes siswa dari kelompok eksperimen sama dengan rata-rata nilai tes siswa dari kelompok kontrol. Berikut uraian dari pengujian tersebut: 1) Pengujian Varians Untuk pengujian ini ditetapkan hipotesis: Ho Hi
: kedua sampel mempunyai varians sama : kedua sampel mempunyai varians berbeda Kriteria untuk pengambilan keputusan adalah:
jika F hitung > F tabel atau nilai p < 0,05 , maka Ho ditolak dan berarti kedua sampel mempunyai varians berbeda. Tetapi pada tabel terlihat bahwa nilai p = 0,016< 0,05, maka Ho ditolak, sehingga kedua sampel memiliki varians berbeda.
1) Pengujian Rata-rata Dua Sampel Pengujian rata-rata ini tergantung dari hasil pengujian persamaan varians kedua sampel. Karena varians kedua sampel sama, maka digunakan Equal Variances Assumed. Hipotesis untuk penujian ini adalah: Ho
: rata-rata hasil tes kelompok eksperimen sama dengan rata-rata hasil tes kelompok kontrol.
Hi
: rata^-ata hasil tes kelompok eksperimen berbeda dengan rata-rata hasil tes kelompok kontrol.
Kriteria yang dipakai untuk pengambilan keputusan adalah: Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Membandingkan t hitung dengan t tabel, yaitu: jika t hitung < t tabel (positif tabel), maka Ho diterima jika t hitung > t tabel (positif tabel), maka Ho ditolak. Dengan meninjau nilai p Pada tabel terlihat bahwa nilai t hitung sebesar 0,623 Untuk tabel pada taraf kepercayaan 95% (« = 5% ) dan degree of freedom (df) n-1 atau 113 adalah t (o,o5; IB) =1,980 Dengan demikian t hitung < t tabel, sehingga Ho diterima. Hal ini mengandung arti bahwa rata-rata nilai hasil tes pada kelompok eksperimen sama dengan rata-rata hasil tes kelompok kontroi. Demikian halnya untuk nilai p, yaitu bahwa nilai p = 0,016< 0,05, juga mengisyaratkan untuk Ho diterima. 7. Pastiest Eksperimen - Posttest Kontroi Posttest kelompok
eksperimen
dan posttest
kelompok
kontroi
merupakan dua variabel yang independent, maka dilakukan uji perbedaan ratarata dengan t-tes dua sampel independent. Selanjutnya pada proses ini digunakan software SPSS untuk menghasilkan data berikut ini: a) Statist ik dari Sampel Hasil perhitungan statistik dari sampel ditunjukkan pada tabel berikut:
Kelompok Postest Kontroi
Eksperimen
Group Statistics Mean Std. Deviation
N
Std. Error Mean
114
85.7895
7.18217
.67267
114
71.6667
7.71926
.72298
Rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah 85,7895 dengan simpangan baku 7,18217. Sedangkan untuk kelompok kontroi rata-ratanya 71,667 Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan simpangan baku 7,71926. Rata-rata nilai posttest kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata nilai kelompok kontroi. Dengan demikian kondisi siswa hasil pembelajaran dengan model CALL memiliki kompetensi yang lebih baik. b) Uji t Sampel Tabel uji t yang dihasilkan dari pengolahan data posttest dua kelompok independent tersebut adalah sebagai berikut: Independent Samples Test t-test for Equality of Means
Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2- Mean tailed)
Std.
Differenc Error e
Differe nee
Postest
Equal
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
4.924 .027
variances assumed Equal variances not
14.301
assumed
226
.000 14.12281
.98751 12.17690 16.06872
14.301 224.835
.000 14.12281
.98751 12.17684 16.06877
Pada tabel independent samples test terdapat dua tahap analisis yaitu dengan menggunakan levene's test dan berdasarkan hasil pada tabel grup statistik menguji apakah varians kedua sampei sama. Di uji juga apakah ratarata nilai tes siswa dari kelompok eksperimen sama dengan rata-rata nilai tes siswa dari kelompok kontroi. Berikut uraian dari pengujian tersebut:
1) Pengujian Varians Untuk pengujian ini ditetapkan hipotesis: Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ho
: kedua sampel mempunyai varians sama
Hi
: kedua sampel mempunyai varians berbeda
Kriteria untuk pengambilan keputusan adalah: jika F hitung > F label atau nilai p < 0^,05 , maka Ho ditolak. Ini berarti kedua sampel mempunyai varians berbeda. Akan tetapi pada label terlihat bahwa nilai p = 0,27 > 0,05, maka Ho diterima, sehingga kedua sampel memiliki varians sama. 2) Pengujian Rata-Rata Dua Sampel Pengujian rata-rata ini tergantung dari hasil pengujian persamaan varians kedua sampel. Karena varians kedua sampel sama, maka digunakan Equal Variances Assumed. Hipotesis untuk penujian ini adalah: Ho
: rata-rata hasil tes kelompok eksperimen sama dengan rata-rata hasil tes
kelompok kontrol. Hi
: rata-rata hasil tes kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada rata-rata
hasil tes kelompok kontrol. Kriteria yang dipakai untuk pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan t hitung dengan t label, yaitu: jika t hitung < t label (positif label), maka H0 diterima jika t hitung > 1 label (positif tabel), maka Ho ditolak.
Karena nilai p (sign) pada SPSS dipakai untuk menguji dua sisi, maka kriteria ini tidak dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Pada tabel terlihat bahwa nilai t hitung sebersar 14,301. Untuk tabel pada taraf kepercayaan 95% (a - 5% ) dan degree of freedom (df) n-1 atau 227 adalah t (0,05;227) = 1,960. Dengan demikian t hitung > t tabel, sehingga Ho ditolak. Hal ini Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengandung arti bahwa rata-rata nilai hasil tes pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil tes kelompok kontrol. 8. Gain Eksperimen -Kontrol Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol merupakan dua variabel yang independent, maka diiakukan uji perbedaan rata-rata dengan t-tes dua sampel independent. Selanjutnya pada proses ini digunakan software SPSS untuk menghasilkan data berikut ini: a) Staristik dari Sampel Hasil perhitungan statistik dari sampel ditunjukkan pada tabel berikut: Group Statistics Kelompok Gain
Eksperimen
KOntrol
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
114
38.0702
12.69988
1.18945
114
23.5088
10.90851
1.02168
Rata-rata nilai siswa hasil gain kelompok eksperimen adalah 38,0702 dengan simpangan baku 12,69988. Sedangkan rata-rata nilai siswa gain untuk kelompok kontrol adalah 23,5088 dengan simpangan baku 10,90851 G. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian dalam pengembangan model Computer Assisted Language Learning untuk meningkatkan kompetensi Vocabulary dalam pembelajaran Speaking meliputi tahapan penelitian dan pengembangan, pengguna model, serta perangkat keras dan perangkat lunak. 1. Tahapan Penelitian dan Pengembangan Tahapan penelitian dan pengembangan meliputi 10 tahap tidak dilaksanakan sepenuhnya. Tahap ke-8 UjiCoba Operasional, Tahap ke-9 Perbaikan Produk Akhir dan Tahap ke-10 Diseminasi Nasional tidak dilakukan. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada tahap ke-1 sampai Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tahap ke-7, sesuai dengan kebutuhan pada materi perlajaran bahasa Inggris di MTsN. 2. Pengguna Model Perangkat Pembelajaran model CALL ditujukan untuk pengguna yang telah terbiasa menggunakan computer 3. Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Perangkat Pembelajaran model CALL memiliki keterbatasan pada sarana yang digunakan, terutama pada sistem operasi, yaitu ditujukan untuk komputer dengan sistem operasi Windows.
Lukman Hakim, 2012 Pengembangan Media Pembelajaran Ava Audio-Visual Aids Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Di Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu