4 DIFERENSIAL Diferensial merupakan topik yang cukup 'baru' dalam matematika. Dimulai sekitar tahun 1630 an oleh Fermat ketika menghadapi masalah menentukan garis singgung kurva, dan juga masalah menentukan maksimum atau minimum fungsi. Kemudian, kaitan antara garis singgung kurva dan velositas atau kecepatan suatu benda bergerak ditemukan pada masa berikutnya sekitar tahun 1660 an oleh Sir Isaac Newton (1642-1727). Selanjutnya, Newton mengembangkan temuan ini menjadi teori uksi yang didasarkan ide intuitif dari limit; didalamnya muncul konsep diferensial dimana beberapa istilah dan notasi diciptakan. Pada pihak lain, secara terpisah Gottfried Leibniz (1646-1716) sekitar tahun 1680 menyelidiki bahwa luas daerah di bawah kurva dapat dihitung dengan membalik proses diferensial.
Teknik menarik Leibniz ini dapat memecahkan masalah yang sebelumnya
sangat sulit menjadi sangat mudah; merupakan pemicu ketertarikan bagi banyak matematikawan melakukan riset pengembangan dan dihasilkan teori koheren yang dewasa ini menjadi
kalkulus diferensial dan kalkulus integral.
Pada bab ini kita akan memahami teori diferensial dimana diasumsikan bahwa mahasiswa sudah memahami interprestasi sika dan geometris dari derivatif suatu fungsi. Diingatkan bahwa teori diferensial dan teori diferensial adalah dua topik yang konsepnya berbeda, namun keduanya dihubungkan oleh teorema fundamental kalkulus. Teori integral akan dipelajari pada bab berikutnya.
4.1 Pengertian derivatif Pada sub bab ini mahasiswa harus memahami beberapa pengetahuan dan keterampilan berikut : 1. Memahami denisi derivatif fungsi di suatu titik. 2. Memahami maksud istilah derivatif dan diferensial. 3. Menentukan derivatif fungsi di suatu titik dengan menggunakan denisi. 4. Memahami hubungan antara fungsi kontinu dan fungsi terdiferensial. 5. Memahami dan membuktikan sifat-sifat aljabar derivatif. 6. Memahami aturan rantai sebagai aturan diferensial untuk fungsi komposisi 7. Membuktikan (teorema) aturan rantai 8. Menggunakan sifat-sifat derivatif dan aturan rantai untuk menentukan derivatif suatu fungsi.
1
4 DIFERENSIAL 9. Memahami teorema yang menghubungkan derivatif fungsi dan derivatif fungsi inversnya. 10. Mengkaji masalah-masalah kritis yang berkaitan dengan konsep diferensial, seperti a) fungsi yang kontinu di mana-mana tetapi tidak terdiferensial di mana-mana b) ketakberlakuan aturan rantai jika ada syarat pada hipotesis yang tidak dipenuhi. c) ketakberlakuan torema pada indikator 9 jika fungsinya tidak naik tegas d) dll Sungguh banyak tuntutan pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai oleh mahasiswa. Bayangkan, ini hanya untuk 1 sub pokok bahasan. Padahal kita masih akan mempelajari 3 sub pokok bahasan yang lebih luas lagi yaitu Teorema nilai rata-rata (TNR), aturan L'Hospital dan Teorema Taylor. Tidak ada pilihan kecuali wajib memenuhi tuntutan seperti ini, kecuali kalau nanti siap menjadi sarjana 'ecek-ecek'.
Hanya sistem
pembelajaran berpusat pada mahasiswa sajalah yang dimungkinkan dapat mencapai tuntutan seperti ini.
Mahasiswa yang pasif, hanya 'nrimo' dan pasrah pada nasib di-
pastikan tidak mungkin dapat 'eksis', akhirnya TERSINGKIR. Semangat dan motivasi mempunyai kekuatan luar biasa dalam mencapai sukses belajar, bukan kecerdasan.
Denisi 4.1. dikatakan berlaku
I ⊂ R suatu interval, dan f : I −→ R, c ∈ R. Bilangan real L derivatif f di titik c jika diberikan sebarang ε > 0 terdapat δ > 0 sehingga f (x) − f (c) x ∈ I dimana 0 < |x − c| < δ −→ − L < ε. (4.1) x−c Misalkan
Dalam kasus ini dikatakan
Lihat kembali denisi
f
terdiferensial di
limx→c g(x) = L,
c,
ditulis
f 0 (c) = L. (c) dalam g(x) := f (x)−f x−c f di c diberikan oleh
kemudian diambil
spresi (4.1). Dengan demikian dapat dikatakan, derivatif
f (x) − f (c) x→c x−c
f 0 (c) = lim
ek-
(4.2)
asalkan limit ini ada. Sebelum lanjut, pahami dulu maksud Denisi 4.1, pahami mengapa ekspresi (4.1) dapat ditulis ke dalam bentuk (4.2). Fungsi
f
dikatakan terdiferensial di
terdiferensial pada
I
c
f 0 (c) ada. Fungsi f dikatakan c ∈ I. Sampai di sini seharusnya
jika derivatifnya
jika ia terdiferensial di setiap
sudah jelas perbedaan istilah derivatif dan diferensial. Istilah 'turunan' adalah bentuk nasionalisasi istilah 'derivative'.
Contoh 4.1. R.
Perhatikan fungsi
f (x) := x2 , untuk x ∈ R.Misalkan c titik sebarang dalam
Diperoleh
f (x) − f (c) x2 − c2 = lim = lim (x + c) = 2c. x→c x→c x − c x→c x−c
f 0 (c) = lim
2
4 DIFERENSIAL Karena
f 0 (c) = 2c terdenisi untuk setiap c ∈ R maka diperoleh f 0 (x) = 2x untuk x ∈ R.
Dua sifat, kekontinuan dan keterdiferensialan ternyata memiliki hubungan implikasi seperti diungkapkan pada Teorema berikut.
Teorema 4.1. sial di
c
maka
Misalkan
f
kontinu
I⊂R di c.
Bukti. Lihat kembali denisi
x 6= c,
f
suatu interval, dan
c
kontinu di
f : I −→ R, c ∈ R.
pada bab sebelumnya.
Jika
f
Untuk
terdiferen-
x ∈ I
dan
dibentuk
f (x) − f (c) = Karena
f 0 (c)
f (x) − f (c) x−c
(x − c).
ada, kemudian dengan memasangkan limit pada kedua ruas per-
samaan ini dan gunakan sifat limit hasil kali fungsi maka diperoleh
f (c), yaitu f
kontinu di
c.
limx→c f (x) =
(lengkapi tahapan yang dihilangkan pada bukti ini)
Dengan teorema ini, dapatkah Anda menyimpulkan lebih luas mana, himpunan fungsi terdiferensial atau himpunan fungsi kontinu ? Teorema ini
|x|, x ∈ R.
tidak
→
mengatakan kontinu
Fungsi ini jelas kontinu di
Sekarang perhatikan untuk
0
Dengan mengambil limit satu sisi di
x→0−
Diperhatikan fungsi
0
(
1 −1
jika jika
x>0 x < 0.
maka diperoleh hasil sebagai berikut
f (x) − f (0) |x| = lim = −1 − x−0 x x→0
dan
lim
x→0+
f (x) − f (0) |x| = lim = +1. + x−0 x x→0
Karena kedua limit satu sisi tidak sama maka disimpulkan sehingga
f 0 (0)
f (x) :=
x 6= 0,diperoleh
f (x) − f (0) |x| = = x−0 x
lim
diferensial.
(lihat kembali bab kekontinuan semester lalu).
tidak ada. Jadi,
f
tidak terdiferensial di
Pahami dulu sajian dalam kotak di atas.
limx→0
f (x)−f (0) tidak ada x−0
0.
Berikut ini diberikan masalah kritis yang
berkaitan dengan kekontinuan dan keterdiferensialan.
Kritis 1.
Pada tahun 1872, Karl Weirestrass mendenisikan fungsi
takhingga berikut
f (x) :=
f
dalam bentuk deret
∞ X 1 cos(3n x). 2n
n=0
Ternyata fungsi ini kontinu di mana-mana tetapi tidak terdiferensial di mana-mana. Buktinya sangat sulit. Tapi bagi mahasiswa berjiwa peneliti/penemu akan mencari tahu bagaimana cara membuktikan fakta ini. Banyak sumber belajar yang dapat digunakan,
3
4 DIFERENSIAL 2
1.5
1
0.5
0
−0.5
−1
−1.5
−2 −3
−2
−1
0
1
2
3
Gambar 4.1: Grak fungsi Weierstrass seperti informasi melalui buku cetak ataupun referensi elektronik pada jaringan internet. Untuk jumlah parsial
5
suku pertama (n
f (x) = cos x +
= 4)
fungsi ini berbentuk
1 1 1 1 cos 3x + cos 9x + cos 27x + cos 81x 2 4 8 16
dan graknya diberikan sebagai berikut.
Sifat aljabar diferensial
Teorema 4.2. g : I −→ R
Misalkan
I ⊂ R suatu c maka
interval, dan
c ∈ R.
Bila fungsi
f : I −→ R
dan
terdiferensial di
a. untuk sebarang
α ∈ R,
fungsi
(αf )
terdiferensial di
c,
dimana
(αf )0 (c) = αf (c) b. fungsi jumlahan
f +g
terdiferensial di
c,
yaitu
(f + g)0 (c) = f 0 (c) + g 0 (c) c. fungsi perkalian
fg
terdiferensial di
c,
f /g
(4.4)
dimana
(f g)0 (c) = f 0 (c)g(c) + f (c)g 0 (c) d. fungsi hasil bagi
(4.3)
c asalkan g(c) 6= 0, dimana 0 f 0 (c)g(c) − f (c)g 0 (c) f (c) = . g (g(c))2
(4.5)
terdiferensial di
4
(4.6)
4 DIFERENSIAL Bukti. Hanya diberikan outline bukti untuk bagian c, sedangkan yang lainnya sudah di-
tulis dengan jelas pada buku paket. Silahkan dipelajari sendiri! Ketidaklengkapan ini harusnya dijadikan sarana untuk belajar mandiri, kecuali orang-orang pemalas (bukan bodoh) yang bermental untuk
x 6= c
kuli dan pengemis.
Misalkan
p := f g,
maka
kita mempunyai bentuk berikut :
p(x) − p(c) x−c
= = =
f (x)g(x) − f (c)g(c) x−c f (x)g(x) − f (c)g(x) + f (c)g(x) − f (c)g(c) x−c f (x) − f (c) g(x) − g(c) · g(x) + f (c) · . x−c x−c
Perhatikan pada baris kedua, pembilang ditambah dengan suku
−f c)g(x)+f (c)g(x)
suatu kuantitas bernilai nol sehingga tidak merubah apa-apa.
Tujuannya agar
diperoleh bentuk pada denisi diferensial seperti tampak pada baris berikutnya. Dengan menggunakan fakta
g
kontinu di
c
(mengapa ?), yaitu
limx→c g(x) = g(c),
dan fakta yang diketahui pada hipotesis teorema maka diperoleh
p(x) − p(c) = f 0 (c)g(c) + f (c)g 0 (c), x→c x−c lim
yaitu disimpulkan
p = fg
terdiferensial di
c.
Perjelas langkah-langkah yang masih bolong pada pembuktian ini, kemudian buktikan bagian lainnya yang belum disinggung.
f dan g . Sesungguhnya dapat dikemf1 , f2 , · · · , fn dengan menggunakan prinsip in-
Kalau pada teorema ini hanya terlibat dua fungsi bangkan untuk berhingga banyak fungsi
duksi matematika. Kita amati untuk sifat jumlahan fungsi terdiferensial berikut.
Corollary 1. dan
f1 f2 · · · fn
Jika fungsi
f1 , f2 , · · · , fn terdiferensial c, dimana
di
c∈I
maka
f1 + f2 + · · · + fn
terdiferensial di
(f1 + f2 + · · · + fn )0 (c) = f10 (c) + f20 (c) + · · · + fn0 (c) 0
(f1 f2 · · · fn ) (c) =
f10 (c)f2 (c) · · · fn (c)
+
(4.7)
f1 (c)f20 (c) · · · fn (c)
+ · · · + f1 (c)f2 (c) · · · fn0 (c).
(4.8)
Suatu kejadian khusus pada sifat diferensial perkalian adalah bilamana
fn := f
maka berlaku
0
(f n ) (c) = n (f (c))n−1 f 0 (c).
Tunjukkan mengapa ? Lebih khusus lagi bila
g(x) :=
f1 = f2 = · · · =
f (x) = x,
(4.9) maka
f n (x) = xn .
Tulis saja
xn , maka diperoleh g 0 (x) = n (f (x))n−1 f 0 (x) = nxn−1 · 1 = nxn−1 .
5
(4.10)
4 DIFERENSIAL Fakta ini sudah Anda kenal dengan baik pada kalkulus, yaitu bila
y = xn
maka
y0 =
nxn−1 . Notasi lain yang digunakan untuk
f , yaitu f = f (x).
Notasi
f0
adalah
Df
dan
df dx bila
x variabel bebas pada fungsi
df dx dikenal dengan notasi Leibniz salah seorang founding father
kalkulus diferensial.
Aturan rantai (chain
rule )
Ketika Anda di SMA atau pada kuliah kalkulus dasar tentunya tidak asing lagi proses menentukan turunan fungsi
y = sin
√
1 + x2
seperti berikut :
d p 1 + x2 · 1 + x2 dx p d 1 · = cos 1 + x2 · √ 1 + x2 2 1 + x2 dx p 1 = cos 1 + x2 · √ · 2x 2 1 + x2 p x · = cos 1 + x2 · √ 1 + x2
y 0 = cos
p
Semuanya paham prosedur tersebut di atas, ada yang kurang paham. Segeralah sadar dan insyaah!....Pertanyaannya, apa dasar Anda boleh melakukan langkah-langkah ini ? Bagaimana pembenarannya ? Pada bagian ini kita membahas turunan fungsi komposisi
g ◦ f.
Teorema 4.3.
J interval pada R, dan misalkan g : I → R, f : J → R adalah fungsi-fungsi dimana f (J) ⊆ I , dan misalkan c ∈ J . Bila f terdiferensial di c dan g terdiferensial di f (c) maka fungsi komposisi g ◦ f terdiferensial di c, dimana (g ◦ f )0 (c) = g 0 (f (c)) · f 0 (c). (4.11) [Aturan Rantai] Misalkan
I
dan
Bukti. Fakta yang diketahui pada teorema ini adalah di
c
dan
g
terdiferensial di
berikut
f (c). Tulis d := f (c) (
G(y) := Karena
g
disimpulkan
G◦f
juga
bila
y ∈ I, y 6= d,
bila
y = d.
g 0 (d) ada dan berlaku limy→d G(y) = g 0 (d) = G(d) G kontinu di d. Karena f kontinu di c dan f (J) ⊆ I maka kontinu di c (justikasi !, mengapa?), sehingga berlaku
terdiferensial di
maka diperoleh bahwa
g(y)−g(d) y−d g 0 (d)
c ∈ J , f (J) ⊆ I , f terdiferensial G : I → R sebagai
dan didenisikan
d,
yaitu
lim (G ◦ f )(x) = (G ◦ f )(c) = G(f (c)) = G(d) = lim G(y) = g 0 (d) = g 0 (f (c))
x→c
y→d
6
(4.12)
4 DIFERENSIAL ditulis
limx→c (G ◦ f )(x) = g 0 (f (c)).
Menurut denisi fungsi
G
maka diperoleh
g(y) − g(d) = G(y)(y − d) untuk setiap
y ∈ I.
(Mengapa?). Jadi, untuk
x∈J
dan misalkan
y = f (x) maka berlaku
g ◦ f (x) − g ◦ f (c) = g (f (x)) − g (f (c)) = g(y) − g(d) = G(y)(y − d) = G (f (x)) (y − d) = G ◦ f (x)(f (x) − f (c)). Untuk
x 6= c, kita bagi kedua ruas persamaan yang baru diperoleh dengan x−c, diperoleh f (x) − f (c) g ◦ f (x) − g ◦ f (c) = G ◦ f (x) x−c x−c
Diambil limit mendekati
g ◦ f (x) − g ◦ f (c) x→c x−c lim
c
pada kedua ruas maka diperoleh,
f (x) − f (c) f (x) − f (c) = lim G ◦ f (x) · lim x→c x→c x→c x−c x−c 0 0 0 ↔ (f ◦ g) (c) = g (f (c)) · f (c). =
lim G ◦ f (x)
Pahami betul setiap langkah dan pembenaran pada bukti di atas!.
√ h(x) = sin 1 + x2 dapat dipandang sebagai komposisi fungsi h = g ◦ f dimana g(x) = sin x dan f (x) = √ √ 1 + x2 . Kemudian, fungsi f (x) = 1 + x2 suatu komposisi fungsi f = g1 ◦ f1 dimana √ g1 (x) = x dan f1 (x) = 1 + x2 . Untuk fungsi komposisi yang terdiri dari tiga fungsi
Contoh 4.2.
Pada ilustrasi awal sub pokok bahasan ini, fungsi
seperti ini, aturan rantai dapat diperumum sebagai
(g ◦ g1 ◦ f1 )0 (c) = g 0 (g1 ◦ f1 (c)) · g10 (f1 (c)) · f 0 (c). Cek kebenaran prosedur di atas dengan formula ini ! Contoh berikut adalah cara lain membuktikan turunan fungsi
f n := f f · · · f . | {z } n f aktor
Contoh 4.3. ny n−1 dan
fn
Misalkan
=g◦f
f :I→R
terdiferensial pada
I
dan
g(y) = y n .
Karena
g 0 (y) =
maka berdasarkan aturan rantai diperoleh
(g ◦ f )0 (x) = g 0 (f (x)) · f 0 (x), yaitu
(f n )0 (x) = n (f (x))n−1 f 0 (x)
untuk setiap
x ∈ I.
Contoh berikut ini menentukan derivatif fungsi dengan menggunakan aturan rantai dan denisi derivatif.
7
4 DIFERENSIAL
Contoh 4.4.
Misalkan fungsi
f
didenisikan sebagai berikut
( x2 sin(1/x) f (x) := 0 Tentukan
x 6= 0 . bila x = 0 bila
f 0 (x)?
Penyelesaian. Untuk
x 6= 0
kita dapat menggunakan aturan rantai bersamaan dengan
formula turunan hasil kali, yaitu diperoleh
f 0 (x) = 2x sin(1/x) − cos(1/x), Untuk
untuk
x = 0 tidak ada aturan yang dapat digunakan.
x 6= 0.
Oleh karena itu dikembalikan
ke denisi originalnya, yaitu
f (x) − f (0) x2 sin(1/x) = lim = lim x sin(1/x) = 0. x→0 x→0 x→0 x−0 x
f 0 (0) = lim
Langkah terakhir menggunakan hasil yang pernah dipelajari pada pokok bahasan
f terdiferensial pada R dengan ( 2x sin(1/x) − cos(1/x) bila x 6= 0 f 0 (x) := . 0 bila x = 0
limit, ingatkah?...lihat lagi. Jadi fungsi
Ingat nilai
0
pada derivatif
Diperhatikan bahwa fungsi
x=0
f
f0
(cabang bawah) tidak diperoleh dari
kontinu di
0 (mengapa ?), f tidak kontinu di
x=0 0.
tetapi fungsi
f0
derivatif
f (0) = 0.
tidak mempunyai limit di
Fungsi invers Pada bagian ini dibahas hubungan derivatif fungsi dan derivatif inversnya, seperti diungkapkan pada teorema berikut.
Teorema 4.4.
I ⊂ R suatu interval, dan f : I −→ R fungsi monoton tegas J = f (I) dan g : J −→ R monoton tegas dan kontinu, invers f terdiferensial di c ∈ I dan f 0 (c) 6= 0, maka g terdiferensial di d := f (c), Misalkan
dan kontinu pada fungsi
f.
Bila
I.
Bila
dimana
g 0 (d) = Bukti. Dapat dilihat pada buku teks.
1 f 0 (c)
=
1 f 0 (g(d))
.
(4.13)
Untuk sementara dilewatkan dulu memahami buktinya, tapi pahami dulu maksud teoremanya. Untuk memahami teorema ini, beberapa istilah: fungsi kontinu, monoton tegas, fungsi invers harus dipahami kembali.
8
4 DIFERENSIAL
Contoh 4.5.
n ∈ N, I := [0, ∞) dan misalkan f (x) = xn . Dengan mudah dapat dimengerti bahwa f monoton tegas dan kontinu pada I , sehingga inversnya ada 1/n untuk y ∈ J := [0, ∞) juga monoton tegas, kontinu. Diketahui pula yaitu g(y) = y 0 n−1 0 f (x) = nx untuk semua x ∈ I . Jadi berdasarkan hal ini, jika y > 0 maka g (y) ada, Misalkan
yaitu
1
g 0 (y) =
f 0 (g(y))
Akhirnya disimpulkan
=
1 1 1 . n−1 = n−1 = (n−1)/n ny n (g(y)) n y 1/n
g 0 (y) = n1 y (1/n)−1 , y > 0.
Soal-soal yang dipecahkan 1. Gunakan denisi untuk menentukan derivatif fungsi berikut a)
f (x) := x3 , x ∈ R
b)
k(x) :=
√1 , x
x>0
Penyelesaian. Untuk (a), ambil sebarang
f (x) − f (c) x→c x−c
f 0 (c) := lim
c ∈ R.
Diperoleh
x3 − c3 x→c x − c (x − c)(x2 + xc + c2 ) = lim x→c x−c 2 = c + c · c + c2 = lim
= 3c2 . Ada beberapa langkah yang sengaja tidak diberikan secara eksplisit. Tugas mahasiswalah yang harus melengkapinya. Jadi
R.
c > 0.
Untuk (b), diambil sebarang
k(x) − k(c) x→c x−c
k 0 (c) := lim
= lim
√1 x
x > 0.
2. Tunjukkan fungsi
untuk setiap
x∈
Didapat
−
√1 c
x−c √ √ ( c − x) √ = lim x→c (x − c) xc √ √ ( c − x) √ √ √ = lim √ √ x→c xc( x − c)( x + c) −1 1 1 √ =− √ =− √ . = lim √ √ x→c xc( x + c) c·2 c 2c c x→c
Karena bentuk ini terdenisi untuk setiap
− 2x1√x ,
f 0 (x) = 3x2
c > 0
maka diperoleh
f (x) := x1/3 , x ∈ R
tidak terdiferensial di
9
x = 0.
k 0 (x) =
4 DIFERENSIAL Penyelesaian. Dibentuk pecahan yang mengarah pada
f 0 (0),
yaitu
f (x) − f (0) x1/3 − 0 1 = = 2/3 . x−0 x x 1 tidak ada (Petunjuk: gunakan krix2/3 f (x)−f (0) teria barisan untuk limit !). Karena limx→0 tidak ada maka disimx−0 0 pulkan f (0) tidak ada.
Selanjutnya tunjukkan bahwa
3. Misalkan fungsi
Buktikan
f
f
limx→0
terdenisi pada
R dengan ( x2 jika x f (x) := 0 jika x
terdiferensial di
0,
dan tentukan
rasional irrasional.
f 0 (0)!
Penyelesaian. Berdasarkan denisi fungsi ini diperoleh
f (x)−f (0) bentuk x−0
=
f (x) = x Selanjutnya, ditunjukkan ke
0,
f (xn ) = xn Jadi apapun kasusnya barisan
= 0.
Diperhatikan
( x 0
jika jika
x x
rasional irrasional.
f (x) x . Misalkan (xn ) barisan yang konvergen f (xn ) sebagai berikut xn
limx→0
maka diperoleh barisan
0 dan f (0)
f (0) = 0.
f (x) x , diperoleh
( xn jika xn 0 jika xn f (xn ) xn
rasional irrasional.
konvergen ke
0.
Terbukti limitnya ada
4. Tentukan turunan dan sederhanakanlah !
x 1+x2
a)
f (x) :=
b)
h(x) := sin xk
m
,
m, k ∈ N.
Penyelesaian. Untuk (a) dikerjakan sendiri, cukup gunakan aturan turunan hsil
bagi. Untuk (b), digunakan aturan rantai berikut :
d sin xk dx d k = m(sin xk )m−1 · cos xk · x dx = m(sin xk )m−1 · cos xk · kxk−1
h0 (x) = m(sin xk )m−1 ·
= kmxk−1 (sin xk )m−1 · cos xk .
10
4 DIFERENSIAL 5. Misalkan
n∈N
dan
f :R→R
didenisikan sebagai berikut
( xn f (x) := 0 Tentukan nilai
n
untuk untuk
x≥0 . x<0
apa saja yang membuat fungsi ini kontinu di
sama yang membuat fungsi ini terdiferensial di
0.
Pertanyaan yang
0.
0: limx→0 f (x) = f (0) = 0. Agar syarat ini limx→0 xn = 0. Syarat ini otomatis dipenuhi untuk setiap bilangan aslin. Jadi fungsi ini kontinu untuk setiap n ∈ N.Untuk keterdiferensialan di 0, diperhatikan bentuk berikut ( xn−1 jika x ≥ 0 f (x) − f (0) f (x) = = . x−0 x 0 jika x < 0
Penyelesaian. Syarat kontinu di
dipenuhi maka haruslah
Agar
f 0 (0)
ada maka haruslah
limx→0
f (x)−f (0) ada. Agar limit ini ada maka x−0
nilainya haruslah nol. Jadi, harus dipenuhi
lim xn−1 = 0.
x→0 Keadaan ini hanya dipenuhi oleh dipenuhi?)
(Mengapa
n = 1
tidak
f : R → R terdiferensial di c dan f (c) = 0. 0 hanya bila f (c) = 0.
6. Misalkan bila
n = 2, 3, · · · .
Penyelesaian.
11
Buktikan
g(x) := |f (x)|terdiferensial