4.
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini akan dipaparkan proses pengumpulan data, termasuk lokasi pedesaan tempat sampel penelitian diambil dan proses pengolahan data. Hasil pengolahan data akan dipaparkan secara berurutan dengan tetap berlandaskan pada teori dan proses observasi selama penelitian yang dilakukan.
4.1.
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metoda survei untuk mengumpulkan data dan memakai alat penelitian berupa kuesioner. Kuesioner penelitian disusun berdasarkan operasionalisasi variabel yang terdapat di dalam tabel 3.5 4.1.1. Kuesioner Penelitian
Kuesioner penelitian terdiri dari dua bagian pertanyaan. Bagian pertama adalah data umum responden sementara bagian kedua terdiri dari pernyataan mengenai variabel-variabel yang diteliti oleh responden. Bagian pertama terdiri dari 8 pertanyaan pilihan berganda dan bagian kedua terdiri dari 38 yang pernyataan yang menampung pendapat responden dengan skala Likert 1 sampai dengan 5. Kategori skala yang terdapat di dalam kuesioner tidak semua seragam. Interpretasi kode jawaban untuk setiap pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner dapat dilihat dalam tabel 4.1.
Menimbang responden yang menjadi objek penelitian adalah masyarakat yang hidup di pedesaan di Jawa Barat, maka kuesioner yang telah disusun oleh peneliti kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Sunda sebagai bahasa yang dipakai sehari-hari oleh masyarakat pedesaan. Hal ini dilakukan agar responden memahami pernyataan yang disampaikan dan untuk menghindari inkonsistensi pernyataan yang akan disampaikan kepada responden. Penerjemahan kuesioner dilakukan oleh ahli Bahasa Sunda yang berasal dari Paguyuban Panglawungan
79
Sastra Sunda (http://PPSS.or.id). Kuesioner dalam Bahasa Indonesia dan dalam Bahasa Sunda dapat dilihat di dalam lampiran.
Tabel 4.1 Ketentuan Penilaian Persepsi Terhadap Interpretasi Jawaban Responden dalam Kuesioner Skor/Nilai Persepsi Responden Pernyataan (+)
Pernyataan (-)
Sangat Setuju
5
1
Setuju
4
2
Ragu-ragu
3
3
Tidak Setuju
2
4
Sangat tidak setuju
1
5
4.1.2. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Sebelum peneliti menyebarkan kuesioner, dilakukan tes validitas dan reliabilitas terlebih dahulu untuk memastikan bahwa pertanyaan yang telah disusun dapat mengukur hal-hal yang ingin diukur oleh peneliti. Untuk pengujian ini, peneliti menggunakan 30 kuesioner yang telah diisi oleh responden dan kemudian melakukan pengujian validitasnya dengan menggunakan uji korelasi pearson product moment, dimana setiap jawaban responden diuji dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total variabelnya. Menurut Kaplan (1993) suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,3. Keseluruhan nilai validitas dari pertanyaan dalam kuesioner dapat dilihat dalam tabel 4.2. Perhitungan dilakukan dengan SPSS 15.
80
Tabel 4.2 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Laten Attitude Toward Behavior
Subjective Norm
Perceived Behavior Control
Intensi
Validitas
Reliabilitas
Pernyataan Koef.
Kesimpulan
Koef.
Kesimpulan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P 10 P 11 P 12 P 13 P 14 P 15 P 16 P 17 P 18 P 19 P 20 P 21
0.440 0.816 0.754 0.464 0.613 0.651 0.595 0.653 0.703 0.742 0.701 0.640 0.699 0.788 0.853 0.821 0.820 0.749 0.602 0.802 0.581
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.714
Reliable (tinggi)
0.732
Reliable (tinggi)
P 22 P 23 P 24 P 25 P 26 P 27 P 28 P 29 P 30 P 31 P 32 P 33 P 34 P 35 P 36
0.529 0.593 0.712 0.756 0.657 0.837 0.682 0.796 0.839 0.686 0.631 0.822 0.916 0.735 0.573
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.711
Reliable (tinggi)
0.547
P 37 P 38
0.797 0.820
Valid Valid
Reliable (sedang)
81
Selain validitas, hal lain yang diuji selanjutnya adalah reliabilitas dari istrumen. Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten, apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Pengujian dilakukan dengan internal consistency, dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian dianalisis dengan teknik tertentu untuk memprediksi realibilitas instrumen (Sugiyono, 2007).
Reliabilitas alat ukur menunjukkan pada peneliti tentang sifat suatu alat ukur dalam pengertian apakah suatu alat ukur cukup akurat, stabil atau konsisten dalam mengukur apa yang ingin diukur (Nazir M, 2005). Koefisien alpha Cronbach umumnya digunakan untuk mengukur kehandalan dari satu per atau lebih indikator-indikator konstruk (Hair, 2006). Bila nilai yang dihasilkan semaakin mendekati 1, maka semakin handal item-item yang digunakan untuk mengukur variabel latent, dan berlaku sebaliknya. Kriteria penilaian reliabilitas alpha Cronbach adalah: αc< 0.2
: Tidak reliabel
0.2 ≤ αc < 0.4
: Reliabilitas rendah
0.4 ≤ αc < 0.7
: Reliabilitas sedang
0.7 ≤ αc < 0.9
: Reliabilitas tinggi
0.9 ≤ αc < 1
: Reliabilitas tinggi sekali
αc = 1
: Reliabilitas sempurna
Dari kategori di atas, maka dapat dinyatakan bahwa seluruh pertanyaan pada kuesioner reliable. Nilai α c dihitung dengan menggunakan SPSS 15 dan dapat dilihat dalam tabel 4.2. Nilai rinci dari output SPSS pada tes validitas dan reliabilitas dapat dilihat dalam lampiran.
82
4.1.3. Pengambilan Data
Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, tahap selanjutnya adalah menyebarkan kuesioner penelitian. Penelitian dilakukan pada masyarakat pedesaan yang berada di beberapa kabupaten yang berbatasan dengan Kota Bandung yaitu di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang. Desa yang dijadikan tempat penelitian adalah desa yang telah terjangkau oleh layanan telekomunikasi baik itu telepon fixed line maupun wireless. Posisi desa-desa yang diteliti dapat dilihat dalam gambar 4.1. Gambar 4.1 Peta Lokasi Pengambilan Data
Jumlah responden sebanyak 141 orang warga desa yang belum memiliki telepon. Jumlah sampel ini telah memenuhi jumlah sampel minimum terbesar sebanyak 129 orang. Keterangan desa dan banyaknya jumlah sampel yang berasal dari setiap desa dapat dilihat pada tabel 4.3.
83
Tabel 4.3 Keterangan Lokasi dan Banyaknya Data yang Dikumpulkan No
Nama Desa
Kecamatan
Kabupaten
1
Desa Kertawangi
Kecamatan Parongpong
2
Desa Batu Layar, Kampung Leuwi Nutug
Kecamatan Cililin
3
Desa Mekar Maju
Kecamatan Pasir Jambu
4
Desa Maruyung
Kecamatan Pacet
5
Desa Citaman
7
Desa Tanjung Sari
Kabupaten Bandung Barat Kabupaten Bandung Barat Kabupaten Bandung Kabupaten Bandung Kabupaten Sumedang Kabupaten Sumedang
Kecamatan Nagreg Kecamatan Tanjung Sari
Jumlah Responden 25 25 21 25 20 20
Dalam penagmbilan sampel kepada responden, tehnik pengisian kuesinoer dilakukan dengan cara mandiri dan wawancara. Bagi mayoritas responden yang belum pernah mengisi kuesioner, peneliti melakukan pengisian dengan cara mewawancara responden sesuai dengan pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner. Meskipun memakan banyak waktu, tehnik wawancara membantu peneliti untuk mendapatkan kuesioner yang diisi dengan lengkap karena peneliti dapat menanyakan langsung setiap pertanyaan kepada responden. Bagi beberapa responden yang mengisi langsung kuesioner, peneliti mendampingi untuk menjelaskan jika terdapat pertanyaan mengenai butir-butir pernyataan yang terdapat di dalam kuesioner.
4.2.
Deskripsi Data Umum Responden
Analisis data deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai objek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti. Jawaban responden atas pertanyaan pada bagian pertama kuisioner akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
84
Tabel 4.4 Frekuensi Profil Responden Respon Variabel
Jenis Kelamin Usia
Pendidikan
76
53.9
53.9
Wanita
65
46.1
100.0
Usia anda kurang dari 17 tahun
23
16.3
16.3
17 sampai dengan 25 tahun
39
27.7
44.0
26 tahun sampai dengan 30 tahun
23
16.3
60.3
31 tahun sampai dengan 35 tahun
9
6.4
66.7
36 tahun sampai dengan 40 tahun
8
5.7
72.3
41 tahun sampai dengan 45 tahun
10
7.1
79.4
46 tahun sampai dengan 50 tahun
11
7.8
87.2
Lebih dari 50 tahun
18
12.8
100.0
2
1.4
1.4
SMP
53 51
37.6 36.2
39.0 75.2
SMA/SMK/SMEA/STM
33
23.4
98.6
D1/ DII /D1II
1
0.7
99.3
S1
1
0.7
100.0
Pelajar
15
10.6
10.6
Mahasiswa Petani atau Pengrajin
17
12.1
22.7
PNS/TNI/POLRI
13
2.1
24.8
4
2.8
27.7
Karyawan swasta
23
16.3
44.0
Wirausaha/Pengusaha
25
17.7
61.7
2
1.4
63.1
Ibu Rumah Tangga
39
27.7
90.8
lain-lain
13
9.2
100.0
kurang dari Rp 500 ribu
84
60.0
60.0
Rp 500 ribu s/d 1 juta
42
30.0
90.0
Rp. 1 juta s/d 1.5 juta
6
4.3
94.3
Rp. 1.5 juta s/d 2 juta
3
2.1
96.4
Rp. 2 juta s/d 2.5 juta
1
0.7
97.1
Rp. 2.5 juta s/d 3 juta
1
0.7
97.9
Rp. 3 juta s/d 3.5 juta
1
0.7
98.6
lebih dari Rp. 3.5 juta
2
1.4
100.0
Tidak Pernah Sekolah
Karyawan BUMN/BUMD
Pensiunan/Purnawirawan
Pendapatan
Persentase Kumulatif (%)
Pria
SD
Pekerjaan
Persentase (%)
Jumlah
85
Dari tabel di 4.4, dapat dilihat bahwa responden mayoritas adalah pria dengan jumlah 76 orang (53.9%). Usia responden terbanyak berada pada kisaran 17 sampai dengan 25 tahun, dan paling sedikit adalah mereka yang berusia pada kisaran 36 sampai dengan 40 tahun. Hanya sedikit responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, 1 orang saja diantara seluruh responden yang memiliki tingkat pendidikan hingga Sarjana (S1), sementara 1 orang lainnya mengenanyam pendidikan setingkat diploma. Mayoritas responden yang dapat terlihat adalah ibu rumah tangga (27.7%), angka ini dipastikan berasal hanya dari responden perempuan, sementara profesi lain yang juga memiliki persentase tinggi adalah karyawan swasta (16.3) dan wirausaha (17.7%).
Penghitungan data umum responden dilakukan dengan menu frekuansi yang terdapat di dalam SPSS 15. Output frekuensi dan pie chart masing-masing kelompok profil dapat dilihat dalam lampiran.
4.3.
Persiapan dan Transformasi Data
Data yang didapatkan dari kuesiner ditabulasi ke dalam bentuk matriks data mentah yang merupakan tabel skor jawaban responden. Matriks ini memiliki ukuran m x n. Dimana m adalah jumlah baris yang menunjukkan jumlah responden, sementara n adalah jumlah kolom yang menunjukkan item jumlah pertanyaan. Sebelumnya telah disebutkan bahwa karena metoda analisa yang akan digunakan mensyaratkan data memiliki skala minimal interval, maka data yang ada diransformasikan dengan metoda MSI. Data ditransformasikan dengan menggunakan excel pada menu statistics. Hasil transformasi data dapat dilihat di dalam lampiran.
86
4.4.
Analisis Faktor dan Reliability
Untuk menjawab permasalahan penelitian yang pertama yaitu mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi attitude, subjective norm dan perceived behavioral control masyarakat pedesaan untuk memiliki dan menggunakan teknologi telekomunikasi peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui apa saja hal yang dirasakan masyarakat pedesaan sehubungan behavioral beliefs, normative beliefs dan control beliefs. Jawaban mayoritas yang didapatkan dari responden dijadikan item-item pertanyaan dalam kuesioner. Kemudian masingmasing nilai variabel dikalikan untuk mendapatkan niai behavioral beliefs, normative beliefs dan control beliefs.
Tahap selanjutnya dalam pengolahan data adalah melakukan analisis faktor. Analisis ini dilakukan untuk mengkonfirmasi pertanyaan-pertanyaan mana dalam variabel manifest yang mengelompok dan dapat mewakili variabel tersebut. Analisis ini dilakukan karena (1) meskipun dimensi yang terdapat di dalam setiap variabel diadopsi dari Ajzen (http://people.umass.edu/aizen/publications.html) yang juga digunakan dibanyak penelitian (Riemenschneider et.al., 2003; Mun Y. Yi et. al, 2005; Liao, et.al. 2007; Cheng et.al., 2004 dan Nasco et.al., 2007), namun setiap pertanyaan yang membangun dimensi merupakan hasil eksplorasi masingmasing peneliti yang disesuaikan dengan konteks masalah dan lingkungan penelitian.
(2) Meskipun
peneliti telah
berusaha
untuk
membuat dan
mengelompokkan pernyataan bagi responden sesuai dengan dimensinya, namun responden memiliki hak untuk menjawab sesuai dengan persepsi mereka masingmasing sehingga terbuka kemungkinan terjadi variansi jawaban yang tinggi sehingga pertanyaan tidak lagi berada pada satu dimensi yang dimaksud. (3) Untuk menjelaskan hubungan antar variabel, peneliti akan menggunakan tehnik statistik lainnya (multiple regression) yang mensyaratkan tidak terjadinya atau seminim mungkin terjadinya multicollinearity (Hair, 2006; Supranto, 2004) yang dapat
87
mengurangi kekuatan sebuah variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikatnya.
Metode analisis faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda component factor analysis / principal component factor analysis karena metoda ini merupakan metoda yang paling tepat digunakan untuk menentukan bahwa banyaknya faktor harus minimum dengan memperhitungkan varian maksimum dalam data untuk dipergunakan dalam analisis multivariate lebih lanjut. Sampel minimal yang dibutuhkan untuk dapat melakukan analisis faktor adalah sebanyak 50 responsen, atau 5:1 untuk setiap variabel di dalam penelitian, meskipun lebih baik jika sample yang digunakan sebanyak 10:1 (Hair, 2006). Dengan jumlah sample yang dimiliki peneliti sebanyak 141 sampel, maka jumlah ini telah mencukupi untuk dilakukan analisis faktor.
Untuk melihat apakah variabel-variabel tersebut layak untuk dilakukan analisis faktor maka lihat nilai memiliki Bartlett's Test of Sphericity yang signifikan (sig. > 0.05). Selanjutnya untuk melihat variabel mana saja yang layak untuk dilakukan analisis faktor maka lihat anti image-correlation yang nilainya diberi tanda ‘a’ yang membentuk garis diagonal yang merupakan nilai MSA variabel, jika nilai MSA variabel lebih besar dari 0.5 maka variabel tersebut terpilih untuk disertakan dalam analisis faktor tetapi jika tidak maka variabel tersebut sebaiknya disisihkan satu per satu dari analisis faktor (Hair, 2006; Supranto 2004).
Ukuran lain yang dipakai dalam pembentukan faktor besarnya factor loading yang harus dimiliki oleh setiap variable untuk dapat bertahan di dalam analisis faktor. Hair (2006) menyatakan bahwa untuk sampel yang cukup besar, maka faktor loading yang dapat diterima minimal 0.4. Rotasi faktor yang akan digunakan dalam pengolahan data pada penelitian ini adalah rotasi Varimax. Rotasi ini merupakan
kelompok
rotasi
faktor
orthogonal
yang
berfokus
pada
menyederhanakan kolom matriks faktor. Metoda ini memaksimalkan jumlah
88
variansi loading yang dibutuhkan dalam suatu faktor. Metode ini juga terbukti sukses sebagai pendekatan analitis untuk menghasilkan rotasi faktor orthogonal. Rotasi orthogonal merupakan metode yang paling baik dipilih jika tujuan penelitian adalah mereduksi data sehingga memiliki variabel yang lebih sedikit dan tidak saling berkorelasi sehingga data dapat digunakan pada analisis multivarat lainnya (Hair, 2006). Kategori lain yang dipakai untuk menyisihkan variable dari sebuah faktor adalah communality yang menunjukkan jumlah variansi yang diperhitungkan oleh faktor solusi untk setiap variabel.
4.4.1. Analisis Faktor dan Reliability Behavioral Beliefs
Untuk mengetahui nilai behavioral beliefs, digunakan rumus AB =
∑b e , i i
sehingga pertanyaan dan kode pertanyaan untuk variabel behavioal beliefs dapat dilihat dalam tabel 4.5 Tabel 4.5 Pertanyaan dan Kode Pertanyaan Variabel Behavioral Beliefs AB =
Kode
Pertanyaan
∑b e
i i
Keyakinan bahwa penggunaan telepon memudahkan untuk menghubungi keluarga, teman dan rekan bisnis Keyakinan bahwa penggunaan telepon menghemat waktu penyampaian informasi
AB1
AB1= b1 x e1
AB2
AB2 = b2 x e2
Keyakinan bahwa penggunaan telepon dapat menghemat uang untuk biaya transportasi
AB3
AB3 = b3 x e3
Keyakinan bahwa menggunakan telepon membuat lebih percaya diri
AB4
AB4 = b4 x e4
Dari hasil analisis faktor, setiap pertanyaan pada behavioral beliefs memiliki nilai MSA lebih dari 0,5 dan Barlett’s Test of Sphericity yang signifikan sehingga variabel-variabel ini dapat dianalisis dengan menggunakan analisis faktor. Dari hasil analisis faktor, satu variabel yaitu AB4 memiliki nilai loading yang rendah sehingga dikeluarkan dari analisis faktor. Dengan mengeluarkan AB4, pertanyaan pada
variabel
behavioral
beliefs
terbukti
berada
pada
satu
dimensi
(unidimensional) dengan nilai loading yang tinggi. Ketiga pertanyaan dapat
89
menjelaskan 69,592% variansi yang terjadi. Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pertanyaan-pertanyaan ini mencapai 0,78 sehingga dapat dinyatakan bahwa pertanyaan ini memiliki reliabilitas yang tinggi untuk mengukur variabel behavioral beliefs Tabel 4.6 Hasil Analisis Faktor dan Reliability Variabel Behavioral Beliefs Component Kode
Pertanyaan
MSA 1
AB2
Keyakinan bahwa penggunaan telepon menghemat waktu penyampaian informasi
0.728
0.871
AB3
Keyakinan bahwa penggunaan telepon dapat menghemat uang untuk biaya transportasi
0.645
0.824
0.699
0.806
AB1
Keyakinan bahwa penggunaan telepon memudahkan untuk menghubungi keluarga, teman dan rekan bisnis
Barlett’s Test of Sphericity
0.00
Eigenvalue
2.088
% of Variance Explained
69.592
Cronbach’s Alpha
0.780
4.4.2. Analisis Faktor dan Reliability Normative Beliefs
Untuk mengetahui nilai normative beliefs, digunakan rumus SN=
∑n m i
i
sehingga pertanyaan dan kode pertanyaan untuk variabel normative beliefs dapat dilihat dalam tabel 4.7 Tabel 4.7 Pertanyaan dan Kode Pertanyaan Variabel Normative Beliefs Pertanyaan
Kode
SN=
∑n m i
Keyakinan tentang pengaruh pendapat keluarga dalam membeli telepon Keyakinan tentang pengaruh pendapat teman dalam membeli telepon
SN1
SN1= n1 x m1
SN2
SN2 = n2 x m2
Keyakinan tentang pengaruh pendapat keluarga dalam membeli kartu telepon
SN3
SN3 = n3 x m1
90
i
Pertanyaan
Kode
Keyakinan tentang pengaruh pendapat teman dalam membeli kartu telepon
SN4
SN=
∑n m i
i
SN4 = n4 x m2
Dari hasil analisis faktor, setiap pertanyaan pada normative beliefs memiliki nilai MSA lebih dari 0,5 dan Barlett’s Test of Sphericity yang signifikan sehingga variabel-variabel ini dapat dianalisis dengan menggunakan analisis faktor. Dari hasil analisis, empat pertanyaan mengelompok menjadi dua faktor dengan masingmasing anggota dua pertanyaan. Pertanyaan pada kedua faktor ini menujukkan faktor loading yang tinggi dan mampu menjelaskan 90,976% variansi yang terjadi. Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pertanyaan-pertanyaan ini mencapai 0,821 sehingga dapat dinyatakan bahwa pertanyaan ini memiliki reliabilitas yang tinggi untuk mengukur variabel behavioral beliefs
Tabel 4.8 Hasil Analisis Faktor dan Reliability Variabel Normative Beliefs Component Kode
Pertanyaan
MSA 1
2
SN4
Keyakinan tentang pengaruh pendapat teman dalam membeli kartu telepon
0.623
0.950
SN2
Keyakinan tentang pengaruh pendapat teman dalam membeli telepon
0.597
0.924
SN1
Keyakinan tentang pengaruh pendapat keluarga dalam membeli telepon
0.646
0.927
SN3
Keyakinan tentang pengaruh pendapat keluarga dalam membeli kartu telepon
0.594
0.896
Barlett’s Test of Sphericity
0.00
Eigenvalue Cumulative % of Variance Explained Cronbach’s Alpha
2.609
1.030
47.096
90.976
0.821
Dari hasil faktor terlihat bahwa terdapat dua faktor, yang pertama adalah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keyakiinan mengenai pengaru
91
pendapat teman baik itu dalam membeli telepon maupun kartu telepon, dan pada faktor kedua, terdapat pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keyakinan tentang pengaruh pendapat keluarga dalam membeli telepon dan kartu telepon. Perubahan pada hasil faktor ini digambarkan pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Faktor Variabel Normative Beliefs
4.4.3. Analisis Faktor dan Reliability Control Beliefs Untuk mengetahui nilai control beliefs, digunakan rumus PBC=
∑c p i
i
sehingga
pertanyaan dan kode pertanyaan untuk variabel control beliefs dapat dilihat dalam tabel 4.9 Tabel 4.9 Pertanyaan dan Kode Pertanyaan Variabel Control Beliefs Pertanyaan
Kode
PBC=
∑c p i
Keyakinan mengenai mahalnya harga telepon
PBC1
PBC1= c1 x p1
Keyakinan tentang mahalnya harga pulsa telepon
PBC2
PBC2 = c2 x p2
Keyakinan mengenai jauhnya jarak untuk membeli telepon
PBC3
PBC3 = c3 x p3
Keyakinan mengenai jauhnya tempat membeli kartu dan pulsa telepon
PBC4
PBC4 = c4 x p4
92
i
Pertanyaan
Kode
PBC=
∑c p i
Keyakinan tentang terbatasnya informasi mengenai telepon
PBC5
PBC5 = c5 x p5
Keyakinan tentang terbatasnya informasi mengenai kartu telepon dan layanannya
PBC6
PBC6 = c5 x p6
i
Dari hasil analisis faktor, setiap pertanyaan pada control beliefs memiliki nilai MSA lebih dari 0,5 dan Barlett’s Test of Sphericity yang signifikan sehingga variabel-variabel ini dapat dianalisis dengan menggunakan analisis faktor. Dari hasil analisis faktor, seluruh pertanyaan mengelompok dalam satu faktor (unidimensional) dengan nilai loading yang tinggi. Keseluruhan pertanyaan dapat menjelaskan 55,754% variansi yang terjadi. Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pertanyaan-pertanyaan ini mencapai 0,84 sehingga dapat dinyatakan bahwa pertanyaan ini memiliki reliabilitas yang tinggi untuk mengukur variabel control beliefs. Tabel 4.10 Hasil Analisis Faktor dan Reliability Variabel Control Beliefs Component Kode
Pertanyaan
MSA 1
PBC5
Keyakinan tentang informasi mengenai telepon yang masih terbatas
0.703
0.820
PBC3
Keyakinan mengenai jarak untuk membeli telepon yang jauh
0.801
0.794
PBC4
Keyakinan mengenai tempat membeli kartu dan pulsa telepon yang jauh
0.819
0.738
PBC6
Keyakinan tentang informasi mengenai kartu telepon dan layanannya yang masih terbatas
0.648
0.732
PBC1
Keyakinan mengenai harga telepon yang mahal
0.843
0.702
PBC2
Keyakinan tentang harga pulsa telepon yang mahal
0.739
0.686
Barlett’s Test of Sphericity
0.000
Eigenvalue
3.345
% of Variance Explained
55.754
Cronbach’s Alpha
0.840
93
4.4.4. Analisis Faktor dan Reliability Attitude Toward Behavior
Terdapat tiga pertanyaan yang digunakan untuk mengukur langsung attitude toward behavior. Garis besar pertanyaan-pertanyaan ini diambil dari beberapa
penelitian lain yang menggunakan model TPB seperti pada penelitian Nasco (2007), McCarthy (2003) dan tuntunan pembuatan pertanyaan dari Ajzen 2006 dengan konteks intensi masyarakat pedesaan untuk memiliki dan menggunakan teknologi telekomunikasi telepon. Uraian pertanyaan dan kode pertanyaan untuk variabel attitude toward behavior dapat dilihat dalam tabel 4.11 Tabel 4.11 Tabel Pertanyaan dan Kode Pertanyaan Variabel Attitude Toward Behavior Pertanyaan
Kode
Telepon menguntungkan
ABD1
Telepon menimbulkan perasaan senang
ABD2
Telepon adalah hal yang baik
ABD3
Analisis faktor untuk variabel attitude toward behavior dilakuan dua kali, yang pertama dengan mengikutsertakan seluruh pertanyaan, dan pada analisis kedua hanya dua pertanyaan yang diikutsertakan yaitu ABD2 dan ABD3. Pertanyaan ABD1 tidak diikutsertakan pada analisis kedua karena memiliki loading yang paling rendah. Setelah dilakukan analisis pada faktor yang kedua, didapatkan bahwa faktor ini dapat menjelaskan variansi dengan lebih baik dari faktor yang pertama dan tetap memenuhi syarat analisis faktor lainnya sehingga peneliti memilih untuk memakai hasil analisis faktor yang dengan dua pertanyaan. Karena jumlah parameter pada variabel ini hanya ada dua, maka tidak dilakukan analisis reliabilitas karena analisis ini dilakukan pada jumlah parameter minimal 3 buah.
94
Tabel 4.12 Hasil Analisis Faktor dan Reliability Variabel Attitude Toward Behavior Component Kode
Pertanyaan
MSA 1
ABD2
Telepon menimbulkan perasaan senang
0.500
0.819
ABD3
Telepon adalah hal yang baik
0.500
0.819
Barlett’s Test of Sphericity
0.000
Eigenvalue
1.343
% of Variance Explained
67.158
4.4.5. Analisis Faktor dan Reliability Subjective Norm
Terdapat empat pertanyaan yang digunakan untuk mengukur langsung subjective norm. Garis besar pertanyaan-pertanyaan ini diambil dari beberapa penelitian lain
yang menggunakan model TPB seperti pada penelitian Nasco (2007), McCarthy (2003) dan tuntunan pembuatan pertanyaan dari Ajzen 2006 dengan konteks intensi masyarakat pedesaan untuk memiliki dan menggunakan teknologi telekomunikasi telepon. Uraian pertanyaan dan kode pertanyaan untuk variabel subjective norm dapat dilihat dalam tabel 4.13.
Tabel 4.13 Pertanyaan dan Kode Pertanyaan Variabel Subjective Norm Pertanyaan
Kode
Keinginan orang-orang yang penting bagi mereka agar mereka memiliki telepon
SND1
Tuntutan untuk memiliki telepon (dari orang-orang yang mereka anggap penting)
SND2
Pentingnya ijin untuk membeli telepon (dari orang-orang yang mereka anggap penting)
SND3
Pentingnya ijin untuk membeli kartu dan pulsanya (dari orangorang yang mereka anggap penting)
SND4
95
Dari hasil analisis faktor, setiap pertanyaan pada subjective norm memiliki nilai MSA lebih dari 0,5 dan Barlett’s Test of Sphericity yang signifikan sehingga variabel-variabel ini dapat dianalisis dengan menggunakan analisis faktor. Dari hasil analisis, empat pertanyaan mengelompok menjadi dua faktor dengan masingmasing anggota dua pertanyaan. Pertanyaan pada kedua faktor ini menunjukkan faktor loading yang tinggi dan mampu menjelaskan 70,935% variansi yang terjadi. Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pertanyaan-pertanyaan ini hanya mencapai 0,590 sehingga dapat dinyatakan bahwa pertanyaan ini hanya memiliki reliabilitas yang sedang untuk mengukur variabel subjective norm.
Tabel 4.14 Hasil Analisis Faktor dan Reliability Variabel Subjective Norm Component Kode
Pertanyaan
MSA 1
2
SND4
Pentingnya ijin untuk membeli kartu dan pulsanya (dari orang-orang yang mereka anggap penting)
0.533
0.910
SND3
Pentingnya ijin untuk membeli telepon (dari orang-orang yang mereka anggap penting)
0.547
0.839
SND1
Keinginan orang-orang yang penting bagi mereka agar mereka memiliki telepon
0.603
0.808
SND2
Tuntutan untuk memiliki telepon (dari orangorang yang mereka anggap penting)
0.716
0.746
Barlett’s Test of Sphericity
0.000
Eigenvalue Cumulative % of Variance Explained Cronbach’s Alpha
1.831
1.007
38.894
70.935
0.590
Dari hasil faktor terlihat bahwa terdapat dua faktor, faktor yang pertama adalah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pentingnya untuk meminta ijin dari orang-orang yang dianggap penting oleh responden baik itu untuk membeli dan menggunakan telepon maupun kartu telepon. Pada fakor kedua, terdapat dua pertanyaan yang mengelompok dengan persamaan pada kata “orang-orang yang
96
mereka anggap penting”, sehingga dua pertanyaan ini juga dapat dijadikan satu faktor. Perubahan pada hasil faktor ini digambarkan pada gambar
Gambar 4.3 Faktor Variabel Subjective Norm
4.4.6. Analisis Faktor dan Reliability Perceived Behavioral Control
Terdapat empat pertanyaan yang digunakan untuk mengukur langsung perceived behavioral control. Garis besar pertanyaan-pertanyaan ini diambil dari beberapa
penelitian lain yang menggunakan model TPB seperti pada penelitian Nasco (2007), McCarthy (2003) dan tuntunan pembuatan pertanyaan dari Ajzen 2006 dengan konteks intensi masyarakat pedesaan untuk memiliki dan menggunakan teknologi telekomunikasi telepon. Tabel 4.15 Pertanyaan dan Kode Pertanyaan Variabel Perceived Behavior Control Pertanyaan
Kode
Memiliki telepon adalah hal yang mudah
PBCD1
Tidak ada halangan untuk memilik telepon
PBCD2
Jika menginginkan telepon pasti memilikinya
PBCD3
97
Uraian pertanyaan dan kode pertanyaan untuk variabel perceived behavior conrol dapat dilihat dalam tabel 4.15. Dari hasil analisis faktor, setiap pertanyaan pada perceived behavior control memiliki nilai MSA lebih dari 0,5 dan Barlett’s Test
of Sphericity yang signifikan sehingga variabel-variabel ini dapat dianalisis dengan menggunakan analisis faktor.
Dari hasil analisis, ketiga pertanyaan
mengelompok menjadi satu faktor (unidimensional). Keseluruh pertanyaan dapat menjelaskan 54.774% variansi yang terjadi. Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pertanyaan-pertanyaan ini hanya mencapai 0,580 sehingga dapat dinyatakan bahwa pertanyaan ini hanya memiliki reliabilitas yang sedang untuk mengukur variabel perceived behavior control.
Tabel 4.16 Hasil Analisis Faktor dan Reliability Variabel Perceived Behavior Control Component Kode
Pertanyaan
MSA 1
PBCD2
Tidak ada halangan untuk memilik telepon
0.552
0.828
PBCD1
Memiliki telepon adalah hal yang mudah
0.571
0.755
PBCD3
Jika menginginkan telepon pasti memilikinya
0.650
0.623
Barlett’s Test of Sphericity
0.000
Eigenvalue
1.643
% of Variance Explained
54.773
Cronbach’s Alpha
0.580
4.4.7. Analisis Faktor dan Reliability Intention Terdapat tiga pertanyaan yang digunakan untuk mengukur langsung intention. Garis besar pertanyaan-pertanyaan ini diambil dari beberapa penelitian lain yang menggunakan model TPB seperti pada penelitian Nasco (2007), McCarthy (2003) dan tuntunan pembuatan pertanyaan dari Ajzen 2006 dengan konteks intensi
98
masyarakat pedesaan untuk memiliki dan menggunakan teknologi telekomunikasi telepon. Uraian pertanyaan dan kode pertanyaan untuk variabel intention dapat dilihat dalam tabel.
Tabel 4.17 Pertanyaan dan Kode Pertanyaan Variabel Intention Pertanyaan
Kode
Niat untuk memiliki telepon
I1
Usaha untuk memiliki telepon
I2
Komitmen untuk memiliki telepon
I3
Dari hasil analisis faktor, setiap pertanyaan pada intention memiliki nilai MSA lebih dari 0,5 dan Barlett’s Test of Sphericity yang signifikan sehingga variabelvariabel ini dapat dianalisis dengan menggunakan analisis faktor.
Dari hasil
analisis, ketiga pertanyaan mengelompok menjadi satu faktor (unidimensional). Keseluruh pertanyaan dapat menjelaskan 57.563% variansi yang terjadi. Dari tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha pertanyaan-pertanyaan ini hanya mencapai 0,629 sehingga dapat dinyatakan bahwa pertanyaan ini hanya memiliki reliabilitas yang sedang untuk mengukur variabel perceived behavior control. Tabel 4.18 Hasil Analisis Faktor dan Reliability Variabel Intention Component Kode
Pertanyaan
MSA 1
I2
Usaha untuk memiliki telepon
0.575
0.831
I3
Komitmen untuk memiliki telepon
0.607
0.757
I1
Niat untuk memiliki telepon
0.667
0.682
Barlett’s Test of Sphericity
0.000
Eigenvalue
1.727
% of Variance Explained
57.563
Cronbach’s Alpha
0.629
99
4.5.
Analisis Regresi Berganda
Untuk menguraikan hubungan yang dimiliki setiap variabel dalam model penelitian, digunakan metode menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari analisis faktor yang telah dilakukan pada tahap selanjutnya digunakan sebagai dasar pengelompokan data untuk setiap variabel yang telah teridentifikasi. Dalam analisis SPSS 15, pada histogram responden, ditemukan 3 outliers yang kemudian tidak diikutsertakan di dalam analisis selanjutnya sehingga jumlah keseluruhan data responden yang diolah sebanyak 138 orang. Jumlah ini masih di atas jumlah minimum sampel dari Hair (2006) yang menyebutkan minimal 100 sampel untuk analisis regresi, atau 5 kali jumlah variabel yang diteliti atau 15 sampai 20 kali variabel yang diteliti untuk hasil yang lebih baik. 4.5.1. Pengaruh Variabel Behavioral Beliefs (AB1, AB2 dan AB3) terhadap Attitude Towards Behavior (AB) Dari hasil analisis faktor sebelumnya, ditemukan bahwa behavioral beliefs terdiri dari tiga konstruk, yaitu keyakinan tentang telepon memudahkan untuk menghubungi seseorang, manfaat telepon untuk menghemat waktu dan manfaat telepon untuk menghemat biaya. Model hubungan yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi terdapat dalam gambar 4.4
Gambar 4.4 Model Pengaruh Variabel Behavioral Beliefs terhadap Attitude Toward Behavior
100
Dari hasil analisis regresi ditemukan bahwa model yang diajukan untuk menjelaskan hubungan antara variabel behavioral beliefs dengan attitude towards behavior terbukti signifikan. Dari tiga variabel independent yang mempengaruhi
variabel attitude towards behavior, variabel AB2 adalah variabel yang paling signifikan dengan nilai β sebesar 0,278. Hasil analisis SPSS 15 dapat dilihat di dalam lampiran sedangkan rangkuman hasil analisis dapat dilihat di dalam tabel 4.19 Tabel 4.19 Hasil pengolahan Analisis Regresi untuk Variabel Behavioral Beliefs terhadap Attitude Toward Behavior Beta (Standardized)
Variabel Terikat: Intensi Variabel Bebas:
AB1
-0.025
AB2
0.278*
AB3
0.155
R Square
.143
Adjusted R Square
.123
F Change
7.425**
Ket: *p<0.05, **p<0.01
4.5.2. Pengaruh Variabel Normative Beliefs (SNF1 dan SNF2) terhadap Subjective Norm (SN)
Dari hasil analisis faktor sebelumnya, ditemukan bahwa normative beliefs terdiri dari dua faktor, yaitu keyakinan tentang pengaruh pendapat teman dalam membeli telepon dan kartunya serta keyakinan tentang pengaruh pendapat keluarga dalam membeli telepon dan kartunya. Model hubungan yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi terdapat dalam gambar 4.5
101
Gambar 4.5 Model Pengaruh Variabel Normative Beliefs terhadap Subjective Norm
Dari hasil analisis regresi ditemukan bahwa model yang diajukan untuk menjelaskan hubungan antara variabel normative beliefs dengan subjective norm terbukti signifikan. Seluruh variabel independent yang mempengaruhi variabel attitude towards behavior, terbukti signifikan dengan nilai β sebesar 0,214 untuk
SNF1 dan 0,207 untuk SNF2. Hasil analisis SPSS 15 dapat dilihat di dalam lampiran sedangkan rangkuman hasil analisis dapat dilihat di dalam tabel 4.20.
Tabel 4.20 Hasil pengolahan Analisis Regresi untuk Variabel Variabel Normative Beliefs terhadap Subjective Norm Variabel Terikat: Intensi Variabel Bebas:
Beta (Standardized) SNF1
0.214**
SNF2
0.207*
R Square
.128
Adjusted R Square
.115
F Change
9.900**
Ket: *p<0.05, **p<0.01
102
4.5.3. Pengaruh Control Beliefs (PBC1, PBC2, PBC3, PBC4, PBC5 dan PBC6) terhadap Perceived Behavior Control (PBC) Dari hasil analisis faktor sebelumnya, ditemukan bahwa normative beliefs terdiri dari satu faktor yang memiliki 6 konstruk, yaitu keyakinan tentang mahalnya harga telepon, tentang mahalnya harga pulsa telepon, tentang jauhnya jarak untuk membeli telepon, jauhnya tempat membeli kartu dan pulsa telepon, terbatasnya informasi mengenai telepon dan terbatasnya informasi mengenai kartu telepon dan layanannya. Model hubungan yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi dapat dilihat dalam gambar 4.6.
Gambar 4.6 Model Pengaruh Variabel Control Beliefs terhadap Perceived Behavioral Control
Control Beliefs Keyakinan mengenai mahalnya harga telepon (PBC1) Keyakinan tentang mahalnya harga pulsa telepon (PBC2) Keyakinan mengenai jauhnya jarak untuk membeli telpon (PBC3)
Perceived Behavioral Control ( PBC )
Keyakinan mengenai jauhnya tempat membeli kartu dan pulsa telepon (PBC4) Keyakinan mengenai terbatasnya informasi mengenai telepon (PBC5) Keyainan tentang terbatasnya informasi mengenai kartu telepon dan layanannya (PBC6)
Dari hasil analisis regresi ditemukan bahwa model yang diajukan untuk menjelaskan hubungan antara variabel control beliefs dengan perceived behavioral control tidak terbukti signifikan. Hampir seluruh variabel independent yang
mempengaruhi variabel attitude towards behavior, terbukti tidak signifikan. Hanya satu dari enam konstruk yang ada terbukti signifikan, yaitu PBC4 dengan nilai β
103
sebesar -0,233. Hasil analisis SPSS 15 dapat dilihat di dalam lampiran sedangkan rangkuman hasil analisis dapat dilihat di dalam tabel 4.21.
Tabel 4.21 Hasil pengolahan Analisis Regresi untuk Variabel Control Beliefs terhadap Perceived Behavioral Control Beta (Standardized)
Variabel Terikat: Intensi Variabel Bebas:
PBC1
-0.029
PBC2
0.006
PBC3
0.071
PBC4
-0.233*
PBC5
0.008
PBC6
-0.065
R Square
0.052
Adjusted R Square
0.009
F Change
1.206
Ket: *p<0.05, **p<0.01
4.5.4. Pengaruh Variabel Attitude Towards Behavior (AB), Subjective Norm (SNDF1 dan SNDF2) dan Perceived Behavior Control (PBC) terhadap Intention (I)
Dari hasil analisis faktor sebelumnya, ditemukan bahwa attitude towards behavior dan perceived behavior control memiliki konstruk yang unidimensional sehingga nilai yang dianalisis merupakan rata-rata dari jawaban konstruk pembentuknya. Dari analisis faktor dihasilkan bahwa terdapat dua faktor yang mewakili subjective norm yaitu pentingnya izin dari orang-orang yang dianggap penting untuk
membeli telepon, kartu dan pulsa, serta tuntutan dari orang-orang yang mereka anggap penting agar mereka memiliki telepon. Model hubungan yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi dapat dilihat dalam gambar 4.7.
104
Gambar 4.7 Model Pengaruh Variabel Attitude Toward Behavior Control tehadap Intention
Dari hasil analisis regresi ditemukan bahwa model yang diajukan untuk menjelaskan hubungan antara variabel attitude toward behavior, subjective norm dan perceived behavior control dengan intention terbukti signifikan.
Tabel 4.22 Hasil pengolahan Analisis Regresi untuk Variabel Attitude Toward Behavior Control, Subjective Norm dan Perceived Behavior Control tehadap Intention Beta (Standardized)
Variabel Terikat: Intensi Variabel Bebas:
AB
0.217**
SNDF1
0.107
SNDF2
0.140
PBC
0.209*
R Square
0.185
Adjusted R Square
0.160
F Change
7.542**
Ket: *p<0.05, **p<0.01
105
Dari model tersebut, dua variabel independen AB dan PBC terbukti memiliki nilai
β yang signifikan. Hasil analisis SPSS 15 dapat dilihat di dalam lampiran sedangkan rangkuman hasil analisis dapat dilihat di dalam tabel 4.22.
4.5.5. Pengaruh Attitude Towards Behavior (AB), Subjective Norm (SNDF1 dan SNDF2) terhadap Intention (I) yang Dimoderasi Oleh Perceived Behavior Control (PBC)
Selain memodelkan hubungan langsung antara variabel attitude toward behavior, subjective norm dan perceived behavior control dengan intention, maka dilihat
juga perubahan hubungan antara variabel ini dengan mengubah peran variabel perceived behavior control yang semula sebagai variabel independen menjadi
variabel moderator. Model hubungan yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi dapat dilihat dalam gambar 4.8.
Gambar 4.8 Model Pengaruh Variabel Attitude Toward Behavior, Subjective Norm Terhadap Intention yang Dimoderasi Oleh Perceived Behavior Control Attitude Toward Behavior (AB)
Subjective Norm
Intention (I)
Keyakinan tentang pengaruh pendapat teman dalam membeli telepon dan kartunya (SNF1) Keyakinan tentang pengaruh pendapat keluarga dalam membeli telepon dan kartunya (SNF2)
Perceived Behavioral Control ( PBC )
106
Dari hasil analisis regresi ditemukan bahwa model yang diajukan ketika variabel perceived behavior control dijadikan variabel moderator terbukti tidak signifikan.
Hasil analisis SPSS 15 dapat dilihat di dalam lampiran sedangkan rangkuman hasil analisis dapat dilihat di dalam tabel 4.22. Tabel 4.23 Hasil pengolahan Analisis Regresi untuk Variabel Attitude Toward Behavior, Subjective Norm Terhadap Intention yang Dimoderasi Oleh Perceived Behavior Control Beta (Standardized) Variabel Terikat: Intensi Variabel Bebas:
Variabel Moderator Efek Moderator:
Model 1
Model 2
AB
0.237
-0.314
SNF1
0.125
1.280**
SNF2
0.183
0.378
PBC
0.785
ABxPBC
0.884
SNF1xPBC
-1.670*
SNF2xPBC
0,318
R Square
0,145
0,186
Adjusted R Square
0,125
0,186
R Square Change
0,145
0,43
F Change
7,547**
2,415
Ket: *p<0.05, **p<0.01
107