1
4.3 Upaya Pemerintah Kabupaten Sambas Dalam Pengembangan Kawasan Danau Sebedang Sebagai Daya Tarik Wisata Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia), upaya merupakan usaha, ikhtiar untuk mencapai maksud tertentu. Sesuai dengan pengertian upaya tersebut, Pemerintah Kabupaten berusaha, berikhtiar sebaik mungkin untuk mengembangkan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas. Berbagai upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sambas untuk melakukan pengembangan suatu kawasan wisata yaitu khususnya Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata. Salah satu tujuaannya adalah untuk menarik perhatian lebih banyak pengunjung terhadap wisatawan yang senang dengan keindahan dan panorama alam maupun keragaman aktifitas-aktifitas wisata yang terdapat di kawasan ini serta menjadikan Kawasan Danau sebagai daya tarik wisata yang berkelanjutan. 4.3.1 Upaya Penegasan Kebijakan Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Danau Sebedang (RTRKW-DS) Pemerintah Kabupaten telah membuat Rencana Tata Ruang Kawasan Wisata Danau Sebedang (RTRKW-DS) dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu : a. Aspek Kebijakan
Pengembangan
KWDS
ini
harus
mempertimbangkan
berbagai
kebijaksanaan, baik kebijaksanaan spatial maupun sektoral yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan wilayah perencanaan. Beberapa kebijakan yang harus dikaji adalah Rencana Tata Ruang Kabupaten Sambas, Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Sambas, serta
2
kebijaksanaan pengelolaan lingkungan ( Hutan Lindung) di sekitar Danau Sebedang. b. Aspek Ekonomi
Pengembangan Kawasan Wisata Danau Sebedang diharapkan dapat menciptakan stimultan pengembangan ekonomi setempat yang bermuara pada peningkatan tarap hidup masyarakat setempat yang berarti pada kontribusi positif terhadap perekonomian regional. Oleh karena itu kajian mengenai aspek ekonomi menjadi sangat signifikan termasuk pula perhitungan dan prediksi nilai ekonomis yang akan dibangkitkan melalui pengembangan kawasan wisata ini. c. Aspek Fisik dan Sumber Daya Alam
Inti dari rencana pengembangan kawasan wisata ini adalah rencana tata ruang kawasan sehingga kajian aspek fisik dominan dari awal proses perencanaan hingga akhir. Kajian aspek ini mencakup penilaian daya dukung fisik lahan kawasan serta ketersediaan berbagai sumber daya alam setempat untuk mendukung rencana pengembangannya. Selain itu, dikaji pula berbagai kendala dan limitasi fisik yang membatasi pengembangan kawasan terutama dikaitkan dengan ancaman bencana dan pelestarian lingkungan hidup. d. Aspek Sosial Budaya
Hakekat semua pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia seutuhnya, bukan saja dari ukuran-ukuran ekonomis tetapi juga sejahtera menurut ukuran-ukuran sosial-budaya. Kajian aspek sosial budaya ini terutama difokuskan pada hal berikut:
3
1. Karakteristik dan kesediaan sumber daya manusia setempat serta
kapabilitasnya dalam mendukung pengembangan kawasan wisata. 2. Pemahaman dan pengembangan budaya myarakat baik masyarakat
setempat maupun masyarakat kelompok sasaran (wisata) dikaitkan dengan bentuk dan konsep pengembangan kawasan. e. Aspek Pelayanan Prasaran Kawasan
Pengembangan suatu kawasan harus ditunjang pula oleh pengembangan pelayanan berbagai prasarana kawasan seperti jalan dan angkutan, listrik, air bersih, telekomunikasi dll. Dengan demikian, studi ini juga harus mengkaji sebesar apa daya dukung berbagai fasilitas tersebut dalam menunjang keberhasilan pengembangan Kawasan Danau Sebedang ini. Kajian difokuskan pada Level of Services yang ada, serta rencana peningkatan Level of services untuk memenuhi tututan kebutuhan pembangunan di masa yang akan datang. f.
Aspek Hukum dan Kelembagaan Suatu perencanaan yang bagus, belum sepenuhnya merupakan jaminan
keberhasilan pelaksanaanya. Beberapa aspek diluar aspek teknis perencanaan member andil bagi keberhasilan suatu rencana pengembangan kawasan. Aspek hukum, menyangkut status hukum kemanusiaan dan berbagai peraturan dan perundangan secara langsung maupun tak langsung terkait dengan pengembangan kawasan tidak bisa luput dari kajian. Demikian pula aspek pengelolaan pembangunan kawasan yang menyangkut kelembagaan serta pembiayaan pembangunan penting untuk dikaji agar kelak inplementasi rencana dapat berlangsung dengan potensi konflik yang minimal.
4
Terkait dengan teori perncanaan, agar pariwisata di suatu daerah dapat berjalan sesuai dengan harapan, maka sudah sewajarnya para pembuat kebijakan yang bermaksud mengembangan pariwisata di wilayah kerjanya harus melakukan serangkaian kegiatan perencanaan. Pentingnya perencanaan dalam pengembangan pariwisata disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut (Paturusi, 2008) : 1. Kegiatan pariwisata merupakan suatu kegiatan ekonomi yang relatif baru. Dengan demikian pemerintah dan pihak swasta memiliki informasi dan pengalaman yang terbatas tentang bagaimana mengembangkan sektor pariwisata dengan baik. Perencanaan pariwisata dapat menjadi arahan dan pedoman dalam mengembangkannya. 2. Kegiatan pariwisata merupakan kegiatan yang sangat kompleks, multisektoral, dan melibatkan berbagai bidang seperti pertanian, perikanan, manufkturing, kebudayaan, pertamanan, berbagai fasilitas pelayanan dan jasa, transportasi, dan infrastruktur lainnya. Perencanaan dan koordinasi untuk memadukan unsure-unsur tersebut menjadi mutlak. 3. pariwisata dapat mendatangkan keuntungan ekonomis baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan perencanaan yang baik, keuntungan ini dapat dioptimalkan. Uraian pentingnya perencanaan dalam pengembangan pariwisata tersebut mencerminkan bahwa bidang pariwisata juga merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang masih baru, sehingga pihak yang terkait belum memiliki informasi maupun pengalaman yang luas dalam bidang pariwisata, bidang pariwisata ini cakupannya sangat luas yang melibatkan berbagai bidang, jika pengelolaan
5
pariwisata dilakukan dengan baik, maka dapat mendatangkan keuntungan ekonomis baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu perlunya perencanaan yang matang agar keuntungan tersebut dapat dioptimalkan. Sesuai dengan teori perencanaan tersebut, bahwa Rencana tata ruang kawasan wisata yang telah dibuat tersebut dapat menjadikan kebijakan atau acuan dalam mengembangkan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten
Sambas,
seperti
yang
telah
dikemukakan
Asmani
selaku
DISPORABUDPAR : “Hendaknya untuk proses pengembangan Kawasan Danau Sebedang disesuaikan dengan RTRKW-DS yang telah dibuat, yaitu dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah dikaji sebelumnya” (Hasil wawancara, 21 Maret 2011)”. Melihat
dari
pertimbangan
aspek-aspek
RTRKW-DS
tersebut,
memungkinkan untuk perkembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata yang diharapkan. Oleh karena itu perlunya penegasan tentang RTRKW-DS ini untuk mengantisipasi berbagai kejadian-kejadian yang tidak diingini, karana aspek-aspek ini dibuat berdasarkan pengamatan sebelumnya yang sesuai dengan kondisi Kawasan Danau Sebedang. 4.3.2 Upaya Penertiban Pembangunan Kegiatan Masayakat Sekitar Kawasan Danau Sebedang Penertiban pembangunan usaha masyarakat sekitar ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menertibkan berbagai kegiatan usaha masyarakat setempat seperti toko/warung, rumah makan, tempat hiburan maupun penginapan.Upayaupaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten dalam upaya penertipan
6
pembangunan kegiatan masyarakat di sekitar kawasan danau ini, menurut hasil wawancara dari Indra Gunawan selaku Kepala Bidang Pariwisata sebagai berikut: “ Kami selaku Dinas Budaya pariwisata Pemuda dan Olahraga (DISBUPORA) sambas, berserta anggota DPRD melalui Komisi B berusaha untuk mengembangkan Kawasan Danau Sebedang ini ke tahap yang lebih maksimal. Salah satunya yaitu dengan membangun atau merelokasi kios-kios milik masyarakat setempat ketahap yang memungkinkan” ( Hasil wawancara, 21 Maret 2011). Menurut keterangan dari hasil wawancara tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa,
Pemerintah
Kabupaten
telah
mengupayakan
untuk
mengembangkan Kawasan Danau Sebedang ke tahap yang maksimal dengan merelokasi kios-kios milik masyarakat di sekitar kawasan danau, dimana dana bantuan pembangunan tersebut di alokasikan khusus untuk Danau Sebedang atas bantuan dana dari provinsi melalui Pemerintah Kabupaten Sambas yang pelaksanaan teknisnya diserahkan kepada Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata. 4.3.3 Upaya Pelestarian Lingkungan Kebersihan lingkungan areal perairan Danau Sebedang sangatlah penting, karena air danau tersebut merupakan salah satu komsumsi masyarakat setempat sebagai sumber air bersih melalui PDAM Kabupaten Sambas. Oleh karena itu, kebersihan di sekitar perairan danau harus tetap terjaga kebersihannya. Untuk menjaga kebersihan tersebut, Pemerintah Kabupaten membuat kebijakan untuk Kecamatan Sebawi khususnya di Danau Sebedang. Kebijakan tersebut yaitu menggusur atau memindahkan kios-kios/kafe-kafe yang berada di pinggiran danau ke sisi selatan-timur dengan ketentuan pembangunan kios/kafe yang baru
7
berjarak minimal 50 meter dari sisi pinggir danau. Menurut keterangan Sekretaris Camat Kecamatan Sebawi Zailan, S.Sos : “Sekarang Pemerintah Kecamatan telah melakukan salah satu upaya untuk mengembangkan Kawasan Danau Sebedang dengan cara membuat ketertiban di sekitar pinggir danau, bahwa tidak ada lagi masyarakat, pemilik kios/kafe yang menetap di pinggir sungai. Hal itu sudah terlaksana, hanya saja masih tertinggal puing-puing bangunan yang telah di pindahkan. Puing-puing tersebut diusahakan tidak terlihat lagi demi untuk kebersihan di pinggir danau”( Hasil wawancara, 22 Maret 2011). Hasil wawancara dari sekretaris Camat tersebut mencerminkan bahwa pihak Pemerintah Kabupaten memberikan wewenang kepada pihak Kecamatan untuk menertibkan kawasan danau dengan memindahkan perumahan masyarakat atau kios-kios maupun kafe-kafe yang berada di pinggiran danau ke tempat yang disediakan, guna untuk menghindari pencemaran dari kualitas air bersih Danau Sebedang. 4.3.4 Pembentukan Kelompok Sadar Wisata Pemerintah Kabupaten telah membentuk POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) di Desa sempalai Sebedang. Kelompok sadar wisata ini dibentuk sejak tahun 2001 hingga sekarang, yang beranggotakan 23 orang. Anggota dari kelompok ini dari pemuda-pemudi setempat. Kelompok ini dibentuk berdasarkan kepada masyarakat yang peduli akan pariwisata khususnya untuk pengelolaan Kawasan Danau Sebedang. Ketua Kelompok Sadar Wisata, Pahruddin mengatakan: ”Kami dibentuk di Desa ini bertujuan untuk benar-benar sadar akan pariwisata yang ada di desa kami, salah satunya yaitu Danau Sebedang. Kami sudah menjalankan program nasional yaitu adanya bantuan dari PNPM-Mandiri Pariwisata (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) di desa kami. Dengan adanya bantuan tersebut yang dilimpahkan kepada kelompok kami dapat membantu untuk menyediakan sarana dan prasarana
8
wisata di Danau Sebedang. Alokasi dana tersebut kami gunakan untuk pembenahan maupun penyediaan beberapa sampan, Baju pelampung/baju pengaman, Permainan anak, Ginset, Atribut Anggota dan penyedian penyimpanan alat-alat wisata yaitu membangun gudang”. (Hasil wawancara, 2 April 2011). Penjelasan dari ketua Kelompok Sadar Wisata dapat disimpulkan bahwa pembentukan dari kelompok itu didasarkan kepada siapa saja yang benar-benar peduli akan pariwisata tanpa ada pemaksaan dari pihak manapun. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan dari kelompok ini, salah satunya yaitu membentuk penjaga tiket, menyediakan sarana dan prasarana dari bantuan dana yang telah diberikan yang terlihat, mengadakan perlombaan sampan, mengurus acara hiburan rakyat yang dilaksaanakan ketika perayaan seperti idul fitri dan idul adha, dll. 4.3.5 Upaya Pengelolaa Distribusi Tiket Masuk Penarikan tiket/ biaya masuk tidak dilakukan setiap hari, hanya dipungut biaya pada hari-hari tertentu saja yaitu hari sabtu, minggu dan pada hari libur lainnya. Tempat penarikan tiket dilakukan 2 tempat yaitu jalur utama pintu gerbang di sebelah timur dan jalur kedua di sebelah barat. Biaya masuk ke Danau Sebedang sebesar Rp. 5000,00 untuk dewasa, Rp. 3000,00 untuk anak-anak. hasil dari penjualan tiket ini dibagi menjadi 3, yaitu untuk penjaga tiket, kas desa dan DISPENDA. Berikut pernyataan dari Kepala Desa Bapak Warta, Sebagai berikut : “ Penarikan tiket kepada pengunjung/wisatawan yang datang ke Kawasan Sebedang ini dilakukan 2 tempat, yaitu jalur masuk utama dan jalur masuk kedua, yang dilakukan oleh penjaga tiket sebanyak 2 orang per jalur masuk. Hasil penarikan tiket tersebut diberikan kepada penjaga tiket kemudian untuk kas desa melalui POKDARWIS dan ke Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Sambas” (Hasil Wawancara, 23 Maret 2011). Hasil tiket yang masuk ke kas desa ini diserahkan lagi kepada kelompok sadar wisata yang digunakan untuk pembenahan fasilitas wisata. Hanya saja hasil
9
dari pemungutan tiket tersebut belum terdata dengan pasti berapa jumlah pendapatan per hari, minggu, bulan maupun per tahunnya, ini dikarenakan pengelolaan administrasi tiket belum memadai, sehingga menyebabkan jumlah kunjungan wisatawanpun belum terdata dengan baik. Menurut keterangan dari salah satu DISPORABUDPAR, bapak Hairil menyatakan : “ Untuk sementara ini, jumlah kunjungan wisatawan masih belum terdata dengan pasti, mengingat belum ada catatan-catatan yang diperoleh secara pasti dari pihak yang mengelola tiket” (Hasil wawancara, 21 Maret 2011)”. Belum adanya data-data yang pasti mengenai jumlah wisatawan yang datang ke Kawasan Danau Sebedang, hal ini sulit untuk mengetahui/mengukur tingkat perkembangan kawasan danau ini sebagai daya tarik wisata jika di lihat dari segi minat wisatawan yang datang berkunjung ke kawasan ini, meskipun keberadaan kawasan danau sebedang ini sudah dikenal cukup lama, namun belum diketahui berapa banyak wisatawan yang datang berkunjung ke Kawasan Danau Sebedang. Upaya-upaya yang telah dilaksanakan Pemerintah dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa apa yang sudah dilakukan Pemerintah, baik itu Pemerintah
Kabupaten,
Kecamatan
maupun
Desa,
bahwa
pelaksanaan
pengembangan Kawasan Danau Sebedang yang dilakukan tersebut sudah terlaksana, hanya saja masih ada kendala-kendala atau faktor-faktor penghambat bagi pemerintah untuk mengembangan Kawasan Danau Sebedang ketahap yang memungkinkan.
10
Perlunya kerjasama yang baik dengan berbagai pengampu kepentingan dan melibatkan masyarakat setempat untuk menjalankan kegiatan pariwisata sehingga masyarakat, pemerintah maupun pelaku usaha kawasan danau nantinya dapat menikmati hasil dari kegiatan pariwisata tersebut. 4.4 Faktor Penghambat dan Pendukung Pengembangan Kawasasan Danau Sebedang Sebagai Daya Tarik Wisata 4.4.1 Faktor Penghambat Faktor penghambat ini merupakan suatu permasalahan maupun kendalakendala yang menjadi faktor pemnghambat bagi Pemerintah Kabupaten dalam mengembangkan Kawasan Danau Sebedang. Kendala/permasalahan tersebut merupakan suatu kelemahan dari Pemerintah Kabupaten dalam mengembangkan Kawasan Danau Sebedang, oleh karena itu kawasan danau ini sulit untuk lebih berkembang sesuai dengan yang direncanakan. Faktor-faktor penghambat tersebut yaitu; a. Kurangnya Dana Untuk Pengembangan Kawasan Danau Sebedang
Dana merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk melakukan aktivitas-aktivitas wisata. Alokasi dana yang dibutuhkan dalam pengembangan suatu kawasan sebagai daya tarik wisata sangat besar, sementara Pemerintah Kabupaten mengalokasikan dana untuk Kawasan Danau Sebedang belum memadai, mengingat terlalu banyaknya pembagian alokasi dana untuk tempattempat wisata yang lain. Kepala Bidang pariwisata, Indra Gunawan menyatakan; “ mengingat banyaknya tempat-tempat wisata di Kabupaten Sambas, dana yang dikeluarkan untuk pembenahan maupun pengembangan tempat wisata, jumlahnya masih belum memadai. Hanya saja kita mengharapkan adanya bantuan dana dari provinsi maupun pusat yang dialokasikan khusus untuk pariwisata serta mengharapkan adanya investor yang sudi
11
untuk mengembangkan usahanya di tempat wisata tersebut” (Hasil wawancara, 21 Maret 2011). Minimnya dana untuk keperluan aktivitas pariwisata juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten dalam pengembangan Kawasan Danau Sebedang. Bantuan dana untuk pengelolaan Kawasan Danau Sebedang yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten yang kemudian dilimpahkan kepada DISPORABUDPAR khususnya bidang pariwisata, hanya digunakan memperbaiki fasilitas-fasilitas wisata. Menurut salah satu akademisi yaitu bapak Herlan Tino, menyatakan bahwa ; “salah satu faktor penghambat Pemerintah Kabupaten untuk mengelola maupun mengembangkan Kawasan Danau Sebedang adalah tidak adanya dana yang di berikan kepada pihak pengelola wisata seperti POKDARWIS. Sementara ini mereka hanya mempunyai dana dari hasil penjualan tiket, itu pun belum memadai, hanya digunakan untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas wisata yang rusak” (Hasil Wawancara, 27 Maret 2011) Keterbatasan biaya juga merupakan salah satu faktor penghambat untuk mengembangkan Kawasan Danau Sebedang kearah yang lebih baik. Perlunya penyusunan strategi untuk mengantisipasi masalah ini, salah satunya yang dapat dilakukan adalah kerjasama yang baik dengan berbagai pihak dan melakukan perundingan yang serius untuk mendapatkan biaya dalam rangka pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata sesuai dengan yang diharapkan bersama. b. Kurangnya Kerjasama dengan stakeholders
Kerjasama dengan berbagai stakeholders (pengampu kepentingan) sangatlah perlu dalam dunia pariwisata, baik itu kerjasama dengan Pemerintah, masyarakat dan investor. Di kawasan danau ini masih belum ada investor yang
12
berminat untuk berkerjasama untuk mengembangkan Kawasan Sebedang sebagai daya tarik wisata. Setelah melakukan wawancara dengan bapak Subhan selaku pemilik penginapan sederhana, menyatakan : “ setelah saya amati, mengapa kawasan danau ini belum berkembang disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya yaitu, kurangnya kerjasama antara Pemerintah Kabupaten terhadap pengusaha wisata maupun dengan masyarakat setempat. Sebagai contoh, kawasan danau ini masih dominan milik pribadi masyarakat setempat, salah satunya kebanyakan dimiliki oleh masyarakat china. Sebagian mereka enggan menyerahkan tanah mereka di sekitar danau untuk dijadikan salah satu tempat kegiatan wisata, hal ini dikarenakan kurangnya perudingan/kesepakatan maupun kerjasama yang baik dengan mereka”(Hasil wawancara, 26 Maret 2011) Pemerintah Kabupaten maupun Kecamatan, mengalami kendala dalam melakukan kerjasama dengan para investor, ini dikarenakan kurangnya negosiasi dengan pemilik tanah salah satu masyarakat sekitar kawasan danau, seperti yang dikemukakan oleh Saini selaku Sekretaris Desa; “mengapa investor masih belum berminat untuk melakukan kerjasama untuk pengembangan kawasan danau ini disebabkan oleh sulitnya melakukan negosiasi dengan pemilik tanah sekitar Kawasan Danau Sebedang. Meskipun sebelumnya ada investor yang berminat untuk melakukan investasi karena melihat peluang yang memadai, kemudian mereka lebih memilih mengundurkan diri setelah mengetahui kendala-kendala yang ada” (Hasil wawancara, 29 Maret 2011). Meskipun Kawasan Danau Sebedang telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan wisata andalan Kabupaten Sambas, namun minat investor untuk menanamkan modalnya di Kawasan Danau Sebedang ini masih sangat kurang. c. Sumber Daya Manusia Belum Memadai
Minimnya SDM untuk mengelola Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata juga merupakan penghambat dari pemerintah dalam upaya mengembangkan Kawasan Danau Sebedang ini ke arah yang lebih maksimal, hal
13
ini ditandai dengan belum ada pihak pemerintah maupun masyarakat yang benarbenar berkompeten dalam bidang pariwisata. Tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Sambas masih minim sekali dalam bidang pariwisata. Menurut keterangan salah satu akademisi, yaitu bapak Oscar, “ Kurangnya SDM yang berkualitas di bidang pariwisata juga merupakan faktor penghambat pihak Pemerintah Kabupaten dalam pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas. Belum adanya SDM yang benar-benar basicnya dari bidang pariwisata, baik itu Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, Desa maupun masyarakat setempat yang mengelola Kawasan Danau Sebedang. Sangat diperlukan SDM yang berkualitas tersebut dalam pengembangan pariwisata khususnya yaitu untuk mengelola Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata”. (Hasil wawancara, 27 Maret 2011). Hasil wawancara dengan salah satu akademisi tersebut, dapat disimpulkan, bahwa sumber daya manusia merupakah hal terpenting dalam kegiatan pariwisata, jika kwalitas SDM baik, maka sudah barang tentu dapat mendukung tercapainya rencana maupun tujuan sesuai dengan harapan bersama. Lemahnya sumber daya manusia (SDM) pariwisata berimplikasi pada kurangnya pengetahuan pemerintah maupun masyarakat setempat dalam mengelola pariwisata. Pemahaman ini kurang menguntungkan bagi pemerintah maupun masyarakat setempat. Kendala-kendala yang telah dipaparkan tersebut merupakan penghambat bagi Pemerintah Kabupaten untuk lebih bergerak cepat dalam mengembangkan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata andalan di Kabupaten Sambas. 4.2.2
Faktor Pendukung Faktor Pendukung ini merupakan salah satu kekuatan maupun peluang
dari Kawasan Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas.
14
Berdasarkan wawancara dengan Pemerintah Kabupaten, Kecamatan, Desa , Tokoh Masyarakat, Akademisi, Wisatawan serta pengamatan peneliti, dapat ditarik kesimpulan Faktor pendukung bagi pemerintah dalam pengembangan Kawasan Danau Sebedang adalah sebagai berikut : yaitu adanya ragam atraksi wisata, kondisi dan daya dukung fisik Kawasan Danau Sebedang, dan letak kawasan danau yang strategis. a. Kondisi dan Daya Dukung Fisik Kawasan Danau Sebedang
Mengingat luasnya Kawasan Danau Sebedang ini, dapat memungkinkan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Udara yang dirasakan masih segar dan kondisi alamnya yang masih lestari, ini ditandai dengan masih sedikitnya pembangunan sarana dan prasarana pariwisatadi sekitar kawasan danau, terkesan kawasan danau ini masih alami. Kondisi topografi yang berbukit-bukit di sekitar kawasan danau telah mendukung terbentuknya satu keindahan alam/panorama dari Danau Sebedang. Perubahan bentuk topografi secara berangsur-angsur dari bukit ke lembah atau sebaliknya memberikan kesan pemandangan yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan danau ini. Namun kondisi ini juga perlu didukung dengan unsure lainnya yaitu dengan pola vegetasi yang beragam, karena seperti kondisi saat ini dengan banyaknya bukit hanya ditumbuhi pohon dengan kanopi yang sejenis akan memberikan kesan menoton, dapat dilihat pada Gambar 4.10 Selain panorama dari Danau Sebedang, perairan danau sebedang juga merupakan pusat ketertarikan wisatawan. Selain digunakan sebagai sumber air bersih, perairan danau juga di gunakan sebagai aktivitas berenang, mendayung
15
sampan, memancing maupun tempat budidaya perternakan ikan, seperti yang terlihat pada Gambar 4.12, meskipun sarana peralatan belum memadai untuk wisatawan melakukan aktivitas wisata perairan danau ini, mereka bisa membawa peralatan sendiri, seperti pancing dan baju renang.
Gambar 4.10 Kondisi Danau Sebedang Yang di Kelilingi Perbukitan Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011
Gambar 4.11 Aktivitas Wisata Air Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011 b. Keanekaragaman Atraksi Wisata
Berbagai atraksi wisata yang dapat dinimati di kawasan danau ini. Salah satunya yaitu, Menikmati perairan danau ( Bersampan, Memancing, dan Berenang), merentasi hutan lindung, mendaki beberapa bukit, bersepeda, bertualang di areal pulau (pulau Pak Anjang, pulau Batu Panjang dan Pulau Pani),
16
piknik/berkemah, bermain ayunan (salah satu permaianan anak-anak), melihat areal perkebunan masyarakat setempat, melihat areal tambak ikan (peternakan ikan), menziarahi makam sejarah, melihat langsung ritual sembahyang kubur dari etnis china, dll. Salah satu wisatawan yaitu Tina mengatakan ; “ saya sangat suka sekali berkunjung ke tempat ini di hari minggu khususnya sore hari. Tempat ini menenangkan pikiran saya dikala saya melihat para muda-mudi berenang diperairan danau dan saya suka memancing ikan di kawasan danau ini, seolah-olah kalau saya ke tempat ini jiwa saya merasa tentram” (Hasil wawancara, 20 Maret 2011). Berbagai atraksi wisata yang dapat dikembangkan di kawasan danau ini. Hanya saja belum adanya pengelolaan yang maksimal, hasil wawancara dengan pemilik toko yaitu bapak Yardiman ; “ Meskipun mata pencaharian saya TNI AD, saya juga berkesempatan membuka usaha seperti menyediakan berbagai keperluan wisatawan, khususnya makanan dan minuman ringan. Peluang yang ada membuat saya tertarik untuk membuka usaha ini setelah memperhatikan keanekaragaman aktivitas wisata disini, hanya saja keanekaragaman wisata tersebut belum dikemas sedemikian rupa masih dalam keadaan yang sangat sederhana, namun wisatawan lokal khususnya sangat senang menikmati aktivitas wisata tersebut”. (Hasil wawancara, 27 Maret 2011). Keterangan dari bapak Yardiman tersebut, mencerminkan bahwa keanekaragaman atraksi/aktivitas wisata yang dimiliki, disajikan dengan sederhana, belum adanya fasilitas yang memadai serta pengelolaan dari ragam aktivitas wisata tersebut masih belum maksimal, untuk membuat wisatawan terkesan lebih lama menikmati aktivitas wisata tersebut. Salah satu tokoh masyarakat, yaitu bapak Samian menyatakan ; “ Jika keanekaragaman wisata yang ada dikembangkan dengan baik, maka dapat mendatangkan hasil, yaitu ramainya kunjugan wisatawan ke tempat ini. Salah satunya pembenahan sarana yang memadai terlebih dahulu. Dan
17
membentuk adanya instruktur dari masing-masing kegiatan tersebut, contohnya untuk wisatawan yang suka akan bertualang, mereka pasti membutuhkan seseorang yang dapat menuntun mereka dalam merentasi hutan lindung maupun mendaki gunung-gunung. Untuk sementara ini, wisatawan yang suka dengan aktivitas itu, haya mengandalkan kemampuan sendiri untuk berusaha berkeliling di sekitar hutan lindung maupun mendaki bukit” (Hasil wawancara, 30 Maret 2011). Salah satu wisatawan, yaitu Rasno juga menyatakan ; “keragaman wisata yang ada di Kawasan Danau ini, jika dikembangkan dengan lebih baik, saya yakin tempat ini akan diminati lebih banyak wisatawan. Sementara wisatawan yang datang ke sini masih wisatawan lokal yang berasal dari masyarakat Kabupaten Sambas maupun dari luar kabupaten, karena ragam atraksi wisata yang ada disini berbeda dengan tempat wisata yang lain khususnya di Kabupaten Sambas, keanekaragaman atraksi wisata ini merupakan salah satu dari kekuatan maupun pendukung daya tarik wisata” (Hasil wawancara, 3 April 2011). Wisatawan yang berasal dari luar kabupaten sambas, sangat senang menikmati perairan danau, karena perairan danau ini tidak ada ditempat lain. Kawasan Danau Sebedang ini adalah kawasan yang sangat strategis, mudah ditempuh dengan kendaraan darat serta kawasan danau yang terbesar di Kalimantan Barat seperti yang dikatakan oleh Lusi ; “ salah satu tujuan saya datang ke sini adalah untuk menikmati atraksi wisata air seperti berenang, memancing dan mendayung sampan. Saya senang melakukannya di tempat ini karena kawasan danau inilah satusatunya yang terdekat dengan daerah saya. Kalau di tempat lain belum ada aktivitas wisata air yang bisa kita nikmati bermacam-macam seperti ini”(Hasil wawancara, 3 April 2011). Hasil wawancara mengenai ragam atraksi wisata ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa keanekaragaman wisata yang dimiliki Kawasan Danau Sebedang memiliki daya tarik tersendiri berbeda dengan tempat yang lainnya khususnya di Kabupaten Sambas. Perlunya pengelolaan yang lebih baik terhadap ragam wisata tersebut demi untuk menunjang pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas. Keanekaragaman
18
wisata tersebut merupakan salah pendukung Pemerintah Kabupaten Sambas dalam mengembangkan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata. c. Letak Kawasan Danau Yang Strategis.
Berdasarkan posisi geografisnya, Kawasan Danau Sebedang ini cocok untuk dikembangkan, karena kawasan ini adalah kawasan yang strategis yaitu terletak diantara Kota Pemangkat dan Kota Sambas, yang merupakan jalan utama/pokok yang slalu digunakan setiap hari. Lebih prospek lagi, Kawasan Danau Sebedang terletak dalam lintas utama Pontianak-Sarawak melalui Border Development Center (BDC) Aruk. Jarak antara Kabupaten Sambas dengan Aruk/Biawak (daerah perbatasan Kota Sambas-Malaysia) diperkirakan sekitar 92 Km melalui jalan darat. Jarak tempuh Sambas-Malaysia ini lebih dekat disbanding dengan jarak tempuh Sambas-Pontianak (202 Km). jika dilihat dari jarak tersebut, Kabupaten Sambas berpeluang untuk melakukan kerjasama dibidang pariwisata dengan Malaysia Timur. Menurut keterangan bapak Palet selaku wisatawan menyatakan bahwa ; “ Dengan dibangunnya border (daerah perbatasan) sekarang, sangat memudahkan saya untuk melakukan bisnis. Terutama membeli salah satu sembako di negara tetangga. Hal ini menguntungkan saya, karna harga sembako tersebut lebih murah disbanding dengan sembako yang di beli di Sambas. Setelah saya perhatikan, ketika saya berkunjung ke danau ini, sebenarnya kawasan danau ini berpeluang besar untuk dikembangkan. Jarak antara Malaysia dan daerah kita sangat dekat, mengapa tidak kita menjalin hubungan kerjasama dengan negara tetangga tersebut untuk mengelola kawasan danau ini” (Hasil wawancara, 3 April 2011). Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa, jika dilihat dari segi letak yang strategis, maka ada peluang besar bagi Kabupaten Sambas untuk
19
berkerjasama dalam mengembangkan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata. Pirdaus mengatakan, “ saya berkerja sehari-harinya sebagai sopir truk, yang sering melewati jalur Sambas-Singkawang, ketika saya tidak membawa angkutan, saya berkunjung ke kawasan danau ini untuk istirahat sejenak, makan dan minum sambil melihat pemandangan di sekitar kawasan danau ini. Mengingat letak kawasan ini sangat strategis, yaitu dekat dengan jalan utama, sudah barang tentu setiap harinya tempat ini dikunjungi” (Hasil wawancara, 3 April 2011). Keterangan dari hasil wawancara tersebut, letak Kawasan wisata yaitu Danau Sebedang ini sangat strategis, karena tidak jauh dari jalan utama SambasPontianak. Kemungkinan besar orang-orang yang melintasi jalan ini secara tidak sengaja untuk berkunjung ke kawasan danau. Perlunya perbaikan-perbaikan jalan yang memadai untuk menuju ke kawasan danau serta memberikan tanda khusus tentang keberadaan tempat wisata khususnya Kawasan Danau Sebedang. 4.5 Strategi Pengambangan Kawasan Danau Sebedang Sebagai Daya Tarik Wisata Agar dapat merumuskan strategi pengembangan yang tepat terhadap sesuatu daya tarik wisata, perlu diketahui fase-fase perkembangan pariwisata. Sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori siklus hidup destinasi yang diadaptasi dari Butler 1980, ada tujuh fase-fase perkembangan pariwisata yaitu: exploration (penemuan), invelopment (pembangunan), consolidation (konsolidasi), stagnation (stagnasi), decline (penurunan), dan rejuvenation (peremajaan). Setelah dlakukan pengamatan maupun survey (penelitian), maka strategi pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata tergolong ke dalam fase involvement (Keterlibatan) yaitu fase kedua yang ditandai
20
dengan meningkatnya jumlah kunjungan. Adanya inisiatif dari masyarakat lokal untuk menyediakan berbagai fasilitas yang diperuntukan bagi wisatawan. Muncul musim wisatawan dan pasar wisatawan, dan tekanan yang diberikan kepada sektor publik untuk penyediaan infrastruktur, kemudian pada tahap ini mulai ada promosi. (Butler,1980 dalam Damayanti, 2099-23). Fase perkembangan pariwisata di Kawasan Danau Sebedang tersebut bermula dari fase penemuan ke fase keterlibatan. Diharapkan nantinya akan lebih berkembang sampai ketahap yang selanjutnya yaitu fase pembangunan. Mengingat tingkat kunjungan wisata yang datang ke Kawasan Danau Sebedang adalah kebanyakan dari wisatawan lokal (Wisatawan Kabupaten Sambas), strategi pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata akan dikembangkan dan difokuskan dalam skala pelayanan lokal (wisatawan Kabupaten Sambas dan kabupaten lain yang ada di Provinsi Kalimantan Barat). Sesuai dengan teori siklus hidup destinasi tersebut, analisis yang digunakan yaitu analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan pendekatan yang digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats) merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengkaji kondisi dan keadaan di lingkungan sekitar Kawasan Danau Sebedang yang nantinya akan dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Dengan menganalisis pengembangan Kawasan Danau Sebedang berdasarkan pada mamaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang
21
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat menimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). (Rangkuti, 2006-19). Berikut akan diuraikan beberapa faktor kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata. 4.5.1 Kondisi Internal Pengembangan Kawasan Danau Sebedang Sebagai Daya Tarik Wisata. 4.5.1.1.Kekuatan (Strengths) Kekuatan adalah segala sesuatu yang dapat dikembangkan sebagai andalan pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata ( Potensipotensi yang dimiliki). Kekuatan Kawasan Danau Sebedang ini memiliki keunggulan atau kelebihan sebagai daya tarik wisata, yaitu : a. Panorama Danau Kawasan Sebedang
Keindahan alam yang dimiliki Kawasan Danau Sebedang ini dijadikan tempat wisata dari sejak dulu. Wisatawan yang datang ke kawasan ini terkesan oleh kecantikan panorama dari Danau Sebedang. Selain pemandangannya yang indah, permai dan menyejukkan jiwa, kawasan ini juga dapat memberikan inspirasi kepada seseorang maupun menghilangkan kejenuhan dari hiruk pikuk keributan kota. Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat yaitu bapak Misdan menyatakan; “ Keberadaan Kawasan Danau Sebedang dikenal sebagai tempat wisata sudah cukup lama, sejak zaman kerajaan sultan sambas. Tempat ini dijadikan sebagai tempat istirahat/liburan keluarganya sultan. Mereka piknik di tempat ini bersama keluarga maupun kolega mereka dengan tujuan untuk menikmati keindahan panorama danau sebedang, karena kawasan ini dikelilingi oleh bukit-bukit yang tinggi serta pepohonan yang hijau dan rimbun serta kicauan burung membuat suasana tempat ini menjadi nyaman dan terkesan alami” ( Hasil Wawancara, 5 April 2011).
22
Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa tidak mengherankan lagi keberadaan tempat wisata ini sudah dikenal sejak dulu yang digunakan oleh para raja Sambas dan keluarga serta kerabatnya memilih tempat ini untuk sebagai tempat istirahat mereka sambil menyaksikan keindahan alam yang dimiliki danau ini. Bukit-bukit yang membentangi persekitaran danau ini membuat pemandangan danau menjadi indah, selain itu bunyi kicauan burung yang mendayu membuat hati menjadi tentram seolah-olah lupa akan kesibukan maupun kelelahan terhdap aktivitas sehari-hari, seperti yang terlihat pada Gambar 4.12
Gambar 4.12 Panorama Danau Sebedang di Lihat Dari Sisi Timur Sumber : DISPORABUDPAR b. Makam Sejarah
Selain kawasan danau ini dijadikan tempat istirahatnya raja, kawasan ini juga dijadikan tempat bersejarah bagi masyarakat Kabupaten Sambas. Di sebelah barat Danau Sebedang, ada sebuah makam sejarah yang diberi nama makam Bujang Nadi dan Dara Nandung. Makam ini merupakan makam putra dan putri Sultan Sambas, mereka dikubur bersamaan didalam satu lobang kubur yang di kubur hidup-hidup. Dari dulu hingga sekarang, makam ini dijuluki makam keramat bagi mereka mempercayai kesaktian dari makam ini. Mereka yang
23
berkungjung ke makam ini biasanya mempunyai tujuan dan maksud tertentu, ada juga yang hanya sekedar menziarahi untuk keingin tahuan mereka letak makam keramat di Kawasan Danau Sebedang. Meskipun makam ini merupakan salah satu makam sejarah di Kabupaten sambas, namun pelestarian makam ini masih tertatan sangat sederhana. Menurut keterangan Jannah selaku wisatawan, menyatakan bahwa ; “ Menurut saya sesuatu yang unik di kawasan danau ini adalah makam sejarah yang dijuluki makam keramat. Makam tersebut dikunjungi bukan sekedar untuk di ziarahi melainkan untuk menunaikan hajat seseorang. Setelah hajatnya tercapai, kemudian seseorang tersebut melakukan ritual syukuran dengan menyembelih seekor kambing maupun sapi di areal kubur keramat, kemudian daging tersebut diberikan kepada penduduk setempat. Menurut saya hal tersebut unik, mengapa tidak ritual tersebut dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata Kawasan danau Sebedang, hanya saja kita tidak tau kapan pelaksanaan syukuran tersebut dilaksanakan” ( Hasil Wawancara, 3 April 2011). Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa salah satu keunikan dari Kawasan Danau sebedang yaitu terdapatnya makam sejarah, makam tersebut merupakan salah satu dari kekuatan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas, seperti Gambar 4.13
Gambar 4.13 Aktivitas Ziarah Makam Dan Berhajat Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011
24
c. Produk Makanan Lokal
Wisatawan yang suka akan wisata kuliner, disinilah tempatnya mereka menikmati keenakan masakah khas masyarakat Sambas. Masakan tersebut disajikan secara tradisional dan sederhana. Pemilik salah satu rumah makan yaitu bapak Agus menyatakan bahwa: “ Kebanyakan wisatawan yang datang ke rumah kaman saya ini, yaitu untuk menikmati makanan tradisional salah satunya Asam Pedas berserta menu-menu lainnya, boleh dikatakan menu tersebut adalah menu paforit wisatawan” (Hasil wawancara, 3 April 2011). Hasil wawancara dari bapak Agus tersebut dapat disimpulkan bahwa menu paforit yang digemari wisatawan adalah asam pedas ikan bawal, mas, nila dan gabus. Ikan ini sengaja diternak oleh pemilik kios/rumah makan yang menyajikan menu paforit tersebut. Ikan-ikan tersebut diternak di danau dengan fasilitas sederhana, yang tidak jauh dari areal rumah makan mereka. Selain itu, menu paforit ini didampingi dengan menu-menu yang lain berupa ikan bakar/goreng, udang goreng, sayur-sayuran serta lalapan khas yaitu lalapan mentimun sambal belacan dan berbagai minuman segar. Para pengunjung dapat memesan ikan yang di sajikan dengan ukuran berat dari ikan-ikan sesuai dengan keinginan mereka. d. Pesta Rakyat dan Hiburan malam
Pesta rakyat ini diperingati setiap perayaan hari besar keagamaan, seperti hari raya Idul Fitri, Idul Adha maupun Tahun Baru Cina. Meskipun pengadaan dari pesta rakyat ini diperingati tidak setiap hari, namun pesta ini cukup menghibur masyarakat setempat dan dapat menarik perhatian para wisatawan
25
untuk berkunjung ke kawasan danau ini. Pesta rakyat ini berupa hiburan musik (band-band) maupun pertunjukan atraksi Tatong, perayaan Sam Pho Kong dan Cap Gomeh,
dari kebudayaan cina. Menurut keterangan Rudi, menyatakan
bahwa ; “ Setiap tahun tempat ini banyak dikunjungi ololeh wisatawan baik itu wisatawan yang berasal dari Kabupaten Sambas maupun luar Kabupaten Sambas, untuk menyaksikan pertunjukan hiburan/pesta rakyat yang biasanya diadakan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu tempat ini juga didatangi banyak pengunjung pada saat perayaan tahun baru cina dan perlombaan sampan se Kabupaten Sambas” ( Hasil Wawancara, 10 April 2011). Disisi lain, untuk setiap malam di Kawasan Danau ini menyajikan hiburan malam. Hiburan malam dimaksudkan sebagai hiburan untuk para pengunjung yang hobi akan musik seperti karaoke dimalam hari. Kafe-kafe yang menyediakan sarana hiburan ini untuk semua jenis usia, baik itu anak-anak maupun dewasa. Hiburan ini banyak diminati oleh kalangan remaja maupun dewasa yaitu khususnya di malam hari dan sementara untuk anak-anak hanya diperbolehkan menikmati hiburan ini pada di siang hari saja. Menurut keterangan pemilik kafe Surinama, menyatakan bahwa ; “ Hiburan yang kami sediakan di sini berupa karaouke. Hiburan ini, kebanyakan digemari oleh wisatawan di malam hari, sementara untuk siang hari di gemari oleh keluarga-keluarga bersama anak istri mereka” (Hasil Wawancara 10 April 2011). Pemilik kafe tersebut menyatakan kegiatan hiburan yang disediakan berupa karouke. Acara hiburan tersebut diminati wisatawan pada umumnya malam hari. Beberapa kafe menyediakan hiburan yang berupa karouke, dan
26
menyajikan minuman serta makanan ringan, seperti yang terlihat pada Gambar 4.14
Gambar 4.14 Salah Satu Tempat Hiburan Malam Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011 Kebanyakan kafe-kafe menyediakan sarana hiburan ini di malam hari, karena pengunjung lebih suka malam hari daripada siang hari dan mereka lebih senang menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang dengan tujuan menghibur kejenuhan maupun kesibukan aktivitas mereka di siang hari, seperti yang dikemukakan oleh Roy ; “ saya senang menikmati hiburan khususnya karouke di kawasan danau ini yaitu malam hari, karena di siang harinya saya beraktivitas dengan pekerjaan saya, suasana karouke dimalam hari di banding siang hari berbeda, bedanya yaitu suasana di malam hari terkesan eksotis sedangkan di siang hari hanya diminati oleh keluarga-keluarga yang membawa anakanak mereka” (Hasil Wawancara 10 April 2011). Kegiatan hiburan malam tersebut pada umumnya diminati oleh wisatawan di malam hari. Mereka lebih nyaman menikmati kegiatan hiburan ini malam hari disbanding siang hari. Karena siang hari mereka sibuk dengan aktivitas pekerjaan mereka.
27
e. Ritual Keagamaan atau Pemujaan Leluhur
Telah dibicarakan pada bab sebelumnya bahwa Kawasan Danau Sebedang ini terdapat areal kuburan cina di bagian timur Danau Sebedang. Kegiatan ritual keagamaan di kawasan danau ini merupakan salah satu daya tarik wisata. Ritual tradisi sembahyang kubur merupakan dari budaya china, yang dilakukan untuk memuja/mengenang leluhur mereka. Meskipun kegiatan pemujaan ritual keagamaan ini tidak dilaksanakan setiap hari, namun areal perkuburan yang terhampar luas di bagian timur kawasan danau yang memberikan daya tarik tersendiri, seperti yang terlihat pada Gambar 4.15
Gambar 4.15 Areal Perkuburan Cina Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011 f.
Kawasan Lindung Salah satu fungsi dari kawasan lindung adalah melindungi lingkungan
geografis “di bawahnya”. Keseimbangan ekologis suatu lingkungan alam sangat tergantung pada kawasan “di atasnya” yang dilindungi keutuhan dan kelestariannya. Menurut Kepres No. 32 Tahun 1990, bahwa sekitar danau yang
28
disebut sebagai kawasan sempadan danau merupakan salah satu kawasan lindung setempat terutama untuk menjaga kelestariaan danau. Di sekitar Kawasan Danau Sebedang terdapat kawasan lindung yang berupa perbukitan di sebelah timur dan selatan, sehingga kelestarian ekosistem danau sangat tergantung pada kualitas kelestarian hutan kawasan lindung tersebut. Kawasan lindung ini telah ditetapkan dalam SK Bupati No.351 tahun 1994. Dari sudut pandang ilmiah, kawasan lindung adalah laboratorium alam yang tak mungkin dipindahkan ke kota. Para peneliti harus mendatangi kawasan lindung dan melakukan penelitian di tempat tersebut. Darmawisata pun dimungkinkan memasuki kawasan lindung bila dirancang dengan cermat serta dilengkapi pedoman lengkap tentang ap yang boleh dan tidak boleh dilakukan, demi kelestarian kawasan lindung sebagai daya tarik wisata. Kawasan lindung bukan berarti tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain. Untuk kegiatan-kegiatan yang tidak mengancam kelestarian lingkungan, apalagi bila suatu kegiatan justru mengandung unsur pendidikan cinta lingkungan (misalnya: penelitian dan widyawisata), maka kawasan lindung dapat dimainkan peranannya. Dengan kata lain, kawasan lindung adalah objek widyawisata. Rusaknya ekosistem danau akan membawa kemunduran bahkan kegagalan pengembangan wisata di kawasan ini. Pemanfaatan kawasan lindung atau kawasan konservasi di dalam Kawasan Danau Sebedang yang meliputi hutan lindung di daerah lereng hingga puncak perbukitan di sebelah timur-selatan. Kawasan tersebut merupakan kawasan hutan lindung Gunung Majau dengan
29
batas-batas wilayah sudah jelas dipasang di lapangan. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.16, terdapat berbagai jenis pohon tropis dan berbagai jenis hewan hutan yang telah mulai jarang populasinya, seperti babi hutan, rusa, lutung, pelanduk, beruk dan beberapa spesies burung. Sementara khusus di bukit amor masih terdapat hutan belian seluas ± 30 Ha.
Gambar 4.15Kawasan Hutan Lindung Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2011 1.5.1.2 Kelemahan ( Weakness )
Kelemahan merupakan suatu keadaan pada objek yang kurang menguntungkan dalam mengembangkan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata, yang perlu diatasi sehingga layak untuk dikembangkan dan tidak memberikan dampak negatif yang mempengaruhinya. Adapun beberapa kelemahan yang ada di Kawasan Danau Sebedang yang dapat menghambat upaya pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata, antara lain:
30
a. Keberadaan Lokasi Danau Sebedang Masih Tersembunyi
Posisi geografis Kawasan Danau Sebedang yang seharusnya sangat strategis karena aksesnya yang sangat tinggi ke jalur sutera PontianakSingkawang-Sambas- Perbatasan Serawak, belum dapat member nilai tambah dan keuntungan lokasi yang sebenarnya, karena kawasan perairan danau letaknya relatif
tersembunyi
sehingga
tidak
dirasakan
kehadirannya
oleh
para
pengguna/lalu lintas pada jalur sutra tersebut. Tidak ada petunjuk maupun tandatanda yang mengarahkan pengguna jalan untuk dapat menikmati keindahan danau dan kemudian memutuskan untuk singgah ke kawasan danau. Begitu juga dengan letak pintu Gerbang/ jalan masuk utama menuju perairan danau terletak persis pada tikungan jalan sehingga dari segi psikologis dan keamanan kurang memberi daya tarik kepada pengguna jalan untuk masuk ke dalam kawasan danau tersebut. b. Maraknya Penyakit Moral Masyarakat
Kafe-kafe yang menggelar acara hiburan hingga larut malam cenderung membawa Kawasan Danau Sebedang menjadi ajang PROJUMINA (Prostitusi, Judi dan Minuman Keras) yang meresahkan masyarakat. Penyakit moral masyarakt tersebut dapat menurunkan citra positif kawasan danau ini yang akhirnya nanti berdampak pada minat wisatawan yang berkunjung ke kawasan danau ini kecuali kepada wisatawan yang memang membutuhkan hiburan malam, seperti yang dikemukakan oleh bapak Irwan selaku akademisi ; “ Rusaknya moral masyarakat tersebut akibat pergaulan bebas, apalagi penyakit moral yang ada di kawasan ini, jika penyakit moral tersebut tidak segera di tangani, berakibat memberikan pengaruh buruk kepada
31
masyarakat setempat maupun kepada wisatawan” (Hasil wawancara, 5 April 2011). Penyakit-penyakit moral tersebut ini tentu sangat bertentangan dengan semangat dan visi pengembangan Kawasan Wisata Danau Sebedang sebagai tujuan wisata andalan yang menitikberatkan pada keindahan alam dan pelestarian budaya setempat. Perlunya perhatian serta pengawasan yang ketat terhadap kejadian-kejadian tersebut, agar tidak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan dengan kejadian imej Kawasan Danau Sebedang yang berubah. c. Kepemilikan Kawasan Danau Sebedang
Kepemilikan Kawasan Danau Sebedang ini dominannya milik pribadi masyarakat setempat. Baik itu di daerah perbukitan maupun di sekitar pinggir Danau Sebedang, dan begitu juga halnya pulau-pulau yang ada Kawasan Danau Sebedang. Oleh karena itu Pemerintah sulit untuk mengelola kawasan danau ini sesuai dengan Rencana Tata Ruang yang telah direncakan sebelumnya. Kurangnya kerjasama yang baik antara pemilik tanah dan pemerintah untuk menjadikan tanah milik pribadi ini sebagai tempat-tempat wisata. Sementara pemerintah hanya bisa memberikan peraturan tentang kebersihan lingkungan, mengingat di kawasan danau ini terdapat sumber air bersih dan hutan lindung. Berbagai usaha yang telah pemerintah lakukan untuk menjaga kawasan danau ini tetap terjaga seperti memindahkan kios/kafe milik masyarakat setempat yang berada di pinggir danau ke tempat yang layak. Hal ini tidak mudah dilakukan dari tahun 2009 hingga sekarang pemindahan kioskafe milik masyarakat baru terealisasikan dengan ketentuan pemerintah memberikan biaya
32
pindah lokasi sebanyak lima juta rupiah per kios/kafe. Semenjeak pemindahan kafe-kafe ini pemerintah selalu melakukan peninjauan terhadap kawasan baru kios/kafe masrakat tersebut. d. Belum Terintegrasinya Alokasi Ruang-Ruang Bagi Berbagai Kegiatan
Dalam Satu Konsep Tata Ruang Mengingat terlalu luasnya wilayah ini, sulit untuk melakukan alokasi ruang. Berbagai kegiatan wisata yang berlangsung di kawasan danau ini masih cenderung berpusat pada satu wilayah, maksudnya kegiatan-kegiatan bertumpu di wilayah utara kawasan danau. Hal ini menyebabkan wilayah selatan masih sedikit kegiatan yang diadakan disana., padahal wilayah selatan Kawasan Danau Sebedang ini merupakan kawasan yang indah untuk melihat panorama Danau Sebedang di ketinggian/atas bukit. Sangat cocok sekali kepada wisatawan yang menginginkan ketenangan dan kedamaian, karena kawasan selatan ini tergolong masih sepinya aktivitas wisata. Salah satu faktor mengapa kawasan utara ini sedikit pengunjungnya yaitu jalan masih belum memadai ( masih jalan tanah ), melainkan kepda mereka yang suka hiburan malam (karaouke), memancing, bersepeda, mendaki bukit dan melihat-lihat areal perkebunan masyarakat serta merentasi hutan lindung. e. Kurangnya Promosi yang maksimal
Promosi tentang keberadaan tempat wisata sangat penting, promosi ini merupakan usaha yang dilakukan untuk mengenalkan tempat-tempat wisata kepada orang bannyak/ wisatawan, baik itu wisatawan lokal, maupun non lokal. Meskipun pemerintah pernah mempromosikan keberadaan Danau Sebedang ini sebagai daya tarik wisata di Sambas, belum menampakkan hasil yang maksimal
33
terhadap kunjungan wisatawan yang datang ke tempat ini. Kebanyakan pengunjung yang datang ke Kawasan Danau Sebedang ini mereka ketahui dari teman-teman mereka yang pernah perkunjung ke danau ini di banding dari media internet. Promosi dan pemasaran melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan, selain pemerintah, sektor industry terutama yang berkaitan langsung dengan pariwisata sangat berkepentingan dengan pemasaran produknya masing-masing, oleh karena itu masing-masing dapat dipastikan akan melakukan promosi untuk meningkatkan volume penjualan produknya. f.
Kurangnya Infrastuktur Yang Memadai
Kawasan Danau Sebedang memiliki berbagai potensi sebagai kekuatan dalam mengembangkan kawasan danau ini sebagai daya tarik wisata. Kesedianan sarana dan prasana pokok sangatlah penting, sementara sarana utama yang kurang mendapat perhatian adalah kondisi jalan menuju kawasan danau bagian selatan belum memadai (masih jalan tanah), seperti penerangan (Penyediaan tenaga listrik), kurangnya fasilitas toilet umum, papan penunjuk/informasi, tidak ada penyediaan tong sampah di pinggir jalan, Beberapa sarana jalan kondisinya dalam keadaan rusak, yaitu jalur yang menghubungkan ke bagian utara kawasan danau dan jalur bagian selatan kondisinya sangat memprihatinkan (masih jalan tanah). Hal ini tentu saja sangat mengganggu kenyamanan wisatawan, sehingga menimbulkan keluhan/protes dari wisatawan. Kondisi jalan belum beraspal seharusnya sudah mendapat perhatian
34
pemerintah agar tidak menghambat perjalanan wisatawan ke tempat wisata yang diinginkannya. g. Kurangnya Pengelolaan Kawasan Danau Sebedang
Pengelolaan dan penataan Kawasan Danau Sebedang hingga sekarang masih belum berkembang. Perlunya perubahan dalam mengelola/menata kawasan ini sesuai dengan RTRK Danau Sebedang yang telah dibuat. Masih minimnya fasilitas-fasilitas pariwisata yang dapat menunjang kenyamanan wisatawan dapat menimbulkan perasaan bosan dan jenuh karena kurang puasnya mereka akan fasilitas yang ada. Menurut keterangan Suwardi, “Pengelolaan kawasan sebedang belum memadai, mengingat saya sudah lama tinggal di kawasan danau ini, saya perhatikan pengelolaan kawasan danau ini minim sekali, dalam artian belum ada perubahan yang menonjol sejak dari dulu, yang kesannya belum berubah, seperti pengelolaan potensi yang ada maupun sarana dan prasarana yang memadai” (Hasil Wawancara 17 April 2011). Hasil dari wawancara tersebut mencerminkan bahwa pengelolaan Kawasan Danau Sebedang belum memadai. Banyak potensi-potensi yang ada belum dikolola maupun dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata Kawasan Danau Sebedang. 4.5.2 Kondisi Eksternal Pengembangan Kawasan Danau Sebedang Sebagai Daya Tarik Wisata. 4.5.2.1 Peluang (Opportunities ) Peluang merupakan faktor-faktor dari luar yang dapat mendorong pengembangan Kawasan Danau Sebedang atau segala sesuatu yang memberikan
35
kesempatan uantuk meningkatkan pengembangan Kawasan danau Sebedang sebagai daya tarik wisata. Beberapa peluang tersebut antara lain: a. Keragaman Budaya
Keragaman budaya yang terdapat di kawasan danau ini berpeluang besar untuk menciptakan atraksi-atraksi wisata seperti kebudayaan cina, melayu dan dayak. Keragaman budaya ini dapat memberikan peluang untuk menampilkan pagelaran budaya, seperti tari-tarian, pesta perkawinan, maupun adat istiadat dari ke tiga budaya tersebut. b. Aksesibilitas Aksesibilitas adalah daya hubung antar zona yang wujudnya berupa fasilitas angkutan. Akses menuju Kawasan Danau Sebedang ini bisa menggunakan kendaraan pribadi (kendaraan bermotor, mobil), angkutan umum seperti angkot, bus maupun taxi. Mengingat Kawasan Danau Sebedang ini merupakan utama (Jalan Provinsi) Pontianak – Singkawang – Sambas, yang dapat menghubungkan langsung ke daerah perbatasan Negara Tetangga (Sarawak, Malaysia Timur). Peluang besar dari keberadaan kawasan danau ini yaitu selain letak yang strategis, Kabupaten Sambas merupakan daerah berbatasan langsung dengan Serawak-Malaysia timur dan Kota Singkawang, dimana Kota singkawang merupakan kota pariwisata, setidak-tidaknya jika ada promosi dan kerjasama yang baik, maka Kawasan Danau Sebedang ini dapat di jadikan sebagai pariwisata alternatif. c. Pertambangan dan Hasil Perkebunan Masyarakat
36
aktivitas pertambangan yang ada di sekitar Kawasan Danau Sebedang merupakan salah satu industri pertambangan yang ada di kabupaten sambas. Pertambangan tersebut yang terbesar jika dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Kegiatan pertambangan tersebut seperti penggalian berbagai jenis batubatuan maupun tanah untuk bahan baku bangunan seperti batu-batu/tanah untuk sarana jalan, gedung maupun rumah. Aktivitas pertambangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata, yaitu proses penggilingan batu-batu yang besar hingga menjadi kecil. Begitu juga dengan hasil perkebunan milik masyarakat setempat seperti, durian, kopi maupun sawit ini dapat disajikan sebagai daya tarik wisata. c. Kemajuan Teknologi (informasi dan Transportasi) Berkembangnya
teknologi yang dinikmati sekarang memberikan
kemudahan bagi usaha pariwisata, baik teknologi informasi maupun transportasi. Berbagai informasi dapat disampaikan melalui media cetak, maupun elektronik ke berbagai daerah maupun negara luar. Kabupaten Sambas juga sudah menikmati kemudahan dan kenyaman beberapa teknologi yang ada seperti jaringan internet, telpon/HP. Aksesibilitas yang memadai di Kabupaten Sambas juga sudah dinikmati masyarakat untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat lain dengan kondisi jalan yang memadai menggunakan kendaraan darat maupun air. Sarana transportasi darat, air maupun udara merupakan faktor penting dalam perkembangan pariwisata. Meskipun jarak antara kabupaten yang satu dengan kabupaten lain di daerah Kalimantan Barat berjauhan, namun dapat ditempuh dengan kendaraan darat seperti bus, taxi maupun kendaraan pribadi.
37
Diharapkan dengan keadaan teknologi informasi maupun transportasi yang memadai di Kabupaten Sambas, keberadaan Kawasan Danau Sebedang dapat di ketahui dengan promosi yang baik. 4.5.2.1 Ancaman ( Threats ) Ancaman adalah segala sesuatu yang harus diatasi secepat mungkin agar tidak menimbulkan kerugian besar terhadap pengembangan Kawasan Danau Sebedang. Ancaman tersebut adalah : a. Ancaman Kerusakan Lingkungan
Ancaman kerusakan lingkungan ini ditandai dengan penebangan kayu di sekitar Kawasan Danau Sebedang dan perkuburan cina yang tidak terkendali. Setelah diamati secara langsung dan melakukan wawancara dengan penduduk setempat, maka ancaman yang mengakibatkan kerusakan lingkungan kawasan danau yaitu penebangan kayu secara liar di Kawasan Danau. Penebangan kayu secara liar tersebut dapat mengakibatkan ekosistem yang ada disekitar kawasan danau dapat berpengaruh, seperti punahnya jenis-jenis pohon yang ada di sekitar kawasan danau sehingga dapat menyebabkan erosi dan sebagainya. Begitu juga dengan areal perkuburan cina yang tidak terkendali. Areal perkuburan cina yang terletak ti kawasan timur Danau Sebedang, jika areal perkuburan tersebut tidak dikendalikan dengan baik, maka areal perbukitan yang terdapat kuburan cina tersebut secara tidak langsung menebangi kayu-kayu dapat menyebabkan pemandangan bukit menjadi gundul dan dapat menyebabkan tanah longsor maupun merusak keindahan bukit tersebut. Perlunya pengawasan maupun kebijakan terhadap penebangan kayu secara liar dan pengendalian areal
38
perkuburan cina untuk menghindari kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas tersebut. b. Ancaman Terhadap Keamanan Dan Penyakit Moral Masyarakat Faktor keamanan merupakan kunci utama dari kunjungan wisatawan ke suatu destinasi wisata. Keamanan yang kondusif dapat membantu dalam pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata, agar dapat meminimalkan hal-hal yang tidak diingini. Jika tingkat keamanan tidak diperhatikan, maka berbagai penyakit masyarakat dapat terjadi, keributan, seperti pencurian, pemerkosaan, judi, miras maupun prostitusi. Penyakit-penyakit masyarakat tersebut jika tidak segera di atasi akan berdampak negatif (dapat menimbulkan imej buruk) bagi Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata. c. Minimnya Pengawasan Pemerintah dan Penegak Hukum lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah maupun penegak hukum terhadap kegiatan aktivitas di malam hari, menyebabkan sebagian warga resah akan adanya penyakit moral masyarakat (prostitusi, judi dan minuman keras). Dikhawatirkan pemuda dan pemudi yang ada di sekitar kawasan danau ikut dalam kegiatan tersebut, hal ini harus segera di atasi. Belum adanya pihak pengaman khusus yang ditunjuk langsung untuk mengawasi kegiatan aktivitas malam atau hiburan malam. Diharapkan pemerintah segera mengatasi masalah ini dengan cara membentuk tim pengaman di Kawasan Danau Sebedang. Berpedoman pada variabel SWOT di atas, ditentukan isu pokok dari masing-masing faktor. Adapun isu pokok ditentukan berdsarkan hasil wawancara
39
mendalam dengan informan yang ada di Kawasan Danau Sebedang yang selanjutnya
akan
dirumuskan
srategi-strategi
yang
digunakan
dalam
pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata. Hasil pembah asan tersebut terlihat dalam Matrik 4.2 Matrik 4.2 Matrik Analisis SWOT Strategi Pengembangan Kawasan Danau Sebedang
IFAS
KEKUATAN (S) 1. Panorama Danau Sebedang 2. Makam sejarah 3. Produk makanan lokal 4. Pesta rakyat dan hiburan malam 5. Ritual keagamaan/Pemujaan leluhur 6. Letak yang strategis 7. Kawasan lindung
EFAS
KELEMAHAN (W) 1. Keberadaan Danau 2. 3. 4.
5. 6. 7.
PELUANG (O)
STRATEGI S-O
Sebedang masih tersembunyi Maraknya penyakit masyarakat Kepemilikan kawasan danau sebedang Belum terintegrasinya alokasi ruang-ruang bagi berbagai kegiatan dalam satu konsep tata ruang Kurangnya promosi yang maksimal Kurangnya infrastruktur yang memadai Kurangnya pengelolaan Kawasan Danau Sebedang.
STRATEGI W-O
40
1. Keragaman budaya 2. Aksesibilitas 3. Pertambangan & Hasil Pertanian Masyarakat 4. Kemajuan teknologi (Informasi dan Transformasi) ANCAMAN (T) 1.Ancaman kerusakan lingkungan 2.Ancaman terhadap keamanan dan penyakit moral masyarakat 3.Minimnya pengawasan pemerintah dan penegak hukum
1.Strategi Promosi
1.Strategi Pengmbangan Atraksi Wisata Keragaman Budaya 2.Strategi pengembangan infrastruktur (sarana dan prasarana)
STRATEGI S-T 1. Strategi penegasan peraturan-peraturan tentang kawasan lindung
STRATEGI W-T 1. Strategi Peningkatan pengawasan terhadap kegiatan wisata
4.5.3 Program Pengembangan Kawasan Danau Sebedang Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat Program-program
yang
dapat
dirumuskan
dari
setiap
strategi
sebagaimana yang terlihat pada Matrik 4.2 dan dikaitkan dengan hasil wawancara yang mendalam dengan pihak pemerintah, swasta, tokoh masyarakat, akademisi dan wisatawan dapat diuraikan sebagai berikut. 3.5.3.1 Strategi SO (Strength Opportunities)
Merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, menghasilkan: Strategi Promosi. Strategi promosi ini dilakukan untuk mengenalkan keberadaan Kawasan Danau Sebedang atau memperluas pangsa pasar. Program promosi ini akan efektif apabila telah melakukan pengembangan maupun pengelolaan produk wisata Kawasan Danau Sebedang. Mengingat Danau Sebedang merupakan salah satu wisata alam, pengembangan pariwisata alam ini seharusnya dilakukan dengan penuh hati-hati dengan pengelolaan yang cermat,
41
tidak terjebak atau tergiur pada keuntungan ekonomi saja dalam waktu pendek, tetapi harus mengekalkan pada pengembangan yang berkelanjutan. Oleh karena itu kebijakan dalam pengembangan pariwisata alam ini harus dilandasi dengan : memelihara dan menyelamatkan lingkungan wisata sebagai modal utama, agar daya tariknya tidak menurun yang dikarenakan oleh kegiatan pariwisata, harus hati-hati dalam membangun sarana dan prasarana pariwisata agar tidak merusak atau merubah keseimbangan ekologis lingkungan yang berakibat ancaman bagi kelestarian lingkungan yang menjadi daya tarik wisata, menghindarkan penetrasi guna lahan, agar kelestarian lingkungan dan daya tarik wisata tetap terjaga dengan tujuan untuk keberlangsungan kegiatan pariwisata. Berbagai atraksi wisata yang terdapat di Kawasan Danau Sebedang ini, tidak hanya wisata alam, melainkan ada wisata budaya, agro, ziarah, petualangan, dan widiawisata. Mengingat berbagai ragam kegiatan pariwisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan dikawasan danau ini, maka ragam wisata tersebut sebaiknya direncanakan kegiatan-kegiatan wisata yang dapat menyajikan atraksi wisata yang lebih menarik dan kemudian dikembangkan sebagai atraksi wisata Danau Sebedang. Adapun atraksi-atraksi yang dapat disajikan tersebut berupa wisata : a. Wisata Budaya
Wisata budaya ini berkaitan dengan ritual budaya yang sudah menjadi tradisi seperti sembahyang kubur (etnik Cina), syukuran di makam Bujang Nadi dan Dare Nandung. Wisata ini hendaknya dikemas sedemikan rupa, sehingga dapat dijadikan daya tarik wisata dan dapat menarik lebih banyak minat
42
wisatawan untuk menyaksikan kegiatan ini. Hanya saja pelaksanaan ritual sembahyang kubur dan syukuran di makam sejarah ini tidak berlangsung setiap hari,
maka
diperlukan
perencanaan
yang
baik
agar
wisatawan
bisa
menyaksikan/menonton kegiatan tersebut. b. Wisata Agro
Wisata agro ini dapat dikatakan sebagai ragam pariwisata baru yang dikaitkan dengan kegiatan industri pertanian/perkebunan yang ada disekitar kawasan wisata. Terdapat lahan perkebunan masyarakat di sekitar kawasan danau ini. Perkebunan tersebut dapat dijadikan daya tarik wisata kepada wisatawan yang suka pada buah-buahan lokal (Durian, kelapa dan jeruk) dan wisatawan yang ingin menyaksikan langsung kegiatan pertanian/perkebunan seperti perkebunan sawit, karet, bercocok tanam sayururan maupun pertanian lahan basah (Padi) . c. Wisata Ziarah
Wisata ini berkaitan dengan agama dan budaya. Mengunjungi tempattempat ibadah atau tempat ziarah pada waktu tertentu seperti mengunjungi makam keramat Bujang Nadi dan Dara Nandung serta melihat lokasi permandian/tempat istirahat
Sultan
Sambas.
Hanya
saja
makam
keramat
dan
tempat
permandian/tempat peristirahatan raja belum ditata maupun dikelola dengan baik. Padahal makam dan tempat peristrirahatan tersebut merupakan daya tarik wisata yang dapat disajikan kepada wisatawan apabila dikemas sebaik mungkin. d. Wisata Petualangan
Wisatawan petualangan ini dilakukan lebih ke arah olahraga yang sifatnya menantang kekuatan fisik dan mental para wisatawan. Termasuk dalam jenis
43
wisata petualangan adalah kegiatan pelatihan (kepemimpinan) di alam terbuka dengan berbagai atraksi yang menantang dan kadang-kadang mengundang resiko. Kegiatan wisata petualangan yang dapat dilakukan di Kawasan Danau Sebedang ini seperti mendaki bukit-bukit dan bersepeda. Penyedian sarana dan prasarana wisata pertualangan ini belum dikemas dan dikelola dengan baik. Selama ini wisatawan yang melakukan kegiatan wisata pertualangan ini sendirian atau berkelompok tanpa dikoordinir oleh pengurus pariwisata di Kawasan Danau Sebedang. Perlunya perencanaan yang matang sehingga dapat menciptakan wisata ini sebagai salah satu jenis wisata yang digemari wisatawan dan dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata. e. Wisata Widiawisata
Wisata widiawisata ini merupakan wisata pendidikan seperti mengunjungi dan meneliti cagar alam dan budaya untuk kepentingan menuntut ilmu selama waktu tertentu (tugas belajar). Kegiatan wisata ini dapat dilakukan kawasan hutan lindung Danau Sebedang. Wisata ini biasanya dilakukan oleh para pelajar/peneliti dari sekolah/universitas yang ada di Kalimantan Barat, dengan tujuan untuk mengamati/mengetahui jenis tumbuh-tumbuhan yang terdapat di kawasan ini. Perencanaan dan pengembangan wisata ini membutuhkan tenaga ahli, yaitu seseorang yang mempunyai kemampuan mengenali berbagai jenis tanaman dan mengetahui kondisi ekologis lingkungan kawasan lindung, dll. 3.5.3.2 Strategi WO (Weaknesses Opportunities)
Merupakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, menghasilkan:
44
1. Strategi Pengmbangan Atraksi Ragam Budaya.Sumber Daya Manusia
Sesuai dengan pengertian dari kata “Sambas”, yang memiliki arti tiga suku (Melayu, Dayak dan Cina), ketiga etnik tersebut merupakan salah satu daya tarik wisata penting yang juga harus dilestarikan. Program strategi dari pengembangan atraksi ragam budaya ini diwujudkan dengan membangun sebuah panggung terbuka untuk pergelaran seni budaya yang diharapkan dapat menampilkan seni budaya ketiga etnis etnis tesebut. Konsep bangunan panggung terbuka di dekorasi dengan menampilkan ciri khas dari ketiga etnik tersebut. Salah satu atraksi yang dapat ditampilkan yaitu, seni teater dan tari-tarian. 2. Strategi Pengembangan Infrastruktur ,Sarana Dan Prasarana
Infrastruktur, sarana dan prasarana yang memadai dapat memberikan kenyamanan terhadap wisatawan, seperti penginapan, sarana pengangkutan, akses jalan, maupun sarana dan prasara penunjang lainnya. Khususnya untuk akses jalan, hendaknya dapat memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk menghubungkan dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya selama masih berada di kawasan danau sebedang. Perlunya perhatian pemerintah untuk peningkatan mutu jalan yang beraspal di jalur selatan Kawasan di Danau Sebedang, karena hingga sekarang jalur tersebut masih dalam keadaan jalan tanah. Begitu juga dengan sarana prasarana lain seperti: penambahan toilet umum, fasilitas bermain anak, kantor pusat informasi, serta penyediaan Pembangkit Listrik. 4.5.3.3 Strategi ST (strength threats)
45
Merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, menghasilkan: Strategi penegasan peraturan-peraturan tentang kawasan lindung. Untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran air danau dan kerusakan lingkungan, maka pemerintah diharuskan memberikan penegasan kepada masyarakat lokal, industri pariwisata, dan wisatawan tentang peraturan-peraturan yang telah ditetapkan (Kepres No 32 Tahun 1990 dan SK Bupati No. 351). Dengan mentaati peraturan tersebut, setidaknya dapat meminimalkan pencemaran dan kerusakan lingkuangan disekitar kawasan danau. 4.5.3.4 Strategi WT (Weakness Threats)
Merupakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman, menghasilkan: Strategi peningkatan pengawasan terhadap kegiatan wisata. Keamanan dan kenyaman wisatawan terhadap aktivitas pariwisata dapat memberikan kesan positif dari tempat wisata yang merka kunjungi, dan akhirnya wisatawan berkeinginan untuk berkunjung lagi ketempat tersebut. Kepuasan wisatawan terhadap sarana dan prasarana mupun keamanan di Kawasan danau Sebedang dapat menimbulkan nilai plus dan meningkatkan citra nama baik kawasan tersebut. Kenyataan yang terjadi di Kawasan Danau Sebedang masih adanya kegiatan-kegiatan yang dapat merusak moral wisatawan maupun masyarakat setempat. Maraknya penyakit moral masyarakat tersebut seperti prostitusi, judi dan minuman keras harus segera dihentikan. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit moral masyarakat tersebut adalah dengan meningkatkan pengawasan dari pihak pemerintah yang berkerjasama dengan aparat kepolisian
46
khususnya kegiatan wisata di malam hari. Pihak pemerintah harus selalu melakukan pengontrolan secara rutin dengan membentuk pengamanan untuk menjaga agar kegiatan penyakit moral tersebut bisa dihindari.